Anda di halaman 1dari 30

Laboratorium Mekanika Tanah

Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik


Universitas Indonesia
Nama Praktikan

: 1. Morla Gabriella Agnes


(1306369144)
2.Alfaizs Vi Afkara
(1306369371)
3.Ika Alam Sari(1306369472)
4. Hilmy Darmawan
(1306413555)

K e l o m p o k
Tanggal Praktikum

: R
: 1 9

S e p t e m b e r

5
2 0 1 5

J u d u l P r a k t i k u m : Triaxial UU (Unconsolidated Undrained) Tes t


A s i s t e n :
Paraf dan Nilai :

I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan Dan Referensi
ASTM D 2850"Standard Test Methods for Uncosolidated-Undrained
Triaxial Compression Test on Cohesive Soils"
SNI 03-4813-1998 Rev. 2004"Cara Uji Triaxial untuk Tanah Kohesif dalam
Keadaan tidak Terkonsolidasi dan tidak Terdrainase (UU)"

B. Maksud Dan Tujuan


Untuk mengetahui parameter kuat geser tak terdrainasi suatu tanah
(undrained shear strength), yaitu berupa sudut geser tanah ( dan nilai

kohesi (c).
C. Alat Dan Bahan
1. Alat

Unit Mesin Triaxial Test

Alat Pemasang Membran Karet pada Tanah Uji

Hydraulic extruderBesar

Hydraulic extruder Kecil

Cetakan Silinder Kecil Tanah Uji

Gergaji kawat atau Pisau

Triaxial UU Test1

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Jangka Sorong

Spatula

Pelumas (Oli)

Sikat Gigi

Can

Timbangan

Oven
2. Bahan

Sampel tanah undisturbed (sampel tanah tak terganggu)

D. Teori Dan Rumus Yang Digunakan


Salah satu tujua dari pengujiann ini adalah untuk menentukan parameter
kuat geser tanah.parameter ini didefinisikan dengan persamaan umum
Coulomb:
=c+ n tan

(1.1)

Dimana:

= Kuat geser (kPa, ksf, psi, dll)

= Kohesi tanah atau adhesi antarpartikel (kPa, ksf, dll)

= Tegangan normal (kPa, ksf, dll)


Sudut geser dalam ()

Persamaan 1.1 merupakan parameter kuat geser pada kondisi tegangan


total (total stress). Tanah yang diberikan penambahan beban akan
mengalami kenaikan tegangan air pori,

u.

apabila kenaikkan

tegangan air pori ini dihilangkan, maka didapatkan persamaan kuat geser
tanah pada kondisi tegangan efektif (effective stress), seperti persamaan
1.2 berikut.
=c ' + ( n u ) tan '

Triaxial UU Test2

(1.2)

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Nilai tegangan efektif merupakan parameter kuat geser tanah yang
sebenarnya.

Ada tiga macam Triaxial Test:


1. Unconsolidated Undrained Test (UU)
Pada percobaan ini air tidak diperbolehkan mengalir dari sampel
tanah.tegangan air pori biasanya tidak diukur pada percobaan semacam
ini. Dengan demikian hanya kekuatan geser undrained (Undrained
Shear Strength) yang dapat ditentukan.
2. Consolidated Undrained Test (CU)
Pada percobaan ini sampel tanah diberikan tegangan normal dan air
diperbolehkan mengalir dari sampel.Tegangan normal ini bekerja
sampai konsolidasi selesai, yaitu sampel tidak terjadi lagi perubahan
pada isi sampel tanah. Kemudian jalan air dari sampel ditutup dan
sampel diberikan tegangan geser secara tertutup (undrained).
Tegangan normal masih tetap bbekerja, biasanya tegangan air pori
diukur selama tegangan geser diberikan.
3. Drained Test (CD)
Pada percobaan ini sampel ttanah diberikan tegangan normal dan air
diperbolehkan mengalir sampai konsolidasi selesai. Kemudian
tegangan geser diberikan dengan kata lain pergeseran dilakukan
seccara terbuka (drained). Untuk menjaga tahanan air pori tetap nol,
maka kecepatan percobaan harus lambat (dalam hal ini juga koefisien
permeabilitas).
Pada percobaan, yang akan dilakukan adalah Unconsolidated-Undrained
(UU). Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Triaxial UU Test3

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

...(1.3)
Dimana:
1

= Tegangan vertikal yang diberikan

= Tegangan horizontal

= Kalibrasi dari proving ring


A0

= Luas sampel tanah awal

L = Perubahan panjang sampel awal

L0

= Panjang sampel tanah awal

= Pembacaan proving ring maksimum

Dengan Diagram Mohr, hubungan sudut geser tanah, tegangan, dan gaya
geser dapat digambarkan:

(1.4)

Triaxial UU Test4

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Dari percobaan Triaxial ini diketahui tiga jenis keruntuhan dari tanah uji,
sbb:
1. General Shear Failure
Penambahan beban pada pondasi diikuti oleh penurunan pondasi
tersebut.Pada pembebanan mencapai qu maka terjadi keruntuhan tibatiba yang diikuti oleh perluasan keruntuhan permukaan sampai ke
bawah permukaan.

2. Local Shar Failure


Pada keadaan lain jika pondasi masih dapat memikul beban
setelahtercapai qu, walaupun terjadi penurunan permukaan tiba-tiba.
Pada grafik hubungan q vs settlement tidak terlihat puncak yang jelas.

Triaxial UU Test5

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

3. Punching Shear Failure


Pada pondasi yang didukung oleh tanah yang agak lepas setelah
tercapainya qu, maka grafik hubungan q vs settlement bisa
digambarkan mendekati linear.

Tanah pasir atau tanah berbutir kasar adalah salah satu dari jenisjenis tanah di atas yang juga sering menimbulkan permasalahan dalam
pekerjaan teknik sipil.
Uji Triaxial UU adalah uji kompresi triaxial dimana tidak
diperkenankan perubahan kadar air dalam sampel tanah. sampel tidak
dikonsolidasikan dan air pori tidak teralir saat pemberian tegangan geser.
Bidang-bidang tegangan utama adalah 3 bidang yang saling tegak
lurus dimana bekerja tegangan normal dan tanpa tegangan geser yang
direpresentasikan secara grafik dalm bentuk diagram lingkaran Mohr yang
menggambarkan kondisi tegangan pada suatu bidang yang dinyatakan
dalam tegangan normal dan tegangan geser.
Dengan diagram lingkaran Mohr, diperoleh gambaran garis
keruntuhan. Garis keruntuhan itu sendiri adalah garis atau kurva yang
menyinggung lingkaran Mohr pada kondisi keruntuhan pada sampel yang
memiliki tegangan-tegangan keliling yang berbeda.

Triaxial UU Test6

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisa-analisa
kapasitas dukung tanah, satbilitas lereng dan gaya dorong pada dinding
penahan tanah. Menurut Mohr (1910) kondisi keruntuhan suatu bahan
terjadi akibat adanya kombinasi antara tegangan normal dan tegangan
geser (Hary Christady Hardiyatmo, 2006.Kekurangan dari tanah pasir
adalah pasir tidak memiliki daya ikat antar partikel satu sama lain. Pasir
merupakan jenis tanah non kohesif. Tanah non kohesif mempunyai sifat
antar butiran lepas, hal ini ditunjukan dengan butiran tanah yang akan
terpisah-pisah apabila dikeringkan dan hanya akan melekat apabila dalam
keadaan basah yang disebabkan oleh gaya tarik permukaan. Tanah kohesif
tidak memiliki garis batas antara keadaan plastis dan tidak plastis, karena
jenis tanah ini tidak plastis untuk semua nilai kadar air. Tetapi dalam
beberapa konisi tertentu, tanah non kohesif dengan kadar air cukup tingi
dapat bersifat sebagai suatu cairan kental (Bowles, 1986).
Tabel 1.1 Korelasi Uji Penetrasi Standar (N-SPT)

Parameter kuat geser lainnya adalah sudut geser yang bersamaan


dengan kohesi menentukan ketahanan tanah akibat tegangan yang bekerja
berupa tekanan lateral tanah. berikut adalah hubungan sudut geser dengan
jenis tanah:
Tabel 1.2 Hubungan Antara Sudut Geser Dalam dengan Jenis Tanah

Triaxial UU Test7

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

II. PRAKTIKUM
A. Persiapan Praktikum
1.

Mengukur dimensi (diameter dalam dan


tinggi) cetakan silinder uji.

2.

Mengeluarkan

sampel

tanah

undisturbed dari tabung dan masukkan ke dalam silinder uji (dengan


menggunakan ekstruder mekanis besar dan memotongnya menggunakan
pisau.
3.
4.

Mengeluarkan sampel uji dari silinder


uji menggunakan ekstruder manual kecil.
Menimbang massa awal sampel tanah.

B. Jalannya Praktikum
1.

Memasang membran karet pada sampel dengan menggunakan alat


pemasang:

Memasang membrane karet pada dinding alat.


Menghisap udara yang ada di antara membran dan dinding alat

dengan oral.
Memasukkan sampel tanah ke dalam alat pemasang tersebut

sambil tetap menghisap udara pada alat tersebut.


Melepaskan sampel tanah dari alat tersebut sehingga sampel
terbungkus membran.

Triaxial UU Test8

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
2.

Meletakkan sampel tanah di dudukan sampel yang berada di dalam


sel Triaxial.

3.

Memasang karet pengikat sampel pada bagian atas dan bawah


sample.

4.

Menggulung kelebihan membran ke karet pengikat.

5.

Memasang pendistribusi beban di atas sampel tanah.

6.

Menutup sel Triaxial dengan rapat dan memastikan ketika sel telah
tertutup, ujung penetrasi di bagian atas tabung sel Triaxial telah
masuk ke cekungan yang berada di atas pendistribusi beban.

7.

Menghidupkan mesin Triaxial.

8.

Mengatur kecepatan penurunan 1% dari ketinggian sampel.

9.

Memenuhi sel dengan air. Lalu mengatur tegangan horizontal dengan


3 =0,4 kg /c m2

dengan kedalaman sampel tanah = 1,0 s/d 1,5

meter, sambil menutup (memutar) katup pada bagian atas sel ketiga
air dalam sel telah hamper penuh.
10. Menurunkan dial gauge sampai menyentuh permukaan atas tabung
triaxial yang telah terhubung dengan sample.
10. Mengkalibrasi Load Dial (pembacaan beban vertikal) dan Dial
Gauge (pembacaan regangan).
11. Melakukan penekanan pada sampel tanah dari atas (vertikal).
12. Melakukan pembacaanLoad Dial setiap penurunan pada pembacaan
Dial Gauge 0,025 mm.
13. Dan berhenti ketika pembacaanLoad Dial telah berhenti naik setiap
3 kali penurunan sampel.
14. Mematikan mesinTriaxial dan mengeluarkan sampel tanah dari sel
dan membran karet tersebut.
15. Menimbang massa can.
16. Masukkan sampel ke dalam can dan lalu dimasukkan ke dalam oven

24 jam . Kemudian menimbang massa sampel yang telah

dioven untuk mencari kadar air sampel tanah tersebut.


Perbandingan dengan ASTM
Triaxial UU Test9

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Percobaan ini dilakukan sesuai Standard Proctor - AASHTO T 99 (ASTMD
698)
III. PENGOLAHAN DATA
A. Data Pengamatan
1. Dimensi Cetakan Silinder Uji
Tabel 1.3 Dimensi Silinder Uji
Pengukuran
Ke
1
2
3
Ra taRat a

Sampel A
(mm)
D
h
35.49 72.20
5
0
35.49 72.21
0
0
35.49 72.19
0
0
35.49 72.20
2
0

Sampel B
(mm)
D
h
3 4 . 9 71 . 5
5
5
3 5 . 1 71 . 6
5
5
3 5 . 71 . 3
1
5
35.06 71.51
7
7

Sampel C
(mm)
D
h
34.47 7 1 . 8
5
5
35.
71.
2
8
35.2 71.7
5
5
34.97 71.80
5
0

Sumber: Data Hasil Percobaan


2. Massa Sampel Tanah Mula-Mula dan Akhir
Tabel 1.4 Massa Sampel Tanah
K

d
i
s
i
Massa (wet soil)
[gram]
Massa (dry soil + can)
[gram]

Sampel
A
128. 8
2
113. 2
1

Sampel
B
116. 5
9
107. 3
1

Sumber: Data Hasil Percobaan


3. Load Ring Constant
LRC = 0,15
4. Hasil Pembacaan Dial
Tabel 1.5 Hasil Pembacaan Dial
Pembacaan
Dial
25
50
75
100
125

Triaxial UU Test10

Load Dial Reading


Sampel Sampel Sampel
A
B
C
25
25
23
49
37
78
79
41
130
107
41
170
132
40
200

Sampel
C
122. 4
6
94.1
1

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
150
175
200
225
250
275

159
181
199
209
206
196

38
36

218
232
241
243
245
244

Sumber: Data Hasil Percobaan

B. Pengolahan Data
1. Dimensi Silinder Uji
Luas Alas

1
A 0= (35,492)2=989,732 mm2
4
Volume Silinder

1
V = ( 35,492 )2 ( 72,200 )=71458,620 m m3
4
Tabel 1.6 Dimensi Silinder Uji
Pengukuran
Ke
1
2
3
RataRata
Luas
Alas
Vol um
e

Sampel A
(mm)
D
h
35.49 72.20
5
0
35.49 72.21
0
0
35.49 72.19
0
0
35.49 72.20
2
0
989.73160
22
71458.621
68

Sampel B
(mm)
D
h
3 4. 9 7 1. 5
5
5
3 5. 1 7 1. 6
5
5
3 5 . 7 1. 3
1
5
35.06 71.51
7
7
966.17015
87
69097.269
19

Sampel C
(mm)
D
h
34.4 7 1 . 8
75
5
35.
71.
2
8
35.2 71.7
5
5
34.9 71.80
75
0
961.12549
11
69008.810
26

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan


2. Kadar Air

W A=

128,8294,69
100 =36,04
94,69

Triaxial UU Test11

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Tabel 1.7 Hasil Pengolahan Kadar Air Tanah


Ko n d i s i
Massa (wet soil)
[gram]
Massa (dry soil + can)
[gram]
Massa Can
Massa (dry soil) [gram]
Kadar Air (%)

Sampel
A

Sampel
B

Sampel
C

128.82

116.59

122.46

113.21

107.31

94.11

18.52
94 . 6 9
36.043
9

23 . 9 7
83 . 3 4
39.896
8

8. 89
85.22
43.70

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan


3. Massa Jenis () dan Berat Jenis ( )

128,82 gram
=1,803 gram/c m3
3
71,459 c m
gram
m
1 kg
106 cm3
1kN
A=1,803
9,81

=17,687 kN /m3
3
2
3
1000 N
cm
s 1000 gram
1m
A=

Tabel 1.8 Massa Jenis dan Berat Jenis Sampel


K

Massa Jenis,
(gram/cm^3)
Be r at Je n i s ,
(k N/ m ^3 )

Sampel
A
1.8027
37
17.684
85

Sampel
B
1.6873
38
16.552
79

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan

4. Tegangan Normal

L=Deformasi Dial

Read
25
=
=0,025 cm
1000 1000

L 0,025 cm
=
=0,0035
L0
7,22 cm
1 (Area Correction) = 10,0035=0,9965
=

Triaxial UU Test12

Sampel
C
1.7745
77
17.40
86

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

2
A
9,897 cm
'
0

A=
=
=9,932 cm
1
0,9965
Read
0,15 kg
=LRC Load Dial
=
=
'
A
9,932cm 2
kg
kg
kg
1= + 3=0,378
+ 0,2
=0,578
2
2
2
cm
cm
cm

Tabel 1.9 Tegangan Normal Sampel A dengan 3 = 0,4 kg/cm^2


Deform. Dial
Read

Load Dial
Read

2
5
5
0
7
5

2
5
4
9
7
9

0
0

2
5

5
0

7
5

0
0

2
5

5
0

7
5

1 0
7
1 3
2
1 5
9
1 8
1
1 9
9
2 0
9
2 0
6
1 9
6

(cm)

L/ L0

Area Correction
Factor

Correct
Area A' (c
m2 )

0.02
5
0 . 0
5
0.07
5
0 .
1
0.12
5
0 . 1
5
0.17
5
0 .
2
0.22
5
0 . 2
5
0.27
5

0.00346
26
0.006925
21
0.010387
81
0.013850
42
0.017313
02
0.020775
62
0.024238
23
0.027700
83
0.031163
43
0.034626
04
0.038088
64

0.9965373
96
0.9930747
92
0.9896121
88
0.9861495
84
0.9826869
81
0.9792243
77
0.9757617
73
0.9722991
69
0.9688365
65
0.9653739
61
0.9619113
57

9.9313884
64
9.9660167
36
10.000887
33
10.036002
81
10.071365
75
10.106978
78
10.142844
57
10.178965
81
10.215345
25
10.251985
65
10.288889
85

Deviat
or
Stress

(k /c m 2)
0.3775
91
0.7375
06
1.1848
95
1.5992
42
1.965
97
2.3597
56
2.6767
64
2.9325
18
3.0689
12
3.014
05
2.8574
51

1= + 3
(kg/cm2 )
0.77759
1
1.13750
6
1.58489
5
1.99924
2
2 . 3 6 5 9
7
2.75975
6
3.07676
4
3.33251
8
3.46891
2
3 . 4 1 4 0
5
3.25745
1

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan


Tabel 1.10 Tegangan Normal Sampel B dengan 3 = 0,6 kg/cm^2
Deform. Dial
Read

Load Dial
Read

(cm)

L/ L0

Area Correction
Factor

Correct
Area A' (c
2
m )

0,02

0,00349

0,9965034

9,6959017

Triaxial UU Test13

Deviat
or
Stress

1= + 3

0,3867

0,98676

(kg/cm2 )

2
(k /c m )

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
5
5
0
7
5
1

0
0

2
5

5
0

7
5

5
3
7
4
1
4
1
4
0
3
8
3
6

5
0 , 0
5
0,07
5
0 ,
1
0,12
5
0 , 1
5
0,17
5

65
0,006993
01
0,010489
51
0,013986
01
0,017482
52
0,020979
02
0,024475
52

97
0,9930069
93
0,989510
49
0,9860139
86
0,9825174
83
0,9790209
79
0,9755244
76

54
9,7300422
54
9,7644240
28
9,7990496
45
9,8339217
08
9,8690428
57
9,9044157
71

61
0,5703
98
0,6298
37
0,6276
12
0,6101
33
0,5775
64
0,5452
11

1,1
1,2
1,2
1,2
1,1
1,1

1
70
8
29
7
27
2
10
3
77
4
45
1

39
83
61
13
56
21

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan


Tabel 1.11 Tegangan Normal Sampel B dengan 3 = 0,8 kg/cm^2
Deform. Dial
Read

Load Dial
Read

2
5
5
0
7
5

2
3
7
8

0
0

2
5

5
0

7
5

0
0

2
5

5
0

7
5

1 3
0
1 7
0
2 0
0
2 1
8
2 3
2
2 4
1
2 4
3
2 4
5
2 4
4

L (cm)

L/ L0

Area Correction
Factor

Correct
Area A' (c
m2 )

0.02
5
0.0
5
0.07
5
0 .
1
0.12
5
0.1
5
0.17
5
0 .
2
0.22
5
0.2
5
0.27
5

0.00349
65
0.006993
01
0.010489
51
0.013986
01
0.017482
52
0.020979
02
0.024475
52
0.027972
03
0.031468
53
0.034965
03
0.038461
54

0.9965034
97
0.9930069
93
0.989510
49
0.9860139
86
0.9825174
83
0.9790209
79
0.9755244
76
0.9720279
72
0.9685314
69
0.9650349
65
0.9615384
62

9.6959017
54
9.7300422
54
9.7644240
28
9.7990496
45
9.8339217
08
9.8690428
57
9.9044157
71
9.9400431
65
9.9759277
98
10.012072
46
10.0484
8

Deviato
r Stress

(k /c m2)
0.3558
2
1.2024
61
1.9970
46
2.6022
93
3.0506
65
3.3133
91
3.5135
84
3.6368
05
3.6537
95
3.6705
69
3.6423
42

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan

Gambar 1.1 Diagram Lingkaran Mohr Kuat Geser Tanah

Triaxial UU Test14

1= + 3
(kg/cm2 )
1 . 1 5 5 8
2
2.00246
1
2.79704
6
3.40229
3
3.85066
5
4.11339
1
4.31358
4
4.43680
5
4.45379
5
4.47056
9
4.44234
2

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan


5. Tegangan Efektif
Dari diagram Mohr di atas diperoleh nilai kohesi tanag (c0 sebesar
0.8 kg/c m2 dan sudut geser () sebesar 25. Sehingga dari data
yang telah di dapat dari diagram Mohr tersebut dapat diperoleh besar
sudut effektif, tegangan normal dan tegangan geser.
Sudut Efektif

=45+
2
25
=45+
2
=57,5
Tegangan Normal
+
n = 1 3 + 1 3 cos 2
2
2
3.46891+0.4 3.468910.4
n=
+
cos 2 ( 57,5 )
2
2
n =1.286 kg/c m2
Tegangan Geser

n = 1 3 sin2
2
3.468910.4
n=
sin 2 ( 57,5 )
2
2
n =1.3907 kg/c m
Tabel 1.12 Tekanan Efektif
Sampel
A

Triaxial UU Test15

Sampel
B

Sampel
C

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Kohesi Tanah, c
(kg/cm^2)
S u d u t G e s e r ,
( )
S u d u t E f e k t i f ,
( )
Tegangan Normal,
(kg/cm^2)
Tegangan Geser,
(kg/cm^2)

0.8

0.8

0.8

25

25

25

57.5

57 . 5

5 7. 5

1.286

0.7818

1.8597

1.3907

0.285
4

1.663
3

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan


Tabel 1.13 Hubungan Regangan dengan Tegangan Deviator
Reganga
n
0.00346
26
0.006925
21
0.010387
81
0.013850
42
0.017313
02
0.020775
62
0.024238
23
0.027700
83
0.031163
43
0.034626
04
0.038088
64

D e v i a t o r S t re s s
(kg/cm^2)
Sampel Sampel Sampel
A
B
C
0.3775 0.3867
0.355
91
61
82
0.7375 0.5703 1.2024
06
98
61
1.1848 0.6298 1.9970
95
37
46
1.5992 0.6276 2.6022
42
12
93
1.965 0.6101 3.0506
97
33
65
2.3597 0.5775 3.3133
56
64
91
2.6767 0.5452 3.5135
64
11
84
2.9325
3.6368
18
05
3.0689
3.6537
12
95
3.014
3.6705
05
69
2.8574
3.6423
51
42

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan

Gambar 1. 2 Grafik Hubungan Regangan dengan Terang Deviator

Triaxial UU Test16

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Hubungan Regangan Dengan Tegangan Diviator

Tegangan Deviator (s) [kg/cm^2]

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Sampel A
Sampel B
Sampel C

0.02 0.04

Regangan (e)

Sumber: Data Hasil Pengolahan Data Percobaan

IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Percobaan Triaxial test bertujuan untuk menentukan sudut geser
tanah () dan nilai kohesi sampel tanah (c) pada saat kondisi undrained.
Tanah yang digunakan pada percobaan ini adalah tanah undisturbed yang
telah disiapkan pada praktikum sebelumnya. Pada persiapan percobaan ini,
tanah uji yang telah diperoleh sebelumnya dicetak ke dalam cetakan
silinder uji berdimensi L sebesar 2-3D menggunakan ekstruder mekanis
manual besar. Tujuan dari dicetakkan sampel ke dalam silinder kecil agar
menyesuaikan dengan alat triaxialnya yang membutuhkan sampel tanah
dengan dimensi demikian.
Lalu alasan mengapa sample di ekstrude kembali keluar dari
silender kecil menggunakkan ektruder manual kecil adalah karena
praktikan ingin mengupayakan agar sample tanah tetap dalam kondisi
tidak terganggu (undisturbed) yang sesuai dengan kondisi aslu di
lapangan.
Namun sebelum dicetak ke dalam silinder uji, terlebih dahulu
cetakkan diukur dimensinya (diameter dalam dan tingginya) sebanyak 3
kali

pada

permukaan

Triaxial UU Test17

yang

berbeda-beda

menggunakan

jangka

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
sorong.Pengukuran yang dilakukan setiap 3 kali bertujuan untuk
memperoleh besar dimensi yang lebih akurat, karena ditakutkan ukuran
dari silinder tersebut tidak sama meskipun yang beberapa millimeter dan
ini akan berdampak pada perhitungan volume isi silinder dan tinggi mulamula sampel tanah cetakkan yang berguna untuk perhitungan selanjutnya.
Pengukuran dimensi ini berjuan untuk mengetahui tinggi, luas
penampang dan volume sample. Pengukuran tinggi berguna untuk
menghitungan tinggi mula-mula sampel untuk mengetahui regangan yang
terjadi akibat pembebanan. Lalu pengukuran diameter untuk mengetahui
luas penampang untuk perhitungan selanjutnya yaitu pengolahan
tekanan /tegangan vertikal.
Kemudian persiapan selanjutnya sebelum tanah dicetak, cetakan
silinder harus terlebih dahulu diolesi oli pada dinding permukaan dalam
silinder.Hal ini bertujuan agar tanah yang telah dicetak mudah untuk
dikeluarkan dari cetakkan.Berhubung sample tanah sudah disediakan oleh
asisten laboratorium dalam kondisi tercetak kecik, maka praktikan
melakukan tahap ini setelah melakukan uji triaxial untuk mempermudah
kelompok berikutnya.
Kemudian dicetak sampel tanah dari silinder besar ke dalam
cetakkan silinder kecil menggunakan ekstruder mekanis besar sambil
nenahan dengan kuatsilinder uji kecil diatas permukaan tanah sampel agar
tanah dapat masuk ke dalam cetakkan.Lalu pisahkan sampel tanah yang
telah berada di dalam cetakkan kecil tersebut dari tanah induk
menggunakan

pisau

atau

gergaji

kawat.Berhubungsampletanahsudahdisediakanolehasistenlaboratoriumdala
mkondisitercetakkecik,makapraktikanmelakukantahapinisetelahmelakukan
ujitriaxialuntukmempermudahkelompokberikutnya.
Langkah berikutnya adalah meratakan 2 sisi permukaan tanah
yang berada di dalam cetakkan uji dengan rata agar pada saat dibebani
dengan beban merata, beban dapat terdistribusikan secara merata
keseluruh permukaan sampel tanah. Setalah itu keluarkan sampel tanah
yang berada di dalam silinder uji kecil menggunakan ekstruder mekanis
kecil.Berhubung sample tanah sudah disediakan oleh asisten laboratorium

Triaxial UU Test18

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dalam kondisi tercetak kecik, maka praktikan melakukan tahap ini setelah
melakukan uji triaxial untuk mempermudah kelompok berikutnya.
Jalannya percobaan berikutnya adalah memasang membran karet
yang didalamnya telah dilumasi gliserin pada sampel hasil cetakkan
menggunakan alat pemompa udara. Jadi ketika memasang membran ke
sampel, sambil mengeluarkan udara yang berada di antara membran dan
dinding alat, sehingga proses memsang membran jadi lebih mudah karena
tidak ada gelembung-gelembung sampai sampel terbungkus sempurna
oleh membran. Hal ini bertujuan agar tekanan horizontal dari air dapat
menyebar secara merata ke seluruh permukaan selimut sampel tanah dan
maksud lainnya adalah untuk mengkondisikan sampel tanah dalam kondisi
undrained. Karena maksud dari kondisi undrained adalah ketika sampel
diberikan tekanan horizontal, air dalam sampel tanah tidak diperbolehkan
keluar ataupun masuk masuk dari luar.Oleh karena itu seluruh permukaan
sampel diselimuti oleh membran karet.
Selanjutnya, meletakkan sampel tanah yang telah terbungkus ke
dudukan sampel yang berada di dalam sel triaxial dan mengikat sampel
kedudukan tersebut menggunakan karet yang telah tersedia.Lalu
menggulungkan kelebihan membran ke karet pengikat yang bertujuan agar
ketika air dimasukkan ke dalam sel triaxial, air tidak masuk ke dalam
membran.
Jika sudah, lanjutkan dengan memasangkan pendistribusi bebas
vertikal tepat di atas sampel tanah yang berguna untuk memberikan
tekanan merata ke seluruh permukaan atas sampel. Lalu menutup sel
triaxial tersebut dan memastikan ujung alat penetrasi yang ada di
permukaan dalam atas tabung sel berada tepat di dalam

cekungan

pendistibusi beban.
Kemudian, menghidupkan mesin triaxial dan mengatur kecepatan
penurunan 1% dari ketinggian sampel. Lalu memenuhi sel triaxial dengan
air sambil mengatur tegangan horizontalnya 0,4; 0,6 dan 0,8 kg/cm^2 demi
mendapatkan variasi data. Namun pada percobaan kali ini, praktikan hanya
mencoba pada tegangan horizontal 0,4 kg/cm^2, sisanya oleh praktikan
lain dan kemudian data dapat digabungkan. Tujuan diberikan tekanan

Triaxial UU Test19

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
merata horizontal menggunakan air adalah agar menyesuaikan dengam
kondisi asli di lapangam dimana sesungguhnya tekanan merata horizontal
diakibatlan oleh tanah yang ada disekitarnya, sehingga seharusnya nilai
tekanan horizontal ini senilai dengan berat jenis tanah dikalikan dengan
kedalaman sample tanah.
Ketika air sedang memenuhi sel, siap-siap dengan katup pada
bagian atas seluntuk terbuka agar air dapat masuk ke dalam sel. Karena
jika katup tertutup, menyebabkan sel tersebut juga tertutup sehingga air
tidak dapat masuk ke dalam sel akibat ada tekanan udara di dalam sel
tersebut. Dan jika sel hamper seluruhnya terisi oleh air, siap-siap untuk
menutup kembali dengan rapat agar air di dalam sel tidak keluar melalu
katup tersebut. Jika air keluar maaka akan mempengaruhi tekanan
horizontal yang akan diberikan oleh air kepada sampel.
Sebelum melakukan pengukuran dan pembacaan, jangan lupa
untuk memastikan kedua dial (Load Dial untuk trgangan vertikan dan
Dial Gauge untuk tegangan horizontal) telah terkalibrasi agar hasil
pembacaannya benar sesuai dengan yang dialami oleh sampel tanah. Dan
menurunkam elevasi dial gauge sample menyentuh permukaan sel yang
terhubung dengan sample agar ketika terjadi regangan pada sample, dial
dapat melakukan pembacaan regangan.
Kemudian dilakukan pembebanan pada sampel tersebut sambil
dilakukan pembacaan Load Dial dan Dial Gauge setiap menurunan
sampel 0,025 mm pada Dial Gauge. .Kemudian akhiri penekanansampel
jika pada pembacan Load Dial telah mengalami penurunan selama
deformasi 3 kali.Hal tersebut mengindikasikan kemampuan maksimum
dari sampel tanah tersebut sebelum sampel tersebut mengalami
keruntuhan. Namun seharusnya jika telah terjadi kondisi demikian,
praktikan harus menunggu beberapa saat lagi karena ditakutkan sampel
tanah memperlihatkan pembacaan dial beban yang meningkat kembali.
Kemudian keluarkan sampel tanah tersebut dari dalam sel triaxial
dan membran karet. Lalu masukkan sampel tersebut ke dalam can yang
telah ditimbang massanya sebelumnya. Lalu masukkan sampel tersebut

Triaxial UU Test20

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dalam oven selama kurang lebih 24 jam untuk memperoleh nilai kadar air
sampel tanah.
B. Analisis Hasil
Setelah diperoleh data pengamatan berupa dimensi sampel tanah,
massa tanah basah, massa tanah kering, load dial, deformation dial, dan
tegangan horizontal sel minimum dan kemudian semua data tersebut
diolah , maka didapatkan hasil pengolahahan data percobaan sebagai
berikut;
Pertama mengolah hasil pengukuran dimensi berupa tinggi dan
diameter rata-raa cetakkan silindr kecil. Sehingga diperoleh tinggi, luas
alas dan volume cetakkan. Cetakkan silinder ini mewakili dimensi dari
sample tanah yang akan diuji triaxial. Hasi pengukuran berupa tinggi
berguna untuk mengukur besar regangan yang terjadi terhadap
pembebanan, luas alas berguna untuk mengukur tekanan yang dialami oleh
sampel yang kemudian akan dikalikan dengan factor reduksi. Sedangkan
volume untuk mengetahui kadar air dan berat jenis dari sampel tanah.
Kemudian diperoleh nilai kadar air dari masing-masing sample,
karena percobaan ini pada kondisi tanah undrained, dimana air pori tidak
dapat lolos keluar sample kadar air ini sangat berpengaruh terhadap
tegangan geser tanah karena pengaruh tegangan deviator dari tekanan air
pori. Berikut adalah kadar air dari sampel A, B, dan C secara berturut-turut
36,04%; 39,90%; dan 43.70%.
Kemudian tujuan lain dari pengukuran kadar air adalah untuk
memastikan ketiga sampel berasal dari titik dan kedalaman yang sama
serta jenis tanah yang sama. Namun pada percobaan ini kadar airdari
ketiga sample berbeda, mungkin hal ini terjadi karena sample tanah dari
tabung hand boring pada ketinggian tertentu telah berbeda jenis tanah.
Dapat dilihat dari kadar air ketiga sample bahwa kadar air paling
besar adalah sample C dengan 43,70% dan paling kecil adalah sample A
dengan 36.04%. Tegangan deviator adalah tekanan dari air pori sample,
sehingga kadar air tersebut memiliki tekanan air pori untuk menahan
tekanan beban yang dialaminya.
Tabel 1.14 Hubungan Antara Kadar Air dengan Tegangan
Deviator dan Pembacaan Dial Load
Triaxial UU Test21

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Sumber: Hasil Analisa Praktikan
Jika tekanan air porinya cukup kuat maka tegangan deviatornya
juga lebih besar sehingga kemampuan menahan bebannya pun lebih besar.
Ini terbukti pada sample A dan C, dimana tekanan deviator dan beban yang
terbaca oleh dial load pada sample Asecara berturut-turut adalah 3.069
kg/cm dan 209, serta ada sample C adalah 3.670 kg/cm dan 245. Terlihat
bahwa pada kadar air lebih besar yaitu pada sample C, tegangan
deviatornya dan bebannya yang dapat ditanngungnya lebih besar dari pada
sample dengan kadar air rendah. Sekali lagi ini disebabkan oleh adanya
tekanan air pori yang menahan tekanan.
Sedangkan pada sample B terdapat kekeliruan hasil data. Sample B
memiliki kadar air yang lebih besar dari pada sample A, namun hasl
pengukuran dial load dan pengolahan data tegangan deviator menunjukan
hasil yang sebalikya malah lebih kecil dari pada pembacaan dial load dan
tegangan deviator pada sample C.
Hipotesa sementara berkesimpuaan bahwa
ketidak selarasan hasil ini terjadi karena sel triaxial pada saat percobaan
mengalami kebocoran membran karet. Akibat kebocoran ini, tekanan
horizontal dari air pori bukannya sepenuhnya menahan beban vertikal,
namun malah sebagian tekanan air pori keluar melalui lubang kebocoran
membran tersebutdan akibat kebocoran tersebut air dari sel triaxial juga
masuk membasahi sampel tanah sehingga sample sudah tidak dalam
kondisi undrained lagi.
Tekanan deviator adalah tekanan pengaruh yang disebabkan oleh
tekanan merata horizontal dari tanah sekitar yang dal percobaan ini
diwakilkan oleh air kepada sample tanah, karena tekanan ini memberikan
dukungan terhadap sampel, jadi seolah-olah sample tanah memiliki daya
tahan tekan yang cukup besar. Padahal ini adalah tekanan yang diberikan
oleh tanah sekitar kepada tanah yang diamati yang membuat sample
terkekang. Oleh karena itu semakin besar tegangan normal (horizontal)
dari tanah sekitar (pada percobaan air) maka akan semakin besar pula
tekanan dari (beban) yang dapat didukung oleh sample akibat sample
tanah yang terkekang oleh tegangan normal merata dari air. Berdasarkan

Triaxial UU Test22

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
hasil percobaan diperoleh besar tekanan vertikal tanah pada saat tekanan
horizontal 0,4 kg/cm, 0,6 kg/cm, dan 0,8 kg/cm2 secara berturut-turut
adalah 3,469 kg/cm, 1,23 kg/cm dan 4,47 kg/cm. Jika diperhatikan hasil
tekanan vertikal sampel A dan C mengikuti konsep di atas diamana
semakin besar tekanan horizontal yang diberikan maka tekanan vertikal
yang dapat ditahan sample akan lebih besar pula. Sedangkan yang terjadi
pada sampel B mengapa dia tidak mengikuti konsep di atas karena pada
saat percobaan, membran yang membungkus sampel ternyata berlubang
yang dapat menyebabkan dua buah kondisi.
Kondisi pertama adalah air pori dalam sampel akan keluar melalui
lubang kebocoran membran ketika diberikan beban vertikal, sehingga
kemampuan menahan beban lebih kecil, yang semestinya lebih besar dari
sampel A karena tegangan horizontal sampel A lebih kecil dari sample B.
Kondisi kedua akibat kebocoran membran adalah, air yang ada di
dalam sel trixial akan masuk ke dalam sample sehingga membuat sampel
tanah basah dan lembek karena air. Oleh karena itu kemampuan tanah
untuk menahan tekanan vertikal jauh lebih kecil.
Setelah diperoleh tegangan normal dari masing-masing sample dan
kemudian diplot ke dalam diagram lingkaran Mohr.Dari diagram Mohr di
atas diperoleh nilai kohesi tanah (c) yang direpresentasikan oleh garis yang
menyinggung sisi lingkaran-lingkaran yang berpotongan pada garis sumbu
Y sebesar 0.8kg/cm, sehingga sample tanah ini dapat di klasifikasikan
sebaga tanah kohesif.
Lalu diperoleh juga sudut geser() yang direpresentasikan oleh
sudut garis singgung lingkaran terhadap sumbu X sebesar25. Sudut
geser ini adalah sudut keruntuhan tanah yang masih dipengaruhi oleh air
pori ketika dibebani.Karena air pori memiliki kamampun untuk mengikat
yang sangat baik, oleh karena itu sudut geser yang masih dipengaruhi oleh
air mengikat kuat antar partikel sehingga sudut keruntuhan tanah tidak
begitu besar karena tanah menjadi kental karena air. Oleh karena sudut
gesernya adalah lebih dari 25, maka tanah ini diklasifikasikan sebagai
tanah bersifat kohesif dengan jenis tanah lempung kelanauan dengan
konsitensi lunak.

Triaxial UU Test23

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Sehingga dari data yang telah didapat dari diagram Mohr tersebut
dapat diperoleh besar sudut effektif, yaitu sudut keruntuhan tanah tanah
yang tidak dipengaruh oleh air atau dalam kata lain sudut keruntuhan dari
tanah murni (kering) sebesar 57,5 yang sering disebut sebagai sudut
efektif. Sudut efektif ini lebih besar dari pada sudut geser sebelumnya
karena tidak adanya air pori sebagai pengikat partikel pada kondisi ini,
sehingga ikatan antar partikel tanah kering lemah dan menyebabkan tanah
bersifat lepas dan menimbulkan sudut keruntuhan yang cukup besar.

Selanjutnya ingin diketahuitegangan geser tanah, yaitu kemampuan


maksimal tanah yang mengandung air pori untuk menahan geser akibat
beban sebelum runtuh. Berdasarkan data yang diperoleh diatas sample
tanah dengan kadar air lebih besar yaitu sample C memiliki kemampuan
lebih baik dalam menahan geser (tegangan geser) yaitu 1,6633 kg/cm

Triaxial UU Test24

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dibandingkan sample tanah lainnya yaitu A dan B dimana tegangan
gesernya secara berturut-turut adalah 1,391 kg/cm dan 0,28 kg/cm.
Tabel 1.15 Hubungan Kadar Air dengan Tegangan Geser
Sample A
Sample B
Sample C
Sedangkan

Kadar Air (%)


Tegangan Geser (kg/cm2)
3 6 , 0 4
1,3907
3 9 , 9 0
0,2854
4 3 , 7 0
1,6633
Sumber:Hasil Analisa Praktikan
tegangan geser efektif, yaitu kemampuan maksimal

tanah murni tanpa air (kering) akan lebih kecil dari kondis yang
mengandung air karena tida adany pengikat partikel yaitu air pori.
Kemudian jika diklasifikasikan berdasarkan berat jenis dari ketiga
sampel, semua sampel berada dikisaran berat jenis antara 16 kN/m s/d 18
kN/m. Sehingga dapat diklasifikasikan bahwa ketiga sample tersebut
termaksud dalam tanah bersifat kohesif jenis lempung kelanauan dengan
konsistensi lunak.
z

Sampel A

Massa Jenis,
(gram/cm^3)

1.8027372
72
17.684852
64

Berat Jenis, (kN/m^3)

Sampel
B
1.6873
38
16.552
79

Sampel
C
1.7745
77
17.408
6

Sedangkan jika analisa berdasarkan grafik hubungan


tegangan deviator terhadap regangan maka dapat disimpulkan bahwa
dengan nilai tekanan deviator yang cukup besar dengan pembebanan yang
sama, maka regangan yang terjadi akan cukup kecil, dan begitu juga
sebaliknya. Hal ini dikarenakan tekanan deviator dipengaruhi tegangan
Triaxial UU Test25

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
horizontal oleh air, dimana tegangan horizontal air maka tekanan
sekeliling sample akan mengekang sample agar tidak mengalami susut
karena ditekan dari segala permukaan samping, sehingga regangan yang
terjadi akan cukup kecil. Namun hasil percobaan terhadap sample B
menunjukkan hasil yang tidak sesuai, terlihat regangan yang terjadi cukup
besar pada pembeban yang sama dengan sampel A dan C. Semestinya
dengan dengan tegangan horizontal yang lebih besar dari sampel A, dalam
pembebanan sama regangan yang terjadi harus lebih kecil dari sampel A.
hal ini terjadi karena membrane pembungkusnya pada percobaan sampel b
dalam kondisi bocor sehingga air dari sel masuk ke dalam sample dan
membasai sampel yang membuat sample lunak.
Kemudian dari grafik ini dapat dilihat juga bahwa sampel B
mengalai keruntuhan yang cukup cepat dari pada sampel A dan B. Namun
seharusnya sample A lah yang harus lebih dulu runtuh dari pada sampel B
dengan alas an yang telah dijelaskan di atas.

Hubungan Regangan Dengan Tegangan Diviator

Tegangan Deviator (s) [kg/cm^2]

4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Sampel A
Sampel B
Sampel C

0.02 0.04

Regangan (e)

C. Analisis Kesalahan
Pada setiap percobaan pasti terdapat beberapa kesalahan, baik
kesalahan teknis yang berasal dari praktikan atau alat, maupun kesalahan
non teknis yang dapat mempengaruhi data percobaan yang dapat
mengacaukan hasil pengolahan data. Berikut adalah beberapa kesalahan
yang mungkin terjadi pada percobaan ini:

Triaxial UU Test26

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
1. Berbedaan

kedalaman

pengambilan

sampel

tanah

yang

mengakibatkan terjadinya perbedaan kadar air.


2. Kesalahan pembacaan pengukuran akibat paralaks yang timbul karena
kesalahan praktikan, baik pada saat pengukuran dimensi silinder uji
ataupun saat pembacaan load dial dan dial gauge.
3. Kesalahan teknis saat meratakan kedua permukaan sampel tanah,
sehingga ketika diberikan tekanan merata, tekanan tidak terdistribusi
secara merata ke seluruh permukaan atas sampel dan mengakibatkan
data yang diperoleh tidak sesuai.
4. Lalu membran karet untuk menyelimuti sample tanah mengalami
kebocoran, sehingga tekanan vertikal yang diberikan kepada sample
memaksa air pori keluar dari sample atau sebaliknya air dari sel
triaxial malah masuk membasahi sample tanah. Sehingga kondisi ini
menyebabkan sample tanah sudah tidak undrained lagi.
V. APLIKASI
Percobaan Triaxial ini biasanya parameternya digunakan pada saat:
1. Pekerjaan timbunan yang cepat di atas tanah lunak (lempung)

Sumber: james-oetomo.com
2. Pembangunan bending yang cepat tanpa ada perubahan kadar air dalam
inti.
3. Untuk menghitung daya dukung tanah
4. Untuk menghitung stabilisasi tanah
5. Peletakkan pondasi yang tiba-tiba pada lapiasn lempung.

Sumber: cwienn.wordpress.com

Triaxial UU Test27

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data dari data yang diperoleh di percobaan
dan disesuaikan dengan tujuan percobaan yatu mencari parameter kuat tanah
dalam kondisi undrained, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Sudut geser tanah yang diperoleh dari diagram lingkaran mohr adalah
sebesar 25. Sehingga sample ini dapat diklasifikasikan sebagai tanah jenis
"lempung kelanauan", karena berdasarkan referensi jika sudut geser lebih
besar dari 25, maka termaksud tanah jenis lempung kelanauan.
2. Kohesi tanah yang juga diperoleh dari diagram lingkaran mohr, maka
didapat nilai kohesi tanah sebesar 0,8 kg/cm. Jika diklasifikasikan
berdasarkan referensi yang ada, tanah ini diklasifikasikan sebagai tanah
kohesif karna memiliki nilai kohesi.
VII. REFERENSI
2001, Panduan Praktikum Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia, Depok.
Craig, R.F, 1989, Mekanika Tanah, Erlangga, Jakarta.
Bowles, Joseph E, 1993, Sifat-Sifat Fisik dan Geoteknis Tanah, Erlangga, Jakarta.

VII. LAMPIRAN

Triaxial UU Test28

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Gambar 1.3 Memasukkan Membran ke Alat
Pemompa Udara

Gambar 1.6 Melepaskan Alat pemompa udara


dari Sampel

Gambar 1.4 Sebelum Memasukkan Sampel


Tanah ke Dalam Membran

Gambar 1.7 Memasang Pendistribusi Beban di


Atas Sampel

Gambar 1.5 Melekakkan Sampel ke Dalam Sel


Triaxial

Gambar 1.8 Memasang Karet Pengikat

Triaxial UU Test29

Laboratorium Mekanika Tanah


Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Gambar 1.11 Mengatur Tegangan Horizontal

Gambar 1.9 Menutup Sel Triaxial


Gambar 1.12 Mengisi Sel Trixial dengan Air

Gambar 1.10 Mengatur Penurunan Sampel


Gambar 1.13 Mengunci Katup Udara Sel

Triaxial UU Test30

Anda mungkin juga menyukai