8.1 Pendahuluan
A. Acuan
gaya horizontal, dengan menentukan harga kohesi (c) dari sudut geser
dalam kotak geser. Kotak ini terbelah, dengan setengah bagian yang
bawah merupakan bagian yang tetap dan bagian atas mudah bertranslasi.
diameter 6.4 cm atau bujur sangkar 5,0 x 5,0 cm . Contoh tanah secara
bersudut akan lebih saling terkunci dan memiliki kuat geser yang
geser :
ԏ = σₙ tan + c
C Tegangan Normal
Tegangan Normal
Gambar 8.2 Kekuatan Geser Tanah
pada pasir padat, tahanan geser puncak (yaitu pada saat runtuh) dan
juga pada tahanan geser maksimumyang lebih kecil (yaitui pada titik
drained untuk pasir dan lanau dapat dilihat pada table berikut ini
Tabel 8.1 sudut geser internal kondisi drained untuk pasir dan lanau
dapat
SUDUT GESER
TIPE TANAH
DALAM (f )°
Renggang /lepas 27 – 30
Menengah 30 – 35
Padat 35 – 38
Menengah 35 – 40
Padat 40 – 45
Kerikil bercampur
34 – 48
pasir
Lanau 26 – 35
menurut persamaan :
Dapat dilihat pada Gambar 8.3 suatu masa tanah dalam satu
geser tidak akan terjadi. Keruntuhan geser terjadi jika tegangan mencapai
titik Q yang terletak pada garis keruntuhan, dan titik R tidak akan pernah
terjadi pada lereng karena tanah telah mengalami keruntuhan pada titik Q.
dimana :
C = kohesi tanah
keruntuhan geser
dalam tanah sangat dipengaruhi oleh tekanan air pori. Terzaghi (1925)
(8.3)
dimana :
3 1
U
’
= C’ + ’ tg ’
= C’ + ’ tg ’
’ Bidang geser
1
C’
3
nilai C dan yang diperoleh sangat tergantung dari jenis pengujian yang
tegangan efektif 1’ dan 3’ pada saat keruntuhan terjadi. Lingkaran Mohr
oleh:
(8.4)
(8.5)
’
f
1’
C’ 2
3’ f’ 1’ ’
(8.6)
(8.7)
½ (1’ - 3’)
Titik tegangan
Garis selubung
kegagalan
’
a’ 45 45
(3’) (1’)
½ (1’ + 3’)
Gambar 8.6 Kondisi tegangan yang mewakili.
persamaan :
(8.8)
(8.9)
Garis-garis dari titik tegangan yang membuat sudut 45 dengan garis
mewakili tegangan utama 1’ dan 3’. Perlu diingat bahwa ½ (1’ - 3’) = ½
(1 - 3)
diperhatikan, yaitu :
waktu sekarang.
overburden efektif yang ada. Jadi, bila OCR = 1, tanah dalam kondisi
overconsolidated.
A. Alat
4. Extruder
6. Spatula
8. Beban
2. Air suling
pengunci.
pengunci.
letakkan benda uji kemudian himpit dengan batu pori dan penekan
contoh.
seimbangnya.
9. Atur posisi jarum pergeseran pada angka nol dan atur pula dial
Baca dial provil ring dan dial pergeseran setiap 15 detik sampai
Mulai
Analisa Data
Selesai
K = 0,427 kg/div
D = 6,24 cm
t = 2,2 cm
L = 30,57 cm 2
Sampel 1
7
P 50 =
0.427
= 16.39
11
P 100 =
0.427
= 25.76
Sampel 2
4
P 50 =
0.427
= 9.37
6
P 100 =
0.427
= 14.05
10
P 150 =
0.427
= 23.42
12
P 200 =
0.427
= 28.10
17
P 250 =
0.427
= 39.81
26
P 300 =
0.427
= 60.89
Sampel 3
9
P 50 =
0.427
= 21.08
19
P 100 =
0.427
= 44.50
Tegangan Geser
PH
T =
A
Sampel 1
16.393
T50 =
29.89
= 0.55 kg/cm²
25.761
T100 =
29.89
= 0.86 kg/cm²
28.103
T150 =
29.89
= 0.94 kg/cm²
49.180
T200 =
29.89
1.65 kg/cm²
=
65.574
T250 =
29.89
= 2.19 kg/cm²
74.941
T300 =
29.89
= 2.51 kg/cm²
Sampel 2
Laboratorium Mekanika Tanah VIII- 24
Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Bosowa Makassar
9.368
T50 =
30.08
= 0.31 kg/cm²
14.052
T100 =
30.08
= 0.47 kg/cm²
23.419
T150 =
30.08
= 0.78 kg/cm²
28.103
T200 =
30.08
= 0.93 kg/cm²
39.813
T250 =
30.08
= 1.32 kg/cm²
60.890
T300 =
30.08
= 2.02 kg/cm²
Sampel 3
21.077
T50 =
30.28
= 0.70 kg/cm²
44.496
T100 =
30.28
= 1.47 kg/cm²
58.548
T150 =
30.28
= 1.93 kg/cm²
65.574
T200 =
30.28
2.17 kg/cm²
=
70.258
T250 =
30.28
= 2.32 kg/cm²
67.916
T300 =
30.28
= 2.24 kg/cm²
1 0.320 1.019
2 0.650 0.543
3 0.980 1.774
Normal) Geser)
= 56,52 derajat
2
1.8 1.774
1.6 f(x) = 7.83746556473829 x² − 9.04476584022039 x + 3.11076859504133
R² = 1
1.4
Tegangan Geser
1.2
1 1.019
0.8
0.6 0.543
0.4
0.2
0
0.200 0.300 0.400 0.500 0.600 0.700 0.800 0.900 1.000 1.100
Tegangan Normal
8.10.2 Saran
8.11 Dokumentasi