Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Kekuatan Geser

Kekuatan geser tanah (soil shear strength) dapat didefinisikan sebagai kemampuan
maksimum tanah untuk bertahan terhadap usaha perubahan bentuk pada kondisi tekanan
(pressure) dan kelembapan tertentu (Head, 1982). Kekuatan geser tanah dapat diukur di lapangan
maupun di laboratorium. Pengukuran di lapangan antara lain menggunakan vane-shear, plate
load, dan test penetrasi. Pengukuran di laboratorium meliputi penggunaan miniatur vane shear,
direct shear, triaxial compression, dan unconfined compression (Sallberg, 1965) dan fall-cone
soil shear strength.
Konsep Kekuatan Geser
Coulomb pada tahun 1776 memperkenalkan teori geser maksimum (the maximum shear theory),
yaitu bahwa keruntuhan (failure), nilai tekanan pada saat terjadinya perubahan bentuk tetap,
terjadi jika tekanan geser yang diberikan mencapai nilai kritis dari kemampuan tanah. Teori ini
kemudian disempurnakan oleh Mohr, sehingga kemudian dikenal dengan hukum Mohr-
Coulomb. Hukum Mohr-Coulomb menyatakan bahwa kekuatan geser tanah, τ, mempunyai
hubungan fungsional dengan kohesi tanah, c, dan friksi antar partikel yang dikemukakan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut:
τ = c + σn tan φ
dimana:
τ = kekuatan geser (kPa) yang dibutuhkan sehingga keruntuhan terjadi
c = kohesi tanah (kPa)
σn = tekanan normal (normal stress; kPa) tegak lurus bidang keruntuhan; dan φ adalah sudut
friksi internal partikel (derajat).
Dari persamaan tersebut dapat dikemukakan bahwa τ akan sama dengan c jika tidak ada tekanan
normal (normal stress, σn) yang diaplikasikan terhadap bidang keruntuhan. Pada tanah yang
tidak kohesif seperti pasir, maka nilai τ akan sama dengan nilai σn. Jika pengukuran τ dilakukan
pada berbagai nilai σn, maka nilai c dan φ dapat diperoleh dengan cara meregresikan τ dengan
σN, dimana c adalah perpotongan dengan sumbu y (intercept), dan φ adalah kemiringan (slope)
dari persamaan regresi. Nilai c bervariasi dari 0 untuk tanah yang tidak kohesif (pasir) sampai 30
kPa pada tanah yang kandungan liatnya tinggi, sedangkan nilai φ bervariasi dari 0 pada tanah liat
jenuh air sampai 45° pada tanah pasir yang padat.
Berdasarkan prinsip tersebut, Cruse dan Larson (1977) melaporkan adanya korelasi yang sangat
erat (r2 = 0,86) antara percikan partikel tanah dan kekuatan geser tanah. Al-Durrah dan Bradford
(1981), dan Rachman et al. (2003) melaporkan korelasi yang tinggi, berturut-turut r 2 = 0,98 dan
r2 = 0,94 antara percikan partikel tanah dan kekuatan tanah dengan persamaan sebagai berikut:
S = a + b KE/τ
Dimana :
S = percikan partikel tanah (mg drop-1)
KE= energi kinetik (J drop-1)
τ = kekuatan geser tanah
a dan b = konstanta.
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa erosi percikan ditentukan oleh kekuatan geser tanah.
Prinsip Analisis
Kekuatan geser tanah dapat diukur dengan berbagai macam cara, namun yang akan diuraikan
hanya tiga metode, yaitu direct shear strength, fall-cone soil shear strength, dan tensile strength
test. Gambar 1 menunjukkan cara pengukuran kekuatan geser tanah secara langsung (direct shear
strength test) menggunakan “kotak terpisah” (split box). Contoh tanah tidak terganggu (intact
soil sample) atau terganggu (disturbed soil sample) ditempatkan di dalam boks bagian bawah,
kemudian boks bagian atas yang berukuran sama ditempatkan terbalik menutup boks bagian
bawah. Boks bagian bawah statis atau tidak bergerak, sedangkan boks atas digerakkan ke satu
arah secara konstan sambil mengaplikasikan tekanan normal (σn) ke permukaan contoh tanah.
Ada dua gaya yang bekerja, yaitu
1. Tekanan normal yang diakibatkan oleh pemberian beban pada contoh secara tegak lurus
(vertikal)
2. Tekanan geser yang diakibatkan oleh pemberian beban horizontal.

Terhadap contoh tanah yang sudah ditempatkan di dalam kotak, diaplikasikan tekanan normal
tertentu, kemudian diaplikasikan tekanan geser yang secara berangsur-angsur bebannya ditambah
sampai terjadi keruntuhan (shearing failure). Sejumlah test dilaksanakan terhadap contoh tanah
yang sama dengan cara menambah tekanan normalnya, yang berarti juga meningkatkan nilai
tekanan gesernya. Data tersebut kemudian di plot untuk mendapatkan persamaan regresi.

Kuat geser tanah bisa dinyatakan dalam bentuk tegangan efektif σ’1 dan σ’3 pada saat
keruntuhan terjadi. Lingkaran Mohr berbentuk setengah lingkaran dengan koordinat (τ ) dan (σ’)
diperlihatkan dalam gambar berikut,
Dari lingkaran Mohr dapat dilihat ;
σ1' = tegangan utama mayor efektif (kN/m2 )
c’ = kohesi (kN/m2 )
σ 3' = tegangan utama minor efektif (kN/m2 )
ǿ = sudut gesek dalam efektif
θ = sudut keruntuhan (derajat)
Tegangan geser ( f τ' ) = tegangan geser efektif pada saat terjadi keruntuhan
Tegangan normal ( f σ ' ) = tegangan normal efektif pada saat terjadi keruntuhan.

Metode Pengujian Tekan Bebas (SNI 03-3638_1994)


Peralatan yang digunakan :
1. Alat uji kompresi
2. Alat untuk mengeluarkan contoh tanah
3. Cetakan benda uji
4. Timbangan
5. Arloji
Tata cara pelaksanaan :
1. Keluarkan benda uji dari dalam tabung
2. Keluarkan benda uji dari dalam cetakan dan ratakan permukaannya
3. Timbang benda uji dan lakukan pengujian
4. Lakukan pembebanan yang ditingkatkan secara bertahap dengan kecepatan regangan
tetap sebesar 1%
5. Catat pembebanan setiap regangan 0,50 %, 1,0 % dan seterusnya
6. Lakukan pembebanan sampai benda uji mengalami keruntuhan atau sampai regangannya
mencapai maksimum 20 %
7. Gambar bidang keruntuhan benda uji
8. Hitung dengan rumus :
Besar regangan aksial
Luas penampang benda uji rata – rata
Beban aksial
Tegangan

Anda mungkin juga menyukai