Anda di halaman 1dari 9

KUAT GESER TANAH

5.1 Umum
Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis:-analisis daya dukung
tanah , stabilitas lereng, dan tegangan dorong untuk dinding pena han tanah .
Mohr (1910) memberikan teori mengenai kondisi keruntuhan suatu bahan.
Teorinya adalah bahwa keruntuhan suatu bahan dapat terjadi oleh akibat adanya
kombinasi keadaan kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Selanjutnya,
hubungan fungsi antara tegangan normal dan tegangan geser pada bidang
runtuh nya, dinyatakan menurut persamaan :
 = f() (5.1)

dengan  adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan atau


kegagalan, dan  -adalah tegangan normal pada saat kondisi tersebut. Garis
kegagalan yang didefinisikan dalam persamaan (1.1), adalah kurva yang
ditunjukkan dalam Gambar 1 .1.

Gambar 5.1 Kriteria Keruntuhan /Kegagalan Mohr dan Coloumb

Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan . Dengan dasar pengertian ini, bila tanah
mengalami pembebanan akan ditahan oleh:

1. Kohesi tanah yang tergantung pada jenis tanah dan kepadatannya, tetapi
tidak tergantung dari tegangan vertikal yang bekerja pada bidang
geserannya .
2. Gesekan antara butir-butir tanah yang besarnya berbanding lurus
dengan tegangan vertikal pada bidang geserannya.
Coulomb (1776) mendefinisikan fungsi f(’) sebagai:
 = c +  tg Ø (1.2)

dengan

 = kuat g.eser tanah


c = kohesi tanah
Ø = sudut gesek d alam tanah
 = tegangan normal pada bidang runtuh.

Persamaan (5.2) ini disebut kriteria keruntuhan atau kegagalan Mohr-Coulomb, di


mana garis selubung kegagalan clari persamaan tersebut dilukiskan dalam
Gambar 1 .1.
Pengertian mengenai keruntuhan suatu bahan dapat diterangkan alam Gambar
·1.1. Jika tegangan-tegangan baru mencapai titik P, keruntuhan geser tidak akan
terjadi. Keruntuhan geser akan terjadi jika tegangrn-tegangan mencapai titik Q yang
terletak pada garis selubung kegagalannya. Kedudukan tegangan yang ditunjukkan
oleh titik R tidak akan pernah terjadi, karena sebelum tegangannya mencapai titik
R, bahan sudah mengalami keruntuhan. Tegangan-tegangan efektif yang terjadi di
dalam tanah sangat dipengaruhi oleh tekanan air pori. Terzaghi (1925) mengubah
rumus Coulomb clalam bentuk tegangan efektif sebagai berikut:

 = c' + ( -u)tg Ø '

 = c' + ' tg Ø'


(1.3)
c' = kohesi tanah efektif
' = tegangan normal efektif
u = tekanan air pori
ø’ = sudut gesek clalam tanah efektif.
Persamaan (5.2) menghasilkan data yang relatif tidak tepat, nilai-nilai c dan Ø yang
diperoleh sangat tergantung d ari jenis pengujian yang dilakukan. Persamaan
(1.3) menghasilkan data untuk nilai-nilai c' dan ø yang relatif tepat dan tidak
tergantung dari jenis pengujiannya.
Kuat geser tanah juga bisa dinyatakan dalam bentuk Tegangan-tegangan efektif
c' dan Ø’ pada saat keruntuhan terjadi. 'Lingkaran Mohr d alam bentuk
lingkaran tegangan, dengan koordinat-koordinat  dan Ø’, ilihatkan dalam
Gambar 5 .2.

 = ½ (1’ - 3’ ) sin 2 5.4


 = ½ (1’ + 3’ ) + ½ (1’ - 3’ ) cos 2 5.5
dengan Ø adalah sudut teoretis antara bidang horizontal dengan bidang longsor,
yang besarnya:

 = 45o + Ø‘/2

Dari Gambar 5.2, hubungan parameter kuat gesernya juga dapat


d iperoleh. Besarnya nilai parameter kuat geser, dapat ditentukan dari
persamaan-persamaan:

Sin Ø = ½ (1’ - 3’ ) / {c cotg Ø + ½ (1’ + 3’ ) } 5.7

(1’ - 3’ ) = 2 c cos Ø’ + (1’ + 3’ ) sin Ø’ 5.8

Persamaan (5.8) digunakan untuk kriteria keruntuhan atau kegagalan


menurut Mohr-Coulomb.
Dengan menggambarkan kedudukan tegangan-tegangan ke dalam
koordinat- koordinat p - q, dengan

p = ½ (1’ + 3’ ) dan q = ½ (1’ - 3’ )

sembarang kedudukan tegangan dapat ditunjukkan oleh sebuah titik


tegangan sebagai ganti dari lingkaran Mohr (lihat Gambar 5.3).

Pada Gambar 5.3 ini, garis selubung kegagalan ditunjuk kan oleh
persamaan: 1

½ ( 1’ + 3’ ) = a’ + ½ (1’ + 3’ ) tg  ‘ (5.9)

dengan a' dan  ‘ adalah parameter modifikasi dari kuat gesernya.


Paramter c' dan Ø' dapat diperoleh dari persamaan:

Ø' = arc sin ( tg  ‘ ) (5.10)

C‘ = a’ / cos Ø’ (5.11)

Garis-garis dari titik teganga n yang membuat sudut 45° dengan garis
horizontal (Gambar 5.3), memotong sumbu horizontal pada titik yang
mewakili tegangan utama 1’ ' dan 3’. Perlu diingat bahwa . ½ (1’ - 3’)
= ½ (1 - 3 )Untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut
ini perlu diperhatikan , yaitu:
Kelebihan tekanan pori (excess pore pre ssure), adalah kelebihan tekanan
air pori akibat dari tambaban tekanan yang mendadak.
Tekanan overburden adalah tekanan pada suatu titik di dalam tanah
akibat dari berat material tanah yang ada di atas titik tersebut.
Tekanan overburden efektif adalah tekanan akibat beban tanah di
atasnya, dikurangi tekanan air (pori).
Tanah normally consolidated (terkonsolidasi normal) adalah tanah di mana
tegangan efektif yang membebani pada waktu sekarang, adalah nilai
tegangan maksimum yang pernah dialaminya.
Tanah overconsolidated (terlalu terkonsolidasi) adalah tanah di mana
tegangan efektif yang pernah membebaninya pada waktu yang lampau,
lebih besar daripada tegangan efektif yang bekerja pada waktu
sekarang.
Tekanan prakonsolidasi (preconsolidation pressure) adalah nilai tekanan
maksimum yang pernah dialami oleh tanah tersebut.
Nilai banding overconsolidation (overconsolidation ratio = OCR) adalah
nilai banding antara tekanan prakonsolidasi dengan tekanan overburden
efektif yang ada. Jadi, bila OCR = 1, tanah dalam kondisi normally
consolidated dan bila OCR > 1, tanah dalam kondisi overconsolidated

5.2 Pengujian Kuat Geser Tanah


Parameter kuat geser tanah ditentukan dari pengujian-pengujian
laboratorium pada benda uji yang diambil dari lokasi lapanga hasil
pengeboran yang dianggap mewakili. Tanah yang diambil dari lapangan
harus diusahakan tidak beru bah kondisinya, terutama pada contoh asli (
undisturbed ), di mana masalah nya adalah harus menjaga kadar air dan
susunan tanah di lapangannya supaya tidak berubah. Pengaruh
kerusakan contoh benda uji akan berakibat fatal terutama pada pengujian
tanah lempung. Umumnya, contoh benda uji diperoleh baik dengan kondisi
terganggu atau tidak asli (disturbed-sample ) maupun di dalam tabung
contoh (undisturbed-sample) . Pada pengambilan tanah benda uji dengan
tabung, biasanya kerusakan relatif lebih kecil.

Kuat geser tanah dari benda uji yang diperiksa di laboratorium, biasanya
dilakubn dengan besar beban yang ditentukan lebih dahulu dan
dikerjakan dengan menggun akan tipe peralatan yang khusus. Beberapa
faktor yang mernpengaruhi besarnya kuat geser tanah yang diuji di
laboratorium, adalah:
1. Kandungan mineral dari buriran tanah.
2. Bentuk partikel.
3. Angka pori dan kadar air.
4. Sejarah ·tegangan yang pernah dialaminya.
5. Tegangan yang ada di lokasinya (di dalam tanah)
6. Perubahan tegangan selama pengarnbilan contoh dari
dalam tanah. .
7. Tegangan yang dibebankan sebelum pengujian.
8. Cara pengujian.
9. Kecepatan pembeban an.
10. Kondisi cirainasi yang dipilih, drainasi terbuka ( drained)
atau tertutup ( undrained).
11. Tekanan air pori yang ditimbulkan..
12. Kriteria yang diambil untuk penentuan kuat gesernya .
Butir (1) sampai (5) ada hubungannya dengan kondisi aslinya yang tak
dapat dikontrol tetapi dapat dinilai dari hasil pengamatan lapangan,
pengukuran, dan kondisi geologi. Butir (6) tergantung dari kualitas
benda uji clan penanganan benda uji dalam persiapan pengujiannya .
Sedangkan butir (7) sampai (12) tergantung dari cara pengujian yang
dipilih.
Ada beberapa cara untuk menentukan kuat geser tanah, antara
lain:
1. Pengujian geser langsung ( direct shear test),
2. Pengujian triaksial (triaxial test),
3. Penguji an tekan bebas (unconfined compression test), clan
4. pengujian baling-baling (vane shear test).

5.2.1 Pengujian Geser Langsung (Direct Shear Test)

Diagram skematik dari pengujian geser langsung diperlihatkan pada


Gambar 5.4. Peralatan pengujian meliputi kotak geser dari besi, yang
berfungsi sebagai tempat benda uji. Kotak geser tempat benda uji dapat
berbentuk bujursangkar maupun lingkaran, dengan luas kira-kira 19,35 cm2
sampai 25,8 cm 2 dengan tinggi 2,54 cm (1"). Kotak terpisah menjadi 2
bagian yang sama. Tegangan normal pada benda uji diberikan dari atas
kotak geser . Gaya geser diterapkan pada setengah bagian atas dari kotak
geser, untuk memberikan geseran pada tengah-tengah benda ujinya.

Pada benda uji yang kering, kedua batu tembus air (porous) tidak diperlukan.
Selama pengujian, perpindahan akibat geser ( L) dari setengah bagian atas
kotak geser dan peru bahan tebal ( h) benda uji dicatat.

Ada beberapa macam ukuran kotak pengujian geser langsung. Kotak


pengujian geser langsung yang berbentuk bujur sangkar dapat bervariasi
dari yang luasnya 100 x 100 mm2 sampai 300 x 300 mm 2 • Kotak
geser dengan ukuran yang besar digunakan untuk penguji an tanah
dengan butiran yang berdiameter lebih besar.
pelat beban

gaya geser

contoh tanah

Gambar 5.4 Alar pengujian geser langsung.

Terdapat beberapa batasan ataupun kekurangan dalam pengujian geser


langsung , antara lain:
1. Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan (fail) pada
bidang yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak uniform.
3. Tekanan air pori tidak dapat diukur.
4. Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada
gerakan maksimum sebesar alat geser langsung dapat digerakkan.
5. Pola tegangan pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan arah dari
bidang- bidang tegangan utama berotasi ketika regangan geser
ditambah.
6. Drainasi tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat ditentukan
kecepatan penggeserannya .
7. Luas bidang kontak antara tanah di kedua setengah bagian kotak geser
berkurang ketika pengujian berlangsung. Koreksi mengenai kondisi ini
diberikan oleh Petley (1966). Tetapi pengaruhnya sangat kecil pada hasil
pengujiannya, hingga dapat diabaikan.

Contoh soal 5.1:


Pengujian geser langsung dilaksanakan untuk menentukan kuat geser
tanah pasir bersih yang dipadatkan. Pada pengujian ini d ipakai ukuran
kotak
geser 250 X 250 mm2 dan data berikut diperoleh setelah
pengujiannya:

Beban normal (kg) 500 1000 1125


Beban geser puncak (kg) 490 980 1100
Beban geser resiclu (kg) 3 04 6 23 68 6

Penyelesaian:
Tentukan kuat geser tanah pasir tersehut bila clalam kondisi padat
clan tidak padat. Penyelesaian:

Pada tanah pasir padat, tahanan geser bertambah sampai tercapai


beban puncak, di mana keruntuhan geser mulai terjadi. Tahanan
geser setelah kondisi ini menurun dengan penambahan
penggeserannya. Akhirnya tercapai kondisi konstan, dengan kuat
geser pada kondisi ini adalah kuat geser residu. Nilai sudut gesek
dalam (0m) dalam kondisi padat diperoleh dari tegangan puncak.
Sedangkan sudut gesek dalam (0t) pada kondisi longgar atau tidak
padat diperoleh dari tegangan batas, yaitu ketika pasir menjadi
melonggar akibat penggeserannya. Luas area dari kotak geser adalah
0,0625 m2 . Tegangan normal untuk beban 500 kg

 = 500/ 0.0625 = 8000 kg/m2 = 8 t/m2


Dengan cara yang sama, umuk hitungan tegangan normal yang
lain.

Tegangan Normal  (t/m2) 8 16 18

Tegangan geser puncak m (t/m2 7,84 15,68 17,6

Tegangan geser residu 't (t/m 2) 4,86 9,97 10,98

Dari Gambar C5.l, nilai sudut gesek dalam tanah pada kondisi
padat (Ø) = 45°, sedangkan pada kondisi tidak padat (Øt) = 32°.
Kerjakan soal diatas dengan

Mengubah Beban Normal 500 kg + nomor pokok terakhir dalam puluhan kg


Mengubah Beban Normal 1000 kg + nomor pokok terakhir dalam puluhan kg
Mengubah Beban Normal 1125 kg + nomor pokok terakhir dalam puluhan kg

Misal nomor pokok terakhir 3 maka Beban Normal 500 kg + 30 kg dst


Data yang lainnya tetap

Di Kerjakan Paling Lambat Rabu 24 Maret Jam 23.55

Anda mungkin juga menyukai