Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KEKUATAN GESER TANAH


A. PENDAHULUAN
Jika tanah dibebani, maka akan mengakibatkan tegangan geser. Apabila tegangan geser
akan mencapai harga batas, maka massa tanah akan mengalami deformasi dan cenderung akan
runtuh. Keruntuhan tersebut mungkin akan mengakibatkan fondasi mengambang atau
pergerakan/ pergeseran dinding penahan tanah atau longsoran timbunan tanah. Keruntuhan
geser dalam tanah adalah akibat gerak relatif antara butir-butir massa tanah. Jadi kekuatan
geser tanah ditentukan untuk mengukur kemampuan tanah menahan tekanan tanpa terjadi
keruntuhan.
Kekuatan geser tanah dapat dianggap terdiri dari tiga komponen sebagai berikut:
1. Geseran struktur karena perubahan jalinan antara butir-butir massa tanah.
2. Geseran dalam ke arah perubahan letak antara butir-butir tanah sendiri dan titik-titik
kontak yang sebanding dengan tegangan efektif yang bekerja pada bidang geser.
3. Kohesi atau adhesi antara permukaan butir-butir tanah yang tergantung pada jenis tanah
dan kepadatan butirnya.
B. PARAMETER KEKUATAN GESER: C DAN
Hipotesis pertama mengenai kekuatan geser tanah dikemukakan oleh Coulomb (sekitar tahun
1773) sebagai berikut:
s = C + f.
........................................... (1.1)
atau
s = C + tg
........................................... (1.2)
Dalam hal ini:
s = kekuatan/ tegangan geser
C = kohesi
f = tan = faktor geser di antara butir-butir yang bersentuhan
= sudut geser dalam tanah
= tegangan/ tekanan normal.
Persamaan ini sebenarnya tidak dapat tepat sama sekali serta nilai C dan yang diperoleh dari
percobaan di laboratorium tergantung pada cara pengukurannya.
Kemudian persamaan Coulomb tersebut diubah oleh Terzaghi (tahun 1925) dengan
memasukkan unsur tekanan air pori dan dibuktikan pula oleh Hvorslev (1937). Oleh karena itu
persamaan berikut ini dikenal sebagai amaan Coulomb-Hvorslev.
s = C' + ' tan ' ................................................... (1.3)
Dalam hal ini:
C' = kohesi tanah dalam kondisi tekanan efektif
' = tekanan efektif
=-u
u = tekanan air pori
'= sudut geser dalam tanah kondisi efektif.
Hubungan antara kekuatan geser (s), kohesi (C) dan tekanan efektif (') tampak pada Gambar
1.1.

Gambar 1.1. Kekuatan geser tanah

C. PERCOBAAN-PERCOBAAN TANAH UNTUK MENENTUKAN PARAMETERPARAMETER KEKUATAN GESER


Percobaan-percobaan tanah yang dapat dipakai untuk mendapatkan parameter-parameter
kekuatan geser tanah yaitu:
1. Percobaan tekan bebas tidak terkekang (Unconfined compression test).
Percobaan ini juga disebut percobaan tidak berkonsolidasi dan tidak berdrainase
(Unconsolidated - undrained).
2. Percobaan geser langsung (Direct shear test) dan geser sederhana langsung (Direct simple
shear test = D.S.S. Test).
3. Percobaan tekan tidak bebas (terkekang) atau percobaan tiga sumbu/ triaksial (Confined
compression test or Triaxial test).
Ketiga percobaan ini dilaksanakan di laboratorium.
1. Percobaan tekan bebas

Gambar 1.2. Percobaan tekan bebas


persamaan:
1 = 2.Cu. tan ......... = 45 0 +

u
2

u = 0 = 45 0
u

1 = 2.Cu. tan 45 0 +
.......................................... 1.4
2

1 = 2.Cu. tan 45
1 = 2.Cu. ............................................................... 1.5
OC = bidang keruntuhan (plane of failure)
OC = tekanan normal
1 qu
S=
=
................................................................ 1.6
2
2
Jadi tegangan geser tidak berdrainase:
1 qu
S=
=
= Cu
................................................ 1.7
2
2
Dalam hal ini:
qu = kekuatan pemampatan bebas pada keruntuhan
Su = tegangan geser tidak berdrainase
Cu = kohesi tidak berdrainase
qu dapat dihitung berdasarkan perubahan luas penampang A2 pada saat terjadi keruntuhan
dengan persamaan:
A1
V
A2 =
=
....................................... (1.8)
L
L1 L
1
L1
Dalam hal ini:
2

V = isi mula-mula contoh tanah


L1 = panjang mula-mula contoh tanah
L= perubahan panjang saat keruntuhan
2. Percobaan geser langsung dan geser sederhana langsung
a) Skema percobaan geser langsung. Ph membentuk bidang runtuh sepanjang pemisah kotak
contoh.
b) Geser sederhana langsung silindris yang diusulkan oleh Norwegian Geotechnical Institut
(Saada dan Toensend, 1981).
c) Geser sederhana langsung persegi (Sowers, 1964).

Gambar 1.3. Macam-macam percobaan


Pada percobaan geser langsung, parameter-parameter kekuatan geser tanah C dan diperoleh
dengan diagram Mohr atau analisis:
Diagram Mohr

Gambar 1.4. Diagram lingkaran Mohr


Analisis
Tegangan Normal
Pv
=
.................................................................. 1.9
A
Tegangan Geser: (Karena Ph)
Ph
s=
.................................................................. 1.10
A
Dalam hal ini:
A = luas penampang contoh tanah.
Berdasarkan Hukum Coulomb: s = C + tg
3. Percobaan tekan tidak bebas atau percobaan triaksial
Yang lebih umum digunakan untuk percobaan kekuatan tekan dalam penelitian laboratorium

sekarang ialah percobaan triaksial yang pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat oleh
Leo Casagrande dan Karl Terzaghi pada tahun 1936-1937. Contoh tanah tersebut dimasukkan
ke dalam sel Triaksial seperti tampak dalam Gambar 1.5. Tanah yang akan dites biasanya
berukuran panjang antara 2 sampai 2,50 kali diameter contoh tanah atau 2 < L/d < 3. Diameter
normal umumnya = 35; 47; 50; 63,50; 71,dan 199 mm.
Dalam percobaan ini tanah mendapat tekanan utama besar (major) = s1 yang berarah vertikal
dan dua tekanan utama lainnya = s2 dan s3 (s2 = s3) berarah mendatar.
Kondisi tekanan pada tanah ketika percobaan triaksial. Lihat Gambar 1.6(a) yang
menunjukkan tekanan efektif pada contoh tanah pada saat percobaan triaksial. Tekanan utama
minor dan tekanan utama sementara sama.
Tekanan utama minor efektif = tekanan sel - tekanan pori.
Tekanan utama mayor = tekanan deviator + tekanan sel.
Tekanan utama mayor efektif: s'l = tekanan utama major - tekanan pori.

Gambar 1.5. Peralatan percobaan triaksial (Bishop dan Bjerrum, 1960)


Komponen tekanan pada bidang keruntuhan MN = ' dan f dan bidang keruntuhan
membentuk sudut = q terhadap bidang utama mayor. Gambar 1.6(b) menunjukkan selubung
keruntuhan JF dan lingkaran Mohr dalam hal ini titik F merupakan titik singgung pada
lingkaran tersebut.
Jika JFC = 90" dan selubung keruntuhan memotong absis yang membentuk sudut , maka
sudut q' dapat dihitung sebagai berikut:
1
1
' = .FCA = (90 + )
2
2
' = 45 + 0,5 ........................................... (1.11)

Gambar 1.6. Kondisi tekanan dan selubung keruntuhan dalam percobaan triaksial

Hubungan-hubungan tekanan utama pada saat keruntuhan dan dihitung dengan persamaan:
FC = jari-jari lingkaran Mohr = 0,50 (1' - 3')
OC = 0,50 (1' + 3')
OK = C' cot
'
0,50.(1 ' 3 ' )
FC
FC
sin ' =
=
=
KC KO + OC C'. cot '+0,50.(1 ' 3 ' )

(1 ' 3 ' )
2.C'. cot '+ (1 ' 3 ' )

(1 ' 3 ' ) = 2.C'. cos '+ (1 ' 3 ' ) sin ' ..................................(1.12)
1 ' (1 sin ' ) = 3 ' (1 + sin ' ) + 2.C'. cos '
1 + sin '
cos '
+ 2.C'.
.........................................(1.13)
1 sin '
1 sin '
'
'
1 ' = 3 ' tan 2 (45 + ) + 2.C'. tan(45 + ) ..................................(1.14)
2
2
......................................................... (1.15)
'1='3 tan2 + 2C' tan '
'1='3.N + 2C' N' ..................................................................... (1.16)
Dalam hal ini:
'

N ' = tan 2 = tan 2 450 +


2

Persamaan (1.14) dan (1.15) merupakan hubungan tekanan utama.


Apabila tanah dalam keadaan tekanan yang dinyatakan dalam persamaan (1.14.) dan (1.15.)
disebut dalam keseimbangan plastis. Persamaan (1.15) merupakan bentuk tekanan total yang
dapat dinyatakan sebagai berikut:
1=3 tan2 + 2Cu tan
......................................................... (1.17)
1=3.N + 2C N ..................................................................... (1.18)
Dalam hal ini
u
= 45 +
2
u

N = tan 2 45 +

Harga-harga sudut geser dalam untuk bermacam-macam tanah dapat dilihat pada Tabel 1.1.
dan 1.2.
Tabel 1.1. Harga-harga berdasarkan Hutte
Jenis tanah
Berat isi (kg/m3)
f = tan

0
0
Tanah kering
1.400
35 -40
0,700-0,839
0
Tanah lengas
1.600
45
1
Tanah basah
1.800
270
0,510
Pasir kering
1.580-1.650
300-350
0,577-0,700
Pasir lengas
1.800
400
0,839
0
Pasir basah
2.000
25
0,466
0
0
Tanah napal kering
1.500
40 -46
0,839-1.036
Tanah napal basah
1.900
200-250
0,364-0,466
Tanah lempung kering
1.600
400-500
0,839-1,192
Tanah lempung basah
2.00
200-250
0,364-0,466
0
0
Kerikil kering
1.800-1.850
35 -40
0,700-0,839
0
Kerikil basah
1.860
25
0,466
Batuan terlepas tajam
1.800
450
1
0
Batuan terlepas bulat
1.800
30
0,577
1 ' = 3 '

Tabel 1.2. Harga-harga untuk beberapa jenis tanah


Jenis tanah

Lepas
Pasir hancur bersudut
320-360
Pasir pada tebing, agak bersudut, sub angular
300-340
Pasir pantai sangat bundar
280-320
Kerikil hancur
360-400
Kerikil pada tebing
340-380
Pasir berlanau
250-350
Lanau inorganik
250-350
Lempung tidak terganggu:
Ip=0
360
Ip=20
310
Ip=40
270
Ip=60
240
Ip=80
220
Ip=100
210
Lempung dibentuk kembali:
Ip=0
340
Ip=20
260
Ip=60
190
Ip=80
150
Ip=100
120

Padat
340-400
320-380
400-500
380-420
300-360
300-350

Contoh Soal:
Dalam suatu percobaan geser langsung diperoleh data-data seperti terlihat dalam Tabel 1.3
untuk beban normal dan geser maksimum. Tanah yang dites lempung kepasiran dengan luas
penampang = 36 cm2 dalam kondisi tak terdrainase. Gambarkan selubung keruntuhan tanah
dan sudut geser dalam tanah serta kohesinya.
Penyelesaian:
Beban Normal (kg)
Gaya Geser Maksimum (kg)
10
11,00
20
15,20
30
19,30
40
23,50
Penyelesaian:
30

25

20

15

23

10

19

10

15

20

25

30

35

40

Gambar 1.7. Hasil penggambaran data-data percobaan geser langsung


Dari gambar diperoleh: u=190
S = Cu + .tan u
11
10
= Cu + . tan 19 0 Cu = 0,210 kg / cm 2
36
36

2. Pada suatu percobaan triaksial dengan kondisi percobaan tertutup yang menggunakan
contoh tanah diameter = 4 cm, tinggi = 8 cm dan percobaan dilakukan dua kali.
Percobaan pertama contoh tanah mengalami keruntuhan dengan penambahan beban aksial
(beban deviator) = 72 kg dan tegangan sel = 1 kg/cm2. Tambahan volume = 1,20 ml dan
pemendekan = 0,60 cm. Percobaan kedua contoh tanah mengalami keruntuhan dengan
penambahan beban aksial (beban deviator) = 91,50 kg dan tegangan sel = 2 kg/cm2. Tambahan
volume = 1,60 mi dan pemendekan = 0,80 cm.
Tentukan besar parameter-parameter C dan dengan cara:
a. Analitis
b. Grafis dengan lingkaran Mohr
Penyelesaian:
a. Analitis:
Percobaan pertama:
A0 = ..d2 = ..42 = 12,56 cm2.
V0 = ..d2. L0 = 12,56 .8 = 100,48 cm3.
L = 0,6 cm; V = 1,20 ml = 1,20 cm3
V + V 100,48 + 1,20
A= 0
=
= 13,74 cm 2
L 0 L
8,00 0,60
Tegangan deviator
Pd
72
d =
=
= 5,24 kg / cm 2
A 13,74
3 = 1 kg / cm 2
1 = d + 3 = 5,24+1 = 6,24 kg/cm2
Dari persamaan 2.18
1 = 3.N + 2.Cu N
6,24 = 1.N + 2.Cu N

............................(1)

Percobaan kedua:
A0 = 12,56 cm2.
V0 = 100,48 cm3.
L = 0,8 cm; V = 1,60 ml = 1,60 cm3
V + V 100,48 + 1,60
A= 0
=
= 14,18 cm 2
L 0 L
8,00 0,80
Tegangan deviator
Pd 91,50
d =
=
= 6,45 kg / cm 2
A 14,18
3 = 2 kg / cm 2
1 = d + 3 = 6,45 + 2 = 8,45 kg/cm2
Dari persamaan 2.18
1 = 3.N + 2.Cu N
8,45 = 2. N + 2.Cu N

............................( 2)

Dari (1) & (2), diperoleh: N = 2,21; Cu = 1,36 kg/cm2.


u

tan 2 450 +
= 2,21
2

u
450 +
= 56,07 0
2
u = 22,14 0
b. Grafis dengan lingkaran Mohr:

22

1
1,36

6,24

8,45

Gambar 2.8. Lingkaran Mohr soal No. 2.b


3. Sebuah contoh tanah lempung berbentuk silinder dengan ukuran sebagal berikut: Diameter
= 4 cm, tinggi = 9 cm. Tentukan kekuatan bebas tanah lempung tersebut, jika contoh tanah
mengalami keruntuhan pada pembebanan aksial = 48 kg dan perubahan panjang contoh pada
saat keruntuhan = 1 cm.
Penyelesaian:
Kekuatan tekan bebas:
Q 48,00
qu =
=
3,40 kg / cm 2
A2 14,11
Kekuatan geser tak terdrainase:
su = Cu = 0,50 qu = 0,50 x 3,40 = 1,70 kg/cm2
4. Berdasarkan suatu percobaan triaksial diperoleh data sebagai berikut:
Percobaan Tegangan sel
Pembacaan arloji tekanan
L
ke
(kN/m2)
aksial pada saat keruntuhan (R) Regangan = L
0
1
50
66
0,002
2
150
106
0,004
3
250
147
0,007
Faktor kalibrasi arlogi beban: k = 1,40 N setiap bagian skala.
Ukuran masing-masing contoh tanah:
Panjang : L0 = 7,50 cm.
Diameter : d0 = 3,75 cm
Hitunglah harga kohesi dan sudut geser dalam contoh tanah tersebut.
Penyelesaian:
Dihitung dengan menggunakan tabel berikut:
No

3
(kN/m2)

L
L0

1-e

A0
(cm2)

A
(cm2)

d
(kN/m2)

1
(kN/m2)

1
50
66
0,002 0,998 11,04 11,06
1,40
83,54
133,54
2
150
106 0,004 0,996 11,04 11,08
1,40
133,94 283,94
3
250
147 0,007 0,993 11,04 11,12
1,40
185,07 435,07
Penjelasan:
A0 = ..d2 = ..42 = 12,56 cm2.
A
11,04
A= 0 =
= 11,06 cm 2
1 0,998
Tambahan tegangan vertikal/tegangan deviator:
R.k 66 x1,4 x10000
d =
=
= 83,54 kN / m 2 .
A
11,6 x1000
Analog untuk percobaan ke-2 dan 3.
Dengan menggunakan diagram lingkaran Mohr untuk ketiga data perhitungan dalam tabel,
maka diperoleh harga-harga: C = 25 kN/m2 dan = 110.

100

50

11

c=25 kN/m2

50

100

150

200

250

283,94 300

Gambar 1.9 Lingkaran Mohr soal no. 4


PERHITUNGAN C DAN DENGAN METODA KUADRAT TERKECIL (LEAST
SQUARE METHOD).

1 = 3 tan 2 (45 + ) + 2.C. tan(45 + ) ..................................(1.19)


2
2
1 = 3 .m 2 + 2.C.m ................................................................(1.20)
Dalam hal ini

m = tan 45 0 + ......................................................................(1.21)
2

Diambil percobaan triaksial sebanyak 3 kali:


(1) 1.1. = 3.1. m2 + 2.C.m
(2) 1.2. = 3.2. m2 + 2.C.m
(3) 1.3. = 3.3. m2 + 2.C.m
1. = 3. m2 + 6.C.m
.....................................................(1)
Masing-masing ruas dikalikan dengan l.
(l) 1.l. 2l.1. = 1.1.3.1. m2 + 1.1..2.C.m
(2) 1.2. 2l.2. = 1.2.3.2. m2 + 1.2..2.C.m
(3) 1.3. 2l.3. = 1.3.3.3. m2 + 1.3..2.C.m
12 = l.3.m2 + 1.2C.m .................................................(2)
Dari persamaan (i) dan persamaan (ii) akan diperoleh harga-harga m dan C.
Kasus di atas dapat juga diselesaikan secara tabel dengan jumlah kolom sebanyak = 7 kolom,
dengan persamaan sebagai berikut:

(1) : (4)m + n.C

= (5). 1 + m 2

.....................................(1.22)

(2) : (6)m + (5).C = (7). 1 + m 2


Dalam hal ini:

....................................(1.23)

1 + 3
2
3
(5) = jumlah kolom(5) = jumlah 1
2
+ 3 1 3
(6) = jumlah kolom(6) = jumlah 1
.
2
2
(4) = jumlah kolom(4) = jumlah

+ 3
(7) = jumlah kolom(7) = jumlah 1

m = tan
C = kohesi
n = jumlah percobaan
Contoh perhitungan:
Dalam suatu percobaan triaksial tidak terdrainase pada dua contoh tanah diperoleh data-data
sebagai berikut:
1
3
Tekanan lateral: 3 (kg/cm2)
2
4,40
7,60
Tekanan total vertikal: l (kg/cm )
2
Tekanan air pori: u (kg/cm )
-0,20
0,60
Tentukan parameter-parameter: C dan
a. Dalam kondisi tekanan total
b. Dalam kondisi tekanan efektif.
a. Kondisi tekanan total:
(1). 1 = 3.m2 + 2.C.m 4,40 = 1.m2 + 2.C.m
(2). 1 = 3.m2 + 2.C.m 7,60 = 3.m2 + 2.C.m
+
12,00= 4.m2 + 4.C.m
3,00= m2 + C.m ...................... (i)
(1). 12 = 1.3.m2 + 1.2.C.m
(2). 12 = 1.3.m2 + 1.2.C.m
(1). 4,402 = 4,40.1.m2 + 4,40.2.C.m
(2). 7,602 = 7,60.3.m2 + 7,60.2.C.m
+
77,12 = 27,20.m2 + 24. C.m
3,21 = 1,13.m2 + C.m .......................................(ii)
Dari (i) & (ii) diperoleh, C = 1,09 kg/cm2 dan m = 1,27

m = tan 45 0 +
2

1,27 = tan 45 0 +
2

45 0 + = 51,80 0 = 6,80 0 = 13,60 0


2
2
b. Kondisi tekanan efektif:
(1). 1' = 1+ u = 4,40 + 0,20 = 4,60 kg/cm2
(2). 1' = 1- u = 7,60 - 0,60 = 7,00 kg/cm2
(1). 3' = 3 + u = 1,00 + 0,20 = 1,20 kg/cm2
(2). 3' = 3 - u = 3,00 - 0,60 = 1,40 kg/cm2
(1) 4,60 = 1,20 m2 + 2.C.m
(2) 7,00 = 2,40 m2 + 2.C.m
+
11,60 = 3,50.m2 + 4.C.m
2,90 = 0,90.m2 + C.m .......................................(iii)
(1) 4,602 = 4,60.1,20 m2 + 4,60.2.C.m
(2) 7,002 = 7,00.2,40 m2 + 7,00.2.C.m
+
70,16 = 22,32.m2 + 23,20.C.m
3,02 = 0,96.m2 + C.m .......................................(iv)
Dari (iii) & (iv) diperoleh, C = 0,64 kg/cm2 dan m = 1,41

10

m = tan 45 0 +
2

1,41 = tan 45 0 +
2

45 0 + = 54,65 0 = 9,65 0 = 19,30 0


2
2
Cara kedua
a. Kondisi tekanan total:
No
1 + 3
1 3
1
3
2
2
1
1
2
n=2

2
4,40
7,60

3
1,00
3,00

4
2,70
5,30
8,00

1 + 3 1 3
x
2
2

5
1,70
2,30
4,00

6
4,59
12,19
16,78

1 3

2
7
2,89
5,29
8,18

1 3

2
7
2,89
5,29
8,18

Persamaan:
Pers.1 : (4).m + n.C = (5) 1 + m 2
Pers.2 : (6).m + (6).C = (7) 1 + m 2
Pers.1 : 8m + 2.C = 4 1 + m 2

x2

Pers.2 : 16,78.m + 4.C = 8,18 1 + m 2

x1

Pers.1 : 16m + 4.C = 8 1 + m 2


Pers.2 : 16,78.m + 4.C = 8,18 1 + m 2
Dari pers 1 & 2, diperoleh: m = 0,229; C = 1,14 kg/cm2.
m = tan 0,229 = tan = 12,92 0
b. Kondisi tekanan efektif:
No
1 + 3
1
3
2
1
2
1
4,60
2
7,00
n=2
Persamaan:

3
1,20
2,40

1 3
2

1 + 3 1 3
x
2
2

5
1,70
2,30
4,00

6
4,93
10,81
15,74

4
2,90
4,70
7,60

Pers.1 : (4).m + n.C = (5) 1 + m 2


Pers.2 : (6).m + (6).C = (7) 1 + m 2
Pers.1 : 7,60.m + 2.C' = 4 1 + m 2
Pers.2 : 15,74.m + 4.C' = 8,18 1 + m 2

x2
x1

Pers.1 : 15,20m + 4.C = 8. 1 + m 2


Pers.2 : 16,78.m + 4.C = 8,18 1 + m 2
Dari pers 1 & 2, diperoleh: m = 0,229; C' = 0,78 kg/cm2.
m = tan ' 0,352 = tan ' ' = 19,39 0

11

D. PERCOBAAN GESER BALING-BALING (VANE SHEAR TEST)


Percobaan geser baling-baling adalah suatu cara untuk mengukur kekuatan geser setempat
tanah yang berbutir halus, yaitu lempung atau lanau. Percobaan ini dilakukan dengan
memasukkan alat geser baling-baling tersebut yang dipasang pada ujung-ujung tangkai atau
stang-stang bor ke dalam tanah pada dasar lubang bor. Setelah dimasukkan, baling-baling
diputar sehingga terjadi pergeseran pada suatu bidang tanah yang berbentuk silinder (Gb.1.10).

Gambar 1.10. Alat geser baling-baling


Untuk memutar tangkai ini dipergunakan suatu alat pemutar dengan pengukur (manometer)
yang dipasang pada ujung atas tangkai pemutar tersebut. Dengan alat pengukur ini kita dapat
menentukan momen torsi yang diperiksa, yaitu kekuatan geser tanah yang tidak berdrainase
(undrained).
Gaya torsi yang dihasilkan karena berputarnya tangkai torsi ialah:
Pada tepi daun baling-baling:
h

Fs = Su.d.dh = d.h.Su .......................................................(1.24)


0

Momen torsi tool:


Ms = Fs.0,50.d = d.h.Su.0,50 d
Ms = 0,50d2.h.Su ..................................................................(1.25)
Pada alas dan sisi atas baling-baling:
d/2

Fe =

2.r.dr.Su

...............................................................(1.26)

0
d/2

Me = Fe.r = 2.

2.r.dr.Su.r
0

1
Me = ..d 3 .Su .................................................................(1.27)
6
Momen torsi total:

12

T = Ms + Me = .d 2 .Su.

h 1
+ .d 3 .Su
2 6

h d
T = .d 2 .Su. + .........................................................(1.28)
2 6
Rumus umum:
d
h
T = .d 2 .Su + ...................................................(1.29)
4
2
atau
T
Su =
......................................................(1.30)
d
2 h
.d +
4
2
Persamaan (1.30) biasanya disebut persamaan Calding.
Dalam hal ini:
T = momen torsi
d = diameter baling-baling (biasanya 50 mm sampai 150 mm)
Su = tegangan geser baling-baling tidak berdrainase
h = tinggi/panjang daun baling-baling (biasanya 100 mm sampai 225 mm)
Harga-harga koefisien
= Untuk mobilisasi segitiga kekuatan geser tidak berdrainase (for trianguler
mobilisation of undrained shear strength).
= 2/3 Untuk mobilisasi seragam kekuatan geser tidak berdrainase (for uniform
mobilisation or undrained shear strength).
= 3/5 Untuk mobilisasi parabola kekuatan geser tidak berdrainase (for parabolic
mobilisation of undrained shear strength).
mobilisasi segitiga

mobilisasi seragam
Su

mobilisasi parabola
Su
d/2

d/2

Untuk perencanaan oleh Bjerrum (1972), hasil tegangan geser baling-baling tidak berdrainase
tersebut diberi faktor koreksi:
[Su]= Su
...................................................................... (1.31)
Dalam hal ini:
= 1,70 - 0,54.log PI
PI = Indeks plastisitas.
Alat baling-baling ini sangat baik untuk menentukan kekuatan geser pada lapisan lempung
yang lunak, karena pengambilan contoh tanah semacam ini secara asli sangat sulit dilakukan.
Alat baling-baling ini dapat digunakan di laboratorium dan di lapangan.
Di laboratorium ukuran baling-baling:
d = 0,50 in = 12,70 mm
h = 1,00 in = 25,40 mm
Di lapangan ukuran baling-baling (Bureay Reclamation):
d = 2,00 in = 50,80 mm
h = 4,00 in = 101,60 mm

13

d = 3,00 in = 76,20 mm
d = 4,00 in = 101,60 mm

h = 6,00 in = 152,40 mm
h = 8,00 in = 203,20 mm

Dengan menggunakan perbandingan h/d, maka dapat ditentukan rumus teoretis sbb:
Laboratorium:
h = 12 mm d = 12 mm
h = 16 mm d =16 mm
Rumus teoretis: h/d =1
Tmaks
Su = 1,50.
...................................................................(1.32)
d 3
Lapangan:
h = 76 mm d = 38 mm
h = 100 mm d = 50 mm
h = 130 mm d = 65 mm
Rumus teoritisr h/d = 2
6 Tmaks
Su =
...................................................................(1.33)
7 d 3
Contoh-contoh perhitungan
1. Sebuah bor baling-baling mempunyai tinggi daun = 100 mm dan diameter = 50 mm, dipakai
untuk menguji kekuatan geser lempung lunak. Dalam keadaan asli momen torsi yang
dihasilkan T = 450 kg cm. Kemudian tanah tersebut dipadatkan kembali dan diadakan
percobaan ulang, ternyata momen torsi yang terjadi T = 180 kg cm.
Hitunglah tegangan geser tanah tersebut dalam keadaan asli dan sesudah dipadatkan kembali.
Berapakah besar perbandingan kedua tegangan geser tanah tersebut? Untuk mobilisasi
seragam kekuatan geser.
Perhitungan:
a. Keadaan asli:
T = 450 kg cm
h = 100 mm = 10 cm
d = 50 mm = 5 cm
450
T
Su =
=
= 0,983 kg / cm 2
h d
10 5
.d 2 + .5 2 +
2 6
2 6
atau digunakan persamaan (2.33)
6 Tmaks 6 450
Su = .
= . 3 = 0,983 kg / cm 2
7 .d 3
7 .5
b. Keadaan sesudah dipadatkan kembali:
T = 180 kg cm
T
180
Su =
=
= 0,393 kg / cm 2
h
d
10
5

.d 2 + .5 2 +
2 6
2 6
0,989
= 2,50
Perbandingan kedua tegangan geser tanah tersebut:
0,393
2. Pada suatu percobaan geser baling-baling diperoleh data-data sebagai berikut:
T= 61 N.m
wL = 68,40%
d = 65 mm
wP = 34,10%
h = 110 mm
wN = 71,30%
Dengan anggapan tahanan ujung seragam (mobilisasi seragam), maka hitunglah: Su dan [Su]
untuk sebuah fondasi. Apakah tanah tersebut terkonsolidasi berlebihan atau sensitif?
Perhitungan:
T = 61 N.m 61.102 N.cm
d = 65 mm = 6,50 cm

14

h = 110 mm = 11,00 cm
T
61.10 2
Su =
=
= 6,984 kg / cm 2
h
d
11
6
,
50

.d 2 + .(6,5) 2 +

6
2 6
2
PI = wL - wP
PI = 68,40 - 34,10 = 34,30
=1,70 - 0,54 log PI
= 1,70 - 0,54 log 34,30 = 0,871
[Su]= .Su
[Su] = 0,871 x 6,984 = 6,083 N/cm2
Tanah tidak mengalami overkonsolidasi, karena:
WN > wL 71,30% > 68,40%
Catatan:
[Su] = Tegangan geser tak berdrainase yang diizinkan
E. PERCOBAAN-PERCOBAAN DI LABORATORIUM
1. Percobaan tekan bebas
a. Tujuan:
Untuk menentukan kekuatan tekan bebas contoh dan batuan dalam keadaan asli maupun tidak.
Kekuatan tekan bebas ialah besar beban aksial tiap satuan luas penampang benda uji pada saat
mengalami keruntuhan atau pada saat regangan mencapai 20%.
b. Alat-alat yang digunakan:
1) Alat tekan bebas
2) Alat untuk mengeluarkan contoh tanah
3) Cetakan benda uji berbentuk silinder: h = 2d
4) Neraca dengan ketelitian 0,10 gram
5) Stopwatch
6) Pisau
7) Oven Listrik
c. Cara melakukan percobaan:
1) Benda uji:
a) Benda uji yang digunakan berbentuk silinder
b) Benda uji berdiameter minimal = 3,30 cm dan tinggi: h = 2 kali diameter.
Biasanya digunakan benda uji berdiameter = 6,80 cm dan tinggi 13,60 cm.
Untuk benda uji berdiameter = 3,30, maka besar butir maksimum yang terkandung dalam
benda uji harus < 0,10 diameter benda uji.
c) Untuk benda uji berdiameter = 6,80, maka besar butir maksimum yang terkandung dalam
benda uji harus < 1/6 diameter benda uji.
Apabila sesudah pemeriksaan dijumpai butir yang lebih besar dari syarat-syarat tersebut di
atas, maka dalam pernbuatan laporan agar dicantumkan.
2) Persiapan benda uji:
a) Menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh.
 Contoh tanah dikeluarkan dengan alat penekan contoh (sample extruder) dari
tabung contoh tanah sepanjang 1 - 2 cm, kemudian dipotong dengan pisau atau
gergaji kawat dan diratakan dengan pisau.
 Pasang alat benda uji di depan tabung contoh dan keluar kan contoh tanah dengan
rnenekan contoh, kemudian dipotong dengan pisau atau gergaji kawat.
 Alat cetak yang berisi benda uji didirikan dengan ujung yang sudah dibentuk di
atas alas yang rata. Kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau
 Keluarkan benda uji dari alat cetak.
b) Menyiapkan benda uji buatan atau yang dibentuk.
 Benda uji buatan dapat dipersiapkan dari benda uji bekas pakai atau dari contoh
tanah lain yang tidak asli.
 Jika menggunakan benda uji bekas pakai atau benda uji dari tabung contoh, benda
tersebut dimasukkan ke dalam kantung plastik kemudian diremas dengan jari
sampai merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati untuk

15

mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata dan penguapan yang
merata pula.
Padatkan benda uji tersebut dalam cetakan.
 Apabila menggunakan benda uji contoh tanah tidak asli yang lain, maka benda uji
dapat dipersiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih dahulu.
Jika dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih dahulu sebelum
diperiksa.
3) Pelaksanaan percobaan:
a) Periksa alat tekan bebas dengan segala kelengkapannya yang slap untuk digunakan.
b) Timbang benda uji, kemudian letakkan pada alat tekan bebas secara sentris.
c) Bebani bends uji dengan kecepatan regangan 0,50 sampai 2%/menit dan pembacaan
beban dilakukan pada regangan-regangan = 0,50%, 1%, 2% dan seterusnya serta catat
hasilnya.
d) Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan, apabila regangan
telah mencapai 20% benda uji belum runtuh, maka percobaan dihentikan.
d. Analisis perhitungan:
Regangan aksial:
L
=
L0
Dalam hal ini:
E = regangan aksial (%)
L = perubahan panjang benda uji (cm)
L0 = panjang benda uji mula-mula (cm)
Luas penampang benda uji mula-mula:
A0=..D02
Dalam hal ini:
A0 = luas penampang benda uji mula-mula
D0 = diameter benda uji mula-mula
Luas penampang honda uji rata-rata/ terkoreksir
A
A= 0
1
Tegangan normal:
P
=
A
P=R x K
Dalam hal ini:
P = beban aksial
R = pembacaan arloji regangan/ beban
K = angka kalibrasi cincin penguji (proving ring calibration)
2. Percobaan geser langsung
a. Tujuan:
1. Untuk mengetahui gaya geser dengan tegangan geser langsung, sudut geser dalam dan
kohesi tanah.
2. Untuk mencari kohesi tanah asli dengan sistem kecepatan tarik geser yang terkontrol.
Tegangan geser adalah tegangan geser tanah maksimum yang ditekan dengan tekanan
vertikal dan horizontal.
b. Alat-alat yang digunakan
1) Alat geser langsung lengkap yang terdiri dari:
- Alat pengukur untuk menentukan beban vertikal
- Alat pengukur untuk menentukan tegangan geser horizontal
- Beban untuk memberikan tekanan normal
- Trimming ring
2) Stop watch
3) Pisau pemotong
4) Grease/ vaseline

16

5) Timbangan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,50 gr


6) Timbangan kapasitas 200 gr., ketelitian 0,01 gram
7) Kertas hisap
8) Oven listrik
9) Gergaji kawat
c. Cara melakukan percobaan:
1) Pembuatan benda uji:
a) Benda uji tanah asli
Contoh tanah asli dari tabung pengambilan contoh di lapangan ujungnya diratakan dan
cincin cetak (trimming ring) benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut. Tanah dari
tabung digunakan secukupnya untuk membuat tiga benda uji.
Benda uji tanah asli dapat juga diambil langsung dari tempat galian pada kedalaman
yang diinginkan dengan cara membenamkan cincin cetak langsung pada tanah tersebut.
b) Benda uji tanah buatan
Contoh tanah yang dipadatkan dengan kadar air tertentu atau yang diinginkan.
Pemadatan dapat langsung dilakukan pada cincin cetak atau tabung pemadatan.
c) Tebal minimum benda uji 1,30 cm, tetapi tidak kurang dari 6 kali diameter butir tanah
maksimum.
d) Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal 2 : 1.
Untuk benda uji yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar perbandingan
lebar dan tebal minimal 2 : 1.
e) Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agar tidak merusak benda uji.
2) Pelaksanaan:
a) Tanah dalam cincin cetak ditimbang beratnya.
b) Bagian dalam kotak geser dilumuri minyak (grease) guna mengurangi geseran pada
waktu percobaan dilakukan, dengan gerakan teratur pada waktu digerakkan dengan
pasak pendorong.
c) Ukur diameter dan tebal contoh tanah.
d) Masukkan batu pori bergigi ke dalam kotak geser, di atasnya diberi kertas hisap dan
letakkan contoh tanah tersebut di atasnya dengan menekan hati-hati.
e) Di atas contoh tanah diberi lagi kertas hisap, kemudian di atasnya dipasang batu pori
bergigi. Plat pembebanan dan penutup di atasnya dipasang. Gigi atau pori bergigi harus
dipasang dengan sudut yang benar-benar tegak lurus terhadap arah geseran.
f) Letakkan beban pada piat pembebanan.
g) Letakkan alat pengukur horizontal (horizontal dial gauge) pada kotak geser dan alat
pengukur vertikal (vertical dial gauge) dipasang pada puncak plat pembebanan.
h) Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera setelah
pembebanan pertama diberikan, isilah kotak cincin percobaan dengan air sampai penuh
di atas permukaan benda uji. Jagalah permukaan air agar supaya tetap selama percobaan.
i) Diamkan benda uji sampai konsolidasi selesai. Catat proses konsolidasi tersebut pada
waktu-waktu tertentu sesuai dengan cara percobaan konsolidasi.
j) Setelah konsolidasi, hitung t50 untuk menentukan kecepatan geseran. Konsolidasi dibuat
dalam tiga beban yang diperlukan, kecepatan geser dapat ditentukan dengan membagi
deformasi geser maksimum = 50 t50. Deformasi geser maksimum kira-kira = 10%
diameter asli benda uji.
k) Kecepatan geseran = 1 mm/menit atau satu putaran jarum arloji pengukur mendatar tiap
menit.
Pembacaan pada arloji pengukur horizontal dan arloji pengukur vertikal pada setiap
antara waktu 15 detik sampai 2 menit, selanjutnya pembacaan pada setiap 30 detik
selama 1 menit. Semua pembacaan dicatat pada formulir data.
l) Setelah selesai kemudian contoh tanah tadi diambil sebagian untuk penyelidikan kadar
airnya.
m) Untuk benda uji kedua berikan beban normal sebesar 2 kali beban normal yang pertama
dan lakukan langkah-langkah seperti yang pertama.
n) Untuk benda uji ketiga berikan beban normal sebesar 3 kali beban normal yang pertama
dan lakukan langkah-langkah seperti yang pertama.
d. Analisis perhitungan:

17

1) Dengan mengetahui data-data pembacaan arloji pengukur horizontal, maka dapat dihitung
gaya geser dan tegangan geser sebagai berikut:
P
=
A
Dalam hal ini:
= tegangan geser
P = gaya geser = pembacaan arloji geser x faktor kalibrasi cincin penguji
A = luas penampang contoh tanah
2) Dengan pemberian beban normal dapat diperoleh tegangan normal dengan persamaan
sebagai berikut:
N
=
A
Dalam hal ini:
= tegangan normal
N = beban normal
3) Dari tegangan normal dan tegangan geser dapat dibuat garis selubung lingkaran Mohr
dengan persamaan:
= C + tan
Dari kurva persamaan ini dapat ditentukan besar kohesi = C; sudut geser dalam tanah = .
3. Percobaan triaksial
a. Tujuan:
Untuk menentukan sudut gesar dalam dan kohesi suatu janis tanah.
Ada tiga macam parcobaan triaksial yaitu:
1) Berkonsolidasi tidak berdrainase (Consolidated-Undrained+CU) juga disebut
berkonsolidasi cepat (Consolidated Quick + Qc).
2) Tidak berkonsolidasi - tidak berdrainasa (Uncodolidated - Undrained = UU) disebut juga
tanpa berkonsolidasi cepat (Unconsolidated Quick = O).
3) Berkonsolidasi berdrainase (Consolidated - Drained = CD) disebut juga lambat (Slow = S).
b. Alat-alatyang digunakan:
1) Khusus:
- Mesin triaksial
- Pembentuk/ pencatak contoh tanah dengan perlengkapannya: pisau, gargaji kawat dll
- Membran karet
- Alat peregang membran
2) Umum:
- Penyalur air
- Penyalur/pengatur hampa udara
- Timbangan dengan ketelitian 0,10 dan 0,01 gram
- Oven pengering
- Desiccator
- Cincin/ plester karat untuk pengikat
- Cawan penguap
- Pencatat waktu
c. Cara melakukan percobaan:
1) Consolidated Undrained = CU atau Qc:
- Lindungi contoh tanah dengan membran karet dengan menggunakan alat peregang
membran.
Untuk ini dilakukan dengan menempatkan ujung membran di atas alat peregang
membran dan kemudian dihisap melalui tabung (lihat Gambar 2.18).
Membran dan peregang membran akan dengan mudah dimasuki contoh tanah, lepaskan
penghisap dan membran akan membungkus contoh tanah.
- Timbang contoh tanah dan membran dengan ketelitian 0,10 gram.
- Hilangkan udara pada plat bawah dan penghubung plat dengan buret dengan jalan
menyemprot dengan air mendidih.
- Alirkan air melalui plat dasar untuk menghindarkan terperangkapnya udara dan

18

tempatkan contoh tanah di atasnya.


Kemudian basahi membran, lewatkan pada dasar dan ikat dengan cincin/ plester karet.
Basahi ujung membran dan tutupi dengan penutup atas.
Ikat pada batang vertikai dan kemudian tutupi penutup dengan membran dan ikat.
Basahi gasket karet bawah, tempatkan pada tengah ruang.
Basahi gasket atas dan tempatkan di atas silinder.
Tempatkan peralatan mesin sebelah atas dan periksa apakah plunyer telah menyentuh
contoh.
- Pada saat ini semua katup (a - m) ditutup kecuali k.
- Alirkan air ke ruang dengan membuka m sampai mencapai penutup dan kemudian tutup
m kembali.
- Tutup katup k, buka tabung tekanan dan atur sampai tekanan yang diinginkan. Naikkan
tekanan pada ruang dengan membuka h perlahan-lahan.
- Turunkan plunyer sehingga tepat pada keadaan mulai menyentuh.
- Biarkan contoh.tanah berkonsolidasi pada tekanan ruang dengan membuka katup saluran
g dan f. Jumlah air yang keluar selama konsolidasi dapat diukur di buret.
- Setelah konsolidasi selesai (terlihat bahwa aliran air sudah berhenti). Sentuhkan lagi
plunyer pada contoh tanah.
- Jarak yang harus diberikan pada plunyer untuk mencapai lagi permukaan contoh tanah
adalah perubahan panjang tanab akibat konsolidasi.
- Sesudah itu tutup katup g dan f.
- Catat bacaan awal cincin uji dan begitu alat penggerak mulai digerakkan, alat pencatat
waktu dimulai pula.
- Pembacaan dilakukan setiap tekanan 0,01 inci sampai 0,05 inci pertama dan kemudian
l.k. 0,02 inci sampai 0,10 inci dan kemudian dilanjutkan sampai regangan mencapai l.k.
15%.
- Tentukan tekanan dan angkat beban as.
- Tutup katup h dan melalui katup k, hilangkan tekanan ruang perlahan-lahan.
- Keringkan ruang dengan merendahkan botol penyalur dan katup m.
- Timbang contoh tanah dan gambar bidang keruntuhan yang terjadi.
Analisis perhitungan:
1) Perubahan panjang contoh tanah:
L = a - b
Dalam hal ini
a = k (kalibrasi) x jumlah putaran
b = pembacaan cincin pengukur akhir - pembacaan cincin pengukur awal
2) Regangan:
L
=
L1
Dalam hal ini:
L1 = L0 - Lc
L0 = panjang contoh tanah mula-mula
Lc = perubahan panjang contoh tanah akibat konsolidasi
3) Tegangan deviator:
P = d = 1- 3
P
p=
A
Dalam hal ini:
P = beban kerja faktor kalibrasi cincin x pembacaan cincin pengukur - pembacaan cincin
pengukur awal
A = luas penampang contoh tanah
Dalam hal ini:
-

19

Ac
1
V Vc
Ac = 0
L 0 Vc
V0 = Volume contoh tanah mula-mula
Vc = perubahan volume akibat konsolidasi
4) Perbandingan tegangan utama mayor dan minor antar butir:
P
P
+ 3
+ ch
1 A
=A
=
3
3
ch
Dalam hal ini:
ch = tekanan ruang (chamber pressure)
5) Sudut geser dalam tanah:
(1 / 3 1)

= sin 1
(1 / 3 + 1)
A=

m
2
Dalam hal ini:
m = sudut geser dalam maksimum/ puncak
2) Unconsolidated - Undrained = UU atau Q:
- Ukur ketebalan membran.
- Gulung membran dan pasang pada sisi luar silinder dengan salah satu ujung 0,50 inci
lebih panjang dari silinder.
- Basahi ujung ini dan tempa tekan di luar plat dasar yang terdiri dari batu pori.
- Ikat membran ke plat dasar dengan cincin/plester karet dan keluarkan silinder.
- Jepit tabung/mold sekeliling membran dan putar ujung akhir membran ke sebelah atas
mold.
- Timbang cawan dan tanah kering yang akan dites dengan ketelitian 0,10 gram.
- Tempatkan tanah dalam membran dengan menumbuk setiap sendok.
- Kemudian timbang lagi tanah dan cawan, selisihnya = berat tanah yang dites.
- Tutup semua katup (a - m) kecuali k dan i dibiarkan terbuka.
- Contoh tanah dijenuhkan dengan menutup saluran atas dan membuka a, b dan g serta
kemudian menutup a dan b dan membuka j.
- Setelah jenuh, buka saluran atas dan air dibiarkan mengalir dan setelah air mencapai
ketinggian contoh tanah, saluran atas ditutup.
- Alirkan Hg sebanyak 5 inci dengan membuka b, d, j dan g dan menutup e serta perlahanlahan membuka a.
- Dengan contoh berada di bawah ruang hampa pindahkan klep atas, periksa ketinggian
katup dan pindahkan contoh tanah hati-hati.
- Setelah mold dipindahkan, ruang hampa dinaikkan menjadi 10 inci dengan membuka a
sedikit.
- Ukur panjang contoh tanah dengan ketelitian 0,10 mm dan ukur keliling contoh tanah
pada atas, tengah dan bawah.
- Buka katup dan batang vertikai yang tertinggal dibautkan pada dasar.
- Basahi gasket karet bawah dan tempatkan silinder "lucite" di tengah gasket, basahi karet
gasket atas dan tempatkan di sebelah atas silinder. Dengan hati-hati tempatkan peralatan
mesin pada tempatnya dan periksa, apakah plunyer menyentuh contoh tanah tepat di
tengahnya.
- Kencangkan semua baut atas pada batang vertikal.
- Periksa apakah plat atas sejajar plat bawah.
- Alirkan air ke ruang tersebut dengan membuka katup m sampai penutup tertutup,
kemudian katup m ditutup.
- Tutup k, buka drum tekanan dan atur tekanan yang diinginkan pada alat pengatur
tekanan.
- Dengan hati-hati beri tekanan pada ruang sampai 5 psi. dengan membuka katup h, yang

6) = 45 0 +

20

pada waktu bersamaan buka katup c untuk membuang kehampaan udara.


Catat pembacaan buret, perlahan-lahan tekanan pada ruang ditambah sampai penuh dan
catat lagi pembacaan buret.
Pada saat ini, periksa apakah ada kebocoran pada membran.
Bocoran dapat diketahui dengan naiknya bacaan buret.
Turunkan plunyer sehingga menyentuh tutup contoh tanah.
Catat bacaan awal pada arloji cincin pengukur, pencatat putaran, buret dan waktu serta
kemudian mulai dengan pembebanan.
Untuk awal tegangan aksial 2%, baca setiap regangan 0,20%, selanjutnya setiap 0,50 1%.
Lanjutkan percobaan sampai gaya tegangan tetap untuk beberapa pembacaan atau
contoh tanah telah tertekan 15%-nya
Hentikan gaya tegangan dan periksa lagi apakah ada kebocoran.
Baca buret, tutup h, buang tekanan ruang melalui k sampai 5 psi. dan baca buret lagi.
Selisih bacaan = perubahan volume akibat pengurangan tekanan lateral.
Tutup c dan f, buka b, d dan j. Alirkan Hg sampai 10 inci melalui a dan hilangkan
tekanan ruang sampai 0 melalui k.
Buang air dalam ruang dengan menurunkan botol penyalur dan buka m.
Bongkar peralatan.
Gambarkan bidang keruntuhan contoh tanah.

Analisis perhitungan
L = a - b
A
L
P
=
; A= 0 ; p=
L0
1
A
1 p + 3
=
3
3
3 = tekanan ruang pada saat tekanan air = O
(1 / 3 1)

= sin 1
(1 / 3 + 1)
= 45 0 +

m
2

21

Anda mungkin juga menyukai