u
2
u = 0 = 45 0
u
1 = 2.Cu. tan 45 0 +
.......................................... 1.4
2
1 = 2.Cu. tan 45
1 = 2.Cu. ............................................................... 1.5
OC = bidang keruntuhan (plane of failure)
OC = tekanan normal
1 qu
S=
=
................................................................ 1.6
2
2
Jadi tegangan geser tidak berdrainase:
1 qu
S=
=
= Cu
................................................ 1.7
2
2
Dalam hal ini:
qu = kekuatan pemampatan bebas pada keruntuhan
Su = tegangan geser tidak berdrainase
Cu = kohesi tidak berdrainase
qu dapat dihitung berdasarkan perubahan luas penampang A2 pada saat terjadi keruntuhan
dengan persamaan:
A1
V
A2 =
=
....................................... (1.8)
L
L1 L
1
L1
Dalam hal ini:
2
sekarang ialah percobaan triaksial yang pertama kali diperkenalkan di Amerika Serikat oleh
Leo Casagrande dan Karl Terzaghi pada tahun 1936-1937. Contoh tanah tersebut dimasukkan
ke dalam sel Triaksial seperti tampak dalam Gambar 1.5. Tanah yang akan dites biasanya
berukuran panjang antara 2 sampai 2,50 kali diameter contoh tanah atau 2 < L/d < 3. Diameter
normal umumnya = 35; 47; 50; 63,50; 71,dan 199 mm.
Dalam percobaan ini tanah mendapat tekanan utama besar (major) = s1 yang berarah vertikal
dan dua tekanan utama lainnya = s2 dan s3 (s2 = s3) berarah mendatar.
Kondisi tekanan pada tanah ketika percobaan triaksial. Lihat Gambar 1.6(a) yang
menunjukkan tekanan efektif pada contoh tanah pada saat percobaan triaksial. Tekanan utama
minor dan tekanan utama sementara sama.
Tekanan utama minor efektif = tekanan sel - tekanan pori.
Tekanan utama mayor = tekanan deviator + tekanan sel.
Tekanan utama mayor efektif: s'l = tekanan utama major - tekanan pori.
Gambar 1.6. Kondisi tekanan dan selubung keruntuhan dalam percobaan triaksial
Hubungan-hubungan tekanan utama pada saat keruntuhan dan dihitung dengan persamaan:
FC = jari-jari lingkaran Mohr = 0,50 (1' - 3')
OC = 0,50 (1' + 3')
OK = C' cot
'
0,50.(1 ' 3 ' )
FC
FC
sin ' =
=
=
KC KO + OC C'. cot '+0,50.(1 ' 3 ' )
(1 ' 3 ' )
2.C'. cot '+ (1 ' 3 ' )
(1 ' 3 ' ) = 2.C'. cos '+ (1 ' 3 ' ) sin ' ..................................(1.12)
1 ' (1 sin ' ) = 3 ' (1 + sin ' ) + 2.C'. cos '
1 + sin '
cos '
+ 2.C'.
.........................................(1.13)
1 sin '
1 sin '
'
'
1 ' = 3 ' tan 2 (45 + ) + 2.C'. tan(45 + ) ..................................(1.14)
2
2
......................................................... (1.15)
'1='3 tan2 + 2C' tan '
'1='3.N + 2C' N' ..................................................................... (1.16)
Dalam hal ini:
'
N = tan 2 45 +
Harga-harga sudut geser dalam untuk bermacam-macam tanah dapat dilihat pada Tabel 1.1.
dan 1.2.
Tabel 1.1. Harga-harga berdasarkan Hutte
Jenis tanah
Berat isi (kg/m3)
f = tan
0
0
Tanah kering
1.400
35 -40
0,700-0,839
0
Tanah lengas
1.600
45
1
Tanah basah
1.800
270
0,510
Pasir kering
1.580-1.650
300-350
0,577-0,700
Pasir lengas
1.800
400
0,839
0
Pasir basah
2.000
25
0,466
0
0
Tanah napal kering
1.500
40 -46
0,839-1.036
Tanah napal basah
1.900
200-250
0,364-0,466
Tanah lempung kering
1.600
400-500
0,839-1,192
Tanah lempung basah
2.00
200-250
0,364-0,466
0
0
Kerikil kering
1.800-1.850
35 -40
0,700-0,839
0
Kerikil basah
1.860
25
0,466
Batuan terlepas tajam
1.800
450
1
0
Batuan terlepas bulat
1.800
30
0,577
1 ' = 3 '
Lepas
Pasir hancur bersudut
320-360
Pasir pada tebing, agak bersudut, sub angular
300-340
Pasir pantai sangat bundar
280-320
Kerikil hancur
360-400
Kerikil pada tebing
340-380
Pasir berlanau
250-350
Lanau inorganik
250-350
Lempung tidak terganggu:
Ip=0
360
Ip=20
310
Ip=40
270
Ip=60
240
Ip=80
220
Ip=100
210
Lempung dibentuk kembali:
Ip=0
340
Ip=20
260
Ip=60
190
Ip=80
150
Ip=100
120
Padat
340-400
320-380
400-500
380-420
300-360
300-350
Contoh Soal:
Dalam suatu percobaan geser langsung diperoleh data-data seperti terlihat dalam Tabel 1.3
untuk beban normal dan geser maksimum. Tanah yang dites lempung kepasiran dengan luas
penampang = 36 cm2 dalam kondisi tak terdrainase. Gambarkan selubung keruntuhan tanah
dan sudut geser dalam tanah serta kohesinya.
Penyelesaian:
Beban Normal (kg)
Gaya Geser Maksimum (kg)
10
11,00
20
15,20
30
19,30
40
23,50
Penyelesaian:
30
25
20
15
23
10
19
10
15
20
25
30
35
40
2. Pada suatu percobaan triaksial dengan kondisi percobaan tertutup yang menggunakan
contoh tanah diameter = 4 cm, tinggi = 8 cm dan percobaan dilakukan dua kali.
Percobaan pertama contoh tanah mengalami keruntuhan dengan penambahan beban aksial
(beban deviator) = 72 kg dan tegangan sel = 1 kg/cm2. Tambahan volume = 1,20 ml dan
pemendekan = 0,60 cm. Percobaan kedua contoh tanah mengalami keruntuhan dengan
penambahan beban aksial (beban deviator) = 91,50 kg dan tegangan sel = 2 kg/cm2. Tambahan
volume = 1,60 mi dan pemendekan = 0,80 cm.
Tentukan besar parameter-parameter C dan dengan cara:
a. Analitis
b. Grafis dengan lingkaran Mohr
Penyelesaian:
a. Analitis:
Percobaan pertama:
A0 = ..d2 = ..42 = 12,56 cm2.
V0 = ..d2. L0 = 12,56 .8 = 100,48 cm3.
L = 0,6 cm; V = 1,20 ml = 1,20 cm3
V + V 100,48 + 1,20
A= 0
=
= 13,74 cm 2
L 0 L
8,00 0,60
Tegangan deviator
Pd
72
d =
=
= 5,24 kg / cm 2
A 13,74
3 = 1 kg / cm 2
1 = d + 3 = 5,24+1 = 6,24 kg/cm2
Dari persamaan 2.18
1 = 3.N + 2.Cu N
6,24 = 1.N + 2.Cu N
............................(1)
Percobaan kedua:
A0 = 12,56 cm2.
V0 = 100,48 cm3.
L = 0,8 cm; V = 1,60 ml = 1,60 cm3
V + V 100,48 + 1,60
A= 0
=
= 14,18 cm 2
L 0 L
8,00 0,80
Tegangan deviator
Pd 91,50
d =
=
= 6,45 kg / cm 2
A 14,18
3 = 2 kg / cm 2
1 = d + 3 = 6,45 + 2 = 8,45 kg/cm2
Dari persamaan 2.18
1 = 3.N + 2.Cu N
8,45 = 2. N + 2.Cu N
............................( 2)
tan 2 450 +
= 2,21
2
u
450 +
= 56,07 0
2
u = 22,14 0
b. Grafis dengan lingkaran Mohr:
22
1
1,36
6,24
8,45
3
(kN/m2)
L
L0
1-e
A0
(cm2)
A
(cm2)
d
(kN/m2)
1
(kN/m2)
1
50
66
0,002 0,998 11,04 11,06
1,40
83,54
133,54
2
150
106 0,004 0,996 11,04 11,08
1,40
133,94 283,94
3
250
147 0,007 0,993 11,04 11,12
1,40
185,07 435,07
Penjelasan:
A0 = ..d2 = ..42 = 12,56 cm2.
A
11,04
A= 0 =
= 11,06 cm 2
1 0,998
Tambahan tegangan vertikal/tegangan deviator:
R.k 66 x1,4 x10000
d =
=
= 83,54 kN / m 2 .
A
11,6 x1000
Analog untuk percobaan ke-2 dan 3.
Dengan menggunakan diagram lingkaran Mohr untuk ketiga data perhitungan dalam tabel,
maka diperoleh harga-harga: C = 25 kN/m2 dan = 110.
100
50
11
c=25 kN/m2
50
100
150
200
250
283,94 300
m = tan 45 0 + ......................................................................(1.21)
2
= (5). 1 + m 2
.....................................(1.22)
....................................(1.23)
1 + 3
2
3
(5) = jumlah kolom(5) = jumlah 1
2
+ 3 1 3
(6) = jumlah kolom(6) = jumlah 1
.
2
2
(4) = jumlah kolom(4) = jumlah
+ 3
(7) = jumlah kolom(7) = jumlah 1
m = tan
C = kohesi
n = jumlah percobaan
Contoh perhitungan:
Dalam suatu percobaan triaksial tidak terdrainase pada dua contoh tanah diperoleh data-data
sebagai berikut:
1
3
Tekanan lateral: 3 (kg/cm2)
2
4,40
7,60
Tekanan total vertikal: l (kg/cm )
2
Tekanan air pori: u (kg/cm )
-0,20
0,60
Tentukan parameter-parameter: C dan
a. Dalam kondisi tekanan total
b. Dalam kondisi tekanan efektif.
a. Kondisi tekanan total:
(1). 1 = 3.m2 + 2.C.m 4,40 = 1.m2 + 2.C.m
(2). 1 = 3.m2 + 2.C.m 7,60 = 3.m2 + 2.C.m
+
12,00= 4.m2 + 4.C.m
3,00= m2 + C.m ...................... (i)
(1). 12 = 1.3.m2 + 1.2.C.m
(2). 12 = 1.3.m2 + 1.2.C.m
(1). 4,402 = 4,40.1.m2 + 4,40.2.C.m
(2). 7,602 = 7,60.3.m2 + 7,60.2.C.m
+
77,12 = 27,20.m2 + 24. C.m
3,21 = 1,13.m2 + C.m .......................................(ii)
Dari (i) & (ii) diperoleh, C = 1,09 kg/cm2 dan m = 1,27
m = tan 45 0 +
2
1,27 = tan 45 0 +
2
10
m = tan 45 0 +
2
1,41 = tan 45 0 +
2
2
4,40
7,60
3
1,00
3,00
4
2,70
5,30
8,00
1 + 3 1 3
x
2
2
5
1,70
2,30
4,00
6
4,59
12,19
16,78
1 3
2
7
2,89
5,29
8,18
1 3
2
7
2,89
5,29
8,18
Persamaan:
Pers.1 : (4).m + n.C = (5) 1 + m 2
Pers.2 : (6).m + (6).C = (7) 1 + m 2
Pers.1 : 8m + 2.C = 4 1 + m 2
x2
x1
3
1,20
2,40
1 3
2
1 + 3 1 3
x
2
2
5
1,70
2,30
4,00
6
4,93
10,81
15,74
4
2,90
4,70
7,60
x2
x1
11
Fe =
2.r.dr.Su
...............................................................(1.26)
0
d/2
Me = Fe.r = 2.
2.r.dr.Su.r
0
1
Me = ..d 3 .Su .................................................................(1.27)
6
Momen torsi total:
12
T = Ms + Me = .d 2 .Su.
h 1
+ .d 3 .Su
2 6
h d
T = .d 2 .Su. + .........................................................(1.28)
2 6
Rumus umum:
d
h
T = .d 2 .Su + ...................................................(1.29)
4
2
atau
T
Su =
......................................................(1.30)
d
2 h
.d +
4
2
Persamaan (1.30) biasanya disebut persamaan Calding.
Dalam hal ini:
T = momen torsi
d = diameter baling-baling (biasanya 50 mm sampai 150 mm)
Su = tegangan geser baling-baling tidak berdrainase
h = tinggi/panjang daun baling-baling (biasanya 100 mm sampai 225 mm)
Harga-harga koefisien
= Untuk mobilisasi segitiga kekuatan geser tidak berdrainase (for trianguler
mobilisation of undrained shear strength).
= 2/3 Untuk mobilisasi seragam kekuatan geser tidak berdrainase (for uniform
mobilisation or undrained shear strength).
= 3/5 Untuk mobilisasi parabola kekuatan geser tidak berdrainase (for parabolic
mobilisation of undrained shear strength).
mobilisasi segitiga
mobilisasi seragam
Su
mobilisasi parabola
Su
d/2
d/2
Untuk perencanaan oleh Bjerrum (1972), hasil tegangan geser baling-baling tidak berdrainase
tersebut diberi faktor koreksi:
[Su]= Su
...................................................................... (1.31)
Dalam hal ini:
= 1,70 - 0,54.log PI
PI = Indeks plastisitas.
Alat baling-baling ini sangat baik untuk menentukan kekuatan geser pada lapisan lempung
yang lunak, karena pengambilan contoh tanah semacam ini secara asli sangat sulit dilakukan.
Alat baling-baling ini dapat digunakan di laboratorium dan di lapangan.
Di laboratorium ukuran baling-baling:
d = 0,50 in = 12,70 mm
h = 1,00 in = 25,40 mm
Di lapangan ukuran baling-baling (Bureay Reclamation):
d = 2,00 in = 50,80 mm
h = 4,00 in = 101,60 mm
13
d = 3,00 in = 76,20 mm
d = 4,00 in = 101,60 mm
h = 6,00 in = 152,40 mm
h = 8,00 in = 203,20 mm
Dengan menggunakan perbandingan h/d, maka dapat ditentukan rumus teoretis sbb:
Laboratorium:
h = 12 mm d = 12 mm
h = 16 mm d =16 mm
Rumus teoretis: h/d =1
Tmaks
Su = 1,50.
...................................................................(1.32)
d 3
Lapangan:
h = 76 mm d = 38 mm
h = 100 mm d = 50 mm
h = 130 mm d = 65 mm
Rumus teoritisr h/d = 2
6 Tmaks
Su =
...................................................................(1.33)
7 d 3
Contoh-contoh perhitungan
1. Sebuah bor baling-baling mempunyai tinggi daun = 100 mm dan diameter = 50 mm, dipakai
untuk menguji kekuatan geser lempung lunak. Dalam keadaan asli momen torsi yang
dihasilkan T = 450 kg cm. Kemudian tanah tersebut dipadatkan kembali dan diadakan
percobaan ulang, ternyata momen torsi yang terjadi T = 180 kg cm.
Hitunglah tegangan geser tanah tersebut dalam keadaan asli dan sesudah dipadatkan kembali.
Berapakah besar perbandingan kedua tegangan geser tanah tersebut? Untuk mobilisasi
seragam kekuatan geser.
Perhitungan:
a. Keadaan asli:
T = 450 kg cm
h = 100 mm = 10 cm
d = 50 mm = 5 cm
450
T
Su =
=
= 0,983 kg / cm 2
h d
10 5
.d 2 + .5 2 +
2 6
2 6
atau digunakan persamaan (2.33)
6 Tmaks 6 450
Su = .
= . 3 = 0,983 kg / cm 2
7 .d 3
7 .5
b. Keadaan sesudah dipadatkan kembali:
T = 180 kg cm
T
180
Su =
=
= 0,393 kg / cm 2
h
d
10
5
.d 2 + .5 2 +
2 6
2 6
0,989
= 2,50
Perbandingan kedua tegangan geser tanah tersebut:
0,393
2. Pada suatu percobaan geser baling-baling diperoleh data-data sebagai berikut:
T= 61 N.m
wL = 68,40%
d = 65 mm
wP = 34,10%
h = 110 mm
wN = 71,30%
Dengan anggapan tahanan ujung seragam (mobilisasi seragam), maka hitunglah: Su dan [Su]
untuk sebuah fondasi. Apakah tanah tersebut terkonsolidasi berlebihan atau sensitif?
Perhitungan:
T = 61 N.m 61.102 N.cm
d = 65 mm = 6,50 cm
14
h = 110 mm = 11,00 cm
T
61.10 2
Su =
=
= 6,984 kg / cm 2
h
d
11
6
,
50
.d 2 + .(6,5) 2 +
6
2 6
2
PI = wL - wP
PI = 68,40 - 34,10 = 34,30
=1,70 - 0,54 log PI
= 1,70 - 0,54 log 34,30 = 0,871
[Su]= .Su
[Su] = 0,871 x 6,984 = 6,083 N/cm2
Tanah tidak mengalami overkonsolidasi, karena:
WN > wL 71,30% > 68,40%
Catatan:
[Su] = Tegangan geser tak berdrainase yang diizinkan
E. PERCOBAAN-PERCOBAAN DI LABORATORIUM
1. Percobaan tekan bebas
a. Tujuan:
Untuk menentukan kekuatan tekan bebas contoh dan batuan dalam keadaan asli maupun tidak.
Kekuatan tekan bebas ialah besar beban aksial tiap satuan luas penampang benda uji pada saat
mengalami keruntuhan atau pada saat regangan mencapai 20%.
b. Alat-alat yang digunakan:
1) Alat tekan bebas
2) Alat untuk mengeluarkan contoh tanah
3) Cetakan benda uji berbentuk silinder: h = 2d
4) Neraca dengan ketelitian 0,10 gram
5) Stopwatch
6) Pisau
7) Oven Listrik
c. Cara melakukan percobaan:
1) Benda uji:
a) Benda uji yang digunakan berbentuk silinder
b) Benda uji berdiameter minimal = 3,30 cm dan tinggi: h = 2 kali diameter.
Biasanya digunakan benda uji berdiameter = 6,80 cm dan tinggi 13,60 cm.
Untuk benda uji berdiameter = 3,30, maka besar butir maksimum yang terkandung dalam
benda uji harus < 0,10 diameter benda uji.
c) Untuk benda uji berdiameter = 6,80, maka besar butir maksimum yang terkandung dalam
benda uji harus < 1/6 diameter benda uji.
Apabila sesudah pemeriksaan dijumpai butir yang lebih besar dari syarat-syarat tersebut di
atas, maka dalam pernbuatan laporan agar dicantumkan.
2) Persiapan benda uji:
a) Menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh.
Contoh tanah dikeluarkan dengan alat penekan contoh (sample extruder) dari
tabung contoh tanah sepanjang 1 - 2 cm, kemudian dipotong dengan pisau atau
gergaji kawat dan diratakan dengan pisau.
Pasang alat benda uji di depan tabung contoh dan keluar kan contoh tanah dengan
rnenekan contoh, kemudian dipotong dengan pisau atau gergaji kawat.
Alat cetak yang berisi benda uji didirikan dengan ujung yang sudah dibentuk di
atas alas yang rata. Kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau
Keluarkan benda uji dari alat cetak.
b) Menyiapkan benda uji buatan atau yang dibentuk.
Benda uji buatan dapat dipersiapkan dari benda uji bekas pakai atau dari contoh
tanah lain yang tidak asli.
Jika menggunakan benda uji bekas pakai atau benda uji dari tabung contoh, benda
tersebut dimasukkan ke dalam kantung plastik kemudian diremas dengan jari
sampai merata. Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati untuk
15
mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata dan penguapan yang
merata pula.
Padatkan benda uji tersebut dalam cetakan.
Apabila menggunakan benda uji contoh tanah tidak asli yang lain, maka benda uji
dapat dipersiapkan dengan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih dahulu.
Jika dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih dahulu sebelum
diperiksa.
3) Pelaksanaan percobaan:
a) Periksa alat tekan bebas dengan segala kelengkapannya yang slap untuk digunakan.
b) Timbang benda uji, kemudian letakkan pada alat tekan bebas secara sentris.
c) Bebani bends uji dengan kecepatan regangan 0,50 sampai 2%/menit dan pembacaan
beban dilakukan pada regangan-regangan = 0,50%, 1%, 2% dan seterusnya serta catat
hasilnya.
d) Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan, apabila regangan
telah mencapai 20% benda uji belum runtuh, maka percobaan dihentikan.
d. Analisis perhitungan:
Regangan aksial:
L
=
L0
Dalam hal ini:
E = regangan aksial (%)
L = perubahan panjang benda uji (cm)
L0 = panjang benda uji mula-mula (cm)
Luas penampang benda uji mula-mula:
A0=..D02
Dalam hal ini:
A0 = luas penampang benda uji mula-mula
D0 = diameter benda uji mula-mula
Luas penampang honda uji rata-rata/ terkoreksir
A
A= 0
1
Tegangan normal:
P
=
A
P=R x K
Dalam hal ini:
P = beban aksial
R = pembacaan arloji regangan/ beban
K = angka kalibrasi cincin penguji (proving ring calibration)
2. Percobaan geser langsung
a. Tujuan:
1. Untuk mengetahui gaya geser dengan tegangan geser langsung, sudut geser dalam dan
kohesi tanah.
2. Untuk mencari kohesi tanah asli dengan sistem kecepatan tarik geser yang terkontrol.
Tegangan geser adalah tegangan geser tanah maksimum yang ditekan dengan tekanan
vertikal dan horizontal.
b. Alat-alat yang digunakan
1) Alat geser langsung lengkap yang terdiri dari:
- Alat pengukur untuk menentukan beban vertikal
- Alat pengukur untuk menentukan tegangan geser horizontal
- Beban untuk memberikan tekanan normal
- Trimming ring
2) Stop watch
3) Pisau pemotong
4) Grease/ vaseline
16
17
1) Dengan mengetahui data-data pembacaan arloji pengukur horizontal, maka dapat dihitung
gaya geser dan tegangan geser sebagai berikut:
P
=
A
Dalam hal ini:
= tegangan geser
P = gaya geser = pembacaan arloji geser x faktor kalibrasi cincin penguji
A = luas penampang contoh tanah
2) Dengan pemberian beban normal dapat diperoleh tegangan normal dengan persamaan
sebagai berikut:
N
=
A
Dalam hal ini:
= tegangan normal
N = beban normal
3) Dari tegangan normal dan tegangan geser dapat dibuat garis selubung lingkaran Mohr
dengan persamaan:
= C + tan
Dari kurva persamaan ini dapat ditentukan besar kohesi = C; sudut geser dalam tanah = .
3. Percobaan triaksial
a. Tujuan:
Untuk menentukan sudut gesar dalam dan kohesi suatu janis tanah.
Ada tiga macam parcobaan triaksial yaitu:
1) Berkonsolidasi tidak berdrainase (Consolidated-Undrained+CU) juga disebut
berkonsolidasi cepat (Consolidated Quick + Qc).
2) Tidak berkonsolidasi - tidak berdrainasa (Uncodolidated - Undrained = UU) disebut juga
tanpa berkonsolidasi cepat (Unconsolidated Quick = O).
3) Berkonsolidasi berdrainase (Consolidated - Drained = CD) disebut juga lambat (Slow = S).
b. Alat-alatyang digunakan:
1) Khusus:
- Mesin triaksial
- Pembentuk/ pencatak contoh tanah dengan perlengkapannya: pisau, gargaji kawat dll
- Membran karet
- Alat peregang membran
2) Umum:
- Penyalur air
- Penyalur/pengatur hampa udara
- Timbangan dengan ketelitian 0,10 dan 0,01 gram
- Oven pengering
- Desiccator
- Cincin/ plester karat untuk pengikat
- Cawan penguap
- Pencatat waktu
c. Cara melakukan percobaan:
1) Consolidated Undrained = CU atau Qc:
- Lindungi contoh tanah dengan membran karet dengan menggunakan alat peregang
membran.
Untuk ini dilakukan dengan menempatkan ujung membran di atas alat peregang
membran dan kemudian dihisap melalui tabung (lihat Gambar 2.18).
Membran dan peregang membran akan dengan mudah dimasuki contoh tanah, lepaskan
penghisap dan membran akan membungkus contoh tanah.
- Timbang contoh tanah dan membran dengan ketelitian 0,10 gram.
- Hilangkan udara pada plat bawah dan penghubung plat dengan buret dengan jalan
menyemprot dengan air mendidih.
- Alirkan air melalui plat dasar untuk menghindarkan terperangkapnya udara dan
18
19
Ac
1
V Vc
Ac = 0
L 0 Vc
V0 = Volume contoh tanah mula-mula
Vc = perubahan volume akibat konsolidasi
4) Perbandingan tegangan utama mayor dan minor antar butir:
P
P
+ 3
+ ch
1 A
=A
=
3
3
ch
Dalam hal ini:
ch = tekanan ruang (chamber pressure)
5) Sudut geser dalam tanah:
(1 / 3 1)
= sin 1
(1 / 3 + 1)
A=
m
2
Dalam hal ini:
m = sudut geser dalam maksimum/ puncak
2) Unconsolidated - Undrained = UU atau Q:
- Ukur ketebalan membran.
- Gulung membran dan pasang pada sisi luar silinder dengan salah satu ujung 0,50 inci
lebih panjang dari silinder.
- Basahi ujung ini dan tempa tekan di luar plat dasar yang terdiri dari batu pori.
- Ikat membran ke plat dasar dengan cincin/plester karet dan keluarkan silinder.
- Jepit tabung/mold sekeliling membran dan putar ujung akhir membran ke sebelah atas
mold.
- Timbang cawan dan tanah kering yang akan dites dengan ketelitian 0,10 gram.
- Tempatkan tanah dalam membran dengan menumbuk setiap sendok.
- Kemudian timbang lagi tanah dan cawan, selisihnya = berat tanah yang dites.
- Tutup semua katup (a - m) kecuali k dan i dibiarkan terbuka.
- Contoh tanah dijenuhkan dengan menutup saluran atas dan membuka a, b dan g serta
kemudian menutup a dan b dan membuka j.
- Setelah jenuh, buka saluran atas dan air dibiarkan mengalir dan setelah air mencapai
ketinggian contoh tanah, saluran atas ditutup.
- Alirkan Hg sebanyak 5 inci dengan membuka b, d, j dan g dan menutup e serta perlahanlahan membuka a.
- Dengan contoh berada di bawah ruang hampa pindahkan klep atas, periksa ketinggian
katup dan pindahkan contoh tanah hati-hati.
- Setelah mold dipindahkan, ruang hampa dinaikkan menjadi 10 inci dengan membuka a
sedikit.
- Ukur panjang contoh tanah dengan ketelitian 0,10 mm dan ukur keliling contoh tanah
pada atas, tengah dan bawah.
- Buka katup dan batang vertikai yang tertinggal dibautkan pada dasar.
- Basahi gasket karet bawah dan tempatkan silinder "lucite" di tengah gasket, basahi karet
gasket atas dan tempatkan di sebelah atas silinder. Dengan hati-hati tempatkan peralatan
mesin pada tempatnya dan periksa, apakah plunyer menyentuh contoh tanah tepat di
tengahnya.
- Kencangkan semua baut atas pada batang vertikal.
- Periksa apakah plat atas sejajar plat bawah.
- Alirkan air ke ruang tersebut dengan membuka katup m sampai penutup tertutup,
kemudian katup m ditutup.
- Tutup k, buka drum tekanan dan atur tekanan yang diinginkan pada alat pengatur
tekanan.
- Dengan hati-hati beri tekanan pada ruang sampai 5 psi. dengan membuka katup h, yang
6) = 45 0 +
20
Analisis perhitungan
L = a - b
A
L
P
=
; A= 0 ; p=
L0
1
A
1 p + 3
=
3
3
3 = tekanan ruang pada saat tekanan air = O
(1 / 3 1)
= sin 1
(1 / 3 + 1)
= 45 0 +
m
2
21