1
UNIVERSITAS MERCU BUANA , 2016
REFERENCES:
1. Hardiyatmo, hari Christady, Teknik Fondasi I, edisi kedua, Beta Offset,
Yogyakarta, 2003
2. Das, BM, Principles of Foundation Engineering, Second Edition,
PWS KENT Publishing Company.
3. Joseph E.Bowlesh, Foundaton Analysis and Design, McGraw
Hill,1984
4. Braja M.Das, Noor Endah, Indrasurya B Mochtar, Mekanika Tanah (Prinsip-
prinsip Rekayasa Geoteknis), jilid 1, Erlangga
5. Sutarman, E., “ Konsep dan Aplikasi Mekanika Tanah “ , Penerbit ANDI
Yogayakarta
2
SPT (Standard Penetration Test )
Digunakan untuk mengetahui nilai kepadatan relatif secara langsung pada tanah pasir
Prosedur uji SPT ASTM D1586
Kedalaman pengeboran mencapai lapisan tanah yang diuji
Dipasang bersama pipa bor, alat diturunkan sampai ujungnya menumpu lapisan tanah
dasar dan dipukul atasnya dengan pemukul seberat 63.5 kg (140pon), yang ditarik naik
turun dengan tinggi jatuh 76.2 cm (30”)
Umum pengeboran hingga 1.5 - 2 m atau setiap pergantian jenis lapisan tanah.
Fondasi dangkal interval lebih rapat
3
SPT (Standard Penetration Test )
4
SPT (Standard Penetration Test )
5
SPT (Standard Penetration Test )
Pada fondasi dangkal nilai N dilakukan dengan interval 2.5 ft (76 cm)
dibawah dasar fondasi , yang dimulai dari kedalaman
dasar fondasi Df sampai Df+B
6
SPT (Standard Penetration Test )
EFISIENSI ENERGI PEMUKUL :
Dalam prakteknya terdapat 3 jenis pemukul uji SPT :
1) Pemukul donat ( donut hammer)
Efisiensi ≠ 100% gesekan
2) Pemukul aman (safety hammer)
dan eksentrisitas
3) Pemukul otomatis (automatic hammer)
Kabel untuk menaik-
turunkan pemukul
7
Pada saat ini perancangan fondasi telah benayak menggunakan korelasi
Korelasi yang didasarkan kepada N-SPT dengan mengubah nilai N hasil
Uji menjadi N60 (FHWA,2006).
8
SPT (Standard Penetration Test )
9
SPT (Standard Penetration Test )
Faktor koreksi SPT akibat pengaruh lubang bor, tabung sampler dan batang bor. By Skempton, 1986 :
10
SPT (Standard Penetration Test )
Keuntungan :
a. dapat memperoleh nilai N dan contoh tanah (terganggu)
b. prosedur pengujian sederhana, bisa dilakukan secara manual
c. dapat digunakan pada sembarang jenis tanah dan batuan lunak
d. uji SPT pada pasir hasil dapat digunakan secara langsung untuk
memprediksi kerapatan relatif dan kapasitas dukung tanah.
Kekurangan :
a. sampel dalam tabung SPT diperoleh dalam kondisi terganggu
b. nilai N yang diperoleh merupakan data sangat kasar , bila digunakan
untuk tanah lempung
c. derajat ketidakpastian untuk uji SPT tergantung pada kondisi alat dan operator
d. hasil tidak bisa dipercaya bila tanah banyak mengandung banyak kerikil
11
SPT (Standard Penetration Test )
CONTOH 1:
Uji SPT dilakukan pada - tabung SPT standar
- pemukul tipe aman (buatan amerika)
- diameter lubang bor = 6 inch
- m.a.t pada kedalaman lebih dari 6 m.
pada pasir halus pada kedalaman 6 m, dan didapatkan nilai N = 22
Hitunglah N60 !!
12
SPT (Standard Penetration Test )
14
Nilai N diambil rata-rata dari 0.5 B atas fondasi dan 2B bawah fondasi
SPT (Standard Penetration Test )
15
SPT (Standard Penetration Test )
Nilai N dari hasil uji test dilapangan haruslah dikoreksi terlebih dahulu yang
dikarenakan kondisi alat, prosedur kerja, jenis tanah dan tekanan overburden.
Po’ = tekanan overburden efektif (ton/ft2) tidak valid jika po’<0.25 ton/ft2
1 ton/ft2 = 1kg/cm2
18
SPT (Standard Penetration Test )
Contoh 2 :
Uji STP : - dengan tabung SPT standar buatan china
- tipe pemukul donat (donut hammer) yang dilepas oleh tangan
- nilai N = 20 ; ɣ = 18 kN/m3
- lubang bor diameter 100 mm
- m.a.t kedalaman lebih dari 10 m
Hiutung : a. N60
b. nilai N60 terkoreksi dalam perhitungan qa (daya dukung ijin)
(persamaan Liao dan Whitman (1985))
19
CPT (Cone Penetation Test)/ Sondir
Uji sondir banyak digunakan di Indonesia, dimana berguna untuk untuk memeperoleh
nilai variasi kepadatan tanah pasir yang tidak padat.
Nilai tahanan kerucut statis atau tahanan konus yang diperoleh dari pengujian ,
dapat dikorelassikan secara langsung dengan kapasitas dukung tanah dan penurunan
dangkal ataupun tiang
Alatnya merupakan kerucut baja dengan sudut kemiringan 60° dan berdiameter 35,7 mm
Atau memiliki luas tampang 10 cm2.
20
CPT (Cone Penetation Test)/ Sondir
Tahap pengujian :
1. Posisi I = kerucut (konus) pada kedukuan belum bergerak
2. Posisi II = ujung kerucut ditekan melalui batang penekan kerucut.
(tahap ini mengukur tahanan konus/kerucut (qc) )
3. Posisi III = pipa luat pengukur lekatan digerakkan menekan kerucut bawah, menghasilkan
gerakan pipa luar dan kerucut ke bawah.
(tahap ini mengukur tahanan kerucut dan tahanan gesek pipa luar ( qs + fs ) _
4. Posisi IV = ujung kerucut dan pipa luar digerakkan menuju kembali seperti posisi I.
fr = fs/qc x 100%
Robertson dan Campanella , 1983
21
CPT (Cone Penetation Test)/ Sondir
Mayerhof , 1956 : Fondasi bujursangkar atuapun memanjang :
Untuk B ≤ 1.2 m
Untuk B ≥ 1.2 m
**Nilai qc diambil rata-rata dari kedalaman fondasi 0 s/d B dari dasar fondasi
Bowles, 1986 :
Untuk B ≤ 1.2 m
Untuk B ≥ 1.2 m
, Kd maksimum = 1.33
D = kedalaman fondasi ; B = lebar fondasi
22 ** Nilai qc rata-rata dari 0.5 B atas fondasi dan 2B dari bawah fondasi
CPT (Cone Penetation Test)/ Sondir
Contoh 1 : Hasil pengujian sondir disajikan berikut pada gambar dengan rata-rata
Qc dibawah fondasi adalah 35 kg/cm2. lebar fondasi = 2 m dan
Kedalaman fondasi adalah 1.5 m. muka air tanah sangat dalam.
23
…..TERIMA KASIH…
24