Anda di halaman 1dari 27

TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Rencanakan kebutuhan dari geotekstil serta hitung kestabilannya !

No. Kelompok H (m) H1(m) H2 (m) Data


Tanah
Lampiran
1 7,0 2,0 5,0 BH7
2 7,0 5,0 2,0 BH6
3 7,5 2,5 5,0 BH5
4 7,5 5,0 2,5 BH4
5 8,0 3,0 5,0 BH3 Data tanah yang digunakan.
6 8,0 5,0 3,0 BH2
7 8,5 3,5 5,0 BH1
8 8,5 5,0 3,5 BH7
9 9,0 4,0 5,0 BH6
10 9,0 5,0 4,0 BH5
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Water
d
Content GS Porosity (n) Void Ratio (e) C
(gr/cm3)
(%)
42.83% 1.22 2.669 0.533 1.143 0.25 17
Data tanah yang diperoleh untuk perencanaan dari tes

sat =17.8 kN/m3


TAHAPAN PENGERJAAN
Mencari nilai dari koefisien tanah aktif dan pasif dari masing masing lapisan tanah.

Koefisien tanah aktif-pasif adalah suatu nilai yang menunjukkan hubungan antara
tegangan vertical dan lateral tanah.

Pada Perencanaan kali ini akan digunakan rumusan untuk mencari koefisien tanah aktif
seperti diatas. Koefisien ini nanti akan digunakan untuk mencari tegangan horizontal yang akan
mempengaruhi jarak pemasangan geotekstil. Dikarenakan tidak adanya lapisan tanah yang lain,
maka perhitungan Ka akan seragam pada seluruh lapisan tanah

Perhitungan Ka
2
Ka = tan (45-/2)
2
Ka = tan (45-30/2)
Ka = 0.333
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Mencari nilai dari tegangan horizontal tanah aktif

Tegangan horizontal aktif adalah tegangan tanah yang disebabkan oleh pergerakan tanah
menuju kearah horizontal. Pada perencanaan geotekstil terdapat 2 jenis tegangan horizontal
yang bekerja pada wall geotekstil. Yaitu tegangan akibat tanah dan tegangan akibat beaban
surcharge. Beban horizontal akibat tanah adalah beban horizontal yang timbul akibat adanya
lapisan tanah diatasnya / overburden. Tegangan ini semakin besar seiring bertambahnya
kedalaman tanah. Sedangkan tegangan akibat beban surcharge adalah tegangan yang terjadi
akibat beban yang terjadi diatas lapisan tanah. Tegangan ini sama besar di setiap lapisan tanah.
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Contoh perhitungan :

Tegangan tanah horizontal akibat overburden tanah.

shs = sv. Ka-2 x (C x Ka^0.5)

shq = q surcharge x Ka

sv = g x H

dimana

shs = tegangan tanah horizontal akibat beban overburden tanah

sv = beban overburden tanah

g= berat volume tanah

H= kedalaman lapisan tanah

Ka = koefisien tanah aktif

C = kohesi tanah.

Pada perencanaan kali ini dipasang geomembrane untuk menjaga muka air tetap
berada di tanah dasar.
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

geomembran

Diambil contoh pada kedalaman H = 5 m

shs = g x Hx Ka-2 x (C x Ka^0.5)

shs = 20 x 5 x 0.33 -2 x(5x0.333^0.5)

shs = 27.5294 kN

shq = q x Ka

shq = 15 x 0.3333

shq = 4.995 kN

sehingga shtotal = shq+shs = 27.53+4.995 =32.52 kN


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Perhitungan diatas dapat ditampilakan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini
karena perhitungannya sama untuk semua lapisan tanah.

Tabel perhitungan tegangan horizontal.

H Z
8 8 47.5094 4.995 52.50438
8 7 40.8494 4.995 45.84438
8 6 34.1894 4.995 39.18438
8 5 27.5294 4.995 32.52438
8 4 20.8694 4.995 25.86438
8 3 14.2094 4.995 19.20438
8 2 7.54938 4.995 12.54438
8 1 0.88938 4.995 5.884385

Perhitungan tegangan horizontal akan menghasilkan diagram tegagan. Diagram


tegangan adalah visualisasi tegangan yang terjadi pada tanah dalam bentuk gambar. Diagram
tegangan yang dihasilkan dari perhitungan adalah sebagai berikut :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Mencari jarak antar lapisan geotekstil

Secara teknis kemampuan geotekstil menahan gerakan tanah diperoleh gesekan


tanah dengan geotekstil. Sehingga kekuatan geotekstil akan semakin besar jika luas permukaan
yang mengalami gesek dengan tanah semakin besar. Pemasangan geotekstil dilakukan dengan
memasang lapisan geotekstil terlebih dahulu. Kemudian diatas lapisan geotekstil, akan ditimbun
dengan lapisan tanah kemudian dipadatkan. Karena tinggin pemadatan yang terbatas, maka
jarak antar geotekstil harus merupkan kelipatan dari tinggi pemadatan tanah tersebut. Dalam
kasus ini kami menggunakan tebal pemadatan dengan tebal 25 cm. jarak antar geotekstil juga
dipengaruhi dengan kekuatan geoteksitil menahan tegangan tanah. Disebut dengan T allow. T
allow merupakan hasil penyesuaian kekuatan ultimate geotekstil dengan factor keamanan
akibat fabrikasi, ekspos terhadap tanah dll. Sehingga T allow dapat dirumuskan sebagai berikut :

Sedangkan perumusan untuk jarak antar geotekstil adalah sebagai berikut:

Dimana Sv = Jarak antar lapisan geotekstil

Tall = tegangan ijin dari lapisan geotekstil

SF = factor keamanan internal (1.3 1.5)

sHZ = tegangan horizontal total akibat tanah dan surcharge


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Contoh perhitungan

Digunakan geotekstil dengan tipe uw-250 dari pt geosistem dengan Tultiamate = 52 kN/m2

Tall = 52 x

Tall = 23.63 kN/m

Diambil contoh pada H = 5 meter

Sv =

sh = 32.52 kN

Dengan perhitungan yang sama, perhitungan jarak antar lapisan geotekstil akan ditabelkan
sebagai berikut
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Sehingga menurut perhitungan diatas akan dilakukan pemasangan geotekstil sebagai


berikut :

Gambar pemasangan jarak antar geotekstil


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Perhitungan kebutuhan panjang geoteksil

Kekuatan geotekstil berasal dari gesekan antara geotekstil dengan tanah. Sehingga
semakin besar bidang gesek dari geotekstil akan semakin besar pula kekuatan tahannya. Yang
perlu diperhatikan adalah letak dari geotekstil yang menahan harus terletak diluar bidang
longsor. Hal ini dikarenakan agar geotekstil tidak malah memberi berat / beban pada bidang
longsor sehingga menambah beban pendorong dari bidang longsor.

Bidang longsor

Lr

Le

Ilustrasi dari pemasangan geotekstil pada bidang longsor


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Lr adalah panjang geotekstil yang dipasang pada bidang longsor. Pada perhitungan Lr
perlu diperhatikan adalah (sudut geser dalam tanah). Sedangkan Le adalah panjang geotextile
yang dipasang pada area penjangkaran atau area penahan geotextile. Pada perhitungan Le yang
perlu diperhatikan adalah tegangan vertical, tegangan horizontal , jarak antar lapisan geotekstil
dan yang merupakan 90% dari (sudut geser dalam tanah). Pada perencanaan Le perlu
diterapkan batas minimum untuk pemasangan panjang Le yaitu 1 meter. Hal ini ditujukan untuk
kemudahan pemasangan dan antisipasi jika Le terlalu pendek. Hal ini penting karena Le adalah
panjang geotextile yang melakukan tahanan terhadap tekanan tanah.

Perhitungan panjang dihitung perlapisan geotekstil.

Dimana Sv = jarak lapisan geotekstil

sh = tegangan horizontal pada Z tertentu

SF = Faktor keamanan Internal 1.3 1.5

C = kohesi tanah timbunan

sv = tegangan vertikal pada titik tersebut

= merupakan factor gesek tanah dimana =0.9


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Contoh perhitungan kebutuhan panjang geotextile yang tertanam.

Diambil contoh pada lapisan ke 13 dimana Z = 5 meter

sh = 32.52 kN/m2

sv = 115 kN/m2

C = 5 kPa

SF = factor keamanan internal. (1.3-1.5)

Sv = 0.5 meter

o
d = 0.9 x s = 27

Sehingga dari rumus diatas dapat diketahui

Le = = 0.18 meter > sehingga dipasang Le minimum 1 meter

Lr = (8-5) x (tan (45-30/2) = 1.55 meter


Sehingga panjang geotextile tertanam adalah sepanjang 1.55+1 = 2.55 meter pakai 3 meter

Perhitungan untuk kebutuhan geotekstil tertanam akan dihitung pada tiap tiap
lapisan geotekstil. Untuk menyederhanakan perhitungan maka akan ditampilkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Pada setiap lapisan diperlukan Overlap untuk menyambung lapisan bawah ke lapisan di
atasnya. Dalam pelaksanaannya penggelaran geotekstile perlu dilebihkan dengan jumlah
tertentu untuk keperluan overlap ke lapisan diatasnya. Panjang lapisan geotekstil yang akan
dilipat ini disebut dengan Lo. Perhitungan Lo adalah setengah dari panjang geotekstil yang
berada anchorage area (Le). Perhitungan Lo akan dibatasi dengan panjang Lo minimum yaitu 1
meter dikarenakan kemudahan pelaksanaan dan antisipasi untuk penyaluran tegangan. Letak Lo
dijelaskan oleh ilustrasi dibawah ini.
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Ilustrasi letak Le,Lr dan Lo

Contoh perhitungan

Lo = 0.5 Le

Perhitungan Lo diambil pada lapisan paling atas dikarenakan lapisan paling atas memiliki Le
yang terbesar.

Lo lapisan 20 = 0.5 x 0.19 = 0.09 meter. Sehingga perlu dipasang Lo minimum sepanjang 1
meter.

Perhitungan kebutuhan Geotekstil

Panjang geotekstil yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

L total = Le +Lr+ Sv + Lo

Dimana

Le = panjang geotextile didepan bidang longsor

Lr = Panjang geotextile pada bidang longsor


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Sv = jarak antar lapisan geotekstil

Lo = panjang lipatan geotekstil

Contoh perhitungan kebutuhan geotekstil

Diambil contoh pada lapisan 13 Z = 5 meter


Le =0.2 meter pasang 1 meter
Lr = 1.82 meter


Ltertanam = Le +Lr = 1+1.82 = 2.82 meter 3 meter
Sv = 0.5 meter


Lo = 0.09 meter pasang 1 meter

Ltot = Ltertanam + Sv +Lo =3 + 1+0.5 =4.5 meter pasang 5 meter

Dikarenakan rumus yang sama dan perhitungan harus dilakukan tiap lapisan, untuk
memudahkan dan menyederhanakan perhitungan akan ditampilkan bentuk tabel berikut :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Dari tabel diatas dapat direncanakan pemasangan geotekstil sebagai berikut ini
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Analisa Kestabilan Eksternal Lapisan geotekstil

Seperti pada perkuatan tanah lainnya, perlu dilakukan pengecekan terhadap kestabilan
eksternal tanah. Pada kasus geotekstil yang harus ditinjau adalah factor geser, factor guling, dan
factor kekuatan daya dukung pondasi. Analisa kestabilan dilakukan untuk mengetahui
keamanan dari suatu dinding penahan terhadap factor disekitarnya. Factor-faktor tersebut
memiliki suatu angka keamanan yang disebut Safety factor (SF) safety factor merupakan suatu
batasan yang harus diperhatikan dalam perencanaan perkuatan tanah.

Analisa Faktor Keamanan Guling

Faktor keamanan guling adalah seberapa aman tanah yangtelah diperkuat dengan
lapisan geotekstil menahan momen yang dapat menyebabkan dinding geotekstil terguling.
Dalam factor ketahanan guling terdapat dua gaya yang bekerja yaitu gaya pendorong dan gaya
penahan. Gaya pendorong diakibatkan oleh momen akibat tekanan aktif horizontal tanah.
Sedangkan gaya penahan berasal dari momen akibat gaya berat tanah akibat gravitasi. Unutk
penentuan momen ditinjau dari titik O dari ujung dasar dari timbunan. Perhitungan berat tanah
akibat gravitasi akan dihitung di tiap lapisan yang memiliki panjang tertanam yang sama
sehingga dapat digambar sebagai berikut
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

W1

W2

W3

W4

W5

W1,W2,W3,W4 Dan W5 merupakan gaya berat yang terjadi akibat gravitasi. Besarnya
W1-W5 adalah sebagai berikut
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Sedangkan untuk gaya pendorong digunakan diagram tegangan tanah untuk


menentukan besarnya gaya pendorong.

Dari diagram tegangan tanah diatas diperoleh gaya aktif tanah sebesar 374.875kN

Sehingga gaya P perlu diuraikan pada sumbu X dan Sumbu Y

Py = P x (sin ) = 374.875 x (sin 30) = 187.425 kN

Px = P x (Cos ) = 374.875 x cos 30 = 324.629 kN


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Momen Pendorong adalah beban tekanan horizontal aktif dikali dengan jarak di titik O

Sehingga dapat dihitung sebagai berikut

Momen pendorong = Px x titik berat diagram tegangan tanah

= 324.629 x (7.14 / 3)

= 772.6185 kN.m

Momen penahan adalah jumalah momen yang berlawanan arah dengan momen
pendorong. Momen penahan terdiri dari berat tanah dan Py. Sehingga perhitungan momen
pendorong adalah sebagai berikut :

Momen penahan = Py x 2.38 + momen akibat beban gravitasi

Momen penahan = 2390.96 kNm

>3

= 2390.96 / 772.6 = 3.09 > 3 OK


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Analisa Faktor Keamanan Geser

Faktor keamanan geser adalah seberapa aman dinding penahan mampu menahan gaya
dorong yang ada. Gaya dorong ini diakibatkan oleh tegangan tanah horizontal aktif yang telah
kita hitung diatas. Untuk ,menahan gaya dorong diperlukan suatu gaya yang menahan dinding
penahan. Yaitu gaya resistan. Gaya resistan ini ditimbulkan akibat gesekan dari alas dinding
penahan, berat dari tanah dan tegangan tanah horizontal pasif yang menahan dinding penahan.

Ilustrasi Geser

Rumus Faktor Keamanan geser pada dinding geotextille adalah

SF =

SF =

SF = 2.32 < 3.0 sehingga perlu diperpanjang panjang geotekstil sehingga panjang bidang kontak
dengan tanah. Direncanakan panjang geotekstil tertanam akan diperpanjang sama hingga
lapisan teratas, Ltertanam = 10 meter

SF = = 3.326 > 3.0 .. OK


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Sehingga perencanaan dimensi geotekstil akan menjadi sebagai berikut


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Analisa Faktor Keamanan daya dukung pondasi.

Faktor Daya dukung tanah adalah suatu keadaan dimana daya dukung tanah tidak
mampu menahan beban diatasnya. Sehingga mengakibatkan dinding penahan tanah ambles.
Hal ini dipengaruhi oleh momen dan gaya horizontal yang terjadi pada dinding penahan.
Sedangkan daya dukung tanah sendiri dipengaruhi oleh berat volume tanah dan sudut geser
dalam tanah. Rumus dari factor keamanan daya dukung tanah dapat dituliskan sebagai berikut :

SF daya dukung tanah = qult /smax

q ult = C.Nc+q.Nq+0.5.B..N

dimana

C= Kohesi tanah dasar = 25 kPa

q=tanah diatas pondasi

B=lebar alas pondasi= 10 meter

Nc,Nq, N = koefisien penyesuai , Nc =7.16 ,Nq =1.88, N=0.71

=berat volume tanah= 17.8 kN/m3

q ultimate adalah daya dukung maksimal yang dapat didukung oleh tanah dasar.
Perhitungan dari daya dukung ini dilakukan menggunakan pendekatan pondasi dangkal karena
bentuk dari dinding penahan yang hampir menyerupai pondasi dangkal. Sehingga rumus diatas
adalah penggabungan dari 3 model keruntuhan fondasi yaitu :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Dalam perencanaan ini harus diperhatikan catatan dari penerapan rumus pondasi
dangkal diatas yaitu:

1. nilai kohesi yang digunakan adalah kohesi tanah yang berhubungan langsung dengan
bagian telapak pondasi.

2. pada persamaan qNq q adalah beban tanah over burden yang membebani dasar
pondasi. Sehingga q = sv di Z = 8 meter

3.g pada persamaan 0.5 Bg Ng. meggunakan g pada lapisan dasar (ada muka air)

Sehingga perhitungan daya dukung tanah pondasi sebagai berikut

q ult = C.nc +q . Nq + 0.5.B..N

q ult = 25 x 7.16 + 650 x 1.88 + 0.5 x 10 x (17.8-10) x 0.71

q ult = 1428.9 kN/m

P act = g.H + C + q = (8 x 20) +5 +15

=180 kN

SF = q ult / P act = 1428.9 / 180 = 7.9 > 3.0 . Ok


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Kesimpulan :

1 . dari data perencanaan, untuk menahan timbunan setinggi 8 meter diperlukan 20 lapisan
geotekstil

2. dari data tanah didapat parameter tanah pada kedalaman 0-4.5 meter sebagai berikut

Water
d
Content GS Porosity (n) Void Ratio (e) C
(gr/cm3)
(%)
42.83% 1.22 2.669 0.533 1.143 0.25 17

3. untuk analisa factor keamanan didapatkan nilai sebagai berikut :

Faktor Geser, SF = 3.326 > 3 dinding geotekstil aman terhadap geser

Faktor Guling SF = 3.09 > 3 dinding geotekstil aman terhadap guling

Faktor daya dukung pondasi = 7.9 > 3 tanah dasar mampu menahan beban lapisan geotekstil

5. Desain Akhir perkuatan lapisan geotekstil adalah sebagai berikut


TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL

Anda mungkin juga menyukai