Water
d
Content GS Porosity (n) Void Ratio (e) C
(gr/cm3)
(%)
42.83% 1.22 2.669 0.533 1.143 0.25 17
Data tanah yang diperoleh untuk perencanaan dari tes
Koefisien tanah aktif-pasif adalah suatu nilai yang menunjukkan hubungan antara
tegangan vertical dan lateral tanah.
Pada Perencanaan kali ini akan digunakan rumusan untuk mencari koefisien tanah aktif
seperti diatas. Koefisien ini nanti akan digunakan untuk mencari tegangan horizontal yang akan
mempengaruhi jarak pemasangan geotekstil. Dikarenakan tidak adanya lapisan tanah yang lain,
maka perhitungan Ka akan seragam pada seluruh lapisan tanah
Perhitungan Ka
2
Ka = tan (45-/2)
2
Ka = tan (45-30/2)
Ka = 0.333
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Tegangan horizontal aktif adalah tegangan tanah yang disebabkan oleh pergerakan tanah
menuju kearah horizontal. Pada perencanaan geotekstil terdapat 2 jenis tegangan horizontal
yang bekerja pada wall geotekstil. Yaitu tegangan akibat tanah dan tegangan akibat beaban
surcharge. Beban horizontal akibat tanah adalah beban horizontal yang timbul akibat adanya
lapisan tanah diatasnya / overburden. Tegangan ini semakin besar seiring bertambahnya
kedalaman tanah. Sedangkan tegangan akibat beban surcharge adalah tegangan yang terjadi
akibat beban yang terjadi diatas lapisan tanah. Tegangan ini sama besar di setiap lapisan tanah.
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Contoh perhitungan :
shq = q surcharge x Ka
sv = g x H
dimana
C = kohesi tanah.
Pada perencanaan kali ini dipasang geomembrane untuk menjaga muka air tetap
berada di tanah dasar.
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
geomembran
shs = 27.5294 kN
shq = q x Ka
shq = 15 x 0.3333
shq = 4.995 kN
Perhitungan diatas dapat ditampilakan dalam bentuk tabel seperti dibawah ini
karena perhitungannya sama untuk semua lapisan tanah.
H Z
8 8 47.5094 4.995 52.50438
8 7 40.8494 4.995 45.84438
8 6 34.1894 4.995 39.18438
8 5 27.5294 4.995 32.52438
8 4 20.8694 4.995 25.86438
8 3 14.2094 4.995 19.20438
8 2 7.54938 4.995 12.54438
8 1 0.88938 4.995 5.884385
Contoh perhitungan
Digunakan geotekstil dengan tipe uw-250 dari pt geosistem dengan Tultiamate = 52 kN/m2
Tall = 52 x
Sv =
sh = 32.52 kN
Dengan perhitungan yang sama, perhitungan jarak antar lapisan geotekstil akan ditabelkan
sebagai berikut
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Kekuatan geotekstil berasal dari gesekan antara geotekstil dengan tanah. Sehingga
semakin besar bidang gesek dari geotekstil akan semakin besar pula kekuatan tahannya. Yang
perlu diperhatikan adalah letak dari geotekstil yang menahan harus terletak diluar bidang
longsor. Hal ini dikarenakan agar geotekstil tidak malah memberi berat / beban pada bidang
longsor sehingga menambah beban pendorong dari bidang longsor.
Bidang longsor
Lr
Le
Lr adalah panjang geotekstil yang dipasang pada bidang longsor. Pada perhitungan Lr
perlu diperhatikan adalah (sudut geser dalam tanah). Sedangkan Le adalah panjang geotextile
yang dipasang pada area penjangkaran atau area penahan geotextile. Pada perhitungan Le yang
perlu diperhatikan adalah tegangan vertical, tegangan horizontal , jarak antar lapisan geotekstil
dan yang merupakan 90% dari (sudut geser dalam tanah). Pada perencanaan Le perlu
diterapkan batas minimum untuk pemasangan panjang Le yaitu 1 meter. Hal ini ditujukan untuk
kemudahan pemasangan dan antisipasi jika Le terlalu pendek. Hal ini penting karena Le adalah
panjang geotextile yang melakukan tahanan terhadap tekanan tanah.
sh = 32.52 kN/m2
sv = 115 kN/m2
C = 5 kPa
Sv = 0.5 meter
o
d = 0.9 x s = 27
Sehingga panjang geotextile tertanam adalah sepanjang 1.55+1 = 2.55 meter pakai 3 meter
Perhitungan untuk kebutuhan geotekstil tertanam akan dihitung pada tiap tiap
lapisan geotekstil. Untuk menyederhanakan perhitungan maka akan ditampilkan dalam bentuk
tabel sebagai berikut :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Pada setiap lapisan diperlukan Overlap untuk menyambung lapisan bawah ke lapisan di
atasnya. Dalam pelaksanaannya penggelaran geotekstile perlu dilebihkan dengan jumlah
tertentu untuk keperluan overlap ke lapisan diatasnya. Panjang lapisan geotekstil yang akan
dilipat ini disebut dengan Lo. Perhitungan Lo adalah setengah dari panjang geotekstil yang
berada anchorage area (Le). Perhitungan Lo akan dibatasi dengan panjang Lo minimum yaitu 1
meter dikarenakan kemudahan pelaksanaan dan antisipasi untuk penyaluran tegangan. Letak Lo
dijelaskan oleh ilustrasi dibawah ini.
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Contoh perhitungan
Lo = 0.5 Le
Perhitungan Lo diambil pada lapisan paling atas dikarenakan lapisan paling atas memiliki Le
yang terbesar.
Lo lapisan 20 = 0.5 x 0.19 = 0.09 meter. Sehingga perlu dipasang Lo minimum sepanjang 1
meter.
L total = Le +Lr+ Sv + Lo
Dimana
Le =0.2 meter pasang 1 meter
Lr = 1.82 meter
Ltertanam = Le +Lr = 1+1.82 = 2.82 meter 3 meter
Sv = 0.5 meter
Lo = 0.09 meter pasang 1 meter
Ltot = Ltertanam + Sv +Lo =3 + 1+0.5 =4.5 meter pasang 5 meter
Dikarenakan rumus yang sama dan perhitungan harus dilakukan tiap lapisan, untuk
memudahkan dan menyederhanakan perhitungan akan ditampilkan bentuk tabel berikut :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Dari tabel diatas dapat direncanakan pemasangan geotekstil sebagai berikut ini
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Seperti pada perkuatan tanah lainnya, perlu dilakukan pengecekan terhadap kestabilan
eksternal tanah. Pada kasus geotekstil yang harus ditinjau adalah factor geser, factor guling, dan
factor kekuatan daya dukung pondasi. Analisa kestabilan dilakukan untuk mengetahui
keamanan dari suatu dinding penahan terhadap factor disekitarnya. Factor-faktor tersebut
memiliki suatu angka keamanan yang disebut Safety factor (SF) safety factor merupakan suatu
batasan yang harus diperhatikan dalam perencanaan perkuatan tanah.
Faktor keamanan guling adalah seberapa aman tanah yangtelah diperkuat dengan
lapisan geotekstil menahan momen yang dapat menyebabkan dinding geotekstil terguling.
Dalam factor ketahanan guling terdapat dua gaya yang bekerja yaitu gaya pendorong dan gaya
penahan. Gaya pendorong diakibatkan oleh momen akibat tekanan aktif horizontal tanah.
Sedangkan gaya penahan berasal dari momen akibat gaya berat tanah akibat gravitasi. Unutk
penentuan momen ditinjau dari titik O dari ujung dasar dari timbunan. Perhitungan berat tanah
akibat gravitasi akan dihitung di tiap lapisan yang memiliki panjang tertanam yang sama
sehingga dapat digambar sebagai berikut
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
W1
W2
W3
W4
W5
W1,W2,W3,W4 Dan W5 merupakan gaya berat yang terjadi akibat gravitasi. Besarnya
W1-W5 adalah sebagai berikut
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Dari diagram tegangan tanah diatas diperoleh gaya aktif tanah sebesar 374.875kN
Momen Pendorong adalah beban tekanan horizontal aktif dikali dengan jarak di titik O
= 324.629 x (7.14 / 3)
= 772.6185 kN.m
Momen penahan adalah jumalah momen yang berlawanan arah dengan momen
pendorong. Momen penahan terdiri dari berat tanah dan Py. Sehingga perhitungan momen
pendorong adalah sebagai berikut :
>3
Faktor keamanan geser adalah seberapa aman dinding penahan mampu menahan gaya
dorong yang ada. Gaya dorong ini diakibatkan oleh tegangan tanah horizontal aktif yang telah
kita hitung diatas. Untuk ,menahan gaya dorong diperlukan suatu gaya yang menahan dinding
penahan. Yaitu gaya resistan. Gaya resistan ini ditimbulkan akibat gesekan dari alas dinding
penahan, berat dari tanah dan tegangan tanah horizontal pasif yang menahan dinding penahan.
Ilustrasi Geser
SF =
SF =
SF = 2.32 < 3.0 sehingga perlu diperpanjang panjang geotekstil sehingga panjang bidang kontak
dengan tanah. Direncanakan panjang geotekstil tertanam akan diperpanjang sama hingga
lapisan teratas, Ltertanam = 10 meter
Faktor Daya dukung tanah adalah suatu keadaan dimana daya dukung tanah tidak
mampu menahan beban diatasnya. Sehingga mengakibatkan dinding penahan tanah ambles.
Hal ini dipengaruhi oleh momen dan gaya horizontal yang terjadi pada dinding penahan.
Sedangkan daya dukung tanah sendiri dipengaruhi oleh berat volume tanah dan sudut geser
dalam tanah. Rumus dari factor keamanan daya dukung tanah dapat dituliskan sebagai berikut :
q ult = C.Nc+q.Nq+0.5.B..N
dimana
q ultimate adalah daya dukung maksimal yang dapat didukung oleh tanah dasar.
Perhitungan dari daya dukung ini dilakukan menggunakan pendekatan pondasi dangkal karena
bentuk dari dinding penahan yang hampir menyerupai pondasi dangkal. Sehingga rumus diatas
adalah penggabungan dari 3 model keruntuhan fondasi yaitu :
TUGAS TIMBUNAN : PERENCANAAN GEOTEKSTIL
Dalam perencanaan ini harus diperhatikan catatan dari penerapan rumus pondasi
dangkal diatas yaitu:
1. nilai kohesi yang digunakan adalah kohesi tanah yang berhubungan langsung dengan
bagian telapak pondasi.
2. pada persamaan qNq q adalah beban tanah over burden yang membebani dasar
pondasi. Sehingga q = sv di Z = 8 meter
3.g pada persamaan 0.5 Bg Ng. meggunakan g pada lapisan dasar (ada muka air)
=180 kN
Kesimpulan :
1 . dari data perencanaan, untuk menahan timbunan setinggi 8 meter diperlukan 20 lapisan
geotekstil
2. dari data tanah didapat parameter tanah pada kedalaman 0-4.5 meter sebagai berikut
Water
d
Content GS Porosity (n) Void Ratio (e) C
(gr/cm3)
(%)
42.83% 1.22 2.669 0.533 1.143 0.25 17
Faktor daya dukung pondasi = 7.9 > 3 tanah dasar mampu menahan beban lapisan geotekstil