Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PERENCANAAN PLAT LANTAI

MENGGUNAKAN SAP 2000

Oleh :
10111810013036 Wardatus Salsabila
10111810013041 Fadilla Tungga Dewi Amartha
10111810013049 Taurina Suhardji
10111810013053 Dinda Gita Pambayun
10111810013056 Firdaus Zamroni Fauzi
10111810013065 Clarisa Raihaniyah
10111810013067 Indra Pramono
10111810013061 Muhammad Rifky Falah
10111810013071 Hana Mutiara

SARJANA TERAPAN TEKNOLOGI REKAYASA PERENCANAAN DAN


PEMELIHARAAN BANGUNAN SIPIL
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur terucap kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, taufik, serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan kami yang berjudul “Laporan Perencanaan Plat Lantai
Menggunakan SAP 2000”.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Bapak Dimas Pustaka
Dibiantara, ST., M.Sc.yang selalu memberikan dukungan serta bimbingannya
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Terima kasih juga terucap kepada teman-teman yang telah saling berbagi
pengetahuan untuk berusaha menyelesaikan laporan ini.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Struktur
yang ke depannya bermanfaat dalam penggunaan dan pengoperasian software SAP
2000.
Semoga laporan yang telah dibuat ini dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan bagi pembaca. Menyadari bahwa kami manusia yang tak luput dari
kesalahan, saran dan kritik tentunya diperlukan sehingga dapat dilakukan evaluasi
dan dapat dilakukan penyusunan laporan selainnya dengan lebih baik lagi.

Penyusun

29 Oktober 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Struktur merupakan bagian vital yang berfungsi menopang beban
sebuah bangunan yang memerlukan perhatian khusus. Seiring dengan
berkembangnya teknologi kini mulai dipergunakan material struktur yang
mempunyai sifat praktis di dalam pengerjaannya dengan biaya seminimal
mungkin namun tidak mengurangi dari kekuatan terhadap beban yang
dipikulnya.
Perhitungan yang tepat sangat diperlukan untuk memperoleh
kekuatan maksimum dari perencanaan suatu struktur bangunan, seperti pada
plat lantai dan dapat menghindari keborosan dalam konstruksi dilapangan.
Tidak hanya ketepatan, kecepatan perhitungan juga sangat diperlukan untuk
dapat mengurangi waktu yang terbuang akibat proses perhitungan yang
terlalu lama, untuk menghasilkan perhitungan yang cepat dan tepat biasanya
dipergunakan bantuan software seperti SAP2000.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana pemodelan struktur plat lantai berjenis shell thin
dengan SAP2000?
b. Bagaimana pemodelan struktur plat lantai berjenis shell thick
dengan SAP2000?
c. Bagaimana pemodelan struktur plat lantai berjenis membrane
dengan SAP2000?

1.3 Tujuan
d. Mengetahui pemodelan struktur plat lantai berjenis shell thin
dengan SAP2000
e. Mengetahui pemodelan struktur plat lantai berjenis shell thick
dengan SAP2000
f. Mengetahui pemodelan struktur plat lantai berjenis membrane
dengan SAP2000
1.4 Manfaat
g. Pembaca dapat memodelkan struktur plat lantai berjenis shell
thin dengan SAP2000
h. Pembaca dapat memodelkan struktur plat lantai berjenis shell
thick dengan SAP2000
i. Pembaca dapat memodelkan struktur plat lantai berjenis
membrane dengan SAP2000
BAB II
DASAR TEORI

2.1 SAP2000
Program SAP merupakan program yang berasal dari Universitas of
California at Berkeley, USA sekitar tahun 1970, dari thun ketahun SAP
mengalami perkembangan yang cukup berarti, dari SAP yang under DOS
hingga sekarang sudah sampai ke SAP yang under window. Maka untuk
melayani keperluan komersial dari program SAP pada tahun 1975
dibentuklah perusahaan Komputer yang diberi nama, CSi (Computer and
structure,Inc). Perusahaan ini dipimpin oleh Ashraf Habibullah.
(http://www.csiberkeley.com)
Program SAP2000 ini memiliki beberapa kelebihan, terutama dalam
perancangan struktur baja dan beton, dalam perancangan struktur baja
SAP2000 dapat merancang elemen struktur dengan menggunakan profil
baja yang optimal dan seekonomis mungkin, sehingga dalam penggunaanya
tidak perlu menentukan elemen awal dengan profil pilihannya, tetapi cukup
memberikan data profil dari database yang ada pada SAP2000, dan ini
hanya berlaku untuk perancangan struktur baja, sedangkan untuk
perancangan struktur beton kita tetap harus menentukan elemen awal
sebagai asumsi awal perancangan yang kemudian nanti diperoleh luas
tulangan totalnya.
Secara umum, SAP2000 dapat memodelkan struktur dengan
beberapa fungsi, yaitu :
1. Mengatur Satuan
2. Memodel Struktur
3. Modifikasi Struktur
4. Material Property
5. Membuat Profile
6. Pembebanan
7. Analisa
8. Desain Baja
9. Desain Beton
10. Perencanaan Truss
11. Perencanaan Frame

2.2 Plat Lantai


a) Pengertian Plat Lantai
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung,
merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat
yang lain. Plat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh :
a. Besar lendutan yang diinginkan
b. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
c. Bahan konstruksi dan plat lantai
Plat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan waterpas
(mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring), agar terasa mantap
dan enak untuk berpijak kaki. Ketebalan plat lantai ditentukan oleh : beban
yang harus didukung, besar lendutan yang diijinkan, lebar bentangan atau
jarak antara balok-balok pendukung, bahan konstruksi dari plat lantai.
Pada plat lantai hanya diperhitungkan adanya beban tetap saja
(penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri plat) yang bekerja
secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti gempa,
angin, getaran, tidak diperhitungkan.

b) Fungsi Plat Lantai


Fungsi plat lantai adalah sebagai berikut
a. Sebagai pemisah ruang bawah dan ruang atas
b. Sebagai tempat berpijak penghuni di lantai atas
c. Untuk menempatkan kabel listrik dan lampu pada ruang
bawah
d. Meredam suara dari ruang atas maupun dari ruang bawah
e. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal
2.3 Pemodelan Plat Lantai pada SAP2000
Pada SAP2000, terdapat tiga jenis pemodelan pada SAP2000, yaitu sebagai
berikut :
a. Membrane adalah struktur pelat/slab yang hanya bisa
menahan beban aksial.
b. Plate adalah struktur pelat/slab yang hanya bisa menahan
beban lentur/momen.
c. Shell adalah struktur pelat/slab yang bisa menahan beban
aksial maupun beban lentur.
BAB III
STUDI KASUS

3.1 Studi Kasus

Direncanakan plat lantai dengan bentang 4 x 5 meter setebal 12 cm. Plat lantai
menggunakan perletakan jepit dan ditumpu oleh balok B1 berukuran 25/30 cm
dengan mutu beton 27,5 MPa. Beban hidup yang direncanakan yaitu 250 kg. Plat
lantai dimodelkan dengan :
1. Shell Thin
2. Shell Thick
3. Membrane

3.2 Pemodelan Plat Lantai


3.2.1 Pemodelan Plat Lantai Menggunakan Shell Thin
1. Buka SAP2000 > File > New Model > Grid Only Mode

2. Untuk mengedit bidang lapangan plat lantai maka perintah yang dipilih
yaitu :
Klik kanan mouse > Edit Grid Data

3. Plat diasumsikan ditumpu oleh balok. Mutu beton untuk balok dan plat
diasumsikan sama, yaitu 27,5 MPa. Untuk mengedit mutu material beton,
maka perintah yang dipilih yaitu :
Define > Materials > (Isi data sesuai mutu beton)

4. Edit ukuran balok pada perintah :


Section Properties > Frame Sections > ubah nama, ukuran, dan mutu
beton balok sesuai kebutuhan
5. Gambar balok pada tepi grid (karena balok sebagai tumpuan) dengan
perintah “Draw Frame/Cable Element” pada sisi samping display
SAP2000

6. Buat lapangan plat lantai dengan perintah :


Define > Section Properties > Area Sections > Pilih Jenis Plat : Shell >
(Isi data plat sesuai kebutuhan) > Shell Thin

7. Buat perletakan dengan meng-klik pada ujung balok. Lalu pilih perintah
:
Assign > Joint > Restraints > (menggunakan perletakan jepit)
8. Untuk menggambar area plat, maka pilih perintah :
Draw > Draw Rectangular Area

9. Bagi plat lantai menjadi beberapa bagian, perintah yang dipilih :


Edit > Edit Areas > Divide Areas > Pilih menu yang dibutuhkan (Divide
area into objects of this maximum size ; isi data 0.5 dan 0.5 ; artinya
terbagi setiap 0.5 meter)
Tampilan akan menjadi seperti ini :

10. Untuk memasukkan data beban, masukkan perintah :


Define > Load Patterns > Isi data beban pada kolom yang disediakan

11. Masukkan beban kombinasi pada perintah :


Define > Load Combinations > Isi data beban sesuai kebutuhan
12. Beban didistribusikan pada plat, sehingga perintah yang dipilih :
Assign > Area Loads > Uniform (shell) > Pilih beban hidup dan isi data
sesuai kebutuhan

13. Jalankan pemodelan struktur sesuai yang telah diberi beban dengan
perintah :
Analyze > Run Analysis > (untuk beban modal, tidak usah di-run) >
Klik Run Now

Maka tampilan lendutan akan terlihat seperti berikut :


14. Untuk menampilkan hasil lendutan pada momen, maka pilih perintah :
Display > Show Forces/Stresses > Shells > Pilih beban > Pilih
Component (untuk kali ini dipilih M11)

Berikut merupakan tampilan dari M11, F11, dan V13 dari pemodelan shell-
thin :
 Tampilan M11

3.2.2 Pemodelan Plat Lantai Menggunakan Shell Thick


1. Membuat pemodelan dan memasukkan spesifikasi material dengan
melakukan langkah 1 – 5 pada pemodelan Shell Thin
2. Buat lapangan plat lantai dengan perintah :
Define > Section Properties > Area Sections > Pilih Jenis Plat : Shell > (Isi
data plat sesuai kebutuhan) > Shell Thick
3. Memberi perletakan pada tiap ujung plat dan membagi area pada plat
seperti pada langkah 7 – 9 di pemodelan shell-thin
4. Memasukkan data pembebanan dan rencana distribusi beban seperti pada
langkah 10-12 pada pemodelan shell-thin
5. Jalankan pemodelan struktur sesuai yang telah diberi beban dengan
perintah :
Analyze > Run Analysis > (untuk beban modal, tidak usah di-run) > Klik
Run Now
Berikut merupakan tampilan setelah dilakukan “Run Analysis”

6. Untuk menampilkan hasil lendutan pada momen, maka pilih perintah :


Display > Show Forces/Stresses > Shells > Pilih beban > Pilih Component
(untuk kali ini dipilih M11)
Berikut merupakan tampilan dari M11, F11, dan V13 dari pemodelan shell-
thin :
 Tampilan M11

3.2.3 Pemodelan Menggunakan Shell Thick


1. Membuat pemodelan dan memasukkan spesifikasi material dengan
melakukan langkah 1 – 5 pada pemodelan Shell Thin
2. Buat lapangan plat lantai dengan perintah :
Define > Section Properties > Area Sections > Pilih Jenis Plat : Shell > (Isi
data plat sesuai kebutuhan) > Shell Thick
3. Memberi perletakan pada tiap ujung plat dan membagi area pada plat
seperti pada langkah 7 – 9 di pemodelan shell-thin
4. Memasukkan data pembebanan dan rencana distribusi beban seperti pada
langkah 10-12 pada pemodelan shell-thin
5. Jalankan pemodelan struktur sesuai yang telah diberi beban dengan
perintah :
Analyze > Run Analysis > (untuk beban modal, tidak usah di-run) > Klik
Run Now
Berikut merupakan tampilan setelah dilakukan “Run Analysis”

6. Untuk menampilkan hasil lendutan pada momen, maka pilih perintah :


Display > Show Forces/Stresses > Shells > Pilih beban > Pilih Com
ponent (untuk kali ini dipilih M11)
Berikut merupakan tampilan dari M11, F11, dan V13 dari pemodelan shell-
thin :
 Tampilan M11
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pemodelan Plat Lantai


Shell-Thin Shell-Thick Membran

Run

F11

M11

M22

V13

V23

S11
S22

4.2 Pembahasan
Dari hasil percobaan pada SAP2000 dengan menggunakan pemodelan shell thin,
shell thick, dan membrane didapatkan data sebagai berikut :
 Pada F11 pemodelan shell thin, shell thick, dan membrane memiliki
gaya langsung per satuan panjang bernilai 0.0.
 Pada M11 pemodelan shell thin dan shell thick memiliki gradasi warna
yang beragam yang menandakan bahwa dua pemodelan tersebut
memiliki nilai momen langsung terhadap sumbu X permukaan plat
sedangkan pada pemodelan membrane nilai momen langsungnya ialah
0 (nol).
 Pada M22 pemodelan shell thin dan shell thick memiliki gradasi warna
yang beragam yang menandakan bahwa dua pemodelan tersebut
memiliki nilai momen langsung terhadap sumbu Y permukaan plat
sedangkan pada pemodelan membrane nilai momen langsungnya ialah
0 (nol).
 Pada V13 Shell-Thin tidak memiliki reaksi gaya tegak lurus bidang
sedangkan pada pemodelan Shell-Thick memiliki reaksi gaya tegak
lurus bidang plat yaitu semakin besar nilai gaya yang bekerja pada plat,
maka nilai deformasi bidang semakin tinggi dan arah deformasi searah
sumbu Z dan geser ini terjadi pada permukaan atas maupun bawah
bidang plat, sedangkan untuk pemodelan membrane tidak memiliki
reaksi gaya yang tegak lurus keluar bidang.
 Pada V23 Shell-Thin tidak memiliki reaksi gaya tegak lurus bidang
sedangkan pada pemodelan Shell-Thick memiliki reaksi gaya tegak
lurus bidang plat yaitu semakin besar nilai gaya yang bekerja pada plat,
maka nilai deformasi bidang semakin tinggi dan arah deformasi searah
sumbu Z dan geser ini terjadi pada permukaan atas maupun bawah
bidang plat, sedangkan untuk pemodelan membrane tidak memiliki
reaksi gaya yang tegak lurus keluar bidang.
 Pada S11 pemodelan Shell-Thin dan Shell-Thick memiliki tegangan
langsung yang bekerja pada sisi samping plat searah ke sumbu X,
sedangkan pada pemodelan membrane memiliki nilai tegangan
langsung 0 atau tidak memiliki nilaitegangan langsung.
 Pada S22 pemodelan Shell-Thin dan Shell-Thick memiliki tegangan
langsung yang bekerja pada sisi atas dan bawah plat searah ke sumbu
Y, sedangkan pada pemodelan membrane memiliki nilai tegangan
langsung 0 atau tidak memiliki nilai tegangan langsung.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan perencanaan plat lantai yang telah dilakukan menggunakan


SAP2000, dapat didapatkan kesimpulan bahwa :
 Pemodelan shell-thin, tidak memiliki reaksi terhadap gaya langsung per
satuan panjang dan gaya tegak lurus yang bekerja, namun memiliki reaksi
momen dan reaksi tegangan yang bekerja pada permukaan plat lantai.
 Pemodelan shell thick, tidak memiliki reaksi terhadap gaya langsung per
satuan panjang, namun memiliki reaksi terhadap gaya tegak lurus yang
bekerja, momen, dan tegangan yang bekerja pada permukaan plat lantai.
 Pemodelan membrane, tidak memiliki reaksi terhadap seluruh gaya yang
bekerja pada permukaan plat lantai.

Anda mungkin juga menyukai