Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTEK PERANCAH

DISUSUN OLEH:

DWI FADLY MAULANA SHODIQ

NIM: 22012053

Politeknik Negeri Manado

Jurusan Teknik Sipil

Prodi D4 - Kontruksi Bangunan Gedung

1
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat-Nya serta
Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Praktek Acuan dan Perancah ini dengan baik
tanpa ada halangan.

Terselesaikannya Laporan Praktek ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu, Saya
mengucapkan banyak terimah kasih kepada:

1. Kepada Bapak Ir. Fandel Maluw, SST. MT, Selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Acuan
dan Perancah
2. Kepada Bapak Ahmad Yani Abbas, SST. MT, Selaku Dosen Pembimbing Praktek
3. Kepada Mahasiswa/i kelas 2B KBG yang sudah banyak membantu selama 2 minggu
berjalannya Praktek Acuan dan Perancah

Laporan ini disusun untuk memberikan hasil Praktek saya selama 2 minggu. Selain itu, Saya
berharap Laporan ini bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi referensi untuk menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan.

Oleh karena itu, Saya mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan dapat menjadikan
laporan ini jauh lebih baik lagi. Saya memohon maaf atas kesalahan maupun kekurangan dalam
penyusunan laporan ini.

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

BAB 2

DASAR TEORI

1. Persyaratan Acuan Perancah

2. Bahan dan Peralatan Acuan Perancah

LEMBAR KERJA

(JOB SHEET)

I. Memasang Papan Duga (Bouwplank)

II. Memasang Acuan dan Perancah Kolom

III. Memasang Acuan dan Perancah Balok

IV. Memasang Acuan dan Perancah Tangga

V. Memasang Acuan dan Perancah Dinding Geser L dan U

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Acuan (cetakan) dan tiang acuan (perancah) adalah suatu kontruksi sementara, Yang gunanya
untuk mendukung terlaksananya pengerjaan adonan beton yang dicorkan sesuai dengan bentuk
yang dikehendaki. Jadi acuan dan perancah harus Dapat menahan berat baja tulangan, Adukan
beton yang dicorkan, Sehingga dapat Menahan berat sendiri dan beban kerja. Acuan beton terdiri
dari bidang bagian Bawah dan samping. Papan – papan bagian bawah dari acuan yang tidak
terletak Langsung di atas tanah dipikul oleh gelagar acuan. Sedangkan gelagar acuan Didukung
oleh perancah. Pada kontruksi beton yang langsung terletak di atas Tanah, bagian bawah tidak
perlu diberi cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja Dari beton dengan campuran 1 semen : 3
pasir : 5 krikil dengan ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian samping saja.
Untuk pekerjaan beton Yang akan difinishing dengan plesteran, papan acuan tidak perlu
dihaluskan, tetapi Bila pekerjaan beto tidak memerlukan finishing, maka permukaan acuan harus
Licin. Untuk pekerjaan tersebut biasanya digunakan acuan dari multipleks, plywood, atau pelat
baja.

4
BAB 2

DASAR TEORI
1. Persyaratan Acuan dan Perancah
Acuan perancah adalah salah satu konstruksi tambahan yang merupakan mal atau cetakan pada
bagian sisi dan bawah konstruksi sementara dari suatu bangunan yang fungsingya untuk
mendapatkan knstruksi beton yang dikehendaki setelah betonnya mengeras.

Persyaratan – persyaratan suatu kontruksi acuan perancah adalah:


1. Kuat, menahan berat beton segar, getaran vibrator, peralatan yang digunakan, berat sendiri,
berat orang yang bekerja dan pengaruh kejutan.
2. Kaku, terutama akibat dari beban horizontal yang membuat cetakan mudah goyang atau labil.
Selain itu acuan perancah tidak boleh melebihi deformasi yang diizinkan.
3. Kokoh, sehingga mampu mengahasilkan bentuk penampang beton seperti yang diharapkan,
tanpa mengalami perubahan bentuk yang berarti, oleh karena itu maka ukuran dan
kedudukan cetakan harus teliti atau sesuai dengan gambar perencanaan.
4. Bersih, karena dalam pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke dalam adkan
beton sehinga akan mengurangi mutu beton, dan jika kotoran tidak naik maka akan melekat
pada permukaan beton dan slit dibersihkan.
5. Mudah dibongkar, agara tidak merusak beton yang sudah jadi dan dapat digunakan berkali-
kali.
6. Rapat, sambungan – sambungan pada cetakan harus rapat dan lubang – lubang yang
disebabkan oleh serangga harus ditutup, sehingga cairan semen dan agregat tidak keluar dari
celah – celah sambungan.
7. Material, atau bahan yang digunakan harus dipaku atau sekrup dan dalam mebuat bagian
cetakan harus mudah dirangkai sehingga dapat dilaksanakan dengan tenaga kerja minimal
yang pada akhirnya akan memperoleh efisiensi waktu yang maksimal .
8. Opimal, kebutuhan bahan dan tenaga kerja harus seefektif dan seefisien mungkin yang
akhirnya menguntungkan semua pihak

5
2. Bahan dan Peralatan Acuan Perancah
a) Bahan Acuan Perancah
Bahan acuan perancah yang sering digunakan:
1. Kayu
Menurut PBBI tahun 1971 bab 5 ayat 1, memberikan pedoman bahwa acuan perancah harus
terbuat dari bahan – bahan baik yang tidak mudah meresap air dan direncanakan sedemikian rupa,
sehingga mudah dilepas dari beton tanpa menyebabkan kerusakan pada beton. Kayu yang akan
digunakan harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut:
a. Sebaiknya kayu yang dipergunakan dengan kadar air 10 % s/d 20 %.
b. Partikel – partikel yang dikandung kayu reaktif dan tidak merusak beton.
c. Perubahan bentuk kayu akibat temperatur maupun kelembaban udara setempat sekecil
mungkin.
d. Kuat dan ekonomis.
e. Mudah dikerjakan dan mudah dipasang alat sambung.
2. Kayu lapis (plywood)
Untuk pekerjaan yang cukup besar, kayu lapis banyak dipergunakan sebagai bahan papan acuan
(cetakan). Pada acuan yang menggunakan kayu lapis diusahakan meminimalisir penggunaan paku, agar
pembongkarannya dapat dengan mudah dilakukan dan dapat meminimalisir kerusakan bahan akibat
metode pembongkaran yang salah. Keuntungan dari kayu lapis adalah bahwa kayu lapis dapat
dibengkokkan dan ditempatkan pada kerangka / cetakan untuk pengecoran, dan dapat digunakan
berulang – ulang.

3.Dolken
Dikategorikan sebagai kayu bulat dengan diameter 5 cm – 10 cm. Keuntungan penggunaan kayu
dolken sebagai acuan perancah :
a. Mudah didapat dipasaran.
b. Karena bentuk penampang dolken bulat, maka kekuatan tekuk kearah sumbu potongan melintang
batang sama untuk semua arah.
c. Dapat digunkan berulang – ulang.

6
Kerugian penggunaan kayu dolken sebagai acuan perancah :
a. Diameter tidak merata dari pangkal sampai ujung batang.
b. Batang tidak lurus sehingga mengurangi kekuatan kayu bila menerima gaya normal yang sentris
akibat adanya gaya asentris pada batang.
c. Investasi yang tertanam besar, sebab bila konstruksi selesai, sisa kayu sering tidak dapat digunakan
kembali untuk konstruksi yang lain.
d. Karena bentuk penampang yang bulat, maka agak sulit dipasang alat sambung dibandingkan
dengan kayu olahan lainnya.
4. Dolken
Dikategorikan sebagai kayu bulat dengan diameter 5 cm – 10 cm. Keuntungan penggunaan kayu
dolken sebagai acuan perancah :
a. Mudah didapat dipasaran.
b. Karena bentuk penampang dolken bulat, maka kekuatan tekuk kearah sumbu potongan melintang
batang sama untuk semua arah.
c. Dapat digunkan berulang – ulang.
Kerugian penggunaan kayu dolken sebagai acuan perancah :
a. Diameter tidak merata dari pangkal sampai ujung batang.
b. Batang tidak lurus sehingga mengurangi kekuatan kayu bila menerima gaya normal yang sentris
akibat adanya gaya asentris pada batang.
c. Investasi yang tertanam besar, sebab bila konstruksi selesai, sisa kayu sering tidak dapat digunakan
kembali untuk konstruksi yang lain.
d. Karena bentuk penampang yang bulat, maka agak sulit dipasang alat sambung dibandingkan
dengan kayu olahan lainnya.
5. Aluminium
Karena adanya sifat – sifat tertentu yang lebih menguntungkan seperti berat dan biaya
pemeliharaannya yang ringan, menyebabkan aluminium cenderung lebih digunakan pada konstruksi
acuan perancah bila dibandingkan dengan logam lain. Tetapi karena harganya yang lebih mahal,
menyebabkan penggunaannya yang sangat dibatasi. Campuran aluminium yang paling sesuai untuk
konstruksi acuan perancah adalah tipe Al-Mg-Si (campuran dengan kadar silisium yang rendah). Kadar patahnya

7
dapat dikatakan cukup baik (250 N/mm2 – 400 N/mm2) dan ketahanan terhadap korosi hamper sama dengan
aluminium murni.

8
LEMBAR KERJA

(JOB SHEET)

JOB 1
Materi : Acuan dan Perancah

Topik : Memasang Papan Duga (Bouwplank)

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang papan duga (bouwplank) dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Bouwplank (papan bangunan) berfungsi untuk mendapatkan titik-titik bangunan yang

diperlukan sesuai dengan hasil pengukuran.

Syarat-syarat memasang bouwplank :

1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah

2. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat

pelaksanaan galian

3. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.

9
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan

bouwplank lainnya.

5. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan

semua)

6. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi, sloof,

kolom, dan dinding batu bata.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkahlangkah kerja
dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Gergaji potong / belah

2. Palu cakar

3. Waterpass batang / slang

4. Rol meter

5. Siku besi

6. Unting-unting

7. pensil

10
B. Bahan :

1. Kayu 4/6 – 400 cm

2. Papan 2/30-400

3. Blok beton

4. Paku 1 - 3 inchi

5. Benang / Senar

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan –bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam

keadaan baik.

2. Atur posisi blok beton yang disesuaikan dengan posisi letak kolom dengan jarak

dari dinding luar setakan kolom ≥ 1,00 m.

3. Potong kayu (totara 4/6) sejumlah 2 x jumlah balok beton (8 bh) dengan panjang

disesuaikan dengan blok beton tersebut (100 cm) dan dipakukan ke blok beton

secara tegak lurus dan kokoh sebagai tiang dari papan duga.

4. Potong dan iris papan sebagai papan duga dengan ukuran 2/15 – 100 cm

sebanyak 8 lembar.

5. Pakukan salah satu bagian dari papan duga pada salah satu tiang kayu (totara)

dengan sebuah paku.

6. Ukur kedataran (level) dari papan duga tersebut dengan alat waterpass batang

secara cermat.

7. Setelah yakin bahwa papan duga tersebut sudah datar, pakukan bagian yang lain

11
dari papan duga ke balok disampingnya secara kuat dan kokoh. Papan duga ini

menjadi patokan (titik duga) untuk papan duga lainnya.

8. Masukkan air ke dalam waterpass selang smpai penuh. Usahakan tidak ada

gelembung udara disepanjang selang tersebut.

9. Letakkan selang waterpass yang telah diisi air pada papan duga yang menjadi titik

duga. Teman yang lain diminta untuk memberi tanda dengan pensil di setiap tiang

papan duga.

Perhatikan, ketinggian air dalam selang waterpass harus tepat berada segaris

dengan ketinggian papan duga yang menjadi patokan (titik duga), sementara pada

tiang papan duga yang akan diberi tanda harus menyesuaikan dengan ketinggian

air dalam selang waterpass.

Lakukan langkah ini untuk semua tiang papan duga untuk diberi tanda.

10. Setelah semua tiang papan duga ditandai, pakukan papan duga ke tiang papan

duga yang telah ditandai tersebut secara kuat dan kokoh.

11. Pada sisi tepi atas dari setiap papan duga, pakukan salah satu paku 1” tepat di

tengah sebagai as bangunan. Ikatkan benang/senar dan dihubungkan dengan

papan duga yang saling berhadapan.

12. Periksa kesikuan untuk setiap benang/senar yang saling tegak lurus. Pastikan

semua paku dan benang/senar terpasang dengan kuat dan tidak goyang.

13. Dari tanda As pada papan duga, kemudian diukur kiri dan kanannya yang

merupakan ½ lebar cetakan kolom yang akan didirikan dan di tandai.

12
14. Paku bagian kiri dan kanan dari papan duga yang telah ditandai, kemudian

hubungkan papan duga yang saling berhadapan dengan benang/senar seperti

pada langkah 11 di atas. Cek kembali dan pastikan ukuran/jarak antar kolom yang

akan dibuat. Dengan demikian selesailah pekerjaan membuat Bouwplank.

15. Laporkan ke instrukur/dosen untuk diperiksa dan dinilai.

Dokumentasi

13
JOB 2
Materi : Acuan dan Perancah

Topik : Memasang Acuan dan Perancah Kolom

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Kolom dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah kolom merupakan bagian cetakan untuk membuat kolom beton.
Pemasangannya harus benar-benar kuat dan kokoh, karena cetakan adalah hal yang menentukan
terhadap bentuk jadinya kolom beton tersebut. Acuan dan peraqncah kolom harus benar-benar
tegak lurus, bagian dalamnya harus benarbenar bersih dari kotoran yang menempel.

14
Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan
terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkahlangkah kerja
dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material terbuat
dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

4. Rol meter

5. Siku besi

6. Unting-unting

B. Bahan :

1. Plat cetakan kolom (skydeck set)

2. Penyokong cetakan (push-pull props set)

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam

keadaan baik.

2. Dirikan 2 lembar plat cetakan dan pasang saling tegak lurus pada bagian ujung,

dan sesuaikan dengan ukuran lebar kolom yang akan dibuat.

3. Kancing seluruh baut yang tersedia pada masing-masing plat cetakan dan

15
kencangkan dengan menggunakan palu kayu sehingga benar-benar kuat dan

kokoh. Cek kesikuannya.

4. Dirikan dan pasang dan hubungkan plat cetakan yang lain seperti pada langkah

ke-3 sehingga membentuk kubus atau persegi, sesuai dengan bentuk dan ukuran

kolom yang akan dibuat.

5. Kancing seluruh baut yang tersedia pada plat cetakan mulai dari bawah sampai

ke atas.

6. Cetakan kolom telah terbentuk, cek ketegakannya, posisi berdirinya, serta jarak

masing-masing antar kolom.

7. Pasang perancah/penyokong cetakan (push-pull props set), diatur ketegakannya.

8. Pemasangan acuan dan perancah kolom selesai, laporkan kepada

instruktur/dosen untuk diperiksa dan dinilai.

Dokumentasi

16
JOB 3
Materi : Acuan dan Perancah

Topik : Memasang Acuan dan Perancah Balok

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Balok dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah balok merupakan bagian cetakan untuk membuat balok beton

yang melintang, menghubungkan antara kolom-kolom beton. Pemasangannya harus

17
benar-benar kuat dan kokoh, karena cetakan adalah hal yang menentukan terhadap

bentuk jadinya balok tersebut. Acuan dan perancah balok harus benar-benar datar

di atas perancahnya. Bagian dalamnya harus benar-benar bersih dari kotoran yang

menempel.

Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan
terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkahlangkah kerja
dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan

material terbuat dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

4. Rol meter

5. Siku besi

6. Unting-unting

B. Bahan :

1. Plat cetakan kolom (skydeck set)

2. Penyanggah (scaffolding set)

3. Gelagar (girder)

4. Dudukan gelagar (head spindle)

18
5. Alas/sepatu penyanggah (base spindle)

6. Siku cetakan (beam bracket)

7. Kelabang (beam width adjusment bar)

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam keadaan baik.

2. Ukur ketinggian balok yang akan dibuat, sehingga dapat memilih ukuran

scaffolding yang akan dipasang.

3. Dirikan scaffolding secara sempurna dan tepat saling berhadapan, perkuat

dengan memasang skor (cross brase) sebagai pengaku dan pengikat main

frame pada scaffolding.

4. Pasang base spindle di bagian bawah untuk perkuatan dan mengatur ketinggian

scaffolding serta pasang head spindle di bagian atas scaffolding untuk tempat

dudukan girder.

5. Persiapan dudukan lantai/dada acuan balok dan penyanggah didinding balok :

a. Letakkan beam width adjusment bar di lantai. Letakkan 2 bh girder di atas

beam width adjusment bar secara sejajar

b. Dari atas 2 buah girder tersebut letakkan 2 buah beam bracket dengan saling

berhadapan bagian tegaknya. Atur jaraknya disesuaikan dengan lebar

cetakan balok yang akan dibuat

c. Buat beberapa buah dudukan lantai ini disesuaikan dengan panjang

bentangan balok yang akan dibuat.

6. Pasang 2 buah girder di atas head spindle secara sejajar pada scaffolding.

7. Pasang dudukan lantai/dada acuan balok yang telah dibuat sebelumnya secara tegak
lurus/melintang pada kedua girder sejajar di atas scaffolding.

8. Pasang lantai dan dinding acuan balok pada dudukan acuan pada langkah ke-7. Pastikan lantai
dan dinding acuan balok benar-benar terapit rapat, tidak ada celah dengan cara mengunci sekrup

19
yang ada pada beam bracket. Hal ini telah diperhitungkaan saat membuat dudukan pada langkah
ke-5 di atas.

9. Skor kedua dinding acuan balok pada bagian atasnya pada 3 titik bagian. Ukuran lebar
dalamnya harus sama dengan ukuran lebar dalam lantai acuan balok, sehingga dinding acuan
balok tidak bergerak

10. Pemasangan acuan dan perancah balok telah selesai, laporkan kepada

instruktur/dosen untuk diperiksa dan dinilai.

Dokumentasi

20
JOB 4
Materi : Acuan dan Perancah

Topik : Memasang Acuan dan Perancah Tangga

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

a. Menggunakan peralatan kayu

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

21
d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Tangga dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah kolom merupakan bagian cetakan untuk membuat tangga. Pemasangannya harus
benar-benar kuat dan kokoh, karena cetakan adalah hal yang menentukan terhadap bentuk jadinya
kolom beton tersebut. Acuan dan peraqncah kolom harus benar-benar tegak lurus, bagian dalamnya
harus benar benar bersih dari kotoran yang menempel.

Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah tercetak dan terbuat dari
besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkah langkah kerja
dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material terbuat
dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan
1. Pensil/ pena
2. Siku – siku
3. Unting – unting
4. Waterpass
5. Rol Meter
6. Palu
7. Gergaji
8. Kuku kambing
9. Kapak
B. Bahan
1. Multiplek
2. Kayu dengan ukuran 6/12

22
3. Papan 2/20
4. Benang

V. Langkah Kerja

1. Memahami gambar, menentukan jarak antara titik bangunan dengan titik lokasi

2. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.

3. Pelajari gambar kerja dan mengkalkulasi kebutuhan bahan.

4. Memotong, membelah dan mengetam kayu tersebut dengan teliti yang sesuai dengan dengan
ukuran yang dibutuhkan.

5. Rangkailah papan – papan sebagai sisi tegak cetakan tangga.

6. Berdirikan tiang – tiang acuan tangga tersebut.

7. Membuat bordes dengan ukuran 100 cm x 100 cm dengan tinggi 140 cm

8. Rentangkan benang pada acuan untuk pedoman membuat kemiringan tangga dan gelagar
acuan tangga.

9. Pakukan gelagar acuan balok dan tangga pada tiang – tiang acuannya dengan berpedoman
kepada benang yang telah direntangkan, kemudian diskor.

10. Papan cetakan balok dan multiplek ( lantai tangga ) dipakukan pada gelagar – gelagarnya,
kemudian diskor.

11. Sisi – sisi tegak tangga dipakukan pada sisi bawah cetakan – cetakan tersebut, selanjutnya
diperkuat dengan papan – papan penguat. Untuk sisi tegak tangga digambar untuk memudahkan
pemasangan.

12. Langkah terakhir adalah memakukan papan – papan optrede dan diperkuat dengan papan –
papan penguat.

Dokumentasi

23
JOB 5
Materi : Acuan dan Perancah

Topik : Memasang Acuan dan Perancah Dinding Geser I

I. Tujuan :

Pada akhir praktek bengkel mahasiswa diharapkan terampil dalam :

24
a. Menggunakan peralatan dan bahan acuan dan perancah

b. Membaca gambar kerja dengan baik.

c. Menghitung kebutuhan bahan.

d. Membuat / memasang Acuan dan Perancah Dinding dengan baik dan benar.

II. Instruksi Umum :

Acuan dan perancah dinding merupakan bagian cetakan untuk membuat dinding beton yang
berdiri di atas sloof beton atau lantai. Pemasangannya harus benarbenar kuat dan kokoh, karena
cetakan adalah hal yang menentukan terhadap bentuk jadinya dinding beton tersebut. Acuan dan
perancah dinding harus benar-benar tegak di atas lantai. Bagian dalamnya harus benar-benar
bersih dari kotoran yang menempel.

Acuan dan perancah dinding ini akan dibuat dalam bentuk bersudut L disesuaikan dengan lokasi
praktek yang ada.Pada materi acuan dan perancah 2 ini menggunakan bahan-bahan yang sudah
tercetak dan terbuat dari besi/baja. Kita tinggal merangkainya sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.

III. Instruksi Kerja :

a. Gunakan pakaian kerja (Jas Lab) dan peralatan keselamatan kerja (K3).

b. Pelajari dahulu gambar kerja, hitung jumlah kebutuhan bahan dan ikuti langkahlangkah kerja
dengan seksama dan teliti.

c. Pusatkanlah perhatian atau pikiran pada waktu praktek karena keseluruhan material terbuat
dari besi/baja.

d. Ikuti petunjuk-petunjuk dari Instruktur.

IV. Peralatan dan Bahan

A. Peralatan :

1. Kunci-kunci sekrup

2. Palu kayu

3. Waterpass batang

25
4. Rol meter

5. Siku besi

B. Bahan :

1. Plat cetakan dinding (skydeck set)

2. Gelagar (girder)

3. Siku cetakan (beam bracket)

4. Kelabang (beam width adjusment bar)

5. Penyokong cetakan (push-pull props set)

V. Langkah Kerja :

1. Siapkan peralatan dan bahan – bahan yang diperlukan. Pastikan semua dalam

keadaan baik.

2. Ukur ketinggian dinding yaitu dari dasar sampai pada permukan tinggi dinding

yang disesuaikan dengan plat cetakan dinding.

3. Dirikan plat acuan dinding dan dirangkai secara tegak lurus dengan

mengancingkan baut-bautnya dari bawah sampai ke atas.

4. Pasang penyokong acuan dinding sambil dicek ketegakannya dengan watrpass

batang.

5. Rangkaikan lagi plat acuan dinding secara sejajar dan memanjang, sesuai

dengan ukuran yang telah ditentukan di kedua sisi yang saling tegak lurus sambil

diperhatikan ketegakannya.

6. Pasang penyokong acuan dinding agar acuan dinding tetap berdiri tegak.

7. Lanjutkan langkah ke-3 s/d langkah ke-6 untuk sisi bagian dalam dengan pemasangan secara terbalik

8. Pembuatan penahan dinding sbb:

a. Letakkan beam width adjusment bar di lantai. Letakkan 2 bh girder di atas

beam width adjusment bar secara sejajar.

26
b. Dari atas 2 buah girder tersebut letakkan 2 buah beam bracket dengan saling

berhadapan bagian sudutnya. Penempatan beam bracket yang satu

letaknya di bagian ujung girder dan beam bracket yang satunya diletakkan

40 cm dari bagian ujung girder lainnya.

c. Buat beberapa buah penahan dinding tersebut di atas untuk penempatan

setiap lembaran plat acuan dinding. Jadi jumlahnya adalah sebanyak jumlah

lembaran plat acuan dinding bagian dalam.

9. Letakkan penahan dinding yang dibuat pada langkah ke-8 tersebut di atas pada

setiap plat acuan dinding bagian dalam.

10. Untuk mengatur jarak/spasi ketebalan dinding, letakkan pipa PVC yang telah

dipotong-potong sepanjang 20 cm (sesuai tebal dinding yang akan dibuat).

11. Dari lobang-lobang yang terdapat pada plat acuan dinding, masukkan besi ulir

sambil memasukkan pipa PVC yang telah dipotong tadi sebagai pembatan

ketebalan dinding yang akan dibuat.

12. Kancing besi ulir tersebut di kedua sisi, dimana sisi yang satu dikancingkan pada

girder penahan dinding, sementara yang lainnya dikancing pada plat yang telah

menyatu dengan plat acuan dinding.

13. Lakukan langkah ke-12 di atas, sampai seluruh bagian, penahan dinding dan plat
pada acuan dinding terpasang semuanya.

14. Cek kembali ketegakan dinding, kesikuan sudut dinding dan pastikan semuanya

telah sesuai.

15. Periksakan kepada instruktur/dosen untuk penilaian jika pekerjaan pembuatan

acuan dan perancah dinding telah selesai.

Dokumentasi

 Dinding Geser Bentuk L

27
 Dinding Geser Bentuk U

 Dokumnetasi Lainnya

28
29
PENUTUP
KESIMPULAN


















30

Anda mungkin juga menyukai