Anda di halaman 1dari 26

KONTRUKSI BANGUNAN

(PLAT LANTAI DAN TANGGA)

Disusun Oleh :
Fathir Ardi 2103010036

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
Tahun Ajaran 2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana
makalah ini membahas tentang pelat lantai dan tangga.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yan telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.
ii
Daftar Isi
Halaman Judul............................................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Plat Lantai ................................................................................................ 3
2.2.Fungsi Plat Lantai ..................................................................................... 3
2.3 Jenis-jenis Plat Lantai ............................................................................... 3
2.4 Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung .............................. 8
2.5 Sistem Perencanaan tulang........................................................................ 9
2.6 Tangga ..................................................................................................... 12
2.7 Bahan bangunan Tangga ......................................................................... 12
2.8 Susunan Bentuk Tangga .......................................................................... 13
2.9 Ukuran Tangga ........................................................................................ 18
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 20
BAB I iii

PENDAHULUAN

1.1 Rumusan Masalah

Didalam kenyataan masyarakat terdapat bermacam-macam plat lantai


dan tangga. Engineer muda yang mengambil jurusan Teknik sipil masih
belum mengerti akan hal itu. Akibatnya, banyak engineer muda yang
membuat kontruksi plat lantai dan tangga tidak sesuai standar NSI.

Gedung adalah wujud fisik dari hasil pekerjaan kostruksi yang


menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada
diatas / didalam tanah / air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya. (KEPPRES No. 28/2002) Pembangunan gedung diselenggarakan
melalui berbagai tahapan pekerjaan konstruksi.

Pekerjaan konstruksi adalah rangkaian kegiatan perencanaan dan


pelaksanaan serta pengawasan yang meliputi pekerjaan arsitektural, struktur,
mekanikal dan elektrikal, serta tata lingkungan, beserta kelengkapannya
masing-masing dalam mewujudkan suatu bangunan. (KEPPRES No. 19/1999)
Plat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi pada suatu
bangunan, baik itu gedung perkantoran maupun rumah tinggal biasa dan juga
menjadi struktur konstruksi pada jembatan. Umumnya, pelat lantai dibangun
dengan konstruksi beton bertulang sebagai dasar utamanya.
Plat lantai adalah struktur yang pertama kali menerima beban, baik itu
beban mti maupun beban hidup yang kemudian menyalurkannya ke sistem
struktur rangka yang lain. Plat lantai berdasarkan sistem konstruksi
materialnya dapat dibedakan menjadi bermacam-macam jenis, antara lain plat
lantai kayu, plat lantai beton, plat lantai baja dan plat lantai yumen.

1.2                 Rumusan Masalah


Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1.      Apakah pengertian dari plat lantai dan tangga itu sendiri?

2.      Apa saja fungsi dari plat lantai dan tangga?

3.      Apa saja jenis jenis plat lantai dan tangga?

4. Metode apa saja pada struktur plat lantai dan tangga pada bangunan
gedung?

1.3                 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang Kontruksi
plat lantai dan tangga. Baik dari pengertian, kegunaan, jenis-jenis, serta
ketentuan dalam pembuatan plat lantai dan tangga itu sendriri

1.4    Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
a) Pembaca dapat mengetahui pentingnya plat lantai dan tangga
b) Pembaca dapat mengetahui jenis jenis plat lantai dan tangga
c) Pembaca dapat mengetahui ketentuan-ketentuan pembuatan plat lantai
dan tangga
d) Pembaca dapat menerapkan ilmu ini di masa yang akan datang

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Plat Lantai

Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat.

Pekerjaan plat lantai ini haruslah kokoh, kaku, mempunyai ketinggian yang sama
dan nyaman untuk berpijak. Ketebalan plat lantai ini disesuaikan dengan beberapa
hal, diantaranya:

1. Beban yang akan ditumpu


2. Jarak antar balok penumpu
3. Bahan yang digunakan
4. Besar lendutan yang diijinkan

2.2. Fungsi Plat Lantai

Plat lantai, yang meskipun terbuat dari berbagai macam jenis bahan, mempunyai
fungsi yang sama, yaitu:

1. Memisahkan lantai bawah dan lantai yang diatasnya


2. Tempat berpijak di lantai atas
3. Peredam suara dari lantai bawah ke lantai atas maupun sebaliknya
4. Sebagai tempat untuk penempatan kabel listrik dan lampu di lantai bawah
5. Menambah kekakuan bangunan pada arah horizontal.

2.3 Jenis-jenis Plat Lantai

Berdasarkan material bahannya, terdapat bermacam-macam jenis plat lantai.


Macam-macam plat lantai tersebut yaitu:

3
1. Plat Lantai Kayu

Gambar 1.1 Plat lantai Kayu

Plat lantai kayu pada umumnya mempunyai ukuran-ukuran yang umum di


pasaran. Ukuran-ukuran tersebut antara lain:

a. Lebar papan kayu : 20 – 30 cm


b. Tebal papan kayu : 2 – 3 cm
c. Jarak antar balok pendukung : 60 – 80 cm
d. Ukuran balok : 8/12 , 8/14, dan 10/14
e. Bentangan : 3 – 3,5 m
f. Berat jenis : 0,6 – 0,8 ( t/m )

Balok-balok kayu ini bisa diletakkan diatas pasangan 1 batu bata


ataupun diatas balok beton. Plat lantai kayu memiliki kelebihan dan
kekurangannya sendiri. Berbagai kelebihan dan kekurangan plat lantai kayu
yaitu:

a. Kelebihan
 Ekonomis, karena harganya yang relatif murah
 Hemat ukuran pondasi, dikarenakan beratnya yang ringan
 Mudah dikerjakan.

4
b. Kekurangan
■ Hanya diperbolehkan untuk struktur konstruksi bangunan yang
sederhana dan ringan
■ Bukan benda peredam suara yang baik, karena itu suara langkah kaki
yang ditimbulkan di lantai atas bisa terdengar oleh penghuni yang
sedang berada di lantai bawahnya sehingga mengganggu
penghuninya.
■ Mempunya sifat yang mudah terbakar
■ Tidak tahan air atau mudah bocor, sehingga tidak cocok untuk lantai
kamar mandi / WC.
■ Tidak tahan lama / tidak awet, karena bisa dimakan oleh serangga
pemakan kayu.
■ Mudah terpengaruh oleh cuaca, seperti hujan, panas, dll.
■ Tidak dapat dipasangi keramik

Plat lantai kayu ini terbuat dari bahan kayu, yang dirangkai dan disatukan
menjadi satu kesatuan yang kuat, sehingga terbentuklah bidang injak yang luas.

2. Plat Lantai Beton

Gambar 1.2 Plat lantai Beton

Plat lantai beton ini umumnya bertulang dan dicor ditempat, bersama
dengan balok penumpu dan kolom pendukungnya. Plat lantai ini dipasang

5
tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen
tarik dan juga lenturan. Perencanaan dan perhitungan plat lanta beton ini telah
diatur oleh pemerintah yang tercantum didalam buku SNI Beton 1991 yang
mencakup beberapa hal, antara lain:

a. Plat lantai harus mempunyai tebal minimum 12 cm, dan untuk plat atap
minimum 7 cm.
b. Harus diberi tulangan silinder dengan diameter minimum 8 mm yang
terbuat dari baja lunak ataupun baja sedang
c. Plat lantai dengan tebal lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap diatas dan dibawah
d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari 20 cm atau dua kali tebal plat, dan dipilih yang terkecil.
e. Semua tulangan plat harus dibungkus dengan lapisan beton dengan
tebal minimum 1 cm, yang berguna untuk melimdungi baja dari korosi
maupun kebakaran
f. Campuran beton untuk plat adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr + air, sedangkan
untuk lapisan kedap air campurannya adalah 1 pc : 1,5 ps : 2,5 kr + air
secukupnya.

Plat lantai beton ini mempunyai beberapa keunggulan / keuntungannya


sendiri, antara lain:

a. Mendukung untuk digunakan pada bangunan dengan beban yang besar


b. Tidak dapat terbakar dan kedap air, sehingga dapat dijadikan sebagai
lantai dapur, kamar mandi ataupun WC
c. Dapat dipasang keramik, tegel dan granit, sehingga dapat
memperindah lantai
d. Bahan yang awet dan kuat, perawatannya mudah dan berumur
panjang.

6
3. Plat Lantai Baja
Konstruksi plat lanta baja ini biasanya digunakan pada bangunan yang
komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari material baja.
Pada tahap ini plat lantai baja digunakan pada bangunan semi permanen
seperti bangunan untuk bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.

4. Plat Lantai Yumen

Gambar 1.3 Plat Lantai Yumen

Merupakan kependekan dari plat lantai kayu semen (yumen). Plat lantai
ini terbuat dari potongan kayu kecil yang dicampur dengan semen dan dibuat
dengan ukuran 90 x 80 cm. Plat lantai ini termasuk plat lantai yang masih baru
dan masih jarang digunakan. Cara pemasangan plat lantai yumen ini yaitu:

a) Sebelum yumen dipasang, pertama-tama dak yang akan dibuat dipasang


kayu dengan kirai 5/7 dengan panjang yang telah datur dengan jarak 40
cm. Kayu tersebut kemudian dilapisi ring balk dan kemudian di cor.
b) Setelah selesai, baru kemudian lembaran-lembaran yumen dipasang
dengan cara dijejerkan dengan rapat diatas kayu tersebut dan kemudian
di baut sehingga kuat.

7
2.4 Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung

Macam-macam metode struktur plat lantai gedung ini yaitu:

a. Metode Konvensional Yaitu pengerjaannya dilakukan ditempat, dengan


bekisting yang menggunakan polywood dengan perancah scaffolding. Ini
adalah cara yang masih terbilang ‘kuno’ dan memakan banyak waktu dan
biaya, sehingga banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan inovasi
terbaru dan untuk mendapatkan waktu yang cepat dan biaya yang murah.

b. Metode half slab Metode ini disebut metode half slab karena sebagian
struktur plat lantai dikerjakan dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat
di pabrik untuk kemudian dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, yang
kemudian dipasang besi tulangan atas, kemudian di cor sebagian plat yang
dilakukan di tempat proyek. Kelebihan dari metode half slab ini yaitu terdapat
penghematan waktu dan biaya untuk pekerjaan bekisting. Akan tetapi, tidak
semua bagian plat gedung bisa dibuat dengan sistem ini, contohnya yaitu area
toilet, yang tetap dipasang dengan cara konvensional untuk menghindari
kebocoran di dalamnya.

c. Metode Full precast Metode ini bisa disebut metode yang paling cepat
pengerjaannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga, metode ini harus
memperhatikan kekuatan alat angkat, dimana kuat angkat ujung tower crane
harus lebih besar dari total beton precast.

d. Metode Bondek Yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah diganti oleh
plat bondek, dengan harapan mampu menghemat besi tulangan dan bekisting
dibawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau bisa juga
diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat dalam pemasangannya.

2.5 Sistem Perencanaan tulang

8
Sistem perencanaan tulangan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
■ Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (pelat satu arah/  one
way slab)
■ Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (arah/two way slab)

1) Penulangan pelat satu arah

a) Konstruksi pelat satu arah.

Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton
lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang
satu arah saja.Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan
pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan.

Gambar 1.4 Pelat Kantilever & Pelat 2 tumpuan

b) Simbol gambar penulangan.

Pada pelat kantilever, karena momennya negatif, maka tulangan pokok


(dan tulangan bagi) dipasang di atas. Jika dilihat gambar penulangan
Tampak depan (gambar (a)), maka tampak jelas bahwa tulangan pokok
dipasang paling atas (dekat dengan tepi luar beton), sedangkan tulangan
9
bagi menempel di bawahnya. Tetapi jika dilihat pada gambar Tampak
Atas (gambar (a)), pada garis tersebut hanya tampak tulangan horizontal
dan vertikal bersilangan.

Gambar 1.5 Simbol gambar penulangan

2) Penulangan pelat 2 arah

Sistem pelat dua arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal
perbandingan panjang bentang kedua sisi memenuhi. Persyaratan jenis pelat
lantai dua arah jika perbandingan dari bentang panjang terhadap bentang
pendek kurang dari dua.

Beban pelat lantai pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat
balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah
sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda.

Konstruksi pelat 2 arah pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai
jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang 2
10
arah. Contoh pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling
sejajar.

1. Pelat tipis lendutan kecil


Pelat lendutan kecil merupakan pelat dengan perbandingan tebal terhadap
panjang sisi terpendek <= 1/20 (lebih kecil atau sama dengan) dan ukuran
lendutan yang terjadi <= 0,20 tebal pelatnya.

2. Pelat tipis lendutan besar


Pelat tipis lendutan besar merupakan sebutan untuk pelat dengan rasio tebal
terhadap panjang sisi terpendek <= 1/20 disertai dengan ukuran lendutan >
0,20 tebal pada pelatnya.

3. Pelat tebal
Sedang kriteria pelat tebal digunakan untuk pelat yang memilikiketebalan >
1/20 kali panjang sisi terpendek.

Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat.
Beberapa tipe pelat lantai yang banyak digunakan pada konstruksi
diantaranya :

a. Sistem Lantai Flat Slab

Sistem Flat Slab, merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu
oleh kolom-kolom tanpa adanya balok-balok. Biasanya digunakan untuk
intensitas beban yang tidak terlalu besar dan bentang yang kecil. Pada
daerah kritis di sekitar kolom penumpu, biasanya diberi penebalan (drop
panel) untuk memperkuat pelat terhadap gaya geser, pons dan lentur. Flat
Slab tanpa diberi kepala kolom (drop panel) disebut flat plate.

11
Gambar 1.6 Sistem Lantai Flat Tebal

2.6 Tangga

 Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang


menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai
jalan untuk naik dan turun antara lantai tingkat. Pada pekerjaan tangga hal yang
pertama yang dilakukan marking untuk menentukan tinggi offtrede dan besarnya
antrede, persiapan tulangan pun dilakukan ditempat lain dengan metode fabrikasi.
Setelah itu pasang bekisting tangga dan pengecekan bekisting tangga. Kemudian
dilakukan pemasangan dan perakitan tulangan. Setelah pekerjaan ini dilakukan, cek
kembali bekisting tangga dan tangga siap dicor dan dibongkar.

2.7 Bahan bangunan Tangga

Bahan – bahan bangunan tangga dibuat dari bahan – bahan yang di gunakan pada
bangunannya dan tergantung pada tujuannya serta menurut selera dari pemilik dan
perencana. Tangga terdiri dari anak tangga yang tingginya selalu tepat sama. Atas
dasar bahan bangunannya kita dapat membedakan konstruksi tangga masif ( dari batu
alam, batu buatan atau beton ), konstruksi tangga dari kayu dan konstruksi tangga
dari baja. Tangga dari kayu banyak digunakan karena bahan ini mudah didapat.
Tangga kayu disamping cepat aus, juga tidak baik dipakai di tempat – tempat yang
kasar dan banyak kotoran. Pada tempat yang demikian lebih baik struktur tangga
dibuat dari baja. Tangga baja banyak dipakai sebagai tangga kebakaran, bengkel,
12
juga ruangan di bawah tanah ( kelder ). Satu lagi tangga dari bahan beton bertulang.
Bahan ini selain tidak mudah terbakar, tidak cepat aus dan tidak licin, dapat dibentuk
dengan mudah dan sesuai keinginan. Tangga dari batu, berhubung struktur batu yang
ada, hanya sesuai untuk pengerjaanundak – undak.

2.8 Susunan Bentuk Tangga

Susunan tangga terdiri dari ibu tangga atau daun tangga ( boom ), dan anak tangga
(trede). Pada tangga yang panjang dibuat tempat pemberhentian yang dinamakan
dengan bordes. Anak tangga terdiri dari anak tangga datar; juga dinamakan langkah
datar ( antrede ), dan anak tangga tegak; juga dinamakan langkah haik ( optrade ).
Pada tangga dari kayu, baja bahkan kadang – kadang beton ibu tangga mengapit anak
tangga dan sejajar satu sama lain.

Gambar 1.7 Susunan dan Bentuk Tangga

Ibu tangga yang menempel pada tembok disebut ibu tangga luar (boom
tembok) karena biasanya menempel pada tembok, dan ada juga ibu tangga dalam
atau boom dalam. Ada berbagai jenis bentuk tangga, karena tangga tidak hanya
merupakan jalan untuk naik ke atas, melainkan juga suatu elemen keindahan
13
dalam rumah. Jika suatu tangga terdiri dari anak tangga persegi empat maka
terdapatlah tangga lurus. Jikalau tangga berbentuk trapesium maka tangga itu
tangga dengan belokan. Tentu saja kedua jenis ini dapat dikombinasikan dengan
sesuka hati. Mengingat ruangan yang tersedia dan juga bentuknya, maka tangga
dapat dibuat beberapa macam.

A. TANGGA TUSUK LURUS

Tangga ini digunakan pada ruangan yang panjang. Ini terdiri dari ibu
tangga yang sejajar, sedangkan anak tangga tegak lurus pada ibu tangga.

Gambar 1.8 Tangga tusuk lurus

B. TANGGA BORDES LURUS

Jika anak tangga terlalu banyak ( minimal 20 anak tangga ), akan melelah
bagi yang melaluinya. Oleh karena itu di pasang bordes. Bordes juga dapat
dipergunakan sebagai tempat istirahat, atau tempat pemberhentian
sementara.

Gambar 1.9 Tangga Bordes Lurus 14


C. TANGGA DENGAN BELOKAN

Agar tudak terlalu banyak ruangan yang di pakai dalam pembuatan


tangga, maka dalam tangga dapat dibentuk belokan pada anak tangga.
Jika dimulai pada awal naik tangga disebut dengan tangga dengan belokan
awal ( gambar 457a ), dan jika perempatan pada akhir tangga, dinamakan
tangga dengan belokan akhir ( gambar 4-57b ). Bisa juga dibuat dengan
menggunakan belokan diawal dan diakhir tangga( gambar 4-57c ).

Gambar 2.0 Tangga dengan Belokan

15
D. TANGGA MELIUT

Untuk meminimalkan ruangan untuk tangga bisa juga dibuat tangga


dengan bentuk meliut. Dalam hal ini anak tangga tidak berbentuk segi
panjang akan tetapi dengan berbentuk trapesium. Lihat gambar di bawah
ini ;
Gambar 2.1 Tangga Meliut

E. TANGGA DENGAN BORDES BERBELOK / BERLENGAN

Tangga yang tidak lurus dan membelok disebut tangga dengan lengan.
Menurut banyaknya lengan yang ada, maka disebut tangga dengan dua
lengan dan tangga dengan tiga.

Gambar 2.2 Tangga dengan Bordes Berbelok

Bahkan pada bangunan yang dihubungkan dengan banyak ruang terjadi


semacam pertemuan, sehingga dapat dibentuk tangga yang memiliki
lengan lebih dari tangga dengan dua atau tiga lengan. Dari pertemuan
tersebut dibuat tempat yang datar disebut bordes.
16

F. TANGGA POROS

Tangga poros menggunakan sedikit ruangan dan hemat, karena tangga


ini dari awal sampai akhir membentuk setengah lingkaran, dua kali
setengah lingkaran bahkan dapat membentuk empat kali seperempat
lingkaran. Karena anak tangga bertemu pada satu tempat yaitu
merupakan tiang, maka dinamakan tangga poros.

Gambar 2.3 Tangga Poros

G. TANGGA MELINGKAR / LINGKARAN


Tangga ligkaran pada ibu tangganya dibuat melingkar. Dan
mempunyai ibu tangga sebelah dalam. Tangga ini biasanya terbuat
dari baja dan beton.

17

Gambar 2.4 Tangga Melingkar

2.9 Ukuran Tangga


Dalam pembuatan tangga yang perlu diperhatikan adalah untuk apa tangga itu
dibuat ( fungsi ) dan di mana tangga itu di pergunakan ? . Seperti yang telah di jelaskan di
awal, bahwa tangga sebagai tempat bekerja berbeda dengan tangga umum ( biasa ), dan
juga berbeda dengan tangga darurat.

Untuk berjalan naik, tenaga yang diperlukan adalah 2 kali dari pada berjalan di
tempat datar.oleh karena itu kemiringan tangga jangan di buat terlalu curam, terutama di
rumah sakit. Sehingga ada ketentuan bahwa tangga yang layak dipergunakan memiliki
derajat kemiringan tidak lebih dari 35° .

Oleh karena itu akan di bahas juga tentang Perbandingan kelandaian dan
keamanan konstruksi serta Perhitungan tirusan tangga. Ukuran anak tangga tergantung
pada langkah naik dan langkah datar, yaitu menggunakan rumus :

a + 2.o= 57 – 65 cm.

Di mana a = langkah datar dan o = langkah naik Sedangkan bilangan 57 – 65


merupakan panjang langkah rata – rata orang berjalan di tempat datar, bagi orang dewasa.
Biasanya tinggi anak tangga tegak atau langkah tegak berkisar 17 – 20 cm. Dari uraian
tadi dapat diketahui panjang anak tangga datar / maju.

Lebar tangga untuk satu orang adalah antara 60 – 90 cm, dan untuk dua orang
ditentukan antara 80- 120 cm. untuk tempat umum seperti sekolah dan tempat
18
pertunjukan lebar tangga ditentukan antara 150 – 300 cm.

Untuk menentukan panjang bordes digunakan pedoman ukuran satu langkah datar
pada hitungan ditambah satu atau dua langkah dan berkisar antara 80 – 150 cm.
Banyaknya langkah tegak tergantung pada tinggi ruangan antara lantai satu dengan lantai
berikutnya. Dalam hal ini pembagian dilakukan seteliti mungkin agar tinggi anak tangga
sama dari tempat awal sampai tempat akhir.

Untuk mendapatkan ukuran langkah naik adalah dengan mengambil bilangan


antara 17 – 20 cm dari tinggi lantai bagian bawah ke atas. misal tinggi lantai di atas 165
cm, maka ukuran langkah naik yang di ambil adalah 16,5 cm. Jika tinggi lantai bagian
atas sama dengan 240 maka untuk tinggi langkah naik dapat diambil = 20 cm.
Ex: Suatu ruangan memiliki 2 lantai, ketinggian antara lantai 1 dan lantai 2
adalah 380 cm. hitunglah ukuran – ukuran anak tangga dan luas ruangan yang di
pakai untuk keperluan rumah tangga ?

Jadi panjangnya langkah datar ( antrede ) = 24 cm. jika tangga tersebut dibuat
tangga lurus maka panjang ruang yang di butuhkan untuk tangga yaitu : 19 x 24 = 456
cm, belum terhitung awal naik tangga dan akhir tangga. Oleh karena itu lebih hemat bila
menggunakan tangga bordes dengan dua lengan maka : Banyaknya langkah naik n = 10
19 380 2 1 x buah. n langkah datar = 10 – 1 = 9 buah. Panjang tangga seluruhnya menjadi
9 x 24 = 216 cm. di ambil Panjang bordes = 80 cm, entrance tangga = 74 cm. Panjang
ruangan untuk tangga menjadi kurang lebih 370 cm.

BAB III
19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Plat lantai adalah lantai yang berada di atas, atau bisa disebut lantai tingkat,
dimana lantai ini tidak berada di atas tanah secara langsung.
2. Fungsi utama plat lanta yaitu memisahkan lantai yang berada dibawah dengan
lantai yang berada di atasnya.
3. Plat lantai dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a. Plat lantai kayu

b. Plat lantai beton


c. Plat lantai baja

d. Plat lantai yumen (kayu semen)

4. Macam-macam metode struktur plat lantai yaitu:


a. Metode Konvensional
b. Metode half slab
c. Metode Full precast
d. Metode Bondek
5. Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang
menghubungakan satu lantai dengan lantai diatasnya.

6. Fungsi tangga sebagai jalan untuk naik dan turun antar lantai.

7. Tangga dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:

a. Tangga tusuk lurus

b. Tangga bordes lurus

c. Tangga dengan belokan

d. Tangga meliut

e. Tangga dengan bordes berbelok / berlengan


20
f. Tangga poros

g. Tangga melingkar / lingkaran


DAFTAR PUSTAKA
21
___________..Efisiensi Tata Letak Fasilitas dan Penggunaan Alat Berat Pada Proyek
Gedung Bertingkat. Semarang.2009.

Lestari, Dwi. Plat Lantai (Floor Plate).

Putra, Hendra. Tabel Perhitungan Kebutuhan Tulangan Pelat Lantai Beton Bertulang
Dengan menggunakan SNI 03-2847-2002, PBI 1971 dan Pemodelan SAP. 2000.

http://aarsitek.blogspot.com/2012/08/mengenal-plat-lantai.html

http://achmadnutsnun123.blogspot.com/2013_08_01_archive.html

___________.. Kontruksi Tangga. Bandung.2010

Anda mungkin juga menyukai