Disusun Oleh :
Fathir Ardi 2103010036
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
Tahun Ajaran 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dimana
makalah ini membahas tentang pelat lantai dan tangga.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari banyak pihak sangat kami harapkan untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yan telah
membantu dalam pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat
bermanfaat dan mampu menambah wawasan bagi semua semua orang.
ii
Daftar Isi
Halaman Judul............................................................................................................. i
Kata Pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Plat Lantai ................................................................................................ 3
2.2.Fungsi Plat Lantai ..................................................................................... 3
2.3 Jenis-jenis Plat Lantai ............................................................................... 3
2.4 Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung .............................. 8
2.5 Sistem Perencanaan tulang........................................................................ 9
2.6 Tangga ..................................................................................................... 12
2.7 Bahan bangunan Tangga ......................................................................... 12
2.8 Susunan Bentuk Tangga .......................................................................... 13
2.9 Ukuran Tangga ........................................................................................ 18
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 20
BAB I iii
PENDAHULUAN
1. Apakah pengertian dari plat lantai dan tangga itu sendiri?
4. Metode apa saja pada struktur plat lantai dan tangga pada bangunan
gedung?
1.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang Kontruksi
plat lantai dan tangga. Baik dari pengertian, kegunaan, jenis-jenis, serta
ketentuan dalam pembuatan plat lantai dan tangga itu sendriri
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
a) Pembaca dapat mengetahui pentingnya plat lantai dan tangga
b) Pembaca dapat mengetahui jenis jenis plat lantai dan tangga
c) Pembaca dapat mengetahui ketentuan-ketentuan pembuatan plat lantai
dan tangga
d) Pembaca dapat menerapkan ilmu ini di masa yang akan datang
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Plat Lantai
Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat.
Pekerjaan plat lantai ini haruslah kokoh, kaku, mempunyai ketinggian yang sama
dan nyaman untuk berpijak. Ketebalan plat lantai ini disesuaikan dengan beberapa
hal, diantaranya:
Plat lantai, yang meskipun terbuat dari berbagai macam jenis bahan, mempunyai
fungsi yang sama, yaitu:
3
1. Plat Lantai Kayu
a. Kelebihan
Ekonomis, karena harganya yang relatif murah
Hemat ukuran pondasi, dikarenakan beratnya yang ringan
Mudah dikerjakan.
4
b. Kekurangan
■ Hanya diperbolehkan untuk struktur konstruksi bangunan yang
sederhana dan ringan
■ Bukan benda peredam suara yang baik, karena itu suara langkah kaki
yang ditimbulkan di lantai atas bisa terdengar oleh penghuni yang
sedang berada di lantai bawahnya sehingga mengganggu
penghuninya.
■ Mempunya sifat yang mudah terbakar
■ Tidak tahan air atau mudah bocor, sehingga tidak cocok untuk lantai
kamar mandi / WC.
■ Tidak tahan lama / tidak awet, karena bisa dimakan oleh serangga
pemakan kayu.
■ Mudah terpengaruh oleh cuaca, seperti hujan, panas, dll.
■ Tidak dapat dipasangi keramik
Plat lantai kayu ini terbuat dari bahan kayu, yang dirangkai dan disatukan
menjadi satu kesatuan yang kuat, sehingga terbentuklah bidang injak yang luas.
Plat lantai beton ini umumnya bertulang dan dicor ditempat, bersama
dengan balok penumpu dan kolom pendukungnya. Plat lantai ini dipasang
5
tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk menahan momen
tarik dan juga lenturan. Perencanaan dan perhitungan plat lanta beton ini telah
diatur oleh pemerintah yang tercantum didalam buku SNI Beton 1991 yang
mencakup beberapa hal, antara lain:
a. Plat lantai harus mempunyai tebal minimum 12 cm, dan untuk plat atap
minimum 7 cm.
b. Harus diberi tulangan silinder dengan diameter minimum 8 mm yang
terbuat dari baja lunak ataupun baja sedang
c. Plat lantai dengan tebal lebih dari 25 cm harus dipasang tulangan
rangkap diatas dan dibawah
d. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2,5 cm dan tidak
lebih dari 20 cm atau dua kali tebal plat, dan dipilih yang terkecil.
e. Semua tulangan plat harus dibungkus dengan lapisan beton dengan
tebal minimum 1 cm, yang berguna untuk melimdungi baja dari korosi
maupun kebakaran
f. Campuran beton untuk plat adalah 1 pc : 2 ps : 3 kr + air, sedangkan
untuk lapisan kedap air campurannya adalah 1 pc : 1,5 ps : 2,5 kr + air
secukupnya.
6
3. Plat Lantai Baja
Konstruksi plat lanta baja ini biasanya digunakan pada bangunan yang
komponen-komponen strukturnya sebagian besar terdiri dari material baja.
Pada tahap ini plat lantai baja digunakan pada bangunan semi permanen
seperti bangunan untuk bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain.
Merupakan kependekan dari plat lantai kayu semen (yumen). Plat lantai
ini terbuat dari potongan kayu kecil yang dicampur dengan semen dan dibuat
dengan ukuran 90 x 80 cm. Plat lantai ini termasuk plat lantai yang masih baru
dan masih jarang digunakan. Cara pemasangan plat lantai yumen ini yaitu:
7
2.4 Metode Struktur Plat Lantai pada Bangunan Gedung
b. Metode half slab Metode ini disebut metode half slab karena sebagian
struktur plat lantai dikerjakan dengan sistem precast. Bagian tersebut dibuat
di pabrik untuk kemudian dikirim ke lokasi proyek untuk dipasang, yang
kemudian dipasang besi tulangan atas, kemudian di cor sebagian plat yang
dilakukan di tempat proyek. Kelebihan dari metode half slab ini yaitu terdapat
penghematan waktu dan biaya untuk pekerjaan bekisting. Akan tetapi, tidak
semua bagian plat gedung bisa dibuat dengan sistem ini, contohnya yaitu area
toilet, yang tetap dipasang dengan cara konvensional untuk menghindari
kebocoran di dalamnya.
c. Metode Full precast Metode ini bisa disebut metode yang paling cepat
pengerjaannya. Akan tetapi, perlu diperhatikan juga, metode ini harus
memperhatikan kekuatan alat angkat, dimana kuat angkat ujung tower crane
harus lebih besar dari total beton precast.
d. Metode Bondek Yaitu metode dengan mengganti tulangan bawah diganti oleh
plat bondek, dengan harapan mampu menghemat besi tulangan dan bekisting
dibawahnya. Tulangan atas bisa dibuat dalam bentuk batangan atau bisa juga
diganti dengan besi wiremesh agar lebih cepat dalam pemasangannya.
8
Sistem perencanaan tulangan pada dasarnya dibagi menjadi 2 macam yaitu :
■ Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok satu arah (pelat satu arah/ one
way slab)
■ Sistem perencanaan pelat dengan tulangan pokok dua arah (arah/two way slab)
Pelat dengan tulangan pokok satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton
lebih dominan menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang
satu arah saja.Contoh pelat satu arah adalah pelat kantilever (luifel) dan
pelat yang ditumpu oleh 2 tumpuan.
Sistem pelat dua arah dapat terjadi pada pelat tunggal maupun menerus, asal
perbandingan panjang bentang kedua sisi memenuhi. Persyaratan jenis pelat
lantai dua arah jika perbandingan dari bentang panjang terhadap bentang
pendek kurang dari dua.
Beban pelat lantai pada jenis ini disalurkan ke empat sisi pelat atau ke empat
balok pendukung, akibatnya tulangan utama pelat diperlukan pada kedua arah
sisi pelat. Permukaan lendutan pelat mempunyai kelengkungan ganda.
Konstruksi pelat 2 arah pelat dengan tulangan pokok 2 arah ini akan dijumpai
jika pelat beton menahan beban yang berupa momen lentur pada bentang 2
10
arah. Contoh pelat 2 arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 sisi yang saling
sejajar.
3. Pelat tebal
Sedang kriteria pelat tebal digunakan untuk pelat yang memilikiketebalan >
1/20 kali panjang sisi terpendek.
Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban
transversal melalui aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat.
Beberapa tipe pelat lantai yang banyak digunakan pada konstruksi
diantaranya :
Sistem Flat Slab, merupakan pelat beton bertulang yang langsung ditumpu
oleh kolom-kolom tanpa adanya balok-balok. Biasanya digunakan untuk
intensitas beban yang tidak terlalu besar dan bentang yang kecil. Pada
daerah kritis di sekitar kolom penumpu, biasanya diberi penebalan (drop
panel) untuk memperkuat pelat terhadap gaya geser, pons dan lentur. Flat
Slab tanpa diberi kepala kolom (drop panel) disebut flat plate.
11
Gambar 1.6 Sistem Lantai Flat Tebal
2.6 Tangga
Bahan – bahan bangunan tangga dibuat dari bahan – bahan yang di gunakan pada
bangunannya dan tergantung pada tujuannya serta menurut selera dari pemilik dan
perencana. Tangga terdiri dari anak tangga yang tingginya selalu tepat sama. Atas
dasar bahan bangunannya kita dapat membedakan konstruksi tangga masif ( dari batu
alam, batu buatan atau beton ), konstruksi tangga dari kayu dan konstruksi tangga
dari baja. Tangga dari kayu banyak digunakan karena bahan ini mudah didapat.
Tangga kayu disamping cepat aus, juga tidak baik dipakai di tempat – tempat yang
kasar dan banyak kotoran. Pada tempat yang demikian lebih baik struktur tangga
dibuat dari baja. Tangga baja banyak dipakai sebagai tangga kebakaran, bengkel,
12
juga ruangan di bawah tanah ( kelder ). Satu lagi tangga dari bahan beton bertulang.
Bahan ini selain tidak mudah terbakar, tidak cepat aus dan tidak licin, dapat dibentuk
dengan mudah dan sesuai keinginan. Tangga dari batu, berhubung struktur batu yang
ada, hanya sesuai untuk pengerjaanundak – undak.
Susunan tangga terdiri dari ibu tangga atau daun tangga ( boom ), dan anak tangga
(trede). Pada tangga yang panjang dibuat tempat pemberhentian yang dinamakan
dengan bordes. Anak tangga terdiri dari anak tangga datar; juga dinamakan langkah
datar ( antrede ), dan anak tangga tegak; juga dinamakan langkah haik ( optrade ).
Pada tangga dari kayu, baja bahkan kadang – kadang beton ibu tangga mengapit anak
tangga dan sejajar satu sama lain.
Ibu tangga yang menempel pada tembok disebut ibu tangga luar (boom
tembok) karena biasanya menempel pada tembok, dan ada juga ibu tangga dalam
atau boom dalam. Ada berbagai jenis bentuk tangga, karena tangga tidak hanya
merupakan jalan untuk naik ke atas, melainkan juga suatu elemen keindahan
13
dalam rumah. Jika suatu tangga terdiri dari anak tangga persegi empat maka
terdapatlah tangga lurus. Jikalau tangga berbentuk trapesium maka tangga itu
tangga dengan belokan. Tentu saja kedua jenis ini dapat dikombinasikan dengan
sesuka hati. Mengingat ruangan yang tersedia dan juga bentuknya, maka tangga
dapat dibuat beberapa macam.
Tangga ini digunakan pada ruangan yang panjang. Ini terdiri dari ibu
tangga yang sejajar, sedangkan anak tangga tegak lurus pada ibu tangga.
Jika anak tangga terlalu banyak ( minimal 20 anak tangga ), akan melelah
bagi yang melaluinya. Oleh karena itu di pasang bordes. Bordes juga dapat
dipergunakan sebagai tempat istirahat, atau tempat pemberhentian
sementara.
15
D. TANGGA MELIUT
Tangga yang tidak lurus dan membelok disebut tangga dengan lengan.
Menurut banyaknya lengan yang ada, maka disebut tangga dengan dua
lengan dan tangga dengan tiga.
F. TANGGA POROS
17
Untuk berjalan naik, tenaga yang diperlukan adalah 2 kali dari pada berjalan di
tempat datar.oleh karena itu kemiringan tangga jangan di buat terlalu curam, terutama di
rumah sakit. Sehingga ada ketentuan bahwa tangga yang layak dipergunakan memiliki
derajat kemiringan tidak lebih dari 35° .
Oleh karena itu akan di bahas juga tentang Perbandingan kelandaian dan
keamanan konstruksi serta Perhitungan tirusan tangga. Ukuran anak tangga tergantung
pada langkah naik dan langkah datar, yaitu menggunakan rumus :
a + 2.o= 57 – 65 cm.
Lebar tangga untuk satu orang adalah antara 60 – 90 cm, dan untuk dua orang
ditentukan antara 80- 120 cm. untuk tempat umum seperti sekolah dan tempat
18
pertunjukan lebar tangga ditentukan antara 150 – 300 cm.
Untuk menentukan panjang bordes digunakan pedoman ukuran satu langkah datar
pada hitungan ditambah satu atau dua langkah dan berkisar antara 80 – 150 cm.
Banyaknya langkah tegak tergantung pada tinggi ruangan antara lantai satu dengan lantai
berikutnya. Dalam hal ini pembagian dilakukan seteliti mungkin agar tinggi anak tangga
sama dari tempat awal sampai tempat akhir.
Jadi panjangnya langkah datar ( antrede ) = 24 cm. jika tangga tersebut dibuat
tangga lurus maka panjang ruang yang di butuhkan untuk tangga yaitu : 19 x 24 = 456
cm, belum terhitung awal naik tangga dan akhir tangga. Oleh karena itu lebih hemat bila
menggunakan tangga bordes dengan dua lengan maka : Banyaknya langkah naik n = 10
19 380 2 1 x buah. n langkah datar = 10 – 1 = 9 buah. Panjang tangga seluruhnya menjadi
9 x 24 = 216 cm. di ambil Panjang bordes = 80 cm, entrance tangga = 74 cm. Panjang
ruangan untuk tangga menjadi kurang lebih 370 cm.
BAB III
19
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :
1. Plat lantai adalah lantai yang berada di atas, atau bisa disebut lantai tingkat,
dimana lantai ini tidak berada di atas tanah secara langsung.
2. Fungsi utama plat lanta yaitu memisahkan lantai yang berada dibawah dengan
lantai yang berada di atasnya.
3. Plat lantai dapat dibedakan menjadi 4, yaitu:
6. Fungsi tangga sebagai jalan untuk naik dan turun antar lantai.
d. Tangga meliut
Putra, Hendra. Tabel Perhitungan Kebutuhan Tulangan Pelat Lantai Beton Bertulang
Dengan menggunakan SNI 03-2847-2002, PBI 1971 dan Pemodelan SAP. 2000.
http://aarsitek.blogspot.com/2012/08/mengenal-plat-lantai.html
http://achmadnutsnun123.blogspot.com/2013_08_01_archive.html