a. Indonesia
Peraturan bahan bangunan yang biasa digunakan didalam negeri
antara lain:
1. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang mengatur tentang
Spesifikasi Bahan, Metoda dan Tata Cara Pelaksanaan yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Indonesia (BSN).
2. PUBI : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
1982.(Departemen Pekerjaan Umum, 1982)
3. PBI 1971 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)
PBI adalah peraturan beton yang pertama di Indonesia, yang diambil
dari beberapa literatur dan berbagai peraturan-peraturan beton yang
ada negara Inggris,Francis, Belanda dan Amerika Serikat.
Peraturan PBI disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia.
Isinya perturan terdiri dari penjelasan umum, bahan-bahan,
pelaksanaan, detail-detal konstruksi, dasar-dasar perhitungan dan
syarat syarat umum konstruksi, perhitungan kekuatan, statika dan
perhitungan kekuatan pada konstruksi tertentu serta berisi syarat-
syarat khusus beton.
b. Luar Negeri
Sementara itu ada juga peraturan-peraturan dari luar negeri yang
digunakan masyarkat Indonesia antara lain :
1. ASTM (American Society for Testing and Materials)
2. BS (Brithis Standard) – Inggris
3. JIS (Japan Industrial Standard) - Jepang
4. ACI ( American Concrete Institute) - Amerika
5. NZS (New Zealand Standard) – New Zealand
6. CEB (Comite European du Beton) Peraturan Beton Eropa
Gambar 1 Batang prismatis yang menagalami (a) diagram benda bebas dari
segemen batang, (b) segmen batang sebelum dibebani, (c) segemen batang
setelah dibebani dan (d) tegangan normal pada batang.
(James M Gere & Stephen P Timshenko, 1972)
Keterangan:
σ (sigma) = Tegangan (Pa (Pascal) atau N (Newton)/m2)
P = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m2)
Tegangan tekan
Bahan yang diuji dengan tegangan tekan diantaranya beton.
Tegangan geser
Bahan uji yang diuji dengan tegangan geser diantaranya rantai,
sambungan kayu.
b. Regangan
Yaitu: Perpanjangan bahan persatuan panjang
𝛿
Regangan (ε) = 𝐿
Ket:
𝜹 = L – Lt = Panjang bahan setelah di tarik atau ditekan
𝑳 = Ukurun panjang/tinggi bahan
ε = Regangan
c. Deformasi
Yaitu Bahan apabila diberikan beban akan mengalami perubahan
bentuk.
Secara garis besarnya perubahan bentuk (deformasi) akibat reaksi
beban ada beberapa macam yaitu:
Deformasi elastis :
Deformasi dimana bahan yang diberikan beban akan berubah seusai
dengan besaran beban yang diberikan dan akan kembali kondisi awal
setelah beban di hilangkan.
Contoh: Pegas
Deformasi Plastis
Deformasi yang ditimbulkan oleh pembebanan terhadap bahan dan
apabila beban yang diberikan dihilangkan tetap pada kondisi saat
pembebanan.
Deformasi Viscous/Patah
Defirmasi viscous/patahan merupakan lanjutan dari derformasi plastis
yang dan apabila diberikan beban secara terus menerus
mengakibatkan patahan/putus atau hancur.
2. Sifat Thermal
Setiap jenis bahan secara umum mempunyai pengaruh terhadap perubahan
suhu. Perubahan suhu dapat menimbulkan bahan menjadi meleleh,
memuai dan memiliki besaran hantaran panas.
3. Sifat Listrik
Sifat listrik suatu bahan tergantung pergerakan elektron bebas yang
mengalir. Pergerakannya tergantung bahan yang dipakai seperti logam
mempunyai hantar listrik tinggi dibanding dengan kayu kering, karena logam
memiliki tahanan listrik rendah dibanding kayu. Ketergantungan besar kecil
sifat listrik pada bahan sangat dipegaruhi oleh jenis bahan dan kelompok
bahan seperti kelompok logam, kelompok kayu kelompok keramiik dan
lainnya.
4. Sifat Kimia
Pada sifat kimia yang terdapat pada bahan, dipengaruhi oleh sifat kimia
udara dan kelembaban udara. Pengaruh ini menyebabkan bahan kimia aktif
bereaksi dengan bahan dan menimbulkan kerusakan-kerusakan seperti
terjadi pada logam dengan timbulnya korosi (karatan).
Contoh rumah rumah di pinggiran pantai yang memiliki peralatan dari logam
akan lebih cepat korosi (korosi) dibanding dengan rumah yang bertempat
tinggal di pegunungan. Hal ini disebabkan oleh udara yang mengandung
garam, terbang terbawa oleh angin menempel pada logam dan
menimbulkan reaksi dengan logam sehingga terjadi korosi (karatan).
1.4. Kesimpulan
1. Ilmu bahan bangunan adalah ilmu yang mempelajari tentang material
bangunan yang dipakai pada tahap perencanaan, tahap prarencana dan tahap
pelaksanaan sebagai unsur utama dan unsur pendukung untuk bangunan baik
itu untuk gedung pemerintah ataupun bangunan swasta sesuai dengan
standard dan peraturan-peraturan yang telah berlaku. Ilmu bahan bangunan
sangat penting dalam proses panjang dalam menciptakan bangunan gedung
sehingga terlaksana secara utuh sesuai dengan kaidah-kaidah peraturan dan
standar yang berlaku di Indonesia.
2. Ruang lingkup bahan bangunan yang dipelajari adalah bahan dasar yang
digunakan untuk kebutuhan konstruksi bangunan. Bahan-bahan dasar ini
dikembangkan menjadi bentuk-bentuk lain agar bisa dipakai menjadi bahan
dan berfungsi untuk kebutuhan konstruksi bangunan yang dikehendaki. Seperti
logam dapat dimanfaatkan menjadi rangka baja bangunan, atau besi beton,
kayu bisa dibuat kuda-kuda bangunan, tiang atau dinding bangunan dan bahan
lainnya.
3. Sesuai dengan perkembangan zaman dunia konstruksi, jenis bahan-bahan
bangunan semakin pesat, hal ini dapat dilihat di dunia konstruksi sekarang ini.
Seperti penggunaan rangka baja untuk bangunan, Almunium composit panel
(ACP) untuk dinding luar dan dalam bangunan, beton pracetak untuk saluran
drainase dan banyak macam lainnya bentuk dari inovasi penggunaan bahan.
Seluruh bahan konstruksi tersebut diatur sesuai spesifikasi, metoda dan tata
cara pelaksanaan dari mulai materialnya sampai dengan bahan jadi yang bisa
digunakan untuk dilapangan.
4. Peraturan-peraturan di Indonesia telah merujuk kepada penerbit dari standar
Indonesia yaitu Badan Standar Nasional Indonesia (BSNI) yang mengeluarkan
Standar Nasional Indonesia (SNI), semua telah mengatur tentang spesifikasi,
metoda dan tata cara pelaksanaan. Dan melengkapi dan atau standar yang
masih belum terakomodir di SNI ini, Badan Standar Nasional Indonesia masih
menggunakan standar yang ada di luar negeri seperti ASTM (American Society
for Testing and Materials), BS (Brithish Standard) – Inggris, JIS (Japan
Industrial Standard) – Jepang, ACI ( American Concrete Institute) – Amerika
dan lainnya.
5. Sifat-sifat dasar bahan bangunan menjadi peranan penting untuk mengatahui
karakteristik setiap bahan yang di gunakan untuk konstruksi bangunan. Secara
umum sifat-sifat dasar bahan terdiri dari sifat mekanis, sifat thermal, sifat listrik
dan sifat kimia bahan.
Manfaat pengetahuan tentang sifat-sifat bahan bangunan sebagai
pertimbangan dalam tahapan prarencana, rencana dan pelaksanaan fisik
dilapangan.
1.5. Kuis/Latihan
a. Jelaskan menurut bahasa saudara apa pengertian dari Ilmu Bahan Bangunan.
b. Sebukan bahan-bahan dasar bangunan yang saudara ketahui, Berikan contoh
dimana digunakan pada bangunan gedung.
c. Apa sifat-sifat dasar bahan bangunan, uraikan.