BLEISER TANARI
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
PERBAIKAN KAPASITAS SUBGRADE TANAH LEMPUNG
DENGAN ASBUTON JENIS LAWELE GRANULAR
ASPHALT (LGA)
Tesis
Program Studi
Teknik Sipil
BLEISER TANARI
Kepada
BLEISER TANARI
Menyetujui
Komisi Penasihat,
Ir. Achmad Bakri Muhiddin, M.Sc., Ph.D Dr. Ir. H. Nur Ali, MT
Ketua Anggota
Bleiser Tanari
PRAKATA
penyusunan tesis ini, berkat bantuan berbagai pihak maka tesis ini dapat
kasih yang tak terhingga kepada bapak Ir. Achmad Bakri Muhiddin,
M.Sc.,Ph.D sebagai ketua komisi penasihat dan bapak Dr. Ir. H. Nur Ali,
khusus penulis sampaikan kepada orang tua tercinta Jacob Tanari (Alm.)
dan Naban Palundun (Almh.), isteri Indri Novayanti Gala dan anak Alena
Jillnora Tanari, saudara-saudaraku Yurlin, Yupita, Mobius, Bernoulli, Yeti,
karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat dan
Bleiser Tanari
ABSTRAK
BLEISER TANARI. Improving the Subgrade Capacity of the Clay Soil with
the Asbuton of Type Lawele Granular Asphalt (LGA) (supervised by
Achmad Bakri Muhiddin and H. Nur Ali)
halaman
PRAKATA v
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Batasan Penelitian 4
E. Manfaat Penelitian 5
A. Tinjauan Umum 6
C. Klasifikasi Tanah 8
D. Tanah Lempung 13
4. Instability indeks 19
c. Cara Chen 22
d. Cara Skempton 23
1. Kadar air 31
2. Berat jenis 31
a. Analisis ayakan 32
b. Analisis hidrometri 32
4. Batas-batas Atterberg 33
a. Batas cair 33
b. Batas plastis 34
c. Indeks plastisitas) 34
3. CBR laboratorium 37
4. Swelling (Pengembangan) 39
J. Penelitian Terdahulu 40
A. Lokasi Penelitian 45
1. Bahan 45
2. Alat 46
D. Pekerjaan Laboratorium 48
E. Kombinasi Campuran 48
F. Pengujian Sampel 50
H. Metode Analisis 53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 56
D. Pembahasan 77
2. CBR unsoaked 81
3. CBR soaked 82
A. Kesimpulan 90
B. Saran 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
nomor halaman
nomor halaman
7. Kerangka konseptual 44
nomor halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sipil, hal ini disebabkan karena sebagian besar pekerjaan teknik sipil
irigasi, bendungan, pelabuhan udara, jalan raya, jalan kereta api serta
pasir (Sand), lanau (Silt), dan lempung (Clay). Istilah pasir, lempung,
batas ukuran butiran yang telah ditentukan. Istilah yang sama juga
contoh, lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan plastis
sedang pasir digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif dan tidak
plastis.
Salah satu cara untuk memperbaiki sifat tanah yang tidak stabil yaitu
menambahkan suatu bahan tambah tertentu pada tanah yang tidak stabil.
meliputi abu sekam padi, kapur, semen, aspal, dan pasir. Pada tesis ini
tersebut.
aspal alam negara-negara lain seperti Amerika (12-15%) dan Prancis (6-
masih belum bisa untuk mencukupi kebutuhan aspal dalam negeri. Ini
jalan, masih belum banyak digunakan. Dari segi mutu, Asbuton dirasa
masih kalah bersaing dengan aspal minyak. Kadar aspal Asbuton yang
bervariasi, mudah pecah, dan harganya yang lebih mahal menjadi alasan
2002 lalu, maka penggunaan Asbuton saat ini dinilai lebih murah dan
efisien. Asbuton juga memiliki kelebihan, yaitu titik lembeknya lebih tinggi
dari aspal minyak dan ketahanan Asbuton yang cukup tinggi terhadap
7%, dan nilai penetrasi bitumen sekitar 180 dmm. Selain itu, memiliki sifat
Melihat potensi yang ada, maka saat ini dilakukan berbagai penelitian
1971).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Batasan Masalah
Asphalt.
E. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum
salah satu atau semua jenis material berikut yaitu kerikil, pasir, lanau dan
dengan istilah padat, sedang dan lepas. Sedangkan untuk lempung (clay)
batuan, bersifat plastis dalam selang kadar air dari sedang sampai dengan
tinggi. Pada keadaan kering bersifat sangat keras dan tidak dapat
Sifat-sifat tanah baik sifat fisis dan teknis ditentukan oleh jenis
yang ditinjau dari sifat tanah adalah jenis butirannya dan tingkat
gradasinya. Semakin besar ukuran butir tanah akan semakin
jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar ini.
unified.
5. Persyaratan kepadatan;
a. Harus dipadatkan sampai dengan 95 % dari kepadatan kering
(Proctor standard).
1) Perubahan bentuk tetap dari jenis tanah tertentu akibat beban lalu
lintas.
kadar air.
(Mariandi, 2008)
C. Klasifikasi Tanah
digolongkan menjadi: Batu kerikil (gravel), Pasir (sand), Lanau (silt) dan
Lempung (clay).
1 2 3 4
berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika lebih dari 50 % tinggal dalam saringan
No. 200, dan sebagai tanah berbutir halus (lanau dan lempung) jika lebih
kedalam sejumlah kelompok dan sub kelompok seperti yang terilihat pada
Tabel 2.
Standart No. D-3282, AASHTO metode M145. Sistem ini berguna untuk
saringan No. 200) dan tanah berbutir halus (> 35 % lolos saringan No.
A – 1 : kelompok tanah yang terdiri dari kerikil dan pasir dengan sedikit
A – 3 : kelompok tanah yang terdiri dari pasir halus dengan sedikit sekali
butirbutir halus dengan sedikit sekali butir-butir lolos No. 200 dan tidak
plastis.
Batas cair 40 40 40 40
-------- ------- 40 41 min 41 min
(LL) 41 min Maks Max min max
Maks
Indeks 6 maks 10 10 10 10 11
N.P 11 min 11 min 12 min
plastisitas Maks maks Max max min
Indeks
8 12 16
kelompok 0 0 0 maks 4 maks 20 max
max max max
(GI)
Fragmen
Pasir Kerikil atau pasir lanauan atau Tanah
Jenis umum batuan Tanah lanau
halus lempung lempung
kerikil dan pasir
Tingkat
umum
sebagai Sangat baik sampai baik Cukup baik sampai buruk
tanah
dasar
D. Tanah Lempung
ukuran, bentuk dan sifat fisik serta kimia dari partikel tanah.
struktur, yaitu:
(pemampatan).
PI = LL – PL (1)
Dimana :
PI : Plasticity index
LL : Liquid limit
PL : Plastic limit
Pada tiap jenis tanah lempung, batas cair dan batas plastis tanah
bervariasi, dan batas cair lebih besar dari batas plastis. Besaran
plastisitas menunjukkan bahwa semakin besar nilai numeriknya, semakin
Plastisitasnya (PI) yang ada dalam selang antara 0 dan lebih besar 17%.
Bila nilai PI = 0, artinya batas cair sama dengan batas plastis maka tanah
tersebut non plastis, sedangkan bila nilai PI antara nol sampai dengan 7
susut yang besar, sifat kembang susut ini sangat dipengaruhi oleh
kandungan air yang ada di dalam tanah tersebut. Jika kandungan airnya
berkurang atau kering maka tanah itu akan menyusut dan mengakibatkan
meningkat.
bahkan bisa sampai patah jika tipe perkerasannya kaku (Rigid Pavement).
mempunyai sifat dan struktur dalam yang berbeda satu dengan lainnya,
yaitu :
(Si4O10)(OH)2.kH2O.
K0.65A2I[Al0.65Si3.35O10](OH)2.
c. Mineral Kaolinite, mempunyai ukuran partikel yang lebih besar
dinyatakan sebagai :
LI = ( WN – PL ) / PI (2)
Dimana :
LI : Liquidity Indeks
PL : Plastic limit
PI : Plasticity Index
Nilai LI umumnya berkisar antara nol sampai dengan 1, bila LI kecil
mendekati nol artinya kadar air tanah asli mendekati kadar air plastis,
artinya kadar air tanah asli cukup tinggi sehingga tanah tersebut lunak.
IC = (LL -W N) / PI (3)
Dimana :
IC : Consistency indeks
LL : Liquid limit
PI : Plasticity index
Bila Indeks Konsistensi (IC) kecil maka kadar air tanah asli
IC besar maka kadar air tanah asli jauh lebih kecil dari batas cair maka
qu (kg/cm2) Konsistensi
< 0,25 Sangat lunak
0,25 - 0,50 Lunak
0,50 - 1,00 Sedang
1,00 - 2,00 Kaku
2,00 - 4,00 Sangat kaku
> 4,00 Keras
4. Instability indeks
I pt (4)
u
Dimana :
= regangan vertical
Tabel 7.
prosentase fraksi lempung (CF) atau lebih kecil dari 2µm. (Seta, 2006)
20 - 31 25 – 41 7 - 12 20 – 30 Tinggi
13 - 23 15 – 28 10 - 16 10 – 20 Sedang
batas cair (LL), dan nilai N dari hasil uji Standart Penetration Test (SPT).
Tabel 9 menunjukan hubungan antara harga PI dengan potensi
Ac = PI / CF (5)
Dimana :
Ac : Aktivity
PI : Plasticity Index
Dimana :
Ac : Aktivity
lolos saringan no. 200 dan aktivity serta potensial Swelling. Tanah
ekspansif dengan aktivity lebih besar dari 1,25 (very high) dan prosentase
sebagainya.
dikurangi.
2. Bahan lapis pondasi yang terbatas. Diantara kasus bahan lapis
dalam bahan.
yang lain adalah dengan mencampur tanah dengan bahan aditif pada
antara bitumen dan mineral. Aspal alam tersebut terbentuk akibat proses
geologi dalam periode waktu yang lama dan berlangsung secara alamiah,
menyusup di antara batuan yang porus. Jenis aspal alam yang terdapat di
Pulau Buton ini adalah aspal batu (rock asphalt) yang terdapat di daerah
Hasil pengujian
Senyawa
Asbuton dari Asbuton dari
Kabungka (%) Lawele (%)
kapur yang sangat halus yang terbentuk dari jasad renik binatang purba
berkadar kalsium tinggi dan baik sebagai filler pada campuran beraspal.
dengan:
Kadar air adalah perbandingan antara berat air dengan berat butiran
Ww
W = ------------- x 100% (7)
Ws
2. Berat jenis
perbandingan berat volume butiran padat (γs) dengan berat volume air
γs
GS = ------------- x 100% (8)
γW
sampai 2,72.
Kerikil 2,65-2,68
Pasir 2,65-2,68
Lanau tak organik 2,62-2,68
Lempung organik 2,58-2,65
Lempung tak organik 2,68-2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25-1,80
Bila hasil benda uji adalah tanah lempung, maka perlu diketahui nilai
Liquid Limit, Plastic Index dan Plastic Limit dari pengujian Plastic Limit,
dan Liquid Limit agar benda uji bisa diklasifikasikan dengan lebih detail.
Analisis ini dipakai untuk tanah berbutir halus (Finer part), seperti
kecepatan sama.
4. Batas-batas Atterberg
padat hingga menjadi cairan kental sesuai dengan kadar airnya. Dari test
batas Atterberg akan didapatkan parameter batas cair, batas plastis, batas
Batas cair (LL) adalah kadar air tanah yang untuk nilai-nilai diatasnya,
tanah akan berprilaku sebagai cairan kental (batas antara keadaan cair
Batas plastis (PL) adalah kadar air yang untuk nilai-nilai dibawahnya,
tanah tidak lagi berpengaruh sebagai bahan yang plastis. Tanah akan
bersifat sebagai bahan yang plastis dalam kadar air yang berkisar antara
tanah. Jika tanah mempunyai interval kadar air daerah plastis kecil, maka
mempunyai interval kadar air daerah plastis besar disebut tanah gemuk.
IP = LL – PL (9)
pemadatan tanah adalah memadatkan tanah pada kadar air optimum dan
keuntungan yaitu :
a. Memperkecil pengaruh air terhadap tanah.
air.
kadar air optimum dari suatu sampel tanah. Pemadatan tanah dapat
cara suatu palu dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa lapisan tanah
ini, maka akan terdapat hubungan antara kadar air dengan berat volume.
Hubungan berat volume kering (ɣd) dengan berat volume basah (ɣ) dan
tanah, kadar air, dan usaha yang diberikan oleh alat pemadatnya.
nilai kadar air yang terbaik untuk mencapai berat volume kering terbesar
atau kepadatan maksimum. Kadar air pada keadaan ini disebut kadar air
optimum. Pada nilai kadar air yang rendah, untuk kebanyakan tanah,
tanah cenderung bersifat kaku dan sulit dipadatkan. Setelah kadar air
ditambah, tanah menjadi lebih lunak. Pada kadar air yang tinggi, berat
volume kering berkurang. Bila seluruh udara di dalam tanah dapat dipaksa
laboratorium pada benda uji yang diambil dari lokasi lapangan hasil
tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaan asli maupun
diperoleh rumus :
a. Regangan aksial
δh
ɛ = ---------- (11)
h
b. Gaya aksial
P = Pembacaan aksial
c. Koreksi Luas
d. Tegangan
P
σ = ----------- (13)
A
3. CBR laboratorium
udara yang dicampur dengan air sampai kadar air optimum, kemudian
pertama ( 1/4 ) dari tinggi mol, 56 kali pada lapisan kedua ( 1/2 ) dari
tinggi mol, dan ditumbuk 56 kali 1 mol penuh pada lapisan ke tiga. Untuk
pemeriksaan CBR langsung (unsoaked CBR), benda uji telah siap
tertentu (Wesley,1977)
Tanah dasar (Subgrade) pada kontruksi jalan baru merupakan tanah asli,
tanah memikul beban setelah tersebut tanah dipadatkan. CBR ini disebut
laboratorium.
suatu sampel tanah setelah terendam air dalam jangka waktu tertentu..
psi).
x
Nilai CBR = ------------ x 100% (x dalam kg/cm2) (14)
70,37
psi)
x
Nilai CBR = ------------ x 100% (x dalam kg/cm2) (15)
105,56
4. Swelling (Pengembangan)
susut, batas pada kondisi plastis dan batas kadar air kondisi mencair,
kondisi dimana tanah dapat berubah bentuk sendiri. Tetapi juga ada tanah
yang dapat berubah volumenya akibat air secara ekstrem yaitu kondisi
kerja SEM, dua sinar elektron digunakan secara simultan. Satu strike
specimen digunakan untuk menguji dan yang lainya CRT (Cathode Ray
diarahkan dari titik ke titik pada objek. Gerakan berkas elektron dari satu
titik ke titik yang ada pada suatu daerah objek merupakan gerakan
membaca. Komponen utama SEM terdiri dari dua unit, electron column
J. Penelitian Terdahulu
dari berat tanah kering dan 10% bahan peremaja dari berat tanah
Kadar asbuton yag digunakan adalah 2%, 3%, 5%, 10%, 15%
hari dan 28 hari, yaitu peningkatan sebesar 49% dan 63% dari
4. Warsiti. 2009
bahwa Hasil uji CBR rendaman tanah asli hanya 1,8 % tidak
limbah beton 40% diperoleh nilai CBR 7,7 % maka sudah sesuai
Permasalahan :
Solusi :
A. Lokasi Penelitian
1. Bahan
2. Alat
laboratorium antara lain alat uji saringan, hydrometer, berat jenis, batas-
Kajian pustaka
Pengambilan Sampel
Pengujian sifat fisik, mekanis dan kimia Pengujian sifat kimia LGA
tanah lempung
1. Tanah asli
2. 95% tanah asli + 5% LGA
3. 90% tanah asli + 10% LGA
4. 80% tanah asli + 20% LGA
5. 70% tanah asli + 30% LGA
Pengujian Campuran
SELESAI
1. Pengujian sifat fisik (kadar air, berat jenis, analisis granular, batas
konsistensi).
E. Kombinasi Campuran
Dalam penelitian ini sampel uji terdiri dari masing-masing material asli
detail pada pengujian tanah asli yaitu pada Tabel 14 dan untuk sampel
pengujian campuran tanah asli dengan LGA secara detail terlihat pada
Tabel 15.
Tabel 14. Sampel pengujian untuk tanah asli
untuk campuran tanah asli + LGA dengan nilai CBR dan kuat tekan bebas
tertinggi.
F. Pengujian Sampel
pengujian untuk tanah asli dan tanah yang telah distabilisasi. Pengujian
berikut :
1968-1990.
3423-1994.
c. Uji batas cair (liquid limit, LL). Pengujian ini disesuaikan dengan
SNI 03-1967-1990. Uji batas plastis (plastic limit, PL) dan indeks
SNI 03-1966-1990.
2008/ASTM D854-88(72).
b. Alat uji uji kuat tekan bebas dapat dilihat pada Gambar 10.
uji. Alat uji scanning electron microscope dapat dilihat pada Gambar 12.
2. Ambil contoh tanah yang lolos saringan No.4 (4,75 mm) kemudian
periksa kadar air (w) dan disimpan dalam kantong pada temperatur
ruangan. Berat contoh tanah disesuaikan dengan kebutuhan untuk
4. Mengambil tanah dan LGA serta campuran tanah + LGA untuk uji
mikroskopik SEM.
5. Ambil contoh tanah secukupnya untuk pengujian kadar air awal (SNI
03-1965-1990);
SNI 03-1743-1989.
b. Lakukan uji kekuatan tanah dengan uji kuat tekan bebas sesuai
1989.
H. Metode Analisis
Pada analisa data yang digunakan yaitu analisis terhadap data hasil
tanah.
raya.
keadaan buatan.
6. Analisis hasil uji CBR tanpa rendaman dan CBR rendaman tanah
tanah lempung.
Tabel 17.
Gambar 13.
120
100
80
Gradasi gabungan 1
60
Gradasi gabungan 2
40
Gradasi gabungan rata-rata
20
0
10 1 0.1 0.01 0.001
Kerikil = 0,01 %
Lempung = 32,53 %
1 2 3 4 5
sebesar 15,61%.
sampel tanah, berat jenis tanah adalah nilai perbandingan berat butiran
tanah dengan dengan berat air destilasi di udara dengan volume yang
sama pada temperature tertentu biasanya diambil pada suhu 270 C. Hasil
dari pengujian berat jenis tanah dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini :
dan untuk mengetahui jenis serta sifat-sifat tanah dari bagian tanah yang
mempunyai ukuran butir lolos saringan No.40. contoh hasil pengujian dari
120
100
Kadar Air (%)
80
60
40
20
0
1 10 100
Jumlah Pukulan
didapatkan rumus :
pada kondisi plastis. Contoh hasil dari pengujian batas plastis dapat dilihat
Dari pengujian batas cair dan batas plastis diperoleh hasil sebagai
berikut :
No Test - 1 2 3 4 5
No. Container - A1 A2 A3 A4 A5
Berat Tanah Basah + Container, W1 Gram 11.18 12.49 10.7 13.64 14.15
Berat Tanah Kering + Container, W2 Gram 9.84 10.96 9.57 11.7 12.25
Berat Container, W3 Gram 5.64 6.23 5.97 5.81 6.68
Berat Air (Ww=W1-W2) Gram 1.34 1.53 1.14 1.94 1.9
Berat Tanah Kering , (Wd=W2-W3) Gram 4.2 4.73 3.6 5.89 5.57
Batas Plastis, Ww/Wd x 100% % 31.90 32.35 31.67 32.94 34.11
Rata - Rata, Ww/Wd x 100% % 32.59
1,71
32,53
Dapat dilihat pada Gambar 15 bahwa tanah berbutir halus yang diuji
tinggi.
Tabel 24.
cps/eV
45
Si
40
O
35
30
Al
25
20
15
10
Fe
Mg Ca
5 KTi
P Fe
Sc Na K Ti
Ca S
Sc
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
Dari gambar terlihat tanah asli didominasi oleh silikat (Si), aluminium
(Al), dan oxygen (O), sedangkan unsur yang lain hanya sebagian kecil.
(FeO), Sulfur (SO3), Posphor (P2O5) dan Titanium (TiO2). Hasil tersebut
2:1.
cps/eV
10
6
Mg
S FeNa
K Al Ca
O Si S K Fe
Ca
4
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
dengan kapur aktif (CaO), dalam jangka waktu tertentu akan terjadi reaksi
(C-A-H) atau bahkan dapat membentuk Calsium silikat aluminat hidrat (C-
bertambah.
sebagai berikut:
Tahap II : Setelah terbentuk kapur padam maka dalam air, Ca(OH)2 akan
terurai menjadi ion Ca++ dan (OH)- dengan reaksi ion yang
terjadi yaitu:
Tahap III : Pada tahap ini ion Ca++ dan (OH)- yang terurai pada tahap
1.3
1.1
0.9
0.7
0.5
18 23 28 33 38
Gambar 18. Kurva hubungan kadar air dengan berat isi kering
diperoleh kadar air maksimum pada Tanah Asli adalah wopt = 27,19% dan
pada kondisi kadar air yang mendekati optimum, rongga udara dapat
CBR dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yaitu CBR tanpa
20 10x tumbukan
15 35x tumbukan
10 56x tumbukan
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Penambahan LGA (%)
Gambar 19. Grafik gabungan uji CBR Unsoaked untuk variasi tumbukan
terjadi pada kadar 30% LGA dengan kenaikan untuk 10 kali tumbukan
nilai CBR, dan nilai pengembangan CBR didalam keadan jenuh air,
20.
Tabel 26. Hasil pengujian CBR rendaman (Soaked)
8
7
6 10x tumbukan
CBR (%)
5
4 35x tumbukan
3
56x tumbukan
2
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Penambahan LGA (%)
Gambar 20. Grafik gabungan uji CBR soaked untuk variasi tumbukan
Dari Tabel 26 diperoleh nilai CBR soaked tanah asli untuk 56 kali
15
CBR Soaked
10
5
0
0 5 10 15 20 25 30 35
Penambahan LGA (%)
CBR terjadi sampai pada kadar 30% LGA., sehingga terlihat pada kadar
5.0
Tanah Asli
Camp 5 % LGA
4.0
Camp 10 % LGA
Camp 20 % LGA
Swelling (%)
2.0
1.0
0.0
0 1 2 3 4 5
Penambahan hari
dibawah ini :
5.0
4.5 Hari ke I
4.0 Hari ke II
3.5 Hari ke III
Swelling (%)
3.0 Hari ke IV
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0 5 10 15 20 25 30 35
dari 4,73% menjadi 0,94% pada tanah campuran yang di rendam selama
4 hari.
tanah keras mencapai lapisan zona aktif dimana dimensi fondasi pada
bagian bawah dapat diperbesar. Bagian ini mencakup cara desain dan
tinggi untuk memiliki sistim drainase yang baik sehingga air hujan dapat
pemeraman (curing time) 28 hari diperoleh nilai kuat tekan bebas, seperti
5
Tegangan (kg/cm )
2
4 Tanah asli
Camp 5% LGA
3
Camp 10% LGA
2 Camp 20% LGA
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
Gambar 24. Grafik hasil pengujian kuat tekan bebas, untuk peram 1 hari.
5
Tegangan (kg/cm )
2
4 Tanah asli
Camp 5% LGA
3
Camp 10% LGA
2 Camp 20% LGA
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
Gambar 25. Grafik hasil pengujian kuat tekan bebas, untuk peram 7 hari.
7
Tegangan (kg/cm )
2
5
4 Tanah asli
Camp 5% LGA
3
Camp 10% LGA
2 Camp 20% LGA
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
Gambar 26. Grafik hasil pengujian kuat tekan bebas, untuk peram 14 hari.
5
Tegangan (kg/cm )
2
4
Tanah asli
3
Camp 5% LGA
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Regangan (%)
Gambar 27. Grafik hasil pengujian kuat tekan bebas, untuk peram 28 hari.
D. Pembahasan
Dari hasil pengujian sifat fisik tanah didapatkan data seperti yang
Dari hasil yang didapatkan terlihat bahwa 81,65% tanah uji lolos
IP=55,72%
LL=87,17%
dimana :
GI = Indeks Kelompok
LL = Batas Cair
PI = Indeks Plastisitas
10 )
= 51 (dibulatkan).
yaitu tanah berlempung. Hasil Uji Bila batas plastis (PL) = 31,45 % > 30
%, dan (GI) = 51, maka tergolong jenis Tanah lempung Klasifikasi A-7-5
tetrahidral yang cukup luas sehingga mampu menyerap air dalam jumlah
yang cukup besar. Montmorillonite terdiri dari tiga unit lapisan, yaitu dua
Melihat hasil foto SEM tanah asli dengan kandungan silikat dan
berbeda jika sampel tanah diambil dari lokasi yang berbeda. Namun
dua banding satu. Selain itu, indeks properties tanah juga menyimpulkan
bilamana indeks plastisitas tanah tersebut lebih besar atau sama dengan
Beban yang bekerja pada perkerasan jalan akan didukung oleh tanah
dasar yang ditentukan oleh besarnya nilai CBR (California Bearing Ratio)
dari tanah dasar tersebut. Maka tanah dasar yang berada di bawah jalan
pada kedalaman –1.00 meter perlu diuji nilai CBR nya di laboratorium
2. CBR Unsoaked
dengan butiran yang lebih banyak telah meningkatkan nilai daya dukung
bahan yang jelek ditandai dengan nilai indeks plastisitas tinggi, memiliki
daya rekat yang baik dan butirannya termasuk butiran halus dengan
gradasi buruk. Butiran-butiran LGA yang lebih besar diisi rongga pori
tanah asli.
350
250
CBR soaked 56x
200 tumbukan
150
100
50
0
0 5 10 15 20 25 30 35
3. CBR Soaked
nilai CBR soaked menjadi 7,03% atau sebesar 300% dari CBR soaked
tanah asli maka dapat disimpulkan bahwa penambahan 30% LGA dapat
5
4 1 hari
3 7 hari
14 hari
2 28 hari
1
0
0 5 10 15 20 25 30 35
mempengaruhi nilai UCS. Pada kondisi tanah asli dan penambahan LGA
10%, 20% dan 30% nilai UCS terbesar pada pemeraman 7 hari. Hal ini
untuk gedung, rumah dan lain-lain (beban hidup), karena beban tetap juga
Bila nilai k lebih besar dari 120 kPa/mm (12 kg/cm3), maka nilai k
dianggap sama dengan 120 kPa/mm (14 kg/cm3) dengan nilai CBR 50%.
Tabel 29. Nilai CBR dan modulus reaksi tanah dasar (k) berdasarkan
grafik
struktur tanah asli, LGA dan campuran tanah asli dengan LGA 30% peram
7 hari.
Gambar 34. Hasil foto SEM tanah asli. (a) pembesaran 10 m,
(b) pembearan 50 m
Gambar 35. Hasil foto SEM asbuton LGA. (a) pembesaran 10 m,
(b) pembearan 50 m
Pada Gambar 34 foto SEM tanah asli terlihat struktur tanah berwarna
terang dengan pori yang besar serta tidak padat menunjukkan bahwa
tanah tersebut berbutir halus dan dapat menyerap air lebih banyak
sehingga bisa disimpulkan tanah tersebut lanau atau lempung yang dapat
Pada Gambar 35 foto SEM asbuton LGA terlihat struktur tanah lebih
gelap dari tanah asli dan adanya sedikit pori. Hal ini menunjukkan bahwa
butiran LGA lebih besar dan pori terisi aspal sehingga jika dicampur
dengan tanah yang lebih halus akan meningkatkan daya dukung tanah.
cps/eV
35
30
25
20
Fe Mg
Ti Na
K Al P Ca
O Si S K Ti Fe
15 Ca
10
0
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
keV
Dari hasil pengujian komposisi kimia 70% tanah asli + 30% LGA
(FeO).
Gambar 37. Hasil foto SEM tanah + 30% LGA. (a) pembesaran 10
m,
(b) pembesaran 50 m
Pengujian foto SEM tanah asli + LGA 30 % peram 7 hari pada
6. Pembahasan hasil
Dari hasil pengujian sifat fisik terlihat bahwa tanah asli mempunyai
perbaikan gradasi butir tanah lempung ini maka nilai CBR mengalami
kenaikan.
20% dan 30% dari berat kering tanah asli selanjutnya dilakukan uji daya
dukung yaitu CBR unsoaked, CBR soaked, swelling dan kuat tekan
dengan LGA terdapat pada kombinasi 70% tanah lempung + 30% LGA
yaitu dengan peningkatan nilai CBR unsoaked sebesar 84,3% dari CBR
unsoaked tanah asli dan CBR soaked sebesar 300% dari CBR soaked
tanah asli. sedangkan nilai UCS untuk kombinasi campuran tersebut naik
sebesar 214% dari nilai UCS tanah asli. Hasil ini menunjukan
penambahan LGA 30% dengan nilai CBR soaked 7,09% dapat dijadikan
A. Kesimpulan
kandungan aspal.
subgrade.
B. Saran
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J.E. 1988. Foundation Analysis and design, 4th Edition, McGraw-
Hill Book Co.: New York.
Cernica, J. N. 1995. Foundation Design, John Wiley & Sons. New York.
Krebs, R.D., and Walker, R.D. 1971. Highway Materials. McGrawhill Book
Company: New York.
Seta, Wijaya. 2006. Perilaku Tanah Ekspansif Yang Dicampur Pasir Untuk
Subgrade. Tesis diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro.