Tinggi endapan pasir dan lumpur diamati dan dicatat (dalam cc).
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
Pencucian dilakukan berkali kali sehingga air menjadi tetap jernih setelah
diaduk.
j.
Sisa contoh pasir yang telah dicuci dipanaskan dalam oven sampai kering.
Setelah kering dan dingin pasir di timbang dengan teliti.
k. Selisih berat semula dengan berat setelah dicuci adalah bagian yang hilang
(kandungan lumpur atau butiran <50 micron).
l.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
140 cc
Tinggi pasir
130 cc
Tinggi lumpur
10
cc
Percobaan 2
100 gr
100 gr
96 gr
95 gr
Berat lumpur
5 gr
Berat lumpur
4 gr
130 cc
Tinggi pasir
120 cc
Tinggi lumpur
10
cc
(Tintometer no.11)
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
`140 cc
Tinggi pasir
130 cc
Tinggi lumpur
10 cc
10
x 100%
140
7.14
100 gr
96
gr
Berat lumpur
gr
4
x 100% = 4 %
100
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
b. Percobaan 2
Berat pasir semula
100 gr
95
gr
Berat lumpur
gr
5
x 100%
100
5 %
= 4.5 %
=
=
Tinggi lumpur
130 cc
120 cc
=
10 cc
10
x 100 %
130
= 7.692 %
Warna larutan NaOH, kuning kecoklatan (Tintometer no.11)
(Tintometer no.11)
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
G. KESIMPULAN
a. Pada percobaan dengan sistem kocokan, kandungan lumpur diperoleh sebesar
7.14 %. Prosentase kadar lumpur dari pasir tersebut tidak sesuai batas yang
diizinkan, yaitu 5 % menurut PBI 1971 N.I-2. Jadi, pasir tersebut tidak dapat
dipakai sebagai bahan adukan maupun campuran beton.
b. Sedangkan pada percobaan sistem pencucian hasilnya berbeda dengan
percobaan sistem kocokan yaitu sebesar 4.5 %. Jadi, kualitas pasir pada sistem
pencucian memenuhi syarat PBI 1971 N.I-2.
c. Pada percobaan kandungan zat organis warna NaOH yang didapatkan
adalah
LAMPIRAN
1. Gambar Cad Percobaan Lumpur dan Kandungan Organik
2. Gambar cad Gelas Ukur
3. Gambar Cad Timbangan
4. Gambar Cad Oven
5. Data Pemeriksaan Pasir
6. PBI 1971 N.I-2 ((pasal 3.3 Agregat Halus (Pasir)).
7. ASTM C-40
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
J. DAFTAR PUSTAKA
Rosseno,Ir. 1959. Beton Bertulang.Jakarta: PBI 1971 N.I-2 (pasal 3.3 Agregat
Halus (Pasir)).
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
Gambar Tintometer
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
PERCOBAAN II-B
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Membuat diagram butir pasir.
2. Menentukan modulus kehalusan.
.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
10
HASIL PERCOBAAN
Tabel Analisa Saringan untuk Agregat Halus
Diameter
(mm)
9,52
4,76
2,36
1,18
0,6
0,25
0,15
0,074
0
Percb.
I
(gram)
5
52
38
116
233
311
131
2.5
110
998.5
Jumlah sisa
komulatif
(%)
Jumlah yang
lolos
(%)
0.45
5.81
10.76
23.31
45.9
76.55
89.55
90.08
100
99.55
94.19
89.24
76.69
54.1
23.45
10.45
9.92
0
Jumlah
100
= 2,5233
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
11
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
12
Hasil Percobaan
Kesimpulan
mm
min. 2% berat
5,36
Memenuhi
mm
min. 10%berat
23.31
Memenuhi
min.80-95%
76,55
Tidak Memenuhi
0,25 mm
= 1000 gram
1,75 gram
1,75
x 100 % = 0,175 %
1000
Pasir halus terdiri dari butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat
(1), harus memenuhi syarat-sarat sebagai berikut:
Sisa di atas ayakan diameter 4 mm, minimal 2 % berat
Sisa di atas ayakan diameter 1 mm, minimal 10 % berat
Sisa di atas ayakan diameter 0,25 mm, harus berkisar antara 80% samapai
95% berat
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
13
Pasir halus terdiri dari butiran yang tajam dan keras serta sifatnya kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari,
kelembapan, hujan dan perubahan suhu udara.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %, (maksudnya bagian yang
lolos melalui saringan 0,063 mm); apabila kadar lumpur pada pasir melebihi
5%, maka pasir harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan
bangunan.
Pasir yang baik untuk pembuatan beton memiliki FM diantara 2,00-4,00. (CRD
C-104-80).
PEMBAHASAN
1. Dalam pengujian pasir Muntilan digunakan susunan ayakan dengan urutan 9,52;
4,76; 2,36; 1,18; 0,6; 0,25; 0,15; 0,074; 0,00 mm
2. Pada percobaan di atas prosentase jumlah pasir terbanyak sebesar 30.65 % yang
terdapat pada saringan berdiameter 0,25mm dan prosentase terbanyak kedua
adalan 22,59 % pada saringan berdiameter 0,6mm.
3. Modulus kehalusan pasir (FM) adalah bilangan yang menunjukkan derajat
kehalusan pasir .Disini didapatkan FM nya adalah 2,5233
G. KESIMPULAN
1. Modulus kehalusan pasir adalah 2,5233 dan diklasifikasikan dalam jenis
pasir kasar menurut PBI 1971 N.I-2,yaitu pasir dengan modulus kehalusan
2,5 3,5
2. Pasir ini memiliki butiran ayakan yang beraneka ragam besarnya, karena
telah memenuhi persyaratan sisa pasir di atas ayakan menurut PBI 1971.
3. Pasir Muntilan sebagai bahan percobaan,dapat dipergunakan sebagai
agregat dalam pencampuran beton.
4. Pasir kasar sangat baik untuk pembuatan beton karena daya ikat antara
butiran yang satu dengan lainnya menjadi lebih tinggi dan dapat
meningkatkan mutu beton.
5. Pasir ini memiliki modulus kehalusan diantara 2,0-4,0 sehingga baik
digunakan untuk bahan pembuatan beton. (CRD C-104-80).
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
14
H. SARAN
I.
Untuk menjaga mutu pasir baik kandungan fisik maupun kimiannya agar tetap
stabil,sebaiknya pasir disimpan di tempat yang tidak lembab atau kering.
J.
Untuk pasir dengan gradasi halus ,dapat digunakan untuk dasar paving blok
(untuk meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan mutu pasir yang
bagus hingga menaikkan mutu pasir yang memenuhi standar PBI 1971 N.1-2.
I. LAMPIRAN
1. Data analisa saringan agregat halus.
2. Grafik pembagian butir agregat.
3. Gambar satu set saringan untuk agregat halus (Standart ASTM)dan alat
pengguncang.
4. PBI 1971N.I-2 (pasal 3.3 Agregat Halus (Pasir))
5. ASTM C-33
6. CRD C-104-80
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
15
Gambar satu set saringan untuk agregat halus (Standart ASTM) dan alat pengguncang
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
16
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
17
PERCOBAAN II-C
KADAR AIR DAN BERAT ISI DALAM AGREGAT HALUS
penjelasan
mengenai
prosedur
pelaksanaan
percobaan.
2. Menentukan prosentase air yang dikandung dalam agregat halus,
dalam hal ini pasir sebagi bahan percobaan yang meliputi pasir
asli dan pasir SSD.
3. Menentukan berat isi pada agregat halus yang berkadar air asli
dan berkadar air SSD
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
18
W 2 W1
X 100 %
100
Kering
SSD
Basah
Jika agregat dalam keadaan kering maka perlu ditambah air dan
jika keadaan agregat basah maka agregat perlu dikeringkan
udara atau ditambah agregat halus yang kering.
4. Letakkan cawan di atas timbangan yang terlebih dahulu
skalanya diatur pada posisi angka nol.
5. Memasukkan benda uji ke dalam cawan dan menimbang
beratnya (W1).
6. Kemudian benda uji termasuk cawannya dikeringkan
dalam oven dengansuhu1105 oC sampai berat benda uji
tetap.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
19
7. Menimbang
berat
benda
uji
dengan
prosedur
X 100 %
C. Cara kerja untuk pengujian berat isi agregat halus kondisi kadar
air asli dan SSD
Berdasarkan : SNI 03-4804-1998
1. Masukkan agregat halus kedalam silinder berlubang hingga
sepertiga bagian.
2. Tumbuk dengan batang besi sebanyak 25 kali.
3. Masukkan lagi dua pertiga bagian lalu tumbuk lagi dengan
batang besi sebanyak 25 kali.
4. Masukkan lagi pasir hingga penuh lalu tumbuk lagi dengan
batang besi sebanyak 25 kali.
5. Ratakan permukaan dengan batang besi.
6. Timbang berat pasir yang ada dalam silinder.
7. Berat isi = berat pasir dibagi dengan volume silinder
8. Untuk berat gembur tidak ditumbuk dengan batang besi,
tetapi hanya diketukkan ke tanah sebanyak 25 kali.
1. HASIL PERCOBAAN
Melalui hasil percobaan yuang telah dilakukan , dapat diketahui
bahwa agregat halus berupa:
1.Pasir asli pada percobaan sebanyak 500 gram,mempunyai nilai
Berat kering rata-rata
= 451,5 gram
= 9,7 %
= 1,80 % kg/dm3
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
20
= 495,5 gram
= 0,9 %
= 1,62 kg/dm3
E. PEMBAHASAN
1. Data Percobaan
a. Agregat halus dengan benda uji pasir asli
2. Pengolahan Data
a. Agregat halus dengan benda uji pasir asli
454 449
2
= 451,5 gram
Berat air
= 48,5 gram
Kadar air =
48,5
100 %
500
= 9,7 %
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
21
496 495
2
= 495,5 gram
Berat air
rata
= (500 495,5 )gram
= 4,5 gram
Kadar air =
4,5
100 %
500
= 0,9 %
Sedangkan untuk menghitung berat isi asli dan berat isi SSD dapat
dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam tabung besi dalam
keadaan gembur dan padat.
Dengan cara itu kita menghitung sendiri berat dari agregat serta
volume tabung yang dapat juga menunjukkan volume dari agregat
itu sendiri. Untuk keadaan padat, pasir dipadatkan dengan
menggunakan batang besi diameter 16 mm, panjang 60 cm
sebanyak 25 kali disetiap setengah lapisan. Untuk volume tabung
diketahui D2t = 2941,66 cm3.
Berat isi asli gembur = 4600 gr 2941.67 = 1,56 kg/dm3
padat = 4773 gr 2941.67 = 1,80 kg/dm3
padat
= 4773 gr
3
kg/dm
2941.67 = 1,67
2941.67 = 1,62
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
22
2. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan kadar air agregst halus asli dan agregat halus SSD
diperoleh kesimpulan
1. Kadar air agregat halus asli pada percobaan adalah 9,7 %.
2. Kadar air agregat halus SSD pada percobaan adalah 0,9 %.
Agregat halus dalam keadaan kadar air asli lebih besar dari agregat halus
kadar air SSD(absorbsi) karena agregat terkena air hujan sesaat sebelum
praktikan melakukan praktikum ini
3. SARAN
Waktu dan suhu peng-oven-an harus tepat dan sesuai untuk menghindari
kehilangan agregat yang tidak sesuai.
4. LAMPIRAN
1. Data analisa agregat halus.
2. Gambar oven pengering (Driyer oven).
3. Gambar cawan
4. Gambar silinder bertabung
5. Gambar kerucut terpancung dan agregat halus kondisi SSD
6. SNI 03-1971-1990
7. SNI 03-4804-1998
.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
23
Gambar cawan
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
24
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
25
PERCOBAAN II D
BERAT JENIS AGREGAT HALUS
2.
3.
4.
Setelah itu tes benda uji dengan krucut terpancung sampai dengan
keadaan yg diinginkan.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
26
Kering
SSD
Basah
Jika agregat dalam keadaan kering maka perlu ditambah agregat halus
yang basah dan jika keadaan agregat basah maka agregat perlu
dikeringkan udara atau ditambah agregat halus yang kering.
5.
Menimbang agregat halus dalam kondisi kadar air asli dan dalam kondisi
kadar air SSD, masing-masing sebesar 500gr (A) dan memasukkan ke
dalam picnometer/gelas ukur.
6.
7.
8.
9.
D. HASIL PERCOBAAN
1. Data Percobaan
a. Data percobaan untuk pasir asli
Berat air
= 563,5 gram
= 870 gram
(B)
Berat air
= 563,5 gram
Berat dalam
= 867 gram
(B1)
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
27
2. Pengolahan Data
a. Pasir asli
o
= 500 gram
= 563,5 gram
= 871 gram
=
=
=2,597
b. Pasir SSD
o
= 500 gram
= 563,5 gram
= 867 gram
=
=
= 2,545
E. PEMBAHASAN
Melalui hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui antara pasir
asli dan pasir SSD menunjukkan perbedaan, terlihat dari data di
bawah ini.
1. Pasir asli
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
28
= 1,7830 gram/cm3..
= 2,541 gram/cm3.
2. Pasir SSD
a. Berat isi SSD gembur = 1,4753 gram/cm3.
b. Berat isi SSD padat
= 1,6932 gram/cm3.
= 2,610 gram/cm3.
F. KESIMPULAN
Menurut ketentuan yang ditetapkan di atas, dapat diketahui bagaimana
kondisi atau kualitas dari agregat halus pada percobaan yang
dilakukan.
1. Pasir asli
a. Berat isi asli gembur = 1,56 kg/dm3.
b. Berat isi asli padat
= 1,80 kg/dm3.
c. Berat jenis
= 2,597
2. Pasir SSD
a. Berat isi SSD gembur = 1,67 kg/dm3
b. Berat asli SSD padat = 1,62 kg/dm3
c. Berat jenis
= 2, 545
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
29
G. SARAN
Agregat halus yang baik boleh digunakan sebagai bahan campuran
beton karena mutu beton tersebut akan baik. Jika berat jenis yang
dimiliki agregat jauh dari syarat atau ketentuan yang berlaku,maka
sebaiknya agregat halus tersebut jangan dijadikan sebagai bahan
dasar konstruksi bangunan pokok,sebaiknya digunakan sebagai pasir
urug saja.
K. LAMPIRAN
1. Data analisa agregat halus.
2. Gambar kerucut terpancung,desikator, timbangan.
3. Gambar Cad kerucut terpancung.
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
30
LaporanPraktikumTeknologiBahanKelompok I-1
31