PERCOBAAN II-A
KANDUNGAN LUMPUR DAN KOTORAN ORGANIS
YANG TERKANDUNG DALAM AGREGAT HALUS
A.
B.
C.
c.
d.
e.
Benda uji tersebut didiamkan selama 5 jam. Maka akan terlihat bahwa
material yang berat mengendap di bawah, dan lumpur akan mengendap diatasnya.
f.
Tinggi endapan pasir dan lumpur diamati dan dicatat (dalam cc).
11
12
D.
HASIL PERCOBAAN
1. Percobaan dengan sistem kocokan
Tabel II-A. 1. Pecobaan dengan sistem kocokan
Tinggi
pasir
lumpur
Tinggi pasir
Tinggi lumpur
+ 128 cc
124 cc
4
cc
Percobaan 1
Berat pasir mula-mula
Berat setelah dicuci
Berat lumpur
100 gr
94 gr
6 gr
Percobaan 2
Berat pasir mula-mula
Berat setelah dicuci
Berat lumpur
100 gr
93 gr
7 gr
Tinggi
pasir
+ 134 cc
lumpur
Tinggi pasir
128 cc
Tinggi lumpur
6 cc
Warna larutan NaOH kuning (Tintometer skala nomor 8).
E.
F.
PEMBAHASAN
1. Percobaan Sistem Kocokan
Tinggi pasir + lumpur
`128 cc
Tinggi pasir
124 cc
Tinggi lumpur
cc
=
=
2.
3,125 %
Percobaan
1
Berat
pasir
semula
=
100
Berat
gr
setelah
dicuci =
94
gr
Berat
lumpur
=
gr
Jadi
=6 %
b. Percobaan 2
Berat pasir semula
100
gr
14
93
gr
Berat lumpur
gr
=
=
7
x 100%
100
7 %
= 6,5 %
134
cc
Tinggi pasir
128
cc
Tinggi lumpur
cc
6
134
x 100 %
= 4,478 %
15
b. Dalam
percobaan
ini
kita
menggunakan
dengan
zat
warna.
Bila
agregat
halus
G. KESIMPULAN
a.
b. Sedangkan pada percobaan sistem pencucian hasilnya berbeda dengan percobaan sistem
kocokan yaitu sebesar 6,5 %. Jadi, kualitas pasir pada sistem pencucian tidak memenuhi
16
syarat PBI 1971 N.I-2. Menurut PBI 1971 N.I-2 maka pasir dapat dicuci kembali hingga
kadar lumpurnya kurang dari 5%, atau dapat dialih fungsikan menjadi pasir urug.
c. Pada percobaan kandungan zat organis warna NaOH yang didapatkan adalah kuning,
sedangkan batasan warna berdasarkan ASTM C 40 adalah tidak lebih gelap dari warna
kuning kecoklatan (tintometer skala 11). Jadi agregat halus memenuhi syarat untuk
standar warna NaOH yang diperbolehkan.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa agregat halus belum memenuhi persyaratan
bahan bangunan yang baik untuk digunakan sebagai bahan kontruksi.
H. SARAN
a. Dalam percobaan pencucian harus dilakukan dengan hati-hati agar yang hilang hanya air
keruhnya bukan pasirnya.
b.
Untuk kandungan lumpur yang melebihi batas yang diijinkan yaitu >5%, maka
menurut PBI 1971 N I-2 agregat halus harus dicuci kembali.
I. LAMPIRAN
1. Data pemeriksaan pasir.
2. Gambar gelas ukur, NaOH, oven, timbangan, dan cawan.
3. Gambar cad gelas ukur, NaOH, oven, timbangan, dan cawan.
4. Gambar Tintometer dan skalanya.
5. Gambar percobaan kandungan lumpur dan kandungan organis pada agregat halus.
J. DAFTAR PUSTAKA
PBI 1971 N.I-2 (pasal 3.3 ayat 3 Agregat Halus (Pasir)).
PUBI 1982 BAB A pasal 11.
ASTM C 40
17
PERCOBAAN II-B
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
9,52
4,76
2,36
1,18
0,6
0,25
0,15
0,074
0.00
Jumlah
sisa
komulatif
(%)
Jumlah
yang lolos
(%)
0
2,2
8,8
16,4
49,3
70,8
93,4
96,8
100
100
97,78
91,15
83,5
50,57
29,11
6,53
3,17
0
Spec.
25-45
18-42
12-38
8-30
4-20
0-8
Jumlah
Rata-rata (gr)
65+ 66
2
= 66
Rata-rata (%)
ratarata(gr )
ratarata( gr)
66
994,5
x 100
x 100
= 6,636 %
19
Kesimpulan
4 mm
min. 2% berat
2,2 %
Memenuhi
1 mm
min. 10%berat
16,4 %
Memenuhi
0,25 mm
min.80-95%
70,8 %
Tidak Memenuhi
diameter 2,36
= 97,78 % - 8,8 %
= 91,15 %
Modulus Kehalusan (Indeks untuk menentukan kekasaran atau kehalusan suatu agregat)
=
241,5
100
= 2,415
20
Berat mula-mula
= 1000 gram
= 994,5 gram
Kehilangan berat
= 5,5 gram
5,5
1000
x 100 % = 0,55 %
Jenis pasir
Modulus kehalusan
Sangat kasar
Kasar
Sedang
Halus
Sangat halus
3,6
2,5 3,5
2,0 2,4
1,6 1,9
1,1 1,5
Sisa pada
0,063 mm
75 80 %
50 75 %
35 50%
25 35 %
7 20 %
saringan
3. Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %, (maksudnya bagian yang lolos
melalui saringan 0,063 mm).
4. Modulus Kehalusannya diantara 2,2 3,2
21
F. PEMBAHASAN
1. Dalam pengujian pasir digunakan susunan ayakan dengan urutan 9,52; 4,76; 2,36; 1,18;
0,6; 0,25; 0,15; 0,074; 0,00 mm
2. Pada percobaan di atas prosentase jumlah pasir terbanyak sebesar 32,9 % yang terdapat
pada saringan berdiameter 0,6 mm dan prosentase terbanyak kedua adalan 22,6 % pada
saringan berdiameter 0,15 mm.
3. Modulus kehalusan pasir (FM) adalah bilangan yang menunjukkan derajat kehalusan
pasir, disini didapatkan FM nya adalah 2,415
G. KESIMPULAN
1. Modulus kehalusan pasir adalah 2,415 dan diklasifikasikan dalam jenis pasir sedang
menurut PBI 1971 N.I.-2, yaitu pasir dengan modulus kehalusan 2,2 3,2
2. Sisa saringan 4 m sebesar 2,2% ini berarti memenuhi standar PBI 1971 (min 2%)
3. Sisa saringan 1 mm sebesar 16,4% ini berarti memenuhi standar PBI 1971 (min 10%)
4. Sisa saringan 0,25 mm sebesar 70,8% ini termasuk tidak memenuhi standar PBI 1971
(min 80 95%)
H. SARAN
Untuk menjaga mutu pasir baik kandungan fisik maupun kimiannya agar tetap stabil,
sebaiknya pasir disimpan di tempat yang tidak tercampur dengan lumpur.
Untuk pasir dengan gradasi halus, dapat digunakan untuk dasar paving blok (untuk
meratakan tanah) atau pasir tersebut dicampur dengan pasir yang halus hingga menaikkan mutu
pasir yang akan memenuhi standar PBI 1971 N.1-2.
I. LAMPIRAN
1. Data analisa saringan agregat halus.
2. Grafik. Pembagian butir agregat.
22
J. DAFTAR PUSTAKA
PBI 1971 N.I-2 (pasal 3.3 Agregat Halus (Pasir) ayat 5)
PUBI 1982 BAB A pasal 11
SNI 03- 1968- 1990
23