Regu 14
Anggota:
Stefanus Adi Pratama 051002000028
Manisha Rucitawangi 051002000036
Nawang Wulan 051002000047
Wahid Alfitrah 051002000069
Pembimbing:
Yang bertanda tangan dibawah ini selaku Kepala Laboratorium Beton Fakultas Teknik Sipil
dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil Universitas Trisakti, menyatakan bahwa laporan
praktikum dari mahasiswa :
1. Stefanus Adi Pratama (051002000028)
2. Manisha Rucitawangi (051002000036)
3. Nawang Wulan (051002000047)
4. Wahid Alfitrah (051002000069)
Dinyatakan telah selesai dan berhak untuk mendapatkan Surat Tanda Selesai Praktikum.
1
2
3
KATA PENGANTAR
Buku pedoman praktikum Teknologi Bahan ini disusun untuk digunakan dalam
praktikum Teknologi Bahan di Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Trisakti. Buku pedoman ini terdiri atas 14
pembahasan praktikum yang mendukung mata kuliah Teknologi Bahan, dimana 3
pembahasan merupakan perhitungan berdasarkan data yang diketahui, sementara 11
modul lainnya adalah pengujian laboratorium. Buku pedoman ini dilengkapi dengan
maksud, tujuan masing-masing pengujian, langkah-langkah pengujian, serta tabel data
dari masing-masing pengujian yang dilakukan. Semoga buku pedoman ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswa dan menjadi acuan dalam melaksanakan praktikum
Teknlogi Bahan.
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................4
DAFTAR ISI...................................................................................................................................5
PERCOBAAN MENENTUKAN KADAR KOTORAN DIDALAM PASIR.................................6
SPECIFIC GRAVITY AND ABSORPTION OF FINE AGGREGATE.........................................9
SPECIFIC GRAVITY AND ABSORPTION OF COARSE AGGREGATE................................12
MENENTUKAN BERAT ISI DARI PASIR/SPLIT/SEMEN/ABU SEKAM..............................15
PERCOBAAN AYAKAN.............................................................................................................17
RANCANGAN CAMPURAN BETON........................................................................................22
MENENTUKAN KADAR AIR....................................................................................................26
RANCANGAN CAMPURAN BETON RAMAH LINGKUNGAN.............................................27
SLUMP TEST................................................................................................................................30
PERCOBAAN UNTUK MENETUKAN KEKUATAN TEKAN KARAKTERISTIK BETON. .33
FLUEXURAL STRENGTH OF CONCRETE..............................................................................43
PERCOBAAN LENGKUNG DINGIN BAJA..............................................................................46
PERCOBAAN TARIK BAJA.......................................................................................................48
5
PERCOBAAN MENENTUKAN KADAR KOTORAN DIDALAM PASIR
1. Maksud
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan keadaan kotoran bersifat lumpur dan
memberikan keterangan akan adanya zat-zat organik yang terkandung di dalam pasir
6
adalah 10% atau 20% kurang. Sebelum dipakai pasir demikian harus dicuci
dahulu.
d. Jika warna cairan adalah merah kuning hingga coklat tua, maka pasir yang
diperiksa itu sama sekali tidak dapat dipakai untuk bangunan bertulang. Sebab
kemungkinan akan mengalami pengurangan kekuatan sebesar 20% sampai
dengan 100%.
4. Hasil Percobaan
A. Penentuan kadar kotoran bersifat lumpur
1) Dengan gelas ukur (by volume)
Volume pasir kotor = 300 ml
Volume pasir bersih = 295 ml
Volume kotoran = 5 ml
5
Kadar kotoran = ×100 %=1,67 %
300
16,77
Kadar kotoran = ×100 %=1,68 %
1000
5. Kesimpulan
1) Penentuan kadar kotoran bersifat lumpur
Berdasarkan percobaan di atas menurut persyaratan PBI pasal 3.3.3 : “Bila kadar
lumpur melampaui 5% dari berat kering, maka agregat/pasir harus dicuci dulu”. Dari
7
percobaan di atas by volume didapat kadar kotoran 1,67 % dan dari by weight kadar kotoran
1,68 %, maka pasir memiliki kadar kotor < 5% artinya pasir tidak perlu dicuci
2) Penentuan akan adanya zat organis
Hasil percobaan diperoleh warna kuning, berarti pasir hampir tidak terdapat kotoran
organis di dalamnya, berarti pasir dapat dipakai.
8
SPECIFIC GRAVITY AND ABSORPTION OF FINE AGGREGATE
(BERAT JENIS DAN PENYERAPAN DARI PASIR)
1. Scope (Pengetahuan)
Cara ini meliputi penentuan bulk specific gravity (berat jenis butir), apparent specific
gravity dan absorpsi (penyerapan) dari bulk specific gravity pada umumnya digunakan untuk
perhitungan volume (isi) bahan yang dicampur dalam beton.
2. Alat-Alat
1. Timbangan = kapasitas 1 kg atau lebih, kepekaan 0,01 gram.
2. Picnometer = cukup untuk 500 gram pasir atau lebih.
3. Mold (cetakan) = mold logam berbentuk kerucut terpancung dengan ukuran :
• ⌀ dalam atas 40 ± 3 mm
• ⌀ dalam bawah 90 ± 3 mm
• Tinggi 75 ± 3 mm
• Tebal minimum 0,8 mm
4. Penumbuk – penumbuk logam berat 340 ± 15 gram dengan permukaan bulat rata
diameter 25 ± 3 mm.
8. Absorption (Penyerapan)
500− A
Presentase Absorption = ×100 %
A
10
Keterangan :
A = Berat contoh pasir kering di udara (gram)
B = Berat picnometer diisi dengan air (gram)
C = Berat picnometer dengan contoh pasir dan air (gram)
1. Hasil Percobaan
Berat jenis pasir kering udara (A) = 483,30 gram
Berat picnometer + air (B) = 1391,93 gram
Berat picnometer + air + pasir jenuh (C) = 1692,57 gram
• Absorption (Penyerapan)
500− A 500−483,30
Presentase Absorption = ×100 %= ×100 %=3,46 %
A 483,30
11
SPECIFIC GRAVITY AND ABSORPTION OF COARSE AGGREGATE
(BERAT JENIS DAN PENYERAPAN KORAL/SPLIT)
1. Scope
Cara ini meliputi penentuan bulk specific gravity (berat jenis butir), apparent specific
gravity dan absorpsi (penyerapan) dari koral/split. Bulk specific gravity pada umunya
digunakan untuk perhitungan volume bahan yang dicampur dalam beton.
2. Alat-Alat
1. Timbangan – kapasitas 5 kg atau lebih, kepekaan 0,5 gram.
2. Tempat contoh – keranjang kawat dengan diameter lubang 3 mm.
3. Ember kapasitas 4000-7000 cm3 untuk contoh bahan dengan ⌀ 38,1 atau lebih kecil
8000-16000 cm3 untuk ukuran besar.
3. Contoh Percobaan
1. Contoh bahan dicampur dengan seksama. Dengan cara quartering (membagi empat)
koral/split diambil ± 5 kg. bahan yang melalui lubang ayakan ⌀ 4,75 mm dibuang.
2. Dapat juga diambil secara terpisah
Ukuran Maksimum ⌀ (mm) Berat Isi (kg)
12,5 atau kurang 2
19,0 3
25,0 4
37,5 5
50,0 8
63,0 12
75,0 18
90,0 25
4. Procedure
1. Bahan dicuci dengan seksama untuk menghilangkan debu, lapisan yang melekat pada
permukaan partikel (koral/split) contoh dikeringkan dalam oven hingga berat tetap
pada temperatur 100oC – 110oC.
12
2. Didinginkan selama 1-3 jam pada temperatur ruang, kemudian dicelupkan (semalam)
dalam air selama 24 ± 4 jam.
3. Contoh bahan diangkat dari dalam air dan dikeringkan dengan kain penyerap.
4. Hindarkan penguapan air dan pori-pori selama pengeringan permukaan bahan.
5. Contoh bahan ditimbang dalam keadaan kering jenuh permukaan.
6. Setelah ditimbang contoh dimasukkan ke dalam ember, lalu ditimbang di dalam air
pada temperatur 23oC ± 1,7oC. Density (kepekaan) 0,997 ± 0,002 sebelum ditimbang
dalam air, ember digoyang-goyangkan terlebih dahulu untuk menghindari gelembung-
gelembung udara ketika mencelupkan ember.
7. Contoh bahan dikeringkan dalam oven pada temperatur 100oC-110oC, dinginkan
selama 1-3 jam pada temperatur ruang lalu ditimbang.
8. Absorption (Penyerapan)
B− A
Presentase Absorption = × 100 %
A
1
G=
P1 P2 Pn
+ + ...+
100G 1 100G 2 100Gn
13
G = harga rata-rata specific gravity, baik untuk bulk dry saturrated
surface dry maupun apparent specific gravity.
G1, G2, …, Gn = Specific gravity masing-masing ukuran.
P1, P2, …, Pn = Persentasi berat masing-masing ukuran contoh asli.
14
MENENTUKAN BERAT ISI DARI PASIR/SPLIT/SEMEN/ABU SEKAM
(UNIT WEIGHT)
1. Maksud Percobaan
Percobaan ini dimaksudkan untuk mengetahui berat isi dari pasir/split/semen/fly
ash/serabut kelapa dalam keadaan padat dan gembur.
2. Alat-Alat
1. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
2. Literan (1 Liter atau 2 Liter).
3. Bahan
1. Pasir/split//semen/fly ash/serabut kelapa.
2. Keadaan bahan :
• Gembur (lepas)
• Padat
Catatan : Bahan dalam keadaan kering udara ruang.
4. Prosedur
1. Bahan Gembur (lepas)
• Bahan digunakan dalam literan
• Permukaan diratakan
• Ditimbang
• Pelaksanaan 3x berulang-ulang, kemudian diambil nilai rata-ratanya (gram/liter)
2. Bahan Padat
• Bahan dimasukkan 1/3 bagian
• Dirojok-rojok 25x
• Dimasukkan 1/3 bagian lagi
• Dirojok-rojok 25x
• Dimasukkan 1/3 bagian lagi
• Dirojok-rojok 25x lagi dan diratakan
15
• Ditimbang
• Pelaksanaan 3x berulang-ulang, kemudian diambil nilai rata-ratanya (gram/liter)
5. Hasil Percobaan
1. Pasir
Penimbangan Gembur (gr/l) Padat (gr/l)
1 1574,68 1692,28
2 1620,07 1708,20
3 1603,39 1722,08
Rata - Rata 1599,38 1707,52
2. Split
Penimbangan Gembur (gr/l) Padat (gr/l)
1 1257,37 1437,14
2 1206,22 1388,49
3 1276,73 1392,95
Rata - Rata 1246,77 1406,19
3. Semen
Penimbangan Gembur (gr/l) Padat (gr/l)
1 997,58 1200,16
2 1002,69 1177,77
3 997,58 1186,83
Rata - Rata 999,28 1188,25
4. Abu Sekam
Penimbangan Gembur (gr/l) Padat (gr/l)
1 165,71 254,27
2 145,42 269,75
3 141,43 284,21
Rata - Rata 150,85 269,41
16
PERCOBAAN AYAKAN
(SIEVE ANALISIS)
1. Maksud
Percobaan ini maksudnya untuk mengetahui susunan butir kerikil atau split dan pasir.
2. Alat-Alat
1. 1 (satu) set ayakan.
2. Timbangan.
3. Oven pengering
3. Cara Singkat
Suatu berat yang kering dari kerikil/split dipindahkan oleh suatu set ayakan untuk
menjelaskan pembagian butir-butir tersebut.
17
• Ayakan ditumpuk di atas sebuah dasar dan bawah dimulai dengan ayakan yang
mempunyai lubang kasa yang halus oleh bahan-bahan yang kasar, karena bahan-bahan
yang kasar ketinggalan dalam ayakan paling atas. Percobaan seluruhnya berjalan terus
menerus dan tiap satu kali ayak lamanya 10 menit.
• Ambil contoh pasir atau kerikil/split yang kering, masing-masing 1 atau 2 kg, lalu
dimasukkan ke dalam ayakan yang ditumpuk seperti disebut di atas, setelah percobaan
selesai dilakukan maka sisa-sisa bahan yang ketinggalan dari tiap-tiap ayakan ditimbang.
• Percobaan ini dilakukan dua atau tiga kali, supaya sedapat-dapatnya menghilangkan
kesalahan-kesalahan.
6. Daftar Ayak
Hasil percobaan ayak ditulis dalam sebuah daftar ayak. Dari harga-harga yang ditimbang
tadi dihitung harga rata-ratanya. Tentukan pula proses yang dapat melalui ayakan.
18
Bentuk daftar percobaan ayak untuk split:
Sisa Ayakan
Diameter Dalam Gram Dalam %
Jumlah
Ayakan Perc 2
Per 1 Sisa %
(mm) Perc 1 Perc 2 (Koreksi Rata-Rata
(Koreksi)
)
7. Diagram Butir
Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas mengenai susunan butir dari pasir dan
kerikil/split maka dibuat suatu gambaran secara grafik yang disebut diagram butir.
19
Diameter Sisa Ayakan Jumlah
Ayakan Dalam Gram Dalam % Sisa %
(mm) Perc 1 Perc 2 Rata-Rata
⌀ 9,52 0 0 0,000 0,0000 0,0000
⌀ 4,75 11,08 8,25 9,665 0,9665 0,9665
⌀ 2,0 62,21 49,14 55,675 5,5675 6,5340
⌀ 0,85 219,73 197,57 208,650 20,8650 27,3990
⌀ 0,425 286,52 288,52 287,515 28,7515 56,1505
⌀ 0,250 192,79 202,89 197,840 19,7840 75,9345
⌀ 0,105 142,98 169,72 156,355 15,6355 91,5700
⌀0 84,69 83,91 84,300 8,4300 -
Jumlah 1000 1000 1000,000 100,0000 258,5545
20
Diameter Sisa Ayakan Jumlah
Ayakan Dalam Gram Dalam % Sisa %
(mm) Perc 1 Perc 2 Rata-Rata
⌀ 38,1 0 0 0,000 0,0000 0,0000
⌀ 25,4 22,82 0 11,425 1,1425 1.1425
⌀ 19,1 120,94 130,02 125,480 12,5480 13,6905
⌀ 9,52 541,57 541,38 541,450 54,1450 67,8355
⌀ 4,76 287,17 306,03 296,595 29,6595 97,4950
⌀ 2,0 12,70 9,84 11,275 1,1275 98,6225
⌀0 14,80 12,73 13,775 1,3775 -
21
Jumlah 1000 1000 1000,000 100,0000 278.7860
RANCANGAN CAMPURAN BETON
(Mix Design)
1. Scope (Pengetahuan)
Rancangan campuran beton adalah rancangan komposisi beton yang dibuat agar
mendapatkan komposisi beton yang ekonomis dan memenuhi syarat kekuatan, ketahanan dan
kelecakan.
Sehingga dari data fc’ = 30 MPa, maka fcr’ = 30 + 8,3 = 38,3 MPa
Dengan data – data penelitian sebagai berikut:
Agregat halus
Berat jenis = 2,51
Modulus kehalusan = 2,59
Penyerapan air (%) = 3,46
Kandungan air (%) = 0,27
Agregat kasar
Berat jenis = 2,34
Berat isi (kg/m3) = 1326,48
Ukuran agregat maks = 18,44 mm ~ 19 mm
Penyerapan air (%) = 7,45
Kandungan air (%) = 2,20
22
Langkah – langkah perhitungan berdasarkan SNI 7656:2012
1. Menentukan nilai slump
Berdasarkan persyaratan, ditentukan slump 75 mm
Dari data:
- Nilai slump = 75 – 100 mm
- Dmax agregat = 19 mm
Maka didapat: Air yang dibutuhkan 205 (kg/m3), Kadar udara 2 %
23
- Dari langkah 3 didapat kebutuhan air 205 (kg/m3)
0,47
- Dari langkah 4 didapat w/c 0,437 X
205 3 35 38,3 40
C¿ =469,107 kg/m
0,437
Dari data:
X
2,59−2,4 x−0,66
= 0,64
2,6−2,4 0,64−0,66
= 848,95 (kg/m3)
24
7. Berat agregat halus yang dibutuhkan by weight
25
MENENTUKAN KADAR AIR
1. Pasir
Berat pasir = 1000 gr
Berat pasir kering (oven) = 977,38 gr
1000−977,38
Kadar air dari pasir = ×100 %
977,38
= 2,31 %
2. Split
Berat split = 1000 gr
Berat split kering (oven) = 978,47 gr
1000−978,47
Kadar air dari split = ×100 %
978,47
= 2,2 %
Tabel Berat Jenis dan Penyerapan
Bahan Bulk Sp. Gr SSDB App SP. Gr Absorption Kadar Air
Pasir 2,42 2,51 2,65 3,46% 2,31%
Split 2,17 2,34 2,60 7,45% 2,20%
Dalam tabel terlihat bahwa pasir dan split yang akan dipakai menunjukkan keadaan
Pasir = Kadar Air < Absoption, berarti kekurangan air
Split = Kadar Air < Absoption, berarti kekurangan air
Perhitungan dalam pelaksanaan (Setelah dikoreksi)
Semen = 469,107 kg/m3
848,95 × ( 2,20−7,45 ) 821,943 × ( 2,31−3,46 )
Air = 205−( )+( )=258,93 kg / m3
100 100
2,20
Split =(1+ ) ×848,95=867,63 kg/m3
100
2,31 3
Pasir = (1+ )× 821,943=840,97 kg/m
100
Perhitungan yang sudah dikoreksi dalam pelaksanaan 1m3 beton terdiri dari:
Semen Pasir Split Air
Berat (kg/m3) 469,107 840,97 867,63 258,93
Rasio 1 1,79 1,85 0,55
26
RANCANGAN CAMPURAN BETON RAMAH LINGKUNGAN
Semen = ( 469,107
2,981 )+(
100
×
2,981 )
1,5 469,107
= 159,7261 m 3
=( ) +(
2,51 )
840,97 1,5 840,97
Pasir × = 340,3395 m 3
2,51 100
=( ) +(
2,34 )
867,63 1,5 867,63
Split × = 376,8499 m 3
2,34 100
=(
1 ) ( 100 1 )
258,93 1,5 258,93
Air + × = 262,8166 m 3
Semen = ( 1139,7322
159,7261
) x 1000 m 3
= 140,1436 m3
=(
1139,7322 )
340,3395
Pasir x 1000 m 3
= 298,6135 m3
=(
1139,7322 )
376,8499
Split x 1000 m 3
= 330,6478 m3
=(
1139,7322 )
262,8166
Air x 1000 m 3
= 230,5951 m3
27
Split = 330,6478 x 2,34 = 772,6767 kg/m3
Air = 230,5951 x 1 = 230,5951 kg/m3
28
RANCANGAN CAMPURAN BETON DAN BAHAN PENGGANTI
SEMEN
29
SLUMP TEST
1. Maksud Percobaan
Percobaan ini merupakan skala petunjuk untuk plastisitas spasi beton
2. Alat - Alat
1. Selubung kerucut Abrams
2. Pelat seng
3. Batang besi diameter 16 mm, panjang 60 cm yang ujungnya bulat.
3. Jelaskan Percobaan
Selubung kerucut Abrams diletakkan di atas pelat seng beton yang telah diaduk
dimasukkan ke dalam selubung itu dalam tiga lapisan yang masing–masing
mempunyai isi yang sama. Tiap – tiap lapis berulang – ulang dicocok 25 kali dengan
batang besi lapisan setelah atas diratakan sama dengan pinggir selubung itu
Setelah menunggu 30 detik dengan perlahan – lahan, selubung kerucut ditarik ke atas
kemudian dipasang di sebelahnya kerucut beton, kerucut akan turun. Harga turunnya
puncak kerucut tadi diukur dengan mistar, turunnya puncak kerucut tadi diberi nama
slump.
Diameter 16 mm
10 cm
Panjang 60 cm
Slump
161 mm
30 cm
20 cm
30
1. Beton Normal
No Pengukuran Slump (mm)
1 161
2 168
3 152
4 159
5 165
Rata - Rata 161
2. Beton Variasi 1
No Pengukuran Slump (mm)
1 184
2 200
3 179
4 187
5 170
Rata - Rata 184
3. Beton Variasi 2
No Pengukuran Slump (mm)
1 168
2 182
3 168
4 150
5 170
Rata - Rata 167,6
4. Beton Variasi 3
No Pengukuran Slump (mm)
1 154
2 175
3 158
4 163
5 160
Rata - Rata 162
5. Beton Variasi 4
No Pengukuran Slump (mm)
1 135
2 128
3 139
4 143
31
5 130
Rata - Rata 135
150 135.00
100
50
0
Normal Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 Balok
Sampel Beton
32
PERCOBAAN UNTUK MENETUKAN KEKUATAN TEKAN
KARAKTERISTIK BETON
1. Maksud Percobaan
Menentukan kekuatan tekan hancur karakteristik beton.
2. Pendahuluan
Pada percobaan tekan, sejumlah benda uji (silinder) : 15 buah dengan ukuran diameter
15 cm dan tinggi 30 cm, dengan kekuatan hancur beton akan menyebar sekitar suatu nilai rata
– rata tertentu. Penyebaran dari hasil pemeriksaan ini akan kecil atau besar tergantung pada
tingkat kesempurnaan dari pelaksanaan. Dengan menganggap nilai dari suatu hasil
pemeriksaan tersebut menyebar normal gauss maka ukuran dari besar kecilnya penyebaran
dari nilai – nilai pemeriksaan tersebut disebut deviasi standar.
Keterangan:
Ss= √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
3. Jalannya Percobaan
Cetakan silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm sebanyak 15 buah dan
balok berukuran (15 × 15 × 60) cm sebanyak 1 buah dibersihkan, kemudian dilapisi
dengan mold oil agar beton tidak melekat pada cetakan setelah mengeras.
Adukan beton (yang diaduk dalam pan besar) dituang ke dalam masing -masing
cetakan, isi mold dengan adukan setinggi 1/3 nya, kemudian adukan yang berada
didalam mold dirojok dengan alat rojok.
33
Isi kembali 1/3 dan 1/3 nya sampai penuh, kemudian ketuk dengan perlahan – lahan sisi
mold agar tidak ada gelembung udara yang terperangkap di dalam mold denga palu.
Ratakan permukaan atas adukan beton
Letakkan cetakan tersebut dibuka, dengan langsung kena sinar matahari selama 24 jam
dan juga di tempat yang bebas tulis tanggal pengecoran.
Keesokan harinya letakkan, lalu dibuka, lalu benda uji direndam dalam air (28 hari)
Contoh di test pada umur 1 hari, 14 hari, atau 28 hari. Jika akan dites, maka
sebelumnya dikeluarkan terlebih dahulu contoh dari air dan letakkan pada udara
terbuka.
Sebelum dilakukan tekan, masing – masing benda uji ditimbang beratnya terlebih
dahulu, kemudian di capping.
Masing – masing silinder benda uji (15 buah) ditest tekan pada sisi yang rata dan
dicatat dengan alat compression testing machine.
4. Hasil Percobaan
Volume benda uji = (1/4 𝜋 × 1502×300) mm3
= 5301437,69
= 5.30 × 10−3 m3
Luas penampang yang ditekan = 1/4 𝜋 × (150)2 mm2
= 1761,46 mm2
Kekuatan tekan hancur benda uji = Beban (N)
Luas penampang (mm2)
Menghitung berat jenis beton
Berat silinder beton normal rata – rata
=1/3 × (12 + 12,1 + 12,3)
= 1/3 ×36,4
= 12,13 kg
Berat silinder beton variasi 1 rata – rata
=1/3 × (12,3 + 12,1 + 13)
= 1/3 × 37,4
= 12,46 kg
34
Berat silinder beton variasi 2 rata – rata
=1/3 × (12+ 12 + 12)
= 1/3 × 36
= 12 kg
Berat silinder beton variasi 3 rata – rata
=1/3 × (11,9 + 11,8 + 12,1)
= 1/3 × 35,8
= 11,93 kg
Berat silinder beton variasi 4 rata – rata
=1/3 × (11,9 + 11,9 + 11,8)
= 1/3 × 35,6
= 11,86 kg
12,13
Berat jenis beton normal = −3 = 2288,248 kg/m
3
5.301×10
12,46
Berat jenis beton variasi 1 = −3 = 2350,500 kg/m
3
5.301×10
12
Berat jenis beton variasi 2 = = 2263,724 kg/m3
5.301×10−3
11,93
Berat jenis beton variasi 3 = −3 = 2250,519 kg/m
3
5.301×10
11,86
Berat jenis beton variasi 4 = = 2237,314 kg/m3
5.301×10−3
35
Perbandingan Berat Jenis Beton
2400
2350.500
Berat Jenis (kg/m3)
2350
2300 2288.248
2263.724 2250.519
2250 2237.314
2200
Normal Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4
Sampel Beton
36
HASIL PERCOBAAN MENENTUKAN KEKUATAN TEKAN BETON
Beton Normal
1
Volume silinder beton = ( 𝜋 × 152 ×
No
Tanggal Tanggal Umur
Perbandingan Campuran w/c
Slump Berat Beban
Fci’ (MPa)
4
Cor Test (Hari) (mm) (kg) (kN) 30)
1 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,79 : 1,85 0,55 161 12 307,5 17,40 = 5301,44 cm3
2 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,79 : 1,85 0,55 161 12,1 300 16,98
= 5,301 x 10-3 m3
3 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,79 : 1,85 0,55 161 12,3 277,5 15,70
1
Beton Variasi 1 Luas = 𝜋 × (150)2 mm2
4
Tanggal Tanggal Umur Slump Berat Beban = 17,671 mm2
No Perbandingan Campuran w/c Fci’ (MPa)
Cor Test (Hari) (mm) (kg) (kN) Berat beton normal rata rata = 12,13 kg
1 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,84 : 1,95 : 0,002 0,57 184 12,3 232,5 13,16
2 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,84 : 1,95 : 0,002 0,57 184 12,1 285 16,13 Berat beton variasi 1 rata rata = 12,46 kg
3 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,84 : 1,95 : 0,002 0,57 184 12 270 15,28
Beton Variasi 2 Berat beton variasi 2 rata rata = 12 kg
Tanggal Tanggal Umur Slump Berat Beban Berat beton variasi 3 rata rata = 11,93 kg
No Perbandingan Campuran w/c Fci’ (MPa)
Cor Test (Hari) (mm) (kg) (kN)
1 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,89 : 1,95 : 0,004 0,58 168 12 187,5 10,61 Berat beton variasi 4 rata rata = 11,86 kg
2 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,89 : 1,95 : 0,004 0,58 168 12 210 11,88
BJ beton normal =
3 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,89 : 1,95 : 0,004 0,58 168 12 195 11,03
berat 12,13
Beton Variasi 3 =
volume 5,301 x 10−3
Tanggal Tanggal Umur Slump Berat Beban = 288,248 kg/m3
No Perbandingan Campuran w/c Fci’ (MPa)
Cor Test (Hari) (mm) (kg) (kN) BJ beton variasi 1=
1 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,94 : 2,00 : 0,006 0,60 162 11,9 165 9,34
berat 12,46
2 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,94 : 2,00 : 0,006 0,60 162 11,8 240 13,58 =
3 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,94 : 2,00 : 0,006 0,60 162 12,1 180 10,19 volume 5,301 x 10−3
Beton Variasi 4 = 2350,500 kg/m3
BJ beton variasi 2=
Tanggal Tanggal Umur Slump Berat Beban berat 12
No Perbandingan Campuran w/c Fci’ (MPa) =
Cor Test (Hari) (mm) (kg) (kN)
1 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,99 : 2,06 : 0,008 0,61 135 11,9 180 10,19
volume 5,301 x 10−3
2 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,99 : 2,06 : 0,008 0,61 135 11,8 180 10,19 = 2263,724 kg/m3
3 24/11/22 22/12/22 28 1 : 1,99 : 2,06 : 0,008 0,61 135 12,1 157,5 8,91 BJ beton variasi 3=
berat 11,93
=
volume 5,301 x 10−3
37
1. Beton Normal
Statical Analysis
No Fci’ (MPa) (fci-fcr) (MPa) (fci-fcr)2 (MPa)2
1 17,40 0,71 0,50
2 16,98 0,28 0,08
3 15,70 -0,99 0,98
∑ 50,08 - 1,56
∑fci 50,08
F’cr = N = 3 =16,69 MPa
Ss =
√
∑ (fci ' −fcr ' )2
N−1 √= 1,56 = 0,88 MPa
2
0,88
= 16,69 ×100 %
= 5,29 %
Kesimpulan Beton Normal
Kekuatan tekan beton karaktersitik (fc’) yang dicapai dalam percobaan ini fc’ =
15,08 MPa, maka mutu f’c 30 MPa tidak tercapai.
Standar deviasi yang didapatkan 0,89MPa.
Koefisien variasi yang didapatkan 5,29%, berdasarkan kualifikasi pelaksanaan
menurut ACI untuk variasi suatu pekerjaan di laboratorium (≥5%) berarti hasil
yang diperoleh adalah buruk. Berarti beton yang dibuat dalam percobaan
mempunyai klasifikasi pelaksanaan yang buruk.
Kualifikasi menurut ACI (American Concrete Institute) Koefisien variasi tebal (%).
Baik Sangat
Dilaboratorium Baik Cukup Buruk
Sekali Baik
38
<2% 2%-3% 3%-4% 4%-5% ≥5%
2. Beton Variasi 1
Statical Analysis
No Fci’ (MPa) (fci-fcr) (MPa) (fci-fcr)2 (MPa)2
1 13,16 -1,70 2,88
2 16,13 1,27 1,62
3 15,28 0,42 0,18
∑ 44,56 - 4,68
∑fci 44,56
F’cr = N = 3 =14,85 MPa
√ √
' 2
4,68
Ss = ∑ (fci −fcr ' ) = = 1,53 MPa
N−1 2
1,53
= 14,85 x 100 %
= 10,30 %
Kesimpulan Beton Variasi 1
Kekuatan tekan beton karaktersitik (f’c) yang dicapai dalam percobaan ini fc’ =
12,07 MPa.
Standar deviasi yang didapatkan 1,53 MPa.
Koefisien variasi yang didapatkan 10,30%, berdasarkan kualifikasi pelaksanaan
menurut ACI untuk variasi suatu pekerjaan di laboratorium (≥5%) berarti hasil
yang diperoleh adalah buruk. Berarti beton yang dibuat dalam percobaan
mempunyai klasifikasi pelaksanaan yang buruk.
Kualifikasi menurut ACI (American Concrete Institute) Koefisien variasi tebal (%).
39
Sekali Baik
<2% 2%-3% 3%-4% 4%-5% ≥5%
3. Beton Variasi 2
Statical Analysis
No Fci’ (MPa) (fci-fcr) (MPa) (fci-fcr)2 (MPa)2
1 10,61 -0,57 0,32
2 11,88 0,71 0,50
3 11,03 -0,14 0,02
∑ 33,53 - 0,84
∑fci 33,53
F’cr = N = 3 =11,18 MPa
√ √
' 2
Ss = ∑ (fci −fcr ' ) = 0,84 = 0,65 MPa
N−1 2
0,65
= 11,18 x 100 %
= 5,80 %
Kesimpulan Beton Variasi 2
Kekuatan tekan beton karaktersitik (f’c) yang dicapai dalam percobaan ini fc’ =
9,99 MPa.
Standar deviasi yang didapatkan 0,65 MPa.
Koefisien variasi yang didapatkan 5,80%, berdasarkan kualifikasi pelaksanaan
menurut ACI untuk variasi suatu pekerjaan di laboratorium (≥5%) berarti hasil
yang diperoleh adalah buruk. Berarti beton yang dibuat dalam percobaan
mempunyai klasifikasi pelaksanaan yang buruk.
Kualifikasi menurut ACI (American Concrete Institute) Koefisien variasi tebal (%).
40
Baik Sangat
Dilaboratorium Baik Cukup Buruk
Sekali Baik
<2% 2%-3% 3%-4% 4%-5% ≥5%
4. Beton Variasi 3
Statical Analysis
No Fci’ (MPa) (fci-fcr) (MPa) (fci-fcr)2 (MPa)2
1 9,34 -1,70 2,88
2 13,58 2,55 6,48
3 10,19 -0,85 0,72
∑ 33,10 - 10,09
∑fci 33,10
F’cr = N = 3 =11,03 MPa
√ √
' 2
Ss = ∑ (fci −fcr ' ) = 10,09 = 2,25 MPa
N−1 2
2,25
= 11,03 x 100 %
= 20,35 %
Kesimpulan Beton Variasi 3
Kekuatan tekan beton karaktersitik (f’c) yang dicapai dalam percobaan ini fc’ =
11,03 MPa.
Standar deviasi yang didapatkan 2,25 MPa.
Koefisien variasi yang didapatkan 20,35%, berdasarkan kualifikasi pelaksanaan
menurut ACI untuk variasi suatu pekerjaan di laboratorium (≥5%) berarti hasil
yang diperoleh adalah buruk. Berarti beton yang dibuat dalam percobaan
mempunyai klasifikasi pelaksanaan yang buruk.
Kualifikasi menurut ACI (American Concrete Institute) Koefisien variasi tebal (%).
41
Baik Sangat
Dilaboratorium Baik Cukup Buruk
Sekali Baik
<2% 2%-3% 3%-4% 4%-5% ≥5%
5. Beton Variasi 4
Statical Analysis
No Fci’ (MPa) (fci-fcr) (MPa) (fci-fcr)2 (MPa)2
1 10,19 0,42 0,18
2 10,19 0,42 0,18
3 8,91 -0,85 0,72
∑ 29,28 - 1,08
∑fci 29,28
F’cr = N = 3 =9,76 MPa
√ √
' 2
Ss = ∑ (fci −fcr ' ) = 1,08 = 0,74 MPa
N−1 2
0,76
= 9,76 x 100 %
= 7,53 %
Kesimpulan Beton Variasi 4
Kekuatan tekan beton karaktersitik (f’c) yang dicapai dalam percobaan ini fc’ =
9,76 MPa.
Standar deviasi yang didapatkan 0,74 MPa.
Koefisien variasi yang didapatkan 7,53%, berdasarkan kualifikasi pelaksanaan
menurut ACI untuk variasi suatu pekerjaan di laboratorium (≥5%) berarti hasil
yang diperoleh adalah buruk. Berarti beton yang dibuat dalam percobaan
mempunyai klasifikasi pelaksanaan yang buruk.
Kualifikasi menurut ACI (American Concrete Institute) Koefisien variasi tebal (%).
42
Baik Sangat
Dilaboratorium Baik Cukup Buruk
Sekali Baik
<2% 2%-3% 3%-4% 4%-5% ≥5%
20
15.08
15
fc' (MPa)
12.07
9.99
10 8.42
6.94
5
0
Normal Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4
Sampel Beton
1. Maksud Percobaan
Cara ini adalah menentukan flexural strength dari beton menggunakan balok dengan
ketika diberi pembebanan
43
2. Alat-Alat
3. Contoh Percobaan
Balok beton dimana pandangan 3x dalamnya (tinggi, sisi – sisi, dan contoh tersebut harus
siku dengan bagian atas dan bawah dari balok tersebut)
4. Cara Kerja
Balok beton diletakkan diatas landasan, seperti gambar dibawah, lalu dibebani dan
dilakukan pembebanan
d = L/3
6. Perhitungan
a. Jika pecahan timbul retak tengah sepertiga panjang pentang, menghitung modulus of
repture sebagai berikut
44
P×L
R= 2
b×d
Keterangan :
R : Modulus of Rupture (kg/cm3)
P : Beban maksimum (kg)
L : Panjang bentang (cm)
d : Dalam (tinggi) rata – rata dari balok beton (cm)
b : Lebar rata – rata dari balok beton (cm)
b. Jika pecah timbul di luar tengah seperti panjang bentang, tidak lebih dari 5% dari
panjang beton, menghitung modulus of repture sebagai berikut
3 × Pa
R= 2
b ×d
Keterangan:
a : Jarak antara garis pecah dan terdekat dihitung sepanjang garis tengah
permukaan bawah
c. Jika pecahan di luar tengah segitiga panjang bentang melebihi 5 % dari panjang
bentang, percobaan diulang
7. Hasil Percobaan
1. Umur contoh balok = 28 hari
2. Panjang bentang = 45 cm
59,8+59,7+59,9+59,7+59,9
3. Panjang rata – rata balok =
5
= 59,8 cm
15,4+15,1+15,1+15,1+15,1
4. Tinggi rata – rata balok =
5
= 15,16 cm
14,8+14,8+14,8+14,8+14,8
5. Lebar rata – rata balok =
5
= 14,8 cm
Patahan yang terjadi seperti pada gambar, yakni di tengah sepertiga bentang:
45
Tampak Atas Tampak Samping
15,16 cm
14,80 cm
28 cm
45 cm
59,80 cm
46
2. Alat-Alat
Pemotong baja elektrik.
Unit peralatan bending test.
Jangka sorong.
Timbangan.
3. Jalannya Percobaan
1. Diambil sebatang baja (contoh percobaan), lalu diukur diameternya dengan jangka
sorong sebanyak 10 kali di tempat yang berlainan, kemudian diperoleh nilai rata-
ratanya (⌀).
2. Timbang berat baja tulang yang ada.
3. Potong baja sepanjang 40 cm.
4. Letakkan baja potongan tersebut pada cold bending machine, atau perletakan sebesar
diameter bender kurang lebih 2x diameter baja.
5. Bender yang dipakai berdiameter kurang lebih 2x diameter baja.
6. Bebani bender sampai baja menekuk 180°.
7. Permukaan dari lengkungan luar diperhatikan/diperiksa dengan loope apakah terjadi
retakan atau tidak.
4. Hasil Percobaan
1) 24,3 mm 6) 24,2 mm
2) 24,2 mm 7) 24,4 mm
3) 24,3 mm 8) 24,4 mm
4) 24,1 mm 9) 24,3 mm
5) 24,2 mm 10) 24,3 mm
24,3+24,2+24,3+24,1+24,2+24,2+24,4++24,4 +24,3+24,3
⌀ Visual =
10
= 24,27 mm
berat 3,532
⌀ Efektif = 12,736 √ b b= = = 3,50 kg/m
panjang 1
= 12,736 √ 3,50
47
= 23,83 mm = 2,383 cm
⌀ Bender = 2 x ⌀ Baja Aktual
= 2 x 23,83
= 47,66 mm
Panjang Perletakan (lo) = ( 2 x ⌀ Aktual ) + ⌀ Bender
= ( 2 x 23,83 ) + 47,66
= 95,32 mm
5. Kesimpulan
Baja tersebut dapat ditekuk mendekati 180°, dan tidak terdapat retak-retak pada bagian
luar baja. Jadi baja (contoh percobaan) dalam keadaan baik.
1. Maksud Percobaan
Mengetahui sifat dari baja terhadap tegangan tarik, yang bisa kita gambarkan
hubungannya dalam satu grafik σ – ε.
48
2. Alat-Alat
a. Universal testing machine.
b. Jangka sorong.
c. Meteran.
d. Kikir.
e. Potongan baja listrik.
f. Contoh batang baja yang akan di test.
g. Timbangan.
3. Jalannya Percobaan
- Ambil sebatang baja tulangan, ditimbang.
- Ukur diameternya dengan jangka sorong sebanyak 10 kali diameter dan ukur
panjangnya (l)
- Potong baja sepanjang 30 cm (sebagai pegangan) ± 7 ⌀ diberi tanda dengan kikir.
15 cm ⌀ 5⌀ ⌀ 15 cm
L1
L2
- Potongan baja dipotong pada testing machine dengan pegangan atas dan bawah masing-
masing 15 cm.
- Bebani baja dengan gaya yang semakin besar sampai baja putus sambil mengamati
besarnya beban pada saat :
Baja jadi meleleh.
Baja mencapai tegangan maksimum.
Baja mencapai tegangan putus.
49
4. Teori Singkat
Apabila baja diberi pembebanan gaya tarik, baja akan mengalami perpanjangan dimana
hubungan antara beban (P) dan pertambahan panjang (ΔL) dapat digambar grafik hubungan P
- (ΔL) sebagai berikut :
Keterangan :
P = gaya aksial
L = panjang bentang
ΔL = pertambahan panjang
A = luas penampang
E = modulus elasticity
50
b. Zone of General yielding (A-B)
Bagian A-B dan diagram disebut daerah ukur (yield). Pertambahan panjang bahan tidak
disebabkan bertambahnya beban (P konstan).
51
Dalam menggambar grafik σ – ε, harga ε adalah sebagai berikut :
εn dinyatakan dalam %
Dalam Plastis
Keterangan :
P = gaya yang bekerja (kg)
Ao = luas penampang baja mula-mula (mm2 )
An = luas sesungguhnya dari titik n (didapat dari grafik hubungan linier Pn-An)
E = modulus elastis baja 2,1 x 104 kg / mm2
σn = tegangan plastis baja relatif terhadap εdp 5
σn true = tegangan plastis baja sesungguhnya
εn true = regangan plastis baja sesungguhnya
ε’n true= jumlah regangan plastis dan elastis baja sesungguhnya
εn = regangan plastis baja relatif terhadap εdp 5
εp = regangan putus baja sesungguhnya
5. Hasil Percobaan
Batang baja dengan panjang = 1,01 cm
Berat = 3,532 kg
Berat baja persatuan panjang = 3,528 kg/m
Diameter baja rata-rata visual
52
24,3+24,2+24,3+24,1+24,2+24,2+24,4++24,4 +24,3+24,3
=
10
= 24,27 mm
⌀ Efektif = 12,736 √ b
= 12,736 √ 3,50
= 23,83 mm = 2,383 cm
Panjang batang baja yang akan di test = ( 30 + 7 ⌀ cm )
= ( 30 + 7 x 2,383 )
= 46,68 cm
Pada saat yield besarnya gaya tarik = 195,1 kN = 19510 kgf
Pyield 19510
σ yield = = = 43,744 kg/mm2
Ao 1/4 × π ¿ ¿
53
6. Perhitungan
Daerah Elastis
Hubungan antara tegangan dan regangan yang bersifat linear maka berlaku hukum Hooke
P×L ΔL P I σ
ΔL = = × ε= σ =ε × E
E× A L A E E
Py = 19510 kgf
p 19510
σ = = = 43,7441 kg/mm2
Ao 446,003
σ 43,7441
ε = = 4 x 100% = 0,2083 %
E 2,1 x 10
Daerah Plastis
1) P maks = 25160 kgf P putus = 21940 kgf
Amax Pmax
2) Mencari An saat maks =
Aputus Pputus
Pmax
Amax ¿ Aputus × A putus = 1/4𝜋 (19,3)2 = 292,553 mm2
Pputus
25160
= 292,553 ×
21940
= 335,489 mm2
Pmax 25160
3) σn true max = = = 74,995 kg/mm2
Anmax 335,489
Pputus 21940
σn true putus = = = 74,995 kg/mm2
Anputus 292,553
Ao 446,003
4) εn true max = −1 = −1 = 0,329
Anmax 335,489
Ao 446,003
εn true putus = −1= −1 = 0,525
Anputus 292,553
σ n true max
5) ε’n true max = εn true max+
E
74,995 kg /mm2
= 0 , 329+ 4 2
2,1× 10 kg/m m
= 0,333
σ n true putus
ε’n true putus = εn true putus+
E
54
2
74,995 kg /mm
= 0 , 525+ 4 2
2,1× 10 kg/m m
= 0,529
ε n true max
6. εn true max (%) =( ) x ε dp 5
ε p true
0 ,329
= ×2 8,745 %
0 ,525
= 18,01 %
ε n true putus
εn true putus (%) = ( )x ε dp 5
ε p true
0 ,525
= ×2 8,745 %
0 ,525
= 2 8,75%
ε n true max
7. ε’n true max (%) =( ) x ε dp 5
ε p true
0 ,333
= ×2 8,745 %
0 ,525
= 18,23 %
ε n true putus
ε’n true putus (%) =( )x ε dp 5
ε p true
0 ,529
= ×2 8,745 %
0 ,525
= 29,51 %
Pn 25160 2
8. σ n max= = =56,412 kg /mm
Ao 446,003
Pn 21940
σ n putus= = = 49,192 kg /mm2
Ao 446,003
55
Tabel perhitungan σ - ε (Daerah Elastis)
P (kg)
σ = P/Ao ε = σ/E Keterangan
(kg /mm2) (%)
0 0 0 Titik awal
2000 4,4843 0,0214
4000 8,9685 0,0427
6000 13,4528 0,0641
8000 17,9371 0,0854
10000 22,4214 0,1068
12000 26,9056 0,1281
14000 31,3899 0,1495
16000 40,3585 0,1708
18000 40,3585 0,1922
19510 43,7441 0,2083 Yield
56
Tabel 8.14.1
Mutu Baja Tulangan
7. Kesimpulan
Hasil dari percobaan tarik baja ini, regangan sebesar 0.2083 % yang diakibatkan oleh
tegangan leleh sebesar 43,7441 kg/mm2. Menurut PBBI Tabel 3.7.1 , rentang mutu baja
tulangan baja tersebut digolongkan mutu baja U-48 dengan sebutan Baja
57
Grafik Hubungan Pn-An
Skala Vertikal 1: 571.43 kg
27000 2 Yield = Ao = 446.003 mm2
Skala Horizontal 1: 6.6 mm
Max = Amax = 335.489 mm2
Putus = Aputus = 292.553 mm2
Pmax Pmax
Anmax = × Aputus
Pputus
[Y VALUE] kg 25160
= ×292.553
25000 21940
[Y VALUE] kg
23000
Pputus
[Y VALUE] kg
[Y VALUE] kg
Pn (kg)
21000
Pyield [Y VALUE] kg
[Y VALUE] kg
19000
17000
An (mm¿ ¿2) ¿
An (mm^2)
58
59
60