PL I
PENGUJIAN KOMPOSISI PASIR CETAK
B. Fungsi
Fungsi air adalah sebagai aktivator yaitu air befungsi sebagai aktivator daya ikat
bentonite, sehingga dapat digunakan untuk mengikat pasir cetak.
Standar kadar air yaitu berkisar 1,5 - 8%. Jika kadar air dibawah 1,5% maka daya
ikat bentonite kurang untuk mengikat butiran pasir. Sedangkan apabila kadar air diatas
8% maka bentonite akan terlalu encer (berbentuk pasta), sehingga daya ikatnya
berkurang. (Heine, 1976,p.88).
e. Kelembaban Udara
Tingkat kelembapan udara juga berpengaruh terhadap pengujian kadar air pasir
cetak, karena pada saat pengujian dapat dipastikan terdapat udara didalam alat moisture
analyser yang dipanaskan. Semakin tinggi kelembapan udara, semakin banyak uap air
yang terkandung didalam udara lingkungan, sehingga banyak uap air yang dipanaskan.
f. Tekanan Udara
Semakin tinggi tekanan udara maka tekanan pada molekul disekitarnya berkurang,
sehingga dapat bergerak dan laju penguapan cepat, sebaliknya jika tekanan udara rendah
maka molekul udara disekitar lebih cepat sehingga penguapannya lambat.
2. Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk mengukur berat pasir cetak sebelum dan sesudah diukur
kandungan kadar airnya , Berikut spesifikasinya :
Merk : Melter
Frekuensi : 50-60 Hz
Type : PJ 3000
Voltase :100-120V 80mA /200-240V 45Ma
Beban Maksimal : 2100 gram
Dimensi (PxLxT) : 31x29x6 (cm)
3. Cawan
Alat ini digunakan untuk wadah spesimen yang akan di masukan pada moisture
analyzer. Spesifikasi:
Tipe Produk : Weighing dish
Diameter : 90mm
Kapasitas : 80ml
Keterangan :
• Kadar pengikat : Jumlah persentase pengikat yang terdapat pada pasir cetak;
• Berat awal : Berat pasir cetak yang sudah bercampur dengan pengikat dan air
(gram).
• Berat akhir : Berat pasir cetak yang kadar bentonite dihilangkan dengan NaOH
dan dikeringkan sehingga kadar air dan bentonite yang
terkandung nol (gram).
(Sumber: Surdia dan Kenji, 1964, p.101)
Tabel 1.3
Macam-macam pengikat
Berdasarkan jenisnya, Secara umum pengikat dibedakan ke dalam 2 jenis yaitu lempung
dan semen. Pada proses pengecoran logam ada dua buah tipe lempung yang digunakan,
kaolinites atau fireclay dan montmorillonites atau bentonite. Lempung-lempung bentonite
adalah “western atau sodium bentonite” dan “southern atau kalsium bentonite”. Tiap tipe
dari lempung tersebut memiliki sifat - sifat spesifik yang membuatnya berguna bagi
pengecor. Juga biasanya kombinasi dari masing - masing tipe pengikat ini digunakan
bersamaan untuk mencapai properti (sifat - sifat) terbaik gabungan dari tiap - tiap pengikat.
1. Fireclay
Fireclay secara alami dapat ditemukan pada ikatan pasir cetak. Dia kadang
digunakan pada pasir cetak jenis compound (yang telah dicampur) untuk menghasilkan
kekuatan tekan kering yang tinggi atau untuk membuat pasir cetak lebih sensitif terhadap
beragam tingkat kandungan kelembaban. Campuran dari fireclay dan westernbentonite
dapat mencapai kekuatan tekan kering lebih dari 200 psi. Fireclay hanya memiliki 1/3
hingga 1/5 kekuatan ikatan lempung dari bentonite. Dia juga membutuhkan air lebih
banyak. Sebuah campuran fireclay biasanya terkandung kira - kira 12 % hingga 15 % dari
berat lempung dengan 5 % hingga 8 % air. Untuk kekuatan maksimum yang didapatkan
fireclay memiliki titik lebur pada 3100°F. (Chastain 2004, p.145)
2. Bentonite
Bentonite yang mengikat pasir cetak biasanya memiliki kandungan berkisar antara
3% hingga 6% dari lempung dengan 21/2 % hingga 4% air.
A. Western Bentonite
Adalah lempung yang mengembang. Dia mengembang sekitar 10 hingga 20 kali
dari volume aslinya. Dia juga memiliki kekuatan tekan panas yang dapat mencegah
cutting dan erosi pada cetakan saat logam cair melewatinya. Western bentonite
memiliki kekuatan tekan panas sekitar 80 psi. Campuran western bentonite memiliki
flow ability yang lebih rendah atau dengan kata lain lebih lengket dan kaku daripada
pasir cetak dengan lempung southern bentonite. Pasir cetak harus diletakkan dengan
hati-hai agar tidak terjadi green deformation (rubbery). Pola lebih mudah dilepas
(angkat) pada pasir cetak berpengikat western bentonite. Western bentonite memiliki
sebuah kecenderungan untuk berbentuk clay balls. Titik lebur dari western bentonite
berkisar 2100°F hingga 2450°F. (Chastain 2004, p.145).
B. Southern Bentonite
Southern bentonite member memiliki flow ability yang tinggi terhadap pasir
cetak. Dia memiliki kemampuan tekan kering lebih tinggi dari western bentonite.
Tetapi kemampuan tekan panasnya hanya berkisar 40 psi. Kemampuan tekan panas
yang lebih rendah mengurangi retakan panas pada benda coran yang sudah dingin.
Southern bentonite lebih mudah untuk berpisah. Pemisahan dan pembersihan dari
cetakan lebih mudah daripada western bentonite. Titik lebur dari southern bentonite
adalah 1800°F. (Chastain 2004, p.145).
2. Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk mengukur berat pasir sebelum dan sesudah
dikeringkan. (Untuk spesifikasi dan gambar dapat dilihat pada gambar 1.2 dan
penjelasannya).
3. Panci
Digunakan sebagai wadah tempat kita akan menghilangkan lempung pada pasir
dan untuk mengeringkan pasir pada kompor listrik. Dengan spesifikasi :
Bahan : Alumunium
Berat : 400 g
Diameter : 25 cm
Tinggi : 14 cm
Tebal : 1 mm
4. Gelas Ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur jumlah larutan yang akan ditambahkan pada
pasir cetak. Dengan spesifikasi :
Kapasitas : 250 ml
Tinggi : 32 cm
Diameter : 4 cm
Tebal : 1,5 mm
Bahan : Glass
Komposisi kimia pasir yang cocok sangat diperlukan pada saat melakukan pengecoran
logam. Hal ini dikarenakan pada saat butiran pasir bersentuhan dengan logam cair terjadi
peristiwa kimia dan fisika akibat tingginya temperatur.
Bagian - bagian utama pasir ini adalah SiO2 pasir rata - rata lebih dari 90 %. Disamping
SiO2, komponen senyawa kimia lainnya seperti Al 2O3, Ti, O2, MgO, dan CaO juga kadang
dapat ditemukan dalam kandungan pasir. Disamping kandungan oksida pada pasir juga
ditemui logam bebas, karbon, dan senyawa alkali lainnya.
A. Pasir alami
Pasir alami adalah yang pertama kali digunakan dengan pengembangan industri
pengecoran, hal ini dikarenakan persiapan, penanganan dan penggunaan yang sederhana.
Pada pasir cetak alami dibedakan menjadi pasir yang dapat langsung digunakan dan tidak
dapat langsung digunakan. Pasir yang dapat langsung digunakan secara alamiah sudah
memiliki sifat adhesi yang kuat dan memiliki kadar pengikat yang cukup. Adhesi pada
pasir ini mengakibatkan gaya tarik menarik antar molekul yang berbeda. Contohnya
adalah pasir gunung. Pasir cetak yang tidak dapat langsung digunakan dikarenakan
kurangnya sifat adhesi untuk mengikat molekul yang berbeda. Contohnya adalah pasir
pantai, sungai, danau dan silika alami. (Surdia dan Chijiwa 1975.p110)
B. Pasir Buatan
Pasir buatan banyak digunakan karena memiliki keuntungan biaya lebih rendah
dalam jumlah yang besar, ketersediaan yang banyak dan memungkinkan reklamasi serta
pasir dapat digunakan kembali, Beberapa contoh dari pasir cetak buatan adalah pasir
silika buatan, chromit, dan zircon.
Distribusi butir sempit akan memberikan permeabilitas yang lebih tinggi. Dan
sebaliknya distribusi ukuran butir berpengaruh juga pada kekuatan cetakan. Beda butiran
yang diinginkan adalah sedemikian sehingga 2/3 dari butiran pasir mempunyai ukuran-
ukuran mesh yang berikutnya. Jadi lebih baik tidak mempunyai besar butir yang seragam
jika ingin kekuatannya tinggi (Surdia dan Chijiwa 1987:111).
Tabel 1.6
Tabel Skala Sleeve (ayakan)
Mesh digunakan untuk menentukan distribusi besar butir pada pasir. Istilah mesh dalam
pengukutan ayakan berarti jumlah lubang per satuan panjang (inch). Mesh berfungsi untuk
memisahkan pasir berdasarkan besarnya, sesuai standar AFS (American Foundry Society).
Tabel 1.7 menunjukkan contoh perhitungan distribusi AFS number.
Tabel 1.7
Contoh perhitungan distribusi AFS number
Tabel 1.7 menunjukkan contoh perhitungan distribusi AFS number yang dapat dicari
dengan rumus berikut:
Total Produk Σ(Wi x Mi)
AFSn = = ......................................................................(1-4)
Total Persent Retained Σ Wi
Keterangan:
• AFSn : Nomor Kehalusan Butir Pasir Cetak Standard AFS
• Wi: Berat Pasir Pada Ayakan Ke-i
• Mi : Pelipat Dari Tabel
(Sumber : Jain, 1976, p.)
Distribusi pasir cetak dari AFS Number untuk ukuran 50 + 1 akan melewati 100 % mesh
berukuran 40, akan melewati 95 % mesh berukuran 50 dan sisanya akan melewati mesh
ukuran 70 dan 100.
Tabel 1.9
Temperatur penuangan berbagai macam logam
]
Gambar 1.10 Mesin pengguncang rotap
Sumber : Laboratorium Pengecoran Logam Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya
2. Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk mengukur berat pasir cetak. Bisa dilihat pada gambar 1.2
3. Cawan
Alat ini digunakan untuk menampung pasir silika. Bisa dilihat pada gambar 1.3