Anda di halaman 1dari 23

BAB III

PENGUJIAN MATERIAL PASIR

3.1. Pengujian Material Pasir


a. Kelembaban Pasir
Kelembaban adalah rasio berat air didalam pori-pori pasir terhadap butiran air.
Bisa juga disebut sebagai tingkat kebasahan pasir. Untuk lebih mudah mendalami
kelembaban mungkin bisa kita asumsikan jika pasir itu dalam keadaan basah, bisa
disimpulkan pasir tersebut memiliki tingkat kelembaban yang tinggi.

b. Berat Jenis Pasir


Berat jenis suatu agregat merupakan perbandingan berat dari suatu satuan
volume bahan terhadap berat jenis air dengan dengan volume yang sama pada suhu
tertentu Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis jenuh permukaan
serta penyerapan dari agregat itu sendiri. Berat jenis yang telah diketahui
digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat, dimana dari berat
jenis tersebut dapat ditentukan berat jenis beton sehingga dapat pula ditentukan
banyaknya campuran agregat yang digunakan dalam campuran beton.

c. Air Resapan Air


Kadar air resapan pasir adalah peningkatan massa pasir akibat air menembus ke
dalam pori-pori partikel, selama jangka waktu yang ditentukan, tetapi tidak
termasuk air ada permukaan luar dari partikel. Proses penyerapan air pada bahan
sangat berpengaruh terhadap waktu untuk beton mengeras. Masing-masing bahan
campuran beton memiliki tingkat resapan yang berbeda-beda tergantung jumlah
rongga udara yang terjadi.

19
d. Berat Volume Pasir
Berat volume pasir ditinjau dalam dua keadaan, yaitu berat volume saat
keadaan lepas dan berat volume saat keadaan padat. Berat volume saat lepas
merupakan perbandingan berat agregat dengan volume saat dimasukan tanpa diberi
pengaruh luar apapun (dipadatkan), sedangkan berat volume saat keadaan padat
adalah perbandingan berat agregat dengan volume literan diberi pengaruh luar
(dipadatkan).

e. Test Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik


Organik berarti berkaitan dengan zat yang berasal dari makhluk hidup,
berhubungan dengan organisme hidup. Sehingga maksud dari praktikum
kebersihan pasir terhadap bahan organik adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya
bahan organik yang terkandung dalam pasir sebagai bahan penyusun beton. Karena
kadar organik yang terlalu banyak akan menyebabkan kerusakan dan dapat
mempengaruhi kualitas beton sehingga bangunan tidak mampu bertahan lama.
Semakin tinggi kadar bahan organic, maka semakin buruk pula kualitas beton yang
dihasilkan. Sebaliknya, semakin rendah kadar bahan organic yang terkandung
dalam pasir, maka semakin bagus lualitas beton yang akan dihasilkan.

f. Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pengendapan)


Test kebersihan pasir terhadap lumpur (pengendapan) harus dipertimbangkan,
maksudnya adalah tidak boleh ada benda asing selain material tersebut dalam
beton. Adanya benda asing lain inilah yang menyebabkan kekuatan beton menjadi
berkurang. Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,075 mikron atau lebih.
Lumpur yang terdapat pada permukaan agregat dapat mengganggu ikatan antara
agregat dengan pasta semen. Karena ikatan ini sangat penting dalam adukan beton,
maka dapat berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton. Jika dalam
agregat mengandung banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga
keperluan air untuk membasahi semua permukaan butiran dalam campuran

20
meningkat. Ini mengakibatkan kekuatan dan ketahanan beton dapat menurun.
Pengujian ini menggunakan larutan NaOH.

g. Test Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pencucian)


Test kebersihan pasir terhadap lumpur (pencucian) dilakukan setelah test
kebersihan pasir terhadap lumpur (pengendapan) agar pasir lebih bersih. Karena
kebersihan pasir terhadap lumpur sangat berpengaruh dengan mutu beton nantinya
jika dijadikan bahan campuran untuk beton.

3.2. Kelembaban Pasir


3.2.1. Referensi
 ASTM C 556-89 (Percobaan Kelembapan Pasir)
 SNI 03-2834 2000 (Tata Cara Pembuatan Rencana Beton Normal)
 SNI 03-2461-1991 (Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Struktural)
3.2.2. Dasar Teori
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung
agregat dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di
dalam agregat perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang
diperlukan didalam campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung
air), akan membuat campuran juga lebih basah dan sebaliknya.
3.2.3. Tujuan
a. Menentukan kadar air agregat pasir
b. Mengetahui standart pengujian kelembaban pasir
c. Mengetahui prosedur pelaksanaan pengujian kelembaban pasir
d. Mampu menggunakan peralatan untuk menguji dengan terampil

21
3.2.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Loyang
Loyang adalah tempat yang terbuat dari logam berbentuk segiempat
yang digunakan untuk tempat pasir.

Gambar 3.1
Loyang
2. Oven
Oven digunakan untuk mengoven pasir yang akan digunakan sebagai
benda uji.

Gambar 3.2
Oven
3. Timbangan Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang material pasir yang akan
diuji. Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital yang
memiliki tingkat ketelitian yang baik sampai 1 gram.

22
Gambar 3.3
Timbangan Digital
B. Benda Uji
1. Pasir
C. Langkah Pengujian
1. Letakkan loyang dan nol kan timbangan
2. Timbang pasir (kondisi asli) dan lihat angka ditimbangan sampai berat
pasir se 500 gram. Ini adalah nilai w1. Lakukan sebanyak 2x
3. Masukkan pasir ke dalam oven selama 24 jam dengan temperature 100º
4. Keluarkan dan timbang lagi masing-masing pasir tersebut. Ini adalah
nilai w2
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian kelembapan pasir tercatat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Form Kelembapan Pasir


JENIS PERCOBAAN 1 2
Berat pasir asli (w1)......gram 500 500
Berat pasir oven (w2) ......gram 496 495
Kelembaban pasir [(w1-w2)/w1] x 100% 0,8 % 1%
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

Rata-rata kelembaban pasir = (0,8) + (1) = 0.9 %


2

23
3.2.5. Kesimpulan
Dari hasil praktikum kelembaban pasir didapatkan bahwa kadar air pasir
rata-rata dari dua kali percobaan sebanyak 0.9 %. Berdasarkan SNI 03-2461-
1991 (Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Struktural) besar penyerapan air
maksimum untuk agregat halus dalam pembuatan beton adalah 2% pengujian ini
memenuhi standart.

3.3. Berat Jenis Pasir


3.3.1. Referensi
 ASTM C 128 – 93
 SNI – 1970 – 2008 (Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air
Agregat Halus).
3.3.2. Dasar Teori
Pemeriksaan berat jenis dan SSD (Saturated Surface Dry) pasir merupakan
hal yang penting untuk mengetahui pasir tersebut telah memenuhi syarat atau
belum untuk bahan campuran adukan beton. Yang dimaksud SSD (Saturated
Surface Dry) adalah keadaan pada agregat dimana tidak terdapat air pada
permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air atau di dalam butirannya
sudah jenuh air sehingga tidak mengakibatkan penambahan maupun
pengurangan kadar air dalam beton.
3.3.3. Tujuan
Menentukan berat jenis pasir pada kondisi SSD. Berat jenis pasir ini diperlukan
untuk perhitungan mix design.
3.3.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Labu Takar 1000 cc
Labu takar digunakan mengukur batas air bersih pada saat
dimasukkan ke dalam labu takar. Labu takar yang digunakan adalah labu
takar dengan kapasitas penampungan 1000 cc.

24
Gambar 3.4
Labu Takar 1000 cc
2. Loyang
Loyang adalah tempat yang terbuat dari logam berbentuk segiempat
yang digunakan untuk tempat material pasir.

Gambar 3.5
Loyang
3. Corong
Corong yang tercuat dari kaca digunakan untuk alat bantu
menuangkan air dan pasir ke dalam labu takar.

Gambar 3.6
Corong

25
4. Timbangan Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang material pasir yang akan
diuji. Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital yang
memiliki tingkat ketelitian yang baik sampai 1 gram.

Gambar 3.7
Timbangan Digital
B. Benda Uji
1. Pasir
2. Air bersih
C. Langkah Pengujian
Menyiapkan pasir kondisi SSD, caranya :
1. Rendam pasir selama 24 jam
2. Angkat dan keringkan pasir dengan dibolak-balik dan diangin-anginkan
hingga airnya kering.
3. Masukkan sebagian dari pasir ke dalam metal sand cone mold dalam 3
lapis, pada masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali, ditambah 1
kali penumbukan untuk bagian atasnya (total penumbukan sebanyak 25
kali).
4. Ratakan permukaannya dan angkat metal sand cone mold. Mengeringkan
lagi dan diulang lagi pengisian sesuai prosedur sebelumnya. Bila kerucut
diangkat dan pasir runtuh akan tetapi masih dalam keadaan tercetak maka
pasir sudah dalam kondisi SSD.
5. Timbang pasir SSD sebanyak 500 gram.

26
6. Isi dua labu takar dengan air bersih sampai batas garis yang sudah
ditentukan dan timbang. Ini adalah w2.
7. Keluarkan setengah air dari labu takar tersebut.
8. Masukkan pasir SSD yang sudah ditimbang ke dalam labu takar 100 cc.
9. Tambahkan air bersih sampai sebatas garis yang ditentukan.
10. Campur rata lalu timbang. Ini adalah nilai w1.
11. Lakukan sebanyak 2 kali untuk 2 percobaan.
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian berat jenis pasir tercatat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.2 Form Berat Jenis Pasir


PERCOBAAN NOMOR 1 2
Berat labu + pasir + air (w1) ......gram 1595 1715
Berat pasir SSD......gram 500 500
Berat labu + air (w2) ......gram 1285 1410
Berat jenis pasir = 500/(500 + w2) – w1 2,63 2,56
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

Berat jenis pasir rata – rata = 2,63 + 2,56 = 2,59 gr/cm3


2
3.3.5. Kesimpulan
Dari percobaan berat jenis pasir didapatkan rata-rata dari dua kali percobaan
sebesar 2,59 gr/cm3, masuk kedalam yang disyaratkan ASTM c 128 – 93 yaitu
berat jenis pasir 1,60-3,30 gr/cm3 . Maka berat jenis pasir memenuhi syarat dan
layak sebagai campuran bahan beton.

3.4. Air Resapan Pasir


3.4.1. Referensi
 ASTM C 128 – 93
 SNI – 1970 – 2008 (Methode Pengujian Berat Jenis dan penyerapan Air
Agregat Halus)

27
3.4.2. Dasar Teori
Kadar air resapan pasir adalah peningkatan massa pasir akibat air menembus
ke dalam pori-pori partikel, selama jangka waktu yang ditentukan, tetapi tidak
termasuk air ada permukaan luar dari partikel. Proses penyerapan air pada
bahan sangat berpengaruh terhadap waktu untuk beton mengeras. Masing-
masing bahan campuran beton memiliki tingkat resapan yang berbeda-beda
tergantung jumlah rongga udara yang terjadi.
3.4.3. Tujuan
Menentukan kadar air resapan dalam pasir.
3.4.4. Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Timbangan Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang material pasir yang akan
diuji. Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital yang
memiliki tingkat ketelitian yang baik sampai 1 gram.

Gambar 3.8
Timbangan Digital

2. Oven
Oven digunakan untuk mengoven pasir yang akan digunakan sebagai
benda uji.

28
Gambar 3.9
Oven
3. Loyang
Loyang adalah tempat yang terbuat dari logam berbentuk segiempat
yang digunakan untuk tempat material pasir.

Gambar 3.10
Loyang
B. Benda Uji
1. Pasir dalam kondisi SSD
C. Langkah Pengujian
1. Letakkan loyang diatas timbangan, kemudian nol kan timbangan
2. Timbang pasir kondisi SSD sebanyak 500 gram.
3. Masukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan temperatur 100oC
4. Setelah mencapai 24 jam lalu keluarkan pasir dari oven
5. Setelah dingin kemudian pasir ditimbang.

29
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian air resapan pasir tercatat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Form Air Resapan Pasir


PERCOBAAN NOMOR 1 2
Berat pasir SSD......gram 500 500
Berat pasir oven (w1) ......gram 481 484
Kadar air resapan = [(500 – w1)/w1] x 100 % 3,9 % 3,3 %
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

Kadar air resapan rata – rata = (3,9 + 3,3) = 3,6 %


2
3.4.5. Kesimpulan
Dari percobaan air resapan pasir diperoleh rata-rata dari dua percobaan kadar
air resapan yaitu 3,6% memenuhi standar ASTM c 128 – 93 maksimum sebesar
5 %.

3.5. Berat Volume Pasir


3.5.1. Referensi
 ASTM C 29M – 91
 SNI 03-4804-1998 (Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara Dalam
Agregat)
3.5.2. Dasar Teori
Pengujian berat volume pasir pada dasarnya dibagi menjadi dua metode
pengujian, yaitu dengan rojokan (terikat) dan tanpa rojokan (lepas). Dalam
volume penampang tertentu, akan dibandingkan perbedaan saat dilakukan
pengujian dengan dua metode tersebut.
3.5.3. Tujuan
Menentukan berat volume pasir yang di uji untuk campuran beton.

30
3.5.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Silinder Besi Diameter 15 cm
Silinder besi digunakan untuk tempat material pasir dan tempat
merojok pasir. Silinder besi yang digunakan berdiameter 15 cm.

Gambar 3.11
Silinder Besi Diameter 15 cm
2. Timbangan
Timbangan digunakan untuk menimbang silinder besi beserta
material pasir.

Gambar 3.12
Timbangan
3. Alat perojok
Alat perojok digunakan merojok pasir dengan menggunakan alat
perojok dari besi diameter 16 mm, panjang 60 cm ujung bulat.

Gambar 3.13
Alat Perojok

31
B. Benda Uji
1. Pasir
C. Langkah Pengujian
1. Tanpa rojokan / lepas
 Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
 Mengisi silinder dengan pasir sampai penuh dan diangkat setinggi 1
cm kemudian dijatuhkan kelantai sebanyak 3 kali, ratakan
permukaannya.
 Menimbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
2. Dengan rojokan
 Silinder dalam keadaan kosong ditimbang.
 Mengisi silinder dengan pasir 1/3 bagian, kemudian dirojok 25 kali,
demikian hingga penuh tiap bagian dirojok 25 kali.
 Meratakan permukaannya.
 Menimbang silinder yang sudah terisi pasir penuh.
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian berat volume pasir tercatat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4 Form Berat Volume Pasir


TANPA DENGAN
JENIS PERCOBAAN
ROJOKAN ROJOKAN
Berat silinder (w1)…kg 5,35 5,205 5,35 5,205
Berat silinder + pasir (w2)….kg 9,915 9,855 9,45 9,665
Berat pasir (w2–w1)…kg 4,565 4,65 4,1 4,46
Volume silinder (v) …(dm3) 2,92 2,92 2,92 2,92
Berat volume (w2 – w1)/v…kg/dm3 1,56 1,59 1,4 1,53
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

Rata-rata berat volume pasir percobaan pertama = 1,5 kg/dm3


Rata-rata berat volume pasir percobaan kedua = 1,4 kg/dm3

32
3.5.5. Kesimpulan
Dari percobaan berat volume pasir diperoleh berat volume pasir rata-rata
1,575 kg/dm3 untuk percobaan pertama dan berat volume pasir rata-rata 1,465
kg/dm3 untuk percobaan kedua. Masuk kedalam yang diisyaratkan yaitu berat
volume pasir 1,25-1,50 kg/dm3.

3.6. Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik


3.6.1. Referensi
 ASTM C 40 – 92 “Standart Test Method for Organic Impurities in Fine
Aggregates for Concrete”
 SNI 03-2816-1992 “Metode pengujian kotoran organic dalam pasir untuk
campuran mortar atau beton”
3.6.2. Dasar Teori
Kadar organik adalah bahan-bahan yang terdapat didalam pasir dan
menimbulkan efek kerugian terhadap suatu beton. Pemilihan pasor yang bagus
dapat dilakukan berdasarkan pemeriksaan presentase kandungan kadar lumpur
kemudian dipilih berdasarkan besar presentase kadar organik yang dapat
dilakukan dalam pengujian dengan menambahkan cairan kimia.
3.6.3. Tujuan
Menentukan kadar zat organik yang dikandung pasir yang digunakan dalam
campuran beton.
3.6.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Botol Kaca
Botol kaca digunakan untuk tempat menguji pasir pada pengujian
kebersihan pasir terhadap bahan organik. Dengan kapasitas penampungan
500 ml.

33
Gambar 3.14
Botol Kaca

2. Corong
Corong yang tercuat dari kaca digunakan untuk alat bantu
menuangkan NaOH dan pasir ke dalam botol kaca.

Gambar 3.15
Corong
B. Benda Uji
1. Pasir asli
2. NaOH
C. Langkah Pengujian
1. Masukkan agregat halus (pasir) yang diuji kedalam botol sampai  130
ml
2. Kemudian tambahkan larutan NaOH 3% sampai 200 ml
3. Tutup rapat botol tersebut kemudian kocok botol selama  10 menit.
4. Diamkan selama 24 jam.

34
5. Selanjutnya amati warna cairan diatas permukaan agregat halus yang ada
dalam botol, kemudian bandingkan warnanya.
6. Jika warna cairan dalam botol berisi agregat lebih tua warnanya dari
pembanding, berarti dalam agregat berkadar zat organik yang terlalu
tinggi.
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian kebersihan pasir terhadap bahan organik tercatat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 3.5 Form Kebersihan Pasir Terhadap Bahan Organik


PERCOBAAN NOMOR HASIL
Volume pasir (ml) 130 ml
Larutan 3% NaOH (ml) 6 gram
Warna yang timbul Putih kekuning-kuningan
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

3.6.5. Kesimpulan
Dari percobaan kebersihan pasir terhadap bahan organik diketahui warna yang
timbul pada pasir yaitu lebih muda dari warna standartnya atau pembandingnya.
Maka pasir tersebut memenuhi syarat karena warna yang timbul tidak boleh
lebih tua dari warna pembanding. Semakin tua warna yang timbul dibandingkan
warna standart semakin banyak pula kandungan bahan organik.

3.7. Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pengendapan)


3.7.1. Referensi
 ASTM C 117 – 95 “Standart Test Method for Materials Finer tan 75-μm (No.
200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing”.
 SNI 03-4428-1997 “Metode pengujian agregat halus atau pasir yang
mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir”.

35
3.7.2. Dasar Teori
Kebersihan material penyusun beton harus dipertimbangkan, maksudnya
adalah tidak boleh ada benda asing selain material tersebut dalam beton dan
benda asing lain tersebut yang menyebabkan kekuatan beton menjadi berkurang.
Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,05 mikron atau lebih. Lumpur
yang terdapat pada permukaan agregat dapat mengganggu ikatan antara agregat
dengan pasta semen. Karena ikatan ini sangat penting dalam adukan beton, maka
dapat berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton. Jika dalam agregat
tmengandung banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga
keperluan air untuk membasahi semua permukaan butiran dalam campuran
meningkat. Ini mengakibatkan kekuatan dan ketahanan beton dapat menurun.
3.7.3. Tujuan
Menentukan banyaknya kadar lumpur dalam pasir.
3.7.4. Metodologi Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Botol Kaca
Botol kaca digunakan untuk tempat menguji pasir pada pengujian
kebersihan pasir terhadap Lumpur (pengendapan). Dengan kapasitas
penampungan 500 ml.

Gambar 3.16
Botol Kaca

36
2. Penggaris
Penggaris digunakan untuk mengukur endapan lumpur dan pasir
pada pengujian ini. Dengan Panjang 30 cm.

Gambar 3.17
Penggaris
3. Corong
Corong yang tercuat dari kaca digunakan untuk alat bantu
menuangkan air bersih dan pasir ke dalam botol kaca.

Gambar 3.18
Corong
B. Benda Uji
1. Pasir asli
2. Air
C. Langkah Pengujian
1. Mengisi botol bening dengan pasir setinggi  6 cm
2. Mengisi air kedalam botol sehingga hampir penuh dan tutup rapat
kemudian dikocok.

37
3. Didiamkan selama 24 jam.
4. Endapan lumpur dan pasir masing – masing diukur tingginya.
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian kebersihan pasir terhadap lumpur (pengendapan) tercatat
pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.6 Form Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pengendapan)


PERCOBAAN NOMOR HASIL
Tinggi lumpur (h) 0,03 cm
Tinggi pasir (H) 6 cm
Kadar lumpur = h/H x 100 % 0,05 %
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

3.7.7. Kesimpulan
Dari percobaan kebersihan pasir terhadap Lumpur dengan cara pengendapan
diperoleh kadar lumpur rata-rata sebesar 4,1 %. Berdasarkan ASTM 117 – 95
yaitu maksimum kadar lumpur adalah 5 %. Maka pengujian kebersihan pasir
terhadap lumpur (pencucian) memenuhi standart.

3.8. Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pencucian)


3.8.1. Referensi
 ASTM C 117 – 95 “Standart Test Method for Materials Finer tan 75-μm (No.
200) Sieve in Mineral Aggregates by Washing”.
 SNI 03-4428-1997 “Metode pengujian agregat halus atau pasir yang
mengandung bahan plastik dengan cara setara pasir”.
3.8.1. Dasar Teori
Kebersihan material penyusun beton harus dipertimbangkan, maksudnya
adalah tidak boleh ada benda asing selain material tersebut dalam beton dan
benda asing lain tersebut yang menyebabkan kekuatan beton menjadi berkurang.
Lumpur merupakan partikel yang berukuran 0,05 mikron atau lebih. Lumpur

38
yang terdapat pada permukaan agregat dapat mengganggu ikatan antara agregat
dengan pasta semen. Karena ikatan ini sangat penting dalam adukan beton, maka
dapat berpengaruh terhadap kekuatan dan daya tahan beton. Jika dalam agregat
tmengandung banyak lumpur akan menambah permukaan agregat sehingga
keperluan air untuk membasahi semua permukaan butiran dalam campuran
meningkat. Ini mengakibatkan kekuatan dan ketahanan beton dapat menurun.
3.8.2. Tujuan
Mengenentukan kadar Lumpur yang dikandung pasir setelah dilakukan
pencucian.
3.8.3. Metodologi Pengujian
A. Peralatan yang diperlukan
1. Timbangan Digital
Timbangan digunakan untuk menimbang material pasir yang akan
diuji. Timbangan yang digunakan adalah timbangan jenis digital yang
memiliki tingkat ketelitian yang baik sampai 1 gram.

Gambar 3.19
Timbangan Digital
2. Saringan No. 200 dan No. 50
Saringan No.200 dan No.50 digunakan untuk menyaring pasir agar
mengetahui pasir yang tertinggal dan yang lolos.

39
Gambar 3.20
Saringan No.200 dan N0.50
3. Oven
Oven digunakan untuk mengoven pasir yang akan digunakan sebagai
benda uji.

Gambar 3.21
Oven
4. Loyang
Loyang adalah tempat yang terbuat dari logam berbentuk segiempat
yang digunakan untuk tempat material pasir.

Gambar 3.22
Loyang

B. Benda Uji
1. Pasir kering oven
2. Air

40
C. Langkah Pelaksanaan
1. Menimbang pasir kering oven sebanyak 500 gram.
2. Mencuci pasir hingga bersih, yaitu dengan mengaduk pasir dengan air
berkali – kali hingga tampak bening.
3. Menuangkan air cucian ke dalam saringan No. 200 berkali – kali.
4. Pasir yang ikut tertuang dan tertinggal diatas saringan dikembalikan ke
pan.
5. Mengoven pasir dengan suhu 110 + 5oC. sir 500 gram
D. Hasil Perhitungan
Hasil pengujian kebersihan pasir terhadap lumpur (pencucian) tercatat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 3.7 Form Kebersihan Pasir Terhadap Lumpur (Pencucian)


NOMOR PERCOBAAN 1 2
Berat pasir kering (w1).....gram 500 500
Berat pasir bersih kering (w2)…..gram 484 488
Kadar lumpur = (w1-w2)/w1 x 100% 3,2 2,4
Sumber : data pengujian di Laboratorium Teknologi Beton

Rata-rata kadar lumpur = 3,2 + 2,4 = 2,8 %


2

3.8.4. Kesimpulan
Dari percobaan kebersihan pasir terhadap Lumpur dengan cara pencucian
diperoleh kadar lumpur rata-rata 2,8 %. Berdasarkan ASTM 117 – 95 yaitu
maksimum kadar lumpur adalah 5 %. Maka pengujian kebersihan pasir terhadap
lumpur (pencucian) memenuhi standart

41

Anda mungkin juga menyukai