PEMBAHASAN
Uraian :
Dari data hasil perhitungan di atas diperoleh, kadar air pasir adalah 145.5 % dan kadar
air kerikil adalah 136.4%. Kadar air kerikil lebih kecil dibandingkan dengan kadar air
pasir.
H1 H 2
3. Kadar Lumpur = x 100 % 0,64%
H1
Uraian :
Berdasarkan hasil perhitungn diperoleh kandungan lumpur sebesar 0.64%
sedangkan syarat pasir untuk campuran beton yaitu memiliki kandungan lumpur
maksimum sebesar 5%. Jadi, pasir tersebut memenuhi syarat sebagai rancangan
campuran beton.
3.3 Pemeriksaan Prosentase Kandungan Lumpur dalam Agregat (Kerikil)
Tanggal : Online (Work From Home)
Tempat : Laboratorium Beton Teknik Sipil UNUD
Tujuan : Untuk mengetahui kandungan lumpur dalam kerikil, dimana
kandungan lumpur yang lebih dari 1 % akan menyebabkan mutu
beton berkurang.
No Uraian Hasil
Uraian :
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh kandungan lumpur sebesar 0.4 %
sedangkan syarat untuk campuran beton , kerikil memiliki kandungan lumpur
maksimum 1 %. Jadi, kerikil tersebut memenuhi syarat maksimum.
No Uraian Hasil
1 Berat Contoh Pasir SSD (A) 500 gr
2 Berat Pasir Kering Oven (B) 459 gr
3 Berat Labu (Piknometer) + Air temperature 25° (C) 705 gr
Berat Labu (Piknometer) + Pasir SSD + Air
4 996 gr
temperature 25° (D)
(B)
5 2,196
Berat Jenis Bulk = ( C 500 D )
( 500 )
6 Berat Jenis SSD = 2,392
( C 500 D )
(B )
7 2,732
Berat Jenis Semu = (C B D )
(500 B)
8 x100 % 8,932%
Absorpsi = ( B)
Uraian :
Berat jenis pasir SSD (Saturated Surface Dry) yang diperoleh adalah 2,392 gr/cm3
dengan penyerapan air sebesar 8.932 %.
Uraian :
Berat jenis kerikil SSD (Saturated Surface Dry) yang diperoleh adalah 2,413 gr/cm3
dengan penyerapan air dalam kerikil sebesar 3,3 %. Berat jenis Agregat ini mendekati
berat jenis agregat ringan yang memiliki batasan kurang dari 2,5 gr/cm3.
3.6 Pemeriksaan Berat Isi Agregat dan Semen
Rumus perhitungan :
(W 1 A )
Cara Rodding =
(B A )
2. Cara Sovelling.
Pengisian pasir ke dalam container dengan menggunakan sekop/cetok dengan
ketinggian jatuh tidak lebih dari 5 cm diatas container yang diratakan. Hal serupa
juga dilakukan pada semen dan kerikil. Pasir, kerikil, dan semen yang sudah
diratakan ditimbang beratnya (W2).
Rumus perhitungan :
(W 2 A )
Cara Sovelling =
(B A )
3.6.4 Hasil
7. Pemeriksaan Berat Isi Semen, Agregat Halus, dan Agregat Kasar
R: Rodding
S: Shoveling
Uraian :
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan terlihat bahwa pengujian berat satuan dengan
cara Rodding memberikan hasil yang lebih besar dibandingkan dengan cara Shoveling. Hal
ini disebabkan karena pada cara Rodding, pori-pori agregat terisi penuh akibat proses
pemadatan dengan tongkat penumbuk. Banyaknya butiran-butiran yang mengisi pori-pori
tersebut akan dipengaruhi oleh gradasi butiran, bentuk permukaan dan bentuk butiran.
Adapun berat isi rata-rata pasir yang diperoleh adalah 1,448 gr/ml, berat isi rata-rata kerikil
1.317 gr/ml, dan berat isi rata-rata semen 1.205 gr/ml.
3.7.4 Hasil
8. Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus
Uraian :
Dari hasil pemeriksaan gradasi , pasir/agregat halus tersebut masuk ke dalam zone 2
karena sebagian besar nilai gradasi yang diperoleh masuk ke dalam batasan zone 2,
dengan, modulus kehaulan 1,919 %.
3.8.4 Hasil
9. Pemeriksaan Gradasi Agregat Kasar
38,00 0 0 0 100
25,00 53 5,3 5,3 94,7
19,00 236 23,6 28,9 71,10
12,50 639 63,9 87,5 7,2
9,50 53 5,3 69,2 1,9
4,75 19 1,9 7,2 0
2,36 0 - - 0
1,18 0 - - 0
0,60 0 - - 0
0,30 0 - - 0
0,15 0 - - 0
Pan - - - 0
Jumlah 1000 100,00 198,10 274,90
Modulus kehalusan (FM) = 198,10/100 = 1,9810
Uraian :
Dari hasil pemeriksaan gradasi agregat kasar / kerikil diperoleh hasil bahwa kerikil
yang akan digunakan dalam praktikum teknologi beton ini memiliki diameter
maksimum 25,00 mm, dengan modulus kehalusan kerikil 1.9810%. Kerikil ini masuk
ke dalam kerikil dengan ukuran butir nominal 38.1-4.76 mm.
Pada bagian ini akan diuraikan cara-cara mencampur bahan-bahan dasar yang
digunakan dalam pembuatan campuran beton dengan menggunakan mesin pengaduk (molen).
Sebelum dilakukan pengadukan bahan-bahan campuran beton, perlu dipersiapkan terlebih
dahulu segala sesuatu yang diperlukan dalam percobaan seperti: mengukur secara teliti
bahan-bahan dasar (semen, pasir, kerikil) serta berat dan volume air.
Untuk dapat melakukan hal tersebut terlebih dahulu dirancang formulir data yang jelas yang
memuat jumlah bahan yang akan dicampur berdasarkan data yang didapat dari percobaan
sebelumnya.
9 Slump 60 – 180 mm
CATATAN:
Mengubah dari berat ke volume
Volume semen = berat semen = 322 = 267,21 ltr ≈ 267 ltr
Berat isi semen 1,205
f ’c r =
f ' c 293,5 29,35
n 10
26,65 Mpa
N
( fc fcr)
i
2
( f ' c f ' cr )
i
2
26,65
Sd = = = 2,96 Mpa
뜈༊ 9
Nilai Standar deviasi yang didapatkan dari hasil perhitungan : 2,96 Mpa
k = 1,83
Sd = Standar deviasi
= 29,35 – 5,41
= 24,35 Mpa
Pembahasan
Dari hasil perhitungan diperoleh :
Kuat tekan untuk 10 Silinder 24,35 Mpa dengan standar deviasi 2,96 Mpa. Hasil
perancangan ini mendekati kuat tekan beton yang direncanakan yaitu 25 Mpa dengan
selisih 0,65 Mpa. Nilai kuat tekan memenuhi kuat tekan yang direncanakan, maka
campuran ini layak digunakan.
11 KN
5,5 KN 5,5 KN
P = 11 kN
11000 kg . m
= 11000 N = s2
10 m
s2
P1 = P2 = 1 P 1,1 0 , 55 ton
2 2
Reaksi perletakan:
MB = 0
(Av x 0,45) – (P1 x 0,15) – (P2 x 0,3) =0
(Av x 0,45) – (0.55 x 0,3) – (0.55 x 0,15) =0
(Av x 0,45) – 0,165 – 0,0825 =0
Av = 0 , 2475 0 , 55 ton
0 , 45
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa perletakan dan beban masing –
masing simetris, sehingga diperoleh nilai : Av = Bv = 0,55 ton.
Perhitungan Bidang Momen
Batang C – A ( 0 X 0,075)
Mx = Av x ( X – 0,075 )
Mx = 0,55 x (X – 0,075 )
X→0,075; M=0
X→0,225; M =0,0825 tm
Mx = Av x ( X – 0,075 ) – P1 x ( X – 0,225 )
= 0,55 x ( X – 0,075 ) – 0,55 x ( X – 0,225 )
X → 0,225; M = 0,0825 tm
X → 0,375; M = 0,0825 tm
Berdasarkan gambar perletakan di atas, beban dan perletakan simetris maka perhitungan
bidang momen untuk batang bagian A –D sama dengan perhitungan bidang momen
untuk bagian E – F. Berikut ini gambar bidang momen yang telah diperoleh dari hasil
perhitungan di atas, yaitu:
C A D E B F
1
Momen inersia = bh 3
12
1
= 15 15 3
12
= 4218,75 cm4
= 42.187.500 mm4
1
Momen penahan (W) = 15 15 2 562,5 cm3 = 562500 mm3
6
M
Tegangan lentur maksimum balok =
W
= 825000
562500