Anda di halaman 1dari 71

[Type the document title]

BAB I
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
(Cara Volume Endapan Ekivalen)

1.1 Pendahuluan
Pasir adalalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4.75 mm dan
tertinggal diatas ayakan 0.075 mm. di dalam pasir juga masih terdapat
kandungan-kandungan mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang
digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi syarat yang telah
diputuskan didalam PUBI. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan, jika kandungan lumpur tidak lebih dari 5%. Dengan cara endapan
ekivalen kadar lumpur dalam pasir dapat dinyatakan dalam (%) dapat
diketahui secara cepat.

1.2 Tujuan
Pemeriksaan pasir dengan cara volume endapan ekivalen bertujuan untuk
mengetahui besarnya kadar lumpur dalam pasir tersebut.

1.3 Benda Uji


[Type the document title]
a. Pasir sebanyak 450 cc

b. Air (sesuai dengan kebutuhan)

1.4 Alat

Gelas ukur (Tachimetri), dengan volume 1.000 cc

1.5 Pelaksanaan
a. Gelas ukur diisi dengan pasir yang telah disediakan sampai 450 cc,
kemudian ditambah dengan air sampai 900 cc.
b. Tutup gelas ukur sampai rapat kemudian dikocok-kocok 60 kali.
c. Diamkan selama kurang lebih 1 jam.
d. Catat endapan lumpur yang berada diatas pasir (berapa cc ketebalannya).
[Type the document title]
1.6 Laporan
Banyaknya endapan diatas pasir, secara kasar dapat dinyatakan dengan
menganggap bahwa 10 cc endapan ekivalen dengan 1% berat lumpur yang
terkandung di dalam pasir.
[Type the document title]
LAPORAN
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
(Cara Volume Endapan Ekivalen)

Benda Uji:
a. Pasir asal : Pulau Dabo

Hasil Pengujian:
a. Volume endapan lumpur sekitar : 95cc
b. Kandungan lumpur dalam sekitar : 21.11%
95
x 100 %=21.11 %
450

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, kadar lumpur dari Pulau Dabo ini
mencapai ± 11,11 % dimana pasir ini tidak memenuhi syarat kelayakan yang telah
ditetapkan di dalam PUBI, yaitu pasir yang bisa digunakan dalam konstruksi hanya
jika kandungan lumpurnya tidak lebih dari 5%.

Tanggal : 29 Nov 2020


Kelompok : Dua (2)

Asisten Waktu :
Asisten Jaga : MULYONO

Mahasiswa
(MULYONO)

(RYNALDI SAPUTRA NABABAN)


[Type the document title]

BAB II
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
(Cara Ayakan Nomor 200)

2.1 Pendahuluan
Pasir adalalah butiran-butiran mineral yang dapat lolos ayakan 4.75 mm dan
tertinggal diatas ayakan 0.075 mm. di dalam pasir juga masih terdapat
kandungan-kandungan mineral yang lain seperti tanah dan silt. Pasir yang
digunakan untuk bahan bangunan harus memenuhi syarat yang telah
diputuskan didalam PUBI. Pasir yang dapat digunakan sebagai bahan
bangunan, jika kandungan lumpur tidak lebih dari 5%. Dengan cara endapan
ekivalen kadar lumpur dalam pasir dapat dinyatakan dalam (%) dapat
diketahui secara cepat.

2.2 Tujuan
Pemeriksaan pasir dengan cara ayakan nomor 200 bertujuan untuk
mengetahui besarnya kadar lumpur (tanah liat dan silt) dalam pasir tersebut.

2.3 Benda Uji


Pasir kering tungku
yang lewat ayakan 4.8
mm seberat 500 gr.
[Type the document title]

2.4 Alat
a. Ayakan nomor 200

b. Ayakan 4.8 mm

c. Nampan pencuci
[Type the document title]
d. Tungku pengering (oven)

e. Timbangan dengan ketelitian 0.1%

2.5 Pelaksanaan
a. Ambil pasir kering tungku yang lewat ayakan 4,8 mm seberat 500 gr (B1)
b. Masukan pasir tersebut kedalam nampan pencuci dan tambahkan air
secukupnya sampai semuanya terendam
c. Goncang-goncang nampan, kemudian tuangkan air cucian kedalam
ayakan nomor 200 (butir-butir besar dijaga jangan sampai masuk
keayakan supaya tidak merusak ayakan)
d. Ulangi langkah (c) sampai cucian tampak bersih
e. Masukkan kembali butir-butir pasir yang tersisa di ayakan nomor 200
kedalam nampan, kemudian masukan ke dalam tungku untuk dikeringkan
kembali
f. Timbang kembali pasir setelah kering tungku (B2)
[Type the document title]

2.6 Laporan
Hitunglah kandungan lumpur pada pasir uji tersebut.

LAPORAN
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM PASIR
(Cara Ayakan No. 200)

Benda Uji:
a. Pasir asal : Pasir Nongsa
b. Berat pasir semula (kering tungku) : 500 gr ( B 1)

Hasil Pengayakan:
a. Berat pasir setelah dicuci (kering tungku) : 490 gr ( B2)

Kesimpulan:
B1 −B 2
a. Kandungan lumpur : x 100 % : 2%
B1
[Type the document title]
500−490
¿ x 100 %
500
10
¿ x 100 %
500
¿2%
b. Berdasarkan kandungan lumpur yang didapat dari hasil pengujian, maka pasir
memenuhi syarat kelayakan yang telah ditetapkan didalam PUBI, Kandung
lumpur pada Pasir memenuhi kadar strandar yang di tetap kan yaitu di bawah 5
%

Catatan :
Kadar lumpur 2 % didapat setelah pasir dicuci terlebih dahulu, hasil uji sebelum
pasir dicuci adalah 11.11 % dimana pasir tidak memenuhi syarat kelayakan yang
telah ditetapkan didalam PUBI.

Tanggal : 29 Nov 2020 Waktu :


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : MULYONO
Asisten Mahasiswa

(MULYONO) (RYNALDI SAPUTRA NABABAN)


[Type the document title]
BAB III
PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN PASIR

3.1 Pendahuluan
Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai variasi butiran
suatu agregat. Variasi butiran agregat dapat mempengaruhi kelecakan dari
mortal beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortal terlalu banyak
akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke
atas.

3.2 Tujuan
Untuk mengetahui nilai variasi butiran pasir.

3.3 Benda Uji


Benda uji yang digunakan adalah pasir kering tungku dengan berat minimum
menurut SNI 03-1968-1990 adalah:
 Ukuran maksimum 4.75 mm, berat minimum 500 gr
 Ukuran maksimum 2.38 mm, berat minimum 100 gr
[Type the document title]

3.4 Alat
a. Satu set ayakan 4.75 mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.6 mm, 0.3 mm, 0.15 mm
dan sisa

b. Sieve Shaker
[Type the document title]

c. Timbangan

d. Kuas pembersih ayakan


e. Cawan

3.5 Pelaksanaan
a. Ambil pasir kering tungku dengan berat 500 gr
b. Masukkan pasir ke dalam set ayakan
c. Pasanglah satu set ayakan ke dalam Sieve Shakerkemudian digetarkan 15
menit
d. Ambilah ayakan dari Sieve Shaker kemudian ambil dan timbanglah pasir
yang tertinggal masing-masing tingkat ayakan
[Type the document title]

3.6 Laporan
Laporan nilai modulus butiran yang didapat dari hasil pemeriksaan (dari hasil
penimbangan pasir yang tertinggal dari masing-masing ayakan).

LAPORAN
PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN PASIR

Benda Uji :
a. Pasir asal : Pulau Dabo
b. Berat pasir yang diperiksa : 500 gr

Hasil Pengayakan :
Lubang ayakan Berat tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif
(gr) (%)
(mm) (%) Lewat Ayakan (%)
4,75 354 71 71 29
2,36 102 20 91 9
1,18 32,5 7 98 2
0,6 1 0 98 2
0,3 0,3 0 98 2
0,15 9,8 2 100 0
Sisa 0,4 0
Jumlah 500 100 556 44

  Ayakan
  0.015 0.3 0.6 1.2 2.4 4.8 10
Batas Bawah Pasir kasar 0 5 15 30 60 90 100
Batas Atas Pasir kasar 10 20 34 70 95 100 100
Batas Bawah Pasir Agak kasar 0 8 35 55 75 90 100
Batas Bawah Pasir Agak kasar 10 30 59 100 100 100 100
Batas Bawah Pasir halus 0 12 60 75 80 90 100
Batas Bawah Pasir halus 10 40 79 100 100 100 100
Batas Bawah Pasir Agak halus 0 15 80 90 95 95 100
Batas Bawah Pasir Agak halus 15 50 100 100 100 100 100
Actual 0.08 2.04 2.10 2.30 8.80 29.20 100.00
[Type the document title]
Kesimpulan :
a. Modulus halus :

Total Berat Pasir Kumulatif 556


MHB Pasir= = =5,56
100 100

b. Gradasi agregat halus menurut BS dan SK. SNI T-15-1990-03 Kekasaran Pasir
dikelompokkan menjadi 4 Zona
1) Zone/Daerah 1 : Pasir Kasar
2) Zone/Daerah 2 : Pasir Agak Kasar
3) Zone/Daerah 3 : Pasir Agak Halus
4) Zone/Daerah 4 : Pasir Halus
c. Dari modulus halus (MHB) tersebut didapatkan gradasi pasir dengan
menggunakan grafik modulus halus butiran pasir masuk pada Zone/daerah I.
(Pasir Kasar)

120

100
Persentase kumulatif lewat ayakan

80

60

40

20

0
[Type the document title]
120

100
Persentase kumulatif lewat ayakan

80

60

40

20

Batas Bawah Pasir Agak kasar Batas Bawah Pasir Agak kasar
Actual

120

100
Persentase kumulatif lewat ayakan

80

60

40

20

Batas Bawah Pasir halus Batas Bawah Pasir halus


Actual
[Type the document title]
120

100
Persentase kumulatif lewat ayakan

80

60

40

20

Batas Bawah Pasir Agak halus Batas Bawah Pasir Agak halus
Actual

Kesimpulan :
Berdasarkan hasil praktek didapat kondisi gradasi pasir masuk daerah pasir kasar.
Tanggal : 03 Nov 2019
Kelompok : Dua (2) Waktu : 14 : 49 – 15 : 04
Asisten Jaga : Yozzi Syofyana
Asisten
Mahasiswa

(Anjar Fitrianto)
(Roma lesmana )

BAB IV
[Type the document title]
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN PASIR

4.1 Pendahuluan
Perbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-pori antara
butirannya disebut volume atau berat satuan.

4.2 Tujuan
Pemerikasaan ini dimaksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan
pasir.

4.3 Benda Uji


Benda uji menurut SNI 03-1969-1990 adalah pasir atau kerikil sekurang-
kurangnya sama dengan kapasitas bejana.

4.4 Alat
a. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0.1% berat benda uji.
b. Nampan besar.
c. Tongkat pemadat dari baja tahan karat panjang 60cm, diameter 16 mm
dan ujungnya bulat.
d. Mistar perata
e. Bejana baja yang kaku, berbentuk selinder dengan ukuran seperti tabel
berikut.

Table Ukuran Bejana dan Ukuran Batuan yang diuji


[Type the document title]

Ukuran Bejana Jenis Benda Uji


Minimum Pasir Kerikil / Campuran
Diameter bejana (mm)  221.5 x 245  225 x 280
Volume (liter) 9.467 14.182

4.5 Pelaksanaan
a. Timbang berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana.
b. Masukan pasir/ kerikil ke dalam bejana sebanyak 3 lapis dan tiap lapis
dipadatkan masing-masing sebanyak 25 kali.
c. Ratakan permukaan pasir/ kerikil dengan menggunakan mistar perata.
d. Timbang berat bejana dan pasir/ kerikil tersebut (B2)

4.6 Laporan
Laporan berupa hasil hitungan berat satuan pasir/ kerikil dalam kg/cm3.

LAPORAN
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN PASIR
[Type the document title]
Benda Uji:
a. Pasir asal : Pulau Dabo
b. Diameter maksimum : 2 mm
c. Keadaan pasir : Kering tungku

Hasil Pengujian:
a. Berat bejana (B1) : 6,048 kg
b. Berat pasir (B2) : 8.132 kg
c. Ukuran bejana
Diameter bagian dalam : 150 mm
Tinggi bagian dalam : 110 mm

Kesimpulan:
a. Berat Pasir : 2.312 kg
B3=B2−B1
¿ 8.132−6.048
¿ 2.312 kg
b. Berat Satuan Pasir : 0,00118998 kg/mm3
Volume Bejana :V =π r 2 t
¿ 3,14 x 75 2 x 110
¿ 1.942.875 mm 3
B3
Berat Satuan Pasir=
Volume Bejana
2.312
¿
1.942.875
¿ 0,00118998 kg /mm3

Asisten
Tanggal : 03 Nov 2019
Kelompok : Dua (2)
[Type the document title]
(Anjar Fitrianto) Mahasiswa

(Roma lesmana)
Waktu : 13 : 00 – 13:35
Asisten Jaga : Yozzi Syofyana

BAB V
PEMERIKSAAN SSD PASIR

5.1 Pendahuluan
[Type the document title]
Pasir merupakan bahan pengisi beton sehingga perlu diperiksa dengan
menggunakan uji SSD. Dengan pemeriksaan SSD ini akan diperoleh pasir
yang sesuai sebagai bahan campuran adukan beton, yang berhubungan
dengan sedikit atau banyaknya air yang dikandung oleh pasir tersebut.

5.2 Tujuan
Mengetahui benda uji termasuk dalam jenis pasir kering, pasir basah atau
pasir ideal (SSD).

5.3 Benda Uji


Berupa pasir, diameter pasir yang diuji 0,15 mm – 5 mm.

5.4 Alat
a. Kaliper
b. Corong
c. Tongkat pemadat
d. Nampan.

5.5 Pelaksanaan
a. Corong cetakan diletakan di tempat yang rata dan kering
b. Corong cetakan diisi dalam 3 lapis, masing-masing sekitar 1/3 volume
corong
c. 1/3 lapis pertama dimasukkan kedalam corong kemudian ditusuk-tusuk
dengan menggunakan batang baja diameter16 mm, panjang 60 cm,
ujungnya bulat sebanyak 25 kali.
d. Penusukan harus merata selebar permukaan dan tidak boleh sampai
masuk kedalam lapisan pasir sebelumnya
e. Setelah lapis pasir yang terakhir selesai proses penusukannya kemudian
diratakan sehingga rata dengan sisa atas cetakan (corong)
f. Ditunggu sekitar 30 detik, kemudian corong cetakan ditarik ke atas
dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.
g. Kriteria benda uji :
[Type the document title]

(a) (b) (c) (d)


Keterangan:
a) Corong SSD pasir
b) Pasir basah
c) Pasir kering
d) Pasir SSD ( kondisi ideal )

5.6 Laporan
Laporkan SSD pasir yang dibuat dengan SSD apakah pasir tersebut termasuk
basah, kering, dan ideal.

LAPORAN
PEMERIKSAAN SSD PASIR

Benda Uji :
a. Pasir asal : Pulau Dabo
[Type the document title]
Alat :
a. Corong kerucut Diameter Atas : 4 cm
Diameter Bawah : 9cm
Tinggi : 7,5 cm

Hasil Pengujian :
a. Kondisi pasir, Basah : A
Kering : C
Tinggi : (3,8 cm)
b. Sketsa bentuk benda uji

3,8 cm

Kesimpulan :
Pasir harus diberi air

Tanggal : 03 Nov 2019 (Yozzi Sofyana)


Kelompok : Dua (2)

Asisten Waktu : 13 : 00 – 13:35


Asisten Jaga : Anjar Fitrianto
[Type the document title]
Mahasiswa
(Roma lesmana)

BAB VI
PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR

6.1 Pendahuluan
Pemeriksaan berat jenis dan SSD pasir merupakan hal yang penting untuk
mengetahui pasir tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan
adukan beton.
[Type the document title]
6.2 Tujuan
Untuk menentukan “bulk and apparent” berat jenis (specific grafity) dan
penyerapan (absorption) dari agregat halus (pasir) menurut prosedur ASTM
C128. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume
agregat dalam adukan beton.

6.3 Benda Uji


Benda uji berupa pasir SSD

6.4 Alat
a. Alat
b. Tabung volumetric flush 1000 ml
c. Tungku pengering (oven)
d. Loyang

6.5 Pelaksanaan
a. Tabung ukur diisi air sampai line terakhir
b. Ditimbang, kemudian air dikeluarkan
c. Sediakan pasir SSD sebanyak 500 gr
d. Masukkan pasir SSD ke dalam tabung ukur dan jangan sampai tumpah
e. Setelah itu masukkan air sampai line terakhir
f. Digoyang-goyang sampai udara nampak keluar
g. Diberi air sampai line akhir
h. Air dikeluarkan dan tabung ukur
i. Pasir dikeluarkan dari tabung ukur dan dikeringkan selama 36 jam

6.6 Laporan
a. Tuliskan asal pasir
b. Berat pasir+tabung ukur+ air
c. Berat pasir SSD
d. Berat pasir kering tungku
[Type the document title]

LAPORAN
PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR

Benda Uji :
a. Pasir asal : Pasir Dabo

Hasil Pengujian :
a. Berat pasir + Tabung Ukur + Air : 1.519 gr (A)
b. Berat pasir SSD : 500 gr (B)
c. Berat tabung Ukur + Air : 1.172 gr (C)
[Type the document title]
d. Berat pasir kering tungku : 385 gr (D)

Kesimpulan :
a. Berat jenis kering tungku :

( ( C+ BD) −A )= ( 1.172+500
385
)−1.519
385
¿
153
¿ 2.51 gr

b. SSD pasir kering tungku :

( ( C+ BB) −A )= ( 1.172+500
500
)−1.159
500
¿
153
¿ 3.27 gr
c. Menurut berat jenis dan SSD pasir, benda uji tidak memenuhi syarat karena
untuk berat jenis pasir SSD yang baik adalah 2,4 - 2,9.

Tanggal : 03 Nov 2019 Waktu : 16 : 36 – 17 : 16


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Yozzi Syofyana

Asisten Mahasiswa

(Anjar Fitrianto) (Roma lesmana)


[Type the document title]

BAB VII
PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN KERIKIL

7.1 Pendahuluan
Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetui nilai variasi butiran
suatu agregat. Variasi butiran agregat kasar dapat mempengaruhi kelecakan
dan mortar beton, apabila agerat kasar yang terdapat dalam mortar terlalu
banyak akan menyebabkan keropos pada beton.

7.2 Tujuan
Untuk mengetahui variasi butiran kerikil

7.3 Benda Uji


[Type the document title]
Berdasarkan SNI 03-4142-1996 Berat minimum untuk sampel dapat dilihat
pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11.Kebutuhan Benda Uji Modulus Halus Kerikil


Ukuran Maksimum Ukuran Saringan Berat Kering Minimum
Agregat (Saringan No.) (mm) Benda Uji (gr)
2'' 100mm-19mm 35.000
#467 50 mm – 4,76 20.000
#67 25 mm – 2,38 10.000
#8 12,5 mm – 1,19 2.500

7.4 Alat
a. Satu set ayakan 38.1 mm, 19 mm, 9.5 mm, 4.75 mm, 2.36 mm dan sisa

b. Alat getar ayakan


[Type the document title]

c. Timbangan
d. Kuas pembersih ayakan
e. Cawan
7.5 Pelaksanaan
[Type the document title]
a. Ambilah kerikil dengan berat 2000 gr
b. Masukkan kerikil ke dalam set ayakan
c. Pasang set ayakan ke dalam alat getar ayakan kemudian digetarkan 15
menit
d. Ambillah ayakan dan atasalat getar, kemudian ambil dan timbanglah
pasir yangtertinggal dari masing-masing tingkat ayakan

7.6 Laporan
Laporkanlah nilai modulus halus butiran yang didapat dari hasil pemeriksaan
(dari hasil penimbangan kerikil yang tertinggal dan masing-masing ayakan).

LAPORAN
PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN KERIKIL

Benda Uji :
a. Kerikil asal : Kerikil Karimun
b. Berat kerikil yang diuji : 2000 gr
c. Ukuran butiran : 75,6 - 19 mm

Hasil Pengayakan :
Lubang ayakan Berat tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif
(gr) (%)
(mm) (%) Lewat Ayakan (%)
76,20 0 0 0 100
63,50 0 94 0 100
37,50 0 0 0 100
12,00 0 0 0 100
[Type the document title]
19,10 784 39.2 39.2 60.8
Sisa 1216 60.8 60.8 0
Jumlah 2000 100 100 100

Benda Uji :
d. Kerikil asal : Kerikil Karimun
e. Berat kerikil yang diuji : 2000 gr
f. Ukuran butiran : 50.0 - 4,75 mm

Hasil Pengayakan :

Lubang ayakan Berat tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif


(gr) (%)
(mm) (%) Lewat Ayakan (%)
50,00 0 0 0 100
37,50 345 17,25 17,25 82,75
19,00 0 0 0 100
12,50 0 0 0 100
9,50 0 0 0 100
Sisa 1655 82,75 82,75 17,25
Jumlah 2000 100 100 100
[Type the document title]

Benda Uji :
g. Kerikil asal : Kerikil Karimun
h. Berat kerikil yang diuji : 2000 gr
i. Ukuran butiran : 25,00 - 2,38 mm

Hasil Pengayakan :

Lubang ayakan Berat tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif


(gr) (%)
(mm) (%) Lewat Ayakan (%)
25,00 0 0 0 100
19,00 0 0 0 100
14,00 0 0 0 100
9,50 784 39,2 39,2 60,8
4,75 415 20,75 20,75 40,05
2,38 516 25,8 25,8 14,25
Sisa 285 14,25 14,25 0
Jumlah 2000 100 100 100

Tanggal : 03 Nov 2019


Kelompok : Dua (2)
(Ary Cipta Kusuma)
Asisten
Waktu : 13 : 36 – 14 : 10
[Type the document title]
Asisten Jaga : Yozzi Sofyana

Mahasiswa (Roma lesmana)

BAB VIII
PEMERIKSAAN LUMPUR DALAM KERIKIL
(Cara Ayakan Nomor 200)

8.1 Pendahuluan
Pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos ayakan nomor 200 (0,075
mm) dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian
untuk menentukan jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan nomor
200 (0,075mm) dengan cara pencucian.

8.2 Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk memperoleh persentase jumlah bahan
dalam agregat kasar yang lolos saringan nomor 200 (0,075 mm), sehingga
berguna bagi perencana dan pelaksana pembangunan jalan/ gedung.

8.3 Dasar Teori


SNI 03-4142-1996, PUBI 1982.

8.4 Benda Uji


Berdasarkan SNI 03-4142-1996, berat minimum untuk sampel dapat dilihat
pada tabel 12 berikut ini:
Tabel 12
Kebutuhan Minimum Benda Uji Modulus Halus Kerikil
Ukuran Maksimal Agregat Berat Kering Minimum Benda Uji
Ukuran Saringan Mm Gram
3/8” 9.50 1000
3/4” 19.00 2500
≥11/2 ≥38.10 5000
[Type the document title]

8.5 Alat
a. Saringan yang terdiri dari dua ukuran yang bagian bawah dipasang
saringan nomor 200 (0,075 mm) dan diatasnya saringan nomor 16 (1.18
mm)
b. Wadah tempat mencuci dengan kapasitas yang dapat menampung benda
uji sehingga pada waktu pengadukan (pelaksanaan pencucian) benda uji
dan air pencuci tidak mudah tumpah
c. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0,01% dari berat benda uji
d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
suhu (100±5oc)

8.6 Pelaksanaan
a. Timbangan wadah tanpa benda uji
b. Timbangan benda uji dan masukkan kedalam wadah
c. Masukkan air yang sudah berisi sejumlah bahan pembersih ke dalam
wadah, sehingga benda uji terendam air
d. Aduk benda uji dalam wadah sehingga menghasilkan pemisahan yang
sempurna antara butir-butir kasar dan bahan halus yang lolos saringan
nomor 200 (0,075 mm). Usahakan bahan tersebut melayang di dalam
larutan air pencuci sehingga mempermudah memisahkannya
e. Tuangkan air pencuci dengan segera di atas saringan nomor 16 (1,18 mm)
yang dibawahnya dipasang ayakan nomor 200 (0,075 mm). Pada waktu
menuangkan air pencuci hati-hati supaya bahan yang kasar tidak ikut
tertuang
f. Ulangi pekerjaan butir (c), (d), dan (e) sehingga tuangan air pencuci
terlihat jernih
g. Kembalikan semua benda uji yang tertahan saringan nomor 16 (1,18 mm)
dan nomor 200 (0,075 mm) ke dalam wadah lalu keringkan dalam oven
dengan suhu (100 ± 5oc), sampai mencapai berat tetap, dan timbang
sampai ketelitian 0,01% dari berat contoh
[Type the document title]

h. Hitung persentase bahan yang lolos saringan nomor 200 (0,075 mm)

8.7 Laporan
Hitung kandungan lumpur pada pasir uji tersebut.
LAPORAN
PEMERIKSAAN KANDUNGAN LUMPUR DALAM KERIKIL
(Cara Ayakan No. 200)

Benda Uji :
a. Kerikil asal : Kerikil Karimun
b. Berat kerikil semula (kering tungku) : 1000 gr (B1)

Hasil Pengayakan :
a. Berat kerikil setelah dicuci (kering tungku) : 994 gr (B2)

Kesimpulan :
a. Kandungan lumpur :
B1 −B 2 1000−994
x 100 %= x 100 %
B1 1000
6
¿ x 100 %
1000
¿ 0,006 %
b. Berdasarkan kandungan lumpur ini, kerikil ini memenuhi syarat. (PUBI 1982
pasal 11)
[Type the document title]

Tanggal : 03 Nov 2019 Waktu : 14 : 10 – 14 : 45


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Yozzi Syofyana

Asisten Mahasiswa

(Ary Cipta Kusuma) (Roma lesmana)


[Type the document title]
BAB IX
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN KERIKIL

9.1 Pendahuluan
Perbandingan antara berat dan volume pasir termasuk pori-pori antara
butirannya disebut berat volume atau berat satuan.

9.2 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksud untuk mengetahui cara mencari berat satuan
kerikil.

9.3 Benda Uji


Benda uji menurut SNI 03-1969-1990 adalah pasir atau kerikil sekurang-
kurangnya sama dengan kapasitas bejana.

9.4 Alat
c. Timbangan dengan ketelitian maksimum 0.1% berat benda uji
d. Nampan besar
e. Tongkat pemadat dari baja tahan karat panjang 60 cm, diameter 16 mm
dan ujungnya bulat
f. Mistar perata
g. Bejana baja yang kaku, berbentuk silinder dengan ukuran seperti Tabel 13
berikut ini:

Tabel 13.Ukuran Bejana dan Ukuran Bantuan yang Diuji


UkuranBejana Jenis
Minimum Pasir Kerikil /Campuran
Diameter bejana (mm ) Ø221.5 x Ø255 x 280
245
Volume (liter ) 9.467 14.182

9.5 Pelaksanaan
[Type the document title]
a. Timbang berat bejana (B1) dan ukur diameter serta tinggi bejana
b. Masukkan pasir/ kerikil kedalam bejana sebanyak 3 lapis dengan tiap
lapis dipadatkan masing-masing sebebanyak 25 kali
c. Ratakan permukaan pasir/ kerikil dengan menggunakan mistar perata
d. Timbang berat bejana dengan pasir / kerikil tersebut (B2)

9.6 Laporan
Laporan berupa hasil hitungan berat satuan pasir dan kerikil dalam kg/cm3.

LAPORAN
PEMERIKSAAN BERAT SATUAN KERIKIL

Benda Uji :
a. Kerikil asal : Kerikil Karimun
b. Diameter maksimum : 30 mm
c. Keadaan kerikil : Kering tungku

Hasil Pengujian :
a. Berat bejana (B₁) : 6.048 kg
b. Berat bejana berisi kerikil (B₂) : 8,905 kg
c. Ukuran Bejana : - Diameter bagian dalam : 150 mm
- Tinggi bagian dalam : 110 mm

Kesimpulan :
a. Berat kerikil :
B3=B2−B1
¿ 8,905−6,048
¿ 2,857 gr
b. Berat satuan kerikil :
Volume Bejana :V =π r 2 t
¿ 3,14 x 75 2 x 110
[Type the document title]

¿ 1,942,875 mm3
B3 2,857
Berat Satuan Kerikil : =
Volume Bejana 1,942,875
¿ 0,001470 kg /mm3

Tanggal : 03 Nov 2019 Waktu : 14 : 00 – 15 : 00


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Yozzi Syofyana

Asisten Mahasiswa

(Anjar Fitrianto) (Roma lesmana)

BAB X
BERAT JENIS KERIKIL
[Type the document title]

10.1 Pendahuluan
Pemeriksaan berat jenis kerikil merupakan hal yang penting untuk memenuhi
kerikil tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran
adukan beton.

10.2 Tujuan
Untuk menentukan “bulk and apparent” berat jenis (specific grafity) dan
penyerapan (absorption) dari agregat kasar (kerikil) menurut prosedur ASTM
C 127. Nilai ini diperlukan untuk menetapkan besarnya komposisi volume
agregat dalam adukan beton.

10.3 Dasar Teori


ASTM C 127, ASTM Book of Standars, PUBI 1982, SNI 1969 Tahun 2008.

10.4 Benda Uji


Kerikil jenuh kering muka sebanyak yang diperoleh dari bahan yang di proses
melalui alat pemisah atau cara perempatan. Butiran agregat yang lolos ayakan
No.4 tidak dapat digunakan.Berat contoh uji untuk pengujian berat jenis
kerikil dapat dilihat pada tabel 14.Berikut ini.

Tabel 14. Berat contoh minimal untuk tiap ukuran nominal maksimum
agregat
Ukuran Nominal Berat minimum dari
Maksimum contoh uji
(mm) (inchi) (kg)
150 (6) 125
125 (5) 75
112 (41/2) 50
100 (4) 40
90 (31/2) 25
75 (3) 18
63 (21/2) 12
Ukuran Nominal Berat minimum dari
[Type the document title]
Maksimum contoh uji
(mm) (inchi) (kg)
50 (2) 8
37,5 (11/2) 5
25 (1) 4
19 (3/4) 3
≤ 12.5 (≤1/2) 2

10.5 Alat
a. Timbang dengan ketelitian 0.5 gram yang mempunyai kapasitas minimal
5 kg
b. Keranjang besi diameter 203.2 mm (8’’) dan tinggi 63.6 mm (2.5’’)
c. Alat penggantung keranjang
d. Oven
e. Handuk / kain lap

10.6 Pelaksanaan
a. Benda uji di rendam selama 24 jam
b. Benda uji dibuat jenuh kering muka (kondisi SSD) dengan
menggulungkan atau mengelap permukaan butiran agregat.
c. Timbang berat kondisi SSD=(A)
d. Benda uji dimasukan kedalam keranjang dan direndam kembali di dalam
air. Temperatur air dijaga (23o c) dan kemudian di timbang, setelah
keranjang di goyang-goyangkan di dalam air untuk melepaskan udara
yang terperangkap. Hitungan berat contoh kondisi jenuh = (B)
e. Benda uji dikeringakan pada temperatur 100 + 5oc. Setelah didinginkan,
kemudian di timbang hitung berat benda uji pada kondisi kering = (C).

10.7 Laporan
a. Tuliskan asal kerikil
b. Berat kerikil SSD
c. Berat kerikil dalam air
d. Berat kerikil kering tungku
[Type the document title]

LAPORAN
BERAT JENIS KERIKIL

Benda Uji :
a. Kerikil asal : Kerikil Karimun

Hasil Pengujian :
a. Berat kerikil SSD : 10,000 gr (A)
b. Berat kerikil dalam air : 6,368 gr (B)
c. Berat kerikil kering tungku : 9,871 gr (C)

Perhitungan :
[Type the document title]
a. Berat jenis mutlak :
C 9,871
( ) =
( C−B ) 9,871−6,368
9,871
¿
3,503
¿ 2,818 gr
b. Berat jenis kering tungku :
C 9,871
( ( A−B )) = 10,000−6,368
9,871
¿
3,632
¿ 2,718 gr
c. Berat jenis SSD :
A 10,000
( ( A−B )) = 10,000−6,368 gr
10,000
¿
3,503
¿ 2,753 gr

d. Persentase penyerapan (absorption) :

( ( A−C
C
)
) x 100 %=
10,000−9,871
9,871
x 100 %

129
¿ x 100 %
9,871
¿ 1.307 %

Tanggal : 03 Nov 2019


Kelompok : Dua (2)
(Yozzi Syofyana)
Asisten
Waktu : 16 : 05 – 17 : 00
[Type the document title]
Asisten Jaga : Anjar Fitrianto

Mahasiswa (Roma lesmana)

BAB XI
PEMBUATAN ADUKAN BETON

12.1 Pendahuluan
Pada percobaan ini diuraikan cara–cara mencampur bahan-bahan dasar
pembuatan campuran beton.

12.2 Tujuan
Untuk mengetahui langkah – langkah yang benar dalam pengadukan beton.

12.3 Benda Uji


Beton yang dibuat dari semen, kerikil, pasir, dan air.

12.4 Alat
[Type the document title]
a. Cangkul
b. Bejana
c. Sekop
d. Ember
e. Timbangan
f. Tongkat penusuk adukan
g. Mesin molen

12.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan adukan beton pada praktikum ini adalah mengikuti langkah –
langkah seperti di bawah ini;
a. Pengukuran
Semen portlan dan batuan (pasir kering dan kerikil) diukur secara teliti
dengan berat atau melalui proses penimbangan, adapun air yang
digunakan dapat di ukur dengan menggunakan berat atau dengan
menggunakan volumenya (gelas ukur).

b. Pencatatan
Suatu formulir data yang jelas yang memuat bahan yang akan di campur
harus ditetapkan terlebih dahulu. Penimbangan batuan dapat dimulai dari
pasir yang halus (apabila diameter pasir dan kerikil dipisah menjadi
beberapa kelompok) kemudian ditambah dengan batuan yang berdiameter
lebih besar (penimbangan dilakukan secara komulatif). Dengan demikian
secara keseluruhan berat pasir dan kerikil tidak berbeda banyak dengan
berat rencana, bila di bandingkan dengan cara pasir dan kerikil di timbang
sendiri – sendiri.
c. Cara penimbangan
1. Sebelum di timbang batuan (pasir dan kerikil) harus dalam keadaan
jenuh kering muka. Timbangan batuan (pasir dan kerikil) dengan
timbangan yang mempunyai ketelitian sampai dengan 0,1 kg. Batuan
diisikan dalam sebuah bejana atau tempat lain yang volumeenya cukup
[Type the document title]
untuk setengah atau semua batuan (pasir dan kerikil). Bejana itu
kemudian di timbang.
2. Berat komulatif batuan (pasir dan kerikil) yang di control sebelum
bejana di isi dengan kelompok batuan (pasir dan kerikil) yang berbutur
lebih besar.
3. Timbang semen Portland dengan timbangan yang mempunyai
ketelitian sampai 0,001 kg.
d. Cara pengadukan
1. Sambil mesin aduk di putar (masuakan air sebanyak sekitar 0,80 kali
yang di rencanakan).
2. Masukan batuan (pasir dan kerikil) kedalam mesin aduk, dan masukan
pula semen diatas batuan (pasir dan kerikil) itu
3. Untuk selanjutnya memasukan air sedikit demi sedikit sampe adukan
Nampak mempunyai kelecekan (konsistensi) yan cukup
4. Waktu pengadukan sebaiknya tidak kurang dari 3 menit
5. Adukkan beton segar kemudian di keluarkan yang di tampunga dalam
bejana yang cukup besar. Bejana harus sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan pemisahan kerikil bila di tuang dalam cetakan.

Catatan :
Bila di inginkan nilai factor semen yang pasti, maka semen dan air di campur keluar
mesin aduk dengan nilai FAS tersebut, kemudian dimasukan kedalam mesin aduk
sedikit demi sedikit sampe kelecekan tampak cukup.
[Type the document title]

LAPORAN
CARA PEMBUATAN ADUKAN BETON

Kebutuhan Material untuk 1m3

1 Semen 365 kg/m³

2 Pasir 646,2 kg/m³

3 Kerikil 1.148,8 kg/m³

4 Air 190 kg/m³

Volume 6 silinder=6 x( 14 π d t )
2

1
¿ 6 x ( x 3,14 x 0,15 x 0,30 )
2
4
¿ 6 x 0,00529875
[Type the document title]

¿ 0,0317925 m 3
Volume 6 silinder=0,0317925 m3

Hasil Pengujian :
Bahan Merk / Asal Berat Satuan Berat (gr)
Air ATB Batam Gram 6,517
Semen Tiga Roda Gram 13,035
Pasir Pulau Dabo Gram 25,251
Kerikil Karimun Gram 30,863
Material Lain - - -
Jumlah 75,666

Tanggal : 03 Nov 2019 Waktu : 16 : 30 – 18 : 15


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Yozzi Syofyana

Asisten Mahasiswa

(Anjar Fitrianto) (Roma lesmana)


[Type the document title]

BAB XII
PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR

13.1 Pendahuluan
Kelecakan (consistency) beton segar biasanya diperiksa dengan uji slam
(slump). Dengan pemeriksaan slam diperoleh nilai slam yang dipakai sebagai
tolak ukur kelecekan beton segar, yang berhubungan dengan tingkat
kemudahan pengerjaan beton.

13.2 Tujuan
Untuk mengetahui langkah dan besarnya nilai uji slam.

13.3 Benda Uji


Benda uji berupa beton segar yang harus dapat mewakili beton segar yang
akan diperiksa. Khusus untuk beton dengan diameter kerikil maksimum > 38
mm maka butiran yang > 38 mm harus dikeluarkan terlebih dahulu dengan
ayakan basah.

13.4 Alat
a. Cetakan, berupa kerucut terpancung dengan diameter dasar 20 cm,
diameter atas 10 cm dan tinggi 30 cm
[Type the document title]
b. Cetok
c. Mistar pengukur
d. Alat pemadat
e. Tatakan untuk dasar cetakan

13.5 Pelaksanaan
a. Basahi corong cetakan dengan air dan kemudian taruhlah ditempat yang
rata, basah, tidak menyerap air dan ruang yang cukup bagi pemegang
corong untuk secara kuat berdiri pada kedua kaki selama pengisian
corong dilakukan.
b. Corong cetakan diisi 3 lapis, masing-masing sekitar ⅓ volume corong.
Dengan demikiantebal beton segar pada setiap kali pengisian sekitar 15
cm, 30 cm. Setiap kali beton segardiisikan kedalam cetakan, cetok atau
sendok digerakkan mengelilingi bagian ujung atas dalam corong agar
diperoleh penyebaran beton segar didalam corong yang merata.
Setiaplapis beton segar ditusuk dengan alat penusuk sebanyak 25 kali.
Penusukan diusahakansecara merata selebar permukaan lapisan dan tidak
boleh masuk sampai lapis betonsebelumnya.
c. Setelah lapis beton segar terakhir selesai ditusuk, kemudian beton segar
dimasukkan lagikebagian atas dan diratakan sehingga rata dengan sisi
cetakan. Kemudian alas disekitarcorong dibersihkan dari beton segar yang
tercecer.
d. Setelah ditunggu sekitar 30 detik, kemudian cetakan corong ditarik keatas
dengan pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak keatas.
e. Pengukuran nilai slam ini dilakukan dengan ketelitian sampai 0,5 cm
dengan menaruh cetak corong disamping beton segar dan menaru
penggaris (batang baja bergaris)diatasnya sampai diatas beton segarnya.
f. Benda uji beton segar yang terlalu cair akan tampak, yaitu bentuk
kerucutnya hilang sama sekali “meluncur“ dan bila demikian maka nilai
slump tidak bisa diukur (hasil pengukuran tidak valid) sehingga
pemeriksaan benda uji harus diulang. Beton yang mempunyai
perbandingan campuran baik, mempunyai kelecekan yang baik,
[Type the document title]
akanmenampakkan penurunan bagian atas secara pelan-pelan dan bentuk
kerucut semula tidak hilang.

13.6 Laporan
Laporkan besar nilai slump dengan ketelitian sampai 0,5 cm.

LAPORAN
PEMERIKSAAN SLAM BETON SEGAR

Hasil Pengujian :
Bahan Merk / Asal Berat Satuan Berat (gr)
Air ATB Batam Gram 6,517
Semen Tiga Roda Gram 13,035
Pasir Pulau Dabo Gram 25,251
Kerikil Karimun Gram 30,863
Material Lain - - -
Jumlah 75,666

Faktor Air Semen ( FAS ) : 0,5


Nilai Slam, : 1. 8 cm
2. 8 cm
3. 8 cm
Jadi, rata-rata nilai slam adalah 8 cm.

Tanggal : 03 Nov 2019


Kelompok : Dua (2) (Yozzi Syofyana)

Asisten Waktu : 18 : 00 – 18 : 10
Asisten Jaga : Anjar Fitrianto
[Type the document title]
Mahasiswa
(Roma lesmana)

BAB XIII
PEMBUATAN SILINDER BETON

14.1 Pendahuluan
Silinder beton yang dibuat adalah replikasi yang digunakan untuk bahan
bangunan. Silinderbeton ini dibuat dari bahan adukan beton yang akan
digunakan yang merupakan sampel yang akan diuji di laboratorium. Jumlah
silinder beton yang dibuat harus bisa mempresentasikan dari adukan beton
yang dibuat sebagai bahan bangunan.

14.2 Tujuan
Untuk mengetahui langkah-langkah pembuatan silinder beton.

14.3 Benda Uji


Silinder beton yang dibuat ukuran : diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

14.4 Alat
a. Cetakan silinder berukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, terbuat
dari besi ataubaja
b. Mesin alat getar
c. Alat penusuk
d. Cetok
e. Plat perata

14.5 Pelaksanaan
a. Pemadatan dengan tangan
[Type the document title]
1. Pengisian adukan beton dilakukan 3 lapis yang tiap lapis kira-kira
bervolume yang sama
2. Pengisian dengan cetok dilakukan kebagian tepi silinder agar
diperoleh beton yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan
timbunan beton dari tepi ke tengah)
3. Tiap lapisan ditusuk dengan batang baja sebanyak 25 kali. Penusukan
dilakukan merata kesemua permukaan lapisan dengan kedalaman
sampai sedikit masuk kedalam lapis sebelumnya. Khusus untuk lapis
pertama, penusukan jangan sampai cetakan
4. Setelah lapis ketiga selesai ditusuk, penuhi bagian atas cetakan
dengan adukan beton kemudian ratakan dengan tongkat perata hingga
permukaan atas adukan rata dengan bagian atas cetakan
5. Pindahkan cetakan keruangan yang lembab.
b. Pemadatan dengan alat getar
1. Untuk pencetakan silinder yang pemadatannya dilakukan dengan alat
getar, pengisian adukan beton dilakukan dalam 2 lapis, sedangkan
masing-masing lapis kira-kira bervolume yang sama
2. Tiap lapis dipadatkan dengan cara memasukkan alat getar kedalaman
lapis beton segar. Pada lapisan pertama, pemasukan alat getar harus
dijaga jangan sampai mengenai dasar cetakan, adapun pada lapisan
kedua penusukan alat getar sampai menusuk lapisan pertama sedalam
kira-kira 25 cm.
3. Lama penggetaran tergantung pada nilai kelecekan adukan beton
maupun kemampuan alat getarnya. Sebagai gambaran dapat dilakukan
3 kali getaran dengan lama 3 atau 4 detik pada tiap lapisan.
Penggetaran dapat dianggap cukup apabila pada permukaan beton
segar sudah tampak suatu lapisan air
4. Pengisian dengan cetok dilakukan kebagian tepi silinder agar
diperoleh beton yang simetri menurut sumbunya (keruntuhan
timbunan) dari tepi ke tengah. Cetakan jangan diisi terlalu penuh
dengan adukan agar jangan sampai mortarnya jatuh keluar dan
kerikilnya masuk kedalam silinder pada saat digetarkan.
[Type the document title]
5. Selesai penggetaran lapisan kedua, sedikit beton segar ditambah
dipermukaan dansedikit dicampur dengan lapisan permukaan beton,
kemudian diratakan dengan batang perata agar rata dengan permukaan
cetakan
6. Pindahkan cetakan kedalam ruangan lembab.
c. Penyimpanan benda uji
1. Penyimpanan uji silinder harus dikeluarkan dari cetakan setekah 1 jam
sampai 24 jam sejak pencetakan
2. Bersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat, kemudian
beri tanda atau sandi agar tidak keliru dengan benda uji yang lain dan
timbanglah
3. Kembalikan benda uji kedalam ruangan lembab atau tempat
penyimpanan yang lain
4. Bila pembuatan silinder dilakukan dilapangan tempat penuangan
beton dikerjakan, setelah benda uji dikeluarkan harus ditutup dengan
rapat (misalnya kertas kedap air) dan dihindarkan dari sinar panas
matahari langsung.

14.6 Laporan
Laporkan berat permeter kubik dari silinder tersebut serta nilai FAS dan slam.
[Type the document title]

LAPORAN
PEMBUATAN SILINDER BETON

Adukan Beton :
Bahan Merk / Asal Berat Satuan Berat (gr)
Air ATB Batam Gram 6,517
Semen Tiga Roda Gram 13,035
Pasir Pulau Dabo Gram 25,251
Kerikil Karimun Gram 30,863
Material Lain - - -
Jumlah 75,666

Faktor air semen (FAS) : 0.5


Nilai slam : 8 cm

Kebutuhan Material untuk 1m3

1 Semen 365 kg/m³

2 Pasir 646,2 kg/m³

3 Kerikil 1.148,8 kg/m³

4 Air 190 kg/m³

Volume 6 silinder=4 x ( 14 π d t )
2

1
¿ 6 x ( x 3,14 x 0,15 x 0,30 )
2
4
¿ 6 x 0,00529875
¿ 0,0317925 m 3
a. Air 0,0246 x 190=4,674 kg+(10 % x 4,674)
¿ 4,674 +0,4674
¿ 5,142 kg
[Type the document title]
b. Semen 0,0246 x 365=8,979 kg+(10 % x 8,979)
¿ 8,979+0,8979
¿ 9,8769 kg
c. Pasir 0,0246 x 646,2=15,897 kg+ ( 10 % x 15,897 )
¿ 15,897+1,590
¿ 17,490 kg
d. Kerikil 0,0246 x 1.148,8=28,260 kg+ ( 10 % x 28,260 )
¿ 28,260+2,826
¿ 31,086 kg

Hasil Pengujian :
Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder Silinder
Uraian I II III IV V VI
Diameter bagian dalam (mm) 150 150 150 150 150 150
Kedalaman cetakan (mm) 300 300 300 300 300 300
Berat cetakan kosong (kg) 5,25 5,25 5,25 5,25 5,25 5,25
Berat cetakan beton segar (kg) 17,7 17,64 17,56 17,65 17,66 17,62
Berat beton segar (kg) 12,45 12,39 12,31 12,40 12,42 12,41
Berat beton segar m3 (kg) 2.349,6 2.338,2 2.323,1 2.340,1 2.343,9 2.342,1

Volume 1 silinder= ( 14 π d t )
2

1
¿ ( x 3,14 x 0,15 x 0,30 )
2
4
¿ 0,00529875 m 3
a. Silinder I
12,45
=2.349,610 kg/m 3
0,00529875
b. Silinder II
12,39
=2.338,287 kg /m 3
0,00529875
c. Silinder III
12,31
=2.323,189 kg/m 3
0,00529875
e. Silinder IV
[Type the document title]
12,40
=2.340,174 kg /m3
0.00529875
f. Silinder V
12,42
=2.343,949 kg/m 3
0,00529875
g. Silinder VI
12,41
=2.342,062 kg/m 3
0,00529875

Kesimpulan :
Dari ke-6 silinder diperoleh berat per-m3 rata-rata :2.339.5 kg
Ke-6 silinder setelah 12-18 jam dibuka dari cetak, lalu diberi tanda, kemudian
direndam agar lembab sampai saatnya akan diuji tekan.

Tanggal : 03 Nov 2019 Waktu : 18 : 00 – 19 : 00


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Anjar Fitrianto

Asisten Mahasiswa

(Yozzi Syofyana) (Roma lesmana)

15.1 Pendahuluan
Mutu beton umumnya
BAB XIV ditentukan berdasarkan kuat
PENGUJIAN KUAT TEKAN tekannya. Cara pengujian kuat
SILINDER BETON tekan beton dilakukan terhadap
benda uji (yang umumnya
[Type the document title]
berupa silinder beton dengan a. Carilah data tentang benda
ukuran diameter150 mm dan uji beton yang akan diuji,
tinggi 130 mm atau kubus anatar lain:
dengan sisi 150 mm)ini 1. Faktor semen
diuraikan cara melakukan 2. Nilai slam
pengujian kuat tekan benda uji 3. Cara perawatan dan
tersebut. penyimpanan benda uji
4. Kapan dibuat atau
15.2 Tujuan berapa umur benda uji
a. Untuk mengetahui langkah (berdasarkan data
pengujian kuat tekan beton tersebut, perkirakanlah
b. Untuk mengetahui kuat tekannya).
besarnya nilai kuat tekan b. Bila benda uji berupa
beton uji silinder, ukurlah diameter
rata-rata silinder ditengah
15.3 Benda Uji tingginya, dan ukurlah pula
Sebagai benda uji adalah tinggi rata-ratanya dengan
silinder beton diameter 150 ketelitian sampai 0,1 mm
mm, tinggi 300 mm atau kubus (dengan Kapiler).
betonberisi 150 mm. c. Timbanglah dengan
ketelitian sampai 0,005 kg
15.4 Alat d. Ratakan permukaan beton
a. Kapiler untuk mengukur dengan memberi lapisan
dimensi benda uji perata pada
b. Timbangan permukaandengan
c. Alat perata lapis atas bahanyang tersedia, rata
silinder (capping). Bila bahan perata itu dengan
dipakai tidak diperlukan kaca atau plat. Tunggu
perataan permukaan ini sampai lapisan perataini
keras dan cukup kuat.
15.5 Pelaksanaan e. Uji sample dengan
kecepatan pembebanan 2
[Type the document title]
kg/cm² s/d 4 kg/cm² (SNI LAPORAN
03-1974-1990) Hingga UJI KUAT TEKAN SILINDER
benda uji hancur. BETON
f. Catat beban maksimum
yang dihasilkan dan Benda Uji : Silinder I & II (Hari
gambarkan sketsa Ke-7)
keruntuhan benda uji. Bahan adukan : (Kutiplah dari laporan
pratikum pengadukan beton).
15.6 Laporan Bahan Merk / Berat Berat
a. Buatlah sketsa pecahnya Asal Satuan (gr)
Air ATB Gram 6,517
silinder beton
b. Hitunglah besarnya kuat Batam
Semen Tiga Gram 13,035
tekan beton silinder uji
Roda
Pasir Pulau Gram 25,251
Dabo
Kerikil Karimun Gram 30,863
Materia - - -
l Lain
Jumlah 75,666

Faktor air semen (FAS)


: 0.5
Nilai slam
: 8 cm

Bahan :
Silinder I Beton Dengan
Spesifikiasi :
[Type the document title]

Bahan :
Berat Silinder II Beton Dengan
: 12,355 kg Spesifikiasi :
Tinggi
: 300 mm
Diameter
: 150 mm

Hasil Pengujian :
a. Luas penampang
:
Luas silinder : L=π r 2
¿ 3,14 x 7,5 2 Berat
: 12,194 kg
¿ 176,625 cm2
b. Kuat tekan : Tinggi

28 Ton : 300 mm

280 KN = 280.000 N Diameter

c. Hasil Pengujian : : 150 mm

280.000
= 15.85 Mpa (63.4%) -- Hasil Pengujian :
176.625
d. Luas penampang
“Tidak OK”
:
Catatan : Persentase untuk
pengujian di hari Ke-7 adalah 75 Luas silinder : L=π r 2

% ¿ 3,14 x 7,5 2
¿ 176,625 cm2

e. Kuat tekan :
30 Ton
30 KN = 300.000 N
[Type the document title]
f. Hasil Pengujian : Kelompok : Dua (2)

300.000
= 16.98 Mpa (67.4%) --
176.625 Asisten
“Tidak OK”
Catatan : Persentase untuk
pengujian di hari Ke-7 adalah 75
% (Anjar Fitrianto)

Waktu : 16 : 00 – 16 : 30
Asisten Jaga : Ary Cipta Kusama

Mahasiswa

Tanggal : 10 Nov 2019 (Roma lesmana)

LAPORAN
UJI KUAT TEKAN SILINDER BETON

Benda Uji : Silinder III & IV (Hari Ke-14)


Bahan adukan : (Kutiplah dari laporan pratikum pengadukan beton).
Bahan Merk / Asal Berat Satuan Berat (gr)
Air ATB Batam Gram 6,517
Semen Tiga Roda Gram 13,035
Pasir Pulau Dabo Gram 25,251
Kerikil Karimun Gram 30,863
Material Lain - - -
Jumlah 75,666

Faktor air semen (FAS) : 0.5


Nilai slam : 8 cm

Bahan :
[Type the document title]
Silinder I Beton Dengan Spesifikiasi :

Berat : 12,085 kg
Tinggi : 300 mm
Diameter : 150 mm

Hasil Pengujian :
g. Luas penampang :
Luas silinder : L=π r 2
¿ 3,14 x 7,5 2
¿ 176,625 cm2
h. Kuat tekan : 36 Ton
360 KN = 360.000 N
360.000
i. Hasil Pengujian : = 20.38 Mpa (81.52%) -- “Tidak
176.625
OK”
Catatan : Persentase untuk pengujian di hari Ke-14 adalah 85 %
Bahan :
Silinder II Beton Dengan Spesifikiasi :
Berat : 12,014 kg
Tinggi : 300 mm
Diameter : 150 mm

Hasil Pengujian :
[Type the document title]
j. Luas penampang :
Luas silinder : L=π r 2
¿ 3,14 x 7,5 2
¿ 176,625 cm2

k. Kuat tekan : 19 Ton


19 KN = 190.000 N
190.000
l. Hasil Pengujian : = 10.76 Mpa (43.04%) -- “Tidak
176.625
OK”
Catatan : Persentase untuk pengujian di hari Ke-14 adalah 85 %

Tanggal : 17 Nov 2019 Waktu : 16 : 00 – 16 : 30


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Ary Cipta Kusama

Asisten Mahasiswa

(Anjar Fitrianto) (Roma lesmana)


[Type the document title]

LAPORAN
UJI KUAT TEKAN SILINDER BETON

Benda Uji : Silinder V & VI (Hari Ke-28)


Bahan adukan : (Kutiplah dari laporan pratikum pengadukan beton).
Bahan Merk / Asal Berat Satuan Berat (gr)
Air ATB Batam Gram 6,517
Semen Tiga Roda Gram 13,035
Pasir Pulau Dabo Gram 25,251
Kerikil Karimun Gram 30,863
Material Lain - - -
Jumlah 75,666

Faktor air semen (FAS) : 0.5


Nilai slam : 8 cm

Bahan :
Silinder I Beton Dengan Spesifikiasi :
[Type the document title]

Berat : 12,185 kg
Tinggi : 300 mm
Diameter : 150 mm

Hasil Pengujian :
m. Luas penampang :
Luas silinder : L=π r 2
¿ 3,14 x 7,5 2
¿ 176,625 cm2
n. Kuat tekan : 43 Ton
430 KN = 430.000 N
430.000
o. Hasil Pengujian : = 24.34 Mpa (97.4%) -- “Tidak
176.625
OK”
Catatan : Persentase untuk pengujian di hari Ke-28 adalah 100 %
Bahan :
Silinder II Beton Dengan Spesifikiasi :
[Type the document title]

Berat : 12,190 kg
Tinggi : 300 mm
Diameter : 150 mm

Hasil Pengujian :
a. Luas penampang :
Luas silinder : L=π r 2
¿ 3,14 x 7,5 2
¿ 176,625 cm2

b. Kuat tekan : 25 Ton


25 KN = 250.000 N
250.000
c. Hasil Pengujian : = 14.15 Mpa (56.6%) -- “Tidak
176.625
OK”
Catatan : Persentase untuk pengujian di hari Ke-28 adalah 100 %

Tanggal : 01 Des 2019 Waktu : 16 : 00 – 16 : 30


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Ary Cipta Kusama

Asisten Mahasiswa

(Anjar Fitrianto) (Roma lesmana)


[Type the document title]

BAB XV
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN

17.1 Pendahuluan
Pengujuan ini dimaksudkan untuk menguji berat jenis semen portland, yang
dimaksud dengan berat jenis semen portland adalah perbandingan berat
kering semen portland pada suhu kamar dalam satuan isi.

17.2 Tujuan
Untuk mendapatkan berat jenis semen portland yang digunakan dalam
pengendalian mutu kuat tekan beton.

17.3 Benda Uji


Beda uji yang digunakan adalah semend portland dengan berat 64 gram.

17.4 Peralatan yang digunakan


a. Botol le chatelier
b. Timbangan
[Type the document title]
c. Kerosin
d. Baki (wadah air)
e. Thermometer

17.5 Pelaksanaan Pengujian


a. Keringkan botol Le chatelier tidak boleh ada air dalam botol
b. Isi botol le chatelier dengan kerosin sampai menemukan skala 0
c. Ambil wadah baki lalu diisi dengan air
d. Masukan botol Le chatelier yang sudah di isi kerosin didalam baki yang
sudah terisi air
e. Setelah suhu antara cairan dan air sama maka baca skala cairan tersebut
(V1)
f. Masukan benda uji sedikit demi sedikit ke dalam cairan botol Le
chatelier, pastikan tidak ada yang tumpah dan menempel pada dinding
dalam botol
g. Setelah semua beda uji masuk kedalam botol, goyangkan berlahan botol
selama 30 menit sampai semua gelembung udara di dalam botol keluar
semua
h. Rendam kembali cairan tersebut kedalam air sampai menemukan suhu
yang sama seperti sebelumnya antara cairan dan air harus sama
i. Lalu baca skala air tersebut (V2)

17.6 Laporan
[Type the document title]
Hitung semua jenis semen portland tersebut. Pengujian dilakukan minimal 2
sampel sama atau 2 jenis semen.

LAPORAN
PENGUJIAN BERAT JENIS SEMEN

Benda uji :
Semen portland
 Merek semen : Semen Tiga Roda
 Berat semen uji : 64 gr
 Volume awal cairan (suhu kamar)(V1) : 0 ml
 Volume setelah dicampur semen (V2) : 29.5 ml

Perhitungan Pengujian
Berat jenis semen adalah perbandingan berat kering semen portland pada suhu kamar
dalam satuan isi.
berat semen
ρ=
V 2−V 1
64
¿
29.5−0
[Type the document title]
¿ 2.169 gr /ml

Tanggal : 03 Nov 2019 Waktu : 17 : 00 – 17 : 45


Kelompok : Dua (2) Asisten Jaga : Anjar Fitrianto

Asisten Mahasiswa

(Ary Cipta Kusuma) (Roma lesmana)

Anda mungkin juga menyukai