Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

BETON
Mata Kuliah : Teknologi Bahan Jalan dan Beton

Dosen Pengampu : 1. Ir. Arie Wardhono, S.T., M.MT., M.T., Ph.D.

2. M. Imaduddin, S.T., M.T.

Disusun oleh : KELOMPOK 7


1. Meylioni Lay (22050724136)
2. Elvi Ofta Vianing (22050724137)
3. Muhammad Nurma R.B. (22050724138)
4. Dabiok Ahoren (22050724148)

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur bagi Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Diktat ini kami
susun untuk meningkatkan pembelajaran yang dilaksanakan di laboraturium Beton
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Isi buku diktat ini ditulis berdasarkan pengalaman praktiukum langsung yang
kami lakukan di laboraturium beton. Kami berharap dengan adanya diktat ini dapat
membantu perkembangan dalam perkuliahan mahasiswa Teknik Sipil khususnya
Universitas Negeri Surabaya.
Diktat ini berisi pembahasan yang memuat uji material atau bahan utama
pembuatan beton. Berikut isi diktat ini secara terinci sebagai berikut:
1. Pemeriksaan material semen
2. Pemeriksaan material agrerat halus / pasir
3. Pemeriksaan material agregat kasar / kerikil/ batu pecah
4. Mix design dengan metode DOE
Kami selaku penyusun diktat ini tentu menyadari bahwa diktat ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu,
kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk diktat ini, agar diktat ini
nantinya bisa menjadi diktat yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada kesalahan
pada diktat ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Bapak Muhammad Imaduddin yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini.

Demikian, semoga diktat ini  bermanfaat bagi mahasiswa, pengajar, para


teknisi, serta semua yang membacanya. Terima kasih.

Surabaya, 15 Desember 2022

Penyusun, Kelompok 7

2 | Uji Beton
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………...ii
BERAT JENIS PASIR…………………………………………………
BERAT PER VOLUME PASIR……………………………………….
KOTORAN ORGANIS PASIR………………………………………..
KADAR LUMPUR PASIR…………………………………………….
PENYERAPAN PASIR………………………………………………...
KADAR AIR PASIR …………………………………………………..
BERAT JENIS KERIKIL………………………………………………
BERAT PER VOLUME KERIKIL…………………………………….
KADAR LUMPUR KERIKIL………………………………………….
PENYERAPAN KERIKIL……………………………………………
KADAR AIR KERIKIL………………………………………………..
KADAR KEAUSAN KERIKIL………………………………………..
ANALISA AYAKAN PASIR……………………………………….…
ANALISA AYAKAN KERIKIL………………………………………
ANALISA CAMPURAN PASIR DENGAN KERIKIL……………….
MIX DESIGN BETON METODE DOE……………………………….

3 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 1

PERCOBAAN BERAT JENIS PASIR

1. TUJUAN
Agar dapat mengetahui berat jenis agregat halus (pasir), dalam kondisi
kering permukaan (Saturated Surface Dry = SSD) dan dalam kondisi kering
oven.
2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
a) Neraca Analitis
b) Oven
c) Picnometer
d) Perangkat uji SSD (konus Conical = metal mold, perojok, dryer)

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN :


Pasir yang telah direndam dalam air selama 24 jam min=60 gram

4. PROSEDUR PERCOBAAN :
a) Picnometer volume 250 cc kosong di timbang beratnya W = 87 gram.
b) Mengambil pasir dari rendaman dan diangin-anginkan untuk mendapatkan
suatu kondisi SSD dengan pertolongan Dryer, ditest alat uji SSD.
c) Setelah pasir dalam keadaan SSD lalu di timbang sebanyak = 250 gram.
d) Pasir tersebut dimasukan picnometer yang volumenya 250 cc.
e) Picnometer yang berisi pasir tersebut lalu di isi air sampai 90% kapasitas
picnometer, diputar-putar kearah horizontal hinngga gelembung udara keluar.
f) Picnometer kemudiann diisi air lagi hingga batas garis yang di tentukan dan
catat penambahan air dair 0 sampai batas tadi.
g) Kemudian picnometer yang berisi pasir+air di timbang, C= 488 gram.
h) Setelah ditimbang air di keluarkan dan pasir dikeringkan oven, lalu pasir
didinginkan dan ditimbang, A= 288 gram.
i) Picnometer +air saja sampai pada batas lalu di timbang, B= 332gram

4 | Uji Beton
5. DATA PERCOBAAN:
Berat pasir dalam keadaan SSD………….. = 250 gram
Berat Picnometer + Air……………………B = 335 gram
Berat picnometer + Air + Pasir……………C = 497 gram
Berat pasir kering oven……………………A = 245 gram

6. HASIL PERCOBAAN:
Berat jenis pasir SSD :
250 250
BJ = = = 2,84 gram/cc
250+B−C 250+335−497
Berat jenis pasir kering oven :
250 245
BJ = = = 2,78 gram/cc
250+B−C 250+335−497

7. DOKUMENTASI

5 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 2

PERCOBAAN BERAT PER VOLUME PASIR

1. TUJUAN
Untuk mendapatkan nilai per volume dari pasir yang digunakan untuk konversi
dari perbandingan berat ke perbandingan volume.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :


a) Neraca sedang
b) Takaran silinder Ø15 cm, tinggi 30 cm.
c) Alat perojok (tamper) Ø 3/8”, Panjang 30 cm.

3. BAHAN-BAHAN YANG DIGUNAKAN :


pasir

4. PROSEDUR PERCOBAAN :
Tanpa rojokan.
a) Takaran ditimbang beratnya.
b) Takaran diisi dengan pasir sampai penuh.
c) Takaran dan pasir lalu di timbang.

Dengan rojokan.
a) Takaran ditimbang beratnya.
b) Takaran diisi pasir tiga tahap, tiap tahap 1/3 bagian dirojok sebanyaak 25
kali.
c) Takaran yang telah terisi 2/3 bagian dan telah dirojok tersebut diisi lagi
sampai penuh dan mejadi semuanya dirojok 3x25 kali bagian atasnya
diratakan.
d) Takaran yang telah terisi pasir penuh tersebut di timbang beratnya.

6 | Uji Beton
5. DATA PERCOBAAN :
Tanpa rojokan.
a) Berat takaran = 9820 gram
b) Berat takaran + pasir = 18100 gram
c) Bera pasir kering = 18100 - 9820 = 8280 gram

Dengan rojokan.

a) Berat takaran = 9820 gram


b) Berat takaran + pasir = 19820 gram
c) Berat pasir kering = 19820 - 9820 = 10000 gram

6. HASIL PERCOBAAN :
1
Volume takaran = x 3,14 x 152 x 30 = 5298,75 cm3
4
Tanpa rojokan
 Berat per volume pasir = 8280 : 5298,75 = 1,56 gram / cm3

Dengan rojokan

 Berat per volume pasir = 10000 : 5298,75 = 1,88 gram / cm3

Berat per volume pasir rata-rata = (1,56 + 1,88) : 2 = 1,72 gram / cm3

7. DOKUMENTASI

7 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 3
PERCOBAAN KOTORAN ORGANIS DALAM PASIR

1. TUJUAN :

Untuk mengetahui kandungan organis dalam pasir.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :


 Gelas ukur dengan volume 500 cc
 Botol bening dua biji

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN :


a) Pasir
b) Larutan NaOH 3%

4. PROSEDUR PERCOBAAN :
a) Botol bening diisi dengan larutan NaOH 3% sebanyak 250 cc.
b) Pasir sebanyal 130 cc dimasukkan kedalam botol bening yang berisi NaOH
3% 250 cc tadi.
c) Kemudian Botol tersebut digoyang-goyang hingga pasir dengan larutan Soda
Api dengan campur secara homogen.
d) Didiamkan selama 24 jam
e) Setelah 24 jam diamati warna yang terjadi pada cairan larutan NaOH
tersebut, serta dibandingkan dengan standart warna
f) Membuat standart warna yaitu dengan mencampur NaOH 3% sebanyak 97
cc dengan Asam tannin 2,5 cc dimasukkan dalam botol bening yang lainnya.

8 | Uji Beton
g) Cara membuat Soda Api ( NaOH 3 % ) adalah dengan mencampur Air
Suling sebanyak 970 cc dengan 30 gram butiran soda api, lalu dimasukkan
kedalam botol literan.

5. DATA PERCOBAAN :
 Volume Pasir = 130 cc
 Volume NaOH 3% = 250 cc

6. HASIL PERCOBAAN :
Warna yang terjadi pada larutan NaOH 3% setelah didiamkan selama 24 jam
warna lebih muda dari standart warna.

7. DOKUMENTASI

9 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 4
PERCOBAAN KADAR LUMPUR DALAM PASIR
1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar lumpur dalam pasir.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN:


Pan, tempat mencuci pasir
Saringan mesh 200 atau dengan lubang 0,063 mm
a) Neraca analitis
b) Oven

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN:


a) Pasir kering
b) Air

4. PROSEDUR PERCOBAN:
a) Pasir ditimbang sebanyak 500 gram.
b) Pasir dicuci dengan air PDAM, yang keruh dituangkan ke dalam saringan
no.200 dan pasir yang tertinggal di ayakan dikembalikan lagi ke dalam pan
dan diusahakan jangan sampai ada yang berceceran.
c) Pencucian dilakukan berkali-kali hingga air dalam pasir itu jernih.
d) Pasir hasil cucian yang telah bersih itu dioven selama 24 jam dengan suhu
110o C.
e) Setelah 24 jam pasir tersebut didinginkan dan ditimbang beratnya.

5. HASIL PERCOBAAN:

10 | Uji Beton
 Berat pasir mula-mula A= 500 gram
 Berat pasir bersih oven B= 477 gram

A−B
 Presentasi kadar lumpur = × 100%
B
500−477
= × 100%
477
= 4,8 %

Spesifikasi:

 Kadar lumpur yang dikandung oleh pasir maksimum adalah 5% sesuai dengan
yang diisyaratkan dalam PBI 1971 pasal 3.3 ayat 3

6. DOKUMENTASI

11 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 5
PERCOBAAN PENYERAPAN PASIR
1. TUJUAN :

Untuk mengetahui kadar air resapan yang dikandung oleh pasir yang ada
hubungannya dengan perencanaan mix design beton.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :


1. Oven
2. Pan
3. Timbangan analitis
3. BAHAN YANG DIGUNAKAN
Pasir dalam keadaan kering permukaan (SSD).

4. PROSEDUR PERCOBAAN :
a) Pasir dalam keadaan SSD ditimbang sebanyak 500 gram.
b) Dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dengan temperatur
110°C sampai beratnya constant.
c) Setelah constant beratnya, diambil dari oven dan ditimbang.

5. DATA PERCOBAAN :

Berat pasir kondisi SSD = 500 gram

Berat pasir kering oven = 490 gram

6. HASIL PERCOBAAN :

12 | Uji Beton
A−B
Prosentase penyerapan pasir = x 100%
B

500−490
= x 100%
490

4
= x 100% = 2 %
490

7. DOKUMENTASI

13 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 6
PERCOBAAN KADAR AIR DALAM PASIR

1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar air yang dikandung oleh pasir yang ada hubungannya
dengan perencanaan mix design beton.

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN :


a. Oven
b. Pan
c. Timbangan analitis

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN:


Pasir dari lapangan

4. PROSEDUR PERCOBAAN :
a. Pasir dari lapangan ditimbang sebanyak 500 gram.
b. Dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dengan temperature 110º sampai
beratnya constant.
c. Setelah constant beratnya, diambil dari oven dan ditimbang.

5. DATA PERCOBAAN:
Berat pasir kondisi lapangan aslin = 500 gram
Berat pasir kering oven = 484 gram

14 | Uji Beton
6. HASIL PERCOBAAN :
A−B
 Presentasi kadar air dalam pasir = × 100 %
B

500−484
= ×100 % = 3,33 %
484

7. DOKUMENTASI

15 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 7

PERCOBAAN BERAT JENIS KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk mengetahui besarnya berat jenis kering permukaan (SSD) maupun
berat jenis kering oven yang ada hubungannya dengan perencanaan mix design
beton.

2. ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Neraca pegas.
b) Oven.
c) Kerangka penggantung dengan perangkatnya.
d) Bak plastik.

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN:

a) Kerikil sebanyak 3000 gram

b) Air satu bak plastik.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Ambil kerikil sebanyak 3000 gram.
b) Rendam dalam air selama ± 4 hari.
c) Setelah kerikil direndam ± 4 hari lalu diangkat dan airnya dibuang dan kerikil
dilap dengan kain hingga kering permukaan.

16 | Uji Beton
d) Setelah kering permukaan kemudian kerikil ditimbang sejumlah 2500 gram.
e) Dalam hal ini kehilangan berat oleh tekanan air keatas merupakan faktor
dalam mencari berat jenis SSD.
f) Setelah ditimbang dalam air, lalu kerikil kami masukan ke oven selama 24
jam dengan suhu 110ºC.
g) Kerikil kering oven yang telah konstant beratnya diambil dan didinginkan
kemudian ditimbang beratnya.

5. DATA PERCOBAAN
Berat kerikil dalam keadaan SSD B = 2500 gram
Berat kerikil dalam air C = 1500 gram
Berat kerikil kering oven A = 2300 gram

6. HASIL PERCOBAAN
B 2500
Berat jenis kerikil (SSD) ¿ = = 2,5 gram / cc
B−C 2500 – 1500
A 2300
Berat jenis kering oven ¿ = = 2,3 gram / cc
B−C 2500 – 1500

7. DOKUMENTASI

17 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 8
PERCOBAAN BERAT PER VOLUME KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk mendaparkan nila berat per volume dari kerikil yang digunakan untuk
konversi dari perbandingan berat ke perbandingan volume.

2. ALAT - ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Neraca sedang.
b) Takaran silinder Ø 15 cm, tinggi 30 cm.
c) Alat perojok (tamper) Ø 3/8”, panjang 30 cm.

18 | Uji Beton
3. BAHAN YANG DIGUNAKAN:

Kerikil.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
 Tanpa rojokan
a) Menimbang berat takaran.
b) Takaran diisi dengan kerikil sampai penuh.
c) Takaran dan kerikil lalu ditimbang.
 Dengan rojokan
a) Menimbang berat takaran.
b) Takaran diisi kerikil dalam 3 tahap, tiap tahap 1/3 bagian dirojok
sebanyak 25 kali.
c) Takaran yang telah terisi 2/3 bagian dan telah dirojok tersebut diisi lagi
sampai penuh dan jadi semuanya dirojok 3 x 25 kali bagian, kemudian
atasnya diratakan.
d) Takaran yang telah terisi kerikil penuh tersebut ditimbang beratnya.

5. DATA PERCOBAAN
 Tanpa rojokan
Berat takaran = 9820 gram
Berat takaran + kerikil = 17360 gram
Berat kerikil kering = 17360 – 9820 = 7540 gram
 Dengan rojokan
Berat takaran = 9820 gram
Berat takaran + kerikil = 18620 gram
Berat kerikil kering = 18620 – 9820 = 8800 gram

6. HASIL PERCOBAAN

19 | Uji Beton
Volume takaran = ¼ . 3,14 . 152 . 30 = 5298,75 cm
3

Tanpa rojokan
Berat per volume kerikil = 7540 : 5298,75 = 1,42 gram / cm3
Dengan rojokan
Berat per volume kerikil = 8800 : 5298,75 = 1,66 gram / cm3
Berat per volume kerikil rata-rata = (1,42 + 1,66) : 2 = 1,54 gram / cm3

7. DOKUMENTASI

20 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 9
PERCOBAAN KADAR LUMPUR DALAM KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar lumpur dalam kerikil.

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Pan, tempat memcuci kerikil
b) Saringan Mesh 200 atau denan lubang 0,063 mm
c) Neraca analitis
d) Oven

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN


a) Kerikil kering
b) Air

4. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Kerikil ditimbang sebanyak 1000 gram.
b) Kerikil dicuci dengan air PDAM, yang keruh dituangkan kedalam saringan
No.200 dan kerikil yang tertinggal dalam ayakan dikembalikan lagi kedalam
pan dan diusahakan jangan sampai ada yang berceceran.
c) Pencucian dilakukan berkali-kali hingga air dalam kerikil itu jernih.
d) Kerikil hasil cucian yang telah bersih itu dioven selama 24 jam dengan suhu
110 °C.
e) Setelah 24 jam kerikil tersebut didinginkan dan ditimbang beratnya.

21 | Uji Beton
5. HASIL PERCOBAAN
Berat kerikil mula-mula A = 1000 gram
Berat kerikil bersih oven B = 993 gram
A−B
Prosentase kadar lumpur = . 100 %
B
1000−993
= x 100 % = 0,7 %
993
Spesifikasi :

Kadar lumpur yang dikandung oleh kerikil maksimum 1% sesuai dengan yang
disyaratkan dalam PBI 1971 pasal 3.3 ayat 3.

6. DOKUMENTASI

22 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 10
PERCOBAAN PENYERAPAN KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar air resapan yang dikandung oleh kerikil yang ada
hubungannya dengan perencanaan mix design beton.

2. ALAT – ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Oven
b) Pan
c) Timbangan sedang

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN


Kerikil dalam keadaan kering permukaan (SSD)

4. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Kerikil dalam keadaan SSD ditimbang sebanyak 2500 gram.
b) Dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dengan temperature 110°C sampai
beratnya constant.
c) Setelah constant beratnya, diambil dari oven dan ditimbang.

5. DATA PERCOBAAN
 Berat kerikil kondisi SSD = 3000 gram
 Berat kerikil kering oven = 2300 gram

HASIL PERCOBAAN :
A−B
 Prosentase kadar lumpur = × 100 %
B

23 | Uji Beton
3500−2 3 00
= ×100 % = 52,1%
2 3 00
6. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diperoleh penyerapan kerikil yang
kami uji tidak sesuai dengan SNI 03-1870-1990 karena batas maksimum
penyerapan adalah 3%. Meski belum layak digunakan untuk material konstruksi,
kerikil masih dapat digunakan untuk rel kereta karena dapat menstabilkan rel
pada saat terkena beban kereta api yang besar.

7. DOKUMENTASI

24 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 11
PERCOBAAN KADAR AIR DALAM KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar air yang dikandung oleh kerikil yang ada hubungannya
dengan perencanaan mix design beton.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN :


a) Oven
b) Pan
c) Timbangan analitis

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN


Kerikil dari lapangan.

4. PROSEDUR PERCOBAAN :
a) Kerikil dari lapangan ditimbang sebanyak 1000 gram.
b) Dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan temperature 110º C sampai
beratnya konstant.
c) Setelah konstant beratnya, diambil dari oven dan ditimbang.

5. DATA PERCOBAAN
 Berat kerikil kondisi lapangan asli = 500 gram
 Berat kerikil kering oven = 496 gram

6. HASIL PERCOBAAN :

25 | Uji Beton
A−B
 Presentase kadar air dalam kerikil = x 100 %
B
500−4 96
= x 100 % = 0,8 %
4 96

7. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah kami lakukan, diperoleh kadar aiar dari kerikil
sebesar 0,8%. Maka kadar aiar dari kerikil memenuhi standar pada SNI-1969-2008
yaitu tidak lebih dari 2,07%.

8. DOKUMENTASI

26 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 12
PERCOBAAN KADAR KEAUSAN KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk mengetahui presentase kehilangan berat akibat pengikisan atau
pembubukan/keausan.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Los Angeles Abration Test Machine
b) Bola-bola baja 12 butir
c) Saringan no. 12 atau Ø 1,7 mm.
d) Oven dan Neraca.

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN


a) Kerikil Ø 19,1 mm sebanyak 5000 gram
b) Kerikil Ø 12,7 mm sebanyak 2500 gram
c) Kerikil Ø 9,51 mm sebanyak 2500 gram

4. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Masukkan bahan-bahan tersebut ke dalam mesin Los Angeles Abration
Bersama bola-bola baja 12 biji.
b) Container mesin ditutup rapat dan mesin dijalankan sebanyak 500 putaran
atau 15 menit (satu menit = 33 putaran).
c) Selesai 500 putaran, material dikeluarkan dan disaring melalui saringan no.
12.

27 | Uji Beton
d) Material yang tertahan di atas saringan dicuci sampai bersih, setelah dicuci
dimasukkan ke dalam oven dibiarkan selama 24 jam dengan suhu 110° C.
e) Setelah 24 jam diambil dan didinginkan dan ditimbang.

5. DATA PERCOBAAN
 Berat kerikil mula-mula A = 10.000 gram
 Berat kerikil akhir B = 8180 gram

HASIL PERCOBAAN :

A−B
Prosentase keausan = × 100 %
B

10.000−8 180
= × 100 % = 22,25%
8180

Persyaratan : kerikil tidak boleh mengalami keausan lebih besar 50 % . PBI


71.

6. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang dilakuakn diperoleh kadar keausan dari kerikil
yaitu sebesar 22,25%, Sesuai dengan standar SNI-2417-2008 bahwa kadar
keausan pada kerikil tidak boleh lebih dari 50%, sehingga kerikil yang diuji sudah
sesuai dengan standar serta layak digunakan.

7. DOKUMENTASI

28 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 13

PERCOBAAN ANALISA AYAKAN PASIR

1. TUJUAN
Untuk menentukan jumlah perbandingan bahan pengisi agar gradasi yang
dikandungnya memenuhi syarat, serta menentukan zone pasir tersebut.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN:


a) Neraca analitis
b) Ayakan no.4 (4,76 mm), no.8 (2,36 mm), no. 16 (1,19 mm), no. 30 (0,59
mm), no. 50 (0,279 mm), no.100 (0,149 mm), dan pan.
c) Alat penggetar ayakan.

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN:


Pasir kering oven sebanyak 500 gram.

4. PROSEDUR PERCOBAAN :

29 | Uji Beton
a) Pasir kering ditimbang sebanyak 500 gram.
b) Ayakan disusun mulai dari ayakan no.4 sampai dengan no.100 dan pan
c) Pasir 500 gram dimasukkan ke dalam ayakan teratas no.4.
d) Ayakan ditutup dengan penutupnya kemudian alat penggetar dinyalakan
selama 10 menit.
e) Kemudian diambil dan ditimbang beratnya yang tertinggal di atas masing-
masing ayakan.
f) Jumlah seluruh pasir harus cocok dengan jumlah pasir semula.

5. DATA PERCOBAAN :

Lubang Ayakan Tertinggal Komulatif


Tinggal Lolos
No mm gram %
(%) (%)
4 4,76 20 4 4 96
8 2,38 36 7,2 11,2 88,8
16 1,19 70 14 25,2 74,8
30 0,59 125 25 50,2 49,8
50 0,297 128 25,6 75,8 24,2
100 0,149 69 13,8 89,6 10,4
Pan 0,00 52 10,4 100 0
Jumlah 500 100

6. DOKUMENTASI

30 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE : 14
PERCOBAAN ANALISA AYAKAN KERIKIL

1. TUJUAN
Untuk menentukan jumlah perbandingan bahan pengisi agar gradasi yang
dikandung memenuhi syarat.

2. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


a) Neraca sedang.
b) Ayakan 1 ½ , ¾ , No. 3/8” , No. 4 dan Pan.

3. BAHAN YANG DIGUNAKAN


Kerikil sebanyak 16.000 gram

31 | Uji Beton
4. PROSEDUR PERCOBAAN
a) Kerikil kering ditimbang sebanyak 16.000 gram.
b) Masukan kerikil yang sudah ditimbang ke dalam ayakan mulai dari ayakan 1
½ , ¾ , No. 3/8” , No. 4 secara perlahan-lahan.
c) Timbang kerikil yang tersisa dari masing-masing ukuran ayakan.
d) Catat data yang diperoleh dari setiap kali menimbang kerikil.

5. DATA PERCOBAAN

Lubang Ayakan Tertinggal Komulatif


Lolos
No mm gram % Tinggal (%)
(%)
1½ 39,1 140 0,875% 0,875 99,125
3
19,1 1880 11,75% 12,625 87,375
4
3
9,51 6540 40,875% 53,5 46,5
8
No. 4 4,76 4720 29,5% 83 17
Pan 0.00 2240 14% 97 3
Jumlah 15520

6. DOKUMENTASI

32 | Uji Beton
PEMERIKSAAN KE 15 :
PERCOBAAN MIX DESIGN BETON

1.Tujuan :

Untuk menemukan banyaknya perbandingan material beton guna


mendapatkan mutu beton sesuai dengan permintaan perencana.

Ketentuan dari perancana :

a) Mutu beton K 175 pada umur 28 hari dengan cacat maksimum 5%


b) Semen yang digunakan semen Gresik S 550 / type 1
c) Ukuran diameter maksimum kerikil = 40 mm
d) Tinggi slump yang disyaratkan = 75 -150 mm

33 | Uji Beton
e) Standart deviasi ditetapkan = 58 kg / cm²
f) Pasir termasuk dalam zone =2
g) Dari Analisa ayakan campuran pasir dengan kerikil :

Hasil test argergat:

Sifat argergat Pasir Kerikil


Berat Jenis SSD 1,93
Berat per volume 1,72
Penyerapan 2,81285231
Kadar air -

Kemudian dimasukan kedalam table yang tersedia, sesuai dengan anjuran dari PU
Cipta Karya.

Percobaan Mix Design beton metode DOE.

No. Uraian Tabel / Grafik Nilai


1. Kuat tekan karakteristik Ditetapkan … kg / cm2 pada 28 hari, cacat 5 %
2. Standart Deviasi Ditetapkan … kg / cm2
3. Nilai tambah - 1,64 x …. = …. Kg / cm2
4. Kekuatan hendak dicapai - …. + …. = …. Kg / cm2
5. Jenis semen Ditetapkan Semen normal S550
6. Jenis agregat halus Alami/buatan …..
Jenis agregat kasar Alami/buatan …..
7. Faktor air semen bebas Tabel5.2/G.5.2 …..
8. Faktor air semen maks PBI 71 …..
9. Slump PBI Slump …. Mm
10. Ukuran maks agregat Ditetapkan …. Mm
11. Kadar air bebas Tabel 5.5 …. Kg / m3

34 | Uji Beton
12. Kadar semen 11:7 / 11:8 …. : …. = …. Kg / m3
13. Kadar semen minimum PBI ….. kg / m3
14. Fas yang disesuaikan -
15. Susunan butiran halus Susunan butiran zone
16. Prosentase bhn < 4,8 mm Zone …. %
17. Berat jenis SSD Ps + Kr Grafik 5.6 …. + …. : 2 = ….
18. Berat jenis beton Grafik 5.5 …. Kg / m3
19. Kadar agregat gabungan 19-12-11 …. Kg / m3
20. Kadar agregat halus - …. % x …. = …. Kg / m3
21. Kadar agregat kasar - …. % x …. = …. Kg / m3

Banyaknya bahan Semen air pasir kerikil


(Kg) (Kg atau l) (kg) (kg)
Tiap 1 m3 asli ….. ….. ……. ….
Tiap 1 m3 adukan ….. ….. ……. ….

Jenis semen Jenis agregat kasar KEKUATAN TEKAN (N/mm²)

Pada umur (hari)

3 7 28

35 | Uji Beton
91

Semen Alami (koral) 20 28 40


porlan 550 46
Batu pecah
23 32 45
53
Semen Alami (koral) 13 19 31
porlan 475 42
Batu pecah

Table 5.2 Perkiraan kekuatan tekan (N/mm²) beton dengan factor air – semen
0,50 dan jenis semen dan agregat kasar yang biasa dipakai di
Indonesia.

Ukuran besar Jenis agregat Slump ( mm )


butir agregat
maksimum
(mm)
0 – 10 10 - 30 30 – 60 60 - 180

10 Alami 150 180 205 225


Batu pecah 180 205 230 250

20 Alami 135 160 180 190


Batu pecah 170 190 210 225

40 Alami 115 140 160 175


Batu pecah 155 175 190 205

Tabel 5.5 Perkiraan kadar air bebas (kg/mm²) yang dibutuhkan untuk beberapa
tingkat kemudahan pengerjaan adukan beton.

36 | Uji Beton
37 | Uji Beton
Perhitungan kebutuhan bahan untuk campuran beton.
Kebutuhan bahan untuk 1 m3 campuran beton dari mix design :
Portland Cement = ………………..kg
Air =…………………kg
Pasir =…………………kg
Kerikil =…………………kg

Kebutuhan bahan untuk keadaan asli uji, tiap 1 m3 adalah:


Portland Cement =……….kg
……….
Air =…….+ x…….. =
………

……….
Pasir =…….- x…….. =
………

……….
Kerikil =……..- x…….. =
………

Jadi Kebutuhan Bahan :


Portland Cement =…………….kg
Air =……………..kg
Pasir =……………..kg
Kerikil =……………..kg
Kebutuhan bahan untuk keadaan adukan, tiap 1 m3 adalah:
Uraian Cement Pasir Kerikil
Berat pervolume

Kebutuhan bahan

38 | Uji Beton
Kebutuhan bahan

Dalam
perbandingan di
lapangan

39 | Uji Beton

Anda mungkin juga menyukai