Anda di halaman 1dari 64

BAB IV

ADUKAN BETON

A. Campuran Adukan Beton
(SNI 03-2834-2000)
1. Maksud dan Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi perencanaan
perbandingan beton untuk mendapatkan perencanaan perbandingan
campuran adukan beton, dan untuk mengetahui dan menentukan mutu
beton.

2. Dasar Teori
Dalam pembuatan adukan beton dengan campuran yang
direncanakan jumlah semen minimum dalam nilai faktor air semen (fas)
yang maksimum dipakai, harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
Hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen minimum dan nilai faktor
air semennya minimum. Kekentalan (konsisten) adukan beton harus
disesuaikan dengan cara transport pemadatan, jenis konstruksi yang
bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tergantung pada
jumlah, jenis semen dan nilai faktor air semen, jenis susunan butiran dari
agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu. Kekentalan adukan
beton dapat diperiksa dengan pengujian slump.

Adukan beton untuk keperluan pengujian harus diambil langsung


dari mesin pengadukan dengan menggunakan ember atau alat yang lain
yang tidak menyerap air. Bila pengujian dianggap perlu, adukan beton
diaduk lagi sebelum pengujian tersebut.
Metode yang digunakan adalah metode menurut yang disyaratkan :
a. SNI  British
b. American Concrete Institute (ACI)
c. Road note no.4
3. Alat Yang Digunakan
a. Cetok
b. Gelas ukur
c. Plat datar
d. Ember
e. Timbangan skala 5 gram
f. Concrete mixer

4. Bahan Yang Digunakan


Perbandingan : semen : pasir : kerikil : air

semen : pasir : kerikil : air


1 : 1,24 : 1,86 : 0,45
a. Semen Portland (PC) = 22044 gram
b. Pasir = 27335 gram
c. Kerikil = 41002 gram
d. Air = 9920 ml

5. Langkah Kerja
a. Menghitung perhitungan komposisi/mix design yang akan digunakan
dalam campuran adukan beton
b. Menyiapkan bahan campuran beton meliputi semen Portland (PC),
pasir, kerikil, dan air dengan berat tertentu sesuai mix design.
c. Menimbang semen Portland, pasir, kerikil, dan air tersebut sesuai
dengan berat yang ditentukan.
d. Masukkan ke alat concrete mixer dimulai dengan memasukkan agregat
kasar dan halus.
e. Setelah tercampur secara merata, kemudian masukkan semen.
f. Setelah merata kemudian masukkan air sedikit demi sedikit sampai
campuran adukan beton sesuai dengan karakter beton segar.
g. Setelah menjadi beton segar, adukan tersebut siap untuk Test Slump.
6. Alur Kerja

Mulai

Mempersiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Cetok a. Semen Portland = 22044 gram
b. Gelas ukur b. Pasir = 27335 gram
c. Plat datar c. Kerikil = 41002 gram
d. Ember d. Air = 9920 ml
e. Timbangan skala
5 gram
f. Concrete mixer

Langkah kerja :
a. Menghitung perhitungan komposisi/mix design
b. Menyiapkan dan menimbang bahan campuran beton meliputi semen
Portland (PC), pasir, kerikil, dan air dengan berat sesuai mix design.
c. Masukkan ke alat concrete mixer dimulai dengan memasukkan
agregat kasar dan halus.
d. Setelah tercampur secara merata, kemudian masukkan semen.
e. Setelah merata kemudian masukkan air sedikit demi sedikit sampai
campuran adukan beton sesuai dengan karakter beton segar.
f. Setelah menjadi beton segar, adukan tersebut siap untuk Test Slump.


Mengamati Hasil Percobaan

Analisis Data


Kesimpulan


Selesai


Gambar IV.1Alur Kerja Campuran Adukan Beton
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

ADUKAN BETON
Tabel IV.1 Adukan Beton
Kebutuhan 1 m3
Bahan
(kg/m3)
Air 9,92
Semen 22,044
Pasir 27,335
Kerikil 41,002
11. Gambar Bahan dan Alat Campuran Adukan Beton

Gambar IV.2 Cetok Gambar IV.3 Plat datar

Gambar IV.4 Ember Gambar IV.5 Timbangan skala 5 gr

Gambar IV.6 Concrete Mixer Ggambar IV.7 Air


Gambar IV.8 Semen Portland Gambar IV.9 Kerikil

Gambar IV.10 Pasir


B. Test Slump
(SNI 1972:2008)
1. Maksud dan Tujuan
Untuk memantau homogenitas dan workabability adukan beton
dengan kekentalan yang dinyatakan dengan nilai slump.

2. Dasar Teori
Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump
maka harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan
ember atau alat yang tidak menyerap air. Bila perlu adukan beton diaduk
lagi sebelum pengujian slump. Seperti yang disyaratkan dalam SNI
1972:2008 Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kerucut yang
berdiameter atas 102 ± 3,2 mm, diameter bawah 203 ± 3,2 dan tinggi
kerucut 305 ± 3,2 mm.
Tabel IV.1 Nilai Slump untuk berbagai pekerjaan beton

Nilai Slump
Uraian
Maksimum Minimum
Dinding, Alat Pondasi, Pondasi Telapak
12,5 5,0
Bertulang
Telapak Tak Bertulang, Kolom, Dinding 9,0 2,5
Plat, Balok, Kolom dan Dinding 15,0 7,5
Penguasaan Jalan 7,5 5,0
Pembetonan Massal 7,5 2,5
3. Alat Yang Digunakan
a. Loyang besar
b. Ember
c. Cetok
d. Penggaris siku-siku
e. Tongkat berdiameter 16 mm dan panjang ±60 cm
f. Kerucut Abram’s
g. Plat datar

4. Bahan Yang Digunakan


a. Semen Portland (PC) = 22044 gram
b. Pasir = 27335 gram
c. Kerikil = 41002 gram
d. Air = 9920 ml
5. Langkah Kerja
a. Basahi plat datar dan kerucut Abram’s terlebih dahulu agar tidak
menyerap air dari campuran beton.
b. Meletakkan kerucut Abram’s dalam plat datar.
c. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume kerucut,
kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali. Tusuk
secara miring dan membuat sekira setengah dari jumlah tusukan dekat
ke batas pinggir cetakan dan kemudian lanjutkan penusukan vertikal
secara spiral pada seputar pusat permukaan serta hindari batang
penusuk mengenai plat dasar cetakan.
d. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume kerucut,
kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali. Tusuk
hingga batas lapisan di bawahnya.
e. Kemudian mengisi penuh kerucut dan ditusuk-tusuk sebanyak 25 kali
lalu diratakan permukannya.
f. Bersihkan adukan beton yang tercecer disekitarnya dan tunggu  1
menit.
g. Mengangkat kerucut serta vertikal dan hati-hati dalam proses
pengangkatannya dengan catatan tanpa gerakan lateral atau torsional.
h. Ukur penurunannya setelah beton menunjukkan penurunan pada
permukaan.
6. Alur Kerja
Mulai

Mempersiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Loyang besar a. Semen Portland = 22044 gram
b. Ember b. Pasir = 27335 gram
c. Cetok c. Kerikil = 41002 gram
d. Penggaris siku-siku d. Air = 9920 ml
e. Tongkat berdiameter 16 mm
dan panjang ±60 cm
f. Kerucut Abram’s
g. Plat datar

Langkah kerja :
a. Basahi plat datar dan kerucut Abram’s, lalu letakkan ke plat datar.
b. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume kerucut, lalu
ditusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali.
c. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume kerucut, lalu
ditusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali. Tusuk hingga batas lapisan di
bawahnya.
d. Kemudian mengisi penuh kerucut dan ditusuk sebanyak 25 kali lalu
diratakan permukannya.
e. Bersihkan adukan beton yang tercecer disekitarnya dan tunggu  1 menit.
f. Mengangkat kerucut serta vertikal dan hati-hati dalam proses
pengangkatannya dengan catatan tanpa gerakan lateral atau torsional.
g. Ukur penurunannya setelah beton menunjukkan penurunan pada
permukaan.


Mengamati Hasil Percobaan

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai
Gambar IV.11 Alur
 Kerja Test Slump
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

PENGUJIAN TEST SLUMP


Tabel IV.1 Pengujian Test Slump
Pembacaan 1 Pembacaan 2 Pembacaan 3 Rata - rata
Slump (mm)
110 90 115 105
11. Gambar Bahan dan Alat Test Slump

Gambar IV.12 Loyang besar Gambar IV.13 Ember

Gambar IV.14 Cetok Gambar IV.15 Penggaris

Gambar IV.16 Tongkat diameter 16 Gambar IV.17 Kerucut Abram’s


mm panjang  60 cm








Gambar IV.18 Plat datar Gambar IV.19 Air

Gambar IV.20 Semen Portland Gambar IV.21 Kerikil

Gambar IV.22 Pasir














C. Pembuatan Balok dan Silinder Beton
(SNI 3493:2011)
1. Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan kuat desak karakteristik beton setelah berumur
7 hari. Dan dalam penggetasan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
mutu beton yang sebenarnya dari campuran beton yang direncanakan.

2. Dasar Teori
Untuk pembuatan silinder dan balok beton, yang harus diambil
minimum 30 buah benda uji, tetapi dalam praktikum ini kita hanya
menggunakan benda uji yaitu silinder dan balok, cetakan balok berukuran
15x15x60 cm dan silinder berdiameter 15 cm, tinggi 30 cm.

3. Alat-Alat Yang Digunakan


a. Loyang besar
b. Cetakan beton (bekisting)
c. Cetok
d. Palu karet
e. Tongkat baja berdiameter 16 mm dengan panjang  60 cm

4. Bahan Yang Digunakan


a. Bahan yang diuji adalah bahan yang digunakan pada Test Slump

5. Langkah Kerja
a. Memeriksa semua baut balok dan silinder harus kuat dan rapat.
b. Pada beton silinder ( dibagi tiga lapis ) memasukkan adonan campuran
beton kedalam cetakan sebanyak 1/3 volume dan menusuk 25 kali ,
2/3 volume dan menusuk 25 kali dan masukkan lagi sampai penuh
adonan campuran beton pada cetakan silinder kemudian ditusuk 25
kali dengan tongkat baja yang berdiameter 16 mm kemudian
meratakan permukaanya. Pukul-pukul disetiap lapisan cetakan dengan
palu karet sebanyak 10 sampai 15 kali untuk membuang kantong
udara besar yang mungkin terperangkap.
c. Pada beton balok ( dibagi dua lapis volume ) memasukkan ½ volume
lalu menusuk 75 kali, pada lapis kedua menusuk 75 kali dengan
tongkat baja yang berdiameter 16mm, kemudian meratakan
permukaanya. pukul-pukul disetiap lapisan cetakan dengan palu karet
sebanyak 10 sampai 15 kali untuk membuang kantong udara besar
yang mungkin terperangkap.
d. Memindahkan cetakan yang berisi adonan.
e. Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu melepas
cetakan dan merendam dalam air selama seminggu.
6. Alur Kerja
Mulai

Alat : Bahan :
a. Loyang besar a. Bahan yang
b. Cetakan beton (bekisting) diuji adalah
c. Cetok bahan yang
d. Palu karet digunakan pada
e. Tongkat baja berdiameter 16 mm Test Slump
dengan panjang  60 cm

Langkah kerja :
a. Memeriksa semua baut balok dan silinder harus kuat dan rapat.
b. Pada beton silinder (dibagi 3 lapis) masukkan adonan ke cetakan sebanyak
1/3 volume dan menusuk 25 kali , 2/3 volume dan menusuk 25 kali dan
masukkan lagi sampai penuh lalu ditusuk 25 kali dengan tongkat lalu ratakan.
Pukul tiap lapisan cetakan dengan palu karet sebanyak 10-15 kali.
c. Pada beton balok ( dibagi 2 lapis volume ) masukkan ½ volume lalu menusuk
75 kali, pada lapis kedua menusuk 75 kali dengan tongkat, lalu ratakan.
Pukultiap lapisan cetakan dengan palu karet sebanyak 10-15 kali.
d. Memindahkan cetakan yang berisi adonan.
e. Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu melepas cetakan dan
merendam dalam air selama seminggu.

Mengamati Hasil Percobaan

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar IV.23 Alur Kerja Pembuatan Balok dan Silinder Beton



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

ADUKAN BETON
Tabel IV.2. Adukan Beton
Berat Adukan Berat Jenis Berat Jenis
Bentuk Sampel
(kg) (kg/cm3) (gr/cm3)
Silinder 1 11,580 0,00218431 2,184
Silinder 2 11,635 0,00219469 2,195
Silinder 3 11,600 0,00218809 2,188
Silinder 4 11,500 0,00216922 2,169
Balok 1 31,750 0,00235185 2,352
11. Gambar Bahan dan Alat Pembuatan Balok dan Silinder Beton

Gambar IV.24 Loyang besar Gambar IV.25 Ember

Gambar IV.26 Cetok Gambar IV.27 Tongkat diameter


16 mm panjang  60 cm
D. Percobaan Kuat Tekan Beton
(SNI 1974:2011)
1. Maksud dan Tujuan
a. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian
untuk menentukan kuat tekan ( compressive strength ) beton dengan
benda uji silinder yang dibuat dan dimatangkan ( curring )
dilaboratorium maupun dilapangan.
b. Tujuan
Tujuan pengujian ini ialah sebagai dasar untuk pengendalian
mutu dari komposisi camputan beton , proses pencampuran dan
kegiatan pengecoran beton, penentuan hasil pekerjaan yang
memenuhi spesifikasi.
2. Dasar Teori
Dalam SNI 1974:2011, kekuatan beton yang dicor ditempat memiliki
karakteristik yang sama dengan beton struktural karena mengalami kondisi
perawatan yang sama dimana benda uji mengalami perawatan yang sama
dengan plat beton.
Beberapa ketentuan khusus peraatan yang harus diikuti sebagai
berikut :
a. Mesin harus dioperasikan dengan tenaga listrik serta harus
menggunakan pembebanan yang terus menerus dan tanpa kejut.
b. Kehancuran silinder beton dengan kuat tekan tinggi, pada umumnya
memiliki daya sebar pecahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
silinder beton dengan kuat tekan normal.
c. Ruang yang disediakan untuk benda uji harus cukup luas memberikan
tempat bagi alat kalibrasi, semacam alat kalibrasi elastis dengan
kapasitas yang mencakup batasan beban yang mungkin terjadi pada
mesin tekan serta sesuai dengan persyaratan.
d. Mesin penguji harus dilengkapi dengan 2 buah landasan beban dengan
permukaan keras yang terbuat dari baja, salah satunya adalah landasan
dengan dudukan setengah bola yang dipergunakan untuk menekan
permukaan atas benda uji dan yang lainnya berupa blok kaku tempat
meletakkan benda uji.

3. Alat Yang Digunakan


a. Universal Testing Machine
b. Timbangan skala 5 gram
c. Dialm pembacaan

4. Bahan Yang Digunakan


a. Silinder beton yang telah dibuat.

5. Langkah Kerja
a. Menyediakan sampel silinder beton yang telah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari).
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan
bawah pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda.
c. Letakkan beton pada alat uji dan letakkan plat pembebanan diatas
silinder dengan memastikan as plat dengan as silinder beton pada garis
yang sama.
d. Lakukan pembebanan secara terus menerus dengan laju tegangan tarik
belah konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum yang
ditunjukkan oleh mesin uji. Catat jenis keruntuhan dan tampak
penampang beton.
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah. Lakukan
perhitungan kuat tarik belah beton.
6. Alur Kerja
Mulai

Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Universal Testing Machine a. Silinder beton yang
b. Timbangan skala 5 gram telah dibuat.
c. Dial pembacaan

Langkah kerja :
a. Menyediakan sampel silinder beton yang telah diketahui berat dan ukurannya
setelah direndam selama 1 minggu (7 hari).
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan bawah
pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda.
c. Letakkan beton pada alat uji dan letakkan plat pembebanan diatas silinder
dengan memastikan as plat dengan as silinder beton pada garis yang sama.
d. Lakukan pembebanan secara terus menerus dengan laju tegangan tarik belah
konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum yang ditunjukkan
oleh mesin uji. Catat jenis keruntuhan dan tampak penampang beton.
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah. Lakukan
perhitungan kuat tarik belah beton.

Mengamati Hasil Percobaan

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar IV.28 Alur Kerja Percobaan Kuat Tekan Beton



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER

Tabel IV. 6. Pengujian Kuat Tekan Silinder 1


Beban ( P ) Perpendekan
No Keterangan
(ton) (mm)
1 0 1
2 4 2
3 23 3
4 82 4
5 155 5
6 236 6 Awal Keretakan
7 194 7
8 138 8
9 77 9

Beban ΔL σ = P/A
No ε = ΔL/L0 Koreksi ε
(kN) (kg) (cm) (kg/cm²)
1 0 0 0,1 0,000 0,003 0,006
2 4 400 0,2 2,264 0,007 0,013
3 23 2300 0,3 13,015 0,010 0,016
4 82 8200 0,4 46,403 0,013 0,020
5 155 15500 0,5 87,712 0,017 0,023
6 236 23600 0,6 133,549 0,020 0,026
7 194 19400 0,7 109,782 0,023 0,030
8 138 13800 0,8 78,092 0,027 0,033
9 77 7700 0,9 43,573 0,030 0,036
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

Grafik Hubungan antara Tegangan dengan Regangan

140 max= 135.00 kg/cm2

120
Tegangan σ (kg/cm²)

100

80

60

εmax = 0.021
40

20

0
0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030
Regangan ε
Grafik IV. 1. Hubungan antara Tegangan dengan Regangan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

PENGUJIAN KUAT TEKAN SILINDER

Tabel IV. 6. Pengujian Kuat Tekan Silinder 1


Beban ( P ) Perpendekan
No Keterangan
(ton) (mm)
1 0 1
2 4 2
3 23 3
4 82 4
5 155 5
6 236 6 Awal Keretakan
7 194 7
8 138 8
9 77 9

Beban ΔL σ = P/A
No ε = ΔL/L0 Koreksi ε
(kN) (kg) (cm) (kg/cm²)
1 0 0 0,1 0,000 0,003 0,006
2 4 400 0,2 2,264 0,007 0,013
3 23 2300 0,3 13,015 0,010 0,016
4 82 8200 0,4 46,403 0,013 0,020
5 155 15500 0,5 87,712 0,017 0,023
6 236 23600 0,6 133,549 0,020 0,026
7 194 19400 0,7 109,782 0,023 0,030
8 138 13800 0,8 78,092 0,027 0,033
9 77 7700 0,9 43,573 0,030 0,036
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

Grafik Hubungan antara Tegangan dengan Regangan

140 max= 134.00 kg/cm2

120
Tegangan σ (kg/cm²)

100

80

60

εmax = 0.021
40

20

0
0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030
Regangan ε
Grafik IV. 1. Hubungan antara Tegangan dengan Regangan
11. Gambar Bahan dan Alat Percobaan Kuat Tekan Beton

Gambar IV.28 Universal Testing Gambar IV.29 Timbangan skala 5

Machine gram

Gambar IV.30 Dial pembacaan Gambar IV.31 Silinder beton
















E. Hammer Test
(SNI 4430-1997)
1. Maksud dan Tujuan
Metode pengujian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat tekan
beton pada suatu elemen struktur untuk keperluan pengendalian mutu
beton di lapangan bagi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.

2. Dasar Teori
Hammer Test yaitu palu baja yang digerakkan oleh gaya pegas yang
apabila dilepaskan akan memukul peluncur baja kepermukaan beton
kekerasan permukaan adalah nilai pembacaan yang ditunjukkan ileh
besarnya nilai lenting setelah peluncuran baja memukul permukaan beton
kekuatan beton dapat didapatkan dengan menggunakan grafik maupun
menggunakan perhitungan berdasarkan tabel-tabel yang tertulis dibuku
panduan penggunaan Hammer Test.

3. Alat Yang Digunakan


a. Alat Hammer Test

4. Bahan Yang Digunakan


a. Balok beton

5. Langkah Kerja
a. Menyiapkan sampel balok beton yang telah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Bersihkan permukaan balok beton yang akan diuji
c. Menguji balok beton dengan alat Hammer Test.
d. Membaca hasil pengujian
6. Alur Kerja
Mulai

Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Alat Hammer Test a. Balok Beton

Langkah kerja :
a. Menyiapkan sampel balok beton yang telah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Bersihkan permukaan balok beton yang akan diuji
c. Menguji balok beton dengan alat Hammer Test.
d. Membaca hasil pengujian

Mengamati Hasil Percobaan

Analisis Data

Kesimpulan

Selesai

 Kerja Hammer Test


Gambar IV.32 Alur
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL

PENGUJIAN HAMMER TEST

Tabel.IV.2 .Data Pengujian Hammer Test


Benda Uji Silinder beton ( N/mm²)
Sudut Pukulan 90˚
1 21
2 20
Nilai 3 19
Lenting 4 21
Hamer Test 5 18
(R) 6 20
7 19
8 22
Rata-rata ( R ) 20
2
Wm (N/mm ) 23,400
Wmax 23,860
Wmin 17,750
11. Gambar Bahan dan Alat Hammer Test

Gambar IV.33 Hammer Test Gambar IV.34 Timbangan skala 5


gram

Gambar IV.35 Balok beton















F. Percobaan Kuat Tarik Belah Beton
(SNI 2491:2014)
1. Maksud dan Tujuan
Dengan adanya standar ini, maka kekuatan tarik belah digunakan
dalam mendesain elemen struktur beton untuk mengevaluasi ketehanan
geser beton dan untuk menentukan panjang penyaluran dari tulangan.
Kekuatan tarik belah pada umumnya lebih besar dari kekuatan tarik
langsung dan leih rendah dari kekuatan lentur (modulus of rupture).

2. Dasar Teori
Dalam SNI 2491:2014, metode ini terdiri dari pemberian gaya tekan
sepanjang diameter specimen beton silinder pada kisaran laju yang
ditentukan sampai batas keruntuhan. Pembebanan ini menimbulkan
tegangan tarik pada bidang datar yang diberi beban dan gaya tekan yang
relative tinggi di daerah sekitar beban kerja. Keruntuhan tarik terjadi
akibat daari keruntuhan tekan karena area beban dalam keadaan tekan
triaksial, sehingga memungkinkan untuk menahan tegangan tekan lebih
tinggi dari yang ditunjukkan oleh hasil uji kekuatan tekan uniaksial.

3. Alat Yang Digunakan


a. Universal Testing Machine
b. Timbangan skala 5 gram
c. Plat datar tambahan

4. Bahan Yang Digunakan
a. Silinder beton yang telah dibuat

 Langkah kerja
a. Menyediakan smapel silinder beton yang sudah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan
bawah pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda
c. Letakkan beton pada alat uji dan plat pembebanan di atas silinder
dengan memastikan as plat dan as silinder beton pada garis yang
sama
d. Lakukan pembebanan secara terus menerus denganlaju tegangan
tarik belah konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum
yang ditunjukkan oleh mesin uji. Catat jenis keruntuhan dan tampak
penampang beton
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah
f. Lakukan perhitungan kuat tarik belah beton


6. Alur Kerja
Mulai

Menyiapan Alat dan Bahan


Alat : Bahan :
a. Universal Testing Machine a. Silinder beton yang
b. Timbangan skala 5 gram telah dibuat
c. Plat datar tambahan

Langkah kerja :
a. Menyediakan smapel silinder beton yang sudah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan bawah
pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda
c. Letakkan beton pada alat uji dan plat pembebanan di atas silinder dengan
memastikan as plat dan as silinder beton pada garis yang sama
d. Lakukan pembebanan secara menerus dengan laju tegangan tarik belah
konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum yang
ditunjukkan oleh mesin uji, jenis keruntuhan dan tampak penampang beton
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah
f. Lakukan perhitungan kuat tarik belah beton

 Mengamati Hasil Percobaan



Analisis Data

Kesimpulan

Selesai


Gambar IV.36 Alur Kerja Percobaan Kuat Tarik Belah Beton
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

PENGUJIAN KUAT TARIK SILINDER

Tabel IV.6.Pengujian Kuat Tarik Silinder

Dari pengujian kuat tarik belah beton didapatkanbeberapa data sebagai berikut :

P = 95 kN
l = 30 cm
d = 15 cm

P P l d T
kN N mm mm MPa
95 95000 300 150 1,3440
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162

PENGUJIAN KUAT TARIK SILINDER

Tabel IV.6.Pengujian Kuat Tarik Silinder

Dari pengujian kuat tarik belah beton didapatkanbeberapa data sebagai berikut :

P = 95 kN
l = 30 cm
d = 15 cm

P P l d T
kN N mm mm MPa
95 95000 300 150 1,3440
11. Gambar Bahan dan Alat Percobaan Kuat Tarik Belah Beton

Gambar IV.37 Universal Testing Gambar IV.38 Timbangan skala 5

Machine gram

Gambar IV.39 Silinder beton


G. Percobaan Kuat Lentur Beton
( SNI 4431:2011 )
 Maksud dan Tujuan
Hasil dari metode uji ini dapat digunakan untuk menentukan
kesesuaian trhadap spesifikasi atau sebagai dasar untuk menentukan
proporsi, mencampur dan melaksanakan pengecoran.

 Dasar Teori
Dalam SNI 4154:2014, standar ini meliputi oenentuan kekuatan
lentur spesimen beton menggunakan balok sederhana dengan beban
terpusat di tengah. Kuat lentur adalahnilai tegangan tarik yang dihasilkan
dari momen lentur dibagi dengan momen penahan penampang balok uji.
Beban terpusat adalah beban maksimum yang menyebabkan keruntuhan
balok uji.

3. Alat Yang Digunakan


a. Universal Testing Machine
b. Timbangan skala 5 gram
c. Batang atau pelat tambahan

4. Bahan Yang Digunakan


a. Balok beton yang telah dibuat

5. Langkah Kerja
a. Persiapkan balok yang akan diuji
b. Buatlah garis pada sisi kiri dan kanan balok beton sepanjang 75 mm,
panjang bentang adalah panjang balok dikurangi dengankedua garis
tersebut.
c. Letakkan spesimen uji pada tempatnya seperti posisi pada saat
dicetak dan pasang di tengah balok tumpuan
d. Pasang sistem pembebanan di tengah terkait dengan gaya yang
berkerja. Letakkan blok beban sampai menyentuh permukaan
spesimen ditengan bentang.
e. Bebani spesimen secara terus menerus dan tanpa kejutan.
Pembebanan dilakukan dengan kecepatan konstan sampai runtuh
f. Ukur penampang salah satu permukaan runtuh setelah pengujian
untuk menentukan dimensi dari penampang spesimen yang
digunakan dalam perhitungan modulus runtuh. Ukur lebar dan tinggi
spesimen pada tiga sisi dan satu dipusat penampang untuk
menentukan lebar dan tinggi rata-rata, ambil semua pengukuran
mendekati 1 mm
g. Lakukan perhitungan kuat lentur balok beton.
6. Alur Kerja
Mulai

Alat : Bahan :
a. Universal Testing Machine a. Balok beton yang
b. Timbangan skala 5 gram telah dibuat
c. Batang atau pelat tambahan

Langkah kerja :
a. Persiapkan balok lalu buatlah garis pada sisi kiri dan kanan balok beton 75 mm
b. Letakkan spesimen uji pada tempatnya seperti posisi pada saat dicetak dan
pasang di tengah balok tumpuan
c. Pasang sistem pembebanan di tengah terkait dengan gaya yang berkerja.
Letakkan blok beban sampai menyentuh permukaan spesimen ditengah bentang.
d. Bebani spesimen secara terus menerus dan tanpa kejutan. Pembebanan
dilakukan dengan kecepatan konstan sampai runtuh
e. Ukur penampang salah satu permukaan runtuh setelah pengujian untuk
menentukan dimensi dari penampang spesimen yang digunakan dalam
perhitungan modulus runtuh. Ukur lebar dan tinggi spesimen pada tiga sisi dan
satu dipusat penampang untuk menentukan lebar dan tinggi rata-rata, ambil
semua pengukuran mendekati 1 mm
f. Lakukan perhitungan kuat lentur balok beton.

Mengamati Hasil Percobaan



Analisis Data

Kesimpulan

Selesai
Gambar IV.40 Alur Kerja Percobaan Kuat Lentur Beton

11. Gambar Bahan dan Alat Percobaan Kuat Lentur Beton

Gambar IV.41 Universal Testing Gambar IV.42 Timbangan skala 5

Machine gram

Gambar IV.43 Balok beton

Anda mungkin juga menyukai