ADUKAN BETON
A. Campuran Adukan Beton
(SNI 03-2834-2000)
1. Maksud dan Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi perencanaan
perbandingan beton untuk mendapatkan perencanaan perbandingan
campuran adukan beton, dan untuk mengetahui dan menentukan mutu
beton.
2. Dasar Teori
Dalam pembuatan adukan beton dengan campuran yang
direncanakan jumlah semen minimum dalam nilai faktor air semen (fas)
yang maksimum dipakai, harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya.
Hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen minimum dan nilai faktor
air semennya minimum. Kekentalan (konsisten) adukan beton harus
disesuaikan dengan cara transport pemadatan, jenis konstruksi yang
bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tergantung pada
jumlah, jenis semen dan nilai faktor air semen, jenis susunan butiran dari
agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu. Kekentalan adukan
beton dapat diperiksa dengan pengujian slump.
5. Langkah Kerja
a. Menghitung perhitungan komposisi/mix design yang akan digunakan
dalam campuran adukan beton
b. Menyiapkan bahan campuran beton meliputi semen Portland (PC),
pasir, kerikil, dan air dengan berat tertentu sesuai mix design.
c. Menimbang semen Portland, pasir, kerikil, dan air tersebut sesuai
dengan berat yang ditentukan.
d. Masukkan ke alat concrete mixer dimulai dengan memasukkan agregat
kasar dan halus.
e. Setelah tercampur secara merata, kemudian masukkan semen.
f. Setelah merata kemudian masukkan air sedikit demi sedikit sampai
campuran adukan beton sesuai dengan karakter beton segar.
g. Setelah menjadi beton segar, adukan tersebut siap untuk Test Slump.
6. Alur Kerja
Mulai
Mempersiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Cetok a. Semen Portland = 22044 gram
b. Gelas ukur b. Pasir = 27335 gram
c. Plat datar c. Kerikil = 41002 gram
d. Ember d. Air = 9920 ml
e. Timbangan skala
5 gram
f. Concrete mixer
Langkah kerja :
a. Menghitung perhitungan komposisi/mix design
b. Menyiapkan dan menimbang bahan campuran beton meliputi semen
Portland (PC), pasir, kerikil, dan air dengan berat sesuai mix design.
c. Masukkan ke alat concrete mixer dimulai dengan memasukkan
agregat kasar dan halus.
d. Setelah tercampur secara merata, kemudian masukkan semen.
e. Setelah merata kemudian masukkan air sedikit demi sedikit sampai
campuran adukan beton sesuai dengan karakter beton segar.
f. Setelah menjadi beton segar, adukan tersebut siap untuk Test Slump.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.1Alur Kerja Campuran Adukan Beton
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
ADUKAN BETON
Tabel IV.1 Adukan Beton
Kebutuhan 1 m3
Bahan
(kg/m3)
Air 9,92
Semen 22,044
Pasir 27,335
Kerikil 41,002
11. Gambar Bahan dan Alat Campuran Adukan Beton
2. Dasar Teori
Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump
maka harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan
ember atau alat yang tidak menyerap air. Bila perlu adukan beton diaduk
lagi sebelum pengujian slump. Seperti yang disyaratkan dalam SNI
1972:2008 Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kerucut yang
berdiameter atas 102 ± 3,2 mm, diameter bawah 203 ± 3,2 dan tinggi
kerucut 305 ± 3,2 mm.
Tabel IV.1 Nilai Slump untuk berbagai pekerjaan beton
Nilai Slump
Uraian
Maksimum Minimum
Dinding, Alat Pondasi, Pondasi Telapak
12,5 5,0
Bertulang
Telapak Tak Bertulang, Kolom, Dinding 9,0 2,5
Plat, Balok, Kolom dan Dinding 15,0 7,5
Penguasaan Jalan 7,5 5,0
Pembetonan Massal 7,5 2,5
3. Alat Yang Digunakan
a. Loyang besar
b. Ember
c. Cetok
d. Penggaris siku-siku
e. Tongkat berdiameter 16 mm dan panjang ±60 cm
f. Kerucut Abram’s
g. Plat datar
Langkah kerja :
a. Basahi plat datar dan kerucut Abram’s, lalu letakkan ke plat datar.
b. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume kerucut, lalu
ditusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali.
c. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume kerucut, lalu
ditusuk dengan tongkat sebanyak 25 kali. Tusuk hingga batas lapisan di
bawahnya.
d. Kemudian mengisi penuh kerucut dan ditusuk sebanyak 25 kali lalu
diratakan permukannya.
e. Bersihkan adukan beton yang tercecer disekitarnya dan tunggu 1 menit.
f. Mengangkat kerucut serta vertikal dan hati-hati dalam proses
pengangkatannya dengan catatan tanpa gerakan lateral atau torsional.
g. Ukur penurunannya setelah beton menunjukkan penurunan pada
permukaan.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Gambar IV.11 Alur
Kerja Test Slump
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
Gambar IV.18 Plat datar Gambar IV.19 Air
2. Dasar Teori
Untuk pembuatan silinder dan balok beton, yang harus diambil
minimum 30 buah benda uji, tetapi dalam praktikum ini kita hanya
menggunakan benda uji yaitu silinder dan balok, cetakan balok berukuran
15x15x60 cm dan silinder berdiameter 15 cm, tinggi 30 cm.
5. Langkah Kerja
a. Memeriksa semua baut balok dan silinder harus kuat dan rapat.
b. Pada beton silinder ( dibagi tiga lapis ) memasukkan adonan campuran
beton kedalam cetakan sebanyak 1/3 volume dan menusuk 25 kali ,
2/3 volume dan menusuk 25 kali dan masukkan lagi sampai penuh
adonan campuran beton pada cetakan silinder kemudian ditusuk 25
kali dengan tongkat baja yang berdiameter 16 mm kemudian
meratakan permukaanya. Pukul-pukul disetiap lapisan cetakan dengan
palu karet sebanyak 10 sampai 15 kali untuk membuang kantong
udara besar yang mungkin terperangkap.
c. Pada beton balok ( dibagi dua lapis volume ) memasukkan ½ volume
lalu menusuk 75 kali, pada lapis kedua menusuk 75 kali dengan
tongkat baja yang berdiameter 16mm, kemudian meratakan
permukaanya. pukul-pukul disetiap lapisan cetakan dengan palu karet
sebanyak 10 sampai 15 kali untuk membuang kantong udara besar
yang mungkin terperangkap.
d. Memindahkan cetakan yang berisi adonan.
e. Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu melepas
cetakan dan merendam dalam air selama seminggu.
6. Alur Kerja
Mulai
Alat : Bahan :
a. Loyang besar a. Bahan yang
b. Cetakan beton (bekisting) diuji adalah
c. Cetok bahan yang
d. Palu karet digunakan pada
e. Tongkat baja berdiameter 16 mm Test Slump
dengan panjang 60 cm
Langkah kerja :
a. Memeriksa semua baut balok dan silinder harus kuat dan rapat.
b. Pada beton silinder (dibagi 3 lapis) masukkan adonan ke cetakan sebanyak
1/3 volume dan menusuk 25 kali , 2/3 volume dan menusuk 25 kali dan
masukkan lagi sampai penuh lalu ditusuk 25 kali dengan tongkat lalu ratakan.
Pukul tiap lapisan cetakan dengan palu karet sebanyak 10-15 kali.
c. Pada beton balok ( dibagi 2 lapis volume ) masukkan ½ volume lalu menusuk
75 kali, pada lapis kedua menusuk 75 kali dengan tongkat, lalu ratakan.
Pukultiap lapisan cetakan dengan palu karet sebanyak 10-15 kali.
d. Memindahkan cetakan yang berisi adonan.
e. Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu melepas cetakan dan
merendam dalam air selama seminggu.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
ADUKAN BETON
Tabel IV.2. Adukan Beton
Berat Adukan Berat Jenis Berat Jenis
Bentuk Sampel
(kg) (kg/cm3) (gr/cm3)
Silinder 1 11,580 0,00218431 2,184
Silinder 2 11,635 0,00219469 2,195
Silinder 3 11,600 0,00218809 2,188
Silinder 4 11,500 0,00216922 2,169
Balok 1 31,750 0,00235185 2,352
11. Gambar Bahan dan Alat Pembuatan Balok dan Silinder Beton
5. Langkah Kerja
a. Menyediakan sampel silinder beton yang telah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari).
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan
bawah pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda.
c. Letakkan beton pada alat uji dan letakkan plat pembebanan diatas
silinder dengan memastikan as plat dengan as silinder beton pada garis
yang sama.
d. Lakukan pembebanan secara terus menerus dengan laju tegangan tarik
belah konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum yang
ditunjukkan oleh mesin uji. Catat jenis keruntuhan dan tampak
penampang beton.
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah. Lakukan
perhitungan kuat tarik belah beton.
6. Alur Kerja
Mulai
Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Universal Testing Machine a. Silinder beton yang
b. Timbangan skala 5 gram telah dibuat.
c. Dial pembacaan
Langkah kerja :
a. Menyediakan sampel silinder beton yang telah diketahui berat dan ukurannya
setelah direndam selama 1 minggu (7 hari).
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan bawah
pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda.
c. Letakkan beton pada alat uji dan letakkan plat pembebanan diatas silinder
dengan memastikan as plat dengan as silinder beton pada garis yang sama.
d. Lakukan pembebanan secara terus menerus dengan laju tegangan tarik belah
konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum yang ditunjukkan
oleh mesin uji. Catat jenis keruntuhan dan tampak penampang beton.
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah. Lakukan
perhitungan kuat tarik belah beton.
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
Beban ΔL σ = P/A
No ε = ΔL/L0 Koreksi ε
(kN) (kg) (cm) (kg/cm²)
1 0 0 0,1 0,000 0,003 0,006
2 4 400 0,2 2,264 0,007 0,013
3 23 2300 0,3 13,015 0,010 0,016
4 82 8200 0,4 46,403 0,013 0,020
5 155 15500 0,5 87,712 0,017 0,023
6 236 23600 0,6 133,549 0,020 0,026
7 194 19400 0,7 109,782 0,023 0,030
8 138 13800 0,8 78,092 0,027 0,033
9 77 7700 0,9 43,573 0,030 0,036
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
120
Tegangan σ (kg/cm²)
100
80
60
εmax = 0.021
40
20
0
0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030
Regangan ε
Grafik IV. 1. Hubungan antara Tegangan dengan Regangan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
Beban ΔL σ = P/A
No ε = ΔL/L0 Koreksi ε
(kN) (kg) (cm) (kg/cm²)
1 0 0 0,1 0,000 0,003 0,006
2 4 400 0,2 2,264 0,007 0,013
3 23 2300 0,3 13,015 0,010 0,016
4 82 8200 0,4 46,403 0,013 0,020
5 155 15500 0,5 87,712 0,017 0,023
6 236 23600 0,6 133,549 0,020 0,026
7 194 19400 0,7 109,782 0,023 0,030
8 138 13800 0,8 78,092 0,027 0,033
9 77 7700 0,9 43,573 0,030 0,036
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
120
Tegangan σ (kg/cm²)
100
80
60
εmax = 0.021
40
20
0
0,000 0,005 0,010 0,015 0,020 0,025 0,030
Regangan ε
Grafik IV. 1. Hubungan antara Tegangan dengan Regangan
11. Gambar Bahan dan Alat Percobaan Kuat Tekan Beton
Machine gram
E. Hammer Test
(SNI 4430-1997)
1. Maksud dan Tujuan
Metode pengujian ini bertujuan untuk memperkirakan nilai kuat tekan
beton pada suatu elemen struktur untuk keperluan pengendalian mutu
beton di lapangan bagi perencanaan dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.
2. Dasar Teori
Hammer Test yaitu palu baja yang digerakkan oleh gaya pegas yang
apabila dilepaskan akan memukul peluncur baja kepermukaan beton
kekerasan permukaan adalah nilai pembacaan yang ditunjukkan ileh
besarnya nilai lenting setelah peluncuran baja memukul permukaan beton
kekuatan beton dapat didapatkan dengan menggunakan grafik maupun
menggunakan perhitungan berdasarkan tabel-tabel yang tertulis dibuku
panduan penggunaan Hammer Test.
5. Langkah Kerja
a. Menyiapkan sampel balok beton yang telah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Bersihkan permukaan balok beton yang akan diuji
c. Menguji balok beton dengan alat Hammer Test.
d. Membaca hasil pengujian
6. Alur Kerja
Mulai
Menyiapkan Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
a. Alat Hammer Test a. Balok Beton
Langkah kerja :
a. Menyiapkan sampel balok beton yang telah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Bersihkan permukaan balok beton yang akan diuji
c. Menguji balok beton dengan alat Hammer Test.
d. Membaca hasil pengujian
Mengamati Hasil Percobaan
Analisis Data
Kesimpulan
Selesai
F. Percobaan Kuat Tarik Belah Beton
(SNI 2491:2014)
1. Maksud dan Tujuan
Dengan adanya standar ini, maka kekuatan tarik belah digunakan
dalam mendesain elemen struktur beton untuk mengevaluasi ketehanan
geser beton dan untuk menentukan panjang penyaluran dari tulangan.
Kekuatan tarik belah pada umumnya lebih besar dari kekuatan tarik
langsung dan leih rendah dari kekuatan lentur (modulus of rupture).
2. Dasar Teori
Dalam SNI 2491:2014, metode ini terdiri dari pemberian gaya tekan
sepanjang diameter specimen beton silinder pada kisaran laju yang
ditentukan sampai batas keruntuhan. Pembebanan ini menimbulkan
tegangan tarik pada bidang datar yang diberi beban dan gaya tekan yang
relative tinggi di daerah sekitar beban kerja. Keruntuhan tarik terjadi
akibat daari keruntuhan tekan karena area beban dalam keadaan tekan
triaksial, sehingga memungkinkan untuk menahan tegangan tekan lebih
tinggi dari yang ditunjukkan oleh hasil uji kekuatan tekan uniaksial.
Langkah kerja
a. Menyediakan smapel silinder beton yang sudah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan
bawah pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda
c. Letakkan beton pada alat uji dan plat pembebanan di atas silinder
dengan memastikan as plat dan as silinder beton pada garis yang
sama
d. Lakukan pembebanan secara terus menerus denganlaju tegangan
tarik belah konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum
yang ditunjukkan oleh mesin uji. Catat jenis keruntuhan dan tampak
penampang beton
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah
f. Lakukan perhitungan kuat tarik belah beton
6. Alur Kerja
Mulai
Langkah kerja :
a. Menyediakan smapel silinder beton yang sudah diketahui berat dan
ukurannya setelah direndam selama 1 minggu (7 hari)
b. Buatlah garis yang melintang dari permukaan atas dan permukaan bawah
pada sisi silinder beton menggunakan alat penanda
c. Letakkan beton pada alat uji dan plat pembebanan di atas silinder dengan
memastikan as plat dan as silinder beton pada garis yang sama
d. Lakukan pembebanan secara menerus dengan laju tegangan tarik belah
konstan sampai specimen hancur. Catat beban maksimum yang
ditunjukkan oleh mesin uji, jenis keruntuhan dan tampak penampang beton
e. Ambil sampel silinder beton yang telah diuji kuat tarik belah
f. Lakukan perhitungan kuat tarik belah beton
Gambar IV.36 Alur Kerja Percobaan Kuat Tarik Belah Beton
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
Dari pengujian kuat tarik belah beton didapatkanbeberapa data sebagai berikut :
P = 95 kN
l = 30 cm
d = 15 cm
P P l d T
kN N mm mm MPa
95 95000 300 150 1,3440
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS TEKNIK
LABORATORIUM BAHAN BANGUNAN
Jl. A. Yani Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417-219 Tromol Pos 1 Surakarta 57162
Dari pengujian kuat tarik belah beton didapatkanbeberapa data sebagai berikut :
P = 95 kN
l = 30 cm
d = 15 cm
P P l d T
kN N mm mm MPa
95 95000 300 150 1,3440
11. Gambar Bahan dan Alat Percobaan Kuat Tarik Belah Beton
Machine gram
Dasar Teori
Dalam SNI 4154:2014, standar ini meliputi oenentuan kekuatan
lentur spesimen beton menggunakan balok sederhana dengan beban
terpusat di tengah. Kuat lentur adalahnilai tegangan tarik yang dihasilkan
dari momen lentur dibagi dengan momen penahan penampang balok uji.
Beban terpusat adalah beban maksimum yang menyebabkan keruntuhan
balok uji.
5. Langkah Kerja
a. Persiapkan balok yang akan diuji
b. Buatlah garis pada sisi kiri dan kanan balok beton sepanjang 75 mm,
panjang bentang adalah panjang balok dikurangi dengankedua garis
tersebut.
c. Letakkan spesimen uji pada tempatnya seperti posisi pada saat
dicetak dan pasang di tengah balok tumpuan
d. Pasang sistem pembebanan di tengah terkait dengan gaya yang
berkerja. Letakkan blok beban sampai menyentuh permukaan
spesimen ditengan bentang.
e. Bebani spesimen secara terus menerus dan tanpa kejutan.
Pembebanan dilakukan dengan kecepatan konstan sampai runtuh
f. Ukur penampang salah satu permukaan runtuh setelah pengujian
untuk menentukan dimensi dari penampang spesimen yang
digunakan dalam perhitungan modulus runtuh. Ukur lebar dan tinggi
spesimen pada tiga sisi dan satu dipusat penampang untuk
menentukan lebar dan tinggi rata-rata, ambil semua pengukuran
mendekati 1 mm
g. Lakukan perhitungan kuat lentur balok beton.
6. Alur Kerja
Mulai
Alat : Bahan :
a. Universal Testing Machine a. Balok beton yang
b. Timbangan skala 5 gram telah dibuat
c. Batang atau pelat tambahan
Langkah kerja :
a. Persiapkan balok lalu buatlah garis pada sisi kiri dan kanan balok beton 75 mm
b. Letakkan spesimen uji pada tempatnya seperti posisi pada saat dicetak dan
pasang di tengah balok tumpuan
c. Pasang sistem pembebanan di tengah terkait dengan gaya yang berkerja.
Letakkan blok beban sampai menyentuh permukaan spesimen ditengah bentang.
d. Bebani spesimen secara terus menerus dan tanpa kejutan. Pembebanan
dilakukan dengan kecepatan konstan sampai runtuh
e. Ukur penampang salah satu permukaan runtuh setelah pengujian untuk
menentukan dimensi dari penampang spesimen yang digunakan dalam
perhitungan modulus runtuh. Ukur lebar dan tinggi spesimen pada tiga sisi dan
satu dipusat penampang untuk menentukan lebar dan tinggi rata-rata, ambil
semua pengukuran mendekati 1 mm
f. Lakukan perhitungan kuat lentur balok beton.
Machine gram