Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTEK PERKERASAN JALAN

Dosen pembimbing :
Marjono ST.MT

Oleh :
Fahmi Fauzi Handoko
1641320087
2 MRK 1

MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air,
serta di atas permukaan air. Sedangkan jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan
satu kawasan dengan kawasan yang lain.
Jalan mempunyai peranan yang penting dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
strategi/militer dan kebudayaan. Sehingga keadaan jalan dan jaringan-jaringan jalan bisa
dijadikan barometer tentang tingginya kebudayaan dan kemajuan ekonomi suatu bangsa.
Sebuah pepatah mengatakan: “Bagaimana jalannya demikian pula bangsanya”, dan hanya
bangsa yang ingin maju saja mengerti akan arti pentingnya jalan pada khususnya dan
perhubungan pada umumnya.
Dengan demikian mahasiswa Politeknik Negeri Malang melaksanakan praktek
perkerasan jalan raya agar mengerti dan jelas bagaimana membangun jalan raya yang baik
dan benar.

1.2 Tujuan
Dengan adanya praktek perkerasan jalan raya, diharapkan mahasiswa dapat :
1.Mengetahui langkah-langkah pekerjaan perkerasan jalan raya yang baik dan benar.
2.Memiliki kemampuan serta keterampilan yang baik dalam menggunakan peralatan
praktek perkerasan jalan raya.
3.Memperoleh pengalaman secara langsung dalam mempelajari proses perkerasan jalan
raya.

1.2 Ruang Lingkup


Pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan dibagi menjadi lima bagian , kelima itu terdiri
dari :
1. Pekerjaan lapisan pondasi bawah
2. Pekerjaan lapisan RCC
3. Pekerjaan lapisan Lataston
4. Pengambilan sampe
BAB II
PRAKTEK JALAN RAYA

2.1 Praktek Pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah

2.1.1 Dasar Teori

Lapisan pondasi bawah merupakan lapis bawah dari seluruh lapisan pekerjaan.
Susunan lapisan ini dimulai dari tanah urug yang ditebarkan diatas tanah keras. Kemudian di
atasnya ditaruh batu pecah ukuran 50 mm dan berikutnya kerikil ukuran 20 mm.

2.1.2 Tujuan Praktek

a. Untuk mengetahui proses pekerjaan lapisan pondasi bawah pada jalan yang baik
dan benar.
b. Agar bisa menggunakan peralatan pekerjaan lapisan pondasi bawah jalan dengan
terampil dan benar.

2.1.3 Alat Yang Digunakan

a. cangkul
b. Kereta dorong.
c. Sekop.
d. Stamper
e. Linggis
2.1.4 Bahan-Bahan Praktek

a. Batu pecah dengan ukuran 50 & 20 mm


b. Pasir coklat
c. Beton kubus 15 x 15 cm (sebagai pembatas )

2.1.5 Langkah-Langkah Praktek

a. Merapikan dan membersihkan area lahan sesuai gambar rencana kerja dengan
menggunakan sekop,cangkul,dan linggis.
b. Menyusun beton kubus di samping area yang digunakan untuk pembatas pekerjaan
c. Mengambil pasir coklat secukupnya dengan kereta dorong lalu dihamparkan di atas
area pekerjaan. Lalu ratakan dengan sekop.
d. Mengambil batu pecah ukuran 50 cm secukupnya dengan kereta dorong lalu
hamparkan di atas lapisan pasir coklat. Kemudian ratakan dengan sekop.
e. Mengambil batu pecah ukuran 20 mm secukupnya dengan kereta dorong lalu
hamparkan di atas lapisan batu pecah 50 mm. Ratakan dengan sekop.
f. Padatkan dan ratakan area tadi dengan stamper.

2.1.6 Dokumentasi

Penyiapan lahan Setelah penyiapan lahan

Pengambilan pasir coklat Lapisan batu pecah 50 mm


perataakan lapisan batu pecah 20 mm Pemadatan lapisan pondasi bawah
2.2 Pekerjaan Lapisan RCC
2.2.1 Dasar Teori

RCC merupakan lapisan perkerasan kaku yang mirip dengan beton biasa.
Perbedaannya terletak pada kadar air RCC lebih sedikit dari pada beton biasa

2.2.2 Tujuan Praktek

a) Untuk mengetahui proses pekerjaan lapisan perkerasan kaku RCC yang baik dan
benar.

b) Agar mampu menggunakan peralatan pekerjaan lapisan perkerasan kaku RCC


dengan terampil dan benar.

2.2.3 Alat Yang Digunakan

a) Baby roller.

b) Sapu.

c) Sekop.

d) Kereta dorong.

e) Papan.

f) Kotak spesi/Loyang.

g) molen

2.2.4 Bahan-Bahan Praktek

a) Agregat halus.

b) Agregat kasar.

c) Semen .

2.2.5 Langkah-Langkah Praktek

a) Menghitung prosentase agregat halus, agregat kasar, dan semen


b) Menyiapkan molen dan memanasinya.
c) Memasukkan agregat kasar dan agregat halus ke dalam molen. Biarkan tercampur
d) Memasukkan semen ke dalam molen, biarkan tercampur.
e) Menuangkan campuran ke loyang. Lalu dihamparkan di atas area pekerjaan.
f) Meratakan campuran dengan sekop.
g) Memadatkan campuran dengan baby roller sebanyak 50 kali.
2.2.8 Dokumentasi

Menmbuat Campuran RCC Menimbang Kebutuhan Bahan

Perataan Campuran RCC Pemadatan Campuran RCC


2.3 PRAKTEK LAPISAN TIPIS ASPAL BETON (LATASTON)

2.3.1 Dasar Teori

Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON)/HRS merupakan lapisan penutup yang terdiri
dari campuran antara agregat bergradasi timpang,filler dan aspal keras dengan perbandingan
tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas(tebal padat 2,5 cm atau 3 cm).
Campuran ini menggunakan agregat bergradasi senjang dengan aspal dan ditambah filler.
Suhu pencampuran tergantung pen. Suhu aspal pada saat pemadatan minimal 80oC.

2.3.2 Tujuan Praktek

c) Untuk mengetahui proses pekerjaan lapisan tipis aspal beton yang baik dan benar.

d) Agar mampu menggunakan peralatan pekerjaan lapisan tipis aspal beton dengan
terampil dan benar.

2.3.3 Alat Yang Digunakan

h) Baby roller.

i) Mini AMP.

j) Sapu.

k) Sekop.

l) Kereta dorong.

m)Papan.

n) Kotak spesi/Loyang.

2.3.4 Bahan-Bahan Praktek

d) Aspal.

e) Agregat halus.

f) Agregat kasar.

g) Filler(butiran halus).

h) Take/Prime coat.

2.3.5 Langkah-Langkah Praktek


a) Menghitung prosentase agregat halus, agregat kasar, aspal dan filler.
b) Membersihkan lokasi yang akan dilapisi lataston dari kotoran dan debu.
c) Memasang kayu sebagai pembatas pekerjaan.
d) Memanaskan aspal dengan memasak aspal dalam drum.
e) Menjalankan mini AMP sesuai instruksi.
f) Mematikan mini AMP lalu memasukan agregat yang sudah disiapkan ke dalam
buket mini AMP.
g) Menghidupkan mini AMP lalu menunggu sampai suhu mencapai 150°C.
h) Mematikan mini AMP lalu memasukkan aspal yang sudah dimasak dalam keadaan
panas ketika agregat mencapai suhu 120°C.
i) Menghidupkan mini AMP tanpa dipanasi.
j) Mematikan mini AMP lalu mengeluarkan campuran aspal dan agregat kemudian
menempatkannya ke dalam loyang/kotak spesi.
k) Melapisi jalan yang akan dibuat dengan take coat dengan jalan disemprotkan dan
dengan presentase sesuai dengan instruksi.
l) Menebarkan campuran Lataston panas tersebut pada tempat yang sudah dilapisi
take/prime coat dengan ketebalan sesuai instruksi.
m) Memadatkan Lataston dengan baby roller sebanyak 50 kali
n) Membersihkan semua peralatan yang sudah dipakai.

2.3.6 Dokumentasi

Pemanasan Aspal Penuangan Take Coat


Memasukkan Campuran ke AMP Memasukkan Aspal ke AMP

Pengambilan Campuran Lataston dari AMP Penghamparan Campuran Lataston

Perataan Campuran Lataston


Pemadatan Campuran Lataston
2.4 PRAKTEK PENGAMBILAN SAMPLE ASPAL(BORING TEST)

2.34.1 Dasar Teori

Boring test adalah proses pengambilan sampel aspal dengan cara dibor dengan
menggunakan alat Core Drill ketika aspal sudah dalam keadaan dingin. Pengambilan sampel
ini untuk menguji ketebalan aspal. Sampel yang diperoleh juga bisa digunakan untuk
pengujian penetrasi aspal dan ekstrasi aspal.

2.4.2 Tujuan Praktek

a) Untuk mengetahui proses pekerjaan pengambilan sampel aspal yang baik dan
benar.

b) Agar mampu menggunakan peralatan pengambilan sampel dengan terampil dan


benar.

2.4.3 Alat Yang Digunakan

a) Core Drill.
b) Cetok.
c) Penjepit aspal.
d) Ember.
2.4.4 Bahan-Bahan Praktek

a) Air.

2.4.5 Langkah-Langkah Praktek

a) Membersihkan lokasi yang akan diambil sampelnya.


b) Menandai lokasi yang akan diambil sampelnya.
c) Menyiapkan air pada jirigen yang kemudian disambungkan dengan mesin Core
Drill. Air ini berfungsi untuk membasahi dinding plat besi bor aspal.
d) Menempatkan mesin Core Drill di lokasi yang sudah ditandai.
e) Mengunci mesin Core Drill agar ketika dihidupkan tidak meloncat.
f) Menghidupkan mesin Core Drill.
g) Menurunkan bor dengan memutarnya ke kanan sampai kira-kira air yang keluar
dari lubang aspal berwarna coklat.
h) Menaikkan bor dengan memutarnya ke kiri.
i) Mengambil sampel aspal yang sudah lepas dari bor dengan penjepit.

j) Mengambil sampel aspal lagi seperti cara di atas sampai minimal 3 kali.

k) Mengukur ketebalan aspal.

l) Membersihkan semua peralatan yang sudah dipakai.

2.4.7 Dokumentasi

Pengeborann dengan Core Drill Pengeborang Dengan Disiram Air

Pengeluaran Sample Aspal


Sample Yang Sudah Dikeluarkan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Jalan merupakan infrastruktur yang selalu dilintasi entah kendaraan ataupun yang
lainnya. Karena sering dilintasi inilah, perhitungan dan pelaksanaan pembuatan jalan
harus dikerjakan sebaik-baiknya. Semua itu demi menghindari kerusakan yang terlalu dini.
Adapun perkerasan memiliki dua macam, yakni perkerasan kaku dan perkerasan
lentur. Dalam praktek, masing-masing kelompok mengerjakan keduanya. Pengerjaannya
dimulai dengan pengerjaan lapisan pondasi bawah, lapisan RCC, dan lapisan Lataston.
Lapisan pondasi bawah merupakan area pekerjaan yang terdiri dari pasir dan agregat
kasar. Di atas lapisan pondasi bawah ada RCC. RCC merupakan perkerasan kaku yang
mirip dengan beton dengan perbedaan camuran mentahnya tidak terlalu berair. Di atas
RCC ditaruh Lataston. Lataston merupakan perkerasan lentur yang berbahan Agregat
kasar dan halus, filler berupa semen, dan aspal.
Setelah terselesainya seluruh pekerjaan, praktek diakhiri dengan pengambilan
sampel sampel menggunakan core drill. Pengambilan sampel ini digunakan untuk
pengujian demi mendapatkan data-data hasil pelaksanaan pekerjaan .

3.2 Saran
1. Dalam pengerjaan sebaiknya dilakukan sesuai prosedur
2. Pengerjaan harus selalu memperhitungkan cuaca yang terjadi.
3. Kewajiban pemakaian APD harus diterapkan dari awal hingga akhir pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai