Lapis pondasi bawah (sub base course) adalah lapisan yang ditempatkan
antara tanah dasar (sub grade) dan lapisan pondasi atas (base course) yang
merupakan lapisan dasar dari perkerasan jalan. Lapis pondasi bawah yang
digunakan telah ditentukan yaitu lapis agregat kelas B dengan komposisi
agregatnya yaitu batu pecah, pasir dan abu batu. Mutu bahan yang digunakan
untuk lapisan ini lebih rendah dari mutu bahan base course, mutu yang dimaksud
adalah komposisi agregat yang digunakan pada proses pencampuran (blending).
Bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah (sub base course)
yaitu batu pecah, pasir, tanah liat dan abu batu yang akan olah di quary dan
diangkut dari stockpile.
29
2. Motor Grader, alat ini digunakan untuk pekerjaan penghamparan material
agregat agar merata. Banyaknya Motor Grader yang digunakan dalam
pekerjaan ini berjumlah 1 (satu) unit .
3. Water Tank, berjumlah 2 unit dan digerakkan oleh 2 orang operator. Fungsi
dari alat ini adalah sebagai alat untuk menyiram material yang telah
dihamparkan sebelum dipadatkan agar mencapai kepadatan maksimum.
4. Vibrator Compactor Roller (VCR), alat ini digunakan untuk memadatkan
material yang telah dihamparkan. Pada pekerjaan ini vibrator compactor
roller yang digunakan untuk pekerjaan ini berjumlah 2 (satu) unit.
30
1,08 = Faktor gembur
V padat = 4,00 x 0,20 x (1000) = 800 m3
V gembur = 4,00 x 0,30 x (1000) x 1,08 = 1.296 m3
Berikut tabel gradasi lapisan pondasi bawah seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Analisa Saringan Lapis Pondasi Bawah
31
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
Spesifikasi Material
ASTM (mm) Realisasi Lapangan
Kelas B
2’’ 50,8 100 100
1 ½ ’’ 37,5 88 – 95 93
1’’ 25,40 70 – 85 85
3/8’’ 9,52 30 – 65 63
No. 4 4,75 25 – 55 50
No. 10 2,00 15 – 40 29
No. 40 0,425 8 – 20 9
No. 200 0,075 2–8 2
Sumber: Laboratorium Jalan Raya Universitas Syiah Kuala
Pada lapis pondasi atas bahan yang diolah yaitu batu pecah, pasir dan abu
batu di quary yang diangkut dari stockpile dan akan dibawak ke lapangan untuk
dihamparkan.
Alat yang digunakan di dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Dump Truck, pada pekerjaan ini menggunakan 46 unit dump truck yang
masing-masing dioperasika oleh 1 sopir. Kendaraan ini digunakan untuk
32
mengangkut material dari lokasi pengambilan material (quary) untuk dibawa
ke lokasi pekerjaan;
2. Motor Grader, alat ini digunakan untuk pekerjaan penghamparan material
agregat agar merata. Banyaknya motor grader yang digunakan dalam
pekerjaan ini berjumlah 1 (satu) unit;
3. Water Tank, berjumlah 2 unit dan digerakkan oleh 2 orang operator. Fungsi
dari alat ini adalah sebagai alat untuk menyiram material yang telah
dihamparkan sebelum dipadatkan agar mencapai kepadatan maksimum;
4. Vibrator Compactor Roller (VCR), alat ini digunakan untuk memadatkan
material yang telah dihamparkan. Pada pekerjaan ini vibrator compactor
Roller yang digunakan untuk pekerjaan ini berjumlah 1 (Satu) unit.
33
L = Lebar badan jalan (m)
T = Ketebalan lapisan pondasi B (m)
P = Panjang jalan (m)
1,04 = Faktor gembur
V padat = 4,00 x 0,15 x (1000) = 600 m3
V gembur = 4,00 x 0,15 x (1000) x 1,04 = 624 m3
Lapisan pondasi atas ini berfungsi sebagai :
1. Bagian perkerasan yang menahan beban roda;
2. Lapis peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
3. Meneruskan limpahan gaya lalu lintas ke lapis pondasi bawah.
34
Berikut tabel gradasi lapisan pondasi seperti pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Analisa Saringan Lapis Pondasi Atas
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) Kelas A Realisasi Lapangan
1 ½ ’’ 37,5 100 100
1’’ 25,0 79 – 85 83,67
3/8’’ 9,5 44 – 58 47,74
No. 4 4,75 29 – 44 33,16
No. 10 2,00 17 – 30 23,90
No. 40 0,425 7 – 17 12,06
No. 200 0,075 2–8 4,86
Sumber: Laboratorium PT. Wirataco Mitra Mulia
35
2. Menutup atau melapiskan partikel yang terlepas sehingga permukaan menjadi
lebih keras;
3. Membantu membersihkan ikatan yang baik antara lapisan pondasi atas
dengan lapisan AC – WC yang akan dihamparkan.
Sebelum pekerjaan prime coat dimulai, terlebih dahulu dibersihkan
debu-debu dan material yang lepas di atas lapisan pondasi atas dengan
menggunakan air compressor. Pembersihan dinyatakan telah cukup bila
permukaan base course telah bersih sehingga permukaan agregat jelas terlihat.
Setelah lapisan permukaan pondasi atas bersih, barulah diberi lapisan prime coat.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.1.14 Halaman …
Lapis aspal Aus (AC – WC) adalah lapisan yang berada pada bagian
teratas dari lapisan pondasi atas (base course). Lapisan ini merupakan campuran
aspal yang telah diolah oleh mesin AMP (asphalt mixing plant) yang digunakan
sebagai lapisan perkerasan yang terletak pada lapisan atas dari suatu badan jalan.
Tebal yang direncanakan pada pekerjaan ini adalah 6 cm, lebar badan jalan yang
diaspal 4 m.
Adapun tujuan dari pemberian lapisan AC - WC adalah :
1. Untuk memberikan suatu kedap air sehingga air hujan yang jatuh diatasnya
tidak meresap kelapisan kebawahnya yang akan melemahkan lapisan-lapisan
tersebut;
2. Suatu lapisan yang dapat menyebarkan beban kelapisan kebawahnya
sehingga dapat dipikul oleh lapisan lain;
3. Sebagai lapisan pembentuk pondasi jika dipergunakan pada pekerjaan
peningkatan atau pemeliharaan jalan
36
pekerjaan sekitar ±1 jam. Panjang pekerjaan lapisan AC – WC (asphalt concrete –
Wearing course) adalah 1000 m dengan lebar badan jalan 4 m dan mempunyai
ketebalan 7,4 cm (gembur) dipadatkan menjadi 5 cm.
Pekerjaan lapisan AC – WC (asphalt concrete – Wearing course)
dimulai dengan diangkutnya aspal dari AMP dan suhu sewaktu dibawa antara
1450C – 1600C. Saat tiba di lapangan secara perlahan – lahan diangkut ke bak
mekanis asphalt finisher untuk dihamparkan pada permukaan base course yang
telah diberi lapis resap pengikat prime coat sebelumnya. Suhu aspal sewaktu
penghamparan antara 1300C – 1500C, dengan tebal penghamparan 7,4 cm
(gembur) untuk mencapai ketebalan 5 cm. Ketebalan penghamparan dapat diukur
dengan penyetelan tombak ukur yang terdapat pada bagian samping belakang dari
asphalt finisher. Lebih jelasmya dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.16
Halaman...
Pemadatan tahap pertama dapat dilakukan setelah aspal yang telah
dihamparkan temperaturnya turun antara 1250C – 1450C. Saat pemadatan pertama
dilihat bagian penghamparan yang tidak rata atau kekurangan aspal, maka aspal
dapat ditambah dengan menggunakan skop. Pemadatan tahap pertama dilakukan
dengan tandem roller (kapasitas 8-10 ton) sebanyak 2 lintasan atau 1 passing
kiri/kanan dengan kecepatan 5 km/jam. Lebih jelasmya dapat dilihat pada
Lampiran Gambar A.4.17 Halaman ...
Pemadatan tahap kedua dilakukan saat temperatur hamparan yang sudah
digilas tahap pertama telah menurun antara 1100C – 900C. Penggilasan tahap
kedua dilakukan dengan menggunakan Pneumatic Tired Roller (PTR) yang
beratnya 10-20 ton dengan kecepatan 5-8 km/jam sebanyak 20 passing. Ketika
pemadatan berlangsung, roda alat gilas harus selalu basah agar tidak terjadi
lekatan antara aspal dengan kendaraan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Lampiran Gambar A.4.18 Halaman ….
37
pengujian didapatkan tebal rata-rata 6,5 cm dengan tebal perencanaan aspal adalah
6 cm. Hasil dari pengamatan dilapangan tebal padat 6 cm sudah sesuai dengan
perencanaan.
Waktu yang dibutuhkan untuk penghamparan AC – WC (asphalt
concrete-wearing course) adalah 3 hari. Tenaga kerja yang dibutuhkan 15 orang,
antara lain; operator finisher 1 orang, operator pneumatic tired roller 1 orang,
operator tandem roller 1 orang dan 12 orang pekerja. Gradasi lapisan aspal AC –
WC seperti pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Analisa Saringan AC - WC
Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos
ASTM (mm) AC – WC Realisasi Lapangan
3/4” 19,00 100 100
1/2’’ 12,50 90 - 100 91
3/8” 9,50 77 - 90 83
No. 4 4,75 53 - 69 69
No. 8 2,36 33 - 53 50
No. 16 1,18 21 - 40 30
No. 30 0,6 14 - 30 16
No. 50 0,30 9 - 22 10
No. 100 0,15 6 - 15 6
No. 200 0,08 4-9 4
Sumber: Laboratorium PT. Wirataco Mitra Mulia
Pada saat pekerjaan jalan ada beberapa hal yang terjadi di lapangan
sehingga pekerjaan sedikit terganggu seperti terjadinya banjir yang yang
mengakibatkan tergenangnya permukaan jalan sehingga tidak bisa dilakukan
pekerjaan sesuai dengan time schedule yang telah direncanakan dan kerusakan
alat berat .
38
Penarapan K3 yang telah di terapkan dilapangan telah sesuai dengan
ketentuan yang ada hanya saja tidak sesuai pada saat pengaspalan saja yaitu para
pekerja tidak memakai sepatu safety dan masker.
adapun kelengkapan K3 di lapangan sebagai berikut:
1. Masker;
2. Sarung Tangan (Safety Gloves);
3. Sepatu Pelindung (Safety Shoes);
4. Rambu jalan;
5. Pengukuran kebisingan, suhu dan udara.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
40
4. Hasil pengujian CBR Laboratorium untuk lapis pondasi atas (sub base) yaitu
97 % dengan spesifikasi min 90%, maka hasil tersebut telah sesuai dengan
perencanaan;
5. Lapis aspal (AC - WC) adalah lapisan yang berada pada bagian teratas dari
lapisan pondasi atas (base course). Lapisan ini merupakan campuran aspal
yang telah diproduksi oleh mesin AMP (Asphalt Mixing Plant). Tebal yang
direncanakan pada pekerjaan ini adalah 6 cm dengan lebar badan jalan 6 m di
lapangan telah sesuai dengan perencanaan. Asphalt yang digunakan pada
lapisan ini berasal dari AMP (Asphalt Mixing Plant) PT. Wirataco Mitra
Mulia yang berlokasi di Keude Linteung, Kabupaten Nagan Raya.
6. Pengujian core drill untuk mengetahui tebal aspal yang telah dipadatkan.
Hasil pengujian didapatkan tebal rata-rata 5,5 cm dengan tebal perencanaan
aspal adalah 5 cm.
5.2 Saran
41