PEMBAHASAN
2. Penghamparan
a. Setelah campuran AC-BC dikeluarkan dari pugmill (Bagian dari
Asphalt Mixing Plant (AMP) yang menjadi tempat pencampuran aspal
dan agregat). Campuran tersebut siap dibawa ke lokasi penghamparan
dengan menggunakan dump truck.
b. Pengambilan material dari Asphalt Mixing Plant (AMP) dan dibawa ke
lokasi proyek. Untuk dump truck ukuran besar mampu mengangkut 15
ton campuran, sedangkan dump truck yang kecil mampu mengangkut
6/7 ton per dump truck.
c. Setelah pekerjaan lapis perekat (tack coat) dilakukan maka pekerjaan
AC-BC dapat dimulai.
d. Sebelum asphalt finisher dioperasikan, dilakukan penyetelan tinggi dan
lebar stapper (setara) yang di sesuaikan dengan tebal dan lebar AC-BC.
e. Setelah campuran lapis AC-BC telah sampai dilokasi, maka asphalt
finisher menunggu campuran aspal yang akan dituangkan dari dump
truck ke dalam bucket penampungan aspal pada alat asphalt finisher
f. Setelah campuran lapis AC-BC berada pada bak penampungan asphalt
finisher, maka proses pcnghamparan dapat dimulai. Satu unit dump
truck mempunyai kapasitas 6 ton.
g. Asphalt finisher mulai bergerak diikuti oleh dump truck yang
mempertahankan posisi agar bak muatan tetap berhimpitan dengan
muka bak penampung sehingga campuran aspal yang telah turun ke
permukaan jalan tcrisi kembali oleh campuran aspal yang turun dari bak
dump truck
h. Campuran aspal yang telah dihamparkan terkadang tidak rata sehingga
perlu diratakan menggunakan alat bantu manual yang dioperasikan oleh
tenaga manusia. Demikian juga campuran aspal pada kedua sisi jalan
banyak keluar dari lebar jalan. maka harus diratakan juga dengan
menggunakan alat perata manual.
i. Untuk mengetahui ketebalan gembur aspal digunakan Stick yang
dilakukan dengan cara menusuk-nusuk bagian permukaan aspal yang
baru dihamparkan.
j. Proses penghamparan dilakukan sesuai campuran lapis AC-BC pada
bak penampungan habis.
3. Pemadatan
Setelah campuran aspal dihampakan dan diratakan, permukaan tersebut
harus diperiksa dan setiap ketidaksempurnaan yang terjadi harus
diperbaiki. Pemadatan campuran aspal harus terdiri dari dua operasi
yang terpisah berikut ini :
a. Pemadatan awal
Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan tandem roller
sebanyak 2 passing. Pemadatan awal ini berfungsi untuk meratakan
permukaan. Pemadatan untuk penggilasan awal harus lebih dahulu
menggilas lajur yang telah dihamparkan sebelumnya. Penggilasan
dengan lintasan yang berurutan harus dilanjutkan dengan melihat
keadaan aspal yang akan dipadatkan agar tidak terjadi pemadatan
yang statis pada bagian yang sama. Roda baja tandem roller juga
harus dalam keadaan basah agar hamparan aspal tidak melekat pada
roda baja tandem roller.
b. Proses pemadatan akhir
Pemadatan akhir merupakan pemadatan utama yang berfungsi untuk
mencapai kepadatan yang diinginkan, sebanyak 14 passing.
Pemadatan akhir harus segera dilaksanakan setelah pemadatan awal
selesai. Pemadatan antara umumnya dilakukan dengan alat penggilas
ban karet (Pneumatic Tire Roller) dengan berat 14 ton. Selama
proses pemadatan, ban karet pada Pneumatic Tire Roller harus
dijaga agar tetap basah dengan cara dialiri air, hal ini bertujuan agar
hotmix tidak melekat pada ban karet dari Pneumatic Tire Roller.
4. Pengecoran
Material pengecoran harus melewati rangkaian trial mix dulu sebelum
dilakukan pengecoran.. Beton yang digunakan yaitu beton fs’45 dengan mutu
kelas C. Penghamparan, perataan serta pemadatan beton dilakukan dengan
Concrete Scred Gomaco. Kalibrasi alat harus dipastikan dan dilakukan kontrol
kecepatan penghamparan. Ketebalan perkerasan kaku dan elevasi top finish
rencana harus sangat diperhatikan. Adapun slump beton yang disyaratkan
maksimum 7 cm. Penempatan campuran beton harus sedekat mungkin pada
lokasi yang akan dicor. Pelaksanaan pengecoran harus dilakukan dengan
merata.
Gambar 4.7 Pengecoran
7. Curring beton
Curring beton adalah perawatan beton rigid pavement yang dilakukan agar
tetap terjaga dari terik sinar matahari untuk tetap menjaga suhu permukaan
beton tetap rendah dan membantu mencegah terbentuknya retak dengan
menahan penguapan (evaporation retarder). Perawatan beton rigid pavement
saat beton berumur 12-24 jam dengan dilakukan penyiraman menggunakan
water tank secara rutin setiap pagi dan sore selama 7 hari. Kemudian
permukaan rigid pavement ditutup menggunakan geotextile woven (tenun)
dengan overlap 30 cm. Tujuannya untuk mencegah terjadinya retak susut
plastis pada beton.
8. Pembukaan bekisting
Pembukaan bekisting boleh dilaksanakan setelah beton sekurang-kurangnya
berumur 24 jam. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga
statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan yang bisa merusak beton.
Gambar 4.12 Pembukaan Bekisting
9. Cutting beton
Cutting beton adalah proses memotong beton untuk mencegah terjadinya retak
memanjang sehingga cukup berhenti di segmen tersebut atau tidak merambat
ke segmen yang lain. Proses cutting beton menggunakan concrete saw agar
diperolah hasil yang akhir harus lurus dan rapi dengan jarak 5 meter dan
memotong secara memanjang dan melintang selebar joint beton sepanjang
lajur tersebut setelah berumur beton mencapai 6 - 12 jam. maka proses cutting
dapat dilakukan dengan ketentuan kedalaman minimal 7 cm atau cutting 1/3
dari tebal rigid pavement yang memiliki ketebalan 30,5 cm. kemudian
dibersihkan untuk membuang sisa cutting yang masih ada dan disemprot air
untuk membersihkan hasil cutting secara keseluruhan.