Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu kegiatan, pelaksanaan perlu menentukan dan mengatur


langkah-langkah setiap jenis pekerjaan diawal hingga selesainya pekerjaan. Hal ini
menyangkut dengan penentuan rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan
volume pekerjaan. Sehingga dapat menghasilkan mutu pekerjaan yang sesuai dengan
kontrak kerja yang telah disepakati.
Adapun ruang lingkup Peningkatan Ruas Jalan Sp.Kulawi-Gimpu dari awal proyek
sampai akhir pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan Umum
2. Pekerjaan Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Perkerasan Berbutir
6. Perkerasan Aspal
7. Pekerjaan Struktur
8. Pekerjaan Harian

4.1 Pekerjaan Umum

Pada pekerjaan umum ini meliputi jenis pekerjaan yaitu mobilisasi yang
merupakan kegiatan yang menyangkut penyediaan peralatan, gudang, bengkel dan
lokasi tempat tinggal pekerja serta fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan
konstruksi dalam kegiatan proyek.
Dalam mobilisasi, pihak kontraktor harus memperhatikan apa yang di berikan
dalam berkas penawaran sesuai dokumen lelang, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam mobilisasi. Khususnya mengenai penyediaan alat-alat berat, harus
diperhatikan kondisi alat apakah dapat berfungsi dengan baik. Selain itu kombinasi
dan jumlah alat di sesuaikan dengan jenis dan volume pekerjaan tersebut.
Mobilisasi ini tidak diberikan pembatasan dalam hal ukuran bentuk atau cara-
cara penempatan alat-alat, perlengkapan dan instalasi yang dibutuhkan semua ini
adalah hak kontraktor memilih, namun diusahakan agar kontraktor dapat memilih
dengan cermat dan tepat agar lebih efisien dan ekonomis sehingga proses
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.

IV-1
4.2 Pekerjaan Drainase
Pada pekerjaan drainase ini meliputi pekerjaan galian untuk selokan dan
saluran air.

4.3 Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian biasa, timbunan biasa, timbunan


pilihan, penyiapan badan jalan.

4.3.1 Galian Biasa

Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai


galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan
galian perkerasan aspal. Pekerjaan ini bertujuan untuk memperbaiki elevasi
tanah arah memanjang dan arah melintang, juga untuk mendapatkan tinggi
tanah dasar yang sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan ini dilakukan pada
tempat yang memerlukan galian. Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini
adalah excavator.

4.3.2 Timbunan Biasa

Sebelum penimbunan dikerjakan terlebih dahulu dipersiapkan dasar


timbunan tersebut yang dalam hal ini adalah tanah dasar (asli), dimana tanah
asli ini akan menjadi dasar lapisan penimbunan. Beberapa faktor yang bisa
menyebabkan dasar timbunan menjadi lemah antara lain : air, baik air tanah
ataupun rembesan, bahan dasar timbunan yang jelek dan lereng yang curam.
Pekerjaan pemadatan dilakukan sepanjang bahu jalan dan badan jalan.
Pemadatan dilakukan dari daerah terendah (pinggir) ke daerah yang tinggi
(tengah), dengan menggunakan motor greader untuk meratakan dan
menggunakan vibrator compactor roller untuk memadatkan, setelah lapisan
pertama dipadatkan kemudian disiram dengan menggunakan water tank agar
permukaan menjadi padat begitu pula untuk lapisan kedua sampai
memperoleh kemiringan 2% untuk badan jalan dan 4% untuk bahu jalan.

IV-2
4.3.3 Timbunan Pilihan

Timbunan pilihan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer)


untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah
saluran air dan lokasi serupa di mana bahan plastis sulit dipadatkan dengan
baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilitas lereng atau
pekerjaan pelebaran.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri
dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan yang telah
ditentukan dan memiliki CBR paling sedikit 10%.
Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan
dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari haruslah pasir
atau kerikil atau bahan bakar berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastis
maksimum 6%.

4.3.4 Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan


permukaan tanah dasar. Untuk jalan kerikil pekerjaan dapat juga mencakup
perataan berat dan motor greader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa
penggaruan.

4.4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

Pekerjaan ini terdiri dari pengangkutan, penghamparan dan pemadatan


timbunan pada bahu jalan dan tanah dasar yang telah disiapkan atau permukaan
lainnya yang disetujui. Pada pekerjaan ini digunakan timbunan dari sumber galian
pada lokasi proyek.

4.5 Perkerasan Berbutir


Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan,
penghamparan, pembasahan dan pemadatan agregat pecah di atas permukaan yang
telah disiapkan, pekerjaan ini meliputi :

IV-3
4.5.1 Lapis Pondasi Agregat Klas A

Pondasi agregat Klas A adalah mutu lapis pondasi atas untuk suatu
lapisan di bawah beraspal.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi klas A adalah
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan
permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
 Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda.
 Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
 Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.

4.6 Perkerasan Aspal


Perkerasan aspal (lapisan permukaan) merupakan lapisan yang terletak di atas
permukaan lapisan base course dan merupakan lapisan teratas dari konstruksi
lapisan perkerasan jalan raya. Pekerjaan ini meliputi lapis resap pengikat (prime
coat), lapis perekat (take coat), lapis aus aspal beton (AC-WC).
4.6.1 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)
Lapis ini merupakan aspal cair yang disemprotkan melalui Asphalt
Sprayer ke atas yang merupakan lapisan pengikat antara lapisan perkerasan
dengan lapisan pondasi atas.
Lapis resap pengikat adalah lapisan penghubung antara lapisan pondasi
atas dengan lapisan AC. Pekerjaan ini dilakukan jika pemadatan dan daya
dukung lapisan pondasi atas telah memenuhi syarat atau hasil dari pengujian
CBR tidak boleh kurang dari 80%. Konstruksi perkerasan dibersihkan dengan
menggunakan air compressor dan dilakukan prime coat dengan asphalt
sprayer sehingga tidak terdapat lagi sesuatu yang dapat mengurangi hasil
maksimal yang diharapkan.
Tujuan dari prime coat ini yaitu :
1. Mengisi lubang-lubang kecil pada bagian pondasi atas.
2. Menutup atau melapiskan partikel yang terlepas sehingga permukaan
menjadi lebih keras.
3. Membantu membersihkan ikatan yang baik antara lapisan pondasi atas
dengan lapisan AC yang akan dihamparkan. Sehingga memberikan suatu

IV-4
sifat yang kedap air dari permukaan pondasi atas agar tidak dapat masuk
yang dapat mengakibatkan hancurnya lapisan tanah dasar pada saat lapisan
permukaan belum dilapisi.
Sebelum pekerjaan prime coat dimulai, terlebih dahulu debu-debu dan
material yang lepas diatas pondasi atas dengan menggunakan masin air
compressor. Pembersihan dinyatakan cukup apabila permukaan base course
telah bersih sehingga permukaan agregat telah jelas terlihat. Setelah lapisan
permukaan pondasi atas bersih, barulah diberi lapisan prime coat.
Aspal panas prime coat dihasilkan dengan memanaskan aspal penetrasi
60/70 sebanyak 30% dari keseluruhan campuran. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat Asphalt Sprayer distributor dengan kapasitas 150
m2/jam. Alat ini memiliki pemanas sendiri, dimana setelah pemanasan
mencapai 160C sampai dengan 180C aspal cair baru bisa disemprotkan
melalui pipa. Proses penyemprotan prime coat dilakukan bertahap yaitu
dengan memulainya setengah dari lebar badan jalan terlebih dahulu agar lalu
lintas tidak terganggu, kemudian baru dilanjutkan pada setengah lebar badan
jalan tersisa.
Pekerjaan prime coat dinyatakan selesai setelah memenuhi syarat-syarat
antara lain:
1. Penyiraman yang merata, sehingga tidak ada tempat yang kelihatan lapisan
base.
2. Tidak ada lapisan prime coat yang lepas akibat dilalui kendaraan atau
orang yang berjalan kaki.
3. Permukaan prime coat tidak kotor oleh debu atau kotoran lain.
Permukaan pondasi yang telah dilalui lapisan prime coat secara merata
sebenarnya tidak boleh dilalui oleh kendaraan atau pejalan kaki selama 24
jam setelah di prime coat karena akan menyebabkan aspal panas prime coat
tersebut diabaikan, tetapi saat pengaspalan, prime coat yang telah kering
harus di compressor lagi agar debu, air yang ada pada badan jalan hilang.
4.6.2 Lapis Perekat (Take Coat)
Lapis ini merupakan aspal cair yang diletakkan di bagian atas aspal atau
lapisan beton.
Lapis perekat mempunyai fungsi sebagai pemberi daya ikat antara
lapisan lama dengan lapisan yang baru. Tempat untuk memasangnya ada
IV-5
dibagian permukaan aspal atau beton yang kondisinya dalam keadaan bersih
atau kering. Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah aspal emulsi
yang mempunyai sifat mudah menyerap atau aspal keras yang dicairkan
menggunakan minyak dengan komposisi 25 hingga 30 berbanding 100.
Untuk setiap satu meter perseginya, dibutuhkan sekitar 0,15 hingga 0,50 liter.
Waktu peletakan atau penghamparan pada lapis perekat ini ada dua cara,
yang pertama menunggu terlebih dahulu sampai mengeringnya lapis perekat
selesai baru kemudian dilakukan penghamparan campuran aspal. Dalam
prakteknya metode yang pertamalah yang lebih sering digunakan.
4.6.3 Lapis aus Aspal Beton (AC-WC)
Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) lapisan perkerasan yang
terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non struktural
AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga
secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.
Metode Kerja:
 Pengangkutan hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperatur
hotmix pada saat produksi dan pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan.
 Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher.
 Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah
lintasan 1 passing .
 Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasan
disesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix.
 Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller.

IV-6

Anda mungkin juga menyukai