Pada pekerjaan umum ini meliputi jenis pekerjaan yaitu mobilisasi yang
merupakan kegiatan yang menyangkut penyediaan peralatan, gudang, bengkel dan
lokasi tempat tinggal pekerja serta fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan
konstruksi dalam kegiatan proyek.
Dalam mobilisasi, pihak kontraktor harus memperhatikan apa yang di berikan
dalam berkas penawaran sesuai dokumen lelang, sehingga tidak terjadi kesalahan
dalam mobilisasi. Khususnya mengenai penyediaan alat-alat berat, harus
diperhatikan kondisi alat apakah dapat berfungsi dengan baik. Selain itu kombinasi
dan jumlah alat di sesuaikan dengan jenis dan volume pekerjaan tersebut.
Mobilisasi ini tidak diberikan pembatasan dalam hal ukuran bentuk atau cara-
cara penempatan alat-alat, perlengkapan dan instalasi yang dibutuhkan semua ini
adalah hak kontraktor memilih, namun diusahakan agar kontraktor dapat memilih
dengan cermat dan tepat agar lebih efisien dan ekonomis sehingga proses
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar.
IV-1
4.2 Pekerjaan Drainase
Pada pekerjaan drainase ini meliputi pekerjaan galian untuk selokan dan
saluran air.
IV-2
4.3.3 Timbunan Pilihan
IV-3
4.5.1 Lapis Pondasi Agregat Klas A
Pondasi agregat Klas A adalah mutu lapis pondasi atas untuk suatu
lapisan di bawah beraspal.
Lapis pondasi atas atau di sebut agregat lapis pondasi klas A adalah
bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi bawah dan lapisan
permukaan. Fungsi dari lapis pondasi ini antara lain yaitu:
Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan yang menahan gaya lintang dari
beban roda.
Sebagai lapisan peresapan untuk pondasi bawah.
Memberikan bantalan terhadap lapisan permukaan.
IV-4
sifat yang kedap air dari permukaan pondasi atas agar tidak dapat masuk
yang dapat mengakibatkan hancurnya lapisan tanah dasar pada saat lapisan
permukaan belum dilapisi.
Sebelum pekerjaan prime coat dimulai, terlebih dahulu debu-debu dan
material yang lepas diatas pondasi atas dengan menggunakan masin air
compressor. Pembersihan dinyatakan cukup apabila permukaan base course
telah bersih sehingga permukaan agregat telah jelas terlihat. Setelah lapisan
permukaan pondasi atas bersih, barulah diberi lapisan prime coat.
Aspal panas prime coat dihasilkan dengan memanaskan aspal penetrasi
60/70 sebanyak 30% dari keseluruhan campuran. Pekerjaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat Asphalt Sprayer distributor dengan kapasitas 150
m2/jam. Alat ini memiliki pemanas sendiri, dimana setelah pemanasan
mencapai 160C sampai dengan 180C aspal cair baru bisa disemprotkan
melalui pipa. Proses penyemprotan prime coat dilakukan bertahap yaitu
dengan memulainya setengah dari lebar badan jalan terlebih dahulu agar lalu
lintas tidak terganggu, kemudian baru dilanjutkan pada setengah lebar badan
jalan tersisa.
Pekerjaan prime coat dinyatakan selesai setelah memenuhi syarat-syarat
antara lain:
1. Penyiraman yang merata, sehingga tidak ada tempat yang kelihatan lapisan
base.
2. Tidak ada lapisan prime coat yang lepas akibat dilalui kendaraan atau
orang yang berjalan kaki.
3. Permukaan prime coat tidak kotor oleh debu atau kotoran lain.
Permukaan pondasi yang telah dilalui lapisan prime coat secara merata
sebenarnya tidak boleh dilalui oleh kendaraan atau pejalan kaki selama 24
jam setelah di prime coat karena akan menyebabkan aspal panas prime coat
tersebut diabaikan, tetapi saat pengaspalan, prime coat yang telah kering
harus di compressor lagi agar debu, air yang ada pada badan jalan hilang.
4.6.2 Lapis Perekat (Take Coat)
Lapis ini merupakan aspal cair yang diletakkan di bagian atas aspal atau
lapisan beton.
Lapis perekat mempunyai fungsi sebagai pemberi daya ikat antara
lapisan lama dengan lapisan yang baru. Tempat untuk memasangnya ada
IV-5
dibagian permukaan aspal atau beton yang kondisinya dalam keadaan bersih
atau kering. Bahan yang digunakan untuk membuatnya adalah aspal emulsi
yang mempunyai sifat mudah menyerap atau aspal keras yang dicairkan
menggunakan minyak dengan komposisi 25 hingga 30 berbanding 100.
Untuk setiap satu meter perseginya, dibutuhkan sekitar 0,15 hingga 0,50 liter.
Waktu peletakan atau penghamparan pada lapis perekat ini ada dua cara,
yang pertama menunggu terlebih dahulu sampai mengeringnya lapis perekat
selesai baru kemudian dilakukan penghamparan campuran aspal. Dalam
prakteknya metode yang pertamalah yang lebih sering digunakan.
4.6.3 Lapis aus Aspal Beton (AC-WC)
Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) lapisan perkerasan yang
terletak paling atas dan berfungsi sebagai lapisan Aus. Walaupun bersifat non struktural
AC-WC dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga
secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan.
Metode Kerja:
Pengangkutan hotmix dilakukan dengan menggunakan Dump Truck, temperatur
hotmix pada saat produksi dan pengangkutan disesuaikan dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan.
Penghamparan dilakukan dengan menggunakan Asphalt Finisher.
Pemadatan awal dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller, dengan jumlah
lintasan 1 passing .
Pemadatan phase intermediate menggunakan Tire Roller dengan jumlah lintasan
disesuaikan dengan jumlah hasil Trial Mix.
Pemadatan akhir dilakukan menggunakan Tandem Roller.
IV-6