1. Metode Pelaksanaan
a. Pembersihan tempat kerja di lokasi pekerjaan pelebaran badan jalan terlebih
dahulu harus dibersihkan dari rumput dan akar-akar pohon.
b. Pekerjaan Galian pelebaran badan Jalan.
c. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan.
d. Penggalian dengan menggunakan alat berat yaitu Excavator
2. Metode Pelaksanaan
Pekerjaan Persiapan Penghamparan Lapis Pondasi
Metode pekerjaan periapan penghamparan Lapis Pondasi meliputi:
a. Sebelum memulai pekerjaan lapis pondasi, survey terlebih dahulu untuk
memastikan elevasi tanah dasar sudah sesuai dengan gambar.
b. Setelah elevasi tanah dasar sesuai, buat batas marking untuk ketebalan
lapis pondasi yang akan dihampar
c. Tidak lupa rubber cone dipasang untuk menjaga keamanan pengguna
jalan
Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi
Metode pelaksanaan penghamparan Lapis Podasi dilakuakan denga cara
sebagai berikut:
a. Material Lapis Pondasi diangkut dari quarry yang telah disetujui dan
dikeahui mutu nya menggunakan dump truck.
b. Material dihampar menggunakan motor grader.
c. Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca
tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi.
d. Lapis pondasi yang sudah dihampar dipadatkan menggunakan alat
pemadat vibration roller dengan jumlah passing yang telah ditentukan.
e. Setelah itu kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan
water tank fungsinya untuk mendapatkan kepadatan yang baik dengan
kadar air optimum yakni 7,80% dan agar rongga-rongga antara agregat
akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci .
f. Padatkan ulang dengan vibration roller sesuai dengan jumlah passing
optimal
g. Uji Sand Cone untuk memastikan kepadatan hamparan lapis pondasi,
kepadatan harus 98%.
.
Gambar 2.21 Pengisian bucket Aspalt Finisher
d. Sesaat setelah itu, penghamparan dimulai, operator Asphalt Finisher
mengatur kinerja vibrator agar kepadatan hampar aspal terjaga. Satu orang
pekerja bertugas mengecek ketebalan hampar dengan stick besi (yang sudah
ditandai ukurannya) dan mengatur naik turunnya ketebalan hampar jika
diperlukan.
Fungsi dari Time Schedule pada sebuah proyek konstruksi antara lain:
1) Sebagai pedoman kontraktor untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan sebagai
pedoman direksi untuk mengontrol apakah suatu pekerjaan berlangsung sesuai
jadwal atau tidak.
2) Sebagai pedoman untuk mengevaluasi suatu pekerjaan yang telah diselesaikan.
3) Sebagai pedoman untuk mengatur kecepatan suatu pekerjaan.
4) Untuk menentukan tahap-tahap pekerjaan sesuai dengan urutan waktu pelaksanaan.
5) Untuk memperkirakan biaya yang harus disediakan dalam jangka waktu tertentu,
serta untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja, jumlah dan macam peralatan, serta
material yang digunakan.
Untuk dapat menyusun Time Schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang
baik dibutuhkan :
1. Gambar kerja proyek.
2. Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek.
3. Bill Of Quantity (BOQ) atau daftar volume pekerjaan.
4. Data lokasi proyek berada.
5. Data sumber daya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang tersedia di
sekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.
6. Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus di datangkan ke
lokasi proyek.
7. Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekejaan.
8. Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
9. Data jenis transportasi yang dapat digunakan di sekitar lokasi proyek.
10. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing - masing item
pekerjaan.
11. Data kapasitas produksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, material.
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 43
12. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan, tenggang
waktu pembayaran progress dan lain - lain.