Anda di halaman 1dari 38

BAB 2

KESESUAIAN PERANCANGAN DENGAN PELAKSANAAN

2.1 Latar Belakang Pembangunan Konstruksi

Paket Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan


Runggu (MYC) adalah salah satu kegiatan dari Satuan Kerja Pelaksaan Jalan Nasional
Wilayah I Sumatera Utara TA 2016- TA 2019 yang bertujuan untuk meningkatkan
fungsi sistem jalan khususnya Jalan Lingkar Samosir. Ruas jalan ini menghubungkan
Kota Pangururan – Ambarita – Tomok – Onan Runggu (MYC) dilaksanakan oleh
Kontraktor PP-SENECA KONSORSIUM, berdasarkan Dokumen Kontrak No.
03/KTR-APBN/Br.S1/PPK-06/2016 tanggal 19 Desember 2016, dengan panjang efektif
69,90 Km tepatnya pada Km 181+000 s/d Km 256+000.
Lebar exiting perkerasan jalan adalah 4,50 m dan diharapkan dengan
dilakukannya pelebaran pada kedua sisi badan jalan masing-masing sebesar 0,94 m dan
dilanjutkan dengan pemberian struktur bahu jalan di kedua sisi masing-masing dengan
lebar 1,50 m, sehingga lebar badan jalan dari yang semula 4,50 meter bertambah
menjadi 6,38 meter (1,5 X 6,38 X 1,50), menjadikan pelayanan jalan akan lebih optimal
dalam melayani arus kendaraan, barang dan penumpang dan juga para touris
lokal/domestik maupun Internasional.
Kondisi permukaan jalan pada umumnya sudah mengalami kerusakan aus, retak
dan bergelombang. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa permukaan aspal di banyak
tempat sudah mulai mengalami stripping, dan retak-retak serta terjadi depression di
beberapa tempat. Disamping kondisi tersebut, kerusakan tepi perkerasan mulai nampak
di sepanjang ruas jalan. Dengan kondisi seperti di atas dan dengan semakin
meningkatnya volume lalu lintas, sudah saatnya untuk dilakukan pelebaran pada kedua
sisi jalan dan juga strengthening pada permukaan jalan.

2.2 Metode Kerja dan Penggunaan Alat


2.2.1 Pekerjaan Pelebaran Badan Jalan
2.2.1.1 Alat Berat yang dipakai
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 7
1. Dump Truck
Digunakan untuk memindahkan material hasil galian dari lokasi quarry ke lokasi
proyek. Teknis penggunaan alat ini untuk mengangkut material dengan jarak
tempuh yang relative jauh.

Gambar 2.1 Dump Truck


2. Excavator
Excavator terdiri dari beberapa bagian yaitu bahu (boom), lengan (arm),
keranjang atau alat keruk (bucket), kabin dan tracker. Excavator digunakan untuk
penggalian lubang, parit, atau pondasi suatu bangunan, perataan tanah, dan
sebagainya. Tujuan dari penggunaan excavator juga untuk membantu melakukan
pekerjaan pemindahan material dari satu tempat ke tepat yang lain.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 8


Gambar 2.2 Excavator
3. Motor Grader
Motor Grader terdiri dari enam bagian utama, yaitu penggerak (prime mover),
kerangka (frame), pisau (moldboard), sacrifier, circle dan drawbar. Motor Grader
digunakan untuk meratakan jalan, menyebarkan material ringan dan membentuk
jalan (grading).

Gambar 2.3 Motor Grader


4. Vibro Roller
Merupakan alat berat yang digunakan untuk menggilas, memadatkan hasil
timbunan, sehingga kepadatan tanah yang dihasilkan lebih sempurna. Efek yang
ditimbulkan oleh Vibro Roller adalah gaya dinamis terhadap tanah, dimana butir-

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 9


butir tanah cenderung mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-
butirnya.

Gambar 2.4 Vibro Roller


2.2.1.2 Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan
selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuatan atau
struktur lainnya, utnuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian,
untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan/atau
perkerasan beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan
profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar dan
sebagimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan galian adalah
pemotongan tanah dengan tujuan untuk memperoleh bentuk serta elevasi
permukaan sesuai dengan gambar yang telah direncanakan.

1. Metode Pelaksanaan
a. Pembersihan tempat kerja di lokasi pekerjaan pelebaran badan jalan terlebih
dahulu harus dibersihkan dari rumput dan akar-akar pohon.
b. Pekerjaan Galian pelebaran badan Jalan.
c. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan.
d. Penggalian dengan menggunakan alat berat yaitu Excavator

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 10


e. Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah penentuan kedalaman galian
f. Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke Dump Truck,
kemudian diangkut keluar lokasi proyek.

2. Flow Chart pekerjaan galian

Gambar 2.5 Flow Chart pekerjaan galian

2.2.1.3 Pekerjaan Timbunan Pilihan


Timbunan pilihan digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya dukung
tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan untuk
didaerah galian.
1. Bahan/Material yang dipakai
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri
dari bahan tanah atau batu yang memenuhi ketentuan di atas untuk timbunan
biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu tergantung
dari maksud penggunanya, seperti diperintahkan aau disetujui Direksi
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila di uji
sesuai dengan SNI 03-1744-1989, dan memiliki CBR paling sedikit 10%
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 11
setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum.
2. Metode Pelaksanaan
a. Penghamparan lapis pertama timbunan pilihan. Material pilihan
didatangkan ke lokasi proyek dengan menggunakan dump truck.
Material dihampar dengan menggunakan alat berat excavator.
b. Pemadatan Lapis pertama menggunakan vibro roller. Pemadatan
dilakukan sebanyak 8 passing sampai tanah benar-benar padat dan telah
mencapai ketebalan rencana.
c. Penghamparan lapis kedua timbunan pilihan. Material pilihan dihampar
dengan menggunakan alat berat exavator.
d. Pemadatan lapis kedua timbunan pilihan menggunakan alat berat vibro
roller. Pemadatan dilakukan sebanyak 8 passing sampai tanah benar-
benar padat dan telah mencapai ketebalan rencana.

3. Flow Chart Pekerjaan Galian dan Timbunan

Gambar 2.6 Flow Chart pekerjaan timbunan material

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 12


2.2.1.4 Pekerjaan Lapis Pondasi Agregat
1. Bahan/Material yang dipakai
a. Aggregat Kelas A
b. Aggregat Kelas B

2. Metode Pelaksanaan
 Pekerjaan Persiapan Penghamparan Lapis Pondasi
Metode pekerjaan periapan penghamparan Lapis Pondasi meliputi:
a. Sebelum memulai pekerjaan lapis pondasi, survey terlebih dahulu untuk
memastikan elevasi tanah dasar sudah sesuai dengan gambar.
b. Setelah elevasi tanah dasar sesuai, buat batas marking untuk ketebalan
lapis pondasi yang akan dihampar
c. Tidak lupa rubber cone dipasang untuk menjaga keamanan pengguna
jalan
 Penghamparan dan Pemadatan Lapis Pondasi
Metode pelaksanaan penghamparan Lapis Podasi dilakuakan denga cara
sebagai berikut:
a. Material Lapis Pondasi diangkut dari quarry yang telah disetujui dan
dikeahui mutu nya menggunakan dump truck.
b. Material dihampar menggunakan motor grader.
c. Penghamparan material agregat tidak boleh di lakukan apabila cuaca
tidak mendukung seperti pada waktu hujan karena kadar air terlalu
tinggi.
d. Lapis pondasi yang sudah dihampar dipadatkan menggunakan alat
pemadat vibration roller dengan jumlah passing yang telah ditentukan.
e. Setelah itu kemudian di siram air secara merata dengan menggunakan
water tank fungsinya untuk mendapatkan kepadatan yang baik dengan
kadar air optimum yakni 7,80% dan agar rongga-rongga antara agregat
akan terpadatkan dengan sendirinya dan saling mengunci .
f. Padatkan ulang dengan vibration roller sesuai dengan jumlah passing
optimal
g. Uji Sand Cone untuk memastikan kepadatan hamparan lapis pondasi,
kepadatan harus 98%.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 13


3. Flow Chart Pekerjaan Sub Base

Gambar 2.7 Flow Chart pekerjaan sub base

2.2.1.5 Pekerjaan Pengujian Kepadatan Lapis Pondasi


Pengujian Sand Cone
Satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan
tanah adalah kepadatan lapangan ( = berat isi kering). Karena walaupun nilai
CBR telah memenuhi standar, namun jika kepadatan lapisannya masih belum
baik, maka deformasi akibat konsolidasi masih dapat terjadi dan penyebaran
beban ke lapis tanah di bawahnya akan menjadi kurang baik, serta berpotensi
terjadi konsentrasi tegangan pada bagian tertentu dalam lapisan tanah tersebut
yang dapat mengakibatkan kegagalan lapis tanah dasar pondasi secara
keseluruhan.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai kepadatan dan kadar air
dilapangan. Juga bisa sebagai perbandingan pekerjaan yang akan dilaksanakan

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 14


dilapangan dengan perencanaan pekerjaan. Persyaratan alat, bahan dan lokasi
yang perlu diperhatikan pada pengujian sand cone adalah:
1. Pasir yang digunakan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Bersih, keras, kering dan bisa mengalir bebas, tidak mengandung bahan
pengikat. Atau biasanya menggunakan “Pasir Ottawa”.
b. Gradasi 0,075 mm sampai 2,000 mm.

2. Penentuan lokasi titik uji harus memenuhi:


a. Pengujian kepadatan tidak boleh dilakukan pada saat titik uji tergenang.
b. Pengujian kepadatan dilakukan paling sedikit dua kali untuk setiap titik
dengan jarak 50,00 m.
c. Pada saat pengujian, dihindari adanya getaran.
d. Hasil pengukuran yang berupa nilai kepadatan dihitung rata-rata dengan
tiga angka dibelakang koma.

3. Peralatan yang dipergunakan :


a. Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi lebih kurang 4,00 liter.
b. Takaran yang telah diketahui isinya (± 2.019 ml) dengan diameter lubang
16,51 cm.
c. Corong kalibrasi pasir dengan diameter 16,51 cm dan pelat corong.
d. Plat untuk dudukan corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm dengan
lubang berdiameter 16,51 cm.
e. Peralatan kecil: mistar perata dari baja; meteran 2,00 m; palu; sendok;
kuas; pahat; paku 4 inchi.
f. Peralatan untuk menentukan kadar air menggunakan spirtus dan cawan
besi.
g. Timbangan dengan kapasitas minimum 10,00 kg dengan ketelitian
sampai 1,00 gram.
h. Timbangan kapasitas minimum 500,00 gr dengan ketelitian sampai 0,10
gram.

4. Langkah-langkah pengujian sand cone yaitu :


Pelaksanaan pengambilan tanah/lapis dasar pondasi yang diuji
adalah sebagai berikut :
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 15
1. Ratakan permukaan tanah atau lapis dasar pondasi yang diuji
2. Tempatkan plat untuk dudukan corong pasir ukuran 30,48 cm x 30,48 cm
dengan lubang berdiameter 16,51 cm pada permukaan tanah
3. Kokohkan kedudukan plat dudukan corong dengan pasak atau paku pada
keempat sisinya
4. Gali lubang dengan kedalaman 10 cm - 15 cm pada lubang plat corong

Gambar 2.8 Penggalian lubang


5. Pastikan seluruh partikel lepas hasil penggalian tidak ada yang tertinggal
dalam lubang
6. Masukkan semua tanah atau bahan lapis dasar pondasi yang digali dalam
plastik lalu ditimbang

Gambar 2.9 Pemindahan tanah yang digali ke dalam plastik.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 16


7. Ambil contoh tanah atau material lapis dasar pondasi untuk dihitung
kadar airnya
8. Kemudian siapkan botol yang sudah diisi pasir (boleh sampai penuh
atau secukupnya melebihi isi lubang dan corong) lalu timbang.
9. Tempatkan plat dudukan corong pada plat dengan lubang corong
menghadap kebawah dan botol di atas. Kemudian buka kran dan biarkan
pasir mengalir mengisi lubang dan corong sampai penuh.

Gambar 2.10 Pengisian pasir ke dalam lubang


10. Setelah pasir berhenti mengalir, tutup kran dan timbang kembali botol
dengan sisa pasir.

2.2.2 Pekerjaan Perkerasan Lentur ( flexible pavement )


2.2.2.1 Alat Berat yang dipakai
1. Dump Truck
Digunakan untuk mengangkut campuran aspal hot mix yang dihasilkan dari
alat produksi aspal yaitu Asphlat Mixing Plant (AMP).

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 17


Gambar 2.11 Dump Truck
2. Asphalt Finisher
Digunakan untuk menghamparkan aspal hot mix dari dump truck yang
dituangkan berangsur-angsur ke hooper finisher yang dapat menampung
volume dari alat pengangkut tersebut.

Gambar 2.12 Asphalt Finisher


3. Asphalt Sprayer
Digunakan untuk pekerjaan finishing jalan atau aspal sprayer berfungsi
untuk menyerotkan aspal cair ke media jalan.
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 18
Gambar 2.13 Asphalt Sprayer
4. Three Wheel Roller
Alat berat ini biasanya digunakan untuk pekerjaan pemadatan, misalnya
untuk pekerjaan penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir
permukaan yang rata. Alat ini memberikan lintasan yang sama pada masing-
masing rodanya, dan beratnya 6-12 ton, dan apabila diinginkan dapat diisi
dengan air, sehingga akan menambah berat 15-35%.

Gambar 2.14 Three Wheel Roller


5. Pneumatic Tire Roller
Alat terdiri atas roda-roda ban karet yang dipompa (pneumatic) maka area
pekerjaan juga dibebaskan dari benda-benda tajam yang dapat merusak
roda. Susunan dari roda muka dan roda belakang selang-seling sehingga

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 19


bagian yang tidak tergilas oleh roda bagian muka maka akan digilas oleh
roda bagian belakangnya.

Gambar 2.15 Pneumatic Tire Roller


6. Air Compressor
Compressor adalah suatu mesin mekanik yang berfungsi untuk
memampatkan fluida gas atau meningkatkan tekanan udara. Compressor
biasanya menggunakan mesin diesel/mesin bensin atau motor listrik sebagai
tenaga penggeraknya. Udara yang dihasilkan dari Compressor mempunyai
tekanan yang berbeda-beda, tergantung dari spesifikasi BAR yang dimilki
compressor itu sendiri.

Gambar 2.16 Air Compressor

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 20


7. Alat bantu tambah lainnya
Alat bantu tambahan lainya adalah alat bantu yang digunakan untuk
meratakan sisi dari badan jalan yang sedang dihampar dengan asphalt
finisher atau untuk menutupi material penghamparan aspal yang belum rata.

Gambar 2.17 Alat bantu tambahan lainnya

2.2.2.2 Bahan/Material yang dipakai


Adapun bahan-bahan yang dipakai untuk pekerjaan perkerasan lentur
(flexibel pavement).
1. Asphalt Concrete
2. Tack Coat

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 21


2.2.2.3 Flow Chart Penghamparan Hot mix

Gambar 2.18 Flow Chart penghamparan Hot mix

2.2.2.4 Metode Penghamparan Hot mix


1. Pekerjaan Persiapan Penghamparan Aspal Hotmix
Metode pekerjaan persiapan penghamparan asphalt hotmix meliputi:
a. Pembersihan lahan pegaspalan dengan alat Air Compressor yang dilakukan
oleh dua orang pekerja dan compressor tersebut di tarik oleh mobil.
b. Penyemprotan lahan pengaspalan dengan Prime Coat jika lapisan yang akan
diaspal berupa lapis perkerasan Agregat Base A atau Tack Coat jika yang
akan diaspal adalah lapis perkerasan aspal. Pada pekerjaan pengaspalan ini
bahan Prime Coat yang digunakan adalah emulsi sehingga dapat
disemprokan tanpa dipanaskan akan tetapi harus dibiarkan kering minimal
24 jam. Untuk Take Coat sendiri meskipun menggunakan bahan emulsi

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 22


tetapi tidak perlu dibiarkan sampai 24 jam melainkan dapat langsung
dilakukan penghamparan aspal hotmix.

Gambar 2.19 Penyemprotan lapis perekat (tack coat)

c. Surveyor melakukan marking lebar penghamparan aspal sesuai dengan


lebar desain dan diberi tanda berupa cat warna putih. Setelah itu, lahan
tersebut siap untuk dilakukan penghamparan aspal hotmix.

Gambar 2.20 Marking pinggiran existing

2. Penghamparan dan Pemadatan Aspal Hotmix


Metode pelaksanaan penghamparan aspal hotmix dilakukan denga cara
sebagai berikut:

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 23


a. Operator memanaskan setrika agar tidak terkendala dalam menyesuaikan
ketebalan hotmix. memposisikan Asphalt Finisher di titik permulaan
pekerjaan pengaspalan dimana lokasi tersebut sudah di beri cairan perekat
(Prime Coat/Tack Coat).
b. Operator mengatur lebar bukaan dan ketinggian/tebal hampar Asphalt
Finisher sesuai dengan lebar dan tebal desain, dimana pengaturan tebal
hampar tetap dilakukan pada saat penghamparan berjalan.
c. Sopir Dump Truck yang membawa aspal hotmix melakukan manuver
mundur untuk mengisi bucket Asphalt Finisher, setelah itu bak Dump Truck
dinaikkan dan bucket Finisher muali terisi aspal hotmix. Pengisian tersebut
di awasi oleh satu orang pekerja yang dapat melihat kondisi bucket tersebut
apakah sudah penuh atau belum dan bertugas memberi instruksi kepada
sopir Dump Truck

.
Gambar 2.21 Pengisian bucket Aspalt Finisher
d. Sesaat setelah itu, penghamparan dimulai, operator Asphalt Finisher
mengatur kinerja vibrator agar kepadatan hampar aspal terjaga. Satu orang
pekerja bertugas mengecek ketebalan hampar dengan stick besi (yang sudah
ditandai ukurannya) dan mengatur naik turunnya ketebalan hampar jika
diperlukan.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 24


Gambar 2.22 Penghamparan aspal
e. Empat orang pekerja bertugas melakukan perapian hamparan baik yang
kurang tebal maupun merapikan pinggiran hamparan.

Gambar 2.23 Perapian hamparan


f. Setelah hamparan aspal sudah rata dan suhu sudah mencapai 125-1450 maka
Tandem Roller mulai memadatkan aspal tersebut sebanyak 2 kali passing
dengan maneuver mundur (air pada roda besi harus hidup dan menyemprot
dengan baik/merata yang berfungsi agar asphalt tidak lengket ke roda besi
Tandem Roller dan sekaligus menurunkan suhu aspal tersebut). Selama

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 25


proses pemadatan ini tetap ada pekerja yang bertugas merapikan pinggiarn
aspal.
g. Setelah Tandem Roller selesai melakukan pemadatan dan suhu aspal turun
menjadi 1250 maka PTR mulai memadatkan sebanyak 22 kali passing untuk
AC-Base, 20 kali passing untuk AC-BC dan 18 kali passing untuk AC-WC
dengan manuver mundur. Selama proses pemadatan ini tetap ada pekerja
yang bertugas merapikan pinggiarn aspal.

Gambar 2.24 Pemadatan dengan Pneumatic Tire Roller


h. Setelah PTR selesai melakukan pemadatan dan suhu aspal sudah turun
menjadi 900 maka lokasi pengaspalan tersebut sudah bias dibuka dan
pengguna lalu lintas sudah bisa melintasi aspal tersebut.

2.2.2.5 Pekerjaan Pengujian Asphalt


2.2.2.5.1 Pengujian Core Drill
Core drill Machine adalah sebuah alat yang mampu mengebor
sebuah beton, beton bertulang maupun aspal. Core drill ini menggunakan
mata bor yang biasa disebut dengan Diamond drill bit. Ukuran dari mata bor
atau diamond drill ini juga bervariasi, mulai dari 1” s/d 8”. Konsumsi power
dari core drill machine ini juga ada yang 1350 w s/d 3000 w tergantung
besar dari core drill tersebut.
Sampel yang diperoleh dari uji core drill atau biasa disebut coring
ini berbentuk silinder. Dari sampel tersebut, kita dapat mengetahui secara
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 26
tepat susunan struktur dari suatu konstruksi jalan, jenis perkerasan, tebal
perkerasan, komposisi, persentase susunan dan untuk memeriksa perubahan
dari struktur jalan.
Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk di cek
ulang, misalnya dengan uji marshall. Data yang akan diperoleh misalnya
Stability, Bulk Density, Flow, Marshall Quatient. Kemudian dengan adanya
data-data tersebut, maka akan dijadikan acuan untuk desain dan
dibandingkan dengan desain yang dibuat oleh konsultan perencana.
Pengujian core drill ini bertujuan untuk menentukan dan mengambil
sampek perkerasan di lapangan sehingga dapat diketahui tebal dan
karakteristik campuran perkerasan.
1. Alat yang digunakan
a. Mesin Core Drill
b. Alat untuk tutup lubang sisa pengeboran
2. Metode Pelaksanaan
a. Alat ditempatkan pada susunan perkerasan aspal yang bakal diuji
dengan posisi datar.
b. Kemudian kita siapkan air dengan alat yang ada system pompa.
c. Kemudian air dimasukkan ke alat core drill dengan selang kecil pada
tempat yang telah disiapkan pada alat itu, hingga alat tak alami
rusaknya terlebih mata bor yang berupa silinder sepanjang sistem
pengujian.
d. Setelah semuanya siap lalu alat dihidupkan.
e. Setelah alat hidup mata bor di turunkan dengan cara perlahan pada
titik yang sudah kita tetapkan hingga kedalaman spesifik, setelah
kedalaman spesifik alat dimatikan serta mata bor dinaikkan.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 27


Gambar 2.25 Penurunan mata bor
f. Kemudian hasil dari pengeboran itu di ambil dengan memakai
penjepit
g. Kemudian diukur tebal tipis serta dimensinya dan dilihat sampel itu apakah
perkerasan itu layak gunakan atau tidak.
h. Tutuplah sisa lubang pengeboran core drill dengan material campuran
agregat dengan aspal menggunakan alat pemadat.

Gambar 2.26 Penutupan sisa lubang pengeboran

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 28


2.2.3 Bangunan Pelengkap
2.2.3.1 Pekerjaan Tembok Penahan Tanah
1. Alat Berat yang dipakai
a. Excavator
b. Concrete Mixer
c. Concrete Vibrator
d. Water Tank
e. Baby Roller
2. Metode Kerja
 Pekerjaan Persiapan Tembok Penahan Tanah
Metode pekerjaan periapan penghamparan Tembok Penahan Tanah
meliputi:
a. Sebelum memulai pekerjaan tembok pekerjaan tanah lokasi pekerjaan
dilakukan pembersihan, jika ada rumput atau tanaman aharus dihilangkan
terlebih dahulu.
b. Marking lokasi yang akan digali lengkap dengan rencana elevasi

 Pekerjaan Galian Tembok Penahan Tanah


Metode pekerjaan galian Tembok Penahan Tanah meliputi:
a. Penggalian dengan Excavator pada lokasi yang dipersipakan sebelumnya

Gambar 2.27 Penggalian dengan Excavator

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 29


b. Tanah hasil buangan dibuang di buang tidak terlalu jauh dari lokasi galian,
nantinya akan diperuntukkan untuk backfill Tembom Penahan Tanah.
c. Galian dibuat miring dengan perbandingan 1 : 2 agar tanah tidak longsor
saat pekerjaan struktur dilakukan

 Pekerjaan Struktur Tembok Penahan Tanah


Metode pekerjaan galian Tembok Penahan Tanah meliputi:
a. Marking lokasi plat lantai Tembok Penahan Tanah dan buat batas
pengecoran dengan tebal 10 cm untuk lantai kerja
b. Pengecoran dengan beton mutu fc’ 10 Mpa setebal 10 cm
c. Setelah 8 jam, lakukan pemasangan bekisting plat lantai lalu pasang beton
decking di titik yang telah ditentukan
d. Pasang besi sesuai dengan bar bending schedule yang terdapat pada shop
drawing
e. Pengecoran Plat Lantai dengan Beton mutu fc’ 20 Mpa.
f. Gunakan concrete vibrator untuk menjaga beton agar tidak keropos, namun
penggunaan concrete vibrator tidak boleh terlalu lama karena akan
menyebabkan segregasi beton.
g. Setelah 12 jam lakukan pemasangan bekisting kolom Tembok Penahan
Tanah dan lanjutkan dengan pengecoran beton mutu fc’ 20 Mpa.
h. Setelah 24 jam, lepas bekisting kolom dan plat lantai.
i. Pemasangan Batu dilakukan secara manual dengan tenaga manusia
j. Ring balok dibuat bekistingnya di atas pasangan batu, bersamaan dengan
tulangannya
k. Pengecoran dilakukan setelah bekisting, tulangan, dan batas pengecoran
dibuat.

 Pekerjaan Back fill Tembok Penahan Tanah


Metode pekerjaan galian Tembok Penahan Tanah meliputi:
a. Segera setelah ring balok selesai back fill bagian dalam TPT menggunakan
Excavator dan padatkan dengan Baby Roller 800 kg
b. Pastikan hasil back fill sesuai dengan elevasi rencana

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 30


i. Flow Chart Tembok Penahan Tanah

Gambar 2.28 Flow Chart Tembok Penahan Tanah

2.3 Kesesuaian Gambar Rencana dengan realisasi yang dilaksanakan


Dalam sebuah proyek konstruksi, gambar yang menjadi pegangan dalam
pelaksanaan proyek tersebut tentunya tidak muncul begitu saja. Terjadi proses yang
panjang sebelum akhirnya terbit sebuah gambar kerja untuk pelaksanaan proyek
konstruksi. Proses yang mengawali semua itu berawal dari sebuah proses perencanaan.
Dalam proses perencanaan tersebut, gambar merupakan alat komunikasi yang paling
vital untuk memvisualisasikan berbagai disiplin yang menjadi faktor penting dalam

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 31


proses perencanaan konstruksi. Secara umum, disiplin ilmu yang harus terangkum
dalam gambar tersebut adalah arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal dan plumbing.
Kualitas sebuah gambar perencanaan bukan pada banyaknya jumlah lembar
gambar tersebut, melainkan pada seberapa komunikatif gambar tersebut. Artinya setiap
lembar gambar harus mudah dibaca dan sekaligus memuat sebanyak mungkin informasi
yang diperlukan bagi kontraktor untuk mengajukan penawaran.
Dari mulai proses perencanaan hingga terselesaikannya proyek konstruksi, kita
akan menemui beberapa jenis gambar sebagai berikut :
1. Gambar Perencanaan
2. Gambar Tender (For Tender)
3. Gambar For Construction
4. Gambar Shop Drawing
5. Gambar As Built Drawing
Rangkaian proses pembuatan gambar-gambar tersebut telah menjadi standar
prosedur dalam sebuah proyek konstruksi. Ini adalah sebuah bentuk akuntabilitas,
bahwa pelaksanaan proyek berjalan secara terkendali dan dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari sisi manajemen mutu, maupun dari sisi manajemen
keuangan.
Untuk Proyek pembangunan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-
Onan Runggu secara keseluruhan gambar yang direncanakan sesuai dengan fakta
dilapangan. Hal tersebut dapat dilihat dari Gambar Shop Drawing yang ada di
lampiran.

2.4 Kesesuaian Metode Kerja Rencana dan Realisasi

Metode kerja rencana Realisasi Keterangan

Penghamparan material sesuai Dalam realisasi di


kelas B dengan alat berat lapangan sesuai
motor grader dengan rencana /
spec

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 32


Pemadatan material Dalam realisasi di
kelas B dengan alat berat sesuai lapangan sesuai
vibro roller sebanyak 8 dengan rencana
passing kepadatan,namun
untuk jumlah
passingnya
berbeda-beda
dikarenakan
sumber material
yang berbeda pula /
spec

Penghamparan material Sesuai Dalam realisasi di


kelas A dengan alat berat lapangan sesuai
motor grader dengan rencana /
spec

Pemadatan material sesuai Dalam realisasi di


kelas A dengan alat berat lapangan sesuai
vibro roller sebanyak 8 dengan rencana /
passing spec

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 33


Hasil timbunan sesuai Dalam realisasi di
pemadatan pelebaran lapangan sesuai
badan jalan sebesar 1,5 dengan shop
m. awal dari badan jalan drawing
4,5 m menjadi 7,5 m perencanaan

Tes uji kepadatan tanah Dalam realisasi di


(Density) dengan tes uji sesuai lapangan sesuai
sand cone dengan rencana /
spec

Hasil Pekerjaan tinggi Sesuai Dalam realisasi di


galian badan jalan lapangan sesuai
dengan sub
drawing
perencanaan

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 34


Material timbunan Sesuai Dalam realisasi di
Agregat Kelas B lapangan sesuai
dengan rencana /
spec

Material timbunan Sesuai Dalam realisasi di


Agregat Kelas A lapangan sesuai
dengan rencana /
spec

Pengukuran lebar jalan Sesuai Dalam realisasi di


atau marking yang akan lapangan sesuai
dihamparkan dengan rencana /
spec

Penyemprotan lapis Sesuai Dalam realisasi di


perekat meggunakan lapangan
Asphalt Sprayer penyemprotan
menggunakan alat
Asphalt Sprayer

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 35


Pembersihan hasil Sesuai Dalam realisasi di
penghamparan base A lapangan sesuai
dengan compressor dengan rencana /
spec

Penggunaan Dump Sesuai Dalam realisasi di


Truck dalam pengisian lapangan sesuai
material ke Asphalt dengan rencana /
Finisher kemudian di spec
hampar

Pengukuran suhu Tidak Sesuai Tidak dilaksanakan


sebelum di padatkan dalam pelaksanaan
dengan Tamdem Roller proyek
dan PTR dengan 160° C

Merapikan hasil Sesuai Dalam realisasi di


hamparan Asphalt lapangan sesuai
Finisher dengan alat-alat dengan rencana
bantu agar hasil
penghamparan rapi

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 36


Penggunaan air Sesuai Dalam realisasi di
compressor yang dibuat lapangan sesuai
dari minyak dan sabun dengan rencana /
agar roda PTR dan spec
Tandem Roller tidak
lengket dengan aspal
yang sudah dihampar

Three wheel Roller Sesuai Dalam realisasi di


untuk memadatkan aspal lapangan sesuai
dan digunakan 2 passing dengan rencana /
sesuai dengan spec yang spec
direncanakan

PTR untuk pemadatan Sesuai Dalam realisasi di


akhir dalam pelaksanaan lapangan sesuai
pekerjaan aspal dan dengan rencana /
digunakan sebanyak 22 Spec
passsing

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 37


Persiapan alat-alat yang Sesuai Dalam realisasi di
digunakan untuk lapangan sesuai
pekerjaan overlay dengan rencana /
spec

Membersihkan jalan Sesuai dilaksanakan di


yang akan di lapis ulang dalam pelaksanaan
dengan compressor proyek

Memberikan take coat Sesuai Dalam realisasi di


untuk perekat aspal yang lapangan sesuai
akan di hampar. dengan rencana /
spec

Menghamparkan aspal Sesuai Dalam realisasi di


menggunakan Asphalt lapangan sesuai
Finisher dengan rencana /
spec

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 38


Merapikan hasil Sesuai Dalam realisasi di
hamparan dengan alat lapangan sesuai
bantu oleh pekerja yang dengan rencana /
lain agar hasil hamparan spec
rapi dan rata

Menghitung ketebalan di Sesuai Dalam realisasi di


setiap sisi jalan yang lapangan sesuai
telah di hampar setebal 7 dengan rencana /
cm spec

Menghitung suhu aspal Sesuai dilaksanakan


160° C yang akan di didalam
hampar dengan Pelaksanaan
menggunakan Proyek
thermometer

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 39


Pengambilan sampel Sesuai Dalam realisasi di
untuk uji kepadatan lapangan sesuai
dengan rencana /
spec

Pekerjaan Penutupan Sesuai Dalam realisasi di


lobang galian bekas
lapangan sesuai
pengeboran
dengan rencana /
spec

2.5 Kesesuaian Volume Rencana dengan Realisasi


Volume Rencana Realisasi Keterangan
Pembangunan Preservasi dan Dilaksanakan
Pelebaran Jalan Pangurungan – Dalam realisasi di lapangan
Dalam pelaskanaan
Ambarita – Tomok – Onan sesuai dengan rencana.
Runggu (MYC) Proyek

2.6 Kesesuaian Mutu Rencana dengan Realisasi


Dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi, ditemui banyak kegagalan
konstruksi (failed contructions) dengan penyebabnya salah satunya akibat pelaksanaan
konstruksi yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan. Dan dari hasil
penyelidikan, kegagalan konstruksi banyak disebabkan karena tidakk diterapkannya
standar kualitas pelaksaan konstruksi dan tidak sesuainya mutu hasil pekerjaan yang
mana secara umum tidak mengikuti arahan mutu sebagaimana diatur dalam dokumen
spesifikasi teknis masing-masing.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 40


Dalam pelaksaan proyek konstruksi, sasaran pengelolaan proyek (project
management) disamping biaya dan jadwal adalah pemenuhan persyaratan mutu.
Pengendalian mutu harus dilaksanakan pada seluruh pekerjaan yang tercantum pada
kontrak kerja. Apabila ada hasil/produk pekerjaan yang tidak sesuai atau melampaui
batas toleransi dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka pimpinan proyek akan
meminta staf bawahannya untuk memperbaiki atau mengganti produk tersebut sesuai
dengan standar mutu yang telah ditetapkan.
Pengendalian mutu merupakan salah satu faktor keberhasilan hasil pelaksanaan
pekerjaan. Pengendalian mutu yang dilakukan ada dengan pengujian core drill,
pemeriksaan material yang digunakan di lapangan. Dengan pengendalian mutu yang
baik dan dapat memberikan pelayanan sesuai dengan umur rencana.
Dari beberapa data yang telah dapat dikumpulkan selama PKL dapat
disimpulkan bahwa semua mutu bahan dan hasil pemeriksaan yang dilakukan di
lapangan memenuhi dengan data rencana dan dinyatakan mengikuti dengan spesifikasi
yang telah dianjurkan atau ditentukan.
Dalam hubungan ini, suatu peralatan, material dan cara kerja dianggap
memenuhi persyaratan mutu apabila dipenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam
kriteria dan spesifikasi. Dengan demikian, instalasi/bangunan yang dibangun, yang
terdiri dari komponen peralatan dan material yang memenuhi persyaratan mutu, dapat
diharapkan fungsi secara memuaskn selama kurun waktu tertentu atau dengan kata lain
siap untuk dipakai (futness for use).

2.7 Kesesuaian Skedul Rencana dengan Realisasi


Time Schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan masing -
masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah rentang waktu yang
ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Pada proyek konstruksi dapat dibuat
beberapa bentuk time schedule, diantaranya:
1. Kurva S.
Sebuah jadal pelaksanaan yang disajikan dalam bentuk table dan bagan
menyerupai huruf S. Model penjadwalan semacam ini berupa penjadwalan yang
berfungsi untuk memberikan informasi berupa bobot pekerjaan (Sb-y) dengan
index dari 0 – 100% berdasarkan waktu durasi proyek (Sb-x) sehingga hubungan
kedua sumbu tersebut membentuk kurva yang berbentuk S. Curve-S umumnya
berguna dalam memonitoring kemajuan pekerjaan dalam pelaksanan konstruksi
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 41
guna bermanfaat dalam memberikan bukti laporan atas proses administrasi
pembayaran kepada pihak pemilik/owner berdasarkan kemajuan proyek yang telah
dikerjakan serta dapat mengetahui kemajuan kinerja waktu pelaksanaan proyek
apakah proyek mengalami kemajuan waktu pekerjaan atau keterlambatan/varian
Curve-S.
2. Bar Chart.
Sekumpulan daftar kegiatan yang disusun dalam kolom arah vertikal, dan
kolom arah horizontal menunjukkan skala waktu. Saat mulai dan akhir dari sebuah
kegiatan dapat terlihat dengan jelas sedangkan durasi kegiatan digambarkan oleh
panjangnya diagram batang.
3. Network Planning.
Jadwal kegiatan pekerjaan berbentuk diagram network, model Ini
digunakan dalam penyelenggaraan proyek yang produknya adalah inormasi
mengenai kegiatan kegiatan yang ada didalam proyek yang bersangkutan
merupakan model instrumen pengukuran jadwal proyek dengan menggunakan
logika jaringan kerja untuk mendeteksi item pekerjaan yang berada pada jalur kritis
maupun untuk mengetahui waktu detail pekerjaan yaitu dapat menentukan waktu
yang paling cepat atau Early Time dan waktu paling lama atau Latest Time untuk
dikerjakan dan waktu selesainya pada setiap item pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Model jaringan kerja bisa berupa Critical Path Method (CPM), Predence
Diagram Method (PDM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT).
Ketiga model jaringan kerja tersebut disesuaikan dengan jenis proyek yang akan
dikerjakan misalnya untuk metode PERT lebih ideal gunakan jika proyek masih
tergolong baru dimana waktu estimasi penjadwalannya masih belum pasti dimana
perobabilitas waktu pelaksanaannya dapat lebih cepat ataupun lama.

4. Schedule waktu tertentu.


Schedule waktu tertentu seperti Schedule harian, schedule mingguan, bulanan,
tahunan.
Dalam pembuatan jadwal pelaksanaan (Time Schedule) harus memperhatikan
beberapa faktor antara lain yaitu:
1) Kondisi Atau Keadaan Lapangan
2) Metode Pelaksanaan

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 42


3) Sumber Daya Manusia (SDM)
4) Perkiraan Iklim Dan Cuaca
5) Jenis Pekerjaan Dan Spesifikasi Teknis
6) Batasan Yang Ditentukan.
7) Peraturan Pemerintah Daerah

Fungsi dari Time Schedule pada sebuah proyek konstruksi antara lain:
1) Sebagai pedoman kontraktor untuk melaksanakan suatu pekerjaan dan sebagai
pedoman direksi untuk mengontrol apakah suatu pekerjaan berlangsung sesuai
jadwal atau tidak.
2) Sebagai pedoman untuk mengevaluasi suatu pekerjaan yang telah diselesaikan.
3) Sebagai pedoman untuk mengatur kecepatan suatu pekerjaan.
4) Untuk menentukan tahap-tahap pekerjaan sesuai dengan urutan waktu pelaksanaan.
5) Untuk memperkirakan biaya yang harus disediakan dalam jangka waktu tertentu,
serta untuk memperkirakan jumlah tenaga kerja, jumlah dan macam peralatan, serta
material yang digunakan.

Untuk dapat menyusun Time Schedule atau jadwal pelaksanaan proyek yang
baik dibutuhkan :
1. Gambar kerja proyek.
2. Rencana anggaran biaya pelaksanaan proyek.
3. Bill Of Quantity (BOQ) atau daftar volume pekerjaan.
4. Data lokasi proyek berada.
5. Data sumber daya meliputi material, peralatan, sub kontraktor yang tersedia di
sekitar lokasi pekerjaan proyek berlangsung.
6. Data sumber daya material, peralatan, sub kontraktor yang harus di datangkan ke
lokasi proyek.
7. Data kebutuhan tenaga kerja dan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekejaan.
8. Data cuaca atau musim di lokasi pekerjaan proyek.
9. Data jenis transportasi yang dapat digunakan di sekitar lokasi proyek.
10. Metode kerja yang digunakan untuk melaksanakan masing - masing item
pekerjaan.
11. Data kapasitas produksi meliputi peralatan, tenaga kerja, sub kontraktor, material.
Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 43
12. Data keuangan proyek meliputi arus kas, cara pembayaran pekerjaan, tenggang
waktu pembayaran progress dan lain - lain.

Untuk Proyek pembangunan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-


Onan Runggu secara keseluruhan time schedule yang direncanakan sesuai dengan fakta
dilapangan. Hal tersebut dapat dilihat dari time schedule yang ada di lampiran. Hanya
saja cuaca yang tidak mendukung mempengaruhi waktu pekerjaan di lapangan sehingga
ada beberapa item pekerjaan yang tertunda.

2.8 Kesesuaian K3 Rencana dengan Realisasi


K3- Kesehatan dan keselamatan kerja konstruksi, pengertian K3 (kesehatan dan
keselamat kerja) yaitu merupakan suatu bidang yang berkaitan dengan kesehatan,
keselamatan dan kesejahteraan setiap orang yang bekerja pada suatu proyek ataupun
lokasi pekerjaan.
Pada pekerjaan konstruksi K3 sangatlah penting, pekerjaan konstruksi termasuk
pekerjaan yang sangat berbahaya di seluruh dunia, karena pada jika terjadi kelalaian
pada pekerjaan konstuksi bisa menghasilkan kematian yang tidak di inginkan setiap
pekerja.
Tujuan K3- Kesehatan dan keselamatan kerja
1. Melindungi kesehatan, keamanan, keselamatan kerja
2. Meningkatkan efesiensi kerja
3. Mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Maksud utama yang dibutuhkannya K3 adalah untuk mencegah terjadinya
cacat/kematian pada tenaga kerja, mencegah kerusakan tempat dan peralatan kerja,
mencegah pencemaran lingkungan dan masyarakat di sekitar tempat kerja, dan norma
kesehatan kerja diharapkan menjadi instrument yang menciptakan dan memelihara
derajat kesehatan kerja.
Pada pekerjaan Proyek pembangunan Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan
Runggu, banyak pekerja yang tidak menerapkan K3 sesuai dengan aturan yang berlaku.

Preservasi dan Pelebaran Jalan Pangururan-Ambarita-Tomok-Onan Runggu 44

Anda mungkin juga menyukai