Anda di halaman 1dari 5

Pembangunan Drainase Rumah Tahfidz Desa Sepunggur RT. 02 Kec.

Kusan Tengah

PASAL 1 LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :


1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Tanah/Pondasi
3 Pekerjaan Drainase
4 Pekerjaan Beton

2. Sarana bekerja dan tata cara pelaksanaan.


a. Untuk kelancaran pekerjaan pihak kedua harus menyediakan Pengawas Lapangan yang
dianggap memadai dilapangan sebagai penanggung jawab penuh dan dengan wewenang
penuh dilapangan.
b. Pihak kedua harus menyediakan semua peralatan yang nyata-nyata diperlukan
dalampelaksanaan pekerjaan Direksi berhak meminta Pihak Kedua mengadakan peralatan
pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dankecepatan
pekerjaan.
c. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan Pihak
Kedua.
d. Pihak kedua wajib meneliti situasi tapak – job Site dan hal lain yang dapatmempengaruhi
penawaran. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pihak Kedua wajib melakukan survey
ulang guna memperoleh akurasi data yang up to date.
e. Kelalaian atau kekurangan-telitian kontraktor dalam hal ini tidak dapat diajukans ebagai
alasan untuk mengajukan klaim.
f. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dalam RKS, Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta
petunjuk Konsultan Pengawas.
g. Setiap pekerjaan baik berupa material dan bahan harus mendapat persetujuan dari pihak Dinas
( owner).
3. Sarana kerja.Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus tersedia :
a. Tenaga kerja terampil dan tenaga ahli yang sudah cukup memadai dengan jenis dan volume
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu seperti beton molen (mixer beton) vibrator, pompa air, alat-alat penarik,
pengangkat dan pengangkut, mesin pemadat, alat-alat gali, alat penyipat datar atau peralatan
lain yang benar-benar diperlukan dan dipakai dalam pelaksanaan.
c. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup, untuk setiap macam pekerjaan yang akan
dilaksanakan paling lambat 4 (empat) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud.

PASAL 2 PEKERJAAN TANAH UNTUK STRUKTUR

1. Persyaratan dan bahan.


a. Urugan yang dipakai harus bersih dari humus dan dapat diambil dari tanah bekas galian dari
jenis yang baik atau tanah perbukitan dilokasi pekerjaan atas izin Pemilik/ Pengawas
Lapangan.
b. Tanah urug yang berasal dari luar site/lokasi harus lebih berbutir, tidak exspansive, bebas
dari : sampah, batu yang lebih besar dari 5 cm, akar-akaran dan bahan organik lainnya. Pasir
sebagai urugan dapat dapat diterima.
2. Cara pelaksanaan.
a. Sebelum memulai pekerjaan ini kontraktor harus melaksanakan pembongkaran saluran lama
terlebih dahulu sampai dengan finish tanah asli. Baru kemudian dibouwplank untuk
Pembangunan Drainase Rumah Tahfidz Desa Sepunggur RT. 02 Kec. Kusan Tengah

menentukan daerah galian pondasi. Semua galian, urugan dan pemadatan dalam pekerjaan
ini harus kwalifikasi sebagai berikut :
b. Bidang vertikal galian struktur harus mempunyai jarak cukup dari lebar saluran untuk
memungkinkan pemasangannya, penopangan dan lain-lain pekerjaan demi kelancaran
pelaksanaan dasar galian harus sesuai dengan ke dalaman dan bentuk yang direncanakan.
c. Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan pasangan pondasi termasuk penggalian
saluran dan semua pasangan lainnya di bawah tanah, yang nyataharus dilakukan sesuai
gambar rencana.
d. Bahan-bahan yang terlepas atau runtuh dari tebing galian, harus secepatnya diangkat dari
lubang galian.
e. Galian struktur untuk bukan pekerjaan cukup harus cukup lebar dari masing-masingsisinya,
untuk memungkinkan membentuk permukaan bidang pasangan batu gunung.
f. Apabila galian dibuat lebih dalam dari semestinya tanpa sepengetahuan dan persetujuan. Ahli
/ Pengawasan Lapangan, maka kelebihan galian itu tidak boleh diurug, tetapi harus diisi
dengan beton tumbuk atau bahan yang sama dengan bahan pondasi tanpa biaya tambahan
dari Pihak Pertama.
g. Pada bagian-bagian yang mudah longsor harus diadakan tindakan pencegahan dengan
memasang papan-papan penahan atau cara lain yang disetujui Pengawas Lapangan.
h. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gangguan tanah dengan alasan apapun tetap
menjadi tanggungan Pihak Kedua.
i. Lubang galian harus selalu bebas dari genangan air, baik air hujan maupun air tanah.
j. Untuk itu pihak kedua harus menyediakan pompa-pompa penyedot air atau alatpengering
lainnya yang siap pakai dalam jumlah dan kapasitas yang cukup memadai untuk menjamin
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
k. Urugan kembali lubang galian dan peninggian muka tanah untuk lantai sesuai dengan
persyaratan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan setiap lapis melebihi 15 cm.
Dan setiap lapis harus dipadatkan dengan “Portable Power Compactors” atau alat sejenis
dengan syarat harus memenuhi standart proctor 05 %.
l. Penyiraman dengan air secara berlebihan tidak diperbolehkan.
m. Sebelum pengurugan, semua bahan yang tidak berguna dan sampah-sampah harus
dikeluarkan dari lubang galian. Urugan kembali baru boleh dilaksanakan setelah pondasi
mencapai kekutan penuh, telah diperiksa dan disetujui oleh ahli/Pengawas Lapangan.

PASAL 3 PEKERJAAN URUGAN BASE COARSE

1. Persyaratan dan Bahan.


a. Lapisan Pondasi Atas adalah lapisan yang diletakkan antara lapisan pondasi bawah dan
lapisan pemukaan. Lapisan ini dibuat untuk menyempurnakan daya dukung beban, dengan
pendistribusian beban melalui ketebalan tertentu, tebal lapisan pondasi atas pada proyek ini
direncanakan 15 cm.
b. Fungsi dari lapisan Base Course adalah :
Sebagai bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda dan menyebarkan
beban roda kelapisan bawahnya; Sebagai lapisan peresapan untuk lapisan pondasi bawah;
Sebagai perletakkan terhadap bagian permukaan.
c. Bahan yang digunakan dalam lapisan ini adalah terdiri dari batu pecah atau kerikil yang telah
bercampur dengan pasir sebagai filler yang berasal dari Krueng Manee Aceh Utara.
Persyaratan base ini telah ditentukan yaitu harus memenuhi syarat untuk base A dengan
tingkat kepadatan 98%.
Pembangunan Drainase Rumah Tahfidz Desa Sepunggur RT. 02 Kec. Kusan Tengah

d. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas agregat,
terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam kontrak tertentu
dan seperti yang dinyatakan dalam daftar penawaran.
- Lapis pondasi atas kelas A adalah agregat batu pecah yang disaring dan merupakan batu
pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan 37,5 mm.
- Lapis pondasi atas kelas B adalah terdiri dari agregat pecah yang berupa batu fraksi
tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan 62,5 mm dan agregat halus dari kerikil
dan pasir alami, disaring serta semuanya lolos saringan 9,5 mm

2. Cara Pengerjaannya
a. Alat-alat yang digunakan pada pekerjaan ini yaitu: Dump truck, digunakan untuk
mengangkut material dari lokasi pengambilan ke lokasi perkerasan. Motor Grader, digunakan
untuk dilakukan pekerjaan penghamparan material agregat agar merata. Vibrator Compactor
Roller (vibro), ini digunakan untuk memadatkan material yang telah dihampar (diratakan).
b. Urugan Base Coarse harus dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai ketebalan sesuai
gambar. Tebal setiap lapis maksimum 10 cm dengan diairi secukupnya.

PASAL 4 PEKERJAAN PASANGAN

1. Persyaratan dan Bahan


a. Batu harus dibersihkan dari cacat untuk mengurangi lekatan dengan adukan
b. Sebelum pekerjaan melapis, batu harus betul-betul basah dan sudah cukup waktu yang
diberikan untuk penyerapan air sampai jenuh.
2. Cara pengerjaan.
a. Landasan dari adukan semen setebal 1 paling sedikit 3 cm harus ditempatkan pada formasi
yang telah dipersiapkan. Landasan pekerjaan ini harus dikerjakan sedikit demi sedikit
sedemikian sehingga batu permukaan selalu tertanam pada adukan tersebut sebelum
mengeras.
b. Batu harus tertanam dengan kuat dan satu dengan lainnya bersinggungan untuk mendapatkan
tebal yang diperlukan dari lapisan yang diukur tegak lurus terhadap lereng. Tambahan
adukan harus dipasang untuk mengisi rongga yang ada diantara batu-batu dan harus diakhiri
hampir rata dengan permukaan lapisan tetapi tidak menutup batunya.
c. Pekerjaan harus dimulai dari dasar lereng kearah atas, dan permukaan harus diakhiri segera
setelah pengerasan dengan adukan dan menyapunya dengan sapu yang kaku.
d. Permukaan akhir harus diperam seperti yang dipersyaratkan untuk pekerjaan beton.
e. Lereng yang bersebelahan dan bahu harus diratakan dan dibentuk untuk menjamin
pertemuan yang baik dengan pekerjaan pasangan batu sehingga akan memungkinkan
drainase lancar, menahan dan mencegah gerusan pada tepi perkerasan.

PASAL 5 PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN

1. Bahan.
a. Semen Portland (PC).
b. Semen untuk pekerjaan adukan dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton.
Pembangunan Drainase Rumah Tahfidz Desa Sepunggur RT. 02 Kec. Kusan Tengah

c. Pasir.
d. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 % dan harus memenuhi persyaratan
NI 3 PUBB 1970.
e. Air.
f. Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan persyaratan yang digunakan
untuk pekerjaan beton.
2. Persyaratan.
a. Bahan adukan harus harus dicampur dalam keadaan kering dan diaduk dengan alat/mesin
pengaduk diatas alas dari papan sehingga dengan benar-benar, baru kemudian diaduk dengan
air hingga merata dalam warna konsistensi. Adukan yang telah mulai mengeras harus
dibuang. Melunakkan adukan yang telah mengeras tidak diperbolehkan.
b. Proposi adukan, plesteran harus mengikuti NI 3-1970, NI 8-1964 atau sesuai dengan
instruksi yang diberikan Pengawas.
3. Cara Pengerjaan.
a. Sebelum pasangan plesteran dimulai, semua bidang dinding yang akan diplester, harus
dibersihkan dan disiram air dahulu, sedangkan siar-siarnya harus dikeruk sedalam 1 cm.
Pekerjaan plesteran harus dilaksanakan dengan penuh keahlian dan ketelitian. Bidang-bidang
plesteran yang tidak rata, berombak atau retak – retak harus diulangi dan diperbaiki. Untuk
kemudian pekerjaan plesteran dapat dibuat alur-alurduga/kepala plesteran/ kelabangan
terlebih dahulu, dengan ketebalan sama dengan tebal plesteran yang direncanakan.
b. Plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinish, dan selama proses
pengeringan plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses
pengeringan yang terlalu cepat selama 7 hari.
c. Bidang-bidang beton yang tampak dan akan diplester, sebelumnya harus dipahat kasar
dahulu, kemudian disiram/dibasahi air semen agar plesteran dapat melekat dengan baik.
d. Plesteran untuk bidang/dinding yang akan dicat dengan cat tembok arcylic emulsion atau
dilabur dengan bahan lain sebelumnya harus diratakan dengan acian dan digosok hingga
halus dengan amplas bekas pakai atau kertas pembungkus/zak semen.
e. Perbaikan dinding-dinding plesteran baik bidang baru yang dibongkar kembali dan
diperbaiki lagi, maupun bidang lama/direhab, harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga
sambungan bidang plesteran benar-benar satu bidang yang rata, tidak retak-retak dan menjadi
ikatan yang benar-benar kuat.
f. Tebal plesteran bila tidak ditunjukkan lain dalam persyaratkan dan gambar adalah :
- Untuk dinding pasangan tebal 15 mm.
- Untuk bidang konstruksi beton, tebal minimum 5 mm.
- Untuk semua sponningen harus digunakan proporsi campuran 1pc: 4ps, sponningen harus
benar-benar rata, siku dan tajam pada sudut-sudutnya.

PASAL 6 PEKERJAAN GALIAN TANAH MENGGUNAKAN ALAT BERAT

1. Bahan dan Alat.


a. Excavator PC 200.
b. Bak Ukur
2. Cara Pengerjaan.
a. Kontraktor menyiapkan dan mengajukan gambar layout dan detail penampang melintang
dan memanjang yang menunjukan posisi galian serta elevasi tanah asli, catatan laporan
Pembangunan Drainase Rumah Tahfidz Desa Sepunggur RT. 02 Kec. Kusan Tengah

kondisi tanah serta peralatan dan jumlah yang digunakan, dan rencana K3 untuk pekerjaan
galian kepada direksi pekerjaan. Melaksanakan safety meeting sebelum pekerjaan dimulai.
b. Surveyor membuat titik-titik atau patok batas/boundary galian. Galian tanah mengikuti
patok kerja yang dibuat dilapangan dan dibentuk menurut kelandaian, garis dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar kerja serta mencakup pembuangan semua bahan apapun termasuk
tanah, batu, batang pohon dan bahan lain yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanent.
Pekerjaan pembentukan harus dilakukan dengan baik dan rapi, dan juga bersih dari bahan-
bahan yang dapat mengganggu kestabilan dari slope. Pelaksanaan pekerjaan senantiasa
memperhatikan dimensi dan elevasi aktual dengan yang ada dalam perencanaan.
c. Pekerjaan galian dilaksanakan secara bertahap dengan mengupas tanah setiap kedalaman 2
m dan kemudian dibuang di sekitar lokasi yang tidak mengganggu aktifitas pekerjaan.
Pelaksana memperhitungkan kondisi pengambilan tanah terhadap faktor cuaca untuk
mengantisipasi terjadinya genangan air di areal kerja pada saat hujan.
d. Penahan tanggul tanah atau tindakan lain untuk mengeluarkan air genangan dipasang jika
dibutuhkan agar dapat dipompa keluar areal kerja sehingga pembuatan dan pemeriksaan
kerangka acuan kerja dapat dilaksanakan dengan baik.
e. Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih
dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar minimal satu meter atau
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
f. Jarak antara peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya
lebih dari 1,5m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk
struktur, terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian
dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan
dan telah dipadatkan.
g. Dalam pelaksanaannya jika jadwal pekerjaan rencana tidak memungkinkan diselesaikan
dengan jumlah alat yang ada, maka pelaksana akan mempertimbangkan untuk mengadakan
tambahan unit agar pelaksanaan dapat sesuai dengan jadwal. Pelaksana pekerjaan senantiasa
mengevaluasi dan monitoring hasil produktivitas pelaksanaan pekerjaan yang sedang
berjalan.

Anda mungkin juga menyukai