Anda di halaman 1dari 7

SPESIFIKASI TEKNIS

PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM


PROGRAM : DRAINASE
PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM
NAMA KEGIATAN : DRAINASE YANG TERHUBUNG LANGSUNG DENGAN
SUNGAI DALAM DAERAH KABUPATEN / KOTA
OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE
SUB KEGIATAN : PEMELIHARAAN RUTIN SISTEM DRAINASE TAHAP I
LOKASI : KABUPATEN PAMEKASAN
SUMBER DANA : APBD
TAHUN ANGGARAN : 2023

SYARAT – SYARAT DAN KETENTUAN


Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan yang dimaksud untuk pekerjaan proyek ini adalah :


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Beton
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Beton
5. Pekerjaan Pasangan Trotoar
6. Pekerjaan pengecatan

Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pekerjaan Pengukuran

a. Rekanan wajib menyediakan kotak P3K yang berisi obat-obatan yang


diperlukan, rol meter, rambu-rambu lalu lintas dan lain-lain yang
diperlukan untuk kelancaran pekerjaan.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Rekanan dengan diawasi oleh Pengawas
Lapangan yang ditunjuk melakukan pengukuran pada lokasi pekerjaan
untuk menentukan batas-batas serta situasi wilayah kerja, penentuan As
trotoar dan penentuan Peil nol (0,00) sesuai dengan gambar rencana.
c. Pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
penawaran, dari suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan
menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.
d. Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan
digunakan lagi, maka alat berat tersebut segera dikembalikan.
e. Rekanan harus melakukan pengaturan Lalu Lintas dengan menyediakan
rambu-rambu Lalu Lintas lainnya sehingga lalu lintas tetap lancar.
f. Rekanan harus bertanggungjawab terhadap semua percobaan (test) dan
kontrol kualitas (quality control) dan menyerahkan semua hasil percobaan
dan uji kualitas kepada Direksi pekerjaan.
2. Pekerjaan Pembongkaran Beton Bertulang
Proses pembongkaran beton dikerjakan menggunakan palu beton
(bogem) dan pahat. Pelaksana juga dapat memakai gergaji untuk memotong
tulangan besi yang masih menancap kuat di beton. Usahakan bidang kerja
pembongkaran jangan terlalu luas. Cukup sekitar 1 x 1 m per suatu waktu.
Setelah Pembongkaran beton seluas 1 m2, dapat berpindah ke bidang di
sebelahnya dengan luas area yang sama. Selain akan memudahkan proses
pekerjaan, risiko bahaya yang ditimbulkannya pun dapat diperkecil.
Pembongkaran cukup dikerjakan dengan memukulkan palu beton pada struktur
yang akan dihancurkan, dimulai dari bagian atas ke bawah. Bagian struktur yang
susah dihancurkan bisa dibantu menggunakan pahat.

Pasal 3
PEKERJAAN GALIAN

1. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang


ditentukan dalam gambar yang disetujui oleh Direksi pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai,
termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan bahan perkerasan
lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.
2. Apabila pada garis formasi dijumpai batu, lapisan keras atau bahan yang sukar
dibongkar untuk selokan, pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan,
atau pada dasar galian pipa atau fondasi struktur, maka bahan tersebut harus
digali 15 cm lebih dalam dari permukaan rencana. Tonjolan-tonjolan batu yang
runcing pada permukaan yang terekspos
tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari
5 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi pekerjaan dan
dipadatkan.
3. Penggalian batu harus dilakukan sedemikian rupa, sehingga permukaan galian
harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan serata mungkin. Batu yang lepas
atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil atau menimbulkan bahaya terhadap
pekerjaan atau orang harus dibuang atau diperkuat dengan angker, baik pada
pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
4. Jika direksi pekerjaan menganggap galian sudah cukup sesuai dengan gambar,
maka rekanan dapat melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
5. Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar
menurut Pasal ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam
harga penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas
galian akhir, seperti pasangan batu.

Pasal 4
PEMASANGAN KERB (KANSTIN)

1. Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai
bentuk dan kedalaman yang diperlukan, dan landasan kerb ini harus dipadatkan
sampai suatu permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai
harus dibuang dan diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan
sampai merata.
2. Kerb yang dipakai adalah kerb dengan kualitas K.175.
3. Kerb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detail, garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
pekerjaan.
4. Unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan
sambungan yang
serapat mungkin.
5. Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kerb
telah dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi pekerjaan, maka
setiap lubang galian yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui. Bahan ini harus diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-
lapisan yang tidak melebihi ketebalan 15 cm. Semua celah di antara kerb baru
dan tepi perkerasan yang ada harus diisi kembali dengan jenis campuran aspal
yang disetujui oleh Direksi pekerjaan, kecuali dalam gambar telah ditunjukkan
dengan jelas bahwa pengisian kembali ini tidak diperlukan.
6. Apabila jalan masuk kendaraan yang memotong trotoar diperlukan, maka
sebagian unit-unit kerb harus dibentuk khusus atau dipasang lebih rendah dengan
peralihan yang cukup landai sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi pekerjaan. Rekanan harus menyediakan
bahan kerb tersebut dan melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi pekerjaan.

Pasal 5
PEKERJAAN BETON

1. Mutu beton memakai 30Mpa.


2. Beton terdiri dari campuran yang sebanding (proposional) antara semen, air dan
agregat yang bergradasi.
3. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimal, volume air
yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pekerjaan selama pencampuran.
4. Pencampuran, pengangkutan dan pengecoran beton harus dilakukan pada
keadaan cuaca kering.
5. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton adalah Portland Cement type I.
6. Air yang digunakan untuk pencampuran dan perawatan beton harus dibersih dan
bebas dari bahan – bahan yang berbahaya seperti minyak,oli, garam, asam,
alkohol atau bahan – bahan organik lainnya.
7. Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Material terdiri dari Campuran agregat kasar dan halus.
b. Agregat kasar berasal dari batu pecah yang bersih dan keras serta awet,
sedangkan agregat halus (pasir hitam) berasal dari sumber yang disaring dan
memenuhi persyaratan gradasi.
c. Ukuran maksimal agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang tulangan dan cetakan.
d. Agregat halus (pasir hitam) harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organik
yang dapat
mengurangi atau merusak keawetan dari beton.
8. Rekanan harus memastikan perbandingan campuran dan bahan – bahan yang
diusulkan, dengan membuat campuran percobaan yang disaksikan oleh Direksi
pekerjaan.
9. Semua campuran beton yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan
Beton.
10. Pencampuran beton harus menggunakan Beton Mixer (Mesin Pengaduk Beton).
11. Lokasi untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua pemasangan
tulangan, bekisting yang diperlukan harus disesuaikan dan disetujui oleh Direksi
pekerjaan.
12. Acuan atau cetakan beton harus kedap terhadap adonan dan cukup kaku.
13. Acuan bagian dalam harus bersih dari kotoran dan harus disiram air
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran.
14. Pengangkutan beton campuran dari tempat pencampur sampai ditempat
pengecoran harus
dilaksanakan secara halus dan efisien.

Pasal 6
PEKERJAAN PASANGAN

1. Trotoar baru demikian pula trotoar lama akan dipasang dari jenis Paving Stone
30 x 30 cm yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
2. Paving yang dipakai adalah paving dengan kualitas K.300.
3. Bentuk dan motifnya disesuaikan dengan gambar atau Direksi Pekerjaan.
4. Untuk trotoar yang akan dipasang Paving Stone, fondasi trotoar harus dibasahi
sampai merata segera sebelum penempatan lapisan landasan pasir yang harus
dihamparkan dengan ketebalan seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
5. Trotoar harus memiliki ruang bebas sekurang-kurangnya 2,5 m dari permukaan
trotoar.
6. Permukaan Paving Stone yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan
yang rata tanpa adanya Paving Stone yang menonjol atau terbenam dari elevasi
permukaan rata-rata lebih dari 5 mm, yang diukur dengan mistar lurus 3 m pada
setiap titik di atas permukaan Paving Stone tersebut.
7. Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adanya adukan atau bahan lainnya
yang menodai atau mencoreng permukaan yang telah selesai dikerjakan.
Pasangan Paving Stone harus mempunyai lereng melintang minimum 4 %.
8. Pada perpotongan dengan jalur kendaraan, suatu bagian Paving Stone pada
trotoar yang lebih rendah atau yang dimodifikasi harus dipasang sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
9. Tiap jarak 5 m sepanjang trotoar dipasang tutup cover beton K.350 dengan
dimensi
(960 x 1200 x 100)cm sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
10. Pada jalur jalan masuk serta dua paving block disekeliling cover beton
dipasang paving block dengan mortal atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

Pasal 7

PEKERJAAN PENGECATAN

1. Permukaan bidang yang akan dicat harus kering serta tidak terdapat cacat – cacat
seperti retak
– retak, lubang, dan pecah – pecah.
2. Bidang pengecatan dibersihkan dari debu, lemak, minyak dan kotoran – kotoran
lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
3. Setelah seluruh kerb telah terpasang semua, maka permukaan yang tampak pada
kerb di cat dengan warna selang-seling sesuai gambar rencana atau petunjuk
Direksi pekerjaan.
4. Pengecatan dilakukan sebanyak dua kali pengecatan.

Pasal 8
PAPAN NAMA PROYEK

Rekanan harus memasang papan nama proyek dilokasi pekerjaan dengan ukuran
0,8 x 1,2 m2 berwarna dasar putih dengan tulisan hitam dibuat dari multiplek (9
mm) dan dilapisi benner. Papan nama proyek dipasang tegak dengan menggunakan
kayu 5/7 pada keduabelah sisi dengan tinggi 1,5 m serta pada ujung bawah/dasar
masing-masing kaki papan nama diberi besi angkur Ø 10 mm serta beton Bo agar
papan nama kuat dan kokoh. Masing-masing kaki papan nama di cat dengan warna
putih. Papan nama proyek dipasang pada tempat yang mudah dibaca selama masa
pelaksanaan kegiatan.
CONTOH ISIAN PAPAN NAMA PROYEK

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
Jalan Jokotole No. 143 Pamekasan

PEKERJAAN: PENINGKATAN JALAN JOKOTOLE NO. KONTRAK: 621 / 20.615 / APBD


/ 441.308 / 2020 BIAYA: Rp. 7.000.000.000,-
VOLUME KEGIATAN: 7 x 1.500 m SUMBER DANA: APBD 2020
WAKTU PELAKSANAAN: 11 Juni s.d. 08 Desember 2020

PT. JAYA SELALU


Jl. Sukses No. 01 Pamekasan
Pasal 9
SYARAT – SYARAT BAHAN

1. Batu gunung harus berkwalitas baik tidak kropos dan bersih dari segala kotoran.
2. Penggunaan pasir, baik pasir jawa ataupun pasir lokal mengacu pada analisa harga
satuan.
3. Pasir yang digunakan berkwantitas baik sedangkan kandungan lumpur dalam
ambang toleransi serta bersih dari segala kotoran..
4. Kerikil untuk beton bertulang harus menggunakan batu pecah dengan ukuran 2/3
cm berkualitas/mutu baik bergradasi seragam.
5. Portland Cemen (PC) harus menggunakan hasil produksi Semen type I.
6. Air yang akan digunakan untuk campuran spesi dan campuran beton bertulang
adalah air tawar yang tidak mengandung unsur – unsur yang bisa merusak mutu
beton serta campuran lainnya.
7. Cover beton berupa produk fabrikasi ukuran (960 x 1200 x 100) dengan mutu
beton K.350.

Pasal 10
PEMBERSIHAN LOKASI PROYEK

1. Setelah pekerjaan selesai 100 % dan akan dilaksanakan penyerahan pertama


(PHO), maka diwajibkan kepada Rekanan untuk pembersihan lokasi proyek dari
segala sisa – sisa material atau bahan bongkaran serta alat – alat bantu lainnya.
2. Barang bongkaran yang menjadi aset Pemerintah Daerah maupun Pusat agar
disetorkan Kepada Pemerintah Kabupaten Pamekasan melalui Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Pamekasan.
3. Hasil bongkaran pada ayat 2 menjadi tanggungan Rekanan untuk
memasukkan/menyetorkan ke Gudang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kabupaten Pamekasan.
Pasal 11
PENUTUP

Hal – hal yang belum tercantum pada Spesifikasi Teknis ini akan diatur atau
ditentukan di kemudian hari oleh Pihak Kesatu atau Direksi.

Pamekasan, Maret 2023

Pejabat Pembuat Komitmen


Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Pamekasan

AMIN JABIR, ST
Pembina Utama Muda
NIP. 19720204 199803 1 007

Anda mungkin juga menyukai