Anda di halaman 1dari 6

PASAL 1

LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Lokasi Pekerjaan terletak di Haruru RT 19, Kecamatan Amahai yang mana oleh
Perencana akan diadakan penunjukan tempat pekerjaan.
1.2. Pelaksanaan Pekerjaan meliputi, mengadakan, mengerjakan, mengangkut bahan-
bahan, mengadakan tenaga kerja dan umumnya segala yang langsung dan terang
serta menyatakan harus dilaksanakan akan digunakan untuk mendapatkan
penyelesaian pekerjaan dengan sempurna.
1.3. Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor selesai sama sekali hingga
memuaskan pemberi tugas. Dalam mana termasuk menyingkirkan segala bahan-
bahan/sisa pembongkaran dan lain-lain yang sudah tidak dipergunakan.
1.4. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :

Pembangunan Drainase RT 19 Haruru


Lokasi : Kec. Amahai

PASAL 2
UKURAN

2.1. Bans Mark


indek ukuran, yang merupakan patokan pengambilan ukuran untuk ketinggian
maupun kedalaman. Patok ukuran Penduga berupa balok sepanjang 200 cm
berpenampang 5 x 5 cm yang semua sisinya diketam rata,dimeni 2 x dan
ditanam/di pancang tegak lurus sedalam 100 cm didalam tanah areal bangunan.
2.2. Ukuran pokok / peil (+/- 0,00) adalah tinggi lantai dasar bangunan yang
direncanakan, ditentukan + 0.40 M dari permukaan jalan atau permukaan tanah
yang telah matang/disesuaikan dengan gambar kerja. Selanjutnya semua
ketinggian dan kedalaman dalam gambar diambil dari tinggi +/- 0,00 ini.
2.3. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, pemborong harus yakin
bahwa semua permukaan tanah baik kenyataan maupun garis transis dengan
gambar kerja adalah betul.
2.4. Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah, pemborong harus
melaporkan secara tertulis kepada pengawas lapangan yang selanjutnya akan
dipertimbangkan dan diselesaikan bersama.

PASAL 3
PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Pekerjaan Pemberihan


Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang memungkinan
dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan sekaligus melaksanakan pekerjaan
pembongkaran sesuai dengan gambar rencana atas petunjuk Direksi Lapangan
dan Konsultan Pengawas, termasuk didalamnya melaksanakan kegiatan
pembersihan maupun pembongkaran.
Spesifikasi Teknis
3.2. Papan Bangunan (bowplank)
3.2.1. Papan bangunan dari kayu klas II, ukuran tebal 2 cm.
3.2.2. Papan bangunan boleh dibongkar sesudah selesai pekerjaan

Papan Nama Proyek


3.3.
Kontraktor harus memasang papan nama proyek yang berisi tulisan : Nama
Proyek, Nama Pekerjaan, Harga Pekerjaan, Waktu Pelaksanaan, Nama
Kontraktor, atau sesuai petunjuk Direksi atau sesuai dengan peraturan setempat.

3.4. Mobilisasi dan Demobilisasi


1. Sarana Bekerja
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Alat – alat bantu seperi : Beton Molen, alat – alat pengangkut dan
peralatan lain yang diperlukan selama pekerjaan pelaksanaan.
c. Bahan – bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk pekerjaan
yang akan dilaksanakan agar tepat waktu.
d. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan
ketentuan – ketentuan dalam Gambar Rencana, Rencana Kerja dan
Syarat – syarat (RKS). Berita Acara Penjelasan dan mengikuti petunjuk
serta keputusan Konsultan Pengawas dan Pihak Pemberi Pekerjaan.

3.5. Penyediaan air kerja


Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh
Kontraktor dan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat menrusak beton, baja
tulangan atau jaringan kawat baja, serta mencukupi bagi keperluan selama
pelaksanaan proyek berjalan.

PASAL 4
PEKERJAAN GALIAN

4.1. Galian tanah untuk Pondasi


4.1.1. Ukuran galian tanah untuk pondasi sesuai dengan gambar.
4.1.2. Tanah bekas galian pondasi harus ditimbun / diangkut keluar papan
bouwplank sedemikian rupa sehingga  tidak mengganggu pekerjaan
selanjutnya.
4.1.3. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
dengan cara menimba, memompa atau cara-cara lain yang dianggap baik
atas beban biaya kontraktor.
4.1.4. Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, tetapi setelah galian
disetujui oleh pengawas lapangan harus segera dimulai tahap
pelaksnaan pekerjaan berikutnya.
4.1.5. Galian yang dalam atau berada didekat suatu bangunan, bangunan yang
ada harus diadakan dan dipasang penyangga pinggiran galian.
Spesifikasi Teknis
Kontraktor bertanggung jawab penuh bila terjadi longsoran atau
kerusakan-kerusakan yang diakibatkannya.

PASAL 5
PEKERJAAN URUGAN

5.1. Urugan tanah kembali :


Tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampah-sampah
maupun batu-batuan dan segala macam kotoran lainnya.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN BATU, PLESTERAN

6.1 Pondasi Batu Kali


Pondasi dibuat dari pasangan batu kali dengan ad. 1pc : 4ps.
Batu yang dipergunakan dapat dipakai dari batu yang diperoleh disekitar lokasi
proyek, dengan kualitas yang bermutu tinggi, kuat dan bersih.
Pekerjaan pondasi batu kali/ batu karang dimulai setelah seluruh galian diperiksa
dan disetujui oleh Pengawas lapangan/Direksi.
Apabila lubang galian untuk pondasi terdapat genangan air maka sebelum
pasangan dimulai lubang tersebut harus dikeringkan. Jika pemasangan pondasi
terpaksa dihentikan maka ujung penghentiannya harus bergigi agar pada
penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna serta
didalam pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.
Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum pada gambar
rencana atau petunjuk Direksi.
6.2. Plesteran
6.2.1. Plesteran dilakukan setelah selesainya pemasangan batu kalii untuk
pembuangan air atau yang akan dipasang dan ditentukan dalam
persyaratan teknis khusus.
6.2.2. Sebelum diplester, dinding harus disiram dengan air sehingga jenuh
air.
6.2.3. Plesteran digunakan untuk memplester
a. Pada pasangan batu kali
6.2.4. Plesteran menggunakan campuran 1 pc: 3 ps di gunakan untuk
memplester pasangan yang tidak ada dalam butir 5.4.3.

PASAL 7
PEKERJAAN PELAT BETON

1. Beton ad. 1Pc : 2Ps : 3Kr


Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan
air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan,
jumlah semen yang terdapat didalamnya minimal sesuai dengan persyaratan
dalam spesifikasi. Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan
tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat‐sifat lain sebagaimana disyaratkan.
Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi

Spesifikasi Teknis
bahannya, tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa
bila dicampur dengan semen akan menghasilkan adukan yang cukup
untuk mengisi ruang‐ruang rongga‐rongga diantara agregat kasar dan terdapat
sedikit sisa untuk finishing. Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton
yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga
menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan kosistensi yang sesuai dengan
kondisi dan cara pengecoran beton. Semua bahan, pengujian lain‐lain yang
diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti standar Indonesia yang telah diterapkan
dengan tujuan menerapkan suatu standar yang dapat diterima.Standar lokal atau
standar lainnya dapat pula diterapkan asal sudah disetujui oleh direksi sebagai
setara.

Pekerjaan Pembesian
Pembesian atau rakitan besi beton dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja dan
diukur dengan mm (melimeter) untuk besaran diameternya ditetapkan
berdasarkan alat ukur SIGMA.
Ikatan Besi Beton harus menjadi pembesian hingga tidak berubah tempat selama
pengecoran dan selimut betonnya harus sesuai dengan syarat yang ditentukan
dalam PBI 1971.
Besi beton yang dipasang lebih dari satu lapis harus diberi antara dengan
potongan besi minimal sama dengan diameter besi tersebut.
Jarak pemasanagan besi beton harus dapat dilalui oleh material beton dengan
standar PBI 1971.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi
pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam setelah adanya perintah tertulis dari Direksi

Semua beton harus diaduk dalam beton molen, dengan Kapasitas diatas 250 L
lebih disukai molen yang bekerja berdasarkan perbandingan berat. Bila digunakan
pengaduk berdasarkan volume, maka Kontraktor harus menghitung perbandingan
material dalam volume dengan membagi berat tiap bahan oleh obsorpsi air dan
kadar kelembaban.

Sebelum pengecoran beton untuk bagian-bagian yang penting Kontraktor


diwajibkan memberitahukan Direksi serta mendapatkan perstujuan. Apabila hal
ini dilalaikan atau pekerjaan persiapan untuk pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi, maka Kontraktor diwajibkan membongkar beton yang sudah dicor
dengan biaya sendiri.

Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu hujan kecuali apabila Kontraktor
telah mengadakan persiapan-persiapan untuk itu serta disetujui oleh Direksi

PASAL 8
PEKERJAAN AKHIR/PENYELESAIAN PEKERJAAN

8.1. Sebelum Penyerahan Pertama dilakukan, Kontraktor harus meneliti semua


bagian pekerjaan. Pekerjaan yang belum sempurna harus segera diperbaiki
dengan penuh tanggung jawab.
Spesifikasi Teknis
8.2. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan-ruangan, halaman harus sudah selesai
dibersihkan dari segala macam sampah/kotoran.
8.3. Kontraktor harus mengusahakan penyelesaian pekerjaan seluruh pekerjaan ini
sebaik-baiknya sehingga memuaskan Direksi serta Pemberi Pekerjaan, serta tidak
memerlukan perbaikan.
8.4. Setelah penyerahan semua barang-barang dan peralatan milik Kontraktor harus
segera disingkirkan dari lokasi bangunan.
8.5. Dokumen Terlaksana (As Build Drawings).
a.Pada  penyelesaian  dari  setiap  pekerjaan  Pemborong  wajib menyusun
Dokumen Terlaksana yang terdiri dari :
1.Gambar-gambar terlaksana ( as built drawing)
2.Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan
b.Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1.Pekerjaan Persiapan
2.Supply bahan, perlengkapan/ peralatan kerja

c. Dokumen terlaksana bisa disusun dari :


1.Dokumen pelaksanaan
2.Gambar-gambar perubahan
3.Perubahan persyaratan teknis
4.Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap  sesuai petunjuk
Direksi/ Pengawas

d. Dokumen  terlaksana  ini harus diperiksa dan  disetujuk  oleh  Direksi/


Pengawas.

e.Kecuali dengan ijin khusus dari Direksi/ Pengawas dan Pemberi Tugas,


Pemborong harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan
kepada Pemberi Tugas.
Pemborong tidak dibenarkan membuat/ menyimpan salinan ataupun copy dari
dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

PASAL 9
PEKERJAAN PELENGKAP

9.1. Foto Dokumentasi


Pemborong / pelaksana diharuskan membuat foto dokumentasi pada tahap-tahap
pekerjaan sebagai berikut :
a. Foto dokumentasi sebelum pekerjaan dimulai dan pengambilannya pada 4
(empat) arah.
b. Foto dokumentasi harus dilakukan pada setiap tahap pengajuan pengambilan
termyn.
c. Pengambilan foto diambil pada posisi yang sama untuk tiap tahap, sedemikian
rupa sehingga perkembangan prestasi pekerjaan akan dapat diketahui.
d. Foto-foto dokumentasi diserahkan dalam bentuk sudah dimasukkan dalam
album.
9.2. Laporan - Laporan

Spesifikasi Teknis
Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat/mempersiapkan dan
menandatangani laporan-laporan yang berupa :
a. Laporan harian
- Jumlah dan macam bahan/barang yang ada dilapangan dan belum
dipakai/ dipergunakan.
- Jumlah dan jenis peralatan yang masih dapat digunakan dan yang rusak.
- Jenis bagian pekerjaan & pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
- Taksiran volume pekerjaan permanen yang dilaksanakan.
- Keadaan cuaca termasuk hujan, angin, banjir dan peristiwa-peristiwa
alam lain yang mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan pekerjaan.
- Catatan lain yang berkenaan dengan pekerjaan, perubahan design dan
lain-lain.
Laporan harian tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk diperiksa dan
disahkan. Laporan harian yang disahkan yang merupakankan rekaman ke jadian
dan kenyataan disekitar pelaksanaan pekerjaan harus disimpan dengan baik oleh
Direksi dan Kontraktor.
b. Laporan mingguan
Dalam hubungannya dengan pasal ini juga, Kontraktor berkewajiban untuk
mempersiapkan dan menyediakan :
- Laporan mingguan yang mencatat perihal macam pekerjaan dan
laporan kemajuan pekerjaan.
- Laporan bulanan yang mencatat perihal hasil pelaksanaan pekerjaan.
- Buku harian yang setiap saat harus tersedia dikantor lapangan dimana
sewaktu-waktu Direksi dapat memberikan perintah dan catatan-catatan
dan sebagainya dalam buku harian tsb.

PASAL 10
PENUTUP

10.1. Meskipun dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini pada uraian pekerjaan dan
uraian bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan oleh
Pemborong, atau yang harus dan dibuat oleh Pemborong, tetapi pekerjaan-
pekerjaan dan bahan-bahan ini dinyatakan nyata menjadi bagian pekerjaan
pembangunan ini, perkataan tersebut diatas tetap dianggap sebagai dimuat dalam
rencana kerja dan syarat-syarat Pekerjaan ini.
10.2. Pekerjaan yang dinyatakan menjadi bagian dari pekerjaan pembangunan, akan
tetapi tidak diuraikan.
10.3. Atau dimuat dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini tetapi harus diselenggarakan
dan diselesaikan oleh Pemborong, harus dianggap seakan – akan Pekerjaan ini
diuraikan dan dimuat dalam rencana kerja dan syarat-syarat untuk menuju
penyerahan selesai yang lengkap dan sempurna.

Spesifikasi Teknis

Anda mungkin juga menyukai