Anda di halaman 1dari 169

UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

BAB

5
PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA

5.1 UMUM
Berdasarkan uraian tugas yang terangkum dalam "Kerangka Acuan Kerja
(KAK)" yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan Pekerjaan “Supervisi
Pembangunan Bendungan Jragung”. Sesuai dengan tugas dan
tanggungjawab Konsultan, diperlukan metode pelaksanaan pekerjaan yang
tepat dan efektif, agar dapat dicapai suatu hasil analisis yang tepat dengan
hasil seoptimal mungkin. Untuk itu diperlukan adanya beberapa
data/laporan dan sarana penunjang komputerisasi, agar dapat mendukung
tujuan akhir yang hendak dicapai daripada pekerjaan supervise konstruksi
ini.
Untuk mencapai hal tersebut diatas diperlukan pola pendekatan dan
metodologi yang baku secara organisatoris maupun analisis teknis. Pada
bagian berikut ini dapat diikuti penjelasan mengenai pendekatan dan
metodologi pelaksanaan Pekerjaan “Supervisi Pembangunan Bendungan
Jragung”.

Lokasi pekerjaan berada Sungai Jragung terletak di Kabupaten Semarang


Provinsi Jawa Tengah. Sungai Jragung masuk dalam wilayah Desa
Candirejo Kecamatan Pringapus, sedangkan daerah rencana genangan di
Desa Candirejo Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang dengan
koordinat 7°08'57,7" Lintang Selatan dan 110°32'44,8" Bujur Timur.

Hal.5 - 1
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Gambar.E.1. Peta Lokasi Pekerjaan

Hal.5 - 2
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

5.2 METODOLOGI PENDEKATAN

E.2.1 PendekatanUmum
Konsultan akan memberikan jasa-jasa teknik secara efisien melalui
organisasi dan staffing, cara kerja dan sistem komunikasi, sebagai
berikut :
1. Organisasi dan Staffing.
Konsultan akan mengorganisasikan suatu tim proyek yang
terintegrasi dengan pembagian tugas menurut bidang atau
spesialisasinya.

2. Modus Kerja
Konsultan akan memanfaatkan semua data dan informasi yang
diperoleh dari pengumpulan data proyek-proyek sejenis lainnya.
Khususnya pekerjaan-pekerjaan pengelak yang selalu ada pada
proyek Bendungan dan pekerjaan bangunan pelimpah maupun
pelaksanaan perbaikan pondasi dalam hal ini grouting pada
pondasi bendungan.

3. SistemKomunikasi
Koordinator tim Proyek akan memikul tanggung jawab
keseluruhan terhadap unjuk kerja tim proyek, dan akan
memperhatikan sepenuhnya prosedur-prosedur yang ada.

5.2.2 PendekatanTeknis
Dengan meningkatnya populasi penduduk, mengakibatkan
kebutuhan air yang lebih tinggi di berbagai daerah di Indonesia.
Sedangkan Indonesia baru memiliki dukungan ketahanan air
sebesar 54 m3/kapita/tahun, jauh di bawah target “Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025” yaitu sebesar
1.975 m3/kapita/tahun. Disisi lain, banyak daerah di Indonesia
yang mengalami bencana banjir saat musim hujan datang.
Kekurangan air dan banjir yang semakin luas dan menyebar
diperkirakan disebabkan oleh suhu yang lebih tinggi dan perubahan
pola curah hujan dan curah hujan yang intensif, karena perubahan
iklim. Untuk mengatasi situasi ini, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mengusulkan
untuk membangun 65 bendungan. Salah satunya adalah Bendungan
Jragung. Secara umum, manfaat bendungan Jragung adalah untuk
mengurangi potensi banjir, menunjang pemenuhan air baku bagi
rumah tangga, irigasi, serta pembangkit listrik.
Pembangunan Bendugan Jragung akan terbagi menjadi 3 (tiga) paket
pekerjaan terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya:
a. Pekerjaan Persiapan.
b. Jalan Masuk, Jalan Inspeksi Dan Jalan Lainnya.

Hal.5 - 3
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

c. Bangunan Pengelak.
d. Bangunan Pelimpah (Spillway).
e. Bendungan Utama.
f. Bangunan Pengambilan dan Pengeluaran.
g. Hidromekanikal dan Elektrikal.
h. Bangunan Fasilitas dan Penunjang.
i. Bangunan Tower 500 Kva
j. Pekerjaan Lain-Lain

Data teknis Pembangunan Bendungan Jragung adalah sebagai


berikut :
A. Daerah Aliran Sungai

-rata Dasar Sungai : 0.0029

vasi Daerah Hilir : + 65 m


-rata Tahunan : 2.479 mm
-rata Tahunan : 114 x 106 m3
B. Daerah Genangan

8m

C. Bangunan Pengelak
: + 76 m

- Hulu : 1 : 2
- Hilir : 1 : 2

- Bentuk Potongan Melintang : Trapesium


- Panjang Saluran : 402 m
- Lebar Dasar Saluran : 7 m
- Tinggi Dinding Saluran : 8 m
- Elevasi Hulu : + 67,00 m
- Elevasi Hilir : + 66,52 m
- Kemiringan Saluran : 1 : 1.000

Hal.5 - 4
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

- Bentuk Potongan Melintang : Trapesium - Persegi Panjang


- Panjang Saluran : 23 m
- Lebar Dasar Saluran : 7.0 - 8.0 m
- Tinggi Dinding Saluran : 8.50m
- Elevasi Hulu : + 66,52 m
- Elevasi Hilir : + 66,50 m
- Kemiringan Saluran : 1 : 1.000

- Bentuk Potongan Melintang : Persegi panjang


- Panjang Saluran : 30 m
- Lebar Dasar Saluran : 8.00 m
- Tinggi Dinding Saluran : 8,50 – 6,50 m
- Elevasi Hulu : + 66,50 m
- Elevasi Hilir : + 60,50 m
- Kemiringan Saluran : 1 : 5
al)
- Bentuk Potongan Melintang : Persegi Panjang
- Panjang : 25.00 m
- Lebar Dasar Saluran : 8,00 - 5,30 m
- Tinggi Dinding Saluran : 6,50 - 7,00 m
- Elevasi Hulu : + 60,50 m
- Elevasi Hilir : + 60,00 m
- Kemiringan Terowongan : 1 : 50
engelak 5 (Terowongan Pengelak)
- Bentuk Potongan Melintang : Tapal Kuda 2R
- Panjang : 379,80 m
- Diameter : 5,30 m
- Elevasi Hulu : + 60.00 m
- Elevasi Hilir : + 52.40 m
- Kemiringan Terowongan : 1 : 50

- Bentuk Potongan Melintang : Box Culvert


- Panjang Saluran : 30 m
- Lebar Dasar Saluran : 5,50 m
- Tinggi Dinding Saluran : 5,00 - 5,50 m
- Elevasi Hulu : + 52,40 m
- Elevasi Hilir : + 51,80 m
- Kemiringan Saluran : 1 : 50

- Bentuk Potongan Melintang : Trapesium


- Panjang Saluran : 160 m
- Lebar Dasar Saluran : 5,50 m
- Tinggi Dinding Saluran : 4,00 m (1:1)
- Elevasi Hulu : + 51,80 m
- Elevasi Hilir : + 48,60 m
- Kemiringan Saluran : 1: 50

Hal.5 - 5
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

- Bentuk Potongan Melintang : Trapesium

Untuk mewujudkan hasil pekerjaan yang baik hanya dapat dijamin


tercapai sesuai rencana bila desain yang benar dilaksanakan dengan
penerapan peraturan-peraturan, kode-kode dan standar-standar
resmi yang telah tercantum dalam dokumen kontrak dan ditunjang
dengan pengalaman-pengalaman positif yang diperoleh dari
proyek-proyek sejenis lainnya. Penentuan tahapan pelaksanaan
pekerjaan harus jelas dengan telah mempertimbangkan kondisi
lahan proyek (dan area kerja) sehingga pelaksanaan pekerjaan efektif
dan efisien dari sudut pertimbangan waktu dan biaya.

1. Peraturan – peraturan yang berlaku


Dalam melaksanakan supervisi, review desain dan kaji ulang
construction drawing (gambar pelaksanaan) yang diajukan oleh
Kontraktor, Konsultan akan mengikuti peraturan-peraturan, kode-
kode, dan standar-standar yang berlaku yang telah tercantum
dalam dokumen kontrak ataupun yang diterbitkan dan digunakan
secara umum di Indonesia, atau referensi (acuan) pekerjaan sejenis
yang dapat diterapkan dalam desain proyek untuk mendapatkan
persetujuan pemberi kerja / setelah didiskusikan lebih dahulu.
Peraturan-peraturan yang banyak digunakan, antara lain :
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia, PBI N.I-2, untuk
mendesain konstruksi beton.
 Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton, SK-SNI T-15-
1991-03
 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 51/1993
mengenai Analisis Dampak Lingkungan.
 Undang-Undang dan peraturan mengenai pajak, pajak
penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN).
 FIDIC International Standard Forms dan IEC Manuals masing-
masing untuk pekerjaan Sipil / gedung dan pekerjaan listrik /
mesin untuk syarat-syarat umum dalam kontrak dan dokumen
tender.
 Standar untuk uji bahan : ASTM, JIS, ACI, dan lain-lain untuk
desain pekerjaan sipil / gedung dan ASTM, JIS, IEC, SPLN,
AWS dan lain-lain untuk mendesain kelistrikan / permesinan.
2. Data Dasar
a. Gambar Design Review Preparation of Jragung Multipurpose
Dam Project, PT Indra Karya (Persero)
b. Dokumen Spesifikasi Teknik Design Review Preparation of
Jragung Multipurpose Dam Project, PT Indra Karya (Persero)

Hal.5 - 6
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

3. Standar Teknis
a. PT-02 Pengukuran Topografi, Standar Perencanaan lrigasi,
Ditjen Air 1986.
b. KP-02 tentang Kriteria Perencanaan - Bagian Bangunan Utama,
tahun 1986 tentang Kriteria Perencanaan Bangunan Utama
(Headworks)
c. SNI 03-3432-1994, Tata Cara Penetapan Banjir Rencana dan
Kapasitas Pelimpah untuk Bendungan.
d. SNI 19-6502.2, 2000 Tata Cara Pembuatan Peta Rupa Bumi
Skala 1 : 25000.
e. RSNI M-03-2002, Metode Analisis Stabilitas Lereng Static
Bendungan Urugan.
f. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan,
kep Dirjen SDA No. 199/KPTS/D/2003, Maret 2003.
g. Pedoman lnspeksi dan Evaluasi Keamanan Bendungan, Maret
2003, Kantor Sekretariat Komisi Keamanan Bendungan,
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah, Direktorat
Sumber Daya Air.
h. Pedoman Pemeriksaan dan Evaluasi Keamanan Bendungan,
Kep Dirjen SDA No. 05/ KPTS/ 2003 tanggal 14 Maret 2003.
i. SNI 19-6724, 2002 Tata Cara Pengukuran Kontrol Horizontal dan
SNI 19-6988 , 2004 Tata Cara Pengukuran Kontrol Vertikal.
j. Pedoman Pengelolaan Sedimentasi Waduk, Direktorat Bina
Teknik. November 2004. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
Departemen

4. Studi Studi Terdahulu


a. Tahun 1976 - Jragung DAM Multi Purpose Irrigation Flood
Control Hydro Electric and Municipal and Industrial Water
Supply Project, Denver, CO, USA
b. Tahun 1979 - Jragung DAM Project, Engineering Consultant Inc,
USA
c. Tahun 1992 - Jratungseluna River Basin Development Project,
Tuntang-Jragung Area Studies and Design, Haskoning
(Dutch), Haskoning (Dutch) and PT. Virama Karya, PT.
Dacrea, PT.Amythas
d. Tahun 2014 - Feasibility Study and Pra Desain Bendungan
Jragung-Kabupaten Semarang, PT Virama Karya
e. Tahun 2015 - Detail Desain Bendungan Jragung Kab. Semarang,
PT Indra Karya
f. Tahun 2016 - AMDAL Bendungan Jragung, PT Artama
Interkonsulindo
g. Tahun 2018 - Preparation of Jragung Multipurpose Dam Project,
PT Indra Karya (persero)

Hal.5 - 7
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

5. Dasar Dasar Hukum


a. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
b. Undang Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.
c. Undang Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya
Air
d. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha
dan Peran Masyarakat jasa Konstruksi.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Air.
g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2011
tentang Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber Daya Air.
h. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 16 Tahun 2018
tentang pengadaan barang/jasa Pemerintah.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 72 Tahun 1997 tentang Keamanan Bendungan.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 04 Tahun 2015 Tentang Kriteria dan Penetapan Wilayah
Sungai
l. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2015 tentang Eksploitasi
dan Pemeliharaan Sumber Air dan Bangunan Pengairan.
m. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 09 Tahun 2015 tentang Penggunaan
Sumber Daya Air
n. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 27 Tahun 2015 tentang Bendungan.
o. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2016 Tentang Analisis
Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
p. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah di Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat
q. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 49/PMK.02/2017
tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2018
r. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 07 Tahun 2019 Tentang Standar
Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia.

Hal.5 - 8
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pelaksana Tugas
a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13 Tahun 2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Wilayah Sungai.
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan
Umum.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26 Tahun 2006
tentang Perubahan atas Permen Nomor 12/PRT/M/2006 dan
Nomor : 13/PRT/M/2006.

6. Sistem Manajemen Proyek


Konsultan harus melaksanakan suatu sistem manajemen proyek
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan proyek yang meliputi
pengendalian jadwal, kualitas dan biaya pelaksanaan konstruksi.

7. Engineering Design Selama Masa Konstruksi


Dalam pelaksanaan kegiatannya konsultan melakukan perubahan
ataupembuatan desain apabila terjadi perubahan desain sesuai
dengan kondisilapangan setelah melalui kajian dan analisa,
memberikan persetujuanterhadap gambar konstruksi yang
diajukan kontraktor.Dalam hal terjadiperubahan desain yang
berpengaruh atau menghasilkan modifikasistruktur,harus
dikonsultasikan kepada Komisi Keamanan Bendungan (KKB).

8. Inspeksi dan Pengujian Selama Pabrikasi dan Instalasi


Konsultan melakukan monitoring pelaksanaan pabrikasi,
pengujian danpengiriman barang untuk menjamin tepat waktu
melalui inspeksi secaraperiodik, melakukan kajian dan
persetujuan atas prosedur pengujian yangdibuat kontraktor.

9. Supervisi Konstruksi
Konsultan dalam melaksanakan pengawasan konstruksi
dilakukan melaluikegiatan sebagai berikut :
2. Pengawasan pengujian material yang akan digunakan di lokasi
pekerjaan;
3. Pengawasan terhadap mutu pekerjaan;
4. Melakukan kontrol terhadap kemajuan pelaksanaan pekerjaan;
5. Melakukan kontrol terhadap kualitas pekerjaan;
6. PengawasanKeselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
memperhatikan KepmenKimpraswil No. 384/KPTS/M/2004
tentang Pedoman Teknis Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Tempat Kegiatan Konstruksi Bendungan dan Permen PU
No. 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum;

Hal.5 - 9
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

7. Melakukan pengecekan dan memberikan persetujuan terhadap


Gambar Kerja (Shop Drawing), Sertifikat dan As-BuiltDrawing;
8. Inspeksi dan pekerjaancommissioning.
9. Manajemen Resiko, Konsultan membuat rencana Manajemen
Resiko pekerjaan pada awal tahun pertama sebagai bahan
pertimbangan untuk pengguna jasa dalam mengatasi semua
resiko yang berpotensi timbul selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung dan pasca-konstruksi.

8. Pengalaman di proyek-proyek sejenis.


Konsultan akan melaksanakan pemberian jasa-jasa
teknik/supervisi berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
diperoleh dari proyek sejenis seperti telah disebut secara singkat
dalam uraian tersebut di atas.

5.3 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN SUPERVISI

5.3.1. LingkupKegiatan

1. Sewa dan Pemeliharaan Peralatan Kantor dan Lapangan


Konsultan untuk melaksanakan Pekerjaan Supervisi Konstruksi
menyediakansemuaperalatan kantor dan lapangan. Sedangkan biaya sewa
dan pemeliharaan disediakandalam Multi YearsContractSewa dan
Pemeliharaan peralatan kantor dan lapangan.

2. Pengumpulan dan Pengadaan Data Dasar


Sasaran utama tugas konsultan adalah mengawasi secara teknis
pelaksanaanpekerjaan “Supervisi Pembangunan Bendungan
Jragung”sehingga menghasilkan prosespembangunan yang efektif, efisien
dan ekonomis.
Untuk memperoleh hasil pekerjaan yang sesuai dengan kondisi lapangan,
makakonsultan supervisi harus mampu menyajikan kajian teknis terhadap
data dananalisayang telah dilakukan sesuai pekerjaan terkait.Secara umum
lingkup tugas konsultanterdiri dari supervisi konstruksi proyek dan
modifikasi desain.
Beberapa tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh konsultan pelaksana
antara lain:
1. Rekapitulasi semua laporan yang berhubungan dengan detail desain
dan AMDALrencana pembangunan bendungan;
2. Melakukan inventarisasi gambar desain yang akan dilaksanakan;
3. Menganalisa kesesuaian rencana gambar desain dengan standar
gambar desainumum yang diinginkan;
4. Menghitung dan memeriksa kembali Rencana Perkiraan Biaya (RPB)
bila terjadiperubahan;
5. Memeriksa dan menganalisa semua data yang berkaitan dengan
pekerjaan

Hal.5 - 10
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

6. konstruksi dan memberi ijin pelaksanaannya;


7. Bertanggung jawab secara penuh atas semua kegiatan supervisi
konstruksidimulaidari sejak awal pekerjaan sampai berakhirnya bila
terjadi hal-hal yang tidakdiinginkan.

3. Modifikasi Desain
Modifikasi desain dalam suatu kegiatan konstruksi sangat
mungkindilakukan.Penerapan semua gambar desain dengan kondisi di
lapangan sebenarnyadalam shop-drawing pasti terjadi selisih. Konsultan
supervisi dalam pelaksanaannyamelihat situasi dan kondisi lapangan perlu
mengadakan perbaikan (supervisi) desaindan penggambaran secara detail
konstruksi berdasarkan kondisi terakhir pascapengukuran lapangan (shop-
drawing). Dalam kondisi ini konsultan harus mampu memberikan
penyelesaian logis terhadap kendala yang ada dengan sebelumnya
telahmelakukan koordinasi pada pihak pemberi kerja.
Batasan yang terjadi dalam suatu modifikasi desain :
1. Perubahan elevasi desain dengan aktual.
2. Penentuan tipe dan spesifikasi bangunan dalam tahap perencanaan
tidak dapatdigunakan sesuai kondisi lapangan.
3. Bahan dan standar mutu bahan yang tidak sesuai sesuai desain yang
ada.
Semua perubahan desain yang ada dalam tahapan modifikasi desain
harusmemperoleh persetujuan dari direksi pekerjaan dan telah ditentukan
dalam beritaacara perubahan desain. Tanggung jawab terhadap semua
perubahan desain yangterjadi merupakan tanggung jawab bersama direksi
pekerjaan dan konsultan pengawassupervisi. Namun semua perubahan
desain harus disetujui secara hukum oleh PPK, sehingga tidak
terjadikerancuan dalam tanggung jawab pelaksanaan nantinya.

4. Supervisi Konstruksi
Lingkup pekerjaan konsultan supervisi secara garis besar meliputi
beberapa jenis kegiatan dibawah ini :
a) Melaksanakan manajemen proyek (manajemen konstruksi) yang
diperlukandalam rangka pelaksanaan proyek. Tahapan managemen
proyek ini meliputibeberapa item pekerjaan seperti :
Kontrol terhadap schedule pelaksanaan;
Kontrol terhadap mutu bahan dan mutu pekerjaan;
Kontrol terhadap jumlah volume bahan yang diajukan;
Kontrol terhadap penyerapan uang yang dilakukan.
b.) Melaksanakan Engineering Design and Modification selama konstruksi
meliputi kajian ulang analisa desain (revisi dan modifikasi). Analisa
yang dilakukan olehkonsultan supervisi dalam tahap ini antara lain:
Memberikan rekomendasi terhadap semua analisa perhitungan
yang dilakukan;
Memberikan rekomendasi dan pengawasan terhadap detail
gambar konstruksi;

Hal.5 - 11
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pengawasan terhadap kegiatan fabrikasi peralatan;


Pengawasan instalasi pemasangan piranti teknis yang
digunakan;
Pengawasan penyusunan laporan baik pekerjaan sipil maupun
peralatanyang dibuat kontraktor.
c.) Melaksanakan pengkajian ulang, persetujuan atas usulan prosedur
inspeksi danpengujian serta pelaksanaan selama fabrikasi pengiriman
barang dan instalasimaterial serta peralatan test agar sesuai persyaratan
kontrak.
d.) Melakukan pengawasan/supervisi terhadap seluruh kegiatan
kontraktor dilapangan agar spesifikasi teknis yang ada dapat diikuti
dan dilaksanakan denganbaik.
e.) Melakukan supervisi pelaksanaan konstruksi meliputi kajian ulang,
koordinasipelaksanaan evaluasi dan penilaian kemajuan pekerjaan
untuk progresspayment.
f.) Melakukan koordinasi terhadap semua instansi yang terkait agar
pekerjaan bisaberjalan dengan lancar dan baik.

Konsultan akan melaksanakan tugas supervisi pada pelaksanaan


konstruksi secarakeseluruhan dan memberi technicaladvice maupun non-
technicaladvice dalampelaksanaannya meliputi;

a) Tahap Sebelum Pelaksanaan Proyek (Pre–constructionStage)


Mobilisasi tim konsultan dan evaluasi schedule pelaksanaan terkait
denganpelaksanaan fisik di lapangan;
Mempelajari dokumen kontrak;
Mempelajari secara seksama mengenai spesifikasi umum dan
spesifikasiteknis dan melakukan klarifikasi secepatnya pada
direksi/pengawaspekerjaan apabila terjadi ketidaksesuaian antara
spesifikasi dan standar bakuyang ditetapkan pada pedoman yang
ada dan gambar desain;
Mengevaluasi organisasi pelaksanaan pekerjaan di lapangan;
Koordinasi dengan pihak direksi pekerjaan dan instansi terkait.

b) Tahap Awal Pelaksanaan Proyek (At Project Starting)


Melaksanakan Pre-ConstructionMeeting yang didalamnya
terdapatpembahasan mengenai metode kerja yang akan digunakan
kontraktor.Semua ketidaksepakatan terhadap penggunaan metode
kerja yangdigunakan diputuskan dalam rapat koordinasi awal ini.
Hasil dari kegiatan inidituangkan dalam berita acara sehingga secara
administrasi dan hukummemiliki kekuatan yang cukup;
Rapat dengan pihak kontraktor terkait dengan organisasi proyek,
dokumenkontrak, program kerja, sub-kontraktor (apabila ada),
material konstruksidan pengaturan lain yang diperlukan;

Hal.5 - 12
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pengecekan bersama (jointinspection) antara konsultan supervisi


dankontraktor terkait dengan item-item pekerjaan yang ada dalam
kontrak(mutualcheck 0%);
Pengaturan khusus mengenai alur koordinasi lapangan dan
keselamatan danpengamanan terhadap sistem kerja, jadwal rapat
dan metode koordinasiintern konsultan-kontraktor maupun tiga
kelompok (konsultan-kontraktordan proyek). Semua hal mengenai
pelaksanaan pekerjaan yang diasumsikanmenimbulkan dampak
penting harus dikaji secara seksama agar tidakmenimbulkan
permasalahan pada masa pelaksanaan;
Sosialisasi tahap lanjutan mengenai rencana pembebasan lahan
danpelaksanaan metode kerja kontraktor terhadap masyarakat dan
semuaelemennya sesuai keperluan.

Gambar E.2 Bagan Alir Pre-Construction Meeting

Hal.5 - 13
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

c) Tahap Pelaksaanaan Proyek (Project ConstructionStage)


Pengaturan pengecekan yang dibuat kontraktor untuk tahap
sebelumnya(didalamnya terdapat beberapa revisi schedule);
Pengendalian kualitas dalam pelaksanaan pekerjaan utama;
Kemungkinan dilaksanakan perubahan desain selama masa
pelaksanaan;
Kaji ulang desain rinci (reviewof detail design) dan persetujuan
gambarkerja (shopdrawing);
Pengukuran tahap pelaksanaan pekerjaan, dalam hal ini meliputi
semuavolume pelaksaan pekerjaan yang telah dilakukan konsultan
yang terkaitdengan klaim pembayaran yang dilakukan konsultan;
Monitoring dan pelaporan pelaksanaan pekerjaan. Disini
konsultanmemonitor semua aktivitas yang dilaksanakan di lapangan
meliputi metodekerja, tahapan pelaksanaan dan catatan yang
dilaksanakan selamamelakukan dua aktivitas di atas;
Melaksanakan test akhir pada masa akhir pelaksanaan pekerjaan;
Melaksanakan dokumentasi pelaksanaan semua aktivitas pekerjaan
secaralengkap (video, audio dan foto).

Gambar E.3 Bagan AlirPenyusunan Program Kerja

Hal.5 - 14
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

d) Tahap Proyek Selesai ( Completionof The Project )


Penghitungan volume semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh
kontraktoryang digunakan melakukan klaim pembayaran terakhir;
Masa pemeliharaan proyek (maintenanceperiod);
Pemeriksaan bersama (jointinspection) antara kontraktor, direksi
dankonsultan terhadap semua unsur pekerjaan;
Serah terima pekerjaan selesai;
Commissioning pekerjaan selesai;
Pembayaran akhir dan pengembalian uang jaminan;
Evaluasi total semua item pekerjaan yang telah dilaksanakan;
Laporan penyelesaian akhir proyek (projectcompletionreport).

Gambar E.4 ProsedurPembayaran Hasil Pekerjaan

Hal.5 - 15
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

5. Review Desain
PelaksanaanpekerjaanReview
DesigninimerupakankegiatanterpisahdaripekerjaanSupervisipekerjaanutam
a, sehinggatidakmenggangguaktifitaspekerjaan yang telahditetapkan.
Metodepelaksanaanadalahsebagaiberikut:
1. Identifikasi dan evaluasiprakonstruksi,
dimanakegiatanadalahpengumpulan data berupapra survey
denganpengukuranawaldenganalatukurtanah dan GPS Geodetic.
2. Pemgumpulan data awal, mengumpulkan data visual dan data-data
referensi yang adadilokasidenganmemperhatikan saran dan
masukandari para tenagaahlitermasuk saran-saran dari Badan yang
berkompeten.
3. UsulanTeknis,
yaitusetelahpermasalahdidapat/disimpulkanmakakonsultanSupervisia
kanmengusulkanmengenaipenangananstabilitaslereng pada
lokasibangunanSpillwaykepadaPejabatPembuatKomitmen.
4. Pengambilan Data, adalahmerupakankegiatanpekerjaanpengambilan
data daribordenganpengambilan sample/core, pengambilan data
inclinometer dan data ketinggian air tanah yang
diperolehdarilokasisumur-sumurobservasi yang dipasang di
lokasidaerahsetempat.

6. SertifikasiPengisianAwalWaduk
Pengisian awal waduk dilakukan setelah pelaksanaan konstruksi
bendungan selesai, di mana PenyediaJasaharus mengajukan permohonan
izin pengisian awal waduk terlebih dahulu kepada Menteri dan
tembusannya disampaikan kepada instansi teknis keamanan bendungan.
Tahap pengisian awal waduk merupakan uji/tes pertama bendungan
untuk menunjukkan apakah fungsinya sudah sesuai dengan desain. Dalam
rangka untuk memonitor kinerja bendungan maka laju pengisian waduk
dikontrol semaksimal mungkin guna menetapkan program pengamatan
termasuk observasi dan analisis data instrumentasi.
Konsultan harus melakukan beberapa pengamatan dan evaluasi terhadap
kondisi/perilaku bendungan selama pengisian awal waduk dengan
memperhatikan konsepsi keamanan bendungan khususnya keamanan
struktur bendungan yang memenuhi 3 (tiga) kriteria pokok yaitu aman
terhadap kegagalan struktural dan operasional, aman terhadap kegagalan
hidrolik dan aman terhadap kegagalan akibat rembesan.

Hal.5 - 16
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Setelah bendungan dinyatakan siap dan aman untuk diisi (ditinjau


terhadap daerah hulu, hilir dan bendungannya sendiri) serta semua
persyaratan teknis dan administrasi telah terpenuhi dan berdasarkan
rekomendasi dari Balai Bendungan dan Komisi Keamanan Bendungan,
maka Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan
mengeluarkan Izin Pengisian Awal Waduk.

7. Laporan
Konsultan harus menyiapkan laporan yang akandibahassecaraterperinci.

5.3.2 MetodePelaksanaanPekerjaan

A. Umum
Peran utama Konsultan ialah membantu pemberi kerja untuk
melakukan supervisi pelaksanaan pembangunan bendungan,
grouting, galian, timbunan cofferdam/maindam dan sebagainya
sesuai rencana detail desain dari suatu Bendungan, termasuk
semua segi yang berkaitan dengan program pelaksanaan meliputi
kegiatan-kegiatan seperti disebutkan dalam lingkup kegiatan di
atas.
Setelah kontrak ditandatangani dan efektif berlaku, maka
pekerjaan harus segera dilaksanakan sesuai dengan spesifiksi
teknik dalam kontrak.
Untuk mencapai tujuan sesuai dengan rencana, maka pekerjaan
tersebut harus dilaksanakan secara sistematis dan terencana .
Dalam hal ini pengendalian kualitas adalah sangat penting untuk
diperhatikan.
Tugas dan tanggung jawab Kontraktor adalah melaksanakan
pekerjaan sesuai spesifikasi teknis. Staf proyek akan
melaksanakan pengawasan dari hari ke hari dan pengecekan
setiap tahap pelaksanaan pekerjaan.
Untuk mencapai maksud terebut, maka personil yang ditugasi
melaksanakan pengawasan harus memadai jumlah dan
pengalamannya dalam menangani proyek-proyek sejenis.

B. Pengukuran Topografi dan Penggambaran

(1)Pemasangan Bench Mark dan Patok Kayu.


BM dipasang di tempat yang stabil, aman dari gangguan dan
mudah dicari. Setiap BM akan difoto, dibuat deskripsinya,
diberi nomor dan kode. Penentuan koordinat (x, y, z) BM
dilakukan dengan menggunakan pengukuran GPS, poligon
dan sipat datar. Pada setiap pemasangan BM akan dipasang
CP pendamping untuk memudahkan pemeriksaan. Tata cara
pengukuran, peralatan dan ketelitian pengukuran sesuai

Hal.5 - 17
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dengan ketentuan yang berlaku. Titik ikat yang dipakai


adalah BM lama yang terdekat.
Bentuk, ukuran dan konstruksi Bench Mark besar berukuran
(20x30x100) cm. Bench Mark besar dipasang seperti berikut :
 BM harus dipasang pada jarak setiap 2,5 km sepanjang
jalur poligon utama atau cabang. Patok beton tersebut
harus ditanam ke dalam tanah sepanjang kurang lebih 50
cm (yang kelihatan di atas tanah kurang lebih 20 cm)
ditempatkan pada daerah yang lebih aman dan mudah
dicari. Pembuatan tulangan dan cetakan BM dilakukan
di Base Camp. Pengecoran BM dilakukan dilokasi
pemasangan. Pembuatan skets lokasi BM untuk deskripsi.
Pemotretan BM dalam posisi "CloseUp", untuk lembar
deskripsi BM.
 Baik patok beton maupun patok polygon diberi tanda
benchmark (BM) dan nomor urut, ditempatkan pada
daerah yang aman dan mudah pencariannya.
 Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada
pohon-pohon disekitar patok diberi cat atau pita atau
tanda-tanda tertentu.
 Untuk patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat
dengan ukuran (3x5x50) cm3 ditanam sedalam 30 cm,
dicat merah dan dipasang paku di atasnya serta diberi
kode dan nomor yang teratur.

Hal.5 - 18
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Titik Ketinggian dari Kuningan

20 cm Plat Nomenkltur
PermukaanTanah

30 cm 20 cm

Beton Bertulang 1: 2 : 3

60 cm

10 cm

10 cm

Paku Seng
8 cm

60 cm

Gambar.E.5. Bentuk dan Ukuran BM, CP dan Patok Ukur

(2) Pengukuran Polygon Utama.


 Maksud pengukuran polygon adalah untuk mendapatkan
koordinat titik polygon (X, Y).
 Dalam pengukuran polygon ini jalur yang digunakan
adalah jalur sepanjang batas areal pengembangan
ditambah beberapa jalur yang dianggap perlu dilakukan
yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lapangan.
 Methoda yang digunakan adalah pengukuran

Hal.5 - 19
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

polygonyang kedua ujungnya tertutup atau terikat (diikat


pada titik tetap yang ada) dengan menggunakan alat jenis
Theodolite dengan ketelitian setingkat Wild T.2
 Pengamatan matahari dilakukan pada setiap 25 titik
polygon (sebagai kontrol sudut).
 Ketelitian sudut dan ketelitian linier polygon sedapat
mungkin diusahakan sama dengan ketelitian yang sudah
ada.
 Pengukuran dilakukan pergi pulang dengan selisih
bacaan sudut < 10“ dengan satu seri (B,LB,LB,B)

(3) Pengukuran Polygon Cabang.


 Jalur kerangka horizontal cabang adalah merupakan jalur
poligon yang menghubungkan titik poligon utama di satu
sisi dengan titik poligon disisi lainnya.
 Jalur poligon cabang merupakan jalur terkait sempurna
pada kedua ujungnya.
 Alat yang digunakan, sama halnya seperti pada poligon
utama dengan pengukuran dilakukan pulang pergi.
 Selisih bacaan < 10 “ dengan kesalahan penutup sudut
yang diijinkan maksimum 15  N (detik), dimana N =
jujmlah titik poligon cabang

(4) Pengamatan Azimuth Matahari

U (Geografi)
Matahari

M T

Target
A

Gambar E.6. Pengamatan Azimuth Matahari

Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui


arah/azimuth awal yaitu :
 Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan
akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan
poligon.
 Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik

Hal.5 - 20
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

kontrol/poligon yang tidak terlihat satu dengan yang


lainnya.
 Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada
pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal/koordinat
lokal.
Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:
 Alat ukur yang digunakan Theodolite T2
 Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari)
 Tempat pengamatan, titik awal (BM.1)
Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis
pada Gambar, Azimuth Target (αT) adalah:
αT = αM + β atau αT = αM + (ζT - ζM )
di mana:
αT = azimuth ke target
αM = azimuth pusat matahari
(ζT) = bacaan jurusan mendatar ke target
(ζM) = bacaan jurusan mendatar ke matahari
β = sudut mendatar antara jurusan ke matahari

(5)Pengukuran Waterpas Utama/Cabang


Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan
pengukuran sipat datar pada titik-titik jalur poligon. Jalur
pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran
dimulai dan diakhiri pada titik yang sama. Pengukuran beda
tinggi dilakukan doublestand dan pergi pulang. Seluruh
ketinggian di traverse net (titik-titik kerangka pengukuran)
telah diikatkan terhadap BM. Penentuan posisi vertikal titik-
titik kerangka dasar dilakukan dengan melakukan
pengukuran beda tinggi antara dua titik terhadap bidang
referensi (BM) seperti digambarkan pada Gambar berikut.

Slag 2
Slag 1 b2 m21
b1 m1

Bidang Referensi

D
D

Gambar E.7. Pengukuran Water Pass Utama/Cabang

Pengukuran waterpas mengikuti ketentuan sebagai berikut:


 Jalur pengukuran dibagi menjadi beberapa seksi.
 Tiap seksi dibagi menjadi slag yang genap.

Hal.5 - 21
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Setiap pindah slag rambu muka menjadi rambu


belakang dan rambu belakang menjadi rambu muka.
 Pengukuran dilakukan doublestand pergi pulang
pembacaan rambu lengkap.
 Pengecekan baut-baut tripod (kaki tiga) jangan sampai
longgar. Sambungan rambu ukur harus betul. Rambu
harus menggunakan nivo.
 Sebelum melakukan pengukuran, alat ukur sipat datar
harus dicek dulu garis bidiknya. Data pengecekan harus
dicatat dalam buku ukur.
 Waktu pembidikan, rambu harus diletakkan di atas alas
besi/paku yang ada di patok.
 Bidikan rambu harus diantara interval 0,5 m dan 2,75 m.
 Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) kali
pembacaan benang tengah, benang atas dan benang
bawah.
 Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah
(BT) dan benang bawah (BB), yaitu : 2 BT = BA + BB.
 Selisih pembacaan stand 1 dengan stand 2 < 2 mm.
 Jarak rambu ke alat maksimum 50 m
 Setiap awal dan akhir pengukuran dilakukan
pengecekan garis bidik.
 Toleransi salah penutup beda tinggi (T).
T = 10mm √D mm dimana:
D = Jarak dalam kilo meter.

(6) Perhitungan Koordinat dan Elevasi


 Perhitungan harus disertai sketsa arah pengukuran agar
memudahkan pemeriksaan
 Stasiun pengamat matahari harus tercantum pada sketsa
 Hitungan polygon dan waterpass kerangka utama hams
dilakukan dengan perataan Bowditch
 Metode Dell atau perataan kwadrat kecil
 Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan
hash perhitungan:
- Salah sudut penutup polygon
- Salah linear polygon beserta harga toleransinya
- Salah penutup waterpass beserta harga koreksinya
 Perhitungan dilakukan dalam system proyeksi yang
sudah ada sesuai dengan data referensi/awal
pengukuran.

(7)Pengukuran dan Pemetaan Situasi Detail Skala 1: 5.000


Dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail
lokasi pengukuran. Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam
pengukuran situasi, yaitu:

Hal.5 - 22
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Pengukuran situasi detail dilakukan dengan cara


Tachymetri.
 Ketelitian alat yang dipakai adalah 20”.
 Poligon tambahan jika diperlukan dapat diukur dengan
metode Raai dan Vorstraal.
 Ketelitian poligon raai untuk sudut 20” √n, dimana n =
banyaknya titik sudut.
 Ketelitian linier poligon raai yaitu 1 : 1000.
 Kerapatan titik detail harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bentuk topografi dan bentuk buatan manusia
dapat digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan.
 Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap
sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi
mutu yang baik dari peta.
 Sudut poligon raai dibaca satu seri.
 Ketelitian tinggi poligon raai 10 cm√D (D dalam km).
Dengan cara tachymetri ini diperoleh data-data sebagai
berikut :
 Azimuth magnetis.
 Pembacaan benang diafragma (atas, tengah, bawah).
 Sudut zenith atau sudut miring.
 Tinggi alat ukur.
Berdasarkan besaran-besaran tersebut diatas selanjutnya
melalui proses hitungan, diperoleh Jarak datar dan beda
tinggi antara dua titik yang telah diketahui koordinatnya (X,
Y, Z).

(8) Penggambaran.
 Garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm
 Gambar draft harus dilakukan di atas kertas milimeter
(grafik) kalkir yang telah disetujui Direksi
 Semua BM dan titik triangulasi (titik pengikat) yang ada
di lapangan harus digambarkan dengan legenda yang
telah ditentukan dan dilengkapi dengan elevasi dan
koordinat
 Pada setiap interval 5 (lima) garis kontur dibuat tebal dan
ditulis angka elevasinya
 Legenda pada gambar harus sesuai dengan apa yang ada
di lapangan
 Penarikan kontur lembah/alur data sadel bukit harus ada
data elevasinya
 Garis sambungan (overlap) peta sebesar 5 cm
 Titik pengikat/referensi peta harus tercantum pada peta
dan ditulis bawah legenda
 Gambar/peta situasi sakala 1: 5.000 dan perkecilannya
skala 1 2.000 dan 1 : 5.000 digambar diatas kertas

Hal.5 - 23
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

kalkirdengan ukuran Al
 Pada peta situasi 1 : 5.000 jalur pengukuran polygon
utama dan cabang harus diukur
 Gambar kampung dan sungai harus diberi nama yang
jelas
 Peta ikhtisar skala 1 : 10.000 digambar pada kertas kalkir
 Pada peta ikhtisar harus tercantum nama kampung, nama
sungai, BM, jalan, jembatan, rencana bendung dan lain-
lain kenampakan yang ada di daerah pengukuran
 Interval kontur tiap 0,25 m untuk daerah datar, dan 0,50 m
untuk daerah miring serta 1,00 m untuk daerah berbukit
 Grid peta ikhtisar 1: 10.000 tiap 10 cm
 Lembar peta harus diberi nomor unit yang jelas dan
teratur yang dimulai dan kiri berurut ke kanan
 Format gambar etika peta harus sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan
 Sebelum pelaksanaan dimulai penggambaran disarankan
untuk asistensi dahulu kepada Direksi (bagian
pengukuran).

C. Gambar &Sertifikat (Drawings & Certificates).

(1) Gambar pelaksanaan (Constructions drawings).

Konsultan akan melaksanakan pengecekan (kaji ulang) dan


mengeluarkan persetujuan desain rinci, gambar pelaksanaan
(Constructions drawings), pekerjaan bangunan dan program
pelaksanaan / jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disiapkan
Kontraktor harus mendapatkan persetujuandari Proyek dan
Konsultan.
Konsultan akan membantu pihak Pengguna Jasa dalam
melaksanakan pengecekan (kajiulang) dan mengeluarkan
persetujuan gambar pelaksanaan (Constructions drawings)
untuk pekerjaan sipil, steel support, sliding form,
perhitungan/rencana pekerjaan yang disiapkan oleh
Kontraktor.

(2) Sertifikat

Konsultan akan membantu Pemberi Kerja dalam menyiapkan


Sertifikat Pembayaran bulanan dan Sertifikat Penyelesaian
Pekerjaan sebagai langkah untuk mendapatkan persetujuan
PembayaranBulanan.

Hal.5 - 24
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

(3) As- Built Drawings.

As-built drawings, disiapkan oleh Kontraktor untuk semua


pekerjaan yang telah dilaksanakan. Album as-built drawing
menjadi satu - kesatuan (lampiran) dari laporan proyek yang
telah selesai 100% (Project completion report).

D. PekerjaanPenelitianGeologi Teknik/Mekanika Tanah


Pekerjaan penelitian geologiteknik/mekanika tanah dilakukan
untuk mengetahui parameter teknis tanah baik sifat maupun
karakteristiknya. Jenis penelitian yang akan dilakukan mencakup
pekerjaan sondir, handaugerboring, termasuk pengambilan
contoh tanah serta penelitian laboratorium mekanika tanah.
Spesifikasi kegiatan penyelidikan geoteknik ditentukan sebagai
berikut ini :
1. Pemboran Dangkal ( HandAugerBoring). Pemboran dangkal
dapat menggunakan HandOperatedAugertype Iwan atau
Helical guna pengambilan contoh tanah untuk penyelidikan
laboratorium dan identifikasi strata tanah permukaan.
a. Pemboran harus dilaksanakan sampai mencapai
kedalaman 5 meter dari permukaan tanah setempat.
b. Metode pemboran harus mengacu pada standar ASTM D
1452-2.
2. Sondir ( DutchConePenetrometer).
 Penyondiran dilakukan di lokasi pemboran tangan.
 Kemampuan alat sondir maksimum memiliki tekanan
konus 250 kg/cm2
 Kecepatan penetrasi t 1 cm/sec dan contoh tiap 25 cm
 Pencatatan harus memuat : tanggal test, nama percobaan,
lokasi, elevasi, kondisi lapangan, metode dan penjelasan
lain yang dianggap perlu.
 Maksud dan Tujuan Sondir
a. Pendugaan ("Sounding") letak kedalaman lapisan tanah
keras ("Firm Layer"), lokasi rongga-rongga dan
keadaan khusus lainnya, sehingga akhirnya dikenal
sebagai Sondir.
b. Mendapatkan informasi kekerasan tanah berdasarkan
perlawanan tanah terhadap Konus.
c. Mengetahui gambaran perubahan/ stratifikasi lapisan
tanah dari aspek kekerasan dan friksi tanah serta
homogenitasnya.
d. Menghitung Daya Dukung / Kapasitas dukung tiang
pondasi/ Pondasi tiang secara langsung.
3. Pengambilan Contoh Tanah Asli (UndisturbedSample).

Hal.5 - 25
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

a. Pengambilan contoh tanah asli dimaksudkan untuk


penyelidikan contoh tanah di laboratorium yang
meliputi Index Properties dan Engineering Properties
dari tanah hasil pemboran sebagaimana dijelaskan pada
butir 3.2.10 (1). Pengambilan contoh tanah asli dimulai
pada kedalaman 1,50 meter dari permukaan tanah
setempat.
b. Metode pelaksanaan harus mengacu pada standard
ASTM D 158-67.
4. Pengambilan Contoh Tanah Tidak Asli (DisturbedSample).
a. Pengambilan contoh tanah tidak asli baru dilaksanakan jika
hasil dari contoh tanah asli sangat kurang untuk
identifikasi tanah di laboratorium. Pengambilan contoh
tanah ini dilaksanakan setelah pelaksanaan pemboran.
b. Contoh tanah tidak asli ditujukan untuk observasi visual
tanah dan physicalpropertiestest yang meliputi : Natural
MoistureContent, Spesifikasi GravityTest,
GrainziseAnalysisTest, serta Liquid&Plastic Limit Test.
c. Penyelidikan Contoh Tanah.
• Contoh tanah asli hasil pemboran harus tersusun secara
rapi dalam satu core-box guna keperluan diskripsi
visual tanah. Corebox ini harus diserahkan kepada
Direksi di akhir pekerjaan penyelidikan tanah,
dilengkapi dengan 1 set foto dan 2 set dokumen
Laporan Hasil Penyelidikan Geoteknik.
• Contoh tanah tidak asli harus diteliti di laboratorium
(indexproperties) yang meliputi :
- Kadar Air Tanah
- SpecificGravity tanah.
- Analisa ayakan yang termasuk prosentase
lempung, pasir dan kerikil.
- Klasifikasi tanah, berat volume tanah
- Angka pori dan kadar pori
• Contoh tanah asli juga harus diteliti sifat fisiknya
ditambah dengan sifat-sifat teknis (properties teknis)
meliputi :
- PermeabilityTest
- ConsolidationTest
- UnconfinedCompressionTest (jika dibutuhkan).
- Tri AxialTest (UU Test)
- DirectShearTest (jika dibutuhkan).
• Khusus untuk contoh tanah aslihasiltest pit pada
quarry perlu dilakukan test pemadatan tanah
(StandartProctor ASTM D-698) guna mendapatkan
kadar air optimum. Dengan kepadatan standart
praktis 80% - 90%. Contoh tanah ini keudian harus

Hal.5 - 26
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dilakukan uji Permeability dan Triaxial tes untuk


mencari kemampuan rembesan dan sudut geser dari
tanah setelah dipadatkan.
5. Kebutuhan penyelidikan geologi teknik.
Penyelidikan geologi teknik untuk pekerjaan ini mencakup
hal-hal sebagai berikut:
Jumlah .................. buah
Jenis Sondir .................. buah
penyelidikan Bor auger .................. buah
geoteknik Contoh tanah asli .................. buah
Contoh tanah terganggu .................. buah
Laboratorium Indeks properties .................. buah
Properties teknis .................. buah
Jenis dan kebutuhan pekerjaan geoteknik di atas sesuai
dengan temuan dan kebutuhan di lapangan atas petunjuk
Direksi Pekerjaan.

E. Analisa Laboratorium

1. Pengujian Standard Proctor


Pengujian ini untuk menentukan hubungan antara kadar air
dan kepadatan tanah, dengan cara memadatkan tanah dalam
cetakan silinder berukuran tertentu menggunakan alat
tumbuk seberat 2,50 kg dan tinggi jatuh 30 cm.
Hasil penyelidikan dibuat grafik lengkung kompaksi antara
berat isi kering tanah terhadap kadar air serta harga Zero air
void (ZAV). Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering
maksimun menunjukkan kadar air optimun dikenal sebagai
OMC.
Hasil pengujian berupa besaran serta volume kering
maksimun dan kadar air optimun, yang akan dipakai sebagai
minimun persyaratan pemadatan tanah yang akan
dilaksanakan oleh kontraktor.

2. Pengujian Triaxial
Pengujian triaxial dimaksudkan untuk mendapatkan harga 
= sudut geser tanah dan C = kohesi dalam keadaan undrain
dan unconsolidated, hal ini dilakukan karena diperkirakan
keadaan yang paling rawan dari kestabilan bangunan adalah
justafterconstruction dari contoh tanah asli hasil pemboran.
Pengujian dilakukan dengan memberikan beban vertikal pada
contoh tanah yang diletakkan didalam tabung/cell yang
diberikan tegangan keliling, sehingga benda uji tersebut
mengalami keruntuhan. Hasil pengujian triaxial digambarkan
dalam bentuk grafik lingkaran Mohr yang memberikan nilai
sudut geser  dan nilai kohesi C, dimana kedua parameter ini

Hal.5 - 27
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

diperlukan untuk perhitungan daya dukung tanah untuk


perencanaan fondasi bangunan.

3. Pengujian Konsolidasi
Pengujian konsolidasi dilakukan terhadap contoh tanah asli
hasil pemboran. untuk menentukan sifat pemampatan jenis
tanah yaitu sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dalam
pori tanah yang disebabkan oleh tekanan vertikal yang
bekerja pada tanah.
Hasil pengujian konsolidasi yaitu nilai Cc (IndekKompressi)
dan Cv (Koeffisien Konsolidasi) diperlukan untuk
menghitung penurunan fondasi bangunan akibat
pembebanan bangunan diatasnya.

4. Pengujian Permeabilitas
Percobaan perembesan ini dimaksudkan untuk mengetahui
nilai koefisien rembesan dad suatu jenis tanah berbutir kasar
dapat dilakukan dengan cara constanthead sedangkan pada
tanah cohesivsoil yang mempunyai nilai koefisien rembesan
cukup rendah dapat dilakukan dengan cara fallingHead agar
waktu yang ada pada fallinghead ini tidak terlalu lama, maka
penambahan tekanan dapat pula dilakukan.

5. Pengujian berat jenis, berat isi dan kadar air.


Pengujian berat jenis dimaksudkan untuk menentukan berat
jenis tanah yang lewat saringan no.4. pengujian menggunakan
picnometer.
Pengujian berat isi tanah basah yang dinyatakan dalam
kg/cm3 atau ton/m3. pengujian kadar air dimaksudkan untuk
menentukan kadar air yang terkandung dalam tanah, yang
hasil pengujiannya dinyatakan dalam persen.

6. Pengujian AtterbergLimits
Pengujian ini untuk mendapatkan batas cair, batas plastis,
indeks platis. Batas cair adalah menentukan kadar air suatu
tanah pada keadaan batas cair. Batas plastis menentukan
kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis. Indeks
plastis adalah selisih antara batas cair dengan plastis.
Pengujian Atterberg limit untuk mengetahui konsistensi tanah
lempung yang menggunakan alat Cassagrande. Dari hasil
pengujian AtterbergLimits dapat ditentukan klasifikasi tanah
yang diperlukan untuk mengetahui sifat-sifat tanah tsb.

Hal.5 - 28
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

7. Pengujian Analisa Butir (gradasi) dan Hidrometer.


Pengujian analisa butir untuk pasir menggunakan ayakan dan
untuk material lempung dengan cara hidrometer. Dari hasil
pengujian gradasi dan hidrometer dapat ditentukan klasifikasi
tanah yang diperlukan untuk mengetahui sifat-sifat tanah.

F. Kontrol KemajuanPelaksanaanPekerjaan

KonsultanmembantuPemberiKerjauntukmengkajiulang dan
menyetujui program pelaksanaanpekerjaanutama yang
dibuatdalambentukcritical network diagram yang disiapkan oleh
Kontraktor.
KonsultanmembantuPemberiKerjadalammemonitorkemajuanpela
ksanaanpekerjaan yang berkaitandengan program yang telah di
setujui dan mengupdate network diagram
untuksetiapbagianpekerjaanutamadariwaktukewaktu,
sesuaidengankemajuanpelaksanaanpekerjaan dan
atauadanyaperubahan yang terjadiselamapelaksanaanpekerjaan.
Konsultan mengusulkan untuk diadakan rapat bulanan mengenai
kemajuan pekerjaan yang dihadiri oleh Pemberi Kerja Konsultan
dan Kontraktor.
Jadwal dua mingguan atau bulanan akan dievaluasi, sehingga
pekerjaan akan termonitor dengan baik dan sebagai bahan
pertimbangan penyelesaian lebih lanjut bila ternyata terjadi
penyimpangan. Dengan demikian program pelaksanaan pekerjaan
yang telah disetujui dapat dimonitor dengan baik. Apabila
ternyata masih terjadi keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor diminta untuk mengatasi dan selalu berkoordinasi
dengan Pemberi Kerja / Proyek dan Konsultan agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan
pada kontrak.
Konsultan akan mengkaji ulang kemungkinan-kemungkinan yang
terjadi dengan keterlambatan tersebut.
Kemajuan pekerjaan dari setiap bagian proyek akan digambarkan
dalam bentuk bar-chart dan perbandingan antara jadwal dan
realisasi yang dibuat tiap akhir bulan. Bila terjadi keterlambatan,
maka jalan keluarnya akan dibicarakan dalam rapat bulanan.

G. Pengawasan / Kontrol Kualitas Pekerjaan

Para tenaga ahli dari Konsultan akan membantu Pemberi Kerja


dalam pelaksanaan pengecekan kualitas pekerjaan di lapangan,
berdasarkan spesifikasi teknis dalam dokumen kontrak. Dalam hal
ini bila perlu Koordinator tim proyek dari Konsultan akan
membuat laporan kepada Pemimpin Proyek.

Hal.5 - 29
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Konsultan akan membuat rekomendasi atas bagian pekerjaan


yang bersangkutan diterima maupun ditolak. Rekomendasi
tersebut dibuat berdasarkan spesifikasi teknis dalam kontrak,
standar-standar yang berlaku dan testing periodik yang
diperlukan.
Selama dalam pelaksanaan pekerjaan, berbagai jenis tes akan
dilaksanakan baik di laboratorium maupun dilapangan. Jenis tes
tersebut telah masuk didalam dokumen Kontrak.
Konsultan akan melaksanakan inspeksi dan menghadiri
(menyaksikan) witness tess untuk bahan-bahan utama yang
dipergunakan di proyek (besi beton, gravel, pasir beton dll) agar
barang yang disuplai oleh Kontraktor sesuai dengan spesifikasi
teknis dan standar Internasional yang berlaku dan tersebut dalam
kontrak, termasuk tes yang dilaksanakan di lapangan / lokasi
pekerjaan.
Kualitas dari pekerjaan yang telah selesai akan dikonfirmasikan
dalam commissioning test, termasuk inspeksi dalam tes akhir
(completion test) sebagaimana tercantum dalam spesifikasi teknik.

Gambar E.8. ProsedurPengujian dan PengendalianMutu

Hal.5 - 30
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

H. Pengawasan Keamanan, serta Kesehatan, dan Keselamatan Kerja


Setelah Kontraktor mengadakan mobilisasi, maka Konsultan
mengusulkan agar diadakan rapat yang dihadiri oleh pejabat
Pemberi Kerja / wakil dari keamanan setempat yang berwenang,
Konsultan dan Kontraktor untuk mendapatkan keterangan/
masukan mengenai keamanan setempat, prosedur dan ijin-ijin
sehubungan dengan pemakaian bahan, prosedur dan peraturan
lalu lintas yang akan berkaitan dengan alat berat dan truk yang
mengangkut material ke daerah proyek, dll.
Program yang harus disiapkan, dan ditindaklanjuti oleh
Kontraktor antara lain :
 Perkuatan jembatan di jalan yang akan dilewati.
 Proses ijin pengangkutan melalui jalan umum.
 Rambu-rambu lalu lintas di daerah proyek.
 Pekerjaan yang menggunakan alat pengangkat (Truck
Crane).
 Pekerjaanpengelasan
 Penerangan untuk pekerjaan dimalam hari.
 Aliranlistrikbertegangantinggi.
 P.P.P.K.
 PemadamKebakaran.
PT. Widya Graha Asana - PT. Binatama Wirawreda Konsultan -
PT. Barunadri Engineering Consultant - PT. Wahana Krida
Konsulindo - PT. Ika Adya Perkasa – KSOmempunyai komitmen
terhadap Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L)
yang berkelanjutan dalam upaya memastikan semua bahaya yang
mungkin timbul selama melakukan kegiatan usaha, telah
dilakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko
guna melindungi karyawan, mitra kerja, maupun pihak lain yang
berada dilingkungan kerja serta peralatan perusahaan dari
kemungkinan kecelakaan dan melindungi lingkungan dari
pencemaran.
Sebagai komitmen dalam pemenuhan tanggung jawab tersebut,
maka perusahaan menyatakan Kebijakan Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan (Pernyataan Kebijakan K3L), yaitu sebagai
berikut :
1. Seluruh jajaran Manajemen PT. Widya Graha Asana wajib
memahami, bertanggung jawab, menciptakan
suasana/lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman
serta menjamin dipatuhinya peraturan perundangan K3L dan
persyaratan K3L lainnya oleh seluruh karyawan, mitra kerja,
maupun pihak lain yang berada dilingkungan kerja.
2. Secara berkesinambungan akan melakukan pembinaan,
penerapan dan pelatihan K3L bagi seluruh karyawan.

Hal.5 - 31
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

3. Berupaya memenuhi segala sumber daya, guna menjamin


terlaksananya pelaksanaan program-program K3L.
4. Melakukan Inspeksi dan Audit secara berkala serta
menindaklanjuti hasil temuan untuk mencegah terjadinya
kecelakaan sedini mungkin
Kebijakan K3L ini dapat diakses oleh semua pihak dan akan selalu
dikomunikasikan dan ditinjau secara periodik guna peningkatan
pelaksanaan K3L.

 Identifikasi Bahaya dan Pengendalian Risiko Bahaya

Gambar E.9. Tabel Pengendalian Resiko Biaya

Hal.5 - 32
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Pemenuhan Perundang-Undangan dan Persyaratan Lainnya

Daftar Peraturan Perundang-undangan dan Persyaratan K3 yang


wajib dipunyai dan dipenuhi dalam melaksanakan paket pekerjaan
ini adalah:
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. UU No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Uumum No.09/PRT/M/2008
tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang PU.
4. Undang-undang No. 14 tahun 1969, tentang Perlindungan
terhadap Tenaga Kerja dan Pembinaan Norma Keselamatan
Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per. 01/Men/1980 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan.
6. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja No. Kep.
174/Men/1986 dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep/104/Men/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Kegiatan Konstruksi Bangunan.
7. SNI 19-0229-1987 tentang Pekerjaan di dalam Ruangan
Tertutup.
8. SNI 19-0231-1987 tentang Kegiatan Konstruksi, Keselamatan,
dan Kesehatan Kerja.
9. SNI 19-3994-1995 tentang Pedoman Keselamatan dan
Kesehatan Kerja pada Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
10. SNI 19-1957-1990 tentang Pedoman Pengawasan Kesehatan
Kerja.
11. SNI 19-1961-1990 tentang Peraturan Khusus Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

 Sasaran K3

a. Tidak ada kecelakan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero


Fatal Accident).
b. Tingkat penerapan elemen SMK 3 minimal 80%.
c. Semua pekerja wajib memakai APD yang sesuai bahaya dan
risiko pekerjaannya masing-masing.
d. Indentifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.
e. Penyebarluasan, penerapan dan monitoring rencana K3.
f. Pengukuran, analisis dan perbaikan secara kontinyu dari
kinerja K3.

Hal.5 - 33
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

I. PembuatanLaporan

Dalam pekerjaan supervisi pembuatan laporan adalah salah satu


hal yang paling penting sebagai bahan dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan dan bahan evaluasi. Laporan dibuat sedemikian rupa,
sehingga mudah pengisian datanya dan berguna untuk analisa.
Laporan dapat dibedakan dalam laporan harian, laporan
mingguan, laporan bulanan dan buku direksi yang berisi antara
lain teguran dan instruksi kepada Kontraktor.

J. Inspeksi & Penerimaan Pekerjaan Selesai

Apabila tidak disebutkan dalam kontrak penjelasan diijinkannya


penyerahan sebagian pekerjaan selesai, maka diartikan, bahwa
penyerahan pekerjaan selesai akan dilakukan penyerahan kepada
Proyek / Pemberi Kerja setelah semua pekerjaan selesai 100%.
Konsultan bersama Proyek dan Kontraktor akan melakukan
pengecekan terlebih dahulu secara rinci di lapangan dan termasuk
administrasi pendukungnya.

Guna menghindari terjadinya pekerjaan belum selesai, dimana


waktu yang disepakati telah habis, maka Konsultan akan selalu
menyampaikan kepada Proyek / Pemberi Kerja langkah-langkah
antisipasi agar hal tersebut tidak terjadi.

Dalam rangka penyerahan akhir pekerjaan (Proyek selesai), maka


Konsultan (bersama Proyek dan Kontraktor) akan melakukan
pengecekan lapangan dan dokumen pendukung pekerjaan selesai
tersebut dan dibuat daftar kekurangan-kekurangan/perbedaan-
perbedaan terhadap spesifikasi teknik dalam kontrak yang belum
dipenuhi oleh Kontraktor atas penyelesaian pekerjaan dan
administrasi pendukungnya. Dibuat Berita Acara Pengecekan
Pekerjaan Selesai 100% sebagai lampiran Surat / Berita Acara
Serah Terima (Penyerahan) Proyek dari Kontraktor kepada
Pemberi Kerja / Proyek.

Konsultan akan menyampaikan rekomendasi penerimaan


pekerjaan tersebut kepada Proyek/Pemberi Kerja, apabila
Kontraktor telah memenuhi kekurangan-kekurangan/perbedaan-
perbedaan terhadap spesifikasi teknik atau kontrak. Selanjutnya
dibuat berita acara pekerjaan selesai (Completion Certificate) kepada
Kontraktor.

Dalam hal selama masa pemeliharaan masih dalam masa kerja


(kontrak) jasa Konsultan, maka sebelum masa pemeliharaan
berakhir Konsultan akan melakukan pemeriksaan akhir

Hal.5 - 34
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

sebagaimana yang telah diuraikan di atas untuk penyerahan


ke II pekerjaan selesai.

Setelah Kontraktor memperbaiki / melengkapi atas kekurangan


atau kerusakan yang terjadi pada pekerjaan dan dokumen
pendukungnya, maka Konsultan akan menyampaikan
rekomendasi kepada Proyek / Pemberi Kerja sebagai
pertimbangan persetujuan serah terima pekerjaan dari Kontraktor
kepada Pemberi Kerja / Proyek setelah masa pemeliharaan selesai.
Di buat berita acara serah terima pekerjaan selesai setelah masa
pemeliharaan berakhir (Maintenance Certificate).

5.3.3 Pembuatan Laporan

Konsultandalammelaksanakankegiatansupervisidiwajibkanmembuatl
aporan – laporan yang tidakterlepas dan terdiridari:
a.) Laporan RencanaMutuKontrak (RMK)
Laporan ini
dibuatuntukmelakukankontrolterhadappelaksanaanpekerjaankons
utan. LaporandisusunberdasarkanPermen PU Nomor:
20/PRT/M/2018 tentangPenyelenggaraanSistemPengendalian
Intern Pemerintah di KementrianPekerjaanUmum dan Perumahan
Rakyat.
b.) Laporan Pendahuluan (InceptionReport)
Laporan ini membahas beberapa langkah awal yang diambil oleh
konsultan dan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan.
Interpretasi konsultan terhadap pelaksanaan pekerjaan sangat
berpengaruh pada kesuksesan target yang diberikan oleh direksi
pekerjaan. Dalam tahap ini hasil dari pre-constructionmeeting dapat
disajikan.
c.) Laporan Kemajuan Pekerjaan (ProgressReport)
Laporan ini terdiri dari tiga jenis laporan yaitu bulanan
(monthlyreport), laporan tiga bulanan (Triwulan) dan
laporanTahunan. Laporan ini memiliki posisi yang sangat penting
dalam mendukung hasil akhir pelaksanaan pekerjaan. Dalam
laporan ini akan diketahui tingkat kemajuan pekerjaan dan hal-hal
yang menjadi penghalang. Dari laporan ini dapat dilakukan
koordinasimengenai pelaksanaan pekerjaan apakah sesuai, lebih,
atau kurang dari target (kurva S) yang telah direncanakan.
Apabila terjadi keterlambatan maka konsultan harus menekan
progressdibeberapa item pekerjaan hingga target dalam kurva S
dapat dicapai. Laporan ini akan mencakup beberapa item;
Kemajuan pekerjaan termasuk pekerjaan fisik dan supervisinya;
Penggunaan keuangan dan permasalahan yang terjadi di
lapangan;

Hal.5 - 35
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Rencana kerja (work-plan) yang akan dilaksanakan pada bulan


berikutnya.
d.) Laporan Evaluasi
Laporan inidibuatuntukmengetahui progresskemajuan dan evaluasi
yang dilakukan.
Laporaninisecaraumumberisitentangkemajuanpekerjaanyang
telahdicapai, kendala yang dihadapisertarencanakerjakonsultan
dan program kontraktoruntukbulanberikutnyasertaevaluasi yang
dilakukan.
e.) Laporan Penunjang
Laporan penunjang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan (laporanGeologi, LaporanTopografi, Laporan
Material/Laboratorium, LaporanMekanikal/Elektrikal,
LaporanInstrumaentasi, LaporanStruktur/Beton,
LaporanHidrologi)
f.) Laporan manual Operasi dan Pemeliharaan
Laporan iniberisitentangrencana Manual Operasi dan
PemeliharaanBendungan.
g.) Laporan Teknis/Khusus
Laporan inidiperlukan,
harusdikirimdariwaktukewaktumencakupberbagaihaltekniskhusus
mengenaipekerjaankegiatantermasukdiantaranyaperubahan-
perubahandesainselamapelaksanaanfisikdalamrangkapenyesuaian
dengankondisilapangan yang up to date.
h.) laporanPemantauanLingkungan (tiap 3 bulan)
Laporaniniberisitentangkegiatanpemantauanlingkungan pada
saatpelaksanaankonstruksi
i.) Laporan Akhir (Final Report)
Laporan ini memberikan informasi secara jelas mengenai
keseluruhan (awal sampai akhir pekerjaan) dan detail pelaksanaan
pekerjaan konstruksi termasukperubahan-perubahan yang
dilakukan selama masa konstruksi, dasar/alasandilakukannya
perubahan, serta surat-menyurat selama masa proyek berjalan.
j.) Gambar A3 dan A1
Laporan ini berisi tentang gambar terbangun (as-builtdrawing) dari
pekerjaan yang telah dilaksanakan.
k.) Back-upFile
Semua laporan dan gambar beserta dokumentasi (video, audio dan
foto-foto) di back-up dalam sebuah media penyimpanan eksternal
(externalharddisk) yang bebas virus dan CD/DVDsecukupnya
untuk diserahkan kepada pemilik pekerjaan.
l.) Dokumentasi
Dokumentasiuntuksetiapkegiatanlapanganselamapelaksanaanpeke
rjaankonstruksidibuatkanfoto dan video dan keteranganlengkap.
m.) LaporanDiskusiTeknis dan SidangTeknis

Hal.5 - 36
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Laporaninidibuatuntukkegiatandalamlaporandiskusiteknis dan
SidangPleno.

5.3.4 Pengendalian Kualitas dan Kuantitas

1. Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah adalah meliputi semua pekerjaan sebagai berikut :


 Pengupasan dan pembersihan
 Peledakan dan penanganannya
 Galian terbuka termasuk parit
 Timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permukaan
 Galian bahan-bahan yang berguna maupun yang dibuang
 Pekerjaan galian dan timbunan, seperti yang diperintahkan oleh
Direksi

Konsultan pengawas akan meminta kontraktor pelaksana untuk


membuat rencana dan menjelaskan mengenai metode pelaksanaan
pekerjaan galian atau timbunan untuk setiap macam kegiatan,
misalnya pekerjaan pada TerowongPengelak, Bendungan Utama,
Bangunan Pelimpah, Bangunan Pengambilan, Jalan Masuk dan Jalan
Hantar.

Dalam pelaksanaan pekerjaan tanah ini Kontraktor harus membuat


rencana mutu pekerjaan/Quality Plan, untuk menjamin agar pekerjaan
yang dikerjakan dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan, baik mutu pekerjaan, waktu dan biaya. Untuk
pengendalian mutu ini Kontraktor juga membuat QualityAnsurance
(QA), untuk menjamin proses pekerjaan dilaksanakan dengan benar,
sesuai dengan prosedur kerja yang telah ditetapkan dan memelihara
catatan mutu/record dan membuat laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan.

Apabila menurut hasil investigasi geologi menunjukkan bahwa semua


material yang digali tidak cocok untuk dimanfaatkan sebagai bahan
timbunan, maka material tersebut harus dibuang di tempat
pembuangan (spoil bank). Apabila terdapat material galian yang
mempunyai kualitas yang cukup tinggi, perlu dilaksanakan peledakan
atau operasi lain oleh Kontraktor sedemikian rupa sehingga material
yang digali dapat dimanfaatkan sesuai standar yang berlaku.

Apabila menurut pendapat Direksi, material galian itu memenuhi


syarat, maka material tersebut harus ditumpuk pada daerah yang
tepat untuk kemudian digunakan dan diangkut langsung ke tempat
pelaksanaan sesuai dengan petunjuk Direksi.

Hal.5 - 37
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Harga satuan untuk material galian dari berbagai macam lokasi sudah
termasuk biaya pengangkutan dan pembuangan ke spoil bank, kecuali
material galian dari borrow area atau quarry yang digunakan sebagai
material timbunan pada Bendungan Utama atau material yang digali
dari jalan Masuk yang sebagian digunakan untuk timbunan jalan.

Untuk galian terbuka dan galian di bawah tanah, harga satuannya


ditentukan bersama Direksi berdasarkan negosiasi dengan Kontraktor,
sesuai dengan persyaratan pada syarat-syarat kontrak untuk material
yang dipindahkan dari daerah galian, yang menurut Direksi sesuai
untuk bangunan permanen.

Material galian yang baik/cocok, yang diambil dari borrow area atau
quarry untuk pembangunan bendungan atau pekerjan lain, dianggap
sebagai material dasar untuk timbunan dan harganya sesuai dengan
material yang sejenis.

Gambar. 5.11.

Hal.5 - 38
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Gambar 5.8Bagan AlirPengujian Quarry

Gambar 5.12. Bagan AlirPerhitungan Volume

2. Pembersihan dan Pengupasan

a. Pembersihan
Seluruh daerah yang dibersihkan adalah daerah yang sesuai dengan
gambar atau petunjuk Direksi. Pada dasarnya pekerjaan ini terdiri
dari pembersihan pohon-pohon, tanam-tanaman, kayu-kayu, akar-
akar, semak belukar, sampah dan bahan yang tidak terpakai pada
daerah yang ditentukan Direksi.

Material yang diperoleh dari pembersihan harus dibakar atau


dibuang sesuai petunjuk Direksi. Pohon-pohon diluar daerah
tersebut di atas, tidak boleh ditebang tanpa persetujuan Direksi,
semua yang ditebang dan laku dijual tetap menjadi milik pemilik.

Hal.5 - 39
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Semua material yang akan dibakar harus ditumpuk dengan rapi dan
kalau memungkinkan dibakar sekaligus. Pembakarannya harus atas
persetujuan Direksi dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pembakaran ini harus dilaksanakan secara sempurna sehingga
semua menjadi abu. Kontraktor harus berhati-hati sekali agar api
tidak menjalar keluar daerah penebangan dan perlengkapan
pemadam kebakaran harus tersedia setiap saat.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pembersihan meliputi


seluruh daerah permukaan yang dibersihkan, sesuai dengan
petunjuk Direksi.
Pembayaran untuk pembersihan dihitung menurut harga satuan per
m2 sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, yaitu
termasuk harga tenaga/pekerja, material dan peralatan lain yang
dibutuhkan untuk pekerjaan ini.

b. Pengupasan
Pengupasan dilaksanakan pada semua permukaan yang ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi. Pekerjaan ini
meliputi menghilangkan top soil/tanah permukaan, batu-batuan,
akar-akaran dan material lain yang tidak diperlukan sampai
kedalaman tertentu seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau
atas petunjuk Direksi.

Material dari pekerjaan pengupasan harus dibuang pada tempat


yang disetujui Direksi. Material harus ditumpuk dengan rapi dan
tingginya sesuai dengan petunjuk Direksi.

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pengupasan harus pada


batas dan tahapan yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi, dan pengukurannya harus didasarkan
pada permukaan tanah sebelumnya pengupasan dan pengupasan
aktual sepert ditentukan Direksi.

Pembayaran untuk pekerjaan pengupasan pada daerah yang


ditentukan sudah termasuk pada harga satuan galian tanah per m 3
seperti dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
dalam harga satuan sudah termasuk biaya tenaga/pekerja, material,
peralatan dan pengangkutan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.

3. Peledakan dan Bahan Peledak

a. Umum
Dalam menangani bahan peledak maupun melaksanakan pekerjaan
peledakan, Konsultan pengawas akan meminta kepada kontraktor

Hal.5 - 40
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

untuk hati-hati sekali dalam melindungi serta menjaga keamanan


manusia, pekerjaan dan harta benda. Lokasi dan rencana gudang
bahan peledak, metode pengangkutan bahan peledak, pemakaian
bahan peledak harus diatur sedemikian rupa sehingga mencegah
timbulnya kecelakaan, dan harus sesuai dengan undang-undang dan
peraturan negara Republik Indonesia dan sesuai dengan petunjuk
Direksi. Kontraktor harus bertanggung jawab apabila sampai terjadi
kecelakaan yang menimbulkan kematian, luka atau kerusakan harta
benda yang disebabkan karena pekerjaan peledakan.

Semua biaya untuk peledakan dan penanganan bahan peledak


sudah diperhitungkan oleh Kontraktor dan sudah termasuk dalam
harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk pekerjaan penggunaan bahan peledak dan peledakannya.

b. Penanganan Bahan Peledak


Konsultan pengawas akan selalu mengungat kepada Kontraktor
untuk menyediakan fasilitas pelindung untuk keamanan tempat
penyimpanan barang-barang dan supaya bahan peledak terhindar
dari pencurian. Diijinkan adanya tempat penyimpanan bahan
peledak dan detonator di luar gudang senjata/mesiu.

Konsultan juga meminta kepada Kontraktor untuk selalu melakukan


pencatatan dan menginventarisasi untuk penyimpanan dan
pengembalian seluruh bahan peledak termasuk detonator, yang
sewaktu-waktu dapat dilihat oleh Direksi. Kontraktor bertanggung
jawab sepenuhnya atas gudang penyimpanann dan bahan peledak
apabila terjadi kerusakan atau kehilangan. Dan bila terjadi
kehilangan atau pencurian bahan peledak tersebut, harus
diberitahukan pada Direksi.

c. Pekerjaan Peledakan
Untuk semua pelaksanaan peledakan, kedalaman dan ukuran
lubang serta ukuran dan ciri-ciri muatan harus direncanakan lebih
dahulu untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Bahan peledak
untuk setiap peledakan, dengan kuantitas dan kekuatan yang
ditentukan, haruslah sedemikian rupa sehingga lokasi-lokasi yang
diledakkan tidak diluar batas galian.
Kalau pekerjaan galian mendekati akhir galian, maka kedalaman
lubang untuk peledakan dan banyaknya bahan peledak yang
dipakai per lubang harus dikurangi sesuai dengan petunjuk Direksi.

Untuk galian pondasi pada zona inti kedap air dan/atau konstruksi
beton harus mendapat persetujuan Direksi untuk mencegah
kehancuran sisi samping dan dasar dari pondasi batuan segera
sebelum penempatan material zona inti dan/atau beton,

Hal.5 - 41
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

pondasibatuan harus selesai digali sampai pada garis formasi yang


diperlukan dengan alat tangan atau cara lain yang disetujui Direksi.

Peledakan baru diijinkan untuk dilaksanakan bila sudah dibuat


perlindungan terhadap manusia, pekerjaan dan milik umum
maupun pribadi. Sekalipun direksi atau wakilnya sudah menyetujui
pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor tidak lepas tanggung jawab
seperti yang tertera diatas.

Direksi tidak mengijinkan peledakan yang dapat merusak pekerjaan


dan bila terjadi kerusakan material di luar batas pekerjaan galian
yang dikehendaki, maka biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
kontraktor.

Bila diperlukan peledakan untuk menggali sisi kemiringan


permanen yang lebih curam terhadap material zona inti atau beton
yang ditempatkan, atau yang sesuai petunjuk Direksi, maka
kontraktor menggunakan cara “pre-splitting“ untuk menjamin bahwa
pecahan sepanjang kemiringan akhir galian dibutuhkan sebelum
galian tubuh utama batuan sekecilnya merusak batuan di luar garis
permukaan akhir galian yang dibutuhkan.

Konsultan akan meminta kepada Kontraktor untuk menyerahkan


uraian secara detail mengenai metode dan prosedur pelaksanaan
pekerjaan galian kepada Direksi, untuk disetujui, paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum pekerjaan galian dimulai, dengan
menggunakan teknik pre-splitting.

4. Klasifikasi Pekerjaan Galian

Pekerjaan galian digolongkan berdasarkan material yang digali,


untuk pengukuran dan pembayaran, adalah sebagai berikut:

1. Galian tanah
Galian tanah merupakan galian terbuka yang mencakup semua
material tanah, lempung, lumpur, batuan pasir, batuan lepas dan
sebagainya tetapi tidak termasuk batuan.

2. Galian batuan
Galian batuan pada galian terbuka yang mencakup semua material
batuan dimana untuk memecahkan batuannya harus menggunakan
bor dan peledakan (blasting) sesuai yang disarankan oleh Direksi.

Hal.5 - 42
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

5. Galian Terbuka

a. Umum
Semua galian terbuka yang diperlukan untuk bangunan permanen
harus dibuat pada batas, tahapan dan ukuran yang ditunjukkan
pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi, atau sampai ditemukan
penutup grouting (cap concrete).

Selama pekerjaan berlangsung, Direksi menganggap perlu untuk


membuat kemiringan, tingkatan, ukuran galian yang sudah
ditentukan dan kontraktor tidak berhak memperoleh tambahan
biaya yang melebihi harga satuan yang dicantumkan dalam Daftar
Kualitas dan Harga.
Galian terbuka lain, yang dilaksanakan atas kehendak Kontraktor
sendiri, misalnya membuang materi galian, atau untuk keperluan
lain, harus sesuai dengan petunjuk Direksi dan biayanya ditanggung
oleh Kontraktor dan bukan oleh Pemilik.

Dalam hal menyimpan material di bawah atau di atas garis galian


yang sudah ditentukan, harus dilaksanakan dengan hati-hati sekali
dan pada situasi yang baik. Bila kontraktor melaksanakan galian
lebih, untuk maksud dan alasan tertentu, kecuali sudah
diperintahkan secara tertulis oleh Direksi, maka biaya untuk galian
yang tidak diperintahkan itu menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan bukan pemilik.

Semua galian yang tidak diperintahkan itu harus ditimbun dengan


beton atau material lain sesuai petunjuk direksi dan biayanya
ditanggung oleh Kontraktor.

Pemilik akan membayar pada Kontraktor biaya timbunan untuk


mengisi kembali galian tambahan pada patahan yang disebabkan
sifat-sifat batuan tersebut, yang bukan disebabkan kesalahan
Kontraktor, sesuai saran dari Direksi. Pembayarannya dilakukan
sesuai dengan Harga Satuan yang dicantumkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.
Semua galian untu bangunan pondasi, harus dilaksanakan dalam
keadaan kering.

Dan tidak ada tambahan biaya dalam harga satuan pada Daftar
Kuantitas dan Harga untuk galian, jika galian dilaksanakan dalam
keadaan basah.

Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan ukuran yang lengkap


seperti yang disyaratkan dan harus selesai sesuai dengan batas dan
tahapan yang diijinkan, kecuali pada ujung-ujung batuan yang

Hal.5 - 43
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

tajam, diijinkan adanya penyimpangan asalkan tidak lebih dari 20


cm dan permukaan yang tidak tertutup dengan beton,harus
diratakan sesuai petunjuk Direksi.
Pengukuran untuk galian terbuka, untuk pembayaran, harus sesuai
dengan gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi atau
berdasarkan kemiringan sebagai berikut:

BAHAN- KEMIRING KETERANGAN


BAHAN AN

Batuan 1 : 0.7 Untuk kemiringan permanen


Batuan lunak 1:1 Untuk kemiringan permanen
Tanah 1:1 Untuk kemiringan di atas air

Kontraktor harus menggali untuk saluran terbuka dan biayanya


ditanggung oleh Kontraktor, kecuali bila saluran yang dimaksud
disini merupakan bagian dari salah satu bangunan permanen,
sehingga biaya pengaliannya sesuai dengan Harga Satuan yang
dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga.

Semua pekerjaan yang berhubungan dengan galian terbuka harus


dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mematuhi norma
pelestarian tanah dan harus disetujui oleh Direksi.

b. Retakan Dan Cacat Yang Lain


Dalam penyelidikan investigasi untuk pondasi dan kemiringan
galian, tidak bisa diketahui semua retakan dan cacat-cacat lain yang
mugkin ada.

Bila terjadi retak, maka harus diperbaiki dengan cara penggalian


lokal di bawah permukaan galian pada garis kedalaman dan ukuran
yang ditentukan Direksi. Juga berdasarkan perintah direksi, retak
dan cacat lain di bawah pondasi, harus diperbaiki dengan galian
setempat. Galian setempat ini juga harus ditimbun dengan beton
atau material lain sesuai petunjuk Direksi. Biaya galian dan
timbunan ini ditentukan berdasarkan harga Satuan yang
dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

c. Galian Pengecoran Beton


Dasar dan sisi kemiringan galian untuk pondasi atau yang akan
dicor dengan beton, harus digali pada batas, tingkatan dan dimensi
yang ditunjukkan pada gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi.

Jika pada galian ini, material galian melampaui batas yang


diperlukan untuk bangunan, maka tambahan galian harus diisi

Hal.5 - 44
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

penuh dengan beton dan pembayaran untuk galian tambahan ini


sesuai dengan harga satuan per meter kubik seperti yang
dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Galian yang berlebihan yang dikerjakan oleh Kontraktor dengan


maksud tertentu tanpa ada persetujun tertulis dari Direksi, harus
diisi kembali dengan beton dan biayanya ditanggung oleh
Kontraktor, kecuali bila Pemilik mau membayar semen yang dipakai
untuk beton pengisi pada galian tambahan di daerah patahan.

d. Pengukuran Dan Pembayaran Untuk Galian Terbuka


Pengukuran (untuk pembayaran) setiap klasifikasi material galian
terbuka harus dibuat menurut batas, tingkatan dan ukuran yang
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi.
Dan pengukuran tersebut didasarkan pada permukaan tanah asli
sebelum galian hingga permukaan tanah asli dan permukaan tanah
pada akhir galian.

Kontraktor harus menyerahkan usulan garis besar yang akan digali,


potongan melintang dan metode survai yang digunakan, tujuh (7)
hari sebelum dimulainya survai pengukuran. Garis dan titik-titik
pokok harus ditetapkan lebih dulu yang dihubungkan dengan
stasiun survai permanen.

Tidak kurang dari dua puluh empat (24) jam sebelum dimulainya
pekerjaan survai, Kontraktor harus memberitahukan terlebih dahulu
pada Direksi catatan mengenai garis dan titik-titik pokok di
lapangan, dan catatan pengukuran kuantitas nyata, harus
diseerahkan pada Direksi.

Pengukuran tersebut di atas, harus dilaksanakan dengan


pengawasan Direksi.

Pembayaran untuk setiap klasifikasi galian pada galian terbuka


dilakukan sesuai dengan harga satuan per m3 seperti dicantumkan
pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut sudah
termasuk biaya semua tenaga kerja, peralatan dan material yang
diperlukan untuk pekerjaan galian termasuk pekerjaan peledakan,
perlindungan terhadap kemiringan, pencegahan terhadap erosi dan
pekerjaan lainnya yang diperlukan untuk pekerjaan galian.

Harga satuan dalam Daftar Kuantitas dan Harga bagi setiap


klasifikasi material untuk galian terbuka ini, sudah termasuk semua
biaya pemindahan material dan penempatan galian ke tempat
pembuangan (spoil bank). Tetapi material galian yang menurut
Direksi bisa dipakai pada bangunan permanen, akan diletakkan

Hal.5 - 45
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

pada tempat penimbunan seperti terlihat pada gambar atau


langsung diangkut dan ditempatkan pada lokasi bangunan
permanen sesuai petunjuk Direksi.

6. Galian Terbuka Untuk Parit

Macam pekerjaan yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga


untuk galian dari berbagai klasifikasi material, termasuk galian semua
macam parit seperti terlihat pada gambar atau atas petunjuk Direksi.

Pekerjaan galian ini harus dilengkapi dengan alat yang dapat


dipegang tangan (handtool) atau alat yang digerakkan mesin sesuai
persetujuan Direksi, untuk melindungi kehancuran sisi dan dasar
galian.

Apabila kontraktor mau menanggung resiko dan telah disetujui


Direksi, maka batas lubang bor dan peledakan ringan bisa dilakukan
di lokasi tersebut.

Kontraktor harus menyediakan dan membangun semua yang


diperlukan untuk penahan sisi galian terbuka untuk parit dengan
kondisi yang aman.

Pengukuran untuk setiap klasifikasi material pada galian terbuka


untuk parit harus dilakukan berdasarkan ukuran kedalaman galian
sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi. Klasifikasi material
galian ditentukan Direksi berdasarkan analisa dan pertimbangan
Direksi.

Pembayaran untuk berbagai macam galian terbuka untuk parit


dilakukan berdasarkan harga satuan per m3 seperti yang tercantum
pada Daftar Kuantitas dan Harga.

7. Pekerjaan Timbunan, Lantai Kerja dan Permukaan

a. Umum
Kontraktor harus mendapatkan dan menempatkan berbagai
macam material untuk timbunan inti, lantai kerja dan permukaan
di lokasi seperti petunjuk dari Direksi.
Mutu material di atas harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
dan tidak termasuk semua zat organik atau material yang
mengganggu lainnya.

Hal.5 - 46
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

b. Timbunan Inti (CoreBackfill)


Material yang dipergunakan untuk timbunan inti harus dipilih dari
material yang sudah dipilih dengan ukuran batuan maksimum dan
minimum yang sesuai dengan persyaratan yang diberikan Direksi.
Material tersebut harus ditangani dan ditempatkan sedemikian rupa
untuk mencegah terjadinya segregasi. Cara penempatan material
timbunan inti harus lebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.
Urugan lolos air harus ditempatkan dalam keadaan basah pada
lapisan horisontal sebelum pemadatan dan dipadatkan dengan
sempurna dengan cara yang sudah disetujui Direksi, yaitu 60% dari
berat isi kering atau seperti yang disarankan Direksi.

c. Timbunan Filter (Filter Backfill)


Timbunan Filter harus ditempatkan pada batas-batas garis dan
dimensi seperti terlihat pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Material yang dipakai untuk urugan filter dipilih dari quary yang
telah ditentukan. Kualitas material tersebut harus mendapat
persetujuan Direksi dan harus bebas dari semua zat organik atau zat
pengganggu yang lain seperti bongkahan batu yang besar, batu-batu
besar dan sebagainya.Sebelum diadakan penimbunan material filter
tersebut ditimbun pada Stockpile yang telah ditentukan.

Gambar 5.13. Bagan BaganAlir Metode PenyimpananBarang On Site

Hal.5 - 47
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

d. Urugan Sembarang (RandomBackfill)


Urugan sembarang harus ditempatkan pada batas-batas garis dan
dimensi seperti terlihat pada gambar atau sesuai petunjuk Direksi.
Material yang dipakai untuk urugan sembarang dipilih semua bekas
material yang ditumpuk atau yang digali dimana saja. Kualitas
material tersebut harus mendapat persetujuan Direksi dan harus
bebas dari semua zat organik atau zat pengganggu yang lain seperti
bongkahan batu yang besar, batu-batu besar dan sebagainya.

6. Lantai Kerja Batuan Untuk Bangunan Bukan Drainasi Dan


Permukaan Kerikil
Lantai kerja batuan untuk bangunan-bangunan bukan drainasi dan
permukaan dari kerkil harus ditempatkan dengan batas-batas garis
dan dimensi seperti ditunjukkan pada gambar, untuk hal-hal sebagai
berikut:

(a) Bangunan terminal (terminal structures) untuk menyimpan


alat-alat konstruksi, di bendungan utama
(b) Pondasi untuk bangunan-bangunan permanen, dan
(c) Dimana saja sesuai dengan yang tercantum dalam gambar atau
sesuai dengan yang disarankan Direksi

Spesifikasi untuk material lantai kerja dan permukaan harus material


galian, yaitu batuan yang sudah dihancurkan dengan gradasi sesuai
pengarahan Direksi.

Kontraktor harus menangani dan menempatkan material lantai kerja


dan permukaan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya
segregasi. Cara penempatan lantai kerja batuan untuk bangunan
yang bukan drainasi dan permukaan batuan harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi. Bila perlu ditambah air sehingga
kadar air dapat terdistribusi secara merata dan material harus
dipadatan dengan alat yang sudah disetujui direksi.

f. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran (untuk pembayaran) untuk timbunan inti, filter,
timbunan random, permukaan batuan untuk bangunan drainasi,
gravel-surfacing akan dilaksanakan dengan menggunakan material di
tempat-tempat tertentu dengan garis batas, tingkatan dan dimensi
seperti yang tercantum dalam Gambar atau seperti yang disarankan
Direksi.
Pembayaran untuk timbunan inti, timbunan filterramdom,
permukaan batu untuk bangunan-bangunan bukan drainasi dan
gragel-surfacing,termasuk pengetesan backfilling, akan dihitung
berdasarkan harga satuan untuk per m3 yang dicantumkan pada

Hal.5 - 48
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan ini termasuk biaya
tenaga kerja, peralatan, material, dan pengetesan yang diperlukan
untuk menggali atau memperoleh material disumber-sumber alami
atau pemrosesan di “crushingplant” bila diperlukan,
pengangkutannya ke lokasi dimana material harus ditempatkan,
penebaran dan pemadatan seperti yang diperlukan dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang berhubungan.
8. Penggalian untuk Pondasi Bendungan

a. Umum
Galian terbuka untuk pondasi bendungan harus sesuai dengan
persyaratan yang tercatum spesifikasi teknik. Pokok-pokok pada
Daftar Kuantitas dan Harga untuk penggalian pondasi bendungan
termasuk semua penggalian yang diperlukan untuk mendapatkan
garis-garis batas, tingkatan dan dimensi seperti pada Gambar atau
seperti yang disarankan Direksi, termasuk galian di bawah
permukaan pondasi, untuk perbaikan bila ada keretakan-keretakan
atau kekurangan-kekurangan lain, pembersihan pondasi tambahan
bila perlu serta semua galian terbuka yang lain di daerah pondasi.

Galian terbuka untuk pondasi bendungan termasuk material biasa,


batuan lapuk dan batuan lain sampai pada garis-garis batas dan
tingkatan yang diperlukan. Pemindahan material yang mungkin
mengganggu pelaksanaan timbunan bendungan atau pemadatan
timbunan bendungan dan pembuangan material yang kurang kuat,
keras serta luas dan dalamnya penggalian untuk mencapai pondasi,
harus sesuai dengan saran Direksi.

Galian untuk pondasi bendungan harus mencapai kedalaman yang


cukup atau mencapai kepala grouting seperti yang disarankan
Direksi sehingga memperoleh pondasi batuan dengan kekuatan
yang cukup, yang bebas dari pelapukan yang berlebihan, keretakan
atau kekurangan lainnya. Bila terjadi hal-hal seperti ini, maka
masing-masing tahap penggalian harus disertai termasuk
pembersihan yang baik agar memudahkan Direksi untuk
menentukan apakah diperlukan penggalian selanjutnya. Bila hal ini
dperlukan, maka Kontraktor tidak berhak memperoleh pembayaran
tambahan.
Semua galian untuk keperluan pembangunan timbunan bendungan
harus dilaksanakan sesuai dengan saran Direksi

Dinding penahan timbunan bendungan untuk zona inti kedap air


harus digali sesuai dengan saran Direksi, untuk menghindari
perubahan secara tiba-tiba pada kemiringan yang bisa
mengakibatkan penurunan pada timbunan bendungan yang berada
diatasnya. Pada kedua dinding penahan, batu-batu besar yang tidak

Hal.5 - 49
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

stabil, posisi material untuk masa lepas dan batuan yang


menggantung harus dipindahkan.

Apabila menurut Direksi, susunan material tidak stabil,


mempengaruhi keamanan konstruksi, atau mengganggu ikatan
material timbunan dengan dinding penahan, maka material tersebut
harus dibongkar.

Semua material galian yang memenuhi syarat harus diangkut ke


spoil bank atau tempat penumpukan sementara atau diangkut
langsung untuk digunakan sebagai timbunan.

Bila ada kerusakan alami dan bukan karena kesalahan kontraktor di


permukaan pondasi bendungan, Direksi boleh mengubah batas
galian sehingga ada batas-batas galian yang baru. Biaya galian
tersebut, harus ditanggung kontraktor dengan harga satuan sama
dengan galian material yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan
Harga.

Sesudah galian selesai sampai garis batas formasi seperti yang


disarankan Direksi, semua material yang gembur, lunak, tidak
menyatu serta benda-benda lain yang mengganggu harus
dihilangkan dari permukaan. Bila ada lubang, kantung-kantung,
celah dan sebagainya harus dibersihkan dan diisi dengan beton,
sesuai dengan spesifikasi yang tercantum mengenai (dental work).

Sebelum penempatan material di lapisan inti, pondasi batuan harus


digali sampai pada batas garis formasi dengan alat yang dijalankan
tangan atau dengan cara lain sehingga mencegah kehancuran
permukaan pondasi batuan.

b. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran (untuk pembayaran) dihitung menurut harga satuan
untuk per m3 untuk setiap kelas material galian terbuka, dilakukan
pada dimensi dan kedalaman galian, seperti tertera pada gambar
atau sesuai saran Direksi, sesuai dengan syarat-syarat yang telah
ditetapkan. Klasifikasi material galian akan ditentukan Direksi
berdasarkan analisa dan pertimbangan Direksi.

9. Galian untuk Bangunan Pelimpah (Spillway)

a. Umum
Konsultan pengawas akan meminta Kontraktor untuk menyerahkan
perincian galian terbuka pada Bangunan Pelimpah (spillway)
termasuk Bangunan Pengambilan irigasi dan Bangunan Pembilas
(SandFlushing), untuk disetujui Direksi.

Hal.5 - 50
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

b. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran (untuk pembayaran) untuk setiap kelas material yang
digali dari Bangunan Pelimpah dilakukan berdasarkan garis-garis
batas dan tingkatan seperti tercantum dalam gambar atau seperti
yang disarankan Direksi, dan pengukuran seperti itu didasarkan
pada permukaan tanah asli sebelum digali dan permukaan yang
sudah digali, seperti yang disetujui Direksi, dan sesuai dengan. Kelas
material yang digali akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan
analisa dan pertimbangan Direksi.

Pembayaran untuk setiap kelas material yang digali dari Bangunan


Pelimpah dilakukan berdasarkan Harga satuan per m3 seperti yang
dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga sesuai dengan
persyaratan.

10. Galian untuk Jalan

a. Umum
Kontraktor harus menyerahkan rencana usulan galian terbuka untuk
jalan yang permanen kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya, dan pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam Konstruksi Jalan masuk.

Jumlah material yang digali sepanjang alur jalan permanen dipakai


sebagai pengisi timbunan jalan dan sisanya harus dibuang sesuai
dengan ketetapan Direksi. Prakiraan jumlah material yang digali
yang dipakai sebagai isian timbunan dan yang dibuang telah
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

b. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran (untuk pembayaran) untuk setiap macam material yang
dipindahkan dari galian terbuka untuk jalan permanen dilaksanakan
berdasarkan garis batas dan tingkatan seperti ditunjukkan pada
Gambar atau sesuai petunjuk Direksi.

Disamping itu harus pula berdasarkan permukaan tanah asli


sebelum digali dan permukaan tanah yang sudah digali. Klasifikasi
material yang digali akan ditentukan berdasarkan pertimbangan
analisa dari Direksi.

Pembayaran untuk setiap macam material galian untuk jalan


permanen tersebut didasarkan pada Harga satuan per meter kubik
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan
sesuai dengan yang disyaratkan.

Hal.5 - 51
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

11. Pembuangan atau Pemakaian Material Galian

a. Umum
Kualitas material galian dari berbagai tipe galian adalah material
yang akan diangkut ke spoil bank seperti tercantum dalam Gambar
untuk dibuang. Tetapi bila Direksi menyarankan bahwa material
galian dalam jumlah tertentu bisa dipakai untuk bangunan
permanen, maka material yang cocok sementara ditumpuk di tempat
seperti tercantum di Gambar (Stockpile), yang nantinya untuk
dipakai penimbunan, akan diangkat dan ditempatkan pada
bangunan permanen, sesuai petunjuk Direksi.

b. Pembuangan Material Galian Yang Tidak Dipakai


Material yang tidak cocok untuk dipakai pada bangunan, harus
diangkut dan dibuang ke disposal area / spoil bank, seperti
tercantum dalam gambar.

Timbunan pembuangan spoil bank, harus diletakkan sedemikian


rupa sehingga tidak mengganggu aliran sungai, pada pekerjaan
bendungan dan bangunan pelimpah, aliran air yang menuju atau
dari bangunan pengambilan irigasi, dan yang tidak mengganggu
perjalanan ke bangunan-bangunan.

Bila diperlukan, sesuai saran dari Direksi, timbunan pembuangan


harus diratakan dan dibentuk untuk drainasi, perlindungan dari
erosi dan tepinya diatur supaya bagus.

Perubahan lokasi atau adanya tambahan-tambahan ke daerah


pembuangan sesuai dengan keinginan Kontraktor harus dilakukan
atas biaya kontraktor dan harus disetujui oleh Direksi.

Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi untuk disetujui


mengenai usulan daerah-daerah pembuangan material, selain yang
sudah disetujui Direksi.

Biaya pengangkutan material yang tidak memenuhi syarat ke spoil


bank dan untuk menjaga daerah pembuangan seperti tercantum
dalam spesifikasi, sudah termasuk pada Harga Satuan per m3 untuk
material galian seperti tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga.

12. Pekerjaan Timbunan

Sebagian besar yang dilaksanakan dalam pembangunan bendungan


utama adalah pekerjaan timbunan, tetapi juga ada beberapa
pekerjaan timbunan lainnya yaitu pada pembangunan jalan.

Hal.5 - 52
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Yang dimaksud dengan “bendungan” disini adalah bendungan


utama.

Tiga puluh hari (30) sebelum dimulainya pekerjaan penimbunan,


Kontraktor harus menyerahkan rencana pekerjaan timbunan kepada
Direksi untuk disetujui, juga mengenai pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan itu seperti penggalian pondasi untuk dam,
bangunan pelimpah, bangunan pengelak, jalan hantar dan
sebagainya.

Dalam pelaksanaan pekerjaan Timbunan ini Kontraktor sudah


memperhitungkan faktor kesulitan lokasi kerja, sehingga bisa
menghitung jenis dan kapasitas alat,metode kerja, jadual waktu
pelaksanaan pekerjaan, sumberdaya manusia dan faktor resiko yang
harus dipertimbangkan.

Kontraktor harus membuat rencana mutu pekerjaan/Quality Plan,


untuk menjamin agar pekerjaan yang dikerjakan dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, baik mutu
pekerjaan, waktu dan biaya. Untuk pengendalian mutu ini
Kontraktor juga membuat Quality Ansurance, untuk menjamin proses
pekerjaan dilaksanakan dengan benar, sesuai dengan prosedur kerja
yang telah ditetapkan dan memelihara catatan mutu/record dan
membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan.

Pelaksanaan penimbunan pada bendungan utama harus mengikuti


aturan-aturan yang berlaku pada pelaksanaan timbunan bendungan
dan sesuai dengan ukuran (dimensinya) sebagaimana terdapat pada
gambar rencana.
Kontrkator harus menyerahkan cara penimbunan bendungan utama
30 hari sebelum pelaksananaan. Dan Kontraktor tidak dibenarkan
meminta tambahan biaya atas variasi lapisan pada bendungan
utama, kecuai ada perintah lain dari Direksi.

Untuk pekerjaan tambah kurang yang terjadi, antara lebih kecil dan
lebih besar dari yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga,
maka pembayaran dilakukan sesuai dengan harga satuan yang
tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga. Apabila volume
timbunan melebihi yang tersebut diatas, maka penyesuaian harga
satuan tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga berdasarkan
negosiasi antara Direksi dan Kontrakor.

Pada pekerjaan timbunan harus bersih dari akar-akaran, sisa-sisa


pepohonan dan material lapuk lainnya. Material yang cocok untuk
semua material timbunan, harus disimpan/ditimbun pada tempat
yang akan ditentukan oleh Direksi. Penempatan material bendungan

Hal.5 - 53
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

pada pondasi yang sudah siap tidak diperkenankan kecuali bila


disetujui oleh Direksi.

Timbunan material inti harus memenuhi syarat sebagai berikut :

- Natural Water Content : 31,02 % - 46,95 %


- SpecifikGrafity : 2,60
- Liquit Limit : 60 % - 61,14 %
- P. Limit : 24,78 % - 30,92 %
- P. Index : 20,27 % - 30,27 %
- Optimum MoistureContent : 27,63 % - 41,70 %
- Koef. Permeability (Cm/dt) : 10-7 – 10-8
- Triaxial Cu : Cohesion (kg/cm2) : 0,334 – 0,644
- Internal frictionable ( o ) : 12 o 08’ – 17o 58’
- Consolidation :
a. Compossion Index CC : 0,19 – 0,832
b. Coef. Consolidation CV( Cm /sec.)
2 : 1,10 x 10-2 – 7 x 10-3
c. Coef. Vol. Comp. Mv ( cm /gr )
2 : 1,10 x 10-4 – 6 x 10-5

Apabila kualitas tanah galian tidak memenuhi syarat untuk


dipergunakan sebagai bangunan permanen, seperti yang tertera
dalam gambar dan telah disetujui oleh Direksi, maka material galian
supaya dibuang di spoil bank. Kontraktor harus memelihara
material timbunan yang telah disetujui oleh Direksi, maka material
galian supaya dibuang di Spoil Bank. Kontraktor harus memelihara
material timbunan yang telah disetujui kedua pihak, sampai
penyelesaian pekerjaan dan penyerahan pekerjaan. Selama
pelaksanaan, Kontraktor harus bertanggung jawab dalam
mengawasi longsoran atau kerusakan-kerusakan pada permukaan
timbunan sehingga harus diganti atau diperbaiki dan biayanya
menjadi tanggungan Kontraktor.

Pemasangan peralatan yang tertanam pada timbunan selama


pelaksanaan pekerjaan (untuk pemasangan instrumen), harus lebih
dulu mendapat persetujuan Direksi.

Pengetesan untuk material yang akan dipakai pada timbunan


bendungan harus sesuai dengan persyaratan yang sudah ditentukan.
Direksi mempunyai hak untuk memeriksa dan memutuskan
mengenai berat jenis kadar air, berat isi, syarat-syarat penempatan
dan pemadatan bagi berbagai macam timbunan.
Material yang ditempatkan pada timbunan, tanpa
mempertimbangkan dari mana asalnya, harus ditempatkan di lokasi
yang disetujui Direksi, dan Kontraktor tak punya hak atas tambahan
biaya diatas harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas

Hal.5 - 54
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dan Harga. Semua bagian timbunan akan diukur dan dibayar


berdasarkan keadaan setelah dipadatkan.

Perbedaan tinggi antara lapisan timbunan, diukur berdasarkan garis


bagian antara lapisan yang disetujui oleh Direksi.

Kecuali bila disetujui oleh Direksi, atau tertera dalam spesifikasi,


pelaksanaan timbunan harus dibuat rata (mendatar) pada setiap
zona dan elevasinya dibuat sama tingginya dari abutment ke
abutmentdiseberangnya.

Direksi dapat menyarankan penangguhan pekerjaan timbunan


apabila tenaga kerja, kualitas peralatan dan material mempunyai
efisiensi yang rendah atau karena situasi iklim yang kurang baik.
Kontraktor tak punya hak untuk memperoleh kompensasi tambahan
melebihi harga satuan yang tercantum pada Daftar Kuantitas dan
Harga.

Bila pekerjaan ditangguhkan pada zona inti pada timbunan karena


hujan atau hujan yang akan datang, permukaan harus berbentuk
miring atau halus untuk memudahkan penyaluran air. Sebelum
pekerjaan dimulai, permukaan timbunan harus dikasarkan dan
kadar air harus diatur sesuai dengan yang ada pada spesifikasi.

Bila selama penimbunan atau sesudahnya, material dari segala zona


terkotori oleh material dari zona lain, atau terkotori tanah atau
material lain dari mesin-mesin konstruksi atau peralatan lain, maka
harus dihilangkan dari material-material tersebut, dan tidak ada
kompensasi tambahan bagi Kontraktor untuk pekerjaan ini.

Kontraktor harus menyerahkan prosedur/cara pemadatan material


timbunan untuk mendapat persetujuan dari Direksi. Pemadatan
masing-masing material timbunan harus dengan cara yang
berurutan, masing-masing lapisan mendapatkan pemadatan yang
sesuai dengan syarat pada spesifikasi teknik.

Pemadatan harus dilakukan dengan menggunakan peralatan


pemadatan yang sesuai untuk kepadatan yang diperlukan dan
pelaksanaannya sejajar dengan as dam, kecuali bila pemadatan
seperti itu dianggap tidak praktis seperti itu dianggap tidak praktis
seperti pada tempat berputarnya roller, di tempat yang berdekatan
dengan abutmen dan pemadatannya harus sesuai dengan petunjuk
Direksi. Bila permukaan material timbunan ada bekas-bekas roda
atau tak datar, maka harus diratakan sebelum ditempatkan lapisan
lain, dan bila direksi menyarankan untuk dipadatkan ulang, harus
dilaksanakan Kontraktor tanpa ada biaya tambahan.

Hal.5 - 55
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Tipe peralatan yang diperlukan untuk pemadatan material


timbunan harus seperti yang ada di spesifikasi, namun Kontraktor
bisa mengusulkan tipe lainnya dan harus disetujui Direksi, asalkan
di test di lapangan dengan biaya Kontraktor, sehingga dari
pengetesan tersebut bisa diketahui bahwa peralatan-peralatan
tersebut memenuhi syarat-syarat spesifikasi. Pengetesan tersebut
harus dilaksanakan dengan mensimulasikannya dengan persyaratan
konstruksi dengan memakai peralatan yang diusulkan untuk
penempatan dan pemadatan material.

Dalam menyerahkan usulan, Kontraktor harus mencantumkan


semua detail peralatan pemadatan termasuk bagaimana waktu
dipakai sebelumnya pada pekerjaan sejenis dan keuntungan-
keuntungannya, biaya dan waktu yang diperlukan harus pula
dicantumkan untuk mendapat persetujuan Direksi.

Kontraktor tidak berhak memperoleh biaya tambahan untuk ini,


kecuali bila mendapat persetujuan dari Direksi, dan material yang
dipakai untuk bangunan timbunan harus ditempatkan di “stockpile”
sebelum dibawa ke timbunan, kecuali mendapat persetujuan
Direksi.

Jalan sementara untuk pekerjaan ini hanya diperbolehkan diluar


permukaan timbunan dam, asalkan:

(1) Penentuan lokasi jalan sementara sebelum pekerjaan konstruksi


harus disetujui Direksi.
(2) Jalan sementara dibuat dari material yang mudah dialiri air.

Untuk material yang ditempatkan berdekatan dengan bangunan


beton, penempatannya harus menunggu, sampai bangunan tersebut
mencapai 7 – 28 hari atau seperti saran Direksi. Material itu harus
ditempatkan sejauh mungkin dengan bangunan beton, untuk
memperkecil beban yang tidak seimbang pada bangunan.

Kontraktor harus hati-hati terhadap pemadatan material timbunan


bendungan yang letaknya berdekatan dengan bangunan beton yang
lainnya. Bila ada kerusakan yang disebabkan oleh peralatan
Kontraktor pada bangunan beton, harus diperbaiki dengan biaya
sendiri.

Hal.5 - 56
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

13. Zona Inti Kedap Air Untuk Timbunan Bendungan

a. Umum
Zona kedap air untuk bendungan dam harus dibuat/dibangun
berdasarkan pasal pada spesifikasi teknik.

b. Persiapan Pondasi Bendungan Utama


Tak dibenarkan ada material yang ditempatkan di zona kedap air
sampai pondasi bagian tersebut dihilangkan airnya dan
dipersiapkan, sesuai saran Direksi.

Semua bahan galian yang dipakai pada test pit atau sub permukaan
pada investigasi dan semua lubang, celah dan yang tidak merata
yang ada di bendungan, yang melampaui garis batas galian yang
ditetapkan untuk pondasi bendungan, harus diisi dengan material
zona inti lalu dipadatkan sesuai dengan spesifikasi seperti yang
tercantum pada zona inti kedap air untuk bendungan atau dengan
urugan beton (dental work) atau sesuai petunjuk Direksi.

Pembayaran untuk pekerjaan ini dilaksanakan sesuai dengan Daftar


Kuantitas dan Harga. Detail lain yang berhubungan dengan
persiapan pondasi, harus sesuai dengan yang tercantum pada
spesifikasi Teknik.

Sebelum penempatan pada zona inti kedap air (zona 1), pondasi
batuan harus digali dengan baik dengan formasi seperti yang
diperlukan dengan alat atau cara yang disetujui Direksi, untuk
mencegah hancurnya permukaan pondasi.

Permukaan yang akan dipakai untuk menempatkan bagian


timbunan bendungan zona inti kedap air harus dibersihkan dari
bahan batuan yang tidak dikehendaki, dikerjakan dengan tangan
atau dengan cara lain yang efektif, sebelum menempatkan lapisan
bahan zona inti untuk pertama kalinya.

Sebelum penempatan bahan inti kedap air, air yang menggenang


harus dihilangkan dari tempat yang rendah dan seluruh daerah
permukaan pondasi harus dilembabkan dengan baik dan dirawat
sedemikian rupa agar mendapatkan ikatan yang sesuai dengan
bahan zona yang diletakkan disitu.

c. Gradasi Material Zona Inti Kedap Air


Material zona inti kedap air merupakan material yang digali dari
borrow area.
Gradasi disini haruslah berdasarkan ukuran yang telah ditetapkan
atau disetujui Direksi.

Hal.5 - 57
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

d. Kontrol Kadar Air Dan Berat Isi


Kadar air material zona inti sebelum dan selama pemadatan harus
dijaga sehingga sama untuk material pada lainnya. Tingkatan kadar
air material yang diambil harus berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan perencanaannya.

Untuk pekerjaan ini, biasanya diambil kadar diambil kadar air


optimal (OMC), yaitu kadar air yang mengakibatkan berat isi kering
maksimum, untuk material yang diperoleh dari borrow area atau
lokasi lainnya yang disarankan direksi.

Kecuali bila ada persetujuan atau saran Direksi, kadar air material
zona 1 selama pemadatan dan sesudahnya harus berkisar minus 3%
sampai plus 1% dari kadar air optimal dibawah SPCE (Standard
ProctorCompctionEffort), dengan catatan bahwa kadar air rata-rata
berkisar antara kadar air optimum dan minus (-2) % dari kadar air
optimum dan berat isi kering tidak boleh kurang dari 95% berat isi
kering maksimal menurut SPCE, dan berat isi kering rata-rata tak
boleh kurang dari 98% berat isi kering maksimal, kadar air di
lapangan dan kadar air optimal material zona 1 akan dientukan
Direksi, berdasarkan sampel random.

Bila kadar air yang diambil dari sampel tersebut tak memenuhi
batas-batas yang diinginkan, Kontraktor harus mengolah material
sedemikian rupa sehingga kadar air ada pada batas yang diinginkan,
dengan didasari oleh serangkaian pengetesan-pengetesan
selanjutnya.
Direksi punya hak untuk mengatur batas-batas kadar air
berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengetesan pada
bangunan, dan disini tak ada perubahan satuan harga per unit meter
zona 1 seperti tertera pada harga kontrak.

Sebelum pengambilan material zona inti dari borrow area, kadar air
material harus dibuat mencapai batas yang diperlukan dan material
langsung dibawa ke lokasi timbunan dan ditempatkan disana, sesuai
petunjuk Direksi dan Kontraktor diperbolehkan menggali material di
borrow area dan diangkut langsung ke lokasi timbunan serta
dipadatkan.

Agar praktis, material zona inti dilembabkan dulu sebelum diangkut


ke lokasi timbunan.
Pecahan batuan yang ukuran maksimalnya lebih dari ukuran yang
ditentukan oleh Direksi, maka batuan tersebut harus dibuang oleh
Kontraktor sebelum materialnya dipadatkan.

Hal.5 - 58
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Kerikil atau batuan yang diketemukan didekat struktur beton, pada


batas-batas zona inti, inti di abutment atau tempat-tempat lain harus
dipindahkan untuk mencegah perembesan sepanjang permukaan
beton yang berbatasan dengan zona inti.
Harus disediakan kemiringan yang memadai untuk drainasi,
sebelum atau pada waktu hujan, dilokasi yang ditimbun.

Pembebanan pengoperasian dan kecepatan roller harus seperti yang


disyaratkan agar memperoleh kepadatan yang diinginkan. Bila yang
dipakai lebih dari satu roller pada satu lapisan, semua roller yang
dipakai harus dengan tipe dan ukuran yang sama. Traktor yang
dipakai untuk menarik roller harus mempunyai kekuatan yang
memadai bila drum atau roda yang dibebani penuh. Pada waktu
operasi rolling, Kontraktor harus mengatur jarak antara ujung kaki
“tamping” atau rodanya, permukaan drum atau roda harus bersih
dari tanah yang menggumpal yang akan mengganggu keefektifan
roller atau rodanya.

Apabila menurut Direksi, permukaan lapisan material yang


dipadatkan terlalu kering atau terlalu licin untuk diikat dengan
lapisan material yang harus ditempatkan disitu, maka terlebih
dahulu harus dilembabkan atau digaru atau dengan cara lain yang
disetujui Direksi yaitu dengan kedalaman yang cukup agar mengikat
permukaan sebelum ditempatkan di lapisan berikutnya. Bila
menurut Direksi, permukan lapisan yang di rolled terlalu basah
untuk dipadatkan maka harus dipindahkan, dikeringkan atau
ditempatkan dengan cara digaru atau dengan alat lain yang
memadai untuk mengurangi kandungan air.
Kemudian dipadatkan ulang sebelum lapisan material berikutnya
ditempatkan.

6. Penempatan
Distribusi dan gradasi material yang akan ditempatkan haruslah
lapisan-lapisan yang tidak membuat cekungan, goresan atau lapisan
material yang berbeda dengan susunan atau gradasi atau kadar air
material disekelilingnya.

Sistem penggalian dan operasi penempatannya sama seperti sistem


pemadatan material, sehingga memberikan tingkat stabilitas dan
kepedatan yang baik.

Material harus diletakkan secara kontinyu, yang tebalnya sesuai


dengan ketentuan Direksi sebelum dipadatkan.

Pembebanan material yang berturut-turut ditempatkan sedemikian


rupa sehingga distribusi material menjadi praktis, seperti yang telah

Hal.5 - 59
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

disetujui Direksi dan bila perlu Direksi bisa memberikan saran


mengenai lokasi timbunan untuk masing-masing pembebanan.

Untuk mendapatkan pemadatan yang diinginkan, pembebanan,


operasi dan kecepatan roller harus seperti yang diperlukan. Bila
lebih dari 1 roller yang dipakai pada satu lapisan, semua roller yang
dipakai harus mempunyai tipe dan ukuran yang sama. Traktor yang
dipakai untuk menarik roller harus punya kekuatan yang cukup
untuk menarik roller tersebut, bila bebannya penuh.

Selama pengoperasian roller, Kontraktor harus memberi ruang


antara ujung kaki tamping atau roda dengan permukaan drum atau
ban, dan bersih dari tanah-tanah yang berkumpul, karena ini bisa
menyebabkan roda/ban roller tak seimbang. Bila menurut Direksi
permukaan lapisan material yang harus dipadatkan terlalu kering
atau licin untuk bisa mengikat material lapisan yang diletakkan
disana dengan baik, permukaan tersebut harus dikasarkan dan
digaru, atau dengan alat-alat lainnya asalkan disetujui Direksi,
dengan kedalaman cukup, agar permukaannya bisa mengikat
sebelum urutan lapisan berikutnya diletakkan disana.

Bila menurut Direksi, permukaan lapisan material yang dipadatkan


terlalu basah untuk dipadatkan, harus dipindahkan dan dikeringkan
atau dibiarkan dengan digaru atau dengan alat lain untuk
mengurangi kadar air, sesuai dengan yang dikehendaki dan bila
perlu dipadatkan lagi sebelum material lapisan berikutnya
ditempatkan.

f. Pemadatan
Bila masing-masing lapisan material pada kondisi dengan kadar air
seperti yang diperlukan, maka harus dipadatkan untuk mencapai
berat isi kering maksimal 95% dengan alat towed atau
selfpropelledtamplingroller atau dengan pneumatictireroller atau
semacamnya.

Pemadatan harus dilakukan 8 kali atau sesuai saran Direksi pada


masing-masing “strip” (yang sama sehingga seluruh lebar lapisan-
lapisan dipadatkan sampai ke berat isi yang betul-betul rata
semuanya).
Jumlah untuk dilewati roller harus ditentukan berdasarkanfieldtest
sesuai dengan spesifikasi. Direksi bisa menentukan berapa kali roller
dilewatkan tergantung dari hasil fieldtest dan disesuaikan dengan
harga satuan yang dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Bila ada pengurangan atau penambahan berapa kali roller harus
dilewatkan, harus ditentukan berdasarkan ketentuan Direksi.

Hal.5 - 60
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Macam tamping roller atau pneumatictireroller atau yang sejenisnya


yang dipakai Kontraktor, harus sudah disetujui Direksi.
g. Pemadatan Material Zona Inti Kedap Air
Material yang dipilih di atas permukaan pondasi bendungan
(termasuk di kedua abutmen) dan di sekitar bangunan-bangunan
pelimpah harus material yang lebih halus dan lebih plastis, daripada
material di borrow area, seperti yang disarankan Direksi.

Material harus dihampar horizontal yang tebalnya tak melebihi 6 cm


bila dipadatkan kecuali bila Direksi mempunyai saran lain. Material
harus mempunyai tingkat kadar air sampai plus 2% dari kadar air
optimal dan harus lebih basah daripada yang dispesifikasikan bagi
material zona 1 yang lain yang harus diletakkan pada timbunan
bendungan.
Material harus dipadatkan dengan “tamper” mekanis (dengan
tangan) atau dengan alat lain yang disetujui Direksi sehingga semua
permukaan pondasi yang tidak rata bisa rata dan bisa cukup padat
terhadap bangunan-bangunan beton.

Bila material diletakkan terhadap permukaan pondasi yang miring,


matereial harus ditumpuk miring dengan kemiringan dan jauhnya
dari dasar pondasi sesuai dengan ketentuan Direksi, agar pemadatan
material terhadap permukaan pondasi bisa langsung. Bila ada
permukaan pondasi yang tak rata, pemadatan material zona 1
dengan tamper mekanis, dianggap tidak praktis dan tak dikehendaki
oleh Direksi dan tidak dibenarkan ada penyesuaian harga satuan
mengenai hal ini.

Pengukuran untuk pembayaran material zona 1, yang dipadatkan


harus sesuai garis, tingkatan dan ukuran seperti saran Direksi.

Pembayaran untuk material pada zona 1 dan pemadatan khususnya


dibuat dalam harga satuan per meter kubik (m3) seperti yang
dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga, dan terpisah dari
pembayaran untuk pembangunan zona 1 timbunan bendungan.
Harga satuan ini termasuk untuk semua tenaga kerja, material dan
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan termasuk
penggalian material di borrow area, pengangkutannya ke pondasi
bendungan utama, penempatannya, penyebarannya, pemadatan
khusus, pembasahan, pegeringannya termasuk semua pengetesan
yang diperlukan.

h. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran material yang dipadatkan pada zona
1 di timbunan bendungan, dilakukan sesuai dengan zona tingkatan
dan ukuran yang ditentukan Direksi.

Hal.5 - 61
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pembayaran bagi konstruksi timbunan bendungan zona 1 yang


dipadatkan, dilakukan berdasarkan harga satuan per m3 seperti
dicantumkan Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan tersebut meliputi tenaga kerja, material dan peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, termasuk
pembersihan dan stripping (sebelum penggalian), penggalian
material di borrow area dan pekerjaan-pekerjaan lain di borrow area,
yaitu pengangkutan material, penempatan di stockpile, penyebaran,
pemadatan dan pengeringannya seperti yang disyaratkan, serta
semua pengetesan, termasuk konstruksifieldtest. Apabila memang
diperlukan, Kontraktor harus melaksanakan lebih dari 8 kali lewatan
dengan peralatan roller, dan penyesuaian harga satuannya seperti
yang dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga yang diatur
Direksi berdasarkan negosiasi dengan Kontraktor sesuai syarat-
syarat kontrak.

Pengukuran dan pembayaran untuk pemadatan khusus zona 1


material di bendungan utama, harus sesuai dengan syarat-syarat
kontrak.
Pengukuran dan pembayaran untuk pemadatan khusus material
zona 1 di bendungan utama, harus sesuai dengan syarat-syarat.

i. Penempatan
Pecahan-pecahan batu yang ditemukan pada zona 1 yang sudah
ditempatkan dan ukurannya lebih besar, harus dipindah sebelum
material dipadatkan, kecuali ada saran dari Direksi.

Material zona 2 harus ditempatkan dan dipadatkan dengan


ketebalan yang sesuai dengan ketentuan Direksi sebelum
penempatan material di zona 1, yang berada di atas permukaan
pondasi.

Pelaksanaan Kontraktor dalam menagani, menempatkan dan


memadatkan material 3 dan 2 harus sedemikian rupa sehingga
menghasilkan distribusi dan gradasi material yang memadai di
seluruh zona. Kantong-kantong batuan dan batuan yang
menggumpal (cluster) tidak dibenarkan pada saat pemadatan.

14. Zona Filter Halus Dan Zona Filter Transisi Untuk Timbunan
Bendungan Utama

a. Umum
Material yang dibutuhkan untuk zona filter halus (pasir) diperoleh
dari tempat yang telahditentukan, atau yang disetujui Direksi
sedangkan material untuk zona filter transisi merupakan material

Hal.5 - 62
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

sand gravel yang diperoleh melalui proses crushing di stonecrushing,


washingplant agar mencapai syarat gradasi yang diminta, atau dan
dari daerah lain yang sebelumnya telah disetuji Direksi.

Material pada zona iniharus merupakan material yang bersih dan


tanpa kohesi yang hanya terdiri dari pasir dan kerikil dengan ukuran
partikel yang sesuai dengan ketentuan Direksi.
Material zona iniharus bersih, tanpa kohesi dan terdiri dari andesit.

Gradasi material zona iniharus disampaikan pada Direksi, sebelum


memulai pekerjaan timbunan bendungan.
Sebelum dan selama pemadatan, material masing-masing zona
iniharus disampaikan pada Direksi, sebelum memulai pekerjaan
timbunan bendungan.

Sebelum dan selama pemadatan, material zona iniharus ada dalam


kondisi basah agar bisa mencapai pemadatan yang memuaskan.

Ukuran gradasi maeralzona ini harus diperiksa di tempat sesudah


pemadatan oleh Direksi.

Timbunan material harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :


- Data-data inti diperoleh dari klasifikasi inti < ≠ 200 antara 60 % -
93,7 % sehingga inti termasuk Clay Sandy Gravel Soil, filter halus
harus memenuhi syarat sebagai berikut :
(i). D15f < 0,70 mm
(ii). D5f > 0,075 mm
(iii). D60f < 4,75 mm atau D60f / D10f < 20
(iv). Dmax f < 50 mm.

Selanjutnya filter kasar harus melindungi filter halus didepannya


dengan kriteria sesuai acuan filter USBR 1994 tentang Protective
Filter.
Sifat-sifat fisuk filter : Kuat, tahan lama, tidak rusak selama
penempatan & pemadatan, sama dengan suatu pasir untuk Agregate
Beton.

b. Penempatan
Pecahan batuan yang dijumpai di lokasi dimana material
ditempatan, yang ukurannya lebih besar dari ukuran yang
ditentukan harus diganti sebelum penempatan material, kecuali bila
ada usul lain dari Direksi.

Material zona zonaini harus ditempatkan dan dipadatkan dengan


ketebalan sesuai dengan ketentuan Direksi sebelum penempatan
material khusus zona 1 di atas permukaan pondasi.

Hal.5 - 63
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Penanganan, penempatan dan pemadatan material zona 2 oleh


Kontraktor harus dengan distribusi yang baik serta gradasi seperti
yang diinginkan. Batuan yang mengganggu pemadatan material
harus dibuang. Materialzona ini harus ditempatkan secara kontinyu
pada zona horisontal untuk mencegah adanya segregasi atau formasi
hampa.

Material harus ditempatkan secara berurutan agar distribusinya baik


seperti yang disetujui Direksi, dn bila perlu untuk mencapai tujuan
ini Direksi bisa menentukan lokasi daerah timbunan dimana ada
endapan “Individulloads” tersebut.

c. Pemadatan
Masing-masing lapisan material untuk zona iniharus dipadatkan
sehingga mencapai densitas relatif tidak kurang dari 70% dengan
alat “vibrator roller” yang beratnya lebih dari 9 ton.
Ini bisa dicapai dengan melewatkan rollersesuai dengan hasilfieldtest
pada permukaan sampai semua yang ditentukan, dengan catatan
bekas-bekas roller harus dipadatkan sampai lebih dari 30 cm dan bila
dipadatkan, kepadatan harus betul-betul rata di seluruh permukaan.

Jumlah dimanaroller harus dilewatkan, ditentukan berdasarkan


fieldtest yang dilakukan.
Direksi akan menentukan berapa kali roller harus dilewatkan,
ditentukan sesuai hasilfieldtest dan disesuaikan dengan harga satuan
yang dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga. Apabila ada
tambahan atau pengurangan berapa kali roller dilewatkan, harus
sesuai dengan kesepakatan Direksi

Untuk memastikan bahwa kepadatan yang diperlukan sudah


tercapai, maka Direksi melakukan pengetesan seperti yang
tercantum pada buku spesifikasi teknik.
Tipe “vibrator roller” yang khusus dipakai Kontraktor untuk
memadatkan zona iniharus disetujui pihak Direksi.

Pada waktu pengoperasian vibrator roller, frekuensi vibrasi dan


kecepatannya harus menurut petunjuk Direksi. Bila lebih dari satu
vibrator roller yang dipakai, tipe dan ukurannya harus sama. Traktor
yang dipakai harus berkekuatan cukup untuk menarik roller pada
keadaan yang bervariasi yang ditemui dalam pekerjaan timbunan.
Permukaan roller harus tetap bebas dari tanah-tanah yang melekat,
dan bila ada harus dibersihkan.

Roller harus dijaga agar tetap dapat bisa menahan ciri-ciri


pemadatan.

Hal.5 - 64
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Bila pemadatan pada zona ini, ada bagian permukaan zona yang
menghalangi mengalirnya air lewat zona itu, dan atau untuk
mencegah ikatan yang baik dengan permukaan berikutnya,
Kontraktor harus menghilangkan bagian yang menghalangi tadi
sehingga ikatan yang memuaskan diantara lapisan-lapisan bisa
diperoleh.

d. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran semua material yang dipadatkan di
timbunan utama dilakukan berdasarkan lapisan, tingkatan dan
ukuran seperti yang ditentukan Direksi.
Pembayaran untuk konstruksi zona inipada timbunan bendungan
utama, dilakukan berdasarkan lapisan, tingkatan dan ukuran seperti
yang ditentukan oleh Direksi.

Pembayaran untuk konstruksi zona inipada timbunan bendungan


utama, dilakukan berdasarkan harga satuan per meter kubik (m3)
seperti yang tertera dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan
ini sudah termasuk semua biaya tenaga kerja, material, peralatan
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, termasuk
penggalian material, pemrosesan dan penumpukan stok material di
crushingplant, di classifying dan washingplant, pengangkutan,
penempatan, penebaran, pengeringan/pembasahan atau
pengerukannya, pemadatan serta semua pengetesan termasuk
fieldtest, harus sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan.

Bila diperlukan, Kontraktor melewatkan vibrator roller sesuai hasil


fieldtest dan biayanya disesuaikan dengan harga satuan seperti
dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga yang akan dilakukan
berdasarkan negosiasi dengan Kontraktor, sesuai dengan syarat-
syarat kontrak.

Bila ada material yang lain daripada material yang digali di pondasi
bendungan dan atau bangunan pelimpah atau pondasi bangunan-
bangunan lain, yang dipakai sebagai material zona ini, maka harga
satuannya akan ditentukan oleh Direksi, berdasarkan negosiasi–
negosiasi dengan Kontraktor, seperti ditentukan oleh syarat-syarat
kontrak.

15. Zona Timbunan Random Untuk Timbunan Bendungan

a. Umum
Material zona timbunan random untuk timbunan bendungan terdiri
dari galian batuan yang diambil dari galian disekitar lokasi
bendungan (kiri dan kanan) atau daerah lain yang disetujui.

Hal.5 - 65
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Material zona timbunan random yang berdekatan dengan zona


transisi merupakan campuran batuan yang baik, tahan lama dan
digradasi dengan baik yang diperoleh dari lokasi sekitar bendungan
atau daerah lain seperti yang ditunjukkan atau disetujui oleh Direksi.
Material zona timbunan random harus merupakan campuran yang
baik dengan ukuran partikel disesuaikan dengan ketentuan yang
diberikan oleh Direksi.
Sebelum dan selama pemadatan, material pada masing-masing zona
timbunan random harus punya kelembaban yang merata sesuai
petunjuk Direksi.
Pondasi di bawah zona timbunan random pada timbunan
bendungan harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang disarankan
Direksi, sehingga permukaan pondasi akan dipadatkan dan terikat
dengan baik dengan luasan pertama material zona timbunan
random yang ditempatkan. Material luasan zona timbunan random
tak akan ditempatkan kalau pondasi belum siap betul.

Ukuran dan gradasi material zona timbunan random harus diperiksa


ditempatnya oleh Direksi, sesudah pemadatkan dilaksanakan.

Kontraktor harus memanfaatkan borrow area pada daerah genangan


waduk untuk dipakai sebagai material timbunan ramdomzona
timbunan random sebanyak-banyaknya. Jenis material berupa
batuan Breksi Tuffaan yang sedikit lapuk disebut random, dengan
parameter pokok sebagai berikut :
- Wet density t/m3 : 1,6
- Saturateddensity t/m3 : 1,7
- Permeability cm/dt : 10-3
- Cohession t/m2 : 2,00
- Internal frictionangel : 23o
Secara lengkap akan ditetapkan setelah trialembankment. Pelaksanaan
TrialEmbankment dilakukan setelah LargeScaleTest dan pemilahan
material batuan random dilakukan setelah mendapatkan petunjuk
dan persetujuan Direksi.

b. Penempatan
Pelaksanaan dalam penanganan penempatan dan pemadatan
material zona timbunan random harus menghasilkan distribusi dan
gradasi yang baik diseluruhzona. Batuan yang menggerombol yang
mengganggu pemadatan harus dihilangkan.

Material berikutnya harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga


pendistribusian material baik dan memuaskan Direksi.
Pecahan batuan apapun yang didapat pada material, yang lebih
besar dari ukuran yang ditentukan harus dihilangkan sebelum
material dipadatkan, kecuali bila disarankan oleh Direksi, bila

Hal.5 - 66
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

pecahan batuan itu bisa digunakan untuk rip-rap sesuai dengan


syarat batuan rip-rap, bisa ditempatkan disana.
Permukaan pada timbunan zona timbunan random ini harus
sedemikian rupa, dipilih diameter yang mempunyai ukuran /gradai
yang rata dan tertata dengan rapi, finishing penataan pada
permukaan ini harus disetujui Direksi.

c. Pemadatan
Masing-masing zona timbunan random harus dibasahi sesuai saran
Direksi dan dipadatkan sampai kepadatan yang diinginkan dengan
vibrator roller yang dilewatkan sesuai hasil fieldtest pada masing-
masing strip yang sama lebarnya dengan panjang drum roller,
sampai seluruh permukaan zona dipadatkan sesuai kepadatan yang
diinginkan, namun berapa kali roller atau bulldozer dilewatkan
tergantung dari hasil test lapangan dan pelaksanaan fieldtest.

Penyesuaian harga satuan seperti pada Daftar Kuantitas dan Harga


diadakan bila dalam mencapai pemadatan yang baik diperlukan
lebih banyak atau lebih sedikit (dilewati bulldozer atau roller), sesuai
dengan saran Direksi.

d. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran zona timbunan random pada
timbunan bendungan dilakukan untuk semua material yang
dipadatkan sesuai dengan batas-batas dan ukuran yang ditentukan
oleh Direksi.

Pembayaran untuk konstruksi zona timbunan random pada


timbunan bendungan disesuaikan dengan harga satuan per meter
kubik (m3) seperti dicantumkan Daftar Kuantitas dan Harga, harga
satuan tersebut termasuk untuk tenaga kerja, peralatan dan material
serta pengetesan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan,
termasuk pemilihan material pada lokasi borrow area, pemrosesan
bila perlu, pengangkutan ke timbunan bendungan, penempatan,
pembasahan serta pemadatannya, termasuk pengetesan-pengetesan
dan fieldtest.

Apabila diperlukan untuk melewatkan roller sebanyak lebih atau


kurang dari ketentuan, maka harus ada penyesuaian harga satuan
seperti dalam Daftar Kuantitas dan Harga, berdasarkan negosiasi
Direksi dan Kontraktor, sesuai dengan syarat-syarat kontrak.

16. Zona Rip-Rap Untuk Timbunan Bendungan

a. Umum

Hal.5 - 67
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Material untuk zona rip-rap pada timbunan bendungan harus


didapat dari lokasi sekitar Bendungan atau dari lokasi lain yang
disetujui Direksi dan haruslah merupakan batuan campuran yang
baik, dengan gradasi baik, awet dengan ukuran partikel sesuai
dengan ketentuan Direksi.

Pondasi di bawah zona rip-rappada timbunan bendungan harus


disiapkan seperti yang sudah disarankan Direksi, sehingga
permukaan pondasi yang akan dipadatkan terikat dengan baik
dengan luasan pertama dari zona rip-rap yang harus ditempatkan.
Material untuk zona timbunan tidak boleh ditempatkan pada
timbunan bendungan sebelum pondasi benar-benar siap seperti
yang disarankan oleh Direksi.

b. Penempatan
Material zona rip-rap harus ditempatkan pada zona horisontal
secara kontinyu sehingga mencegah adanya segregasi, kantung-
kantung batuan atau formasi yang hampa. Ketebalan setiap zona
sebelum pemadatan. Material berikutnya harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga distribusinya disetujui oleh Direksi.

c. Pemadatan
Setiap zona material harus betul-betul basah seperti saran dan
petunjuk Direksi dan dipadatkan sesuai dengan kepadatan yang
diperlukan dengan alat fibroller yang beratnya lebih dari tiga puluh
(20) ton atau dengan cara lain seperti yang disarankan oleh Direksi.

d. Pengukuran Dan Pembayaran


Pengukuran untuk melakukan pembayaran timbunan di zona rip-
rapuntuk semua material yang dipadatkan, harus sesuai dengan
batas-batas dan ukuran yang ditetapkan oleh Direksi.

Pembayaran untuk pelaksanaan konstruksi timbunan bendungan


zona rip-rap dilakukan berdasarkan harga satuan per meter kubik
(m3) seperti ditentukan pada Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
satuan tersebut juga termasuk tenaga kerja, material, dan peralatan
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan, termasuk pemilihan
material dari lokasi lain dan pengangkutannya ke tempat timbunan,
penempatan, pemerataan, pembasahan serta pemadatannya,
pemecahan, pekerjaan akhir, pembentukannya serta pengetesan,
termasuk fieldtest.

Bila material yang dipakai pada zona rip-rap lain daripada material
yang dipilih dari material bekas galian Spillway, maka harga
satuannya harus sesuai dengan ketentuan Direksi dan berdasarkan

Hal.5 - 68
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

negosiasi antara Direksi dan Kontraktor, serta sesuai dengan syarat-


syarat kontrak.

17. “FieldTest” Untuk Timbunan Bendungan

a. Umum
Pasal ini menjelaskan tentang pelaksanaan fieldtest untuk
menentukan efektifitas dari berbagai cara penggalian, penempatan,
penebaran dan pemadatan material untuk timbunan bendungan.
Sesudah fieldtest dilaksanakan, maka material harus dipindahkan
oleh Kontraktor, kecuali bila ada saran lain dari direksi.

Sebelum pelaksanaan timbunan bendungan, harus dilakukan dulu


“test dasar di lapangan” untuk mengevaluasi syarat-syarat
penggalian, penanganan dan penempatan material yang diperlukan
serta kapabilitas pemadatan untuk material timbunan. Rencana
pokok harus meliputi pelaksanaan fieldtest sesuai saran dan
petunjuk Direksi, lengkap dengan pekerjaan yang bertingkat,
berliku-liku dan berputar-putar serta pekerjaan lain yang diperlukan
dan pemadatan fieldtest dengan roller seperti yang dispesifikasikan.
Pekerjaan ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

(1) Material Timbunan yang memerlukan FieldTest


(a) Material inti kedap air
(b) Material filter
(c) Material uruganRandom
(d) Material untuk Rip-rap
(e) Material lain yang dianggap perlu oleh direksi

(2) Lingkup pengetesan


(a) Cara-cara yang diusulkan Kontraktor dalam penggalian,
penanganan dan penempatan material
(b) Efek ketebalan zona
(c) Efek sesudah dilewati roller dan pemadatannya
(d) Masalah lain yang dianggap perlu oleh Direksi

Proses penggalian, penghamparan dan penempatan ditentukan


untuk menetapkan prosedur pelaksanaannya yang harus
menghasilkan material dengan gradasi yang baik untuk
lapisan-lapisan seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi.

(3) Jadwal pengetesan


Fieldtest harus diadakan dan semua pengetesan diperlukan
untuk tujuan pemadatan bagi setiap material, sebelum
penempatan dan pemadatan pada setiap zona timbunan.
Pelaksanaan fieldtest dan produksi material harus

Hal.5 - 69
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dikoordinasikan dan dijadwal sedemikian rupa untuk


menjamin selesainya pengetesan dan evaluasi hasilnya sesuai
dengn syarat-syarat jadwal pelaksanaannnya.

(4) Pengetesan
Direksi akan melaksanakan pengetesan gradasi, kepadatan dan
pengetesan kadar air, dan melaksanakan observasi settlement
dan inspeksinya mengevaluasi pelaksanaan fieldtest. Kontraktor
harus memberikan bantuan kepada Direksi untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan ini.

Kuantitas material yang harus disediakan untuk fieldtest, harus


diestimasi sesuai dengan ketentuan yang diberikan Direksi.

b. Peralatan
Semua peralatan untuk melaksanakan pekerjaan ini harus
disediakan Kontraktor, seperti yang diperlukan untuk penggalian,
pemrosesan, stockpilling, pengangkutan, penempatan, penebaran,
kontrol kadar air dan pemadatan pada fieldtest. Alat pemadatan dan
pemercikan air yang dipakai harus sama jenisnya dengan dipakai
pada pelaksanaan timbunan bendungan, kecuali ada saran lain dari
Direksi.
Pemakaian alat lain harus diijinkan oleh Direksi, dan haruslah
menunjukkan kemampuan yang sama dengan kemampuan alat yang
dispesifikasikan, seperti yang ditentukan pada pengetesan dasar.

c. Test Lapangan (FieldTest)


(1) Sumber material
Material untuk pelaksanaan fieldtest harus didapat dari borrow
area, quarrysite, bekas galian Spillway atau lokasi lain yang
sudah disetujui Direksi.

(2) Pemrosesan material


Untuk material yang harus diproses agar mencapai gradasi
seperti diperlukan di crushingplant, harus disesuaikan dengan
cara-cara pencampuran dasar seperti yang diperlukan tanpa
ada tambahan biaya agar kekurangan kekurangannya bisa
diketahui dengan prosedur pengetesan, dan ada pengetesan
tambahan dilakukan untuk mengevaluasi cara-cara yang
sudah dimodifikasi.
Apabila pada pencampurannya dimodifikasi, maka harus
dilakukan pengetesan lagi untuk mengevaluasi cara-cara
tersebut dan mengevaluasi efek modifikasi pada penempatan,
penebaran dan pemadatan sebelum mendapat persetujuan
Direksi.
(3) Persiapan perkerasan landasan

Hal.5 - 70
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Perkerasan landasan pada setiap loksifieldtest, harus


dibersihkan dari tumbuh-tumbuhan dan semua sisa-sisa
pepohonan dan benda-benda lainnya.

Daerah pengetesan harus diratakan, agar memberikan


permukaan yang cukup kering untuk pengetesan. Kalu
permukaan disetiap lokasi fill sudah dikupas, diratakan dan
dibersihkan seperti yang disetujui Direksi, perkerasan landasan
harus dipadatkan seperti saran Direksi.

(4) Penempatan dan penebaran


Material harus ditempatkan dan ditebarkan pada lapisan-
lapisan yang merata diseluruh daerah fieldtest. Ketebalan zona
ini harus sesuai dengan yang disarankan Direksi. Ukuran
pecahan maksimum yang diijinkan untuk zona yang harus
dipadatkan, tidak boleh melampaui ketebalan lapisan.

Cara yang dipakai pada waktu pengangkutan, penempatan dan


penebaran adalah cara yang bisa mengurangi segregasi ukuran
material sampai dengan batas minimum. Kemiringan-
kemiringan yang ada tidak boleh melampaui yang ditunjukkan
pada gambar.

Sesudah masing-masing zona ditebar dengan ketebalan yang


merata, harus ditempatkan “gridsystem” diatas permukaan
fieldtest seperti saran Direksi. Pelat baja harus diletakkan pada
perpotongan griddiatas luasan, dan lokasinya diberi tanda
dengan percikan cat bila nanti ada perubahan elevasi sebelum
pemadatan dilaksanakan.

(5) Kontrol kelembaban


Kontrol kelembaban dan pemberian air dilakukan sehubungan
dengan penempatan di zona inti. Kandungan kelembaban
harus disesuaikan, melalui proses seperti yang disetujui Direksi
dengan batas-batas variasi dari nilai optimum yang disarankan
Direksi.

(6) Pemadatan
Pemadatan dilaksanakan dengan melewatkan alat pemadatan
seperti yang disyaratkan di atas fieldtest. Setiap bagian fieldtest
harus dilewati alat pemadatan agar tercapai kepadatan yang
diperlukan.

Alat-alat pengangkutan, penebar, pemercik, dilewatkan di atas


timbunan untuk mengevaluasi kepadatan dan penurunan, dan

Hal.5 - 71
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

lalu lintas seperti itu harus didistribusi di atas permukaan


fieldtestuntuk menghindari pemadatan yang berlebih-lebihan.

Bila ada bagian yang menunjukkan efek lalu lintas yang


berlebihan, harus dibongkar dan ditimbun kembali sebelum
dimulainya pelaksanaan pemadatan. Permukaan bagian
timbunan yang rata harus dikasarkan agar betul-betul kering
sesudah dipadatkan.

d. Pengetesan
Kontraktor harus mengambil contoh material timbunan untuk
diadakan tes gradasi, kepadatan dan kadar air, dimana
pengetesannya dilaksanakan dengan interval yang banyak, dan
Kontraktor akan melaksanakan perbaikan, penyesuaian atau
modifikasi mengenai cara-cara pelaksanaan dan kadar air sehingga
tes dianggap memadai, untuk memperoleh informasi dan data
pengetesan yang diperlukan, tanpa ada biaya tambahan dan harus
ditanggung oleh Kontraktor. Banyaknya material fieldtest yang
ditempatkan serta kemajuan fieldtest akan dipengaruhi oleh
pelaksanaan pengetesan.
Pemadatan yang didapat di bagian individual test akan ditentukan
oleh pengetesan kepadatan di lapangan dan di atas material yang
mempunyai partikel besar yang mungkin mempengaruhi hasilnya
nanti yaitu dengan cara “settlementtest” atau dengan kedua cara bila
diperlukan.

Untuk “testtrenches” perlu digali pada timbunan yang dipadatkan


pada lokasi yang disarankan Direksi untuk menentukan cara
pelaksanaan timbunan yang efisien dan efektif.

Pencatatan pemotretan dari permukaan yang terbuka harus dibuat


sesuai yang disarankan oleh Direksi atas biaya Kontraktor.

6. Pembayaran Untuk FieldTest

Untuk fieldtest atau fieldtest tambahan, pembayarannya tidak


dilakukan secara terpisah. Biaya pelaksanaan fieldtest dan fieldtest
tambahan untuk zona tertentu dan pemindahannya yang sesuai
dengan saran dari Direksi dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan masing-masing zona pada timbunan bendungan seperti
terdapat pada harga satuan.

18. Pengetesan Material Timbunan


a. Umum
Kontraktor harus mendirikan laboratorium lapangan, termasuk
peralatannya, menyediakan staff yang sudah terlatih yang disetujui

Hal.5 - 72
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Direksi dan Kontraktor membantu Direksi dalam melaksanakan


semua pengetesan yang diperlukan untuk memastikan bahwa
material timbunan sesuai dengan semua syarat-syarat spesifikasi.

Pengetesan di lapangan dan di laboratorium untuk material


timbunan harus sesuai dengan metode pengetesan yang berlaku dan
disarankan oleh,”AmericanSocietyfor Testing and Materials” (ASTM),
“Japanese Industrial Standard” (JIS) dan standar lain yang disetujui
Direksi dengan syarat-syarat sebagai berikut:

(1) Harus disiapkan contoh zona inti untuk di tes, sesuai dengan
ASTM, designation D2217, Procedure B, kecuali bahwa
pengurangan kadar air pada contoh harus pada suhu tidak
diatas 50o C.

(2) Berat isi kering maksimum dengan kadar air optimum untuk
material zona 1 seperti material timbunan dan material
perkerasan untuk jalan masuk permanen, harus ditentukan
sesuai dengan ASTM D698 atau JIS A-1210, asalkan:

(a) Material tes yang segar disiapkan untuk setiap spesimen


yang dipadatkan
(b) Contoh material tes untuk model yang dipadatkan lebih
kering daripada kandungan kelembaban lapangan yang
dikeringkan (airdried) sampai kepada kandungan
kelembaban tes yang diperlukan model.

(3) Gradasi daripada contoh material zona 1 harus ditentukan


sesuai dengan ASTM D422 atau JIS A-1204, kecuali alat
pengaduk mekanik tidak dipakai untuk menghamburkan
contoh tanah. Contoh tanah harus dihamburkan memakai “Air-
Jet Dispesion CUP” seperti yang diisyaratkan dalam ASTM
D422.

(4) Untuk zona inti, sebagai penempatan kontrol routing,


kepadatan di lapangan harus diukur pada lokasi timbunan
sesuai dengan ASTM D1556 dan keseimbangan antara
kandungan air di lapangan serta kandungan air optimum, serta
rasio antara berat isi kering lapangan dan berat isi kering
maksimum ditentukan sesuai dengan peraturan yang
ditetapkan di ASTM SpecialTechnicalPubliction 479.5 thEdition
untuk “Cara Pengetesan untuk kontrol Pemedatan Cepat” oleh
J.W. Hilf. Prosedur pengetesan yang baik berdasarkan
peraturan ini, akan diberikan oleh Direksi. Kalau menerapkan
prosedur ini, pencampuran material pengetesan secara
mekanik tidak dipakai, dan semua pelaksanaan selama

Hal.5 - 73
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

persiapan pencampuran dan pemadatan material pengetesan


harus dilaksanakan pada suhu lembab.

(5) Untuk zona-zona lain, kepadatan di lapangan akan diukur


dengan cara yang ditentukan Direksi dan berat isi kering
maksimum dan minimum ditentukan sesuai dengan
Designation E-12 bagian B (Densitas relatif untuk tanah tak
berkohesi), U.SS BureauReclamation’sEarth Manual, SecondEdition
(direvisi tahun 1974), atau cara lain yang sama dengan cara
diatas.

b. Pembayaran Untuk Pengetesan Pada Material Timbunan


Pembayaran untuk pelaksanaan pengetesan yang diperlukan pada
pasal ini tidak dilakukan secara terpisah. Biaya Kontraktor dalam
melaksanakn pengetesan ini sudah termasuk dalam harga satuan
untuk melaksanakan timbunan untuk bendungan dan pelaksanaan
timbunan untuk jalan masuk seperti syarat yang dicantumkan pada
Daftar Kuantitas dan Harga.

19. Pelaksanaan Di Borrow Area


Pelaksanaan di borrow area merupakan tanggung jawab Kontraktor
dengan pengarahan Direksi.
Material untuk zona inti harus diperoleh dari borrow area yang
telahditentukan.

Borrow area harus dibersihkan (stripped), dengan kedalaman yang


sesuai saran dari Direksi. Kontraktor harus menjaga agar semua
permukaan yang sudah dibrsihkan bebas dari segala tumbuh-
tumbuhan sampai selesainya pelaksanaan di borrow area. Material
yang didapatkan dari pembersihan untuk sementara ditempatkan
pada daerah yang sudah disetujui Direksi atau daerah yang
berdekatan dengan borrow area.

Bila material yang tidak sesuai atau tidak diperlukan pada


pelaksanaan ditemukan pada borrow area, maka akan ditinggalkan
pada tempat itu atau digali dan ditempatkan pada borrow area, maka
akan ditinggalkan pada tempat itu atau digali dan ditempatkan pada
daerah yang disarankan oleh Direksi.
Kontraktor akan mengarahkan urut-urutan dan kedalaman
pelaksanaan galian pada borrow area sebagaimana disarankan
Direksi untuk memastikan bahwa gradasi material yang akan
dipadatkan yang akan dipadatkan pada timbunan, amat memadai.

Borrow area harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak


merusak atau mengotori bagian dari Proyek. Bentuk dan lokasi

Hal.5 - 74
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

material yang dibersihkan dari borrow area dibuat sedemikian rupa


sehingga seminimal mungkin terjadi erosi.
Apabila pecahan batuan berdimensi maksimum lebih dari 10
(sepuluh) cm ditemukan di borrow area, harus dipindahkan oleh
Kontraktor baik di borrow area atau pada lokasi timbunan
bendungan, sebelum material digilas atau dipadatkan.

Selama pekerjaan di borrow area, Kontraktor harus menyediakan alat


pengukuran untuk mengontrol debu di dekat borrow area dan
disepanjang jalan yang dipakai untuk mengangkut material.
Sesudah penggalian di borrow area selesai, material hasil
pembersihan dikembalikan ke borrow area dan waktu penutupan
material harus dengan persetujuan Direksi untuk menghindari
bahaya bagi manusia dan ternak.

Bila pada lokasi borrow area kelembaban yang berlebihan


berdasarkan petunjuk Direksi, maka harus ada langkah-langkah
untuk mengurangi kelembaban misalnya penggalian yang selektif
untuk memperoleh material yang lebih kering, dengan aerasi,
dengan stockpilling material sehingga material bisa kering atau
dengan cara-cara lain. Untuk ini Kontraktor tidak mendapatkan
tambahan biaya melampaui harga satuan yang sudah tercantum
pada Rencana Biaya Pekerjaan, demikian pula untuk material
zonerandom, bila ada kesulitan karena ada material yang basah di
borrow area.

Kontraktor harus melaksanakan penggalian material yang cukup


dan sesuai untuk timbunan bendungan seperti tercantum pada
spesifikasinya, tanpa pertimbangan kondisi basah yang disebabkan
air tanah, presipitasi, kesulitan pengeringan atau karena alasan-
alasan lain.

Untuk menghindari berkumpulnya air di borrow area, harus digali


saluran air dari borrow area ke outlet terdekat oleh Kontraktor, sesuai
dengan saran dari direksi. Kontraktor harus melindungi borrow area
dari erosi, yaitu dengan membuat saluran, basin, revements dan
sebagainya, bila diperlukan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk merencanakan,


membuat dan memelihara jalan ke borrow area sesuai saran dari
Direksi, dimana biaya untuk melaksanakan pekerjaan ini merupakan
biaya lump sum, seperti tercantum pada Daftar Kuantitas dan Harga.

Tidak lebih dari tiga puluh (30) hari sebelum dimulainya


pelaksanaan ini, Kontraktor harus menyerahkan cara yang
diusulkan untuk pelaksanaan di borrow area secara terperinci kepada

Hal.5 - 75
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Direksi untuk mendapatkan persetujuan, yang meliputi urutan


pekerjaan, tinggi yang diharapkan, lokasi patok dan garis besar
rencana yang diusulkan untuk borrow area. Berms garis besar rencana
yang diusulkan untuk borrow area. Bermshorisontal harus dibentuk
dengan interval tetap dan kondisi borrow area harus tetap bersih dan
aman seperti yang disarankan direksi.

Untuk menjaga keselamatan umum tenaga kerja, peralatan dan


benda lain di daerah borrow area, Kontraktor harus melaksanakan
pekerjaan ini dengan amat hati-hati, dibuat rambu-rambu lalu lintas
dan keselamatan kerja.
Kontraktor tidak dibenarkan memindahkan material dari borrow area
untuk keperluannya sendiri tanpa mendapat persetujuan dari
Direksi. Bila sudah mendapat persetujuan Direksi, maka material
tersebut bisa dipakai untuk pekerjaan yang permanen, yang harus
diukur secara terpisah.

Biaya untuk semua pekerjaan pemindahan material yang tidak


sesuai di borrow area, termasuk juga penggalian, drainasi,
pemeliharaan kestabilan dan keseragaman kemiringan pengukuran
tanah dan pekerjaan fisik lainnya di borrow area, sudah termasuk
dalam harga satuan untuk pelaksanaan zona inti kedap air (zona 1),
timbunan random (zona 4 dan 5) pada timbunan bendungan, sesuai
syarat-syarat yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

Pengukuran untuk menentukan pembayaran material yang tidak


memadai yang dipindahkan dari borrow area dan ditempatkan pada
suatu tempat yang telah ditetapkan untuk material stripping
dilaksanakan oleh tenaga survei.

Pembayaran untuk penggalian dan penempatan material yang tidak


memadai di tempat yang sudah disarankan Direksi, sama dengan
harga satuan per m3 pekerjaan seperti yang tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga .
Spesifikasi untuk pekerjaan galian harus sesuai selama Kontraktor
beroperasi di Borrow area.

20. Pekerjaan CrushingPlant

Crushingplant yang sudah mendapat persetujuan Direksi didirikan


dan dipelihara pada lokasi yang disarankan Direksi. Material yang
digali dari quarrysite dan/atau batu besar di dasar sungai, atau dari
luar lokasi bendungan diangkut ke crushingplant untuk diproses agar
menghasilkan agregat halus dan kasar untuk beton, pasir
menghasilkan agregat halus dan kasar untuk beton, pasir untuk
grout/mortar, material yang digradasi untuk jalan masuk permanen,

Hal.5 - 76
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dan sebagainya sesudah material dari quarrysite dan borrow area dan
batu besar yang sudah diproses dengan crushingplant ditumpuk di
tempat yang berdekatan dengan cara yang benar untuk menghindari
segragasi.

Seluruh lokasi disekitarcrushingplant harus dipadatkan untuk


drainasi dan diperlukan sesuai saran dari Direksi. Biaya untuk
pekerjaan dan pemeliharaan crushingplant selama pemrosesan
agregat beton dan material untuk jalan, dan sebagainya, sudah
termasuk dalam harga satuan beton seperti tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

21. Pekerjaan Beton

Semua pekerjaan beton harus dilaksanakan seperti yang tercantum


pada spsifikasi dan seperti pada gambar dan sesuai dengan petunjuk
Direksi termasuk apabila di lapangan dijumpai sumber-sumber air
(spring) maka harus di tutup dengan beton untuk memperbaiki
pondasi. Semua pekerjaan beton dilaksanakan pada waktu ada
Direksi.

Tiga puluh (30) hari sebelum pemasangan instalasi atau alat apa saja
yang dipakai untuk pemrosesan, pengerjaan, pengangkutan,
penyimpanan dan penentuan, proporsi material beton,
pencampuran dan pengangkutan serta penempatan beton dan
mortar, Kontraktor harus menyerahkan Rencana Mutu Pekerjaan
Beton yang isinya mencakup : prosedur, metode kerja, flowchart,
gambar dan penjelasan tertulis agar ada perencanaan yang baik
dalam memproduksi dan menempatkan beton dan mortar yang
terkait dengan Pekerjaan dalam pemenuhan persyaratan dalam
spesifikasi ini.

Sesudah peralatan beton berupa batching dan peralatan


penunjangnya selesai dipasang, maka operasi instalasi fasilitas
peralatan dan penampungan harus sudah disetujui Direksi.

Bila dalam spesifikas ini memerlukan tipe peralatan khusus yang


harus dipakai atau prosedur tertentu yang harus diikuti, maka
Kontraktor dilarang menentukan kebutuhan peralatan tersebut,
kecuali Kontraktor bisa menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh
dengan pemakaian peralatan dengan alternatif tersebut sama
sebagaimana disebutkan dalam spesifikasi.

Kontraktor harus berhati-hati dalam megurangi debit yang mengalir


ke sungai yang mengandung benda-benda yang terapung. Di tempat
dimana ada debit seperti itu Kontraktor harus membangun,

Hal.5 - 77
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

memelihara dan mengoperasikan kolam penenang (settingponds)


atau alternatif lainnya yang mungkin diperlukan untuk mencegah
adanya gangguan debit seperti itu.

Peralatan berat, peralatan dan prosedur pelaksanaannya yang telah


disetujui tidak dibenarkan mengubah persyaratan, yang berkenan
dengan kualitas material atau kualitas pekerjaan yang sudah
diselesaikan seperti yang tercantum dalam spesifikasi.

Kontraktor tidak berhak memperoleh biaya tambahan melebihi


harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk beton karena terbatasnya batching, mixing, pengangkutan dan
penempatan beton yang diperlukan seperti yang disyaratkan pada
spesifikasi.

22. Semen Dan Bahan Pencampur (Admixtures)

a. Semen
Semen yang dipakai pada pekerjaan ini harus berkualitas sama
dengan semen Portland, tipe biasa seperti standar JIS R 5210 atau
yang disarankan ASTM C 150 dan atau yang disarankan oleh
Direksi.

Sebelum pemesanan semen, Kontraktor harus memberitahukan


kepada Direksi, mengenai semen yang akan dibeli. Semen harus
dikirimkan ke lokasi disertai dengan mutu pabrik dan sertifikat
pengujiannya, yang harus diserahkan kepada Direksi.

Kontraktor harus menangani dan menyediakan fasilitas


penyimpanan yang memadai untuk semen. “Metal storagebins” di
instalasi batching harus tahan terhadap perubahan cuaca
(weatherproof) dan harus dibangun sedemikian rupa sehingga tidak
ada semen yang mati.

Bila Direksi berpendapat bahwa ada semen mati di tempat


penyimpanan, maka tempat penyimpanan tersebut harus
dikosongkan dan dibersihkan setidaknya sekali dalam 4 bulan.

Semen yang dikirim dalam kantong-kantong harus diangkut dengan


cara yang sudah disetujui Direksi dan disimpan di gudang yang
tahan angin dan tahan air dan dibuat sedemikian rupa untuk
mencegah penyerapan kelembaban, dilengkapi dengan fasilitas
penyimpanan yang sudah disetujui Direksi dan diatur sedemikian
rupa sehingga Direksi dengan mudah untuk melakukan inspeksi
dan mengidentifikasi pengiriman semen.

Hal.5 - 78
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Semen harus disimpan di gudang yang lantainya lebih dari 30 cm


dari permukaan tanah, sedemikian pengaturnnya sehingga yang
masuk lebih dahulu nanti dikeluarkan lebih dahulu. Diantara
tumpukan semen harus ada cukup ruang. Dalam satu tumpukan
tidak ditempatkan lebih dari 13 kantung, atau kurang dari 13
kantung seperti yang disarankan Direksi, dan jangka waktu didalam
gudang tidak boleh lebih dari 60 hari. Biaya gudang semen termasuk
harga lump sum seperti yang tertera pada harga kontrak.

Tidak ada semen yang sudah disimpan selama 90 hari atau lebih
yang dibenarkan dipakai untuk Pekerjaan ini, kecuali bila hasil
pengujian cukup memuaskan untuk dipakai pada pekerjaan ini.
Kontraktor harus menjamin bahwa persediaan semen masih cukup.
pada hari pertama setiap bulan Kontraktor harus memberi tahu
berupa laporan persediaan/stock kepada Direksi mengenai data
sebagai berikut:

(a) Persediaan semen di lokasi pada setiap akhir bulan


(b) Pengiriman semen yang diterima bulan itu
(c) Semen yang dipakai bulan itu.
(d) Semen yang dibuang atau hilang pada bulan itu dan alasannya.
(e) Data lain yang diperlukan Direksi.

b. Bahan Pencampur (Admixture)

(1) Umum
Kontraktor harus menyediakan bahan tambahan beton (bahan
pencampur) untuk menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan
dan penyelesaian pekerjaan beton dan mortar. Bahan
pencampur yang lain daripada tipe “air entraining” atau tipe
“set retarding” tidak dibenarkan dipakai, kecuali bahan
pencampur “air entraining” dan “set retarding”, Kontraktor
harus terlebih dahulu memberi tahu kepada Direksi darimana
asal diperolehnya bahan pencampur, kemudian melengkapinya
dengan informasi teknik dan contoh pengujiannya setidaknya
90 hari sebelum waktu pemakaiannya.
Semua pengujian untuk bahan pencampur harus dilakukan
Kontraktor atas biayanya sendiri dan hasil uji harus diserahkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Kalau yang dipakai lebih dari satu macam bahan pencampur,


setiap bahan pencampur harus digolongkan pada tempatnya
masing-masing dan ditambah air pencampurnya secara
terpisah, sebelum dimasukkan ke mixer.

Hal.5 - 79
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Banyaknya bahan pencampur pada setiap campuran beton dan


bagian pekerjaan mana yang memakainya akan ditentukan oleh
Direksi.

Semua biaya insidentil pemakaian bahan pencampur termasuk


dalam harga satuan beton yang disyaratkan pada harga
kontrak.
(2) Bahan Pencampur “Air-entraining”
Bahan pencampur “air-entraining” harus dipakai pada semua
beton, kecuali kalau ada pengarahan dari Direksi. Bahan
pencampur tersebut harus mempunyai konsistensi dan kualitas
yang sama pada setiap container dari satu tempat ke tempat
lain.
Banyaknya bahan pencampur air-entraining yang dipakai pada
setiap pencampuran beton adalah sebagai berikut:

Ukuran Agregat Total Entrained Air


Kasar Maksimum (Prosentase yang disesuaikan dengan
(mm) volume beton)

20 5.0 + 1
40 4.0 + 1
80 3.0 + 1

Kandungan udara pada beton yang berisi agregat 80 mm, harus


ditentukan berdasarkan pecahan beton yang tersisa sesudah
semua partikel agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm
dihilangi dan hasil yang diperoleh harus sesuai dengan syarat
untuk beton berukuran maksimum 40 mm.

Bahan pencampur air-entraining harus dilarutkan menjadi


larutan dengan kandungan zat padat tidak lebih dari 15% berat
larutan dengan Ph stabil dan konstan.

Bahan pencampur pada larutan harus dijaga sehingga


kekuatannya tetap sama (merata) dan harus dimasukkan ke
batch dengan porsi yang sesuai dengan air pencampurannya.
Bila peryaratan di atas sudah dipenuhi, pemakaian air yang
mengurangi bahan pencampur yang mengandung bahan
pencampur air-training, diperkenankan.

(3) Bahan Pencampur “Set Retarding”


Merek, asal dan tipe bahan pencampur set retarding harus
dipilih Kontraktor dan diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan perstujuan. Bahan pencampur “set retarding”
harus sesuai dengan air-entraining seperti diuraikan diatas dan

Hal.5 - 80
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

harus masukkan dalam batch dan dimasukkan ke beton dengan


cara seperti yang diuraikan di atas seperti penambahan air-
entraining bahan pencampur. Kuantitas bahan pencampur “set-
retarding” yang dipakai harus sesuai dengan petunjuk yang
diberikan pabrik, seperti yang disarankan Direksi.

(4) Penyimpanan Bahan Pencampur


Bahan pencampur dalam bentuk cair atau bubuk untuk beton
harus disimpan di gudang anti air (waterproof) yang bisa
mencegah penyerapan air. Gudang tersebut harus diatur
sedemikian rupa sehingga material yang dipergunakan dalam
urutan seperti waktu datangnya material tersebut di lokasi. Bila
ada bahan pencampur yang sudah kadaluarsa, containernya
harus ditandai dengan jelas. Untuk menjamin kelancaran
penempatan beton maka harus ada cukup persediaan bahan
pencampur di gudang.

23. Agregat

a. Umum
Material yang dipakai untuk menghasilkan agregat halus dan kasar
diperoleh dari quarrysite atau borrow area seperti pada gambar atau
dari lokasi lain yang disarankan Direksi.

Dari pengujian sampel oleh direksi yang diambil dari borrow area
untuk pasir dan kerikil, menunjukkan bahwa sampel tersebut
mengandung material yang cocok untuk agregat kasar dan halus,
tetapi kualitas material yang diperoleh dari borrow area harus
ditentukan oleh Kontraktor.

Kontraktor tidak disyaratkan untuk membayar dengan cara royalti


atau cara lain untuk material yang diambil sendiri dari quarrysite
atau borrow area dan dipakai pada pada pekerjaan dalam spesifikasi
ini. Perstujuan Direksi mengenai pemakaian material oleh
Kontraktor dari quarrysite atau borrow area, tidak boleh ditafsirkan
sebagai persetujuan untuk semua material yang diambil dari
quarrysiteatau borrow area, dan Kontraktor harus bertanggunga jawab
atas kualitas semua material yang dipakai untuk pekerjaan ini.

Bila material untuk agregat harus diperoleh selain dari borrow area
ataupun quarrysite, Kontraktor harus menyerahkan sampel/contoh
masing-masing sebanyak 50 kg untuk agregat halus dan kasar untuk
dipakai pada pekerjaan ini, setidak-tidaknya 2 bulan sebelum
material tersebut diperlukan. Biaya untuk pengujian tersebut
ditanggung oleh Kontraktor.

Hal.5 - 81
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Bila material diambil dari lokasi selain borrow area dan quarrysite,
Kontraktor harus melakukan pembersihan tumbuh-tumbuhan, akar-
akaran, rerumputan dan lempung serta pasir dan kerikil yang tidak
memadai, batuan lapuk dann batuan yang tidak memadai serta
benda-benda lain dari permukaan di mana diperoleh material untuk
agregat.

Lokasi dimana diambilnya material untuk agregat harus


dioperasikan agar tidak mengurangi manfaat atau nilai material
lainnya.
Material yang dipindahkan dari lokasi tersebut dan tidak
dimanfaatkan dalam pekerjaan harus ditumpuk sesuai saran Direksi.

Pemrosesan material termasuk pemecah, pemisahan, pencucian,


pencampuran dan sebagainya untuk menghasilkan agregat halus
dan kasar yang sesuai dengan persyaratan spesifikasi dengan cara
yang disetujui Direksi. Air yang digunakan untuk mencuci agregat
harus bebas dari zat-zat organik, alkali, garam-garaman dan kotoran
yang lain.

Sesudah dicuci, agregat yang halus harus ditumbuk dan dibiarkan


kering setidaknya selama 7 jam dan kemudian ditangani sedemikian
rupa sehingga pasir yang dibawa alat pencampur (batchingplant)
sama (rata) dan kadar airnya stabil. Permukaan dari tempat
penyimpanan (stockpile) pasir harus kering. Penanganannya tidak
termasuk permukaan pasir pada alat pencampur (batchingplant).
Biaya untuk menghasilkan agregat seperti yang diperlukan di
spesifikasi ini harus termasuk semua biaya penggalian, penanganan,
pemrosesan, pengangkutan dan penyimpanan material. Kontraktor
tidak berhak mendapatkan biaya tambahan untuk material yang
terbuang yang berasal dari quarrysite, borrow area atau lokasi lain
yang disetujui Direksi, termasuk material yang telah dipecah dan
material dengan ukuran lebih besar yang diperlukan agregat yang
harus dipisahkan oleh Kontraktor, dan material dengan ukuran
melebihi di atas harus dibuang.

b. Agregat Halus
Istilah agregat halus dimaksudkan untuk memberi istilah agregat
dengan partikel maksimum 5 mm. Agregat halus untuk beton,
mortar dan grout harus disediakan Kontraktor.

Direksi akan melaksanakan pengujian untuk pengetesan agregat


halus dan Kontraktor harus menyediakan dan memasang fasilitas
yang disetujui Direksi dalam menyediakan sampel untuk pengujian.

Hal.5 - 82
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Agregat halus harus terdiri dari pecahan batuan keras, padat, tahan
lama dan tidak dicat dengan gradasi memadai dan harus bebas
kotoran, debu, lempung atau zat organik lain atau material lain yang
tidak diperlukan. Kadar air agregat halus yang dibawa ke
batchingplant dapat bervariasi tidak lebih dari 1.0% dalam waktu 1
jam dan tidak boleh bervariasi melebihi 3.0% dalam waktu kerja 1
shift.

Agregat halus harus terdiri dari partikel yang bentuknya disetujui


Direksi.
Agregat halus, seperti yang sudah digolongkan, harus dipilih
dengan tepat dan harus sesuai dengan batas-batas di bawah ini
tetapi bisa bervariasi bila ada saran dari Direksi. Kontraktor tidak
berhak mendapatkan biaya tambahan.

Persentasistandart untuk berat material


Ukuran ayakan (mm)
yang lewat padamasing-masing ayakan
10.00 100
5.00 90 – 100
2.50 80 – 100
1.20 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 - 10

Modulus kehalusan untuk agregat halus berkisar antara 2.5 dan 3.3.
Persentasi zat yang merugikan pada agregat halus tidak melebihi
nilai berikut:

Uraian Persentasi Berat


 Gumpalan lempung 1.0
 Material yang lewat saringan 0.088 m 3.0 *)
 Material yang tertinggal pada saringan 0.5
0.297 mm dan terapung yang
mempunyai berat jenis 1.95
*) Bila material lebih halus dari pada mata saringan berukuran 0.088
mm, terdiri dari debu batuan yang bebas dari lempung atau
pasir, persentasi ini bisa ditingkatkan menjadi 5.0.

Besarnya persentasi benda-benda yang mengganggu seperti yang


dibawa ke mixer tidak boleh melampaui 3% beratnya atau 5% pada
kedalaman seperti *).
Agregat halus mungkin ditolak bila mengeluarkan warna lebih gelap
daripada standar di pengujian colorimetric untuk kotoran-kotoran
organik.

Hal.5 - 83
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Hilangnya agregat halus karena 5 siklus pengujian sodium sulfat,


tidk boleh melebihi 10%.

Gradasi agregat halus harus diawasi sehingga saat kapan saja


modulus kehalusan setidaknya dari 9 atau 10 sampel penguji yang
bertaraf agregat halus, bila diambil setiap jam sekali, tidak meebihi
0.20 modulus kehalusan rata-rata dari 10 sampel yang diuji.

Bila agregat dari sumber yang berlainan diuji pada molen pada saat
sama, harus dicampur sedemikian rupa sehingga
pengklasifikasiannya sama dalam pencampuran berikutnya.

a. Agregat Kasar
Istilah agregat kasar dipakai untuk agregat yang ukuran nominalnya
5 mm dan digradasikan mulai dari 5 mm sampai ukuran terbesar
seperti yang diperlukan dalm pekerjaan. Agregat kasar untuk beton
harus disediakan Kontraktor dan agregat tersebut harus terdiri dari
tipe agregat buatan pabrik, kecuali bila ada saran lain dari Direksi.

Direksi akan melaksanakan pengujian agregat kasar dan Kontraktor


menyediakan dan memasang fasilitas yang sesuai dengan
pengarahan Direksi untuk melakukan pengujian cntoh. Pengujian ini
dilakukan sesuai dengan persyaratan yang tercantum pada
Spesifikasi Teknik.

Agregat kasar harus bersih, keras, baru, tidak lapuk, berbentuk baik,
padat, tidak dicat dan bebas dari partikel-partikel yang panjang atau
datar, zat-zat organik atau material lain yang mengganggu.
Gradasi agregat kasar (persentasi standarnya dengan melewatkan
berat air ke mata saringan) harus seperti di bawah ini, tetapi bila
bervariasi bila ada saran Direksi dan bila ini yang menjadi keputusan
Direksi, Kontraktor tidak berhak mendapatkan biaya tambahan.

Banyaknya zat yang merugikan pada agregat kasar tidak boleh


melampaui batas-batas yang tertera berikut:

Uraian Persentasi Berat

 Gumpalan lempung 0.25


 Partikel halus 5.00
 Material yang lewat saringan 0.088 1.00*)
 Material yang terapung dengan 5.00
berat jenis 2.0

Hal.5 - 84
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Bila material lebih halus dari saringan 0.088 mm terdiri dari debu
batuan yang bebas dari lempung atau silt, maka persentasi berat
bertambah hingga 1.5.

Besar persentasi benda yang merugikan berukuran berapapun,


seperti yang terbawa ke mixer, beratnya tidak boleh melampaui 5%
dari berat benda tersebut.

Agregat kasar ditolak, bilamana:

(a) Bagian yang hilang mempunyai gradasi mlampaui 10% berat


pada 100 bahan uji, atau 40% beratnya pada 500 bahan uji,
dengan menggunakan pengujian abrasi Los Angeles.

(b) Berat agregat yang hilang lebih dari 12% berat, bila diuji
dengan sodium sulfat 5 siklus untuk mengetahui bagus
tidaknya.

(c) Persentasi berat partikel yang bentuknya kurang memadai,


lebih dari 60%. Partikel dianggap kurang baik bila dimensi
maksimumnya lebih dari 3 kali dimensi minimumnya.

Agregat kasar harus disaring dengan “vibratingscreens” dinaikkan ke


“rockcrushingplant” atau bila sesuai dengan pendapat Kontraktor,
screens bisa dinaikkan di tanah yang berdekatan dengan
crushingplant. Pemisahan agregat kasar menurut ukuran seperti pada
spesifikasi, sesudah finish-screening, adalah sebagai berikut, kalau
agregat diuji dengan saringan seperti tabel berikut; material yang
lolos dari mata jaring tidak lebih dari 2% beratnya dan semua
material harus lolos mata saringan.

Ukuran Saringan (segiempat)


Ukuran Agregat
Untuk pengujian Untuk pengujian
(mm)
undersize oversize

10 ASTM No. 5 11 mm
20 7 mm 22 mm
40 16 mm 44 mm
80 32 mm 88 mm

Air yang dipakai untuk beton, grouting dan mortar untuk pencucian
agregat dan untuk pembahasan beton harus betul-betul bersih dan
bebas dari lumpur, zat-zat organik dan dilakukan tes laboratorium
sebelum dipergunagan sebagai air pencampur, pengambilan sampel
untuk pengetesan air pencampur harus diketehui oleh Direksi,

Hal.5 - 85
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

penyimpanan air yang memadai harus disediakan untuk


pelaksanaan penempatan beton secara kontinyu.

c. Komposisi Campuran Beton

Beton harus terdiri dari semen Portland, air, agregat halus dan kasar
dan bahan pencampur yang sudah dispesifikasikan, semuanya
dicampur dan diaduk sampai mencapai ketetapan yang tepat.

d. Proporsi Pencampuran dan Klasifikasi Beton

Proporsi pencampuran beton harus ditentukan Direksi sehingga


menghasilkan beton yang awet dan mempunyai kekuatan beton
yang sepadan dengan waktu dan tingkatan pembebanan, karena
pertimbangan kondisi tegangan, alam terbuka dan sebagainya.

Diharapkan beton mempunyai variasi dari beton masa dengan


ukuran agregat maksimum 40 mm sampai 20 mm.

Direksi akan menyediakan proporsi campuran setiap waktu selama


pelaksanaan. Proporsi campuran beton yang baik untuk beberapa
kelas beton, adalah sebagai berikut:

Ukuran Tegangan Kandungan


Agregat minimum pada Slump semen
Kelas
Maksimu umur 28 hari (cm) (kg/m3)
m (kg/cm2)

A 20 225 8-12 405


B 40 225 19-21 350
C 20 175 8-12 270
D 40 175 5-10 240
E 20 125 5-10 90

Penggunaan kelas beton adalah sebagai berikut:

Kelas Uraian

A Blockout beton pada Bangunan Pengambilan dan lapisan


A beton pada bagian hilir dari Bangunan Pelimpah.

B Dinding pada bangunan Pelimpah dan jembatan bagian


atas dan Saluran Pengelak.

C Konstruksi biasa seperti pos Keamanan, saluran drainasi,

Hal.5 - 86
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

rumah untuk switchbox pada Bendungan, beton


penyumbat (plugguing) pada Saluran Pengelak Bangunan
Pengambilan dan Dinding penahan.

D Tubuh dari Bangunan pelimpah.

E Semua beton kurus (leanconcrete) dengan tebal 10 cm dan


tanpa tulangan. Untuk lantai kerja dan untuk mengisi
apabila dijumpai sumber-sumber air/ spring).

Tanpa terbatas pada kandungan semen seperti tabel diatas, Direksi


dapat memilih tipe dengan kandungan semen lain selama
pelaksanaan Pekerjaan dan Kontraktor tidak berhak mendapatkan
biaya tambahan untuk ini.

Perbandingan untuk proporsi campuran air dan semen yang tepat


akan ditentukan Direksi agar beton mempunyai “workability”,
kepadatan, impermeabilitas dan keawetan (durability) serta kekuatan,
tanpa mempergunakan semen terlalu banyak.
Disain tegangan tekan beton seperti pada Gambar, dan bila yang
diutamakan dalam kriteria dalah kekuatan beton, maka proporsi
beton harus sedemikian rupa sehingga 80% dari hasil tegangan
tekan, sama atau lebih besar dengan tegangan rencana yang
disyaratkan.

Ketentuan proporsi pencampuran oleh Direksi tidak berarti


Kontraktor bebas dari tanggung jawab menghasilkan dan
mendapatkan beton yang sesuai dengan persyaratan yang
dibutuhkan, sebelum pencampuran beton untuuk bangunan,
Kontraktor harus merasa yakin bahwa proporsi pencampuran beton
yang ditentukan Direksi bisa menghasilkan beton yang sesuai
dengan persyaratan yang diperlukan.
Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi apabila ada
kebratan mengenai proporsi pencampuran dan harus menyerahkan
kepada Direksi proporsi alternatifnya untuk mendapatkan
persetujuan dan bila sudah disetujui, harus dipakai untuk
menghasilkan beton. Kontraktor tidak berhak mendapatkan biaya
tambahan bila ada penambahn proporsi pencampuran.

Ukuran agregat kasar maksimum pada beton adalah ukuran terbesar


seperti yang disyaratkan, yang pemakaiannya dari konsolidasi
beton, dengan vibrasi, kecuali kalau ditunjukkan dalam Gambar atau
disarankan oleh Direksi.

6. Kandungan Air dan Slump

Hal.5 - 87
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Banyaknya air ang dipakai pada beton, harus diatur Direksi, yaitu
dalam batas-batas yang ditentukannya untuk perbandingan air dan
semen yang diperlukan untuk memperoleh beton yang baik, dengan
mempertimbangkan efek pemakaian bahan pencampur yang
disyaratkan.

Air yang ditambahkan untuk megkompensasi agar beton mengeras


pelan-pelan sebelum digunakan. Beton yang dihasilkan dari batch ke
batch harus rata.

Tes Slump harus dilakukan pada beton yang disimpan, tetapi


sebelum beton dikonsolidasi. Direksi mungkin memerlukan beton
dengan slump lebih sedikit agar bisa segera berkonsolidasi dengan
cepat di tempatnya dengan divibrasi. Direksi akan menentukan
slump yang sudah disepakati untuk setiap kelas beton, dan
Kontraktor harus mematuhinya.

24. Campuran Beton Percobaan

Enam puluh (60) hari sebelum dimulainya pekerjaan beton


permanen, Kontraktor harus melaksanakan campuran untuk
percobaan setiap beton seperti yang disyaratkan di bawah
pengawasan Direksi, dengan menggunakan semua agregat,
batchingplant, danconcretemixingplants, yang disediakan untuk
melaksanakan pekerjaan ini. Trial mix seperti itu harus berlangsung
terus sampai beton sesuai dengan spesifikasi.

Untuk pelaksanaan trial mix dan pekerjaan yang berkait, tidak ada
biaya tambahan, kecuali penyediaan dan pemasangan alat
pengujian, sudah termasuk pada harga satuan beton, pada Daftar
Kuantitas dan Harga.

25. Pengujian Beton Dan Material Beton

Sampel dan pengujian material beton, beton baru dan beton keras,
harus dilakukan Kontraktor di bawah pengarahan Direksi, sesuai
dengan standar JIS atau ASTM atau semacamnya. Uji agregat beton,
beton baru dan beton keras, termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal-
hal sebagai berikut:

Hal.5 - 88
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

UJI PADA BETON NOMOR STANDAR

Sampling beton JIS A 1115 – 75 (ASTM C 172)


Tegangan tekan JIS A 1108 – 76 (ASTM C 39)
JIS A 1132 – 63 (ASTM C 192)
Slump JIS A 1101 – 75 (ASTM C 143)
Kandungan Udara JIS A 1118 – 75 (ASTM C 231)
Berat jenis JIS A 1116 – 75 (ASTM C 138)
Material lolos saringan 0.088
mm, atau saringan No. 200 JIS A 1103 – 64 (ASTM C 117)
Kelembaban permukaan JIS A 1111 – 76
Kotoran zat JIS A 1105 – 76 (ASTM C 60)
Sodium sulphateSoundness JIS A 1122 – 76 (ASTM C 88)
Gradasi agregat JIS A 1102 – 76 (ASTM C 131)
JIS A 1102 – 76 (ASTM C 535)
Specificgravity dan JIS A 1110 – 76 (ASTM C 128)
penyerapan

Kontraktor harus melakukan pengujian beton secara rutin untuk


menentukan tegangan tekan, slump, kandungan udara dan berat
jenisnya. Banyaknya dan frekuensi pengujian beton baru harus
seperti yang dianjurkan Direksi setiap saat dan pengujian dilakukan
2 kali untuk setiap kelas beton, yang ditempatkan selama
penugasan.

Kalau keadaannya lain, misalnya kalau kalau kadar air agregat halus
naik turun, maka diperlukan pengujian beton baru yang lebih sering
dan Kontraktor tidak berhak mendapatkan biaya tambahan, karena
sampel atau pengujian tambahan untuk beton baru di lokasi
manapun, harus sesuai saran Direksi. Hasil pengujian tersebut
secara rutin harus diserahkan Direksi dalam bentuk dan interval
seperti yang disarankan Direksi.

Direksi harus melakukan tes material beton, beton baru dan beton
keras bila dianggap perlu, dan Kontraktor harus membantu Direksi
untuk pelaksanaan tes.Biaya pengetesan material beton sudah
diperhitungkan dalam analisa harga satuan yang akan ditawarkan

Tegangan tekan beton harus ditentukan dengan tes uji kubus beton
yang dimensinya ( 15 x 15 x 15 ) cm. Benda uji kubus beton diambil
pada saat di batchingplant dan sebanyak 3 benda uji kubus beton
dan sebelum beton dituang ke dalam cetakan konstruksi. Setiap
Agitator truck ( volume ± 5m3 ) dilakukan pengambilan sample
sebanyak 3 benda uji kubus beton. Beton yang mengandung agregat
yang lebih kasar dari 40 mm harus diayak dalam keadaan basah

Hal.5 - 89
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

untuk menghilangkan partikel yang lebih besar sebelum pemakaian


sillinder.

Kontraktor harus menyediakan alat-alat, fasilitas, material dan


tenaga kerja yang diperlukan untuk membuat, menangani dan
membuang sisa-sisa sampel yang diuji seperti yang disyaratkan di
sini.

Sampel yang diperlukan adalah semua bahan beton yang harus


ditempatkan. Batchingplant harus dilengkapi dengan alat-alat untuk
sampel dan fasilitas-fasilitas yang sudah disetujui Direksi dalam
mendapatkan sampel air, es (bila perlu), semen, agregat dan bahan
pencampur beton.
Alat-alat seperti itu sering dipergunakan dan harus didesain
sedemikian rupa sehingga contoh/sampel material yang diperlukan
bisa diperoleh dengan kerusakan minimal.

Kontraktor harus menanggung semua biaya yang terkait dengan


penyediaan fasilitas untuk sampel, tenaga kerja dan sampel yang
diambil dan tidak berhak mendapatkan biaya tambahan bila ada
kelambatan atau biaya penyediaan sampel.

Untuk sampel material yang diuji, tidak ada pembayaran khusus,


tetapi biaya pemeliharaan dan operasi laboratorium di lapangan dan
untuk pengujian material beton, sudah termasuk biaya didalam
harga satuan yang ditawarkan oleh kontraktor.

Selain Kontraktor harus menyediakan laboratorium di lapangan.


Kontraktor juga harus menyediakan ruang yang terkunci, ruang anti
cuaca, ruang anti debu, ruang kedap suara di lokasi batchingplant,
untuk digunakan oleh Direksi. Luas ruangan harus sesuai saran
Direksi dan harus berdekatan letaknya dengan peralatan (plant).
Ruangan tersebut harus dilengkapi dengan meja sesuai dengan
saran Direksi yang sudah dilengkapi pula dengan bak yang
dihubungkan dengan saluran pembuangan, sistem penyediaan air,
tenaga listrik dan lampu. Garis besar perencanaan dan lokasi
ruangan harus diserahkan pada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan semua biaya yang terkait dengan penyediaan ruangan
termasuk dalam biaya lump sum untuk laboratorium lapangan
seperti tertera pada Daftar Kuantitas dan Harga.

26. Batching

Kontraktor harus memasang, memelihara dan mengoperasikan alat


batching untuk menentukan dan mengontrol ketelitian mengenai

Hal.5 - 90
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

banyaknya material, termasuk air, semen, bahan pencampur,


agregat halus dan kasar yang dipakai pada beton.

Banyaknya air, semen, agregat, halus dan kasar harus ditentukan


Direksi dengan menimbangnya. Banyaknya bahan pencampur “air
entraining” harus ditentukan dengan mengukur volume pada
dispenser atau ditimbang dengan alat lain, dinaikkan sehingga tidak
ada getaran alat pada saat batchingplant dijalankan dengan segala
kondisi.

Bak pada batchingplant harus dibangun sehingga bisa


membersihkan secara otomatis pada waktu turun baik diturunkan
sampai betul-betul kosong, setidaknya 3 kali seminggu. Material
harus diendapkan pada bak dengan segera melalui pintu
pengeluaran. Agregat kasar harus diendapkan pada bak dengan
segera melalui pintu pengeluaran. Agregat kasar harus diendapkan
pada bak dengan segera melalui tangga batu dengan jarak dimana
agregat jatuh, lebih dari 1.5 m.

Alat untuk membawa material yang dicampur dari batcher atau


hopperkemixer harus dibuat, dipelihara dan dioperasikan
sedemikian rupa sehingga tidak ada pengotoran material campuran
pada batchingplant. Alat yang tidak sesuai dengan persyaratan ini
harus diubah atau diganti dengan alat yang sudah disetujui Direksi.

Pelaksanaan dan ketelitian untuk penimbangan dan alat


pengukuran harus dipelihara dengan ketelitian 0.4% dengan skala
kapasitas. Alat tersebut harus bisa langsung disetel untuk
mengetahui variasi berat dengan beberapa kandungan kelembaban
agregat dan memberikann perubahan-perubahan pada proporsi
campuran beton.

Alat batching harus dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa


sehingga ketidaktelitian dalam mengukur material tidak lebih dari
1% untuk air dan bahan pencampur air-entraining dan 3% untuk
semen dan agregat. Semen dan air akan ditimbang pada container
tersendiri dan masing-masing beratnya ditunjuk kepada skala yang
berbeda.

Kontraktor harus melakukan pengujian secara periodik dengan


melakukan pengukuran pada pengoperasian batching dengan
mempergunakan timbangan pengujian standar atau alat penunjang
yang lain untuk memeriksa pengoperasian setip timbangan atau alat
ukur yang lain. Pengujian tersebut harus dilaksanakan dengan
dihadiri Direksi dan pengujiannya harus dapat membuktikan
ketelitian alat ukur. Pengujian alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan

Hal.5 - 91
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

harus dilakukan sekali setiap bulan, kecuali kalau ada pengarahan


dari Direksi, Kontraktor harus melakukan penyetelan, perbaikan
atau penggantian bila perlu, sesuai dengan persyaratan ketelitian
pengukuran.

Cara kerja pada alat batching harus dilakukan sehingga tidak terjadi
kebocoran bila katup ditutup.Peralatanbatching harus dioperasikan
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga mencegah adanya debu
pada peralatan pada waktu pengukuran dan keluarnya cmpuran
material.

Gerobak untuk menimbang harus dibuat sehingga material yang


berlebihan beratnya mudah dihilangkan, dengan toleransi seperti
disyaratkan disini.
Apabila agregat tercemar debu, maka agregat tidak boleh dicampur
untuk beton atau mortar.

27. Pencampuran

Bahan beton harus dicampur dengan baik pada bak pencampur


sampai rata sehingga sampel beton yang diambil mulai keluarnya
campuran yang pertama sampai terakhir, agar sesuai dengan
persyaratan berikut:

(a) Slump dari 2 sampel tidak berbeda 25 mm


(b) Kandungan udara dari 2 sampel tidak berbeda lebih dari 1% dari
rata-rata berat sampel
(c) Berat jenis mortar dari 2 sampel tersebut, tidak berbeda melebihi
1% dari rata-rata berat sampel
(d) Berat jenis agregat kasar dari 2 sampel yang volume masing-
masingnya 50 liter, tidakboleh berbeda melebihi 8% dari berat
rata-rata 2 sampel

Beton yang dicampur dengan tangan tidak boleh dipakai untuk


bangunan permanen dan bila digunakan pada bangunan sementara,
harus mendapat persetujuan Direksi.

Kecuali diperintahkan Direksi, pencampuran pada masing-masing


bak harus kontinyu dan tidak boleh lebih atau kurang dari 3 kali
jumlah menit berikut:

Hal.5 - 92
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Kapasitas Waktu
mixer (m3) mencampur
(menit)

3 sampai 2 2.5
2 sampai 1.5 2
1.5 atau 1.5
kurang

Lamanya untuk pencampuran harus ditentukan oleh Direksi


sesudah melaksanakan pengujian efisiensi mixer, yang didasarkan
atas perbandingan sampel yang daimbil mulai dari keluarnya
campuran yang pertama sampai terakhir seperti diuraikan pada
awal bab ini.

Lamanya pencampuran minimal seperti yang disyaratkan,


tergantung kepada kondisi material yang dimasukkan ke bak
pencampur, sehingga menghasilkan pencampuran yang efisien dn
memudahkan operasi pencampuran dengan kecepatan yang
ditetapkan.

Direksi mempunyai hak untuk mentukan waktu pencampuran atau


batas-batas ukuran bak (batch) kalau operasi pengisian dan mixing
gagal menghasilkan batch beton yang sesuai dengan yang diperlukan
dan dengan pencampuran yang baik. Beton, begitu lepas dari mixer
harus rata komposisinya dan konsistensi dalam batch dan dari batch
ke batch, kecuali bila diperlukan perubahan dalam komposisi
ataupun konsistensi.

Air harus ditambahkan sebelum, selama dan sesudah pelaksanaan


pengisian mixer. Tidak diperbolehkan adanya kelebihan sehingga
memerlukan tambahan air untuk memperoleh konsistensi beton
yang diperlukan. Beton yang berada pada mixer lebih dari 1 jam,
harus dibuang.

Bak pencampur (mixer) yang tidak memenuhi persyaratan pasl ini


harus segera diperbaiki atau diganti. Bak pencampur harus diisi
sesuai dengan kapasitasnya atau sesuai dengan ukuran batch, yang
dtentukan sesuai dengan persyaratan pasal ini kecuali kalau
mencampur mortar atau beton untuk penempatan beton. Bak
pencampur tidak boleh diisi lebih dari kapasitas yang ditentukan
kecuali atas pengarahan direksi, tetapi kalau terjadi hal seperti di
atas, maka bak pencampur harus dilengkapi dengan pengatur waktu
dan pemberi tanda yang menunjukkan dan memastikan bahwa
periode pencampuran berakhir.

Hal.5 - 93
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

28. Pengecoran

a. Umum
Pengecoran beton belum bisa dilaksanakan sampai pemasangan
bekisting diselesaikan dulu oleh Kontraktor dan sudah di cek dan
disetujui Direksi.
Pengecoran beton tidak boleh dilakukan pada waktu turun hujan
atau pada waktu air menggenang kecuali ada saran dari Direksi.

Fasilitas komunikasi antara peralatan pencampur dan lokasi


pengecoran harus disediakan, dioperasikan dan dipelihara oleh
Kontraktor bila Direksi sudah menyetujui. Untuk ini tidak ada biaya
tambahan bagi Kontraktor.

b. Persiapan Untuk Pengecoran


Sebelum dilaksanakan pengecoran, semua permukaan dimana beton
akan dicor, harus dibersihkan dari minyak, lumpur, zat organik,
potongan-potongan kayu, pecahan batuan dari reruntuhan atau
batuan lepas atau material berbahaya lainnya, dengan menggunakan
“air water jet” (compressor) dengan kecepatan tinggi atau alat lain
seperti disarankan Direksi.

Semua permukaan bekisting dan material yang melekat dengan


mortar kering atau material grouting dari beton yang ditempatkan
lebih dulu, harus bersih dari mortar atau material grouting sebelum
beton yang berdekatan ditempatkan.

Permukaan pondasi batuan harus dilembabkan dengan baik


sebelum beton ditempatkan, dan air yang menggenang harus
dihilangkan.
Permukaan tanah atau pondasi pasir dan kerikil dimana beton akan
ditempatkan harus bebas dari air yang menggenang atau air yang
mengalir, perca-perca kayu atau material lainnya yang dianggap
mencemari. Untuk tanah atau pondasi pasir dan kerikil, kondisinya
harus lembab sebelum beton diempatkan.

Permukaan “constructionjoint’” yang berhubungan dengan


pengecoran beton baru atau mortar baru harus bersih dan lembab
dengan cara yang disetujui Direksi. Pembersihan ini harus terdiri
dari penghilangan semua adukan semen atau mortar yang
mengering dan dari segala kotoran. Permukaan sambungan dari
beton lama dimana beton baru harus ditempatkan, harus dikasarkan
dengan mengelupas (chipping) atau dengan cara lain lalu dibiarkan
lembabdimana jangka waktunya ditentukan Direksi, sebelum
menempatkan beton kayu.

Hal.5 - 94
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Permukaan “constructionjoint” harus benar-benar bersih terhadap


tambahan beton atau material yang lain, dengan mengerik,
mengelupas atau dengan cara lain yang disetujui Direksi.
Sambungan akan diberi campuran cat pelindung seperti saran
Direksi, untuk mencegah pengikatan dengan beton yang
ditempatkan pada sisi sambungan yang lain.

c. Suhu Beton Pada Waktu Pengecoran

Suhu beton pada waktu pengecoran tidak boleh melebihi 35 oC. Bila
perlu, Kontraktor mempertahankan suhu beton di bawah 35oC saat
pengecoran beton dan Kontraktor harus memakai cara yang efektif
untuk pendinginan agregat, mendinginkan air pencampur,
pengecoran di malam hari atau cara apa saja yang disarankan
Direksi.

Kontraktor tidak berhak mendapatkan tambahan biaya seperti


disyaratkan pada pasal ini.

Bila beton di cor pada saat cuaca dengan suhu beton melampaui
35oC sesuai saran Direksi, Kontraktor harus menggunakan “water-
reducingadmixture”, tipe set-retarding, untuk mengurangi efek yang
kurang baik bagi beton, yang disebabkan suhu tinggi.

d. Alat Untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Cara dan alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton
dan waktu yang hilang selama pengangkutan tidak boleh
menyebabkan segregasi agregat kasar, turunnya slump sampai
lebih dari 25 mm atau hilangnya kandungan udara sebelum
konsolidasi sampai lebih dari 1% pada waktu beton di cor pada
pekerjaan.

Bila beton diangkut dan/atau di cor dengan alat seperti di bawah


ini, alat tersebut harus dipasang dan ditangani sebagai berikut:

(1) Agitator Truck

Kecepatan drum yang bergerak harus antara 2 sampai 4


putaran per menit. Volume campuran beton di drum tidak
dibenarkan, apabila melebihi volume yang disarankan
pabriknya atau melampaui 70% volume drum. Truk untuk
mengangkutnya harus disetujui Direksi.

Interval antara memasukkan air ke drum pencampur dan


mengeluarkan beton dari agitator tidak boleh melebihi 1 jam.

Hal.5 - 95
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pada interval ini, campuran harus terus digerakkan dengan


kecepatan tersebut di atas.

(2) Non-Agitator Truck

Bodi non-agitator truck harus halus dan kedap air, dan harus
ada tutup bila diperlukan untukmelindunginya dari air hujan.
Non-agitator truck harus membawa beton lokasi pekerjaan,
yaitu beton yang dicampur dengan baik dan rata. Beton
dianggap rata pencampurannya bila sampel dari seperempat
beban, mempunyai slump tidak lebih dari 2.5 cm. Pengecoran
beton harus rampung dalam 1.0 jam sesudah memasukkan air
pencampur pada semen dan agregat.

(3) Chutes

Secara garis besar, pengangkutan beton dengan


mempergunakan “chute” (terjunan) tidak dibenarkan, kecuali
bila ada saran dari Direksi. Bila disetujui, chute harus punyai
potongan (profil) dengan sudut bulat dan kemiringannya
harus bagus sehingga beton mengalir dengan lancar tanpa ada
segregasi.

Ujung chute bawah harus dilengkapi dengan drop chute, yang


tingginya tidak lebih dari 1.5 m, untuk mencegah adanya
segregasi dari beton yang jatuh. Chute harus terlindung dari
sinar matahari langsung.

(4) Pompa beton dan alat cor

Pipa pengangkut harus dipasang sehingga mudah


memindahkannya. Sebelum memulai operasi pompa atau
pengecoran, kira-kira 1 m3 mortar dengan proporsi air, bahan
pencampuran/tambahan, semen dan agregat halus yang
sama, seperti yang ditentukan untuk pencampuran beton
biasanya, harus dilewatkan melalui pipa. Pipa ini harus
disetel selurus mungkin.

(5) Belt - Conveyer

Pengangkutan beton dengan belt-conveyer tidak dibenarkan


kecuali ada saran dari Direksi. Bila disarankan oleh direksi,
belt-conveyer harus dipakai dengan amat berhati-hati sehingga
belt terlindung dari hujan, angin dan sinar matahari, sehingga
pada akhir setiap conveyerdipergunakan gerobak atau terjunan

Hal.5 - 96
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

vertikal, untuk membatasi beton yang jatuh yang ditempatkan


maksimum setinggi 1.5 m.

Rincan lengkap yangterdiri dari katalog pabrik, blueprints


dan sebagainya untuk setiap peralatan-peralatan ini harus
dilaksanakan dan dipelihara sesuai dengan petunjuk
pabriknya. Tipe peralatan yang lain dari pada yang tercantum
di atas, harus mendapat persetujuan Direksi, tiga puluh (30)
hari sebelum dipakai.

6. Pengecoran

Kontraktor harus selalu konsultasi dengan direksi mengenai waktu


pelaksanaan pengecoran beton. Pengecoran beton harus
dilaksanakan dengan disaksikan Direksi.

Beton yang menjadi keras sekali sehingga pengecorannya kurang


meyakinkan, maka beton harus dibuang ketempat yang ditunjukkan
Direksi dan biayanya menjadi beban Kontraktor.

Beton harus ditempatkan langsung ke posisi akhir dan tidak boleh


sampai mengalir sehinggamenyebabkan segregasi.
Beton harus ditempatkan langsung ke posisi akhir dan tidak boleh
sampai mengalir sehingga menyebabkan segregasi. Cara dan alat-
alat yang dipakai dalam pengecoran beton pada bekisting harus baik
sehingga agregat kasar tidak terpisah dari beton. Kontraktor harus
mempunyai cara untuk membatasi dn mengontrol beton yang tidak
bisa dipakai, sehingga tidak menyebabkan segregasi atau beton
keras yang dapat mengenai besi tulangan dan bekisting yang sudah
dirakit. Tinggi jatuh beton tidak melebihi 1.5 meter.

Semua beton yang dituangkan harus ditempatkan pada lapisan


horisontal yang ketebalannya tidak melebihi 40 cm.

Pemilik mempunyai hak untuk meminta kedalaman lpisan lebih


kecil apabila lapisan beton setebal 40 cm tidak bisa dicor sesuai
dengan persyaratan spesifikasi. Tinggi satu angkutan pengecoran
beton haruslah seperti yang disarankan Direksi atau seperti pada
gambar.

Bila beton dicor secara monolit maka harus diikuti petunjuk sebagai
berikut:
(a) Pengecoran beton boleh ditunda tidak kurang dari satu jam atau
tidak lebih dari 3 jam di bagian atas dari bagian yang berbuka
dan di bagian bawah, lantai, pelat dan bagian bangunan yang
lain. Bila konsolidasi beton ditempatkan sesudah penundaan di

Hal.5 - 97
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

atas, unit vibrating harus menembus dan menggetarkan kembali


beton yang ditempatkan sebelum penundaan.

(b) 60 cm atau lebih dari beton yang ditempatkan sebelum


penundaan harus ditempatkan dengan slump yang rendah dan
Kontraktor harus merasa yakin bahwa konsolidasi beton sudah
terlaksana dengan baik.

(c) Permukaan beton dimana terjadi keterlambatan harus


dibersihkan dan bebas dari kotoran bila pengecoran beton
dimulai sesudah terjadi kelambatan.

(d) Beton yang dicor di atas bagian yang terbuka dan di dek, lantai,
balok, girder dan bagian-bagian semacamnya harus dicor dengan
slump serendah mungkin dan Kontraktor harus merasa yakin
bahwa konsolidasi beton tersebut terlaksanan dengan baik.

Untuk pekerjaan tersebut Kontraktor tidak berhak mendapatkan


biaya tambahan melebihi harga satuan seperti tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, karena ada batas-batas pengecoran
beton seperti yang disyaratkan pada pasal ini.

f. Konsolidasi

Masing-masing lapisan beton harus segera dikonsolidasi dengan alat


yang memadai sehingga beton menjadi padat sampai mencapai
kerapatan maksimum dan tertutup dengan rapi bagi semua
permukaan bekisting dan material yang berdekatan. Lapisan beton
berikutnya tidak dicor terlebih dahulu sampai lapisan yang dicor
sebelumnya sudah bagus keadaannya seperti spesifikasi yang
disyaratkan.

Secara garis besar, beton harus dikonsolidasi dengan tenaga listrik


atau tenaga pneumatik, vibrator tipe internal, yang operasinya
dengan kecepatan setidaknya 7000 putaran per menit bila
dicelupkan ke beton. Kepala vibrator harus dimasukkan ke beton
secara vertikal, setidaknya 5 cm ke dalam lapisan di bawahnya. Bila
sukar menggunakan internal vibrator, beton bisa dikonsolidasi
dengan external vibrator seperti diuraikan di bawah ini atau
dipadatkan dengan “handplunger” sesuai saran direksi.

Konsolidasi beton pada bagian-bagian bangunan yang nantinya


akan tampak harus dengan “immersion vibrator” yang bisa pula
dipakai sebagai alat yang bisa membantu dan disarankan Direksi.
Bisa menggunakan “heavyduty vibrator”. Form vibrator ini harus
dipasang kuat-kuat pada bekisting pada saat operasi tetapi vibrator

Hal.5 - 98
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

harus bisa segera dibongkar dan dipasang lagi ke posisi lain pada
bekisting dan harus beroperasi dengan kecepatan sedikitnya 8000
putaran/menit.

Pelaksanaan pekerjaan di atas harus sangt berhati-hati sehingga


vibrasinya bisa sistematis sehingga beton betul-betul padat.
Di daerah di mana baru saja ditempatkan beton yaitu pada pada
setiap lapisan dicor terlebih dahulu dan beton sudah mengeras,
harus dilakukan vibrasi yang lebih dari biasanya. Vibrator
menembus dalam sekali dengan interval pendek di sepanjang
hubungan ini. Hubungan antara kepala vibrator dengan permukaan
bekisting harus dihindari.

29. Pembasahan Beton

Syarat-syarat pembasahan harus diperhatikan setiap saat. Pada


cuaca yang panas dan kering ada bahaya keretakan lebih besar
karena adanya pengeringan yang mendadak. Karena itu Kontraktor
harus benar-benar mematuhi persyaratan seperti berikut ini.
Kontraktor harus melindungi semua beton dari benda-benda yang
bisa merusak atau membahayakan yang bisa menyebabkan
pengeringan yang mendadak atau pembebanan mendadak atau
karena vibrasi, sampai beton betul-betul keras sehingga bisa
mencegah kerusakan. Bila memungkinkan, permukaan beton yang
selesai harus dilindungi dari sinar matahari langsung setidaknya 3
hari sesudah pengecoran.

Semua beton harus dibasahi dengan cara “pembasahan langsung


dengan air” atau “pembasahan dengan diberi karung spoil basah”
sesuai dengan persyaratan spesifikasi disini, kecuali bila beton cetak
dibasahi dengan “streamcured” dengan cara yang sudah disetujui
Direksi. Permukaan beton untuuk “constructionjoint” harus dibasahi
dengan air.

Permukaan dinding atau pelat atau tiang teratas yang tidak


dibekisting harus diembabkan dengan air atau dngan cara lain yang
efektif pada saat beton menjadi keras, sehingga bisa mencegah
kerusakan yang disebabkan oleh air. Permukaan dan kemiringan
yang tajam serta permukaan vertikal yang dibekistingharusbetul-
betul lembab, sebelum dan pada saatpembongkaran yaitu dengan
mengaliri permukaan yang dibekisting dan dibiarkan mengalir
turun antara bekisting dan muka beton yang dibekisting. Prosedur
ini diikuti dengan cara “pembasahan langsung dengan air” atau
“pembasahan dengan diberi karung gonibasah”, dengan syarat-
syarat sebagai berikut:

Hal.5 - 99
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

(a) Pembasahan langsung dengan air

Beton yang dibasahi dengan air harus tetap basah setidaknya 14 hari
sesudah pengecoran beton, atau sampai tertutup dengan beton yang
baru, yaitu dengan direndam air atau dengan pipa penyemprot atau
penyemprot mekanis atau dengan cara lain yang disarankan Direksi,
sehingga semua permukaan terus menerus dalam keadaan basah,
pembasahan harus ditangani sedemikian rupa sehingga mencegah
terbentuknya noda pada permukaan beton yang akan tampak terus.

(b) Pembasahan dengan diberi karung goni basah

Pembasahan dengan cara ini harus dapat menahan air di permukaan


beton. Untuk permukaan yang akan tampak terus diberi
“greypigmentedcuringcompound”. Curingcompound tidak dipakai pada
permukaan dimana diperlukan finishing F3 dan F4.
Curingcompounddipakai pada permukaan beton, dengan
menyemprotkan pada satu lapisan sehingga pada semua bagian
selaputnya amat rata, dengan luas permukaan yang harus ditutupi.
Bila perlu dilakukan “coatofcuringcompound” kedua kali. “Mortar
encrustations” dan penutup akhir pada permukaan dimanafinishing
F2 yang disyaratkan, harus dibongkar dari permukaan yang
dibekisting, sebelum pemakaian “curingcompound”.

Bila “curingcompound” dipakai pada permukaan beton yang tidak


dibekisting, permukaan harus dilembabkan dengan sedikit
menyemprotkan air setelah bekisting dibongkar, dan harus tetap
basah sehingga permukaan tidak lagi menyerap kelembaban lebih
banyak. Segera apabila kelembaban di permukaan film hilang tapi
permukaan masih tampak lembab, harus dipergunkan
“curingcompound”, yang mungkin dipergunakan pada permukaan
yang luas dimana bahan campuran diletakkan pada tepi, sudut
sudut dan di tempat yang kasar dari permukaaan yang dibekisting.
Sesudah pemakaian “curingcompound” selesai dan lapisan telah
kering bila disentuh, maka dilakukan perbaikan di permukaan
beton. Setiap perbaikan, sesudah difinishing harus
harusdilembabkan dan dilapisai "curingcompound”, sesuai dengan
persyaratan.

Peralatan dan cara yang dipakai untuk penanganan


“curingcompound” harus disetujui oleh Direksi.

Lalu lintas Kontraktor dan pelaksanaan lainnya harus dapat


mencegah kerusakan lapisan “curingcompound” selama 28 hari
sesudah pemakaian “curingcompound”.

Hal.5 - 100
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Bila dalam pelaksanaan tidak mungkin, maka untuk mencegah lalu


lintas yang melewati permukaan yang baru dilapisi dengan
“curingcompound”, “membrane” harus dilindungi, dengan
menutupinya dengan pasir yang tebalnya tidak kurang dari 25 mm,
atau dengan cara lain. Penutupan untuk tujuan melindungi
permukaan ini, tidak ditempatkan dulu sampai lapisan pelindung
betul-betul kering. Sebelum penerimaan pekerjaan akhir, Kontraktor
harus menghilangkan semua pasir tersebut dengan cara yang sudah
disetujui Direksi. Bila ada kerusakan pada lapisan pelindung yang
mengelupas dari permukaan beton sesudah 28 hari ddipakai, maka
harus diperbaiki tanpa ditunda lagi, dengan cara yang sudah
disetujui Direksi.

Tipe “curingcompound” yang diusulkan, diperlukan untuk


pengambilan sampel, dan pengetesan harus diserahkan direksi,
setidaknya 30 hari sebelum dipakai. Kecuali bila sampel dan
pengetesan disisihkan oleh Direksi, maka “curingcompound” tidak
boleh dipakai dulu, kecuali bila sudah dites oleh Direksi. Kontraktor
harus menyediakan, fasilitas-fasilitas dan bantuan yang diperlukan
untuk pengambilan sampel dan pengetesan “curingcompound” atas
biaya Kontraktor. Petunjuk yang disediakan pabrik harus diikuti,
dalam penyimpanan, pencampuran dan pemakaian
“curingcompound” tersebut.

Selain menyemprot dengan “membranecuring”, lembaran plastik bisa


juga dipakai, terutama pembasahan pada pelat dan semua bntuk
konstruksi. Dalam hal semacam ini, sgera setelah beton mengeras
dan terhindar dari kerusakan, permukaan harus disemprot sedikit
dengan air, lalu ditutup dengan lembaran plastik putih, setebal 4-6
mm. Lembaran tersebut harus kedap udara dan anti uap untuk
mencegah hilangnya kelembaban kedap udara, dan harus dilakukan
dengan hati-hati, dengan memukul-mukul bagian tepi dan
memeperkuatnya dengan lapisan pelindung. Lapisan tersebut harus
dijaga minimum selama 14 hari.

Semua “constructionjoint” harus trus menerus lembab, yaitu dengan


“watercuring” dari waktu-ke waktu sampai tertutup beton. Bila
dianggap perlu untuk mengadakan penundaan pengecoran beton
baru diatasconstructionjoint, maka pembasahan untuk melembabkan
permukaan joint harus dihentikan pada saat pembasahan dianggap
kadaluarsa, tetapi bila pembasahan dihentikan, harus dimulai lagi
dalam 48 jam sebelum pengecoran beton baru pada sambungan itu.

Bila pengkasaranbagianbeton yang membuka belum dilaksanakan


sampai pembasahan menjadi kadaluarsa, maka permukaan bagian

Hal.5 - 101
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

yang membuka harus terus dalam keadaan lembab setidaknya 4 jam


sebelum pengisiannya (filling).

Biaya penyediaan dan pemakaian semua material untuk


pembasahan beton, harus termauk dalam harga satuan beton seperti
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

30. Pengukuran dan Pembayaran untuk Beton

Pengukuran untuk pembayaran setiap kelas beton yang diperlukan


untuk dicor langsung ke permukaan galian, dilakukan sesuai
dengan garis batas dimana pembayaran untuk galian dilakukan.

Pengukuran untuk pembayaran setiap kelas beton, dilakukan sesuai


dengan garis batas kerapian konstruksi, seperti tercantum dalam
gambar, kecuali bila tercantum dalam spesifikasi.

Pengukuran untuk pembayaran beton pengisi dilakukan sesuai


dengan volume beton aktual yang ditempatkan pada lokasi-lokasi
yang memerlukan pengisian.

Dalam mengukur beton untuk pembayarannya, volume semua


bagian yang terbuka, bagian ceruk, saluran, pipa, pekerjaan kayu
dan pekerjaan besi, maka harus dikurangi pembayarannya.

Kecuali tercantum dalam spesifikasi, pembayaran setiap kelas beton


di berbagai bagian pekerjaan, dilakukan berdasarkan harga satuan
per m3 seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga satuan tersebut termasuk semua biaya peralatan,
tenaga kerja, material dan tes yang diperlukan dalam pelaksanaan,
kecuali pekerjaan akhir besi tulangan, “jointfiller” dan “waterstop”
dimana pembayarannya dilakukan secara terpisah. Pembayaran
setiap kelas beton termasuk biaya beton (semen, agregat, air dan
bahan pencampurnya), “batching”, pencampuran, pengangkutan,
pengecoran, blackouts,joints, pengetesan dan pekerjaan lain yang
terkait seperti yang tercantum dalam spesifikasi.

Pembayaran tidak dilakukan untuk beton yang perlu ditempatkan di


luar garis batas galian, seperti misalnya galian yang lebih atau
karena alasan lain. Semua biaya pembuangan sisa beton atau mortar
harus ditanggung Kontraktor.

Hal.5 - 102
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

31. Pekerjaan Bekisting dan Finishing

a. Umum

Bila diperlukan atau sesuai saran Direksi, bekisting harus dipakai,


untuk membentuk beton sesuai dengan yang diinginkan. Bila
diperlukan, bekisting harus disanggah dengan kayu penyanggah.

Kontraktor harus menentukan dan mempertimbangkan unsur


efisiensi dan keselamatan, apakah tipe bekisting dan kayu
penyanggah yang diperlukan dibuat dari baja atau kayu dan
Kontraktor harus menyerahkan gambar perencanaannya kepada
Direksi untuk disetujui sebelum membuat bekistingnya.

Bekisting dan kayu penyanggah yang diperlukan harus mempunyai


kekuatan dan kekakuan yang cukup, untuk menahan beton dan
tekanan yang disebabkan pengecoran dan vibrasi, tanpa ada
kerusakan.

Permukaan semua bekisting yang berhubungan dengan beton, harus


bersih, kaku dan kokoh untuk mencegah hilangnya mortar.

Tepi-tepi pada perpotongan permukaan beton yang akan terlihat


terus dan bagian tepi beton harus dibuat serong atau bulat, tidak
lebih dari 2 cm, dengan mempergunakan “moldingstrips”, sesuai
dengan saran Direksi.

b. Material Untuk Bekisting

Semua material yang dipakai untuk bekisting, dari kayu atau dari
baja, harus lebih dulu disetujui Direksi. Kayu harus bagus dan lurus,
bebas dari penyimpangan, bengkokan dan kekeroposan, serta lebar
dan tebalnya harus sama dan halus, sebelum pembuatan bekisting.

Bekisting yang dipakai pada alur air dan untuk beton yang akan
tampak harus ditutup dengan plywood dan harus bebas dari semua
cacat yang menghasilkan noda pada permukaan beton.

Bila yang dipakai adalah plywood, maka tidak boleh dibungkus, tidak
kerut-kerut dan diproduksi dengan lem khusus anti air. Kalau bisa,
plywood harus punya lebar dan panjang sama.

Bila yang dispesifikasikan finishing F2, F3 dan F4, bahan bekisting


harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tanda-tanda
sambungan pada permukaan beton yang kontinyu, dan bahan

Hal.5 - 103
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

bekisting yang dipakai pada permukaan seperti itu harus terbatas


pada satu bentuk pekerjaan besar saja.

Papan bekisting untuk permukaan beton dimana F4 yang harus


dipakai, harus menggunakan plywood yang dilapisi dengan plastik
atau damar epoxy dan lembaran yang dipakai harus lebar. Sebelum
pemakaian ulang, papan bekisting, harus dibersihkan, lubang-
lubang harus disumbat dan bila perlu dipermukaan dilapisi lagi.

Bahan bekisting harus sesuai dengan persayaratan berikut,


kecuali bila ada saran dari Direksi.

Finishing
atau
permukaan
Bahan bekisting dari
bekisting Bahan bekisting dari baja
kayu
yang
diperlukan
F1 Tipe apa saja seperti yang Seperti yang disarankan
disarankan Direksi dan diijinkan Direksi
Tipe yang sudah
F2 Seperti yang disarankan
disetujui Direksi atau
dan diijinkan Direksi
plywood
F3
Plywood Tidak diperbolehkan
Plywood yang dilapisi
F4
plastik atau epoxy

*) Bekisting dari baja adalah lembaran baja yang tidak diperkuat


dengan papan kayu di bagian belakangnya, untuk yang tebal
tetapi untuk lembar baja yang tipis harus diperkuat dengan
papan kayu di bagian belakangnya.

c. Pemasangan Bekisting

Bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tanda-tanda


sambungan pada permukaan beton ada dalam alinyemenhorisontal
dan vertikal dan sambungan antara permukaan harus halus. Bagian
tepi dan sudut-sudut beton yang terlihat terus, harus dihaluskan
seperti yang disarankan oleh Direksi.

Sebelum pengecoran beton, semua bekisting harus kaku dan kokoh


dan betul-betul bersih dan semua sisa potongan kayu-kayu kecil,
debu bekas gergaji, sisa mortar yang kering dan zat pengotor yang
lain atau air yang berlebihan harus dihilangkan daribekisting.

Hal.5 - 104
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Prmukaanbekisting harus diminyaki dengan minyak mineral yang


disuling, dari jenis yang sudah disetujui Direksi.

Bila bekisting untuk permukaan yang menerus ditempatkan pada


pengangkatan berikutnya,, harus dilakukan dengan hati-hati sekali
agar penempatan bekisting persis di atas permukaan seluruhnya,
untuk mencegah kebocoran mortar dari beton dan untuk menjaga
alinyemen permukaan yang baik.

Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali, kondisinya harus dijaga
dan harus betul-betul bersih untuk dipakai lagi. Bekisting untuk
permukaan dinding bagian luar harus bersih betul, yaitu dengan
menyemprot kayu dengan air.

Sebelum beton ditempatkan, harus diperhatikan bahwa semua


bekisting ada pada alinyemen yang baik, sehingga semua
penyanggah bekisting pada kondisi yang bagus dan kokoh.

d. Internal Ties (Ganjalan pada Bagan Dalam)

Ganjalan (beton bahu) yang diletakkan untuk menahan bekisting


harus tetap melekat.
Ganjal kawat yang melewati bekisting, tidak boleh dipakai kecuali
bila disarankan oleh Direksi.

Ganjal harus dibuat sedemikin rupa sehingga pemindahan


penyumbat akhir bisa dilakukan tanpa menyebabkan adanya
serpihan pada beton permukaan. Lubang-lubang yang disebabkan
karena pemindahan ujung ganjal bekisting, harus diisi sesuai dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.

6. Pengangkatan Bekisting

Bekisting tidak boleh diangkat apabila beton belum mengeras dan


cukup kuat untuk menanggung beban dengan aman ditambah
beban kostruksi yang akan didukungnya. Bekisting diangkat bila
sudah disetujui Direksi.

Bekisting harus diangkat setelah beton mengeras untuk mencegah


kerusakan yaitu dengan mengangkatnya sedemikian rupa sehingga
mempermudah kegiatan berikutnya yaitu dengan pembasahan dan
memudahkan perbaikan pada permukaan yang kurang baik. Tetapi
harus yakin betul bahwa kekuatan beton ketika dilakukan
pengangkatan tidak menyebabkan runtuhnya atau gagalnya beton.

Hal.5 - 105
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Bekisting harus dihilangkan dengan segera, setelah beton sudah


mengeras untuk mencegah pengantungan atau keruntuhan. Bila
perlu dilakukan perbaikan pada permukaan yang miring, dan segera
diteruskan dengan pembasahan.

Untuk menghindari tegangan yang berlebihan pada beton akibat


dari pemuaian pada bekisting, bekisting kayu untuk bagian dinding
yang terbuka harus dilonggarkn sehingga hal ini bisa dikerjakan
tanpa merusak beton. Beton untuk bagian yang terbuka harus
dilakuka sehingga memudahkan pelepasannya.

Dengan terlebih dulu minta saran Direksi, bekisting pada


permukaan beton yang dekat dengan permukaan batuan yang digali
harus dibiarkan ditempatnya, asalkan jarak antara permukaan beton
dengan batuan kurang dari 50 cm sehingga bekisting tidak tampak
sesudah pekerjaan selesai.
Bekisting harus diangkat dengan hati-hati sehigga beton tetap bagus,
dan bila terjadi kerusakan harus segera diperbaiki sesuai dengan
persyaratan yang telah ditentukan.

f. Pekerjaan Penyelesaian/Pekerjaan Akhir

(a) Umum

Seperti persyaratan pada sub bab 5.16, diijinkan ada


penyimpangan dari unting-unting atau ketinggiannya dan dari
alinyemen, bentuk, tingkatan dan dimensi seperti pada Gambar,
yang dianggap sebagai toleransi. Tetapi harus dibedakan sebagai
toleransi. Tetapi harus dibedakan sebagai ketidakteraturan dalam
pekerjaan penyelesaian, seperti diuraikan di sini. Kelas untuk
pekerjaan penyelesaian dan keperluan untuk pekerjaan akhir
pada permukaan beton, harus seperti yang tertera pada Gambar,
atau seperti spesifikasi di sini. Bila penyelesaiannya tidak
dijelaskan pada definisi di sini atau pada gambar, pekerjaan
penyelesaian yang dipakai haruslah seperti yang disyaratkan
bagi permukaan semacam, seperti saran Direksi.

Pekerjaan akhir/finishing dari permukaan beton hanya


dilaksanakan oleh tenaga yang terampil Kontraktor harus selalu
berkonsultasi kepada direksi mengenai waktu pelaksanaan
finishing beton. Finishing beton harus dilakukan bila ada Direksi
kecuali bila pengawasan bisa dilepaskan oleh Direksi pada
setiap kondisi. Permukaan beton dites oleh Direksi untuk
menentukan apakah ketidakteraturan yang terjadi masih dalam
batas pada spesifikasi. Kerugian yang disebabkan salah
penempatan bahan bekisting atau cacat yang lain, dianggap

Hal.5 - 106
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

sebagai kerusakan mendadak dan dites dengan pengukuran


langsung. Kerusakan yang lain dianggap kerusakan lambat laun
dan akan dites dengan menggunakan “template” yang terdiri
dari pinggiran yang lurus untuk permukaan yang lengkung.
Panjang template 1.5 meter untuk menguji permukaan yang
bekisting dan 3 meter untuk menguji permukaan yang tidak
dibekisting.

(b) Permukaan yang dibekisting

Kelas finishing untuk permukaan beton yang dibekisting


disarankan menggunakan kode F1, F3 dan F4. Untuk permukaan
yang dibekisting tidak diperlukan pengasahan/penggosokan,
kecuali perbaikan permukaan yang kurang sempurna. Kecuali
kalau dicantumkan pada Gambar, kelas finish harus sebagai
berikut:

F1 – Finishing F1 harus dipergunakan dimana akan ditempatkan


material pengisian atau beton. Tidak termasuk
“constructionjoint”, permukaan tersebut tidak memerlukan
perbaikan sesudah bekisting diangkat, kecuali untuk perbaikan
beton yang cacat dan pengisian lubang akibat pengangkatan
“penambat” dari ujung batang ganjal seperti tercantum pada sub
bab 5.13.7 Pembetulan untuk ketidakberesan pada permukaan
hanya diakukan untuk depresi, yaitu bila setelah diukur melebihi
25 mm.

F2 – Finishing F2 harus dipergunakan bagi permukaan bekisting


untuk permukaan yang terus tampak dan harus tampak menarik,
seperti yang disarankan Direksi. Ketidakteraturan permukaan
yang diukur seperti yang dijelaskan diatas, tidak boleh melebihi
6 mm bagi ketidakteraturan yang tiba-tiba.

F3 – Finishing F3 dipakai untuk permukanbekisting yang akan


tampak terus bagi umum, dan harus tampak b seperti saran dari
Direksi. Ketidakteraturan permukaan yang diukur seperti uraian
di atas, tidak boleh melebihi 3 mm bagi ketidakteraturan secara
tiba-tiba dan 6 mm bagi ketidakteraturan secara bertahap. Harus
diperhatikan agar warna dan bentuknya betul-betul
seragam/merata, Variasi bertahap (yang kecil) diijinkan, dan
perubahan-perubahan secara tiba-tiba pada tekstur dan warna
tidak diperbolehkan.

F4 - Finishing F4 adalah finishing yang dipakai untuk permukaan


yang dibekisting untuk alinyemen dan permukaan yang rata
amat penting untuk menghilangkan kerusakan akibat gerak air.

Hal.5 - 107
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Ketidakteraturan permukaan yang diukur seperti yang dijelaskan


di atas tidak boleh tidak boleh lebih dari 3 mm untuk
ketidakteraturan tiba-tiba yang tidak sejajar dengan arah arus,
dan 6 mm untuk ketidakteraturan tiba-tiba yang sejajar dengan
arah arus, dan 10 mm untuk semua ketidakteraturan bertahap
yang kemiringannya lebih curam vertikal 1 dan horisontal 20.

(c) Permukaan yang tidak dibekisting

Kelas finishing untuk permukaan beton yang tidak dibekisting


disarankan dengan kode U1, U2 dan U3. Permukaan dalam harus
miring untuk drainasi seperti tercantum pada gambar atau
seperti disarankan Direksi. Permukaan yang kena cuaca
dimiringkan untuk drainasi. Kecuali telah ditunjukkan pada
gambar, atau yang disarankan Direksi, maka permukaan yang
terkena pergantian cuaca dan yang mendatar harus dimiringkan
sekitar vertikal 1 dan horisontal 50.
Kecuali telah tercantum gambar, kelas finishing harus sebagai
berikut:

U1 – Finishing U1 adalah lapisan finishing (screededfinish) yang


dipakai untuk permukaan yang tidak dibekisting yang akan
ditutup dengan material pengisi atau dengan beton. Finishing U 1
juga dipakai sebagai tahap pertama sebelum finishing U2 dan U3
yang dipakai. Pelaksanaan finishing harus terdiri dari
pemerataan dan pelapisan yang memadai untuk menghasilkan
permukaan yang rata. Ketidakteraturan pada permukaan tidak
boleh lebih dari 20 mm.

U2 – Finishing U2 adalah finishing (floatedfinish) yang digunakan


untuk permukaan yang tidak dibekisting yang harus tampak,
seperti puncak spillway, puncak dinding dan tiang (piers).
Finishing U2 digunakan sesudah finishing U3. Floating
dilaksanakan dengan alat yang digerakkan mesin atau tangan,
yang dimulai setelah permukaan yang di screeded sudah
mengeras, dan harus menghasilkan permukaan yang bebas dari
tanda-tanda screed dan teksturnya harus rata. Bila finishing U3
yang harus dipakai, floating dilanjutkan sampai sedikit mortar
tanpa penambahan air terbawa ke permukaan, sehingga
memungkinkan untuk disekop. Irregularitas permukaan yang
diukur seperti uraian diatas, harus esuai dengan persyaratan
untuk finishing F2.

U3 – Finishing U3 adalah finishing yang disekop yang


dipergunakan untuk permukaan pelat dan bagian lain yang tidak
difinishing yang tidak dibekisting. Bila “floatedfinish” sudah

Hal.5 - 108
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

cukup mengeras sehingga mencegah masuknya material halus


tertarik ke permukaan, maka harus dimulai penyekopan, yang
dilaksanakan dengan tekanan kuat seperti akan meratakan
bentuk permukaan floated yang berpasir dan menghasilkan
permukaan yang rata yang lembab, bebas dari cacat dan tanda-
tanda sekop. Ketidakteraturan permukaan yang diukur seperti
ketentuan yang lebih dulu, harus sesuai dengan kebutuhan
finishing F4. Pemercikan permukaan dengan semen kering atau
material lain selama pelaksanaan finishing diperlukan untuk
mengeringkan beton agar memudahkan penyekopan atau untuk
tujuan yang lain, tidak diperbolehkan.

g. Perbaikan Permukaan Beton yang Cacat atau Rusak

Beton yang cacat atau rusak harus dibongkar dan diganti dengan
beton lain oleh Kontraktor dan biayanya ditanggung Kontraktor
sendiri. Alinyemen yang tidak teratur karena kurangnya finishing
pada permukaan, tonjolan bekisting atau cacat yang lain harus
diperbaiki dan biaya dtanggung oleh Kontraktor. Sebelum pekerjaan
akhir diterima, Kontraktor harus membersihkan semua permukaan
beton yang tampak dari semua noda, sesuai dengan saran Direksi.

Perbaikan pada beton harus dilakukan oleh tenaga yang terampil.


Kontraktor harus terus berkonsultasi dengan Direksi, kapan
perbaikan beton harus dilakukan dengan hadirnya Direksi kecuali
bila Direksi tidak melakukan pengawasan.

Kontraktor harus memperbaiki semua cacat pada permukan beton,


untuk menghasilkan permukaan yang sesuai dengan persyaratan
tercantum pada sub bab 5.16 Kecuali bila sudah disetujui Direksi,
perbaikan beton yang cacat harus diselesaikan dalam waktu 24 jam
sesudah pengangkatan bekisting, atau untuk beton yang tidak
dibekisting selama 24 jam sesudah pengecoran beton. Kecuali bila
diperlukan perbaikan dengan damar epoxy, perbaikan tdak
dilakukan dulu sampai 28 hari sesudah beton dicor.

Bila tonjolan dan ketidakteraturan melebihi pada batas yang


disyaratkan, pada permukaan yang dibekisting, dimana yang
diperlukan adalah finishing selain F1, penonjolannya harus
diperkecil dengan dipalu atau diratakan sehingga permukaan sperti
yang disyaratkan.

Beton yang rusak dan beton yang retak atau cacat karena tekanan
permukaan yang melebihi, harus digali dan dibentuk lagi sehingga
permukaan mempunyai garis batas seperti yang disyaratkan, atau
harus dibongkar dan diganti dengan mortar kering atau beton

Hal.5 - 109
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

seperti yang disarankan di sini. Pengisian lubang di permukaan,


dimaksudkan untuk mendaptkanfinishing F1, yang akan diperlukan
bila lubang tersebut ebih dalam dari 25 mm, di dinding yang
tebalnya kurang dari 30 cm atau lebih.

Pembongkaran beton yang rusak dilakukan dengan mengkasarkan


permukaan yang terbuka. Luas da dimensi pengkasaran harus
seperti yang disaranan Direksi. Lubang yang dikelupas tepi-tepinya
harus tajam dan terkunci dan harus diii sampai batas yang
diperlukan, dengan mortar atau beton, seperti petunjuk Direksi. Bila
yang dipakai untuk pengisian adalah beton, lubang yang dikelupas
tidak lebih dari 8 cm daamnya.

Dry-pack yang berupa campuran yang sudah disetujui Direksi harus


digunakan untuk mengisi lubang yang setidaknya punya 1 dimensi
permukaannya dan tidak lebih besar daripada kedalaman lubang,
bagi celah lubang sempit untuk perbaikan keretakan, lubang pipa
grout dan untuk lubang-lubang ganjal penguat dari batang seperti
tertera dalam spesifikasi. Dry-pack tidak dibenarkan bila dipakai
untuk mengisi di sebelah penulanagn atau untuk mengisi lubang
yang membentang melalui bagian (section) beton.

Pengisian dengan mortar, yang ditempatkan dengan menggunakan


“mortar gun” dipakai untuk memperbaiki cacat-cacat yang terlalu
lebar bila diisi dengan “dry-pack” dan terlalu dangkal bila diisi
dengan beton.

Mortar untuk penambalan harus terdiri dari satu bagian semen, 2


bagian pasir beton biasa dan air secukupnya, sehingga sesudah
bahan-bahan dicampur, mortar akan menyatu bila dipadatkan
dengan tenaga manusia. Mortar harus baru bila ditempatkan dan
mortar tidak berguna dalam waktu 2 jam sesudah disiapkan, harus
dibuang. Sebelum pemakaian mortar, permukaan di mana mortar
harus disikat, dilembabkan lalu digosok dengan sedikit mortar,
dengan sikat menggunakan kawat.

Bila pembukaan yang dikelupas lebih dari 3 cm dalamnya, mortar


harus dipakai pada lapisan yang tebalnya tidak lebih dari 2 cm,
untukmenghindari ambles/penurunan. Sesdah tiap lapisan
dilaksanakan, kecuali yang terakhir harus dikasrkan dengan
menggantinya sekop sehingga ikatan dengan lapisan berikutnya
efektif.

Finishing lapisan terakhir harus halus yaitu dengan sekop agar


membentuk permukaan halus dengan beton disekelilingnya, dengan
menambah sedikit air ke permukaan tambahan sudah jadi sehingga

Hal.5 - 110
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

finishing menjadi halus, tetapi selain untuk ini tidak diperbolehkan


menambah air lagi. Semua penambahan di permukaan yang tampak,
harus bersih dan halus dan harus sedpat mungkin berwarna sama
dengan beton penggabungnya.

Semua tambalan harus terikat betul-betul ke permukaan opening


yang dikelupas, harus baik dan tidak retak atau mengkerut.

Pengisian dengan beton harus dipergunakan untuk lubang yang


meluas ke bagia beton, untuk lubang yang lebih besar dari 1000 cm 2
dan lebih dalam dari 10 cm dan untuk lubang pada penulangan
yang paling dekat dengan permukaan. Kelas beton harus seperti
yang disarankan oleh Direksi.

Dalam memperbaiki kerusakan atau beton yang cacat di lokasi yang


penting, Kontraktor harus mempergunakan bahan pengikat damar
epoxy, sesuai saran Direksi. Semua cacat dan lubang yang diperbaiki
dengan damar epoxy harus dikelupas lagi menjadi beton yang
sempurna dan tepi lubang dibentuk empat persegi, dengan
kedalaman minimum 3 mm. Persyaratan d bawah ini harus sesuai
untuk melakukan perbaikan dengan damar epoxywalaupun bisa
bervariasi tergantung kepada analisa situasinya.

(a) Sebelum perbaikan dilaksanakan, permukaan beton pada


lubang harus bebas dari semua kotoran yaitu dengan
sandblasting, etching dengan larutan asam hidroklorik 5% atau
cara lain yang disetujui Direksi. Bila etching dengan asam
disetujui,segera setelah pembuihan berhenti, lubang harus
digelontor dengan air baru yang bersih untuk menghilangkan
asam, sehngga daerah itu bersih.

Permukaan lubang harus dipel bersih dan bila perlu, air


dipermukaan harus dihilangkan dengan cara lain yang efektif.
Permukaan lubang dan beton disekitarnya harus dikeringkan
dan dipanaskan dengan menggunakan lampu (oxe-acetyleneflame)
yang sesuai untuk heate, “desclaingtip”, “dryoil-freecomprished air”
atau dengan cara lain yang sudah disetujui Direksi. Pemanasan
dan pengeringan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
mencegah kerusakan pada beton, sehingga lubang bebas dari
kelmbaban di permukaannya, dan diperoleh suhu + 20oC dan
tetap seoperti itu sampai sekitar 30 menit.

(b) Bila telah siap sesuai pasal sebelumnya, permukaan lubang


harus dicat dengan satu atau dua lapis dengan damar epoxy
seperti saran Direksi, yang dsiapkandilembabkansesaui petunjuk
dari pabriknya. Damar epoxy dan filler yang telah disetujui,

Hal.5 - 111
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dipersiapkan sesuai petunjuk pabrik dan harus dipakai


dipermukaan yang bersih tanpa damar epoxy, baja yang
dikeringkan di permukaan yang halus dan dibiarkan lembab
seperti pengarahan Direksi. Diperkirakan akan diperlukan
pembasahan dengan suhu 20oC dalam waktu 24 jam. Selama saat
itu, daerah tersebut harus tetap kering.

(c) Damar epoxy yang tidak dipakai, bik yang diisikan atau yang
tidak diisikan, harus dibuang bila syarat keplastisannya telah
hilang. Damar yang lebih atau tumpah harus dibersihkan pada
waktu dalam keadaan plastis.

(d) Bila harus mempergunakan bekisting untuk mencetak


campuran damar, juga material yang dipakai untuk bekisting
harus sesuai dengan damar atau bekisting yang harus dilapisi
dengan zat khusus.

(e) Permukaan yang difinishing dengan damar epoxy harus


sesuai dengan persyaratan sub bab 5.16 Penggilingan yang
diperlukan harus dilakukan dengan mempergunakan karbid
silikon atau abrasif lain yang cocok.

Kecuali untuk material yang dipakai untuk perbaikan dengan damar


epoxy, semua material yang dipakai untuk memperbaiki beton
harus sesuai dengan persyaratan spesifikasi dan saran dari Direksi.
Semua pengisian harus terikat ke permukaan lubang dengan baik
dan harus bebas dari keretakan karena mengkerut dan daerah
“drummy” sesudah pengisian dibasahi dan menjadi kering.

Semua penambahan dan perbaikan harus terus dalam keadaan


lembab untuk jangka waktu 7 hari dan dijaga agar tidak kena sinar
matahari langsung, setidaknya 3 hari sesudah diselesaikannya
perbaikan atau penambahan.
Biaya semua material, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan
dalam memperbaiki beton, harus ditanggung Kontraktor.

h. Pengukuran dan Pembayaran untuk Pekerjaan Bekisting dan


Finishing

Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting tidak termasuk


pekerjaan beton, dilakukan secara terpisah dan mempunyai harga
satuan pekerjaan tersendiri. Harga satuan dihitung per meter persegi
(m2) sudah termasuk harga upah , material dan perlatan serta
perlatan/material bantu untuk support dan biaya pemeliharaan
sampai dengan umur rencana beton, seperti tercantum pada Daftar
Kuantitas dan Harga.

Hal.5 - 112
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

32. Penulangan

a. Umum

Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua tulangan


yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

Pengiriman penulangan ini harus dijadwal agar Kontraktor dapat


memberi penyediaan yang mencukupi untuk memulai pemotongan
dan pembengkokan penulangan untuk konstruksi, 60 (enam puluh)
hari sebelum jadwal pengecoran beton di sekitar tulangan. Jadwal
pengiriman didasarkan pada program pelaksanaan Kontraktor
secara rinci, termasuk amandemen (bila ada), dan ditinjau kembali
oleh Direksi.
Kecuali bila tercantum pada spesifikasi, penulangan harus
menggunakan tulangan ulir (D-form) yang dibuat oleh pabrik yang
sudah disetujui Direksi dan harus sesuai dengan JIS G 3112 atau
ASTM A 15-16 atau standar yang sejenis yang disetujui Direksi.

Detail pelaksanaan untuk jadwal penulangan dan pembengkokan


harus disiapkan oleh Kontraktor dan diserahkan kepada Direksi
untuk disetujui. Detai tersebut harus didasarkan pada data yang ada
pada Gambar.

b. Fabrikasi dan Pengecoran

Penulangan harus ditempatkan seperti tertera pada gambar atau


sesuai dengan saran Direksi. Jarak antara tulangan dan permukaan
beton serta detail kait, bengkokan, overlap dan angker, semuanya
harus sesuai dengan standar yang tertera pada Gambar.

Sebelum penulangan ditempatkan, permukaan tulangan dan


permukaan begel harus bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-
zat lain yang menurut Direksi harus dibersihkan dari karat dan
kotoran lain, sebelum diisi beton.

Kecuali kalau tercantum pada gambar, tulangan harus ditempatkan


dalam posisi yang tepat sehingga ada jarak yang tegas setidaknya 25
mm antara tulangan dan diantara pekerjaan baja yang diletakkan
didekatnya sehingga tulangan tidak meleset letaknya pada waktu
pengecoran beton.

Dudukan, penggantung pengukur jarak dan penyanggah dari logam


atau beton yang lain harus disediakan dan dipakai Kontraktor untuk
menyanggah tulangan dan untuk menjaga jarak yang diperlukan

Hal.5 - 113
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dari permukaan bekisting atau pondasi. Penyanggah dari beton, bila


dipakai, harus sesuai dengan persyaratan beton pada spesifikasi ini.
Pengukuran jarak dari baja yang bisa menyebabkan karat dan
mengotori permukaan yang sudah jadi, tidak dibenarkan untuk
dipakai.
Tulangan harus diikat pada semua perpotongan sesuai saran
Direksi, dengan menggunakan kawat baja penguat dengan diameter
0.8 mm.

Sambungan atau overlap pada tulangan harus dilakukan pada posisi


seperti pada gambar, kecuali seperti saran Direksi. Tulangan harus
dipukul-pukul pada semua overlap sesuai dengan saran Direksi.

Pengelasan untuk sambungan atau overlap pada tulangan harus


dilakukan atas persetujuan Direksi dan harus sesuai dengan ASTM
A 185. Untuk pengelasan tidak ada pembayaran secara terpisah.

Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketelitian pemotongan,


pembengkokan, dn penempatan penulangan. Penulangan diperiksa
ukuran, bentuk, panjang, lokasi sambungan, posisi dan banyaknya,
sesudah ditempatkan. Bila sesudah penempatan tulangan banyak
waktu tertentu hilang, maka tulangan harus diperiksa lagi oleh
direksi sebelum pengecoran beton.

c. Pengukuran untuk Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran untuk penyediaan, pemotongan,


pembengkokan dan penempatan tulangan dilakukan berdasarkan
berat tulangan yang dipasang pada beton sesuai dengan gambar dan
saran direksi.

Pembayaran untuk penyediaan, pemotongan, pembengkokan, dan


penempatan tulangan dilakukan berdasarkan harga satuan per
kilogram seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga satuan tersebut termasuk biaya tenaga kerja, peralatan
dan material yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang
tercantum dalam pasal ini. Harga satuan tersebut harus meliputi
juga biaya pemasangan begel dan penyanggah beton, logam atau
penyanggah lain, pembersihan dan pemeliharaan pada posisi semua
tulangan dan biaya bila yang ini diperlukan.

33. Penutup Beton (Beton Blockout)

Beton penutup dalam beton harus dibangun, seprti tercantum pada


Gambar atau seperti yang disarankan Direksi, untuk pemasangan
dan penyetelan pekerjaan baja untuk peralatan mekanik yang harus

Hal.5 - 114
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dipasang pada beton. Beton penutup seperti itu harus diisi dengan
beton khusus, sesudah pemasangan selesai.

Sebelum pengecoran beton khusus pada beton penutup, permukaan


beton harus dikasarkan dan dibersihkan. Pengasaran harus
dilakukan dengan mengelupas (chipping) atau dengan cara lain,
sehingga tidak meretakkan atau merusakkan beton yang ada diatas
permukaan kasar. Sesudah dikasarkan, permukaan beton harus
dibersihkan sesuai dengan persyaratan, dan kondisinya harus baik
dan cukup keras sehingga pemasangan peralatan mekanis antara
beton yang sudah ada dan beton baru dijamin baik. Semua beton
yang tidak keras, tidak lembab dan tidak awet harus dibongkar
sampai kedalaman tertentu agar permukaan memuaskan. Sesudah
membersihkan permukaan yang kasar sampai memuaskan Direksi,
permukaan harus tetap dalam keadaan lembab setidaknya selama 24
jam sebelum pengecoran beton di blockout.

Kontraktor harus menempatkan beton penutup sedemikian rupa


agar ikatan dengan beton yang lama bagus dan menghasilkan
sambungan yang baik dengan pekerjaan baja yang dipasang pada
beton penutup dan untuk kntraktor harus menghindari salah
penempatan pada pekerjaan baja. Bila Direksi menyetujui, beton
yang dipasang di blockout harus berisi “expander” untuk
memperkecil kerutan berikutnya. Biaya untuk membuat permukaan
beton di mana akan ditempatkan beton penutup, sudah termasuk
dalam harga satuan beton penutup.

Pengukuran untuk pembayarn beton penutup dilakukan


berdasarkan dimensi seperti tercantum pada gambar atau seperti
pengarahan Direksi dan sesuai dengan persyaratan.

Pembayaran untuk beton penutup dilakukan sesuai dengan


persyaratan, dengan harga satuan per meter kubik seperti tercantum
pada Daftar Kuantitas dan Harga.

34. Toleransi Pelaksanaan

Diperbolehkan ada penyimpangan pada level dan alinyemen, rofil,


tingkatan dan dimensi seperti pada gambar, yang didefinisikan
sebagai “toeransi”. Toleransi ini harus ketidakteraturan permukaan
seperti tercantum pada spesifikasi teknik.

Maksud pasal ini adalah menetapkan toleransi yang sesuai dengan


bentuk konstruksi. Penyimpangan untuk garis batas, tingkatan dan
dimensi diperbolehkan, dan besarnya penyimpangan harus seperti
tercantum pada pasal ini, dan Direksi bisa mengurangi toleransi

Hal.5 - 115
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

seperti tercantum di sini bila toleransi tersebut dianggap


menyebabkan tidak seimbangnya bangunan dan mengurangi
peranan bangunan.

Bila toleransi tidak tercantum dalam spesifikasi atau gambar untuk


konstruksi dan bentuk bangunan tertentu, maka penyimpangan
yang diperbolehkan diinterpretasikan sesuai dengan persyaratan
pasal ini. Cara penulisan pada gambar yang termasuk pada
spesifikasi disini, toleransi khusus yang dihubungkan dengan
dmensi harus dianggap sebagai tambahan bagi toleransi yang
tercantum dalam pasal ini.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemasangan dan


pemeliharaan bekisting beton dalam batas-batas toleransi dan harus
merasa yakin bahwa pekerjaan ersebut bisa diselesaikan dengan
toleransi yang disyaratkan di sini. Pekerjaan beton yang melampaui
batas toleransi ini harus dibongkar atau diganti atas biaya
Kontraktor.

(a) Toleransi Pelaksanaan untuk Pekerjaan Beton

Perbedaan pada unting-unting, dari permukaan lengkung pada


garis beton dan permukaan pada kolom tiang, dinding, bagian
lengkung (arcsections) dan alur sambungan vertikal serta batas-
batas yang menyolok adalah:

12 mm dalam 3 m
18 mm dalam 6 m
30 mm dalam 12 m

(untuk konstruksi dalam tanah, toleransinya 2 kali lipat).

Perbedaan ketinggian atau tingkatan yang ditunjukkan pada


Gambar, yaitu pada lantai, langit-langit, balok, alur sambungan
horisontal dan pada batas-batas lain adalah:

6 mm dalam 3 m
12 mm dalam 10 m atau lebih

(untuk konstruksi dalam tanah, toleransinya harus 2 kali lipat).

Perbedaan garis-garis bangunan lnise dari bagian yang


ditetapkan pada perencanaan adalah:

12 mm dalam 6 m
18 mm dalam 12 m atau lebih

Hal.5 - 116
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Perbedaan dimensi potongan melintang untuk kolom kayu, dan


ketebalan pelat dan dinding:

Minus 6 mm
Plus 12 mm

Perbedaan unting-unting dan ketinggian pada ambang dan


dinding samping untuk pintu dan alur trashrack:

3 mm dalam 3 m

Perbedaan tangga:

2 mm untuk naik
3 mm untuk tapak

(b) Toleransi Pelaksanaan untuk Penempatan Penulangan

Perbedaan selimut beton untuk meindungi:

6 mm dalam dalam selimut beton 50 mm


9 mm dalam dalam selimut beton 51-60 mm
12 mm dalam dalam selimut beton 60 mm

Perbedaan jarak tulangan


25 mm

(c) Toleransi Pelaksanaan untuk Penempatan Pekerjaan Baja


Minus 6 mm
Plus 6 mm

(d) Toleransi untuk Warna Beton

Perubahan warna dengan tiba-tiba pada permukaan beton luar


yang tampak oleh umum, tidak dibenarkan. Kontraktor harus
menjamin bahwa bila memungkinkan permukaan tersebut harus
dengan warna, yang diperbolehkan adalah perubahan secara
bertahap.

35. Beton Untuk Bangunan Pengambilan (Box Culvert)

Kontraktor harus menempatkan beton untuk bangunan


pengambilan seperti tercantum dalam gambar. Sebelum
penempatan boxculvert, tutup pelindung dari kayu yang didorong
ke pipa grout untuk menghentikan backfillgrout, harus dibongkar
dan permukaan boxculvert harus dikasarkan dengan hati-hati

Hal.5 - 117
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

sehingga tidak merusak beton yang ada. Beton disekitarnya harus


dilembabkan selama 48 jam sebelum penempatan sumbat beton.

Box culvert untuk bangunan penyumbat harus dibuat dengan


pengangkatan maksimum 1.0 meter seperti tertera pada gambar,
dengan jarak waktu 72 jam antara pengangkutan berikutnya.

Kontraktor harus merasa yakin bahwa semua keretakan antara


dinding beton dan boxculvert di bangunan pengambilan betul-betul
terisi dengan contactgrout seperti ditunjukkan dalam gambar atau
disyaratkan dan persyaratan lain yang bisa diterapkan untuk
spesifikasi ini.

Bekisting dan finishing harus sesuai dengan yang disyaratkan.


Harus dibuat persyaratan khusus untuk membongkar bekisting
pada hulu, sesudah boxculvert diselesaikan.

Pengukuran untuk pembayaran beton boxculvert dilakukan sesuai


dengan harga satuan per m3 dengan Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan tersebut meliputi biaya untuk tenaga kerja, material
dan alat-alat, termasuk pembongkaran kayu, pengelupasan
permukaan beton dan semua pekerjaan yang terkait. Pembayaran
untuk finishing dan pemasangan sistem pendingin dilakukan
berdasarkan harga lump sum terpisah, seperti tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga.

Pengukuran untuk pembayaran bagi pekerjaan bekisting dan


finishing tidak dilakukan secara terpisah tetapi sudah termasuk
harga satuan beton. Harga satuan tersebut meliputi biaya tenaga
kerja, material dan peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjan ini.

36. Beton Untuk Jembatan Spillway

Jembatan spillway harus dibangun seperti jembatan beton yang


sederhana dengan 1 bentang. Pelaksanaannnya bisa dengan
menggunakan beton pracetak atau sesuai saran direksi.

Pengukuran untuk pembayaran pembangunan jembatan dari beton


untuk jembatan spillway dilakukan berdasarkan volume beton yang
ada di tempat.
Pembayaran tersebut dilakukan berdasarkan harga satuan per m 3
seperti dicantumkan pada Daftar Kuantitas dan Harga, dimana
harga satuan tersebut termasuk biaya semua tenaga kerja, material
dan peralatan, tetapi tidak termasuk begisting biaya menyediakan

Hal.5 - 118
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dan menempatkan tulangan, rel pengaman (han rails), dan


perkerasan permukaan dengan mortar, untuk jembatan.

37. Beton Untuk Pekerjaan Menambal

Pekerjaan untuk bagian ini terdiri dari penempatan beton untuk


pekerjaan menambal pada bagian yang retak atau bercelah yang
ditemukan pada bendungan dan pondasibangunanpelimpa. Lokasi
dan bagian beton untuk pekerjaan penambalan harus sesuai dengan
pengarahan Direksi. Spesifikasi dari bab ini yang bisa diterapkan
untuk beton bagi pekerjaan penambalan, juga bisa dipakai.

Pengukuran untuk pembayaran beton pada pekerjaan penambalan,


dilakukan sesuai dengan banyaknya beton yang ditempatkan seperti
saran Direksi.
Pembayaran untuk beton pada pekerjaan penambalan dilakukan
berdasarkan harga satuan per meter kubik yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan tersebut termasuk
biaya semua tenaga kerja, material dan peralatan, seperti bekisting
kasar atau pekerjaan lain yang terkait yang diperlukan.

37. Construction Dan ContractionJoints

a. ConstructionJoints

Yang dimaksud dengan “ConstructionJoints”, adalah sambungan


dimana permukaan beton yang baru dicor harus kaku sekali
sehingga beton yang dicor setelahnya tidak bisa menyatu.

Sambungan-sambungan tertentu tang ditunjukkan dalam gambar


dengan garis batas penuh atau garis yang terpotong-potong adalah
sebagai constructionjoint yang wajib. Constructionjoint tidak boleh
diubah dan tidak boleh ada beton yang ditempatkan pada
sambungan ini setidaknya 3 hari untuk bagian ini dengan ketebalan
sampai 90 cm dan 7 hari untuk ketebalan lebih dari 90 cm, kecuali
bila ada saran dari Direksi. Urutan penempatan pada
constructionjoint yang wajib harus seperti ditunjukkan pada gambar
dan tidak boleh berbeda kecuali ada pengarahan Direksi.

Selain constructionjoint yang ditunjukkan pada gambar, Kontraktor


harus membuat gambar sendiri, yang menunjukkan lokasi
constructionjoint yang diinginkan Kontraktor, termasuk urutan
penempatan beton. Gambar penulangan yang diperlukan juga harus
detail sehingga cocok dengan sambungan. Bila disetujui Direksi,
semua pekerjaan yang terkait di sini harus dikerjakan dan biayanya
tidak ditanggung pemilik.

Hal.5 - 119
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Constructionjoint harus horisontal atau vertikal kecuali bila


ditunjukkan pada gambar atau disarankan dari Direksi. Dan
bentuknya ditentukan dengan bekisting (bila diperlukan) atau
dengan cara lain yang bisa menjamin sambungan yang cocok dengan
pekerjaan berikutnya, kecuali bila ada dalam Gambar. Smua
perpotongan pada constructionjoint dengan permukaan beton yang
tampak harus lurus dan rata.

Permukaan constructionjoint harus dibersihkan dan lembab ketika


ditutup dengan beton baru atau mortar. Pembersihan tersebut terdiri
dari penghilangan dari “laitance”, beton yang lepas atau cacat, zat
pelindung, pasir, camuran penguat yang dipakai dan benda-benda
lain. Permukaan semua constructionjoint harus dikasarkan dan
harus dicuci. Pengkasaran dan encucian harus dilakukan pada
kesempatan terakhir sebelum penempatan beton. Permukaan semua
constructionjoint, termasuk permukaan “blockout” harus dicuci
dengan penyemprot air, sebelum pengecoran beton
penyambungnya. Semua genangan air harus dihilangkan dari
permukaan constructionjoint,sebelum penempatan beton baru.

Biaya constructionjoint harus termasuk dalam harga satuan per meter


kubik seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk
beton yang memerlukan sambungan seperti itu.

b. Penempatan ContractionJoint

Contractionjoint harus diletakkan dan dibuat sesuai dengan gambar


atau sesuai dengan saran dari Direksi. Sambungan harus dibuat
dengan memasang bekisting beton pada salah satu sambungan dan
dipasang sebelum beton ditempatkan pada sisi sambungan yang
lain. Permukaan beton yang ditempatkan pertama kali pada
“Contractionjoint”, harus dibersihkan dan dilapisi dengan lapisan
pembasahan untuk memecahkan ikatan, sebelum beton di sisi
sambungan yang lain di tempatkan.

Biaya untuk contractionjoint termasuk harga satuan per meter kubik


seperti tertera pada Rencana Biaya Pekerjaan untuk beton yang
memerlukan sambungan seperti itu, kecuali bila pembayaran untuk
waterstop (bila diperlukan).

Hal.5 - 120
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

38.Waterstop

a. Umum

Waterstop tipe dan lebar seperti yang ditentukan oleh Direksi harus
disediakan Kontraktor dan ditempatkan pada posisi seperti dalam
gambar atau seperti pengarahan dari Direksi.

Waterstop harus dari material plastik yang memenuhi persyaratan JIS


K 6773 atau standar lain yang disetujui Direksi seperti ditunjukkan
pada Gambar dan terlebih dahulu harus disetujui Direksi.

Untuk jalur waterstop yang harus ditempatkan pada contractionjoint,


harus diperhatikan betul-betul agar terpasang dengan tepat. Yang
harus lebih diperhatikan adalah pengisian beton pada jalur bagian
atas adan bagian bawah pada diameter vertikal. Dalam mencetak
beton di bawah harus waterstoppada titik-titik yang kritis ini, beton
harus divibrasi betul-betul sehingga bisa mengalir dengan arah
sejajar dengan sambungan. Dan waterstop harus divibrasi, bila
cukup berat untuk menahan vibrasi tanpa ada kerusakan atau
pemindahan.

b. Sambungan Waterstop

Banyaknya sambungan pada waterstop harus sesedikit mungkin,


dan semua sambungan dan belokan harus dibuat sesuai dengan
Gambar atau sesuai dengan saran Direks. Banyaknya sambungan
yang lurus harus dibuat seminimal mungkin dan semua sambungan
“T”, “Cross” dan “L” harus buatan dari pabrik atau dibuat di
bengkel Kontraktor yang berada di lapangan, sesuai saran dari
Direksi. Peralatan yang dipakai untuk membuat sambungan (di
bengkel lapangan) pada waterstop adalah polivinilklorid yang
disetujui Direksi.

Semua sambungan harus dibuat di bawah alat pengontrol suhu


seperti spesifikasi pabrik sedemikian rupa sehingga menjamin hal-
hal sebagai berikut:

(a) Bahwa material tidak rusak karena panas, tegangan atau karena
pemakaian material semen
(b) Bahwa sambungan mempunyai kekuatan tarik (tensilestress) tidak
kurang dari 80% yang diperlukan material
(c) Sambungan kedap air dan
(d) Perkuatan (rib) dan bola tengah (centralbulb), harus cocok betul
dan rata.

Hal.5 - 121
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

c. Penyimpanan dan Pemasangan

Semua waterstop harus disimpan di suatu tempat yang cukup dingin


dan tidak dibenarkan diletakkan di tempat terbuka dan kena sinar
matahari. Semuawaterstop harus disimpan sedemikian rupa sehingga
memudahkan sirkulasi udara secara bebas.

Kontraktor harus menyediakan penyanggah dan pelindung pada


waktu pekerjaan sedang dilaksanakan, untuk melindungi waterstop
dari kerusakan atau menjadi melengkung.

Waterstopharus dipasang dengan lebar yang sama dengan material


yang dipasang pada beton, pada masing-masing sisi sambungan.
Beton harus ditempatkan secara hati-hati dan divibrasi di sekitar
waterstop, untuk meyakinkan pengikatan yang sempurna antara
beton dan semua daerah disekitarwaterstopdipasang. Sesudah
pemasangan, dan sebelum dipasang pada beton, waterstop harus
dilindungi dari sinar matahari langsung.
Waterstop harus mempunyai kekuatan yang memadai sehingga tetap
berada di posisinya pada waktu pembetonan. Tipe waterstop harus
sesuai dengan lokasi bangunan di mana waterstop dipasang dan
polanya harus sedemikian rupa sehingga beton bisa ditempatkan di
sekitarnya dengan konsolidasi yang baik, tidak ada bagian yang
kosong atau rongga-rongga.

Waterstop yang dipakai pada setiap lokasi, sudah termasuk setidak-


tidaknya satu jalur paku yang ditempatkan sedemikian rupa
sehingga efisiensi penutup (seal) tidak teranggu, dan mempunyai
ketebalan minimum 5 mm seperti yang distujui Direksi. Lebar
penutup harus dalam toleransi 120mm dari lebar nominal jalur
paku.

d. Pegukuran dan Pembayaran

Pengukuran untuk pembayaran untuk penyediaan dan penempatan


waterstop, dilakukan berdasarkan panjang waterstop yang berada di
tempat, tanpa ada pembayaran untuk overlap pada sambungan, celah
dan perpotongan. Waterstop yang dipasang oleh Kontraktor pada
contractionjoint pada lokasi yang lain dari yang tercantum pada
gambar atau sesuai saran Direksi, tidak dilakukan pengukuran
untuk pembayarannya.

Pembayaran untuk penyediaan dan pemasangan waterstop


dilakukan berdasarkan harga satuan per meter panjang seperti
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga satuan

Hal.5 - 122
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

tersebut termasuk biaya penyediaan semua material, tenaga kerja


dan peralatan yang diperlukan untuk melasanakan pekerjaan ini.

39. Pekerjaan Grouting

Pekerjaan yang
termasukdalamspesifikasimeliputipenyediaantenagakerja, bahan,
peralatansertapekerjaan lain yang terkaitsepertipemboranbatuan,
pencucian, pengujianlubang grout, penyediaanpengangkutan,
pencampuran dan injeksibahan; penyediaan dan pemasangan pipa
grout, grout outlet, pemboran inti dan pengujianlubangtekanan air,
sepertitercantumdalam Gambar atauseperti yang ditentukan oleh
Direksi.
Kontraktor yang bertanggung jawab atas mutu pekerjaan serta
pelaksanaan semua jenis pemboran dan grouting.

Konsolidasi grouting dimaksudkan untuk menyatukan dan


memperkokoh batuan disekitar terowongan dan struktur lain
dengan menginjeksi semen grouting kebagian batuan seperti
sambungan, retakan dan celah.

Curtain grouting dilaksanakan untuk membentuk zona dengan


permeabilitas air yang rendah pada batuan pondasi bendungan atau
bedrock disekitar terowongan untuk menghentikan kebocoran air
yang melaluinya, yaitu dengan melakukan semen grouting dengan
tekanan kebatuan yang membuka seperti celah dan pada bagian-
bagian yang retak.
Semua bahan dan peralatan yang disediakan oleh Kontraktor harus
mendapat persetujuan dari Direksi.

Tes tekanan air harus dilaksanakan pada lubang grouting untuk


menginvestigasi kondisi batuan pondasi dan batuan disekitar
bangunan bawah tanah dan juga menginvestigasi pengaruh dari
grouting.

Tes permeabilitas lubang bor dilaksanakan untuk mengetahui


permeabilitas batuan dasar sebelum atau sesudah grouting, atau
sebagai indeks dari kondisi geoteknik secara umum, seperti yang
dispesifikasikan.

Seluruh material dan peralatan yang disediakan oleh Kontraktor


harus terlebih dulu disetujui oleh Direksi sebelum pekerjaan
dimulai.

Rencana kerja secara rinci mengenai metode pelaksanaan jadwal


urutan pekerjaan yang akan dilaksanakan Kontraktor, harus

Hal.5 - 123
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

diserahkan kepada Direksi untuk disetujui. Kontraktor harus


menyerahkan salinan formulir yang berisi catatan/keterangan yang
teliti mengenai semua pekerjaan grouting yang dilaksanakan
sebelumnya setiap hari. Setiap pemboran lubang selesai, Kontraktor
harus menyerahkan salinan pekerjaan grouting lubang tersebut
secara lengkap kepada Direksi.

Sesudah pekerjaan di atas selesai, Kontraktor harus membersihkan


lokasi pekerjaan sesuai saran yang diberikan oleh Direksi.

40. Bahan UntukGrouting

Grouting dibuat dari campuran semen Portland dan air ditambah


campuran-campuran lain yang sesuai dengan saran dari Direksi.
Campuran tersebut direncanakan Kontraktor dan harus disetujui
Direksi agar sesuai dengan kondisi yang dijumpai pada batuan.
Penggunaan pasir atau bahan yang dijumpai pada batuan.
Penggunaan pasir atau bahan campuran lain harus disetujui oleh
Direksi terlebih dahulu.

Air yang dicampur untuk grouting harus bersih dan bebas dari
kandungan asam, minyak, alkali, garam zat organic atau zat-zat lain
yang bias mengganggu. Semua semen yang dipakai untuk grouting
harus berkualitas sama dengan semen Portland (sesuai dengan
ketentuan ASTM C 150 – 67 dan/atau disetujui Direksi). Semen
tidak terdiri dari partikel yang lebih besar dari pada 80 mikron.

Kontraktor harus menjelaskan secara rinci mengenai metode/cara


yang dipakai untuk mengontrol ukuran parikel semen, pada waktu
pengajuan metode pelaksanaan. Semen yang ditambahkan pada
grout, harus bersih dan terdiri dari partikel batuan yang awet, bebas
dari lempung dan zat lain yang merugikan, dan distribusi
butirannya sesuai dengan saran Direksi.

41. Peralatan Grouting

Semua peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan grouting harus


disediakan oleh Kontraktor dan dijelaskan secara rinci.

a. PeralatanPemboran

Untuk melaksanakan konsolidasi grouting, lubang harus dibor


berdasarkan standar instrumenstasi peralatan pemboran atau
dipakai alat pemboran standar rotary untuk mencapai kedalaman
maksimum 5 m atau atas saran Direksi. Diameter lubang tidak boleh

Hal.5 - 124
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

kurang dari 45 mm. Istrumentasi pemboran harus dilengkapi dengan


kili-kili air atau peralatan lain untuk kelanjutan pembilasan lubang.

Untuk melaksanakan curtain grouting, maka peralatan pemboran


harus mampu mengebor kedalaman 100 m dan alat bor yang terkecil
harus berdiameter tidak lebih kecil dari 45 mm atau sesuai yang
disarankan Direksi.

Penyimpangan dari panjang lubang yang dibor terhadap letaknya


secara teoritis, tidak boleh lebih dari 3%. Apabila sudah disetujui
Direksi, maka pengeboran tidak perlu dengan pengambilan contoh.

Untuk uji lubang pada core drilling harus dipakaialat pemboran


standar rotary, yang mampu mengebor sampai kedalaman
tidakkurang dari 100 m.

Kontraktor harus menyerahkan diameter pemboran yang


direncanakan secara rinci, untuk memperoleh “maximum core
recovery”kepadaDireksi.

b. Alat-alat Uji Tekanan Air

Alat uji untuktekanan air harustermasuktipe “single packer”, rakitan


uji tekanan air, sarana pelampung air, flow meters pressure
gaugetermasuk “gauge savera”, katup, selang, fittings (perkakas)dan
pompa yang mampu memompa sedikitnya 60 liter/menit dengan
tekanan maksimum 10 kg/cm2dengan alat mengatu rtekanan agar
tekanan konstan.

Packer harus tipe “expanding rubber dan/atau “pneumatically expanding


rubber sleeve” (air packer).
Model packer harus terdiri dari beberapa tipe agar sesuai dengan
kondisi batuan dan disetujui oleh Direksi.

c. PeralatanUntukGrouting

Peralatan untuk grout harus mampu mensuplai, mencampur,


menggerakkan dan memompa material grouting sesuai saran
Direksi.
Peralatan grout harus terdiri dari alat-alat sebagai berikut:

1) Grout pump harus dobelslinder yang berfungsi sebagai pompa


piston dengan kapasitas minimum 60 liter/menit pada tekanan
maksimum 30 kg/cm2.

Hal.5 - 125
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pompaflexi shaft mono dengan kapasitas minimum 60


liter/menit dengan tekanan masimum 30 kg/cm2 dan grouting
pump 580 rpm.

2) Mechanically operated mixers untuk mencampur material grout


yang dilengkapi dengan drumdobel dengan kapasitas tidak
kurang dari 200liter dengan tipe koloidal berkecepatantinggi,
yang berotasi sekitar 1000 – 1500 rpm. Waktu untuk setiap kali
campuran harus selesai dalam 2 menit.

Hasil campuran yang dibawa dengan jarak jauh harus melalui


agitating pump yang mengaduk dengan konstan secara mekanis
dan dihubungkan dengan tabung pompa penyedot material
grouting.

Fasilitas untuk pengukuran material grout yang teliti harus


disediakan pada mixer sehingga proporsi campuran bias
dikontrol dengan hati-hati.

3) Valves, water flow meter dan pressure gauge, sudahtermasuk “gauge


savers”, pressure hoses, pipa, fittings, dan peralatan lain yang
mungkin diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan grout dan
high precision gauge yang dikalibrasi untuk mengecek ketelitian
semua alat pengukuran pada sistemgrouting.

Pressure gauge harus mempunyai skala baca minimum 1 – 15


kg/cm2 dengan ketelitan 0.5 kg/m2.

Peralatan harus diamati dengan teliti secara terus menerus.


Untuk lubang grout yang hilang atau rusak akibat peralatan
yang tidak bias dioperasikan dengan baik atau kurangnya
pengisian grout, maka akan dilaksanakan pemboran ulang
dimana biayanya akan ditanggung oleh Kontraktor.

Semua pekerjaan grouting harus dipakai sistim sirkulasi, satu


bagian mensuplai grout ke header atau main fold dileherlubang
dan bagian lain menghubungkanmainfold (atau header) lagike
mixer.

Katuplubang grout akandiletakkanantara manifold dan


sambungan packer atau pada pusat grout.

Katuptengahakandiletakkan pada manifold sebagai “supply line


valve” dan “return line valves”.
Pengukurantekanandiletakkanantaramanifolf dan

Hal.5 - 126
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

leherlubanguntukmengetahuitekananpada lubang Return line”


tidakbolehdalamkondisisedemikianrupasehinggamemungkinka
ninjeksibeberapalubangborsecaraserempakdarisatupompa.

d. Stand Pipe

Stand pipedilaksanakan pada setiaplubang grout untukmencegah air


lumpur dan untukmengontrolbocorancampuran grout di
bawahpermukaan, dimana diameter stand pipe 3 inci.

42. DrillingdanGrouting Pada Pondasi Terbuka

a. Konsolidasi Grouting

1) Lokasi dan UkuranLubang

Konsolidasigroutingharusdilaksanakan pada
pondasikonduitatautempat lainsesuai yang disarankan oleh
Direksi. Kedalamankonsolidasigroutingharussesuai yang
diunjukkandalam Gambar, atausesuai saran Direksi.
Lubang grout pada pondasibendunganharusvertikal dan
diaturdenganjarak3 meter pada gradasisejajardengan axis
sumbuspillway dan masing-masingberjarak 3 m seperti yang
ditunjukkandalam Gambar, kecualiada saran lain dariDireksi.

Diameter lubangtidakbolehlebihdari 45 mm.


Kedalamanakhirlubangharusberada pada 5 m di
bawahpermukaanbatuanseperti yang disarankan oleh Direksi.

2) PemboranLubangGrout

Lubanggroutuntukkonsolidasi grouting
harusdibordengankedalamanmaksimum 5 m dalamsatu kali
kerja. Kedalamanlubangharusdicek oleh
Direksisebelumpelaksanaangrouting.

Lubangharusdibor, dicucidenganmenggunakancampuranudara-
air dan digroutsecaraberurutandengansuatuaturan yang
dientukandilapangan oleh
Direksiuntukdisesuaikandengankondisilapangan.

Penggunaanbentonite dan rod dope, rod greaseataupelumaslainnya


pada batangbortidakdiperbolehkan.

Hal.5 - 127
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Setelah pengeboran selesai, setiap lubang harus dicuci dengan


baik dengan air bersih di bawah tekanan tidak kurang dari 10
menit dan sampai air yang keluarbersih.

Setelah pencucian, setiap lubang harus ditutup untuk mencegah


masuknya material dari luar.

3) ProsedurKonsolidasiGrouting

Panjang keseluruhan tiap lubang harus digrout dalam sekali


kerja. Sambungan kelubang grout harus dibuat dengan
menyisipkan packer dalam leherlubang 0.5 m dari permukaan
batuan, atau dengan menghubungkan kegrout nipple yang
dilindungi dengan semen mortar pada leher lubang. Metode
yang baru disebutkan tersebut diterapkan jika batuan rusak
sedemikian rupa sehingga tidak bias menempatkan packer.

Tekanan maksimum untuk konsoldasi grouting tidak lebih dari 2


kg/cm2atau seperti saran Direksi.

4) Konsentrasi Grout

Konsentrasi “grout slurries” yang digunakanharus 1/10, 1/5, 1/3


dan 1/1 dalam rasio cm/air dan bobot yang harus diulang untuk
disesuaikan dengan kondisi batuan pondasi yang dijumpai,
sesuai pengarahan dan persetujuan Direksi. Berat bentonit, jika
digunakan bentonit, harus termasuk dalam bobot semen untuk
membuat grout slurries dari konsentrasi tersebut di atas, dengan
tidak melebihi 5% bobot semen atau sesuai pengarahan Direksi.

Grout slurries dan mortar harusdiuji oleh Kontraktor di laborat


yang didirikan oleh Kontraktor di lapangan dengan biayanya
sendiri dan lengkap dengan peralatan untuk pengujian dan
pengukuran pada umumnya.

Kontraktorharusmenyerahkan proposal prosedur grouting yang


menunjukkanproporsipencampuran, pengiriman dan
tekananinjeksi pada tiaptahap grouting dan
untuktiaptipeoperasi grouting.

DokumentersebutharusmencantumkanbahwaKontraktorharusbe
rhati-hatiuntukmencegahadanyakerusakan pada
bagianpekerjaan yang sudahada.

Hal.5 - 128
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

5) Waktu Penyelesaian

Jika tekanan maksimum yang diijinkan telah tercapai, injeksi


grout harus dilanjutkan dengan tekanan yang sama dengan
mengatur “return live valve”, dan dengan konsentrasi yang sama,
sampai kecepatan injeksi menurun sampai di bawah 0,2
liter/menit. Kemudian, konsentrasi grout diubah menjadi 10:1,
dan injeksi harus dilanjutkan di bawah tekanan maksimum yang
diijinkan selama 10 menit.

Jika kecepatan injeksi tetap di bawah 0,2 liter/menit, setelah 10


menit proses injeksi, katup penyuplai harus ditutup, dan jika
tekanan maksimum yang diijinkan bias dipertahankan dalam
keadaan ini untuk 10 menit, proses grouting bias dikatakan
selesai.

Jika tekanan menurun selama injeksi terakhir dengan


konsentrasi 10:1 atau selama 10 menit terakhir tanpa injeksi,
seluruh proses grouting harus dimulai lagidengan
konsentrasiencer.

Setelah proses grouting selesai, tekanan harus dipertahankan


sampai proses injeksi grout stabil dan tidak mengalir kembali
ketika tekanan dilepaskan.

6) Perbaikan Kebocoran Grout

Jika grout yang diinjeksi bocor karena retakan, celah, dan lain-
lain, selama grouting, sumber kebocoran harus ditambal dengan
baik sesuai petunjuk Direksi. Pada waktu grouting lubang,
lubang yang berdekatan harus tetap tidak bertutup untuk
memindahkan aliran udara dan air. Jika grout bocor dari lubang
ini cukup mengganggu proses grouting, lubang tersebut untuk
sementara harus ditutup. Lubang ini harus di grout secepat
mungkin sebelum grout yang telah mengalir tersebut mapan.

7) Penolakan Grout yang TelahDibuat

Jika proses grouting terganggu karena gagalnya peralatan, atau


karena sebab-sebab lain, lebih dari satu jam, grout yang dibuat
pada mixer harusdibuang. Jikamutu grout yang
sudahdibuattidakmemuaskanmenurutpertimbanganDireksi,
makaharusdibuang.

Hal.5 - 129
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

b. Curtain Grouting

1) Lokasi dan UkuranLubang

Curtai grouting harusdilaksanakan di lokasimata air yang


terdapat di pondasi bendungan bagian kanan. Pengaturan
lubang grout harus diatur sesuai dengan gambar yang telah
ditetapkan oleh Direksi.
Diameter lubang tidak boleh kurang dari 45 mm. Kedalaman
setiap lubang seperti pada Gambar.
Perubahan-perubahan dan modifikasi pengaturan di lapangan
harus sesuai dengan saran Direksi.

2) Pemboran Tirai Lubang Grout

Metode grouting yang dipakai, metode terhadap dan menurun


dengan panjang grout 5 m. Pemboran tahap pertama pada
batuan harus sampai pada kedalaman 5 m dari permukaan
batuan.
Pemboran tahap kedua dilaksanakan sesudah grouting tahap
pertama selesai, yaitu dengan pemboran ulang pada grout
pertama dan tembus kebatuan sampai 5 m.
Pelaksanaan ini harus diulang-ulang sampai grouting dengan
kedalaman tertentu seperti yang disarankan direksi.
Pemboran tahap berikutnya tidak dimulai dulu sebelum
grouting sebelumnya berjarak 4 jam dan setiap tahap tidak boleh
melampaui kedalaman yang sudah ditetapkan. Kedalaman
lubang pemboran harus diperiksa Direksi sebelum
dilaksanakannya grouting tahap akhir.

3) ProsedurCurtain Grouting
Packer harus dipasang 0.5 m di atas bagian atas yang akan
digrout. Pada tahap pertama, packer harus dipasang 0.5 m dari
permukaan batuan atau 0.5 m diatas garis galian. Modifikasi
tinggi grouting tahap pertama dilaksanakan sesuai dengan yang
disarankan oleh Direksi.
Lubang grout akan berbentuk kipas pada bagian dalam semua
abutment harus dilengkapi platform beton dan angker untuk
menstabilkan posisi mesin bor.
Berdasarkan uji grouting dan pertimbangan-pertimbanganlain,
tekanan yang dipakai utk pengujian permeabilitas tekanan air

Hal.5 - 130
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dan tekanan grouting maksimum, dengan spesifikasi sebagai


berikut:

VARIASI TEKANA
KEDALAMA TEKANAN UNTUK N INJEKSI
TAHAP
N (m) UJI LOLOS AIR AKHIR
(kg/cm2) (kg/cm2)

I 1.00 – 5.00 0.5 -> 1.0 -> 1.5 2.0


II 5.00 – 10.00 0.5 -> 1.0 -> 2.0 3.0
III & IV 10.00 – 15.00 1.0 -> 2.0 -> 3.0 4.0
V & VI 15.00 – 20.00 1.0 -> 2.0 -> 4.0 6.0

Angka-angka yang ada di table bias berubah sesuai saran dari


Direksi. Proporsi campuran grout, yaitu dengan perbandingan
berat 1/10, 1/5, 1/3, ½ dan 1/1. Sesudah pengujian
permeabilitas lubang yang dibor, baru dilaksanakan grouting.
Tekanan grouting harus betul-betul dikontrol dengan mengatur
katup untuk “return line”. Dan setiap saat tetap pada batas
permeabilitasnya. Pengukur tekanan dipasang di bagian atas
pipa injeksi atau pada header grout.

Proporsi campuran grout yang diinjeksi yaitu 1/10 pada


permulan grouting dan diubah keproporsi agak lembab, sampai
dicapai pengukuran tekanan injeksi menjadi nol.

Perubahan proporsi campuran dan lamanya injeksi harus sesuai


dengan saran Direksi, tergantung dari pelaksanaan grout dan
kemungkinannya dikerjakannya.
Bila ada kebocoran grout yang diinjeksi dari bagian yang retak,
celah-celah dan sebagainya di bagian dasar grouting, maka
sumber kebocoran ini harus ditambal atau ditutup sesuai dengan
saran dari Direksi.

Bila proses groutingterganggu yang disebabkan oleh


kegagalanperalatanatausebab-sebab lain sampailebihdarisatu (1)
jam, makasisa material grouting yang masihada pada mixer
harusdibuang.

c. GroutingUntukTerowong

1) Backfill Grouting

Hal.5 - 131
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Backfill grouting harus dilaksanakan untuk mengatasi batuan


yang membuka dan gradasi beton (lining concrete). Penempatan
beton dengan pipa baja pada gradasi beton atau dengan
pemboran langsung lining concrete sebelum grouting. Pengaturan
lubang harus sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar atau
seperti pengarahan dari Direksi. Lubang sekurang-kurangnya
300 mm kedalam masa beton.

Untuk pipa grout, pipa baja dengan panjang tergantung


ketebalan lining concrete aktual, harus ditempatkan pada concrete
lining.Hambatan pada pipa harus dihilangkan oleh Kontraktor.

Grout semen atau mortar harus diinjeksikan melalui pipa grout.


Proporsi campuran mortar kira-kira 1:1:2 (rasio air, semen, pasir)
dalam massa tersebut, dan harus ditentukan oleh Direksi di
lapangan didasarkan pada uji pencampuran atau pemompaan,
yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor sebelum pekerjaan
dimulai.

Tekanan maksimum yang ditoleransi untuk backfill grouting


adalah 2 kg/cm2 atau seperti pengarahan dari Direksi. Grouting
harus dilanjutkan sampai tingkatan injeksi turun sampai nol di
bawah tekanan maksimum yang diijinkan, kecuali jika Direksi
memberi pengarahan lainnya.

Jika grout yang diinjeksi mengalir kelubang lain, lubang-lubang


tersebut harus disumbat dan diborsesudah ituuntuk grouting.

2) Consolidation Grouting

Konsolidasi grouting dilaksanakan melalui lubang grout yang


dibor pada lokasi seperti tercantum dalam Gambar dan atau
seperti saran disarankan oleh Direksi, agar
mengkonsolidasikanbatuandasar di sekitarterowongan yang
mungkinlongsor (tidakpadat) selamapekerjaangalian dan
menjagakontakantarabatuandasar dan lining concrete ataubackfill
grout.

Lubang grout harusdiborkearahsemuasudut di dalamterowong,


dicuci dan digroutdenganaturan yang ditentukan di lapangan
oleh Direksi. Diameter lubang grout tidakmelebihi 38 mm, dan
kedalaman 5 m daripermukaanbagiandalam lining concrete,
kecualiDireksimemberipetunjuk yang lain.

Hal.5 - 132
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Persyaratan konsentrasi grout, waktu penyelesaian dan


penolakan grout yang telah dibuat, harus sesuai dengan
Persyaratan Yang telah ditentukan.

Tekanan grout maksimum untuk konsolidasi grouting terowong


harus 4 kg/cm2 atau atas saran Direksi.

d. Pemboran Inti Lubang Uji

Direksi akan meminta Kontraktor mengebor lubang uji untuk


memperoleh contoh (sampel) inti dan menguji tekanan air untuk
mengetahui keefektifan grouting. Diameter lubang uji tidak boleh
kurang dari 55 mm dan tidak boleh lebih dari 87 mm, kecuali bila hal
itu disarankan Direksi, ketentuan tersebut tidak berarti menolak
pengeboran dengan diameter lebih besar untuk menambah casing
lubang bila diperlukan.

Kontraktor harus menyediakan catatan pengeboran (driller’s log)


untuk Direksi, pada setiap lubang yang dibor, untuk pencatatan
koordinat, lokasi, elevasi dan kedalaman akhir lubang, sifat batuan
yang dibor dan data-data lain yang ada, yang biasanya dicatat pada
log lubangbor, seperti ditemukannya inti lubang, presentasinya,
RQD-nya dan sebagainya.

Sampel inti harus ditempatkan pada kotak kayu dengan tutup


perengsel yang disediakan oleh Kontraktor. Sampel inti semua
lubang dipisah-pisahkan dalam kotak dengan pembatas (devider)
dan akan diidentifikasikan kandungan memakai label kayu
dimasukkan di ujung lubang, sehingga kedalaman lubang bias
ditandai. Semua kotak sampel inti ditandai dengan jelas dengan
jumlah lubang dimana sampel inti tersebut diambil serta tanggal
pengeborannya.

Setelah pemeriksaan sampel inti dan pekerjaan “logging” selesai,


kotak-kotak sampel inti harusdiangkut oleh Kontraktor kegudang di
lokasi proyek seperti yang disarankan Direksi.

Sebelum kotak sampel inti disimpan, semuasampel inti


difotoberwarna, denganskala 1:7 sehingga detail yang ada di
bagiandalamkotaktampak. Dalam foto tersebut disebutkan pula
skala liniernya. Kontraktor harus menyampaikan satu foto negatif
dan 2 foto positifnya kepada direksi. Sampel inti harus dicuci
sebelum difoto dan ketika difoto harus masih lembab, sehingga sifat
batuan dan ciri-cirinya tampak jelas.

Hal.5 - 133
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Pengujian tekanan air di lubang uji dilaksanakan pada “dscending


stage” yang panjangnya 5 m ataukurangdari 5 m, seperti yang
disarankanDireksi.
Kontraktor harus mencatat semua data yang diperlukan termasuk
banyaknya lubang, “stage”, elevasi manometer, elevasimuka air,
posisi packer, tekanan, tingkatan injeksi dan sebagainya. Harus
dihitung pula hilangnya air permukaan pada waktupengujian pada
waktupengujianatau manometer dan bagian yang diuji.

Hasil uji tekanan air harusdalambentukgrafik, semuadalamskala


yang sama, untuk horizontal menunjukkan tekanan efektif dalam
“stage”, dengan mempertimbangkan permukaan air yang statis dan
hilangnya air di permukaan, dan untuk vertical menunjukkan
kuantitas air yang mengalir keluar, dalam liter per menit dan
permeter. Grafik untuk lubang semacam ini harus diletakkan pada
log geologi.
6. TesPermeabilitasLubangBor

Pada tes pengeboran inti lubang uji ataulubang lain seperti yang
disarankan oleh Direksi,
tespermeabilitaslubangborharusdilakukanuntuktujuanmemperkirak
ankondisibatuansebelum dan sesudah grouting. Setelah
satubagiandarilubangdites, dibersihkansampai air yang keluar
bersih, packer harus disetel dengan kerapatan tidak lebih dari 0.5 m
dari permukaan batuan. Air bersih harus dipompa kedalam lubang
di bawah tekanan konstan sehingga harus dikontrol dengan “return
line valve”. Injeksi air harus berkelanjutan untuk paling sedikit 10
menit di bawah tekanan yang tetap setelah kecepatan injeksi stabil.
Beberapa (tidak lebih dari tujuh (7)) perbedaan tekanan, seperti
saran Direksi harus dilaksanakan. Tekanan harus tidak lebih tinggi
dari 10 Kg/cm2, kecuali bila ada saran lain dari Direksi.

Kontraktor harus merekam/mencatat semua data penting dari setiap


tes, termasuk jumlah lubang, tahapan, elevasi manometer, elevasi
water table, posisi packer, tekanan, kecepatan injeksi, dan lain-lain.
Kehilangan produksi energy selama tes, antara manometer dan
bagian tes, harus diperhitungkan.

Hasil testekanan air harus diberikan dalam bentuk grafik, yang


mana semuanya dalam skala yang sama, ditunjukkan dalam absis
tekanan efektif setiap tahapan, diambil menjadi catatan energy tetap
dan kehilangan energi dan koordinat adalah kuantitas dari
keluarangrafikharusdiberikankepadaDireksi.

f. Tes Tekanan Air

Hal.5 - 134
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Tes tekanan air harus dilaksanakan pada lubang grout ataulubang-


lubang lain seperti yang disarankan oleh Direksi, terutama sebelum
grouting setiap lubang. Prosedur pelaksanaan harus sesuai dengan
tes permeabilitas lubang pemboran, kecuali apabila testekanan air
harus dilaksanakan di bawah satu tekanan, setidak-tidaknya 10
menit setelah kecepatan injeksi stabil.

5.3.5Pengukuran dan Pembayaran

a. Pemboran
Pengukuran dan pembayaranuntukpemboranlubang grout
didasarkankedalamanaktualdalam meter linier lubang yang
dibormelaluitanah, batuan dan beton. Hargasatuan yang
dicantumkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga meliputi semua
biaya tenaga kerja, material, peralatan dan semua pekerjaan yang
diperlukan dalampemboran melalui tanah, batuan, beton,
pemindahan mesin, pencucian lubang yang dibor, perlindungan
lubang sampai saat digrout, serta semua pekerjaan insidental yang
terkait dalam pemboran sesuai dengan spesifikasi.

Pengukuran dan pembayaran untuk pemboran pada inti


untukpengetesandilaksanakanberdasarkanpanjang per meter sampel
inti. Tidakadapembayaranuntukpemboran pada lubang yang sama.

b. Grouting
Pengukuran dan pembayaran untuk grouting dilakukan
berdasarkan berat dalam kilogram. Harga satuan yang dicantumkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga meliputi semua biaya untuk
tenaga kerja, material, selain material kering yang diinjeksikan,
peralatan, sistempenyediaan dan pengembalian material grout
sertasemuapekerjaan yang
diperlukanuntukmenyambungjalurpenyediaan material grout
dengan pipa grouting untukinjeksi material grouting,
pencucianlubang, pengaturanbahan grouting, pencampuran dan
penginjeksian material grouting pengeboranulanglubang yang
tersumbatdenganmengalirkan material grouting
keluarsertasemuapekerjaaninsidentil yang terkaitdalam backfill
grouting, sepertidiuraikandalamspesifikasi.
b. Pemasangan Packer
Pengukuran dan pembayaranuntukpemasangan packer didasarkan
pada jumlah packer yang dipasanguntuktestekanan air dan grouting
pada lubang yang dibor. Hargasatuan yang
dilelangmeliputisemuabiayatenagakerja, material, peralatan dan
semuapekerjaan yang diperlukandalampemasangan dan

Hal.5 - 135
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

pemindahan packer, penyambunganke pipa injeksi dan


semuapekerjan yang terkaitdenganpemasangan packer,
sesuaidenganspesifikasi.

1) TesPermeabilitasLubangBor
Pengukuran dan pembayaran untuk tes permeabilitas lubang
bor dilaksanakan berdasarkan jumlah tes dimana kecepatan
injeksi pemompaan air kedalam dengan berbagai tekanan
diukur. Harga satuan yang ditenderkan sudah termasuk semua
biaya tenaga kerja, material, peralatan dan semua semua
pekerjaan yang diperlukan untuk pengetesan dan pekerjaan
tambahan sesuai dengan spesifikasi.

2) Stand Pipe
Pengukuran dan pembayaranuntuk stand pipe didasarkan pada
berat stand pipe dalam kilogram termasukpenempatan pada
lubang.

3) TesTekanan Air
Pengukuran dan pembayaran untuk tes tekanan air dilakukan
berdasarkan berapa kali dilakukan pengujian, dimana harus
diukur angka injeksi air yang dipompa kelubang dengan
beberapa macam tekanan. Harga satuan yang dicantumkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga, termasuk semua biaya
penyediaan tenaga kerja, material, peralatan dan semua operasi
yang diperlukan untuk pengujian serta semua pekerjaan
insidental yang terkait, seperti tertera pada spesifikasi.

4) Material Grout
Pengukuran dan pembayaranuntukpenyediaan material grout
dilakukanberdasarkanberat material dalam ton metric.
Hargasatuan yang dilelangdalam Daftar Kuantitas dan
Hargameliputisemuabiaya material dan pengirimannyakelokasi.
Tetapi material grouting yang
sudahdibuangatauterpaksadibuangtanpaalasan yang
tepatataukarenakesalahanKontraktor,
tidakdilakukanpengukuranmaupunpembayarannya

E.3.6 Pelaksanaan RPL dan RKL

1. Umum
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) pada kegiatan Pembangunan
Bendungan ditujukan untuk mengelola dampak-dampak yang dapat
ditimbulkan akibat kegiatan, sehingga dampak positif dapat

Hal.5 - 136
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

dimaksimalkan sedangkan dampak negatif dapat diminimalkan. Upaya


yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
dilaksanakan sesuai dengan hasil Studi Amdal yang telah dilakukan pada
tahap perencanaan. Pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
tersebut kemudian disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan
Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL). Melalui Laporan Pelaksanaan RKL
dan RPL disampaikan dampak apa saja yang terjadi pada kegiatan
pembangunan Bendungan serta upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup yang telah dilakukan untuk menanganinya.

2. Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)

A. Pendekatan Pengelolaan Lingkungan


a. PendekatanTeknologi
PendekatanTeknologimerupakansistematikadaricarapenanggulanganat
auupayauntukmenanggulangiatauupayauntukmemperkecildampakne
gatifdarikegiatanterhadaplingkungan. Teknologi yang
dipergunakantentunyaharusdisesuaikandengandampak yang
diperkirakanakantimbul, antara lain sebagaiberikut:
1. Penerapanteknikkonservasitanah dan rehabilitasilahan yang tepat
pada area tangkapansungai.
2. Pengaturanwaktu dan jumlahpengoperasiankendaraanproyek.
3. Perbaikan jalan secara rutin selama proyek.
4. Mengatur pengaliran debit sungai ke bagian hilir terutama musim
kemarau agar tidak terlalu kecil.
5. Pengelolaan DAS dan menjaga kelestarian hutan lindung.
6. Pembuatan sistem drainase yang baik.
b. PendekatanSosialEkonomi
Untukmenanggulangidampaksosialekonomi,
ditempuhupayapendekatandariaspeksosialekonomi, dan
penanggulangansecaraprinsipdapatberupa:
1. Mensosialisasikanproyekdenganprinsippartisipasimasyarakatsecar
apenuh.
2. Menetapkansistemimbalangantirugibagipendudukdenganmengan
utsistemmeningkatkantarafhidupmasyarakat.

Hal.5 - 137
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

3. Memberikanprioritaskesempatankerjakepadatenagakerjalokal,
sepanjangkebutuhan dan
kualifikasinyamemenuhipersyaratanproyek.
4. Memberikanprioritasbagimasyarakat yang lahanpertanian dan
permukimannyatergenangbendunganuntukdapatmengelola dan
memanfaatkanlahankelolasebelumbendungandigenangi
5. Melakukanpendekatankepadatokohmasyarakatsetempatdantetapm
enghargaiadat dan budayamasyarakatsetempat.
6. Melakukanpenyuluhankepadamasyarakattentangmanfaat,
dampakpositif dan
dampaknegatifproyekpembangunanBendungan.
7. Di
bidangKamtibmasdiharapkanpemerintahberpartisipasiaktifdalam
menjagaketertiban dan gangguan yang
mungkintimbulselamakegiatanproyek.
c. PendekatanInstitusional
Pendekataninimerupakanpengembangankerjasamadenganinstansi
yang terkaitdalampengelolaanlingkungan agar pembinaan,
pengendalian dan
pengawasanpermasalahanlingkungandapatdilakukansecaraefektif dan
efisien. Kerjasamatersebutantara lain:
1. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah dan Badan Pertanahan
Nasional (BPN) dalam penentuan ganti rugi dan penataan lahan,
2. Kerjasama dengan Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan
Pemda Kabupaten untuk melakukan pembinaan dalam
pengelolaan lahan kelola bersama dan Kelestarian Hutan Lindung.
3. Kerjasama dengan Dinas Pariwisata dalam pengembangan wisata,
4. Kerjasama dengan dinas Perikanan dalam rangka pengembangan
usaha Perikanan Darat.
B. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Komponen Geofisik – Kimia dan
Biologi
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan komponen geofisik – Kimia dan
Biologi berdasarkan jenis dampak diuraikan sebagai berikut :

a. Kualitas Udara (Debu dan Kebisingan)


1) SumberDampak

Hal.5 - 138
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Sumber dampak adalah kegiatan mobilitas peralatan dan material,


penyiapan lahan, dan pembangunan bendungan utama dan
fasilitasnya.
2) TolokUkurDampak
Tolokukurdampakadalahturunnyakualitasudaraakibatpeningkatankad
ardebu dan tingkatkebisingan yang melebihibakumutulingkungan.
3) PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
setiap tahapan pembangunan.
 Pengangkutan material dilakukan secara tertutup.
 Melakukan penyiraman secara berkala pada jalan-jalan yang
banyak menimbulkan debu
 Penyiapan lahan dan pembangunan bendungan dilakukan secara
bertahap.
4) LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasipengelolaanlingkunganhidupadalahjalan-jalan yang
menujulokasiproyek.

b. Pencemaran Lingkungan
1) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan aktivitas base camp
2) TolokUkurDampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah limbah padat dan limbah cair.
3) PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Pembuatan dan penempatan tempat sampah.
 Pembangunan sarana sanitasi lingkungan (MCK)
 Melakukan penataan lingkungan sekitar base camp secara baik.
4) LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasipengelolaanlingkunganhidupadalahdaerahsekitar base camp
proyek.

Hal.5 - 139
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

c. Perubahan Bentang Alam


1) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, dan pembangunan
bendungan dan fasilitasnya.
2) TolokUkurDampak
Tolak ukur dampak adalah terjadinya perubahan bentang alam dari
lahan pertanian dan permukiman menjadi lahan terbuka.
3) PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi dan
konsultasidenganmasyarakatdenganmemberikaninformasi/penjela
san yang benar dan
lengkaptentangrencanaproyekpembangunanbendungan.
 Memberikaninformasitentangmanfaat dan kegunaanbendungan,
sertadampaknegatifnya.
 Mengakomodasikan masukan dan usulan masyarakat dalam setiap
tahapan kegiatan pembangunan bendungan.
 Memprioritaskan pekerja lokal dalam rekruitmen tenaga kerja
untuk pembangunan bendungan.
4) LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasipengelolaanlingkunganhidupadalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

d. Limpasan Permukaan
1) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, dan pembangunan
bendungan dan fasilitasnya.
2) TolokUkurDampak
Tolakukurdampakadalahterjadinyalimpasanpermukaan dan
banjirdilokasiproyek dan daerahhilirsungai.
3) PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat dengan memberikan
informasi/penjelasan yang benar dan lengkap tentang rencana
proyek pembangunan bendungan.

Hal.5 - 140
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Memberikan informasi tentang manfaat dan kegunaan bendungan,


serta dampak negatifnya.
 Mengakomodasikan masukan dan usulan masyarakat dalam setiap
tahapan kegiatan pembangunan bendungan.
 Kegiatan pembukaan lahan dan pembangunan bendungan dan
fasilitasnya dilakukan secara bertahap dan dilokalisir.
 Membangun saluran drainase dilokasi proyek.
4) LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah dilokasi proyek dan
daerah hilirsungai.

e. Erosi dan Sedimentasi


1) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, pembangunan
bendungan dan fasilitasnya.
2) TolokUkurDampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah sedimen terlarut dan terbawa air
sampai bagian hilir sungai.
3) PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah :
 Kegiatanpenyiapanlahan, pembangunanbendungan dan
fasilitasnyadilaksanakansesuaidengantahapankegiatan yang
telahditetapkan.
 Material darihasilgalian dan ataupembersihanlahandilokalisir pada
daerahtertentusehinggatidakmudahuntukterbawa oleh air
hujanatau air sungai
 Membuat saluran drainase disekitar lokasi kegiatan yang
dilengkapi dengan sedimen trap, sehingga akan mengurangi
jumlah sedimen yang masuk ke badan air,.
 Melakukan pembuangan tanah hasil kerukan pada lokasi disposal
area dengan tingkat kemiringan yang rendah untuk mengurangi
laju erosi yang tinggi pada musim hujan.
 Pembuatan cofferdam
 Pemberitahuan secara terbuka kepada masyarakat pengguna air di
bagian hilir akibat adanya kemungkinan sedimentasi.
4) Lokasi Pengelolaan LingkunganHidup

Hal.5 - 141
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah lokasi sekitar proyek dan


bagian hulu sungai.

f. Terganggunya Debit di Daerah Irigasi Bagian Hilir


1) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembangunan bendungan dan
fasilitasnya.

2) TolokUkurDampak
Tolokukurdampakadalahpenurunan debit air di hilir(suplai areal
irigasi berkurang).
3) PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah :
 Mengalirkan air selama pelaksanaan proyek melalui terowongan
pengelak
 Penjadwalan pemberian air irigasi
 Memberitahukan secara terbuka kepada pengguna air irigasi
dibagian hilir tentang kemungkinan terganggunya pasokan air
irigasi.
4) LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasipengelolaanlingkunganhidupadalah di hilirbendungan.

C. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Komponen Sosial Ekonomi,


Budaya dan Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan pengelolaan lingkungan komponen Sosial Ekonomi,
Budaya dan Kesehatan Masyarakat berdasarkan jenis dampak
diuraikan sebagai berikut :
a. Keresahan Masyarakat

1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah proses pembebasan lahan warga.

2. TolokUkurDampak

Hal.5 - 142
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Tolokukurdampakadalahbesarnyanilaigantirugi yang
layaksesuaidengankesepakatanantarapemiliklahandenganproyek,
aktivitasperekonomian local, terserapnyatenagakerja local dan persepsi
dan sikapmasyarakat yang positif

3. PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi, konsultasi public dan
musyawarahdenganmasyarakatdalam proses
penentuanhargagantirugi.
 Memprioritaskan pekerja local dalam rekruitmen tenaga kerja
untuk pembangunan bendungan sesuai dengan kriteria dan syarat
tertentu.
 Mencipatakan lapangan kerja baru bagi penduduk, seperti
:peternakan, perdagangan dan pariwisata.
4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

b. Partisipasi Masyarakat
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan Publikasi dan sosialisasi
pembangunan Bendungan.
2. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah tingkat partisipasi dan persepsi masyarakat
terhadap proyek.
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah :
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan
4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

c. Ganti Rugi Lahan


1. Sumber Dampak

Hal.5 - 143
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Sumber dampak adalah kegiatan pembebasan lahan pembangunan


Bendungan.
2. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah besarnya nilai gant irugi yang layak sesuai
dengan kesepakatan hasil musyawarah antara pemilik lahan dengan
pemerintah.
3. TujuanRencanaPengelolaanLingkunganHidup
Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk
memperoleh kesepakatan nilai ganti rugi lahan yang dibebaskan,
4. PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi, konsultasi dan musyawarah dengan masyarakat di Desa
sekitar lokasi pembangunan bendungan dalam proses penentuan
harga ganti rugi dan kompensasi.
 Memberikan sebagian kepemilikan bendungan kepada ketiga desa,
dalam bentuk kompensasi (pembagian dari pendapatan retribusi
pariwisata) yang dapat diterima secara kontinyu.
 Memfasilitasi warga yang lahannya dibebaskan untuk mencari
lahan pengganti yang sesuai.
 Memfasilitasi proses permukiman kembali warga yang tempat
tinggalnya dibebaskan
5. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

d. Kesempatan Kerja
1. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan rekruitmen tenaga kerja.
2. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah penyerapan tenaga kerja yang
direkrut untuk menjadi tenaga kerja proyek.
3. PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi dan konsultasidenganmasyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

Hal.5 - 144
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang


jumlah kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasinya.
 Memprioritaskan kepada tenaga kerja local dalam rekruitmen
tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, dan
khususnya penduduk yang kehilangan mata pencaharian akibat
lahannya dibebaskan.
 Melakukan pelatihan peralihan lapangan usaha bagi warga yang
lahannya dibebaskan, dalam bidang pariwisata, kerajinan,
budidaya air tawar dan sebagainya.
4. LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

e. Penurunan Tingkat Pengangguran


1. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan rekruitmen tenaga kerja .
2. TolokUkurDampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah penyerapan tenaga kerja yang
direkrut untuk menjadi tenaga kerja proyek.
3. Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah:
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
jumlah kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasinya.
 Memprioritaskan kepada tenaga kerja local dalam rekruitmen
tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, dan
khususnya penduduk yang kehilangan mata pencaharian akibat
lahannya dibebaskan.
4. LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

f. Peningkatan Pendapatan
1. SumberDampak

Hal.5 - 145
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Sumberdampakadalahkegiatanrekruitmentenagakerja.
2. TolokUkurDampak
Tolok ukur dampak adalah pendapatan/upah menjadi tenaga kerja
proyek (rekruitmentenagakerja).
3. PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
jumlah kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasinya.
 Memprioritaskan kepada tenaga kerja local dalam rekruitmen
tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, dan
khususnya penduduk yang kehilangan mata pencaharian akibat
lahannya dibebaskan.
 Melakukan pelatihan peralihan lapangan usaha bagi warga yang
lahannya dibebaskan, dalam bidang pariwisata, kerajinan,
budidaya air tawar dan sebagainya.
4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

g. Kecemburuan Sosial
1. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan rekruitmen tenaga kerja
2. TolokUkurDampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah tenaga kerja local yang terserap atau
direkrut untuk menjadi tenaga kerja proyek.
3. PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaanlingkunganhidupadalah:
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
jumlah kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasinya.
 Memprioritaskan kepada tenaga kerja local dalam rekruitmen
tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran, dan

Hal.5 - 146
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

khususnya penduduk yang kehilangan mata pencaharian akibat


lahannya dibebaskan.
 Memperlakukan semua pekerja dengan sama, sesuai dengan tugas
dan tanggung jawabnya.
 Membangun komunikasi dengan warga sekitar proyek.
4. LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

h. Kerusakan Prasarana Jalan


1. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilitas peralatan dan material
2. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah tingkat kerusakan jalan disekitar lokasi
proyek yang diakibatkan oleh aktivitas kendaraan proyek.
3. Pengelolaan LingkunganHidup
Pengelolaan lingkungan hidup adalah:
 Sosialisasi dan konsultasidenganmasyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
setiap tahapan pembangunan.
 Melakukan perbaikan prasaranan jalan secara berkala selama
pelaksanaan proyek dan memperbaiki secara paripurna setelah
pelaksanaan proyek.
4. LokasiPengelolaanLingkunganHidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

i. Kepadatan Lalu-Lintas
1. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilitas peralatan, material dan
tenaga kerja.
2. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah peningkatan intensitas kendaraan yang
melalui jalan-jalan desa menuju lokasi proyek.

Hal.5 - 147
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

3. Pengelolaan Lingkungan Hidup


Pengelolaanlingkunganhidupadalah :
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
setiap tahapan pembagunan.
 Melakukan pemasangan rambu-rambu lalu-lintas.
 Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas pada tempat-tempat
tertentu.
4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

j. KecelakaanLalu-Lintas
1. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilitas peralatan, material dan
tenaga kerja.
2. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah peningkatan jumlah kecelakaan yang
terjadi selama pembangunan Bendungan.
3. PengelolaanLingkunganHidup
Pengelolaan lingkungan hidupa dalah :
 Sosialisasi dan konsultasi dengan masyarakat di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.
 Memberikan informasi atau pengumuman secara terbuka tentang
setiap tahapan pembagunan.
 Melakukan pemasangan rambu-rambu lalu-lintas.
 Menempatkan petugas pengatur lalu-lintas pada tempat-tempat
tertentu.
4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah jalan-jalan yang menuju
lokasi proyek.

3. Pelaksanaan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)

Hal.5 - 148
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

A. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Komponen Geofisik – Kimia dan


Biologi
Pelaksanaan pemantauan lingkungan komponen geofisik – Kimia dan
Biologi berdasarkan jenis dampak diuraikan sebagai berikut :

a. Kualitas Udara (Kebisingan dan Debu)

1) DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah penurunan kualitas
udara akibat peningkatan kadar debu dan kebisingan.
2) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerja, penyiapan lahan dan pembangunan bendungan dan
fasiitasnya.
3) Parameter LingkunganHidup yang Dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah adanya penurunan
kualitas udara akibat peningkatan kadar debu dan kebisingan.
4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah Mengendalikan dan
mengurangi penurunan kualitas udara dan pelaksanaan RKL.
5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
 Metode pengumpulan dan analisis data
Metode pengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatanlapangan.
- Wawancara dengan masyarakat.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara dengan
kondisi jalan sebelum ada proyek.
 Lokasi pemantauan
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan

b. Pencemaran Lingkungan

1) DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah pencemaran
lingkungan.

Hal.5 - 149
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

2) Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatana ktivitas base camp pembangunan
bendungan.

3) Parameter LingkunganHidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah limbah
padat/sampah dan limbah cair yang akan menurunkan nilai estetika
dan kesehatan lingkungan.

4) TujuanRencanaPemantauanLingkunganHidup
Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan
persepsi yang positip dan menilai RKL yang dilakukan.

5) MetodePemantauanLingkunganHidup
 Metode pengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatanlapangan.
- Wawancara dengan penduduk lokal dan pekerja proyek.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan sebelum ada proyek dan saat ada proyek.
 Lokasi pemantauan
Lokasi pemantuan adalah disekitar lokasi proyek.

c. Perubahan Bentang Alam

1) Dampak Besar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau perubahan bentang alam.

2) Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan dan pembangunan
bendungan dan fasiitasnya.

3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah adanya perubahan
alam akibat pembukaan lahan untuk pembangunan bendungan.

4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah mengendalikan
perubahan bentang alam secara baik dan pelaksanaan RKL.

Hal.5 - 150
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


 Metode pengumpulan dan analisis data
Metode pengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatan lapangan.
- Wawancara dengan masyarakat.
Metode analisis data adalah:
- Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara tentang
perubahan bentang alam dengan kondisi sebelum ada proyek.
 Lokasipemantauan
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

d. Erosi dan Sedimentasi

1) DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampakbesar dan penting yang dipantauadalaherosi dan sedimentasi.

2) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan penyiapan lahan, pembangunan
bendungan dan fasilitasnya.

3) Parameter LingkunganHidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah sedimen
terlarut< 20 ton/ha/tahun dan terbawa air sampai bagian hilir sungai.

4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah mengurangi dan
mengendalikan jumlah sedimen terlarut, dan pelaksanaan RKL

5) MetodePemantauanLingkunganHidup
 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatan lapangan.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil observasi dengan tolok ukur yang telah
ditetapkan.
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah dilokasi proyek dan di bagian hilir
Sungai.

Hal.5 - 151
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

e. Terganggunya Debit di Hilir Sungai

1) DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah terganggunya debit
air di hilir sungai.

2) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan pembangunan bendungan dan
fasilitasnya dan penggenangan bendungan.

3) Parameter LingkunganHidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah debit air di hilir
sungai.

4) TujuanRencanaPemantauanLingkunganHidup
Tujuanrencanapemantauanlingkunganadalahmemantau debit air
Sungai, dan pelaksanaan RKL.

5) MetodePemantauanLingkunganHidup
 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatanlapangan.
- Pengukuran debit air di hilir Sungai.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil pengamatan dan pengukuran lapangan
dengan debit sungai.
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah hilir Bendungan

B. Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Komponen Sosial Ekonomi,


Budaya dan Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan pemantauan lingkungan komponen sosial ekonomi,
budaya dan kesehatan masyarakat berdasarkan jenis dampak diuraikan
sebagai berikut :

a. Kesempatan Kerja

1) Dampak Besar dan Penting yang Dipantau

Hal.5 - 152
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Dampak besar dan penting yang dipantau adalah peningkatan


kesempatan kerja terhadap pengangguran dan petani yang kehilangan
mata pencaharian akibat pembebasan lahan.

2) Sumber Dampak
Sumber dampak adalah kegiatan recruitmen tenaga kerja untuk proses
pembangunan Bendungan.

3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah jumlah
tenaga kerja yang terserap atau direktur untuk menjadi tenaga kerja
proyek.

4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan persepsi
dan sikap masyarakat dari negative menjadi positif dan menilai RKL
yang dilakukan.

5) MetodePemantauanLingkunganHidup
 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Mendata jumlah tenaga kerja yang terserap.
- Besarnya upah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkannilaiupah yang diterimapekerjaproyekdengan
UMP yang berlaku di wilayah setempat
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah Desa sekitar lokasi proyek

b. Penurunan Tingkat Pengangguran

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah penurunan tingkat
pengangguran di desa-desa sekitar lokasi proyek.

2. SumberDampak
Sumberdampakadalahkegiatanrekruitmentenagakerjauntuk proses
pembangunanBendungan.

3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau

Hal.5 - 153
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Parameter lingkunganhidup yang


dipantauadalahjumlahjumlahtenagakerja yang
terserapataudirekrutuntukmenjaditenagakerjaproyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan persepsi
dan sikap masyarakat dari negatif menjadi positif dan menilai RKL
yang dilakukan.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
1. Mendata jumlah tenaga kerja yang terserap.
2. Besarnya upah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.
Metodeanalisis data adalah:
3. Membandingkannilaiupah yang diterimapekerjaproyekdengan
UMP yang berlaku di wilayah setempat.
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah Desa sekitar lokasi proyek.

c. Peningkatan Pendapatan

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah peningkatan
pendapatan penduduk disekitar lokasi proyek.

2. SumberDampak
Sumberdampakadalahkegiatanrekruitmentenagakerjauntuk proses
pembangunanBendungan.

3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah besarnya upah
yang diterima pekerja proyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan persepsi
dan sikap masyarakat dari negatif menjadi positif dan menilai RKL
yang dilakukan.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup

Hal.5 - 154
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Metodepengumpulan dan analisis data


Metodepengumpulan data adalah:
- Mendata jumlah tenaga kerja yang terserap.
- Besarnya upah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkannilaiupah yang diterimapekerjaproyekdengan
UMP yang berlakudi wilayah setempat.
 Lokasipemantauan
Lokasipengelolaanlingkunganhidupadalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

d. Persepsi dan sikap Masyarakat

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah persepsi dan sikap
masyarakat terhadap proyek.

2. SumberDampak
Sumberdampakadalahkegiatanrekruitmentenagakerjauntuk proses
pembangunanBendungan.

3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah jumlah
tenaga kerja yang terserap atau direkrut untuk menjadi tenaga kerja
proyek, dan persepsi dan sikap masyarakat yang positif terhadap
proyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan persepsi
dan sikap masyarakat dari negatif menjadi positif dan menilai RKL
yang dilakukan.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Mendata jumlah tenaga kerja yang terserap.
- Melakukan wawancara dan observas langsung dilapangan.
- Besarnya upah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.
Metodeanalisis data adalah:

Hal.5 - 155
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

- Membandingkan hasil wawancara dengan tolok ukur/


parameter dampak yang telah ditetapkan.
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah Desa sekitar lokasi proyek.

e. Kecemburuan Sosial

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah kecemburuan sosial
masyarakat terhadap proyek.

2. SumberDampak
Sumberdampakadalahkegiatanrekruitmentenagakerjauntuk proses
pembangunanBendungan.

3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah jumlah
tenaga kerja yang terserap atau direkrut untuk menjadi tenaga kerja
proyek, dan adanya kecemburuan sosial terhadap proyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan persepsi
dan sikap masyarakat dari negatif menjadi positif dan menilai RKL
yang dilakukan.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Mendata jumlah tenaga kerja yang terserap.
- Melakukan wawancara dan observasi langsung dilapangan.
- Besarnya upah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil wawancara dengan tolok ukur/
parameter dampak yang telah ditetapkan.
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah Desa sekitar lokasi proyek.

f. Keresahan Masyarakat

Hal.5 - 156
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah keresahan
masyarakat terhadap proyek.

2. SumberDampak
Sumberdampakadalahkegiatanrekruitmentenagakerjauntuk proses
pembangunanBendungan.

3. Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah jumlah
tenaga kerja yang terserap atau direkrut untuk menjadi tenaga kerja
proyek, dan adanya kecemburuan sosial dan keresahan masyarakat
terhadap proyek.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkatkan persepsi
dan sikap masyarakat dari negatif menjadi positif dan menilai RKL
yang dilakukan.

5. Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Mendata jumlah tenaga kerja yang terserap.
- Melakukan wawancara dan observasi langsung dilapangan.
- Besarnya upah tenaga kerja lokal yang bekerja di proyek.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil wawancara dengan tolok ukur/
parameter dampak yang telah ditetapkan.

g. Kerusakan Prasarana Jalan

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah kerusakan prasarana
jalan.

2. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerja.

3. Parameter LingkunganHidup yang Dipantau

Hal.5 - 157
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah adanya kerusakan


pada prasarana jalan yang ada didesa-desa sekitar proyek akibat dari
kegiatan mobilisasi peralatan, material dan tenaga kerja.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah memantau tingkat
kerusakan prasarana jalan dan pelaksanaan RKL.

5. MetodePemantauanLingkunganHidup
 Metodepengumpulan dan analisis data
Metodepengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatanlapangan.
- Wawancara dengan masyarakat.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara dengan
kondisi jalan sebelum ada proyek.
 Lokasipemantauan
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

h. Kepadatan Lalu-lintas

1. DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah kepadatan lalu-lintas.

2. SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerja.

3. Parameter LingkunganHidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah adanya intensitas
/kepadatan kendaraan di jalan yang ada di desa-desa sekitar proyek
akibat dari kegiatan mobilisasi peralatan, material dan tenagakerja.

4. Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah memantau tingkat
intensitas/kepadatan kendaraan dan pelaksanaan RKL.

5. MetodePemantauanLingkunganHidup

Hal.5 - 158
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Metodepengumpulan dan analisis data


Metodepengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatanlapangan.
- Wawancara dengan masyarakat.
Metodeanalisis data adalah:
- Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara dengan
kondisi jalan sebelum ada proyek.
 Lokasipemantauan
Lokasipengelolaanlingkunganhidupadalah di Desa sekitar lokasi
pembangunan bendungan.

i. Kecelakaan Lalu-Lintas

1) DampakBesar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah kecelakaan lalu-
lintas.

2) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan mobilisasi peralatan, material dan
tenaga kerja.

3) Parameter LingkunganHidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah adanya jumlah
kecelakaan yang terjadi yang ada di desa-desa sekitar proyek akibat
dari kegiatan mobilisasi peralatan, material dan tenagakerja.

4) TujuanRencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah menghindari dan
menekan angka kecelakaan dan pelaksanaan RKL.

5) MetodePemantauanLingkunganHidup
 Metode pengumpulan dan analisis data
Metode pengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatan lapangan.
- Wawancara dengan masyarakat.
Metode analisis data adalah:
- Membandingkan hasil pengamatan dan wawancara dengan
kondisi sebelum ada proyek.
 Lokasi pemantauan

Hal.5 - 159
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Lokasi pengelolaan lingkungan hidup adalah di Desa sekitar lokasi


pembangunan bendungan.

j. Estetika

1) Dampak Besar dan Penting yang Dipantau


Dampak besar dan penting yang dipantau adalah estetika lingkungan.

2) SumberDampak
Sumber dampak adalah kegiatan aktivitas base camp pembangunan
bendungan.

3) Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau


Parameter lingkungan hidup yang dipantau adalah jumlah
limbahpadat/sampah dan limbah cair yang akan menurunkan nilai
estetika dan kesehatan lingkungan.

4) Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup


Tujuan rencana pemantauan lingkungan adalah meningkat persepsi
yang positip dan menilai RKL yang dilakukan.

5) Metode Pemantauan Lingkungan Hidup


 Metode pengumpulan dan analisis data
Metode pengumpulan data adalah:
- Observasi / pengamatan lapangan.
- Wawancara dengan penduduk lokal dan pekerja proyek.
Metode analisis data adalah:
- Membandingkan sebelum ada proyek dan saat ada proyek.
 Lokasipemantauan
Lokasi pemantuan adalah disekitar lokasi proyek.

E.3.7 Sertifikasi Pengisian Awal Waduk


Pengisian awal waduk dilakukan setelah pelaksanaan konstruksi
bendungan selesai. Pengisian awal waduk wajib dilakukan
berdasarkan izin pengisian awal waduk yang sebelumnya dilakukan
proses sertifikasi pengisian awal waduk.
Permohonan izin pengisian awal waduk diajukan oleh Pembangun
bendungan kepada Menteri dan tembusannya disampaikan kepada
instansi teknis keamanan bendungan.

Hal.5 - 160
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Sertifikasi pengisian awal waduk harus memenuhi persyaratan


administratif dan persyaratan teknis.
Persyaratan administrative meliputi dokumen:
a. permohonan izin pengisian awal waduk;
b. identitas Pembangun bendungan;
c. rencana pembentukan unit pengelolab endungan; dan
d. izin atau persyaratan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Persyaratan teknis berupa:
a. laporan akhir pelaksanaan konstruksi;
b. rencana pengisian awal waduk;
c. rencana pengelolaan bendungan; dan
d. rencana tindak darurat.
Instansi teknis keamanan bendungan melakukan penilaian terhadap
persyaratan teknis.Hasil penilaian harus disampaikan dalam bentuk
rekomendasi kepada Menteri paling lama 3 (tiga) bulan sejak
tembusan permohonan diterima.
Berdasarkan rekomendasi dari instansi teknis keamanan bendungan
dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari, Menteri
memberikan izin pengisian awal waduk.
Izin pengisian awal waduk paling sedikit memuat:
a. identitas Pembangun bendungan;
b. lokasi bendungan yang dibangun;
c. jenis dan tipebendungan yang dibangun;
d. rencana pengisian awal waduk;
e.ketentuan hak dan kewajiban; dan
f. data izinpenggunaan sumber daya air.
Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya izin pengisian
awal waduk, Pembangun bendungan wajib melaksanakan pengisian
awal waduk sesuai dengan rencana pengisian awal waduk
Dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum dilakukan
pengisian awal waduk, Pembangun bendungan memberitahukan
tangga lpelaksanaan pengisian awal waduk kepada gubernur atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Sebelum pelaksanaan pengisian awal waduk dimulai, Pembangun
bendungan harus memberitahu masyarakat sekitar daerah genangan
waduk dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari.

Hal.5 - 161
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Selama pengisian awal waduk, Pembangun bendungan harus


melakukan pemantauan, pengawasan, dan pengendalian sesuai
dengan rencana pengisian awal waduk

E.3.8 Pekerjaan Lain-lain

1. LargeScaleDirectTest Material Quarry


Adalah : Pengetesan Tanah dengan sample berdimensi / ukuran
besar (large).
Maksud test adalah : untuk mendapatkan data-data properties
tanah yang akurat mendekati kondisi sebenarnya khususnya
dilokasiquarry dan material hasil galian yang berada di lapangan,
yang di tes secara langsung adalah : Sudut Geser Dalam : θ (ᵒ) dan
Cohesi : C (kg/cm²)
Tujuan LargeScaleTest untuk mendapatkan material timbunan
yang ada dilokasi pekerjaan khususnya material hasil galian
ditapak bendungan maupun bangunan lainnya dan quarry.

Metode Pengetesan adalah sebagai berikut :


1. Menyiapkan sample tanah minimal 4 m3
2. Menyiapkan alat tes DirectShearTest ukuran bak ( 100 x 100 x
100 cm ) atau ukuran yang yang sudah ada di laboratorium dan
pastikan bak penanpungan sampel/membran tidak bocor.
3. Cek peralatan test yang lain, seperti gaugeshear, dan lain-lain
dalam kondisi baik
4. Masukkan material yang akan di tes kedalam bak
penampungan sampel, upayakan material yang akan di tes
empiris/mewakili kondisi lapangan
5. Lakukan penjenuhan sample selama minimum 24 jam
6. Pengetesan harus diawasi oleh tenaga ahli material/material
engineer
7. Pelaksanaan Tes
8. Pencatatan data tes
9. Lakukan pengetesan berikutnya, minimal 3 kali tes dan
simpulkan hasil tesnya.

2. SwellingTest Clay
Adalah : Pengetesan Tanah/Clay untuk mengetahui kembang
susut dari tanah tersebut.
Tujuan : Untuk mendapatkan jenis material bahan timbunan
Core/Inti Bendungan kualitas yang Memenuhi syarat sebagai
bahan timbunan Core/Inti suatu Bendungan Urugan.
Batasan : salah satu presyaratan kembang-susut material core/inti
> 10 % tidak bisa dipakaiSebagai bahan timbunan.
Metode Pengetesan adalah sebagai berikut :
1. Siapkan alat tes, berupa cawan dari keramik

Hal.5 - 162
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

2. Siapkan material tanah/clay yang akan dites


3. Masukkan samplekedalam cawan dan jenuhkan dengan air
selama nimimun 24 jam
4. Keringkan air dan hitung volume sample dalam kondisi jenuh
air
5. Keringkan dengan cara di oven / atau kering sinar matahari
sampai kadar air 90%
6. Ukur volume kering
7. Pencatatan hasil tes.
8. Lakukan pengetesan minimal 3 kali tes, dan simpulkan
Konsultan supervisi harus melakukan tes ini sebelum
menggunakan tanah clay sebagai timbunan inti.

3. Desain Landscape
Konsultan membuat desain landscape dan arsitektur bangunan
lokasi pembangunan Bendungan Jragung harus baik yang berisi
antara lain; tata letak gedung kantor, rumah dinas, mushola,
rumah jaga, rumah genset,gapura / gerbang masuk lokasi
pembangunan Bendungan Jragung, gardu pandang, tempat
parkir, letak bendungan, dan bangunan pelengkapnya. Konsultan
juga membuat desain pintu gerbang dengan arsitektur khas Desa
Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, Provinsi
Jawa Tengah. Konsultan diharapkan melakukan review desain
arsitektur bangunan sehingga menggambarkan ciri khas budaya
masyarakat tersebut.
Desain landscape ini diharapkan dapat menghasilkan suatu
produk yang tertata rapi sesuai peruntukannya, menarik sehingga
salah satu fungsibendungan sebagai objek wisata dapat terwujud.

E.4 PROGRAM KERJA


Kegiatan-kegiatan pada setiap tahapan proyek tersebut adalah sebagai
berikut :

Tahap I : SebelumPelaksanaanProyek (Pre-Construction)


 PenetapanWorking Team.
 MempelajariDokumenKontrak.
 PenetapanOrganisasiProyek.
 Koordinasi dengan pihak-pihak yang berwenang.
Tahap II : SaatAwalProyek (At Project Starting)
 Rapat dengan pihak Kontraktor mengenai organisasi proyek,
dokumen kontrak, program kerja, sub kontraktor (kalau ada),
material, pengaturan pelaksanaan tes di laboratorium atau di
lapangan dan lain-lain pengaturan yang diperlukan.

Hal.5 - 163
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Pengecekan bersama atas persiapan-persiapan sebelum pekerjaan


dimulai.
 Penetapanpekerjaan (original ground mutual check=MC0%).
 Rapat periodik dalam rangka evaluasi pelaksanaan proyek.
 Keamanan serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3 selama
pelaksanaan proyek).
 Pengaturan khusus antara lain kebutuhan air irigasi, instalasi,
pengalihan aliran sungai dengan memasang / membuat kisdam
sementara selama pelaksanaan, keamanan dan pengamanan
bangunan dan area gudang.
Tahap III : PelaksanaanProyek (Project Construction)
 Pengecekan (kajiulang) gambarpelaksanaan (construction drawing),
desainrinci (detail design) dan jadwalpelaksanaanpekerjaan
(schedulepelaksanaanproyek) yang
kemungkinanterjadiselamapelaksanaanproyek.
 Investigasigeologi yang meliputi: pengamatangeologi (maping)
untukdaerahgenangan, lokasibendungan dan borrow area,
pemboran inti, SPT, TesRembesan, Tes Pit, Sondir, Auger Bor dan
pekerjaan uji laboratorium.
 Pengendalian kualitas pekerjaan (material, dimensi, tahapan
pelaksanaan pekerjaan).
 Supervisi teknis untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Inspeksi tes di laboratorium atas material dan atau di lapangan
untuk material dan pekerjaan beton bertulang.
 Pengukuran tahapan pelaksanaan pekerjaan dan pembayarannya
(opname progres dan pembayaran progress)
 Monitoring dan laporan pelaksanaan pekerjaan.
 Pelaksanaan pengecekan atau tes akhir dari pekerjaan yang telah
selesai(bagi pekerjaan yang memerlukan tes pekerjaan selesai)
 Melakukan monitoring pelaksanaan RPL dan RKL
 Pengajuan sertifikasi pengisian awal bendungan
 Dokumentasi dan lain-lain.
Tahap IV : Setelah ProyekSelesai (Project Completion).
 Masa pemeliharaan setelah dilakukan penyerahan pekerjaan I dari
kontraktor kepada Proyek / Pemberi Kerja.
 Dibuat berita acara hasil pemeriksaan pekerjaan selesai 100% dan
disetujui 3 pihak dari Proyek / Pemberi Kerja, Konsultan dan
Kontraktor.
 Pemeriksaan bersama Kontraktor, Direksi dan Konsultan setelah
pekerjaan selesai 100% dalam rangka penyerahan II dari kontraktor
kepada Proyek /Pemberi Kerja.
 Dibuat Berita Acara hasil pemeriksaan pekerjaan selesai 100%,
termasuk perbaikan-perbaikan yang telah diselesaikan dan disetujui
3 pihak dari Proyek / Pemberi Kerja, Konsultan dan Kontraktor.
 Pembayaranakhir&pengembalianuangjaminan.
 Evaluasi & cara penilaian pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Hal.5 - 164
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

 Serahterimapekerjaan yang telahselesai (Penyerahan II).


secara umum pelaksanaan pekerjaan proyek ini adalah melalui beberapa tahapan
pekerjaan yang berurutan seperti yang diuraikan di Metodologi Pelaksanaan
Bagan Alir di bawah ini :

START

MOBILISASI PERSONIL PERSIAPAN KANTOR PENGUMPULAN DATA


- Koordinasi Internal - Alatkantor&kendaraan - Gambar Kerja, spektek
- KoordinasidgnPPK - Persipan format pelaporan - Data pengukuran
Mobilisasikelokasi - Referensilainnya

PRE CONSTRUCTION MEETING SURVEY LAPANGAN INVESTIGASI GEOLOGI


- PembahasanOrganisasiPekerjaan - Pemeriksaanpatok BM - Largeschaletest
- PembahasanSpektek&MetodeKerja - Membandingkangbrkerjadgnlapangan - SwellingTest
- Waktu pelaksanaandiskusiperiodik - Referensilainnya
- Pembahasan item pekerjaanlainnya

REVIEW DESAIN & DESAIN LANDSCAPE


- Evaluasi data topografiterhadapdesain
MOBILISASI KONTRAKTOR
- Memeriksaperhitungankwantitas
- Plan lay out base camp
- Mobilisasitenaga dan peralatan
- Pembangunan base camp, dll
STAKING OUT JOB MIX DESAIN
Memeriksa Staking Out Memeriksarencanabahan
Kontraktor kontraktor
Sesuai dg tidak
Spek? tidak
tidak Sesuai dg Sesuai dg
Spek? Spek?
ya ya ya

REKONSTRUKSI PEMERIKSAAN
Menentukantitikkontrol dan GAMBAR
pelaksanaankonstruksisesuaidengangamb SHOPDRAWING
arkerja

Sesuai dg tidak
Spek? Hal.5 - 165
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

PENGAWASAN
PEMBANGUNAN
BENDUNGAN ya
PENYIAPAN SURAT
TAGIAHAN BULANAN

Sesuai dg tidak
Spek? Ada
ya
perubahanekerj
aan? PENYIAPAN PERINTAH
ya tidak PERUBAHAN

PEMERIKSAAN ASBUILD
DRAWING

RAPAT KOORDINASI

LAPORAN SUPERVISI DAN PENGISIAN AWAL

SERTIFIKASI PENGISIAN AWAL BENDUNGAN

IJIN PENGISIAN WADUK

FINISH

Gambar 5.14 Bagan AlirProgram Kerja

5.5 ORGANISASI DAN PERSONIL


Berdasarkan pada pengalaman Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan
studi selama ini, sangat diperlukan struktur organisasi pelaksanaan
pekerjaan, disertai pula dengan penempatan personil tenaga ahli yang
berkualitas sesuai denganspesialisasi masing-masing.
Didalam melaksanakan pekerjaan ini, efektifitas dan efesiensi hubungan
kerja antar masing-masing pihak ( Pengguna Jasa dengan Penyedia Jasa )
akan berpengaruh terhadap hasil akhir pekerjaan.
Untuk mencapai target pekerjaan yang optimal dalam menyelesaikan
pekerjaan ini, maka Struktur Organisasi pelaksanaan pekerjaan disusun
berdasarkan macam pekerjaan seperti dalam KAK.
Ketua Tim bertanggungjawab penuh terhadap kinerja tim dan hasil
pekerjaan yang akan diserahkan kepada pengguna jasa, dibantu oleh
segenap anggota tim. Dengan mempertimbangkan Tim Konsultan yang
akan dipakai, yakin bahwa kecukupan tenaga ahli yang diusulkan sudah
memadai untuk memberikan hasil yang terbaik untuk pekerjaan ini.
Adapun Bagan Organisasi Konsultan yang menggambarkan hubungan
kerja antara Tim Konsultan, Perusahaan selaku penyedia jasa dan Direksi
Pekerjaan selaku pengguna jasa disajikan pada Gambar di bawah ini.

Hal.5 - 166
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

Sedangkan untuk personil yang ditugaskan beserta jadwal penugasannya


dapat dilihat pada gambarberikut:

Hal.5 - 167
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

SNVT Pembangunan Bendungan BBWS


Pemali Juana

KONSULTAN
Pejabat Pembuat Komitmen Pembinaan
dan Perencanaan

Direksi Pekerjaan
INSTANSI TERKAIT :
Dinas PU Propinsi/Kabupaten
Bappeda Propinsi/Kabupaten
Ketua Tim
dll Pengawas Lapangan

Ahli Struktur Ahli Quantity Surveyor &


Ahli Peneliti Kontrak dan Ahli Bendungan
(Bendungan dan Non Ahli Geologi Ahli Grouting Ahli Geodesi
Manajemen Konsruksi (Main Dam) Cost Control
Bendungan)

Asisten Ahli Struktur Asisten Ahli Quantity


Asisten Ahli Bendungan
(Bendungan dan Non Asisten Ahli Geologi Surveyor & Cost Control
(Main Dam)
Bendungan)

Ahli Material Ahli Material Ahli Arsitektur & Ahli instrumentasi Ahli Hidrologi
Ahli Lingkungan & Sosial Ahli Hidromekanikal
(Urugan) (Beton) Landscape

Asisten Ahli Material Asisten Ahli Material Asisten Ahli Bendungan


(Urugan) (Beton) (Main Dam)

Asisten Ahli Lingkungan Asisten Ahli Sosial

Ahli Elektrikal
Ahli Elektrikal Ahli Terowongan Ahli K3 Ahli Teknik Jalan Ahli Jembatan
(SUTET)

Asisten Ahli Elektrikal


Asisten Ahli Terowongan Asisten Ahli Teknik Jalan
(SUTET)

Tenaga Pendukung Tenaga Administrasi

Gambar 5.15 Bagan OrganisasiPelaksanaanPekerjaanSupervisi

Hal.5 - 168
UsulanTeknis - Supervisi Pembangunan BendunganJragung

SNVT Pembangunan Bendungan BBWS


Pemali Juana

KONSULTAN
Pejabat Pembuat Komitmen Pembinaan
dan Perencanaan

Direksi Pekerjaan
INSTANSI TERKAIT :
Dinas PU Propinsi/Kabupaten
Bappeda Propinsi/Kabupaten
Ketua Tim
dll Pengawas Lapangan

Ahli Struktur Ahli Material Ahli Material


Ahli Bendungan
(Bendungan dan Non Ahli Geologi Ahli Grouting
(Main Dam) (Urugan) (Beton)
Bendungan)

Asisten Ahli Material Asisten Ahli Material


Asisten Ahli Geologi
(Urugan) (Beton)
Asisten Ahli Bendungan Asisten Ahli Bendungan
(Main Dam) (Selain Main Dam)

Ahli instrumentasi Ahli Hidrologi Ahli O & P

Ahli Lingkungan & Sosial Ahli Hidromekanikal

Asisten Ahli Sosial

Asisten Ahli Lingkungan


& Sosial

Tenaga Pendukung Tenaga Administrasi

Gambar 5.16 Bagan OrganisasiPelaksanaanPekerjaanSertifikasi

Hal.5 - 169

Anda mungkin juga menyukai