Anda di halaman 1dari 21

Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

G RENCANA KERJA

G.1. UMUM
Hasil pekerjaan yang baik memerlukan suatu strategi pelaksanaan dan rencana
kerja yang tepat, dan terpadu dari beberapa aspek yang berkaitan dengan
berbagai masalah dan tingkat kepentingannya. Koordinasi dari beberapa disiplin
ilmu yang relevan dengan masalah-masalah yang ada guna mendapatkan hasil
pemecahan yang terbaik sangat diperlukan.
Melalui pemahaman secara seksama dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) di
samping memperhatikan berbagai penjelasan yang diberikan baik oleh pihak
Panitia, maupun berdasarkan pengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis,
maka di dalam mempersiapkan rencana kerja akan diupayakan agar berorientasi
pada hal-hal tersebut di atas, hingga pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan
secara efektif dan dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan.
Program kerja yang disusun tersebut pada dasarnya tetap mengacu pada
ketentuan yang sudah digariskan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan
berbagai hal yang telah diuraikan sebelumnya, hanya dalam hal ini bekal di luar
apa yang kami sebutkan diatas seperti halnya bekal pengalaman yang pernah
diperoleh dalam menangani pekerjaan-pekerjaan dari proyek lainnya yang sejenis
ini, akan termasuk juga di dalam kategori yang turut menentukan pada
penyusunan pembuatan rencana kerja. Terhadap apa yang menjadi kendala
maupun kelemahan di dalam teknis pelaksanaan pekerjaan pada proyek lain
yang sudah pernah dilakukan, juga akan digunakan sebagai tolok ukur,
sedangkan apa yang dapat memberikan kontribusi yang baik di dalam
menghadapi setiap permasalahan pada pelaksanaan proyek yang sudah lampau
akan mengisi pertimbangan di dalam penyusunan rencana kerja ini. Gambar G.1
menunjukkan diagram alir proses pengawasan pekerjaan.

G-1
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

Mulai
Pelaksanaan

Dokumen
Kontrak

* Organisasi Terkait
* Personil Tim
* Spesifikasi Teknik
* Bahan Dan Material
* Peralatan Kerja
* Keselamatan Kerja

Perlu On The Job

PEMIMPIN PROYEK
TDK Training ? YA * Lakukan On The Job Training
Sesuai ? * Pengujian Bahan
Uji Laboratorium ?
Klasifikasi Alat ? * Alat Dikalibrasi

YA

TDK

Penyesuaian
Rekomendasi * Personil Team
* Mulai Pekerjaan * Spesifikasi Teknik
* Susunan Program Pelaksanaan * Bahan Bangunan
* Peralatan Kerja

KONSULTAN
* Gambar Kerja
* Spesifikasi Teknik

Orientasi Lapangan
Check Titik Tetap

PENGAWAS UTAMA
YA YA
Gambar TDK Berpengaruh
Banyak ? Revisi Gambar Addendum Kontrak
Sesuai ? RAB ?

TDK

YA
Modifikasi Gambar TDK

Penyerahan
Lapangan

Gambar 5.4 Bagan Alir Proses Pengawasan Pekerjaan

G-2
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

Kegiatan Pelaksanaan
* Jalan Kerja
* Fasilitas Bantu
* Pembersihan Lapangan
* Logistik Bahan
* Check Titik Bantu
* Check Profil-profil

PENGAWAS UTAMA
PEMIMPIN PROYEK
* Check Galian Pundasi

KONSULTAN
* Check Pek. Timbunan
* Dan Lain-lain

Tahapan Hasil
Pekerjaan.
* Kualitas Lakukan Pengujian, Analisis
* Kuantitas dan Evaluasi hasil pekerjaan.
* Kerapian
* Waktu

* Ambil Sample
YA * Ukur Hasil Pekerjaan * Bongkar
Perlu diuji * Siapkan Bahan
* Check Keselamatan
* Check Waktu Pelaksanaan yang sesuai.

TDK
YA

TDK Hentikan Sementara Lapor Kepada Pemimpin YA


Berhasil ? Pelaksanaan Proyek Perlu dibongkar ? Besar yang dibongkar ?

TDK
YA TDK

Laporan hasil
tahapan atau Lakukan perbaikan Adakan Modifikasi
laporan akhir

TDK
Pembayaran ? Lanjutan Pekerjaan

PENGAWAS LAPANGAN DAN PENGAWAS DAERAH


YA

Lakukan pengukuran
bersama dan buatkan
berita acara hasil pekerjaan

Pembayaran
Pekerjaan

Serah terima pertama


hasil pekerjaan

Percobaan Pemakaian
hasil pelaksanaan

TDK Lakukan Pekerjaan


Berhasil ?
Penyempurnaan

YA

Serah terima akhir


pelaksanaan

Dokumen untuk
O&M

Pengawasan Selesai

Gambar 5.4 Bagan Alir Proses Pengawasan Pekerjaan (Lanjutan)

Gambar G.1 Bagan Alir Proses Pengawasan Pekerjaan

G-3
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

Berdasarkan pemahaman KAK maka disusun Rencana Kerja Pekerjaan


Supervisi Pembangunan Bendungan Leuwikeris (Lanjutan 2) Di Kab. Ciamis
dan Kab. Tasikmalaya yang secara umum terdiri atas 6 (enam) kegiatan utama
yaitu:
1. Persiapan
2. Penyiapan dan Perubahan Desain/ Review Design
3. Pengawasan
4. Pengendalian Pekerjaan Fisik
5. Pelaporan
6. Diskusi

Untuk lingkup kegiatan yang harus dilakukan oleh konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan Supervisi Pembangunan Bendungan Leuwikeris (Lanjutan 2) Di
Kab. Ciamis dan Kab. Tasikmalaya di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan jaminan kulitas pekerjaan dan penyelesaian pekerjaan
sesuai waktu pelaksanaan yang ditentukan;
2. Melaksanakan pengawasan secara komprehensif terhadap seluruh
kegiatan dan aktivitas yang dilaksanakan oleh pelaksanaan konstruksi,
kesesuaian gambar dengan konstruksi. Kesesuaian dengan spesifikasi
teknik dan seluruh persyaratan yang tercantum di dalam dokumen kontrak
pekerjaan;
3. Memberikan solusi terhadap metode pelaksanaan pekerjaan yang paling
efisien, berdasarkan kajian dari tenaga ahli pengawasan pekerjaan;
4. Mencapai target pelaksanaan pekerjaan yang sesuai biaya-mutu-waktu,
menjamin kesesuaian dengan kontrak pekerjaan dan nomor yang berlaku
dalam pembangunan bendungan di Indonesia;
5. Menyelenggarakan review design terhadap design yang ada sesuai
dengan perubahan-perubahan yang di rekomendasikan/diperlukan;
6. Menyiapkan perkiraan biaya dan addendum serta perubahan dokumen
tender sehubungan dengan review design tersebut.

G-4
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

G.2. PEKERJAAN PERSIAPAN


Kegiatan pendahuluan Pekerjaan Supervisi Pembangunan Bendungan
Leuwikeris (Lanjutan 2) Di Kab. Ciamis Dan Kab. Tasikmalaya meliputi
kegiatan, antara lain :
G.2.1 Penyusunan Program Mutu
Laporan Program Mutu mencakup Sistematis Kerja atau Kerangka Acuan Kerja
bagi Konsultan yang telah disetujui oleh pemilik proyek dalam rangka memberikan
hasil desain yang dapat dipertanggung jawabkan dan diketahui oleh kedua pihak.
Laporan ini harus diserahkan sebelum Konsultan memulai pekerjaan dan
diselesaikan paling lambat tujuh (7) hari setelah dikeluarkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK).
Quality Assurance yaitu suatu dokumen yang berisi seluruh kegiatan terencana
dan sistematis yang diperlukan untuk memberikan suatu keyakinan yang memadai
bahwa produk/jasa yang akan dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah
ditetapkan. Laporan ini untuk Konsultansi Konstruksi sesuai dengan Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 15/SE/M/2019 tanggal 18
September 2019 Tentang Tata Cara Penjaminan Mutu dan Pengendalian Mutu
Pekerjaan Konstruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Jasa Konsultansi Supervisi merupakan program mutu pengadaan jasa konsultansi
disusun oleh Penyedia Jasa Konsultansi Pengawasan Konstruksi dan disetujui
oleh Pemilik Pekerjaan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak jasa
konsultasi dan dapat direvisi sesuai kondisi yang ada. Program Mutu Konsultan
harus sudah selesai paling lama 7 hari setelah SPMK, minimal harus memuat:
1. Umum
2. Informasi Kegiatan
3. Sasaran Mutu Kegiatan
4. Persyaratan Teknis dan Administrasi
5. Struktur Organisasi
6. Tugas, Tanggungjawab dan Wewenang
7. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan
8. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
9. Jadwal Peralatan

G-5
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

10. Jadwal Material


11. Jadwal Personil
12. Jadwal Arus Kas
13. Rencana dan Metode Verifikasi, Validasi, Monitoring Evaluasi Inspeksi dan
Pengujian dan Kriteria Penerimaannya
14. Jadwal Kriteria Penerimaan
15. Daftar Induk Dokumen

G.2.2 Mobilisasi Personel dan Peralatan


Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan mobilisasi peralatan dan personil yang di
perlukan dan semua falitas pendukung selama dalam masa pelaksanaan
pekerjaan serta melakukan demobilisasi kembali terhadap semua terhadap semua
peralatan dan personil pada saat pekerjaan selesai. Beberapa hal yang
dilaksanakan pada mobilisasi personel dan peralatan adalah sebagai berikut:
1. Peralatan merupakan hal yang sangat vital dalam pelaksanaan suatu
pekerjaan konstruksi maka ketepatan waktu mobilisasi sangat penting
untuk dijadwalkan dengan baik.
2. Mobilisasi alat dilakukan setelah mendapat ijin dari Direksi atau maksimal 7
hari setelah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
3. Peralatan yang digunakan akan disesuaikan dengan kebutuhan
pelaksanaan. Peralatan tersebut di atas di simpan di lokasi pekerjaan dan
di jaga sehingga dapat dipergunakan pada waktunya tanpa ada kendala
yang dapat mengganggu pekerjaan, misalkan terjadi kerusakan pada alat
yang akan digunakan.
4. Demobilisasi alat akan dilakukan setelah semua pekerjaan selesai.
Untuk memperoleh hasil yang optimal, Konsultan akan menyiapkan fasilitas kerja
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
Dalam hal untuk meningkatkan kualitas hasil dan efisiensi kerja apabila
dimungkinkan Konsultan akan menambah atau meningkatkan kualitas/spesifikasi
peralatan yang digunakan.

G-6
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

G.2.3. Koordinasi dan Monitoring


Kegiatan ini merupakan kegiatan paling awal dari Konsultan setelah menerima
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)/ Kontrak dari Pemberi Kerja. Dalam mobilisasi
dan perijinan dilakukan kegiatan persiapan administrasi yang mencakup
pembuatan dokumen kontrak, pengurusan surat ijin ke instansi terkait, pembuatan
surat tugas kepada personil yang akan terlibat dalam penanganan proyek, surat
pernohonan data dan sebagainya.
Persiapan administrasi tersebut diusahakan dapat diselesaikan sesegera mungkin
sehingga tidak menghambat pelaksanaan pekerjaan berikutnya. Pekerjaan
persiapan ini akan dilaksanakan oleh seorang administrasi teknik yang telah
cukup berpengalaman dalam menangani pekerjaan yang sejenis, sehingga
diharapkan dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang disediakan untuk itu.
Segala sesuatu yang terkait dengan masalah administrasi tersebut akan selalu di
bawah pengawasan Team Leader yang bertanggung jawab atas penyelesaian
seluruh pekerjaan.
Menurut Pedoman KAK yang ada, Konsultan harus membantu PPK Bendungan
untuk berkoordinasi dengan Direktorat Bendungan Dan Danau, Komisi Keamanan
Bendungan, Direktorat Bina Teknik, Pemerintah Daerah, dan Insansi terkait
lainnya.
Konsultan diminta untuk memonitoring seluruh kegiatan kontraktor, memonitoring
kemajuan pekerjaan Fisik dan Keuangan dan menyiapkan laporan-laporan.
1. Koordinasi
 Membantu PPK Perencanaan Bendungan dalam pelaksanaan rapat
koordinasi bulanan atau triwulan atau kapan saja bila diperlukan dan
diminta oleh PPK Perencanaan Bendungan;
 Membantu PPK Bendungan Leuwikeris dalam pelaksanaan rapat
koordinasi bulanan atau triwulan atau kapan saja bila diperlukan dan
diminta oleh PPK Bendungan;
 Menyiapkan notulen rapat koordinasi dan mendistribusikan kepada pihak
terkait;
 Mengingatkan kepada pihak-pihak yang terkait untuk menindaklanjuti
hasil temuan selama pelaksanaan pekerjaan;
G-7
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

 Mengingat tim konsultasi lainnya (bila ada) agar menyerahkan laporan


kemajuan dan lainnya sesuai waktu yang ditetapkan.
2. Monitoring
 Memonitor semua kegiatan selama pelaksanaan proyek untuk semua
komponen, secara fisik maupun keuangan dan membuat Langkah-
langkah yang diperlukan untuk mengejar keterlambatan;
 Pelaporan;
 Memonitor semua perubahan dokumen kontrak yang terjadi di paket
pekerjaan Pembangunan Bendungan Leuwikeris Paket 1, 4, 5, dan
Konsultan Supervisi;
 Menyiapkan nota penjelasan untuk setiap perubahan dari lingkungan
kegiatan asli;
 Menyiapkan laporan akhir penyelesaiian proyek.

G.3. PENYIAPAN DAN PERUBAHAN DESAIN/ REVIEW DESIGN


G.3.1. Pengumpulan Data Teknis
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
oleh konsultan untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data merupakan salah
satu tahapan sangat penting dalam pekerjaan ini. Teknik pengumpulan data yang
benar akan menghasilkan data yang memiliki kreadibilitas tinggi dan sebaliknya.
Oleh karena itu, tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan dengan cermat
sesuai prosedur. Sebab kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode
pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak kredibel,
sehingga hasil analisa tidak bisa dipertanggung jawabkan. Hasil analisa demikian
sangat berbahaya, lebih-lebih jika dipakai sebagai dasar pertimbangan untuk
mengambil kebijakan publik.

G.3.2. Pengolahan dan Evaluasi Data


Beberapa data terkait, pengukuran, geoteknik dan lain-lain menjadi bagian penting
dalam proses review desain. Selain itu beberapa hal terkait ketersediaan jenis
bahan dan harga yang ada di wilayah tersebut menjadi bagian penting untuk
dapat dilakukan rekayasa lapangan dengan mengacu tetap pada koridor standar
G-8
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

spesifikasi dan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak. Karena dalam
proses pelaksanaan pekerjaan konstruksi masih memungkinkan adanya koridor
perubahan untuk mendapatkan optimalisasi biaya dengan produk akhir yang
sama.

G.3.3. Review Design


Lingkup pekerjaan Review Desain adalah sebagai berikut:
1. Meneliti dan memberi masukan tentang kesesuaian desain dengan
keadaan lapangan kepada Pengguna Jasa.
2. Menyiapkan data pendukung (data ukur, data tanah, dan lain-lain) yang
dibutuhkan dalam rangka review desain sesuai kebutuhan lapangan.
3. Menyiapkan konsep review / penyesuaian desain sesuai dengan kebutuhan
/ kondisi lapangan berkoordinasi dengan pengawas konsultan dan
persetujuan tim perencana PPK Bendungan Leuwikeris, untuk diajukan
sebagai perubahan desain ke Pengguna Jasa.
Pada umumnya pada saat pra-pelaksanaan maka kontraktor dan konsultan telah
melaksanakan survei pendahuluan. Kajian atas survei visual pendahuluan
tersebut dan analisa awal atas desain awal dari kontrak yang telah ditanda
tangani, akan dapat memberikan informasi sejauh mana besaran review desain
dapat dilakukan. Oleh karena itu data awal kontrak terkait dengan data
pengukuran, data geoteknik, data volume pekerjaan, gambar kontrak, spesifikasi
teknik dan data sosial yang mungkin terjadi perlu dikaji ulang agar saat
pembuatan review desain hal-hal tersebut semuanya dapat diantisipasi dan dapat
ditangani dengan lebih baik dan optimal. Namun data ini pada umumnya sangat
terbatas adanya sehingga mengalami kesulitan mendapatkan data dasarnya.
Pada proses review desain sangat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan
wewenang, terjadinya mark-up biaya dan pada umumnya mempunyai konotasi
yang jelek yang memungkinkan adanya KKN. Oleh karena itu proses pengaturan
administrasi dan keuangan secara hati-hati dan diatur perlu mengikuti prosedur
administrasi dan keuangan yang cukup panjang.
Revisi perkiraan kuantitas ini harus diantisipasi sedini mungkin agar tidak
mengubah jumlah harga kontrak secara signifikan. Untuk itu perlu diantisipasi item

G-9
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

pekerjaan yang pada awal kecil volumenya, namun pada saat pelaksanaan
volumenya melonjak tajam. Apalagi jika volume yang kecil tersebut pada awal
tender harga satuannya cukup besar sehingga kenaikan volume akan
mengakibatkan perubahan harga yang cukup besar. Selanjutnya pembuatan
desain ulang (review design) dilaksanakan oleh kontraktor yang ditanda-tangani
direktur, diperiksa oleh direksi/ konsultan pengawas, dan disetujui oleh PPK.

G.4. PELAKSANAAN PENGAWASAN


Pada kegiatan pelaksanaan pengawasan pekerjaan Supervisi Pembangunan
Bendungan Leuwikeris (Lanjutan 2) Di Kab. Ciamis Dan Kab. Tasikmalaya
meliputi kegiatan antara lain:
G.4.1. Pelaksanaan Rekayasa Lingkungan dan Memeriksa Shop Drawing
Dalam pekerjaan konstruksi perlu diperhatikan kemungkinan terjadinya perubahan
kualitas lingkungan akibat masuknya bahan pencemar yang ditimbulkan oleh
rencana kegiatan, yang pada umumnya terjadi pada komponen fisik kimia, namun
bila tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan dampak lanjutan
terhadap komponen lingkungan lain seperti biologi atau sosial ekonomi dan sosial
budaya. Untuk mengetahui apakah perubahan lingkungan tersebut mencapai
toleransi mutu lingkungan yang diperkenankan, dikenal adanya standar
baku mutu lingkungan yang ditetapkan secara nasional oleh Menteri Negara
Lingkungan Hidup atau tingkat Daerah oleh Gubernur. Untuk itu perlu adanya
rekayasa lingkungan. Selain melaksanakan rekayasa lingkungan pemeriksaan
Shop Drawing juga perlu dilakukan. Kegiatan ini dilakukan setelah
dilaksanakannya Mutual Check 0 sebab dengan memeriksa Shop Drawing akan
menyesuaikan antara gambar dengan kondisi riil di lapangan.

G.4.2. Survey dan Pengukuran


Kegiatan survey dan pengukuran terdiri dari hal-hal sebagai berikut:
1. Pengecekan Data Survei dan Gambar Rencana
Tim Konsultan akan melakukan pengecekan dan koreksi terhadap data
survey saat desain dan gambar rencana sebelum melakukan pengawasan
di lapangan.

G-10
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

2. Pengukuran Stock Piles


Pengecekan/pengukuran stock material dimaksudkan untuk mendapatkan
gambaran akan ketersediaan bahan/material, sehingga pada saat
pelaksanaan tidak terjadi kekurangan bahan yang dapat menghambat
pelaksanaan pekerjaan.
3. Pengukuran Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan pengukuran dilaksanakan dengan cara Joint Survey antara
Kontraktor, Konsultan dan Direksi Lapangan/ Staf, dan pengukuran ini
diperlukan untuk mengetahui kondisi lapangan (Actual Condition) sebelum
pelaksanaan pekerjaan.
Data hasil pengukuran ini diplotkan dalam gambar rencana, untuk
mengetahui ada tidaknya suatu perbedaan di samping diperlukan untuk
perhitungan volume.
4. Pengukuran Pada Saat Pelaksanaan Pekerjaan
Pengukuran dilakukan mengikuti kemajuan pekerjaan (progress) dan
dengan cara joint survey. Konsultan akan memeriksa dan mengevaluasi
data survey lapangan, sebelum diakui/ditandatangani pihak Konsultan dan
Direksi Lapangan/ Staf.

G.4.3. Pengawasan Teknis


Pekerjaan ini mencakup semua kegiatan pengawsan teknis yang dilakukan
terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakssanakan oleh kontraktor.
Pengawasan teknis dilakukan secara professional, efektif dan efisien sesuai
dengan spesifikasi sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.

G.4.4. Pemantauan dan Evaluasi Data Hidrologi


Kegiatan pencatatan data hidrologi dan operasi bendungan meliputi:
1. Pencatatan data hidrologi dan klimatologi antara lain: debit sungai, curah
hujan, evaporasi, suhu, kecepatan angin, dan lain-lain.
2. Pencatatan data operasional bendungan antara lain: tinggi muka air
bendungan, debit masuk (inflow), debit keluar (outflow) di masing-masing

G-11
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

bangunan fasilitas, energi pembangkitan dan operasional peralatan


elektromekanikal, dan lain-lain.
3. Pencatatan dan dilakukan secara jam-jaman. Selanjutnya data tersebut
dihitung rata-rata per periode (harian, dasarian, tengah bulanan, atau
sesuai dengan periode waktu operasi waduk yang telah ditetapkan), dan
data elevasi/ duga muka air setiap akhir periode.
Evaluasi operasional waduk dilakukan terhadap rata-rata per periode debit masuk
dan debit keluar serta elevasi muka air setiap akhir periode dibandingkan dengan
rencana tahunan operasi bendungan yang ada.
Apabila terjadi penyimpangan harus segera dilakukan penyesuaian terhadap
pemberian air. Dalam hal penyimpangannya melampaui 20% segera lakukan
koordinasi dengan instansi terkait guna penyesuaian, sehingga operasi
bendungan tetap terkendali sesuai dengan kaidah dan POW yang berlaku. Semua
data hasil pencatatan data hidrologi dan operasi waduk ini hendaknya
didokumentasikan dengan baik dan tersimpan dengan aman.
Yang menjadi kendala pada umumnya adalah tidak tersedianya data historis debit
inflow. Sehinga untuk mendapatkan debit andalan harus melalui transformasi dari
data curah hujan. Yang menjadi pertanyaan berikutnya adalah apa yang harus
dilakukan oleh pemilik/ pengelola bendungan pada kegiatan operasional
bendungan selanjutnya.

G.5. PENGENDALIAN PEKERJAAN FISIK


Pada kegiatan pelaksanaan pengawasan pekerjaan Supervisi Pembangunan
Bendungan Leuwikeris (Lanjutan 2) Di Kab.Ciamis Dan Kab.Tasikmalaya
meliputi kegiatan antara lain:
G.5.1. Pelaksanaan Setting Out Persiapan Pelaksanaan Fisik
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan di awal pelaksanaan
pengawasan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Menyusun Standar Operasi Prosedur (SOP) pelaksanaan konstruksi.
2. Menyiapkan network planning bersama Penyedia Jasa Konstruksi/
Pemborongan.

G-12
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

G.5.2. Pemeriksaan Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja


Kegiatan Pemeriksaan Metode Pelaksanaan dan Gambar Kerja dilakukan dengan
rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Memeriksa/mengesahkan Shop Drawing/ Construction Drawing yang dibuat
oleh Penyedia Jasa Konstruksi / Pemborongan, untuk kemudian diajukan
kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
2. Memeriksa/mengoreksi metode dan jadual pelaksanaan time schedule
yang dibuat Penyedia Jasa Konstruksi/Pemborongan.

G.5.3. Pengawasan Kualitas/Mutu Pekerjaan


Kegiatan Pengawasan Kualitas/Mutu Pekerjaan dilakukan dengan rincian kegiatan
sebagai berikut:
1. Memberikan izin tertulis pada setiap tahap dimulainya pelaksanaan
pekerjaan.
2. Memberikan izin pengecoran beton setelah terlebih dahulu melakukan
pemeriksaan bekisting, material (semen, pasir, krikil, besi tulangan, air),
peralatan dan tenaga kerja.
3. Melaksanakan test campuran beton berupa Slump test, sesuai dengan job
mix formula campuran beton.
4. Pengawasan dalam pembuatan benda uji beton sampai pengetesan di
laboratorium dalam rangka pengendalian mutu konstruksi.
5. Melaksanakan sosialisasi spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak
kepada seluruh personil teknis Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.
6. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Konsultan dan hasilnya dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
7. Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku, dan telah dijabarkan dalam RMK Konsultan.

G-13
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

8. Membantu Pengguna Jasa melakukan inspeksi kepada pabrik pemasok,


bahan, perakit dan lain-lainnya jika dibutuhkan.
9. Menyiapkan rekomendasi untuk perintah dan konsep perubahan
kontrak/addendum terkait dengan adanya Change Order/ Variation Order,
bilamana diperlukan untuk menjamin penyelesaian pekerjaan yang secara
teknis dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan anggaran yang
tersedia.
10. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus - menerus
sehubungan dengan pengendalian mutu pekerjaan.
11. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada Kuasa
Pengguna Anggaran apabila terjadi adanya penyimpangan –
penyimpangan dari ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan
kepada penyedia jasa konstruksi/pemborongan.
12. Membantu Pengguna Jasa mengawasi uji laboratorium dalam rangka
pengendalian mutu konstruksi.
13. Menginventarisasi, merencanakan kebutuhan penyelidikan dan pengujian
lapangan maupun laboratorium.
14. Membantu Pengguna Jasa dalam mendapatkan data lapangan dan data
hasil pengujian laboratorium yang diperlukan untuk pelaksanaan.

G.5.4. Pengawasan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan Pengawasan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
1. Memeriksa/mengoreksi metode dan jadual pelaksanaan time schedule
yang dibuat Penyedia Jasa Konstruksi/Pemborongan.
2. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Konsultan dan hasilnya dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
3. Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku, dan telah dijabarkan dalam RMK Konsultan.

G-14
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

4. Konsultan Pengawas harus melaporkan secara tertulis kepada Kuasa


Pengguna Anggaran apabila terjadi adanya penyimpangan –
penyimpangan dari ketentuan dan persyaratan teknis, dengan tembusan
kepada penyedia jasa konstruksi/pemborongan.
5. Melaporkan kepada Pengguna Jasa masalah yang berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapain target fisik,
serta mengusulkan upaya penanggulangan dan tindak turun tangan yang
diperlukan, dan membantu Pengguna Jasa menyiapkan konsep teguran
terhadap Penyedia Jasa Konstruksi/ Pemborongan.

G.5.5. Pengawasan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan


Kegiatan Pengawasan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan dengan rincian
kegiatan sebagai berikut :
1. Melaksanakan dan menerapkan tata cara, prosedur, mekanisme
pelaksanaan yang tercantum dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK)
Konsultan dan hasilnya dilaporkan kepada Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.
2. Melaksanakan tugas supervisi sesuai dengan standar prosedur
pengawasan yang berlaku, dan telah dijabarkan dalam RMK Konsultan.
3. Melaporkan dan mencatat pemakaian bahan yang diperlukan, jumlah
tenaga dan alat yang dipergunakan.
4. Menyiapkan berita acara pembayaran angsuran / termyn.
5. Membantu Pengguna Jasa dalam pelaksanaan penyerahan pertama
pekerjaan / Previsional Hand Over (PHO).

G.5.6. Pengawasan Keamanan dan Keselamatan Kerja


Secara prinsip, penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) merupakan kewajiban bagi perusahaan yang mempekerjakan
pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang atau mempunyai tingkat potensi
bahaya tinggi. Namun tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan yang
mempekerjakan pekerja/buruh kurang dari 100 orang dan tidak mempunyai

G-15
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

potensi bahaya tinggi juga perlu untuk menerapkan SMK3. Di bawah ini
merupakan 3 tujuan SMK3 yang sangat penting untuk dipahami:
1. Meningkatkan efektivitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh.
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
Dari 3 tujuan penerapan SMK3 di atas sudah sangat jelas bahwa muara dari
tujuan penerapan SMK3 yaitu untuk mendorong produktivitas perusahaan.
Relevansi dari 3 tujuan penerapan SMK3 tersebut sangat erat, karena dengan
efektifnya perlindungan K3 yang terencana, terukur, terstruktur, dan terorganisasi
maka potensi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan
dikurangi sehingga tercipta lingkungan kerja yang baik dan aman.

G.6. PELAPORAN
Sebagai wujud dalam melaksanakan pekerjaan Supervisi Pembangunan
Bendungan Leuwikeris (Lanjutan 2) Di Kab. Ciamis Dan Kab. Tasikmalaya,
maka laporan– laporan yang harus dibuat sebagai berikut:
G.6.1. Laporan Program Mutu
1. Program Mutu merupakan rencana mutu pelaksanaan kegiatan yang
disusun oleh Penyedia Jasa Konsultasi Konstruksi yang merupakan
dokumen penjamin mutu terhadap pelaksanaan proses kegiatan dan hasil
kegiatan sebagaimana yang dipersyaratkan dalam kontrak pekerjaan.
Konsultan di wajibkan untuk menerapkan penjamin mutu dan pengendalian
mutu dan pengendalian mutu Pekerjaan Konstruksi sesuai edaran Menteri
Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, yang diterapkan dalam bentuk
pembuatan Program Mutu.
2. Program mutu disusun oleh Penyedia Jasa Konsultan Konstruksi setelah
menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dan dibahas pada Rapat

G-16
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (Kick of Meeting). Program Mutu ini


harus selesai diselesaikan sebelum pembuatan laporan pendahuluan.
3. Program mutu harus sudah disahkan PPK Perencanaan Bendungan SNVT
Pembangunan Bendungan BBWS Citanduy sebelum Konsultan memulai
pekerjaannya.
4. Program Mutu ini harus diserahkan dalam bentuk buku sebanyak 10
(sepuluh) rangkap.

G.6.2. Laporan Pendahuluan


Laporan Pendahuluan memuat minimal :
1. Rencana kerja pengawasan pekerjaan;
2. Rencana penyelidikan dan pengawasan pekerjaan geologi tanah;
3. Evaluasi awal dan saran teknis rencana pelaksanaan konstruksi;
4. Pengawasan pekerjaan pengukuran dan pengawasan pekerjaan
pengawasan bench mark (apabila telah dilaksanakan);
Laporan harus di serahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
SPMK, diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

G.6.3. Laporan Bulanan


Laporan bulanan sekurang kurangnya berisi :
1. Daftar pekerjaan yang telah dilaksanakan;
2. Ringkasan progress pekerjaan bulanan berjalan;
3. Persoalan/permasalahan yang muncul dan solusi penyelesaiannya;
4. Kemajuan/keterlambatan pekerjaan dari rencana awal pekerjaan;
5. Program serta rencana kerja untuk bulan mendatang;
6. Laporan Pengawasan dari setiap Tenaga Ahli yang bertugas;
7. Dokumentasi pekerjaan.
Laporan ini harus diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap bulan
sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

G.6.4. Laporan Triwulan


Laporan ini sekurang-kurangnya berisi semua hasil pekerjaan yang telah di
lakukan dalam tiga bulan dan di buat dalam rangkap 10 (sepuluh) setiap tiga
bulan.
G-17
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

G.6.5. Laporan Tahunan


Laporan ini sekurang-kurangnya berisi laporan semua hasil pelaksanaan
pengawasan pekerjaan yang telah dilakukan dalam satu tahun pelaksanaan
pengawasan pekerjaan dan di buat dalam 10 (sepuluh) rangkap.

G.6.6. Laporan Penunjang


Laporan ini sekurang-kurangnya berisi laporan :
1. Laporan Geologi, 10 buku
2. Laporan Topografi, 10 buku
3. LaporanMaterial/Laboratorium, 10 buku
4. Laporan Mekanikal & Elekrikal, 10 buku
5. Laporan Instrumentasi, 10 buku
6. Laporan Struktur/Beton/Concrete, 10 buku
7. Laporan Monitoring Lingkungan, 10 buku
8. Laporan Hidrologi, 10 buku
9. Laporan Perubahan Desain (Jika Ada), 10 buku
10. Laporan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), 10 buku
11. Laporan Dokumentasi
Laporan ini harus diserahkan dalam rangkap 10 (sepuluh) buku untuk masing-
masing laporan.

G.6.7. Laporan Lingkungan (UKL/UPL)


Laporan ini sekurang-kurangnya berisi laporan hasil pelaksanaan pemantauan
lingkungan pada pekerjaan pembangunan Bendungan Leuwikeris termasuk
didalamnya berisi hasil tes laboratorium dari pengambilan sample air (pada
Sungai Citanduy, Quarry Gunung Pangajar, Bekas Tempat Pembuangan Akhir
Sampah di Desa Handapherang); Polusi udara (lokasi proyek, lokasi
penambangan Quarry); kebisingan (lokasi proyek, lokasi penambangan Quarry),
dan sedimen (pada Sungai Citanduy).
Laporan lingkungan ini juga digunakan sebagai tindak lanjut laporan RKL/RPL
dokumen persetujuan lingkungan Bendungan Leuwikeris dan persetujuan
lingkungan penambangan Quarry Bendungan Leuwikeris ke Dinas Lingkungan

G-18
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

Hidup Provinsi Jawa Barat dan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tasikmalaya
setiap 6 bulan (persemester)

G.6.8. Laporan Akhir


Laporan Akhir sekurang – kurangnya memuat kronologis pekerjaan fisik, hasil
pengawasan pekerjaan fisik, Justifikasi teknis dari supervisi, laporan inspeksi,
laporan perubahan desain, permasalahan dan solusi selama pekerjaan konstruksi
berlangsung, kesimpulan dan saran, serta dokumentasi pekerjaan. Laporan akhir
dibuat dalam 10 (sepuluh) rangkap dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
pada
akhir kontrak pekerjaan.

G.6.9. GambarA1
Gambar-gambar perubahan desain, gambar-gambar pelaksanaan (Shop
Drawing), dan gambar purna bangunan (As Build Drawing) yang disusun dan
dirangkum secara rinci menjadi sebuah buku laporan yang dibuat dalam 10
(sepuluh) rangkap, dan diserahkan kepada pengguna jasa pada akhir kontrak
pekerjaan.

G.6.10. Gambar A3
Gambar-gambar perubahan desain, gambar-gambar pelaksanaan (Shop
Drawing), dan gambar purna bangunan (As Build Drawing) yang disusun dan
dirangkum secara rinci menjadi sebuah buku laporan ukuran A3 yang dibuat
dalam 10 (sepuluh) rangkap, dan diserahkan kepada pengguna jasa pada akhir
kontrak pekerjaan.

G.6.11. Soft Copy/Harddisk External


Semua data-data pekerjaan meliputi gambar-gambar pekerjaan (Shop Drawing,
As Build Drawing, Review Design, Perubahan Desain), Dokumentasi
Pelaksanaan, Notulen, Berita Acara, Saran Teknis, Laporan-Laporan, dan
keseluruhan hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan Bendungan
Leuwikeris di himpunan ke dalam media penyimpanan secara rapi dan terstruktur
sebagai arsip digital bagi pengguna jasa, dan diserahkan pada akhir kontrak
pekerjaan. Soft Copy / Harddisk External terdiri dari 10 buah.

G-19
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

G.6.12. Foto dan Video Selama Pelaksanaan


Foto dan video selama pelaksanaan pekerjaan diserahkan 1 kali perbulan selama
20 bulan.

Untuk laporan-laporan yang harus diserahkan Konsultan adalah sebagai berikut:


No Jenis Produk Ukuran Jumlah
.
1. Laporan Program Mutu A4 10 buku
2. Laporan Pendahuluan A4 10 buku
3. Laporan Bulanan A4 10 buku x setiap
tanggal 5
4. Laporan Triwulan A4 10 buku setiap 3
bulan
5. Laporan Tahunan A4 10 buku
6. Laporan Penunjang:
a. Laporan Geologi, 10 buku A4 10 buku
b. Laporan Topografi, 10 buku 10 buku
c. Laporan Material/Laboratorium, 10 buku 10 buku
d. Laporan Mekanikal Elektrikal, 10 buku
10 buku
e. Laporan Instrumentasi, 10 buku
f. Laporan Struktur/Beton, 10 buku 10 buku
g. Laporan Monitoring Lingkungan, 10 buku 10 buku
h. Laporan Hidrologi, 10 buku 10 buku
i. Laporan Perubahan Desain (Jika Ada), 10 buku
10 buku
j. Laporan Rencana Keselamatan 10 buku
Konstruksi (RKK), 10 buku
20 buku
k. Laporan Dokumentasi

7. Laporan Lingkungan (UKL/UPL) A4 10 buku


8. Laporan Akhir A4 10 buku
9. Gambar A1 A1 10 buku
10. Gambar A3 A3 10 buah
11. Soft Copy / Harddisk External 1 TB 10 buah

Laporan Sertifikasi
No Jenis Produk Ukuran Jumlah
.
1. Laporan Bulanan A4 60 buku
2. Laporan Penunjang:
a. Laporan Geologi, 10 buku A4 10 buku
b. Laporan Topografi, 10 buku 10 buku

G-20
Usulan Teknik:

SUPERVISI PEMBANGUNAN BENDUNGAN LEUWIKERIS (LANJUTAN 2) DI


KAB. CIAMIS DAN KAB. TASIKMALAYA

No Jenis Produk Ukuran Jumlah


.
c.Laporan Material/Laboratorium, 10 buku 10 buku
d.Laporan Mekanikal Elektrikal, 10 buku 10 buku
e.Laporan Instrumentasi, 10 buku 10 buku
f.Laporan Struktur/Beton, 10 buku
10 buku
g.Laporan Hidrologi, 10 buku
h.Laporan Perubahan Desain (Jika Ada), 10 buku
10 buku
3. Laporan Sidang Teknis A4 10 buku
4. Laporan Sidang Pleno A4 10 buku
5. Laporan Rencana Manual OP A4 10 buku
6. Gambar A1 A1 10 buku
7. Gambar A3 A3 10 buah
8. Soft Copy / Harddisk External 1 TB 10 buah

G.7. DISKUSI
Konsultan supervisi akan melakukan diskusi-diskusi dengan Tim Teknis/Direksi
dan PPK Perencanaan Bendungan, SNVT Pembangunan Bendungan Leuwikeris.
Diskusi dilakukan sebanyak 6 (enam) kali selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung, yaitu:
1. Rapat/Diskusi Teknis Pelaksanaan (Banjar)
Diskusi ini dilakukan sebanyak 20 kali.
2. Rapat/Diskusi Teknis Dengan Direktorat Bendungan Dan Danau (Jakarta)
Diskusi ini dilakukan sebanyak 5 kali.
3. Rapat/Diskusi Teknis Dengan Komisaris Keamanan Bendungan (Jakarta)
Diskusi ini dilakukan sebanyak 5 kali.
4. Rapat/Diskusi Teknis Dengan Direktorat Bina Teknik (Bandung)
Diskusi ini dilakukan sebanyak 5 kali.
5. Sidang Teknis dilakukan 1 kali.
6. Sidang Pleno dilakukan 1 kali.

G-21

Anda mungkin juga menyukai