BAB 1
Pendahuluan
Bagian ini akan menjabarkan mengenai latar belakang, dasar hokum, penerima manfaat, maksud
dan tujuan, capaian keluaran, serta sistematika pembahasan
Salah satu permasalahan penyediaan infrastruktur transportasi jalan adalah terjadinya kerusakan jalan yang
mengakibatkan semakin menurunnya kualitas jalan yang juga berdampak pada keselamatan pengguna jalan.
Penurunan kualitas jalan juga dapat menghambat pergerakan orang dan/atau barang yang secara global akan
berdampak pada penurunan konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, serta perdagangan
internasional dalam rangka mendukung kelancaran arus perdagangan internasional.
Percepatan pembangunan transportasi untuk mendukung sistem logistik nasional dan penguatan konektivitas
nasional dapat dilakukan dengan adanya dukungan penyediaan infrastruktur transportasi jalan guna
meningkatkan mobilitas orang dan/atau barang. Pergerakan arus barang di jalan perlu dilakukan pengawasan
terhadap muatan barang karena hal ini akan berpengaruh pada kualitas infrastruktur jalan.
Untuk itu dalam rangka meningkatkan keselamatan dan kelancaran lalu lintas serta menjaga kerusakan dini
infrastruktur jalan akibat adanya angkutan barang yang mengangkut melebihi beban yang ditetapkan,
Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 134 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan. Tujuan dari penimbangan kendaraan bermotor
ini adalah untuk melakukan pengawasan terhadap muatan barang di jalan dan sebagai pelaksana pengawasan
tersebut Pemerintah membentuk Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UUPKB). Berdasarkan
data Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2015, jumlah UPPKB tercatat terdapat sebanyak 141
UPPKB dimana kondisinya 123 beroperasi dan 18 dinyatakan tidak beroperasi dikarenakan beberapa hal
antara lain keterbatasan jumlah SDM, volume angkutan barang yang menurun, keterbatasan anggaran
operasional dan kondisi fasilitas UPPKB yang tidak memadai serta permasalahan lainnya.
Untuk itu agar dalam pelaksanaan pengawasan angkutan barang dapat terlaksana dengan baik, efektif, efisien
dan mampu menjangkau seluruh jaringan jalan yang ada perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja dari masing-
masing UPPKB yang ada baik dari aspek penetapan lokasi, sosial ekonomi, kelengkapan fasilitas UPPKB,
SDM, manajemen, operasional, anggaran serta aspek lainnya yang menunjang terselenggaranya UPPKB
selanjutnya perlu disusun Detail Engineering Detail (DED) dalam rangka peningkatan/rehabilitasi UPPKB
tersebut agar UPPKB yang sudah ada dapat berfungsi optimal kembali dan kegiatan ini dilakukan secara
bertahap. Khusus untuk Pulau Kalimantan, pada tahap awal evaluasi kinerja dan DED peningkatan/rehabilitasi
UPPKB ini akan dilakukan pada 2 UPPKB yang ada di Provinsi Kalimantan Barat dan Provinsi Kalimantan
Timur.
Beberapa peraturan perundangan yang memiliki keterkaitan dengan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
A. Undang-Undang
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
B. Peraturan Pemerintah
1. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2012 tentang Kendaraan;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 80 tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di
Jalan dan Penindakaan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak,
serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;
1.4.1 Maksud
Kegiatan Evaluasi Kinerja dan DED Peningkatan/Rehabilitasi UPPKB di Pulau Kalimantan ini
diselenggarakan dengan maksud untuk melakukan kajian evaluasi terhadap kinerja dan kondisi
UPPKB di Pulau Kalimantan dan menyusun rencana induk (master plan) dan DED sebagai
dasar dalam pelaksanaan peningkatan/rehabilitasi UPPKB di Pulau Kalimantan sebagaimana
yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 134 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan.
1.4.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi dan memetakan kondisi fasilitas UPPKB dengan yang dipersyaratkan
oleh PM 134 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor;
1.6. KELUARAN
1). Pelaksanaan survai pendahuluan yaitu mengidentifikasi kondisi UPPKB yang ada dan mengevaluasi
kinerja fasilitas UPPKB eksisiting;
4). Pelaksanaan dan analisa survey volume lalu lintas (LHR) di lokasi UPPKB.
b). Penyusunan rencana induk (master plan) UPPKB memuat rencana pengembangan fasilitas utama dan
fasilitas penunjang UPPKB serta perubahan pemanfaatan ruang di sekitar UPPKB ke depan.
c). Penyusunan Rancangan Detil, dalam pembuatan DED berdasarkan pada luasan tanah eksisting,
meliputi :
g). Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate) dan Bill of Quantity.
g). Pembuatan Rencana Anggaran Biaya (Engineering Estimate) dan Bill of Quantity;
Sistematika pembahasan Laporan Antara ini terdiri dari beberapa bab, yaitu :
Bab 1. Pendahuluan
Berisikan latar belakang, maksud, tujuan, ruang lingkup pekerjaan, metode pelaksanaan pekerjaan dan
sistematika pembahasan.
Pada bab ini akan dibahas secara ringkas mengenai metodologi pekerjaan serta studi literatur yang
terkait dengan pembahasan materi laporan antara yang mencakup lingkup hasil survey, antara lain
meliputi teori perhitungan volume lalu lintas, teori mengenai topografi serta uji penyelidikan tanah.
Bab ini memberikan deskripsi secara rinci mengenai lokasi eksisting UPPKB Sintang, yang dimulai dari
penjabaran mengenai kondisi Kabupaten Sintang dan pusat pemerintahannya, hingga kondisi eksisting
yang terdapat dalam site UPPKB Sintang saat ini yang meliputi kondisi bangunan beserta sarana utama
dan penunjangnya, kondisi lingkungan sekitar UPPKB Sintang, kondisi topografi lahan, kondisi geologi
atau geoteknik tanah di dalam site, serta kondisi serta volume lalu lintas kendaraan bermotor khususnya
angkutan barang yang melewati site UPPKB Sintang.
Bab ini memberikan deskripsi secara rinci mengenai lokasi eksisting UPPKB Km.36 Samboja, yang
dimulai dari penjabaran mengenai kondisi Kabupaten Kutai Kartanegara dan pusat pemerintahannya,
hingga kondisi eksisting yang terdapat dalam site UPPKB Km.36 Samboja saat ini yang meliputi
kondisi bangunan beserta sarana utama dan penunjangnya, kondisi lingkungan sekitar UPPKB Km.36
Samboja, kondisi topografi lahan, kondisi geologi atau geoteknik tanah di dalam site, serta kondisi serta
volume lalu lintas kendaraan bermotor khususnya angkutan barang yang melewati site UPPKB Km.36
Samboja.
Bab 5. Analisis
Bab ini membahas dan memaparkan analisis terhadap data kondisi eksisting yang telah didapatkan
selama pelaksanaan survey lapangan ke lokasi perencanaan, baik hasil survey Topografi, survey
Penyelidikan Tanah maupun survey Volume Lalu Lintas. Analisis meliputi analisis struktur mekanika
tanah/geoteknik, analisis LHR dan kapasitas parkir serta sirkulasi, serta analisis topografi dan hidrologi.
Pada bab ini akan diuraikan mengenai penyusunan program ruang yang dibutuhkan dalam
merencanakan sarana dan prasarana dalam setiap lokasi UPPKB. Dalam menyusun program
kebutuhan ruang, digunakan dasar pertimbangan dan perhitungan yang mengacu pada standar yang
ditentukan serta berbasis pada data data primer hasil survey, seperti perbandingan nilai LHR untuk
penentuan besaran parkir kendaraan angkutan barang,
Bab ini berisikan rencana program pembangunan dan konsep rancangan berdasarkan sintesa dari
rumusan hasil analisis dan studi ruang serta luasan yang direncanakan. Rencana program
pembangunan disusun dengan mempertimbangkan segala aspek permasalahan serta potensi yang ada
di dalam site serta dikompromikan dengan standar aturan yang telah ditetapkan sebagai rujukan.
Bab ini berisikan penjabaran implementasi penyusunan Masterplan di kedua lokasi UPPKB berdasarkan
rencana program pembangunan serta konsep rancangan umum yang telah disusun sebelumnya.
Penataan masterplan disusun dengan meliputi pembagian zonasi penataan tata letak bangunan berikut
jalur sirkulasi sesuai hirarki kegiatan utama pengawasan dan penimbangan serta penindakan.
Bab 9. Penutup
Bab ini berisikan penutup dan saran serta rekomendasi untuk evaluasi penyempurnaan pada tahapan
pengembangan rancangan secara lebih rinci dan teknis selanjutnya.
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN I I - 10
DIREKTORAT PERHUBUNGAN DARAT