Anda di halaman 1dari 62

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA








HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
KINERJA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI JALAN NASIONAL
PROVINSI NAD
TAHUN ANGGARAN 2005 DAN 2006
PADA
BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD-NIAS












BPK-RI PERWAKILAN BANDA ACEH
Halaman i dari 54
DAFTAR ISI

Hal.
DAFTAR ISI . i
RESUME HASIL PEMERIKSAAN .. 1
I. GAMBARAN UMUM 5
1. Dampak Bencana pada Bidang Infrastruktur .
2. Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Infrastruktur oleh
BRR NAD-Nias....
3. Entitas Terkait Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional ....
5

7
7

II. PENDEKATAN PEMERIKSAAN ..... 11
1. Dasar Pemeriksaan ..
2. Standar Pemeriksaan ...
3. Tujuan Pemeriksaan ....
4. Sasaran Pemeriksaan ..
5. Obyek Pemeriksaan ....
6. Metodologi Pemeriksaan .....
7. Lingkup Pemeriksaan .
8. Jadwal Pemeriksaan.
9. Hambatan Pemeriksaan ..
11
11
11
11
11
11
12
12
12

III. HASIL PEMERIKSAAN .. 13
1. Penunjukan langsung atas pemborongan lima paket pekerjaan rehabilitasi
dan rekonstruksi jalan nasional TA 2005 dan 2006 sebesar
Rp30.252.985.000,00 tidak sesuai ketentuan yang berlaku .........................
2. Pemborosan keuangan negara atas pelaksanaan pekerjaan Lapisan
Pondasi Bawah (LPB) kelas C paket pekerjaan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan Lamno Calang TA 2005 dan 2006 sebesar
Rp6.254.839.826,63.....................................................................................
3. Pelaksanaan paket Lamno Calang seksi 2 dan paket Seulimum Jantho
sebesar Rp25.455.364.000,00 tidak didukung oleh perencanaan dan
AMDAL yang memadai ...............................................................................
4. Jaminan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
nasional NAD TA 2006 sebesar Rp5.970.000.000,00 tidak sesuai
ketentuan .
5. Pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi paket rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut (BRR JN03)
senilai Rp14.851.431.000,00 dilaksanakan tidak sesuai dengan ketentuan
6. Pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal laston lapis pengikat (AC-BC)
tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak sebesar
Rp513.759.861,00 .......................................................................................
7. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam
kontrak senilai Rp169.954.906,32 ...............................................................
8. Pembayaran uang muka atas paket pekerjaan yang diikat dalam kontrak
tahun jamak (multi years contract) tidak didasarkan pada kontrak tahunan
sebesar Rp18.875.640.017,00 ......................................................................


13



17


21


26


29


32

36


38
Halaman ii dari 54
9. Pelaksanaan satu paket pekerjaan transisi dan enam paket multi years
rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional sepanjang Meulaboh
Tapaktuan Batas Sumut TA 2006 tumpang tindih dengan penanganan
pekerjaan TA sebelumnya ...........................................................................
10. Paket pekerjaan TA 2006 sebesar Rp25.914.561.000,00 tidak akan dapat
diselesaikan tepat waktu dan terhadap enam kontraktor harus dikenakan
denda sebesar Rp1.295.728.050,00..............................................................
11. Pengadaan alat-alat berat TA 2006 senilai Rp40.427.000.000,00 tidak
akan dapat diselesaikan tepat waktu ...........................................................



42


46

51

Lampiran


Halaman 1 dari 54

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN
ATAS
KINERJA REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI JALAN NASIONAL NAD
TAHUN ANGGARAN 2005 DAN 2006
PADA
BADAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI NAD NIAS
DI
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM


RESUME HASIL PEMERIKSAAN

Gambaran
Pelaksanaan
Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Bidang
Infrastruktur Jalan
Bencana alam gempa dan tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 telah mengakibatkan kerusakan
prasarana dan sarana di provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) dan Pulau Nias di Sumut. Bencana
tersebut disusul dengan terjadinya gempa bumi di
wilayah Nias dan kepulauan sekitarnya pada tanggal 28
Maret 2005 dengan kekuatan mencapai 8,7 skala richter
yang menyebabkan kerusakan parah terutama di Pulau
Nias dan Simeulue. Kerusakan sistem infrastruktur
tersebut telah menyebabkan menurunnya kapasitas
pelayanan infrastruktur secara drastis di NAD dan Pulau
Nias. Kerusakan tersebut juga telah mengakibatkan
kelumpuhan aktifitas masyarakat di berbagai bidang
kehidupan. Kelumpuhan fungsi infrastruktur dan
tingginya jumlah penduduk yang kehilangan rumah
telah menimbulkan runtuhnya tingkat kehidupan sosial-
ekonomi masyarakat.
Tingkat kerusakan prasarana jalan nasional dan provinsi
akibat gempa dan tsunami dengan total panjang
mencapai 3.484,6 km mengalami peningkatan
kerusakan yang cukup signifikan. Kondisi prasarana
jalan nasional dan provinsi sebelum bencana gempa
bumi dan tsunami: 32,7% dalam keadaan baik, 35,8%

Halaman 2 dari 54
rusak ringan, dan 31,5% rusak berat.
Setelah bencana gempa bumi dan tsunami, kondisi
tersebut memburuk menjadi hanya sekitar 28,4% dalam
keadaan baik, sedangkan sisanya sebesar 71,6% dalam
keadaan rusak (35,7% rusak ringan dan 35,9% rusak
berat).
Tingkat kerusakan prasarana jalan yang paling berat
terdapat pada ruas jalan di lintas barat provinsi NAD
sepanjang 309,09 km dan lintas tengah sepanjang
155,96 km. Kerusakan jembatan diperkirakan mencapai
25% dari total jembatan nasional sepanjang 21.340 m
dan jembatan provinsi sepanjang 14.015 m.
Jalan propinsi di Pulau Nias mencapai 426 km di mana
15% mengalami rusak ringan dan 45% dalam kondisi
rusak berat. Sedangkan di Pulau Simeuleu jalan yang
mengalami kerusakan berat sekitar 15% dan kerusakan
ringan sekitar 5%. Jalan dari Tapak Tuan (Aceh Selatan)
ke batas Sumut (Aceh Singkil) juga mengalami
kerusakan sekitar 10%.
Upaya membangun kembali masyarakat Aceh dan Nias
pasca bencana tsunami ditempuh melalui tahapan
tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi.

Pemeriksaan BPK-RI BPK-RI telah dan akan terus melakukan pemeriksaan
dalam rangka menjaga dan meningkatkan transparansi,
akuntabilitas dan kinerja BRR NAD-Nias dalam
pengelolaan keuangan negara untuk pelaksanaan
program rehabilitasi dan rekonstruksi NAD-Nias.
Laporan ini adalah Laporan Hasil Pemeriksaan BPK-RI
atas Kinerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD pada Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-Nias. Laporan ini mengungkapkan
hasil analisa dan pengujian atas penetapan kebijakan,
pelaksanaan kontrak, pencapaian target, dan
pemanfaatan dari pelaksanaan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan nasional khususnya untuk TA 2005
dan 2006.

Permasalahan Utama Namun demikian, meskipun upaya maksimal telah
dilaksanakan oleh BRR NAD-Nias, berdasarkan hasil
pemeriksaan BPK-RI diketahui beberapa permasalahan
utama yaitu:
1. Penunjukan langsung atas pemborongan lima paket
pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
nasional TA 2005 dan 2006 sebesar

Halaman 3 dari 54
Rp30.252.985.000,00 tidak sesuai ketentuan;
2. Pemborosan keuangan negara atas pelaksanaan
pekerjaan Lapisan Pondasi Bawah (LPB) kelas C
paket pekerjaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
Lamno Calang TA 2005 dan 2006 sebesar
Rp6.254.839.826,63;
3. Pelaksanaan paket Lamno Calang seksi 2 dan
paket Seulimum Jantho sebesar
Rp25.455.364.000,00 tidak didukung dengan
perencanaan yang memadai;
4. Jaminan pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan nasional NAD TA 2006 sebesar
Rp5.970.000.000,00 tidak sesuai ketentuan;
5. Pelaksanaan pelelangan pekerjaan konstruksi paket
rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Meulaboh
Tapaktuan Batas Sumut (BRR JN03) senilai
Rp14.851.431.000,00 dilaksanakan tidak sesuai
dengan ketentuan;
6. Pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal laston lapis
pengikat (AC-BC) tidak sesuai dengan yang
ditetapkan dalam kontrak sebesar
Rp513.759.861,00;
7. Pelaksanaan pekerjaan tidak sesuai dengan yang
ditetapkan dalam kontrak senilai Rp169.954.906,32;
8. Pembayaran uang muka atas paket pekerjaan yang
diikat dalam kontrak tahun jamak (multi years
contract) tidak didasarkan pada kontrak tahunan
sebesar Rp18.875.640.017,00;
9. Pelaksanaan satu paket pekerjaan transisi dan enam
paket multi years rehabilitasi dan rekonstruksi jalan
nasional sepanjang Meulaboh Tapaktuan Batas
Sumut TA 2006 tumpang tindih dengan penanganan
pekerjaan TA sebelumnya;
10. Paket pekerjaan TA 2006 sebesar
Rp25.914.561.000,00 tidak akan dapat diselesaikan
tepat waktu dan terhadap enam kontraktor harus
dikenakan denda sebesar Rp1.295.728.050,00
11. Pengadaan alat-alat berat TA 2006 senilai
Rp40.427.000.000,00 tidak akan dapat diselesaikan
tepat waktu.

Rekomendasi Atas permasalahan utama tersebut, BPK-RI
merekomendasaikan kepada Kepala Bapel RR NAD-
Nias agar:
1. Pihak ketiga yang terkait supaya memperbaharui

Halaman 4 dari 54
jaminan pelaksanaan pekerjaan dan kepada pihak
ketiga yang tidak beritikad baik (kontraktor dan
konsultan), agar tidak diikutsertakan dalam kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi selanjutnya.
2. Panitia Pengadaan Jasa Konstruksi supaya lebih
cermat dalam mengevaluasi dokumen penawaran.
3. Mempertanggungjawabkan kekurangan fisik
pekerjaan dengan menyetorkan kelebihan
pembayaran ke kas negara.
4. Satuan Kerja Sementara BRR-RR Jalan Nasional
NAD supaya membuat kontrak tahunan atas paket
pekerjaan multi years contract dan mengenakan
denda keterlambatan atas kelalaian pihak ketiga dan
menyetorkan hasilnya ke kas negara.
5. Menegur secara tertulis deputi yang bersangkutan
beserta jajarannya supaya meningkatkan
pengawasan, pengendalian dan evaluasi agar
permasalahan yang sama tidak terulang kembali.
6. Menetapkan rencana rehabilitasi dan rekonstruksi
secara jelas, termasuk rencana pendanaan, AMDAL
dan survey yang memadai serta meningkatkan
koordinasi dengan satker terkait.


Banda Aceh, Januari 2007

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
PERWAKILAN BPK-RI DI BANDA ACEH
Penanggung Jawab Audit,



Drs. H. Maulana Ginting, M.Si.
NIP. 240001912

Halaman 5 dari 54
BAB I
GAMBARAN UMUM

1. Dampak Bencana pada Bidang Infrastruktur
Bencana alam gempa dan tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 telah
mengakibatkan kerusakan prasarana dan sarana di provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD) dan Pulau Nias di Sumut. Bencana tersebut disusul dengan
terjadinya gempa bumi di wilayah Nias dan kepulauan sekitarnya pada tanggal 28
Maret 2005 dengan kekuatan mencapai 8,7 skala richter yang menyebabkan
kerusakan parah terutama di Pulau Nias dan Simeulue. Kerusakan sistem
infrastruktur tersebut telah menyebabkan menurunnya kapasitas pelayanan
infrastruktur secara drastis di NAD dan Pulau Nias. Kerusakan tersebut juga telah
mengakibatkan kelumpuhan aktifitas masyarakat di berbagai bidang kehidupan.
Kelumpuhan fungsi infrastruktur dan tingginya jumlah penduduk yang kehilangan
rumah telah menimbulkan runtuhnya tingkat kehidupan sosial-ekonomi
masyarakat.
Tingkat kerusakan prasarana jalan nasional dan provinsi akibat gempa dan tsunami
dengan total panjang
mencapai 3.484,6 km
mengalami peningkatan
kerusakan yang cukup
signifikan. Kondisi prasarana
jalan nasional dan provinsi
sebelum bencana gempa
bumi dan tsunami, 32,7%
dalam keadaan baik, 35,8%
rusak ringan, dan 31,5%
rusak berat.
Setelah bencana gempa bumi
dan tsunami, kondisi tersebut
memburuk menjadi hanya sekitar 28,4% dalam keadaan baik, sedangkan sisanya
sebesar 71,6% dalam
keadaan rusak (35,7% rusak
ringan dan 35,9% rusak
berat).
Tingkat kerusakan prasarana
jalan yang paling berat
terdapat pada ruas jalan di
lintas barat provinsi NAD
sepanjang 309,09 km dan
lintas tengah sepanjang
155,96 km, seperti nampak
pada gambar berikut:






Kondisi Jalan Sebelum Tsunami
Baik
32,69%
Rusak Ringan
35,84%
Rusak Berat
31,46%
Kondisi Jalan Pasca Tsunami
Baik
28,42%
Rusak Ringan
35,71%
Rusak Berat
35,86%
c

Halaman 6 dari 54
230,08
207,48
49,57
243,15
132,05
309,09
168,97
184,99
155,96
348,23
719,95
735,08
LINTAS TIMUR LINTAS BARAT LINTAS TENGAH LINTAS LAIN
Kondisi Jalan Pasca Tsunami Berdasarkan Lokasi
(dalam KM)
Baik Rusak Ringan Rusak Berat














Kerusakan jembatan diperkirakan mencapai 25% dari total jembatan nasional
sepanjang 21.340 m dan jembatan provinsi sepanjang 14.015 m.
Jalan propinsi di Pulau Nias mencapai 426 km di mana 15% mengalami rusak
ringan dan 45% dalam kondisi rusak berat. Sedangkan di Pulau Simeuleu jalan
yang mengalami kerusakan berat sekitar 15% dan kerusakan ringan sekitar 5%.
Jalan dari Tapaktuan (Aceh Selatan) ke batas Sumut (Aceh Singkil) juga
mengalami kerusakan sekitar 10 persen.
1

Upaya membangun kembali masyarakat Aceh dan Nias pasca bencana tsunami
ditempuh melalui tahapan tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi. Kegiatan-
kegiatan dalam ketiga tahapan tersebut direncanakan untuk dapat disusun dalam
kesatuan program, yang secara fungsional saling terkait dan saling mendukung.
Dalam arti, perencanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sudah harus
mempertimbangkan kegiatan dan pencapaian yang sudah diselesaikan dalam
periode tanggap darurat.
Upaya tanggap darurat dilakukan bekerja sama dengan aparat TNI untuk
memfungsikan kembali jalur lintas barat. Hasil tanggap darurat antara lain
merehabilitasi ruas jalan sepanjang 235 km dan membangun jembatan Bailey
sebanyak 15 buah, jembatan improvisasi 36 buah, jembatan rakit ponton 2 buah,
serta memperbaiki badan jalan sepanjang 77 km, membuat jalan baru 82 km dan
pembukaan jalan yang tertimbun 65 km
2
. Secara ringkas upaya tanggap darurat
yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut:

No. Ruas Jalan Kondisi Penanganan
1. Bireuen Takengon
Betong Ateuh
Meulaboh
Kerusakan jalan dan
jembatan
Pembersihan jalan untuk
memperlancar jalur distribusi
logistik ke Meulaboh
2. Meulaboh
Tapaktuan
Blangpidie Batas
Sumut (370,10 km)

Kerusakan badan jalan
sepanjang 25 km
Pemasangan 3 jembatan rangka
baja Bailey

1
Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Aceh dan Nias, Sumatera Utara, 2005
2
Upaya Penanganan Tanggap Darurat Departemen PU di Provinsi NAD dan Pulau Nias, Departemen PU, 2006

Halaman 7 dari 54
3. Kota Banda Aceh
Lamno Calang
Teunom Meulaboh
(247 km)
Rusak parah, 57 km
putus total, 126 km
rusak sedang, dan 64
km rusak ringan/ baik
Dilaksanakan oleh TNI melalui
program TMMD, pembangunan
4 unit jembatan Bailey.
4. Meulaboh Tutut
Geumpang Banda
Aceh
Ruas Tutut Geumpang
longsor dan terjadi
kerusakan jalan
sepanjang 14 km
Perbaikan badan jalan sehingga
dapat dilalui kendaraan roda 4
Sumber: Upaya Penanganan Tanggap Darurat Departemen PU, 2006

2. Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Infrastruktur oleh BRR
NAD-Nias
Penanganan tanggap darurat berakhir pada 28 Maret 2005 dan selanjutnya
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi diambil alih oleh Badan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD Nias (BRR NAD Nias). BRR NAD Nias melaksanakan
hasil perencanaan yang disusun oleh Bappenas dalam bentuk rencana induk
(master plan) rehabilitasi dan rekonstruksi pasca gempa dan tsunami di provinsi
NAD dan Pulau Nias.
Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional dimaksudkan untuk
mengembalikan kondisi jalan yang rusak ke kondisi semula serta meningkatkan
kapasitas pelayanan khususnya bidang transportasi darat.
Berdasarkan Rencana Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bidang Infrastruktur
dalam kurun waktu tahun 2005 2009 direncanakan kegiatan rehabilitasi dan
rekonstruksi jalan nasional dan provinsi sebanyak 39 paket yang meliputi paket-
paket di lintas Timur 4 paket, lintas Barat 6 paket, lintas Tengah 8 paket dan lintas
lainnya 20 termasuk paket di Kepulauan Nias 1 paket (Rincian lihat Lampiran 1).
Dari rencana rehabilitasi dan rekonstruksi tersebut antara lain telah direalisasikan
pada tahun 2005 dan 2006 sebanyak 19 paket pekerjaan jalan nasional yang
tersebar pada beberapa kabupaten di lintas barat dan lintas tengah provinsi NAD.
Lokasi paket-paket pekerjaan tersebut dapat dilihat pada lampiran 2.

3. Entitas Terkait Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
a. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan dibentuk berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 34 Tahun 2005 tentang Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Serta Hak Keuangan Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah
dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara. Struktur organisasi Deputi terdiri
dari 6 Direktur dengan tugas dan tanggung jawab Deputi mengelola kegiatan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di bidang perumahan, infrastruktur dan
koordinasi penatagunaan lahan.
Struktur organisasi Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan dapat
dilihat pada bagan berikut:







Halaman 8 dari 54









Direktur Jalan dan Jembatan bertanggung jawab dalam pemrograman di bidang
jalan dan jembatan serta pengendalian pelaksanaan dengan uraian tugas sebagai
berikut:
1) Penyiapan program jalan dan jembatan
2) Penyiapan studi serta standar dan dokumen pelaksanaan pekerjaan
3) Penyiapan disain
4) Fasilitasi penyiapan ROW
5) Pengadaan dan pelaksanaan kontrak
6) Penyelesaian temuan auditor
Manajer Perencanaan Jalan dan Jembatan bertanggung jawab memastikan
perencanaan dan penganggaran rehabilitasi dan rekonstruksi jalan dan jembatan
dapat tersedia dengan baik dan tepat waktu dengan uraian tugas sebagai
berikut:
1) Mengoperasikan pedoman dan petunjuk yang diberikan direktur
2) Melakukan seleksi ruas jalan yang akan direhabilitasi dan rekonstruksi
yang ditingkatkan dengan pedoman dari direktur
3) Membahas disain kriteria dengan Satker perencanaan dan konsultan
4) Menyiapkan standar dokumen pelelangan
5) Membuat RKAKL dan data pendukungnya
6) Membahas RKAKL dengan DJAPK
7) Mengupdate/merevisi RKAKL
Manajer Pelaksanaan Jalan dan Jembatan bertanggung jawab melakukan
pembinaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan jalan dan jembatan kepada
para Satker mulai kegiatan pra kontrak, pelaksanaan kontrak (termasuk proses
PHO dan FHO) serta membantu identifikasi masalah dan menemukan
solusinya dengan uraian tugas sebagai berikut:
1) Pembinaan dan pengendalian terhadap satker dalam proses prakontrak dan
pelaksanaan kegiatan
2) Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan memberikan
masukan kepada Direktur Jalan dan Jembatan
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
4) Melakukan koordinasi dan konsultasi dengan pihak terkait dalam rangka
pelaksanaan kegiatan.

b. Satker BRR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD dan Satker BRR
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD
Satker BRR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD dan Satker BRR
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD untuk Tahun Anggaran
2005 dibentuk berdasarkan Surat Keputusan SK Menteri Pekerjaan Umum
No.422/KPTS/M/2005 tanggal 19 September 2005 tentang Pengangkatan
Penanggungjawab Program, Pelaksanaan program, Koordinator Wilayah,
DEPUTI
INFRASTRUKTUR,
LINGKUNGAN DAN
PEMELIHARAAN
DIREKTUR SDA
DAN ENERGI
DIREKTUR FBU DIREKTUR JALAN
DAN JEMBATAN

DIREKTUR
PEMELIHARAAN

DIREKTUR AB DAN
SANITASI

DIREKTUR
PERHUBUNGAN
DAN TELKOM

MANAJER
PERENCANAAN
MANAJER
PELAKSANAAN
MANAJER
PENGADAAN
TANAH

Halaman 9 dari 54
Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran/Pemimpin
Pelaksana Kegiatan/Pemimpin Bagian Pelaksana Kegiatan, Pejabat yang
Melakukan Tindakan yang Mengakibatkan Pengeluaran Anggaran
Belanja/Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat yang Melakukan Pengujian dan
Perintah Pembayaran, dan Bendahara dalam Pelaksanaan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi NAD-Nias di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
Departemen Pekerjaan Umum Tahun Anggaran 2005 sedangkan untuk Tahun
Anggaran 2006 dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Badan Pelaksana BRR
No25/KEP/BP-BRR/II/2006 yang terakhir diubah dengan SK Bapel BRR
No.74/KEP/BP-BRR/V/2006 tanggal 24 Mei 2006 tentang Pengangkatan
Penanggung jawab Program, Pelaksana Program, Koordinator Wilayah, Kepala
Satuan Kerja Sementara, Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat yang Melakukan
Pengujian dan Perintah Pembayaran dan Bendahara pada Satuan Kerja
Sementara (SKS) BRR. Struktur Satker terdiri dari Kepala Satker yang dibantu
oleh Pejabat Pembuat Komitmen, Pejabat Penguji SPP/SPM dan Bendahara.
Tugas kewajiban dan tanggung jawab Kepala Satker mengacu pada Keputusan
Presiden No.20 Tahun 2003 yaitu memimpin dan melakukan pelaksanaan
kegiatan SKS di dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam DIPA
beserta tanggungjawab baik dari segi keuangan maupun dari segi efisiensi dan
efektifitas atas pelaksanaan kegiatan SKS yang bersangkutan, melakukan
konsultasi dan koordinasi dengan instansi terkait tentang kegiatan SKS.
Tanggung jawab Kepala Satker adalah:
1) Bertanggung jawab baik dari segi fisik maupun keuangan terhadap sasaran
SKS secara keseluruhan yang sesuai dengan DIPA dan PO;
2) Bertanggung jawab untuk tidak mengadakan ikatan yang akan membawa
akibat melampaui batas anggaran yang tersedia dalam DIPA dan PO;
3) Bertanggung jawab atas penyampaian laporan yang ditetapkan pada
waktunya kepada pejabat yang bersangkutan;
4) Bertanggung jawab atas penyelesaian proyek tepat pada waktunya sesuai
dengan rencana dan waktu mencapai kwalitas mutu yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi satker dapat dilihat pada bagan berikut:



















Penanggung jawab
Program/Atasan Kepala
SKS
Pelaksana
Program/Atasan Langsung
Kepala SKS
Koordinator
Wilayah/Pembantu Atasan
Langsung
Kepala SKS/KPA
Pejabat yg Melakukan
Tindakan yg Mengakibatkan
Pengeluaran Anggaran Biaya
Ass. Teknik dan Umum Pejabat Penguji SPM Bendahara
Staf Teknik/Perencanaan Staf Teknik Staf Keuangan Staf Umum

Halaman 10 dari 54
Anggaran dan realisasi keuangan pada TA 2005 dan 2006 dapat dilihat pada
tabel berikut:
1) Tahun Anggaran 2005

No. Satker Anggaran (Rp)
Realisasi Keuangan
per Mei 2006 (Rp)
%
1. Pembinaan dan Perencanaan
Jalan NAD
111.544.910.000,00 103.113.407.000,00 92,44
2. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD
82.188.558.000,00 3.176.658.873,00 3,86

2) Tahun Anggaran 2006 (s.d. 15 Desember 2006)

No. Satker Anggaran (Rp)
Realisasi Keuangan
(Rp)
%
1. Pembinaan dan Perencanaan
Jalan NAD
117.649.095.000,00 72.067.496.763,00 61,26
2. Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD
132.447.479.000,00 89.991.172.239,00 67,94


Halaman 11 dari 54
BAB II
PENDEKATAN PEMERIKSAAN

1. Dasar Pemeriksaan
a. Undang-undang No.15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara;
b. Perpu Nomor 2 Tahun 2005 tentang Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan
Kepulauan Nias Sumatera Utara (BRR NAD-Nias) sebagaimana ditetapkan
dengan UU Nomor 10 Tahun 2005; dan
c. Strategi Audit BPK-RI atas Program Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD Nias
2006 2010.

2. Standar Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan
(SAP) yang ditetapkan oleh BPK-RI pada Tahun 1995 dengan memperhatikan
Undang-undang No.15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara.

3. Tujuan Pemeriksaan
Dengan mengacu pada UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara beserta penjelasannya,
pemeriksaan atas kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
bertujuan untuk menilai efisiensi dan efektivitas proyek, melalui:
a. Identifikasi proses pelelangan pengadaan Barang dan Jasa atas rehabilitasi dan
rekonstrusksi jalan Nasional NAD telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
b. Identifikasi rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Nasional NAD telah dibangun
sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam kontrak/ketentuan yang
berlaku;
c. Identifikasi rehabilitasi dan rekonstruksi jalan Nasional NAD dicapai sesuai
target yang ditetapkan.

4. Sasaran Pemeriksaan
Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional di wilayah
provinsi NAD pada Satuan Kerja Sementara BRR Pembinaan dan Perencanaan
Jalan NAD dan Satuan Kerja Sementara BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD.

5. Obyek Pemeriksaan
Obyek pemeriksaan adalah kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional
NAD TA 2005 dan 2006 oleh BRR NAD-Nias.

6. Metodologi Pemeriksaan
Pemeriksaan kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional dilaksanakan
dengan melakukan pengumpulan data primer laporan realisasi, wawancara,
observasi, melakukan pemeriksaan fisik, mengolah data sekunder serta melakukan
prosedur pemeriksaan lain yang dipandang perlu.
Metodologi pemeriksaan tersebut diterapkan secara uji petik dengan cakupan
pemeriksaan atas kinerja rehabilitasi dan rekonstruksi rata-rata mencapai 63,53%
dengan rincian sebagai berikut:

Halaman 12 dari 54
TA Satker Realisasi (Rp)
Cakupan
Diperiksa (Rp)
%
2005 SKS BRR Pembinaan dan
Perencanaan Jalan NAD
103.113.400.000,00 - -
SKS BRR Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD
52.962.451.000,00 52.962.451.000,00 100,00
2006 SKS BRR Pembinaan dan
Perencanaan Jalan NAD
70.220.031.010,00 57.997.000.000,00 82,59
SKS BRR Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD
89.991.172.239,00 89.991.172.239,00 100,00
Total 316.287.054.249,00 200.950.623.239,00 63,53

7. Lingkup Pemeriksaan
Pemeriksaan BPK-RI atas Kinerja Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD pada BRR NAD-Nias dibatasi pada lingkup pemeriksaan sebagai
berikut:
a. Paket-paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh Satker BRR Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Nasional NAD pada TA 2005 dan 2006.
b. Paket pekerjaan yang dilaksanakan oleh Satker BRR Pembinaan dan
Perencanaan Jalan NAD pada TA 2005 dan 2006.
Pemeriksaan tersebut tidak termasuk dana trust fund yang bersumber dari sisa dana
kegiatan bidang perumahan, infrastruktur, dan koordinasi tata guna lahan TA 2006
yang dibentuk berdasarkan Surat Dirjen Perbendaharaan No.S-9255/PB/2006
tanggal 22 Desember 2006 tentang izin prinsip pembentukan rekening Trust Fund
BRR NAD-Nias.

8. Jadwal Pemeriksaan
Pemeriksaan kinerja ini dilaksanakan dengan memperhatikan jadwal-jadwal
sebagai berikut:
a. Perencanaan pemeriksaan (Audit Planning) : Minggu III Oktober 2006
b. Analisa dokumen awal dan pengarahan tim
(Review existing documents and team
debriefing)
: Minggu I Nopember 2006
c. Pemeriksaan lapangan (Field Audit) : 20 Nop s.d. 19 Des 2006
d. Pelaporan tingkat tim (Team Reporting) : Akhir Desember 2006
e. Kompilasi dan komunikasi pelaporan : Awal Januari 2007
f. Sumbangan Hasil Pemeriksaan Semesteran : Januari 2007
g. Hasil Pemeriksaan Semesteran : Januari 2007

9. Hambatan Pemeriksaan
Secara umum tidak dijumpai adanya kendala yang signifikan, beberapa kondisi
yang dihadapi Tim Pemeriksa pada saat melaksanakan pemeriksaan antara lain
lokasi proyek jalan nasional tersebar di sepanjang pantai barat (Lamno Calang
Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut) dan wilayah tengah provinsi NAD (Aceh
Besar, Pidie, dan Takengon) dan curah hujan yang tinggi sepanjang bulan
Desember yang menghambat kegiatan pemeriksaan fisik.

Halaman 13 dari 54
BAB III
HASIL PEMERIKSAAN

Temuan-temuan pemeriksaan atas kinerja Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD adalah sebagai berikut:
1. Penunjukan Langsung atas Pemborongan Lima Paket Pekerjaan Rehabilitasi
dan Rekonstruksi Jalan Nasional TA 2005 dan 2006 Sebesar
Rp30.252.985.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan yang Berlaku

Satuan Kerja Sementara (SKS) BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) Jalan
Nasional NAD dalam TA 2005 telah menganggarkan dana untuk melaksanakan
kegiatan RR Jalan Nasional NAD sebesar Rp82.188.558.000,00 dengan realisasi (s.d.
4 Mei 2006) sebesar Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari anggaran. Pada TA 2006
dianggarkan sebesar Rp132.447.479.000,00 dengan realisasi (s.d. 17 Nopember 2006)
sebesar Rp61.600.900.599,00 atau 46,51% dari anggaran.
Pengadaan barang/jasa pada dasarnya dilakukan melalui pelelangan umum dengan
memperhatikan prinsip efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan adil/tidak
diskriminatif serta akuntabel sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan baik
dari segi fisik, keuangan maupun manfaatnya bagi kelancaran tugas pemerintah dan
pelayanan masyarakat. Dalam keadaan tertentu dan keadaan khusus, pemilihan
penyedia barang/jasa dapat dilakukan dengan cara Penunjukan Langsung terhadap 1
(satu) penyedia barang/jasa dengan cara melakukan negoisasi baik teknis maupun
biaya sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat
dipertanggungjawabkan.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas beberapa dokumen pemborongan pekerjaan
TA 2005 dan 2006 diketahui bahwa terdapat lima kontrak pemborongan pekerjaan
dengan nilai sebesar Rp30.252.985.000,00 yang dilaksanakan dengan cara
Penunjukan Langsung, yaitu sebagai berikut:
a. TA 2005:
1) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 1 (BRR-JN04) yang dilaksanakan oleh
PT Dharma Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.01-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar Rp2.938.922.000,00.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan
Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya pada tanggal 13
Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/107/BRR-JN/2005. Berdasarkan
BA Hasil Evaluasi dan Negosiasi Harga Panitia Pengadaan Barang dan Jasa
Pelaksanaan Konstruksi SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD
No.08/PAN/BRR-JN/LC1/APBN-P/2006 tanggal 20 Januari 2006, dari harga
penawaran PT Dharma Aceh Raya sebesar Rp2.941.196.000,00 telah
disepakati harga negosiasi sebesar Rp2.938.922.000,00. Surat Penunjukan
Penyedia Jasa (SPJP) oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk
paket tersebut sesuai Surat No.91/KPTS/BRR-JN/2006 pada tanggal 25
Januari 2006.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-JN05) yang dilaksanakan oleh
PT Andesmont Sakti berdasarkan Kontrak No.02-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar

Halaman 14 dari 54
Rp11.700.346.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD
telah diberikan kepada PT Andesmont Sakti pada tanggal 8 Desember 2005
sesuai Surat No.Ku.08.03/88/BRR-JN/2005. Berdasarkan BA Hasil Evaluasi
dan Negosiasi Harga Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Pelaksanaan
Konstruksi SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD No.08/PAN/BRR-
JN/LC2/APBN-P/2006 tanggal 20 Januari 2006, dari harga penawaran PT
Andesmont Sakti sebesar Rp11.706.683.000,00 telah disepakati harga
negosiasi sebesar Rp11.700.346.000,00. SPJP oleh Kepala SKS BRR-RR
Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai Surat No.92/KPTS/BRR-
JN/2006 pada tanggal 25 Januari 2006.
3) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 3 (BRR-JN06) yang dilaksanakan oleh
PT Gasny Halim berdasarkan Kontrak No.03-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2006 tanggal 21 Pebruari 2006 sebesar Rp11.665.388.000,00. SPMK oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Gasny
Halim pada tanggal 8 Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/89/BRR-
JN/2005. Berdasarkan BA Hasil Evaluasi dan Negosiasi Harga Panitia
Pengadaan Barang dan Jasa Pelaksanaan Konstruksi SKS BRR-RR Jalan
Nasional NAD No.08/PAN/BRR-JN/LC3/APBN-P/2006 tanggal 20 Januari
2006, dari harga penawaran PT Gasny Halim sebesar Rp11.698.762.000,00
telah disepakati harga negosiasi sebesar Rp11.665.388.000,00. SPJP oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai Surat
No.93/KPTS/BRR-JN/2006 pada tanggal 25 Januari 2006.
b. TA 2006:
1) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 4 yang dilaksanakan oleh PT Dharma
Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.K-02/ BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal
25 September 2006 sebesar Rp1.031.131.000,00. SPMK oleh Kepala SKS
BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya
pada tanggal 10 Juli 2006 sesuai Surat No.S-634/BRR-JN/VII/2006. SPJP
oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai
Surat No.S-775/BRR-JN/IX/2006 pada tanggal 6 September 2006.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 5 yang dilaksanakan oleh PT Wijaya
Karya berdasarkan Kontrak No.K-01/BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal 22
September 2006 sebesar Rp2.917.198.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-
RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Wijaya Karya pada
tanggal 26 Juni 2006 sesuai Surat No.S-592/BRR-JN/VI/2006. SPJP oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk paket tersebut sesuai Surat
No.S-774/BRR-JN/IX/2006 pada tanggal 6 September 2006.

Hasil pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa:
a. Sifat dan jenis lima paket pekerjaan tersebut di atas bukan merupakan pekerjaan
yang memerlukan penanganan darurat akibat bencana alam yang harus segera
dilaksanakan tanpa menunggu proses kontrak atas pekerjaan yang bersangkutan.
Adapun izin prinsip/persetujuan atas proses pengadaan penyedia jasa
pemborongan pekerjaan melalui Penunjukan Langsung pada Paket Lamno Calang
Seksi 1 s.d. 3 adalah berdasarkan Surat Kepala Badan Pelaksana (Bapel) RR
NAD-Nias kepada Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD sesuai surat

Halaman 15 dari 54
No.2067/BRR.3/XII/2005 tanggal 3 Desember 2005. Sedangkan pada Seksi 4 dan
5, masing-masing berdasarkan Surat Kepala Bapel RR NAD-Nias No.S-
2876/BRR.3/VII/2006 tanggal 7 Juli 2006 dan No.S-2644/BRR.3/VI/2006 tanggal
23 Juni 2006.
b. Dari dokumen kontrak, Daftar Analisa Harga Satuan dan Monthly Certificate
(MC) terakhir untuk paket pekerjaan TA 2005, yaitu Jalan Lamno-Calang Seksi 1,
2 dan 3 yang kontraknya ditetapkan pada waktu yang sama dan lokasi
pekerjaannya yang berdekatan, antara lain terdapat Major Item (Uraian Utama)
Pekerjaan Perkerasan Berbutir yaitu LPA Kelas C yang harga satuannya
bervariasi, seperti pada tabel berikut:

No. Nama Paket/Tahun Pelaksana Pekerjaan
Volume
(m3)
Harga
Satuan
(Rp/m3)
A. TA 2005:
1. Jalan Lamno-Calang Seksi 1 PT Dharma Aceh Raya 8.729,70 226.287,11
2. Jalan Lamno-Calang Seksi 2 PT Andesmont Sakti 26.794,95 234.402,00
3. Jalan Lamno Calang Seksi 3 PT Gasny Halim 26.819,90 229.300,00
B. TA 2006:
1. Jalan Lamno Calang Seksi 4 PT Dharma Aceh Raya 118,95 237.341,95
2. Jalan Lamno Calang Seksi 5 PT Wijaya Karya 8.840,00 226.287,11

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa harga satuan pekerjaan LPA
Kelas C yang paling rendah dan dapat dijadikan sebagai kontrak pembanding
pada TA 2005 dan 2006, masing-masing adalah kontrak PT Dharma Aceh Raya
dan PT Wijaya Karya dengan harga satuan sebesar Rp226.287,11/m3. Sehingga
dapat diyakini bahwa harga yang disepakati dalam kontrak dan dilaksanakan
dengan cara Penunjukan Langsung tersebut belum merupakan harga yang wajar
dan menguntungkan bagi negara.

Hasil pemeriksaan fisik oleh Tim yang didampingi oleh Staf Teknik SKS BRR-RR
Jalan Nasional NAD, Pengawas Lapangan dan Konsultan Pengawas pada tanggal 29
dan 30 Nopember 2006 diketahui bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan sesuai
ketentuan dalam kontrak, namun dijumpai hasil pekerjaan berupa LPA Klas C pada
beberapa ruas jalan yang telah mengalami pot-holes, sliding dan rutting (kerusakan
struktur) sehingga LPA Klas C tersebut harus segera ditangani dengan perkerasan
aspal.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Lampiran I Keppres No.80 Tahun 2003 Bab I huruf C.1.a.4) point a, antara lain
menetapkan bahwa Penunjukan Langsung dapat dilaksanakan dalam hal
memenuhi kriteria untuk keadaan tertentu yaitu penanganan darurat untuk
pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat yang pelaksanaan
pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus dilaksanakan segera, termasuk
penanganan darurat akibat bencana alam.

Halaman 16 dari 54
b. Surat Edaran Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Republik
Indonesia No.04/SE/M/2004 tanggal 24 September 2004 perihal Pemilihan
Penyedia Barang dan Jasa dengan Metode Penunjukan langsung pada point 4,
antara lain menyatakan bahwa penanganan darurat bencana alam yang harus
segera dilaksanakan tanpa dapat menunggu pemrosesan kontrak pekerjaan yang
bersangkutan, dapat diberikan SPMK terlebih dahulu kepada penyedia jasa
dengan ketentuan telah ada pernyataan bencana alam dari
Gubernur/Bupati/Walikota. Pengajuan permintaan SPMK agar dilakukan
selambat-lambatnya 14 hari setelah terjadinya bencana alam kepada Menteri
Kimpraswil.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Menutup peluang perusahaan sejenis untuk bersaing dalam memperoleh paket
pekerjaan dan harga yang ditetapkan tidak kompetitif.
b. Nilai kontrak pekerjaan sebesar Rp30.252.985.000,00 tersebut tidak dapat
diyakini merupakan harga yang wajar dan menguntungkan negara.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Kepala SKS-BRR RR Jalan Nasional NAD dalam mengusulkan permohonan
persetujuan dengan cara penunjukan langsung.
b. Kepala Bapel RR NAD-Nias dalam menyetujui pelaksanaan pekerjaan dengan
cara penunjukan langsung tidak memahami ketentuan yang berlaku.

Pihak Satker menjelaskan bahwa pelelangan paket RR Jalan Lamno-Calang
Seksi 1 s.d. 5 dilakukan dengan cara penunjukkan langsung dikarenakan kondisi yang
benar-benar mendesak akibatnya terputusnya jalan Lamno-Calang akibat gempa bumi
dan tsunami 26 Desember 2004. Apabila dilakukan dengan cara pelelangan umum
akan membutuhkan waktu lebih kurang 2 bulan padahal kondisi dilapangan semakin
parah dan masyarakat/pemerintah sangat membutuhkan jalan ini khususnya dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Saran BPKRI:
Kepala Bapel RR NAD-Nias supaya dalam menyetujui permohonan
pelaksanaan pekerjaan dengan cara penunjukan langsung mempedomani ketentuan
yang berlaku dan memerintahkan Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan
BRR NAD-Nias untuk membuat teguran secara tertulis kepada Kepala SKS BRR-RR
Jalan Nasional NAD agar dalam mengusulkan permohonan persetujuan pelaksanaan
pekerjaan dengan cara Penunjukan Langsung mempedomani mekanisme yang
berlaku.







Halaman 17 dari 54
2. Pemborosan Keuangan Negara Atas Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Pondasi
Bawah (LPB) Kelas C Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Lamno Calang TA 2005 dan 2006 Sebesar Rp6.254.839.826,63

Berdasarkan DIPA TA 2005 pada SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD telah
dianggarkan dana untuk melaksanakan kegiatan RR Jalan Nasional NAD sebesar
Rp82.188.558.000,00 dengan realisasi (s.d. 4 Mei 2006) sebesar
Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari anggaran, sedangkan pada TA 2006
dianggarkan sebesar Rp132.447.479.000,00 dengan realisasi (s.d. 17 Nopember 2006)
sebesar Rp61.600.900.599,00 atau 46,51% dari anggaran.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas beberapa dokumen pelaksanaan paket
pekerjaan TA 2005 dan 2006 diketahui bahwa terdapat lima kontrak pemborongan
pekerjaan dengan nilai sebesar Rp30.252.985.000,00 yang dilaksanakan melalui
Penunjukan Langsung, yaitu :
a. TA 2005
1) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 1 (BRR-JN04) yang dilaksanakan oleh
PT Dharma Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.01-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar Rp2.938.922.000,00.
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan
Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya pada tanggal 13
Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/107/BRR-JN/2005.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-JN05) yang dilaksanakan oleh
PT Andesmont Sakti berdasarkan Kontrak No.02-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar
Rp11.700.346.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD
telah diberikan kepada PT Andesmont Sakti pada tanggal 8 Desember 2005
sesuai Surat No.Ku.08.03/88/BRR-JN/2005.
3) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 3 (BRR-JN06) yang dilaksanakan oleh
PT Gasny Halim berdasarkan Kontrak No.03-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2006 tanggal 21 Pebruari 2006 sebesar Rp11.665.388.000,00. SPMK oleh
Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Gasny
Halim pada tanggal 8 Desember 2005 sesuai Surat No.Ku.08.03/89/BRR-
JN/2005.
b. TA 2006
1) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 4 yang dilaksanakan oleh PT Dharma
Aceh Raya berdasarkan Kontrak No.K-02/ BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal
25 September 2006 sebesar Rp1.031.131.000,00. SPMK oleh Kepala SKS
BRR-RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Dharma Aceh Raya
pada tanggal 10 Juli 2006 sesuai Surat No.S-634/BRR-JN/VII/2006.
2) Paket RR Jalan Lamno-Calang Seksi 5 yang dilaksanakan oleh PT Wijaya
Karya berdasarkan Kontrak No.K-01/BRR-JN/APBN/IX/2006 tanggal 22
September 2006 sebesar Rp2.917.198.000,00. SPMK oleh Kepala SKS BRR-
RR Jalan Nasional NAD telah diberikan kepada PT Wijaya Karya pada
tanggal 26 Juni 2006 sesuai Surat No.S-592/BRR-JN/VI/2006.
Berdasarkan pemeriksaan atas dokumen kontrak pekerjaan tersebut antara lain
terdapat pekerjaan utama (major item) berupa pekerjaan perkerasan LPB

Halaman 18 dari 54
Kelas C. Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen kontrak diketahui
bahwa spesifikasi pekerjaan perkerasan LPB Kelas C tebal masing masing
paket pekerjaan berbeda, yaitu:

Paket
Jalan Pelaksana Dimensi Total
Harga
Satuan
Lamno-
Calang
Panjang
(m)
Lebar
(m)
Tebal
(m)
Volume
(m
3
) (Rp/m
3
)
Seksi 5 PT WIKA 8.000,00 6,50 0,17 8.840,00 226.287,11
Seksi 1 PT Dharma Aceh Raya 4.476,77 6,50 0,30 8.729,70 226.287,11
Seksi 2 PT Andesmont Sakti 13.741,00 6,50 0,30 26.794,95 234.402,00
Seksi 3 PT Gasny Halim 13.753,79 6,50 0,30 26.819,90 229.300,00
Seksi 4 PT Dharma Aceh Raya 61,00 6,50 0,30 118,95 237.341,95


Menurut spesifikasi teknis pekerjaan LPB Kelas C tebal maksimum yang
dipersyaratkan 20 cm, sehingga berdasarkan tabel di atas, pekerjaan
perkerasan LPB Kelas C pada Seksi 5 yang dilaksanakan oleh PT Wijaya
Karya dengan ketebalan 17 cm telah memenuhi spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan, sedangkan untuk pekerjaan LPB Kelas C pada seksi 1, 2, 3,
dan 4 melebihi spesifikasi yang dipersyaratkan.
Hasil pemeriksaan fisik dilapangan tanggal 28 Nopember 2006 menunjukkan
bahwa pekerjaan LPB Kelas C yang telah dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya
dengan spesifikasi tebal 17cm telah memadai dan dimanfaatkan oleh
masyarakat.
Dengan demikian terdapat kelebihan volume pekerjaan pada masing-masing
paket pekerjaan dengan rincian sebagai berikut:

Paket
Jalan
Lamno-
Pelaksana
Harga
Satuan
Jumlah
Calang
Volume
Menurut
Kontrak
Volume
Menurut
Spesifikasi
(t=17cm)
Selisih
(Rp/m
3
) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)=(3)-(4) (6) (7)=(5)x(6)
Seksi 1 PT Dharma Aceh Raya 8.729,70 4.946,83 3.782,87 226.287,11 856.014.719,81
Seksi 2 PT Andesmont Sakti 26.794,95 15.183,81 11.611,14 234.402,00 2.721.674.438,28
Seksi 3 PT Gasny Halim 26.819,90 15.197,94 11.621,96 229.300,00 2.664.915.428,00
Seksi 4 PT Dharma Aceh Raya 118,95 67,41 51,54 237.341,95 12.232.604,10
27.067,51 6.254.837.190,19

Berdasarkan tabel diatas terdapat pemborosan keuangan negara atas pekerjaan
LPB Kelas C pada keempat paket pekerjaan sebesar Rp6.254.837.190,19.
Kelebihan volume pekerjaan sebesar 27.067,52m
3
tersebut seharusnya dapat
dimanfaatkan untuk menambah panjang ruas jalan yang ditangani dengan
spesifikasi yang memadai (tebal = 17cm, lebar = 6,5m) sepanjang 24.495m
{27.067,52 m
3
: (0,17m x 6,5m)} atau 24,5km.

Halaman 19 dari 54

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Dokumen Pelelangan BAB VI Spesifikasi Teknis Seksi 5.2.3 huruf c menyatakan
tebal padat maksimum LPB Kelas C tidak boleh lebih dari 20cm.
b. Laporan Akhir Survey, Perencanaan dan Pengawasan Jalan Lamno Calang Bab
III Tentang Konsep Desain pada poin 3.1.2 disebutkan bahwa mengacu pada
Pedoman Penentuan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya No.01/PD/BM/1983
Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga yang menyatakan
tebal perkerasan lapisan tanah dasar dengan CBR 5% untuk jenis material
aggregate Kelas C tebal yang dipersyaratkan 20 cm.

Hal tersebut mengakibatkan pemborosan keuangan negara atas pekerjaan
LPB Kelas C sebesar Rp6.254.839.826,63.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Konsultan Pengawas bekerja kurang optimal dalam mengawasi pekerjaan.
b. Kepala SKS-BRR RR Jalan Nasional NAD bekerja kurang optimal dalam
mengendalikan kegiatan.
c. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabat
yang terkait dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
belum bekerja secara optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap satuan kerja.
d. Kepala Bapel RR NAD-Nias dalam menyetujui pelaksanaan pekerjaan tidak
mengacu pada ketentuan yang berlaku

Pihak Satker menyatakan bahwa ketebalan LPB Klas C pada paket
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lamno-Calang seksi 1 s.d. 4 direncanakan
setebal 30 cm dikarenakan kejelasan penanganan lapis penutup (LPA Klas B, LPA
Klas A dan Aspal) diatasnya tidak diketahui kapan akan dilaksanakan konstruksinya.
Sehingga dalam jangka waktu dekat tidak ada penanganan lapis penutup, LPB Klas C
akan aman konstruksinya walaupun sudah tergerus (terkelupas) jalan tersebut masih
dapat digunakan, apabila daerah tersebut sering hujan, banjir dan tergenang air. Tebal
rencana 17 cm untuk LPB Klas C pada Paket Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Lamno-Calang 5 dikarenakan terbatasnya dana, namun penanganannya harus optimal
sehingga dicapai panjang efektif 8 Km, dari 10 Km jalan yang sudah rusak berat.


Saran BPK-RI:
Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias supaya
dalam menyetujui pelaksanaan pekerjaan mempedomani ketentuan yang berlaku dan
memerintahkan Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias
untuk lebih optimal dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan LPB Kelas C dengan
mempedomani spesifikasi teknis dan ketentuan yang berlaku serta membuat teguran
secara tertulis kepada:

Halaman 20 dari 54
a. Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD agar di masa
mendatang dalam menyusun perencanaan pekerjaan Jalan Nasional NAD didukung
dengan analisa dan survey pendahuluan yang memadai.
b. Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD agar lebih optimal dalam
melaksanakan tugasnya dan selanjutnya membuat teguran secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dhi. PT Buana Archicon supaya bekerja lebih optimal.









































Halaman 21 dari 54
3. Pelaksanaan Paket Lamno Calang Seksi 2 dan Paket Seulimum Jantho
sebesar Rp25.455.364.000,00 Tidak Didukung oleh Perencanaan dan AMDAL
yang Memadai

Pada DIPA TA 2005 SKS BRR RR Jalan Nasional NAD telah dianggarkan dana
untuk melaksanakan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD
sebesar Rp82.188.558.000,00 dengan realisasi (s.d. 4 Mei 2006) sebesar
Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari anggaran.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen pemborongan pekerjaan diketahui
bahwa:
a. Paket Pekerjaan RR Jalan Lamno-Calang Seksi 2 dilaksanakan oleh PT
Andesmont Sakti dengan cara Penunjukan Langsung berdasarkan Kontrak No.02-
AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2006 tanggal 7 Pebruari 2006 sebesar
Rp11.700.346.000,00, jangka waktu pelaksanaan selama 140 hari kalender,
terhitung sejak tanggal 8 Desember 2005 s.d. 26 April 2006 serta masa
pemeliharaan selama 120 hari kalender.
Pelaksanaan pekerjaan tersebut dimulai berdasarkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) oleh Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD sesuai surat No.Ku.08.03/88/BRR-JN/2005 tanggal 8 Desember 2005.
Kemudian penetapan pemenang Penunjukan Langsung pekerjaan tersebut
dilaksanakan oleh Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD sesuai surat No.Ku.08.03/86/BRR-JN/2006 tanggal 21 Januari
2006, selanjutnya diterbitkan Surat Penunjukan Penyedia Jasa (SPPJ) Paket
Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-
JN05) sesuai Surat Keputusan Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD No.92/KPTS/BRR-JN/2006 tanggal 25 Januari 2006.
Pelaksanaan pekerjaan supervisi dilaksanakan oleh PT Buana Archicon
berdasarkan Kontrak No.KU.08.08/BRR-PPJ/125.PRPW06/2006 tanggal 16
Januari 2006 sebesar Rp846.400.000,00. Jaminan pelaksanaan oleh PT Bank BPD
Aceh Syariah berdasarkan Garansi Bank No.046/GRS-PLK/II/2006 tanggal 6
Pebruari 2006.
Addendum Kontrak Final No.Ku.08.8/395/BRR-JN/APBN-P/2006 tanggal 18
April 2006 menetapkan perubahan volume pekerjaan dan bobot pekerjaan
berkurang sebesar 23,68% sehingga bobot pekerjaan menjadi sebesar 76,32%
serta nilai kontrak berubah menjadi sebesar Rp8.930.099.000,00.
Pekerjaan tersebut telah dinyatakan mencapai 76,32% berdasarkan Berita Acara
Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO) No.Ku.09.04/416/BRR-JN/2006 tanggal
26 April 2006 dan Berita Acara Serah Terima Terakhir Pekerjaan (FHO) No.S-
731/BRR-JN/VIII/2006 tanggal 23 Agustus 2006 serta kepada rekanan telah
dibayar lunas sesuai SPM No.00049/SPM/BRR-JN/2006 tanggal 4 Mei 2006.
Jaminan pemeliharaan oleh PT Jasaraharja Putera sesuai sertifikat
No.Bond:15.08.00.2006.00367 senilai Rp446.504.950,00.
Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan Tim pada tanggal 30 Nopember 2006
menunjukkan bahwa pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai dengan
addendum kontrak final namun masih dijumpai pada beberapa ruas jalan yang
masih berupa Agregat Klas C telah mengalami pot-holes (kerusakan struktur).

Halaman 22 dari 54
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa perubahan volume pekerjaan
tersebut dilaksanakan berdasarkan Justifikasi Teknis/Pertimbangan Teknis yang
disusun oleh Konsultan Supervisi, yang menyatakan bahwa volume yang
dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut telah mencukupi dan dapat dialihkan untuk
pekerjaan lain yang bersifat struktur, namun hasil pertimbangan teknis tersebut
tidak dapat dilaksanakan dengan waktu yang singkat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa perencanaan atas pelaksanaan Paket Pekerjaan
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Lamno-Calang Seksi 2 (BRR-JN05) hanya
berdasarkan simplified design atau tidak didasarkan pada perencanaan yang
memadai, seharusnya sebelum ditetapkan paket pekerjaan perlu dilakukan
perhitungan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Paket pekerjaan RR Jalan Seulimum Jantho Keumala (BRR JN 02) dengan
perkiraan biaya (OE) Rp19.500.000.000,00. Pekerjaan meliputi perkerasan
berbutir (LPA Kelas C) sepanjang 20 km dan pembangunan jembatan sepanjang
211,6 m.
Panitia lelang selanjutnya melaksanakan proses pelelangan umum yang diikuti
oleh 24 calon rekanan dan berdasarkan hasil evaluasi penawaran diusulkan
pemenang lelang PT Alhas Jaya Group dengan nilai penawaran sebesar
Rp13.755.018.000,00 yang selanjutnya ditetapkan sebagai pemenang lelang
sesuai Surat Kepala SKS BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD No. KU/08.01/51/BRR-JN/2005 tanggal 22 Nopember 2005.
Penanganan ruas jalan Seulimum Jantho Keumala yang dilaksanakan oleh PT
Alhas Jaya Group diikat dalam kontrak No.45-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2005 tanggal 15 Desember 2005 senilai Rp13.755.018.000,00, jangka waktu
pelaksanaan 180 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali
pada tanggal 31 Mei 2006. Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai Berita
Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan (PHO) No. KU.09.04/651/BRR-JN/2006
tanggal 13 Juli 2006 dan telah dibayar lunas sebesar Rp13.755.018.000,00 sesuai
bukti pembayaran terakhir tanggal 24 Agustus 2006.
Berdasarkan pemeriksaan dokumen kontrak diketahui bahwa kontrak tersebut
mengalami tiga kali perubahan (addendum) yaitu Addendum I
No.KU.08.08/147/BRR-JN/APBN-P/2006 tanggal 16 Pebruari 2006 dengan
tujuan mengalihkan pekerjaan struktur menjadi pekerjaan perkerasan dengan nilai
kontrak tetap, Addendum II No. KU.08.08/422/BRR-JN/APBN-P/2006 tanggal
28 April 2006 dengan tujuan menjelaskan sumber pendanaan dari DIPA-L TA
2005 dan DIPA TA 2006 dan Addendum III No. KU.08.08/541/BRR-JN/APBN-
P/2006 tanggal 2 Juni 2006 dengan tujuan melakukan perpanjangan waktu
perjanjian kontrak dari 180 hari menjadi 210 hari kalender.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas dokumen kontrak diketahui bahwa perubahan
volume pekerjaan terjadi karena dalam proses pelaksanaan di lapangan
mengalami hambatan yaitu adanya permintaan penghentian pembukaan jalan yang
melintasi kawasan Cagar Alam Pinus Jantho oleh Kepala Balai Konservasi
Sumber Daya Alam Provinsi NAD sesuai Surat No.S.98/IV-K.I/Kons/2006
tanggal 16 Januari 2006. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa pembukaan jalan
yang melewati kawasan cagar alam harus memperoleh izin dan menyusun
AMDAL terlebih dahulu. Selanjutnya Kepala Satuan Kerja Sementara (Kasatker)

Halaman 23 dari 54
BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD mengajukan
permohonan pemindahan lokasi pekerjaan paket Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Seulimum Jantho Keumala kepada Kepala Badan Pelaksana RR NAD-
Nias cq. Deputi Bidang Infrastruktur, Perumahan dan Koordinasi Penatagunaan
Lahan sesuai surat No. PW03.01/112/BRR-JN/2006 tanggal 1 Pebruari 2006.
Permohonan tersebut disetujui oleh Deputi Bidang Infrastruktur, Perumahan dan
Koordinasi Penatagunaan Lahan sesuai surat No.0373.A/BRR.3/II/2006 tanggal 3
Pebruari 2006 dengan catatan bahwa pemindahan tersebut masih dalam ruas jalan
Seulimum Jantho Keumala dan tidak melebihi dana dari kontrak yang ada.
Menurut penjelasan lisan Kepala SKS BRR Pembinaan Perencanaan Jalan NAD
sebagai perencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan NAD, dokumen
perencanaan tahun 2005 berupa Detailed Engineering Design (DED) dan
Engineer Estimate (EE) sebagai dasar penyusunan Owner Estimates (OE) belum
pernah disusun.
Pemindahan kegiatan yang dilakukan antara lain pekerjaan utama (major item)
pembangunan jembatan diubah menjadi pekerjaan perkerasan aspal di ruas jalan
Seulimum Jantho. Pekerjaan perkerasan aspal antara lain meliputi lapis beton
pengikat (AC-BC) dengan volume 1.773,23 m3, harga satuan Rp1.432.179,00
atau sebesar Rp2.539.579.187,72. Perkerasan aspal dengan lapis beton pengikat
(AC-BC) terdiri dari penanganan pada ruas jalan efektif dengan volume 1.386,23
m3 atau senilai Rp1.985.329.495,17 (1.386,23 m3 x Rp1.432.179,00) dan
pemeliharaan pada ruas jalan fungsional dengan volume 387,01 m3 atau senilai
Rp554.267.594,79 (387,01 m3 x Rp1.432.179,00).
Hasil pemeriksaan fisik atas pekerjaan jalan Paket Seulimum Jantho diketahui
bahwa pekerjaan pemeliharaan pada ruas jalan tersebut dilaksanakan dengan
struktur pondasi jalan awal (existing) yang tidak memadai sehingga pada beberapa
lokasi terjadi kerusakan jalan (sliding dan cracking) sehingga tidak efektif bagi
upaya mengembalikan kondisi jalan semula.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Bab VI Lampiran IV Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2005 tentang Rencana
Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan masyarakat Provinsi
NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang menyatakan bahwa
pengambilan keputusan harus didasarkan pada data dan informasi lapangan yang
lebih rinci dengan cakupan yang memadai dan kegiatan perbaikan terhadap
infrastruktur yang sudah ada dan mengalami kerusakan yang ditujukan untuk
mengembalikan fungsi pelayanan ke tingkat semula perlu dilakukan terlebih
dahulu kegiatan survei, investigasi dan design untuk mendapatkan volume dan
biaya kegiatan yang akurat.
b. Keppres No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaaan Barang/Jasa
Pemerintah pasal 5 huruf f yang menyatakan pengguna barang/jasa, penyedia
barang/jasa, dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan
barang/jasa harus menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan
kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa.
c. Dokumen Lelang Buku VI tentang Spesifikasi Teknis, pada Seksi 8.1
Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama, dinyatakan bahwa tujuan pengembalian

Halaman 24 dari 54
kondisi harus menjamin bahwa semua lokasi yang akan dilapis kembali harus
mempunyai struktur yang utuh (sound).
d. Bab IV Lampiran IV Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2005 tentang Rencana
Induk Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan masyarakat Provinsi
NAD dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara yang menyatakan kebijakan
yang harus ditempuh dan strategi yang akan dijalankan adalah menerapkan secara
konsisten prinsip-prinsip investasi yang didasarkan pada kelayakan ekonomi,
teknis, lingkungan, sosial, budaya dan agama antara lain dengan melakukan studi
kelayakan ekonomi, teknis, lingkungan, sosial, budaya dan agama untuk setiap
kegiatan peningkatan dan pembangunan fasilitas baru sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk melakukan investasi, memprioritaskan optimalisasi prasarana
dan sarana yang telah dibangun, sebelum menetapkan pembangunan fasilitas baru
dan melakukan konsultasi publik.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Sisa nilai kontrak Paket Pekerjaan RR Jalan Lamno - Calang Seksi 2 berpotensi
tidak dapat dimanfaatkan untuk kegiatan yang lain.
b. Maksud dan tujuan dalam rencana proyek untuk menghubungkan jalan pada
Kabupaten Aceh Besar dan Kabupaten Pidie tidak tercapai.
c. Pemborosan keuangan negara atas pekerjaan pemeliharaan pada ruas jalan
fungsional sebesar Rp554.260.433,90.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Pekerjaan survey, perencanaan dan pengawasan dilaksanakan dengan waktu
bersamaan dhi. dilaksanakan oleh PT Buana Archicon.
b. Konsultan pengawas dalam bekerja belum optimal dalam mengawasi pekerjaan
pemeliharaan jalan.
c. Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pembinaan dan Perencanaan
Jalan Nasional NAD dalam menyusun rencana pembangunan dua paket pekerjaan
tersebut belum berdasarkan analisa dan survey yang memadai.
d. Pengendalian dan pengawasan dari Kepala Satuan Kerja Sementara BRR
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD lemah.
e. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabat
yang terkait dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
bekerja belum optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada
satuan kerja.

Pihak Satker menyatakan bahwa:
a. Perubahan volume pekerjaan pada Paket Lamno-Calang Seksi 2 yang dituangkan
dalam addendum kontrak final adalah berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan
oleh konsultan supervisi, dimana volume tersebut sesuai dengan kebutuhan
sesungguhnya dilapangan dengan kata lain efektif telah tercapai, hal ini
disebabkan kuantitas hasil perencanaan tidak akurat pada saat kontrak, sehingga
pada saat pelaksanaan dilakukan kuantitas tersebut berlebih. Sedangkan untuk
volume yang berlebih tidak dapat digunakan untuk pekerjaan lain yang bersifat
permanen, dikarenakan sifat pekerjaan yang mendesak/darurat. Untuk

Halaman 25 dari 54
menghindari pemborosan uang negara, pihak Satker mengalokasikan dana
tersebut ketempat lain yang lebih memerlukan.
b. Penanganan jalan Seulimum-Jantho-Keumala pada jalur kanan (arah Seulimum-
Jantho) pada daerah fungsional adalah untuk mengoptimalkan dana yang ada
sehingga jalur tersebut dapat digunakan. Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada
saat ini pada daerah fungsional tersebut bukan pada lokasi atau titik-titik yang
ditangani oleh paket Seulimum-Jantho-Keumala, dan apabila ada kerusakan pada
daerah efektif, pihak Satker akan memerintahkan pihak kontraktor untuk
memperbaikinya sesuai masa pemeliharaan 365 hari. BRR pada TA 2007 sudah
mengalokasikan dana untuk menangani kerusakan-kerusakan diluar penanganan
TA 2005 tersebut, sehingga kedua jalur tersebut dapat berfungsi dengan baik.

Atas komentar tersebut, BPK-RI menjelaskan lebih lanjut bahwa penanganan
pemeliharaan pada ruas jalan Seulimum-Jantho-Keumala tidak efektif untuk
mengembalikan kondisi jalan seperti semula, karena struktur jalan yang ada tidak
memadai sehingga penanganan tersebut memboroskan keuangan negara.

Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
dan memerintahkan:
a. Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD supaya di masa
mendatang dalam menyusun rencana pekerjaan Jalan Nasional NAD didukung
dengan analisa dan survey yang memadai, antara lain dengan menyusun Detailed
Engineering Design (DED) dan Engineers Estimate (EE) sebagai dasar
penyusunan Owners Estimate (OE).
b. Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD agar membuat teguran secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas Paket Lamno-Calang Seksi 2 dan Seulimum-Jantho,
dhi. PT Buana Archicon dan PT Arcende Ass supaya lebih optimal dalam
melaksanakan tugas.

















Halaman 26 dari 54
4. Jaminan Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD TA 2006 Sebesar Rp5.970.000.000,00 Tidak Sesuai Ketentuan

DIPA TA 2006 pada Satuan Kerja Sementara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional NAD (SKS-BRR RR Jalan Nasional
NAD) TA 2006 sebesar Rp132.447.479.000,00 dengan realisasi sampai dengan 15
Nopember 2006 sebesar Rp61.124.111.405,00 atau 46,15% dari anggaran.
Dari realisasi tersebut digunakan untuk membiayai 19 paket pekerjaan yang terdiri
dari paket pekerjaan tahun tunggal sebanyak 13 paket senilai Rp83.920.986.000,00
dan 6 paket pekerjaan tahun jamak senilai Rp 156.404.782.087,00.
Berdasarkan dokumen pelelangan diketahui bahwa setiap penyedia jasa (kontraktor)
wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan kepada pengguna jasa, dalam hal ini SKS-
BRR RR Jalan Nasional NAD.
Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap dokumen kontrak pada beberapa paket
pekerjaan diketahui terdapat jaminan pelaksanaan yang masa berlakunya tidak sesuai
ketentuan, yaitu:
a. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh - Tapaktuan Seksi
2 (BRR-JN 04.2) yang dilaksanakan oleh PT Amen Mulia sesuai Kontrak Nomor
K-04/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 05 Oktober 2006 senilai
Rp29.013.000.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari kalender atau
pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak selama 365 hari
atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22 Desember 2008. Sebagai
salah satu syarat dalam kontrak PT Amen Mulia harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp1.600.000.000,00 (5,51% dari nilai kontrak) yang
dikeluarkan oleh Bank BPD Aceh Syariah sesuai sertifikat Nomor 813/GRS-
PLK/X/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365 hari kalender,
terhitung sejak tanggal 14 September 2006 s.d. 13 September 2007. Sesuai
dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 14 hari
setelah FHO atau tanggal 05 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
jaminan pelaksanaan kurang selama 480 hari (14 September 2007 s.d 05 Januari
2009).
b. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh - Tapaktuan Seksi
3 (BRR-JN 04.3) yang dilaksanakan oleh PT Wirataco Mitra Mulia sesuai
Kontrak Nomor K-05/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 05 Oktober
2006 senilai Rp28.890.348.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari
kalender atau pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO)
pada tanggal 23 Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak
selama 365 hari atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22
Desember 2008. Sebagai salah satu syarat dalam kontrak PT Wirataco Mitra
Mulia harus menyerahkan jaminan pelaksanaan senilai Rp1.600.000.000,00
(5,54% dari nilai kontrak) yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin sesuai sertifikat
Nomor 167/BUK/BG/IX/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365
hari kalender, terhitung sejak tanggal 14 September 2006 s.d. 13 September 2007.
Sesuai dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya
14 hari setelah FHO atau tanggal 05 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu

Halaman 27 dari 54
jaminan pelaksanaan kurang selama 480 hari (14 September 2007 s.d. 05 Januari
2009).
c. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh - Tapaktuan Seksi
4 (BRR-JN 04.4) yang dilaksanakan oleh PT Alhas Jaya Group sesuai Kontrak
Nomor K-06.BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 05 Oktober 2006
senilai Rp29.323.147.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari kalender
atau pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO) pada tanggal
23 Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak selama 365 hari
atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22 Desember 2008. Sebagai
salah satu syarat dalam kontrak PT Alhas Jaya Group harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp1.600.000.000,00 (5,46% dari nilai kontrak) yang
dikeluarkan oleh Bank BPD Aceh Syariah sesuai sertifikat Nomor 798/GRS-
PLK/IX/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365 hari kalender
terhitung mulai tanggal 17 September 2006 s.d. 16 September 2007. Sesuai
dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 14 hari
setelah FHO atau tanggal 05 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
jaminan pelaksanaan kurang selama 477 hari (17 september 2007 s.d. 05 Januari
2009).
d. Paket Pekerjaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Tapaktuan - Batas Sumut
Seksi 5 (BRR-JN 05.5) yang dilaksanakan oleh Istaka-Juliprima Jo sesuai Kontrak
Nomor K-02/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/2006 tanggal 06 Oktober 2006 senilai
Rp23.270.834.000,00 dengan jangka waktu pelaksanaan 440 hari kalender atau
pekerjaan harus diserah terimakan untuk pertama kalinya (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam kontrak selama 365 hari
atau penyerahan akhir pekerjaan (FHO) pada tanggal 22 Desember 2008. Sebagai
salah satu syarat dalam kontrak Istaka-Juliprima Jo harus menyerahkan jaminan
pelaksanaan senilai Rp1.170.000.000,00 (5.03% dari nilai kontrak) yang
dikeluarkan oleh Bank BPD Aceh Syariah sesuai sertifikat Nomor 824/GRS-
PLK/X/2006. Masa berlaku jaminan pelaksanaan selama 365 hari kalender
terhitung sejak tanggal 20 September 2006 s.d. 19 September 2007. Sesuai
dengan ketentuan masa berlaku jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya 14 hari
setelah FHO atau tanggal 06 Januari 2009. Dengan demikian jangka waktu
jaminan pelaksanaan kurang selama 475 hari (20 September 2007 s.d. 06 Januari
2009).

Hal tersebut tidak sesuai dengan Dokumen Pelelangan Bab IV tentang Syarat-
syarat Umum Kontrak angka 6 butir 6.1 yang menyatakan bahwa masa berlakunya
jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan akhir pekerjaan.

Hal tersebut mengakibatkan jaminan pelaksanaan senilai Rp5.970.000.000,00
tidak dapat dicairkan apabila kontraktor wanprestasi.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Kontraktor belum mempedomani ketentuan yang berlaku yang ditetapkan dalam
syarat-syarat umum kontrak.

Halaman 28 dari 54
b. Panitia Pengadaan jasa konstruksi dalam menilai kelengkapan dokumen kontrak
belum mempedomani ketentuan yang berlaku.
c. Lemahnya pengawasan Kepala SKS BRR RR Jalan Nasional NAD.

Pihak Satker menyatakan jaminan yang dikeluarkan oleh Bank dengan masa
berlaku jaminan adalah 365 hari (1 TA), jika dibandingkan dengan kontrak yang
telah ditandatangani, masa berlaku jaminan pelaksanaan tersebut jelas tidak sesuai.
Ketentuan bank tentang jangka waktu jaminan bank (garansi bank) berlaku maksimal
365 hari, pihak bank akan tetap memperpanjang jaminan pelaksanaan tersebut secara
otomatis jika sudah habis masa berlakunya dan dengan demikian jaminan
pelaksanaan yang ada nantinya akan diperpanjang sesuai kontrak yang dibutuhkan,
sehingga jaminan pelaksanaan dapat dicairkan apabila rekanan wanprestasi atau
cidera janji.

Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
serta menginstruksikan Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk membuat
teguran secara tertulis kepada:
a. Para rekanan pelaksana pekerjaan supaya memperbaharui jaminan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam syarat-syarat umum
kontrak.
b. Panitia Pengadaan Jasa Konstuksi supaya di masa mendatang lebih cermat dalam
meneliti dan menilai kelengkapan dokumen kontrak.





















Halaman 29 dari 54
5. Pelaksanaan Pelelangan Pekerjaan Konstruksi Paket Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut (BRR JN 03)
senilai Rp14.851.431.000,00 Dilaksanakan Tidak Sesuai dengan Ketentuan

Paket Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut merupakan salah satu paket pekerjaan yang
dibiayai dari Sumber Dana APBN-P Tahun 2005 untuk SKS BRR-RR Jalan Nasional
NAD dan SKS BRR-Pembinaan Perencanaan Jalan NAD.
Pekerjaan tersebut dilaksanakan melalui Pelelangan Umum dengan Pascakualifikasi
untuk Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan) dan diikuti oleh 10 Perusahaan
dengan pemenang PT Benteng Kentjana sesuai surat penetapan pemenang
No.KU.08.01/52/BRR-JN/2005 tanggal 22 Nopember 2005. Pekerjaan tersebut telah
diikat dalam kontrak No.44-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2005 tanggal 15
Desember 2005 dengan nilai kontrak sebesar Rp14.851.431.000,00 jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan selama 150 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk
pertama kalinya pada tanggal 13 Juli 2006. Masa pemeliharaan ditetapkan dalam
kontrak selama 365 hari.
Pekerjaan tersebut telah selesai dilaksanakan dan telah diadakan penyerahan pertama
pekerjaan (PHO) yang tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Pertama Pekerjaan
Nomor KU.09.04/652/BRR-JN/2006 Tanggal 13 Juli 2006 dan telah dibayar lunas
sesuai bukti pembayaran tanggal 15 Nopember 2006.
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen pelelangan diketahui bahwa proses
pelelangan dilaksanakan tidak sesuai ketentuan, yaitu sebagai berikut:
a. PT Benteng Kentjana merupakan Kerja Sama Operasi (KSO) atau Joint Operation
(JO) antara PT Benteng Bangun Sejahtera dengan PT Juliprima Kentjana
berdasarkan Perjanjian KSO yang tertuang dalam akta Notaris Abaruddin Salam,
S.H. Nomor 112 Tanggal 20 Oktober 2005 dengan nama PT Benteng Kentjana JO,
namun dalam perjanjian KSO tidak disebutkan perusahaan yang menjadi Leading
Firm. Ketentuan mengenai perlunya ditunjuk leading firm dimaksudkan untuk
menjamin adanya pihak yang mewakili KSO dalam perikatan kontrak dengan
pengguna jasa.
b. Surat penawaran PT Benteng Kentjana No. 001/BK/X/2005 tanggal 20 Oktober
2005 ditandatangani oleh Direktur PT Benteng Bangun Sejahtera yang belum
ditentukan sebagai leading firm. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak diketahui
pihak yang berwenang dalam menandatangani surat penawaran.
c. Dalam Perjanjian KSO disebutkan bahwa KSO tersebut berakhir pada saat
pekerjaan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi Jalan Meulaboh-Tapaktuan-BatasSumut
(BRR-JN 03) selesai 100%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat masa
pemeliharaan status perjanjian KSO telah berakhir sehingga tidak ada lagi pihak
yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang mungkin timbul pada masa
pemeliharaan.
d. Dalam akta tentang Kuasa Direksi yang dibuat oleh Notaris Titi Sulistyowati, S.H.
No.60 tanggal 19 Oktober 2005 menunjuk Makmur, SE sebagai pemegang kuasa
Direksi PT Benteng Bangun Sejahtera untuk membuat serta menandatangani akta-
akta dan/atau surat-surat berkaitan dengan pelaksanaan KSO, namun tidak
diberikan hak untuk menandatangani kontrak kerja berkaitan dengan proyek

Halaman 30 dari 54
tersebut. Dalam kenyataanya pemegang kuasa memberikan kuasa kepada Teuku
Faisal, Direktur PT Juliprima Kentjana, untuk menandatangani kontrak kerja
sesuai akta yang dibuat oleh Notaris Sabarrudin Salam, S.H. No.2 tanggal 1
Nopember 2005. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada kejelasan mengenai
pihak yang berhak menandatangani kontrak.
Berdasarkan perbandingan kelengkapan dokumen penawaran dari calon pemenang
cadangan I (PT Istaka Karya) diketahui perusahaan yang bersangkutan telah
memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan, sehingga dari evaluasi
administrasi seharusnya PT Benteng Kentjana dapat dinyatakan Gugur.
Kondisi di atas menunjukkan bahwa proses pelelangan umum dilaksanakan tidak
sesuai dengan prinsip dasar pengadaan barang/jasa khususnya menyangkut prinsip
keadilan/tidak diskriminatif.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Pasal 3, menyatakan bahwa Pengadaan barang/jasa wajib
menerapkan prinsip adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang
sama bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara atau alasan apapun.
b. Lampiran I Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Bab II, Huruf A, Angka 1f tentang Evaluasi
Penawaran Nomor 5. Penawaran dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi,
apabila:
1) Syarat-syarat yang diminta berdasarkan dokumen pemilihan penyedia
barang/jasa dipenuhi/dilengkapi dan isi setiap dokumen benar serta dapat
dipastikan bahwa dokumen penawaran ditandatangani oleh orang yang
berwenang;
2) Surat jaminan penawaran memenuhi ketentuan besarnya jaminan penawaran
tidak kurang dari nilai nominal yang ditetapkan dalam dokumen pemilihan
penyedia barang/jasa.
3) Surat penawaran ditandatangani oleh pemimpin/direktur utama perusahaan
atau penerima kuasa dari direktur utama yang nama penerima kuasanya
tercantum dalam akte pendirian atau perubahannya, atau kepala cabang
perusahaan yang diangkat oleh kantor pusat yang dibuktikan dengan dokumen
otentik, atau pejabat yang menurut perjanjian kerjasama adalah yang berhak
mewakili perusahaan yang bekerjasama.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Harga kontrak sebesar Rp14.851.431.000,00 belum merupakan harga yang paling
menguntungkan bagi negara.
b. Menghilangkan kesempatan rekanan lain (pemenang cadangan) untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.

Halaman 31 dari 54

Hal tersebut terjadi karena:
a. Panitia Pengadaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi SKS BRR Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Nasional NAD lalai dalam melaksanakan evaluasi atas surat
penawaran dari rekanan.
b. Kepala Satuan Kerja Sementara BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan
Nasional NAD tidak optimal dalam melakukan pengendalian dan pengawasan
atas pelaksanaan pelelangan umum.
c. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan serta pejabat yang terkait
dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD belum optimal
dalam melaksanakan fungsi pembinaan dan pengendalian kepada Satuan Kerja.

Pihak Satker mengakui bahwa pada pelelangan TA 2005 masih banyak
terdapat kekurangan dan kelemahan dalam mengevaluasi kontraktor yang melakukan
KSO, untuk masa yang akan datang Satker akan lebih cermat dan mengevaluasi
penawaran kontraktor khusunya yang ber KSO.

Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
serta menginstruksikan Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD supaya di masa
mendatang:
a. Lebih optimal dalam melaksanakan pengawasan dan pengendalian atas
pelaksanaan tender/pelelangan atas pengadaan jasa konstruksi.
b. Lebih cermat dalam mengevaluasi setiap dokumen penawaran dari para rekanan.





















Halaman 32 dari 54
6. Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal Laston Lapis Pengikat (AC-BC)
Tidak Sesuai dengan yang Ditetapkan dalam Kontrak Sebesar Rp513.759.861,00

Berdasarkan rencana kegiatan yang tertuang dalam Revisi DIPA TA 2005 antara lain
terdapat rencana pembangunan jalan arteri ruas Geumpang Tutut Meulaboh
dengan nilai sebesar Rp20.032.035.000,00 dan ruas Meulaboh Tapaktuan Batas
Sumut dengan nilai sebesar Rp14.851.431.000,00.
Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan pekerjaan pembangunan jalan tersebut diketahui
hal-hal sebagai berikut:
a. Paket Geumpang Tutut Meulaboh
Paket pekerjaan jalan pada ruas Geumpang Tutut Meulaboh dilaksanakan oleh
PT Medan Smart Jaya sesuai kontrak No.44-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-
P/2005 tanggal 15 Desember 2005 sebesar Rp20.032.035.300,00, jangka waktu
penyelesaian pekerjaan selama 264 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan
untuk pertama kalinya pada tanggal 8 September 2006. Masa pemeliharaan diatur
dalam kontrak selama 365 hari.
Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO) No. S-777/BRR-JN/IX/2006 tanggal 8 September 2006 namun
pembayaran baru dilaksanakan atas sertifikat bulanan (monthly certificate) yang
ke-9 sebesar Rp16.092.843.471,00 (80,34% dari nilai kontrak) sesuai bukti
pembayaran terakhir tanggal 6 September 2006.
Hasil pemeriksaan fisik atas pekerjaan oleh Tim BPK bersama Kepala Satuan
Kerja, konsultan pengawas dan rekanan pada tanggal 30 Nopember 2006 serta
dipertegas dengan laporan hasil peninjauan lapangan oleh konsultan perencana
tanggal 4 Nopember 2006 diketahui pada beberapa bagian ruas jalan yang
dikerjakan tergenang air yang berasal dari luapan saluran drainase antara lain pada
STA 33+600 dan STA 34+000 sedangkan pada STA 32+850, STA 34+300 dan
STA 40+000 terjadi kerusakan pada badan jalan (pot holes dan cracking).
Menurut penjelasan lisan Kepala SKS BRR Pembinaan Perencanaan Jalan NAD
sebagai perencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan NAD, dokumen
perencanaan tahun 2005 berupa Detailed Engineering Design (DED) dan Engineer
Estimate (EE) sebagai dasar penyusunan Owners Estimate (OE) belum pernah
disusun. Disain yang digunakan pada saat perencanaan berupa disain sederhana
(simplified design) sehingga tidak memperhitungkan umur rencana jalan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak diketahui antara lain terdapat item
pekerjaan perkerasan aspal Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dengan volume
3.993,48 m
3
harga satuan Rp1.459.066,96 atau sebesar Rp5.826.754.723,42
(termasuk keuntungan 10%). Dalam analisa harga satuan mata pembayaran untuk
pekerjaan tersebut terdapat komponen aspal dengan kuantitas 140,70 kg harga
satuan Rp6.200,00 atau sebesar Rp872.340,00 dan setelah ditambah keuntungan
10% sebesar Rp959.574,00 (110% x Rp872.340,00).
Berdasarkan laporan hasil pengujian atas material yang telah terpasang diketahui
bahwa kuantitas aspal yang digunakan sebanyak 125,49 kg atau sebesar
Rp778.065,00 (125,49 kg x Rp6.200,00) dan setelah ditambah keuntungan 10%
sebesar Rp855.872,00 (110% x Rp778.065,00).

Halaman 33 dari 54
Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp103.702,00 per m
3

(Rp959.574,00 Rp855.872,00) atau untuk seluruh volume pekerjaan sebesar
Rp414.131.862,96 (3.993,48 m3 x Rp103.702,00).
b. Paket Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut
Paket pekerjaan jalan pada ruas Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut
dilaksanakan oleh PT Benteng Kentjana sesuai kontrak No.46-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2005 tanggal 15 Desember 2005 sebesar Rp14.851.432.000,00
jangka waktu penyelesaian pekerjaan selama 210 hari atau pekerjaan harus
diserahterimakan untuk pertama kalinya pada tanggal 13 Juli 2006. Masa
pemeliharaan diatur dalam kontrak selama 365 hari.
Pekerjaan telah selesai dilaksanakan sesuai Berita Acara Penyerahan Pertama
Pekerjaan (PHO) No. KU.09.04/652/BRR-JN/2006. tanggal 13 Juli 2006 dan telah
dibayar lunas sesuai bukti pembayaran terakhir tanggal 31 Agustus 2006.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak diketahui antara lain terdapat item
pekerjaan perkerasan aspal Laston Lapis Pengikat (AC-BC) dengan volume
3.124,80 m
3
harga satuan Rp1.310.436,44 atau sebesar Rp4.094.851.787,71 Dalam
analisa harga satuan mata pembayaran untuk pekerjaan tersebut terdapat
komponen aspal dengan kuantitas 140,70 kg harga satuan Rp5.000,00 atau sebesar
Rp703.500,00 dan setelah ditambah keuntungan 10% sebesar Rp773.850,00
(110% x Rp703.500,00).
Berdasarkan laporan hasil pengujian atas material yang telah terpasang diketahui
bahwa kuantitas aspal yang digunakan sebanyak 134,90 kg atau sebesar
Rp674.500,00 (134,90 kg x Rp5.000,00) dan setelah ditambah keuntungan 10%
sebesar Rp741.950,00 (110% x Rp674.500,00).
Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran sebesar Rp31.883,00 per m
3

(Rp773.850,00 Rp741.967,00) atau untuk seluruh volume pekerjaan sebesar
Rp99.627.998,40 (3.124,80 m
3
x Rp31.883,00).

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Dokumen Lelang Buku VI tentang Spesifikasi Teknis, pada Seksi 1.1.3 mengenai
Ketentuan Rekayasa yang menyatakan bahwa Rancangan rekayasa untuk paket
dengan rancangan lengkap didasarkan atas rancangan rekayasa lengkap (detailed
engineering design) dimana semua mata pembayaran telah dirancang dengan
akurat, ditentukan jumlah dan lokasinya sebelum penandatanganan kontrak.
b. Keppres No. 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
1) Pasal 30 ayat (3) menyatakan kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan
barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu,
berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan/unsur
pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih
bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil
pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barang/jasa.
2) Lampiran I huruf E yang menyatakan perhitungan HPS harus dilakukan dengan
cermat, dengan menggunakan data dasar dan mempertimbangkan analisis harga
satuan pekerjaan yang bersangkutan dan perkiraan perhitungan biaya oleh
konsultan/engineer's estimate (EE).

Halaman 34 dari 54
3) Penjelasan Keppres No. 80 Tahun 2003 pasal 33 ayat 2 menyatakan khusus
untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan senilai
pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang ada
di lapangan.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Kelebihan pembayaran kepada rekanan yang merugikan keuangan negara sebesar
Rp513.759.861,00.
b. Ruas jalan Geumpang Tutut tidak dapat dimanfaatkan secara optimal oleh
masyarakat dan berpotensi rusak berat apabila tidak segera ditangani dengan disain
yang permanen.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Panitia PHO bekerja kurang cermat dalam menilai prestasi pekerjaan yang telah
dilaksanakan rekanan.
b. Konsultan pengawas bekerja kurang optimal dalam memastikan pemenuhan
standar kualitas yang ditetapkan dalam Owner Estimate.
c. Kepala Satker Sementara BRR Pembinaan Perencanaan Jalan NAD tidak
melaksanakan perencanaan dengan baik.
d. Kepala Satker Sementara BRRRR Jalan Nasional NAD bekerja kurang optimal
dalam mengawasi pekerjaan dan melakukan pembayaran.
e. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabat
yang terkait dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
belum bekerja secara optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap satuan kerja.

Pihak Satker menyatakan bahwa pekerjaan AC-BC sudah sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan, begitu juga dengan pembayarannya sudah sesuai dengan
ketentuan dan dapat dipertanggungjawabkan karena selisih kuantitas komponen aspal
dari hasil uji material yang terpasang dengan analisa harga satuan mata pembayaran
pada saat pelelangan tidak menjadi masalah.

Atas komentar tersebut, BPK-RI menjelaskan lebih lanjut bahwa analisa
harga satuan merupakan komponen yang tidak terpisahkan dalam dokumen
penawaran, sehingga kuantitas komponen dalam analisa harga satuan tersebut
menjadi acuan untuk dilaksanakan oleh rekanan.

Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
serta memerintahkan:
a. Kepala Satker Sementara BRR Pembinaan Perencanaan supaya bekerja sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.



Halaman 35 dari 54
b. Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk menarik kelebihan
pembayaran kepada rekanan sebesar Rp513.759.821,00 dan hasilnya disetorkan
ke Kas Negara, kemudian membuat teguran secara tertulis kepada Panitia PHO,
Konsultan Pengawas dan Pengawas Lapangan untuk bekerja lebih optimal dalam
melaksanakan tugasnya.

Halaman 36 dari 54
7. Pelaksanaan Pekerjaan Tidak Sesuai dengan yang Ditetapkan dalam Kontrak
Sebesar Rp169.954.906,32

Berdasarkan DIPA TA 2005 pada Satuan Kerja Sementara (SKS) BRR-Rehabilitasi
dan Rekonstruksi (RR) Jalan Nasional NAD telah dianggarkan dana untuk
melaksanakan kegiatan RR Jalan Nasional NAD sebesar Rp82.188.558.000,00
dengan realisasi (s.d. 4 Mei 2006) sebesar Rp52.962.451.000,00 atau 64,44% dari
anggaran, sedangkan pada TA 2006 dianggarkan sebesar Rp132.447.479.000,00
dengan realisasi (s.d. 17 Nopember 2006) sebesar Rp61.600.900.599,00 atau 46,51%
dari anggaran.
Dalam DIPA TA 2005 antara lain terdapat pekerjaan pembangunan Rehabilitasi dan
Rekonstruksi Jalan Meulaboh Tapaktuan Batas Sumut (Paket: BRR-JN 03). Hasil
pemeriksaan dokumen atas pekerjaan/pemeliharaan Jalan Meulaboh Tapaktuan Batas
Sumut diketahui pekerjaan dilaksanakan oleh PT Benteng Kentjana berdasarkan
Kontrak Nomor 46-AC/CTR/BRR-JN/DPW/APBN-P/2005 tangggal 15 Desember
2005 dengan nilai Rp14.851.431.000,00. Jangka waktu pelaksanaan adalah 210 hari
kalender dengan masa pemeliharaan 365 hari. Pekerjaan fisik telah selesai
dilaksanakan 100% dan telah dibayar lunas sesuai bukti pembayaran tanggal 15
Nopember 2006.
Dalam kontrak tersebut terdiri dari 5 ruas jalan, yaitu:
a. Ruas Jalan Wilayah Sawang STA 427 + 300 s.d. 429 + 350
b. Ruas Jalan Wilayah Bakongan STA 511 + 600 s.d. 528 +150
c. Ruas Jalan Wilayah Gunung Kapur STA 577 + 413 s.d 583 + 780
d. Ruas Jalan Sebelum masuk Kota Subulussalam STA 592 + 125 s.d.596 + 950
e. Ruas Jalan Sesudah Kota Subulussalam STA 605 + 240 s.d. 602 + 240
Dalam nilai kontrak antara lain terdapat pekerjaan Laston Lapis Pengikat (AC-BC)
dengan ketebalan 5 cm, volume 3.124,80 m3 harga satuan Rp1.310.435,44 atau
senilai Rp4.094.848.662,91.
Hasil pemeriksaan fisik pekerjaan pada tanggal 3 s.d. 7 Nopember 2006 diketahui
bahwa atas pekerjaan Laston Lapis Pengikat (AC-BC) pada beberapa lokasi dengan
volume 980,69m
3
, ketebalan rata-rata ketebalan bervariasi antara 3,92cm sampai
dengan 4,67cm atau senilai Rp1.115.176.025,33. Harga menurut kontrak atas volume
hasil pemeriksaan fisik sebesar Rp1.285.130.931,65 (980,69m
3
x Rp1.310.435,44).
Dengan demikian terdapat kekurangan fisik pekerjaan senilai Rp169.954.906,32
(Rp1.285.130.931,65 Rp1.115.176.025,33). (Rincian lihat lampiran 3)

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden RI No. 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, pada pasal penjelasan Pasal 33 ayat (2)
bahwa, khusus untuk pekerjaan konstruksi, pembayaran hanya dapat dilakukan
senilai pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan-bahan, alat-alat yang
ada di lapangan.
b. Pelaksanaan pekerjaan seharusnya sesuai dengan spesifikasi dalam kontrak.

Hal tersebut mengakibatkan kekurangan pekerjaan Laston Lapis Pengikat
sebesar Rp169.954.906,32.

Halaman 37 dari 54
Hal tersebut terjadi karena:
a. Pengendalian dan pengawasan dari Kepala SKS BRRRR Jalan Nasional NAD
lemah.
b. Konsultan pengawas bekerja kurang cermat dalam mengawasi pekerjaan
pemeliharaan jalan.
c. Rekanan berupaya mencari keuntungan secara tidak wajar.

Pihak Satker menyatakan bahwa pekerjaan Laston lapis pengikat (AC-BC)
pada paket rehabilitasi dan rekonstruksi Jalan Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut
yang dikerjakan oleh PT Benteng Kentjana telah sesuai dengan spesifikasi teknis,
mengenai ketebalan pada lokasi-lokasi tertentu yang kurang dari tebal rencana, sesuai
dengan hasil pemeriksaan Tim BPK-RI dapat saja terjadi, namun tidak dapat dirata-
ratakan untuk seluruh volume pekerjaan Laston AC-BC. Hal ini karena lokasi
pengasapalan yang tersebar, sehingga kekurangan-kekurangan harus diperhitungkan
hanya pada lokasi-lokasi tertentu saja sesuai dengan hasil pemeriksaan. Untuk
menindak lanjuti temuan tersebut pihak Satker berjanji akan memerintahkan rekanan
untuk memperbaiki kekurangan ketebalan tersebut.

Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
serta menginstruksikan Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD supaya membuat
teguran secara tertulis kepada:
a. Konsultan Pengawas dhi. PT Arcende Ass. untuk bekerja lebih optimal dalam
mengawasi pelaksanaan pekerjaan.
b. Kontraktor dhi. PT Benteng Kentjana selaku pelaksana pekerjaan untuk segera
mempertanggungjawabkan kekurangan fisik pekerjaan sebesar
Rp169.954.906,32, yaitu:
1) Ketebalan AC-BC yang melebihi batas toleransi (> 0,50 cm) yaitu pada tiga
lokasi dengan nilai sebesar Rp146.427.374,64 (sesuai Lampiran 3) harus
dibongkar dan dilayer ulang.
2) Ketebalan AC-BC yang kurang dari batas toleransi dengan nilai sebesar
Rp23.527.531,68 disetorkan ke kas negara.














Halaman 38 dari 54
8. Pembayaran Uang Muka atas Paket Pekerjaan yang Diikat dalam Kontrak
Tahun Jamak (Multi Years Contract) Tidak Didasarkan pada Kontrak
Tahunan sebesar Rp18.875.640.017,00

Kontrak tahun jamak (multi years contract) adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan
yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari satu TA. Dalam pelaksanaannya
kontrak tahun jamak mencakup kontrak induk dan kontrak tahunan (kontrak anak).
Sesuai DIPA TA 2006 SKS BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD direncanakan 6 paket pekerjaan jalan nasional NAD yang diikat dalam kontrak
tahun jamak. Seluruh paket pekerjaan tersebut dilaksanakan melalui pelelangan
umum dengan nilai kontrak sebesar Rp156.404.782.087,00.
Hasil pemeriksaan dokumen diketahui bahwa kontrak induk tidak dilengkapi dengan
kontrak tahunan (kontrak anak) namun sesuai DIPA TA 2006 dana yang disediakan
untuk TA 2006 atas paket pekerjaan yang diikat dalam kontrak tahun jamak sebesar
Rp62.026.582.000,00.
Hasil pemeriksaan atas pelaksanaan paket pekerjaan tersebut diketahui hal-hal
sebagai berikut:
a. Paket Meulaboh Tapak Tuan Seksi 2 (BRR-JN04.2) dilaksanakan oleh PT Amen
Mulia sesuai kontrak No.K-04/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/IX/2006 tanggal 5
Oktober 2006 sebesar Rp29.013.000.000,00, jangka waktu pelaksanaan 440 hari
atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan per 15
Nopember 2006 diketahui bahwa perkembangan fisik baru mencapai 0,063%
sedangkan realisasi keuangan berupa pembayaran uang muka sebesar
Rp5.802.600.000,00 (20% dari nilai kontrak). Pembayaran uang muka tersebut
dijamin dengan Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Jasarahaja Putera
sebesar Rp5.802.600.000,00 (100% dari pembayaran uang muka). Dana yang
tersedia dalam DIPA TA 2006 untuk paket pekerjaan tersebut sebesar
Rp9.677.000.000,00 sehingga pembayaran uang muka sewajarnya dari nilai pagu
anggaran tahun berjalan atau sebesar Rp1.935.400.000,00 (20% x
Rp9.677.000.000,00). Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran uang muka
kepada rekanan sebesar Rp3.867.200.000,00 (Rp5.802.600.000,00
Rp1.935.400.000,00).
b. Paket Meulaboh Tapak Tuan Seksi 3 (BRR-JN04.3) dilaksanakan oleh PT
Wirataco Mitra Mulia sesuai kontrak No.K-05/BRR-JN/PPK-
MBO/APBN/IX/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebesar Rp28.890.348.000,00,
jangka waktu pelaksanaan 440 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk
pertama kali (PHO) pada tanggal 23 Desember 2007. Berdasarkan laporan
perkembangan pelaksanaan pekerjaan per 15 Nopember 2006 diketahui bahwa
belum ada perkembangan fisik (0%) sedangkan realisasi keuangan berupa
pembayaran uang muka sebesar Rp5.778.069.600,00 (20% dari nilai kontrak).
Pembayaran uang muka tersebut dijamin dengan Jaminan Uang Muka yang
diterbitkan oleh PT Jasaraharja Putera sebesar Rp5.778.069.600,00 (100% dari
pembayaran uang muka). Dana yang tersedia dalam DIPA TA 2006 untuk paket
pekerjaan tersebut sebesar Rp9.706.082.000,00 sehingga pembayaran uang muka
sewajarnya dari nilai pagu anggaran tahun berjalan atau sebesar

Halaman 39 dari 54
Rp1.941.216.400,00 (20% x Rp9.706.082.000,00). Dengan demikian terjadi
kelebihan pembayaran uang muka kepada rekanan sebesar Rp3.836.853.200,00
(Rp5.778.069.600,00 Rp1.941.216.400,00).
c. Paket Meulaboh Tapak Tuan Seksi 4 (BRR-JN04.4) dilaksanakan oleh PT Alhas
Jaya Group sesuai kontrak No.K-06/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/IX/2006 tanggal 5
Oktober 2006 sebesar Rp29.323.147.000,00, jangka waktu pelaksanaan 440 hari
atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Berdasarkan laporan progress per 15 Nopember 2006 diketahui
bahwa perkembangan fisik baru mencapai 0,167% dari 0,991% yang direncanakan
(deviasi -0,824%) sedangkan realisasi keuangan berupa pembayaran uang muka
sebesar Rp5.864.629.400,00 (20% dari nilai kontrak). Pembayaran uang muka
tersebut dijamin dengan Jaminan Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Jasaraharja
Putera sebesar Rp5.864.629.400,00 (100% dari pembayaran uang muka). Dana
yang tersedia dalam DIPA TA 2006 untuk paket pekerjaan tersebut sebesar
Rp10.903.200.000,00 sehingga pembayaran uang muka sewajarnya dari nilai pagu
anggaran tahun berjalan atau sebesar Rp2.180.640.000,00 (20% x
Rp10.903.200.000,00). Dengan demikian terjadi kelebihan pembayaran uang
muka kepada rekanan sebesar Rp3.683.989.400,00 (Rp5.864.629.400,00
Rp2.180.640.000,00). Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 26 dan 27 Nopember
2006 menunjukkan bahwa rekanan (PT. Alhas Jaya) sedang melaksanakan
mobilisasi Asphalt Mixing Plant (AMP) baru di lokasi pekerjaan, sementara
berdasarkan dokumen penawaran diketahui bahwa rekanan menyatakan telah
memiliki AMP.
d. Paket Tapaktuan Batas Sumut Seksi 1 (BRR-JN05.1) dilaksanakan oleh PT Adhi
Karya (Persero) sesuai kontrak No.K-01/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/IX/2006
tanggal 5 Oktober 2006 sebesar Rp21.627.037.000,00, jangka waktu pelaksanaan
440 hari atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali (PHO) pada
tanggal 23 Desember 2007. Berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan
pekerjaan per 15 Nopember 2006 diketahui bahwa perkembangan fisik baru
mencapai 0,026% dari rencana sebesar 1,208% (deviasi -1,182%) sedangkan
realisasi keuangan berupa pembayaran uang muka sebesar Rp4.325.407.400,00
(20% dari nilai kontrak). Pembayaran uang muka tersebut dijamin dengan Jaminan
Uang Muka yang diterbitkan oleh PT Askrindo sebesar Rp4.325.407.400,00
(100% dari pembayaran uang muka). Dana yang tersedia dalam DIPA TA 2006
untuk paket pekerjaan tersebut sebesar Rp9.886.800.000,00 sehingga pembayaran
uang muka sewajarnya dari nilai pagu anggaran tahun berjalan atau sebesar
Rp1.977.360.000,00 (20% x Rp9.886.800.000,00). Dengan demikian terjadi
kelebihan pembayaran uang muka kepada rekanan sebesar Rp2.348.047.400,00
(Rp4.325.407.400,00 Rp1.977.360.000,00).
e. Paket Tapaktuan Batas Sumut Seksi 3 (BRR-JN05.3) dilaksanakan oleh PP
Hananan KSO sesuai kontrak No.K-03/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/IX/2006 tanggal
9 Oktober 2006 sebesar Rp24.280.416.087,00, jangka waktu pelaksanaan 440 hari
atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali (PHO) pada tanggal 26
Desember 2007. Berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan per 15
Nopember 2006 diketahui bahwa perkembangan fisik baru mencapai 0,120% dari
rencana sebesar 0,400% (deviasi -0,280%) sedangkan realisasi keuangan berupa

Halaman 40 dari 54
pembayaran uang muka sebesar Rp4.856.083.217,00 (20% dari nilai kontrak).
Pembayaran uang muka tersebut dijamin dengan Jaminan Uang Muka yang
diterbitkan oleh PT Jasaraharja Putera sebesar Rp4.856.083.217,00 (100% dari
pembayaran uang muka). Dana yang tersedia dalam DIPA TA 2006 untuk paket
pekerjaan tersebut sebesar Rp10.360.000.000,00 sehingga pembayaran uang muka
sewajarnya dari nilai pagu anggaran tahun berjalan atau sebesar
Rp2.072.000.000,00 (20% x Rp10.360.000.000,00). Dengan demikian terjadi
kelebihan pembayaran uang muka kepada rekanan sebesar Rp2.784.083.217,00
(Rp4.856.083.217,00 Rp2.072.000.000,00).
f. Paket Tapaktuan Batas Sumut Seksi 5 (BRR-JN05.5) dilaksanakan oleh Istaka
Juliprima sesuai kontrak No.K-02/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/IX/2006 tanggal 6
Oktober 2006 sebesar Rp23.270.834.000,00, jangka waktu pelaksanaan 440 hari
atau pekerjaan harus diserahterimakan untuk pertama kali (PHO) pada tanggal 23
Desember 2007. Berdasarkan laporan perkembangan pelaksanaan pekerjaan per 15
Nopember 2006 diketahui bahwa perkembangan fisik baru mencapai 0,447% dari
rencana sebesar 0,485% (deviasi -0,039%) sedangkan realisasi keuangan berupa
pembayaran uang muka sebesar Rp4.654.166.800,00 (20% dari nilai kontrak).
Pembayaran uang muka tersebut dijamin dengan Jaminan Uang Muka yang
diterbitkan oleh PT Jasaraharja Putera sebesar Rp4.654.166.800,00 (100% dari
pembayaran uang muka). Dana yang tersedia dalam DIPA TA 2006 untuk paket
pekerjaan tersebut sebesar Rp11.493.500.000,00 sehingga pembayaran uang muka
sewajarnya dari nilai pagu anggaran tahun berjalan atau sebesar
Rp2.298.700.000,00 (20% x Rp11.493.500.000,00). Dengan demikian terjadi
kelebihan pembayaran uang muka kepada rekanan sebesar Rp2.355.466.800,00
(Rp4.654.166.800,00 Rp2.298.700.000,00).
DIPA TA 2006 merupakan batasan maksimum dana yang dapat digunakan untuk
membayar prestasi pekerjaan rekanan, sehingga apabila rekanan dapat melaksanakan
pekerjaan melebihi nilai yang tercantum dalam DIPA maka rekanan tidak akan dapat
memperoleh pembayaran diatas nilai pagu dalam DIPA. Hal tersebut menunjukkan
bahwa dengan tidak adanya kontrak anak maka tidak dapat dipastikan dana yang
mengikat sebagai dasar pembayaran atas prestasi pekerjaan rekanan dalam tahun
berjalan.
Hasil pemeriksaan atas dokumen kontrak diketahui bahwa pembayaran uang muka
sebesar 20% dari nilai kontrak didasarkan pada klausul dalam kontrak namun
berdasarkan dokumen pelelangan dinyatakan bahwa uang muka ditetapkan 20% dari
nilai kontrak anak.
Pembayaran uang muka kerja yang didasarkan pada nilai kontrak tahun jamak
(kontrak induk) memberikan informasi yang menyesatkan dalam penilaian kinerja
satuan kerja karena besarnya tingkat penyerapan dana terhadap pagu DIPA TA 2006
berbeda secara signifikan dengan besarnya tingkat penyerapan dana terhadap nilai
kontrak secara keseluruhan yaitu realisasi keuangan sebesar Rp37.547.790.217,00
jika dibandingkan dengan pagu DIPA TA 2006 sebesar Rp97.748.544.000,00
(38,41% dari pagu DIPA TA 2006) ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan
nilai kontrak keseluruhan (20% dari nilai kontrak induk). Hal tersebut
mengindikasikan adanya upaya memperbesar penyerapan dana TA 2006 melalui
pembayaran uang muka yang didasarkan pada kontrak induk.

Halaman 41 dari 54
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Dokumen Pelelangan Bab V mengenai Syarat-syarat Khusus Kontrak Nomor 9
(SSK9) disebutkan bahwa besaran uang muka adalah 20% dari nilai kontrak anak.
b. Seharusnya kontrak tahun jamak (multi years contract) diikat dalam kontrak
tahunan (kontrak anak) dengan maksud untuk mengikat pekerjaan yang wajib
diselesaikan oleh rekanan dalam TA berjalan sekaligus sebagai tolok ukur
pembayaran atas prestasi pekerjaan dimaksud.
Hal tersebut mengakibatkan:
a. Membuka peluang penyalahgunaan uang muka oleh rekanan untuk tujuan selain
yang dimaksud dalam kontrak.
b. Pembayaran uang muka kepada rekanan melebihi prestasi pekerjaan yang
dilaksanakan sebesar Rp18.875.640.017,00 (Rp3.867.200.000,00 +
Rp3.836.853.200,00 + Rp3.683.989.400,00 + Rp2.348.047.400,00 +
Rp2.784.083.217,00 + Rp2.355.466.800 ).
Hal tersebut terjadi karena:
a. Kepala Satker Sementara BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional
NAD bekerja kurang cermat dalam melakukan pembayaran uang muka kepada
rekanan.
b. Konsultan Pengawas bekerja kurang optimal dalam mengawasi pelaksanaan
pekerjaan di lapangan
c. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabat
yang terkait dalam kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
belum bekerja secara optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan
terhadap satuan kerja.
Pihak Satker menjelasakan bahwa pembayaran uang muka 20% untuk paket
pekerjaan multy years dilakukan terhadap nilai kontrak induk dikarenakan pihak BRR
sudah pasti mengalokasikan dana untuk TA 2007.
Saran BPK-RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
dan menginstruksikan Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD supaya segera
membuat kontrak tahunan atas paket pekerjaan yang diikat dalam kontrak tahun
jamak serta memerintahkan kepada:
a. Para rekanan masing-masing pelaksana pekerjaan agar memperhitungkan
kelebihan pembayaran uang muka pada pembayaran termin berikutnya sebesar
Rp18.875.640.017,00, dengan rincian:
1) PT Amen Mulia sebesar Rp3.867.200.000,00.
2) PT Wirataco Mitra Mulia sebesar Rp3.836.853.200,00.
3) PT Alhas Jaya Group sebesar Rp3.683.989.400,00.
4) PT Adhi Karya (Persero) sebesar Rp2.348.047.400,00.
5) PP Hananan KSO sebesar Rp2.784.083.217,00.
6) Istaka Juliprima sebesar Rp2.355.466.800,00.
b. Para Konsultan Pengawas agar lebih meningkatkan pengawasan atas pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.

Halaman 42 dari 54
9. Pelaksanaan Satu Paket Pekerjaan Transisi dan Enam Paket Multi Years
Rehabilitasi dan Rekonstruksi Jalan Nasional Sepanjang Meulaboh-Tapaktuan-
Batas Sumut TA 2006 Tumpang Tindih dengan Penanganan Pekerjaan TA
Sebelumnya

Pada TA 2005 dan 2006, ruas jalan dari Meulaboh hingga Batas Sumut merupakan
salah satu ruas jalan yang ditangani oleh SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi
Jalan Nasional NAD. Pada TA 2005 telah dilaksanakan Paket Pekerjaan Jasa
Pelaksanaan Konstruksi RR Jalan Nasional Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut (BRR-
JN 03) yang dibiayai dari Sumber Dana APBN-P Tahun 2005.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen pemborongan pekerjaan diketahui
bahwa pekerjaan tersebut dilaksanakan melalui Pelelangan Umum dengan
Pascakualifikasi melalui tahaptahap pelelangan, yang dimulai dengan Pengumuman
Pelelangan tanggal 4 Oktober 2005 di Harian Republika dan Serambi Indonesia
sesuai Pengumuman Nomor 01/PAN/BRR-JN/BRR-PP/APBN-P/2005 diikuti oleh 10
Perusahaan, yang kemudian ditetapkan pemenang yaitu PT Benteng Kencana
berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor KU.08.01/52/BRR-JN/2005
tanggal 22 Nopember 2005 dan diumumkan dalam Pengumuman Pemenang Lelang
Nomor 48/PAN/BRR-JN/APBN-P/2005 Tanggal 24 Nopember 2005.
Paket tersebut kemudian diikat dalam kontrak No.46-AC/CTR/BRR-
JN/DPW/APBN-P/2005 tanggal 15 Desember 2005 dengan nilai sebesar
Rp14.851.431.000,00, dengan Addendum Kontrak sebanyak empat kali. Pekerjaan
tersebut telah selesai 100% (seratus persen) sesuai Berita Acara Serah Terima
Pertama Pekerjaan Nomor KU.09.04/652/BRR-JN/2006 tanggal 13 Juli 2006. Masa
pemeliharaan selama 365 hari kalender, terhitung sejak tanggal 13 Juli 2006 s.d. 16
Juli 2007. Jaminan pemeliharaan diterbitkan oleh PT Jasa Raharja Putera berdasarkan
No.Bond:15.08.00.2006.00469 dengan nilai sebesar Rp742.571.550,00, yang berlaku
sejak tanggal 13 Nopember 2006 s.d. 31 Juli 2007.
Berdasarkan Laporan Akhir Pengawasan Teknis Jalan Nasional NAD Paket
Pekerjaan RR Jalan Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut tanggal 16 Agustus 2006
yang dibuat oleh Konsultan Pengawas dhi. PT Arcende Ass diketahui bahwa ruas
jalan yang telah ditangani adalah:
a. Meulaboh Tapaktuan yang lokasinya menyebar mulai dari km.280+000 s.d.
359+000 dengan panjang efektif 1,1160 km, produk akhir aspal AC-BC.
b. Meulaboh Tapaktuan yang lokasinya menyebar mulai dari km.382+950 s.d.
440+785 dengan panjang efektif 1,1050 km, produk akhir LPA Kelas A.
c. Bakongan Namo Buaya yang lokasinya menyebar mulai dari km.512+780 s.d.
582+800 dengan panjang efektif 1,9181 km, produk akhir aspal AC-BC.
d. Namo Buaya Penanggalan yang lokasinya menyebar mulai dari km.584+200
s.d. 605+341 dengan panjang efektif 0,1779 km, produk akhir aspal AC-BC.
Sedangkan pada TA 2006 akan dilaksanakan 1 paket pekerjaan Transisi dan 6 paket
pekerjaan multi years, yaitu :
a. Jalan Meulaboh Tapaktuan Seksi 2 (BRR-JN 04.2) berdasarkan kontrak No.K-
04/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/IX/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebesar
Rp29.013.000.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Amen Mulia dengan jangka
waktu pelaksanaan selama 440, terhitung sejak tanggal 10 Oktober 2006 s.d. 23

Halaman 43 dari 54
Desember 2007. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari km.281+000 s.d.
314+000 (panjang efektif 33 km) dengan rencana produk akhir widening kiri-
kanan 0,75m dan overlay (AC-WC) Leveling.
b. Jalan Meulaboh Tapaktuan Seksi 3 (BRR-JN 04.3) berdasarkan kontrak No.K-
05/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/IX/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebesar
Rp28.890.348.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Wirataco Mitra Mulia dengan
jangka waktu pelaksanaan selama 440 hari, terhitung sejak tanggal 10 Oktober
2006 s.d. 23 Desember 2007. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari
km.314+000 s.d. 347+000 (panjang efektif 33 km) dengan rencana produk akhir
widening kiri-kanan 0,75m dan overlay (AC-WC) Leveling.
c. Jalan Meulaboh Tapaktuan Seksi 4 (BRR-JN 04.4) berdasarkan kontrak No.K-
06/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/IX/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebesar
Rp29.323.147.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Alhas Jaya Group dengan
jangka waktu pelaksanaan selama 440 hari, terhitung sejak tanggal 10 Oktober
2006 s.d. 23 Desember 2007. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari
km.347+000 s.d. 383+000 (panjang efektif 36 km) dengan rencana produk akhir
widening kiri-kanan 0,75m dan overlay (AC-WC) Leveling.
d. Jalan Meulaboh Tapaktuan Seksi 5&6 Transisi (BRR-JN 04.5&6) berdasarkan
kontrak No.K-07/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/X/2006 tanggal 16 Oktober 2006
sebesar Rp3.744.530.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Paduan Bumi Dirgantara
dengan jangka waktu pelaksanaan selama 70 hari, terhitung sejak tanggal 16
Oktober s.d. 24 Desember 2006. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari
km.383+000 s.d. 450+000 (panjang efektif 67 km) dengan item pekerjaan
patching dan pasangan batu.
e. Jalan Tapaktuan Batas Sumut Seksi 1 (BRR-JN 05.1) berdasarkan kontrak
No.K-01/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/X/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebesar
Rp21.627.037.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
dengan jangka waktu pelaksanaan selama 440 hari terhitung sejak tanggal 10
Oktober 2006 s.d. 23 Desember 2007. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari
km. 450+000 s.d. 481+500 dengan rencana produk akhir (AC-WC) Leveling.
f. Jalan Tapaktuan Batas Sumut Seksi 3 (BRR-JN 05.3) berdasarkan kontrak
No.K-03/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/X/2006 tanggal 9 Oktober 2006 sebesar
Rp24.280.416.087,00 yang dilaksanakan oleh PT Hananan KSO dengan jangka
waktu pelaksanaan selama 439 hari terhitung sejak tanggal 11 Oktober 2006 s.d.
23 Desember 2007. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari km. 511+300 s.d.
534+400 dengan rencana produk akhir (AC-WC) Leveling.
g. Jalan Tapaktuan Batas Sumut Seksi 5 (BRR-JN 05.5) berdasarkan kontrak
No.K-05/BRR-JN/PPK-TPT/APBN/X/2006 tanggal 6 Oktober 2006 sebesar
Rp23.270.834.000,00 yang dilaksanakan oleh PT Istaka-Juliprima Jo. dengan
jangka waktu pelaksanaan selama 440 hari terhitung sejak tanggal 10 Oktober
2006 s.d. 23 Desember 2007. Ruas jalan yang akan ditangani mulai dari km.
561+500 s.d. 583+400 dengan rencana produk akhir (AC-WC).
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa hasil paket pekerjaan TA 2005
yang telah selesai dilaksanakan oleh PT Benteng Kencana masih dalam masa
pemeliharaan sampai dengan tanggal 16 Juli 2007, pada TA 2006 akan ditangani
paket Transisi dan Multi Years dengan ruas jalan yang sama.

Halaman 44 dari 54
Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden RI No.42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan APBN,
Pasal 12 ayat (1) huruf b, menyatakan bahwa pelaksanaan anggaran belanja
negara didasarkan atas prinsip efektif, terarah dan terkendali sesuai dengan
rencana, program/kegiatan serta fungsi setiap departemen/lembaga/pemerintah
daerah.
b. Keputusan Presiden RI No.80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah:
1) Pasal 3 menyatakan bahwa pengadaan barang/jasa wajib menerapkan prinsip-
prinsip antara lain, yaitu efektif berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai
dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dan dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan.
2) Pasal 36 ayat (4) menyatakan bahwa penyedia barang/jasa wajib melakukan
pemerliharaan atas hasil pekerjaan selama masa yang ditetapkan dalam
kontrak, sehingga kondisinya tetap seperti pada saat penyerahan pekerjaan dan
dapat memperoleh uang retensi dengan menyerahkan jaminan pemeliharaan.

Hal tersebut mengakibatkan:
a. Tanggungjawab rekanan dhi. PT Benteng Kentjana untuk melaksanakan
pemeliharaan tidak dapat dilaksanakan secara efektif.
b. Pelaksanaan paket pekerjaan Multi Years berpotensi terlambat dari jadwal
rencana yang telah ditetapkan.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan serta pejabat yang terkait
dalam kegiatan rehap dan rekonstrksi kegiatan jalan nasional tidak bekerja
maksimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap satuan kerja.
b. Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan Nasional NAD dalam
merencanakan kegiatan TA 2006 tidak mempertimbangkan berakhirnya masa
kontrak atas paket pekerjaan TA sebelumnya.
c. Konsultan Perencanaan bekerja dalam melaksanakan tugasnya tidak cermat.

Pihak Satker menyatakan bahwa penanganan 1 paket pekerjaan transisi dan 6
paket multy years sepanjang jalan Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut pada TA 2006
dan 2007 tidak akan tumpang tindih dengan paket Meulaboh-Tapaktuan-Batas Sumut
yang dikerjakan PT Benteng Kentjana, kontraktor tersebut hanya akan memelihara
pekerjaan yang terhitung efektif dan bangunan pelengkap, sedangkan pada pekerjaan
patching tidak perlu menunggu habisnya masa pemeliharaan. Sedangkan paket
transisi dan multy years akan menangani pekerjaan yang tidak tertangani oleh PT
Benteng Kentajana. Paket multy years tidak mungkin menunggu selesainya
pemeliharaan oleh PT Benteng Kentjana mengingat kerusakan jalan sepanjang ruas
tersebut sudah sangat parah dan memerlukkan penangganan segera. Pihak satker
berjanji untuk mengendalikan kegiatan pada paket multy years sesuai dengan jadwal
rencana dan pemeliharaan yang sedang dilakukan oleh PT Benteng Kentjana berjalan
dengan semestinya.


Halaman 45 dari 54
Saran BPK-RI:
Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi supaya membuat
teguran secara tertulis kepada Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan
BRR NAD-Nias untuk lebih optimal dalam mengevaluasi perencanaan pekerjaan
dengan mempertimbangkan waktu penanganan pekerjaan, selanjutnya membuat
teguran secara tertulis kepada:
a. Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD supaya di masa
mendatang dalam menyusun perencanaan pekerjaan Jalan Nasional NAD pada
ruas jalan yang sama dengan mempertimbangkan berakhirnya masa kontrak TA
sebelumnya dan agar membuat teguran secara tertulis kepada masing-masing
Konsultan Perencanaan supaya bekerja lebih cermat.
b. Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD supaya lebih optimal dalam
melaksanakan tugasnya.


































Halaman 46 dari 54
10. Paket Pekerjaan TA 2006 Sebesar Rp25.914.561.000,00 Tidak akan Dapat
Diselesaikan Tepat Waktu dan Terhadap Enam Kontraktor Harus Dikenakan
Denda Sebesar Rp1.295.728.050,00

DIPA SKS BRR Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) Jalan Nasional NAD TA 2006
sebesar Rp132.447.479.000,00 yang direalisasikan dalam 19 paket pekerjaan
(kontrak) sebesar Rp240.325.768.087,00, terdiri dari 5 paket luncuran TA 2005
sebesar Rp52.586.813.000,00 dan 14 paket pekerjaan TA 2006 sebesar
Rp187.738.955.087,00. Berdasarkan laporan perkembangan fisik dan keuangan posisi
per 15 Desember 2006 yang disusun oleh SKS BRR RR Jalan Nasional NAD,
diketahui bahwa realisasi fisik untuk paket pekerjaan luncuran TA 2005 telah
mencapai 100% dan untuk paket pekerjaan TA 2006 realisasi fisik berkisar antara
5,62% s.d. 100% sedangkan realisasi keuangan atas paket pekerjaan luncuran TA
2005 sebesar Rp52.586.813.000,00 atau 100% dari nilai kontrak dan untuk paket
pekerjaan TA 2006 realisasi keuangan sebesar Rp37.547.790.217,00 atau 20,00% dari
nilai kontrak.
Paket-paket pekerjaan jalan nasional TA 2006, terdiri dari 15 paket pekerjaan
pembangunan dan 4 paket transisi. Paket transisi dimaksudkan untuk menjaga kondisi
jalan supaya tetap dapat berfungsi sehingga dapat mendukung paket-paket pekerjaan
berikutnya, namun paket kegiatan transisi tersebut tidak ditemukan dalam rencana
induk (master plan) bidang infrastruktur dan perumahan.
Hasil pemeriksaan secara uji petik atas pelaksanaan paket pekerjaan tersebut
diketahui hal-hal sebagai berikut:
a. Paket Jalan Nasional Kota Meulaboh
Paket Jalan Nasional Kota Meulaboh dilaksanakan melalui proses pelelangan
umum yang dimulai tanggal 2 Agustus 2006. Hasil pelelangan umum menunjuk
PT Kumondo Intan sebagai pemenang lelang sesuai SPPJ No.S-
265/BRR/JN.PPK-MBO/IX/2006 tanggal 18 September 2006 dan diikat dalam
kontrak No.K-03/BRR-JN/PPK/MBO/APBN/IX/2006 tanggal 28 September 2006
sebesar Rp4.599.917.000,00, dengan jangka waktu penyelesaian 90 hari kalender
atau harus diserahterimakan pertama tanggal 27 Desember 2006.
Berdasarkan laporan perkembangan fisik diketahui bahwa s.d. tanggal 15
Desember 2006 realisasi fisik pekerjaan adalah sebesar 19,76% dari rencana
sebesar 77,32% atau terjadi deviasi sebesar -57,56%. Sedangkan realisasi
keuangan per tanggal 15 Desember 2006 adalah sebesar Rp919.983.400,00 (20%
dari nilai kontrak).
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan oleh Tim yang didampingi oleh Pengawas
Lapangan dan Konsultan Pengawas pada tanggal 2 Desember 2006 diketahui
bahwa pekerjaan persiapan belum seluruhnya selesai dikerjakan, pembukaan
lubang patching telah dilaksanakan, namun jumlah para pekerja dan material,
antara lain seperti pasokan semen di lokasi pekerjaan terkendala. Hal tersebut
sangat tidak mencukupi untuk mengejar keterlambatan pekerjaan dengan sisa
waktu pelaksanaan pekerjaan (s.d. pemeriksaan berakhir tanggal 19 Desember
2006) hanya tinggal 8 hari, sehingga rekanan harus dikenakan denda maksimal
sebesar Rp229.995.850,00 (5% x Rp4.599.917.000,00).

Halaman 47 dari 54
b. Paket Jalan Iskandar Muda Kota Meulaboh
Paket Jalan Iskandar Muda Kota Meulaboh dilaksanakan melalui proses
pelelangan umum yang dimulai pada tanggal 2 Agustus 2006. Hasil pelelangan
umum menunjuk PT Sejahtera Bhakti Dirgantara sebagai pemenang lelang yang
dikukuhkan dalam SPPJ No.S-266/BRR/JN.PPK-MBO/IX/2006 tanggal 18
September 2006, dan diikat dalam kontrak No.K-01/BRR-JN/PPK-
MBO/APBN/IX/2006 tanggal 28 September 2006 senilai Rp3.041.429.000,00.
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan adalah 90 hari kalender atau pekerjaan
harus diserahterimakan pertamakalinya pada tanggal 27 Desember 2006.
Berdasarkan laporan perkembangan fisik diketahui bahwa realisasi fisik s.d. 15
Desember 2006 adalah sebesar 27,68% dari rencana sebesar 60,25% atau terjadi
deviasi sebesar -32,57%. Sedangkan realisasi keuangan per tanggal 15 Desember
2006 adalah sebesar Rp608.285.800,00 (20% dari nilai kontrak).
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan oleh Tim pada tanggal 2 Desember 2006
diketahui bahwa untuk pekerjaan pasangan batu pada bagian kiri dan kanan badan
jalan, yang merupakan struktur K-175, baru mencapai 30%. Selain itu terdapat
pergeseran pasangan batu sepanjang 1 m yang masuk ke dalam badan jalan, hal
ini disebabkan pemilik lahan yang tidak bersedia lahannya dibebaskan untuk
pelaksanaan pekerjaan. Hal tersebut sangat tidak mencukupi untuk mengejar
keterlambatan pekerjaan dengan sisa waktu pelaksanaan pekerjaan (s.d.
pemeriksaan berakhir tanggal 19 Desember 2006) hanya tinggal 12 hari, sehingga
rekanan harus dikenakan denda maksimal sebesar Rp152.071.450,00 (5% x
Rp3.041.429.000,00)
c. Paket Meulaboh-Tapaktuan Seksi 1 (Transisi)
Paket Meulaboh-Tapaktuan seksi 1 (Transisi) yang dilaksanakan melalui proses
pelelangan umum yang di mulai tanggal 2 Agustus 2006. Hasil pelelangan
menetapkan CV Mitra Teknika sebagai pemenang lelang dan diikat dalam kontrak
No.K-02/BRR-JN/PPK-MBO/APBN/IX/2006 tanggal 28 September 2006 sebesar
Rp2.615.920.000,00 dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan 90 hari
kalender atau pekerjaan harus diserahterimakan pertama pada tanggal 27
Desember 2006.
Berdasarkan laporan perkembangan fisik sampai dengan 15 Desember 2006
diketahui bahwa relisasi fisik pekerjaan baru mencapai 57,57% dari rencana
sebesar 79,03% atau terjadi deviasi sebesar -21,46%. Sedangkan realisasi
keuangan per 15 Desember 2006 adalah sebesar Rp523.184.000,00 (20% dari
nilai kontrak).
Hasil pemeriksaan fisik dilapangan oleh Tim pada tanggal 2 Desember 2006
diketahui bahwa pekerjaan timbunan base sudah terlaksana 100%, begitu pula
dengan pekerjaan penyiapan badan jalan, akan tetapi pekerjaan patching belum
dikerjakan seluruhnya dikarenakan bahu jalan masih dalam tahap penimbunan
material. Untuk pekerjaan pembukaan lubang patching sudah dilaksanakan 50%,
sedangkan pekerjaan overlay baru dilaksanakan pada tahap trial sepanjang 100 m
pada STA 283 + 000 dibagian kiri jalan menuju Tapaktuan, sehingga rekanan
harus dikenakan denda maksimal sebesar Rp130.796.000,00 (5% x
Rp2.615.920.000,00)


Halaman 48 dari 54
d. Paket Jalan Meulaboh Tapaktuan Seksi 5 dan 6 (Transisi)
Paket Meulaboh-Tapaktuan Seksi 5 dan 6 (Transisi) dilaksanakan melalui proses
pelelangan umum dan menetapkan PT Paduan Bumi Dirgantara sebagai
pemenang lelang dan diikat dalam kontrak No.K-07/BRR-JN/PPK-
MBO/APBN/X/2006 tanggal 16 Oktober 2006 sebesar Rp3.744.530.000,00
dengan jangka waktu penyelesaian pekerjaan 70 hari kalender atau pekerjaan
harus diserahterimakan pertama pada tanggal 24 Desember 2006.
Berdasarkan laporan perkembangan fisik sampai dengan 15 Desember 2006
diketahui bahwa relisasi fisik pekerjaan baru mencapai 5,62% dari rencana
sebesar 87,10% atau terjadi deviasi sebesar -81,48%. Sedangkan realisasi
keuangan per 15 Desember 2006 adalah sebesar Rp748.906.000,00 (20% dari
nilai kontrak).
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan oleh Tim pada tanggal 2 Desember 2006
diketahui bahwa pekerjaan persiapan belum selesai dikerjakan yaitu masih dalam
tahap mobilisasi Aspalt Mixing Plant (AMP), sehingga rekanan harus dikenakan
denda maksimal sebesar Rp187.226.500,00 (5% x Rp3.744.530.000,00).
e. Paket Jalan Penanggalan Lipat Kajang Seksi 1
Paket Penanggalan Lipat Kajang Seksi 1 dilaksanakan melalui pelelangan
umum dan menetapkan PT Juliprima Kentjana sebagai pemenang lelang dan
diikat dalam kontrak No.K-01/BRR-JN/PPK-PNG/APBN/IX/2006 tanggal 27
September 2006 sebesar Rp6.417.074.000,00 dengan jangka waktu penyelesaian
pekerjaan 90 hari kalender atau pekerjaan harus diserahterimakan pertama pada
tanggal 26 Desember 2006.
Berdasarkan laporan perkembangan fisik sampai dengan 15 Desember 2006
diketahui bahwa relisasi fisik pekerjaan baru mencapai 58,88% dari rencana
sebesar 90,22% atau terjadi deviasi sebesar -31,34%. Sedangkan realisasi
keuangan per 15 Desember 2006 adalah sebesar Rp1.283.414.800,00 (20% dari
nilai kontrak).
Hasil pemeriksaan fisik di lapangan oleh Tim yang didampingi oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) Penanggalan dan Kontraktor pada tanggal 5 Desember
2006 diketahui bahwa di lokasi Sisik Naga pekerjaan mortal stone work
(pasangan batu dengan mortal) belum sempurna, terjadi penurunan badan jalan
dan pekerjaan penghamparan aspal AC-BC sedang dalam tahap pengerjaan. Hal
tersebut sangat tidak mencukupi untuk mengejar keterlambatan pekerjaan dengan
sisa waktu pelaksanaan pekerjaan (s.d. pemeriksaan berakhir tanggal 19
Desember 2006) hanya tinggal 6 hari, sehingga rekanan harus dikenakan denda
maksimal sebesar Rp320.853.700,00 (5% x Rp6.417.074.000,00).
f. Paket Jalan Penanggalan - Lipat Kajang Seksi 2
Paket Jalan Penanggalan Lipat Kijang Seksi 2 dilaksanakan melalui pelelangan
umum dan menunjuk PT San Yurimaru sebagai penyedia jasa yang dikukuhkan
dalam SPPJ No.S-118/BRR-JN.PPK-PNG/IX/2006 tanggal 18 September 2006
dan diikat dengan kontrak No.K-02/BRR-JN/PPK-PNG/APBN/IX/2006 tanggal
25 September 2006 senilai Rp5.495.691.000,00. Jangka waktu penyelesaian
pekerjaan 90 hari sehingga pekerjaan sudah harus diserahterimakan untuk
pertama kalinya pada tanggal 25 Desember 2006.
Berdasarkan laporan perkembangan fisik dan keuangan, diketahui bahwa realisasi

Halaman 49 dari 54
fisik sampai dengan tanggal 15 Desember 2006 adalah sebesar 13,41% dari
rencana sebesar 84,84% atau terjadi deviasi sebesar -71,43% dengan realisasi
keuangan sebesar Rp1.099.138.200,00 (20% dari nilai kontrak).
Hasil pemeriksaan fisik oleh Tim yang didampingi oleh PPK Penanggalan dan
Kontraktor pada tanggal 5 Desember 2006 diketahui bahwa terjadi longsoran
badan jalan di STA 618+015 dan STA 630+775 masih dalam tahap pekerjaan
LPA Kelas B. Hal tersebut sangat tidak mencukupi untuk mengejar keterlambatan
pekerjaan dengan sisa waktu pelaksanaan pekerjaan (s.d. pemeriksaan berakhir
tanggal 19 Desember 2006) hanya tinggal 6 hari, sehingga rekanan harus
dikenakan denda maksimal sebesar Rp274.784.550,00 (5% x
Rp5.495.691.000,00)
Menurut penjelasan lisan Kepala SKS BRR Pembinaan dan Perencanaan Jalan
NAD rendahnya penyerapan anggaran TA 2006 disebabkan pelaksanaan proses
lelang baru di mulai bulan Agustus 2006 sehingga kontrak baru mulai ditandatangani
sekitar bulan Oktober 2006.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa sesuai Peraturan Dirjen
Perbendaharaan No.PER-55/PB/2006 tanggal 31 Oktober 2006 tentang Langkah-
langkah dalam menghadapi akhir TA 2006 dinyatakan bahwa SPM-LS untuk
kegiatan TA 2006 harus disampaikan paling lambat tanggal 20 Desember 2006,
dengan demikian pembayaran atas pekerjaan tersebut berpotensi menimbulkan
masalah karena batas akhir kontrak melewati batas akhir penyampaian SPM.

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keputusan Presiden No.80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah :
1) Pasal 35 Ayat (2) menyatakan bahwa pemutusan kontrak dapat dilakukan
bilamana para pihak cidera janji dan/atau tidak memenuhi kewajiban dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam kontrak.
2) Pasal 37 Ayat (1) menyatakan bahwa bila terjadi keterlambatan penyelesaian
pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa maka peneyedia
barang/jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan sekurang-
kurangnya 1
0
/
00
(satu perseribu) perhari dari nilai kontrak.
b. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.349/KPTS/M/2004
tentang Pedoman Penyelenggaraan Kontrak Jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Pemborong), Bab VI point R angka 20 huruf b menyatakan bahwa pada saat
kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan menerbitkan surat peringatan kepada
penyedia jasa dan selanjutnya menyelenggarakan Rapat pembuktian (Show Cause
Meeting/SCM)
c. Peraturan Dirjen Perbendaharaan No.PER-55/PB/2006 tanggal 31 Oktober 2006
tentang Langkah-langkah dalam menghadapi akhir TA 2006, Bab III Pasal 3
angka (1) huruf c menyatakan bahwa SPM-LS harus sudah diterima KPPN
selambat-lambatnya tanggal 20 Desember 2006 pada jam kerja.

Hal tersebut mengakibatkan hasil pekerjaan pada tiga paket pekerjaan TA
2006 tersebut tidak dapat segera dimanfaatkan oleh masyarakat dan para kontraktor
harus dikenakan denda sebesar Rp1.295.728.050,00, masing-masing PT Kumondo

Halaman 50 dari 54
Intan sebesar Rp229.995.850,00, PT Sejahtera Bhakti Dirgantara sebesar
Rp152.071.450,00, CV Mitra Teknika sebesar Rp130.796.000,00, PT Panduan Bumi
Dirgantara sebesar Rp187.226.500,00, PT Juliprima Kentjana sebesar
Rp320.853.700,00 dan PT San Yurimaru sebesar Rp274.784.550,00

Hal tersebut terjadi karena:
a. Rekanan tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diatur dalam
kontrak.
b. Konsultan Pengawas, PPK Meulaboh dan PPK Penanggalan dalam melaksanakan
tugasnya belum optimal.
c. Kepala SKS BRR RR Jalan Nasional NAD belum optimal dalam melaksanakan
pengawasan dan pengendalian kegiatan proyek.
d. Kepala SKS BRR - Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD belum melaksanakan
perencanaan proyek dengan baik.
e. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias serta pejabat
yang terkait dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi jalan nasional NAD
bekerja kurang optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada
satuan kerja.

Pihak Satker menjelaskan bahwa memang masih terdapat beberapa paket
pekerjaan yang tingkat deviasinya masih sangat tinggi, namun untuk beberapa paket
pekerjaan transisi di perkirakan sudah dapat diselesaikan pada akhir tahun ini. Untuk
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan sesuai jadwal pihak Satker akan mengenakan
sanksi denda sesuai dengan dokumen kontrak.

Saran BPK RI:
Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias untuk
lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Jalan Nasional NAD
dan membuat teguran secara tertulis kepada:
a. Kepala SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD supaya di masa
mendatang lebih cermat dalam melaksanakan perencanaan paket-paket pekerjaan
Jalan Nasional NAD.
b. Kepala SKS BRR-RR Jalan Nasional NAD untuk :
1) Membuat teguran secara tertulis kepada para rekanan supaya menyelesaikan
pekerjaan TA 2006 tepat waktu. Apabila terjadi keterlambatan penyelesaian
pekerjaan, segera mengenakan sanksi denda maksimal atas keterlambatan
sebesar Rp1.295.728.050,00 dengan rincian sebagai berikut:
a) PT Kumondo Intan sebesar Rp229.995.850,00
b) PT Sejahtera Bhakti Dirgantara sebesar Rp152.071.450,00
c) CV Mitra Teknika sebesar Rp130.796.000,00
d) PT Paduan Bumi Dirgantara sebesar Rp187.226.500,00
e) PT Juliprima Kentjana sebesar Rp320.853.700,00
f) PT San Yurimaru sebesar Rp274.784.550,00
2) Membuat teguran secara tertulis kepada Konsultan Pengawas, PPK Meulaboh
dan PPK Penanggalan supaya lebih optimal dalam melaksanakan tugasnya.


Halaman 51 dari 54
11. Pengadaan Alat-Alat Berat TA 2006 Senilai Rp40.427.000.000,00 Tidak akan
Dapat Diselesaikan Tepat Waktu

DIPA TA 2005 pada Satuan Kerja Sementara (SKS) BRR Pembinaan dan
Perencanaan Jalan sebesar Rp111.947.005.300,00 dengan realisasi sebesar
Rp30.637.199.635,00 atau 27,37% dari anggaran, sedangkan DIPA TA 2006 sebesar
Rp111.824.160.000,00 dengan realisasi sebesar Rp70.590.228.810,00 atau 63,13%
dari anggaran.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh SKS BRR Pembinaan dan Perencanaan Jalan
NAD, antara lain berupa pengadaan alat berat yang diperuntukkan bagi seluruh
kabupaten/kota di wilayah provinsi NAD termasuk Dinas Prasarana Wilayah Provinsi
NAD dan BRR NAD Nias (Paket BRR AB 01). Alat alat berat tersebut meliputi
Motor Grader sebanyak 23 unit, Vibro Roller (Tandem Roller) sebanyak 23 unit,
Wheel Loader sebanyak 5 unit dan Air Compressor sebanyak 22 unit.
Kegiatan tersebut dianggarkan dalam DIPA Luncuran TA 2006 dan dilaksanakan
melalui pelelangan umum dengan menetapkan PT Equipindo Perkasa sebagai
pemenang lelang sesuai Surat Penetapan Pemenang Lelang No.1222/BRR.3/IV/2006
tanggal 3 April 2006 dan diikat dalam kontrak No. KU.08.08/BRR-PPJ/AB-
01/841/2006 tanggal 26 April 2006 sebesar Rp57.996.400.000,00 (termasuk PPN
10%), yang terdiri dari:
a. Motor grader sebanyak 23 unit dengan harga satuan Rp1.098.000.000,00 atau
senilai Rp25.254.000.000,00
b. Vibro Roller/Tandem Roller sebanyak 23 unit dengan harga satuan
Rp810.000.000,00 atau senilai Rp18.630.000.000,00
c. Wheel Loader sebanyak sebanyak 5 unit dengan harga satuan Rp1.130.000.000,00
atau senilai Rp5.650.000.000,00.
d. Air Compressor sebanyak 22 unit dengan harga satuan Rp145.000.000,00 atau
senilai Rp3.190.000.000,00.
(Rincian lihat lampiran 4).
Jangka waktu pelaksanaan kontrak sesuai addendum terakhir (Addendum IV) adalah
75 hari setelah tanggal ditandatangani Berita Acara Pemeriksaan dan Serah Terima
Barang di tempat asal barang atau barang harus sudah sampai di tempat tujuan yang
ditetapkan paling lambat tanggal 30 Desember 2006. Jaminan pelaksanaan diterbitkan
oleh PT Asuransi Intra Asia berdasarkan No. Bond:IP14110600126 senilai
Rp2.899.820.000,00, dengan masa berlaku dari tanggal 13 April 2006 s.d. 13 Juli
2007.
Berdasarkan bukti pembayaran pekerjaan diketahui bahwa pekerjaan telah dibayar
lunas sesuai bukti pembayaran tanggal 16 Oktober 2006 dengan lampiran BA
Pemeriksaan dan Serah Terima Barang tanggal 12, 14 dan 16 Oktober 2006 serta
Bank Garansi yang diterbitkan oleh PT Asuransi Karyamas Sentralindo No.
Bond:181.0124.11205.6345 tanggal 21 Agustus 2006 senilai Rp57.996.400.000,00.
Hasil pemeriksaan dokumen kontrak diketahui hal hal sebagai berikut:
a. Syarat-syarat khusus kontrak menyebutkan bahwa pembayaran dilakukan setelah
pemeriksaan di tempat asal barang dan atau manufacturing (pabrik pembuatan
alat) dan/atau Free On Board (FOB) dan atau berdasarkan progress prestasi kerja.

Halaman 52 dari 54
b. Waktu untuk pengiriman barang dari asal barang ke tujuan barang paling lama 75
hari kalender sejak ditandatangani BA pemeriksaan dan serah terima barang di
tempat asal barang.
c. Barang harus dikirimkan sampai ke tempat tujuan yang ditetapkan oleh pengguna
barang.
d. Tiap jenis alat berat akan didistribusikan ke Dinas Kimpraswil Provinsi NAD dan
seluruh Kabupaten/Kota di wilayah provinsi NAD termasuk BRR.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pembayaran dapat dilaksanakan seluruhnya setelah
tanggal pemeriksaan meskipun barang belum diterima secara fisik.
Hasil pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa alat berat tersebut belum seluruhnya
dikirimkan ke lokasi yang telah ditetapkan, dan berdasarkan BA Serah Terima Barang
diketahui baru beberapa daerah yang telah menerima alat berat yaitu:

No. Provinsi/Kabupaten/Kota
Jenis Alat
Berat
Jumlah
(unit)
No./Tgl BA Serah Terima
1. Provinsi NAD Wheel Loader 2
011/BA/X/EP-NAD/2006 tgl
19 Oktober 2006
Air Compressor 1
058/BA/XII/EP-NAD/2006
tgl Desember 2006
Tandem Roller 1
072/BA/XI/EP-NAD/2006
tgl 22 Nopember 2006
Wheel Loader 1
042/BA/XI/EP-NAD/2006
tgl 22 Nopember 2006
Wheel Loader 1
041/BA/XI/EP-NAD/2006
tgl 22 Nopember 2006
2. Kota Langsa Motor Grader 1
008/BA/X/EP-NAD/2006 tgl
18 Oktober 2006
3. Kab. Aceh Tamiang Motor Grader 1
010/BA/X/EP-NAD/2006 tgl
18 Oktober 2006
4. Kab. Aceh Timur Motor Grader 1
009/BA/X/EP-NAD/2006 tgl
18 Oktober 2006
5. BRR Tandem Roller 1
039/BA/XI/EP-NAD/2006
tgl 27 Nopember 2006
6. Kab. Bener Meriah Tandem Roller 1
038/BA/XI/EP-NAD/2006
tgl - Nopember 2006
7. Kab. Aceh Tengah Tandem Roller 1
028/BA/XI/EP-NAD/2006
tgl 22 Nopember 2006

Dengan demikian alat-alat berat yang belum dikirimkan oleh rekanan sampai dengan
pemeriksaan berakhir tanggal 19 Desember 2006 sebanyak 61 unit senilai
Rp41.237.000.000,00, dengan rincian sebagai berikut:
a. Motor grader sebanyak 19 unit dengan harga satuan Rp1.098.000.000,00 atau
senilai Rp20.862.000.000,00

Halaman 53 dari 54
b. Vibro Roller sebanyak 20 unit dengan harga satuan Rp810.000.000,00 atau senilai
Rp16.200.000.000,00
c. Wheel Loader sebanyak sebanyak 1 unit dengan harga satuan Rp1.130.000.000,00
atau senilai Rp1.130.000.000,00.
d. Air Compressor sebanyak 21 unit dengan harga satuan Rp145.000.000,00 atau
senilai Rp3.045.000.000,00.
Berdasarkan uraian di atas dan dengan mengingat waktu yang tersisa hanya selama 11
hari maka pengadaan alat berat tersebut tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu,
sehingga rekanan dapat dikenakan denda maksimal sebesar Rp2.899.820.000,00 (5%
x Rp57.966.400.000,00)

Hal tersebut tidak sesuai dengan:
a. Keppres Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah, Pasal 37 yang menyatakan bahwa bila terjadi
keterlambatan penyelesaian pekerjaan akibat dari kelalaian penyedia barang/jasa,
maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan dikenakan denda keterlambatan
sekurang-kurangnya 1
o
/
oo
(satu per seribu) per hari dari nilai kontrak.
b. Addendum IV kontrak No. KU.08.10/BRR-PPJ/AB-01/1020/2006 tanggal 13
Oktober 2006, Bagian 2 Syarat Khusus Kontrak, Point 6.7.8 dan 6.7.9 yang
menyatakan bahwa waktu untuk pengiriman barang dari asal barang ke tujuan
barang paling lama 75 (tujuh puluh lima puluh) hari kalender, sejak
ditandatangani Berita Acara Pemeriksaan dan Serah terima Barang di tempat asal
barang serta apabila waktu pengiriman barang melebihi waktu pada 6.7.8, maka
penyedia barang dianggap tidak bisa menyerahkan barang kepada pengguna
barang, pengguna barang berhak memberlakukan sanksi denda.

Hal tersebut mengakibatkan pengadaan alat berat sebanyak 61 unit senilai
Rp41.237.000.000,00 tidak akan dapat segera dimanfaatkan sesuai rencana dan
kepada kontraktor harus dikenakan denda maksimal sebesar Rp2.899.820.000,00.

Hal tersebut terjadi karena:
a. Rekanan dhi. PT Equipindo Perkasa tidak bersungguh-sungguh dalam mampu
melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang disepakati dalam kontrak.
b. Kepala SKS BRR-Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pembinaan dan Perencanaan
Jalan Nasional NAD lalai dan tidak tegas dalam mengambil tindakan atas
penyediaan tersebut.
c. Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan BRR NAD-Nias tidak bekerja
secara optimal dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan kepada satuan
kerja.

Pihak Satker menyatakan bahwa pada saat ini alat-alat berat tersebut sudah
berada di Pelabuhan Belawan menunggu jadwal bongkar muat. Selain itu pihak
Satker berjanji akan memerintahkan rekanan supaya mengirimkan alat-alat berat
tersebut ke masing-masing tujuan yang ditetapkan dan apabila sampai dengan
berakhirnya jangka waktu pengiriman belum selesai, maka rekanan akan dikenakan
denda sesuai kontrak atau mencairkan jaminan yang dikuasai oleh pihak Satker.

Halaman 54 dari 54

Saran BPK-RI:
Kepala Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi supaya membuat
teguran secara tertulis kepada Deputi Infrastruktur, Lingkungan dan Pemeliharaan
BRR NAD-Nias untuk lebih optimal dalam melaksanakan pembinaan dan
pengawasan Jalan Nasional NAD dan membuat teguran secara tertulis kepada Kepala
SKS BRR-RR Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD supaya segera mengambil
tindakan atas penyelesaian pengadaan alat-alat berat dimaksud serta membuat teguran
secara tertulis kepada rekanan dhi. PT Equipindo Perkasa agar mendistribusikan alat-
alat berat secara tepat waktu ke masing-masing lokasi sesuai dengan yang ditetapkan
dalam kontrak. Apabila PT Equipindo Perkasa lalai dalam melaksanakan
kewajibannya maka dikenakan sanksi yaitu denda maksimal atas keterlambatan
sebesar Rp2.899.820.000,00 sesuai kesepakatan yang diatur dalam kontrak.



BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran 1


RENCANA KEGIATAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
JALAN NASIONAL DAN PROVINSI
TAHUN 2005 2009

(dalam ribuan Rupiah)
No. PAKET PEKERJAAN VOLUME BIAYA

1 2 3 4
Jalan Nasional dan Propinsi 39 Paket 993,075,000
A. LINTAS TIMUR NAD 4 Paket 239,100,000
1 PAKET BANDA ACEH-SIGLI (LINTAS TIMUR) 1 paket 56,400,000
2 PAKET SIGLI - BIREUN (LINTAS TIMUR) 1 paket 45,300,000
3 PAKET BIREUN - LHOKSEUMAWE - SIMPANG DAN
KOTA LHOKSEUMAWE (LINTAS TIMUR)
1 paket 54,600,000
4 PAKET SIMPANG - LANGSA - BTS. SUMUT DAN
KOTA LANGSA (LINTAS TIMUR)
1 paket 82,800,000
B. LINTAS BARAT NAD 6 Paket 252,960,000
1 PAKET BANDA ACEH-MEULABOH II (LHOONG
KM.50 - BABAH AWE/KM.100)
1 paket 16,440,000
2 PAKET BANDA ACEH-MEULABOH III (BABAH
AWE/KM.100-KEUDE PANGA/KM.175)
1 paket 19,500,000
3 PAKET BANDA ACEH-MEULABOH IV (KEUDE
PANGA/KM.175-MEULABOH/KM.247)
1 paket 18,000,000
4 PAKET MEULABOH-TAPAKTUAN DAN KOTA
MEULABOH
1 paket 92,700,000
5 PAKET TAPAKTUAN-BAKONGAN-BTS.SUMUT 1 paket 103,400,000
6 PAKET PENANGGALAN-LIPATKAJANG-LAEPARIS-
BTS.SUMUT
1 paket 2,920,000
C. LINTAS TENGAH NAD 8 Paket 137,977,000
1 PAKET SEULIMUM - JANTHO - GEUMPANG (LINTAS
TENGAH)
1 paket 71,700,000
2 PAKET GEUMPANG-TAKENGON DAN KOTA
TAKENGON (LINTAS TENGAH)
1 paket 45,082,500
3 PAKET TAKENGON - UWAK (KM. 379) (LINTAS
TENGAH)
1 paket 2,083,500
4 PAKET UWAK (KM. 379) - BTS. ACEH TENGGARA
(KM. 415) (LINTAS TENGAH)
1 paket 1,078,500
5 PAKET BLANGKEJEREN-LAWE AUNAN (LINTAS
TENGAH)
1 paket 13,525,000
6 PAKET LAWE AUNAN-KUTACANE (LINTAS
TENGAH)
1 paket 1,372,000
7 PAKET KUTACANE - BTS.SUMUT (LINTAS TENGAH) 1 paket 960,500
1 2 3 4
8 PAKET BATAS ACEH TENGAH KM.415-
BLANGKEJEREN (LINTAS TENGAH)
1 paket 2,175,000
D. LINTAS LAINNYA NAD 20 Paket 292,950,500
1 PAKET GEUMPANG - TUTUT- MEULABOH 1 paket 30,700,000
2 PAKET BIREUN -TAKENGON 1 paket 45,200,000
3 PAKET BANDA ACEH-KRUENG RAYA 1 paket 19,084,000
4 PAKET TAKENGON-JEURAM-SIMPANG PEUT 1 paket 46,900,000
5 PAKET JANTHO - LAMNO 1 paket 21,700,000
6 PAKET JALAN DI PULAU WEH (SABANG) 1 paket 1,600,000
7 PAKET JALAN DI PULAU SIMEULU 1 paket 80,650,000
8 PAKET LINGKAR PULAU BANYAK (KEPULAUAN) 1 paket 1,050,000
9 PAKET BATAS ACEH TIMUR-PINDING-
BLANGKEJEREN (LINTAS TIMUR-BARAT)
1 paket 1,950,000
10 PAKET BATAS ACEH SELATAN-TRANGON-
BLANGKEJEREN (LINTAS TIMUR-BARAT)
1 paket 3,650,000
11 PAKET SIMPANG LAWE DESKI-M.SITULEN-
BTS.A.SELATAN (LINTAS TIMUR-BARAT)
1 paket 1,000,000
12 PAKET LIPATKAJANG - SINGKIL (LINTAS TIMUR-
BARAT)
1 paket 1,495,000
13 PAKET SP.KRUENG GEUKEUH - SP. KEBAYAKAN
(LINTAS TIMUR-BARAT)
1 paket 5,250,000
14 PAKET GUNUNG KAPUR-TRUMON-PULO PAYA 1 paket 8,482,500
15 PAKET KRUENG LUAS -KUALA KEUPEUNG-
RUNDENG-SUBULUSSALAM
1 paket 451,000
16 PAKET TAKENGON - BINTANG-KEBAYAKAN 1 paket 1,324,500
17 PAKET ISAQ-JAGUNG JEGET-BATU LINTANG 1 paket 2,248,500
18 PAKET BINTANG-SP.KRAFT 1 paket 500,000
19 PAKET SP.TRITIT-PONDOK BARU-SAMARKILANG-
BTS.A.TIMUR
1 paket 2,215,000
20 PAKET PERENCANAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS 1 paket 17,500,000
E. PULAU NIAS 1 Paket 70,087,500
1 PAKET JALAN DI NIAS 1 paket 64,738,125
2 PAKET JALAN DI NIAS SELATAN 1 paket 5,349,375

Keutapang
JL. KEUMALA- GEUMPANG( 1 Km)
BRR
2006
STA15 + 000 S/d 16 + 000
JL. TAKENGON - GENTINGGERBANG- PAMEU
BRR 2006 STA 0 + 000 S/d 38 + 000
JL. MEULABOH - TAPAK TUAN ( 23,62 Km)
BRR
2006 - 2007
STA281 + 000 S/d 383 + 000
JL. PENANGGALAN - LIPAT KAJANG(33,3 Km)
BRR
2006 STA602 + 000 S/d 675 + 000
BRR 2006
JL. ISKANDAR MUDA- KOTAMEULABOH (1 Km)
STA 247 + 000 S/d 251 + 000
JL. MEULABOH - TAPAK TUAN
BRR
2006
STA251 + 000 S/d 281 + 000
STA383 + 000 S/d 450 + 000
(SETEMPAT - SETEMPAT)
JL. TAPAK TUAN - BATAS SUMUT ( 24,50 Km)
BRR
2006 - 2007
STA450 + 000 S/d 481 + 600
STA511 + 300 S/d 534 + 4000
STA561 + 600 S/d 583 + 4000
JL. GEUMPANG- BTS A.BARAT - BTS A.PIDIE -
TUTUT - MEULABOH (16,00 Km)
BRR 2005 STA 0 + 000 S/d 108 + 061
JL. SEULIMUM- JANTHO- BTS. A. PIDIE.
BTS. A. BESAR (20,00 Km)
BRR 2005 STA 4 + 500 S/d 9 + 075
JL. BTS ACEH BESAR KM.125 - KM. 180
(31,75Km)
BRR 2005 STA10 + 000 S/d 22 + 200
STA22 + 000 S/d 58 + 900
JL. NASIONAL KOTAMEULABOH (1 Km)
BRR 2006 STA246 + 090 S/d 247 + 000
JL. MEULABOH - TAPAKTUAN, TAPAKTUAN -
BTS SUMUT (20,00 Km)
STA 247 + 000 S/d 616 + 700 BRR 2005
SP.TIGA-
KEUTAPAN
G
Lampiran 2
PAKET : REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI
JALAN NASIONAL TA 2005 DAN 2006
BRR2005
PAKET : BRR- PW PR06
LAMNOCALANG
SEKSI I. II. III Cs : 32,435 Km
PAKET : BRR-PW JN01 BRR2005
JL. GEUMPANG-TUTUT-MEULABOH Cs : 16,00 Km
Sumber: SKS BRR - Pembinaan dan Perencanaan Jalan NAD
Lampiran 3
Kontrak
Cek
Fisik
Kontrak Cek Fisik
1. Bakongan
511+000 S/D
511+530
153,00 1.310.435,44 5,00 4,49 200.496.622,32 180.045.966,84 20.450.655,48
2
GunungKapur /
Singgersing
Tersebar (Sesuai
dengan Data
Core)
277,88 1310435,44 5,00 3,92 364.143.800,07 285.488.739,25 78.655.060,82
3
Pelebaran
(5Km)
592+000 S/D
597+000
272,03 1310435,44 5,00 4,67 356.477.752,74 332.950.221,06 23.527.531,68
4
Pelebaran
(4Km)
602+240 S/D
606+240
277,78 1310435,44 5,0 4,35 364.012.756,52 316.691.098,18 47.321.658,34
980,69 1.285.130.931,65 1.115.176.025,33 169.954.906,32
Lampiran Pelaksanaan Pekerjaan Tidak Sesuai Dengan Yang Ditetapkan Dalam Kontrak Senilai Rp169.954.906,32
No. Lokasi STA Volume Terbayar (m3) Harga Satuan (Rp)
Tebal (Cm) Jumlah Harga (Rp)
Selisih Harga (Rp)
Motor Vibro Wheel Air
Grader Roller Loader Compressor
1 BRR Banda Aceh 3 1 1 1 -
2 Dinas Praswil Prov. NAD Banda Aceh 7 1 1 4 1
3 Kota Banda aceh Banda Aceh 3 1 1 - 1
4 Kota Sabang Sabang 3 1 1 - 1
5 Kab. Aceh Besar Jantho 3 1 1 - 1
6 Kab. Pidie Sigli 3 1 1 - 1
7 Kab. Bireun Bireun 3 1 1 - 1
8 Kota Lhoksuemawe Lhokseumawe 3 1 1 - 1
9 Kab. Aceh Utara Lhokseumawe 3 1 1 - 1
10 Kab. Aceh Timur Langsa 3 1 1 - 1
11 Kota Langsa Langsa 3 1 1 - 1
12 Kab. Aceh Tamiang Kuala Simpang 3 1 1 - 1
13 Kab. Aceh Tengah Takengon 3 1 1 - 1
14 Kab. Bener Meriah Redelong 3 1 1 - 1
15 Kab. Gayo Lues Blangkejeren 3 1 1 - 1
16 Kab. Aceh Tenggara Kutacane 3 1 1 - 1
17 Kab. Aceh Singkil Singkil 3 1 1 - 1
18 Kab. Aceh Selatan Tapaktuan 3 1 1 - 1
19 Kab. Aceh Barat Daya Blangpidie 3 1 1 - 1
20 Kab. Nagan Raya Jeuram 3 1 1 - 1
21 Kab. Aceh Barat Meulaboh 3 1 1 - 1
22 Kab. Aceh Jaya Calang 3 1 1 - 1
23 Kab. Simeulue Sinabang 3 1 1 - 1
Jumlah 73 23 23 5 22
DAFTAR RENCANA DISTRIBUSI ALAT BERAT
Lampiran 4
(dalam unit)
Jenis Alat
No Rencana Distribusi Lokasi Jumlah

Anda mungkin juga menyukai