METODOLOGI
sendiri jenis konstruksi atas maupun bangunan bawah yang paling tepat.
1. Menentukan titik lokasi jembatan yang tepat dan memenuhi syarat
secara khusus.
4. Didalam penarikan perkiraan desain alinemen horizontal dan vertikal harus
6. Dilapangan harus diberi/dibuat tanda tanda berupa patok dan tanda anjir
7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung
pendahuluan adalah :
dijadikan referensi.
2. Untuk lokasi yang sudah ada existing perlu dibuatkan infentarisasinya
dengan lengkap antara lain Sta, jenis konstruksi, dimensi, kondisi serta
inventarisasi jembatan)
3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal,
muka air banjir dan muka air banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya
morfologi serta karakter aliran sungai dan di lengkapi foto foto jika
diperlukan.
5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus
1. Menentukan lokasi (tempat) yang akan diambil data kendaraan, baik untuk
geoteknik adalah :
pekerjaan
3. Memberikan rekomendasi pada Bridge engineer berkaitan dengan rencana
dll)
5. Mencatat lokasi yang akan dlakukan pengeboran / Boring maupun lokasi
hidrologi/Hidraulik adalah:
direksi pekerjaan).
rencana trase jalan dan jembatan didalam koridor yang ditetapkan untuk
penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000, yang akan digunakan untuk
penanggulangan longsoran.
sebagai berikut :
1. Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau
pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan diatasnya
dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
setiap sisi sungai/alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman
4. Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang
diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi
nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok bantu.
5. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok
6. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya
diatas permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-
titik poligon dan sipat datar ditandai dengan paku seng dilingkari cat
1. Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan
2. Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur
dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis.
3. Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian
baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau
yang setingkat.
4. Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran
pergi- pulang.
2. Pengukuran sipat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon,
3. Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala
4. Pada setiap pengukuran sipat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang
dipenuhi: 2 BT = BA + BB
5. Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag
semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
a. Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari
c. Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m dari
b. Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam
a. Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
a. Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.
6.2.2.8 Perhitungan :
1. Pengamatan matahari.
2. Perhitungan Koordinat.
boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi
1. Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000 untuk jalan
3. Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan
ordinat (y)-nya.
4. Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar harus
5. Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak
6. Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X,Y,Z-nya dan diberi tanda
khusus.
meter.
6.2.3.1 Umum
hidrologi meliputi :
2. Survey Hidroklimatologi
debit banjir rencana. Metode yang digunakan tergantung dari data yang
1. Pengukuran Debit
mendapatkan data debit. Hasil pengukuran debit dapat dibuat kurva debit
muka air dengan debit sungai yang dapat digunakan sebagai kalibrasi
analisa debit andalan. Ada beberapa cara pengukuran debit, dalam usulan
ini ada dua cara yang ditawarkan, yaitu cara pengukuran kecepatan aliran
V = p.N + q
Dimana :
dihitung dari jarak lintasan pelampung dibagi waktu yang diperlukan untuk
a. Pengukuran penampang sungai dengan alat ukur waterpass atau T0 sesuai
b. Memasang alat duga air biasa, tujuannya adalah untuk elevasi muka air
Dibuat dari bahan yang tahan air dan awet, dilengkapi dengan skala dan
Pemasangan harus kuat dan terlindung dari benturan benda keras yang
Kedudukan datum meteran pada kedalaman 0,5 meter dibawah muka air
c. Pelaksanaan pengukuran mengikuti petunjuk alat ukur dan mencatat pada
berikut :
g. Mempunyai pola aliran yang seragam dan mendekati aliran sub kritis.
a. Aliran rendah, dilaksanakan dua kali dalam sekali periode waktu
b. Saat banjir, dilaksanakan satu kali dalam periode waktu pengukuran.
setiap hari sebanyak 3 kali dengan jangka waktu sesuai hasil diskusi
dengan Direksi.
2. Survey Hidroklimatologi
dikumpulkan meliputi :
Data hujan diambil dari stasiun hujan yang terdekat dengan lokasi
pekerjaan.
c. Debit
Data debit diperoleh dari Seksi Pengairan Kabupaten dan Bagian Data
Data-data kondisi daerah aliran sungai (DAS) didasarkan pada peta rupa
parameter yang akan digunakan untuk analisa serta kebenaran dari peta
rupa bumi secara visual. Kondisi daerah aliran sungai yang perlu dicatat
Disamping peta rupa bumi perlu dilengkapi dengan peta jenis tanah yang
Analisa curah hujan rencana mengikuti bagan alir pada Gambar 5-3.
dilakukan karena data hujan yang digunakan hanya bersumber dari satu
dilakukan karena adanya data yang tidak lengkap yang disebabkan karena
tidak tercatatnya data hujan oleh petugas, alat penakar rusak dan sebab
lain. Hal tersebut biasa ditandai dengan kosongnya data dalam daftar.
Salah satu metode pengisian data hilang adalah metode normal,
dimana :
pembandingnya.
Hujan rancangan atau hujan rencana yang akan digunakan untuk analisa
debit banjir. Hujan rerata dalam studi ini tidak dilakukan karena hanya
terlebih dahulu ditentukan besarnya nilai sebaran Cs dan Ck, lihat bagan
dimana :
Xi = Data
Meskipun telah diuji Cs dan Ck, namun metode yang digunakan tergantung
dimana :
dimana :
= Faktor yang nilainya tergantung dari parameter skala, bentuk dan
letak.
X =
dimana :
Smirnov Kolmogorov.
Dalam metode Smirnov Kolmogorov dilakukan pengeplotan data pada
kertas probabilitas dan garis durasi yang sesuai, yang langkahnya adalah
sebagai berikut :
a. Data curah hujan maksimum harian rerata tiap tahun disusun dari kecil ke
besar.
Dimana:
P = Probabilitas ( % )
dimana :
Rt = t.Rt - ( t - 1 ) R(t - 1)
dari pola distribusi yang ada pada stasiun terdekat dengan lokasi studi
dari jumlah data debit dan data hujan, lihat bagan alir pada Gambar 5-3.
yang kami usulkan untuk dipakai adalah metode empiris, metode regresi
dan metode rasional, kecuali data debit lengkap ( lebih dari 10 tahun ).