Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PENGUKURAN TOPOGRAFI BERKALA


PANTAI TAMPIH, TABANAN, BALI DAN PANTAI
CONGOT, KULONPROGO, D.I.Y

1. Pendahuluan
TUJUAN PEKERJAAN
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan survai topografi ini, adalah melaksanakan pengukuran
pemetaan di lapangan, yang meliputi semua detail bangunan eksiting, baik itu bangunan gedung,
infrastruktur, bangunan struktur, utilitas, dan semua bangunan eksisting yang ada serta kondisi
situasi topografi pada areal pantai, untuk kemudian digambarkan atau disajikan dalam bentuk peta
situasi topografi digital yang dilengkapi dengan garis kontur dengan interval lebih kecil sama dengan
0.5 meter.
Tujuan dari pelaksanaan pekerjaan survai topografi adalah untuk dapat menghasilkan peta situasi
topografi yang akurat dan terkini, untuk dapat digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam
melaksanakan kajian mengenai tanaman vertiver secara berkala terhadap pantai.

LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


A. Lokasi Pantai Kulonprogo
Lokasi pekerjaan survey pengukuran pengecekan elevasi muka pantai adalah di,
Pantai Congot, Kecamatan Kulonprogo (D.I.Y). Pengukuran kala pertama di wilayah
kulonprogo dilaksanakan pada bulan Juni 2015 dan kala kedua pada bulan Juli 2016.

Gambar : Lokasi pengukuran Pantai Congot D.I.Y

Sketsa Lokasi Pantai Congot


(data citra satelit google earth)
B. Lokasi Pantai Tabanan, Bali

Lokasi pekerjaan survey pengukuran adalah di Kab. Tabanan, tepatnya berada di


Pantai Tampih, tabanan Bali Dan untuk pengukuran kala pertama di wilayah tabanan
dilaksanakan pada bulan oktober 2015 dan kala kedua dilaksanakan pada bulan juli
2016.

Gambar : Lokasi pengukuran Pantai Tampin, Tabanan, Bali

Sketsa Lokasi Pantai Batu Tampin


(data citra satelit google earth)

2. Lingkup

Pekerjaan

Secara garis besar lingkup pekerjaan survai topografi meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
a. Persiapan Mobilisasi
b. Survei Lapangan
c. Pengolahan data
d. Penggambaran
e. Pembuatan Laporan
Sistim koordinat yang akan digunakan dalam penyajian peta topografi hasil survey topografi ini
adalah sistim koordinat yang berlaku secara nasional di Indonesia, yaitu Sistim Koordinat UTM
(Universal Transverse Mercator) dengan datum elepsoid WGS-1984.
Produk Akhir Pekerjaan
Hasil akhir dari pelaksanaan pekerjaan survai topografi ini adalah sebagai berikut :
No.

Jenis Produk Akhir

Peta situasi topografi digital

Laporan Survey dan Dokumentasi Udara

Format Software
Autodesk Land Dekstop, PDF
Microsoft Word

2. Metodologi Pelaksanaan Pekerjaan


Metodologi pelaksanaan pekerjaan yakni menggunakan metode Survey Topografi, serta melakukan
perhitungan selisih volume. Tahapan-tahapan pekerjaan dalam survey topografi adalah sebagai
berikut :
A. Survei Lapangan
Pekerjaan survei lapangan adalah merupakan pekerjaan pokok dalam survei topografi, yaitu
terdiri atas kegiatan :
- Orientasi Lapangan dan Identifikasi Titik Referensi (BM)
- Pengukuran Detil Situasi

a. ORIENTASI LAPANGAN
Orientasi lapangan atau survey pendahuluan merupakan tahap awal pelaksanaan
pengukuran di lapangan yang harus dilakukan oleh tim survey, yang tujuannya untuk mengetahui
secara garis besar situasi topografi dan kondisi lapangan secara menyeluruh.
Orientasi lapangan dilakukan dengan cara menyusuri batas luar areal atau lokasi pekerjaan, dan
bagian dalam

lokasi secara garis besar serta memeriksa daerah-daerah kritis dimana

pelaksanaan pengukuran harus dilakukan dengan detail dan lengkap.


Identifikasi titik BM referensi dilakukan berdasarkan informasi pada peta
rupa bumi, untuk referensi pengukuran GPS Geodetik digunakan TUGU GPS Bakosurtnal
(BIG), dan referensi elevasi digunakan Titik BM TTG Bakosurtanal (BIG)Orientasi lapangan
dimaksudkan dengan melihat kondisi lapangan yang ada. Hal ini dilakukan untuk melihat kondisi
yang sudah ada untuk mempermudah dalam proses pengukuran dan perhitungan. Termasuk juga
untuk mempersiapkan kebutuhan pengukuran lapangan, termasuk kebutuhan alat dan bahan yang
diperlukan.

b. PENGUKURAN DETAIL SITUASI TOPOGRAFI


Pengukuran situasi adalah pengukuran yang harus dilakukan untuk menentukan
posisi dan elevasi semua bangunan existing yang ada di lapangan, baik itu bangunan
5

gedung, bangunan infrastrukur, bangunan struktur, sarana dan prasarana serta utilitas,
bangunan pelengkap serta bangunan eksisting yang ada di lokasi pekerjaan.
Secara rinci pengukuran situasi dilakukan terhadap semua obyek yang ada di lapangan,
yaitu meliputi :
a. Posisi Semua bangunan eksisting yang di lokasI : baik itu bangunan gedung, sungai,
serta bangunan pendukung lainnya.
b. Semua bangunan infrastruktur yang ada dilapangan seperti :
-

Batas areal patok batas, pagar tembok,pagar besi atau pagar yang lain.

Jalan raya, Jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kolektor, atau jalan lokal saluran d
rainase dan lainnya.

Saluran atau sungai yang meliputi ; as saluran, dasar saluran kanan dan kiri, ta
nggul atas saluran kanan dan kiri,termasuk bangunan pintu air atau bangunan po
mpa dsb...

c. Semua utilitas yang ada di lapangan, yang meliputi :


- Jaringan kabel telepon,
- Jaringan kabel listrik,
- Jaringan pipa air minum, pipa gas, dan lain sebagainya
- Tiang penerangan jalan umum PJU dan lain sebagainya
d. Bangunan struktur seperti : Jembatan Layang, Jembatan. turap, pasangan batu, bro
njong batu kali, sheet pile, dan lain sebagainya.
e. Titik-titik ketinggian (spot height) yang menggambarkan kondisi topografI pada
areal proyek dan sekitarnya, yang disajikan dalam bentuk garis kontur dengan inte
rval 0.5 meter.
f. Dan lain sebagainya.
Pelaksanaan pengukuran situasi dilakukan dengan kriteria dan tata cara sebagai
berikut :
a.

Pengukuran situasI harus dilakukan dengan menggunakan alat Electronic Total Stati
on dengan ketelitian sudut 2 atau 5 second, serta mampu mengukur jarak secar
a elektronis dengan fasilitas perekaman semua data pengukuran digital, sehingga d
apat diperoses secara digital dengan cepat dan akurat tanpa kesalahan yang te
rjadi karena kesalahan input data secara manual.

b.

Pengukuran situasi detail sedapat mungkin dilakukan dari titik BM, atau titik polig
on yang terdekat dan bila tidak memungkinkan dapat digunakan titik bantu yang di
buat ikatan dari titik poligon.

c.

Pengukuran situasi meliputi pengukuran semua obyek yang


bagaimana diuraikan di atas.

ada di lapangan se

d.

Pengukuran situasi meliputi juga bentuk bangunan jalan lengkap dengan infrast
ruktur lainya, utilitas dan sebagainya, serta posisi titik-titik tinggi yang mewakili
bentuk topograpi dari pemukaan tanah yang ada di lapangan.

e.

Bila diperlukan dimensi bangunan existing diukur secara langsung dengan men
ggunakan meteran baja, sepertI dimensI gorong-gorong, bangunan pintu air, dam,
jembatan, dan lain sebagainya.

f.

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi detail, pada setiap kali titik detail harus dib
erikan kode atau diskri psi detail, supaya mem udahkan dal am pel ak sanaan
penggambaran.

Pengukuran detail dilakukan untuk menggambarkan daerah survei. Pengukuran ini


dilakukan dengan mengukur titik-titik yang terdapat pada area pengukuran, sehingga gambaran
umum dari keadaan topografi pada area tersebut dapat direpresentasikan dengan baik.
Pada pekerjaan ini, pengukuran detail dilakukan dengan pengambilan titik-titik pada area
urugan (existing) dan di sekeliling area urugan (existing). Titik-titik sekeliling area tersebut dapat
merepresentasikan atau mewakili kondisi topografi pada kala pertama dan kedua di wilayah pantai.
Alat survey yang digunakan dalam pekerjaan pengukuran ini adalah alat Electronic Total
Station merk Topcon GT-235N, dan GPS Navigasi GARMIN Montana 650, serta Drone DJI Phantom
3 guna keperluan dokumentasi udara.
2. Pengolahan Data
Pekerjaan pengolahan data atau data prosessing dan pengambaran ini adalah pekerjaan studio
yang dapat dilakukan di base camp (tempat pemondokan) pada saat pekerjan lapangan, serta
dilanjutkan di kantor setelah pekerjaan lapangan selesai dilakukan atau setelah demobilisasi tim
survey.
Semua proses pengolahan data dan penggambaran dilakukan secara digital dengan menggunakan
alat komputer atau laptop, proses ini terdiri atas 3 (tiga) tahapan kegiatan sebagai berikut :
A. I n p u t D a t a
Pekerjaan input data ini adalah pekerjaan melakukan key in atau input data dari data lapangan
(hasil pengukuran di lapangan) ke dalam media computer untuk nantinya akan dilakukan proses
perhitungan Pelaksanaan pekerjaan input data ke dalam computer ini pada dasarnya adalah
sebagaimana memindahkan data lapangan yang dibuat secara manual untuk dirubah menjadi
data digital dalam format perhitungan data dalam software Microsoft Excell.

Input data atau key in data lapangan dilakukan setiap hari setelah surveyor selesai melakukan
pengukuran, sehingga data lapangan hasil pengukuran hari itu, langsung di key-in dan harus selesai
hari itu juga, sehingga proses perhitungan dapat dilakukan secara langsung dan tidak tertunda.
Untuk validasi data, semua data yang telah di-input (key in) atau pengetikan dalam media komputer
harus dicetak dan dilakukan pengecekan (cheking) dan pemeriksaan dengan membandingkan
dengan data lapangan yang asli, dan bilamana terdapat kesalahan maka diberikan tanda dan harus
langsung dilakukan pembetulan atau editing data dalam computer.
Bilamana pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat teodolith Total Station, key-in data
tidak diperlukan, karena data pengukuran lapangan sudah terekam dalam memori Theodolith,
hingga dapat langsung dilakukan download ke computer setelah selesai penguluran lapangan.
Setelah semua data lapangan dalam media computer dilakukan validasi dan editing pembetulan,
maka baru dapat dilakukan data prosesing atau perhitungan.
B. Data Processing
Data Prosessing adalah pekerjaan pengolahan data dari data lapangan menjadi data koordinat (X,
Y, Z) dengan melakukan perhitungan menggunakan rumus-rumus dan kaidah-kaidah perhitungan
dalam ilmu geodesi dengan menggunakan software Microsoft Excel.
Data prosessing dalam pelaksanaan pemetaan topografi dapat dibagi dalam tahapan perhitungan
sebagai berikut :
a. Processing Data Poligon
Perhitungan poligon dilakukan dengan menggunakan rumus perhitungan poligon Bouwdith untuk
setiap loop pengukuran, dimana kesalahan penutup sudut yang terjadi dikoreksikan secara
proporsional sesuai dengan besarnya sudut horizontal di titik masing-masing, sedangkan koreksi
linier dikoreksikan secara proporsional dengan panjang sisi poligon

Perhitungan azimuth sisi poligon dihitung dengan rumus :

b = a + a + b + - (n + 1) 180 o
8

Kesalahan penutup sudut poligon :

W = b - b
Kesalahan penutup sudut poligon maksimum adalah 10n, dimana n adalah jumlah titik poligon, bilamana
kesalahan penutup sudut memenuhi syarat maka, kesalahan penutup ini dikoreksikan terhadap semua titik
poligon, baru kemudian dilakukan perhitungan koordinat poligon dengan rumus sebagai berikut
X 1 = X a + X a = X a + S a sin a , Y 1 = Y a + Y a = Y a + S a cos a
X 2 = X 1 + X 1 = X 1 + S 1 sin a , Y 2 = Y 1 + Y 1 = Y 1 + S 1 cos a
....
X b = X n + X n = X n + S n sin n , Y b = Y n + Y n = Y n + S n cos n
X1 = Xa + Xa = X a + S a si n a, y1 = Y a + Ya = Y a + S a cos a
X2 = X1 + X1 = X1 + S1 Si n 1 , y2 = Y 1 + Y1 = Y 1 + S 1 co s 1

....

Xb = Xn + Xn = X n + S n S i n n, y1 = Y n + Yn = Y n + S n co s

Xb = Xa + x dan yb = Ya + y
Kesalahan Penutup Ex dan Ey dari koordinat adalah :
Ex = x b Xb da n Ey = y b Yb
Besar Kesalahan polygon adalah :
E = E2 x + E2 y
Sesuai dengan persyaratan teknis yang lazim digunakan untuk pembuatan peta skala 1 : 1000, kesalahan
linier poligon tidak lebih dari 1/10.000 atau E = E2 x + E2 y 1 / 10.000
Untuk kemudian kesalahan penutup Ex dan Ey dikoreksikan kepada masing-masing titik poligon secara
proporsional sesuai dengan panjang sisi poligon.

PERHITUNGAN ELEVASI TITIK dan SELISIH VOLUME


Setelah penggambaran hasil survei topografi, maka proses selanjutnya adalah perhitungan
elevasi dan selisih volume dua kala. Proses perhitungan dilakukan secara digital dengan
menggunakan software Autocad-Land Desktop dan didapatkan titik-titik elevasi yang mewakili dalam
area (Data terlampir)

3. Hasil

dan Pembahasan

a. Pantai Kulonprogo

600m

100m

(Wilayah Pengukuran Selisih Volume Kulonprogo )

Dengan melakukan proses data di Autocad Land Desktop dengan menggunakan


Koordinat pengukuran kala 1 sebagai elevasi eksisting serta kala 2 sebagai elevasi
planning maka didapatkan hasil penurunan muka pantai sebesar 2123.370 meter
kubik. Hasil selisih yang cukup signifikan ini terjadi di daerah sekitar pantai
dengan luas wilayah pengamatan 600m x 100m disekitar lokasi tanaman vertiver.
b. Pantai Tabanan
Sama halnya dengan pantai kulonprogo, pada pantai tampih di Tabanan ini
dilakukan pengukuran selisih di area studi seluas 600 x 100 m disekitar lokasi
tanaman vertiver, hasil perhitungan volume di tabanan, dibandingkan dengan data
tahun lalu terdapat penurunan muka pantai sebanyak 1508.416 meter kubik
(Wilayah Pengukuran Selisih Volume Tabanan)

600m

100m
10

4. Daftar

Pustaka

Nurjati, C. 2004. Modul Ajar Ilmu Ukur Tanah. Program Studi Teknik Geodesi. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

4. Lampiran
Lampiran Terdiri Dari :
1. Sketsa hasil topografi
2. Dokumentasi Pengukuran
3. Data koordinat titik kala pertama dan kala kedua

LAMPIRAN
1. Sketsa lokasi pengukuran

11

(Sketsa Topografi Pantai Congot, D.I.Y)

(Sketsa Topografi pantai Batu Tampin, Bali)

12

Dokumentasi Pekerjaan

13

Dokumentasi Lokasi Vertifer Tabanan, Bali

14

Dokumentasi Lokasi Vertifer Kulonprogo, D.I.Y

2. ( Dokumentasi Pengukuran)

Surveyor, Drafter : Rizqi Wahyu Priambodo


No HP 082333305403 (WA)

15

Anda mungkin juga menyukai