Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN SURVEY DAN PEMETAAN

KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI


KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

Disusun Oleh :

M. Thufall Adjie P. 03311540000023


Arief Panca Wijaya 03311540000053

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN DAN KEBUMIAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2018
KERANGKA ACUAN KERJA SURVEI DAN PEMETAAN TOPOGRAFI
KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan ekonomi dan peningkatan investasi dalam pemanfaatan sumber
daya alam, maka kebutuhan akan informasi geografis suatu wilayah dalam skala yang besar
dan lebih detail merupakan hal yang sangat penting. Ditinjau dari keadaan di atas, maka pihak-
pihak yang berkepentingan dengan adanya kebutuhan akan informasi yang lebih detail tentang
kondisi topografi suatu daerah perlu mengadakan survey dan pemetaan mengenai kondisi
topografi tersebut. Mengingat tertinggalnya atau lambatnya Indonesia dalam memetakan
seluruh wilayahnya dalam memetakan seluruh wilayah Indonesia.
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi/tanah yang
dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur- unsur asli/alam dan unsur-
unsur buatan manusia seperti jalan, jembatan, gedung dan sebagainya di atas permukaan bumi
ini. Peta topografi juga disebut sebagai peta umum, sebab dalam peta topografi tersebut unsur-
unsur yang disajikan bukan hanya satu jenis saja tetapi juga menyajikan semua unsur yang ada
di permukaan bumi. Penyajian tersebut tentu disesuaikan dengan skala peta topografi tersebut.
Jadi peta topografi dapat digunakan untuk bermacam-macam tujuan. Peta topografi dikenal
sebagai peta dasar yang digunakan sebagai sarana perencanaan umum untuk suatu pekerjaan
perencanaan pembangnan suatu wilayah.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pekerjaan pemetaan topografi ini adalah untuk mendapatkan informasi
yang detail mengenai bentuk permukaan tanah secara umum yang dilengkapi dengan
tampakan-tampakan khas, baik berupa unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan
dapat dipertanggungjawabkan, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah.
1.3 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pengukuran untuk survey dan pemetaan topografi yang akan
dilaksanakan meliputi :
Persiapan
a. Kantor
- Administrasi, meliputi perijinan dan dokumen kontrak - Pembuatan usulan teknik dan
biaya
- Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran
- Pencarian informasi mengenai kondisi lapangan - Pengadaan peta dasar
- Pengadaan citra satelit
- Persiapan peralatan + personel
b. Lapangan
- Orientasi lapangan
- Persiapan base camp
- Persiapan material yang dibutuhkan
- Mobilisasi di lapangan
- Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi
- Melaksanakan survey dan perencanaan pemetaan topografi pada wilayah babat sesuai
dengan perencanaan
- Melakukan survey Geodetik dengan metode Radial.
- Menentukan titik Ground Control point (GCP)
Pelaksanaan
- Pemasangan Bench Mark dan patok
- Pengukuran dengan GPS geodetik
- Pengukuran meliputi kerangka kontrol horizontal dan kerangka kontrol vertikal
- Pengukuran detail situasi
- Mengukur Ground Control Point (GCP)
Pekerjaaan Studio
- Pengolahan data
- Editing data dan penggambaran, Penggambaran/pembuatan peta yang dihasilkan adalah
peta topografi dan profil (memanjang dan melintang) sesuai dengan perencanaan.
- Plotting hasil pengukuran
- Pelaporan
BAB II
METODOLOGI
2.1 Teknis
Pengukuran topografi yang akan dilaksanakan meliputi pengukuran kerangka kontrol
horizontal dan kerangka kontrol vertikal. Sebelum dilakukan pengukuran kerangka tersebut
terlebih dahulu dilakukan pengukuran dengan menggunakan GPS. Tujuan dari pembuatan
kerangka kontrol ini adalah untuk pengukuran selanjutnya, misalkan pengukuran cabang dan
pengukuran detil situasi.

Lokasi Wilayah Studi


Lokasi pekerjaan survey topografi ini berada di kecamatan Babat, Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur.

2.1.1 Pelaksanaan Lapangan


Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan dan pemasangan Bench Mark (BM)/Patok Poligon
a) Penyebaran titik Ground Control Point (GCP) terlebih dahulu direncanakan pada peta
kerja. GCP yang dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatan terhadap Titik
Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh Bakosurtanal atau
Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi satu sistem dengan Peta
Nasional.
b) BM pada titik GCP dan kerangka dasar dibuat dari beton dengan ukuran 25 x 25 cm
dengan panjang 100 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 75 cm
c) Patok-patok kayu yang digunakan untuk pengukuran poligon dan detail-detail situasi,
harus dipilih kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 Cm atau ukuran
4 x 6 Cm dan panjang 50 Cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas dan bagian
tengahnya diratakan untuk penulisan nomor patok. Patok harus ditanam cukup kuat
sedalam lebih kurang 35 Cm (sisa di atas 15 Cm).
d) Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya pada pohon-pohon di sekitar BM/patok
(bila ada) diberi cat atau pita atau tanda-tanda tertentu yang dapat terlihat dengan jelas.
e) Jarak antar patok poligon dapat dipasang maksimal 200 m atau disesuaikan dengan
keadaan medan dan kempauan jangkauan alat.
f) Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok, seperti di atas
permukaan aspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik poligon ditandai dengan
paku yang dilingkari cat merah dan diberi nomor.

2. Pengukuran GPS
a) Sebelum dilakukan pengukuran di lapangan, terlebih dahulu membuat kerangka
pengukuran di atas citra. Hitung Strenght of Figurenya.
b) Nilai SOF <1
c) Pengukuran dilakukan dengan GPS geodetik dengan spesifikasi sebaga berikut:
 Alat yang digunakan adalah GPS Geodetik merk Toppcon Hyper II
 Tracking sinyal : GPS, GLONASS, EGNOS dan MSAS
 Akurasi : kesalahan < 0.5 m
 Terdapat pesan suara mengenai status receiver.
d) Minimal pengamatan setiap titik adalah 1 jam.

3. Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal dan Vertikal


a. Pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal
 Pengukuran poligon menggunakan alat ukur Total Station dengan spesifikais seagai
berikut:
- Total Station dengan merk Topcon GTS-235 N
- Ketelitin sudut : 5’’
- Keteitian jarak : ± (2mm + 2 pp xD)
- Internal memory : 24.000 points
- Perbesaran lensa 30x

 Pengukuran poligon utama diikatkan ke BM GCP yang diukur dengan


menggunakan GPS.
 Jarak antar poligon maksimal 200 meter.
 Ketelitian untuk poligon utama adalah sebagai berikut :
- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik poligon
(10√n).
- Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/10000.
 Pengukuran poligon cabang dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
- Pengukuran poligon cabang menggunakan metode terikat sempurna diikatkan
pada titik kerangka kontrol horizontal utama.
- Toleransi penutup sudut maksimum adalah 20” kali akar jumlah titik poligon
(20√n).
- Ketelitian jarak linier harus lebih kecil dari 1/5000
b. Pengukuran Kerangka Kontrol Vertikal
 Pengukuran dilakukan dengan cara trigonometris.
 Alat yang digunakan sama dengan alat yang digunakan untuk mengukur poligon utama.
 Pengukuran vertikal dilakukan setiap jarak 50 meter.
 Batas ketelitian yang dicapai tidak boleh lebih dari 40√D (milimeter), dimana D
adalah panjang pengukuran (Km).
 Referensi levelling menggunakan elevasi dari pengukuran GPS yaitu ketinggian
ellipsoid.
 Toleransi ketelitian beda tinggi adalah 40 mm D, (D = jumlah panjang jarak jalur
pengukuran dalam kilometer), kecuali pada jalur dimana diletakkan posisi BM
toleransinya 20 mm D

4. Pengukuran Situasi
Pengukuran situasi dan detail dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
A. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem atau cara Tachymetri, yang mencakup
semua objek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur
pengkuran.
B. Akurasi alat yang digunakan maksimal 30”
C. Setiap data pengukuran harus dilengkapi dengan sketsa lapangan.
D. Setiap data ukur harus diberi kode seperti kaki slope, kepala slope, elevasi, alur (creek),
jalan, sungai, rawa dll.
E. Dalam pengambilan data perlu diperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan
titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
F. Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah dan as dengan kerapatan
maksimal 15 meter
G. Pengukuran alur dilakukan pada as dengan kerapatan maksimal 15 meter.

2.2 Pekerjaan Studio


Pekerjaan studio merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses pekerjaan tahap
akhir yang meliputi :
1. Pengolahan data hasil pengukuran GPS
 Pengolahan data GPS dengan metode radial ini diolah dengan menggunakan software
Topcon Tools v.8.2.3 yang akan menghasilkan koordinat (X,Y,Z)
 Rektifikasi citra menggunakan software ErMapper v 7.1, sedangkan koreksi
geometriknya menggunakan satelit GeoEye
 Subsetting citra satelit didasarkan pada data survey pendahuluan mengenai batas
wilayah/area yang akan disurvey.
2. Pengolahan data – data kerangka kontrol horisontal dan vertikal
 Pengukuran kerangka kontrol dilakukan menggunakan alat ukur Total Station dimana
data yang diamati di lapangan berupa sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta
variabel lainnya direkam langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori
alat tersebut yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam komputer PC atau
Notebook menggunakan software yang tersedia misalnya Autoland Development,
MicroSurvey CAD, Topcon dan lainnya untuk segera dapat diproses. Proses
download/transfer data ini dilakukan setiap hari sepulang dari lapangan untuk dapat
segera mengantisipasi dan merencanakan progress kerja selanjutnya.
 Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan pengukuranulang pada sisi
yang salah.
 Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi.
3. Hasil Pengukuran situasi dan Detil Topografi
 Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan menggunakan software
MicroCadsurvey
 Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus disiapkan garis
breaklines. Garis breaklines harus dibuat pada setiap :
1. Kepala dan kaki slope
2. Tepi atas dan tepi bawah sungai
3. As alur
4. Kedua tepi jalan
5. Surface editing
 Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation Irreguler
Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi (X,Y,Z) dan garis breaklines
 Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus menggunakan garis
breaklines
 Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara bertahap dengan
menampilkan gambar kontur yang dilengkapi dengan gambar situasi. Jika koordinat
kerangka dasar dan poligon cabang belum final, perhitungan koordinat data situasi dan
detail topografi dihitung dengan koordinat sementara.
 Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus dilakukan
pengecekan ulang terhadap data situasi dan detail topografi. g. Proses pembuatan
surface final dengan menggunakan koordinat definitif dilakukan secara bersamaan
untuk seluruh area pemetaan, selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur. Gambar
kontur harus sesuai dengan sketsa lapangan.
4. Pembuatan Peta
Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar pengukuran dan titik-
titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM, titik-titik ketinggian dan obyek-
obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan
diproyeksikan pada bidang datar dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran
lembar peta A0 (1200 mm x 900 mm).
Hal- hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara lain :
1. Peta topografi harus memuat :
a. Judul peta
b. Peta lokasi proyek
c. Peta indeks
d. Lembar sheet
e. Arah Utara peta
f. Legenda
g. Garis kontur dengan interval 1 meter
h. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
i. Bench Mark
j. Garis dan angka grid dengan interval 200 meter

2. Peta Traverse/Poligon harus memuat :


a. Judul peta
b. Peta lokasi proyek
c. Peta indeks
d. Lembar sheet
e. Arah Utara peta
f. Legenda
g. Bench Mark
h. Titik poligon kerangka dasar
i. Titik poligon cabang
j. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.
3. Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer tersendiri
2.3 Pelaporan dan Data
1. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi areal pekerjaan secara umum,
informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan survey dan pemetaan. Laporan yang akan
disampaikan adalah :
a. Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja
b. Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan mingguan
c. Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan bulanan
d. Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan
2. Penyerahan Data
Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :
a. Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan
b. Print out peta topografi skala 1 : 1.000
c. Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software Autocad (file
dwg)
d. Data asli hasil pengukuran
e. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy
f. Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)
g. Foto dan deskripsi Bench Mark

2.4 Jangka Waktu Pelaksanaan


Keseluruhan jadwal waktu jasa survey pemetaan Daerah Babat ini terdiri dari pekerjaan
perencanaan teknik yang dilakukan dalam periode 2 bulan

Rincian Kerja ( perminggu )


1 2 3 4 5 6 7 8
NO JENIS KEGIATAN

Persiapan
1

Survey Lapangan
2 & Pengambilan
Data
Pengolahan Data
3

Penyajian Data
4
BAB III
TENAGA AHLI
3.1 Tenaga Ahli
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang tenaga ahli yang dibutuhkan untuk
melaksanakan proyek survey dan pemetaan tersebut.
3.1.1 Spesifikasi Tenaga Ahli
Dalam sebuah tim survei topografi, idealnya terdapat personel dengan kualifikasi
sebagai berikut:
1. Chief surveyor (Kepala Surveyor)
Berpendidikan minimal Strata 2 Geodesi dan Geomatika. Sebagai koordinator seluruh
anggota tim survei dan bertanggung jawab atas organisasi dan pelaksanaan proyek dengan
intelegensi, negoisasi, dan penguasaan diri. Selain itu, seorang chief surveyor harus dapat
menyiapkan segala kebijakan untuk mendukung jalnnya pencapaian target besar proyek dan
mengambil keputusan terhadap segala permasalahan pekerjaan oleh anggota tim di lapangan
2. Ahli Geodesi
Berpendidikan minimal Strata 1. Sebagai perancang dan pemberi masukan serta leader
dari para surveyor di lapangan.
3. Surveyor GPS.
Berpendidikan minimal Strata 1. Bertugas menentukan Ground Control Point,
mengukur serta menghitung hasil dari pengukuran GPS.
4. Surveyor
Berpendidikan minimal SLTA. Sebagai anggota tim di barisan depan, surveyor harus
melaporkan tahapan pekerjaan ataupun hasil pekerjaan dalam bentuk data ukur yang
validasinya telah dilaksanakan dengan chief surveyor dan akan digunakan untuk dasar
perhitungan kemajuan serta keberhasilan sebuah proyek.
5. Asisten Surveyor
Bertugas membantu serta mengaplikasikan keputusan surveyor di lapangan dengan
persetujuan dan kontrol penuh dari surveyor. Asisten surveyor bisa memberi masukan untuk
menyelesaikan permasalahan teknis di lapangan
6. Drafter
Bertugas menggambar hasil dari perhitungan dilapangan ke dalam sebuah software
sehingga menghasilkan sebuah output peta.
7. Tenaga Lokal
Bertugas membantu surveyor memobilisasi instrumen survei dan peralatan pendukung
lainnya.
8. Administrasi dan Keuangan
Bertugas membuat surat perijinan, mengatur jadwal pelaksanaan serta mengatur
rancangan anggaran biaya dan pembukuannya.
9. Asisten Umum
Asisten umum bertugas membantu semua elemen dalam melaksanakan pekerjaannya

Jumlah tenaga yang dibutuhkan:


• Team Leader : 1 orang
• Ahli Geodesi : 4 orang
• Surveyor GPS : 4 orang
• Asisten surveyor : 8 orang
• Drafter : 8 orang
• Tenaga lokal : 16 orang
• Administrasi : 2 orang
• Asisten umum : 4 orang
Pada wilayah pengukuran ini disusun empat tim survey topografi yang dipimpin oleh
satu orang ahli geodesi, sebagai berikut :
1. Tim satu
Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran GCP. Terdiri dari 2 orang surveyor
GPS, 1 orang ahli geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal.
2. Tim dua
Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran GCP. Terdiri dari 2 orang surveyor
GPS, 1 orang ahli geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal.
3. Tim tiga
Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran detail situasi. Terdiri dari 1 orang ahli
geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal.
4. Tim empat
Tim ini dibentuk untuk melakukan pengukuran detil situasi. Terdiri 1 orang ahli
geodesi, 2 orang asisten surveyordan 4 orang tenaga lokal.
Struktur Organisasi Tenaga Ahli
Berikut adalah bagan struktur organisasi tenaga ahli dalam proyek ini.
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab tenaga ahli, yaitu:
1. Tim Leader
 Mengkoordinir seluruh aktifitas tim dalam mengelola kegiatan baik di kantor
maupun di lapangan.
 Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan
tim pelaksana pekerjaan dan pelaksanaan pekerjaan yang sedang berlangsung.
 Membuat jadwal kegiatan
 Memonitoring progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
 Mengarahkan Seluruh anggota tim dalam menyiapkan laporan yang diperlukan.
 Mengkaji ulang serta pengecekan seluruh hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
 Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.
 Bertanggung jawab terhadap hasil akhir pekerjaan.

2. Ahi Geodesi
 Mengkoordinir kegiatan tim-tim surveyor dalam melaksanakan pekerjaan survey
dan pemetaan topografi
 Menyiapkan program kerja yang mengarahkan team surveyor topografi dalam
pelaksanaan kegiatan di lapangan.
 Koordinasi dalam penentuan referensi yang digunakan oleh direksi pekerjaan.
 Memeriksa data lapangan dan membantu melakukan analisis data serta
mengarahkan tim dalam penggambaran.
 Menghadiri diskusi dan memimpin asistensi pengukuran.
 Bertanggung jawab terhadap hasil pengukuran topografi di lapangan.

3. Asisten Surveyor
 Melaksanakan pekerjaan topografi sesuai dengan kerangka acuan kerja (KAK).
 Mengikuti diskusi perencanaan pengukuran yang dipimpin oleh ahli geodesi dan
surveyor GPS
 Teliti dalam melakukan pengukuran.
 Bertanggung jawab menjaga dan menggunakan peralatan survey.
 Menggambar sketsa pengukuran di lapangan.
 Mencatat hal-hal yang diperlukan selain daripada data ukuran.
 Melaporkan hasil pekerjaan kepada ahli geodesi serta masalah-masalah yang
dihadapi.
4. Drafter
 Mengolah data hasil pengukuran dilapangan secara digital menggunakan software.
 Membantu editing data untuk penggambaran peta topografi serta desain peta.
 Memeriksa gambar-gambar yang telah diediting
 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan penyajian data.
 Membuat laporan hasil akhir pekerjaan.

5. Administrasi
 Mencetak formulir-formulir maupun berkas-berkas yang diperlukan untuk
menunjang kegiatan pengukuran.
 Memeriksa gambar-gambar yang telah diediting
 Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan penyajian data.
 Membuat laporan hasil akhir pekerjaan.
 Bertangguangjawab dalam pelapporan keuangan

6. Asisten Umum
 Membantu staf administrasi dalam pembuatan proposal perijinan, pelaporan dan
keuangan
 Bersedia membantu anggota tim lain tanpa terkecuali.

7. Tenaga Lokal
 Melaksanakan pekerjaan topografi sesuai dengan kerangka acuan kerja
 Mengikuti diskusi perencanaan pengukuran yang dipimpin oleh ahli geodesi dan
surveyor GPS
 Teliti dalam melakukan pengukuran.
 Bertanggung jawab menjaga dan menggunakan peralatan survey.
 Mencatat hal-hal yang diperlukan selain daripada data ukuran.
 Melaporkan hasil pekerjaan kepada ahli geodesi serta masalah-masalah yang
dihadap.
BAB IV
BIAYA
4.1 Anggaran Biaya

Biaya Personil
HARGA
NO JENIS BIAYA PERSONIL HARI JUMLAH
SATUAN
1 Tim leader 1 60 400000 24000000
2 ahli geodesi 4 60 350000 84000000
3 surveyor 6 40 300000 72000000
4 asisten surveyor 6 60 250000 90000000
5 drafter 6 60 250000 90000000
6 tenaga lokal 12 40 150000 72000000
7 surveyor gps 6 15 400000 36000000
8 driver 4 40 150000 24000000
9 administrasi 2 60 200000 24000000
10 asisten umum 6 40 150000 36000000
JUMLAH Rp. 552000000

Biaya Mobilisasi
HARGA
NO JENIS BIAYA SATUAN HARI JUMLAH
SATUAN
1 Sewa mobil +BBM 4 40 500000 80000000
2 sewa motor + BBM 4 60 100000 24000000
JUMLAH Rp. 104000000

Biaya Persewaan Alat


HARGA
NO JENIS BIAYA SATUAN HARI JUMLAH
SATUAN
1 Total station 6 40 350000 84000000
2 GPS Geodetik 6 15 800000 72000000
3 GPS Handheld 8 40 100000 32000000
4 Handy Talky 20 40 20000 16000000
JUMLAH Rp. 204000000

Biaya Alat dan Bahan


HARGA
NO JENIS BIAYA SATUAN HARI JUMLAH
SATUAN
1 BM Utama 30 400000 12000000
2 Printer 4 400000 1600000
3 tinta 10 100000 1000000
4 kertas 8 50000 400000
5 aki 6 100000 600000
6 pylox 15 40000 600000
7 perkakas 1 100000 100000
JUMLAH Rp. 16300000

Biaya Konsumsi Dan Penginapan


HARGA
NO JENIS BIAYA SATUAN HARI JUMLAH
SATUAN
1 Makan 53 60 60000 190800000
2 minum 53 60 10000 31800000
3 penginapan 13 60 300000 234000000
JUMLAH Rp. 456600000

Total Biaya Keseluruhan

N0 URAIAN TOTAL BIAYA


1 BIAYA PERSONIL 552000000
2 BIAYA MOBILISASI 104000000
3 BIAYA PERSEWAAN ALAT 204000000
4 BIAYA ALAT DA BAHAN 16300000
5 BIAYA KONSUMSI DAN PENGINAPAN 456600000
JUMLAH Rp. 1332900000
BAB V
PENUTUP

Demikian kerangka acuan kerja (KAK) ini kami buat dengan sebenarnya. Dengan ini
semoga konsultan nantinya menggunakan kerangka ini dengan sebaiknya dan dapat
mewujudkan kegiatan ini sehingga dihasilkan suatu keluaran atau hasil yang maksimal dan
didapatkan bentuk peta topografi Kecamatan Babat Kabupaten Lapmongan sesuai dengan
yang diinginkan oleh pemberi tugas.

Anda mungkin juga menyukai