Anda di halaman 1dari 14

2015

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI


GEOMATIKA

SKEMA SERTIFIKASI
Analis Utama Survei Terestris
Skema sertifikasi yang mengacu pada kemasan okupasi nasional yang telah
ditetapkan di dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang
Informasi Geospasial Nomor 331 Tahun 2013 dan menjadi acuan bagi LSP
Geomatika dalam melakukan proses sertifikasi bagi pemohon untuk jabatan Analis
Utama Survei Terestris.

Ditetapkan Tanggal: Disahkan Tanggal:


Oleh: Oleh:

Mohammad Singgih Henny Lilywati


Ketua Komite Skema Direktur LSP Geomatika

Nomor Dokumen : SS.01/III/2015


Nomor Salinan :
Status Distribusi :
˅ Terkendali
Tak terkendali
SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

1. LATARBELAKANG

1.1. Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial


yang disahkan di Jakarta pada tanggal 21 April 2011 mengamanatkan
bahwa agar informasi geospasial dapat terselenggara dengan tertib,
terpadu, berhasil guna dan berdaya guna sehingga terjamin
keakuratan, kemutakhiran, dan kepastian hukum, maka perlu
pengaturan mengenai penyelenggaraan informasi geospasial;
1.2. Undang-undang tentang Informasi Geospasial (IG) tersebut selanjutnya
menyatakan bahwa kegiatan penyelenggaraan IG oleh Instansi
Pemerintah atau Pemerintah daerah dapat dilaksanakan oleh setiap
orang (orang perseorangan, kelompok orang, atau badan usaha), yang
dalam pelaksanaannya harus dilakukan oleh tenaga profesional yang
tersertifikasi di bidang IG;
1.3. Terhitung sejak tanggal 16 Desember 2013, pelaksanaan uji
kompetensi dan sertifikasi tenaga profesional di bidang informasi
geospasial harus mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Bidang Informasi Geospasial, disingkat SKKNI-IG, yang
ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.331/MEN/III/2013 dan
disusun menggunakan Kemasan Kualifikasi Nasional ke dalam 6 (enam)
sub bidang IG dan dimulai dari jenjang ke tiga KKNI;
1.4. Permintaan dari dunia usaha yang dalam hal ini diwakili oleh Asosiasi
Perusahaan Survey Pemetaan Informasi Geospasial (APSPIG) yang
dalam menjalankan usahanya, mereka membutuhkan sertifikat Analis
Utama Survei Terestris , baik digunakan dalam mengikuti lelang
pengadaan barang maupun dalam pengembangan SDM perusahaan.
Bagi perusahaan akan sangat bermanfaat dalam memposisikan
karyawannya yang sudah bersertifikat okupasi Analis Utama Survei
Terestris.

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 2


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

1.5. Permintaan dari dunia profesi yang dalam hal ini diwakili oleh Ikatan
Surveyor Indonesia (ISI) yang dalam menjalankan pembinaan
keprofesian, mereka membutuhkan salah satunya ialah sertifikat Analis
Utama Survei Terestris, baik digunakan dalam pembinaan sdm bidang
Survei Terestris, maupun secara umum dalam menjalankan misi profesi
ISI untuk menjadikan Sertifikasi sebagai Acuan Kompetensi Profesional
Survey dan Pemetaan.
1.6. Otoritas kompeten dalam bidang informasi geospasial salah satunya
ialah Badan Informasi Geospasial (BIG) yang melalui Peraturan Kepala
Badan Informasi Geospasial Nomor 11 tahun 2013 tentang Sistim
Sertifikasi di Bidang Informasi Geospasial, pada Pasal 3 mengatur
sertifikasi kepada tenaga profesional.

2. RUANG LINGKUP SKEMA SERTIFIKASI

Lingkup skema sertifikasi ini adalah:


2.1 Skema ini mengatur jabatan yang terkait dengan informasi geospasial
subbidang Analis Utama Survei Terestris.
2.2 Penggunaan skema ini untuk jabatan Analis Utama Survei Terestris.

3. TUJUAN SERTIFIKASI
3.1. Memastikan dan memelihara kompetensi kerja pada jabatan Analis
Utama Survei Terestris.
3.2. Sebagai acuan dalam melaksanakan asesmen oleh LSP Geomatika dan
Asesor Kompetensi.

4. ACUAN NORMATIF

4.1. Acuan regulasi yang menjadi rujukan:


 Undang-undang Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial;
 Peraturan BNSP No. 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi
Pedoman BNSP 201 versi 2014;
Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 3
SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

 Peraturan BNSP No. 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman


Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi –
Pedoman BNSP 210 versi 2014;
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 331 Tahun 2013 tentang Penetapan SKKNI
Informasi Geospasial.

4.2. Pedoman operasional yang menjadi rujukan:


 Panduan Mutu LSP Geomatika Tahun 2015
 SOP LSP Geomatika Tahun 2015

5. KEMASAN / PAKET KOMPETENSI

5.1. Jenis Kemasan : KKNI / OKUPASI NASIONAL / KLASTER


5.2. Rincian Unit Kompetensi
Okupasi: Analis Utama Survei Terestris

No Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1. M.711000.010.01 Menyusun Syarat Teknis Survei Terestris

2. M.711000.011.01 Membuat Jadwal Survei Terestris

3. M.711000.012.01 Menyusun Kebutuhan SDM

4. M.711000.013.01 Menyusun Biaya Survei Terestris

5. M.711000.014.01 Melakukan Perhitungan Analisis Data

6. PERSYARATAN DASAR PEMOHON SERTIFIKASI

1. Analis Madya Survei Terestris dengan pengalaman kerja minimal 2 tahun,


atau
2. Lulusan S1 Geodesi/ Geomatika, atau
3. Lulusan S1 bidang Informasi Geospasial dengan pengalaman minimal 1
tahun, atau

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 4


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

4. Lulusan D3 bidang Survei Terestris dengan pengalaman kerja minimal 2


tahun.

7. HAK PEMOHON SERTIFIKASI DAN KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT

7.1. Hak Pemohon

Pemohon Sertifikat LSP Geomatika berhak untuk:


7.1.1 Mendapatkan informasi tentang sertifikasi kompetensi kerja
okupasi Analis Utama Survei Terestris;
7.1.2 Mendapatkan informasi setiap perubahan persyaratan tentang
sertifikasi kompetensi kerja okupasi Analis Utama Survei
Terestris;
7.1.3 Mendapatkan penjelasan dan informasi tambahan tentang
program-program sertifikasi LSP Geomatika;
7.1.4 Menjadi peserta sertifikasi okupasi Analis Utama Survei
Terestris apabila memenuhi syarat yang ditetapkan.

Peserta Sertifikasi LSP Geomatika, setelah mengikuti proses sertifikasi


dan dinyatakan Kompeten, berhak untuk:
7.1.5. Mendapatkan sertifikat kompetensi kerja Analis Utama Survei
Terestris;
7.1.6. Mengajukan keluhan dan banding apabila ada ketidaksesuaian
tentang keputusan sertifikasi.
Pemegang Sertifikat LSP Geomatika, berhak untuk:
7.1.7. Menggunakan sertifikat Analis Utama Survei Terestris sesuai
dengan kegunaannya;
7.1.8. Menggunakan sebutan/ logo LSP sesuai dengan pedoman LSP
Geomatika;
7.1.9. Didaftarkan dalam direktori pemegang sertifikat kompetensi
Analis Utama Survei Terestris di LSP Geomatika.

7.2. Kewajiban Pemegang Sertifikat LSP Geomatika

Pemohon Sertifikat LSP Geomatika wajib untuk:


Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 5
SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

7.2.1. Menandatangani pernyataan kesepakatan dengan LSP


Geomatika.
7.2.2. Mematuhi semua persyaratan sertifikasi LSP Geomatika.
7.2.3. Menyampaikan dan menjamin bahwa semua informasi yang
diberikan kepada LSP Geomatika adalah terbaru, benar, dan
dapat dipertanggungjawabkan.
7.2.4. Menjamin bahwa sertifikat kompetensi dari LSP Geomatika
tidak akan disalahgunakan.
7.2.5. Bersedia menjaga kompetensinya dengan terus menerus
mengikuti perkembangan iptek di bidangnya dan belajar
mengembangkan pengetahuannya (CPD=Continuous
Professional Development).

8. BIAYA SERTIFIKASI

8.1. Biaya uji sertifikasi sebesar Rp 2.750.000,- (Dua Juta Tujuh Ratus Lima
Puluh Ribu Rupiah).

8.2. Biaya perpanjangan sertifikat sebesar Rp. 2.100.000,- (Dua Juta


Seratus Ribu Rupiah).

9. PROSES SERTIFIKASI

9.1. Persyaratan Pendaftaran

Pendaftaran dilakukan kepada LSP Geomatika atau melalui TUK


(Tempat Uji Kompetensi) terdekat dengan tembusan kepada LSP
Geomatika; dengan persyaratan sebagai berikut:
9.1.1 Pemohon memahami proses asesmen untuk skema ini yang
mencakup persyaratan dan ruang lingkup sertifikasi, penjelasan
proses penilaian, hak pemohon, biaya sertifikasi dan kewajiban
pemegang sertifikat.
9.1.2 Mengisi formulir permohonan (FR-APL-01) kecuali bagian 3.
9.1.3 Melampirkan kelengkapan berikut masing-masing 2 (dua)
lembar:

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 6


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

i. Fotokopi terlegalisir ijasah pendidikan dan atau sertifikat


pelatihan, dan atau sertifikat kompetensi yang dimiliki, dan
atau bukti pengalaman kerja yang dimiliki sesuai butir 6 pada
persyaratan dasar pemohon.
ii. Khusus untuk pengalaman kerja pada bidang Survei Terestris,
harus terkait dengan unit kompetensi pada butir 5.2 di atas;
lengkap dengan surat penugasannya, deskripsi pekerjaan yg
dilakukan, foto-foto pelaksanaan pekerjaan, rekomendasi hasil
pekerjaan, dll.
iii. Fotokopi KTP/Identitas lainnya.
iv. Pas Foto 3x4 sebanyak 2 lembar.
v. Surat Rekomendasi dari Pimpinan Perusahaan atau Atasan
(FR.GIM.STF.01) atau Surat Keterangan dari lembaga
pendidikan sesuai butir 9.1.2.i
vi. Surat Keterangan Dokter.
vii. Bukti pembayaran sesuai butir 8 setelah ditetapkan menjadi
peserta.
9.1.4 Membuat Pernyataan untuk memenuhi semua persyaratan
Pemegang Sertifikat yang dikeluarkan oleh LSP Geomatika
(FR.GIM.STF.02).
9.1.5 Mengikuti jadual uji sesuai dengan kalender yang direncanakan
atau sesuai dengan permintaan pemohon.
9.1.6 Pemohon menyatakan setuju untuk memenuhi persyaratan
sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan
untuk penilaian.

9.2. Proses Asesmen

9.2.1 Pelaksanaan asesmen diselenggarakan di TUK atau di Tempat


Kerja atau di TUK sewaktu yang telah diverifikasi oleh LSP
Geomatika, dan ditunjuk atau ditetapkan oleh LSP Geomatika.
9.2.2 Asesor Kompetensi dan atau Asesor Kompetensi Teknis Survei
Terestris dan atau Pakar Survei Terestris yang telah ditetapkan
oleh LSP Geomatika melakukan koordinasi untuk persiapan uji
Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 7
SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

mulai dari perencanaan asesmen, formulir yang diperlukan pada


saat pra asesmen dan asesmen berlangsung, MUK (Materi Uji
Kompetensi); untuk diperbanyak oleh TUK.
9.2.3 TUK bersama Asesor Kompetensi dan atau Asesor Kompetensi
Teknis Survei Terestris dan atau Pakar Survei Terestris melakukan
pra asesmen kepada para pemohon paling lambat 3 hari kerja
sebelum Hari H (tanggal pelaksanaan uji) untuk menjelaskan unit
kompetensi yakni:

1. Menyusun Syarat Teknis Survei Terestris


2. Membuat Jadwal Survei Terestris
3. Menyusun Kebutuhan SDM
4. Menyusun Biaya Survei Terestris
5. Melakukan Perhitungan Analis Data
Kelima unit tersebut diinformasikan kepada pemohon sertifikasi
serta mengisi formulir Asesmen Mandiri (Form APL.02).

9.2.4 Uji Kompetensi menggunakan metode uji lisan, tertulis,


demonstrasi/praktik, dan simulasi selama maksimal 2 (dua) hari
di TUK atau di tempat kerja dan atau di TUK sewaktu yang telah
diverifikasi, dengan mengacu kepada Materi Uji Kompetensi yang
ditetapkan LSP Geomatika untuk menjadi Analis Utama Survei
Terestris.
9.2.5 Uji Kompetensi diselenggarakan TUK bersama dengan Asesor
Kompetensi dan atau Asesor Kompetensi Survei Terestris dan
atau Pakar Survei Terestris yang ditugaskan oleh LSP Geomatika;
dengan pengawasan oleh LSP Geomatika dan atau BNSP.
9.2.6 Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan
sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan
bukti yang berkualitas.
9.2.7 Bukti yang dikumpulkan diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang
diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi
aturan bukti.

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 8


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

9.3. Proses Uji Kompetensi

9.3.1. Uji kompetensi dirancang untuk menilai kompetensi secara lisan,


tertulis, demonstrasi/praktik, dan simulasi yang andal dan
objektif, serta berdasarkan dan konsisten dengan skema
sertifikasi. Rancangan persyaratan uji kompetensi menjamin
setiap hasil uji dapat dibandingkan satu sama lain, baik dalam hal
muatan dan tingkat kesulitan, termasuk keputusan yang sah
untuk kompeten atau belum kompeten.
9.3.2. Peralatan teknis yang digunakan dalam proses pengujian
diverifikasi atau dikalibrasi secara tepat.
9.3.3. Prinsip-prinsip asesmen dan aturan-aturan bukti diterapkan
sesuai dengan persyaratan dasar peserta untuk mengumpulkan
bukti yang berkualitas .
9.3.4. Bukti yang dikumpulkan diperiksa dan dievaluasi untuk
memastikan bahwa bukti tersebut mencerminkan bukti yang
diperlukan untuk memperlihatkan kompetensi telah memenuhi
aturan bukti (VATM).
9.3.5. Hasil proses asesmen yang telah memenuhi aturan bukti VATM
direkomendasikan “Kompeten” dan yang belum memenuhi
aturan bukti VATM direkomendasikan “Belum Kompeten” .
9.3.6. TUK bertanggung jawab dalam menyiapkan ruangan ber-AC
dilengkapi fasilitas komputer dengan software Survei Terestris
yang akan digunakan, data spasial dan atribut serta ATK yang
akan digunakan pada saat uji kompetensi.
9.3.7. Asesor Kompetensi dan atau Asesor Kompetensi Teknis Survei
Terestris dan atau Pakar Survei Terestris yang bertugas telah
menyiapkan semua form dan materi uji sesuai butir 9.2.2;
dengan mengikuti Pedoman Pelaksanaan Uji yang diberlakukan
oleh LSP Geomatika. Asesor Kompetensi harus membawa Log
Book BNSP untuk ditandatangani oleh Ketua TUK selaku

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 9


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

penanggungjawab penyelenggara uji kompetensi sebagai bukti


ikut melakukan uji kompetensi.
9.3.8. Uji kompetensi diselenggarakan di TUK atau di Tempat Kerja atau
TUK sewaktu yang telah diverifikasi LSP Geomatika, dengan
pengawasan LSP Geomatika dan atau BNSP.
9.3.9. Setelah proses uji selesai, TUK berkewajiban untuk mengirimkan
hasil uji paling lambat 7 (tujuh) hari setelah hari H terdiri dari:
a. Laporan tentang hasil pelaksanaan uji kompetensi terdiri dari
Pengantar, Jadwal Uji, Nama Asesor Uji dan No Surat Tugas,
Jumlah Peserta, Nama, Alamat dan Rekomendasi Hasil Uji
(K=Kompeten atau BK=Belum Kompeten), Berita Acara
Pelaksanaan Uji, Berita Acara Hasil Pelaksanaan Uji, Saran ke
depan, dll.
b. Semua berkas pelaksanaan uji harus dikirim kepada LSP
Geomatika untuk keperluan Surveilen.
c. Kontribusi TUK untuk operasional LSP Geomatika akan diatur
dalam Perjanjian Kerjasama antara LSP Geomatika dengan
TUK.

9.4. Keputusan Sertifikasi


9.4.1. Keputusan Sertifikasi LSP Geomatika ditentukan oleh Rapat
Pleno LSP Geomatika, yang terdiri dari Direktur LSP, Manajer
Sertifikasi, Manajer Administrasi dan Ketua TUK terkait dan
dihadiri oleh Asesor yang tidak bertugas saat uji dan dipimpin
oleh Direktur LSP Geomatika. Pada Pleno dilakukan evaluasi
tentang penyelenggaraan Uji kompetensi yang disampaikan
oleh TUK dan memutuskan nama-nama peserta yang K atau
BK.
9.4.2. Keputusan Sertifikasi LSP Geomatika ditetapkan atas dasar hasil
Uji Kompetensi, yaitu rekomendasi Kompeten atau Belum
Kompeten oleh Asesor sesuai penugasan.
9.4.3. Keputusan LSP Geomatika bersifat mutlak; ketidakpuasan
terhadap keputusan tersebut dapat dilakukan melalui Proses

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 10


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

Banding (FR.GIM.STF.03)
9.4.4. Keputusan sertifikasi terhadap peserta hanya dilakukan oleh
LSP berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses
sertifikasi. Personil yang membuat keputusan sertifikasi tidak
ikut serta dalam pelaksanaan uji kompetensi atau pelatihan
peserta sertifikasi.
9.4.5. LSP Geomatika menerbitkan sertifikat kompetensi kepada
semua yang telah berhak menerima sertifikat dalam bentuk
surat dan/atau kartu, yang ditandatangani dan disahkan oleh
personil yang ditunjuk.
9.4.6. LSP Geomatika mengajukan permohonan blanko sertifikat
kepada BNSP untuk diisikan oleh TUK dan kemudian dikirimkan
kepada peserta.
9.4.7. Sertifikat berlaku selama 2 tahun sejak ditetapkan dan tidak
dapat dipindahtangankan.

9.5. Pembekuan dan Pencabutan Sertifikat

9.5.1. Pembekuan dan pencabutan sertifikat dilakukan jika:


i. Terdapat pelanggaran terhadap persyaratan sertifikasi LSP
Geomatika;
ii. Gagal memenuhi persyaratan sertifikasi LSP Geomatika;

9.5.2. LSP Geomatika menetapkan masa pembekuan, dan selama


masa tersebut LSP Geomatika dapat mencabut sertifikat LSP
Geomatika jika pemegang sertifikat LSP Geomatika tidak
mampu memenuhi persyaratan lagi;
9.5.3. Sebelum LSP Geomatika membekukan sertifikat, LSP Geomatika
akan memberitahukan dan memberikan alasan pembekuan
dalam jangka waktu 14 hari sejak surat pemberitahuan
diterima;
9.5.4. LSP Geomatika akan membuat perjanjian yang mengikat
dengan pemegang sertifikat kompetensi untuk memastikan
bahwa selama pembekuan sertifikasi, pemegang sertifikat tidak

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 11


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

diperkenankan melakukan promosi terkait dengan sertifikat


yang dibekukan.

9.6. Pemeliharaan Sertifikat

9.6.1. Dalam rangka memastikan dan memelihara kompetensi para


Pemegang Sertifikat LSP Geomatika, maka minimal setiap
setahun sekali dilakukan survailen terhadap seluruh Pemegang
Sertifikat LSP Geomatika.
9.6.2. Survailen dilaksanakan dengan menggunakan metoda
Kuesioner (FR.GIM.STF.04) yang dikirimkan ke
perusahaan/pimpinan tempat pemegang sertifikat bekerja.
9.6.3. Kelalaian dan atau kegagalan dari survailen akan mengakibatkan
dicabutnya sertifikat LSP Geomatika dari pemegang sertifikat
tersebut (FR.GIM.STF.05)
9.6.4. Survailen dapat dilakukan di luar jadwal semestinya, manakala
ada keluhan pihak ke-3.

9.7. Proses Sertifikasi Ulang

9.7.1. Proses sertifikasi ulang dilaksanakan 2 (dua) bulan sebelum


masa kadaluarsa sertifikat LSP Geomatika dengan
memperhatikan hasil survailen.
9.7.2. Sertifikat ulang dapat dilakukan bila pemegang sertifikat LSP
Geomatika tidak kehilangan haknya dikarenakan kasus kriminal
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
9.7.3. Permohonan, persyaratan dan Uji Kompetensi LSP Geomatika
untuk sertifikasi ulang mengacu kepada permohonan,
persyaratan dan Uji Kompetensi LSP Geomatika awal
(FR.GIM.STF.07).
9.7.4. Uji kompetensi untuk keperluan sertfikasi ulang dilakukan
menggunakan metode portofolio.
9.7.5. Biaya sertifikasi ulang sesuai dengan butir 8.2.

9.8. Penggunaan Sertifikat

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 12


SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

LSP Geomatika mensyaratkan pemegang sertifikat LSP Geomatika


menandatangani persetujuan untuk:

9.8.1 memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;


9.8.2 menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang
lingkup sertifikasi Analis Utama Survei Terestris;
9.8.3 tidak menyalahgunakan sertifikasi yang dapat merugikan LSP
Geomatika dan tidak memberikan pernyataan yang berkaitan
dengan sertifikasi yang menurut LSP Geomatika dianggap dapat
menyesatkan atau tidak sah;
9.8.4 menghentikan penggunaan semua pernyataan yang
berhubungan dengan sertifikasi yang memuat acuan LSP
Geomatika setelah dibekukan atau dicabut sertifikatnya serta
mengembalikan sertifikat kepada LSP Geomatika yang
menerbitkannya,
9.8.5 acuan sertifikasi yang tidak sesuai atau penyalahgunaan
sertifikat dalam publikasi, katalog, dll harus ditangani oleh LSP
Geomatika dengan tindakan perbaikan seperti penundaan atau
pencabutan sertifikat, pengumuman pelanggaran dan jika perlu
tindakan hukum lainnya.

9.9 Banding
9.9.1. LSP memperhatikan, merekam, menindaklanjuti dan menangani
semua keluhan dan perselisihan yang disampaikan secara
tertulis dalam kegiatan sertifikasi LSP Geomatika;
9.9.2. Banding dapat dilakukan oleh:
i. Peserta sertifikasi, setelah selesai proses Uji Kompetensi dan
peserta sertifikasi dinyatakan ‘BK’; atau
ii. Pemegang sertifikat, yang sertifikatnya dicabut oleh LSP
Geomatika.
9.9.3. Banding yang dilakukan oleh peserta sertifikasi dapat dilakukan
melalui 2 (dua) jalur yaitu:
i. Banding ke LSP Geomatika, bila keputusan ‘Belum Kompeten’
yang diterima oleh peserta sertifikasi merupakan hasil
Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 13
SKEMA SERTIFIKASI ANALIS UTAMA SURVEI TERESTRIS

rekomendasi ‘BK’ yang diberikan oleh Asesor Kompetensi, dan


peserta sertifikasi menemukan adanya ketidaksesuaian dari
rekomendasi tersebut;
ii. Banding ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), apabila
rekomendasi ‘K’ diberikan oleh Asesor Kompetensi, tetapi
keputusan pleno LSP Geomatika memberikan hasil ‘Belum
Kompeten’ terhadap peserta sertifikasi;
9.9.4. Peserta sertifikasi yang mengajukan banding ke LSP Geomatika,
dapat mengajukan banding secara tertulis tidak lebih dari 1(satu)
bulan sejak tanggal keputusan yang dibuat LSP Geomatika;
9.9.5. Pemegang sertifikat LSP Geomatika dapat mengajukan banding
secara tertulis yang menyanggah keputusan LSP Geomatika tidak
lebih dari 1(satu) bulan sejak tanggal keputusan yang dibuat LSP
Geomatika;
9.9.6. Setelah menerima pernyataan Banding secara tertulis, LSP
Geomatika membentuk komite yang membantu menyelesaikan
banding yang diajukan peserta sertifikasi atau pemegang
sertifikat kepada LSP Geomatika;
9.9.7. LSP Geomatika akan menjaga rekaman dari keluhan, keberatan
dan perselisihan serta tindakan koreksi;
9.9.8. Peserta sertifikasi dan pemegang sertifikat LSP Geomatika harus
memberikan informasi tentang keluhan, keberatan dan
perselisihan serta tindakan koreksinya bila diperlukan.

Lembaga Sertifikasi Profesi Geomatika 14

Anda mungkin juga menyukai