Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR

KERANGKA ACUAN KERJA


Pemetaan Daerah Irigasi Dengan Teknologi LiDAR
A. Pendahuluan
Sejak produksi padi dihasilkan dilahan beirigasi, pengelolaan irigasi penting dalam hal
ketahanan pangan. Irigasi permukaan yang tersebar sekitar 48,000 sistem irigasi yang
mencakup 7,2 juta ha. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan mengestimasi hanya
55% sistem irigasi nasional yang berfungsi sepenuhnya, keterbatasan panen dan intensitas
serta hasil produksi yang rendah, ketidakberlajutan di sektor pertanian dan ketidakmampuan
untuk diversifikasi ke arah produk bernilai tinggi. Dampak negatif pagi petani terdapat
dipendapatan dan kesejahteraan, dan mengantisipasi target nasional untuk meningkatkan
ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat perdesaan dari kondisi yang sekarang
ditemui. Beberapa skema irigasi sangat perlu untuk direhabilitasi atau ditingkatkan. Penrunan
fungsi sarana prasaran irigasi disebabakan dari pemeliharaan yang tidak baik dan perubahan
kondisi yang tidak diantisipasi ketika tahap desain.

Sejak tahun 2006, pemerintah telah mengenalkan beberapa agenda reformasi untuk
meningkatkan distribusi air serta pelayanan operasi dan pemeliharaan dengan melaksanakan
pengelolaan irigasi partisipatif dan membentuk petani pemakai air (P3A) dan komisi irigasi.
Pada tahun 2010, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air membentuk direktorat yang
berwenang untuk melakukan operasi dan pemeliharaan sumber daya air. Pengelolaan aset
dan pembiayaan berbasis kebutuhan telah dikenalkan untuk mencapai kebrlanjutan jangka
panjang prasarana irigasi. Direktorat Jenderal Sumber Daya Air juga telah melakukan
pembaharuan regulasi untuk reformasi kelembagaan sektor irigasi melalui kegiatan PISP oleh
ADB.

Biaya operasi dan pemeliharaan irigasi (O&P) selalu ditetapkan rata-rata untuk setiap hektar
(ha), atau secara keseluruhan (lump sump). Untuk perencanaan O&P yang efektif, usulan
untuk mendata dan mengelolaa aset irigasi yang ada sangat diperlukan. Berdasarkan kondisi
saat ini, dan untuk mendukung kebutuhan pembiayaan (NBB) untuk O&P, Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air PUPR telah membangun sistem pengelolaan aset irigasi (PAI). Sistem PAI
sedang ditingkatkan untuk mendukung fungsi web dan data spasial dibawah ADB RETA TA
6498. Bagaimanapun juga Direktorat Jenderal Sumber Daya Air memperkirakan bahwa PAI
yang sekarang hanya mengakomodasi 20% skema irigasi pusat, atau 6,7% dari total
keselurahan daerah irigasi. Pengumpulan data dan proses pemasukan secara manual
menjadi hambatan dalam pembaharuan sistem PAI. Teknologi baru dibutuhkan antara lain ;
(i) menggunakan tablet untuk menggantikan form isian kertas dalam verifikasi dilapangan (ii)
menggunakan survey pemetaan udara dan software untuk interpretasi secara otomatis agar
kualitas dari data yang dihasilkan terjaga dengan baik.

Dalam hal penggunaan teknologi LiDAR dalam pengelolaan irigasi, fungsi LiDAR tersebut
diharapkan dapat mengetahui lokasi dan tingkat kerusakan jaringan irigasi dari sisi atas
permukaan dan bawah air. Teknologi LiDAR yang dapat diterapkan untuk identifikasi
informasi daerah irigasi antara lain aerial LiDAR, terestrial LIDAR dan underwater LiDAR.
Direncanakan dalam kegiatan IPDMIP ini pekerjaan pengumpulan data menggunakan
teknologi LiDAR akan mencakup 16 Provinsi di 74 kabupaten terpilih. Total area yang
diintervensi mencapai kurang lebih 2,5 juta Ha daerah irigasi.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah didapatkan peta foto udara dengan resolusi tinggi, termasuk
didalamnya Digital Elevation Model (DEM) yang diturunkan dari pengolahan data LiDAR dan
peta vektor digital yang memuat layer serta informasi sektor irigasi dengan standar Badan
Informasi Geospasial. Hasil kegiatan ini akan dijadikan sumber basis data untuk pengelolaan
aset irigasi dan desain pembangunan/rehabilitasi jaringan irigasi skala 1:2.000 di 74
kabupaten terpilih.

C. Lingkup & Volume Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi lokasi sebagai berikut :

1. Daftar Kabupaten : 74 Kabupaten - Terlampir


2. Daerah Pemotretan Digital : 2,5 Juta Ha
3. Metode : Aerial & Bathimetry LiDAR, Unmaned Surface
Vehicle Sonar.
4. Hasil data shapefile : 1 : 2.000
5. Hasil album peta : 1 : 10.000 Ukuran A1

Tahapan Pekerjaan Akuisisi LiDAR

KODE TAHAPAN

A.1.1. Persiapan

A.1.2. Persiapan akuisisi data

A.1.3. Pengukuran titik kontrol foto udara


Akuisisi data foto udara, terestrial & underwater
A.1.4.
Lidar
A.1.5. Pengolahan data Lidar

A.1.6. Pengolahan data foto udara

A.1.7. Vektorisasi Daerah Irigasi & Infrastruktur

A.1.8. Pelaporan

D. Spesifikasi Teknis
1. Titik Kontrol (Benchmark) dan Titik Ground Check
• Titik kontrol terdiri dari titik kontrol utama dan titik cek
• Titik kontrol utama berjumlah minimal 30 titik dan terletak pada pojok, perimeter dan
tengah dari blok area pekerjaan
• Titik kontrol utama diberi nomor 6 digit alfanumerik yaitu XXX001, tiga digit awal
alfabet yang merupakan akronim dari blok area pekerjaan dan tiga digit akhir
numerik yang merupakan nomor urut titik dalam blok area pekerjaan.
• Titik kontrol utama dan titik cek menggunakan pilar pvc dengan bentuk dan ukuran
sesuai gambar dibawah

• Brescap tablet kuningan titik kontrol harus menghadap Utara kompas.


• Titik cek berjumlah minimal 30 titik dan terletak menyebar secara merata pada area
pekerjaan dengan jarak 5 – 10 km
• Titik cek diberi nomor 5 digit alfanumerik yaitu CP001, dua digit awal merupakan
singkatan Check Point dan tiga digit akhir numerik yang merupakan nomor urut titik
dalam blok area pekerjaan
• Titik kontrol utama dan titik cek dipasang premark dengan bentuk dan ukuran
sesuai gambar dibawah

o
• Premark menghadap utara, selatan, barat,dan timur kompas (kecuali jalur terbang
diagonal, arah Premark menyesuaikan jalur terbang)
• Premark dibuat dari bahan yang tahan cuaca, tidak mudah robek dan tidak pudar
• Warna premark harus kontras dengan warna sekitarnya
• Tinggi setiap pilar harus diukur dari rata-rata permukaan tanah pada pilar tersebut
ke puncak pilar
• Pengukuran GPS menggunakan GPS Geodetik dual frequency
• Pengukuran GPS titik kontrol utama dilakukan secara jaring atau radial
• Pengukuran GPS titik cek dilakukan secara jaring atau radial
• Waktu pengamatan GPS adalah 60 menit atau lebih lama
• Interval waktu pengukuran GPS adalah 15 detik
• Jarak baseline tidak melebihi 20 km
• Pengukuran GPS dicatat pada log pengukuran GPS
• Pengukuran GPS titik kontrol utama diikat terhadap Jaring Kontrol Horizontal (JKH)
Badan Informasi Geospasial
• Pengukuran GPS titik cek harus diikat terhadap Jaring Kontrol Horizontal (JKH)
Badan Informasi Geospasial atau titik kontrol utama terdekat.
• Apabila dalam jarak 20 km dari area pekerjaan tidak terdapat JKH BIG, maka harus
membuat titik ikat bantu yang diikat terhadap JKH BIG dengan spesifikasi sesuai
SNI JKH
• Perhitungan elevasi menggunakan koreksi geoid Sistem Referensi Geospasial
Indonesi (SRGI) 2013
• Ketelitian horizontal 60 cm atau lebih baik
• Ketelitian vertikal 10 cm atau lebih baik
• Apabila terdapat titik kontrol atau titik cek yang tidak tampak pada foto udara maka
harus dilakukan pengukuran ulang menggunakan metode postmarking di lokasi
terdekat dengan titik tersebut
• Pengukuran GPS didokumentasikan dalam log pengukuran GPS

2. Akusisi Data Terestrial dan Underwater LiDAR, sonar serta Foto Udara
• Jalur terbang pada daerah datar yaitu Timur-Barat atau Utara-Selatan.
• Jalur terbang diagonal dapat digunakan pada area dengan terain bergunung
• Jalur terbang pertama dan terakhir harus berada pada luar area pekerjaan
• Kalibrasi boresight dan levelarm wajib dilakukan sebelum melakukan pemotretan
• Awal dan akhir pada setiap jalur harus mencakup 2 atau lebih foto diluar area
pekerjaan
• Jalur terbang melintang (cross strip) ditambahkan pada ujung blok
• Foto udara digital diberi nomor AAA_BBB, AAA yaitu nomor jalur, BBB yaitu nomor
foto dalam jalur tersebut. Ketika Reflight foto udara diberi penomoran baru dengan
menambahkan huruf RX_AAA_BBB. R yaitu kode reflight dan X nomor reflight
• Penomoran EO GPS IMU disesuaikan dengan penomoran pada foto udara
• EO harus berisi ID, X, Y, Z, ω, φ, κ, dX, dY, dZ, dω, dφ, dκ
• Pertampalan kemuka (forward overlap) yaitu ≥60%
• Pertampalan kesamping (side overlap) yaitu ≥25%
• Ground Sampling Distance (GSD) yaitu sebesar 0,7 m atau lebih baik
• Tinggi terbang dihitung untuk memperoleh nilai GSD tersebut dan menyesuaikan
panjang fokus kamera yang digunakan
• Tutupan awan tidak lebih dari 10% setiap foto dan obyek yang tertutup awan
bukan merupakan bangunan atau transportasi
• Tidak diperkenankan adanya sunspot
• Tidak diperkenankan adanya gap Lidar pada Intensity Images
• Point Density Lidar sebanyak 4 point per m persegi
• Reflight harus dilakukan apabila ada persyaratan yang tidak terpenuhi
• Reflight dilakukan pada posisi foto dan tinggi terbang yang relatif sama dengan
sebelumnya
• Akuisisi data didokumentasikan dalam log akuisisi data
• Pengukuran GPS Ground Station dilakukan pada saat pelaksanaan pemotretan
udara.
• Pengukuran sonar untuk dalam air diharapkan memiliki 1-2 titik per m2 dengan
kecepatan 2 km/jam.
• Seluruh data hasil akuisisi harus dapat diunduh dan diperiksa kualitasnya pada
saat dilapangan

3. Pengolahan Data LiDAR & Sonar


A. Pre-processing
▪ Lidar Strip Adjustment maksimal 0,1 m
B. Postprocessing
• 2.1. Klasifikasi Point Cloud
Point Cloud harus diklasifikasikan ke dalam 2 kategori utama yaitu ground
(permukaan tanah), dan non-ground (obyek diatas permukaan tanah). Sebelum
klasifikasi dilakukan, low point, air point, dan error point yang menjadi noise
harus dihilangkan terlebih dahulu.
• Digital Terrain Model (DTM) dibentuk dari ground class - point cloud Lidar.
• Model Key Point dibentuk dari klasifikasi ground class - point yang difilter
dengan kerapatan minimum 2 m dan tolerance above dan tolerance below 0,15
m
• Ukuran DTM dengan cell size sebesar 2 meter dengan format bil 32 bit
• Digital Surface Model (DSM) dibentuk dari ground class dan non ground class -
point cloud Lidar yang sudah bebas dari noise
• Ukuran DSM dengan cell size sebesar 0.5 meter dengan format bil 32 bit
• Buffer DTM dan DSM setiap NLP sebesar 50 m
• Membuat intensity images dari data intensitas point cloud LIDAR. Intensity
images yang dibuat berdasarkan data intensitas pantulan LIDAR dengan
resolusi radiometrik 8 bit (Digital Number 0-255) grayscale. Format raster
images disimpan dalam format Geotiff. Images dibuat dengan resolusi sesuai
spesifikasi kebutuhan, yaitu dengan resolusi yaitu minimal sebesar 0.5 m/pixel
atau lebih baik, nilai digital number untuk pixel yang kosong dihitung dengan
menggunakan metode interpolasi
• Ketelitian vertical (LE90) < 1 meter dihitung pada koordinat titik cek di DTM Lidar
format *.las

4. Pengolahan Data Foto Udara


• Titik minor pada pengukuran secara otomatis diberi nomor secara urut sesuai
penomoran pada perangkat lunak yang digunakan
• Perataan yang digunakan adalah bundle block adjustment
• EO hasil GPS dan IMU harus digunakan dalam perataan
• EO diberi standar deviasi sesuai dengan ketelitian pengukuran GPS dan IMU
• Titik kontrol digunakan dalam blok perataan
• Titik kontrol diberi standar deviasi sesuai dengan ketelitian pengukuran GPS
• Titik cek tidak boleh digunakan dalam blok perataan
• Sigma naught < 1 x ukuran piksel (dalam mikron)
• Standar deviasi x dan y pengukuran titik ikat dan titik kontrol < 1 x ukuran
piksel (dalam mikron)
• Residual x dan residual y maksimal setiap titik ikat otomatis < 2.5 x ukuran
piksel (dalam mikron)
• Residual x dan residual y maksimal setiap titik ikat manual dan titik kontrol <
20 mikron
• Standar deviasi XYZ titik kontrol < 0.6 meter
• Residual XYZ maksimal setiap titik kontrol < 1 meter
• Ketelitian horizontal (CE90) dan ketelitian vertical (LE90) < 1 meter dihitung
pada koordinat titik cek
• Ketelitian horizontal (CE90) < 1 meter dihitung pada koordinat titik cek di
orthophoto
• Obyek harus seamless pada perpotongan cutline antar orthofoto
• Mosaik dipotong sesuai NLP peta Rupabumi Indonesia skala 1:5.000
• Ground Orthofoto dibentuk dari DTM Lidar
• Buffer Orthofoto setiap NLP sebesar 50 meter
• Resolusi dari mosaik sebesar 15 cm
• Pengolahan data foto udara didokumentasikan dalam log pengolahan foto
udara

5. Interpretasi hasil LiDAR & Digitasi Peta


Interpretasi hasil LIDAR dapat dilakukan secara manual maupun otomatis hingga
dihasilkan data yang diperlukan untuk keperluan pengelolaan aset irigasi dan desain
pembangunan/rehabilitasi irigasi.

Tema-tema layer peta yang akan didigitasi meliputi :


- Bangunan irigasi (Bendung, bangunan sadap, bangunan bagi, dan lainya)
- Saluran Irigasi.
- Luas layanan sawah irigasi.
- Penutup lahan (hutan,sawah, permukiman, dan lainnya)
- Toponimi (nama-nama geografi seperti nama tempat, nama sungai, nama
daerah irigasi).
- Informasi kedalaman dan sedimentasi saluran.

6. Layout Peta
Dikarenakan peta yang dihasilkan akan ditampilkan dalam skala 1 : 10.000 maka
aturannya menggunakan standar yang dikeluarkan oleh Badan Informasi Geospasial
(BIG).

E. Monitoring & Quality Control


1. Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas (QC) dilaksanakan secara internal oleh Penyedia Jasa maupun oleh
Pemberi Kerja. Kontrol kualitas dimaksudkan untuk menjamin kualitas hasil pekerjaan
pada setiap tahapan pekerjaan. Kontrol kualitas dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Penyedia Jasa wajib melakukan kontrol kualitas (QC) secara internal terhadap hasil
pelaksanaan pada setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh operator sesuai
dengan petunjuk teknis QC yang ditetapkan. QC internal dilakukan oleh Koordinator
terhadap hasil pekerjaan Operator yang berada di bawahnya.
b. Hasil QC dituangkan dalam suatu dokumen QC sesuai dengan petunjuk teknis QC
yang ditetapkan oleh Pemberi Kerja. Koordinator bertanggung jawab terhadap
kualitas data yang dikerjakan oleh Operator dan berhak untuk memerintahkan
Operator untuk mengulangi atau memperbaiki kesalahan apabila data yang
dihasilkan belum memenuhi kualitas yang ditetapkan.
c. Proses kontrol kualitas dapat dilaksanakan secara parsial tanpa menunggu seluruh
hasil pada satu tahapan pekerjaan sesuai dengan petunjuk teknis QC.
d. Pemberi Kerja hanya akan melakukan kontrol kualitas terhadap hasil pekerjaan yang
sudah lolos QC internal dan dilengkapi dengan dokumen QC.
e. Hasil QC yang dilakukan oleh Pemberi Kerja akan dituangkan dalam dokumen QC
berikut catatan untuk perbaikan.
f. Pengambilan sampel QC sebesar 14 % dari total area yang diakuisisi.

2. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk menjamin kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan. Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara internal oleh
tim pelaksana dari Penyedia Jasa maupun oleh Pemberi Kerja.
a. Penyedia Jasa wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi secara internal dan
berkala selama pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
✓ Ketua Tim (Team Leader) melaksanakan monitoring dan evaluasi internal
terhadap pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali
setiap bulan.
✓ Koordinator teknis melaksanakan monitoring dan evaluasi internal terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali setiap
minggu.
✓ Pemberi Kerja akan melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap
pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya selama satu kali dalam satu
bulan. Kegiatan monitoring dan evaluasi yang diselenggarakan oleh
Pemberi Kerja wajib dihadiri oleh Ketua Tim dan para Koordinator.
✓ Kegiatan monitoring dan evaluasi baik yang dilaksanakan secara internal
oleh Penyedia Jasa maupun oleh Pemberi Kerja harus dicatat dalam
notulensi.
✓ Notulensi kegiatan monitoring dan evaluasi harus didokumentasikan
dengan baik. Pemberi Kerja sewaktu-waktu dapat meminta seluruh
notulensi untuk dilakukan pemeriksaan.
✓ Pemberi Kerja dapat memberikan teguran apabila Penyedia Jasa lalai
dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi terkait pelaksanaan
pekerjaan.
b. Monitoring dan evaluasi mencakup beberapa hal, antara lain:
✓ Kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
✓ Kendala yang timbul dalam pelaksanaan pekerjaan.
✓ Solusi bagi setiap kendala yang timbul.
✓ Rencana pelaksanaan pada periode selanjutnya.
✓ Strategi percepatan pencapaian target apabila terjadi keterlambatan dari
jadwal pelaksanaan yang ditetapkan.
c. Setiap Operator wajib melakukan pencatatan dalam suatu personal logbook
terkait aktivitas sehari-hari dalam pelaksanaan pekerjaan. Personal logbook
mencakup beberapa hal, antara lain:
✓ Waktu mulai kerja, istirahat, waktu selesai kerja (harian).
✓ Pekerjaan yang dilaksanakan dan pencapaian hasil kerja perhari.
✓ Permasalahan yang dijumpai dan solusi yang dilakukan.
Catatan dalam personal logbook dari setiap Operator berfungsi sebagai laporan
harian. Personal logbook dari setiap Operator harus direkapitulasi oleh Koordinator
sebagai bahan masukan dalam monitoring dan evaluasi serta untuk penyusunan
laporan tahapan pekerjaan. Sewaktu-waktu, Pemberi Kerja dapat meminta logbook
dari masin

F. Keluaran / Hasil
Hasil yang diharapkan dari survei ini antara lain :
1. Detail ortophoto untuk foto udara;
2. Digital Elevation Model (DSM & DTM)
3. Shapefile dalam bentuk titik dan garis yang menunjukkan informasi saluran irigasi
dan bangunan serta informasi dimensi.
4. Shapefile luas layanan irigasi.
5. Hasil inventarisasi aset irigasi di masing-masing daerah irigasi.
6. Gambar penampang melintang saluran irigasi.
7. Informasi kedalaman dan sedimentasi saluran.

G. Pelaporan
Laporan berikut harus dibuat oleh Kontraktor selama pekerjaan berlangsung :
1) Laporan Persiapan.
2) Laporan Persiapan Akuisisi Data.
3) Laporan Pengukuran Titik Kontrol Foto Udara.
4) Laporan Akuisisi Data Lidar, Foto Udara, dan Sonar.
5) Laporan Pengolahan Data Lidar.
6) Laporan Pengolahan Data Foto Udara.
7) Laporan Vektorisasi Infrastruktur & Daerah Irigasi
8) Pelaporan Akhir.
Hasil pekerjaan yang harus diserahkan diuraikan sebagaimana tabel dibawah

No Hasil Pekerjaan Format Volume


1 Persiapan
Dokumen hasil pemeriksaan kesiapan alat Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
a
dan personil (*.pdf) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
b Dokumen rencana detail pekerjaan
(*.pdf) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
c Laporan Persiapan
(*.doc) set file digital
2 Persiapan Akuisisi Data
Dokumen hasil pemeriksaan kesiapan alat Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
a
dan personil (*.pdf) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
b Ijin Akuisisi Data dan Lokasi
(*.pdf) set file digital
Peta rencana distribusi titik kontrol dan peta Digital (*.pdf dan 1 rangkap cetak dan 1
c
rencana jalur terbang *.shp ) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
d Dokumen QC Persiapan Akuisisi Data
(*.doc) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
e Laporan Persiapan Akuisisi Data
(*.doc) set file digital
3 Pengukuran Titik Kontrol Foto Udara
Dokumen hasil pemeriksaan kesiapan alat Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
a
dan personil (*.pdf) set file digital
1 set file yang berisi
Digital format
b Deskripsi titik kontrol deskripsi 60 titik
(*.pdf)
kontrol
Digital format 1 set file yang berisi
c Data pengamatan satelit GPS Rinex dan format deskripsi 60 titik
raw data kontrol
1 set file yang berisi
digital (*.shp dan
d Daftar koordinat titik kontrol deskripsi 60 titik
*.xls )
kontrol
Dokumen QC Pengukuran Titik Kontrol Foto Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
e
Udara (*.doc) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
f Laporan Pengukuran Titik Kontrol Foto Udara
(*.doc) set file digital
4 Akuisisi Data Lidar dan Foto Udara
Dokumen hasil pemeriksaan kesiapan alat Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
a
dan personil (*.pdf) set file digital
Digital format 1 set file mencakup
b Data mentah foto udara digital
sesuai kamera 2.5 juta Ha
Digital format 1 set file mencakup
d Foto udara digital
(*.TIF) 2.5 juta Ha
Digital format 1 set file mencakup
e Data mentah GPS/IMU dalam bentuk digital
sesuai sensor 2.5 juta Ha
No Hasil Pekerjaan Format Volume
Daftar parameter eksterior orientasi (EO) GPS 1 set file mencakup
f Digital format “(.txt)
dan IMU 2.5 juta Ha
Digital format 1 set file mencakup
g Data Raw Lidar
sesuai sensor 2.5 juta Ha
Digital format 1 set file mencakup
g Data Trajectory
sesuai sensor 2.5 juta Ha
Dokumen QC Akuisisi Data Foto Udara dan Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
h
Lidar (*.doc) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
i Laporan Akuisisi Data Foto Udara dan Lidar
(*.doc) set file digital
5 Pengolahan Data Lidar
Dokumen hasil pemeriksaan kesiapan alat Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
a
dan personil (*.pdf) set file digital
Data Lidar hasil survey yang belum 1 set file mencakup
b Digital (*.las)
diklasifikasikan 2.5 juta Ha
Point Clouds Lidar yang sudah diolah dan
1 set file mencakup
c diklasifikasikan menjadi ground dan non- Digital (*.las)
2.5 juta Ha
ground points per NLP
1 set file mencakup
d Model Key Point Lidar per NLP Digital (*.las)
2.5 juta Ha
1 set file mencakup
e Digital Surface Model (DSM) per NLP Digital dalam (*.bil)
2.5 juta Ha
1 set file mencakup
f Digital Terrain Model (DTM) per NLP Digital dalam (*.bil)
2.5 juta Ha
Digital dalam 1 set file mencakup
g Lidar Intensity Images per NLP
(*.TIF) 2.5 juta Ha
Dokumen QC Pengolahan Data Foto Udara Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
h
dan Lidar (*.doc) set file digital
Laporan Pengolahan Data Foto Udara dan Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
i
Lidar (*.doc) set file digital
6 Pengolahan Data Foto Udara
Dokumen hasil pemeriksaan kesiapan alat Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
a
dan personil (*.pdf) set file digital
Daftar parameter eksterior orientasi (EO) hasil Digital format 1 set file mencakup
b
triangulasi udara (*.txt) 2.5 juta Ha
Digital format 1 set file mencakup
c Mosaik ground orthofoto gabungan
(*.ecw) 2.5 juta Ha
Digital format 1 set file mencakup
d Mosaik ground orthophoto per NLP
(*.TIF) 2.5 juta Ha
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
e Dokumen QC Pengolahan Data Foto Udara
(*.doc) set file digital
Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
f Laporan Pengolahan Data Foto Udara
(*.doc) set file digital
7 Vektorisasi Daerah Irigasi & Infratsrukture
Digital format 1 Set file mencakup
a Vektor bangunan irigasi
(*.shp) 2.5 Juta Ha
Digital format 1 Set file mencakup
b Vektor saluran irigasi
(*.shp) 2.5 Juta Ha
c Digital format 1 Set file mencakup
c Vektor daerah irigasi
(*.shp) 2.5 Juta Ha
8 Pelaporan
a Laporan akhir hasil pekerjaan Cetak dan digital 1 rangkap cetak dan 1
(*.doc) set file digital
Seluruh data hasil pekerjaan dalam format digital tersimpan dalam harddisk eksternal dan
dilengkapi dengan checklist daftar data yang tersimpan (daftar isi harddisk atau struktur folder)
dan diberikan pada akhir pekerjaa
LAMPIRAN 3. Persyaratan Personil

Pengalaman Jumlah
No Pelaksana Pendidikan Minimal
(Tahun) (Orang)

A. Umum
Ketua Tim S1 Geodesi/Geografi >5 1
Staf Administrasi SMA 0-3 1
B. Tahapan Persiapan & Pelaporan
Koordinator Pengukuran Titik Kontrol S1 Geodesi/Geografi 3 1
Koordinator Akuisisi Data S1 Geodesi/Geografi 3 1
Koordinator Pengolahan Data Lidar S1 Geodesi/Geografi 3 1
Koordinator Pengolahan Data Foto Udara S1 Geodesi/Geografi 3 1
C. Tahapan Persiapan Akuisisi Data
Koordinator Pengukuran Titik Kontrol S1 Geodesi/Geografi 3 1
Koordinator Akuisisi Data S1 Geodesi/Geografi 3 1
D. Tahapan Pengukuran Titik Kontrol Foto Udara
Koordinator Pengukuran Titik Kontrol S1 Geodesi/Geografi 3 1
Surveyor Pengukuran D1 >3
atau 5
D3 0-3
E. Tahapan Akuisisi Data (Foto Udara dan LiDar)
Koordinator Akuisisi Data S1 Geodesi/Geografi 3 1
Operator Akuisisi Data D1 >3
atau 1
D3 0-3
Operator Pengolahan Data Foto Udara SMA >3
atau 1
D1 0-3
Operator Pengolahan Data LiDar SMA >3
atau 1
D1 0-3
Surveyor Base Station D1 >3
atau 1
D3 0-3
F. Tahapan Pengolahan Data LiDar
Koordinator Pengolahan Data LiDar S1 Geodesi/Geografi 3 1
Operator Pengolahan Data LiDar SMA >3
atau 5
D1 0-3
G. Tahapan Pengolahan Data Foto Udara
Koordinator Pengolahan Data Foto Udara S1 Geodesi/Geografi 3 1
Operator Pengolahan Data Foto Udara SMA >3
atau 5
D1 0-3
Pengalaman Jumlah
No Pelaksana Pendidikan Minimal
(Tahun) (Orang)

H. Tahapan Vektorisasi Infrastruktur & Daerah Irigasi

1
Koordinator Vektorisasi Peta S1 Geodesi/Geografi 3
SMA >3
atau 10
Operator vektorisasi peta daerah irigasi D1 0-3

Persyaratan personil untuk melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana tabel di atas.

▪ Pada saat pelaksanaan Pengukuran Titik Kontrol diperbolehkan menggunakan tenaga


lokal untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.
▪ Pelaksanaan pekerjaan dilakukan secara sequential (seri), diperkenankan menggunakan
personil yang sama di keseluruhan tahapan sepanjang personil yang bersangkutan
memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk tahapan tersebut.

Rincian tugas masing-masing personil adalah sebagai berikut:

1. Ketua Tim Pelaksana


• Bertanggung jawab terhadap seluruh pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditetapkan.
• Memberikan arahan kepada seluruh tim pelaksana terkait pelaksanaan pekerjaan.
• Menkoordinasikan seluruh tim pelaksana dalam pelaksanaan pekerjaan, dibantu
oleh para Koordinator.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu bulan.
• Melaksanakan koordinasi dengan Tim Supervisi BIG selama pelaksanaan
pekerjaan.
• Menyusun laporan pelaksanaan pekerjaan, dibantu oleh para koordinator.

2. Koordinator
• Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tahapan pekerjaan sesuai bidang
tugasnya.
• Menguasai metodologi dan bisnis proses pekerjaan yang dipersyaratkan, sesuai
bidang tugasnya.
• Memberikan arahan kepada tim pelaksana dibawah koordinasinya terkait
pelaksanaan tahapan pekerjaan yang menjadi bidang tugasnya.
• Mengkoordinasikan tim pelaksana (operator) sesuai bidang tugasnya.
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi internal tim pelaksana sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu minggu.
• Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam melaksanakan koordinasi teknis dengan
Tim Supervisi BIG selama pelaksanaan pekerjaan.
• Melaksanakan kontrol kualitas terhadap hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh
operator.
• Melaksanakan penyiapan bahan untuk penyusunan laporan pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan bidang tugasnya.
• Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana.

3. Operator
• Melaksanakan pekerjaan pada masing-masing tahapan sesuai bidang tugasnya,
berdasarkan petunjuk teknis dan arahan teknis dari Koordinator.
• Menguasai teknis pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan, sesuai bidang
tugasnya.
• Mengisi personal log book dalam setiap pelaksanaan pekerjaan.
• Bertanggung jawab kepada Koordinator.

4. Surveyor Pengukuran
• Melaksanakan pekerjaan survey pengukuran Titik Kontrol atau Base Station
berdasarkan petunjuk teknis dan arahan teknis dari Koordinator.
• Mengisi personal log book dalam setiap pelaksanaan pekerjaan.
• Bertanggung jawab kepada Koordinator.

5. Staf Administrasi
• Membantu Ketua Tim Pelaksana dalam hal pelaksanaan administrasi pekerjaan
• Bertanggung jawab kepada Ketua Tim Pelaksana.

6. Tenaga Lokal
• Membatu pelaksanaan survei kelengkapan lapangan
• Bertanggung jawab kepada koordinator

Penyedia Jasa diperkenankan untuk bekerjasama (Kerja Sama Operasi, KSO) dengan
perusahaan lain untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya yang diperlukan dalam
pelaksanaan paket pekerjaan.

Penyedia Jasa menyertakan jadwal penugasan personil dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Personil yang sama dapat digunakan pada lebih dari satu tahapan pekerjaan yang
berbeda dengan syarat tidak dilaksanakan pada waktu bersamaan (paralel),
sepanjang personil yang bersangkutan memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk
tahapan tersebut
Lampiran 4. Tabel Spesifikasi Peralatan

No Jenis Peralatan Spesifikasi


1 Laptop setara Core i5, Ram ≥ 4 GB
2 PC Workstation setara Core i7, RAM ≥ 8 GB
3 Software Fotogrametri Memiliki kemampuan untuk:
- Triangulasi udara metode otomatis dan manual
meliputi penambahan, pengurangan, dan
pemindahan titik ikat
- Menerima data GPS dan IMU
- Mengolah sub-blok
- Menghitung bundle block adjustment
- Menghitung boresight dan leverarm
- Membentuk digital surface model (DSM) dan
digital terain model (DTM) secara otomatis
- Mengolah orthofoto
- Membuat cutline mosaik secara otomatis atau
manual
- Membentuk tiling mosaic
- Membentuk stereomodel foto udara
- Melakukan pengamatan stereomodel foto
udara
- Menghasilkan report statistik meliputi sigma
naught, rms XYZ, rms xy , residual xy per titik
ikat
4 Software Lidar - Mendukung klasifikasi point clouds secara
otomatis
- Mendukung proses filtering point clouds dari
DSM ke DTM secara otomatis
- Mendukung pengelolaan dan pemrosesan point
clouds dalam jumlah besar
- Mendukung pembuatan, editing, dan
penghitungan surface model dari point clouds
5 Software GPS dapat melakukan pengolahan data GPS hingga
menghasilkan koordinat dengan akurasi sesuai
persyaratan
6 Software GIS dapat melakukan pengelolaan data GIS dan dapat
menghasilkan data sesuai schema data yang
dipersyaratkan
7 Software Flight Management System dapat melakukan perencanaan jalur terbang sesuai
dengan kamera udara yang digunakan
8 Pesawat udara Memiliki lubang yang khusus dibuat untuk survei udara
Single atau twin engine
Memiliki Surat Kelaikan Udara Standar dan Surat
Kelaikan Udara Khusus dari Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara yang masih berlaku
Memiliki Security Clearence (SC) Pesawat
9 GPS Geodetik dan kelengkapannya GPS Geodetik dual frequency
10 Sistem Kamera Udara Digital Metrik • Kamera metric
• Digital sensor
• Medium format (≥ 60 MP) atau Large format (≥ 100
MP)
• Radiometrik RGB (Red, Green, Blue)
• Dilengkapi FMC mekanik atau digital
• Dilengkapi GPS dan IMU
• Dilengkapi perangkat lunak untuk mengolah data
GPS dan IMU
• Dilengkapi perangkat lunak untuk mengkonversi raw
foto udara ke format TIFF
No Jenis Peralatan Spesifikasi
• Sertifikat kalibrasi kamera yang masih berlaku
11 Sistem Lidar ▪ Memiliki Pulse Repetition Rate minimal 100 Khz
▪ Mempunyai kemampuan mendapatkan minimal 4 titik
setiap meter persegi
▪ Dilengkapi perangkat lunak pre-processing Lidar
12 GPS Handheld dan Kelengkapannya
13 Kamera Digital
14 Scanner A4
15 Printer A4 berwarna
16 Plotter
17 Harddisk Eksternal

Sanggup menyediakan perangkat sebagaimana tersebut di atas yang dinyatakan dengan:


a. Khusus peralatan Sistem Kamera Udara Digital dan Lidar harus merupakan alat milik
sendiri.
b. Untuk perangkat milik sendiri : bukti kepemilikan dan/ atau lisensi untuk peralatan
nomor 3-9
c. Untuk perangkat sewa: surat dukungan dari penyedia perangkat untuk peralatan
nomor 3-9
d. Penyedia Jasa menyertakan jadwal pemakaian peralatan dalam pelaksanaan
pekerjaan.

Anda mungkin juga menyukai