FOTOGRAMETRI
Disusun oleh
Andri Hernandi
METODE PENGADAAN DATA
DEFINISI FOTOGRAMETRI
Fotogrametri dapat didefinisikan sebagai suatu seni, pengetahuan dan
teknologi untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya tentang
suatu obyek fisik dan keadaan disekitarnya melalui proses perekaman,
pengamatan/pengukuran dan intepretasi citra fotografis atau rekaman
gambar gelombang elektromagnetik.
• Rekonaisan (Reconnasissance)
• Studi kelayakan (feasibility study)
• Perencanaan (planning)
• Perancangan (design)
• Implementasi/kontruksi (implementation / construction)
• Operasional/pengelolaan serta (operational /
management)
• Pemeliharaan (maintenance)
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
Peta Foto
(Photomap)
format raster
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
Peta Garis
(linemap)
format vektor
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
Peta Garis
(linemap)
format vektor
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
• Mosaik dibentuk/
susun dari foto tanpa
melalui proses
rektifikasi
• Penyusunan tidak
menggunakan titik
kontrol
• Bentuk, posisi, skala
dan orientasi obyek
tidak seragam
(distorted)
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
Contoh Mosaik Semi Kontrol
(semicontrolled mosaic)
• Mosaik dibentuk/
susun dari foto tanpa
melalui proses
rektifikasi
• Penyusunan
menggunakan
sejumlah titik kontrol
• Bentuk, posisi, skala
dan orientasi obyek
mendekati kebenaran
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
Contoh Mosaik Terkontrol
(controlled mosaic)
• Informasi disajikan
dalam bentuk
simbol-simbol
• Penggunaan
macam simbol
sebatas pada jenis
tema peta
PRODUK DAN APLIKASI FOTOGRAMETRI
Disusun oleh
Andri Hernandi
FOTO UDARA (AERIAL PHOTOGRAPHY)
Sudut Pengambilan Gambar
FOTO UDARA FOTO UDARA FOTO UDARA
TEGAK/VERTIKAL MIRING MIRING SEKALI
• Foto Udara
Vertikal
• Foto Udara
Oblique
(miring)
• Foto Udara
High Oblique
(miring sekali)
FOTO UDARA (AERIAL PHOTOGRAPHY)
Sudut Pengambilan Gambar
• Vertical Photos (Foto Vertikal) : pengambilan
gambar secara tegak sempurna (truly vertical)
Lensa kamera
Sudut Bukaan
(Field of View)
Axis Optik
Vertikal
FOTO UDARA (AERIAL PHOTOGRAPHY)
Sudut Pengambilan Gambar
• Low Oblique Aerial Photos (Foto Miring) :
pengambilan gambar diambil secara miring, artinya
kedudukan axis membentuk sudut terhadap garis
vertikal
Lensa kamera
Vertikal
FOTO UDARA (AERIAL PHOTOGRAPHY)
Sudut Pengambilan Gambar
Vertikal
FOTO UDARA (AERIAL PHOTOGRAPHY)
Berdasarkan jenis Emulsi
Foto Udara Format Normal (23 cm x 23 cm), ukuran normal dikenal tiga
sudut bukaan (angle field of view) :
Disusun oleh
Andri Hernandi
KAMERA FOTO UDARA
Jenis Kamera format NORMAL
Jenis Kamera Foto Udara Format Normal Wild RC-10
Dengan ukuran frame (23 cm x 23 cm)
Fairchild KC-6A
KAMERA FOTO UDARA
Instalasi Kamera format NORMAL
KAMERA FOTO UDARA
Foto Kamera format NORMAL
152.24
CARLZEISS
FIDUCIAL MARK
?
23 cm
FIDUCIAL MARK
23 cm
Fiducial Mark
KAMERA FOTO UDARA
Jenis Kamera format NORMAL
Kamera format 24 mm x 35 mm
KAMERA FOTO UDARA
Jenis Kamera format KECIL
PEMOTRETAN UDARA
Disusun oleh
Andri Hernandi
WAHANA PEMOTRETAN UDARA
WAHANA PEMOTRETAN UDARA
Balon Udara
Cessna
Cessna : Untuk pemotretan udara tinggi terbang > 3000 feet
Pesawat Cessna 172 – Single Engine
WAHANA PEMOTRETAN UDARA
Microlight, Ultralight dan Trike
Microlight, Ultralight,
Trike
Pesawat Trike (dua penumpang) – Gantole bermesin
Pesawat jenis microlight – Cabin terbuka, dua penumpang
Tipe Microlight Aircraft (Fix Wing, Cabin Tertutup)
Pesawat jenis Mircolight : Lebih besar – lebih stabil
Takeoff dan Landing Pesawat MXL di Pantai Pelabuhan Ratu
Mei 2001
WAHANA PEMOTRETAN UDARA
Pesawat Miniatur
Disusun oleh
Andri Hernandi
FOTOGRAMETRI
Konsep Dasar
Fotogrametri
FOTO UDARA
DENGAN PERTAMPALAN
(60% - 70%)
Pemetaan secara
fotogrametris
FOTO
KIRI
FOTO
KANAN
BOBBY SD - 1999
GEOMETRI
FOTO UDARA
VERTIKAL
TANYA JAWAB ??
?
1. Hitunglah skala foto apabila sebuah foto
udara pada daerah datar dengan fokus
152.4 mm dari ketinggian 1,8288 km
diatas tanah
P(0,0)
GEOMETRI FOTO UDARA
Karakteristik Obyek (Persfektif) = FOTO
GEOMETRI FOTO UDARA
Karakteristik Obyek (Ortogonal) = PETA
PETA VS FOTO UDARA
h’ g’ f’ e’ d’c’ a’
Foto ud ara
l
ntra
se
a
c ar
se
n
ka
ksi
ye
ro
Dip
Permukaan tanah
C
A
B D
Peta E F G
H
Diproyeksikan secara orthogonal
a b c= d e f g h Bobby 2006
GEOMETRI FOTO UDARA
Karakteristik Obyek pada Foto
r un 2
si d el a
p
ov er
l ap r un 1
GEOMETRI FOTO UDARA
Beberap Aspek yang mempengaruhi Geometri Foto Udara
y Variasi skala
x
z
x kappa
z
Rotasi terhadap
y sumbu X
Rotasi terhadap
sumbu X,Y& Z
x omega
Rotasi terhadap
y sumbu Y Rotasi terhadap
sumbu X & Y
x phi
Catatan : Perlu diperhatikan bahwa visualisasi distorsi akibat kemiringan kamera dan perubahan skala akibat
perbedaan tinggi terbang pesawat pada gambar-gambar di atas bukanlah merupakan distorsi dari bingkai (frame)
foto udara melainkan distorsi dari detail-detail yang terdapat pada foto tersebut !.
GEOMETRI FOTO UDARA
Relief Displacement
1. Distorsi Lensa
2. Panjang Fokus yang tidak sesuai
3. Tidak ketidak-dataran bidang negatif
4. Titik utama foto yang tidak sesuai
Kalibrasi kamera diperlukan untuk mendapatkan atau mengecek unsur-unsur orientasi dalam
sebelum kamera tersebut digunakan untuk keperluan pemetaan fotogrametri. Adapun unsur-
unsur orientasi dalam yang dapat dihasilkan dari kalibrasi kamera tersebut adalah posisi titik
utama foto, panjang fokus kamera terkalibrasi, dan distori lensa. Ada tiga metoda kalibrasi
kamera yaitu metode laboratorium, metode stellar, dan metode lapangan. Penelitian ini akan
menggunakan metoda lapangan karena selain sudah tersediannya peralatan untuk keperluan
kalibrasi, juga metode ini relatif lebih mudah untuk dilaksanakan.
Parameter-parameter orientasi dalam tersebut meliputi :
• Panjang fokus kamera hasil kalibrasi (f)
• Posisi titik utama pada foto (xo,yo)
• Distorsi lensa (radial, tangensial)
• Model Distori Radial
x ( x xp ) (k1d2 k 2d4 k 3d6 ....)
Pengukuran
Pemotretan Target
Target
Persamaan
Pengamatan Titik- Kesegarisan
Titik Target pada (Collinearity)
Citra
Pembentukan
Fungsi
Persamaan Parameter
Koordinat
Kalibrasi Kamera Tambahan
Titik-Titik
komponen
Target pada
Kalibrasi Kamera
Citra
(Additional
Parameter)
Perhitungan Persamaan
Parameter Kalibrasi
Kalibrasi Kamera Kamera
Parameter
Kalibrasi
Kamera
Untuk menetukan unsur orientasi luar, ada berbagai metode grafik maupun numerik. Metode yang
digunakan pada umumnya memerlukan gambar fotografik yang memiliki minimal 3 koordinat tanah /
koordinat medan, serta panjang fokus kamera terkalibrasi. Hampir semua metode dilakukan dengan
cara iteratif. Beberapa metode yang bisa diantaranya adalah:
• Metode titik skala Anderson
• Metode titik Church
• Metode Colinierity (Kesegarisan)
GEOMETRI FOTO UDARA
Geometri Foto Sendeng (Tilted Photograph Geometry)
GEOMETRI FOTO UDARA
Omega, Phi, Kappa
GEOMETRI FOTO UDARA
Rotasi 3 Dimensi
GEOMETRI FOTO UDARA
Rotasi 3 Dimensi
GEOMETRI FOTO UDARA
Rotasi 3 Dimensi
GEOMETRI FOTO UDARA
Rotasi 3 Dimensi
GEOMETRI FOTO UDARA
Rotasi 3 Dimensi
GEOMETRI FOTO UDARA
Rotasi 3 Dimensi
Rotasi ,Peskalaan dan
Translasi 3 Dimensi
GEOMETRI FOTO UDARA
Syarat Kesegarisan (Collinearity Condition)
Dalam fotogrametri analitik syarat fundamental yang banyak digunakan adalah syarat
kesegarisan berkas sinar (collinearity condition) yaitu suatu kondisi dimana titik pusat
proyeksi, titik foto dan titik obyek di tanah terletak pada satu garis dalam ruang.
Syarat Kesegarisan
Collinearity Condition
GEOMETRI FOTO UDARA
Syarat Kesegarisan (Collinearity Condition)
GEOMETRI FOTO UDARA
Persamaan Kesegarisan (Collinearity Equation)
GEOMETRI FOTO UDARA
Syarat Kesebidangan (Coplanarity Condition)
Syarat kesebidangan adalah syarat bahwa kedua titik pusat eksposur dari sepasang foto stereo,
sebarang titik obyek di tanah dan titik tersebut pada kedua foto terletak pada satu bidang
STEREOSKOPIK
Disusun oleh
Andri Hernandi
STEREOSKOPIK FOTO UDARA
Penglihatan Stereoskopik
1. Anaglip, foto kiri dan kana di cetak menggunakan basis warna yang berbeda
(hijau & merah), pengamatannya pun dilakukan dengan kacamata warna, kiri
hijau dan kanan merah. Cara ini digunakan pada beberapa alat lama jenis optis
dan produk softcopy
2. Polaroid, kedua foto diproyeksikan dengan polarisasi –90o, untuk melihat
stereo digunakan kacamata polaroid dengan sudut polarisasi yang sesuai,
tidak populer digunakan pada alat fotogrametri
3. Flickering, mata kiri dan kanan dipaksakan untuk melihat foto kiri dan kanan
secara bergantian dengan selang waktu sedmikian rupa hingga kedua mata
dibuat seolah-olah melihat masing-masing foto secara bersamaan. Cara ini
pun tidak begitu populer digunakan pada alat fotogrametri
4. Split, dengan bantuan pengamat optis, mata kiri dibuat hanya melihat foto kiri
dan mata kanan hanya melihat foto kanan. Cara ini dinilai praktis, handal dan
paling populer dimanfaatkan pada alat fotogrametri.
STEREOSKOPIK FOTO UDARA
Anaglyph
171
STEREOSKOPIK FOTO UDARA
Split
Split dilakukan dengan batuan sistem pengamat optis. Mata kiri diarahkan hanya
melihat foto kiri dan mata kanan hanya foto kanan. Cara ini dinilai praktis, handal
dan paling populer dimanfaatkan pada alat fotogrametri
STEREOSKOPIK FOTO UDARA
Paralaks
• Paralaks adalah pergeseran posisi dari suatu objek terhadap suatu referensi oleh
karena perbedaan posisi pengamatan (Wolf, 1974).
A''
py
A' p
x
p = paralak-x
x
py = paralak-y
kedudukan 1
dZ = f(px)
Pasangan sinar dari foto kiri A' A'' kedudukan 2
p py = 0
dan kanan belum dalam satu bidang proyeksi x
bz by bx
'
3 3
4 4
1 2 1 2
5 6 5
6
Proyektor kiri by’, bz’, ’, w’, ’ Proyektor kanan by’, bz’, ’, w’, ’
DEMO TITIK APUNG DAN PARALAKS
FOT OGRA M ET RI
FOTO
KIRI
PEMOTRETAN UDARA FOTO
KANAN
PROYEKTOR
RESTITUSI
KIRI PROYEKTOR
KANAN
RESTITUSI MODEL 3D
FOTO
MODEL 3D TRACING
TABLE
FOTO UDARA
DENGAN PERTAMPALAN
PROYEKSI
(60% - 70%) TEGAK
PLOTTING / DIGITASI
PETA
PETA
Disusun oleh
Andri Hernandi
FOTOGRAMETRI
RESTITUSI FOTO UDARA
Resitusi Foto
Permukaan tanah merupakan obyek fisik 3 dimensi, bila dipotret dar udara akan menghasilkan
foto/gambar dalam bentuk rekaman 2 dimensi. Restitusi (Restitution) dapat diartikanFOTOsebagai
UDARA
DENGAN PERTAMPALAN
pengembalian sesuatu yang hilang atau rekontruksi model 3D dari pasangan (60% - 70%) 2D.
foto
pengembalian unsur-unsur
FOTO
KANAN
PROYEKTOR
PROYEKSI
TEGAK
PETA
BOBBY SD - 1999
RESTITUSI FOTO
STEREO
Transformasi sebangun 3D Y
Z F
K Sistem koordinat model
W X
Cz
dimana : Z
= faktor skala, Y
Cx
F, K, W rotasi thd sumbu Y, Z, X
Cx = translasi kearah x Cy
• Foto udara tegak sempurna, dengan orientasi arah dan ketinggian pesawat
diketahui secara pasti, untuk permukaan tanah yang relatif datar, maka informasi
planimetris (X,Y) yang dikandung pada foto udara = peta. Namun secara umum,
setiap foto udara tidak pernah dapat dipotret secara tegak sempurna serta ketinggian
secara pasti. Dengan restitusi foto tunggal, pembuatan peta planimetri (X,Y) untuk
daerah yang relatif datar dapat dilakukan. Pada restitusi foto tunggal proses yang
dilakukan adalah mengkoreksi kemiringan foto dan penyesuaian skala. Proses ini
disebut sebagai proses Rektifikasi dengan alat analog yang dikenal dengan nama
rectifier. Rektifikasi dapat dilakukan secara numerik dengan menggunakan hubungan
proyektif antara foto negatif dengan permukaan tanah.
RESTITUSI FOTO UDARA
Restitusi Foto Tunggal
Disusun oleh
Andri Hernandi
TRIANGULASI UDARA
Triangulasi Udara
Dasar Pertimbangan
• Dalam proses restitusi foto baik tunggal maupun stereo diperlukan
sejumlah titik kontrol.
• Untuk setiap model diperlukan minimum 2 titik kontrol planimetrik (X,Y)
dan 3 titik kontrol tinggi (Z) dari penurunan peta topografi
• Secara praktis untuk keperluan pemetaan yang cukup luas diperlukan
titik kontrol yang cukup banyak sehingga menjadi tidak effesien.
Sehingga
• Diupayakan suatu metode perbanyakan titik kontrol secara
fotogrametri untuk meminimalisasi proses di lapangan yang dikenal
yaitu TRIANGULASI UDARA
TRIANGULASI UDARA
Triangulasi Udara
Strip
Model
Berkas
TRIANGULASI UDARA
Strip Adjusment
unit dasar strip sudah tidak dilakukan lagi. Titik kontrol tanah
SEBELUM PERATAAN
Karena ketelitian paling buruk dan alat Titik ikat (tie point)
Strip 2
Strip 3
TRIANGULASI UDARA
Triangulasi Udara basis MODEL
SEBELUM
Triangulasi Udara Model Bebas
(Independent Model)
Transformasi sebangun 3D
7 parameter = ,w, ,k,Xo,Yo,Zo
R (,w,,k). R tidak linier, jadi harus dilinierisasi
X , Y, Z x , y, z
A
X , Y, Z x , y, z
B x , y, z
X , Y, Z
C X , Y, Z x , y, z
D X , Y, Z x , y, z
a ? x , y, z
b ? x , y, z
c ? x , y, z
d ? x , y, z
e ? x , y, z
o’1 x , y, z
o2 x , y, z
o’3 x , y, z
o4 Diketahui x , y, z
Diamati
Akan dihitung
?
Untuk setiap titik yang ada pada setiap model disusun persamaan pengamatannya.
Parameter dan koordinat titik kontrol minor dipecahkan secara simultan melalui solusi pemecahan
kuadrat terkecil. Hitungan M7 dengan matrik rotasi yang tidak linier mengakibatkan hitungan linierisasi
yang cukup panjang untuk memecahkan persamaan simultan dalam perataan bloknya.
M-43
Solusi lain adalah dengan melakukan perataan terpisah antara planimetrik dan tinggi secara
bergantian (iteratif) yang dikenal dengan istilah alternating plan and height solution, yang dikenal
dengan istilah M-43
Parameter dibagi menjadi 2 kelompok, yakni :
, k, Xo,Yo - kelompok planimetri
,w, Zo - kelompok tinggi
Planimetri :
X cos A - sin A 0 x Xo
Y = sin A cos A 0 (1)y + Yo
Z 0 0 1 z 0
(2)
X 1 0 F x 0
Y = 0 1 W y + 0
Z F W 1 z Zo
dan persamaan tinggi yang digunakan dalam perataan blok menjadi :
Z - z = y -x 1 W
F
Z0
Z= Z- z
Tahapan Hitungan
1. Menggunakan koordinat model dan tanah (x,y,X,Y) dari kontrol tanah planimetrik
susun persamaan normalnya
2. Pecahkan persamaan normalnya untuk mendapatkan harga a,b,X0,Y0
3. Berdasarkan a,b, X0,Y0 susun persamaan sebangun 3D
x a -b 0 x X0
y = b a 0 y + Y0
z 0 0 2
a + b
2
z 0
baru Lama
1. Menggunakan model koordinat baru dan titik kontrol tinggi (x,y,z & Z) hitung koefisien
persamaan normal untuk tinggi
2. Pecahkan persamaan normal untuk mendapatkan F , W dan Z 0
3. Menggunakan F , W susun matriks orthogonal R F,W (3,3)
4. Menggunakan R F,W dan Z0 susun transformasi koordinat 3D untuk koordinat model
x x 0
y = y + 0
z z Zo
baru lama
5. Ulangi langkah 1 s/d 7 sampai perbedaan skala mendekati 1 dan perubahan parameter baru
dan lama relatif tidak berarti.
M-4
Adalah triangulasi model bebas untuk memperbanyak titik dalam sistem koordinat 2D
(X,Y) yang menggunakan persamaan simultan sebangun 2D (2 Dimensional Conformal
Transformation) atau Helmert
X = ax – by + c
Y = bx + ay + d
dimana :
Total = 32 persamaan
ukuran lebih = 32 – 26 = 6
Parameter (anu):
a. Koefisien transformasi
Setiap model mempunyai 4 koefisien, 4 model = 4 x 4 = 16 koef.
b. Anu koordinat : jumlah titik model/ikat = 5 titik
setiap koordinat memberikan 2 persamaan. = 5 x 2 = 10 anu koordinat.
Jumlah persamaan melebihi jumlah anu yang akan dipecahkan, berarti ada ukuran lebih = diselesaikan
dengan kwadrat terkecil
AP=C
ATA P = ATC
P = (ATA)-1 ATC
dimana :
A = matrik persamaan pengamatan
P = anu koordinat dan koefisien transformasi
C = konstanta
AT = A transpose
(ATA)-1 = invers dari perkalian matrik ATA
Dari hasil pemecahan persamaan normal langsung diperoleh koordinat titik ikat dalam sistem tanah/
definitif
Penyelesaian persamaan simultan dapat dilakukan dengan berbagai cara al. cara inversi, cholesky,
hyper-cholesky, dlsb.
Hitungan koordinat definitif untuk titik lain yang bukan titik ikat
Setelah koefisien/ parameter transformasi diperoleh untuk setiap modelnya (ai, bi, ci, di),
selanjutnya dapat dilakukan hitungan koordinat definitif dari setiap titik lain dalam model yang
akan ditentukan koordinat definitifnya (X,Y).
Cara :
dengan memasukan koordinat titik dalam sistem model (x,y) ke dalam persamaan transformasi :
X = ax – by + c
Y = bx + ay + d
Perkembangan
• Tahun 50-an dilakukan secara analog menggunakan multi proyektor Balpex
• Tahun 60-an Triangulasi STRIP
• Tahun 70-an Triangulasi berbasis Model
• Saat ini prorgam triangulasi yang ada di pasaran menggunakan berkas sebagai basis
dengan kontrol tambahan dari koordinat GPS titik pusat eksposur.
Contoh beberapa program Triangulasi Udara yang banyak digunakan d Indonesia, antara
lain :
• PAT-M (Stuttgart-Jerman) dengan basis model
• ATBAP (Geodesi – ITB) dengan basis model
• PAT-B (Stuttgart-Jerman) dengan berkas sinar.
INTERPRETASI
FOTO UDARA
Disusun oleh
Andri Hernandi
INTERPRETASI FOTO UDARA
Definisi Interpretasi Foto Udara
Definisi Intepretasi, menurut American Society of Photogrammetry (1960) adalah :
Intepretasi foto didefinisikan sebagai pekerjaan pencermatan (act of examining) foto
udara untuk keperluan identifikasi obyek dan memperkirakan siginafikasinya
Aplikasi interpretasi foto ini banyak digunakan oleh berbagai disiplin ilmu dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan, antara lain : bidang pertanian, arkeologi,
teknik lingkungan, ekologi, kehutanan, geografi, geologi, meteorologi, militer,
manajemen sumber daya alam, oceanografi, ilmu tanah, perencanaan wilayah dan
kota, dll.
INTERPRETASI FOTO UDARA
Kunci Dasar Interpretasi Foto Udara
Pada awalnya Rabben (1960) memperkenalkan enam kunci intepretasi yaitu ukuran
(size), bentuk (shape), bayangan (shadow), derajat kehitaman dan warna (tone and
color), derajat kehalusan (texture) dan pola (pattern) kemudian Estes (1983)
menambahkan kunci tinggi (height), lokasi (site) dan keterkaitan (association)
INTERPRETASI FOTO UDARA
Kunci Dasar Intepretasi Foto Udara
1. Derajat kehitaman dan warna (tone and color), merupakan elemen dasar yang
paling utama dan yang secara langsung digunakan. Untuk foto B&W derajat
kehitaman dinyatakan oleh derajat keabuan (grey level), sedang untuk foto berwarna
dinyatakan dalam kombinasi hue, intensity, saturation atau dengan RGB. Dari tone
dapat diperoleh antara lain unsur dasar seperti garis batas dan bentuk geometri.
Dengan elemen kombinasi elemen dasar lainnya dapat digunakan untuk mengenali
tataguna tanah, membedakan antara jalan dan saluran jenis perkerasan permukaan,
dan unsur-unsur yang dapat dikenali dari nilai spektralnya.
2. Ukuran (size), merupakan elemen dasar yang banyak digunakan dalam
membedakan dua jenis obyek dengan kenampakan yang sama, namun jenisnya
berbeda. Contoh : jenis jalan dari kelas yang berbeda, lapangan badminton dengan
lapangan tenis / lapangan bola.
INTERPRETASI FOTO UDARA
Kunci Dasar Intepretasi Foto Udara
3. Bentuk (Shape), bentuk juga merupakan elemen dasar utama dalam pengenalan obyek,
contoh : membedakan sungai (alam) dan saluran buatan manusia antara bentuk yang
tidak teratur dengan teratur, mesjid dan rumah tinggal, dll
4. Tinggi (height), tinggi merupakan informasi yang tidak kalah pentingnya setelah tone.
Untuk membedakan dua obyek kadang kala dibutuhkan informasi tinggi bila kunci lainnya
kurang pasti. Cntoh bila digunakan paralaks bar, pohon kebun dengan pohon hutan
industri jenis tertentu akan berkaitan dengan umur tanam itu sendiri.
5. Bayangan (Shadow), untuk mengenali jenis obyek dari foto khususnya sekita titik utama
kadang perlu dibantu oleh bayangan spesifik dari obyek tersebut. Contoh : tiang listrik,
menara tegangan tinggi, kabel, jenis pohon (kelapa, misalnya), dlsb.
6. Derajat kehalusan (Texture), kadang diperlukan dalam berbagai jenis kebun dengan
melihat derajat kehalusan dari kenampakan pohon-pohon dari kebun tersebut. Contoh
kebun kelapa sawit dengan kebun teh.
INTERPRETASI FOTO UDARA
Kunci Dasar Intepretasi Foto Udara
7. Pola (Pattern), sebagai mana dengan derajat kehalusan, pengenalan jenis kumpulan
obyek dalam suatu area dapat dilihat polanya. Contoh pengenalan pola aliran sungai
seperti dendritik, radial paralel, dlsb.
8. Tempat (Site), kunci ini biasanya dikombinasikan dengan penggunaan kunci lain.
Obyek dapat dikenali dari tempat atau lokasinya. Contoh bangunan dipinggir rel kereta
api mempunyai kecenderungan sebagai stasiun atau bangunan kontrol sinyal, kebun
teh tidak ada di daerah pantai; rumah tinggal tidak ada yang dibangun di pinggir tol,
dlsb.
9. Kumpulan (association), pengenalan obyek dapat pula dikenali dari kumpulan unsur-
unsur atau fenomena tertentu. Contoh kompleks bangungan yang terdiri dari bangunan
yang besar, cerobong asap tinggi, timbunan batu bara,kemungkinan besar adalah
instalasi pembangkit tenaga listrik.
INTERPRETASI FOTO UDARA
Kegagalan dan Keraguan Intepretasi Foto Udara
Anal og
St er eo Pl ot t er
Stereoplotting
Stereoplotting
KONTUR
Proyeksi inilah
yang diperkecil
digambar di peta
2. Di daerah yang curam, kontur lebih rapat dan sebaliknya
curam
landai
3. Di daerah yang sangat curam (terjal), kontur seakan segaris (saling berimpit)
4. Kontur pada jalan yang tidak datar, cembung ke arah menurunnya jalan ; sedangkan
kontur pada aliran air, cembung ke arah datangnya air
sungai
jalan
aliran air
menurun
5. Kontur selalu menutup kecuali pada tepi peta; dengan demikian maka :
- kontur tidak mungkin saling berpotongan
- kontur tidak mungkin bercabang atau sebaliknya
6. Kontur pada bukit dan lembah, bentuknya hampir sama dan yang
membedakannya adalah tinggi konturnya; pada bukit, yang di dalam
lebih tinggi dan sebaliknya pada lembah
Kontur gradien (β) adalah sudut antara permukaan tanah dengan garis mendatar
1. Cara profil
2. Cara radial
3. Cara kisi
Interpolasi kontur dapat dilakukan dengan beberapa cara
A = 603,2 m D = 604,8
B = 598,4 m C = 601,6 m
600,0
A = 603,2 m D = 604,8
P Q
B = 598,4 m C = 601,6 m
600,0
ΔhBA
ΔhBP
B P A
BP : BA = ΔhBP : ΔhBA
BP = (ΔhBP : ΔhBA) x BA
= (1,6 : 4,8) x BA
= (1/3) x BA
• Peta foto (photo map) adalah foto udara yang dapat menggantikaan
peta planimetrik.
• Peta foto dapat dibuat dari satu atau bagian-bagian lebih lebih dari
satu foto udara yang bersambung, paduan ini biasa disebut mosaik.
• Keunggulan Peta Foto:
– Informatif
– Produksi cepat dan murah
– Mudah diinterpretasi
• Kelemahan Peta Foto:
– Secara planimetrik tidak benar
– Ada pergeseran dan variasi skala
– Hanya bisa digunakan untuk studi kuantitatif
• Kegunaan Peta Foto:
– Perencanaan, inventarisasi SDA, dll.
Mosaik
• Jenis Mosaik
– Tercontrol (full control)
– Semi-Kontrol (semi-control)
– Tak-Terkontrol (uncontrol)
• Kategori Mosaik
– Mosaik Indeks
– Mosaik Strip
• Penyusunan Mosaik
– Manual
– Dijital
• Metode Penyusunan Mosaik – Manual
– Per Jalur
– Garis Asimut
• Mosaik Ortophoto
• Reproduksi / Printing
– Memotert peta foto atau mosaik
– Produksi cetak dari negatif
Mosaik Manual
Mosaik secara Dijital
• Uncontrol Process
– Scanning
– Image Enhance
– Arbitary Rubber Sheeting (scalling, skewing, rotating)
– Mosaicking
– Carthography Process
– Printing
• Semi-Control Process (with control point)
– Scanning
– Image Enhance
– Rectification with control point
– Mosaicking
• With/without control point template
– Carthography Process
– Printing
Mosaik secara Dijital
Disusun oleh
Andri Hernandi
PERENCANAAN PEKERAJAAN FOTOGRAMETRI
Komponen pekerjaan fotogrametri
• Rencana Terbang :
– Peta Jalur Terbang.
– Spesifikasi :
• Kamera dan film
• Skala
• Tinggi Terbang
• Pertampalan
• Toleransi Kesendengan (Tilt)
• Crab
• Kualitas Foto
– Liputan Medan
– Kondisi Cuaca
– Musim
Overlap dan Sidelap
Model Murni
Stereoskopik
Perencanaan Misi Pemotretan Udara
1)Tinggi terbang Hr = Sf x f
dimana : Hr = tinggi terbang terhadap tinggi tanah rata-rata
Sf = bilangan skala foto
f = panjang fokus kamera
p
Jumlah foto/strip (nf) = + 2 + 2 (2 =safety factor)
(100-ol)% X pf X bsf
l
Jumlah strip (ns) = +1 (1 =safety factor)
(100-sl)% X lf X bsf
Cara ini hanya dapat digunakan untuk bentuk daerah yang mempunyai bentuk persegi
empat atau kombinasi bentuk persegi empat.
Neat Model
Ditumpang-susunkan (overlay)
Dalam proses triangulasi diperlukan sejumlah titik kontrol tanah yang diketahui
koordinat tanahnya. Titik-titik kontrol tersebut harus dapat terlihat dengan jelas
pada foto/ model. Untuk memperjelas keberadaan titik kontrol tersebut
digunakan tanda lapangan atau premark yang dipasang pada titik-titik kontrol
tanah tersebut.
Tergantung dari jenis permukaan tanahnya premark dapat dibuat dari bahan
plastik, kain atau cat sedemikian rupa agar kontras terhadap latarbelakangnya.
Bentuknya dapat berupa tanda silang dengan tiga atau empat lengan dengan
ukuran yang disesuaikan dengan skala foto, d = 30 s/d 50 pada skala foto.
Pola Pemotretan
POLA PEMOTRETAN
270
PEMOTRETAN UDARA
271
Faktor Lapangan Yang Perlu Diperhitungkan
Dalam suatu Misi Pemotretan Udara
272
Lokasi pemotretan
Waktu dan bahan bakar pesawat yang diperlukan menuju ke dan pulang dari
lokasi (site)
Jenis Kamera
kamera format kecil 35 mm x 24 mm atau 60 mm x 60 mm.
kamera metrik WA 23 cm x 23 cm dengan f = 152 mm. Atau SWA 23 cm x 23
cm dengan f = 88 mm.
Jenis film
panchromatic B&W,
true color,
false color atau
infrared.
273
Jenis pesawat
Beban angkut (payload) kira-kira 200 kg dan awak pesawat sejumlah minimal 4
orang (1 pilot, 1 navigator, 1 camera man dan 1 technician), contoh : Piper PA-31
Navajo, Cessna 402 B, Beech King Air A-100, Dornier Do28 D-2 Skyservant,
Gates Learjet 24D, 25C, 35,dlsb. Untuk FUFK digunakan pesawat ringan seperti
Gelatik PZL-105 dan sejenisnya atau dengan pesawat terkendali radio (R/C) bila
daerahnya relatif kecil.
Tinggi terbang
Tinggi terbang = f (fokus kamera dan skala foto). Pada tahun 1970-an untuk
sejumlah alat restitusi pernah digunakan besaran Cfaktor yakni Cfaktor = H/IK,
dimana H = tinggi terbang pesawat terhadap permukaan tanah rata-rata dan IK =
interval kontur dari peta yang akan diturunkan. sampai dengan 1/8 bahkan lebih.
Disamping pertimbangan pemrosesan data faktor lapangan juga harus
diperhitungkan seperti kondisi topografi, kondisi cuaca (cloud ceiling) dan
kemungkinan adanya rintangan (obstacle).
274
Liputan Medan
• Arah Terbang
– Disesuikan dengan kondisi liputan medan.
• Dimensi Liputan Medan (G)
– Berdasarkan pada Skala Foto
• Jarak antar Jalur Terbang (strip/run) = W
• Jumlah Jalur Terbang (strip/run)
Lebar liputan medan / W +1
• Penentuan Basis = B
• Jumlah Foto Tiap Jalur Terbang
Panjang liputan medan / B +2 +2
• Jumlah Total Foto
= Jumlah Foto perjalur x Jumlah Jalur
• Jarak antarjalur Terbang pada Peta
= W x Skala Peta
• Penyetelan Intervalometer
= Basis / Kecepatan Pesawat
Contoh Peta Jalur Terbang
Hasil perencanaan misi pemotretan dengan bantuan pola blok model
Rencana Jalur Terbang
Titik Kontrol Tanah
FOTOGRAMETRI
DIGITAL
Email : andri@gd.itb.ac.id
Disusun oleh
Andri Hernandi
FOTOGRAMETRI MODERN
• Data dalam bentuk Digital (dari Sensor optik
atau elekoronik : Kamera Digital atau
Scanner, bahkan dari Video Digital)
• Data diproses dan dianalisis melalui sebuah
komputer.
• Proses analisis memungkinkan
FOTOGRAMETRI
PERKEMBANGAN
FOTOGRAMETRI
MODERN
KONSEP DATA DIGITAL
Data Digital
Data digital : data yang berbentuk digit (diskrit) yang dapat dikirim, diambil, dan disimpan dalam notasi
binary. Contoh : 10100100
Sistem Komputer
KONSEP DATA DIGITAL
Sistem Komputer
GPS
Encoder
Dll (etc)
Wild A8 Encoder
Softcopy Photogrammetry
Scanning
Digital Camera
Analytical Plotter
Sistem pengolahan Softcopy Photogrametry :
Pengolahan dilakukan secara analitis seutuhnya , tidak ada komponen fisik
Mekanis maupun optis. Meningkatkan ketelitian
KONSEP DATA DIGITAL
Sistem Bilangan Data Digital (Digital Number)
Kebanyakan komputer bekerja dengan bilangan 16 bit, 32 bit, atau 64 bit.
Bit adalah merupakan notasi binary yang berarti binary digit.
KONSEP DATA DIGITAL
Sistem Bilangan Data Digital (Digital Number)
Perhitungan dalam bit yang mempunyai basis bilangan 2 (dua)
KONSEP DATA DIGITAL
Contoh (Exercise)
Contoh Perhitungan dalam bit yang mempunyai basis bilangan 2 (dua) dengan 8 bits :
10101110
10101110 = 1 x 27 + 0 x 26 + 1 x 25 + 0 x 24 + 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 21 + 0 x 20
= 128 + 0 + 32 + 0 + 8 + 4 + 2 + 0
= 174
11111111
10101110 = 1 x 27 + 1 x 26 + 1 x 25 + 1 x 24 + 1 x 23 + 1 x 22 + 1 x 21 + 1 x 20
= 128 + 64 + 32 + 16 + 8 + 4 + 2 + 1
= 255
KONSEP DATA DIGITAL
Sistem Bilangan Data Digital (Digital Number)
Visualization Acquisition
(Scanner & Digital Camera)
Segmentation Compression
DATA FOTO UDARA DIGITAL
Scanner Fotogrametri
• Rotating Drum
• Flatbed stage with a linear CCD array
• Flatbed stage with a frame/area CCD array
DATA FOTO UDARA DIGITAL
Scanner Fotogrametri
Demo
Photogrammetry
FOTOGRAMETRI DIGITAL Task
Prinsip otomatisasi proses fotogrametri
• Proses fotogrametri yang paling penting adalah bagaimana menentukan letak
pasangan titik atau obyek (floating mark) pada dua atau lebih foto udara yang
bertampalan
fokus
Diperoleh koordinat
tiga dimensi (x,y,z)
Hubungan Stereoskopik
?
FOTOGRAMETRI DIGITAL
Question Pertanyaan ?
• Image Matching
–Area-based
–Feature-based
FOTOGRAMETRI DIGITAL
Prinsip otomatisasi proses fotogrametri (area-based matching)
FOTOGRAMETRI DIGITAL
Prinsip otomatisasi proses fotogrametri (area-based matching)
DEMO
FOTOGRAMETRI DIGITAL
Prinsip otomatisasi proses fotogrametri (feature-based matchin
FOTOGRAMETRI DIGITAL
Prinsip otomatisasi proses fotogrametri (feature-based matchin
FOTOGRAMETRI DIGITAL
Manfaat otomatisasi proses fotogrametri
www.itb.ac.id
Jadikanlah Langit Biru