Anda di halaman 1dari 33

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PUSAT PEMETAAN BATAS WILAYAH


BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

SATUAN KERJA SEKRETATIRAT UTAMA


PPK DEPUTI BIDANG INFROMASI GEOSPASIAL DASAR II

PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN WAHANA UAV UNTUK PEMBUATAN PETA


KORIDOR BATAS RI-RDTL

TAHUN ANGGARAN 2015


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMOTRETAN UDARA MENGGUNAKAN WAHANA UAV UNTUK PEMBUATAN PETA
KORIDOR BATAS RI-RDTL

1. LATAR BELAKANG Republik Indonesia (RI) dan Republik Demokratik


Timor Leste (RDTL) berbatasan di darat dan di laut.
Pada batas darat, terdapat fitur alam yang menjadi
batas kedua negara. Fitur alam yang berada pada
wilayah batas negara antara RI – RDTL sebagian
besar berupa sungai dan watershed. Aliran sungai di
Pulau Timor sebagian besar bersifat meander dan
berpotensi berubah aliran sungainya dari waktu ke
waktu. Di satu sisi, pemahaman masyarakat
setempat terhadap batas negara RI-RDTL yaitu
garis batas negara mengikuti aliran sungai, sehingga
kondisi aliran sungai yang dapat berubah, akan
membuat orientasi masyarakat terhadap batas
negara kedua Negara juga berubah. Untuk
mengetahui seberapa besar pergerakan sungai dan
arah perubahan sungai dibutuhkan suatu peta
koridor batas detil di wilayah sekitar sungai untuk
mengetahui pola perubahan sungai dari tahun ke
tahun.
Pekerjaan pemotretan udara dengan wahana UAV
dilaksanakan berkesinambungan dan berkala untuk
memetakan seluruh koridor batas RI-RDTL di pulau
Timor. Tujuan dari pekerjaan adalah untuk
mengetahui kondisi wilayah koridor terkini dalam
rangka pemeliharaan batas negara.

2. MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud dari pengadaan ini adalah untuk


melaksanakan Pemotretan udara dengan
wahana UAV untuk pembuatan peta koridor
batas RI-RDTL
b. Tujuan dari pengadaan ini adalah pemetaan
koridor dalam rangka monitoring koridor batas
RI-RDTL secara fotogrametri metode small
format fotogrametri menggunakan wahana udara
tanpa awak, untuk memperoleh data geospasial
wilayah tersebut yang disajikan dalam bentuk
peta foto dan peta garis hasil interpretasi dari
data citra foto udara

3. TARGET/ SASARAN Untuk memperoleh data geospasial koridor


perbatasan RI-RDTL di Sungai Mota’ain sampai
Mota Talau skala 1:3.500 dan 1:7.000

4. NAMA ORGANISASI Badan Informasi Geospasial


PENGADAAN Satuan Kerja Sekretariat Utama
BARANG/JASA PPK Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar II

5. SUMBER DANA DAN a. Sumber dana yang diperlukan untuk


PERKIRAAN BIAYA pelaksanaan pekerjaan ini dari DIPA Badan
Informasi Geospasial Tahun Anggara 2015
(083.01.017216.02.05.01.3543.016.002.536111)
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan sejumlah
Rp. 1.259.960.000,- (Satu Milyar Dua Ratus
Lima Puluh Sembilan Juta Sembilan Ratus Enam
Puluh Ribu Rupiah)

6. RUANG LINGKUP a. Ruang lingkup pekerjaan ini sebagaimana


PENGADAAN/ LOKASI lampiran 1.
DAN FASILITAS b. Lokasi pekerjaan di koridor perbatasan RI-RDTL
PENUNJANG di sungai Mota’ain sampai dengan Mota Talau
(indeks lokasi pekerjaan pada lampiran 2)
c. Fasilitas yang disediakan oleh BIG (lampiran 3)

7. PRODUK YANG Hasil/ produk yang dihasilkan dari pelaksanaan


DIHASILKAN pekerjaan ini antara lain: (lampiran 4)

8. WAKTU PELAKSANAAN Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan


YANG DIPERLUKAN pekerjaan ini adalah 120 hari kalender (lampiran 5)
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan hasil
koordinasi dengan Satuan Tugas Pengamanan
Perbatasan (Satgaspamtas) RI-RDTL.

9. TENAGA TERAMPIL Tenaga terampil yang dibutuhkan untuk


YANG DIBUTUHKAN melaksanakan pekerjaan ini meliputi: (lampiran 6)

10. METODA KERJA Metoda kerja yang harus dilaksanakan oleh


penyedia barang dan jasa dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditetapkan sebagaimana lampiran 7.

11. SPESIFIKASI TEKNIS Spesifikasi teknis peralatan yang diperlukan untuk


pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari: (lampiran 8)
Output yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan
ini harus memenuhi spesifikasi teknis sebagaimana
tercantum dalam lampiran 9.

12. LAPORAN KEMAJUAN Laporan yang harus dibuat oleh penyedia jasa
PEKERJAAN lainnya meliputi:
- Laporan pendahuluan
- Laporan antara
- Laporan akhir

Mengetahui Cibinong , April 2015


Pusat Pemetaan Batas Wilayah PPK Deputi Bidang Informasi Geospasial
Kepala, Dasar II

Tri Patmasari Batoro Wisnu


NIP. 19580605 198403 2 004 NIP. 19770207 200604 1 002
Lampiran 1. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang Lingkup yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pemotretan udara
menggunakan wahana uav untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL adalah sebagai
berikut:

No Tahapan Bobot Keterangan Hasil

Penyiapan data,
-Buku laporan pendahuluan (1 copy file digital dan 2
peralatan,
1 Persiapan 2,74 % eksemplar cetak asli)
personil, dan
-Rencana jalur terbang (1 copy file digital)
koordinasi.
Proses
pemasangan
-Foto hasil exposure Jalur terbang (1 copy file)
Pemotretan Premark dan
2 40,96 % -Jalur terbang (1 set file)
Udara akuisisi data
menggunakan
WUNA
pengukuran GPS
-formulir toponimi dan deskripsi Premark yang sudah
Survei untuk Premark
diisi (1 bendel)
3 Kelengkapan 48,09 % pengambilan data
-RAW data pengukuran GPS geodetic (1
Lapangan toponimi survei
dokumen)draft buku deskripsi premark
toponimi
Triangulasi udara
secara otomatis,
2
interpretasi, -DTM (1 set file digital: 40 NLP atau 200 km )
2
Pembuatan digitasi, -Ortofoto DTM (1 set file digital: 40 NLP atau 200 km )
4 peta foto dan 5,76 % pengelolaan -Metadata (1 set file digital)
peta garis basisdata, -Peta foto (1 set file digital: 40 NLP)
pembuatan Peta garis (1 set file digital: 40 NLP)
metadata dan
kartografi
-buku Laporan antara (1 copy file digital dan 5 eksemplar cetak asli)
-Buku laporan akhir (1 copy file digital
Pencetakan peta dan 5 eksemplar cetak asli)
5 Pelaporan 2,44 % dan pembuatan -Album peta foto (1 copy file digital
laporan dan 1 eksemplar cetak asli)
-Album peta garis (1 copy file digital
dan 1 eksemplar cetak asli)buku laporan antara
Lampiran 2. Indeks Lokasi Pekerjaan

= skala 1:7.000

= skala 1:3.500
Lampiran 3. Data yang disediakan

Dalam rangka untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan Pemotretan udara dengan


wahana UAV untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL, pemberi pekerjaan memberikan
data berupa:
1. Peta Provisional Agreement (PA) 2005 skala 1:25.000 pada segmen tersebut
(format digital)
2. Daftar koordinat CBDRF RI-RDTL pada segmen tersebut
3. Index peta koridor RI-RDTL (format GIS)
4. Contoh layout peta
5. Formulir survei kelengkapan lapangan
Lampiran 4. Hasil yang diserahkan

Hasil kegiatan Pemotretan udara menggunakan wahana UAV untuk pemetaan koridor batas
RI-RDTL diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan dengan rincian sebagai berikut:
a. Data digital
1. Peta jalur terbang untuk setiap daerah pemotretan
2. Foto udara
3. Ortofoto
4. RAW data pengukuran GPS geodetik dalam format rinex
5. Data survei kelengkapan lapangan
 Data marking GPS navigasi
 Formulir data kelengkapan lapangan yang sudah diisi
6. 32 NLP Peta garis dan peta foto skala 1:3.500 format *.mpk dan pdf
7. 8 NLP Peta garis dan peta foto skala 1:7.000 format *.mpk dan pdf
8. Basis data peta garis format SHP dan Gdb
9. Data DTM format BIL & DEM.
10. Laporan awal, laporan antara, dan laporan akhir pekerjaan

b. Data cetak
1. Laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir masing-masing asli
sebanyak lima eksemplar.
2. Album Peta Garis ukuran A3 sebanyak 40 NLP (dicetak bukan pada skala
sebenarnya), asli sebanyak lima eksemplar.
3. Album Peta Foto ukuran A3 sebanyak 40 NLP (dicetak bukan pada skala
sebenarnya), asli sebanyak lima eksemplar.
Lampiran 5. Jadwal pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan hasil koordinasi dengan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgaspamtas) RI-RDTL yang
diperkirakan pelaksanaan pekerjaan dimulai pada awal bulan Agustus 2015

Hari Bobot Bulan


No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Persiapan 2,74 %

Administrasi 7 7
Presentasi Kerja 3 3
Laporan Pendahuluan 4 4
2 Pelaksanaan Pekerjaan 94,81%

Pemotretan Udara 35 7 7 7 7 7
Survei Kelengkapan Lapangan 30 7 7 7 7 2
Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis 34 5 7 7 7 7 1
3 Pelaporan 2,44%

Laporan antara
Presentasi Akhir 3 3
Laporan Akhir 4 3 1
Lampiran 6. Persyaratan personil
Pengalaman
No Jabatan Pendidikan Jumlah orang Tugas
Minimum

 Bertanggung jawab dalam


melakukan koordinasi
Ketua Tim terhadap tim kerja dan
Pelaksana / S1 hasil pekerjaan.
1 5 thn 1
(geodesi)  Menyiapkan rencana detil
Manajer Proyek
persiapan kegiatan,
integrasi hasil pekerjaan
dan penyusunan laporan.
 Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi
terhadap tim kerja dan
Koordinator hasil pekerjaan pemotretan
S1 udara dan proses
2 Pemotretan 3 thn 1
(geodesi) fotogrametri.
Udara dan Proses
Fotogrametri  Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas
data hasil pemotretan
udara dan proses
fotogrametri.
 Bertanggung jawab dalam
perencanaan dan
mobilisasi survei
kelengkapan lapangan.
Koordinator  Bertanggung jawab dalam
S1
Survei
5 3 thn 1 melakukan koordinasi
(geodesi/
Kelengkapan terhadap kegiatan survei
geografi)
Lapangan kelengkapan lapangan.
 Bertanggung jawab dalam
melakukan kontrol kualitas
terhadap hasil survei
kelengkapan lapangan.
 Bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi
S1
Koordinator (geodesi/ terhadap pembentukan
basis data dan kartografi.
7 Pembentukan geografi/ 3 thn 1  Bertanggung jawab dalam
Basis Data dan
Kartografi ilmu melakukan kontrol kualitas
komputer) terhadap hasil
pembentukan basis data
dan kartografi.
Pilot (pengendali)
8 Wahana Udara
SLTA atau
1 thn 1  Melaksanakan tugas dalam
sederajat pengoperasian WUNA.
Nir Awak (WUNA)

Navigator SLTA atau  Melaksanakan tugas dalam


9 1 thn 1 mengontrol posisi WUNA
(pengarah) sederajat
agar sesuai jalur terbang.
 Melaksanakan tugas dalam
Teknisi SLTA atau penyiapan peralatan
10 1 thn 1
Fotogrametri sederajat fotogrametri dan
positioning pada WUNA.
11
Operator SLTA atau
3 thn 1  Melaksanakan tugas dalam
Fotogrametri sederajat pemrosesan fotogrametri.
Surveyor
SLTA atau  Melaksanakan tugas dalam
12 GPS/kelengkapan 3 thn 6 survei kelengkapan
sederajat
lapangan
lapangan.
 Melaksanakan tugas dalam
Operator SLTA atau proses kartografi dalam
13 3 thn 1
Kartografi sederajat pembuatan peta foto dan
peta garis.
14 Operator GIS
SLTA atau
3 thn 2  Melaksanakan tugas dalam
sederajat penyusunan basis data.

15 Staf Administrasi
SLTA atau
1 thn 1  Melaksanakan tugas dalam
sederajat administrasi.
 Membantu pelaksanaan
Tenaga Bantu pemotretan udara dan
16 - - 6
Operasional survei kelengkapan
lapangan
Lampiran 7. Metodologi

Metodologi kegiatan dalam pekerjaan Pemotretan udara dengan wahana UAV untuk
pembuatan peta koridor batas RI-RDTL mengikuti skema sebagai berikut :

PERSIAPAN
PERSIAPAN ADMINISTRASI
KALIBRASI ALAT
PERIJINAN PENGAMANAN
(Koordinasi dari (Koordinasi dari PETA KERJA
PERSIAPAN TEKNIS
PPBW) PPBW) (PETA JALUR TERBANG)
PENENTUAN LOKASI
PREMARK

LAPANGAN
SURVEI KELENGKAPAN
PEMOTRETAN UDARA
LAPANGAN

LABORATORIUM
TRIANGULASI UDARA

ORTOFOTO DAN DTM

INTERPRETASI DAN
DIJITASI

EDITING

KARTOGRAFI
SUPERVISI

HASIL

MOZAIK
PETA FOTO DAN DOKUMEN SURVEI
ORTOFOTO (Per DTM BASIS DATA
PETA GARIS KELENGKAPAN LAPANGAN
Area Pemotretan)

1. Persiapan
Dalam rangka untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan Pemotretan udara dengan
wahana UAV untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL adalah sebagai berikut:

a. Kompilasi peta dasar yang sesuai dengan lokasi kegiatan.


b. Pembuatan jalur terbang
c. Distribusi premark
Jumlah premark setiap luasan 9 km2 minimal 4 titik, dimana pada kondisi topografi
yang lebih terjal jumlah premark ditambah sesuai dengan kondisi lapangan.
d. Penyiapan dan pengecekan peralatan yang akan digunakan selama kegiatan
termasuk kalibrasi kamera. Pelaksana kerja harus menyerahkan hasil kalibrasi
kamera kepada pemberi kerja.
e. Penyiapan nama-nama personil pelaksana pekerjaan.

2. Perijinan dan Pengamanan


Kegiatan Perijinan pemerintah daerah setempat dan Pengamanan oleh Satgaspamtas RI-
RDTL dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Pusat Pemetaan Batas Wilayah.

3. Pemotretan Udara
Proses pemotretan dilakukan secara berurutan sesuai dengan jalur terbang yang telah
direncanakan. Apabila terjadi pemutusan jalur terbang karena kendala harus diberikan
catatan dan dilaporkan kepada Pemberi Pekerjaan.
Foto udara memenuhi spesifikasi teknis, sebagai berikut:
1. Nilai GSD (Ground sampling Distance) < 25cm
2. Tingkat Overlap ≥ 70% dan Sidelap ≥ 20%

Ilustrasi jalur terbang dengan sidelap dan overlap

Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan pemasangan premark sebagai acuan/pengontrol


posisi dalam proses Triangulasi Udara. Akuisisi data menggunakan WUNA dilaksanakan
setelah Premark dipasang.
Premark dibuat oleh pelaksana dengan ketentuan sebagai berikut:

 Warna mencolok dan mudah dibedakan dengan obyek di sekitarnya


 Ukuran minimal 50 x 50 cm
 Bahan tahan air
 Bentuk premark tidak ditentukan
Contoh premark berbentuk (+)

Contoh premark berbentuk persegi

4. Survei Kelengkapan Lapangan


Kegiatan survei kelengkapan lapangan dimaksudkan melengkapi data agar hasil pemotretan
tersebut di atas dapat dilakukan pemrosesan lebih lanjut. Survei kelengkapan lapangan
terdiri atas beberapa sub-kegiatan:

Pengukuran Premark:
Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan pengukuran posisi premark menggunakan GPS
geodetik sebagai acuan/pengontrol posisi dalam proses Triangulasi Udara. Pengukuran
premark menggunakan metode differential static dengan titik ikat CBDRF RI-RDTL. Pada
pengukuran posisi premark, ketelitian yang disyaratkan ≤ 10 cm untuk horizontal dan ≤ 50
cm untuk vertikal.

Setiap premark dibuat deskripsi sesuai format formulir sebagai berikut:

FORMULIR DESKRIPSI PREMARK:

NAMA LOKASI

.....................
NO. titik KOORDINAT
.......

DESA GEOGRAFI UTM


............................ Utara ..................................
KECAMATAN Lintang . ..

............................ Timur ..................................


KABUPATEN Bujur . ..

PROVINSI ............................ Zone ..................................


Tinggi . ..

FOTO

UTARA SELATAN

TIMUR BARAT
SKETSA

5. Survei Toponimi:
Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan marking menggunakan GPS navigasi dan
pendataan unsur-unsur, terutama pada:

i. Unsur nama-nama geografi (kampung, desa/kelurahan, kecamatan,


kabupaten/kota, dan provinsi).
ii. Unsur nama obyek-obyek penting dan fasilitas umum.
iii. Unsur nama perairan (samudera, laut, selat, teluk, sungai, danau, rawa).
iv. Unsur relief (gunung, bukit).
Setiap data toponimi dicatat pada formulir sesuai berikut:

FORMULIR TOPONIMI

Data Wilayah:
Provinsi .............................................................................................
Kabupaten/Kota .............................................................................................
Kecamatan .............................................................................................
Desa/Kelurahan .............................................................................................
Data Unsur:
Bangunan .............................................................................................
Kampung .............................................................................................
Bukit/Gunung .............................................................................................
Sungai .............................................................................................
Danau/Rawa .............................................................................................
Laut/Samudera/Selat .............................................................................................
Foto:

6. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto kegiatan survei (foto dengan atribut posisi/geotagging)

7. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis


a. Triangulasi Udara secara otomatis
Triangulasi udara secara otomatis di dalam fotogrametri adalah metode dalam menentukan
dan menghitung koordinat 3-dimensi setiap obyek dan orientasi luar kamera udara saat
pemotretan dengan cara fotogrametri secara otomatis, dengan menggunakan setiap foto
dari posisi yang berbeda yang meliputi obyek yang sama.
Dengan triangulasi udara,foto udara dimungkinkan dapat menghitung koordinat 3-dimensi
untuk elemen setiap obyek. Dalam proses diperlukan beberapa titik dengan posisi diketahui
yang tampak pada beberapa foto.Titik-titik ini merupakan titik kontrol yang menjadi bagian
penting dalam proses triangulasi udara.

Proses triangulasi udara secara otomatis

Proses pelaksanaan triangulasi udara dilakukan secara otomatis melalui program aplikasi
dengan tahapan dan ilustrasi sebagai berikut:
1. Identifikasi titik tie point dan titik control tanah secara otomatis berbasis image matching
2. Melakukan hitungan perataan Bundle yang dilengkapi dengan hitungan self-calibration
untuk mendapatkan nilai kalibrasi kamera yang optimal
3. Melihat nilai rms yang menunjukkan presisi hasil hitungan dan tidak boleh lebih dari 2
pixel

b. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)


DTM merupakan data 3-dimensi yang merepresentasikan keadaan permukaan obyek yang
diliput. DTM merupakan data raster dengan ukuran cell 1 mm pada skala peta, yang
diperolah secara otomatis dengan teknik stereo matching dan dilanjutkan dengan editing
data semi otomatis. Kegiatan editing data hasil stereo matching dilakukan untuk membuang
data yang tidak mewakili terain tanah. Jadi kegiatan editing dimaksudkan untuk merubah
hasil proses stereo matching yang masih berupa data model permukaan digital (DSM)
menjadi data terain digital (DTM).
Dari DTM yang dihasilkan dibentuk garis kontur dengan ketentuan interval kontur sebesar
1/2000 dari angka penyebut skala peta (dalam meter) dan untuk kontur bantu dengan
interval 1/4000 dari angka penyebut skala peta (untuk daerah yang relatif datar).
c. Ortofoto
Proses koreksi ortofoto adalah menjadikan foto/mosaik dalam proyeksi ortogonal dan hanya
mempunyai satu skala. Ortofoto pada permukaan tanah yang tidak rata dilakukan dengan
asumsi ∆ h pada setiap titik pengamatan > 0.5 % x tinggi terbang terhadap tinggi rata-rata
pada foto yang bersangkutan. Proses ini melibatkan data DEM hasil dari proses stereo
matching atau sumber data lainnya yang resolusi spasial data DEM lebih kecil dari 3x GSD
foto udara.

Rektifikasi adalah suatu re-eksposur dari suatu foto sehingga kemiringan-kemiringan (tilt)
yang terdapat pada foto tersebut menjadi hilang dan sekaligus mengatur skala rata-rata foto
yang satu dengan yang lainnya. Rektifikasi dilakukan apabila permukaan tanah yang
terpotret itu relatif datar, dengan asumsi ∆ h pada setiap titik pengamatan<0.5 % x tinggi
terbang terhadap tinggi rata-rata pada foto yang bersangkutan.

d. Interpretasi dan Digitasi Tematik


Interpretasi dan digitasi tematik adalah proses pembentukan gambar setiap unsur dari obyek
yang tercakup. Interpretasi dan digitasi dilakukan pada skala 1:1.000. Unsur-unsur yang
dilakukan delineasi adalah sebagai berikut:
1) Perairan:
 Sungai, anak sungai, kanal irigasi ditampilkan dengan garis tunggal atau
garis ganda (bila lebarnya melebihi 0.5 mm pada skala).
 Danau, kolam, laguna, tambak, rawa.
 Sumur, mata air, air terjun, dam, hanya berguna sebagai petunjuk.
 Garis pantai mewakili garis kontur nol.
 Unsur-unsur penting seperti lumpur, pasir, karang.
 Dermaga, pelabuhan, suar.
2) Transportasi:
 Jaringan jalan.
 Jaringan rel kereta api.
3) Bangunan terpencar dan pemukiman:
 Bangunan tunggal baik sendiri maupun terpencar.
 Pemukiman adalah suatu kawasan kumpulan bangunan.
 Bangunan penting seperti kantor pemerintah, tempat ibadah, jembatan,
terowongan, menara, sumur migas, bandara.
4) Penutup lahan:
 Hutan.
 Rawa.
 Perkebunan.
 Semak belukar.
 Tegalan.
 Sawah.
 Padang rumput.
 Lahan Pertambangan.

e. Penyusunan Basis Data


Basis data merupakan kumpulan data yang terorganisasi untuk melayani berbagai aplikasi
pada saat bersamaan dengan melakukan penyimpanan dan pengelolaan data.

Diagram alir penyusunan basis data


Dengan demikian data geospasial yang telah dihasilkan dalam proses plotting disusun
sedemikian rupa sehingga memudahkan dalam penggunaannya, dengan ketentuan sebagai
berikut:
Tabel 4.Pengelompokan kode unsur

No. Tema unsur Tipe Geometri

Point Line Area Text

1. Bangunan √ √ √

2. Transfortasi √ √

3. Hipsografi √ √

4. Batas Administrasi √ √

5. Penutup Lahan √

6. Perairan √ √

7. Toponim √

Sistem penamaan file dalam format data Shape file (SHP) dengan rincian sebagai berikut:

 NLP_1PT
 NLP_1LN
 NLP_1AR
 NLP_2LN
 NLP_2AR
 NLP_3PT
 NLP_3LN
 NLP_4LN
 NLP_4AR
 NLP_5LN
 NLP_5AR
 NLP_5TX
 NLP_6PT
 NLP_6LN
 NLP_6TX
Unsur batas, mengacu pada PPBW.
Unsur selain batas, mengacu pada Katalog Unsur Geografi (KUG).
Dalam pengelolaan basis data, harus dilakukan pembuatan metadata. Pembuatan metadata
disertakan pada data digital peta foto dan peta garis koridor batas RI-RDTL. Pelaksana
pekerjaan membuat metadata dengan melakukan pengisian pada format yang telah
disediakan oleh pemberi kerja.

f. Kartografi
Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti kaidah-
kaidah kartografis. Penyajian data tersebut menekankan pada kejelasan informasi tanpa
mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah kartografis
yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta diaplikasikan dalam proses visualisasi data
spasial dan penyusunan tata letak (layout) suatu peta. Berikut di bawah ini beberapa kaidah
dalam penyajian unsur:

1) Relief.
Nilai (angka) kontur diletakkan pada garis kontur, diletakkan mengarah ke atas yang
lebih tinggi sehingga terbaca ketika mencari slope.

2) Nama
Nama-nama dan teks dibuat pada ukuran dan model yang sesuai dengan unsur yang
menonjol dan penting. Nama-nama harus dapat memastikan identifikasi yang tepat.
Nama-nama tersebut diletakkan sedemikian rupa sehingga selalu dapat terbaca dan
tidak menghalangi simbol peta lainnya.

3) Simbol
Pusat dan orientasi simbol pada umumnya harus sesuai dengan posisi pusat unsur dan
orientasinya di atas permukaan tanah. Simbol garis unsur tunggal atau ganda (jalan,
sungai) ditampilkan pada jarak-jarak yang teratur. Hal ini untuk menghindari simbol-
simbol yang akan mengganggu garis unsur.

4) Informasi Tepi
Memuat judul peta, skala, diagram lokasi, edisi, pembuat, legenda, dan keterangan.
Informasi tepi tersebut diletakkan di sisi kanan dan/atau di bawah muka peta.

Format layout peta sebagai berikut:


Layout peta dengan informasi tepi di sisi kanan muka peta

Layout peta dengan informasi tepi di sisi bawah muka peta


8. Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan hasil kegiatan Pemotretan udara dengan wahana UAV untuk pemetaan
koridor batas RI-RDTL dibagi atas 3 (tiga) laporan, yaitu laporan awal pekerjaan, laporan
antara pekerjaan, dan laporan akhir kegiatan dengan layout laporan sebagai berikut:

OUTLINE LAPORAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data

BAB II. METODOLOGI


2.1. Persiapan
2.1.1. Kompilasi Data Dasar
2.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
2.1.3. Distribusi Premark
2.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
2.1.5. Pembagian Tugas Personil Pelaksanaan Pekerjaan
2.2. Pemotretan Udara
2.2.1. Pemasangan Premark
2.2.2. Pemotretan Udara
2.3. Survei Kelengkapan Lapangan
2.3. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
2.3.1. Triangulasi Udara
2.3.2. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)
2.3.3. Ortofoto
2.3.4. Interpretasi dan Digitasi Tematik
2.3.5. Penyusunan Basis Data
2.3.6. Kartografi

BAB III. PELAKSANAAN


3.1. Persiapan
3.1.1. Kompilasi Data Dasar
3.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
3.1.3. Distribusi Premark
3.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
3.1.6. Daftar Nama beserta Tugas Personil Pelaksana Pekerjaan

BAB IV. PENUTUP


OUTLINE LAPORAN ANTARA

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data

BAB II. PELAKSANAAN


2.1. Laporan pekerjaan Pemotretan Udara
2.2. Data foto hasil pemotretan udara
2.3. Laporan pemasangan Premark

BAB III. PENUTUP

OUTLINE LAPORAN AKHIR

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data

BAB II. METODOLOGI


2.1. Persiapan
2.1.1. Kompilasi Data Dasar
2.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
2.1.3. Distribusi Premark
2.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
2.1.5. Pembagian Tugas Personil Pelaksanaan Pekerjaan
2.2. Pemotretan Udara
2.2.1. Pemasangan Premark
2.2.2. Pemotretan Udara
2.3. Survei Kelengkapan Lapangan
2.3. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
2.3.1. Triangulasi Udara
2.3.2. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)
2.3.3. Ortofoto
2.3.4. Interpretasi dan Digitasi Tematik
2.3.5. Penyusunan Basis Data
2.3.6. Kartografi

BAB III. PELAKSANAAN


3.1. Persiapan
3.1.1. Kompilasi Data Dasar
3.1.2. Pembuatan Jalur Terbang
3.1.3. Distribusi Premark
3.1.4. Penyiapan dan Pengecekan Peralatan, serta Kalibrasi Kamera
3.1.6. Daftar Nama beserta Tugas Personil Pelaksana Pekerjaan
3.2. Pemotretan Udara
3.2.1. Pemasangan Premark
3.2.2. Pemotretan Udara
3.3. Survei Kelengkapan Lapangan
3.3.1. Pengukuran Premark
3.3.2. Survei Toponimi
3.3.3. Dokumentasi
3.4. Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
3.4.1. Triangulasi Udara
3.4.2. Pembentukan Digital Terrain Model (DTM)
3.4.3. Ortofoto
3.4.4. Interpretasi dan Digitasi Tematik
3.4.5. Penyusunan Basis Data
3.4.6. Kartografi

BAB IV. PENUTUP


Lampiran 8. Persyaratan peralatan

Pemotretan udara dengan wahana UAV untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL
berupa perangkat keras dan lunak sebagai berikut:
a. Wahana udara tanpa awak beserta perangkat pengendalinya.
b. Kamera non-metrik digital dijital Geotagging dan dengan lensa fixed focus, dengan
disertai laporan terkalibrasi ≥ 14 megapiksel
c. GPS receiver tipe geodetik L2 minimal 6 unit.
d. GPS receiver tipe navigasi.
e. Perangkat lunak Fotogrammetri Digital
f. Perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG).
g. Perangkat keras pengolah data dan penyaji hasil.
h. Material untuk membuat premark

Tabel 5. Daftar Peralatan yang dibutuhkan


No Peralatan Jumlah
Wahana Udara Nir Awak (termasuk Kamera non-metrik
1 digital Geotagging dan dengan lensa fixed focus 1
dengan disertai laporan terkalibrasi ≥14 megapiksel)
2 Kamera Digital Geotaging 4
3 GPS Receiver tipe Geodetic 6
4 GPS Receiver tipe Navigasi 6
5 Notebook 4
6 PC Dekstop 3
7 Perangkat Lunak Fotogrametri 1
8 Perangkat Lunak GIS 4
9 Perangkat Lunak Pengolah Data GPS 1
10 Printer A4 2
11 Printer A3 2
Tabel 5. Kebutuhan Peralatan Setiap Tahapan Kegiatan
No. Jenis Perangkat Jumlah Minimal
A Persiapan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk 3 orang koordinator 3 unit
PC Desktop untuk Staf Administrasi 1 unit
Fotogrametri Software untuk Koordinator Pemotretan 1 set
Udara dan Fotogrametri
GIS Software untuk Koordinator Pembentukan Basis data 1 set
dan Kartografi
Printer A4 2 unit
B Pemotretan Udara
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk Koordinator Pemotretan Udara dan Proses 1 unit
Kartografi
Laptop untuk pilot dan navigator 1 unit
Laptop untuk operator fotogrametri 1unit
Wahana Udara Nir Awak (termasuk Kamera non-metrik 1 unit
digital Geotagging dan dengan lensa fixed focus dengan
disertai laporan terkalibrasi ≥14 megapiksel)
Kamera Non Metrik Terkalibrasi 1 Unit
Kamera Digital geotaging 3 unit
GPS Navigasi 1 unit
GIS Software 4 set
Fotogrametri Software 1 set
C Survei Kelengkapan Lapangan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk Koordinator Pemotretan Udara dan Proses 1 unit
Kartografi
Laptop untuk tim surveyor dan toponimi 1 unit
Laptop untuk 4 surveyor GPS dan Toponimi 4 unit
Kamera Digital geotaging 6 unit
GPS Geodetik Dual Frequensi 6 unit
GPS Navigasi 6 unit
Software Pengolah Data GPS 1 set
D Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk Koordinator Pembentukan Basis data dan 1 unit
Kartografi
PC Dekstop untuk Operator Fotogrametri 1 unit
PC Dekstop untuk Operator GIS 1 unit
PC Dekstop untuk Operator Kartografi 1 unit
GIS Software 2 set
Fotogrametri Software 1 set
Pinter A4 2 unit
No. Jenis Perangkat Jumlah Minimal

Printer A3 2 unit
E Pelaporan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk 3 orang Koordinator 3 unit
PC Dekstop untuk Staf Administrasi 1 unit
GIS Software 1 set
Pinter A4 2 unit
Printer A3 2 unit
Lampiran 9. Spesifikasi teknis output

1. PETA FOTO

Peta Foto dilayout pada kertas A0 dengan skala 1:3.500 dan 1:7.000. Isi yang
harus ditampilkan pada Peta Foto adalah :
a. Foto hasil mozaik
b. Posisi pilar dan garis batas negara
Keterangan tepi peta berisi :
a. Judul
b. Skala numerik dan skala garis
c. Nomor lembar
d. Diagram lokasi
e. Keterangan system koordiant dan system datum
f. Riwayat peta
g. Legenda
h. Instansi pembuat

Contoh layout untuk Peta Foto adalah sebagai berikut:

Contoh Layout Peta Foto


Legenda peta selain data batas dibuat dengan mengambil contoh tampilan pada
foto sebagai berikut:

Titik ikat CBDRF

Contoh Legenda Peta Foto


2. PETA GARIS

Peta Garis dibuat dengan skala 1:3.500 dan 1:7.000 pada kertas A0. Berikut
contoh layout peta garis.

Contoh layout Peta Garis

Keterangan gambar:
1) Elemen muka peta, yang berisikan unsur–unsur disebut layer data (obyek spasial
dan anotasi/teks), dan grid/gratikul. Untuk unsur anotasi/teks disimpan sebagai
feature independen dalam geodatabase.
2) Elemen Nama, Judul, dan Edisi Peta
3) Elemen Diagram Lokasi
4) Elemen Komponen sistem proyeksi, Skala dan Utara peta
5) Elemen Logo dan alamat instansi Penerbit (BIG), serta Logo dan alamat pihak
Pelaksana.
6) Elemen Keterangan/Legenda Peta
7) Elemen Keterangan Riwayat/Sumber data yang digunakan
8) Elemen Pembagian Daerah Administratif
9) Elemen Keterangan Pemeriksaan dan Pengesahan Peta kerja
Berikut contoh simbolisasi yang digunakan dalam layout Peta Garis:
Contoh Legenda Peta Garis

Anda mungkin juga menyukai