12. LAPORAN KEMAJUAN Laporan yang harus dibuat oleh penyedia jasa
PEKERJAAN lainnya meliputi:
- Laporan pendahuluan
- Laporan antara
- Laporan akhir
Ruang Lingkup yang akan dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pemotretan udara
menggunakan wahana uav untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL adalah sebagai
berikut:
Penyiapan data,
-Buku laporan pendahuluan (1 copy file digital dan 2
peralatan,
1 Persiapan 2,74 % eksemplar cetak asli)
personil, dan
-Rencana jalur terbang (1 copy file digital)
koordinasi.
Proses
pemasangan
-Foto hasil exposure Jalur terbang (1 copy file)
Pemotretan Premark dan
2 40,96 % -Jalur terbang (1 set file)
Udara akuisisi data
menggunakan
WUNA
pengukuran GPS
-formulir toponimi dan deskripsi Premark yang sudah
Survei untuk Premark
diisi (1 bendel)
3 Kelengkapan 48,09 % pengambilan data
-RAW data pengukuran GPS geodetic (1
Lapangan toponimi survei
dokumen)draft buku deskripsi premark
toponimi
Triangulasi udara
secara otomatis,
2
interpretasi, -DTM (1 set file digital: 40 NLP atau 200 km )
2
Pembuatan digitasi, -Ortofoto DTM (1 set file digital: 40 NLP atau 200 km )
4 peta foto dan 5,76 % pengelolaan -Metadata (1 set file digital)
peta garis basisdata, -Peta foto (1 set file digital: 40 NLP)
pembuatan Peta garis (1 set file digital: 40 NLP)
metadata dan
kartografi
-buku Laporan antara (1 copy file digital dan 5 eksemplar cetak asli)
-Buku laporan akhir (1 copy file digital
Pencetakan peta dan 5 eksemplar cetak asli)
5 Pelaporan 2,44 % dan pembuatan -Album peta foto (1 copy file digital
laporan dan 1 eksemplar cetak asli)
-Album peta garis (1 copy file digital
dan 1 eksemplar cetak asli)buku laporan antara
Lampiran 2. Indeks Lokasi Pekerjaan
= skala 1:7.000
= skala 1:3.500
Lampiran 3. Data yang disediakan
Hasil kegiatan Pemotretan udara menggunakan wahana UAV untuk pemetaan koridor batas
RI-RDTL diserahkan kepada Pemberi Pekerjaan dengan rincian sebagai berikut:
a. Data digital
1. Peta jalur terbang untuk setiap daerah pemotretan
2. Foto udara
3. Ortofoto
4. RAW data pengukuran GPS geodetik dalam format rinex
5. Data survei kelengkapan lapangan
Data marking GPS navigasi
Formulir data kelengkapan lapangan yang sudah diisi
6. 32 NLP Peta garis dan peta foto skala 1:3.500 format *.mpk dan pdf
7. 8 NLP Peta garis dan peta foto skala 1:7.000 format *.mpk dan pdf
8. Basis data peta garis format SHP dan Gdb
9. Data DTM format BIL & DEM.
10. Laporan awal, laporan antara, dan laporan akhir pekerjaan
b. Data cetak
1. Laporan pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir masing-masing asli
sebanyak lima eksemplar.
2. Album Peta Garis ukuran A3 sebanyak 40 NLP (dicetak bukan pada skala
sebenarnya), asli sebanyak lima eksemplar.
3. Album Peta Foto ukuran A3 sebanyak 40 NLP (dicetak bukan pada skala
sebenarnya), asli sebanyak lima eksemplar.
Lampiran 5. Jadwal pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan hasil koordinasi dengan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgaspamtas) RI-RDTL yang
diperkirakan pelaksanaan pekerjaan dimulai pada awal bulan Agustus 2015
Administrasi 7 7
Presentasi Kerja 3 3
Laporan Pendahuluan 4 4
2 Pelaksanaan Pekerjaan 94,81%
Pemotretan Udara 35 7 7 7 7 7
Survei Kelengkapan Lapangan 30 7 7 7 7 2
Pembuatan Peta Foto dan Peta Garis 34 5 7 7 7 7 1
3 Pelaporan 2,44%
Laporan antara
Presentasi Akhir 3 3
Laporan Akhir 4 3 1
Lampiran 6. Persyaratan personil
Pengalaman
No Jabatan Pendidikan Jumlah orang Tugas
Minimum
15 Staf Administrasi
SLTA atau
1 thn 1 Melaksanakan tugas dalam
sederajat administrasi.
Membantu pelaksanaan
Tenaga Bantu pemotretan udara dan
16 - - 6
Operasional survei kelengkapan
lapangan
Lampiran 7. Metodologi
Metodologi kegiatan dalam pekerjaan Pemotretan udara dengan wahana UAV untuk
pembuatan peta koridor batas RI-RDTL mengikuti skema sebagai berikut :
PERSIAPAN
PERSIAPAN ADMINISTRASI
KALIBRASI ALAT
PERIJINAN PENGAMANAN
(Koordinasi dari (Koordinasi dari PETA KERJA
PERSIAPAN TEKNIS
PPBW) PPBW) (PETA JALUR TERBANG)
PENENTUAN LOKASI
PREMARK
LAPANGAN
SURVEI KELENGKAPAN
PEMOTRETAN UDARA
LAPANGAN
LABORATORIUM
TRIANGULASI UDARA
INTERPRETASI DAN
DIJITASI
EDITING
KARTOGRAFI
SUPERVISI
HASIL
MOZAIK
PETA FOTO DAN DOKUMEN SURVEI
ORTOFOTO (Per DTM BASIS DATA
PETA GARIS KELENGKAPAN LAPANGAN
Area Pemotretan)
1. Persiapan
Dalam rangka untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan Pemotretan udara dengan
wahana UAV untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL adalah sebagai berikut:
3. Pemotretan Udara
Proses pemotretan dilakukan secara berurutan sesuai dengan jalur terbang yang telah
direncanakan. Apabila terjadi pemutusan jalur terbang karena kendala harus diberikan
catatan dan dilaporkan kepada Pemberi Pekerjaan.
Foto udara memenuhi spesifikasi teknis, sebagai berikut:
1. Nilai GSD (Ground sampling Distance) < 25cm
2. Tingkat Overlap ≥ 70% dan Sidelap ≥ 20%
Pengukuran Premark:
Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan pengukuran posisi premark menggunakan GPS
geodetik sebagai acuan/pengontrol posisi dalam proses Triangulasi Udara. Pengukuran
premark menggunakan metode differential static dengan titik ikat CBDRF RI-RDTL. Pada
pengukuran posisi premark, ketelitian yang disyaratkan ≤ 10 cm untuk horizontal dan ≤ 50
cm untuk vertikal.
NAMA LOKASI
.....................
NO. titik KOORDINAT
.......
FOTO
UTARA SELATAN
TIMUR BARAT
SKETSA
5. Survei Toponimi:
Pada setiap lokasi pemotretan dilakukan marking menggunakan GPS navigasi dan
pendataan unsur-unsur, terutama pada:
FORMULIR TOPONIMI
Data Wilayah:
Provinsi .............................................................................................
Kabupaten/Kota .............................................................................................
Kecamatan .............................................................................................
Desa/Kelurahan .............................................................................................
Data Unsur:
Bangunan .............................................................................................
Kampung .............................................................................................
Bukit/Gunung .............................................................................................
Sungai .............................................................................................
Danau/Rawa .............................................................................................
Laut/Samudera/Selat .............................................................................................
Foto:
6. Dokumentasi
Dokumentasi berupa foto kegiatan survei (foto dengan atribut posisi/geotagging)
Proses pelaksanaan triangulasi udara dilakukan secara otomatis melalui program aplikasi
dengan tahapan dan ilustrasi sebagai berikut:
1. Identifikasi titik tie point dan titik control tanah secara otomatis berbasis image matching
2. Melakukan hitungan perataan Bundle yang dilengkapi dengan hitungan self-calibration
untuk mendapatkan nilai kalibrasi kamera yang optimal
3. Melihat nilai rms yang menunjukkan presisi hasil hitungan dan tidak boleh lebih dari 2
pixel
Rektifikasi adalah suatu re-eksposur dari suatu foto sehingga kemiringan-kemiringan (tilt)
yang terdapat pada foto tersebut menjadi hilang dan sekaligus mengatur skala rata-rata foto
yang satu dengan yang lainnya. Rektifikasi dilakukan apabila permukaan tanah yang
terpotret itu relatif datar, dengan asumsi ∆ h pada setiap titik pengamatan<0.5 % x tinggi
terbang terhadap tinggi rata-rata pada foto yang bersangkutan.
1. Bangunan √ √ √
2. Transfortasi √ √
3. Hipsografi √ √
4. Batas Administrasi √ √
5. Penutup Lahan √
6. Perairan √ √
7. Toponim √
Sistem penamaan file dalam format data Shape file (SHP) dengan rincian sebagai berikut:
NLP_1PT
NLP_1LN
NLP_1AR
NLP_2LN
NLP_2AR
NLP_3PT
NLP_3LN
NLP_4LN
NLP_4AR
NLP_5LN
NLP_5AR
NLP_5TX
NLP_6PT
NLP_6LN
NLP_6TX
Unsur batas, mengacu pada PPBW.
Unsur selain batas, mengacu pada Katalog Unsur Geografi (KUG).
Dalam pengelolaan basis data, harus dilakukan pembuatan metadata. Pembuatan metadata
disertakan pada data digital peta foto dan peta garis koridor batas RI-RDTL. Pelaksana
pekerjaan membuat metadata dengan melakukan pengisian pada format yang telah
disediakan oleh pemberi kerja.
f. Kartografi
Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti kaidah-
kaidah kartografis. Penyajian data tersebut menekankan pada kejelasan informasi tanpa
mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah kartografis
yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta diaplikasikan dalam proses visualisasi data
spasial dan penyusunan tata letak (layout) suatu peta. Berikut di bawah ini beberapa kaidah
dalam penyajian unsur:
1) Relief.
Nilai (angka) kontur diletakkan pada garis kontur, diletakkan mengarah ke atas yang
lebih tinggi sehingga terbaca ketika mencari slope.
2) Nama
Nama-nama dan teks dibuat pada ukuran dan model yang sesuai dengan unsur yang
menonjol dan penting. Nama-nama harus dapat memastikan identifikasi yang tepat.
Nama-nama tersebut diletakkan sedemikian rupa sehingga selalu dapat terbaca dan
tidak menghalangi simbol peta lainnya.
3) Simbol
Pusat dan orientasi simbol pada umumnya harus sesuai dengan posisi pusat unsur dan
orientasinya di atas permukaan tanah. Simbol garis unsur tunggal atau ganda (jalan,
sungai) ditampilkan pada jarak-jarak yang teratur. Hal ini untuk menghindari simbol-
simbol yang akan mengganggu garis unsur.
4) Informasi Tepi
Memuat judul peta, skala, diagram lokasi, edisi, pembuat, legenda, dan keterangan.
Informasi tepi tersebut diletakkan di sisi kanan dan/atau di bawah muka peta.
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
1.4. Lokasi dan Volume Pekerjaan
1.5. Waktu Pelaksanaan
1.6. Data
Pemotretan udara dengan wahana UAV untuk pembuatan peta koridor batas RI-RDTL
berupa perangkat keras dan lunak sebagai berikut:
a. Wahana udara tanpa awak beserta perangkat pengendalinya.
b. Kamera non-metrik digital dijital Geotagging dan dengan lensa fixed focus, dengan
disertai laporan terkalibrasi ≥ 14 megapiksel
c. GPS receiver tipe geodetik L2 minimal 6 unit.
d. GPS receiver tipe navigasi.
e. Perangkat lunak Fotogrammetri Digital
f. Perangkat lunak Sistem Informasi Geografi (SIG).
g. Perangkat keras pengolah data dan penyaji hasil.
h. Material untuk membuat premark
Printer A3 2 unit
E Pelaporan
Laptop untuk Ketua Tim Pelaksana 1 unit
Laptop untuk 3 orang Koordinator 3 unit
PC Dekstop untuk Staf Administrasi 1 unit
GIS Software 1 set
Pinter A4 2 unit
Printer A3 2 unit
Lampiran 9. Spesifikasi teknis output
1. PETA FOTO
Peta Foto dilayout pada kertas A0 dengan skala 1:3.500 dan 1:7.000. Isi yang
harus ditampilkan pada Peta Foto adalah :
a. Foto hasil mozaik
b. Posisi pilar dan garis batas negara
Keterangan tepi peta berisi :
a. Judul
b. Skala numerik dan skala garis
c. Nomor lembar
d. Diagram lokasi
e. Keterangan system koordiant dan system datum
f. Riwayat peta
g. Legenda
h. Instansi pembuat
Peta Garis dibuat dengan skala 1:3.500 dan 1:7.000 pada kertas A0. Berikut
contoh layout peta garis.
Keterangan gambar:
1) Elemen muka peta, yang berisikan unsur–unsur disebut layer data (obyek spasial
dan anotasi/teks), dan grid/gratikul. Untuk unsur anotasi/teks disimpan sebagai
feature independen dalam geodatabase.
2) Elemen Nama, Judul, dan Edisi Peta
3) Elemen Diagram Lokasi
4) Elemen Komponen sistem proyeksi, Skala dan Utara peta
5) Elemen Logo dan alamat instansi Penerbit (BIG), serta Logo dan alamat pihak
Pelaksana.
6) Elemen Keterangan/Legenda Peta
7) Elemen Keterangan Riwayat/Sumber data yang digunakan
8) Elemen Pembagian Daerah Administratif
9) Elemen Keterangan Pemeriksaan dan Pengesahan Peta kerja
Berikut contoh simbolisasi yang digunakan dalam layout Peta Garis:
Contoh Legenda Peta Garis