Anda di halaman 1dari 36

Oleh

Dr. Nursamran Subandi, M.Si


Komisaris Besar Polisi
Kepala Bidang Kimia dan Biologi Forensik
Puslabfor Bareskrim Polri

KULIAH UMUM
FAKULTAS TEKNIK – PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA
SABTU, 3 Oktober 2015
OUTLINE
I. PENDAHULUAN

 Definisi Ilmu Forensik


 Sejarah Perkembangan Ilmu Forensik
(Forensic Science History and Time Line)
 Penggolongan Ilmu-Ilmu Forensik
 Beberapa Prinsip Dasar dalam Ilmu Forensik

II. PENGENALAN PUSLABFOR DAN LABFOR CABANG

 Tugas Pokok dan Fungsi Puslabfor dan Labfor Cabang


 Struktur Organisasi Puslabfor
 Area Layanan Puslabfor dan Labfor Cabang
 Sumber Daya Manusia di Puslabfor dan Labfor
Cabang
III. PERANAN ILMU KIMIA DALAM PELAKSANAAN
TUGAS PUSLABFOR

 Bidang Kimia dan Biologi Forensik (Kimbiofor)


 Bidang Narkotika dan Obat (Narkobafor)
 Bidang Dokumen dan Uang Palsu (Dokupalfor)
 Bidang Balistik, Metalurgi dan Bahan Peledak
(Balmetfor)
 Bidang Fisika dan Komputer (Fiskompor)

IV. KESIMPULAN
I. PENDAHULUAN
DEFENISI FORENSIK

 Istilah “Forensis” berasal dari akar kata bahasa latin


“Forensis” yang berarti “Forum” (kegiatan berdiskusi,
berdebat di tempat umum).

 Ilmu Forensik adalah ilmu pengetahuan yang diarahkan


untuk mengenali, mengidentifikasi, meng-individualisasikan
(memisahkan dari yang lain) dan mengevaluasi bukti-bukti
fisik dengan menerapkan semua prinsip dan metode ilmu
pengetahuan alam untuk tujuan pengungkapan kasus-
kasus kejahatan.
7 PRINSIP DALAM ILMU FORENSIK

Hukum Individualitas (Law of Individuality)

Prinsip Pertukaran (Principle of Exchange)

Hukum Perubahan Progresif (Law of Progressive Change)

Hukum Perbandingan (Law of Comparison)

Hukum Analisis (Law of Analysis)

Hukum ketidakpastian (Law of Probability)

Hukum Fakta Tidak Langsung (Law of Circumstancial Facts)


HUKUM INDIVIDUALITAS (Law of Individuality)

 Setiap obyek alam atau buatan manusia, mempunyai


sifat ketersendirian (individualitas) yang tidak ada pada
obyek lainnya (ditiru) oleh lainnya

 Sifat ketersendirian (individualitas) ini telah dibuktikan pada


beberapa bidang. Contoh, pada obyek sidik jari dan DNA
manusia

 Sifat ketersendirian (individualitas) ini sangat penting


di dalam ilmu forensik
PRINSIP PERTUKARAN (Principle of Exchange)

 Every Contact Leave a Trace (Locard’s Exchange


Principle). Pada setiap persentuhan (kontak) selalu
terjadi pertukaran materi atau jejak.

 Sebagai contoh, ketika seorang pelaku kejahatan


melakukan kontak dengan korbannya dengan
menggunakan alat, maka akan ada material yang
tertinggal pada alat tersebut, demikian pula halnya
pada tubuh korbannya akan ada jejak alat yang
digunakan oleh sipelaku.
HUKUM FAKTA TIDAK LANGSUNG
(Law of Circumstancial Fact)

 Fakta atau bukti tidak langsung (bukti mati) tidak


dapat berbohong, sedangkan manusia yang bersaksi
dapat berbohong.

 Kesaksian seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak


hal, sedangkan fakta atau bukti mati tidak dapat
tidak terpengaruh (kecuali bukti mati tersebut sudah
tidak orisinil lagi).
HUKUM PERUBAHAN PROGRESIF
(Law of Progressive Change)

 Segala sesuatu selalu mengalami perubahan dari waktu


ke waktu.

 Dampak dari kondisi ini sangat kuat terhadap ilmu


ilmu forensik. Pelaku kejahatan, tempat kejadian perkara
dan barang bukti yang ada pada suatu tindak kejahatan
mengalami perubahan, sehingga pada akhirnya tidak
dapat dikenali atau diidentifikasi. Perubahan tersebut dapat
terjadi secara cepat atau lambat.
HUKUM KETIDAKPASTIAN (Law of Probability)

 Semua identifikasi, yang terbatas maupun tidak ter-


terbatas, dilakukan secara sadar atau tidak
sadar atas dasar ketidakpastian (kemungkinan).

 Jadi semua aktifitas pemeriksaan forensik (identifikasi,


perbandingan, analisis, observasi, dll.) akan memberikan
hasil dengan ketidak- pastian (kemungkinan).
Kemungkinan yang tertinggi yang akan dianggap
sebagai hasil akhir.
HUKUM PERBANDINGAN (Law of Comparison)

 Hanya sesuatu yang serupa yang dapat dibandingkan

 Prinsip ini menekankan pentingnya memberikan sampel


atau spesimen yang serupa dalam perbandingan, karena
spesimen yang tidak serupa tidak dapat dibandingkan
HUKUM ANALISIS (Law of Analysis)

 Suatu analis tunggal (yang dilakukan secara langsung


tanpa proses sampling) tidak akan sebaik analisis
yang dilakukan terhadap sampel (contoh).

 Prinsip ini menekankan perlunya proses sampling


dan pembungkusan yang benar sehingga diperoleh
sampel material uji yang dibutuhkan untuk hasil
analisis yang tepat.
II. PENGENALAN PUSLABFOR
DAN LABFOR CABANG
TUGAS POKOK DAN FUNGSI PUSLABFOR
DAN LABFOR CABANG

1. Memberikan dukungan pemeriksaan forensik terhadap


Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan Barang Bukti (BB)
kepada penyidik pada satuan-satuan Kepolisian
Kewilayahan pada semua tingkatan (Mabes Polri, Polda,
Polres dan Polsek) serta penyidik pada kesatuan di luar
Polri (TNI, PPNS, Kejaksaan dan Kehakiman).

2. Memberikan dukungan kesaksian ahli dalam proses


peradilan suatu tindak pidana apabila diminta oleh pihak
yang berwewenang (terkait dengan hasil pemeriksaan
TKP dan atau BB).
3. Mengembangkan metode pemeriksaan forensik terhadap
Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan Barang Bukti (BB).

4. Memberikan masukan kepada pimpinan Polri dalam hal-


hal yang berkaitan dengan pemeriksaan forensik.
STRUKTUR ORGANISASI PUSLABFOR

KAPUSLABFOR

SES
PUSLABFOR
SUBBAG
BINFUNG SUBBAG REN
SUBBAG
SUMDA KABAG
POK RIK JEMENMUTU
UTAMA

KABID KABID KABID KABID KABID


KIMBIOFOR BALMETFOR FISKOMFOR NARKOBAFOR DOKUPALFOR

SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID


SUBBID KIMIA
SENPI BAKAR NARKOTIKA DOKUMEN

SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID


SUBBID OBAT PRODCET
TOKLING HANDAK KOMPUTER

SUBBID SUBBID SUBBID SUBBID OBAT SUBBID UPAL


BIOSER METALURGI DETSUS TRADISIONIL

KALABFOR
CABANG
AREA LAYANAN PUSLABFOR DAN LABFOR CABANG
1. LABFOR 2. LABFOR 4. LABFOR
PALEMBANG 3. LABFOR
MEDAN SURABAYA
• Polda Sumut • Polda Sumbagsel SEMARANG • Polda Jatim
• Polda Riau • Polda Sumbar • Polda Jateng • Polda Kaltim
• Polda Kepri • Polda Bengkulu • Polda DIY • Polda Kalsel
• Polda Jambi

2
CFL
6. LABFOR 6
MAKASSAR
3 4 5
• Polda Sulselbar
• Polda Sulut
• Polda Sultra
• Polda Sulteng PUSLABFOR
• Polda Gorontalo 5. LABFOR BALI • Polda Metro Jaya
• Polda Maluku • Polda Bali • Polda Jabar
• Polda Maluku Utara • Polda NTT • Polda Kalbar
• Polda Papua • Polda NTB • Polda Kalteng
• Polda Papua Barat
DATA PERSONIL PUSLABFOR DAN LABFOR CABANG

LABFO JML PERSONIL PENDIDIKAN


No.
R POLRI PNS JML S3 S2 S1 D3 SMA SMP
1. PUSLAB 77 71 148 2 22 103 10 11 2
2. SBY 32 22 54 - 8 19 2 23 -
3. SMR 18 21 39 - 4 24 4 7 -
4. DPS 25 6 31 - 6 13 - 12 -
5. MDN 22 15 37 - 8 21 - 3 -
6. PLB 16 15 31 - 8 18 1 4 -
7. MKS 19 11 30 - 4 14 5 7 -
TOTAL 209 161 370 2 60 212 22 67 2
III. PERANAN ILMU DAN TEKNOLOGI DALAM
PELAKSANAAN TUPOKSI PUSLABFOR
BIDANG KIMIA DAN BIOLOGI FORENSIK
Sub Bidang Kimia
 Pemeriksaan Pemalsuan Produk Industri
(Kosmetik, BBM, Pupuk, Minuman Beralkohol, Jamu, dll.)
 Pemeriksaan Pengawet dan Aditif Berbahaya Pada Makanan
dan Minuman (Uji Formalin, Boraks, Pewarna, dll.)
 Pemeriksaan Kimia Umum
 Peralatan utama yang digunakan, meliputi alat ukur dasar
(seperti : pH meter, Viscosimeter, Colori Meter, Flash Point,
Termometer, Mikroskop, dll.) serta Instrumen Analisis Kimia
(GC, GC-MS, LC-MS-MS, ICP-MS, AAS, FT-IR, SEM, XRF,
XRD, IC, dll.)
Gas Chromatography – Mass Spectrometer (GCMS)

Kegunaan :
Untuk analisis senyawa
Organik, khususnya yang
mudah menguap (volatile)
Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS)

Kegunaan :
Untuk analisis kandungan
Kation-kation logam
Sub Bidang Toksikologi dan Lingkungan
 Pemeriksaan Keracunan/Peracunan Makanan/Minuman
 Pemeriksaan Toksikologi Organ/ Cairan Tubuh Hasil
Otopsi
 Pemeriksaan Pencemaran Lingkungan Hidup
(limbah padat, cair, gas)
 Peralatan yang digunakan pada umumnya sama dengan
Sub Bidang Kimia
Sub Bidang Biologi dan Serologi

 Pemeriksaan golongan darah dengan barang bukti


dalam bentuk darah, air liur, rambut, cairan mani,
dan keringat
 Pemeriksaan DNA barang bukti
dalam bentuk darah, air liur, rambut, cairan mani,
dan keringat
 Kasus-kasus yang ditangani meliputi kasus
kekerasan seksual (perkosaan), pembunuhan,
penganiayaan, dll.
 Peralatan yang digunakan berupa peralatan dasar,
seperti mikroskop, centrifuge (pemusing), incubator,
dll., serta intrumen khusus untuk analisis DNA
Metode Sampling untuk Pemeriksaan Darah dan DNA
BIDANG FISIKA DAN KOMPUTER
Sub Bidang Kebakaran
 Melakukan pemeriksaan terhadap penyebab terjadinya
suatu kebakaran, menentukan sumber api pertama
(SAP) serta hal-hal lain yang berkaitan.
 Pemeriksaan lebih banyak dilakukan di tempat kejadian
perkara (tempat dimana terjadi kebakaran).
 Pemeriksaan laboratorium hanya dilakukan terhadap
barang bukti yang perlu pendalaman, seperti untuk
menentukan ada tidaknya residu bahan bakar, tingkat
pemanasan yang dialami oleh kabel listrik yang
mengalami hubungan singkat, dll.
 Peralatan yang digunakan umumnya adalah peralatan
lapangan, seperti pakaian khusus dan kelengkapan
sampling barang bukti serta kamera foto untuk merekam
gambar di TKP. Untuk analisis kandungan bahan bakar
umumnya digunakan Gas-Chromatograph (GC).
BIDANG BALISTIK, BAHAN PELEDAK
DAN METALURGI

Sub Bidang Bahan Peledak

 Melakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap material


yang diduga bahan peledak atau bahan lain yang dapat
digunakan untuk membuat bahan peledak (prekursor).

 Melakukan pemeriksaan terhadap residu atau hasil per-


uraian paska terjadinya ledakan (Post Blast Investigation)
untuk menentukan jenis bahan peledak yang digunakan.

 Pemeriksaan umumnya dilakukan dengan menggunakan


peralatan analisis kimia (seperti : IC, LCMSMS, GCMS,
FT-IR/Raman), beberapa diantaranya merupakan alat
deteksi lapangan.
BIDANG PEMERIKSAAN NARKOTIKA DAN OBAT

Sub Bidang Narkotika


 Melakukan pemeriksaan terhadap bahan yang diduga
narkotika baik dalam bentuk bahan alam (tumbuhan)
atau sintesis.
 Melakukan pemeriksaan darah dan urine dari tersangka
pengguna narkotika.
 Melakukan pemeriksaan di tempat kejadian perkara (TKP)
dimana ditemukan narkotika atau laboratorium gelap
tempat pembuatan narkotika (Clandestein Lab).
 Melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku (prekursor)
yang digunakan untuk pembuatan narkotika (sintesis)
 Peralatan yang digunakan umumnya sama dengan yang
digunakan pada Sub Bidang Kimia.
BIDANG PEMERIKSAAN DOKUMEN DAN UANG PALSU

Sub Bidang Dokumen


 Melakukan pemeriksaan terhadap tulisan atau tanda
tangan seseorang (kaitannya dengan keasliannya).
 Dilakukan dengan membandingkan antara tanda tangan
yang dipersoalkan dengan tanda tangan pembanding
yang diminta langsung dan tanda tangan yang
bersangkutan pada dokumen-dokumen miliknya.
 Hal yang berkaitan dengan ilmu kimia adalah pemeriksaan
jenis tinta yang digunakan untuk menulis tulisan maupun
tanda tangan. Dalam hal ini biasanya digunakan peralatan
seperti VSC (Video Scan Comparator) yang mengguna-
lampu IR, UV dan Visible.
IV. KESIMPULAN
KESIMPULAN

 Aplikasi ilmu dan teknologi kimia pada bidang forensik


sangat luas dan penting. Semua bidang pemeriksaan di
Puslabfor dan Labfor Cabang menggunakan metode kimiawi.

 Pada pengembangan Puslabfor dan Labfor Cabang masih


diperlukan banyak sarjana dengan latar belakang pendidikan
kimia untuk ditugaskan sebagai pemeriksa forensik yang
handal dalam rangka menanggulangi bentuk-bentuk
kejahatan moderen yang semakin meresahkan masyarakat.

 Untuk lebih mengenal peranan ilmu dan teknologi kimia


dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Puslabfor dan Labfor
Cabang, maka mahasiswa calon sarjana bidang kimia
sebaiknya dapat melihat langsung kegiatan pemeriksaan
melalui program praktek kerja lapangan (PKL).

Anda mungkin juga menyukai