TAHUN 2016
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas izin dan
rahmat serta karuniaNYA kami dapat menyelesaikan Kegiatan Penyusunan Standar
Harga Satuan Barang Kebutuhan Pemerintah dan Analisa Harga Satuan Kegiatan
Konstruksi di Pemerintah Kota Madiun Tahun Anggaran 2017. Standar Harga Satuan
Barang (SHSB) ini merupakan standar atau pedoman yang berisi jenis barang dan
standar harga satuan barang yang digunakan untuk penyusunan RKA/DPA pada
semua SKPD dalam satu tahun anggaran di lingkungan Pemerintah Kota Madiun.
Diharapkan dengan adanya Standar Harga Satuan Barang (SHSB) ini akan
memberikan bermanfaat bagi SKPD sehingga mempermudah dalam perencanaan
pekerjaan atau kegiatan dalam proses penyusunan anggaran, mendorong SKPD untuk
lebih selektif mengalokasikan anggaran. Bagi Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD), dengan adanya Standar Harga Satuan Barang (SHSB) akan mempermudah
melakukan evaluasi anggaran yang telah diusulkan oleh masing-masing SKPD.
i
adalah proyeksi Inflasi tahun 2016 relatif lebih tinggi disbanding hasil proyeksi inflasi
tahun 2017, sehingga harga barang relative tetap atau tidak banyak berbeda dengan
sebelum kenaikkan BBM Nopember 2014.
Surabaya, 2016
Universitas Airlangga
TTD
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB V ANALISA PERHITUNGAN ............................................ 36
5.1 Harga Dasar...................................................................... 36
5.2 Inflasi ........................................................................... 37
5.3 Keuntungan ..................................................................... 38
5.4 Proses Penentuan Harga Satuan ......................................... 38
5.5 Dinamika Perubahan Harga Barang Antara Tahun
Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2017 .......................... 38
LAMPIRAN
iv
Laporan Akhir - Penyusunan Standar Harga Satuan Barang Kebutuhan Pemerintah dan
Analisa Harga Satuan Kegiatan Konstruksi Pemerintah Kota Madiun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1
Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak
1.3.2. Tujuan
Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mewujudkan
pelaksanaan belanja yang memenuhi prinsip efisiensi, efektifitas dan akuntabel
sehingga dapat memenuhi target kinerja yang ditetapkan.
1.3.3. Sasaran
Sasaran pekerjaan penyusunan standar harga satuan barang kebutuhan
dan analisa harga satuan kegiatan konstruksi adalah seluruh unit kerja di
lingkungan Pemerintah Kota Madiun pengguna standar atau pedoman
dimaksud.
1.3.4 Manfaat
Apabila tujuan tersebut di atas dapat diwujudkan, manfaat yang
diharapkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
a) Sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
(RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran(DPA)
b) Sebagai pedoman dalam menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik
Daerah (RKBMD) dan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD)
c) Mempermudah untuk meneliti dan mengevaluasi Rencana Kebutuhan
Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Daftar Kebutuhan Barang Milik
Daerah (DKBMD).
d) Memudahkan dan mempercepat proses penyusunan RKA, DPA,
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Harga Perkiraan Sendiri
(HPS/OE).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
Akuntansi Sektor Publik, Dr. Mardiasmo, MBA, Ak
input yang dikaitkan dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan.
Sedangkan efektivitas adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target
yang ditetapkan. Secara sederhana efektivitas merupakan perbandingan
outcome dengan output.
2.1 BARANG
Dalam pengertian ilmu ekonomi barang dan jasa merupakan hal
terpenting bagi stabilitas ekonomi di masyarakat. Definisi Barang secara umum
adalah segala benda yang berwujud atau tak berwujud, yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk menghasilkan benda
lain yang akan memenuhi kebutuhan masyarakat. Misalnya barang yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat adalah beras, minuman,
buku dan lain-lain. Sedangkan barang yang digunakan untuk menghasilkan
kebutuhan masyarakat adalah mesin-mesin, peralatan kantor. Menurut
jumlahnya barang dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu :
Barang ekonomi yaitu barang yang terbatas jumlahnya (langka) dan
memerlukan pengorbanan untuk memperolehnya.
Barang bebas yaitu barang yang memiliki kegunaan yang tersedia dalam
jumlah melimpah (tidak langka) dan tidak perlu memerlukan pengorbanan
untuk memperolehnya.
Sedangkan pengertian yang lain, yang dimaksud barang yang dibedakan
berdasarkan jenisnya barang dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori
yaitu:
Barang akhir yaitu barang yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi
dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan bersifat
ada yang tahan lama dan tidak tahan lama.
Barang modal yaitu barang yang digunkan untuk menghasilkan barang
lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Barang antara yaitu barang-barang yang belum menjadi barang akhir dan
masih akan diproses lagi sebelum dapat digunakan oleh konsumen.
Beberapa kebijakan pemerintah atau perundang-undangan yang
memuat pengertian tentang barang, antara lain:
2.2 HARGA
Berdasarkan atas Permendagri No. 17 tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Barang Daerah dinyatakan bahwa Standarisasi Harga adalah
pembakuan harga barang sesuai dengan jenis, spesifikasi dan kualitas dalam 1
(satu) periode tertentu :
2) Indikator Inflasi
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator yang umum
digunakan untuk menggambarkan pergerakan harga. Perubahan
IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Dilakukan atas
dasar survey bulanan di 45 kota, di pasar tradisional dan modern
terhadap 283-397 jenis barang/jasa di setiap kota dan secara
keseluruhan terdiri dari 742 komoditas.
Indeks Harga Perdagangan Besar merupakan indikator yang
menggambarkan pergerakan harga dari komoditi-komoditi yang
diperdagangkan di suatu daerah.
3) Disagregasi Inflasi
a. Inflasi Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh faktorfundamental
Interaksi permintaan penawaran
Lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi internasional,
inflasi mitra dagang
Ekspektasi Inflasi dari pedagang dan konsumen
b. Inflasi non Inti yaitu inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor
fundamental. Dalam hal ini terdiri dari :
Inflasi Volatile Food yaitu Inflasi yang dipengaruhi shocks
dalam kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan
alam, gangguan penyakit.
Inflasi Administered Prices yaitu Inflasi yang dipengaruhi
shocks berupa kebijakan harga Pemerintah, seperti harga
BBM, tarif listrik, tarif angkutan, dll.
4) Determinasi Inflasi
Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation),
dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi inflasi.
Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh
depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara
partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur
pemerintah (administered price)1 , dan terjadi negative supply shocks2
akibat bencana alam dan terganggunya distribusi. Faktor penyebab
terjadi demand pull inflation adalah tingginya permintaan barang dan
jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam konteks makroekonomi,
kondisi ini digambarkan oleh output riil yang melebihi output potensialnya
atau permintaan total (agregate demand) lebih besar dari pada kapasitas
perekonomian. Sementara itu, faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh
perilaku masyarakat dan pelaku ekonomi apakah lebih cenderung
bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku
pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada
Gambar 2.1
Determinasi Inflasi
1
Misalnya antara lain harga BBM, TDL, tarif telepon, cukai rokok, dan tarif angkutan.
2
Misalnya gagal panen dan langkanya komoditi tertentu.
2.4 SAMPLING
Sampel adalah suatu himpunan bagian (subset) dari unit populasi.
Dalam penelitian sering kali menggunakan sampel dengan beberapa
pertimbangan. Inilah yang disebut sebagai sampling, yaitu proses
memilih sejumlah elemen populasi yang mencukupi untuk memmpelajari
sample dan memahami karakteristik elelem populasi (Kuncoro, 2003;
104). Alasan utama penggunaan sampel adalah :
a. Kendala Sumber Daya, penggunaan sampel akan menghemat
sumber daya yang berupa waktu, dana dan sumber daya lain yang
terbatas jumlahnya, untuk menghasilkan penelitian yang dapat
dipercaya.
a. Sampel Probabilitas
Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel yang
dipilih berdasarkan prosedur seleksi dan memiliki peluang yang
sama untuk dipilih. Terdapat 5 jenis desain sampel probabilitas
yaitu : sampel random sederhana, sampel sistematis, sampel
stratifikasi, sampel kluster dan sampel multitahap.
b. Sampel Nonprobabilitas
Sampel Nonprobabilitas merupakan pemilihan sampel secara
arbetrer, dimana probabilitas masing-masing anggota populasi tidak
diketahui. Terdapat 4 macam sampel non probabilitas yaitu :
convienience, jugdement, quota dan snowball sampling.
BAB III
RUANG LINGKUP, TAHAPAN PEKERJAAN,
DAN OUTPUT PEKERJAAN
3.1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini meliputi keseluruhan proses dan kegiatan yang
dimaksudkan untuk penyusunan standar harga satuan barang kebutuhan
pemerintah dan analisa harga satuan kegiatan konstruksiPemerintah Kota
Madiun tahun anggaran 2017. Kelompok barang dan material sebagai berikut :
a. Bidang Barang Alat - Alat Besar
b. Bidang Barang Alat Angkutan
c. Bidang Barang Alat Alat Pertanian
d. Bidang Barang Alat Kantor dan Rumah Tangga
e. Bidang Barang Alat Studio Dan Komunikasi
f. Bidang Barang Alat Laboratorium
g. Bidang Barang Buku Perpustakaan
h. Bidang Barang Hewan/Ternak dan Tumbuh-Tumbuhan
i. Bidang Barang Persediaan dan Barang Pakai Habis
j. Bidang Barang Tak Pakai Habis
k. Bidang Barang Biaya Operasional Kegiatan
l. Bidang Barang Biaya Sewa
m. Bidang Biaya Upah Penunjang Kegiatan.
3.4.7 Sosialisasi
Setelah dokumen buku standar harga satuan barang kebutuhan
pemerintah dan analisa harga satuan kegiatan konstruksi ditetapkan dengan
Keputusan Walikota, selanjutnya dilakukan sosialisasi kepada SKPD terkait di
lingkungan Pemerintah Kota Madiun. Sosialisasi diperlukan agar ASB dapat
digunakan secara optimal oleh setiap SKPD sehingga berbagai perbaikan
dalam pengelolaan keuangan daerah dapat dilakukan.
BAB IV
TEMUAN DATA
DAN HASIL SURVEY DILAPANGAN
Dalam Bab ini akan dipaparkan terkait tata niaga barang kebutuhan Pemerintah
Daerah mulai dari Produsen sampai kemudian bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah
Daerah. Kemudian akan dipaparkan tentang inflasi mulai dari definisinya serta laju
inflasi yang terjadi di Indonesia selama 5 (lima) tahun terakhir dan juga laju inflasi
kelompok barang dan sub kelompok barang di wilayah karesidenan Madiun. Kemudian
akan dipaparkan tentang tinkat suku bunga dasar kredit mulai dari definisinya sampai
besarnya tingkat suku bunga dasar kredit untuk beberapa bank di Indonesia. Akan
dijelaskan juga tentang proses penentuan kebutuhan barang dan format buku standar
harga satuan barang kebutuhan pemerintah dan analisa harga satuan kegiatan
konstruksi serta macam macam bidang barang yang ada. Yang terakhir dipaparkan
hasil survey dilapangan.
Secara sistematik tata niaga barang kebutuhan Pemerintah Kota adalah sebagai
berikut :
Produsen
Distributor/Agen
Gambar 4.1
Distributor/Agen Distributor/Agen
Tata Niaga Barang Kebutuhan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota
4.2 INFLASI
Tabel 4.1
Laju inflasi Kelompok Barang dan Sub Kelompok Barang di Wilayah Madiun
Tahun 2007 sampai dengan 2015
No. Kelompok dan Sub Kelompok Madiun
Jenis Barang/ Jasa 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2104 2015
1 Umum 6.75 13.27 3.4 6.54 3.49 3.51 7.52 7.9 2.75
2 Bahan Makanan 11.64 14.96 3.27 17.98 3.04 4.39 9.45 7.02 1.05
3 Padi-2an, Umbi-2an & hsl-nya 6.82 9.9 9.34 22.07 14.88 0 0.59 6.81 0.91
4 Daging & hasilnya 19.66 2.43 2.22 -1.29 4.57 12.9 2.9 4.74 11.45
5 Ikan Segar 2.34 26.28 -6.04 8.8 4.23 4.63 10.99 13.56 10.84
6 Ikan Diawetkan 7.88 26.29 4.83 6.6 0.5 -0.4 -1.07 8.74 -3.5
7 Telur, Susu, dan hasilnya 19.7 17.25 -2.76 7.43 6.5 4.91 6.88 13.5 0.89
8 Sayur-2an 3.74 26.75 -9.38 57.63 -1.79 5.42 4.14 9.46 7.96
9 Kacang-2an 4.74 60.94 -0.13 0.54 9.87 18.72 7.34 1.82 4.48
10 Buah-2an 1.11 8.01 2.4 5.09 4.13 10.24 17.62 0.47 3.7
11 Bumbu-2an 10.13 0.23 32.16 51.89 -28.48 -2.12 43.87 2.88 -21.57
12 Lemak dan Minyak 56.8 8.91 -7.18 17.54 -3.13 -1.11 2.69 7.57 -1.4
13 Bahan Makan lainnya 1.17 13.9 4.47 5.98 4.68 1.79 10.39 5.6 4.76
14 Mak. Jadi, Min., Rokok 5.63 20.71 6.24 4.04 3.31 4.21 8.68 10.06 6.43
15 Makanan Jadi 4.39 31.36 3.09 3.41 2.7 1.45 10.23 11.53 5.6
16 Minuman Yang Tidak Beralkohol 0.74 2.51 20.49 3.81 -1.19 9.27 3.56 7.81 6.5
17 Tembakau dan Min. Beralkohol 12.16 9.01 4.46 6.21 9.2 7.73 8.87 7.26 8.73
18 Perumahan 3.61 15.37 4.26 4.6 4.39 3.34 5.97 7.91 3.78
19 Biaya tempat tinggal 5.79 18.26 0.63 3.46 7.24 4.82 8.12 5.04 2.66
20 bahan bakar, penerangan dan Air 0.48 13.21 12.63 7.44 0.12 0.1 3.55 17.42 4.91
21 Perlengkapan Rumah Tangga 9.39 8.79 2.41 0.012 5.1 3.6 3.37 8.18 4.32
22 Penyelenggaraan Rumah Tangga 6.75 13.71 -0.68 3.67 5.13 5.84 5.17 3.6 5.59
23 Sandang 13.12 6.91 4.56 2.2 6.13 5.43 1.2 3.75 4.29
24 Sandang Laki-laki 7.21 4.7 2.16 1.49 4.14 7.04 2.45 6.16 2.17
25 Sandang Wanita 11.5 7.58 2.66 1.19 2.85 2.5 2.84 4.46 5.44
26 Sandang Anak-anak 15.19 3.07 1.4 1.47 1.46 4.09 5.05 7.3 5.88
27 Barang Pribadi dan sandang Lainnya 22.04 12.22 12.11 4.58 15.32 8.3 -4.05 -0.42 2.95
33 Pend. Rekreasi dan O.R. 4.57 6.91 4.06 2.23 5.19 4.98 5.17 3.76 3.04
34 Jasa Pendidikan 6.51 6.02 6.65 3.13 6.06 6.31 6.69 4.28 4.28
35 Kursus-kursus/ Pelatihan 13.94 15.3 0 5.05 12.67 8.74 1.46 4.21 0.66
36 Perlengkapan atau peralatan Pend. 0.46 8.42 3.96 1.54 1.91 4.34 5.52 2.81 0.88
37 Rekreasi 1.65 5.37 0.64 -0.2 2.96 1.14 2.62 3.61 2.83
38 Olah raga 3.91 2.17 0.02 0.94 1.37 0.4 6.72 3.4 2.13
39 Trans, Kom dan Jasa KEU. 1.36 8.94 -1 3.44 1.39 0.74 10.42 10.76 -1.72
40 Transport 0.76 13.04 -1.68 0.89 2.14 1.1 16.86 16.78 -3.37
41 Komunikasi dan Pengiriman 0 -0.01 0 0 -0.03 0.12 0.01 -0.33 -0.3
42 Sarana dan Penunjang Transport 13.03 8.73 0.09 21.15 0.9 0.11 2.18 1.74 5.49
43 Jasa Keuangan 0 10.36 1.2 0 0 3.72 2.1 13.1 0
Sumber : bi.go.id
Gambar 4.2
Format buku standar harga satuan barang kebutuhan pemerintah dan
analisa harga satuan kegiatan konstruksi
Kode Barang, yang dimaksud kode barang disini adalah nomor kode barang
yang penulisannya didasarkan pada penggolongan barang yang terbagi atas
bidang, kelompok, sub kelompok, dan sub sub kelompok/jenis barang.
Pembagaian disini didasarkan pada Permendagri Nomor 17 Tahun 2007
Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah. Contoh penulisan
kode barang adalah sebagai berikut :
Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa kode barang untuk equalizer adalah
1.02.07.01.01.029.000 dengan penjelasan dari kode barang tersebut seperti
pada gambar 4.3 dibawah
Gambar 4.3
Kode Barang dan Jasa
1. ALAT-ALAT BESAR
ALAT-ALAT BESAR DARAT
Motor Grader
Buldozer
Excavator
Hauler
Asphalt Equipment
Compacting Equipment
Loader
ALAT BANTU
Electric Generating Set
Pompa
2. ALAT-ALAT ANGKUTAN
ALAT ANGKUTAN DARAT BERMOTOR
Kendaraan Bermotor Khusus
ALAT ANGKUT APUNG TAK BERMOTOR
Obat Tanaman
NATURA DAN PAKAN
Natura
Pakan
11. BARANG TAK PAKAI HABIS
PIPA
Pipa Plastik PVC (UPVC)
Pipa Lainnya
RAMBU - RAMBU
Rambu - Rambu
12. BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN
BIAYA OPERASIONAL KEGIATAN UMUM
Biaya Dokumentasi Kegiatan
Biaya Tagihan Rutin
Biaya Jasa Pemeliharaan
13. BIAYA SEWA
SEWA ALAT KONSTRUKSI
Sewa Alat Ringan
SEWA ALAT TRANSPORTASI
Sewa Kendaraan Angkut Barang
Sewa Kendaraan Angkut Orang
SEWA TEMPAT
Sewa Tempat Pertemuan/Penginapan
SEWA ALAT DAN PERLENGKAPAN
Sewa Alat Kantor Dan Rumah Tangga
Sewa Alat Studio Dan Komunikasi
14. HONORARIUM JASA NON PNS
JASA PEKERJAAN FISIK DAN NON FISIK
Jasa Pekerjaan Fisik
Jasa Pekerjaan Non Fisik
JASA KONSULTASI
Jasa Konsultasi Personil
BAB V
ANALISA PERHITUNGAN
2. Harga survey yang telah dianalisa kewajaran harganya kemudian dicari rata-
ratanya. Hasil dari harga rata rata inilah yang kemudian akan digunakan
sebagai harga dasar.
5.2 INFLASI
Perkiraan laju inflasi di wilayah madiun tahun 2015 dan 2016 dilakukan
berdasarkan data laju inflasi kelompok barang dan sub kemompk barang di wilayah
Madiun tahun 2008 sampai dengan 2015 (Tabel 4.1) dengan menggunakan metode
peramalan polinomial pangkat lima. Metode ini dipilih karena sesuai dengan
karakteristik data inflasi untuk masing-masing sub kelompok barang dimana pola
datanya tidak liner.
Besarnya inflasi barang yang terdapat dalam standar harga satuan barang
kebutuhan pemerintah dan analisa harga satuan kegiatan konstruksi ini ditentukan
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Data inflasi yang didapatkan dari BPS jawa Timur tidak mencakup semua
kelompok barang dan sub kelompok barang, maka inflasi untuk kelompok
barang dan sub kelompok barang di standar harga satuan barang kebutuhan
pemerintah dan analisa harga satuan kegiatan konstruksi yang belum tercakup
dalam data inflasi tersebut menggunakan data laju inflasi untuk kelompok
barang dan sub kelompok barang umum.
2. Penyusunan standar harga satuan barang kebutuhan pemerintah dan analisa
harga satuan kegiatan konstruksi Pemerintah Kota Madiun Tahun Anggaran
2017 dilaksanakan pada triwulan pertama tahun 2016 padahal penggunaan
buku standar harga satuan barang kebutuhan pemerintah dan analisa harga
satuan kegiatan konstruksi adalah sampai akhir Tahun Anggaran 2017,
sehingga penentuan inflasi yang digunakan adalah setengah dari inflasi tahun
2016 ditambah dengan inflasi untuk tahun 2017.
Berdasarkan dari dua point diatas maka besarnya inflasi yang digunakan dalam
standar satuan harga barang/jasa Pemerintah Kota Madiun adalah seperti pada tabel
5.1 dibawah.
Tabel 5.1
Prediksi Inflasi standar harga satuan barang kebutuhan pemerintah dan
5.3 KEUNTUNGAN
Variabel penyusun dalam standar satuan harga barang/jasa adalah harga
dasar, inflasi, dan keuntungan. Keuntungan yang dimaksud disini adalah keuntungan
yang diharapkan oleh pihak ketiga, yaitu sejumlah keuntungan yang diharapkan
apabila rekanan atau pihak ketiga dalam pengadaan barang dan jasa. Pihak ketiga
atau rekanan dalam proses melakukan pengerjaan proyek maka akan membutuhkan
modal usaha. Salah satu cara dari pihak ketiga atau rekanan untuk mendapatkan
modal adalah dengan melalui pinjaman kepada pihak perbankan. Sehingga besarnya
nilai suku bunga dasar kredit yang dikeluarkan oleh pihak perbankan akan
berpengaruh terhadap penediaan modal usaha tersebut.
Menurut Kasmir (2008:137-140), faktor-faktor utama yang mempengaruhi
besar kecilnya penetapan suku bunga diantaranya adalah :
1. Jangka Waktu
Faktor jangka waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu
pinjaman, akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya
kemungkinan resiko macet di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika
pinjaman berjangka pendek, bunganya relatif rendah.
2. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama untuk
bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit
sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya,
karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan resiko kredit macet di
masa mendatang relatif kecil.
3. Jaminan Pihak Ketiga
Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung
segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak
yang memberikan jaminan bonafide, baik dari segi kemampuan membayar,
nama baik, maupun loyalitasnya terhadap bank, bunga yang dibebankan pun
juga berbeda. Begitu pun sebaliknya.
Adapun besarnya suku bunga dasar kredit untuk beberapa bank yang ada di
Indonesia per bulan juli adalah seperti pada tabel 4.3. Dari tabel 4.3 tersebut dapat
dilihat bahwa besarnya suku bunga dasar kredit korporasi untuk beberapa bank di
Indonesia berkisar antara angka 10 12,83 % per tahun.
Dalam sekali pengerjaan proyek, pihak ketiga atau rekanan memerlukan waktu
kurang lebih 5-6 bulan, sehingga dengan memberikan keuntungan kepada pihak ketiga
sebesar 5-7 % masih dalam kewajaran.
Harga bahan bakar (BBM) minyak serta faktor produksi (input) lainnya
seperti tarif dasar listrik (TDL) dan UMR.
Nilai tukar rupiah khususnya terhadap Dollar Amerika (USD). Beberapa
barang tertentu, baik sebagian maupun seluruhnya, boleh jadi didatangkan
(diimport) dari luar negeri yang harganya diukur dan dinilai dengan
menggunakan USD.
a c
20.00 b
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85
-20.00 d
e
-40.00
Item Barang f
Grafik 5.1
Persentase kenaikan harga satuan bahan bangunan tahun 2017 terhadap tahun 2016
Dari grafik 5.1 diatas dapat kita lihat bahwa untuk item bahan bangunan ada
yang mengalami kenaikan diantaranya adalah bahan alam yaitu pasir yang ditunjukkan
pada grafik pada titik (a) dan batu seperti yang ditunjukkan pada grafik di titik (b).
Bahan konstruksi lainnya yang harganya juga mengalami kenaikan adalah paving stone
seperti yang ditunjukkan pada grafik di titik (c). sedangkan pada beberapa bahan
bangunan dan konstruksi mengalami penurunan harga, seperti harga semen yang
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya seperti yang
ditunjukkan pada grafik diatas di titik (d). Harga besi juga mengalami penurunan yang
signifikan sebesar 26 % pada beberapa jenis besi, seperti pada grafik ditunjukkan pada
titik (e). Sedangkan pada titik (f) yang juga mengalami penurunan itu adalah bahan
bakar minyak (BBM) yang juga mengalami penurunan harga dari harga satuan di
tahun 2016.
Secara lebih detail perubahan harga satuan semen di buku standar harga tahun
anggaran 2017 dapat dilihat seperti pada grafik 5.2 dan 5.3 dibawah.
-1.00
-2.00
-3.00
-4.00
-5.00
-6.00
-7.00
-8.00 -9.19 -9.19
-9.00
-10.00 -11.54
-11.00
-12.00
-13.00
Grafik 5.2
Persentase kenaikan harga semen tahun 2017 terhadap tahun 2016
250,000
234,250
221,750
200,000
Harga (Rupiah)
150,000
100,000
87,950 84,350 84,350
77,800 76,600 76,600
50,000
14,500
- 1,350 4,250
Semen, Semen, Semen, Semen, Semen, Semen, Semen, Kapur,
PC PC Tiga PC Filler Nat Putih Merah
Gresik Roda 50 Holcim (semen) Warna
50 kg kg 50 kg
Grafik 5.3
Perbandingan harga semen tahun 2017 dan tahun 2016
Dari ke kedua grafik diatas (grafik 5.2 dan 5.3) dapat kita lihat bahwa ada
beberapa item barang yang mengalami penurunan harga dan beberapa yang lainnya
harganya tetap dari tahun sebelumnya. Harga semen gresik kemasan 50 kg ditahun
2017 mengalami penurunan sebesar 11,54 % dibanding dengan harga ditahun 2016,
yaitu dari harga Rp. 87.950,- turun menjadi harga Rp. 77.800,-. Semen tiga roda
kemasan 50 kg dan semen holcim kemasan 50 kg juga mengalami penurunan harga
sebesar masing masing 9,19 %, dari harga di tahun 2016 sebesar Rp. 84.350,-
menjadi sebesar Rp. 76.600,- di tahun 2017. Jadi secara umum untuk harga semen
abu abu mengalami penurunan harga dari tahun sebelumnya.
Untuk perubahan harga pasir dan batu bisa dilihat dalam grafik 5.4 dan grafik
5.5 dibawah ini.
16.00
14.00
12.00 10.00 10.00
10.00 8.40
7.62
8.00
6.00
4.00
2.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.46 0.00
0.00
Grafik 5.4
Persentase kenaikan harga pasir dan batu tahun 2017 terhadap tahun 2016
375,000 353,500
350,000 324,050 324,050
325,000 294,600 299,300 294,600
283,050 289,100 289,650
300,000
275,000 240,900
229,800
Harga (Rupiah)
250,000 212,000
225,000 186,160
185,303
200,000 172,900
152,100 159,000 160,655
175,000 137,250
150,000
125,000 93,050
100,000
75,000
50,000
25,000 800
-
Grafik 5.5
Perbandingan harga pasir dan batu tahun 2017 dan tahun 2016
Dari grafik 5.4 dan grafik 5.5 dapat kita temukan bahwa harga pasir pasang
Eks Bengawan Solo mengalami kenaikan sebesar 10 % dari harga Rp. 294.600,-
ditahun 2016 menjadi sebesar Rp. 324.050,- ditahun 2017. Harga pasir beton eks
Brantas juga mengalami kenaikan sebesar 18,11 % dari harga ditahun 2016 sebesar
Rp. 299.300 menjadi sebesar Rp. 353.500 di tahun 2017. Begitu jiga dengan harga
pasir beton eks bengawan solo juga mengalami kenaikan sebesar 10 %, dari harga Rp.
294.600,- ditahun 2016 menjadi sebesar Rp. 324.050,- ditahun 2017. Naiknya harga
pasir ini masih dipengaruhi oleh kurangnya pasokan pasir karena adanya banyaknya
penambangan pasir yang ditutup sebagai dampak dari kebijakan pemerintah Propinsi
Jawa Timur yang melakukan penertiban perijinan penambangan pasir. Untuk harga
batu pecah ukuran - 1 cm, ukuran 1-2 cm, dan ukuran 2-3 cm harganya relatif
masih sama dengan harga ditahun sebelumnya. Harga batu yang mengalami kenaikan
adalah batu pecah ukuran 3-5 cm dan batu kali yang masing masing mengalami
kenaikan sebesar 8,40 % dan 7,62 %.
Harga besi ditahun 2017 secara umum mengalami penurunan harga dibanding
dari tahun 2016. Perubahan harga besi bisa dilihat dalam grafik 5.6 dan 5.7 dibawah
ini.
-8.00
-13.41
-12.00
-16.00
-20.31
-20.00 -22.09 -22.09
-24.07
-24.00 -26.86
-28.00
-32.00
Grafik 5.6
Persentase kenaikan harga besi tahun 2017 terhadap tahun 2016
17,000 16,000
16,000 14,750
15,000
14,000 12,900 12,900 12,750
12,100 12,300
13,000 11,200
12,000 10,650
10,050 10,050
Harga (Rupiah)
11,000
10,000 8,850
9,000
8,000
7,000
6,000
5,000
4,000
3,000
2,000
1,000
-
Besi Beton, Besi Beton, UlirBesi Profil Siku, Besi Plat, Strip Besi Profil WF, Besi Profil C,
Polos Balk Beugel/Baut
Grafik 5.7
Perbandingan harga besi tahun 2017 dan tahun 2016
Dari grafik 5.6 dan 5.7 didapati bahwa harga besi di tahun 2017 mengalami
penurunan yang rata rata penurunannya diatas 20 %. Dimana penurunan paling
tinggi adalah harga besi beton polos yaitu sebesar 26,86 % dari harga Rp. 12.100,- per
kg di tahun 2016 menjadi Rp. 8.850,- per kg di tahun 2017. sedangkan untuk harga
besi profil C mengalami penurunan sebesar 13,41 % dari sebesar Rp. 12.300,- per kg
menjadi sebesar Rp. 10.650,- per kg di tahun 2017.
Perubahan harga alat tulis dan kebutuhan kantor ditahun 2017 dapat dilihat
pada grafik 5.8 dibawah ini.
40.00
35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Item Barang
Grafik 5.8
Persentase kenaikan harga alat tulis dan perlengkapan kantor
tahun 2017 terhadap tahun 2016
Dari grafik 5.8 diatas, terlihat bahwa harga alat tulis dan perlengkapan kantor
ada yang relatif tetap dari tahun sebelumnya, dan ada mengalami kenaikan secara
beragam. Untuk kenaikan paling tinggi yaitu pada item barang stop map polio yang
mengalami kenaikan sebesar 39,39 %, yaitu dari harga Rp. 1.650,- per buah menjadi
Rp. 2.300,- per buah.
Untuk perubahan harga upah di tahun 2017 dapat dilihat dalam grafik 5.9 dan
5.10 dibawah.
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Grafik 5.9
Persentase kenaikan harga upah tahun 2017 terhadap tahun 2016
120,000
110,000
100,000 89,250
90,000 84,000
78,750
80,000 73,500
Harga (Rupiah)
85,000
70,000 80,000 63,000
75,000
60,000 70,000
50,000 60,000
40,000
30,000
20,000
10,000
-
Grafik 5.10
Perbandingan harga upah tahun 2017 dan tahun 2016
Dari grafik 5.9 dan 5.10 dapat kita lihat bahwa harga upah mengalami kenaikan
rata rata sebesar 5 %. Upah mandor naik dari harga Rp. 85.000,- per hari menjadi
Rp. 89.250,- per hari. Untuk harga kepala tukang mengalami kenaikan dari harga Rp.
80.000,- per hari menjadi harga Rp. 84.000,- per hari. Untuk tukang rata rata
mengalami kenaikan dari Rp. 75.000,- per hari menjadi Rp. 78.750,- per hari, kecuali
untuk tukang gali tanah dan tukang gali lumpur yang mengalami kenaikan dari Rp.
70.000,- per hari menjadi Rp. 73.500,- per hari. Untuk pekerja mengalami kenaikan
dari Rp. 60.000,- per hari menjadi Rp. 63.000,- per hari.
Dengan adanya perubahan harga satuan pada buku standar harga satuan
barang tentunya akan memberikan dampak pada komponen analisa harga satuan
kegiatan konstruksi, karena standar harga satuan barang merupakan komponen paling
dasar dalam melakukan penyusunan anggaran, termasuk untuk menghitung besarnya
standar harga satuan kegiatan konstruksi. Secara umum perubahan harga satuan
kegiatan konstruksi tahun 2017 bisa dilihat dalam grafik 5.11 dibawah.
Grafik 5.11
Perbandingan harga satuan kegiatan konstruksi tahun 2017 dan tahun 2016
Grafik 5.11 merupakan grafik perbandingan antara harga satuan kegiatan
konstruksi tahun 2016 dan tahun 2017. Untuk harga tahun 2016 dibuat sebagai
koefisien 1. Dari sini terlihat bahwa ada harga di tahun 2017 yang mengalami kenaikan
cukup tinggi yaitu mencapai koefisien 1.68, dimana berarti kenaikan harga ditahun
2017 terhadap tahun 2016 sebesar 68 %. Sedangkan untuk item satuan pekerjaan
yang lainnya mengalami kenaikan yang berkisar dibawah 20% dari tahun 2016.
Terdapat juga satuan kegiatan yang harganya mengalami penurunan yang cukup
tinggi yaitu mencapai koefisien 0.5, yang artinya penurunan mencapai 50 % dari harga
tahun 2016.
Berikut ini disajikan 10 (sepuluh) satuan kegiatan yang mengalami kenaikan
paling besar.
Grafik 5.12
Top 10 satuan kegiatan yang mengalami kenaikan tertinggi
Dari grafik 5.12 diatas item barang yang mengalam kenaikan terbesar adalah
pekerjaan pemasangan 1 buah floor drain yang kenaikannya mencapai 68 % dari
harga ditahun 2016. Hal ini disebabkan karena terdapat perbedaan bahan floor drain
antara tahun 2016 dan 2017. Ditahun 2016 floor drain yang digunakan berbahan
plastik, sedangkan untuk di tahun 2017 bahan floor drainnya adalah stainless steel.
Sedangkan untuk tertingi kedua adalah pekerjaan list langit langit kayu melipit profil
dengan kenaikan sebesar 33%. Selebihnya kenaikannya berkisar diangka 20%.
Berikut ini juga disajikan 10 (sepuluh) satuan kegiatan yang mengalami
penurunan harga paling besar.
Grafik 5.13
Top 10 satuan kegiatan yang mengalami penurunan tertinggi
Dari grafik 5.13 terlihat bahwa satuan pekerjaan yang mengalami penurunan
harga terbesar adalah pekerjaan pemasangan buis beton bulat diameter 50 cm yang
penurunannya sampai 50 % dibanding dengan harga tahun 2016. Juga didapati bahwa
pekerjaan pemasangan buis beton ukuran diameter 40 dan 60 juga mengalami
penurunan harga secara signifikan. Hal ini disebabkan karena digunakannya buis beton
dengan vendor yang berbeda dari tahun sebelumnya. Sehingga didapatkan selisih
harga yang signifikan. Satuan pekerjaan dengan besi polos dan ulir juga mengalami
penurunan hal ini juga sebanding dengan harga bahan besi beton polos dan besi beton
ulir juga mengalami penurunan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Mardiasmo, MBA, Ak; Akuntansi Sektor Publik; 2002; Penerbit Andi Offset,
Yogyarkata.
Prof. Mudrajat Kuncoro, Ph.D; Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi; 2014;
Penerbit Erlangga; Jakarta.
-----------; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
-----------; Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara/Daerah;
Lembaga Pengabdian, Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Masyarakat (LP4M) Universitas Airlangga 24
LAMPIRAN I : KEPUTUSAN WALIKOTA MADIUN
NOMOR :
5 1.02.02.03.04.002.005 Generator Set VM Motori, Type SUN 4105 TE2, 60 Unit 291,048,300
kVA, 77,78 HP, In Line, 4 Cylinder,
1500 Rpm, Air Cooled, Made in Italy
6 1.02.02.03.04.002.006 Generator Set Isuzu Foton, Engine Model 4JB1, 25 Unit 163,196,500
kVA, Silent Type
7 1.02.02.03.04.002.007 Generator Set Isuzu Foton, Engine Model 4JB1, 30 Unit 165,929,800
kVA, Silent Type
8 1.02.02.03.04.002.008 Generator Set Greenpower CC1200-B Genset LPG Unit 4,968,400
800 Watt
9 1.02.02.03.04.002.009 Generator Set Multipro GN-950 JL Genset Portable Unit 1,363,750
10 1.02.02.03.04.002.010 Generator Set Honda EU20i Genset 2 kVA Portable Unit 19,738,300
Inverter Silence
11 1.02.02.03.04.002.011 Generator Set Honda ER2500CX - White Series Unit 7,363,800
Genset 2.0KVA (Generator Set)
12 1.02.02.03.04.002.012 Generator Set Honda EP2500CX Genset 2.0KVA Unit 10,082,350
(Generator Set)
13 1.02.02.03.04.002.013 Generator Set Honda EU65is Genset 6.5 kVA Unit 55,846,600
Portable Inverter Silence
14 1.02.02.03.04.002.014 Generator Set Honda EU30is Genset 3 kVA Unit 28,115,150
Portable Inverter Silence
15 1.02.02.03.04.002.015 Generator Set Greenpower CC2500-L Genset LPG Unit 8,728,350
2400 Watt
16 1.02.02.03.04.002.016 Generator Set Honda EP1000 Genset 0.85 kVA Unit 6,563,800
Portable
17 1.02.02.03.04.002.017 Generator Set Honda EG1000 Genset 0.85 kVA Unit 5,924,550
Portable
18 1.02.02.03.04.002.018 Generator Set Firman, FPG2800L, 2 KVA Unit 4,956,950
1.02.02.03.04.004 Mesin Diesel
1 1.02.02.03.04.004.001 Mesin Diesel Kubota, RD85 DIH-1, 8,5 HP Starter Unit 16,571,600
Manual
2 1.02.02.03.04.004.002 Mesin Diesel Kubota, RD85 DI-1S, 8,5 HP Starter Unit 16,800,850
Manual
3 1.02.02.03.04.004.003 Mesin Diesel Kubota, RD85DI-2B, 8,5 PK, 2.200 Unit 20,285,000
Rpm
4 1.02.02.03.04.004.004 Mesin Diesel Kubota, RD110DIH-1, 11 PK, 2.400 Unit 19,275,100
Rpm
5 1.02.02.03.04.004.005 Mesin Diesel Kubota, RD110DI-2T, 11 PK, 2.400 Unit 20,858,050
Rpm
6 1.02.02.03.04.004.006 Mesin Diesel Kubota, RD110DI-2B, 11 PK, 2.400 Unit 27,262,500
Rpm
7 1.02.02.03.04.004.007 Mesin Diesel Kubota, RD140DIH-2, 14 PK, 2.400 Unit 29,716,100
Rpm
8 1.02.02.03.04.004.008 Mesin Diesel Kubota, RD140DIH-2T, 14 PK, Unit 30,238,800
2.400 Rpm
9 1.02.02.03.04.004.009 Mesin Diesel Kubota, RD140DIH-2B, 14 PK, Unit 35,282,800
2.400 Rpm
10 1.02.02.03.04.004.010 Mesin Diesel Kubota, RD85DIH-1, 8,5 PK, 2.200 Unit 3,724,900
Rpm
11 1.02.02.03.04.004.011 Mesin Diesel Dongfeng, R180 Unit 3,724,900
12 1.02.02.03.04.004.012 Mesin Diesel Dongfeng, S1100 Unit 6,970,950
13 1.02.02.03.04.004.013 Mesin Diesel Dongfeng, S1115 Hopper Unit 7,908,200
14 1.02.02.03.04.004.014 Mesin Diesel Tianli, S1100 Hopper Unit 6,762,050
15 1.02.02.03.04.004.015 Mesin Diesel Tianli, s1115 hopper Unit 7,673,900
16 1.02.02.03.04.004.016 Mesin Diesel Tongli, R180 Unit 2,460,350
17 1.02.02.03.04.004.017 Mesin Diesel Kubota, RD 65 H, 6,5 HP Starter Unit 13,752,200
Manual
18 1.02.02.03.04.004.018 Mesin Diesel Kubota, RD 65 DI-2S, 6,5 HP Starter Unit 15,196,300
Manual
19 1.02.02.03.04.004.019 Mesin Diesel Kubota, RD 65 DI-1S, 6,5 HP Starter Unit 15,322,350
Manual
1.05.19.01.01.008 Kelinci
1 1.05.19.01.01.008.001 Calon Induk Kelinci Ekor 348,150
2 1.05.19.01.01.008.002 Calon Pejantan Kelinci Ekor 411,400
1.05.19.01.02 Binatang Unggas
1.05.19.01.02.001 Ayam
1 1.05.19.01.02.001.001 Calon induk ayam arab Ekor 88,650
(pullet)
1.05.19.01.02.002 Itik
1 1.05.19.01.02.002.001 Entok Umur 6 - 8 Bln Ekor 82,400
1.05.19.01.04 Binatang Ikan
1.05.19.01.04.006 Induk Ikan Lainnya
1 1.05.19.01.04.006.001 Induk Ikan Lele Ekor 132,950
2 1.05.19.01.04.006.002 Induk Ikan Lele Paket 1,993,150
Sangkuriang
3 1.05.19.01.04.006.003 Induk Ikan Nila Gesit Ekor 114,650
4 1.05.19.01.04.006.004 Induk Ikan Tombro Pasang 332,850
1.05.19.01.04.007 Benih Ikan
1 1.05.19.01.04.007.001 Benih ikan lele 3 -5 cm ekor 75
2 1.05.19.01.04.007.002 Benih ikan lele 4 - 5 cm ekor 100
3 1.05.19.01.04.007.003 Benih ikan lele 5 - 6 cm ekor 130
4 1.05.19.01.04.007.004 Benih ikan Nila 3 -5 cm ekor 100
5 1.05.19.01.04.007.005 Benih ikan Nila 5 - 7 cm ekor 150
6 1.05.19.01.04.007.006 Benih ikan Nila 7 - 9 cm ekor 200
7 1.05.19.01.04.007.007 Benih Ikan Gurami 3 -5 cm ekor 650
8 1.05.19.01.04.007.008 Benih Ikan Gurami 5 - 7 cm ekor 1,172
9 1.05.19.01.04.007.009 Benih Ikan Gurami 7 - 9 cm ekor 1,757
1.05.19.02 TANAMAN
1.05.19.02.01 Tanaman Perkebunan
1.05.19.02.01.005 Kelapa
1 1.05.19.02.01.005.001 Kelapa Sawit Tinggi 1,5 m , /E40 cm Pohon 878,700
2 1.05.19.02.01.005.002 Kelapa Gading Tinggi 2 - 3 Meter Pohon 468,650
1.05.19.02.01.008 Asem
1 1.05.19.02.01.008.001 Asem Tinggi 1 Meter Batang 46,900
1.05.19.02.01.012 Melinjo
1 1.05.19.02.01.012.001 Melinjo ukuran 60 cm Pohon 14,400
1.05.19.02.02 Tanaman Holtikultura
1.05.19.02.02.004 Durian
1 1.05.19.02.02.004.001 Durian 2m Batang 199,200
1.05.19.02.02.005 Jambu
1 1.05.19.02.02.005.001 Jambu Air Ukuran 1 Meter Pohon 38,100
2 1.05.19.02.02.005.002 Jambu Darsono Ukuran 1 Meter Pohon 44,450
1.05.19.02.02.006 Jeruk
1 1.05.19.02.02.006.001 Jeruk purut Tinggi 1 - 1,5 Meter Pohon 58,900
2 1.05.19.02.02.006.002 Jeruk Nipis Tinggi 1 - 1,5 Meter Pohon 58,900
3 1.05.19.02.02.006.003 Jeruk Purut 80 cm Pohon 11,750
4 1.05.19.02.02.006.004 Jeruk nipis 80 cm Pohon 14,100
5 1.05.19.02.02.006.005 Jeruk Besar ukuran 1 m Pohon 65,500
6 1.05.19.02.02.006.006 Jeruk Nambangan 1m Batang 29,300
1.05.19.02.02.007 Mangga
3 1.08.23.01.01.070.003 Kuda - Kuda Baja Ringan Bentang, 8 meter s/d 10 meter m2 318,150
(Merk. SMARTRUSS) (Terpasang)
4 1.08.23.01.01.070.004 Kuda - Kuda Baja Ringan Bentang, < 6 meter (Merk. m2 188,550
Kencana truss) (Terpasang)
5 1.08.23.01.01.070.005 Kuda - Kuda Baja Ringan Bentang, 6 meter s/d 8 meter (Merk. m2 188,550
Kencana truss) (Terpasang)
6 1.08.23.01.01.070.006 Kuda - Kuda Baja Ringan Bentang, 8 meter s/d 10 meter m2 200,350
(Merk. Kencana truss) (Terpasang)