Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

MANAJEMEN KONSTRUKSI
PENATAAN KAWASAN WATERFRONT CITY PANGURURAN DAN KAWASAN TELE
KSPN DANAU TOBA
TAHUN ANGGARAN 2021 – 2022

1. URAIAN PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan di bidang ekonomi. Kegiatan pariwisata
merupakan salah satu sektor non-migas yang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang cukup
besar terhadap perekonomian Negara. Usaha mengembangkan dunia pariwisata ini didukung dengan
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 yang menyebutkan bahwa keberadaan obyek wisata pada suatu
daerah akan sangat menguntungkan, antara lain meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD),
meningkatnya taraf hidup masyarakat dan memperluas kesempatan kerja mengingat semakin banyaknya
pengangguran saat ini, meningkatkan rasa cinta lingkungan serta melestarikan alam dan budaya
setempat. Penataan kawasan permukiman penunjang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.
Pentingnya pengembangan obyek wisata akan berpengaruh pada keberlanjutan obyek wisata tersebut.
Dalam kosep pariwisata berkelanjutan harus memenuhi syarat ekonomi, sosial dan budaya, dan
lingkungan itu sendiri. Dengan kosep keberlanjutan ini ekowisata bisa di jadikan acuan dalam
pengembangan suatu obyek wisata pantai. Menurut TIES (The International Ecotourism Society) pada
awal tahun 1990-an definisi ekowisata seperti berikut: “Ekowisata adalah perjalanan yang bertanggung
jawab ketempat-tempat yang alami dengan menjaga kelestarian lingkungan dan meningkatkan
kesejahtraan penduduk setempat”. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa ekowisata
mengandung unsur dan selaras dengah konsep pariwisata berkelanjutan yaitu dengan memperhatikan
aspek ekonomi, sosial dan budaya, serta lingkungan. Dalam lima tahun mendatang, peningkatan nilai
tambah pariwisata akan difokuskan pada peningkatan lama tinggal dan pengeluaran wisatawan sebagai
hasil dari perbaikan aksesibilitas, atraksi dan amenitas di 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (KSPN
Danau Toba, KSPN Borobudur, KSPN Labuan Bajo, KSPN Lombok, KSPN Manado Likupang).
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 22/PRT/M/2018 tentang Pedoman Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, pembangunan adalah kegiatan mendirikan bangunan gedung yang
diselenggarakan melalui tahap perencanaan teknis, pelaksanaan konstruksi, dan pengawasan
konstruksi/manajemen konstruksi (MK). Pelaksanaan konstruksi tersebut harus mendapatkan
pengawasan dari penyedia jasa pengawasan konstruksi/manajemen konstruksi. Selain itu, tahap
perencanaan teknis juga diharuskan melibatkan penyedia jasa manajemen konstruksi, khususnya
untuk bangunan gedung negara dengan klasifikasi khusus; dan/atau yang dilaksanakan lebih dari satu
tahun anggaran (multiyears project). Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, dalam rangka
mendukung pelaksanaan kegiatan KSPN Danau Toba, maka diperlukan kegiatan jasa Konsultan
Manajemen Konstruksi (MK) Waterfront Pangururan dan Tele, Kabupaten Samosir, KSPN Danau Toba.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi penyedia jasa untuk melaksanakan kegiatan
jasa konsultan Manajemen Konstruksi (MK) dalam rangka pengendalian waktu, biaya, mutu, dan
administrasi kegiatan Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele
KSPN Danau Toba.
Selain itu penyedia jasa memastikan bahwa kegiatan konstruksi yang dilaksanakan mengacu kepada
pedoman program P3TB dan standar-standar pengamanan dampak sosial dan lingkungan yang ada
dalam Project Operational Manuals yang terdiri dari Pedoman Umum (Pedum) dan Pedoman Pengeloaan
Program (PMM), serta ESMF (environmental and social safeguards framework).

1.3. SASARAN
a) Terarahnya pelaksanaan kegiatan Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele
KSPN Danau Toba.
b) Terkendalikannya kegiatan Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele KSPN
Danau Toba. secara berkualitas, sesuai spesifikasi yang ditentukan, tepat waktu, dalam batasan biaya
yang tersedia, dan diselenggarakan secara tertib administrasi.

1.4. LOKASI PEKERJAAN


Lokasi kegiatan Manajemen Konstruksi Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan
Tele KSPN Danau Toba.adalah di Pangururan dan Tele, Kabupaten Samosir.

1.5. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan pembangunan infrastruktur permukiman mendukung kawasan Pariwisata Strategis di Danau
Toba Kabupaten Samosir meliputi pekerjaan pondasi (floating deck, sky bridge, sky walk, jembatan),
pekerjaan khusus (panggung apung, air mancur), pekerjaan arsitektur (lantai, dinding, atap, sanitair,
aksesoris), pekerjaan drainase, pekerjaan lansekap, pekerjaan mekanikal elektrikal dan plumbing serta
pekerjaan artwork.

1.6. SUMBER PENDANAAN


Sumber pendanaan kegiatan Manajemen Konstruksi Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan
Kawasan Tele KSPN Danau Toba. adalah PHLN yang dibebankan pada DIPA Satuan Kerja
Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Provinsi Sumatera Utara Tahun Anggaran 2021-2022.

1.7. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama PPK : PPK Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja : Pelaksanaan Prasarana Permukiman Wilayah III Provinsi Sumatera Utara

2. DATA PENUNJANG
2.1. DATA DASAR
Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultansi terlebih dahulu dengan
Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen/Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan, yakni untuk mendapatkan konfirmasi mengenai data pelaksanaan kegiatan sebelum
berlangsung.Adapun data-data yang diperlukan sebelum melaksanakan pekerjaan sebagai berikut:
a) Dokumen Perencanaan kegiatan Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele
KSPN Danau Toba.
b) Dokumen Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (Environmental and Social
Management Framework - ESMF) P3TB
c) Dokumen lingkungan dan social untuk masing-masing lokasi pekerjaan.
d) Pedoman Pengelolaan Program P3TB yang terdiri dari Manual Pengelolaan Program (MPP) dan
Pedoman Umum P3TB
2.2. STANDAR TEKNIS
Untuk melaksanakan kegiatan seperti yang dimaksud pada KAK ini, Konsultan harus memperhatikan
persyaratan-persyaratan serta ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a) Persyaratan umum pekerjaan
Setiap bagian dari kegiatan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas dan memberikan hasil yang
telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna Jasa/Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pembuat Komitmen/Pengendali Kegiatan.
b) Persyaratan obyektif
Pelaksanaan pekerjaan pengaturan dan pengamanan yang obyektif untuk kelancaran pelaksanaan,
baik yang menyangkut macam kegiatan, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan.
c) Persyaratan fungsional
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan dengan profesionalisme dan tanggung-jawab
yang tinggi sebagai Konsultan.
d) Persyaratan prosedural
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pelaksanaan tugas/pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur-prosedur dan peraturan-peraturan yang berlaku.
e) Kriteria lain-lain
Selain kriteria umum di atas, untuk berlaku pula ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan
peraturan yang berlaku, antara lain ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang
bersangkutan, yaitu Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan (Kontrak), dan ketentuan-ketentuan lain
sebagai dasar perjanjiannya.

2.3. REFERENSI HUKUM


a) Undang-Undang No. 2/2017 tentang Jasa Konstruksi;
b) Peraturan Pemerintah No. 50/2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Th. 2010-2015;
c) Perpres No. 16/2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
d) Perpres No. 56/2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional;
e) Perpres No. 18/2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024;
f) Permen PUPR No. 6/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pengawasan Konstruksi;
g) Permen PUPR No. 19/PRT/M/2017 tentang Standar Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi
Pada Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
h) Permen PUPR No. 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Gedung Negara;
i) Permen PUPR No.14/PRT/M/2020 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
Melalui Penyedia;
j) Permen PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
k) Kepmen PUPR No. 897/KPTS/M/2017 tentang Besaran Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada
Jenjang Jabatan Ahli Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi;
l) SE Menteri PUPR No. 21/2019 tentang Standar Susunan Tenaga Ahli Untuk Pengawasan Pekerjaan
Konstruksi Melalui Penyedia Jasa.
m) INMEN PUPR 2/2020 tentang Protokol Pencegahan Covid-19 dalam Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi

3. RUANG LINGKUP
3.1. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Manajemen Konstruksi adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor; 22/PRT/M/2018 tentang
Pembangunan Gedung Negara beserta lampirannya tentang Pedoman Pembangunan Bangunan
Gedung Negara, yang terkait dalam penyelenggaraan pembangunan/kegiatan konstruksi dan
manajemen konstruksinya-nya di lingkungan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumatera Utara,
Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR yang terdiri dari:
a) Tahap Persiapan;
1) Mempelajari dokumen kontrak pelaksanaan kegiatan konstruksi
2) Meneliti kelengkapan dokumen perencanaan, strategi pengelolaan dan rencana pelaksanaan
terhadap lingkungan, sosial dan keselamatan kerja, dan ikut memberikan penjelasan pekerjaan
pada waktu Pre-Construction Meeting (PCM);
3) Mengevaluasi program kegiatan pelaksanaan fisik yang disusun oleh pelaksana konstruksi, yang
meliputi program-program pencapaian sasaran fisik, penyediaan, dan penggunaan sumber daya
berupa: tenaga kerja, peralatan dan perlengkapan, bahan bangunan, informasi, dana, program
Quality Assurance/Quality Control, dan program pengendalian sosial, lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja
4) Mengadakan dan memimpin rapat-rapat koordinasi reviu dokumen perencanaan, menyusun
laporan hasil rapat koordinasi, dan membuat laporan kemajuan pekerjaan manajemen konstruksi.
5) Menyiapkan rencana pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan

b) Tahap Pelaksanaaan;
1) Mengendalikan program pelaksanaan konstruksi fisik, yang meliputi program pengendalian sumber
daya, pengendalian biaya, pengendalian waktu, pengendalian sasaran fisik (kualitas dan kuantitas)
hasil konstruksi, pengendalian perubahan pekerjaan, pengendalian tertib administrasi,
pengendalian sosial, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja;
2) Melakukan evaluasi program terhadap penyimpangan teknis dan manajerial yang timbul, usulan
koreksi program dan tindakan turun tangan, serta melakukan koreksi teknis bila terjadi
penyimpangan;
3) Melakukan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan konstruksi fisik. Dalam
hal ini termasuk melakukan rapat koordinasi dengan pihak Direktorat Pengembangan Kawasan
Permukiman, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR di Jakarta;
4) Melakukan kegiatan pengawasan kepada Kontraktor dan tugas Konsultan Manajemen Konstruksi
yang terdiri atas:
 memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar
dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
 mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta mengawasi ketepatan
waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi;
 mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian
volume/ realisasi fisik, serta lingkungan, sosial, kesehatan dan keselamatan kerja;
 meneliti dan menyetujui kualitas material dan bahan yang digunakan sesuai dengan
persyaratan yang ada dalam spesifikasi teknis
 mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi
selama pekerjaan konstruksi;
 menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan mingguan dan
bulanan pekerjaan manajemen konstruksi, dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan,
laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana
konstruksi;
 menyusun laporan dan berita acara dalam rangka kemajuan pekerjaan dan pembayaran
angsuran pekerjaan pelaksanaan konstruksi;
 meneliti dan menyetujui gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan oleh
pelaksana konstruksi;
 meneliti dan menyetujui gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as built
drawing) sebelum serah terima;
 menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima, dan mengawasi perbaikannya pada
masa pemeliharaan;
 bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan dan Kontraktor menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan konstruksi;
 menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, sebagai kelengkapan untuk pembayaran angsuran pekerjaan
konstruksi;
5) Menyusun laporan akhir pekerjaan Manajemen Konstruksi.

c) Pendampingan
Terselenggaranya pendampingan terhadap pelaksanaan kegiatan konstruksi di lingkungan Satker
Pelaksanaan Prasaran Permukiman Wilayah III Povinsi Sumatera Utara dengan melakukan
pengendalian, monitoring, dan pengawasan terhadap kegiatan pelaksanaan konstruksi, dan menjaga
agar proyek memiliki kinerja sebagai berikut :
1) Ketepatan waktu penyusunan dokumen perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, monitoring
evaluasi dan pelaporan sesuai batas waktu berlakunya anggaran/waktu yang telah ditetapkan.
2) Ketepatan biaya sesuai batasan anggaran yang tersedia atau yang telah ditetapkan.
3) Ketepatan kualitas dan kuantitas sesuai standar dan peraturan yang berlaku.
4) Ketertiban administrasi kontrak dan pelaksanaan konstruksi.

d) Pelaporan dan Dokumentasi


Pelaporan konsultan terdiri dari laporan harian dan laporan mingguan (dalam bentuk format/formulir,
sebagai bagian lampiran dari laporan bulanan), laporan bulanan, Laporan Hasil Review Desain
dan/atau Laporan Perubahan Kontrak dan/atau Laporan Addendum dan/atau Laporan CCO, Laporan
Akhir dan Laporan Khusus Insidentil. Laporan bulanan menjadi laporan yang sangat penting, karena
akan memuat informasi progress pelaksanaan sesuai dengan capaian pada bulan yang bersangkutan
dan berbagai permasalahan yang perlu ditindaklanjuti.
Tugas Konsultan juga memastikan bahwa pelaporan ini dapat tersampaikan secara rutin, tepat waktu
dan akurat. Konsultan menyampaikan rekomendasi tindak turun tangan jika penyampaian pelaporan
mengalami keterlambatan.
Konsultan berkewajiban untuk menyerahkan laporan pelaksanaan tugasnya yang mencakup :
1) Asistensi setiap draft laporan kepada Tim Teknis sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas
2) Pemenuhan kuantitas dan kualitas substansi laporan sebagaimana yang ditentukan dalam kontrak
(Key Performance Indicator)

e) Tanggung Jawab Professional


Tanggung jawab profesional Konsultan Manajeman Konstruksi adalah penyedia jasa dalam hal ini
perusahaan konsultan. Meskipun demikian, tanggung jawab profesional tidak hanya Konsultan
sebagai suatu perusahaan tetapi juga bagi para tenaga ahli profesional yang terlibat.

3.2. KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah dokumen hasil kegiatan Manajemen Konstruksi, pemantauan dan
pemeriksaan penerapan dan pra Konstruksi dan pasca Konstruksi, pengendalian, masukan teknis serta
rekomendasi pelaksanaan konstruksi di lingkungan Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah III Provinsi Sumatera Utara, yang dilengkapi dengan laporan sebagai berikut :
a) Program mutu disiapkan oleh penyedia, untuk mendapatkan persetujuan oleh PPK pada rapat
persiapan pelaksanaan kontrak
b) Laporan harian/mingguan/bulanan kemajuan pekerjaan, dan laporan lingkungan, sosial, kesehatan
dan keselamatan kerja.
c) Laporan Akhir (termasuk Laporan Review Desain, Laporan Gambar Detail As Built Drawing,
Perubahan-Perubahan RAB, Album Foto Dokumentasi Kegiatan dan Video);
d) Pedoman Pengoperasian dan pemeliharaan bangunan
e) Album Gambar Dokumentasi Kegiatan
f) Executive Summary
g) Softcopy semua Laporan dan Rekaman Kegiatan (termasuk di dalamnya Lap Review Desain,
Laporan Gambar Detail As Built Drawing, Perubahan-Perubahan RAB, Album Foto Dokumentasi
Kegiatan dan Video) serta dokumen pelaksanaan kegiatan dalam 1 (satu) Harddisk Portabel
kapasitas 1 TB (1000 GB).
3.3. PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh
penyedia jasa.
a) Laporan dan Data
Surat yang dikeluarkan oleh pengambil keputusan yang berkaitan dengan pekerjaan konsultan, dan
laporan konsultan sebelumnya.
b) Ruang Kantor
Satuan kerja akan menyediakan biaya sewa kantor.
c) Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau
pendamping (counterpart) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.

3.4. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI


Penyedia jasa berkewajiban menyediakan peralatan kerja pendukung lainnya untuk pelaksanaan
pekerjaan jasa Konsultan Manajemen Konstruksi dari awal sampai dengan akhir kegiatan Penataan
Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele KSPN Danau Toba.

3.5. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


Sebagai konsultan, Konsultan Manajemen Konstruksi berwenang untuk:
a) Menyusun SOP dan format-format pengendalian terkait kegiatan konstruksi yang akan dilaksanakan;
b) Melakukan revisi jadwal dan target pelaksanaan berdasarkan evaluasi dan perkembangan kondisi di
lapangan;
c) Merekomendasikan tindakan kepada Satuan Kerja sebagai tanggapan atas pengaduan yang
diterima;
d) Merekomendasikan rencana tindak lanjut kegiatan kepada Satuan Kerja berdasarkan evaluasi
perkembangan kondisi di lapangan;
e) Melakukan evaluasi kinerja terhadap Kontraktor dan Konsultan Supervisi, serta tenaga pendamping
sebagai bahan laporan dan rekomendasi kepada Satuan Kerja.

3.6. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan kegiatan Manajemen Konstruksi Penataan Kawasan Waterfront City
Pangururan dan Kawasan Tele KSPN Danau Toba adalah 540 (lima ratus empat puluh) hari kalender.

3.7. PERSONEL

Tabel 1. Matriks Kualifikasi dan Kebutuhan Personel Kegiatan Manajemen Konstruksi


Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele KSPN Danau Toba.
Posisi Kualifikasi Volume
Tingkat Jurusan Keahlian Pengalaman Status Org Bln OB
Pendidikan Tenaga
Ahli
A. Tenaga Ahli
Supervision S1 Teknik Sipil Ahli Min 8 Tahun Team 1 18 18
Engineer/ Team Manajemen Leader
Leader Proyek atau
Manajemen
Konstruksi
Inspection S1 Teknik Sipil Ahli Teknik Min 6 Tahun Supervi 2 18 36
Engineer; Bangunan si
Bidang Sipil Gedung

Inspection S1 Teknik Mesin Ahli Teknik Min 6 Tahun Supervi 1 18 18


Engineer; atau Teknik Teknik si
Bidang Elektro Tenaga
Mekanikal Listrik
Elektrikal

Inspection S1 Teknik Ahli Teknik Min 6 Tahun Supervi 1 10 10


Engineer; Lingkungan Sanitasi dan si
Bidang Tata atau Teknik Limbah
Lingkungan/San Penyehatan
itasi dan Limbah
Inspection S1 Arsitek Ahli Min 6 Tahun Supervi 1 18 18
Engineer; Arsitektur si
Bidang
Arsitektur
Inspection S1 Teknik Ahli Sistem Min 6 Tahun Quantity 1 18 18
Engineer; Manajemen dan/
Bidang Quantity Mutu Quality
dan Quality
Inspection S1 Ars. Lansekap Ahli Min 6Tahun Supervi 1 10 10
Engineer;; Lansekap si
Bidang
Arsitektur
Lansekap
HSE (Health S1 Teknik Ahli K3 Min 6 Tahun Supervi 1 18 18
Safety Konstruksi/S si/Pend
Environment)/ osial amping
Ahli K3/Sosial a
Dalam pembentukan personel, penyedia jasa wajib melampirkan dokumen kepada Pejabat Pembuat
Komitmen yang meliputi:
1. Daftar riwayat hidup/ pengalaman kerja professional setiap personil,
2. Scan Ijazah,
3. Scan SKA/SKT tenaga ahli,
4. Scan KTP,
5. Scan NPWP dan bukti setor pajak (untuk yang memiliki SKA/SKT),
6. Melampirkan referensi/ surat keterangan bekerja pada instansi/ lembaga pemberi kerja,

Tugas dan tanggung jawab personel yang terlibat dalam Kegiatan Manajemen Konstruksi Penataan
Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele KSPN Danau Toba.
Tabel 2. Tugas dan Tanggung Jawab Personel
Jenis Pekerja Tugas dan Tanggung Jawab
A. Tenaga Ahli
Team Leader  Sebagai penanggungjawab tertinggi pekerjaan manajemen konstruksi
secara keceluruhan;
 Sebagai koordinator seluruh kegiatan teknis maupun administrasi di
lapangan;
 Sebagai penanggung jawab pengendalian mutu pelaksanaan kegiatan
di atas kewenangan penyedia jasa konstrusksi;
 Sebagai pemimpin rapat yang diselenggarakan internal dalam
organisasi proyek;
 Sebagai pengkoordinir komunikasi antara PPK dengan penyedia jasa
konstruksi;
 Membawahi dan mengkoordinir kegiatan para tenaga ahli manajemen
konstruksi dan tenaga pendukung manajemen konstruksi;
 Memiliki wewenang mengubah prosedur kegiatan dan mengubah
desain rencana apabila diperlukan;
 Siap kapan saja apabila dibutuhkan memberi informasi kemajuan
kepada PPK;
 Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan manajemen konstruksi,
dengan masukan hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan
dan bulanan pekerjaan konstruksi fisik yang dibuat oleh pelaksana
konstruksi;
 Bersama-sama dengan penyedia jasa perencanaan dan Kontraktor
menyusun petunjuk pemeliharaan dan penggunaan konstruksi;
 Menyusun laporan akhir pekerjaan Manajemen Konstruksi
Inspection Engineer  Sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan manajemen konstruksi pada
(Bidang Sipil, masing-masing bagian;
Mekanikal Elektrikal,  Mengkoordinir masalah-masalah dalam pelaksanaan kepada team
Tata leader;
Lingkungan/Sanitasi  Dapat memberi peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana
dan Limbah, pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak;
Arsitektur)
 Meninjau dan menguji ketepatan hitungan teknis dan desain sebagai
dasar dalam pengawasan pekerjaan di lapangan;
 Dapat mengusulkan perubahan desain kepada PPK melalui team
leader manajemen konstruksi;
 Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan,
serta mengawasi ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi
 Dapat merubah alur/ prosedur pelaksanaan kegiatan konstruksi pada
masing-masing bagian;
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas,
kuantitas, dan laju pencapaian volume/ realisasi fisik
 Meneliti dan menyetujui gambar-gambar shop drawing sebelum
pelaksanaan dan as built drawing sebelum serah terima yang diajukan
oleh pelaksana konstruksi;
 Harus selalu ada dalam mengawal pekerjaan konstruksi di lokasi proyek
pada masing-masing bagian (termasuk ahli K3);
 Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima, dan
mengawasi perbaikannya pada masa pemeliharaan;
 Siap kapan saja apabila dibutuhkan memberi informasi kemajuan
Jenis Pekerja Tugas dan Tanggung Jawab
kepada PPK;

Inspection Engineer  Mencatat, dan menghitung volume pekerjaan terlaksana dan


(Bidang Quality and menghitung selisih antara volume terlaksana dengan volume rencana;
Quantity)  Menghitung selisih biaya antara volume terlaksana dengan volume
rencana;
 Menghitung volume dan perkiraan biaya item pekerjaan yang akan
dilaksanakan;
 Menghitung kebutuhan material dalam setiap item pekerjaan
 Bekerja sama dengan logistik untuk memberikan informasi kebutuhan
material dan alat;
 Membuat analisis pekerjaan tambah kurang apabila terjadi selisih
antara pekerjaan terlaksana dengan pekerjaan rencana
 Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, serah terima,
berita acara pemeliharaan pekerjaan, sebagai kelengkapan untuk
pembayaran angsuran pekerjaan konstruksi
 Bertanggung jawab untuk memastikan produk yang sudah terlaksana
sesuai dengan spesifikasi perencanaan dengan cara melakukan uji tes;
 Menafsirkan dan menerapkan jaminan kualitas;
 Mengusulkan perbaikan mutu dengan tindakan yang tepat;
 Mengidentifikasi akan terjadinya kegagalan mutu, dan melakukan
pencegahan preventif;
 Mencatat hasil kegiatan pengendalian mutu yang terlaksana sebagai
data statistik kejadian dan menjadi laporan kepada tim ahli dan PPK.

HSE/ Ahli K3  Memastikan kegiatan-kegiatan perlindungan lingkungan dan sosial yang


tercantum dalam dokumen lingkungan dan sosial dilaksanakan oleh
kontraktor
 Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kesehatan dan
keselamatan kerja pekerja dan masyarakat; memastikan insiden
dilaporkan secara cepat oleh kontraktor
 Memantau dan memastikan dilaksanakannya perlindungan lingkungan
dan sosial selama persiapan dan pelaksanaan konstruksi, penanganan
keluhan pekerja dan masyarakat
 Memberikan peraturan-peraturan standar dalam setiap Prosedur
pekerjaan;
 Melakukan identifikasi sekaligus pemetaan dari potensi bahaya yang
berpeluang terjadi pada lingkungan kerja;
 Memastikan berjalannya program SMKK dan membuat
dokumentasinya;
 Memastikan perekrutan tenaga kerja, basecamps sesuai dengan
peraturan perundangan dan kontrak, serta tenaga kerja telah bekerja
sesuai dengan SOP;
 Memahami dan mengimplementasikan UU K3;
 Membuat sekaligus memelihara berbagai dokumen yang berkaitan
langsung dengan K3, Kesehatan dan Keselamatan Kerja pekerja dan
masyarakat;
 Menyusun Laporan Bulanan dan Laporan Akhir tentang pelaksanaan
Jenis Pekerja Tugas dan Tanggung Jawab
perlindungan lingkungan dan sosial, penanganan keluhan pekerja dan
masyarakat, kesehatan dan keselamatan kerja pekerja dan masyarakat.

3.8. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tabel 2. Jadwal Tahapan Kegiatan Pelaksanaan Manajemen Konstruksi
Penataan Kawasan Waterfront City Pangururan dan Kawasan Tele KSPN Danau Toba.
No. Tahapan Bulan
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 Rapat Pendahuluan;

2 Persiapan; Mobilisasi;
3 Pelaksanaan Kegiatan
Manajemen Konstruksi;
4 Diskusi dan Konsultasi;

5 Rapat Koordinasi Pusat


(Tentative);
6 Laporan Mingguan; Laporan
Bulanan;
7 Laporan Akhir; Album Gambar;
Executive Summary

4. LAPORAN
4.1. LAPORAN BULANAN
Laporan bulanan ini memuat rekapitulasi progres harian dan mingguan dalam satu bulan dengan
memunculkan data yang ada selama melakukan tahapan proses perencanaan sampai pelaksanaan fisik.
Dokumen laporan bulanan ini diserahkan selambat-lambatnya pada saat pembahasan laporan bulanan,
dalam format A4 sebanyak 5 (lima) eksemplar.

4.2. LAPORAN AKHIR


Laporan akhir ini minimal memuat ringkasan dari laporan pengawasan pekerjaan perencanaan (desain),
laporan pelaksanaan pekerjaan pembangunan, laporan akhir minimal memuat latar belakang, kajian
kebijakan, metode pelaksanaan, gambaran proses rancang bangun kawasan di lokasi pekerjaan, serta
konsep pengawasan rancang bangun di lokasi pekerjaan yang mana diringkas sedemikian rupa sehingga
menghasilkan informasi yang runtut terkait hasil pelaksanaan pekerjaan. Dokumen laporan akhir ini
diserahkan selambat-lambatnya pada saat akhir pekerjaan fisik (PHO), dalam format A4 sebanyak 5
(lima) eksemplar.

4.3. ALBUM GAMBAR DOKUMENTASI KEGIATAN


Album gambar ini memuat foto-foto dokumentasi capaian pekerjaan dan pelaksanaan kegiatan
manajemen konstruksi selama kegiatan berlangsung. Album ini diserahkan selambat-lambatnya 5 (lima)
hari sebelum serah terima pertama (PHO), dalam format A3 sebanyak 5 (lima) eksemplar.
4.4. LAPORAN EXECUTIVE SUMMARY
Laporan Executive Summary ini minimal memuat kompilasi seluruh kegiatan dengan data perencanaan
dan progress pelaksanaan yang digunakan sebagai pendukung pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
Dokumen Laporan Executive Summary ini diserahkan selambat-lambatnya pada saat pembahasan
Laporan Executive Summary, dalam format A4 sebanyak 5 (lima) eksemplar.

5. HAL-HAL LAIN

5.1. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA DI LAPANGAN


Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan yang sudah disepakati pada Pre Construction
Meeting (PCM) dengan Pejabat Pembuat Komitmen dan Direksi Teknis.

5.2. ALIH PENGETAHUAN


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen

5.3. PENYERAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN


Pada akhir kegiatan Penyedia jasa berkewajiban menyerahkan laporan keseluruhan dalam bentuk
dokumen dan soft file yang diberikan dalam 1 (satu) buah Hard Drive 1 TB (1000 GB).

Medan, April 2021

Dibuat Oleh:
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Pengembangan Kawasan Permukiman
Satuan Kerja Pelaksanaan Prasarana Permukiman
Wilayah III Provinsi Sumatera Utara

Enda Simakasura Ketaren, ST.


NIP. 198206202010121002

Anda mungkin juga menyukai