Diajukan Oleh
PT. GRHAYASA NUSA CITRA ESTIMA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesainya dokumen usulan teknis “Materi Teknis
Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai”. Usulan teknis ini disusun sebagai bahan
pertimbangan penilaian evaluasi teknis yang memuat pengalaman perusahaan, pendekatan dan metodologi, dan
kualifikasi tenaga ahli.
Dengan adanya dokumen usulan teknis ini, pihak pelaksana kegiatan berharap dapat memberikan gambaran
secara lebih rinci kepada pengguna jasa tentang rencana yang akan dilaksanakan dalam menyelesaikan
pekerjaan “Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai”.
Besar harapan kami, dengan adanya kerja sama yang terjalin dapat berlanjut dengan terjalinnya suatu hubungan
dan bentuk kerja sama yang baik, yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
PT. GNCE
i
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
DAFTAR ISI
ii
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
F. RENCANA KERJA
F.1 POLA KERJA ........................................................................................................................................................F-1
F.2 RENCANA KERJA ................................................................................................................................................F-1
iii
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
DAFTAR GAMBAR
Gambar A-1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Grhayasa Nusacitra Estima ................................................ A-7
Gambar B-1 Sebaran Wilayah Pekerjaan Sejenis dalam 10 Tahun Terakhir ..................................................... B-1
Gambar E-1 Pendekatan Penetapan BSP berdasarkan Indeks Ancaman ....................................................... E-11
Gambar E-2 Pendekatan Penetapan BSP berdasarkan Indeks Kerentanan ................................................... E-11
Gambar E-3 Metodologi Penyusunan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai
................................................................................................................................................ E-13
iv
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
DAFTAR TABEL
Tabel B.1 Daftar Pengalaman Kerja Sejenis Perusahaan Kurun Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir ............ B-35
Tabel C.1. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2017 .............................................................................. C-1
Tabel C.2. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2016 ............................................................................ C-11
Tabel C.3. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2015 ............................................................................ C-19
Tabel C.4. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2014 ............................................................................ C-39
Tabel C.5. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2013 ............................................................................ C-65
Tabel C.6. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2012 ............................................................................ C-89
Tabel C.7. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2011 .......................................................................... C-109
Tabel C.8. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2010 .......................................................................... C-131
Tabel C.9. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2009 .......................................................................... C-147
Tabel C.10. Uraian Pengalaman Kerja Sejenis Tahun 2008 ........................................................................ C-155
Tabel G.1. Jadwal Pelaksanaan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai ..... G-2
Tabel H.1. Komposisi Tim dan Penugasan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan
Pantai ............................................................................................................................................. H-1
Tabel I.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan
Pantai .............................................................................................................................................. I-1
v
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
A-0
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Dalam dunia kita yang selalu mengalami proses perubahan yang amat cepat dan kompleks, sebenarnya tidak
ada lagi tempat bagi kekeliruan dalam berfikir maupun bertindak. Disini kita dituntut dan hal ini berlaku
dimanapun juga untuk berpandangan kedepan serta mempunyai visi yang akurat dan tajam, dengan landasan
pengalaman, kebijakan, kreativitas, kecepatan dalam bertindak disertai pengetahuan teknologi yang tinggi.
Dimanapun, kapan serta dengan cara apapun, inilah credo yang kami pegang dalam berkarya di PT.
GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA.
PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA merupakan wadah professional berbentuk perseroan terbatas, yang
bergerak dalam kegiatan penyajian jasa konsultansi, khususnya dalam bidang rekayasa dan manajemen serta
pengembangan atau pengabdian kepada masyarakat. Dengan karya yang kami hasilkan selalu berlandaskan
atas metode-metode dan analisis mutakhir, serta yang paling penting kami, PT. GRHAYASA NUSACITRA
ESTIMA berkeinginan untuk dapat menunaikan tugas sebaik-baiknya dan hasil yang diperoleh bersifat praktis
serta dapat diterapkan dalam pelaksanaannya.
PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA didirikan di Bandung pada tanggal 11 Mei 1995 yang beralamat di JL.
Atletik IV No. 27 Bandung. Melalui Akta Notaris Leontine Anggasurya, SH. dengan tujuan untuk mewadahi
pengabdian profesi dan berpartisipasi dalam proses pembangunan bangsa di Negara Indonesia.
PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA merupakan perusahaan konsultansi yang sedang berkembang serta
didukung oleh tenaga-tenaga muda professional yang syarat dengan idealisme dan vitalitas tinggi didampingi
oleh tenaga senior yang telah matang, merupakan kombinasi tim kerja yang ditawarkan untuk menangani
pekerjaan yang dipercayakan pada PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA. Dalam memberikan konsultansi jasa
keahlian selain didukung oleh tenaga ahli tetap, PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA juga menjalin
hubungan dengan rekan kerja dari kalangan perguruan tinggi maupun sesama konsultan baik didalam maupun
luar negeri.
A-1
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
A-2
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Banda Aceh
Manado
Jayapura
Pangkal Pinang
Palu
Wamena
Makassar
Bogor
Denpasar
CABANG/PERWAKILANWAMENA
CABANG/PERWAKILAN BOGOR
SURYANTO
BAMBANG GUNAWAN
CABANG/PERWAKILANDENPASAR
AMOR PATRIA
CABANG/PERWAKILAN MAKASSAR
ALDIYANSAH ZAB
Dengan mengacu kepada Daftar Rekanan Mampu yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jawa
Barat, pada dasarnya PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA memiliki kualifikasi kemampunan dengan kelas
menengah untuk masing-masing bidang :
1) Pekerjaan Umum;
2) Transportasi;
3) Parpostel;
4) Pertanian;
5) Pertambangan Energi; serta
6) Bidang lain, dengan memiliki sedikitnya sekitar 40 sub-bidang garapan.
A-3
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Sebagai perwujudannya, PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA siap membantu anda menyusun berbagai
laporan konsultansi & riset pada kedalaman berikut:
Penelitian
Studi Kelayakan
Pada dasarnya, Studi Kelayakan erat kaitannya dengan Perencanaan Umum. Studi ini
merupakan penjabaran dari Rencana Umum namun bisa juga sebaliknya.
Perencanaan Umum
Perencanaan umum bisa dibuat setelah berdasar basis-basis data makro yang diperoleh
melalui studi yang matang menurut indikator-indikator tertentu yang telah ditetapkan.
Perencanaan Teknik
Perencanaan teknik merupakan tindak lanjut dari perencanaan umum dengan berbagai
kategori yang dilaksanakan dalam berbagai kegiatan.
Manajemen
Pengawasan
Untuk pekerjaan yang sudah siap dibangun secara fisik, maka selalu memerlukan
pengawasan yang menjamin kualitas pelaksanaan fisik setara dengan yang diminta oleh
pemberi tugas.
Namun secara khusus kami memiliki spesialisasi pada jenis-jenis pekerjaan yang kami uraikan pada bagian-
bagian berikut ini :
• PENGEMBANGAN EKONOMI
A-4
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Perusahaan kami turut menyongsong Indonesia Baru dengan paradigma pengembangan ekonomi
kerakyatan, meninggalkan paradigma lama yang lebih memihak pada konglomerasi. Kami siap melakukan
berbagai pelatihan dan pendamping bagi pengembangan ekonomi kerakyatan maupun ekonomi perkotaan
untuk meningkatkan pendapatan daerah, dengan mengandalkan banyak fasilitator yang telah menjadi mitra
kerja kami.
• PERENCANAAN KELEMBAGAAN
Kami juga siap membantu pelaksanaan otonomi daerah yang mengharuskan setiap daerah menata ulang
secara mandiri kelembagaan pemerintahan yang mengarah ke efisiensi. Termasuk dalam perencanaan
kelembagaan ini adalah perancangan lembaga baru, penyusunan prosedur, penyusunan sistem
penjenjangan dan peningkatan kapasitas aparat.
• PERENCANAAN SIPIL
Berbagai perencanaan gedung dan pabrik, termasuk pasar, stasiun dan instansi-instansi pemerintah adalah
sebagian dari layanan kami. Selain itu kami juga melayani perencanaan jalan, jembatan, irigasi, sanitasi,
perpipaan, industri serta AMDAL.
• TELEMATIKA/INFORMATIKA
Dalam bidang Telematika dan Informatika, kegiatan pembuatan peta-peta tematik maupun peta dasar siap
kami layani, baik yang bersumber dari foto udara maupun citra satelit seperti SPOT, Landsat, Quickbird,
Ikonos dan sebagainya.
Dalam bidang Perencanaan Sistem Informasi Manajemen untuk berbagai kepentingan, baik oleh Institusi
Pemerintah maupun Institusi Swasta. Termasuk dalam kategori ini adalah perancangan penggajian,
cashflow, Geographic Information System, Rancang bangun sistem komunikasi.
Secara umum pekerjaan Informatika terbagi menjadi tiga bagian besar, yakni pembuatan software,
penanganan hardware dan jaringan, serta pembuatan multimedia. Khusus mengenai multimedia, selain
media CD kami juga menspesialisasikan kepada penyiapan touchscreen atau layar sentuh, dimana untuk
mengakses data-data yang ada dalam komputer hanya memerlukan sentuhan pada layar monitor.
Beberapa layanan yang bisa kami siapkan pada sektor informatika antara lain adalah:
A-5
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
A-6
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
A-7
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B.
DAFTAR
PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
B-0
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Pada bagian ini dibahas mengenai tinjauan yang berkaitan dengan pengalaman perusahaan dengan gambaran
selengkapnya bagi rincian pengalaman perusahaan PT. GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA pada pekerjaan
dengan bidang dan sub bidang yang sejenis, dapat dilihat pada ilustrasi gambar hasil pekerjaan dan tabel Uraian
Pengalaman Kerja Sejenis 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir.
B-1
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Secara umum, kawasan pedesaan yang berada di wilayah pesisir berhadapan dengan faktor bencana dari arah
laut (abrasi, tsunami, kenaikan muka air laut, dll), serta dari arah darat (pencemaran, limpasan air, sedimentasi,
dll). Perubahan paradigma arah pembangunan saat ini yang menitikberatkan pada pengembangan kelautan dan
wilayah pesisir akan mendorong pembangunan-pembangunan di wilayah perdesaan pesisir di seluruh wilayah
Indonesia. Namun pembangunan yang serampangan justru dapat memicu dan meningkatkan kerentanan dan
faktor-faktor penyebab bencana. Untuk menghindari hal-hal tersebut, diperlukan konsep pengembangan
kawasan perdesaan pesisir di Indonesia yang mengedepankan faktor-faktor kerentanan, kearifan lokal, dan
pembangunan ekonomi lokal sehingga dapat menjadi acuan pembangunan di kawasan perdesaan pesisir.
B-2
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Judul Pekerjaan : Rencana Pengembangan Kawasan Perbatasan Indonesia-Papua New Guinea di Papua
Kegiatan Rencana Pembangunan Kawasan Perbatasan Indonesia- Papua New Guinea ini dimaksudkan sebagai
salah satu upaya mendukung percepatan pengembangan Kawasan secara terpadu antara infrastruktur
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sektor lain, dan program pemerintah daerah dalam rangka
meningkatkan daya saing kawasan.
B-3
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
RENCANA
DETAIL
TATA
RUANG
12 KAWASAN
KOTA MAKASSAR
B-4
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Bagian Barat
Wilayah Pantai Selatan Jawa merupakan salah satu wilayah yang memiliki kerawanan bencana. Bencana yang
dominan di wilayah ini adalah longsor, gempa bumi, tsunami, banjir, kekeringan, dan letusan gunung api.
Pemetaan kerawanan bencana di Pantai Selatan Jawa dimuat dalam peta dengan tingkat ketelitian 1:25.000
untuk 28 kabupaten/kota di seluruh wilayah Pantai Selatan Jawa. Hasil pemetaan kerawanan bencana
diserahkan kepada masing-masing pemerintah daerah dilengkapi dengan buku deluxe yang diterbitkan melalui
kegiatan lokakarya yang dilaksanakan pada bulan agustus 2016 di Jakarta yang dihadiri oleh menteri dan
perwakilan instansi-instansi terkait.
B-5
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-6
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-7
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Bimbingan Teknis Penyiapan Peta Dasar untuk Rencana Rinci Kabupaten di Wilayah Jawa adalah fasilitasi
pengadaan dan pengolahan peta citra satelit resolusi skala 1 : 5.000 serta bimbingan teknis GIS untuk
penyusunan rencana rinci tata ruang kabupaten di wilayah Jawa.
B-8
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Nama Proyek Peningkatan Pemetaan Potensi dan Resiko Bencana Lingkungan dan
Perubahan Iklim, 2014
Pemberi Kerja Direktorat Bina Program dan Kemitraan, Ditjen Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum
Secara garis besar, ruang lingkup substansi pekerjaan ini terdiri dari 5 (lima) kegiatan besar, yaitu (1)
Mengidentifikasi bahaya kebencanaan (hazard); (2) Mengembangkan tipologi wilayah/ kawasan bahaya
kebencanan (hazard) berdasarkan kondisi geografis/ fisiotrafis; (3) Melakukan pemetaan kondisi kerentanan
wilayah/ kawasan; (4) Melakukan analisis risiko dan dampak perubahan iklim; dan (5) Mengembangkan dan
menyusun peta risiko bencana lingkungan dan perubahan iklim dalam bentuk album peta.
B-9
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Nama Proyek Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota
Bandung (MY 2013-2014)
B-10
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Penyelenggaraan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Penataan Ruang Kabupaten di Wilayah II Berbasis GIS ini dimaksudkan
untuk melakukan pengendalian pemanfaatan ruang pasca ditetapkannya Perda RTRW Kabupaten.
Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan kinerja penyelenggaraan penataan ruang melalui Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan
Penataan Ruang Kabupaten di Wilayah II Berbasis GIS.
B-11
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Pemberi Kerja Direktorat Bina Program dan Kemitraan, Ditjen Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum
Kemitraan merupakan salah satu upaya Pemerintah untuk memenuhi perwujudan struktur dan pola ruang
sebagaimana tertuang dalam RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) baik ditingkat Nasional, Provinsi,
Kabupaten, dan Kota.
Pada tahun 2012 Direktorat Jenderal Penataan Ruang melakukan percontohan penyusunan program
kemitraan dalam rangka implementasi RTRW di 2 (dua) lokasi meliputi satu di bagian barat Indonesia dan
yang lain di bagian timur Indonesia. Untuk bagian timur Indonesia dipilih Kota Parepare yang merupakan
bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare,
dan RTRW Kota Parepare sudah di-Perda-kan.
B-12
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
KAPET SASAMBA
KAPET PAREPARE
KAPET MANADO-
BITUNG
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk melengkapi Lampiran Raperpres sebagai landasan hukum untuk
pengembangan wilayah dan pembangunan pada KAPET Manado-Bitung, KAPET Sasamba, dan KAPET
Parepare sebagai penjabaran dan perwujudan RTRWN.
Sasaran dari kegiatan ini adalah :
1) Teridentifikasinya kebutuhan data untuk penyiapan peta struktur ruang dan peta pola ruang KSN KAPET
Manado-Bitung, Parepare, dan Sasamba.
2) Tersusunnya data spasial dari sektor dan daerah dalam format dan tingkat kedetilan sesuai dengan
skala 1 : 50.000 untuk KAPET Manado-Bitung, Parepare, dan Sasamba.
3) Tersusunnya peta struktur ruang dan peta pola ruang KAPET Manado-Bitung, Parepare, dan Sasamba
skala 1 : 50.000 yang sesuai dengan spesifikasi teknis pemetaan nasional.
B-13
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Pemberi Kerja Satker Pembinaan Penatan Ruang Nasional, Ditjen Penataan Ruang
Kementerian Pekerjaan Umum
NO PANJANG
PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR WAKTU PELAKSANAAN
(Km)
1 Program Pemantapan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang 1.070,9 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Sei Pinyuk – Pontianak – Tayan – Nangatayap – Batas Kalimantan Prioritas 1 Tahun Pertama"
Tengah (Kudangan) – Penopa – Nangabulik – Pangkalan Bun – Sampit – Kotabesi –
Kasongan – Palangka Raya – Pulang Pisau – Kuala Kapuas – Batas Kalimantan
Selatan – Banjarmasin – Liang Anggang
2 Program Pengembangan Jaringan Jalan Arteri Primer Lintas Tengah Pulau 172,5 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
Kalimantan yang menghubungkan Sei Pinyuk – Sosok – Tanjung Prioritas 1 Tahun Pertama"
3 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 166,2 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Tanjung – Balai Karangan – Entikong – Batas Negara, Tayan – Prioritas 1 Tahun Pertama"
Sosok
4 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 314,3 2015-2016 (Target sd 2019) "Program
menghubungkan Liang Anggang – Martapura – Rantau – Kandangan – Pantai Prioritas 1 Tahun Pertama"
Hambawang – Barabai – Paringin - Tanjung – Muara Koman – Batu Sopang –
Kuaro
5 Program pemantapan jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan Tanah 199,5 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
Hitam – Sambas – Pemangkat – Singkawang – Mempawah – Sei Pinyuk Prioritas 1 Tahun Pertama"
6 Program pemantapan jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan Liang 458,8 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
Anggang – Pleihari – Pagatan – Batulicin – Batuaji – Tanah Grogot – Kuaro Prioritas 1 Tahun Pertama"
7 Program pemantapan jaringan jalan kolektor primer yang menghubungkan 824,6 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
Samarinda – Bontang – Sangata – Simpang Perdau – Muarawahau – Labanan – Prioritas 1 Tahun Pertama"
Tanjung Redeb – Tanjung Selor – Malinau – Mesalong – Simanggaris
8 Program Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang 24,9 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Tanjung – Sanggau Prioritas dalam 5 Tahun"
9 Program Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang 1.028,7 2015-2016 (Target sd 2019) "Program
menghubungkan Sekadau – Tebelian – Nangapinoh, Tumbang Samba – Rabambang Prioritas 1 Tahun Pertama"
– Tumbang Jutuh – Kuala Kurun – Puruk Cahu – Muaralaung – Muarateweh –
Damai – Simpang Blusuh – Resak – Kotabangun – Tenggarong – Loa Janan –
Samarinda
10 Program Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang 122,3 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Nangabadau – Putussibau Prioritas 1 Tahun Pertama"
11 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 177,2 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Anjungan – Bengkayang – Sanggauledo – Jagoibabang Prioritas dalam 5 Tahun"
12 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 25,4 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Tanah Hitam – Galing Prioritas dalam 5 Tahun"
13 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 231,1 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Tebelian - Sintang - Putussibau Prioritas 1 Tahun Pertama"
14 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 104,1 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Ketapang – Nangatayab Prioritas 1 Tahun Pertama"
15 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 106,3 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Rabambang – Tumbang Taleken – Takaras – Simpang Sungai Prioritas 1 Tahun Pertama"
Asem
16 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 183,1 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Muara Teweh – Ampah – Tamiang Layang – Kelua Prioritas 1 Tahun Pertama"
17 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 100,7 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Barabai – Mabuun Prioritas 1 Tahun Pertama"
18 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 24,9 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Simpang Serapat – Benua Anyar Prioritas 1 Tahun Pertama"
19 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 77,6 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Simpang Perdau – Maloi Prioritas dalam 5 Tahun"
20 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 201,9 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Simpang Blusuh – Damai – Sendawar – Long Bangun – Long Prioritas dalam 5 Tahun"
Pahangai
21 Program Pemantapan Jaringan Jalan Lintas Selatan Pulau Kalimantan yang 63,1 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Tanah Hitam – Temajo Prioritas 1 Tahun Pertama"
22 Program Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Tengah Pulau Kalimantan yang 180,8 2015-2016 (Target sd 2019) "Program
menghubungkan Nangapinoh – Batas Kalimantan Tengah – Tumbang Nanga – Prioritas daam 5 Tahun"
Tumbang Senamang – Tumbang Samba
23 Program Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang 114,6 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Temajo – Aruk – Jagoibabang Prioritas 1 Tahun Pertama"
24 Program Pengembangan Jaringan Jalan Lintas Utara Pulau Kalimantan yang 134,7 2012-2014 (Target sd 2014) "Program
menghubungkan Malinau – Long Semamu – Long Bawan – Long Midang Prioritas 1 Tahun Pertama"
25 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 134,7 2012-2016 (Target sd 2024) "Program
menghubungkan Malinau – Long Midang Prioritas 1 Tahun Pertama"
26 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 95,5 2012-2016 (Target sd 2024) "Program
menghubungkan Mesalong – Tanlumbis Prioritas 1 Tahun Pertama"
27 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 187,8 2012-2016 (Target sd 2024) "Program
menghubungkan Palangkaraya – Bukittiti – Buntok – Ampah Prioritas 1 Tahun Pertama"
28 Program Pengembangan Jaringan Jalan Pengumpan Pulau Kalimantan yang 35,8 2012-2016 (Target sd 2024) "Program
menghubungkan Galing – Aruk – Batas Negara Prioritas 1 Tahun Pertama"
Rencana Program Terpadu dan Program Investasi infrastruktur jangka Menengah (RPI2JM) adalah rencana
dan program pembangunan infrastruktur tahunan dalam periode tiga (3) hingga lima (5) tahun, yang
mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah,
pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha.
Maksud penyusunan Rencana Pogram Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Pulau Kalimantan adalah
untuk mewujudkan rencana struktur ruang yang telah ditetapkan baik dalam RTR Pulau maupun RTRWN
dengan tujuan terwujudnya komitmen bersama anatarsektor pemerintah daerah dalam sebuah rencana
B-14
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-15
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-16
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-17
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-18
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Masterplan Kawasan
Pelabuhan Laut dan Pra Design
k d l
B-19
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang bangun
suatu lingkungan/kawasan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang yang memuat rencana
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana
investasi, ketentuan pengendalian rencana dan pedoman pengendalian pelaksanaan
pengembangan lingkungan/kawasan.
B-20
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-21
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-22
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-23
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Nama Proyek Analisa Dampak Lingkungan Lalu lintas Pacuan Kuda dan Equistrian di Jatinangor,
2009
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”) dalam Pasal
1 angka 2 menyatakan bahwa Lalu lintas adalah gerak ken Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”) dalam Pasal 1 angka 2 menyatakan bahwa Lalu lintas adalah
gerak kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan. Di satu sisi, Pembangunan/ pengembangan
properti, baik itu perumahan, pusat perbelanjaan, apartemen, dan sebagainya,
B-24
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Pengertian Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1 adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti
lain analisis dampak lingkungan hidup adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan
mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif pencegahannya.
B-25
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-26
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-27
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-28
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-29
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-30
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Waduk Jatigede
B-31
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-32
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-33
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
B-34
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
Tabel B.1 Daftar Pengalaman Kerja Sejenis Perusahaan Kurun Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2016
Tahun 2016
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Penataan Ruang
Tahun 2015
Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Satker
Pusat Pengembangan Kawasan Rencana Pengembangan Kawasan
2 Strategis Kementeria Pekerjaan Perbatasan Indonesia- Papua New Tata Lingkungan 6 bln 104 ob 2.785.717.000 -
Umum dan Perumahan Rakyat Guinea Di Papua
B-36
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah Satker
Pusat Pengembangan Kawasan
Perkotaan Kementerian Penyusunan DED Untuk
5 Pekerjaan Umum dan Pengembangan Ecodistrict Di Kota Tata Lingkungan 5 bln 46 ob 1.580.000.000 -
Perumahan Rakyat Mataram dan Kota Bandung
B-37
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2014
Satker Pengembangan
Perkotaan Direktorat Jenderal Bimbingan Teknis Rencana Detail Tata
3. Penataan Ruang Ruang Kota Bandung (MY 2013-2014)- Tata Lingkungan 12 bln 86 ob 1.662.738.000 -
Th 2
B-38
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Badan Perencanaan
Penyusunan Rencan Detail Tata Ruang
Pembangunan Daerah
Kawasan Strategis Kabupaten Bintan Tata Lingkungan 6 bln 24 ob 258.060.000 -
6. Kabupaten Bintan
B-39
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2013
Satker Pengembangan
Bimbingan Teknis Rencana Detail Tata
3. Perkotaan Direktorat Jenderal Tata Lingkungan 7 bln 52 ob 840.455.000 -
Ruang Kota Bandung (MY 2013-2014)
Penataan Ruang
6. Dinas Permukiman dan Penyusunan Rencana Pengembangan Tata Lingkungan 5 bln 56 ob 740.412.000 -
B-40
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2012
2. Dinas DISKIMRUM Perencanaan teknis sarana dan Tata Lingkungan 3 bln 33 ob 670.912.000 -
prasrana relokasi penduduk eks Waduk
B-41
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
9. Dinas Perhubungan KUKAR Perencanaan Pembangunan Dermaga Tata Lingkungan 2 bln 20 ob 746.400.000 -
B-42
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Badan Perencanaan
10. Pembangunan Daerah Kota Water front City Cirebon Tata Lingkungan 6 bln 42 ob 605.000.000 -
Cirebon
Tahun 2011
B-43
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Satker Pemberdayaan
Visualisasi Penyelenggaraan
12. Perumahan Swadaya Tata Lingkungan 5 bln 25 ob 518.199.000 -
Perumahan Swadaya
Kem.Perumahan Rakyat
B-44
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2010
Badan Perencanaan
Rencana Induk Pariwisata Kabupaten
4 Pembangunan , Litbang dan Tata Lingkungan 4 bln 29 ob 844.990.000 -
Bolaang Mongondow Timur
Penanaman Modal
Penyiapan Program/Kegiatan
Kementerian Perumahan Rakyat Penanganan Lingkungan Permukiman
6. Satker Kementerian Perumahan Kumuh di Perkotaan Tata Lingkungan 6 bln 30 ob 519.530.000 -
Rakyat
B-45
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tahun 2009
Tahun 2008
B-46
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTA
No Pengguna Jasa Sumber Dana Uraian Pekerjaan Lingkup Pekerjaan Periode Orang Bulan Nilai Kontrak Mitra Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8
Tata Lingkungan
Rencana Induk Pengembangan Pengembangan Kota dan
5. BAPPEDA Kabupaten Subang Wilayah 5 bulan 35 ob 549.995.000 -
Pariwisata Kabupaten Subang
B-47
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C. URAIAN PENGALAMAN
KERJA SEJENIS
C-0
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-1
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-2
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan SNVT Penyediaan
Perumahan Provinsi Papua Barat
2. Nama Paket Pekerjaan : Konsultan Manajemen Provinsi Papua
3. Lingkup Produk Utama : • Tersalurnya dana BSPS dan terlaksananya
pembangunan/peningkatan kualitas rumah oleh penerima bantuan
secara tepat sasaran, tepat penggunaan, dan tepat waktu
4. Lokasi Proyek : Papua Barat
5. Nilai Kontrak : Rp. 951.170.000
6. No. Kontrak : 12/HK.02.03/KONTR/PPERUM-PB/KMP-PB/III/2017
7. Waktu Pelaksanaan : 31 Maret 2017 – 28 Desember 2017 Jml : 9 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat : -
Negara Asal : -
C-3
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-4
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Dinas Lingkungan Hidup Badan Pengelolaan Sampah Regional Provinsi
Jawa Barat
2. Nama Paket Pekerjaan : Penelitian Studi Pemilihan Lokasi TPPAS Regional BEKARPUR
3. Lingkup Produk Utama : • Tersusunnya dokumen kelayakan calon lokasi TPA terhadap
rencana pembangunan TPPAS Regional Bekarpur yang meliputi 4
(empat) calon lokasi.
• menentukan lokasi terplih dari 4 (empat) calon lokasi yang telah
teridentifikasi dalam studi sebelumnya dalam rangka rencana
Pengelolaan Sampah Regional Bekarpur
4. Lokasi Proyek : Bekasi, Karawang dan Purwakarta
5. Nilai Kontrak : Rp. 716.725.000
6. No. Kontrak : 602.1/19/SPPP/PENELITIAN –BEKARPUR/275/C133/VIII/2017
7. Waktu Pelaksanaan : 8 Agustus 2017 – 20 Desember 2017 Jml : 4,5 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat : -
Negara Asal : -
C-5
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-6
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Tata Ruang
2. Nama Paket Pekerjaan :
Penyusunan RTBL dan Raperwal Penataan Kawasan Sungai Cilember
3. Lingkup Produk Utama :
• Mengindikasikan batas optimal pengaruh kecenderungan
perkembangan tersebut guna penentuan batas dan luas sebagai
pusat perkembangan kegiatan.
• Menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas
penggunaan ruang bagian wilayah kota.
• Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan
lingkungannya, yang tercermin dalam pola intensitas penggunaan
ruang bagian wilayah kota.
• Memanfaatkan ruang secara optimal yang tercermin dalam
penentuan jenjang fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan kota dan
sistem jaringan jalan kota.
• Tercapainya pengendalian, pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik untuk setiap bagian wilayah kota secara terukur
baik kualitas maupun kuantitasnya
4. Lokasi Proyek : Kota Cimahi
5. Nilai Kontrak : Rp. 176.137.000
6. No. Kontrak : 02/SP/RTBL.CLB/PPK/DPUPR/2017
7. Waktu Pelaksanaan : 5 September 2017 – 3 Desember 2017 Jml : 3 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat : -
Negara Asal : -
C-7
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-8
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Dinas Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sukabumi
2. Nama Paket Pekerjaan :
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan
Citepus Kec. Palabuhanratu Kab. Sukabumi
3. Lingkup Produk Utama : • Mengindikasikan batas optimal pengaruh kecenderungan
perkembangan tersebut guna penentuan batas dan luas sebagai
pusat perkembangan kegiatan.
• Menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas
penggunaan ruang bagian wilayah kota.
• Menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan
lingkungannya, yang tercermin dalam pola intensitas penggunaan
ruang bagian wilayah kota.
• Memanfaatkan ruang secara optimal yang tercermin dalam penentuan
jenjang fungsi pelayanan kegiatan-kegiatan kota dan sistem jaringan
jalan kota.
• Tercapainya pengendalian, pengawasan pelaksanaan pembangunan
fisik untuk setiap bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas
maupun kuantitasnya
4. Lokasi Proyek : Kaw Citepus Kab Sukabumi
5. Nilai Kontrak : Rp. 372.985.000
6. No. Kontrak : 640/SPK-448/PPK-RTBLCITEPUS
7. Waktu Pelaksanaan : 5 Mei 2017 – 1 September 2017 Jml : 4 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat : -
Negara Asal : -
C-9
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-10
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-11
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-12
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-13
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-14
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-15
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-16
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-17
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-18
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-19
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-20
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-21
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-22
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-23
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-24
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-25
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-26
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-27
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-28
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-29
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-30
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-31
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-32
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-33
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-34
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-35
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-36
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-37
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-38
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-39
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-40
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Direktorat Jenderal Penatan Ruang Satker Pembinaan
Penataan Ruang Nasiona
2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Pedoman Penataan Ruang Wilayah Nasional
3. Lingkup Produk Utama : • Tersusunnya materi teknis Pedoman Konsultasi Publik
Dalam Penataan Ruang dan Pedoman Pemanfaatan
Ruang Daerah Rawa serta tersempurnakan materi teknis
dan penyusunan Pedoman Pemanfaatan Ruang di
Sekitar Sungai
4. Lokasi Proyek : Batam, Semarang dan Banjarmasin
5. Nilai Kontrak : Rp. 2.296.442.500
6. No. Kontrak : 77/HK.02.03/PPK-PWN/2014
7. Waktu Pelaksanaan : 27 Maret 2014 – 27 Nov 2014 Jml : 8 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) : PT.GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA
Alamat : -
Negara Asal : -
C-41
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-42
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Satker Pengembangan Perkotaan Direktorat Jenderal
Penataan Ruang
2. Nama Paket Pekerjaan : Bimbingan Teknis Rencana Detail Tata Ruang Kota Bandung
(MY 2013-2014) Th 2
3. Lingkup Produk Utama : • Terselenggaranya kegiatan bimbingan teknis
penyusunan RDTR Kota Bandung untuk mempercepat
penyelesaian RDTR Kota Bandung
4. Lokasi Proyek : Kota Bandung
5. Nilai Kontrak : Rp. 1.662.738.000
6. No. Kontrak : 108/SPKAK/RC.7-SKPP/2-13
7. Waktu Pelaksanaan : 7 Januari 2014 – 31 Des 2014 Jml : 12 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) : PT.GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA
Alamat : -
Negara Asal : -
C-43
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-44
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-45
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-46
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-47
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-48
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-49
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-50
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-51
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-52
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-53
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-54
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-55
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-56
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-57
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-58
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-59
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-60
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-61
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-62
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-63
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-64
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-65
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-66
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
Satker Bina Program dan Kemitraan Direktorat Jenderal
Penataan Ruang
2. Nama Paket Pekerjaan : Monitoring dan di Wilayah Evaluasi Pelaksanaan Penataan
Ruang Kabupaten di Wilayah II Berbasis GIS
3. Lingkup Produk Utama : • Merekomendasi pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang hasil overlay antara anatara rencana
tata ruang dengan pemanfaatan ruang dengan system
GIS
4. Lokasi Proyek : Manado-Bitung, Parepare dan Sasamba
5. Nilai Kontrak : Rp. 1.127.819.000
6. No. Kontrak : KU.11/PPDJPR-BPK/IV/2013
7. Waktu Pelaksanaan : 23 April 2013 – 9 Des 2013 Jml : 7 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) : PT.GRHAYASA NUSACITRA ESTIMA
Alamat : -
Negara Asal : -
C-67
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-68
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-69
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-70
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-71
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-72
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-73
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-74
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-75
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-76
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-77
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-78
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-79
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-80
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-81
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-82
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-83
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-84
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-85
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-86
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-87
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-88
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-89
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-90
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-91
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-92
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-93
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-94
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-95
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-96
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-97
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-98
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-99
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-100
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-101
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-102
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa :
2. Nama Paket Pekerjaan : Up dating dan perluasan data sipotenda kab kutai
kartanegara melalui google map berbnasis websig
3. Lingkup Produk Utama : • Tersusunya Up dating dan perluasan data sipotenda kab
kutai kartanegara melalui google map berbnasis websig
4. Lokasi Proyek : Kab Kutai
5. Nilai Kontrak : Rp. 1.252.460.00.-
6. No. Kontrak : 050/.13/1115/bapp-5.11/10/2012
7. Waktu Pelaksanaan : 24 Oktober 2012 – 29 Desember 2012
Jml : 2 Bln
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada) :
Alamat : -
Negara Asal : -
C-103
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-104
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-105
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-106
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-107
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-108
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-109
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-110
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-111
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-112
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-113
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-114
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-115
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-116
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-117
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-118
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-119
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-120
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-121
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-122
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-123
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-124
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-125
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-126
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-127
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-128
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-129
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-130
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-131
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-132
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-133
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-134
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-135
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-136
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-137
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-138
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-139
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-140
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-141
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-142
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-143
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-144
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-145
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-146
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-147
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-148
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
1. Pengguna Jasa : Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Banca Aceh
2. Nama Paket Pekerjaan : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah di
Kabupaten Aceh Jaya
3. Lingkup Produk Utama : - Melakukan review terhadap RTRW
Kabupaten/Kota sebelumnya
- Mengumpulkan data-data dan mengadakan
survey lapangan.
- Menetapkan batas wilayah perencanaan kawasan
perekonomian di Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam
- Melakukan analisis terhadap berbagai data dan
informasi yang sudah didapatkan
- Menyusun konsep rencana dengan sudah
memperhatikan arahan dalam Rencana Induk
4. Lokasi Proyek : Aceh Jaya
5. Nilai Kontrak : Rp. 662.156.000.-
6. No. Kontrak : 01-AC/CTR/TRPW/DBC/APBA/2009
7. Waktu Pelaksanaan : 08 Juni 2009 – 17 Nop 2009 Jmlh. 5
8. Nama Pemimpin Kemitraan (jika ada)
Alamat : -
Negara Asal : -
C-149
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-150
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-151
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-152
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-153
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-154
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-155
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-156
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-157
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-158
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-159
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-160
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-161
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-162
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-163
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
C-164
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
D.
TANGGAPAN DAN
SARAN TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA (KAK)
D-0
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Setelah mempelajari dokumen Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara seksama, pihak konsultan berpendapat
bahwa secara garis besar KAK untuk kegiatan “Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan
Sempadan Pantai” sudah cukup jelas. KAK cukup memberikan gambaran dan pedoman tentang latar belakang
kegiatan, maksud dan tujuan, ruang lingkup, metode pelaksanaan pekerjaan serta hasil yang diharapkan. Selain
itu, KAK juga cukup memberikan arahan yang jelas dan komprehensif bagi pihak penyedia jasa dalam
melaksanakan pekerjaan yang dimaksud. Tanggapan terhadap KAK adalah sebagai berikut:
Sejumlah upaya dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti melakukan pembangunan
secara vertikal dengan memanfaatkan ruang udara maupun ruang di dalam bumi, pengembangan kawasan
perkotaan baru, maupun dengan perluasan area di sekitar area pantai, khususnya di kawasan perkotaan
pada daerah pesisir atau tepi pantai. Sempadan pantai sendiri merupakan bagian kegiatan di tepi pantai yang
dilakukan oleh orang dalam rangka meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan
dan sosial ekonomi. Meskipun sempadan pantai dapat dijadikan solusi bagi pemenuhan kebutuhan lahan,
namun perlu dilakukan pengaturan terhadap pemanfaatan kawasan tersebut agar dapat tetap berfungsi
lindung terhadap ekosistem pantai.
Urgensi Penetapan batas sempadan pantai telah ditetapkan melalui Peraturan Presiden Nomor 51 tahun
2016 tentang Batas Sempadan Pantai (Perpres 51/2016) adalah:
1. PERPRES tentang Batas Sempadan Pantai (Perpres BSP) tidak hanya mengatur tentang cara
menghitung lebar Batas Sempadan Pantai, tetapi juga memberikan norma-norma yang akan menjadi
acuan seluruh Daerah dalam pengaturan kegiatan di kawasan sempadan pantai yang telah ditentukan
lebar batas sempadan pantainya.
2. Batas Sempadan Pantai yang telah ditentukan oleh Pemda Provinsi (khusus DKI) dan Pemda Kab/Kota
perlu ditetapkan ke dalam bentuk Perda karena bukan hanya mengatur ketentuan mengenai garis batas
sempadan pantai tetapi juga memuat pengaturan yang akan mengikat publik terkait kepentingannya di
kawasan sempadan pantai, membatasi / bahkan menghilangkan hak-hak publik di kawasan sempadan
pantai, menimbulkan kewajiban untuk menaati ketentuan pengaturan, serta adanya sanksi pelanggaran.
D-1
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
3. Perda RTRW / RZWP3K hanya mengatur pengalokasian ruang sebagai kawasan sempadan pantai,
namun belum mengatur secara detail lebar batas sempadan pantai dan ketentuan pemanfaatan di
kawasan sempadan pantai.
4. Pemda Provinsi (khusus DKI) dan Pemda Kab/Kota perlu diberikan batas waktu dalam menetapkan
batas sempadan pantai (paling lama 5 (lima) tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini diundangkan)
agar Perpres ini dapat ditaati dan mempunyai kekuatan memaksa.
Bentuk-bentuk pengaturan yang telah dilakukan oleh Pemerintah terkait penataan ruang di kawasan pesisir
atau tepi pantai ini seperti penetapan sempadan pantai sebagai salah satu bentuk dari kawasan perlindungan
setempat yang harus termuat dalam rencana pola ruang wilayah nasional, provinsi, maupun kabupaten/kota
sebagaimana diatur dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Selain itu, dalam PP Nomor
13 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) dijabarkan pula mengenai kriteria penetapan sempadan pantai. Untuk pengaturan yang
lebih detail dan khusus mengenai kawasan tepi pantai perlu ditetapkan lebih lanjut, yang juga memberikan
norma-norma yang akan menjadi acuan seluruh Daerah dalam pengaturan kegiatan di kawasan sempadan
pantai yang telah ditentukan lebar batas sempadan pantainya..
Salah satu upaya tersebut dapat dituangkan dalam bentuk Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan
Sempadan Pantai yang secara khusus memuat ketentuan umum mengenai persyaratan, tipologi, dan aspek
yang perlu diwujudkan di kawasan sempadan pantai; serta ketentuan teknis mengenai struktur ruang, pola
ruang, pengelolaan lingkungan, prasarana dan sarana, dan fasilitas yang disyaratkan di kawasan sempadan
pantai.
Konsultan menilai bahwa inti dari maksud dan tujuan kegiatan ini sudah cukup jelas adalah untuk untuk
menyediakan dasar penyusunan Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai yang dapat menjadi
panduan bagi Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menata kawasan sempadan pantai.
- untuk menyediakan acuan/panduan berupa ketentuan pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai dalam
rangka mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan bagi Pemerintah, pemerintah
daerah, dan pemangku kepentingan lainnya sesuai dengan dinamika kebutuhan pembangunan nasional
yang terjadi saat ini dan masa depan
D-2
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
- untuk menyediakan acuan/panduan yang memberikan jaminan terhadap pemanfaatan ruang kawasan
sempadan pantai sebagai kawasan lindung yang lestari dan berkelanjutan sebagaimana telah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dan Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun
2017 tentang perubahan Peraturan Pemerintah 26 Tahun 2008 tentang RTRWN.
Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah tersusunnya acuan/panduan berupa ketentuan pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai sesuai kaidah kelestarian lingkungan dan sesuai dinamika kebutuhan pembangunan
nasional yang terjadi saat ini dan masa depan yang mendorong terwujudnya penataan ruang yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan.
Maksud dan tujuan di atas tentunya harus berlandaskan pada kerangka keterpaduan pembangunan yang
mengedepankan kepentingan wilayah atau kawasan yang lebih luas melalui pelaksanaan prinsip-prinsip sinergi
pembangunan (development synergy) dan kemanfaatan bersama (complementary benefit).
Sasaran terkait dengan pengkajian efektivitas instrumen pemanfaatan ruang dan pengelolaan kawasan
sempadan pantai melalui aturan yang telah diterapkan oleh pemerintah serta pengkajian regulasi/kebijakan
Kementerian/Lembaga yang dilakukan melalui studi literatur maupun kajian terhadap hasil studi terdahulu
meliputi:
1. Tersedianya hasil kajian dan analisis instrumen pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Indonesia
yang berkaitan dengan implementasi kebijakan/aturan yang telah diterapkan oleh banyak pemerintah
kabupaten/kota;
2. Teridentifikasinya hubungan antara kegiatan wilayah pantai dengan kegiatan wilayah pesisir;
3. Teridentifikasinya klasifikasi dan karakteristik wilayah pantai di Indonesia;
4. Teridentifikasinya kriteria pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Indonesia;
5. Terinventarisasinya permasalahan dan dampak fisik, sosial, budaya terhadap kualitas ruang di kawasan
sempadan pantai akibat keberadaan bangunan dan kegiatan yang berpotensi dan merusak lingkungan
sekitar maupun mengganggu ekosistem pantai;
6. Teridentifikasinya peran dan tanggung jawab berbagai kepentingan dalam rangka pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai untuk menghindari terjadinya tumpang tindih kewenangan dan benturan
kepentingan demi kelestarian lingkungan dan ekosistem pantai;
D-3
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
7. Teridentifikasinya kendala dan permasalahan penerapan instrumen terkait pemanfaatan ruang kawasan
sempadan pantai;
8. Teridentifikasinya capaian/keberhasilan penerapan kebijakan/aturan terkait pemanfaatan ruang kawasan
sempadan pantai untuk kemudian dapat dilakukan evaluasi dan dirumuskan kebutuhan pengaturan yang
optimal.
Sedangkan sasaran terkait dengan perumusan muatan materi pengaturan pedoman pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai meliputi:
Pencapaian terhadap pemenuhan sasaran dalam KAK di atas perlu diupayakan dengan tanpa
mengesampingkan:
1. Koordinasi antar pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan. Untuk lebih dapat memahami jalan pikiran
dan sebagai wadah tukar pikiran serta pendapat, perlu diadakan diskusi intensif dengan pemilik pekerjaan
dan pemangku kepentingan (stakeholders) setempat
D-4
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
2. Sumber daya ( resources = in put ). Terkumpulkannya data dan informasi akurat yang diperlukan dalam
proses perencanaan
3. Prosesnya yang mempunyai prosedur tetap dengan standar dan cara kerja yang baik sehingga
menghasilkan produk yang bermutu.
4. Hasil (out put) baik secara kualitatif dan kuantitatif. Masyarakat percaya akan mutu kemanfaatan dan
keamanan produk yang dihasilkan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan Penyusunan Materi Teknis Pedoman Perencanaan Tata Ruang di
Kawasan Reklamasi Pantai ini antara lain melalui Konsinyasi, workshop/lokakarya, studi literatur, dan Focused
Group Discussion (FGD).
Dengan demikian adanya ruang lingkup kegiatan di atas diharapkan akan tercapai dan terciptanya perencanaan
yang efektif, tepat guna dan tepat sasaran sesuai dengan aturan dan pedoman yang berlaku. Untuk
mempertajam ruang lingkup ini maka akan dilakukan pendetaialan melalui tahapan pekerjaan, yang dituangkan
kedalam suatu penjelasan dalam pendekatan metodologi serta bentuk matriks/tabulasi pada jadwal pekerjaan ini.
D-5
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Perencanaan harus dibuat dengan cermat, lengkap, terpadu dan dengan tingkat kesalahan paling minimal.
Namun dari hasil perencanaan bukanlah dikumen yang bebas dari koreksi karena sebagai acuan bagi tahapan
pelaksanaan dan pengendalian, perencanaan harus terus disempurnakan secara iterative untuk menyesuaikan
dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi pada proses selanjutnya.
Secara kontraktual konsultan bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan dalam kegiatan
operasionalnya konsultan akan mendapatkan bantuan/bimbingan dalam menentukan arah pekerjaan
perencanaan dari Pejabat Pelaksana Teknis, pengelola administrasi, pengelola keuangan, pengelola teknis yang
di tunjuk dan bertanggung jawab kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Terkait dengan pendekatan partisipatif, Tim Tenaga Ahli harus melaksanakan rapat kemajuan perkerjaan
penyusunan kegiatan ini setiap Bulan disyaratkan dan disetujui oleh Tim Teknis. Rapat tersebut merupakan
waktu kerja dengan Tim Teknis untuk meninjau kemajuan dan jadwal, permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan pekerjaan dan peluang penyelesaiannya, mengindentifikasi tindakan yang diperlukan dan
menindak lanjuti yang telah disetujui untuk dilaksanakan, serta mengatur pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Laporan kemajuan pekerjaan dan informasi tentang jadwal harus disiapkan untuk rapat tersebut. Dari waktu ke
waktu, Tim Teknis juga harus selalu meminta Konsultan untuk melaksanakan pertemuan untuk melaporkan
status pekerjaan ini dan kemajuan pekerjaan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan
Pantai kepada Tim Teknis, Supervisi dan yang lainnya.
Proses pelaksanaan pekerjaan dalam KAK ini oleh konsultan akan didetailkan dan disinkronkan tahapan
pekerjaan, yang dituangkan kedalam suatu penjelasan dalam pendekatan metodologi serta bentuk
matriks/tabulasi pada jadwal pekerjaan ini.
Untuk menyikapi hal tersebut, maka strategi keunggulan yang ditawarkan oleh Pihak Konsultan adalah
pengalokasian kegiatan dan tenaga ahli dirumuskan sedemikian rupa sehingga seefektif mungkin dapat
menghemat waktu pelaksanaan kegiatan dan supervisi dengan Pihak Pemberi Kerja maupun Pemerintah
Daerah.
D-6
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Untuk lebih melancarkan kegiatan ini, maka perlu ditunjang juga keberadaan tenaga penunjang dalam
pelaksanaan koordinasi dan survey di lapangan. Dengan tambahan tenaga ini, maka waktu penyelesaian
pekerjaan diharapkan sesuai dengan dengan target yang telah ditetapkan.
Konsultan berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar untuk membuat pelaporan semata, tapi juga laporan-
laporan yang disampaikan sekaligus dapat dijadikan proses pembelajaran serta pedoman untuk instansi instansi
lainnya di jajaran pemerintah daerah dalam mengawasi suatu bangunan dengan baik sesuai dengan keluaran
pekerjaan ini.
D-7
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
E. URAIAN PENDEKATAN
DAN METODOLOGI
E-0
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
E.1 PENDEKATAN
E.1.1 Pendekatan Umum
Pendekatan masalah yang merupakan suatu cara untuk memahami permasalahan sesuai dengan konsep-
konsep kebijakan dan norma-norma yang ada/berkembang sehingga dapat dilakukan pemecahan masalah
dengan benar/optimal. Permasalahan yang muncul dalam pekerjaan ini seperti yang sudah tertulis dalam
Kerangka Acuan Kerja akan dibuatkan solusinya dengan memahami permasalahan tersebut dari sisi teoritis,
kebijakan-kebijakan yang ada maupun pengalaman yang pernah/sering terjadi. Pendekatan ini juga merupakan
pemahaman terhadap pekerjaan sesuai dengan yang terdapat dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), sehingga
dapat dilakukan penyelesaian yang tepat sebagaimana diminta dalam ketentuan yang ada dalam KAK.
Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Pendekatan normatif
Hasil kajian dirumuskan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang ada yang
mencakup peraturan perundang-undangan bidang penataan ruang dan peraturan perundang-undangan
sektoral terkait dengan penataan ruang, sehingga dapat diidentifikasi hal – hal yang terkait dengan
penataan ruang.
2. Pendekatan pragmatis
Hasil kajian dirumuskan dengan memperhatikan kecenderungan penyelenggaraan penataan ruang yang
ada dilapangan maupun dipusat sehingga dapat diidentifikasi peluang dan tantangan dalam
penyelenggaraan penataan ruang.
3. Pendekatan partisipatif
Hasil kajian dirumuskan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang terkait dengan agenda-
agenda penyelenggaraan penataan ruang ke depan, antara lain dilakukan melalui forum FGD dengan
pelaku penyelenggaraan penataan ruang di pusat dan daerah. Proses penyusunan Penyusunan Materi
Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai melibatkan stakeholder (pemerintah,
masyarakat dan swasta) dengan mensinergikan pendekatan top-down dan bottom-up. Metoda yang dapat
digunakan dapat berupa focus group discussion (FGD) dengan stakeholder terbatas; konsultasi publik;
temu warga; dan lain-lain.
4. Pendekatan Keruangan
Dalam pendekatan ini dilakukan sinkronisasi program pembangunan dengan aspek keruangan terutama
yang menyangkut masalah jumlah, standar, lokasi dan distribusinya. Selain itu, sinkronisasi program
pembangunan ini menjadi pengikat dan penunjang perwujudan struktur dan pola ruang di daerah.
Pendekatan ini mempertimbangan beberapa aspek, seperti :
a. Kedudukan, fungsi, dan peran wilayah perencanaan dalam konteks yang lebih luas (regional, atau
antar-regional dan global);
b. Kecenderungan perkembangan pusat-pusat pengembangan kawasan; dan
c. Daya dukung wilayah.
E-1
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
5. Pendekatan Kemitraan
Pendekatan ini dimaksudkan untuk memberi peran serta masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan
penataan ruang.
6. Pendekatan Kelembagaan
Implementasi keterpaduan program pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang kawasan
memerlukan pengelolaan yang sinergis melalui peranserta lembaga masing-masing wilayah dan sektor.
7. Pendekatan Kebijakan
Pendekatan ini untuk mengkaji sejauh mana efektifitas dari perangkat pengendalian pembangunan baik
yang dibuat oleh pusat maupun daerah. Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar
pendekatan kebijakan diantaranya :
1. UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk Dan Tata Cara Peran Masyarakat
Dalam Penataan RuangPeraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten atau Kota
5. Peraturan Daerah Provinsi dan kabupaten/kota yang termasuk lingkup wilayah studi
8. Pendekatan Legalitas
Pendekatan legalitas ini pada dasarnya adalah mengakomodasikan semua legalitas yang sudah pernah
dibuat dan berlaku untuk menjadi pedoman pada pengembangan selanjutnya. Yang menjadi pedoman
tentu merupakan legalitas yang tingkatan kekuatan hukumnya lebih tinggi. Apabila ada perbedaan
diantara legalitas yang ada, akan dipakai ketentuan yang ada pada ketetapan legalitas yang lebih tinggi.
Sedangkan apabila legalitas lebih rinci berbeda dengan apa yang akan dikembangkan, dapat diabaikan
dan dapat dibuat ketentuan transisi untuk mengakomodasikan adanya perbedaan tersebut agar tidak
menimbulkan kerugian bagi pihak-pihak tertentu yang menjadi obyek bagi legalitas yang lebih rinci
tersebut pada waktu sebelumnya.
Karena yang dipakai dasar dalam pendekatan ini adalah aspek legalitas, maka urutan tingkat kekuatan
hukum yang digunakan juga mengikuti ketentuan legal yang ada. Dalam kaitannya dengan penyusunan
sinkronisasi program pengembangan infrastruktur di wilayah kajian, pendekatan ini digunakan agar apa
apa yang akan dilakukan/direncanakan tidak melanggar ketentuan yang lebih tinggi yang sudah ada, dan
dapat mengakomodasikan ketentuan transisi jika diperlukan karena kebijakan detail sebelumnya. Oleh
karena itu kebijakan mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah (PP), Pengganti Undang-Undang,
PP, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Peraturan Daerah,
Peraturan Gubernur/Bupati, maupun Keputusan Gubernur/Bupati yang terkait dengan program
pengembangan infrastruktur di wilayah kajian akan diperhatikan dan diakomodasikan dalam rencana
pengembangan berikutnya.
E-2
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
9. Pendekatan Kewenangan
Secara hirarkhis kewenangan masing-masing daerah adalah :
1. Pemerintah pusat, kewenangannya menyangkut pengaturan melalui pembuatan kebijakan dan
peraturan lain maupun bantuan teknis dalam perencanaan pembangunan.
2. Pemerintah provinsi, kewenangannya menjalankan dan mendukung kebijakan pemerintah dengan
kebijakan yang lebih substansial dan mengupayakan bimbingan teknis dan pendanaan.
3. Pemerintah daerah, kewenangannya menjalankan dan mendukung kebijakan pemerintah pusat
dengan kebijakan yang lebih substansial melalui penyusunan PERDA atau RENSTRA dan
mengupayakan pendanaan dalam bentuk sharing cost untuk implementasinya.
Pantai merupakan batas antara wilayah daratan dengan wilayah lautan. Dimana daerah daratan adalah daerah
yang terletak diatas dan dibawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Sedangkan
daerah lautan adalah daerah yang terletak diatas dan dibawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis
surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi dibawahnya (Triadmodjo,1999). Beberapa istilah
kepantaian yang perlu diketahui diantaranya :
E-3
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
- Daerah pantai atau pesisir adalah suatu daratan beserta perairannya dimana pada daerah tersebut
masih dipengaruhi baik oleh aktivitas darat maupun oleh aktivitas marine.
- Pantai adalah daerah di tepi perairan sebatas antara surut terendah dan pasang tertinggi.
- Garis Pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan lautan.
- Daratan Pantai adalah daerah ditepi laut yang masih dipengaruhi oleh aktivitas marine.
- Perairan Pantai adalah perairan yang masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan.
- Sempadan Pantai adalah daerah sepanjang pantai yang diperuntukkan bagi pengamanan dan
pelestarian pantai.
Sedangkan untuk kepentingan rekayasa atau teknik pantai, Triadmodjo (1999) mendefinisikan pantai sebagai
berikut :
- Surf zone adalah daerah yang terbentang antara bagian dalam dari gelombang pecah sampai batas
naik-turunnya gelombang di pantai.
- Breaker zone adalah daerah dimana terjadi gelombang pecah.
- Swash zone adalah daerah yang dibatasi oleh garis batas tertinggi naiknya gelombang dan batas
terendah turunnya gelombang di pantai.
- Offshore adalah daerah dari gelombang (mulai) pecah sampai ke laut lepas.
- Foreshore adalah daerah yang terbentang dari garis pantai pada saat surut terendah sampai batas atas
dari uprush pada saat air pasang tertinggi.
- Inshore adalah daerah antara offshore dan foreshore.
- Backshore adalah daerah yang dibatasi oleh foreshore dan garis pantai yang terbentuk pada saat
terjadi gelombang badai bersamaan dengan muka air tertinggi.
- Coast adalah daratan pantai yang masih terpengaruh laut secara langsung, misalnya pengaruh pasang
surut, angin laut, dan ekosistem pantai (hutan bakau, sand dunes ).
- Coastal area adalah daratan pantai dan perairan pantai sampai kedalaman 100 atau 150 m (Sibayama,
1992).
E-4
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan, karena daerah tersebut menjadi
tempat bertemunya dua kekuatan, yaitu berasal dari daratan dan lautan. Perubahan lingkungan pantai dapat
terjadi secara lambat hingga sangat cepat, tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan dan sifat-
sifatnya dengan gelombang, pasang surut dan angin. Perubahan pantai terjadi apabila proses geomorfologi yang
terjadi pada suatu segmen pantai melebihi proses yang biasa terjadi. Perubahan proses geomorfologi tersebut
sebagai akibat dari sejumlah faktor lingkungan seperti faktor geologi, geomorfologi, iklim, biotik, pasang surut,
gelombang, arus laut dan salinitas (Sutikno, 1993).
Menurut Dahuri (1996), ombak merupakan salah satu penyebab yang berperan besar dalam pembentukan
pantai. Ombak yang terjadi di laut dalam pada umumnya tidak berpengaruh terhadap dasar laut dan sedimen
yang terdapat di dalamnya. Sebaliknya ombak yang terdapat di dekat pantai, terutama di daerah pecahan ombak
mempunyai energi besar dan sangat berperan dalam pembentukan morfologi pantai, seperti menyeret sedimen
(umumnya pasir dan kerikil) yang ada di dasar laut untuk ditumpuk dalam bentuk gosong pasir. Di samping
mengangkut sedimen dasar, ombak berperan sangat dominan dalam menghancurkan daratan (erosi laut). Daya
penghancur ombak terhadap daratan/batuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keterjalan garis pantai,
kekerasan batuan, rekahan pada batuan, kedalaman laut di depan pantai, bentuk pantai, terdapat atau tidaknya
penghalang di muka pantai dan sebagainya.
Berbeda dengan ombak yang bergerak maju ke arah pantai, arus laut, terutama yang mengalir sepanjang pantai
merupakan penyebab utama yang lain dalam membentuk morfologi pantai. Arus laut terbentuk oleh angin yang
bertiup dalam selang waktu yang lama, dapat pula terjadi karena ombak yang membentur pantai secara miring.
Berbeda dengan peran ombak yang mengangkut sedimen tegaklurus terhadap arah ombak, arus laut mampu
membawa sedimen yang mengapung maupun yang terdapat di dasar laut. Pergerakan sedimen searah dengan
arah pergerakan arus, umumnya menyebar sepanjang garis pantai. Bentuk morfologi spit, tombolo, beach ridge
atau akumulasi sedimen di sekitar jetty dan tanggul pantai menunjukkan hasil kerja arus laut. Dalam hal tertentu
arus laut dapat pula berfungsi sebagai penyebab terjadinya abrasi pantai.
Keseimbangan antara sedimen yang dibawa sungai dengan kecepatan pengangkutan sedimen di muara sungai
akan menentukan berkembangnya dataran pantai. Apabila jumlah sedimen yang dibawa ke laut dapat segera
diangkut oleh ombak dan arus laut, maka pantai akan dalam keadaan stabil. Sebaliknya apabila jumlah sedimen
melebihi kemampuan ombak dan arus laut dalam pengangkutannya, maka dataran pantai akan bertambah.
Selain itu aktivitas manusia yang memanfaatkan pantai untuk berbagai kepentingan juga dapat merubah
morfologi pantai menjadi rusak apabila pengelolaannya tidak memperhatikan kelestarian lingkungan.
Kondisi oseanografi fisika di kawasan pesisir dan laut dapat digambarkan oleh terjadinya fenomena alam seperti
terjadinya pasang surut, arus, kondisi suhu dan salinitas serta angin. Fenomena tersebut memberikan kekhasan
karakteristik pada kawasan pesisir dan lautan sehingga menyebabkan terjadinya kondisi fisik perairan yang
berbeda-beda.
Wilayah pantai memiliki dinamika perairan yang kompleks. Proses-proses utama yang sering terjadi meliputi
sirkulasi massa air, percampuran (terutama antara dua massa air yang berbeda), sedimentasi dan erosi, dan
E-5
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
upwelling. Proses tersebut terjadi karena adanya interaksi antara berbagai komponen seperti daratan, laut, dan
atmosfir.
Secara umum Sutikno (1993) menjelaskan bahwa pantai merupakan suatu daerah yang meluas dari titik
terendah air laut pada saat surut hingga ke arah daratan sampai mencapai batas efektif dari gelombang.
Sedangkan garis pantai adalah garis pertemuan antara air laut dengan daratan yang kedudukannya berubah-
ubah sesuai dengan kedudukan pada saat pasang-surut, pengaruh gelombang dan arus laut.
Lingkungan pantai merupakan daerah yang selalu mengalami perubahan. Perubahan lingkungan pantai dapat
terjadi secara lambat hingga cepat, tergantung pada imbang daya antara topografi, batuan dan sifat-sifatnya
dengan gelombang, pasut, dan angin. Sutikno (1993) kembali menyatakan bahwa secara garis besar proses
geomorfologi yang bekerja pada mintakat pantai dapat dibedakan menjadi proses destruksional dan
konstruksional. Proses destruksional adalah proses yang cenderung merubah/ merusak bentuk lahan yang ada
sebelumnya, sedangkan proses konstruksional adalah proses yang menghasilkan bentuk lahan baru. Adapun
faktor-faktor utama yang mempengaruhi terjadinya perubahan garis pantai adalah :
Faktor Hidro-Oseanografi
Perubahan garis pantai berlangsung manakala proses geomorfologi yang terjadi pada setiap bagian pantai
melebihi proses yang biasanya terjadi. Proses geomorfologi yang dimaksud antara lain adalah :
1. Gelombang : Gelombang terjadi melalui proses pergerakan massa air yang dibentuk secara umum oleh
hembusan angin secara tegak lurus terhadap garis pantai (Open University, 1993). Dahuri, et al. (2001)
menyatakan bahwa gelombang yang pecah di daerah pantai merupakan salah satu penyebab utama
terjadinya proses erosi dan sedimentasi di pantai.
Hampir tak pernah terlihat permukaan laut dalam keadaan tenang sempurna, selalu saja ada
gelombang, bisa berupa riak kecil ataupun gelombang yang besar. Setiap gelombang mempunyai tiga
unsur yang penting yakni panjang, tinggi dan periode. Antara panjang gelombang dan tinggi gelombang
tidak terdapat hubungan yang pasti, tetapi gelombang yang mempunyai panjang yang jauh akan
mempunyai kemungkinan mencapai gelombang yang tinggi pula (Nontji, 1987).
E-6
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Gelombang yang ditemukan di permukaan laut pada umumnya terbentuk karena adanya proses alih
energi dari angin ke permukaan laut, atau pada saat-saat tertentu disebabkan oleh gempa di dasar laut.
Gelombang ini merambat ke segala arah membawa energi tersebut yang kemudian dilepaskannya ke
pantai dalam bentuk hempasan gelombang (Dahuri, 1996).
Menurut Nontji (1987), gelombang yang terhempas ke pantai akan melepaskan energi. Makin tinggi
gelombang makin besar tenaganya memukul ke pantai. Pasir laut atau terumbu karang yang membuat
dangkalnya suatu perairan berfungsi sebagai peredam pukulan gelombang. Oleh sebab itu pengambilan
pasir laut, pengambilan atau perusakan terumbu karang memberikan kesempatan lebih besar bagi
gelombang untuk menggempur dan merusak kestabilan garis pantai.
Lebih lanjut masalah gelombang yang merupakan fluktuasi air laut dijelaskan oleh Yuwono (1986)
tentang gelombang yang disebabkan oleh angin, dengan periode yang lebih lama. Secara terinci
dijelaskan masalah fluktuasi air laut adalah sebagai berikut:
a. gelombang pasang surut (astronomical tide);
b. gelombang tsunami;
c. gelombang oskilasi (basin oscillation);
d. gelombang badai (strom surge);
e. gelombang pengaruh klimatologi
2. Arus : Hutabarat dan Evans (1985) menyatakan, arus merupakan salah satu faktor yang berperan
dalam pengangkutan sedimen di daerah pantai. Arus berfungsi sebagai media transpor sedimen dan
sebagai agen pengerosi yaitu arus yang dipengaruhi oleh hempasan gelombang. Gelombang yang
datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai (nearshore current) yang berpengaruh terhadap
proses sedimentasi/ abrasi di pantai. Arus pantai ini ditentukan terutama oleh besarnya sudut yang
dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika gelombang datang membentuk
sudut, maka akan terbentuk arus susur pantai (longshore current) yaitu arus yang bergerak sejajar
dengan garis pantai akibat perbedaan tekanan hidrostatik (Pethick, 1997).
Gelombang yang datang menuju pantai dapat menimbulkan arus pantai yang berpengaruh terhadap
proses sedimentasi/abrasi di pantai. Pola arus pantai ini ditentukan terutama oleh besarnya sudut yang
E-7
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
dibentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Jika sudut datang itu cukup besar, maka
akan terbentuk arus menyusur pantai (longshore current) yang disebabkan oleh perbedaan tekanan
hidrostatik.
Jika sudut datang relatif kecil atau sama dengan nol (gelombang yang datang sejajar dengan pantai),
maka akan terbentuk arus meretas pantai (rip current) dengan arah menjauhi pantai di samping
terbentuknya arus menyusur pantai. Diantara kedua jenis arus pantai ini, arus menyusur pantailah yang
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transportasi sedimen pantai (Dahuri, 1996).
Arus adalah gerakan air yang mengakibatkan perpindahan horisontal massa air. Sistem-sistem arus laut
utama dihasilkan oleh beberapa daerah angin utama yang berbeda satu sama lain, mengikuti garis
lintang sekeliling dunia dan di masing-masing daerah ini angin secara terus menerus bertiup dengan
arah yang tidak berubah-ubah (Nybakken, 1988).
3. Pasut : Menurut Nontji (2002) pasut adalah gerakan naik turunnya muka laut secara berirama yang
disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari. Arus pasut ini berperan terhadap proses-proses di
pantai seperti penyebaran sedimen dan abrasi pantai. Pasang naik akan menyebarkan sedimen ke
dekat pantai, sedangkan bila surut akan menyebabkan majunya sedimentasi ke arah laut lepas. Arus
pasut umumnya tidak terlalu kuat sehingga tidak dapat mengangkut sedimen yang berukuran besar.
Pasang surut (pasut) adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir periodik karena gaya tarik
benda-benda angkasa, terutama bulan dan matahari (Dahuri, 1996). Pasut tidak hanya mempengaruhi
lapisan di bagian teratas saja, melainkan seluruh massa air. Energinya pun sangat besar. Di perairan-
perairan pantai, terutama di teluk-teluk atau selat-selat yang sempit, gerakan naik turunnya muka air
akan menimbulkan terjadinya arus pasang surut. Berbeda dengan arus yang disebabkan oleh angin
yang hanya terjadi pada air lapisan tipis di permukaan, arus pasut bisa mencapai lapisan yang lebih
dalam (Nontji, 1987).
Faktor Antropogenik
Proses anthropogenik adalah proses geomorfologi yang diakibatkan oleh aktivitas manusia. Aktivitas
manusia di pantai dapat mengganggu kestabilan lingkungan pantai. Gangguan terhadap lingkungan pantai
dapat dibedakan menjadi gangguan yang disengaja dan gangguan yang tidak disengaja. Gangguan yang
disengaja bersifat protektif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya dengan membangun jetti,
groin, pemecah gelombang atau reklamasi pantai. Aktivitas manusia yang tidak disengaja menimbulkan
gangguan negatif terhadap garis pantai dan lingkungan pantai, misalnya pembabatan hutan bakau untuk
dikonversi sebagai tambak (Sutikno, 1993).
E-8
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
E-9
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
karbonat yang terutama dihasilkan oleh karang (filum Cnidaria, klas Anthozoa, ordo Madreporaria =
Scleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang
mengeluarkan kalsium karbonat (Nybakken, 1988).
Ekosistem pantai mempunyai berbagai sumberdaya alam yang berpotensi untuk dikembangkan. Salah satu
potensinya meliputi keanekaragaman hayatii ekosistem terumbu karang, padang lamun dan mangrove. Jenis
ekosistem ini merupakan habitat nursery ground bagi berbagai macam spesies ikan karang (Epinephelus sp),
gastropoda (Thrombus sp), bivalvia (Anadara sp), dan kepiting bakau (Scylla serrata). Namun demikian, semakin
meningkatnya upaya pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut yang kurang berwawasan lingkungan, sehingga
telah berdampak terhadap penurunan produktivitas primer perairan. Kemelimpahan zat hara di zone yang
menjadi pusat perkembangan kegiatan industri perikanan dan pariwisata akan berkurang peranannya. Padahal
peranan positif ekologis terumbu karang-padang lamun-mangrove adalah sebagai penyeimbang faktor biologis,
fisis dan kemis (Nybakken, 1992). Misalnya: akar mangrove, khususnya Rhizophora apicullata dan R. mucronata
berperan sebagai perangkap sedimen terhadap komunitas padang lamun dan terumbu. Demikian juga peranan
terumbu karang sebagai penghalang empasan gelombang terhadap komunitas padang lamun. Kriterium baik
atau buruknya parameter lingkungan perairan pantai bergantung pada hubungan interaksi ketiga komunitas
tersebut.
Karena sebagai ekosistem yang memiliki kemelimpahan dan keanekaragaman hayati yang tinggi,
memungkinkan manusia untuk memanfaatkan, mengeksplotasi dan membudidayakan sumber daya hayati yang
ada tersebut. Berdasarkan prespektif produktivitas biologik, wilayah pesisir mendapat sebutan sebagai “parabolik
domain” karena mempunyai produktivitas paling tinggi, namun demikian juga rentan dan berpeluang mendapat
tekanan dari darat maupun dari laut (Gueloget dan Perthuisot, 1992).
Oleh karena itu, perlu diupayakan beberapa spesifikasi metode pengembangan wilayah kepesisiran dan kelautan
yang layak dan sesuai dengan ekosistem yang ada, guna menunjang program pembangunan berwawasan
lingkungan. Dalam hal ini, upaya manajemen pesisir dan laut secara terpadu yang berpedoman pada pelestarian
fungsi lingkungan hidup merupakan prioritas utama pembangunan suatu kawasan (Dahuri, dkk., 1996).
Pembangunan dan pengembangan kawasan dapat berupa zone konservasi, preservasi dan budidaya. Secara
ekonomis wilayah pesisir dan laut dapat dimanfaatkan dan dikembangkan untuk berbagai jenis usaha.
Secara ekologis terdapat fenomena dinamis seperti: abrasi, akresi, erosi, deposisi dan intrusi air laut. Di
samping itu, masih terdapat juga fenomena nonalamiah seperti: pembabatan hutan mangrove untuk
pertambakan, pembangunan dermaga/jetty untuk pendaratan ikan dan reklamasi pantai. Gejala yang umum
terjadi di wilayah kepesisiran adalah interaksi faktor alam dan aktivitas manusia secara bersamaan, sebagai
penyebab adanya ketidakseimbangan siklus biogeokimia (Cook dan Doornkamp, 1990)
Dengan mempertimbangkan kajian di atas, maka dapat Pendekatan dalam rangka pemanfaatan dan
penghitungan Batas Sempadan Pantai sebagaimana dimaksud dalam Perpres Nomor 51 Tahun 2016 tentang
Batas Sempadan Pantai harus disesuaikan dengan karakteristik Topografi, Biofisik, Hidro-oseanografi pesisir,
kebutuhan ekonomi dan budaya, serta ketentuan lain.
E-10
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
E-11
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
E.2 METODOLOGI
Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh agar
pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian dari
logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah
pentingnya adalah asumsi-asumsi yang melatarbelakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam aktivitas
ilmiah.
Dalam kegiatan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai, perlu disusun
langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan maksud, tujuan, dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Metodologi yang digunakan dalam proses Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan
Pantai, tentunya disesuaikan dengan ruang lingkup dan output yang telah ditetapkan di dalam Kerangka Acuan
Kerja.
Tahapan pelaksanaan pekerjaan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai ini
merupakan suatu rangkaian proses iterasi yang dilakukan secara berulang dalam rangka pencapaian yang
sinkron satu sama lain, baik itu yang bersifat lintas sektoral, maupun lintas wilayah. Proses iterasi di sini
dijabarkan dalam bentuk kegiatan diskusi, diseminasi, konsinyasi, dan lokakarya dengan stakeholder terkait baik
pada lingkup instansi di Pusat, maupun daerah.
Secara garis besar metodologi Pelaksanaan Konsultan Pendampingan Proses Penetapan Rencana Detail Tata
Ruang Kota di Wilayah Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua, terdiri dari beberapa tahapan, meliputi:
a. Tahap persiapan;
b. Tahap survei pengumpulan data dan informasi;
c. Tahap analisis;
d. Tahap perumusan dan penyusunan pedoman.
Untuk lebih jelasnya, skema tahapan pelaksanaan fasilitasi dapat dilihat pada gambar 4. Sedangkan untuk uraian
secara rinci masing-masing tahapan pelaksanaan yang disebutkan di atas akan diuraikan pada sub bab
berikutnya.
E-12
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
MINGGU 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
PE RSIAPAN&
TAHAPAN TAHAP SURVEI PENGUMPULAN DATA & INFORMASI TAHAP ANALISIS TAHAP PENYUSUNAN DAN PERUMUSAN PEDOMAN
IDENTIFIKASI AWAL
PERSIAPAN DAN MOBILISASI ANALISIS TERHADAP DATA HASIL SURVEI WILAYAH STUDI DAN DATA HASIL
SURVEI LAPANGAN KAJIAN YANG TELAH DISUSUN SEBELUMNYA
Konsolidasi dan Persiapan Tim
Penajaman Rencana Kerja dan Provinsi DKI Jakarta,
Metodologi Provinsi Banten, Analisis instrumen pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
Penyiapan Kebutuhan Data Provinsi Nusa Tenggara Barat Analisis hubungan antara kegiatan wilayah pantai dengan kegiatan wilayah pesisir
PENYEPAKATAN
Pengumpulan Data Awal Analisis karakteristik wilayah pantai di Indonesia
SURVEY SURVEY Analisis klasifikasi dan kriteria pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Indonesia STAKEHOLDER
PRIMER SEKUNDER Analisis permasalahan dan dampak fisik, sosial, budaya terhadap kualitas ruang di kawasan sempadan pantai
akibat keberadaan bangunan dan kegiatan yang berpotensi dan merusak lingkungan sekitar maupun
KAJIAN AWAL DATA SEKUNDER mengganggu ekosistem pantai
Inventarisasi Analisis kendala dan permasalahan penerapan instrumen terkait pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai PENYEMPURNAAN PERUMUSAN
Data Analisis keefektifan penerapan kebijakan/aturan terkait pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai untuk
R
kemudian dapat dilakukan evaluasi dan dirumuskan kebutuhan pengaturan yang optimal MATERI TEKNIS & DRAFT PEDOMAN
A
N Gambaran Awal Wilayah Studi
G Inventarisasi Data dan Informasi Rencana Tata MATERI TEKNIS PEDOMAN
Ruang PEMANFAATAN RUANG KAWASAN
K RTRW Provinsi dan Kabupaten
A Isu dan Permasalahan Kondisi RTRW Provinsi PERUMUSAN MATERI TEKNIS & DRAFT PEDOMAN SEMPADAN PANTAI
I Pemanfaatan Ruang Sempadan RTRW Kabupaten
A Pantai RTR Kawasan Perbatasan
N Rencana Rinci Tata Ruang /Rencana Detail PERUMUSAN MUATAN MATERI TEKNIS PERUMUSAN MUATAN SUBSTANSI PEDOMAN
Penelaahan Awal terhadap Studi
Tata Ruang
PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG
DRAFT PEDOMAN PEMANFAATAN
Data-Data Spasial (Dokumen Peta) PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN
Literatur KAWASAN SEMPADAN PANTAI PANTAI RUANG KAWASAN SEMPADAN
PANTAI
Kajian Teoritis terkait pemanfaatan Inventarisasi Data-data Terkait Pemanfaatan
sempadan pantai Ruang Sempadan Pantai
K Kajian terhadap Perpres Nomor 51 FGD SUMBAR
E tahun 2016 tentang penetapan FGD 1
Data terkait regulasi pengelolaan kawasan
G Batas Sempadan Pantai sempadan pantai
I Peraturan Perundang-Undangan Data terkait regulasi dan kebijakan pemanfaatan
FGD 2
FGD NTB
A dan NSPK sektoral terkait ruang kawasan sempadan pantai
pemanfaatan ruang sempadan
T pantai Data terkait isu dan permasalahan pemanfaatan
A ruang kawasan sempadan pantai PENYUSUNAN MATERI TEKNIS PEDOMAN
N Data terkait kelembagaan/lembaga yang terlibat PEMANFAATAN RUANG KAWASAN FGD SULUT
dan bertanggung jawab dalam pemanfaatan SEMPADAN PANTAI
ruang kawasan sempadan pantai
Desain Survei Data hasil kajian dan hasil penelitian terkait KONSINYASI
pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
Ceklist Kebutuhan Data yang pernah dilakukan sebelumnya
Penyiapan Mobilisasi Tenaga Ahli KONSINYASI
PENYUSUNAN DRAFT PEDOMAN PEMANFAATAN
RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Book Review Workshop Koordinasi & FGD Konsinyasi Penyepakatan Substansi Materi Pedoman
METODA Komparasi Studi Kuesioner Studi Dokumenter
Banchmarking Wawancara Semi Terstruktur
• Rencana Kerja;
• Mengidentifikasi dan menelaah data dan informasi pemanfaatan ruang sempadan pantai
• Metodologi pekerjaan
• Melakukan survey lokasi dan instansional ke daerah • Penyempurnaan kajian umum terhadap literature dan
• Jadwal penugasan tenaga ahli;
KEY TARGET
• Rumusan kajian literatur.
• Melakukan penelaahan hasil studi/kajian yang telah disusun sebelumnya dan perumusan hasil telaah studi/kajian yang menjadi dasar bagi pelaksanaan survei merumuskan terhadap Materi Teknis dan Draft Pedoman
• Laporan hasil perolehan data, kajian dan analisis, hasil pembahasan, serta rumusan materi teknis dan draft pedoman pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai. Pemanfaatan Ruang Sempadan Pantai
• Perumusan materi teknis dan draft pedoman pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
Gambar E-3 Metodologi Penyusunan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai
E-13
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
E. 2.2 P r o g r a m K e rj a
Secara umum tahap-tahap penyelesaian pekerjaan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan
Sempadan Pantai, sesuai dengan koridor ruang lingkup kajian dalam Kerangka Acuan Kerja meliputi :
E. 2.2.1 T a h a p P ersia p a n
Tahapan persiapan ini terdiri atas berbagai kegiatan, persiapan administrasi proyek, pemantapan personil yang
meliputi mobilisasi tenaga ahli, dan penyusunan program kerja. Persiapan administrasi proyek meliputi
pengurusan surat-surat sebagai berikut: surat perintah mulai kerja (SPMK), surat perjanjian kontrak kerja.
Pemantapan personil berupa kegiatan dari ketua tim untuk memberikan arahan, penjelasan tugas dan tanggung
jawab untuk tim pelaksana pekerjaan. Perumusan program kerja dilakukan oleh seluruh anggota tim dengan
pengarahan dari ketua tim. Secara garis besar, pendekatan pelaksanaan pekerjaan akan dibagi atas:
• Pembentukan tim, pengkajian terhadap KAK, penyusunan pengembangan metodologi, penyusunan rencana
kerja rinci,serta persiapan persuratan dan administratif dalam rangka koordinasi dengan sektor pusat dan
pemerintah daerah;
• Identifikasi kebutuhan data, informasi, studi/kajian, dan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
• Pembahasan Laporan Pendahuluan yang dilaksanakan 1 (satu) kali di Jakarta yang bertujuan untuk
menyampaikan rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Keseluruhan tahapan ini akan dituangkan dalam laporan pendahuluan, serta melakukan pembahasan di pusat
terkait laporan pendahuluan.
Data primer dan sekunder yang diperlukan dalam pekerjaan ini antara lain:
1. Data terkait regulasi pengelolaan kawasan sempadan pantai
2. Data terkait regulasi dan kebijakan pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
3. Data terkait isu dan permasalahan pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
4. Data terkait kelembagaan/lembaga yang terlibat dan bertanggung jawab dalam pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai
5. Data hasil kajian dan hasil penelitian terkait pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai yang pernah
dilakukan sebelumnya
E. 2.2.3 T a h a p A n ali si s
E. 2.2.4 T a h a p P e n y u s u n a n d a n P e m b a h a s a n D r aft M a t e ri T e k n i s
E-1 5
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
• Pembahasan Laporan Antara yang dilaksanakan 1 (satu) kali di Jakarta yang bertujuan untuk melaporkan
hasil yang sudah didapatkan yaitu sampai dengan draft materi teknis pedoman.
E. 2.2.5 Ta h a p Pe n y u s u n a n d a n P e m b a h a s a n Pe ru s a n Draft Pe d o m a n
E-1 6
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
F. RENCANA KERJA
F- 0
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
Pelaksanaan “Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai”, dilaksanakan
dalam beberapa tahapan pelaksanaan kegiatan yang terdiri atas tahap persiapan, pelaksanaan survei, tahap
pengolahan data, tahap analisis, tahap diskusi, dan tahap pelaporan.
Konsultan telah membuat suatu pedoman/prinsip umum yang akan menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan.
Adapun pedoman/prinsip dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
K o o rdi n a si a ntara Ti m
Tim Konsultan di bawah pimpinan Team Leader akan selalu melakukan koordinasi antara sesama anggota
Tim. Hal ini perlu dilakukan agar seluruh anggota Tim dapat melakukan pekerjaan dengan baik, mengetahui
perkembangan kemajuan pekerjaan dan pada akhirnya pekerjaan studi dapat diselesaikan dengan tepat
waktu dan sesuai dengan KAK.
K o o r di n a si d e n g a n P e m b e ri T u g a s
Selama proses pelaksanaan studi, Konsultan akan selalu, melakukan koordinasi dan diskusi dengan Pemberi
Tugas. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin agar hasil pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja
(KAK), serta jadwal pelaksanaan pekerjaan terpenuhi.
K o o r d i n a si d e n g a n I n st a n si t e r k ait
Selama proses pelaksanaan studi, Konsultan akan selalu melakukan koordinasi dan diskusi dengan Instansi
Terkait. Hal ini dimaksudkan agar Konsultan mengetahui perkembangan yang berkaitan isu pokok dan
kebijakan yang ada di lingkungan kerja Instansi terkait, sehingga hasil studi yang dihasilkan sudah
mengakomodasi isu/kebijakan tersebut.
2. Melakukan pengumpulan data, informasi, studi/kajian, dan ketentuan sektor mengenai pemanfaatan
ruang kawasan sempadan pantai;
3. Melakukan penelaahan hasil studi/kajian yang telah disusun sebelumnya dan perumusan hasil telaah
studi/kajian yang menjadi dasar bagi pelaksanaan survei;
4. Melakukan pengkajian dan identifikasi kesesuaian hasil studi/kajian sebelumnya dengan kebutuhan
dalam penyusunan dan persiapan survei yang bertujuan untuk menyiapkan keperluan survei serta
memastikan jadwal pelaksanaan survei;
5. Melakukan survei dan observasi sebanyak 1 kali di masing-masing wilayah studi untuk mencari data
primer maupun data sekunder yang belum lengkap terkait hasil studi/kajian yang telah dilakukan
sebelumnya, termasuk didalamnya melakukan wawancara dengan pemangku kepentingan terkait dan
koordinasi dengan pemerintah daerah. Lingkup wilayah studi dilakukan pada 3 (tiga) lokasi meliputi
Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten dan Provinsi Nusa Tenggara Barat;
c) Tahap Analisis yang meliputi:
1. Analisis instrumen pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
2. Analisis hubungan antara kegiatan wilayah pantai dengan kegiatan wilayah pesisir
3. Analisis karakteristik wilayah pantai di Indonesia
4. Analisis klasifikasi dan kriteria pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai di Indonesia
5. Analisis permasalahan dan dampak fisik, sosial, budaya terhadap kualitas ruang di kawasan sempadan
pantai akibat keberadaan bangunan dan kegiatan yang berpotensi dan merusak lingkungan sekitar
maupun mengganggu ekosistem pantai
6. Analisis kendala dan permasalahan penerapan instrumen terkait pemanfaatan ruang kawasan
sempadan pantai
7. Analisis keefektifan penerapan kebijakan/aturan terkait pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
untuk kemudian dapat dilakukan evaluasi dan dirumuskan kebutuhan pengaturan yang optimal
d) Tahap penyusunan dan pembahasan draft materi teknis yang meliputi:
• Melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) sebanyak 2 (dua) kali yang dilaksanakan di Jakarta
- FGD 1 dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaring berbagai masukan dari pemangku
kepentingan terkait pentingnya disusun pedoman pemanfaatan ruang kawasan sempadan
pantai dan muatan apa saja yang yang perlu diatur;
- FGD 2 dilaksanakan dengan tujuan untuk melakukan pembahasan atas hasil analisis yang
telah dilakukan dan merumuskan muatan pedoman pemanfaatan ruang di kawasan sempadan
pantaiserta melakukan penyepakatan kebutuhan pengaturan muatan yang selanjutnya
dirumuskan dalam rancangan pedoman.
• Melaksanakan konsinyasi sebanyak 1 (satu) kali yang dilaksanakan di Jakarta. Konsinyasi
diselenggarakan pada saat sebagian atau seluruh kegiatan survey dan analisis sudah dilakukan,
dilaksanakan dengan tujuan untuk perumusan materi teknis pedoman;
• Pembahasan Laporan Antara yang dilaksanakan 1 (satu) kali di Jakarta yang bertujuan untuk
F- 2
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
melaporkan hasil yang sudah didapatkan yaitu sampai dengan draft materi teknis pedoman.
e) Tahap penyusunan draft pedoman
Berdasarkan draft materi teknis yang sudah disusun beserta masukan serta hasil pembahasan, Tim
Penyusun kemudian melakukan penyusunan Draft Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan
Pantai.
F- 3
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
JADWAL
PELAKSANAAN PEKERJAAN
G.
G-0
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
Waktu pelaksanaan pekerjaan “Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai”
dibulatkan adalah selama 8 (delapan) bulan. Tujuan dibuatkannya jadwal pelaksanaan pekerjaan adalah agar
tercapai sasaran sebagai berikut:
1. Agar pelaksanaan pekerjaan dapat terkoordinir dengan baik sehingga dapat selesai tepat waktu dan
memenuhi sasarannya;
2. Dengan koordinasi dari ketua tim maka setiap tahapan kegiatan pekerjaan diusahakan untuk saling
berkesinambungan, sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan akan lebih efektif.
Secara keseluruhan, rencana pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas dapat diterjemahkan ke dalam jadwal
pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai
disusun berdasarkan urutan logika dari pelaksanaan pekerjaan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu 240 hari (8 bulan) kalender, dengan rincian kegiatan yang tercermin
dalam jadwal pelaksanaan seperti yang terlihat pada Tabel G.1 di bawah ini.
G-1
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
T a b e l G . 1. J a d w a l P el a k s a n a a n M a t e ri T e k ni s P e d o m a n P e m a n f a a t a n R u a n g K a w a s a n S e m p a d a n P a n t ai
Bulan ke-
No Tahapan Pekerjaan I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Tahap Persiapan:
• Pembentukan tim, kajian terhadap kerangka kerja,
pengembangan metodologi, serta rencana kerja rinci
1.
• Identifikasi kebutuhan data, informasi, studi/kajian, dan
ketentuan sektor pemanfaatan ruang kawasan
sempadan pantai
Tahap Pelaksanaan:
• Pengumpulan data, informasi, studi/kajian, dan
ketentuan sektor mengenai pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai
• Penelaahan hasil studi/kajian yang telah disusun
sebelumnya dan perumusan hasil telaah studi/kajian
yang menjadi dasar bagi pelaksanaan survei
2. • Pengkajian dan identifikasi kesesuaian hasil kajian
sebelumnya dengan kebutuhan dalam penyusunan
materi teknis pedoman dan persiapan survei yang
bertujuan untuk menyiapkan keperluan survei serta
memastikan jadwal pelaksanaan survei
• Survei dan observasi ke wilayah studi di Provinsi DKI
Jakarta,Provinsi Banten dan Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
Tahap Analisis:
3. Analisis terhadap data hasil survei wilayah studi dan data
hasil kajian yang telah disusun sebelumnya
Tahap Perumusan dan Penyusunan:
• Perumusan muatan materi teknis pedoman
pemanfaatan ruang kawasan sempadan pantai
• Penyusunan materi teknis pedoman pemanfaatan
4. ruang kawasan sempadan pantai
• Perumusan muatan substansi pedoman pemanfaatan
ruang kawasan sempadan pantai
• Penyusunan draft pedoman pemanfaatan ruang
kawasan sempadan pantai
Tahap Pembahasan
5.
• Pembahasan materi teknis
G-2
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
Bulan ke-
No Tahapan Pekerjaan I II III IV V VI VII VIII
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
- FGD 1
- FGD 2
- Konsinyasi
• Pembahasan draft pedoman
- FGD & Uji Publik Sumatera Barat
- FGD & Uji Publik Nusa Tenggara Barat
- FGD & Uji Publik Sulawesi Utara
- Konsinyasi
- Penyepakatan Stakeholders
• Pembahasan Laporan
- Laporan Pendahuluan
- Laporan Antara
- Laporan Akhir
Tahap Pelaporan:
Penyusunan Laporan (Pendahuluan, Bulanan, Antara, dan
Akhir)
6. Pencetakan Laporan (Pendahuluan, Antara, dan Akhir)
Penggandaan Data Pendukung, Materi Teknis, Draft
Pedoman dan Laporan Hasil Pelaksanaan serta data
pelengkap Kegiatan kedalam Harddisk Eksternal
G-3
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
H-0
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
T a b e l H . 1 . K o m p o s i s i T i m d a n P e n u g a s a n M a t e ri T e k n i s P e d o m a n P e m a n f a a t a n R u a n g K a w a s a n S e m p a d a n P a n t a i
No Nama Personil Keahlian Tugas dan Tanggung Jawab Jumlah OB
Tenaga Ahli
1. Ronaldi Nirwansyah Team Leader Ahli Fungsi sebagai Ketua Tim :
Perencana • Sebagai penanggung jawab teknis pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan; 8
Wilayah (Team Leader) • Sebagai koordinator semua kegiatan administrasi maupun teknis dari organisasi pekerjaan;
• Sebagai ahli Arsitektur akan mengkoordinasikan berbagai hasil analisis dari ahli-ahli lainnya untuk diakomodasikan dalam proses
pekerjaan penyusunan Rencana Strategis Program Pemanfaatan Ruang;
• Sebagai unsur pengarah, pengawas dan pengendali mutu pekerjaan pada setiap tahap kegiatan.
Tugas :
• Melaksanakan semua pekerjaan yang diterimanya, sesuai dengan job description dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan bidang studi yang berhubungan dengan bidang pesisir dan kelautan.
• Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk dijadikan acuan dalam menghasilkan keluaran.
• Menyusun laporan tentang penganalisaan data-data yang berhubungan dengan bidang pesisir dan kelautan guna mendapatkan
keluaran.
• Melakukan konsultasi tentang pekerjaan kepada Ketua Tim secara intern, dan kepada Supervisi atau pemberi tugas secara
ekstern.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab penuh kepada Ketua Tim atas kelangsungan, kelancaran dan keberhasilan pekerjaan yang ditangani.
3. Agus Bramiana, ST Ahli Hidrologi Fungsi :
• Sebagai koordinator studi bidang hidrologi. 5
• Membantu Ketua Tim dalam mengarahkan dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan bidang hidrologi.
H-1
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab penuh kepada Ketua Tim atas kelangsungan, kelancaran dan keberhasilan pekerjaan yang ditangani.
4. Indra Budi Cahyana, ST Ahli Prasarana dan Fungsi :
Sarana Wilayah • Sebagai koordinator bidang prasarana dan sarana wilayah. 3
• Membantu Ketua Tim dalam mengarahkan dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan bidang prasarana dan
sarana wilayah.
Tugas :
• Melaksanakan semua pekerjaan yang diterimanya, sesuai dengan job description dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan bidang studi yang berhubungan dengan bidang prasarana dan sarana wilayah
• Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk dijadikan acuan dalam menghasilkan keluaran.
• Menyusun laporan tentang penganalisaan data-data yang berhubungan dengan bidang prasarana dan sarana wilayah guna
mendapatkan keluaran.
• Melakukan konsultasi tentang pekerjaan kepada Ketua Tim secara intern, dan kepada Supervisi atau pemberi tugas secara
ekstern.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab penuh kepada Ketua Tim atas kelangsungan, kelancaran dan keberhasilan pekerjaan yang ditangani.
5. Dani Suherlan Ahli Ekonomi Wilayah Fungsi :
• Sebagai koordinator studi bidang ekonomi wilayah. 3
• Membantu Ketua Tim dalam mengarahkan dan memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan bidang ekonomi wilayah.
Tugas :
• Melaksanakan semua pekerjaan yang diterimanya, sesuai dengan job description dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku.
• Mengkoordinasikan pelaksanaan pekerjaan bidang studi yang berhubungan dengan ekonomi wilayah.
• Menginterpretasikan data-data yang masuk dari surveyor untuk dijadikan acuan dalam menghasilkan keluaran.
• Menyusun laporan tentang penganalisaan data-data yang berhubungan dengan ekonomi wilayah guna mendapatkan keluaran.
• Melakukan konsultasi tentang pekerjaan kepada Ketua Tim secara intern, dan kepada Supervisi atau pemberi tugas secara
ekstern.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab penuh kepada Ketua Tim atas kelangsungan, kelancaran dan keberhasilan pekerjaan yang ditangani.
6. Ichtiar Hasbi, SH Ahli Hukum Fungsi :
• Sebagai koordinator studi bidang hukum/kelembagaan. 3
H-2
U S U L A N TE K NIS M A T E RI TE K NIS PE D O M A N P E M A N F A A T A N R U A N G K A W A S A N S E M P A D A N P A N T AI
Tugas :
• Melaksanakan semua pekerjaan yang diterimanya, sesuai dengan job description dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku;
• Membantutenaga ahli lainnya dalam menyusun jadwal pekerjaan sesuai bidang keahliannya;
2 Operator Komputer Fungsi : 8
• Sebagai tenaga operator komputer.
• Membantu tenaga ahli lainnya dalam menyusun laporan yang telah dibuat oleh masing-masing tenaga ahli di bidangnya.
Tugas :
• Melaksanakan semua pekerjaan yang diterimanya, sesuai dengan job description dan berpedoman pada ketentuan yang berlaku;
• Ikut serta bekerjasama dengan tenaga ahli dalam input data-data untuk menghasilkan keluaran;
• Membantutenaga ahli lainnya dalam menyusun laporan tentang hasil analisis data-data yang berhubungan dengan bidang
keahliannya;
H-3
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
I. JADWAL PENUGASAN
TENAGA AHLI
I-0
USULAN TEKNIS MATERI TEKNIS PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SEMPADAN PANTAI
Mengingat terbatasnya waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pekerjaan maka jadwal penugasan semua tim
termasuk tenaga ahli akan disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan setiap tahapan, sehingga waktu
penyerahan semua laporan dapat dilakukan tepat waktu.
Pelaksanaan kegiatan “Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan Sempadan Pantai”, sangat
tergantung pada keakuratan data dan ketajaman analisis dari para tenaga ahli. Oleh karena itu, masing-masing
tenaga ahli akan terlibat pada kegiatan yang sesuai dengan keahliannya. Kegiatan ini akan dilaksanakan selama
8 (delapan) bulan.
Dalam kurun waktu tersebut masing-masing tenaga ahli akan melaksanakan kegiatan berdasarkan keahliannya.
Dalam table ditunjukkan mengenai jadwal penugasan bagi masing-masing tenaga ahli. Secara umum semua
tenaga ahli akan bekerja sepanjang waktu pelakasanaan kegiatan dikarenakan waktu pelaksanaan kegiatan
yang sangat singkat Jadwal penugasan masing-masing tenaga ahli digambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel I.1. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli Materi Teknis Pedoman Pemanfaatan Ruang Kawasan
Sempadan Pantai
Jumlah Waktu Bulan ke-
No Nama Personil Keahlian
Personil (Bulan) I II III IV V VI VII VIII
A. Tenaga Ahli
Ronaldi Ahli Perencanaan Wilayah
1 1 orang 8 OB x x x x x x x x
Nirwansyah dan Kota (Ketua Tim)
2 Irza Ridwan, M.Si Ahli Pesisir dan Kelautan 1 orang 6 OB x x x x x x
Agus Bramiana, Ahli Hidrologi
3 1 orang 5 OB x x x x x
ST
Indra Budi Ahli Prasarana Wilayah
4 1 orang 3 OB x x x
Cahyana, ST
5 Dani Suherlan Ahli Ekonomi Wilayah 1 orang 3 OB x x x
6 Ichtiar Hasbi, SH Ahli Hukum 1 orang 3 OB x x x
C. Tenaga Penunjang
1 Sekretaris 1 orang 8 OB x x x x x x x x
2 Operator Komputer 1 orang 8 OB x x x x x x x x
I-1