KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan atas berkat dan anugerah-Nya, buku eksklusif Monitoring
dan Evaluasi Penyelenggaraan Bangunan Gedung pada Tahun 2014 dapat
diwujudkan.
Buku ini dimaksudkan sebagai bahan informasi dan peta jalan (Roadmap) dimasa
mendatang yang telah disarikan dari kegiatan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan bangunan gedung di 167 Kab/Kota di Indonesia. Konten didalam
buku ini terdiri atas pemahaman mengenai substansi penyelenggaraan bangunan
gedung sesuai Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
beserta peraturan pemerintah pelaksanaannya, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No 24 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Izin Mendirikan Bangunan Gedung,
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25 Tahun 2007 tentang Pedoman
Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung, Peraturan Menteri Nomor Pekerjaan Umum
26 Tahun 2007 tentang Pedoman Tim Ahli Bangunan Gedung dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2010, hasil monitoring dan evaluasi kesesuaian
substansi, implementasi, permasalahan, dan peta jalan (roadmap) penyelenggaraan
peraturan daerah bangunan gedung.
Diterbitkannya buku ini merupakan salah satu peran Pemerintah dalam menjalankan
pembinaan kepada pemerintah daerah, melalui penyusunan dan penyebarluasan acuan
pengaturan untuk meningkatkan kapasitas pelaksana kegiatan dan aparat daerah
terkait dalam upaya penyelenggaraan bangunan gedung yang amanah dan
implementatif. Fokus komponen monitoring dan evaluasi penyelenggaraan bangunan
gedung pada tahun 2014 terdiri atas IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan
Gedung.
Akhir kata, diucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan dan
kerjasamanya dalam penyusunan hingga diterbitkannya buku ini. Harapan terhadap
koreksi, masukan dan saran dari berbagai penyelenggara bangunan gedung sangat
dinanti sebagai upaya penyempurnaan terhadap rekomendasi penanganan yang ada.
Hal | 2
DAFTAR ISI
Buku Eksklusif
3.11. Monev Perda BG Tahun Terbit 2003, 2001 dan 2000 .................... 57
3.12. Rangkuman Permasalahan ............................................................. 58
3.13. Alternatif Penanganan Permasalahan ............................................. 64
BAB IV PETA JALAN ................................................................................ 1
4.1. Umum ............................................................................................... 1
4.2. Tipologi ............................................................................................ 2
4.3. Rekomendasi Penanganan ............................................................... 16
4.4. Daftar Penyusunan Perwal/Perbup .................................................. 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 71
Buku Eksklusif
DAFTAR TABEL
Hal | 6
Buku Eksklusif
Buku Eksklusif
DAFTAR GAMBAR
Hal | 10
Buku Eksklusif
Hal | 12
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sejak diundangkannya Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah
No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28/2002, hingga saat ini
baru sebagian kabupaten/kota yang telah menetapkan Perda Bangunan Gedung
sebagai amanat dari Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 dan Peraturan Pemerintah
No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28/2002. Namun demikian,
dari sebagian kabupaten/kota yang telah menetapkan Perda Bangunan Gedung-nya
tersebut, masih banyak diantaranya yang belum mampu baik secara teknis maupun
sumber daya manusia untuk mengimplementasikan Perda Bangunan Gedung-nya
secara menyeluruh di wilayahnya.
Oleh karena itu, diperlukan peran dari Pemerintah Pusat dan provinsi dalam membina
pemerintah daerah kabupaten/kota beserta aparat-aparatnya agar mampu
mengimplementasikan Perda Bangunan Gedung di wilayahnya, terutama terkait IMB,
SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung yang dinilai sangat vital guna
pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung.
Perlu penguatan kelembagaan pemerintah daerah kabupaten/kota agar dapat
mengimplementasikan Perda Bangunan Gedung-nya secara menyeluruh, terutama
terkait IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung (PDTBG).
1.2. Maksud dan Tujuan
Buku eksklusif ini dimaksudkan untuk memberikan informasi hasil monitoring dan
evaluasi dan peta jalan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang akan
dilaksanakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Adapun tujuan dari disusunnya
buku ini meliputi:
1.
2.
3.
Buku Eksklusif
4.
5.
6.
1.4. Sasaran
Adapun sasaran yang hendak dicapai meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.5. Manfaat
Tersedianya buku eksklusif ini beberapa manfaat yang diharapkan adalah:
1.
2.
3.
Hal | 14
4.
5.
Buku Eksklusif
Hal | 16
3.
Sebagai payung yang melandasi arahan pembangunan adalah UndangUndang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Sebagai pilar yang melandasi pelaksanaan pembangunan, terdiri dari:
1. Undang-Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
2. Undang-Undang Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan;
3. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
4. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman;
5. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
Sebagai pondasi yang melandasi penyelenggaraan pembangunan adalah
Undang-Undang Nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
Secara lebih jelas mengenai landasan hukum yang menjadi dasar penyelenggaraan
pekerjaan umum dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Buku Eksklusif
Hal | 18
2.
3.
Secara lebih jelas skema mengenai peran UUJK dan UUBG dalam industri konstruksi
dapat dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Buku Eksklusif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Secara lebih jelas skema mengenai pengaturan bangunan gedung di Indonesia dapat
dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Hal | 20
Buku Eksklusif
Secara lebih jelas skema mengenai alur pikir muatan pengaturan Undang-Undang
Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung dapat dilihat pada ilustrasi di bawah
ini.
Hal | 22
Gambar 2. 5. Sistematika UU BG
Sumber: Direktorat PBL, 2014
Buku Eksklusif
2007
2008
Hal | 24
Produk Peraturan
Permen PU No. 19/Prt/M/2006 Ttg Pedoman Teknis Rumah Dan
Bangunan Gedung Tahan Gempa
2. Permen PU No. 29/Prt/M/2006 Ttg Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
3. Permen PU No. 30/Prt/M/2006 Ttg Pedoman Teknis Fasilitas Dan
Aksesibilitas Pada Bg Dan Lingkungan
4. Permen PU No. 05/Prt/M/2007 Ttg Pedoman Teknis Rusuna
Bertingkat Tinggi
5. Permen PU No. 06/Prt/M/2007 Ttg Pedoman Rencana Tata
Bangunan Dan Lingkungan
6. Permen PU No. 24/Prt/M/2007 Ttg Pedoman Teknis Izin
Mendirikan Bangunan
7. Permen PU No. 25/Prt/M/2007 Tentang Pedoman Sertifikat Laik
Fungsi
8. Permen PU No. 26/Prt/M/2007 Tentang Pedoman Tim Ahli
Bangunan Gedung
9. Permen PU No. 45/Prt/M/2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
10. Permen PU No. 24/Prt/M/2008 Tentang Perawatan Dan
Pemeliharaan Bangunan Gedung
11. Permen Pu No. 25/Prt/M/2008 Tentang Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran Kota
12. Permen PU No. 26/Prt/M/2008 Tentang Sistem Proteksi
Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan
1.
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Produk Peraturan
13. Permen PU No. 20/Prt/M/2009 Tentang Manajemen Proteksi
Kebakaran Di Perkotaan
14. Permen PU No. 16/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Teknis
Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung
15. Permen PU No. 17/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Teknis
Pendataan Bangunan Gedung
16. Permen PU No. 18/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Revitalisasi
Kawasan
17. Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 Tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara
18. Model Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
19. Model Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
(Penyempurnaan)
20. Model Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
(Penyempurnaan)
21. Model Peraturan Daerah Tentang Bangunan Gedung
(Penyempurnaan)
2.
3.
4.
Secara lebih jelas skema umum mengenai penyelenggaraan bangunan gedung dapat
dilihat pada ilustrasi di bawah ini.
Buku Eksklusif
Hal | 26
Yang membedakan skema ini dengan skema sebelumnya adalah alur yang dibuat
terlihat lebih lengkap dan lebih komprehensif. Pada skema ini dapat dilihat bahwa
penyelenggaraan bangunan gedung dilaksanakan dengan mengacu pada UU,
peraturan, pedoman, standar teknis dan Perda BG. Selain itu dapat dilihat juga bahwa
setiap tahapan penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilaksanakan dengan
melibatkan penyedia jasa (pihak ketiga).
Hal lain yang berbeda juga dapat dilihat pada tahap perencanaan setiap bangunan
gedung yang direncanakan harus mengacu pada RTRW, RDTR dan RTBL serta
dilengkapi AMDAL dan Persetujuan/Rekomendasi Instansi lain untuk fungsi-fungsi
tertentu.
2.2.3. Alur Penyelenggaraan BG Tertentu
Menurut PP nomor 36 tahun 2005, bangunan gedung tertentu adalah bangunan
gedung yang digunakan untuk kepentingan umum dan bangunan gedung fungsi
khusus, yang dalam pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan
pengelolaan khusus dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan
dampak penting terhadap masyarakat dan lingkungannya.
Berdasarkan pengertian tersebut, terlihat lebih jelas bahwa bangunan gedung tertentu
yang cenderung memiliki kompleksitas tertentu, sehingga membutuhkan pengelolaan
secara khusus yang berbeda dengan bangunan gedung pada umumnya. Oleh karena
itu, detail siklus penyelenggaraan bangunan gedung tertentu berdasarkan peraturan
perundang-undangan di Indonesia dapat digambarkan pada skema berikut ini.
Buku Eksklusif
Secara umum, alur siklus penyelenggaraan bangunan gedung tertentu hampir sama
dengan alur siklus penyelenggaraan bangunan gedung pada umumnya. Yang
membedakan skema ini dengan skema sebelumnya adalah pada setiap tahapannya
(Penyusunan RTBL, Perencanaan, Pelaksanaan, Pemanfaatan, Pelestarian dan
Pembongkaran), bangunan gedung tertentu dipersyaratkan untuk melibatkan Tim Ahli
Bangunan Gedung (TABG) dan mendapatkan rekomendasi dari menteri yang terkait.
2.2.4. Tata Cara Penerbitan IMB BG pada Umumnya
Izin mendirikan bangunan gedung (IMB) adalah perizinan yang diberikan oleh
pemerintah daerah, dan oleh Pemerintah atau pemerintah provinsi untuk bangunan
gedung fungsi khusus, kepada pemilik bangunan gedung untuk kegiatan meliputi: (i)
Pembangunan bangunan gedung baru, dan/atau prasarana bangunan gedung; (ii)
rehabilitasi/renovasi bangunan gedung dan/atau prasarana bangunan gedung, meliputi
perbaikan/perawatan,
perubahan,
perluasan/
pengurangan;
dan
(iii)
Pelestarian/pemugaran. Dalam proses penerbitan IMB, pemerintah daerah,
Pemerintah dan pemerintah provinsi untuk bangunan gedung fungsi khusus,
Hal | 28
Buku Eksklusif
Buku Eksklusif
Hal | 32
Buku Eksklusif
2.4.1. Pengertian
Beberapa pengertian yang berkaiatn dalam Peraturan Daerah tentang Bangunan
Gedung dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.
Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu
dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau
Buku Eksklusif
di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan
kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan,
kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.
2. Bangunan gedung umum adalah bangunan gedung yang fungsinya untuk
kepentingan publik, baik berupa fungsi keagamaan, fungsi usaha, maupun fungsi
sosial dan budaya.
3. Bangunan gedung tertentu adalah bangunan gedung yang digunakan untuk
kepentingan umum dan bangunan gedung fungsi khusus, yang dalam
pembangunan dan/atau pemanfaatannya membutuhkan pengelolaan khusus
dan/atau memiliki kompleksitas tertentu yang dapat menimbulkan dampak
penting terhadap masyarakat dan lingkungannya.
4. Klasifikasi bangunan gedung adalah klasifikasi dari fungsi bangunan gedung
berdasarkan pemenuhan tingkat persyaratan administratif dan persyaratan
teknisnya.
5. Izin mendirikan bangunan gedung adalah perizinan yang diberikan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota kepada pemilik bangunan gedung untuk
membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat
bangunan gedung sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis
yang berlaku.
6. Permohonan izin mendirikan bangunan gedung adalah permohonan yang
dilakukan pemilik bangunan gedung kepada pemerintah daerah untuk
mendapatkan izin mendirikan bangunan gedung.
7. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh lantai dasar bangunan gedung dan luas lahan/tanah
perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan
rencana tata bangunan dan lingkungan.
8. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan
antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah
perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan
dan lingkungan.
9. Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara
luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi
pertamanan/penghijauan dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
10. Koefisien Tapak Basemen (KTB) adalah angka persentase perbandingan antara
luas tapak basemen dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaan yang
dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan.
Hal | 36
Buku Eksklusif
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Hal | 38
31. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan hukum atau usaha dan
lembaga atau organisasi yang kegiatannya di bidang bangunan gedung, termasuk
masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang berkepentingan dengan
penyelenggaraanbangunan gedung.
32. Gugatan perwakilan adalah gugatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
bangunan gedung yang diajukan oleh satu orang atau lebih yang mewakili
kelompok dalam mengajukan gugatan untuk kepentingan mereka sendiri dan
sekaligus mewakili pihak yang dirugikan yang memiliki kesamaan fakta atau
dasar hukum antara wakil kelompok dan anggota kelompok yang dimaksud.
33. Pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pengaturan,
pemberdayaan, dan pengawasan dalam rangka mewujudkan tata pemerintahan
yang baik sehingga setiap penyelenggaraan bangunan gedung dapat berlangsung
tertib dan tercapai keandalan bangunan gedung yang sesuai dengan fungsinya,
serta terwujudnya kepastian hukum.
34. Pengaturan adalah penyusunan dan pelembagaan peraturan perundangundangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis bangunan gedung sampai di
daerah dan operasionalisasinya di masyarakat.
35. Pengawasan adalah pemantauan terhadap pelaksanaan penerapan peraturan
perundangundangan bidang bangunan gedung dan upaya penegakan hukum.
36. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
37. Pemerintah daerah adalah bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah, kecuali untuk Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta adalah gubernur.
38. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pekerjaan umum.
Buku Eksklusif
2.
3.
4.
Hal | 40
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Hal ini dilakukan sesuai amanah pasal 106 ayat 3 dari PP Nomor 36 tahun 2005 yang
berbunyi: Pemerintah dapat memberikan bantuan teknis dalam penyusunan
peraturan dan kebijakan daerah di bidang bangunan gedung yang dilakukan oleh
pemerintah daerah. Selanjutnya dalam penjelasan pasal 106 ayat 3 disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan bantuan teknis antara lain memberikan Model Perda
BG dan/atau bantuan teknis penyusunan rancangan peraturan daerah tentang
bangunan gedung.
Tujuan dibuatkannya Model Perda BG adalah untuk memberikan acuan dan contoh
pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung yang telah mengakomodasi berbagai
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan, pedoman teknis dan standar teknis di
Indonesia. Yang perlu ditekankan di sini adalah Model Perda BG yang dibuat
merupakan acuan dan contoh, sehingga tidak bersifat mengikat dan tidak
Buku Eksklusif
mengharuskan setiap norma pengaturan untuk sama persis. Akan tetapi Model Perda
BG dibuat untuk memudahkan dan mempercepat proses penyusunan di daerah yang
pada proses penyusunannya berbagai norma pengaturan dalam Model Perda BG perlu
ditajamkan dengan berbagai muatan lokal yang ada dan berlaku di setiap daerah.
Sehingga walaupun pada awalnya mengacu pada Model Perda BG, namun pada
akhirnya diharapkan setiap Perda BG yang dihasilkan setiap daerah dapat berbeda
satu dengan yang lain dan bersifat spesifik.
Model Perda BG yang telah disusun ini, selanjutnya dikuatkan dengan legalisasi
berbentuk Surat Edaran dari Menteri Pekerjaan Umum. Legalisasi ini dimaksudkan
agar Model Perda BG memiliki kejelasan legalitas untuk dapat dijadikan acuan dalam
proses penyusunan Ranperda BG di daerah.
Secara kronologis, Model Perda BG sudah 3 kali mengalami penyempurnaan sejak
pertama kali dibuat. Model Perda BG pertama kali dibuat pada tahun 2003 pasca UUBG (UU 28/2002) ditetapkan. Selanjutnya dilakukan penyempurnaan pertama kali
pada tahun 2007 pasca PP-BG (PP 36/2005) ditetapkan. Penyempurnaan kedua kali
dilakukan pada tahun 2010 pasca terjadinya bencana di Padang dan Yogyakarta.
Penyempurnaan kedua ini dilakukan PBL bekerjasama dengan JICA yang memiliki
pengalaman dalam hal penyelenggaraan bangunan gedung tahan gempa. Terakhir
penyempurnaan ketiga kali dilakukan pada tahun 2012 pasca UU 12/2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ditetapkan dan bertepatan dengan
momentum dasawarsa UU-BG.
Sistematika penjabaran dalam Model Perda BG antara lain meliputi:
Buku Eksklusif
Hal | 44
0%
T-00 T-01 T-03 T-04 T-05 T-06 T-07 T-08 T-09 T-10 T-11 T-12 T-13 T-14
PBG (IMB-SLF-PDT) 4% 12% 4% 6% 14% 29% 10% 6% 10% 12% 22% 43% 59% 41%
TABG
Buku Eksklusif
Tahun
Terbit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
2000
2001
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
Rata-Rata % Kesesuaian
PERDA BG Terhadap Model
PBG (IMB-SLFTABG
PDTBG)
4%
0%
12%
0%
4%
0%
6%
5%
14%
1%
29%
24%
10%
6%
6%
4%
10%
4%
12%
16%
22%
37%
43%
46%
59%
67%
41%
55%
Jumlah
Kab/Kota
1
1
2
5
5
8
8
5
16
14
30
25
32
15
167
Kab/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Kab. Batubara
Kab. Indragiri Hulu
Kab. Rokan Hilir
Kab. Siak
Kota Wonogiri
Kab. Bulungan
Kab. Sidenreng Rappang
Kab. Bantaeng
Kota Parepare
Kota. Bitung
Kab. Lombok Barat
Kota Bima
Kab. Flores timur
Kab. Biak Numfor
Kab. Merauke
TABG
28%
79%
8%
4%
7%
90%
28%
100%
4%
26%
28%
85%
24%
33%
78%
15%
100%
0.000%
24%
73%
100.000%
100%
100%
0.000%
70%
15%
100%
3%
21%
100%
Buku Eksklusif
Nagekeo, Kab. Ngada, Kab Jayawijaya, Kab Kepulauan Yapen dan Kota Tangerang
Selatan.
Tabel 3. 3. Persentase Kesesuaian Substansi PERDA BG Tahun Terbit 2013
No
Kab/Kota
1
2
Kab. Agam
Kota. Padangpanjang
25%
42%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Kota. Pariaman
Kab. Indragiri Hilir
Kab. Bintan
Kab. Batang Hari
Kab. Tanjung Jabung Timur
Kab. Kerinci
Kab. Bengkulu Tengah
Kota Tangerang Selatan
Kota Pekalongan
Kota Sidoarjo
Kab. Kotabaru
Kab. Tanah Bumbu
Kota Banjarbaru
Kab. Toraja Utara
Kab. Takalar
Kab. Maros
Kab. Pinrang
Kab. Luwu Utara
Kota Paloppo
Kab. Konawe Selatan
Kab. Konawe Utara
Kab. Tabanan
Kab. Gianyar
Kab. Nagekeo
Kab. Ngada
60%
36%
62%
43%
17%
33%
95%
62%
16%
3%
2%
90%
20%
84%
90%
98%
98%
72%
43%
90%
90%
80%
78%
90%
91%
24%
82%
100%
70%
18%
27%
100%
100%
21%
0.000%
0.000%
58%
45%
100%
58%
100%
100%
100%
100%
58%
100%
100%
100%
100%
100%
Hal | 48
No
28
29
30
31
32
Kab/Kota
Kab. Manggarai
Kota Ambon
Kab Jayawijaya
Kab Kepulauan Yapen
Kab. Manokwari
Kab/Kota
1
2
3
4
5
6
Buku Eksklusif
No
Kab/Kota
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Kab. Kebumen
Kab. Boyolali
Kab. Pati
Kab. Gunung Kidul
Kab. Pacitan
Kota Pasuruan
Kab. Banjar
Kab. Tapin
Kab. Barito Kuala
Kab. Kutai Barat*
Kota Bontang
Kab. Sigi
Kab. Sinjai
Kab. Muna
Kab. Karangasem
Kab. Lombok Tengah
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Belu
Kab Mimika
Hal | 50
0% dimiliki oleh Kab. Cilacap, Kab. Sleman, Kab. Kediri, Kab. Kapuas Hulu, Kab.
Kayung Utara, Kab. Toli - Toli dan Kab. Bombana.
Tabel 3. 5.Persentase Kesesuaian Substansi PERDA BG Tahun Terbit 2011
No
Kab/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Buku Eksklusif
No
28
29
30
Kab/Kota
Kab. Bombana
Kota Kendari
Kota Jayapura
Kab/Kota
Kab. Padang Pariaman
Kota Sawahlunto
Kota Tanjung Pinang
Kota Metro
Kota Bandung
Kota Cirebon
Kab. Sukoharjo
Kab. Ponorogo
Kota Madiun
Kab. Sintang
Kab. Luwu Timur
No
Kab/Kota
12
13
14
Kab. Wakatobi
Kab. Sumba Barat Daya
Kab. Sumba Timur
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kab/Kota
Kota Solok
Kab. Ogan Ilir
Kab. Bandung
Kab. Bogor
Kab. Karanganyar
Kab. Purworejo
Kota Semarang
Kota Surakarta
Kota Yogyakarta
% Kesesuaian Terhadap
Model
P-BG (IMBTABG
SLF- PDTBG)
2%
0.000%
0.304%
0.000%
0%
0%
28%
3%
5%
0.000%
19%
24%
30%
18%
12%
0.000%
11%
0.000%
Buku Eksklusif
No
Kab/Kota
10
11
12
13
14
15
16
Kota Surabaya
Kota Palangkaraya
Kab. Bone
Kab. Barru
Kab. Tana Toraja
Kab. Minahasa Tenggara
Kab. Maluku Tengah
% Kesesuaian Terhadap
Model
P-BG (IMBTABG
SLF- PDTBG)
2%
9%
22%
3%
2%
0.000%
9%
0%
0.000%
0.000%
10%
0.000%
13%
6%
Kab/Kota
1
2
3
4
5
Kab. Simuelue
Kab. Bungo
Kab. Pandeglang
Kota Probolinggo
Kota Pontianak
Hal | 54
Kab/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
Kab. Seluma
Ibukota DKI Jakarta
Kab. Banjarnegara
Kab. Rembang
Kab. Kotawaringin Barat
Kab. Seruyan
Kota Palu
Kab. Lombok Timur
Buku Eksklusif
Kab/Kota
1
2
3
4
5
6
7
8
Kab. Lebong
Kota Bogor
Kota Depok
Kab. Pemalang
Kota Singkawang
Kab. Poso
Kab. Manggarai Barat
Kab Nabire
Kab/Kota
Kota Pangkal Pinang
Kab. Barito Timur
Hal | 56
Tahun
Terbit
2005
2005
No
Kab/Kota
3
4
5
6
7
8
9
10
Kota Gorontalo
Kab. Sumbawa
Kab. Alor
Tahun
Terbit
2005
2005
2005
2004
2004
2004
2004
2004
Kab/Kota
Tahun Terbit
Kab. Ende
Kota Kupang
Kota Ternate
Kota Tarakan
2003
2003
2001
2000
Buku Eksklusif
4.
Hal | 58
bangunan
gedung
yang
tidak
bangunan
gedung
yang
tidak
bangunan
gedung
yang
tidak
4.
5.
PDTBG
137
TABG
110
SLF
151
IMB
166
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Jumlah Kab/Kota
Buku Eksklusif
Berdasarkan monev terhadap 167 kabupaten/kota tersebut pada grafik diatas, terdapat
16 kabupaten/kota yang belum mengatur soal SLF diantaranya Kota Kupang,
Kabupaten Ende, Kabupaten Tana Toraja, Kota Palu, Kota Tarakan, Kab Tanah
Bumbu, Kota Singkawang, Kab Sintang, Kota Madiun, Kab Banjarnegara, Kabupaten
Bandung, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kab. Rokan Hilir, Kota Pangkal Pinang*,
dan Kab/Kota. Bungo.
Sedangkan kabupaten kota yang mengatur soal TABG mencapai 66% atau sekitar
110 kab/kota. Sisanya sebanyak 57 kab/kota belum mengaturnya yakni Kab.
Simuelue, Kota Banda Aceh, Kota Solok, Kota Sawahlunto, Kab. Rokan Hilir, Kota
Pangkal Pinang*, Kab. Ogan Ilir, Kota Palembang, Kab/Kota. Bungo, Kab. Seluma,
Kab. Pandeglang, Kab. Bandung, Kab. Karanganyar, Kab. Pemalang, Kab. Rembang,
Kota Surakarta, Kab. Cilacap, Kota Yogyakarta, Kab. Sleman, Kota Madiun, Kota
Sidoarjo, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Kayung Utara, Kab. Sintang, Kota Pontianak, Kota
Singkawang, Kab. Tapin, Kab. Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu, Kab. Barito Timur,
Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Seruyan, Kota Palangkaraya, Kota Samarinda, Kota
Tarakan, Kab. Poso, Kab. Toli - Toli, Kota Palu, Kab. Bone, Kab. Barru, Kab. Tana
Toraja*, Kota Parepare, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Bombana, Kab. Wakatobi,
Kab. Jembrana, Kab. Lombok Timur, Kab. Sumbawa, Kab. Alor, Kab. Manggarai
Barat, Kab. Ende, Kab. Belu, Kab. Sumba Timur, Kab. Manggarai, Kota Kupang,
Kota Ternate, dan Kab. Manokwari.
Sedangkan pengaturan soal pendataan bangunan gedung pada peraturan daerah
bangunan gedung di 167 kab/kota baru mencapai 82% atau sama dengan 137
kab/kota, sisanya sebanyak 30 kab/kota belum mengatur soal ini. Kabupaten/kota
yang belum mengatur soal ini terdiri atas Kota Banda Aceh, Kota Solok, Kab. Rokan
Hilir, Kota Pangkal Pinang, Kab. Bungo, Kota Metro, Kab. Bandung, Kab. Sintang,
Kota Singkawang, Kab. Tanah Bumbu, Kota Palangkaraya, Kota Tarakan, Kab. ToliToli, Kota Palu, Kab. Tanah Toraja, Kab. Minahasa Tenggara, Kota Bitung, Kota
Gorontalo, Kab. Jembrana, Kab. Lombok Tengah, Kab. Manggarai Barat, Kab. Ende,
Kab. Belu, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Sumba Timur, Kab. Manggarai, Kota
Kupang, Kab Flores Timur, Kota Ternate, dan Kota Jayapura.
Permasalahan Implementasi atau penerapan amanat UU BG No 28/2002 terkait
IMB, SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung terhadap 167 kab/kota sasaran ,
untuk SLF baru diterapkan di 14 Kab/Kota yakni Kota Batam, Kota Palembang, Kab
Pandeglang, DKI Jakarta, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota
Surakarta, Kab. Ngawi, kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Pontianak, Kota
Hal | 60
PDTBG
Jembarana.
Sisanya
sebanyak
153
kab/kota
belum
TABG
14
SLF
14
IMB
165
20
40
60
80
100
120
140
160
180
Jumlah Kab/Kota
Buku Eksklusif
%Penerapan (KG)
PDTBG
TABG
SLF
% Pengaturan (PH)
2%
82%
8%
66%
8%
90%
99%
99%
IMB
Hal | 62
Buku Eksklusif
Penyusunan
Kembali
167 PERDA BG
Belum Sempurna
Peraturan
Perbaikan
Pengaturan melalui
Perwal/Perbup
3.
4.
5.
Hal | 64
melalui sosialisasi UU BG, Peraturan Menteri terkait IMB, SLF, TABG dan
Pendataan Bangunan Gedung;
Pembuatan Sistem Informasi Bangunan Gedung Terintegrasi. Sistem yang
terintegrasi adalah perangkat lunak yang mengintegrasikan mengenai IMB,
SLF, TABG dan Pendataan Bangunan Gedung;
Pembuatan Sistem Informasi Tenaga Ahli Bangunan Gedung pada tingkat
kab/kota, provinsi dan nasional yang terintegrasi/terhubung;
Pembuatan Model Sistem Informasi Bangunan Gedung, ditingkat
kabupaten/kota, provinsi dan nasional;
Fasilitasi kelembagaan, berupa bantuan pembentukan lembaga/badan
perijinan terpadu yang efektif dan efisien.
Buku Eksklusif
Hal | 66
Buku Eksklusif
3.
mewujudkan bangunan gedung yang fungsional dan sesuai dengan tata bangunan
gedung yang serasi dan selaras dengan lingkungannya;
mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin
keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan;
mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung.
Peta jalan penyelenggaraan bangunan gedung pada kegiatan monitoring dan evaluasi
penyelenggaraan bangunan gedung merupakan hasil analisis persilangan
(intersecting) antara analisis substansi peraturan daerah bangunan gedung (167
kab/kota) terhadap proses implementasi (kelembagaan/operasionalisasi) dimasingmasing kabupaten kota. Beberapa komponen yang menjadi analisis persilangan
tersebut meliputi:
1.
2.
3.
4.
Buku Eksklusif
2.
3.
4.
Indikator
IMB
SLF
TABG
PDTBG
Perda BG
Diatur-tidak diatur
Diatur-tidak diatur
Diatur-tidak diatur
Diatur-tidak diatur
Kelembagaan/Implementasi
Operasional-tidak operasional
Operasional-tidak operasional
Operasional-tidak operasional
Operasional-tidak operasional
Operatif;
Belum operatif 1;
Belum operatif 2; dan
Belum operatif 3;
Bertipologi operatif apabila pada peraturan daerah telah mengatur komponen amanat
undang-undang bangunan gedung (IMB-SLF-TABG-PDTBG) dan pada
operasionalisasinya diterapkan. Bertipologi belum operatif apabila salah satunya
Hal | 2
Buku Eksklusif
tidak mengatur dan/atau tidak operasionalisasi. Lebih sederhana, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4. 2. Tipologi Operatif/Tidak Operatif Komponen IMB, SLF, TABG dan
PDTBG
No
Perda BG
Kelembagaan/
Operasionalisasi
Tipologi
1
2
3
4
Diatur
Diatur
Tidak diatur
Tidak diatur
Implementatif
Tidak Implementatif
Implementatif
Tidak implementatif
Operatif (OPF)
Tidak Operatif 1 (TO1)
Tidak Operatif 2 (TO2)
Tidak Operatif 3 (TO3)
IMB
SLF
TABG
PDTBG
OPF
164
14
TO1
137
101
133
TO2
TO3
16
52
30
167
167
167
167
Hasil analisis persilangan antara substansi peraturan daerah bangunan gedung di 167
kab/kota terhadap implementasi (kelembagaan), untuk komponen IMB didapatkan
bahwa status kabupaten/kota yang masuk dalam kelompok OPF (Operatif)
berjumlah 164 kab/kota, status TO1 (Tidak Operatif 1) berjumlah 2 kab/kota, status
TO2 (Tidak Operatif 2) berjumlah 1 kab/kota, dan status TO3 (Tidak Operatif 3)
berjumlah nol.
Hal | 3
Buku Eksklusif
Untuk komponen SLF jumlah kab/kota yang bertipologi OPF (Operatif) sebanyak
14, bertipologi TO1 (Tidak Operatif 1) sebanyak 137, dan yang bertipologi TO3
(Tidak Operatif 3) berjumlah 16.
Untuk komponen TABG jumlah kab/kota yang bertipologi OPF (Operatif)
sebanyak 9, yang bertipologi TO1 (Tidak Operatif 1) sebanyak 101, yang
bertipologi TO2 (Tidak Operatif 2) sebanyak 5, dan yang bertipologi TO3 (Tidak
Operatif 3) sebanyak 52.
Untuk komponen Pendataan Bangunan Gedung (PDTBG), jumlah kab/kota yang
bertipologi Operatif (OPF) sebanyak 4, yang bertipologi TO1 (Tidak Operatif 1)
berjumlah 133, yang bertipologi TO2 (Tidak Operatif 3) sebanyak 30.
OPF
TO1
TO2
TO3
164
137
133
101
52
IMB
14
0
SLF
16
30
9
5
TABG
0
PDTBG
Hal | 4
Buku Eksklusif
Tabel 4. 4. Tipologi IMB di 167 Kab/Kota
OPF
TO1
TO2
Kab. Simuelue, Kota Banda Aceh, Kota Solok, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang
Kab.
Kab. Tana
Pariaman, Kab. Tanah Datar, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kab. Sijunjung, Kab.
Batubar
Toraja*
Agam, Kab. Lima Puluh Kota, Kota. Padangpanjang, Kota. Pariaman, Kab. Kuantan
a, Kota
Singingi, Kab. Indragiri Hilir, Kab. Indragiri Hulu, Kab. Rokan Hilir, Kab. Siak, Kota
Pangkal
Tanjung Pinang, Kota Batam, Kab. Bintan, Kab. Ogan Ilir, Kota Palembang, Kab/Kota.
Pinang*
TO3
-
Bungo, Kab. Batang Hari, Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab. Kerinci, Kab. Seluma, Kab.
Bengkulu Tengah, Kab. Lebong, Kota Metro, Kab. Pandeglang, Kota Tangerang, Kab.
Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, Jakarta, Kab. Bandung, Kota Bogor,
Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Sukabumi, Kab. Tasik Malaya, Kota
Cirebon, Kab. Sumedang, Kab. Garut, Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab.
Karanganyar, Kab. Pemalang, Kab. Purworejo, Kab. Rembang, Kab. Temanggung, Kota
Pekalongan, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Kendal, Kab.
Cilacap, Kab. Jepara, Kab. Magelang, Kab. Kebumen, Kab. Boyolali, Kota Wonogiri,
Kab. Pati, Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab.
Sleman, Kab. Ponorogo, Kab. Ngawi, Kab. Tulungagung, Kab. Kediri, Kab. Pacitan,
Kota Probolinggo, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Pasuruan, Kota
Sidoarjo, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Kayung Utara, Kab. Sintang, Kab. Sanggau, Kota
Hal| 5
Buku Eksklusif
OPF
Pontianak, Kota Singkawang, Kab. Banjar, Kab. Tapin, Kab. Barito Kuala, Kab.
Kotabaru, Kab. Tanah Bumbu, Kota Banjarbaru, Kab. Barito Timur, Kab. Kotawaringin
Barat, Kab. Gunung Mas, Kab. Seruyan, Kab. Lamandau, Kota Palangkaraya, Kab.
Kutai Barat*, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kota Tarakan, Kab. Bulungan, Kab.
Polewali Mandar, Kab. Poso, Kab. Toli - Toli, Kota Palu, Kab. Sigi, Kab. Bone, Kab.
Barru, Kab. Toraja Utara, Kab. Luwu Timur, Kab. Takalar, Kab. Sinjai, Kab. Maros,
Kab. Pinrang, Kab. Luwu Utara, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Bantaeng, Kota
Paloppo, Kota Parepare, Kab. Minahasa Tenggara, Kota. Bitung, Kab. Bombana, Kab.
Wakatobi, Kab. Muna, Kab. Konawe Selatan, Kab. Konawe Utara, Kota Kendari, Kota
Gorontalo, Kab. Jembrana, Kab. Karangasem, Kab. Tabanan, Kab. Gianyar, Kab.
Lombok Timur, Kab. Sumbawa, Kab. Lombok Tengah, Kab. Sumbawa Barat, Kab.
Lombok Barat, Kota Bima, Kab. Alor, Kab. Manggarai Barat, Kab. Ende, Kab. Belu,
Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Sumba Timur, Kab. Nagekeo, Kab. Ngada, Kab.
Manggarai, Kota Kupang, Kab. Flores Timur, Kota Ternate, Kab. Maluku Tengah, Kota
Ambon, Kab Nabire, Kab Jayawijaya, Kab Mimika, Kab. Biak Numfor, Kab Kepulauan
Yapen, Kab. Merauke, Kota Jayapura dan Kab. Manokwari.
Sumber: Direktorat PBL, 2014
Hal | 6
TO1
TO2
TO3
Buku Eksklusif
Tabel 4. 5. Tipologi SLF di 167 Kab/Kota
OPF
Kota
Batam,
TO1
TO2
Kota
Kab.
Bandung,
Kota
Kota
Kota
Kota Kupang
Palembang,
Semarang,
Pontianak,
Kota
TO3
Kota Solok, Kota Sawahlunto,
Kab.
Banjarnegara,
Buku Eksklusif
OPF
TO1
TO2
Seruyan,
Palangkaraya,
Kab.
Kab.
Lamandau,
Kutai
Barat*,
Kota
Kota
Kab.
Sidenreng
Rappang,
Kab.
Tenggara,
Kota.
Bitung,
Kab.
TO3
Buku Eksklusif
OPF
TO1
TO2
TO3
Hal| 9
Buku Eksklusif
Tabel 4. 6. Tipologi TABG di 167 Kab/Kota
OPF
TO1
TO2
TO3
Jakarta,
Kota
Kota
Bogor,
Kota
Datar,
Palembang,
Bandung,
Kota
Kab.
Semarang,
Kab.
Puluh
Pandeglang,
Ngawi,
Kota
Kota Surakarta,
Pemalang,
Probolinggo,
Kota
dan
Cilacap,
Pontianak.
Bontang
Utara,
Singkawang,
Barat,
Hal | 10
Kota
Kota,
Payakumbuh,
Kota.
Kab.
Padangpanjang,
Kota
Kab.
Kota
Rembang,
Kab.
Yogyakarta,
Kab.
Kab.
Sintang,
Kab.
Tapin,
Seruyan,
Kota
Kab.
Kota
Buku Eksklusif
OPF
TO1
TO2
TO3
Kab.
Bombana,
Manokwari
Banjar,
Kab.
Barito
Kuala,
Minahasa
Kab.
Tenggara,
Kab.
Wakatobi,
Kab.
Kota
Sidenreng
Rappang,
Kab.
Buku Eksklusif
OPF
TO1
TO2
Daya,
Ngada,
Kab.
Kab. Nagekeo,
Flores
Timur,
Kab.
Kab.
Hal | 12
Kab.
Merauke
dan
Kota
TO3
Buku Eksklusif
TO1
Kab. Kuantan
Singingi,
Kab. Bogor,
DKI Jakarta
Singkawang,
dan
Jembrana,
Bandung
Kota
Selatan,
Kota
Bogor,
TO2
Kota
Depok,
TO3
Kota Banda Aceh, Kota Solok, Kab. Rokan
Kab.
Kab.
Tanah
Lombok
Bumbu,
Tengah,
Kota
Kab.
Kota
Banyumas,
Kab.
Karanganyar,
Kab.
Hal| 13
Buku Eksklusif
OPF
TO1
Pemalang, Kab. Purworejo, Kab. Rembang, Kab.
Temanggung, Kota Pekalongan, Kota Semarang,
Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Kendal,
Kab. Cilacap, Kab. Jepara, Kab. Magelang, Kab.
Kebumen, Kab. Boyolali, Kota Wonogiri, Kab.
Pati, Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon
Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, Kab.
Ponorogo, Kab. Ngawi, Kab. Tulungagung, Kab.
Kediri, Kab. Pacitan, Kota Probolinggo, Kota
Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun, Kota
Pasuruan, Kota Sidoarjo, Kab. Kapuas Hulu,
Kab. Kayung Utara, Kab. Sanggau, Kota
Pontianak, Kab. Banjar, Kab. Tapin, Kab. Barito
Kuala, Kab. Kotabaru, Kota Banjarbaru, Kab.
Barito Timur, Kab. Kotawaringin Barat, Kab.
Gunung Mas, Kab. Seruyan, Kab. Lamandau,
Kab. Kutai Barat*, Kota Samarinda, Kota
Bontang, Kab. Bulungan, Kab. Polewali Mandar,
Hal | 14
TO2
TO3
Buku Eksklusif
OPF
TO1
TO2
TO3
Hal| 15
Buku Eksklusif
2.
3.
Dari 167 kabupaten/kota yang menjadi sasaran monitoring dan evaluasi, terdapat 1
kabupaten/kota dmana komponen IMB-nya perlu difasilitasi penyempurnaan payung
hukumnya (PH) yakni Kabupaten Tana Toraja. Sedangkan fasilitasi pembentukan
kelembagaan (KG) yang perlu difasilitasi adalah Kabupaten Batu Bara dan Kota
Pangkal Pinang sedangkan sisanya 164 kab/kota lainnya tidak memerlukan fasilitasi
penanganan karena sudah mengatur amanat tersebut dan berjalan. Lihat grafik 4.2
Kab/Kota
PH
KG
Nonfas
164
Hal | 16
Buku Eksklusif
Hal| 17
Buku Eksklusif
Kab. Minahasa Tenggara, Kota. Bitung, Kab. Bombana, Kab. Wakatobi, Kab. Muna,
Kab. Konawe Selatan, Kab. Konawe Utara, Kota Kendari, Kota Gorontalo, Kab.
Karangasem, Kab. Tabanan, Kab. Gianyar, Kab. Lombok Timur, Kab. Sumbawa,
Kab. Lombok Tengah, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Lombok Barat, Kota Bima, Kab.
Alor, Kab. Manggarai Barat, Kab. Belu, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Sumba Timur,
Kab. Nagekeo, Kab. Ngada, Kab. Manggarai, Kab. Flores Timur, Kota Ternate, Kab.
Maluku Tengah, Kota Ambon, Kab Nabire, Kab Jayawijaya, Kab Mimika, Kab. Biak
Numfor, Kab Kepulauan Yapen, Kab. Merauke, Kota Jayapura, dan Kab. Manokwari.
Lihat grafik 6.3.
Sedangkan kabupaten/kota yang tidak memerlukan fasilitasi dalam penerapan SLFnya (Sertifikat laik fungsi) berjumlah 14 kab/kota yang terdiri dari Kota Batam, Kota
Palembang, Kab. Pandeglang, Jakarta, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Semarang,
Kota Surakarta, Kab. Ngawi, Kota Probolinggo, Kota Malang, Kota Pontianak, Kota
Bontang, dan Kab. Jembrana. Lihat grafik 4.3.
Kab/Kota
PH & KG
16
KG
Nonfas
137
14
Hal | 18
Buku Eksklusif
Hal| 19
Buku Eksklusif
Magelang, Kab. Kebumen, Kab. Boyolali, Kota Wonogiri, Kab. Pati, Kab. Bantul,
Kab. Kulon Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab. Ponorogo, Kab. Tulungagung, Kab.
Kediri, Kab. Pacitan, Kota Malang, Kota Pasuruan, Kab. Sanggau, Kab. Banjar, Kab.
Barito Kuala, Kota Banjarbaru, Kab. Gunung Mas, Kab. Lamandau, Kab. Kutai
Barat*, Kab. Bulungan, Kab. Polewali Mandar, Kab. Sigi, Kab. Toraja Utara, Kab.
Luwu Timur, Kab. Takalar, Kab. Sinjai, Kab. Maros, Kab. Pinrang, Kab. Luwu Utara,
Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Bantaeng, Kota Paloppo, Kota. Bitung, Kab. Muna,
Kab. Konawe Selatan, Kab. Konawe Utara, Kota Kendari, Kota Gorontalo, Kab.
Karangasem, Kab. Tabanan, Kab. Gianyar, Kab. Lombok Tengah, Kab. Sumbawa
Barat, Kab. Lombok Barat, Kota Bima, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Nagekeo, Kab.
Ngada, Kab. Flores Timur, Kab. Maluku Tengah, Kota Ambon, Kab Nabire, Kab
Jayawijaya, Kab Mimika, Kab. Biak Numfor, Kab Kepulauan Yapen, Kab. Merauke
dan Kota Jayapura.
Kab/Kota
PH & KG
PH
52
5
KG
Nonfas
101
9
Hal | 20
Buku Eksklusif
Jakarta, Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Semarang, Kab. Ngawi, Kota Probolinggo,
Kota Surabaya, dan Kota Bontang.
Terkait penanganan komponen Pendataan Bangunan Gedung (PDTBG), untuk
penyempurnaan payung hukum (PH) dan fasilitasi pembentukan kelembagaan (KG)
mencapai 30 kab/kota yang meliputi Kota Banda Aceh, Kota Solok, Kab. Rokan Hilir,
Kota Pangkal Pinang*, Kab/Kota. Bungo, Kota Metro, Kab. Bandung, Kab. Sintang,
Kota Singkawang, Kab. Tanah Bumbu, Kota Palangkaraya, Kota Tarakan, Kab. Toli
- Toli, Kota Palu, Kab. Tana Toraja, Kab. Minahasa Tenggara, Kota. Bitung, Kota
Gorontalo, Kab. Jembrana, Kab. Lombok Tengah, Kab. Manggarai Barat, Kab. Ende,
Kab. Belu, Kab. Sumba Barat Daya, Kab. Sumba Timur, Kab. Manggarai, Kota
Kupang, Kab. Flores Timur, Kota Ternate dan Kota Jayapura. Lihat gambar 4.5
Sedangkan kab/kota yang memerlukan fasilitasi penanganan berupa pembentukan
kelembagaan Tim Ahli Bangunan Gedung mencapai 134 kab/kota, meliputi Kab.
Simuelue, Kab. Batubara, Kab. Pesisir Selatan, Kab. Padang Pariaman, Kab. Tanah
Datar, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kab. Sijunjung, Kab. Agam, Kab. Lima
Puluh Kota, Kota. Padangpanjang, Kota. Pariaman, Kab. Indragiri Hilir, Kab.
Indragiri Hulu, Kab. Siak, Kota Tanjung Pinang, Kota Batam, Kab. Bintan, Kab.
Ogan Ilir, Kota Palembang, Kab. Batang Hari, Kab. Tanjung Jabung Timur, Kab.
Kerinci, Kab. Seluma, Kab. Bengkulu Tengah, Kab. Lebong, Kab. Pandeglang, Kota
Tangerang, Kab. Serang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, Kota Bogor, Kota
Depok, Kota Sukabumi, Kab. Tasik Malaya, Kota Cirebon, Kab. Sumedang, Kab.
Garut, Kab. Banjarnegara, Kab. Banyumas, Kab. Karanganyar, Kab. Pemalang, Kab.
Purworejo, Kab. Rembang, Kab. Temanggung, Kota Pekalongan, Kota Semarang,
Kota Surakarta, Kab. Sukoharjo, Kab. Kendal, Kab. Cilacap, Kab. Jepara, Kab.
Magelang, Kab. Kebumen, Kab. Boyolali, Kota Wonogiri, Kab. Pati, Kota
Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Kulon Progo, Kab. Gunung Kidul, Kab. Sleman, Kab.
Ponorogo, Kab. Ngawi, Kab. Tulungagung, Kab. Kediri, Kab. Pacitan, Kota
Hal| 21
Buku Eksklusif
Probolinggo, Kota Surabaya, Kota Malang, Kota Madiun, Kota Pasuruan, Kota
Sidoarjo, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Kayung Utara, Kab. Sanggau, Kota Pontianak,
Kab. Banjar, Kab. Tapin, Kab. Barito Kuala, Kab. Kotabaru, Kota Banjarbaru, Kab.
Barito Timur, Kab. Kotawaringin Barat, Kab. Gunung Mas, Kab. Seruyan, Kab.
Lamandau, Kab. Kutai Barat*, Kota Samarinda, Kota Bontang, Kab. Bulungan, Kab.
Polewali Mandar, Kab. Poso, Kab. Sigi, Kab. Bone, Kab. Barru, Kab. Toraja Utara,
Kab. Luwu Timur, Kab. Takalar, Kab. Sinjai, Kab. Maros, Kab. Pinrang, Kab. Luwu
Utara, Kab. Sidenreng Rappang, Kab. Bantaeng, Kota Paloppo, Kota Parepare, Kab.
Bombana, Kab. Wakatobi, Kab. Muna, Kab. Konawe Selatan, Kab. Konawe Utara,
Kota Kendari, Kab. Karangasem, Kab. Tabanan, Kab. Gianyar, Kab. Lombok Timur,
Kab. Sumbawa, Kab. Sumbawa Barat, Kab. Lombok Barat, Kota Bima, Kab. Alor,
Kab. Nagekeo, Kab. Ngada, Kab. Maluku Tengah, Kota Ambon, Kab Nabire, Kab
Jayawijaya, Kab Mimika, Kab. Biak Numfor, Kab Kepulauan Yapen, Kab. Merauke
dan Kab. Manokwari. Lihat gambar 4.5
Sedangkan
kabupaten/kota
yang
tidak
memerlukan
fasilitasi
penanganan
Kab/Kota
PH & KG
30
KG
Nonfas
133
4
Hal | 22
Buku Eksklusif
Kab/Kota
Batu Bara
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara penentuan besaran kepadatan
dan ketinggian bangunan;
Tata cara penentuan besaran jarak bebas
bangunan gedung;
Tata cara pemeliharaan bangunan
gedung;
Tata cara perawatan bangunan gedung;
Ketentuan mengenai pemeriksaan secara
berkala bangunan gedung
Kab/Kota
Kota Solok
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan mengenai peran
masyarakat;
Ketentuan mengenai pembinaan
bangunan gedung
Hal| 23
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Pesisir
Selatan
Kab. Padang
Pariaman
Kota
Payakumbuh
Kota Sawahlunto
Kab. Agam
Hal | 24
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara penentuan besaran
kepadatan dan ketinggian bangunan
gedung serta jarak bebas bangunan
gedung
Ketentuan mengenai kepemilikan
bangunan gedung dan pendataan
bangunan gedung;
Persyaratan Tata Bangunan dalam
rencana tata bangunan dan
lingkungan;
Tata cara persyaratan keandalan
bangunan gedung
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara, prosedur dan persyaratan
izin mendirikan bangunan, izin
menambah dan/atau merubah
bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara, prosedur dan persyaratan
Izin menutup dan/atau merubah
tutup saluran/drainase;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara, prosedur dan persyaratan
Izin merubah trotoar.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara, prosedur dan persyaratan
Izin merubah trotoar
Ketentuan lebih lanjut pengaturan
tentang pertandaan (signage);
Pengaturan lebih lanjut mengenai
penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Tata cara dan persyaratan
rehabilitasi bangunan gedung
pascabencana;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kota
Padangpanjang
Kota Pariaman
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan
forum dengar pendapat dengan
masyarakat.
Kab/Kota
Kab.
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut pengaturan
Hal| 25
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kuantan
Singingi
Kab. Rokan
Hilir
Kab. Siak
Hal | 26
Daftar Perwal/Perbup
tentang pertandaan (signage);
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Persyaratan bangunan gedung
adat/tradisional;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara mengenai perizinan
bangunan gedung;
Tata cara mengenai perizinan
bangunan gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana.
Ketentuan mengenai kemudahan
hubungan horizontal antar ruang dalam
bangunan;
Ketentuan mengenai kemudahan
hubungan vertikal dalam bangunan;
Tata cara pelaksanaan wewenang dan
tanggung jawab pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung;
Persyaratan teknis untuk bangunan
adat, bangunan semi permanen,
bangunan darurat, dan bangunan yang
dibangun pada daerah lokasi bencana;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembangunan bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penetapan dan persyaratan jarak bebas
bangunan serta pemanfaatan pada
daerah sempadan;
Ketentuan karakteristik arsitektur
melayu;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
permohonan, pemeriksaan, dan
penerbitan Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung;
Tata cara pengajuan permohonan IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tim
ahli bangunan gedung.
Kab/Kota
Kota
Tanjungpinang
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penetapan fungsi bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
prasarana bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penetapan klasifikasi bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
perubahan fungsi dan klasifikasi
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara dan persyaratan IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
hak dan kewajiban
pemilik/pengguna bangunan
gedung dalam pemanfaatan
bangunan gedung;
Ketentuan mengenai tata cara
pembongkaran bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tata cara penerbitan IMB bangunan
Hal| 27
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Bintan
Daftar Perwal/Perbup
gedung hunian rumah tinggal;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tugas rutin tahunan TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tugas insidentil TABG.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengaturan tentang pertandaan
(signage);
Tata cara penyelenggaraan
bangunan gedung semi permanen
dan darurat;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan
rehabilitasi bangunan gedung
pascabencana.
Kab/Kota
Kab. Tanjung
Jabung Timur
Kab.
Batanghari
Hal | 28
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengelolaan sistem informasi
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai surat
bukti kepemilikan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemberian IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemberian IMB;
Tata cara mengajukan permohonan
surat persetujuan dan penetapan
pembongkaran
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penerbitan SLF;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Kerinci
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pendataan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata
cara perpanjangan SLF;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pengawasan oleh masyarakat
Ketentuan lebih lanjut mengenai
proses permohonan IMB dan
pencabutan IMB;
Ketentuan leibih lanjut mengenai tata
cara penyusunan RTBL.
Kab/Kota
Kab.
Bengkulu
Tengah
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut pengaturan
tentang pertandaan (signage);
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara mengenai perizinan
bangunan gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pasca bencana;
Hal| 29
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Lebong
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan
forum dengar pendapat dengan
masyarakat;
Tata cara permohonan SLF bagi
gedung yang telah memiliki IMB.
Ketentuan lebih lanjut pengaturan
tentang pertandaan (signage);
Persyaratan bangunangedung
adat/tradisional;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Kab/Kota
Kota
Tangerang
Kota Cilegon
Hal | 30
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat
Tata cara penerbitan IMB;
Tata cara penentuan besaran
kepadatan bangunan gedung;
Tata cara penentuan ketinggian
bangunan gedung;
Penentuan besaran jarak bebas
bangunan gedung;
Tata cara pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Serang
Kota
Tangerang
Selatan
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara perawatan bangunan gedung.
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara penerbitan IMB;
Lebih lanjut mengenai tata cara
penerbitan sertifikat laik fungsi
bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana.
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara permohonan SLF bagi
bangunan gedung yang sudah
memiliki IMB.
Kab/Kota
Kota Bandung
Kab. Garut
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara pendataan dan pendaftaran
bangunan gedung;
Ketentuan lebih rinci tentang tata
bangunan gedung;
Ketentuan lebih rinci mengenai
keandalan bangunan gedung
Mekanisme perubahan fungsi dan
klasifikasi bangunan;
Persyaratan administratif dan
persyaratan teknis untuk bangunan
gedung adat, bangunan gedung semi
permanen, bangunan gedung darurat
dan bangunan gedung yang dibangun
Hal| 31
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Garut
Kab.
Tasikmalaya
Hal | 32
Daftar Perwal/Perbup
pada daerah lokasi bencana;
Tata cara penyediaan dokumen dan
penilaian persyaratan administratif dan
persyaratan teknis;
Ketentuan mengenai tata cara
pendataan dan pendaftaran bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai IMB
bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung;
Ketentuan mengenai pemeliharaan
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perawatan bangunan gedung.
Ketentuan tentang tata cara pendataan
dan pendaftaran bangunan gedung;
Tata cara penentuan besaran kepadatan
dan ketinggian bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung
Ketentuan mengenai tata cara
pemeliharaan, perawatan, dan
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung;
Ketentuan mengenai penetapan harga
bangunan gedung;
Ketentuan mengenai tata cara
pembongkaran bangunan gedung serta
mekanisme pembongkaran/penertiban
dan pengawasan pembongkaran
bangunan gedung;
Ketentuan mengenai lingkup
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
mekanisme dan lingkup retribusi.
Ketentuan yang mengatur mengenai
tata cara pengesahan akta pembentukan
Perhimpunan Penghuni.
Kota Depok
Kab. Bogor
Kota Bogor
Hal| 33
Buku Eksklusif
Kab/Kota
Kab. Cilacap
Kab. Magelang
Kota
Temanggung
Kab.
Pekalongan
Kab. Pemalang
Kab.
Purworejo
Kab.
Sukoharjo
Hal | 34
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
klasifikasi bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai surat
bukti kepemilikan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeliharaan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung.
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kota
Surakarta
Kab. Rembang
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan mengenai peran
masyarakat.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
klasifikasi bangunan;
Tata cara pemberian pengurangan,
keringanan dan pembebasan retribusi.
Ketentuan mengenai pembinaan
bangunan gedung
Kab/Kota
Kota
Yogyakarta
Kab. Bantul
Kab. Gunung
Kidul
Sumber: Direktorat PBL, 2014
Daftar Perwal/Perbup
Penyediaan ruang terbuka hijau;
Bentuk format isi Formulir
permohonan, Keputusan IMB dan
Tatacara dan mekanisme penerbitan
IMB;
Bentuk, format, isi Formulir
Permohonan, tatacara pelaksanaan
pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung dan Sertifikat Laik
Fungsi;
Mekanisme pelaksanaan
pembongkaran.
Ketentuan Garis Sempadan Bangunan;
Pemberian insentif terhadap bangunan
cagar budaya;
Ketentuan mengenai TABG
Ketentuan tentang unsur-unsur
ornamen bercorak lokal.
Hal| 35
Buku Eksklusif
Kab/Kota
Kota Malang
Kota Malang
Hal | 36
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan mengenai penetapan fungsi
bangunan gedung;
Ketentuan mengenai prasarana
bangunan gedung;
Ketentuan mengenai penetapan
klasifikasi bangunan gedung;
Ketentuan mengenai perubahan fungsi
dan klasifikasi bangunan gedung;
Ketentuan mengenai persyaratan
arsitektur bangunan gedung;
Ketentuan mengenai penerapan
kearifan lokal;
Ketentuan lebih lanjut mengenai hak
dan kewajiban pemilik/pengguna
bangunan gedung dalam pemanfaatan
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pembongkaran bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pendelegasian urusan pen
yelenggaraan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas
rutin tahunan TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan sidang TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembentukan TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
keanggotaan TABG
Ketentuan mengenai penetapan fungsi
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
koordinasi dalam proses perizinan;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Sidoarjo
Kota Pasuruan
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembiayaan TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat publik.
Persyaratan bangunan gedung
adat/tradisional;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara pemberian dan perpanjangan
SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana
Letak garis sempadan pondasi
bangunan terluar;
Maksimum ketinggian pagar;
Tata cara/formulir permohonan
sertifikat laik fungsi;
Tata cara pemutihan IMB.
Kab/Kota
Kota
Singkawang
Daftar Perwal/Perbup
Hal hal yang berhubungan dengan
IMB;
Kewajiban pemegang izin mendirikan
bangunan dan pemilik bangunanyang
berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja;
Formulir isian PIPB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai IPB;
Besarnya biaya retribusi IPB;
Hal| 37
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Kayong
Utara
Kab. Sintang
Hal | 38
Daftar Perwal/Perbup
Yang berhubungan dengan bangunan
gedung yang dilestarikan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
PIHB.
Ketentuan mengenai tata cara
perubahan fungsi bangunan gedung;
Khusus untuk bangunan adat,
bangunan semi permanen, bangunan
darurat termasuk bangunan yang
dibangun pada daerah lokasi bencana,
persyaratan administrasinya;
Garis sempadan pondasi bangunan
terluar yang sejajar dengan tepi
sungai;
Formulir isian PIPB;
Ketentuan mengenai pembinaan
bangunan gedung, Tata cara, jangka
waktu dan pelaksanaan pemutihan
IMB.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penetapan klasifikasi bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
perubahan fungsi dan klasifikasi
bangunan gedung;
Formulir isian permohonan IPB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
permohonan IHB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penyelenggaraan gugatan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
bentuk laporan pengaduan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
identitas lokasi obyek yang
dilaporkan;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kota Pontianak
Daftar Perwal/Perbup
Restribusi (Izin Mendirikan Bangunan
(IMB), Sertifikat Laik Fungsi (SLF),
dan Izin Penghapusan Bangunan
(IHB).
Kab/Kota
Kab. Banjar
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai sifat
dan tahapan IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perhitungan intensitas/kepadatan
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
standar dan pedoman teknis
perencanaan bangunan gedung;
Ketentuan teknis lebih lanjut mengenai
ruang sarana dan prasarana bangunan;
Ketentuan pencahayaan ruang bawah
tanah;
Kriteria wajib dan tidak wajib untuk
sarana dan prasarana aksesibilitas;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
bangunan hijau;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
perencanaan arsitektur;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
perencanaan struktur dan konstruksi;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
perencanaan mekanikal dan elektrikal;
Ketentuan lebih lanjut mengenai papan
nama proyek;
Hal| 39
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Hal | 40
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan pelaksana pembangunan
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan dan tata cara penetapan
bangunan tidak layak dihuni atau
digunakan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeliharaan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pengawasan pemanfaatan bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
kaidah perencanaan bangunan gedung
pelestarian;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan, pembobotan setiap kriteria
dan tata cara penetapan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembagian klasifikasi;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penetapan pembongkaran dan
pelaksanaan pembongkaran bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan dan tata cara mendapatkan
persetujuan teknis bongkar;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penolakan permohonan persetujuan
teknis bongkar;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Barito
Kuala
Kab. Tapin
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan dan tata cara pengajuan
perencanaan teknis pembongkaran;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
tanggung jawab pelaku teknis
bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara dan persyaratan SLF, pentahapan
SLF serta tata cara dan persyaratan
penggunaan bagian bangunan gedung
yang masih dalam tahap pelaksanaan;
Persyaratan dan tata cara penerbitan
bukti kepemilikan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan permohonan kepemilikan
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penolakan permohonan persetujuan
teknis bongkar;
Permohonan untuk kenaikan golongan
IPTB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan izin pelaku teknis
bangunan;
Tata cara penghitungan retribusi IMB
dan prasarana bangunan gedung
melalui daftar kode dan indeks;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara tindak lanjut laporan pemantauan
masyarakat.
Ketentuan teknis yang mengatur
tentang pengembangan dan
pembangunan perumahan permukiman.
Pemasangan papan nama atau papan
iklan.
Hal| 41
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Kota
Barru
Kab. Tanah
Bumbu
Daftar Perwal/Perbup
Lembar isian PIMB;
Ketentuan mengenai kewajiban
Pemohon IMB untuk pembayaran
retribusi;
Ketentuan persyaratan penampilan
bangunan gedung;
Persyaratan tata ruang dalam bangunan
gedung;
Ketentuan persyaratan keseimbangan,
keserasian dan keselarasan bangunan
gedung dengan lingkungannya;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung;
Ketentuan tentang konstruksi bangunan
panggung.
Kab/Kota
Kota Bontang
Hal | 42
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara pemenuhan persyaratan dan
perubahan klasifikasi bangunan
gedung;
Pengaturan lebih lanjut mengenai
simbol atau unsur tradisional pada
bangunan gedung;
Tata cara penyusunan rencana tata
bangunan dan lingkungan;
Penempatan pertandaan (signage);
Tata cara dan prosedur permohonan
IMB;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kota
Samarinda
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Besarnya insentif untuk melindungai
bangunan gedung;
Prosedur dan tata cara penerbitan SLF;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Tata cara dan tahapan pengenaan
sanksi.
Formulir isian PIPB, Mengenai Ijin
Penggunaan Bangunan (IPB), Tata
Cara Pengajuan IPB;
formulir isian Mengenai Tata Cara
Mengajukan Permohonan Ijin
Merobohkan Bangunan;
Tata cara dan persyaratan pemeliharaan
bangunan, bangun bangunan dan
pekarangan ditetapkan oleh walikota;
mengenai Pemeliharaan bangunan,
bangunan dan Pekarangan;
Persyaratan dan tata cara penetapan
bangunan tidak layak dihuni atau
digunakan;
Kriteria persyaraatan terhadap
bangunan serta bangun-bangunan;
Bangunan sementara tentang tata cara
dan persyaratan bangunan pada daerahdaerah yang rencana kotanya belum
diterapkan sepenuhnya;
Penetapan perhitungan luas ruang
bawah tanah (basement);
Standar jumlah kebutuhan parkir
Hal| 43
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
menurut jenis bangunan;
Persyaratan pencahayaan bangunan;
Ketentuan teknis tentang sumur
resapan;
Ketentuan teknis mengenai tangga
kebakaran;
Pelaksanaan dan besarnya biaya
mengenai ketentuan Pidana sanksi
pelanggaran penyelenggaraan
bangunan gedung;
Mengenai petunjuk pelaksanaan
pembongkaran.
Kab/Kota
Kab. Gunung
Mas
Kab.
Lamandau
Hal | 44
Daftar Perwal/Perbup
Pejabat yang ditunjuk untuk
menerbitkan IMB;
Prosedur dan Tata Cara penerbitan
IMB;
Prosedur dan Tata Cara pembekuan
IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penentuan besaran kepadatan
dan ketinggian bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penentuan garis sempadan jalan;
Penerbitan IMB dikenakan retribusi.
Pada bangunan rumah tinggal batas
persil renggang dengan bentuk
perpetakan yang tidak teratur atau
perpetakannya belum diatur, maka
jarak bebas bangunan;
ketentuan tentang persyaratan
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
arsitektur yang belum diatur;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeriksaan kelaikan fungsi
bangunan gedung;
Kab. Seruyan
Kota Waringin
Barat
Kota
Palangkaraya
Kab/Kota
Kab.
Polewali
Mandar
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai fungsi
dan perubahan fungsi bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
klasifikasi bangunan gedung;
Prosedur dan Tata Cara penerbitan
IMB;
Prosedur dan Tata Cara pembekuan
IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penentuan besaran jarak bebas
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penentuan ketinggian bangunan
gedung;
Hal| 45
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Penetapan daerah rawan banjir/rob
Pelaksanaan Jasa Perencanaan
bangunan gedung;
Prosedur dan tata cara pemberian Izin
Mendirikan Bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeliharaan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perawatan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung;
Kab/Kota
Kab. ToliToli
Kota Palu
Kab. Sigi
Hal | 46
Daftar Perwal/Perbup
Hak dan kewajiban pemanfaatan
bangunan gedung;
Tata cara pelaksanaan pengurusan izin
bangunan gedung
Peran masyarakat
Ketentuan lebih lanjut mengenai
klasifikasi bangunan gedung;
Ketentuan tata cara penetapan dan
perubahan fungsi bangunan gedung;
Persyaratan administrasi IMB;
Ketentuan Perencanaan dan
perancangan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penentuan besaran jarak bebas
bangunan gedung;
Tata cara pencabutan SLF;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeliharaan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perawatan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung
Kab/Kota
Kab.
Takalar
Daftar Perwal/Perbup
Persyaratan penampilan bangunan
gedung;
RTBL;
Pemerintah Daerah dapat menetapkan
persyaratan administratif dan
persyaratan teknis tersendiri untuk
bangunan rumah adat;
Pengaturan lebih lanjut mengenai
penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Persyaratan bangunan gedung
adat/tradisional;
Pemerintah Daerah dapat menetapkan
persyaratan administratif dan
persyaratan teknis tersendiri untuk
bangunan rumah adat;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Pemerintah daerah dapat menetapkan
jenis bangunan gedung lainnya yang
dikecualikan;
Tata cara mengenai perizinan bangunan
gedung;
Hal| 47
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Toraja
Utara
Hal | 48
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara perpanjangan SLF;
Penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat;
Ketentuan pembiayaan pengelolaan
database dan operasional anggota TABG
Tata cara pembuktian kepemilikan
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
kepadatan dan ketinggian bangunan
gedung;
Ketentuan mengenai persyaratan Ruang
Terbuka Hijau Pekarangan (RTHP)
diatur dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dan aturan
pelaksanaannya dengan Peraturan
Bupati;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pertandaan (signage);
Ketentuan lebih lanjut mengenai
Rencana Tata Bangunan Dan
Lingkungan (RTBL);
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penyelenggaraan bangunan gedung
semi permanen dan darurat;
Tata cara penyelenggaraan dan
persyaratan bangunan gedung di lokasi
yang berpotensi bencana alam;
Penetapan jenis bangunan lainnya;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Palopo
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penerbitan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) ;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perpanjangan SLF;
Besarnya insentif untuk melindungi
bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pengajuan Sertifikat Laik Fungsi
(SLF), dan perbaikan (retrofitting)
bangunan gedung secara bertahap.
Ketentuan mengenai peruntukan
bangunan gedung;
Kepadatan dan ketinggian bangunan
gedung;
Jarak bebas bangunan gedung;
Persyaratan penampilan bangunan
gedung;
Pertandaan (signage);
RTBL;
Persyaratan administratif dan
persyaratan teknis tersendiri untuk
bangunan rumah adat;
Penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Persyaratan bangunan gedung
Hal| 49
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Maros
Hal | 50
Daftar Perwal/Perbup
adat/tradisional;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Jenis bangunan gedung lainnya yang
dikecualikan;
Tata cara mengenai perizinan bangunan
gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembiayaan;
Tata cara perpanjangan SLF;
Penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum
dengar pendapat dengan masyarakat;
Bangunan gedung yang perlu dilakukan
perbaikan (retrofitting) secara bertahap;
Bangunan yang sudah memiliki IMB
dan belum memiliki SLF.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelimpahan sebagian kewenangan;
Peruntukan lokasi yang belum
ditetapkan;
persyaratan intensitas Bangunan Gedung
yang belum ditetapkan;
Ketentuan besarnya KDB;
Ketentuan besarnya KLB;
Ketentuan besarnya jumlah lantai
Bangunan Gedung dan tinggi Bangunan
Gedung;
Ketentuan besarnya garis sempadan
bangunan;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pertandaan (signage) Bangunan Gedung;
RTBL;
Persyaratan administratif dan
persyaratan teknis lain yang besifat
khusus pada penyelenggaraan Bangunan
Gedung adat;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Bangunan Gedung adat;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Bangunan Gedung dengan langgam
tradisional;
Ketentuan dan tata cara penggunaan
simbol dan unsur/elemen tradisional;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
kearifan lokal yang dengan
penyelenggaraan Bangunan Gedung;
Tata cara penyelenggaraan Bangunan
Gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung di
kawasan rawan bencana alam;
Tata cara mengenai perizinan Bangunan
Gedung;
Pemerintah daerah dapat menetapkan
perencanan teknis untuk jenis Bangunan
Gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara pemutihan;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum
dengar pendapat dengan masyarakat;
Hal| 51
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab.
Pinrang
Hal | 52
Daftar Perwal/Perbup
Penertiban kepemilikan IMB dan SLF.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelimpahan sebagian kewenangan;
Ketentuan mengenai peruntukan
bangunan gedung;
Ketentuan besarnya KDB;
Ketentuan besarnya KDH;
Ketentuan besarnya KLB;
Ketentuan besarnya jumlah lantai
bangunan gedung dan tinggi Bangunan
Gedung;
Ketentuan besarnya garis sempadan
bangunan;
Ketentuan besarnya jarak antara
bangunan gedung dengan batas persil,
jarak antarbangunan, dan jarak antara as
jalan dengan pagar halaman;
Kaidah arsitektur tertentu pada suatu
kawasan;
RTBL;
Persyaratan administratif dan
persyaratan teknis lain yang besifat
khusus pada penyelenggaraan Bangunan
Gedung adat;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Bangunan Gedung adat;
Ketentuan teknis dan prinsip-prinsip
pembangunan Bangunan Gedung dengan
langgam tradisional;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Bangunan Gedung dengan langgam
tradisional;
Ketentuan dan tata cara penggunaan
simbol dan unsur/elemen tradisional;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Luwu
Utara
Daftar Perwal/Perbup
kearifan lokal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Bangunan Gedung;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan Bangunan Gedung di
kawasan rawan bencana alam;
Tata cara mengenai perizinan Bangunan
Gedung;
Jenis bangunan gedung yang
dikecualikan;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum
dengar pendapat dengan masyarakat
Ketentuan mengenai persyaratan
administratif dan persyaratan teknis
untuk bangunan gedung adat;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persayaratan tata bangunan dan
lingkungan;
Ketentuan mengenai uraian persyaratan
intensitas bangunan gedung;
Untuk masing-masing lokasi yang belum
dibuat tata ruangnya, ketinggian
maksimum bangunan gedung diatur
dengan Peraturan Bupati dengan
mempertimbangkan lebar jalan, fungsi
bangunan, keselamatan bangunan, serta
keserasian dengan lingkungannya;
Persyaratan ruang terbuka hijau
pekarangan;
Hal| 53
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Hal | 54
Daftar Perwal/Perbup
Perencanaan ruang bawah tanah
(besment) tidak boleh melampaui KTB
dan harus memenuhi ketentuan KDH
yang ditetapkan dalam Peraturan
Bupati.;
Ketentuan mengenai pertandaan
(signage);
Ketentuan mengenai persyaratan
administratif dan persyaratan teknis
tersendiri untuk bangunan rumah adat;
Ketentuan mengenai penggunaan simbol
atau unsur tradisional pada bangunan
gedung;
Ketentuan mengenai persyaratan
bangunan gedung adat/tradisional;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penyelenggaraan bangunan gedung
semi permanen dan darurat;
Ketentuan mengenai perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan dan
pemeliharaan bangunan di lokasi pantai,
terutama bangunan di atas air;
Perencanaan, pelaksanaan, pengawasan
dan pemeliharaan bangunan di lokasi
pegunungan;
Ketentuan mengenai tata cara
penyelenggaraan bangunan gedung di
lokasi yang berpotensi bencana;
Ketentuan mengenai jenis bangunan
gedung lainnya yang dikecualikan;
Ketentuan mengenai tata cara mengenai
perizinan bangunan gedung;
Ketentuan mengenai tata cara
perpanjangan SLF;
Besarnya insentif untuk melindungi
bangunan gedung;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kota ParePare
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan mengenai persyaratan teknis
penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Ketentuan mengenai tata cara dan
persyaratan rehabilitasi bangunan
gedung;
Ketentuan mengenai tugas, fungsi dan
pembiayaan TABG;
Ketentuan mengenai bentuk dan tata
cara pelaksanaan forum dengar pendapat
dengan masyarakat;
Tata cara permohonan SLF bagi
banguan gedung yang sudah memiliki
IMB.
Persyaratan administratif dan
persyaratan teknis untuk bangunan
gedung adat, bangunan gedung yang
dibangun pada daerah lokasi bencana;
Ketentuan lebih lanjut mengenai surat
bukti kepemilikan bangunan gedung;
Apabila tinggi tanah pekarangan berada
dibawah titik ketinggian (persil) bebas
banjir atau terdapat kemiringan yang
curam atau perbedaan tinggi yang besar
pada tanah asli suatu perpetakan, maka
tinggi maksimal lantai dasar ditetapkan
oleh peraturan Walikota atau pejabat
yang ditunjuk;
Pemasangan ornamen atau hiasan papan
nama atau papan
iklan/reklame/baliho/spanduk, tidak
dibenarkan menganggu ketertiban
umum;
Tata cara mengajukan permohonan izin
mendirikan/mengubah bangunan;
Biaya administrasi pemberian izin
Hal| 55
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab.
Bantaeng
Hal | 56
Daftar Perwal/Perbup
mendirikan bangunan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi
administratif.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelimpahan sebagian kewenangan;
Peruntukan lokasi yang belum
ditetapkan;
persyaratan intensitas Bangunan
Gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pertandaan (signage) Bangunan Gedung;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Bangunan Gedung adat;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
Bangunan Gedung dengan langgam
tradisional;
Ketentuan dan tata cara penggunaan
simbol dan unsur/elemen tradisional;
Ketentuan dan tata cara penyelenggaraan
kearifan lokal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan Bangunan Gedung;
Tata cara penyelenggaraan Bangunan
Gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung di
kawasan rawan bencana alam;
Tata cara mengenai perizinan Bangunan
Gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
Bangunan Gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum dengar
pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum
dengar pendapat dengan masyarakat.
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab.
Sidenreng
Rappang
Kab. Bone
Kab. Selayar
Kab. Luwu
Timur
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan mengenai desain dan
spesifikasi teknis pemisah di sepanjang
halaman depan, samping, dan belakang
bangunan;
Tata cara penyelenggaraan Bangunan
Gedung semi permanen dan darurat;
Kawasan rawan bencana alam dengan
larangan membangun pada batas tertentu
dengan mempertimbangkan keselamatan
dan keamanan demi kepentingan umum;
Perencanan teknis untuk jenis Bangunan
Gedung lainnya yang dikecualikan;
Tata cara pemeliharaan bangunan
gedung;
Pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung;
Tata cara perawatan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembiayaan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan tekhnis bangunan gedung.
Ketentuan lebih lanjut mengenai surat
bukti kepemilikan bangunan gedung;
Pemasangan ornamen atau hiasan papan
nama atau papan iklan/reklame/baliho/
spanduk, tidak dibenarkan mengganggu
ketertiban umum;
Ketentuan lebih lanjut tentang sanksi
administratif
Ketentuan lebih lanjut mengenai
klasifikasi bangunan gedung;
Prosedur dan Tata Cara penerbitan IMB;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penentuan ketinggian bangunan
gedung;
Hal| 57
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Barru
Kab. Sinjai
Hal | 58
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeliharaan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perawatan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pemeriksaan secara berkala bangunan
gedung.
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pendelegasian sebagian urusan
penyelenggaraan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas
rutin tahunan TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas
insidentil TABG;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penerbitan SLF bangunan gedung
hunian rumah tinggal;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara memantau dan menjaga ketertiban
penyelenggaraan bangunan gedung.
Kab/Kota
Kab.
Bombana
Kab.
Wakatobi
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan mengenai tata cara
penetapan dan perubahan fungsi
bangunan gedung
Persyaratan kepadatan dan ketinggian
bangunan meliputi koefisien dasar
bangunan, koefisien lantai bangunan
dan ketinggian bangunan;
Persyaratan jarak bebas bangunan;
Tata cara pembongkaran bangunan
gedung;
Ketentuan mengenai peran
masyarakat;
Hal| 59
Buku Eksklusif
Kab/Kota
Kab.
Minahasa
Tenggara
Kota Bitung
Daftar Perwal/Perbup
Besarnya biaya retribusi perpanjangan
izin penggunaan bangunan;
Penetapan bangunan gedung yang
dilestarikan;
Formulir isian tata cara permohonan
izin merobohkan bangunan;
Penetapan pembebasan atau
pengurangan besarnya retribusi
didalam perda BG;
Besarnya denda maksimun terhadap
pelanggaran yang menimbulkan
masalah hokum Pidana.
Ketentuan sistem pendataan bangunan
gedung;
Lokasi yang belum ditetapkan KDB
dan KLB dalam RTRW;
Persyaratan arsitektur bangunan bukan
gedung;
Pedoman untuk rumah sederhana;
Kab/Kota
Kab. Karang
Asem
Hal | 60
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut pengaturan
tentang pertandaan (signage);
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung di
lokasi yang berpotensi bencana alam;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Gianyar
Kab.
Tabanan
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara mengenai perizinan
bangunan gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan
forum dengar pendapat dengan
masyarakat;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pertandaan (signage);
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung di
lokasi yang berpotensi bencana alam;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perizinan bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pasca bencana;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembiayaan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
bentuk dan tata cara pelaksanaan
forum dengar pendapat dengan
masyarakat.
Persyaratan penampilan bangunan
gedung dengan kaidah arsitektur
tradisional Bali berkarakter arsitektur
setempat (Local Genius) dan penetapan
tema arsitektur bangunan;
Hal| 61
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara dan persyaratan
penyelenggaraan bangunan gedung di
Lokasi yang Berpotensi Bencana
Alam;
Tata cara mengenai perizinan
bangunan gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan
forum dengar pendapat dengan
masyarakat.
Kab/Kota
Kab.
Lombook
Barat
Hal | 62
Daftar Perwal/Perbup
Persyaratan administratif dan teknis
untuk Bangunan Gedung adat,
Bangunan Gedung semi permanen,
Bangunan Gedung darurat, dan
Bangunan Gedung yang dibangun pada
daerah lokasi bencana sesuai kondisi
sosial dan budaya setempat;
Ketentuan mengenai zonasi ketinggian
Bangunan Gedung;
RTBL;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemeliharaan Bangunan Gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kota Bima
Daftar Perwal/Perbup
pemeriksaan secara berkala Bangunan
Gedung.
Kab. Lombok
Tengah
Hal| 63
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab.
Sumbawa
Barat
Daftar Perwal/Perbup
pembongkaran bangunan gedung.
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pertandaan (signage);
Persyaratan bangunan gedung
adat/tradisional;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara mengenai perizinan
bangunan gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Bangunan gedung tersebut yang perlu
dilakukan perbaikan (retrofitting)
secara bertahap;
Tata cara permohonan SLF bagi
bangunan gedung yang sudah memiliki
IMB.
Kab/Kota
Kab. Flores
Timur
Hal | 64
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara perijinan;
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara penentuan besaran kepadatan dan
ketinggian bangunan gedung;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan penampilan gedung;
Ketentuan lebih lanjut prosedur dan
tata cara penerbitan SLF;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab.
Manggarai
Daftar Perwal/Perbup
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata
cara pemutihan IMB.
Ketenteuan lebih lanjut mengenai
struktur organissasi KPPBG;
Ketentuan lebih lanjut tentang tata
cara pendataan dan pendaftaran
bangunan gedung.
Kab. Alor
Kab. Sumba
Timur
Kab. Belu
Kab/Kota
Kota Jayapura
Daftar Perwal/Perbup
Pengaturan tentang pertandaan
(signage);
Persyaratan bangunan gedung
Hal| 65
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Kep.
Yapen
Hal | 66
Daftar Perwal/Perbup
adat/tradisional;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pasca bencana;
Bangunan gedung tersebut yang perlu
dilakukan perbaikan (retrofitting)
secara bertahap.
Tata cara pembuktian kepemilikan
bangunan gedung;
Ketentuan pelimpahan kewenangan
penerbitan IMB;
Ketentuan mengenai peruntukan lokasi
yang belumditetapkan;
Ketentuan KDB, KDH dan KLB;
Jumlah lantai bangunan dan tinggi
bangunan gedung;
Penetapan GSB;
Penetapan jarak antara bangunan dan
persil;
RTHP;
Ketentuan pertandaan (signage);
RTBL;
Persyaratan administrative dan teknis
lain yang bersifat khusus pada
penyelenggaraan bangunan gedung
adat;
Ketentuan teknis dan prinsip-prinsip
serta tata cara penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung adat;
Persyaratan administrative dan teknis
lain yang bersifat khusus pada
penyelenggaraan bangunan gedung
dengan langgam tradisional;
Ketentuan teknis dan prinsip-prinsip
serta tata cara penyelenggaraan
pembangunan bangunan gedung
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
dengan langgam tradisional;
Ketentuan dan tata cara penggunaan
symbol dan unsur/elemen tradisional;
Ketentuan dan tata cara
penyelenggaraan kearifan local yang
berkaitan dengan penyelenggaraan
bangunan gedung.
Tata cara penyelenggaraan banguann
gedung semi permanen dan darurat;
Penetapan kawasan rawan bencana
alam;
Persyaratan penyelenggaraan banguan
gedung di kawasan rawan tanah
longsor;
Persyaratan penyelenggaraan bangunan
gedung di kawasan rawan gelombangn
pasang;
Persyaratan penyelenggaraan bangunan
gedung di kawasan yang terletak di
zona patahan aktif;
Persyaratan penyelenggaraan bangunan
gedung di kawasan rawan tsunami;
Persyaratan penyelenggaraan bangunan
gedung di kawasan rawan abrasi;
Tata cara mengenai perizinan bangunan
gedung;
Perencanaan teknis untuk jenis
bangunan gedung yang dikecualikan;
Penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Pembiayaan TABG;
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Hal| 67
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Kab. Merauke
Kab. Biak
Numfor
Kab. Mimika
Hal | 68
Daftar Perwal/Perbup
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum
dengan pendapat dengan masyarakat;
Buku Eksklusif
Provinsi
Kab/Kota
Daftar Perwal/Perbup
Penggunaan simbol atau unsur
tradisional pada bangunan gedung;
Persyaratan administratif dan
persyaratan teknis tersendiri untuk
bangunan rumah adat;
Tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung semi permanen dan darurat;
Tata cara mengenai perijinan bangunan
gedung;
Tata cara perpanjangan SLF;
Besarnya insentif untuk melindungi
bangunan gedung;
Penyelenggaraan bangunan
penampungan;
Tata cara dan persyaratan rehabilitasi
bangunan gedung pascabencana;
Ketentuan lebih lanjut mengenai
pembiayaan (TABG);
Tata cara penyelenggaraan forum
dengar pendapat;
Bentuk dan tata cara pelaksanaan forum
dengar pendapat dengan masyakat;
Ketentuan pelanggaran mengenai
bangunan yang belum memiliki imb;
Tata cara permohonan SLF bagi
gedung yang sudah memiliki IMB;
Bangunan gedung tersebut yang perlu
dilakukan perbaikan (retrofitting)
secara bertahap.
Hal| 69
Buku Eksklusif
Hal | 70
Buku Eksklusif
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Buku Eksklusif
9.
Hal | 72