A. Latar Belakang
Kajian dan Analisis yang dilaksanakan adalah: (a) Kajian Kelayakan Teknis
Teknologis; (b) Kajian Kelayakan Lingkungan; (c) Kajian Sosial-Ekonomi dan
Budaya; (d) Kajian Hukum dan Kelembagaan; (e) Kajian Ekonomi dan
Keuangan; (f) Resume Hasil Kajian; (g) Analisis Risiko dan Mitigasi; dan (h)
Rencana Pelaksanaan; Dengan uraian sebagai berikut:
Pengkajian aspek alokasi risiko dan mitigasi meliputi risiko kinerja, dan politik,
dan keuangan. Risiko dikelola berdasarkan prinsip alokasi risiko yang
memadai dengan mengalokasikan risiko kepada pihak yang paling mampu
mengendalikan risiko dalam rangka menjamin efisiensi dan efektivitas dalam
penyediaan infrastruktur. Pengelolaan risiko ditentukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
8. Rencana Pelaksanaan
B. Deskripsi
E. Waktu
A. Indikator Keberhasilan
1. Kriteria Umum
2. Kriteria Teknis
Sistem penyediaan air minum mengikuti rencana induk SPAM yang ada.
Sasaran pelayanan yang akan dikaji ditujukan pada daerah yang memiliki
potensi ekonomi dan secara teknis dapat dilakukan. Setelah itu prioritas
pelayanan diarahkan pada daerah pengembangan sesuai dengan arahan
dalam perencanaan induk SPAM.
a. Mata air;
b. Air tanah; dan
c. Air permukaan (sungai, danau, waduk, embung)
a. Bangunan Penangkap
a. Sumur Dangkal
b. Sumur Dalam
c. Intake Jembatan
a) Muka air jauh dari daratan, tidak ada lalu lintas kapal besar
di sungai
b) Kelengkapan bangunan: jembatan pipa, pengaman pompa
c) pompa air baku, peralatan pengangkat pompa
d) Bangunan Sarana Pembawa Air Baku dan
Perlengkapannya
a. Koagulasi
b. Flokulasi
c. Sedimentasi.
d. Filtrasi
Q peak
2 Faktor jam puncak F.puncak 1,15 – 3
Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0,3 - 0,6 m/det
3 b) Kecepatan maksimum
o Pipa PVC V max 3,0 - 4,5 m/det
o Pipa baja atau DCIP V max 6,0 m/det
Tekanan air dalam pipa
(0,5 - 1,0) atm, pada titik
a) Tekanan minimum H min
jangkauan pelayanan terjauh.
b) Tekananan maksimum
4 o Pipa PVC H max 6-8 atm
o Pipa baja atau DCIP H max 10 atm
o Pipa PE 100 H max 12.4 MPa
o Pipa PE 80 H max 9.8 MPa
Unit produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk
mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau
biologi, meliputi bangunan pengolahan dan perlengkapannya, perangkat
operasional, alat pengukuran dan peralatan pemantauan, serta bangunan
penampungan air minum.
Sumber: Palyja.co.id
1) Lokasi IPA yang mudah (jalan akses, listrik dan material) dan aman
(diusahakan tersedia)
Gambar 9. Contoh Denah Instalasi Pengolahan Air Minum (Lokasi Intake dan IPA di
Satu Area)
Gambar 10. Contoh Denah Instalasi Pengolahan Air Minum (Lokasi IPA menjauhi
Intake)
a. Pompa Distribusi
b. Reservoir
c. Katup penguras
d. Katup Pelepas udara
e. Katup pengatur tekanan
𝐻𝑓 10,66−1,85 × 𝐷 −4,87 × 𝐿
Dimana:
Sumber: Perencanaan DED SPAM Umbulan, PT Meta Adhya Tirta Umbulan, Surabaya,
2017
Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, terminal air, hidran kebakaran
dan meter air.
Meter air adalah alat ukur pemakaian air rumah tangga atau
sambungan rumah.
D. Latihan
Pertanyaan:
E. Rangkuman
A. Indikator Keberhasilan
Kajian lingkungan hidup yang dilakukan pada Dokumen Pra Studi Kelayakan
merupakan kajian awal lingkungan, yang menguraikan:
2. Lokasi dan kondisi lingkungan awal pada lokasi yang terkena dampak.
Sumber: Diolah dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 38
Tahun 2019
Risiko
No Uraian/Penjelasan Identifikasi Risiko Lingkungan
Lingkungan
7 Estetika -
2. Dampak Lingkungan
KOMPONEN KEGIATAN
Aktivitas Transportasi
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Reservoir
Pemeliharaan
penunjang.
dan K3
Risiko Lingkungan
1. Pencemaran Udara X X X X X X
2. Pencemaran Air Permukaan X X X X X
dan Air Tanah Dalam
3. Pencemaran Tanah X X
4. Kebisingan X X X X X X
Dokumen AMDAL tersebut terdiri dari Kerangka Acuan (KA) Andal, Studi
Andal, dan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) – Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL). Pada tahap penyiapan dari kegiatan
pengembangan SPAM Regional, dokumen yang perlu disusun adalah KA-
Andal.
Kerangka Acuan (KA) Andal adalah: Ruang lingkup studi analisis dampak
lingkungan hidup yang merupakan hasil pelingkupan. Masyarakat wajib
diikutsertakan mulai dari kegiatan KA Andal sampai pada tahap tersusunnya
dokumen AMDAL. Masyarakat yang diikutsertakan adalah;
2) Sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk
mengevaluasi hasil studi Andal.
D. Rangkuman
Dalam hal penapisan yang dilakukan sendiri oleh pemrakarsa dan apabila
terdapat keragu-raguan akan kebutuhan dokumen lingkungan, maka
pemrakarsa dapat berkonsultasi ke Dinas Lingkungan Hidup terhadap hasil
penapisan agar tidak terjadi ketidak tepatan dalam menapis sebuah kegiatan
di kemudian hari. Dalam konsultasi hasil penapisan ini pemrakarsa dapat
meminta penetapan hasil penapisan dari Dinas Lingkungan Hidup yang
merupakan pihak yang menetapkan hasil penapisan sebuah kegiatan.
E. Penilaian/Evaluasi
Penilaian/Evaluasi peserta pelatihan untuk mengetahui tingkat penyerapan
terhadap materi yang disampaikan dengan memberikan beberapa
pertanyaan yang sudah disiapkan pada buku modul dan bank soal serta
pertanyaan-pertanyaan yang dikembangkan oleh fasilitator/pengajar.
A. Indikator keberhasilan
2)
3)
4)
5)
Jawaban
2)
3)
4)
Jawaban
2)
3)
4)
E. Rangkuman
F. Penilaian/Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
Pasal 31 Pengembangan
Kelembagaan
Hasil kajian tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan kebijakan yang
harus dilakukan dan peraturan yang masih perlu ditambahkan dalam
penyelenggaraan SPAM Regional.
2) Subjek hukum
a. Gubernur
b. Bupati
c. Walikota
Dalam pelaksanaannya Gubernur atau Bupati atau walikota (Kepala
daerah) bertindak untuk dan atas nama daerah, namun Kepala
daerah dapat menunjuk pejabat yang berkaitan dengan
penyelenggraan SPAM Regional untuk menandatangani perjanjian
kerjasama.
3) Kategori Kerjasama
5) Bentuk Kerjasama
b. Untuk SPAM Regional Lintas Provinsi, berupa jual beli air curah
olahan antara pengelola SPAM Regional Lintas Provinsi dalam
hal ini lembaga/BUMN/BUMN yang dibentuk oleh pemerintah
pusat (penjual) kepada Pemerintah Kabupaten/kota sebagai off-
taker (pembeli).
c. Stakeholders terkait
1) BUMN/BUMD;
2) UPT/UPTD;
4) Badan Usaha.
a. Pelayanan umum
b. Kebutuhan masyarakat
Organ BUMD
a) KPM;
b) Dewan Pengawas; dan
c) Direksi.
a) RUPS;
b) Komisaris; dan
c) Direksi.
BUPATI/WALIKOTA
BAGIAN
BAGIAN UMUM BAGIAN KEUANGAN BAGIAN LANGGANAN BAGIAN PRODUKSI BAGIAN INSTALASI
PERENCANAAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN SUB BAGIAN
SUB BAGIAN
Klasifikasi UPTD
a. UPTD Klasifikasi A
b. UPTD Klasifikasi B
a) Kepala
b) Sub bagian tata usaha
c) Seksi, paling banyak dua seksi
d) Kelompok jabatan fungsional
a) Kepala
b) Sub bagian tata usaha
c) Kelompok Jabatan Fungsional
a. Substantif;
b. Teknis;
c. Administratif.
a) pemimpin;
b) pejabat keuangan; dan
PIMPINAN BLUD
Pejabat Penatausahaan
Pejabat Teknis
Keuangan
Penanggung Penanggung
Bendahara Bendahara Bendahara
Jawab Jawab
Penerimaan Pengeluaran Barang Aset
Teknis I Teknis II
No Uraian Keterangan
1 Jumlah Karyawan Jumlah karyawan penyelenggara SPAM Regional
2 Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan seluruh karyawan
Penyelenggara SPAM Regional misalnya: SMTA,
S1, S2
3 Latar Belakang Latar belakang Pendidikan karyawan
Pendidikan penyelenggara SPAM Regional, misalnya Teknis
sipil, Teknik Lingkungan, Ekonomi dll
5 Sertifikat keahlian Ahi mekanik, ahli elektrik dll
Berdasarkan kondisi yang dan hasil analisis kondisi SDM, maka kebutuhan
SDM penyelenggara SPAM Regional disesuaikan dengan bentuk Lembaga
penyelenggara SPAM itu sendiri.
3) Ka Si Jenjang kualifikasi 5
D. Latihan
E. Rangkuman
F. Penilaian/Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
B. Deskripsi
Oleh sebab itu maka tahapan yang perlu dipahami adalah akunting dasar,
laporan keuangan, perhitungan nilai waktu uang dan penilaian kelayakan
investasi. Secara umum, tahapan pembahasan kajian ekonomi dan
keuangan tertuang pada gambar berikut:
Dapat Mengambil
Kesimpulan
Kelayakan Investasi
C. Akunting Dasar
Rekening adalah alat dasar untuk menampung perubahan saldo pada tiap-
tiap elemen laporan keuangan yang mempunyai dua sisi, yaitu debit dan
kredit. Tujuan pemakaian rekening untuk mencatat data yang menjadi dasar
penyusunan laporan keuangan.
1) Rekening Riil
Rekening Ekuitas
Rekening-rekening
Rekening Pendapatan
Rekening Prive
2. Dasar Pembukuan
D. Laporan Keuangan
1) Aset (Assets)
a) Kas (cash) yaitu uang tunai, cek atau alat pembayaran yang
siap sekaligus bebas dipergunakan
c. Aset Lainnya
3) Ekuitas (Equity)
4) Pendapatan (Revenues)
5) Beban (Expenses)
Pendapatan xxx
HPP (xxx)
- Laba Kotor Usaha xxx
Umum (xxx)
- Laba Kotor Sebelum Bunga, Pajak dan Penyusutan xxx
Penyusutan (xxx)
- Laba Kotor Sebelum Bunga dan Pajak xxx
Bunga (xxx)
- Laba Sebelum Pajak xxx
Pajak (xxx)
- Laba Bersih xxx
Rasio keuangan atau rasio keuangan atau rasio finansial merupakan suatu
alat dalam menganalisa dan mengukur kinerja perusahaan dengan
menggunakan parameter kondisi atau data keuangan perusahaan tersebut.
Data – data keuangan tersebut biasanya diambil dari laporan keuangan yang
ada seperti neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dll.
a. Ratio Profitabilitas
b. Ratio Likuiditas
c. Ratio Solvabilitas
d. Ratio Aktivitas
Nilai Waktu Uang (Time Value of Money) adalah suatu konsep yang mengacu
pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu.
Memahami konsep dan teknik dalam menghitung nilai waktu dari uang
merupakan hal yang penting dalam analisa keuangan.
2. Tingkat suku bunga juga dapat diartikan sebagai suku bunga yang
kita gunakan untuk mencari nilai uang saat ini dari uang yang akan
diterima di masa depan.
Contoh Kasus: Anda meminjam uang sebesar Rp 1 juta hari ini, tetapi hanya akan
dikembalikan sebesar Rp 950 ribu. Apakah anda mau? Saya kira tidak. Tetapi
bagaimana kalau saya meminjamkan anda uang sebesar Rp 950 ribu hari dan
harus mengembalikan uang tersebut sebesar Rp 1 juta rupiah tahun depan.
Dapatkah Rp 950 ribu dan Rp 1 juta tersebut kita anggap memiliki nilai yang
setara? Mungkin saja! Karena Rp 1 juta tahun depan memiliki nilai yang lebih kecil
daripada Rp 1 juta yang akan Anda terima hari ini.
Oleh karena itu, adalah hal yang wajar apabila terdapat pemotongan terhadap nilai
Rp 1 juta yang akan kita tahun depan. Pemotongan nilai tersebut dilakukan
berdasarkan seberapa lama penundaan pembayaran sebelum Anda
mengembalikan uang Rp 1 juta tersebut kepada saya. Tingkat suku bunga,
dilambangkan dengan r, merupakan cerminan hubungan uang karena
perbedaan waktu tersebut. Apabila Rp 950 ribu hari ini memiliki nilai yang setara
dengan Rp 1 juta di tahun depan, maka Rp 1 juta – Rp 950 ribu = Rp 50 ribu adalah
kompensasi yang diperlukan untuk menggantikan uang saya, Rp 950 ribu, yang
Anda pinjam hari ini. Lalu tingkat suku bunga – kompensasi – dapat dihitung
sebesar Rp 50 ribu / Rp 950 ribu = 0.0526 atau 5,26 persen (5,26 %).
Perhitungan nilai waktu uang yaitu PV (Present Value), dimana tingkat suku
bunga di lambangkan dengan r (rate of return), dan nilai uang di masa depan
dilambangkan dengan FV (Future Value), yang akan diterima N tahun lagi
dari sekarang.
Dari perhitungan tersebut, kita dapat mengetahui bahwa Anda harus menerima
minimal Rp 79.383.224,- dari kantor Anda. Uang tersebut akan memiliki nilai
yang sama dengan Rp 100.000.000,- tiga tahun lagi.
1. Kelayakan Ekonomi
2. Kelayakan Keuangan
Dalam menetapkan suku bunga ada dua katagori suku bunga yang
harus diperhatikan, yaitu suku bunga deposito dan suku bunga
kredit. Untuk menetapkan suku bunga diperlukan penilaian terhadap
sumber pembiayaan investasi, jika sumber pembiayaan diperoleh
dari modal pinjaman maka suku bunga kredit yang berlaku dapat
dipergunakan. Jika sumber pembiayaan berasal dari modal sendiri
dapat dipergunakan suku bunga deposito.
a. jika IRR lebih besar daripada i (suku bunga) (IRR > i) maka
proyek layak,
b. jika IRR lebih kecil dari i (suku bunga) (IRR < i) maka proyek
tidak layak.
Dari biaya kegiatan yang telah disusun tim teknis tersebut perlu
dilakukan perhitungan/penyesuaian sehingga menjadi anggaran
investasi, yaitu antara lain dengan memperhitungkan biaya pajak,
biaya kontingensi harga dan biaya lain-lain yang dipandang perlu
untuk diperhitungkan sebagai anggaran investasi, antara lain: biaya
administrasi proyek, biaya pra konstruksi (biaya studi: FS, Amdal,
LARP, DED) dan biaya pasca konstruksi (pra-operasi), sehingga
menghasilkan perkiraan anggaran investasi dan pengembalian
modal.
a. Biaya engineering,
b. Biaya Pembebasan Lahan, dan
c. Biaya konstruksi.
𝑵𝑶𝑰
𝑫𝑺𝑪𝑹
𝑻𝑫𝑺
Dimana:
DSCR = Debt Coverager Ratio; yaitu tingkat
kemampuan badan pengelola SPAM Regional
dalam membayar kewajiban (hutang) jangka
panjang jatuh tempo.
NOI = Net Operating Income; yaitu tingkat
pendapatan bersih (pendapatan operasional –
beban operasional) dari badan pengelola
SPAM Regional.
TDS = Total Debt Service; yaitu total kewajiban
(hutang) jangka panjang jatuh tempo pada
akhir tahun (cicilan pokok + bunga) badan
pengelola SPAM Regional.
Biaya operasional terdiri dari dua bagian, yaitu: biaya tetap (fixed
cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya tetap adalah biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan setiap periode dengan besaran
yang bersifat tetap. Adapun biaya variable adalah biaya dikeluarkan
oleh perusahaan setiap periode dengan besaran yang berfluktuasi.
b. Nilai Sisa
Nilai sisa adalah jumlah yang dapat diterima bila aktiva yang
sudah tidak dapat digunakan harus dijual, ditukar atau cara-cara
lain dikurangi biaya yang terjadi selama proses transakasi.
c. Umur Ekonomis
7) Anggaran Pendapatan
𝑻𝑹 ∑ 𝒒𝒊 × 𝒑𝒊
𝒊=𝟏
Dimana:
Volume
BIAYA USAHA (Rp.) Tarif Air Curah
Penyerapan
Biaya Operasi dan Off Taker 1
Off taker 1
Pemeliharaan (Rp./m3)
(m3)
Biaya Keuangan
Biaya Penyusutan
Biaya Operasi Lainnya
TARIF DASAR TARIF RATA-RATA Volume
Tarif Air Curah
Rp./m3 Rp./m3 Penyerapan
Off Taker 2
Off taker 2
(Rp./m3)
(m3)
VOLUME TERJUAL KEPADA
OFF TAKER (m3)
Volume
Tarif Air Curah
Penyerapan
Off Taker 3
Off taker 3
Hasil (Rp./m3)
(m3)
Perbandingan
Tarif Dasar :
Tarif Rata2 = PENDAPATAN TARIF AIR CURAH =
>1 (VOLUME x TARIF AIR CURAH) + SUBSIDI
YA
TIDAK
PEMULIHAN
BIAYA TERPENUHI
SUBSIDI
Harga jual air curah secara langsung tergantung pada biaya modal
dan biaya operasional SPAM Regional sebagai fixed cost dan daya
beli pengelola hilir (offtaker) sebagai variable cost, sehingga harga
air curah untuk masing-masing offtaker di dalam satu SPAM
Regional dapat berbeda-beda.
𝑲𝒆 𝑹𝒇 + (𝜷 ∗ 𝑬𝑴𝑹𝑷)
t : Pajak
3 Toto Pribadi, Cepat & Praktis Analisis Investasi, (Jakarta: PP. M, 2010)
β : Beta (Konstanta)
Jika equity berasal dari unsur saham (stok) maka untuk menghitung
tingkat resiko modal dapat digunakan rumus berikut:
4
Disamping data-data tentang kelayakan ekonomi juga diperlukan data-data tentang kondisi ekonomi makro di
wilayah pengembangan SPAM Regional.
1) Populasi Penduduk
Dalam proses penetapan tarif SPAM Regional, salah satu hal yang
perlu dipertimbangkan antara lain adalah daya beli masyarakat.
Penghasilan masyarakat yang tinggi di suatu kota belum tentu
menggambarkan tingkat daya beli masyarakat yang tinggi pula.
Sebab ada berbagai variasi kebutuhan dan tingkat harga yang
berbeda-beda antara satu kota dengan kota lainnya yang
mengakibatkan kemauan untuk membayar (willingness to pay) dari
∑ 𝑷𝒕𝒊 × 𝑸𝟎𝒊
𝑰𝑯𝑲𝑳𝒕 × 𝟏𝟎𝟎
∑ 𝑷𝟎𝒊 × 𝑸𝟎𝒊
∑ 𝑷𝒕𝒊 × 𝑸𝒕𝒊
𝑰𝑯𝑲𝑷𝒕 × 𝟏𝟎𝟎
∑ 𝑷𝟎𝒊 × 𝑸𝒕𝒊
Dimana:
6) Tingkat Inflasi
a. Tangible Benefit
Tangible benefit adalah manfaat dari proyek yang dapat diukur
dengan nilai uang. Manfaat ini ada yang dapat langsung (direct)
dirasakan oleh masyarakat dan ada yang secara tidak langsung
(indirect).
b. Intangible Benefit
Intangible benefit adalah manfaat yang tidak dapat diukur
dengan uang.
Manfaat ekonomi proyek pengembangan SPAM Regional
yang dapat diukur dengan nilai uang baik berupa manfaat
langsung (Direct) maupun manfaat tidak langsung (Indirect)
harus dikonversikan dengan standard konversi yang dapat
dipertanggung jawabkan berdasarkan kaidah ekonomi yang
dihitung dalam satuan Rp/Thn;
Manfaat ekonomi proyek pengembangan SPAM Regional
yang tidak dapat diukur dengan nilai uang harus diproyeksikan
dengan menggunakan data-data statistik yang relevan dan
dapat dipertanggungjawabkan dalam satuan Rupiah/tahun.
Contoh dari perkiraan manfaat ekonomi proyek
pengembangan SPAM dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Periode
Deskrisi Perkiraan Manfaat Ekonomi SPAM
(Tahun)
Regional (Contoh)
2020 dst
A. Tangible Benefit ........ ........
1. Manfaat langsung ........ ........
a. Terpenuhinya Akses Kebutuhan ........ ........
Air Minum
b. Terpenuhinya Akses Kebutuhan ........ ........
Air Bersih
2. Manfaat tidak langsung ........ ........
a. Peningkatan nilai harga tanah ........ ........
dan bangunan
b. Peningkatan kualitas hidup ........ ........
(penurunan biaya pengobatan)
c. Peningkatan kualitas lingkungan ........ ........
hidup
d. Peningkatan pendapatan dari ........ ........
sektor pariwisata
B. Intangible Benefit ........ ........
1. Manfaat langsung ........ ........
a. Pengurangan tingkat ........ ........
pencemaran
b. Meningkatnya kesehatan ........ ........
masyarakat
c. Terjaganya kelestarian ........ ........
lingkungan hidup
2. Manfaat tidak langsung ........ ........
a. Peningkatan angka harapan ........ ........
hidup
b. Penurunan rasio penyakit infeksi ........ ........
Total Manfaat Ekonomi ........ ........
8) Biaya Ekonomi Proyek
𝑺𝒓 𝑭𝒓 + 𝑹 + 𝑻 − 𝑺 − 𝒊
Dimana:
5 Mangkoesoebroto, 1998
Inflasi dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor penawaran dan
faktor permintaan. Untuk keperluan proyeksi peningkatan biaya
operasional dan perawatan serta biaya administrasi dan umum,
Rumusan Perhitungan :
∑𝑰
𝑷𝑷
𝝅
Kajian-Kajian Dalam Penyusunan SPAM Regional | 161
Keterangan:
PP = jangka waktu pengembalian
∑I = total investasi proyek
π = aliran kas bersih (net cashflow) atau laba rata-
rata pertahun
Kriteria Kelayakan Investasi:
Jika PP ˂ umur ekonomis proyek, maka layak.
Jika PP ≥ umur ekonomis proyek, maka tidak layak
Rumusan Perhitungan :
𝒏
𝑨𝒕
𝑭𝑵𝑷𝑽 ∑
(𝟏 + 𝒓)𝒕
𝒕=𝟎
Keterangan:
FNPV = financial net present value; nilai keuangan
bersih sekarang
At = aliran kas bersih (net cashflow) pada tahun ke-t
r = tingkat diskonto (discount rate)
t = periode tahun ke-t (t= 0 s/d n)
n = periode terakhir sesuai dengan umur ekonomis
proyek
Rumusan Perhitungan :
𝒏
𝑨𝒕
𝑨0 ∑[ ]
(1 + 𝑭𝑰𝑹𝑹)𝒕
𝒕=0
Keterangan:
A0 = Financial net present value (FNPV) = 0
FIRR = Financial Internal rate of Return, yaitu: tingkat
pengembalian (return) yang akan menjadikan NPV
sama dengan 0
At = aliran kas bersih (net cashflow) pada tahun ke-t
t = periode tahun ke-t (t= 0 s/d n)
n = periode terakhir sesuai dengan umur ekonomis
proyek
Kriteria Kelayakan Investasi:
c. Menyusun proyeksi nilai arus kas masuk dan nilai arus kas
keluar selama jangka waktu umur ekonomis proyek SPAM
Regional.
Net Cash Flow adalah arus kas bersih antara pendapatan dengan
pengeluaran (investasi dan operasional). Arus kas tahunan dijumlahkan dan
nilainya sama dengan besaran pengeluaran terjadi pada tahun ke 3 dan 7.83
bulan.
3) Metode FNPV
c. Menyusun proyeksi nilai arus kas masuk dan nilai arus kas
keluar selama jangka waktu umur ekonomis proyek SPAM
Regional.
e. Jumlahkan arus kas yang terdiri dari arus kas masuk dalam
bentuk anggaran penjualan/pendapatan proyek SPAM Regional
selama jangka waktu umur ekonomis proyek dan arus kas
keluar pada tahap awal dalam bentuk anggaran pengeluaran
investasi (CAPEX) dan anggaran biaya operasional (OPEX)
selama jangka waktu umur ekonomis yang telah didiskontokan,
menggunakan rumusan FNPV yang telah dijelaskan di atas.
Hasil dari penjumlahan ini didefinisikan sebagai nilai FNPV
proyek.
f. Jika FNPV bernilai lebih besar dari nol (>0), maka proyek
diterima, jika FNPV bernilai lebih kecil atau sama dengan nol
(≤0), maka proyek itu ditolak. Jika dua proyek atau lebih dengan
FNPV positif adalah mutually exclusive, maka salah satu proyek
dengan nilai FNPV terbesar yang dipilih.
c. Menyusun proyeksi nilai arus kas masuk dan nilai arus kas
keluar selama jangka waktu umur ekonomis proyek SPAM
Regional.
d. Jumlahkan setiap arus kas (Cashflow) yang terdiri dari arus kas
masuk dalam bentuk anggaran penjualan/pendapatan proyek
SPAM Regional selama jangka waktu umur ekonomis proyek
dan arus kas keluar dalam bentuk pengeluaran investasi
(CAPEX). Pada tahap awal dan biaya operasional (OPEX)
selama jangka waktu umur ekonomis dengan nilai FIRR yang
dipangkatkan dengan periode tahun sesuai dengan jangka
waktu umur ekonomis dengan cara trial and error,
menggunakan rumusan FNPV yang telah dijelaskan di atas
hingga menghasilkan nilai total sama dengan nol (∑ = 0). Hasil
dari penjumlahan ini didefinisikan sebagai nilai FNPV proyek.
e. Jika FIRR bernilai lebih besar dari nilai diskonto (discount rate),
maka proyek diterima, jika FIRR bernilai lebih kecil atau sama
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh hasil perhitungan IRR sebesar 22%. Angka 22%
adalah angka tingkat discount rate yang menghasilkan nilai NPV sama dengan 0.
Selain pola interpolasi maka perhitungan IRR dapat juga menggunakan formula dalam
excel yaitu :
=irr(values,[guess])
Guess = adalah perkiraan tingkat discount rate. menghasilkan nilai NPV sama dengan 0.
300
100
-
18.3% 20.3% 22.3% 24.3% 26.3% 28.3% 30.3%
NPV
(100)
(200)
(300)
(400)
Dengan tingkat discount rate 18.3% nilai FNPV nya dalam kisaran
Rp. 200 – Rp. 300. Semakin tinggi discount rate maka FNPV akan
berkurang dan menjadi negative. Titik discount rate sebesar 22.3%
akan menghasilkan nilai FNPV sama dengan 0.
Selisih antara discount rate yang terjadi dengan tingkat discount rate
yang dihasilkan dalam perhitungan FIRR bisa disebut sebagai
tingkat resiko dalam investasi.
a. Metode BCR
b. Metode ENPV
c. Metode EIRR
d. Jika EIRR bernilai lebih besar dari nilai diskonto sosial (social
discount rate), maka proyek diterima, jika EIRR bernilai lebih
kecil atau sama dengan nilai diskonto sosial (social discount
rate), maka proyek itu ditolak. Jika dua proyek atau lebih dengan
EIRR positif adalah mutually exclusive, maka salah satu proyek
dengan nilai EIRR yang terbesar yang dipilih.
6) Analisis Sensitivitas
H. Latihan
Ya
Proyeksi
Beban Usaha Laba Rugi
Asumsi Umum
Asumsi Teknis
Asumsi Rencana
Keuangan
Proyeksi Investasi
Nilai Investasi Arus Kas
Dilanjutkan
Proyeksi
Neraca
Sumber Dana
TIDAK
Berdasarkan data demografi dan data-data teknis SPAM Regional, serta data-data ekonomi (perkiraan pendapatan rata-rata
masyarakat, tingkat daya beli (afordabilitas) rata-rata, dan kemauan masyarakat untuk membayar (willingnes to pay) serta pertumbuhan
dan inflasi, maka selanjutnya dapat disusun data proyeksi anggaran pendapatan operasional untuk layanan SPAM Regional XX dalam
kurun waktu 6 tahun (umur ekonomis proyek), sebagaimana diuraikan pada tabel berikut.
Tabel 28. Rincian perhitungan biaya modal metode weight average cost of capital (WACC)
Dengan menggunakan data-data arus kas yang berasal dari anggaran modal
(Capex), anggaran biaya operasional (Opex), dan anggaran penjualan/pendapatan
operasional SPAM Regional XX, serta biaya modal (diskonto) di atas, selanjutnya
lakukanlah perhitungan kelayakan keuangan dengan menggunakan metode
Payback Period, Financial Net Present Value (FNPV), dan Financial Internal Rate of
Return (FIRR)!
Selanjutnya dengan menggunakan data teknis dan hasil survey sosial dilakukan
penaksiran dan proyeksi terhadap nilai manfaat ekonomi baik yang berbentuk tangible
dan intangible maupun yang bersifat langsung dan tidak langsung selama periode umur
ekonomi (6 tahun), sebagaimana di-breakdown pada tabel berikut ini.
I. Rangkuman
J. Penilaian/Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
Alur pelaksanaan Resume Hasil Kajian dapat diliihat pada gambar berikut:
ALTERNATIF
No KAJIAN KRITERIA VARIABEL SUB-VARIABEL
1 2 3
1 TEKNIS TEKNOLOGIS
1) Unit Air Baku Analisis Teknis Air Baku • Kualitas Air Baku
• Intake Jembatan
• Flokulasi
• Sedimentasi
• Filtrasi
• Bahan Pipa
• Hidran Kebakaran
TOTAL NILAI
• Pencemaran Udara
• Kebisingan
• Lalu lintas
• Estetika
TOTAL NILAI
Kemampuan • PDRB
Membayar
• Data Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR)
Kemauan • -
Membayar
Analisis Sosial Analisis kondisi Perilaku Masyarakat • Sumber kebutuhan air
Budaya social dan budaya masyarakat
masyarakat calon
lokasi SPAM • Kebiasaan masyarakat dalam
regional penggunaan air bersih
Sikap Masyarakat • Pandangan atau persepsi
masyarakat terhadap air bersih
Analisis Kesiapan Sikap Masyarakat • Penerimaan masyarakat
Masyarakat dalam
Menerima Program
Jumlah Schema SPAM I, II dan III
TOTAL NILAI
Dokumen • RISPAM
Pemerintah
Analisis Audiensi Pem. Prov, Kab.
Kelembagaan /Kota
Swasta
Masyarakat
LSM
TOTAL NILAI
ALTERNATIF
No KAJIAN KRITERIA VARIABEL SUB-VARIABEL
1 2 3
5 EKONOMI DAN KEUANGAN
Analisis Ekonomi Survei Kelayakan Indikator Kelayakan • Benefit Cost Ratio (BCR)/
dan Keuangan Ekonomi dan Ekonomi Nisbah Manfaat Dan Biaya
Keuangan Secara Ekonomi
• Economic Net Present Value
(ENPV)/ Nilai Ekonomi Kini
Bersih
1 = Kurang
3 = Cukup
5 = Baik
Nilai masing-masing dari alternatif konsep perencanaan SPAM Regional direkap ke dalam Tabel Rekapitulasi penilaian
berikut:
* ENPV
* FNPV
* EIRR
* FIRR
* Economic Payback Period
6 Total CAPEX
7 Total OPEX
Pemilihan alternatif didasarkan atas pertimbangan Tenaga Ahli dengan mengacu kepada Nilai CAPEX, OPEX,
dan NPV secara ekonomi dan keuangan.
Konsep perencanaan SPAM Regional yang terpilih adalah sistem yang telah
dilakukan analisis dengan kajian multi kriteria mencakup kajian kelayakan
teknis teknologis, kajian kelayakan lingkungan, kajian sosial-ekonomi dan
budaya, kajian hukum dan kelembagaan, dan kajian kelayakan ekonomi dan
keuangan.
E. Penilaian/Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
B. Deskripsi
Risiko menurut AS/NZS 4360 (2004) adalah kesempatan terjadinya suatu hal
yang memiliki dampak dan diukur berdasarkan hasil perhitungan faktor
konsekuensi (consequence) dan faktor kemungkinan (likelihood) terjadinya
peristiwa. Definisi mengenai risiko juga tercantum didalam ISO 31000 tentang
Enterprise Risk Management, adalah dampak dari ketidakpastian terhadap
pencapaian obyektif, sedangkan definisi dampak adalah deviasi dari apa
yang diharapkan, bisa bersifat positif dan/atau negatif. Jika melihat definisi
tersebut, maka suatu risiko dapat bersifat positif dan/atau negatif namun
perlakuan dari risiko positif atau negatif akan berbeda. Risiko positif harus
dipertahankan dan atau ditingkatkan, sedangkan risiko negatif perlu
dimitigasi. Setiap risiko-risiko tersebut harus dialokasikan kepada pihak yang:
Kajian-Kajian Dalam Penyusunan SPAM Regional | 207
1) Punya kemampuan lebih baik dalam mengendalikan kemungkinan
terjadinya risiko;
2) Punya kemampuan lebih baik dalam mengelola dampak terjadinya
risiko;
3) Punya kemampuan menanggung risiko dengan biaya risiko paling
rendah.
1. Perencanaan (Planning)
2. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko ialah proses peninjauan seluruh risiko untuk dianalisis dan
diketahui respon risiko yang dilakukan, agar tidak berdampak buruk bagi
proyek. Kategori dan peristiwa/bentuk risiko yang dapat terjadi pada SPAM
Regional dengan skema pembiayaan APBN (dapat berkembang sesuai
tipologi dan tujuan SPAM Regional) adalah sebagai berikut:
1) Risiko sangat tinggi, dengan rentang nilai 20-25 dan diberi warna
merah
2) Risiko tinggi dengan rentang nilai 16-19 dan diberi warna orange
3) Risiko sedang dengan rentang nilai 11-15 dan diberi warna kuning
4) Risiko rendah, dengan rentang nilai 6-10 dan diberi warna hijau.
5) Risiko sangat rendah, dengan rentang nilai 1-5 dan diberi warna biru
Keterangan:
Contoh mitigasi risiko yang dapat dilakukan oleh pemilik proyek dengan
mengambil studi kasus tingkat risiko pada Tabel 48. Pemilik proyek dapat
melakukan mitigasi risiko terhadap kualitas air baku dengan cara
merencanakan kapasitas mesin dan peralatan pada instalasi pengolahan
air dengan mempertimpang nilai rata-rata kualitas air pada lokasi intake.
5. Monitoring Risiko
1. Perencanaan (Planning)
Proyek KPBU yang kuat mengalokasikan tugas, kewajiban, dan risiko antara
pemerintah dan
Sama seperti SPAM Regional skema pembiayaan APBN, analisa risiko yang
digunakan untuk SPAM Regional skema pembiayaan KPBU, metode yang
digunakan adalah metode Australian/New Zealand Standard ‘Risk
Management’, sebagaimana digambarkan pada Tabel 42.
Keterangan:
Tabel 39. Contoh Matriks Tingkat Risiko SPAM Regional Skema Pembiayaan
KPBU
Risiko dan Probabilitas Skala Dampak
Bentuk Risiko Significant Minor Medium Mayor Catasthropic
(1) (2) (3) (4) (5)
Risiko desain, konstruksi dan uji operasi
Ketidakjelasan 3 15
spesifikasi
output
Kesalahan 3 15
desain
Gagal 3 9
menjaga
keamanan dan
keselamatan
dalam lokasi
Terlambatnya 4 20
penyelesaian
konstruksi
Kenaikan 3 9
biaya
konstruksi
Kinerja 3 9
kontraktor/sub
kontraktor
yang buruk
Default 4 20
kontraktor/sub-
kontraktor
Berdasarkan data contoh tingkat risiko pada risiko operasi diatas, terdapat 3
risiko rendah, 4 risiko sedang dan 2 risiko tinggi. Pemilik proyek SPAM
Regional perlu memperhatikan mitigasi risiko pada 4 risiko sedang dan 2
risiko tinggi tersebut, walaupun tetap harus membuat mitigasi risiko untuk
risiko yang rendah.
Pada SPAM Regional skema KPBU perlu kajian yang mendalam mengenai
alokasi risiko pada tahan analisa risiko karena yang membedakan skema
APBN dengan KPBU adalah adanya transfer risiko dari pemerintah ke badan
usaha. Prinsip yang lazim diterapkan untuk alokasi risiko adalah bahwa
“risiko sebaiknya dialokasikan kepada pihak yang relatif lebih mampu
mengelolanya atau dikarenakan memiliki biaya terendah untuk menyerap
risiko tersebut. Jika prinsip ini diterapkan dengan baik, diharapkan dapat
menghasilkan premi risiko yang rendah dan biaya proyek yang lebih rendah
(PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, 2019). Strategi alokasi risiko tidak
hanya menentukan pihak mana yang memiliki kemampuan terbaik menerima
risiko, waktu yang paling tepat dan solusi alternatif juga harus
dipertimbangkan untuk memastikan alokasi risiko yang tepat. Alokasi risiko
pada proyek KPBU dibagi kepada tiga pihak yaitu PJPK, Badan Usaha
Pelaksana dan Bersama-sama.
5. Monitoring Risiko
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Risiko adalah kesempatan terjadinya suatu hal yang memiliki dampak dan
diukur berdasarkan hasil perhitungan faktor konsekuensi (consequence) dan
faktor kemungkinan (likelihood) terjadinya peristiwa. Suatu risiko dapat
bersifat positif dan/atau negatif namun perlakuan dari risiko positif atau
negatif akan berbeda. Risiko positif harus dipertahankan dan atau
ditingkatkan, sedangkan risiko negatif perlu dimitigasi. Adanya faktor
ketidakpastian yang melekat pada risiko, maka perlu dilakukan pengelolaan
risiko yang disebut manajemen risiko. Tujuan dari manajemen risiko tidak
hanya untuk mengurangi risiko tetapi dapat digunakan oleh seorang
pengambil keputusan dalam memperkirakan risiko dengan mengubah risiko
menjadi suatu peluang keuntungan atau pendapatan.
I. Penilaian/Evaluasi
A. Indikator Keberhasilan
C. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilakukan bersama oleh PPK dan Konsultan. Waktu untuk
pengurusan diprakirakan sekitar 24 bulan.
Kegiatan ini dilakukan bersama oleh PPK dan Konsultan. Waktu untuk
pengurusan diprakirakan sekitar 24 bulan.
D. Pengelolaan
TAHUN
DURASI
NO. KEGIATAN 2019 2020 2021 2022 2023
(Bulan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
A Persiapan dan Perencanaan 23
B Pelaksanaan 33
C Pengelolaan 1
F. Rangkuman
G. Penilaian/Evaluasi
A. Simpulan
Buku Modul ini, dapat menjadi acuan bagi peserta pelatihan untuk
memperdalam pemahaman terkait kajian yang dilakukan dalam penyusunan
FS SPAM Regional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun
2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum dan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No
27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum.
B. Tindak Lanjut