Anda di halaman 1dari 59

2020

PROSEDUR OPERASIONAL
BAKU (POB) PENDATAAN
PERMUKIMAN KUMUH
PARTISIPATIF
BALAI PRASARANA PERMUKIMAN WILAYAH (BPPW)
LAMPUNG
Daftar Isi
PENDAHULUAN ......................................................................................................................2
Latar Belakang ........................................................................................................................2
Tujuan .....................................................................................................................................3
Keluaran ..................................................................................................................................3
TAHAPAN PENYELENGGARAAN PENDATAAN ..............................................................4
Lampiran 1: Daftar Lokasi Kawasan Terduga Kumuh .........................................................13
Lampiran 2: Aspek dan Kriteria Kumuh ..............................................................................14
Lampiran 3: Rincian Kriteria Kekumuhan per Aspek ..........................................................16
Lampiran 4: Rumusan Perhitungan Numerik Kumuh ..........................................................19
Lampiran 5 : Daftar Pertanyaan Rumah Tangga Untuk Pendataan Permukiman Kumuh ...21
Lampiran 6: Daftar Pertanyaan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan .......................26
Lampiran 7: Tata Cara Pengisian Format Isian FGD (Wawancara) tingkat RT...................32
Lampiran 8: Contoh Profil Kumuh .......................................................................................39
Lampiran 9: Contoh Perhitungan tingkat Kekumuhan .........................................................40
Lampiran 10: Kuesioner Rumah Tangga Untuk Pengukuran Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (SDGs) ...........................................................................................................41
Lampiran 11: Pedoman Pemilihan Responden dan Pengisian Kuesioner SDGs. .................45
Lampiran 12 : Form Entri Data SDGs ..................................................................................53
Lampiran 13. Petunjuk Entri Data Kuesioner SDG’s ...........................................................54

POB Pendataan Permukiman Page 1


PENDAHULUAN
Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman,
mengamanatkan;
1. Pasal 96; disebutkan bahwa dalam upaya peningkatan kualitas terhadap perumahan
kumuh dan permukiman kumuh, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah
menetapkan kebijakan, strategi, serta pola-pola penanganan yang manusiawi,
berbudaya, berkeadilan, dan ekonomis
2. Pasal 97; disebutkan bahwa peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan
permukiman kumuh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 didahului dengan
penetapan lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
3. Pasal 98 ayat 2; disebutkan bahwa penetapan lokasi perumahan kumuh dan
permukiman kumuh wajib didahului proses pendataan yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah dengan melibatkan peran serta masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) menetapkan Peraturan Menteri (Permen) PUPR Nomor 2 tahun 2016 yang
kemudian diperbarui dengan Permen PUPR Nomor 14 tahun 2018 tentang Pencegahan
dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Dalam
Permen tersebut diatur mengenai 7 aspek dan 16 kriteria Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh (Pasal 18 – Pasal 26). Untuk menetapkan lokasi Perumahan Kumuh
dan Permukiman Kumuh, Pemerintah Kota/Kabupaten melakukan proses pendataan
dengan melibatkan peran masyarakat, yaitu identifikasi lokasi dan penilaian lokasi
mencakup kondisi kekumuhan, legalitas tanah, dan pertimbangan lain (Pasal 29).
Sejalan dengan terbitnya RPJMN 2020-2024, pendataan permukiman kumuh diharapkan
dapat menyediakan pula data untuk keperluan mengukur kontribusi Program Peningkatan
Kualitas Permukiman terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjugan (SDGs),
khususnya tujuan 6 dan 11. Oleh karena itu kegiatan pendataaan kumuh akan dilengkapi
dengan pendataan akses rumah tangga terhadap rumah layak huni, air minum layak dan
aman, dan sanitasi layak yang metode pengumpulan data dan pengukurannya merujuk
kepada pedoman pengukuran capaian pembangunan perumahan dan permukiman yang
diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional pada bulan Mei tahun 2019.
Melalui kegiatan pendataan permukiman kumuh ini diharapkan diperoleh data dan profil
permukiman kumuh seluruh lokasi yang akan menjadi tolok ukur pencapaian target
kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh pada akhir proyek.
Sedangkan data mengenai akses rumah tangga terhadap rumah layak huni, air minum
layak, dan sanitasi layak akan digunakan untuk mengukur kontribusi kegiatan peningkatan
kualitas permukiman kumuh terhadap pecapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Data dan profil permukiman kumuh akan digunakan sebagai basis data oleh Pemerintah
Kota/Kabupaten dan masyarakat untuk menetapkan target dan merencanakan program,
proyek adan atau kegiatan pencegahan dan peningkatan kualitas perumahan kumuh dan
permukiman kumuh (penanganan kumuh) yang pencapaian targetnya dievaluasi secara
periodik.

POB Pendataan Permukiman Page 2


Untuk kebutuhan itulah maka dibutuhkan Prosedur Operasi Baku (POB) Pendataan
Permukiman Kumuh. POB ini dimaksudkan agar semua pihak khususnya masyarakat dan
Pemerintah Kota/Kabupaten dapat menyusun data dan profil permukiman kumuh di
wilayahnya sesuai kaidah-kaidah yang telah diatur di dalam Permen.

Tujuan
POB Pendataan Permukiman Kumuh ini ditujukan untuk:
1. Membantu Pemerintah Kabupaten/Kota memperoleh dan menyusun data dan profil
permukiman kumuh di wilayahnya, sesuai dengan Permen PUPR Nomor 14 tahun
2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh
2. Menjadi panduan operasional bagi Pemerintah Kota/Kabupaten dan pemangku
kepentingan lainnya dalam melakukan pendataan dan penyusunan profil permukiman
kumuh;
3. Memastikan hasil pendataan permukiman kumuh menjadi basis penetapan SK Kumuh
Bupati / Walikota.

Keluaran
Data dan Profil Permukiman Kumuh berdasarkan kaidah – kaidah yang diatur Permen PUPR
Nomor 14 tahun 2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan
Kumuh dan Permukiman Kumuh dan juga data tentang capaian SDG’s.

POB Pendataan Permukiman Page 3


TAHAPAN PENYELENGGARAAN PENDATAAN
Secara umum proses dan langkah-langkah pendataan permukiman kumuh adalah sebagai
berikut:

Gambar 1.1 Tahapan Penyelenggaraan Kegiatan Pendataan


Penjelasan terperinci setiap tahapan penyelenggaraan kegiatan pendataan di jelaskan
dalam tabel berikut

POB Pendataan Permukiman Page 4


Matrik Penjelasaan Rinci Tahapan Penyelenggaraan Pendataan

No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

1 Sosialisasi Peserta memahami 1. Kepala Balai PPW Mengundang Pelaksana: POB Pendataan Peserta memahami
Proses konsep dan mekanisme Pemda Kab / Kota dan Pokja PKP Kepala Balai Permukiman Kumuh konsep dan
Pendataan Pendataan 2. Pelaksanaan sosialisasi pendataan PPW mekanisme
Permukiman Kumuh tentang maksud,tujuan dan Pendataan
langkah-langkah pendataan kepada Pendataan: Permukiman Kumuh
Pokja PKP Kota/Kab OC
3. Bila memungkinkan bisa dilakukan
langsung identifikasi data terduga Peserta;
kumuh melalui proses pemetaan Pokja PKP
masing-masing kota/kabupaten Kota/kab
2 Penyiapan 1. Diperoleh data awal 1. Identifikasi data sekunder yang Pelaksana: • POB Pendataan Data-data dan
Data Sekunder Kabupaten / Kota dibutuhkan untuk pendelineasian Pokja PKP Permukiman dokumen terkait
untuk penentuan permukiman kumuh /Pemda Kumuh dengan:
delineasi 2. Pengumpulan data sekunder ke • Data Sekunder Kab - RTRW / RDTR
Permukiman kumuh dinas/instansi terkait Fasilitasi: / Kota - Lokasi Perkotaan
2. Untuk mendapatkan Tim Pendataan - Data Sekunder Kota
Lokasi yang memiliki (rumah kumuh,
luasan kumuh yang sanitasi,air
lebih dari atau sama minum,dll)
dengan 15 Ha - Peta Dasar
kota/kabupaten
- Lokasi berdasarkan
SK Bupati / Wali
Kota (terupdate bila
ada)
3 Identifikasi 1. Memperoleh 1. Siapkan data sekunder Pelaksana: 1. Peta kota/kabupaten 1. Daftar Lokasi
awal delineasi terduga kota/kabupaten Pokja PKP 2. Data sekunder Terduga Kumuh
Permukiman permukiman kumuh 2. Siapkan Peta Dasar Desa / /Pemda kota/kabupaten (Format lampiran 1)
kumuh kota/kabupaten Kelurahan (1:5000) ukuran A 0 3. POB Pendataan 2. Peta delineasi
2. Mendapatkan luasan 3. Siapkan plastik ukuran A 0 Pendataan: Permukiman Kumuh terduga
permukiman kumuh 4. Siapkan per Desk: 3M Pos it kecil Tim Pendataan permukiman kumuh
670 (berwarna) 1/2 x 2 Inchi, Pos it kabupaten 3. Tim Pendataan
ukuran 3 x 4 inch dan spidol Lapangan

POB Pendataan Permukiman Page 5


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

awal untuk proses permanen ukuran sedang snowman Peserta:


survey lapangan warna hitam, biru, hijau dan merah Dinas/instansi
5. Bila sudah ada delineasi terduga terkait
permukiman kumuh dari proses
sebelumnya, atau SK Kumuh
sebelumnya, maka proses
selanjutnya adalah melakukan
pemerincian
6. Pastikan peserta yang hadir adalah
orang yang paham data dan lokasi
7. Buat batas – batas adminstrasi RT /
Dusun dalam peta
8. Lakukan delineasi lokasi terduga
permukiman kumuh di kota
kabupaten tersebut
9. Tandai pakai Pos it kecil lokasi
kelurahan yang luas kumuhnya
lebih dari atau sama dengan 15 Ha
(lihat di SK Bupati / Walikota /
Sesing Google earth / RDTR /
RTRW
10.Analisis lokasi – lokasi yang sudah
ditandai:
a. Tipologi permukiman kumuh
b. Isu permasalahan kumuh yang
ada: Bangunan / Gedung, Jalan,
Drainase, Air Minum,
Persampahan, Limbah / Sanitasi
dan Proteksi Kebakaran
c. Isu potensi yang ada
d. Kawasan Permukiman di lokasi
strategis
e. Pusat aktivitas kegiatan
f. Rencana Pengembangan ke
depan

POB Pendataan Permukiman Page 6


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

11. Bentuk Tim Pendataan Lapangan


sebagai tindak lanjut pendataan di
tingkat kota/kabupaten
4 Training Membekali Tim 1. Siapkan modul/panduan fasilitasi Pelaku: 1. Modul/Panduan 1. Peserta memiliki
Pendataan Pendataan Lapangan terkait proses pendataan Pokja PKP Fasilitasi OJT pemahaman dan
Permukiman yang akan bertugas 2. Pilih salah satu delineasi 2. Peta keterampilan yang
Kumuh dengan pemahaman permukiman kumuh Pendataan: kota/kabupaten memadai untuk
dengan dan keterampilan 3. Lakukan OJT di salah satu lokasi Tim Pendataan 3. Data sekunder melakukan
Metode OJT mengenai metode, sesuai dengan langkah-langkah kabupaten kota/kabupaten pendataan
(On The Job teknik, tata cara dan yang ada di POB Pendataan 4. POB Pendataan permukiman kumuh
Training) langkah-langkah proses Permukiman Kumuh Peserta : Permukiman di wilayahnya
pendataan agar Tim Tim pendataan Kumuh masing-masing
dapat mengelola dan 2. Tersusunnya
melaksanakan proses rencana pendataan
pendataan dengan baik di masing-masing
delieneasi/desa/
kelurahan
5 FGD Awal 1. Warga memiliki 1. Tim Pendataan menyampaikan Pelaksana: 1. Persoalan 7
Tingkat Desa / pemahaman tentang sosialisasi konsep, metode, teknik, Kepala Desa / indikator kumuh di
Kelurahan di Pendataan instrumen, tata cara dan langkah- Kelurahan area delineasi
Area Delineasi Permukiman Kumuh langkah Pendataan Permukiman 2. RT terduga kumuh
tingkat Kelurahan Kumuh Fasilitasi: 3. Jadwal kegiatan
2. Membentuk TIPP 2. Tim Pendataan menyampaikan Tim Pendataan observasi lapangan
(Tim Inti informasi mengenai delineasi dan wawancara
Perencanaan permukiman kumuh di Peserta:
Partisipatif) desa/kelurahan tersebut 1. Lembaga di
3. Membentuk 3. Pembentukan/pemanfaatan TIPP tingkat Desa /
Relawan RT / (minimal 5 orang per Desa / Kelurahan
Dusun Kelurahan) 2. Tokoh
4. Menyusun Rencana 4. Coaching TIPP Masyarakat /
Pendataan Tingkat 5. Pembentukan Relawan RT / Dusun Pemuda /
Kelurahan yang (minimal 5 orang per RT / Dusun) Agama / Ibu
akan dilakukan di 6. Proses identifikasi awal persoalan 7 Warga
setiap RT terduga indikator kumuh di daerah masyarakat
kumuh terdelineasi perwakilan
RT / Dusun

POB Pendataan Permukiman Page 7


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

7. Penyusunan Jadwal Kegiatan


Pendataan / Survey
6 FGD tingkat 1. Mendapatkan data / 1. Ketua RT mengundang warga nya Pelaksana: Format A: Rumah 1. Daftar Rumah
Rukun informasi awal yang memiliki pemahaman dan Ketua RT / Tangga Tangga yang
Tetangga tentang kualitas dapat memberikan informasi yang Dusun Format B: Lingkungan memiliki “Lack of
permukiman tingkat cukup tentang tetangganya maupun Access” Terhadap
lingkungan dan tentang lingkungan sekitarnya Pendataan: 7 aspek dan 16
akses Rumah 2. Lakukan pengisian data Rumah Relawan RT / Kriteria Kumuh
Tangga terhadap Tangga yang memiliki “Lack of Dusun 2. Gambaran awal
infrastruktur dasar Access” terhadap 7 aspek dan 16 kondisi kualitas
permukiman kriteria kumuh Peserta: permukiman seusai
2. Memperoleh 10 3. Lakukan pengisian data kualitas Warga RT / 7 aspek dan 16
Rumah Tangga permukiman Dusun yang kriteria di tingkat
yang akan 4. Apabila ada informasi yang di luar memiliki lingkungan
diwawancara lebih format yang ada maka Pendataan / pemahaman, 3. Daftar 10 Rumah
lanjut (Teknik Relawan RT / Dusun menulis di data dan Tangga yang akan
pemilihan rumah lembar tersendiri informasi yang diwawancarai lebih
tangga lihat di 5. Tim memilih 10 Rumah tangga dari cukup tentang lanjut
lampiran 8) daftar rumah tangga yang tinggal di tetangganya
RT tersebut (hasil FGD tingkat RT) dan
lingkungannya
7 Observasi 1. Memperoleh 1. Sebelum berangkat, bahas kembali Pelaksana: 1. Peta Tematik 1. Data dan Informasi
Lapangan informasi mengenai maksud dan tujuan kegiatan Ketua RT / 2. Data / Informasi Rumah Tangga
kualitas permukiman penelusuran lokasi serta proses Dusun Rumah Tangga yang sudah diamati
melalui pengamatan kegiatan yang akan dilakukan. 3. Data / Informasi termasuk data
langsung; Pendataan: Lingkungan dalam bentuk visual
2. Sepakati bersama peserta, lokasi-
2. Memperoleh data Relawan RT / 4. Kamera dan atau dan geo-spasial
lokasi penting yang akan dikunjungi
visual, dan data Dusun alat pengambil 2. Data dan Informasi
serta isu-isu kualitas permukiman
geo-spasial di data visual lainnya Lingkungan yang
tingkat lingkungan dan rumah
Lingkungan RT Peserta: 5. GPS sudah diamati
tangga yang akan diamati. Setelah
terduga kumuh dan Warga RT / termasuk data
itu, sepakati lintasan penelusuran.
di tingkat Rumah Dusun yang dalam bentuk visual
Tangga 3. Sepakati titik awal perjalanan memiliki dan geo-spasial
(lokasi pertama), biasanya diambil pemahaman, 3. Data dan Informasi
data dan potensi dan lainnya
informasi yang

POB Pendataan Permukiman Page 8


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

dari titik terdekat dengan kita cukup tentang


berada pada saat itu. tetangganya
dan
4. Lakukan perjalanan dan amati
lingkungannya
keadaan di sepanjang perjalanan
lakukan pengambilan data visual
dan geo-spasial.
5. Dengarkan cerita masyarakat yang
ikut dan ditemui di sepanjang
perjalanan ketika menunjukkan hal-
hal yang dianggap penting terkait
kualitas permukiman untuk
diperlihatkan dan dibahas
keadaannya. Diskusikan
permasalahan tersebut dan amati
dengan seksama.
6. Buatlah catatan-catatan hasil
diskusi dengan menggunakan
format A dan B (tugas anggota Tim
Inti PP/RT yang menjadi pencatat ),
lakukan koreksi bila ternyata hasil
FGD berbeda dengan kondisi riil
lapangan.
8 Wawancara Memperoleh data/ 1. Lakukan wawancara tatap muka Pelaksana: Format A: Rumah Data dan informasi
kepada informasi yang lebih dengan setiap individu responden Ketua RT / Tangga (kumuh) tentang akses Rumah
Responden rinci dan akurat terpilih. Dusun Format D. Kuesioner tangga terhadap 7
Rumah mengenai akses rumah 2. Lakukan pemeriksaan atas hasil tingkat Rumah tangga aspek infrastruktur
Tangga tangga terhadap pengisian kuesioner (Format A dan Pendataan: (SDGs) yang tertuang dalam
terpilih infrastruktur dasar Format D) untuk memastikan Relawan RT / Format A dan Format
permukiman bahwa kuesioner sudan terisi Dusun D
sempurna.
Peserta:
10 Warga RT /
Dusun yang
terpilih menjadi

POB Pendataan Permukiman Page 9


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

responden
secara random/
acak
9a Validasi Data Memastikan bahwa 1. TIPP bersama Tim Pendataan Pelaksana: 1. Peta Tematik 1. Data dan Informasi
data yang dikumpulkan melakukan pengecekan Tim Pendataan 2. Data / Informasi Rumah Tangga
dan tertuang di Format kelengkapan data dan akurasi data dan TIPP Rumah Tangga hasil observasi dan
A dan D sudah lengkap hasil wawancara dan observasi 3. Data / Informasi wawancara yang
dan sesuai dengan lapangan, dengan cara Fasilitasi: Lingkungan sudah tervalidasi
kondisi riil yang mengunjungi kembali responden Tim Pendataan 2. Data dan Informasi
sebenarnya. dan lokasi pengamatan di lapangan Kabupaten Lingkungan hasil
2. Apabila data dan informasi sudah observasi dan
lengkap, kemudian Tim Pendataan Pengendali: wawancara yang
menyerahkan ke Tim Pendataan Tim Pendataan sudah tervalidasi
Kabupaten Kabupaten 3. Data dan Informasi
potensi dan lainnya
yang sudah
tervalidasi
9b Entri Data Memasukkan data yang 1. TIPP bersama Tim Pendataan Pelaksana: 1. Format entri data 1. Raw Data Kumuh
sudah dikumpulkan ke memasukkan data yang sudah Tim Pendataan 2. Raw data SDGs
dalam format data entry terkumpul ke dalam format-format dan TIPP
yang sudah disediakan yang sudah disediakan
Fasilitasi:
Tim Pendataan

Pengendali:
Tim Pendataan
Kabupaten
9.c Pembersihan 1. Membersihkan raw 1. Tim Pendataan bersama TIPP Pelaksana: 1. Raw Data tingkat 1. Raw Data yang
dan data melakukan pengecekan data yang Tim Pendataan Rumah Tangga sudah bersih
Pengolahan 2. Mendapatkan sudah dientri dan TIPP 2. Raw Data tingkat 2. Numerik Kumuh
Data numerik kumuh, 2. Apabila ditemukan anomali/ data Lingkungan Kelurahan
Luas Kumuh dan yang janggal maka Tim Pendataan Fasilitasi: 3. Peta pendukung 3. Luas Kumuh
Baseline SDGs bersama TIPP akan melakukan Tim Pendataan Kelurahan
recek dan perbaikan data di bawah 4. Profil Permukiman
pengendalian Tim Pendataan Pengendali: Kumuh Tingkat
Kabupaten Kelurahan

POB Pendataan Permukiman Page 10


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

3. Dengan menggunakan template Tim Pendataan 5. Baseline SDGs


yang sudah disediakan, Tim Kabupaten
Pendataan menyusun profil kumuh
Desa / Kelurahan
10 Konsultasi Memberikan Data dan 1. Mengadakan koordinasi dengan Pelaksana: 1. Profil Kumuh 1. Draft Daftar Lokasi
dengan Informasi kepada Pemda / Pokja PKP / satker PIP Pemda / Pokja Kelurahan Kumuh yang akan
Pemda / pemda tentang hasil 2. Melaporkan Hasil Pendataan PKP / Satker 2. Data dan Informasi ditetapkan
Pokja PKP Pendataan Permukiman Kumuh PIP Hasil Pendataan 2. Profil Kumuh
Permukiman Kumuh 4. Melaporkan Profil Kumuh Permukiman Kelurahan
Kelurahan Fasilitasi: Kumuh 3. Baseline SDGs
Tim Pendataan
Kabupaten

Peserta:
Kepala Desa /
Kelurahan
TIPP
Tim Pendataan
11 Penyepakatan Pemda / Pokja PKP 1. Pemda / Pokja PKP mencermati Pelaksana: Draft Daftar Lokasi Draft SK Bupati /
Data dan dan Kepala Desa / hasil Pendataan Permukiman Pemda / Pokja Kumuh yang akan Walikota
Profil Kelurahan / TIPP Kumuh PKP ditetapkan
Permukiman Menyepakati Draft 2. Pemda / Pokja PKP mencermati
Kumuh Daftar Lokasi, Profil Profil Kumuh Desa / Kelurahan Fasilitasi:
Kumuh dan Baselien 3. Menyusun Draft Daftar Lokasi Tim Pendataan
SDGs Kumuh Kabupaten

Peserta
Kepala Desa /
Kelurahan
TIPP
Tim Pendataan
12 Penerbitan SK Kepala Daerah 1. Mengundang Pemerintah Pusat, Pelaksana: Daftar Lokasi Kumuh Surat Keputusan
Kumuh Menerbitkan Surat Balai PPW dan Provinsi untuk Kepala Daerah Kumuh
Keputusan Kumuh melakukan verifikasi lokasi Kumuh Bupati/Walikota
yang telah disepakati oleh Pemda/ Fasilitasi:
Pokja PKP

POB Pendataan Permukiman Page 11


No Kegiatan Tujuan Langkah – Langkah Pelaku Media Bantu Keluaran

2. Apabila sudah sesuai, maka Pemda / Pokja


Pemda / Pokja PKP segera PKP
menyusun draft SK Kumuh untuk
selanjutnya ditetapkan oleh Peserta:
Kepala Daerah Bupati / Walikota Pemerintah
3. Apabila ada yang masih kurang Pusat
segera Pemda / Pokja PKP dan Pemerintah
Kepala Desa / Kelurahan / TIPP Daerah Provinsi
melakukan penyempurnaan / Kepala Balai
4. Hasil penilaian lokasi diverifikasi Kepala Desa /
oleh Pemerintah Pusat dan Kelurahan
Pemerintah Provinsi TIPP
5. Draft SK Kumuh dibahas di bagian Tim Pendataan
biro hukum
6. Penerbitan SK Kumuh
Bupati/Walikota

POB Pendataan Permukiman Page 12


Lampiran 1: Daftar Lokasi Kawasan Terduga Kumuh

Provinsi : ………………………………………………
Kota/ Kabupaten : ………………………………………………

Kawasan
Potensi Isu Permasalahan
Nama Lingkup Administratif Koordinat Kependudukan Permukiman di Tipologi
Luas Pusat Lokal Kumuh
No Lokasi Lokasi KSPN
(Ha) Kegiatan
Kawasan Kec / Kepada
RT / RW Kel Lintang Bujur Jml
Distrik tan

POB Pendataan Permukiman Page 13


Lampiran 2: Aspek dan Kriteria Kumuh

A. Perbedaan Permen No. 2 tahun 2016 dengan Permen No. 14 tahun 2018
Data terkait numerik fisik kekumuhan berdasarkan Permen PUPR No. 2 Tahun 2016 dan
berdasarkan Permen PUPR No. 14 Tahun 2018 adalah sebagai berikut:

No Kriteria Permen PU No. 2 Tahun 2016 Permen PU No. 14 Tahun 2018


Kekumuhan Indikator Kekumuhan Indikator Kekumuhan
1 Bangunan Gedung Ketidakteraturan Bangunan Ketidakteraturan Bangunan
Tingkat Kepadatan Bangunan Tingkat Kepadatan Bangunan
Ketidaksesuaian dengan Ketidaksesuaian dengan
Persyaratan Teknis Bangunan Persyaratan Teknis Bangunan
2 Jalan Lingkungan Cakupan Pelayanan Jalan Cakupan Pelayanan Jalan
Lingkungan Lingkungan
Kualitas Permukaan Jalan Kualitas Permukaan Jalan
Lingkungan Lingkungan
3 Penyediaan Air Ketersediaan Akses Aman Air Ketersediaan Akses Aman Air
Minum Minum Minum
Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Tidak Terpenuhinya Kebutuhan
Air Minum Air Minum
4 Drainase Ketidakmampuan Mengalirkan Ketidakmampuan Mengalirkan
Lingkungan Limpasan Air Limpasan Air
Ketidaktersediaan Drainase Ketidaktersediaan Drainase
Ketidakterhubungan dengan
Sistem Drainase Perkotaan
Tidak Terpeliharanya Drainase
Kualitas Konstruksi Drainase Kualitas Konstruksi Drainase
5 Pengelolaan Sistem Pengelolaan Air Sistem Pengelolaan Air
Air Limbah Limbah Tidak Sesuai Limbah Tidak Sesuai Standar
Standar Teknis Teknis
Prasarana dan Sarana Prasarana dan Sarana
Pengelolaan Air Limbah Tidak Pengelolaan Air Limbah Tidak
Sesuai dengan Persyaratan Sesuai dengan Persyaratan
Teknis Teknis
6 Pengelolaan Prasarana dan Sarana Prasarana dan Sarana
Persampahan Persampahan Tidak Sesuai Persampahan Tidak Sesuai
dengan Persyaratan Teknis dengan Persyaratan Teknis
Sistem Pengelolaan Sistem Pengelolaan
Persampahan yang Tidak Persampahan yang Tidak
Sesuai Standar Teknis Sesuai Standar Teknis
Tidak Terpeliharanya Sarana
dan Prasarana Pengelolaan
Persampahan

7 Proteksi Kebakaran Ketidaktersediaan Prasarana Ketidaktersediaan


Proteksi Kebakaran Prasarana Proteksi
Kebakaran

POB Pendataan Permukiman Page 14


No Kriteria Permen PU No. 2 Tahun 2016 Permen PU No. 14 Tahun 2018
Kekumuhan Indikator Kekumuhan Indikator Kekumuhan
Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Ketidaktersediaan Sarana
Kebakaran Proteksi Kebakaran

B. Konsep dan Definisi Permukiman Kumuh


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 14/ PRT/M/ 2018 Tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Terhadap
Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh, adalah sebagai berikut;
• Pasal 1 (2) Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari Permukiman, baik
perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan Prasarana, Sarana, dan Utilitas
Umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni.
• Pasal 1 (3) Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari
satu satuan Perumahan yang mempunyai Prasarana, Sarana, Utilitas Umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
• Pasal 1 (5) Perumahan Kumuh adalah Perumahan yang mengalami penurunan kualitas
fungsi sebagai tempat hunian.
• Pasal 1 (6) Permukiman Kumuh adalah Permukiman yang tidak layak huni karena
ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan bangunan yang tinggi, dan kualitas
bangunan serta Sarana dan Prasarana yang tidak memenuhi syarat.
• Pasal 18 (1) Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh merupakan kriteria yang
digunakan untuk menentukan kondisi kekumuhan pada Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh.
• Pasal 18 (2) Kriteria Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan aspek kekumuhan ditinjau dari:
1. Bangunan gedung;
2. Jalan lingkungan;
3. Penyediaan air minum;
4. Drainase lingkungan;
5. Pengelolaan air limbah;
6. Pengelolaan persampahan; dan
7. Proteksi kebakaran.

POB Pendataan Permukiman Page 15


Lampiran 3: Rincian Kriteria Kekumuhan per Aspek

1. Kriteria Kekumuhan ditinjau dari Aspek Bangunan Gedung

Pasal 19. Kriteria kekumuhan ditinjau dari aspek bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) huruf a mencakup:
a. Ketidakteraturan bangunan
b. Tingkat kepadatan bangunan yang tinggi yang tidak sesuai dengan ketentuan
rencana tata ruang
c. Kualitas bangunan yang tidak memenuhi syarat
Berdasarkan Permen PUPR No 14 Tahun 2018, Indikator Kekumuhan ditinjau dari
Aspek Bangunan Gedung adalah sbb:

No Kriteria Indikator
- Bangunan hunian tidak memiliki akses
langsung ke jalan dengan lebar ≥ 1,5 meter
- POBisi muka bangunan hunian tidak
menghadap ke jalan yang lebarnya < 1,5
meter
- Bangunan hunian menghadap langsung ke
sungai/ laut/ rawa/ danau atau berada di atas
1
Ketidakteraturan bangunan sungai/ laut/ rawa/ danau
- Bangunan hunian berada di atas sempadan
sungai/ laut/ rawa/ danau
- Bangunan hunian berada di daerah buangan
limbah pabrik
- Bangunan hunian berada di bawah jalur
listrik tegangan tinggi (SUTET)

Tingkat kepadatan bangunan


- Area/ Lingkungan/ RT memiliki kepadatan >
2 yang tinggi yang tidak sesuai
200 – 250 unit per Ha.
dengan ketentuan rencana tata
ruang
- Luas lantai per kapita ≥ 7,2 meter2
- Kondisi atap terluas bocor
3 Kualitas bangunan yang tidak
- Kondisi dinding terluas rusak
memenuhi syarat
- Jenis lantai terluas adalah tanah

2. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Jalan Lingkungan

No Kriteria Indikator
- Sebagian lokasi perumahan atau
Jaringan jalan lingkungan tidak permukiman tidak terlayani dengan jalan
1
melayani seluruh lingkungan lingkungan yang sesuai dengan ketentuan
perumahan atau permukiman teknis
- Sebagian atau seluruh jalan lingkungan
Kualitas Permukaan Jalan
2 terjadi kerusakan permukaan jalan pada
Lingkungan yang buruk
lokasi perumahan atau permukiman

POB Pendataan Permukiman Page 16


3. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Penyediaan Air Minum

No Kriteria Indikator
1 Akses aman air minum tidak Masyarakat pada lokasi perumahan da
tersedia permukiman tidak dapat mengakses air minum
yang memiliki kualitas tidak berwarna, tidak
berbau, dan tidak berasa
2 Kebutuhan air minum minimal Kebutuhan air minum masyarakat pada lokasi
setiap individu tidak terpenuhi perumahan atau permukiman tidak mencapai
minimal sebanyak 60 liter/orang/hari

4. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Drainase Lingkungan

No Kriteria Indikator
Saluran tersier dan/atau saluran lokal tidak
tersedia, dan/atau tidak terhubung dengan
Drainase lingkungan tidak
1 saluran pada hierarki atasnya sehingga
tersedia
menyebabkan air tidak dapat mengalir dan
menimbulkan genangan
Jaringan drainase lingkungan tidak mampu
Drainase lingkungan tidak
mengalirkan limpasan air sehingga
mampu mengalirkan limpasan
2 menimbulkan genangan dengan tidnggi lebih
air hujan sehingga menimbulkan
dari 30 cm selama lebih dari 2 jam dan terjadi
genangan
lebih dari 2 kali setahun
Kualitas konstruksi drainase buruk karena
Kualitas konstruksi drainase berupa galian tanah tanpa material pelapis
3
lingkungan buruk atau penutup maupun karena telah terjadi
kerusakan

5. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Pengelolaan Air Limbah/
Sanitasi

No Kriteria Indikator

Pengeloaan air limbah pada lokasi perumahan


Sistem pengelolaan air limbah atau permukiman tidak memiliki sistem yang
1 tidak memenuhi persyaratan memadai, yaitu, kakus/kloset yang tidak
teknis terhubung dengan tangki septik baik secara
individual/domestik, komunal maupun terpusat

Kondisi prasarana dan sarana pengelolaan air


limbah pada lokasi perumahan atau
Prasarana dan sarana permukiman dimana:
2 pengelolaan air limbah tidak 1. Kakus/kloset tidak terhubung dengan tangki
memenuhi persyaratan teknis seprik;
2.tidak tersedianya pengelolaan limbah
setempat atau terpusat

POB Pendataan Permukiman Page 17


6. Kriteria Kekumuhan ditinjau dari Aspek Pengelolaan Persampahan

No Kriteria Indikator
Prasarana dan sarana persampahan pada
lokasi perumahan atau permukiman tidak
sesuai dengan persyaratan teknis, yaitu :
1. tempat sampah dengan pemilahan sampah
pada skala domestik tau rumah tangga;
Prasarana dan sarana
2. tempat pengumpulan sampah (TPS) atau
1 persampahan tidak memenuhi
TPS 3R (reduce, reuse, recycle) pada skala
dengan persyaratan teknis
lingkungan;
3. sarana pengangkutan sampah pada skala
lingkungan; dan
4. tempat pengelolaan sampah terpadu
(TPST) pada skala lingkungan

Pengelolaan persampahan pada lingkungan


perumahan atau permukiman tidak memnuhi
Sistem pengelolaan persyaratan sebagai berikut;
2 persampahan tidak memnuhi 1. pewadahan dan pemilahan domestik;
persyaratan teknis 2. pengumpulan lingkungan;
3. pengangkutan lingkungan;
4. pengelolaan lingkugan

7. Kriteria dan Indikator Kekumuhan ditinjau dari Aspek Proteksi Kebakaran

No Kriteria Indikator
Tidak tersedianya prasarana proteksi
kebakaran pada lokasi, yaitu:
Prasarana proteksi kebakaran 1. pasoka air;
1
tidak tersedia 2. jalan lingkungan;
3. sarana komunikasi; dan/atau;
4. data sistem proteksi kebakaran lingkungan;
Tidak tersedianya sarana proteksi kebakaran
pada lokasi, yaitu:
Sarana proteksi kebakaran tidak
2 1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
tersedia
2. kendaraan pemadan kebakaran; dan/atau
3. mobil tangga sesuai kebutuhan

POB Pendataan Permukiman Page 18


Lampiran 4: Rumusan Perhitungan Numerik Kumuh
ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK DAN RUMUS PERHITUNGAN

a. Ketidakteraturan ∑ bangunan tidak teratur (unit)


Bangunan Jumlah bangunan tidak teratur x 100%
(unit) ∑ bangunan keseluruhan (unit)

1. KONDISI Luas kawasan 200/250 <


b. Tingkat Kepadatan Luas kawasan 200/250 <
BANGUNAN Bangunan X 100%
(unit/ha) Luas kawasan Kumuh
GEDUNG

Jml bangunan tdk sesuai


C. Ketidaksesuaian Jumlah bangunan tdk sesuai persyaratan teknis (unit)
dengan Persyaratan persyaratan teknis (unit) X 100%
Jumlah bangunan
Teknis Bangunan
keseluruhan (unit)

ASPEK KRITERIA DATA NUMERIK DAN RUMUS PERHITUNGAN PARAMETER

Panjang Jalan Ideal (m) -


a. Cakupan Pelayanan Panjang Jalan Ideal (m) − Panjang Jalan Eksisting
Jalan Lingkungan
Panjang Jalan Ideal (m) X 100%
Panjang Jalan Eksisting (m)
2. KONDISI
JALAN
LINGKUNGAN
b. Kualitas Panjang jalan rusak
Permukaan Jalan Panjang Jalan Rusak (m)
X 100%
lingkungan Panjang Jalan Ideal

∑ KK tidak terakses air


a. Ketersediaan Akses ∑ KK tidak terakses air minum Aman minum Aman
Aman Air Minum x 100%
Jumlah KK keseluruhan
3. KONDISI
PENYEDIAAN
AIR MINUM ∑ KK tidak terakses
b. Tidak terpenuhinya ∑ KK tidak terakses air minum cukup air minum cukup
x 100%
Kebutuhan Air Minum Jumlah KK
keseluruhan

ASPEK KRITERIA NUMERIK PARAMETER


a. Ketidakmampuan
Mengalirkan Luas kawasan yang
Limpasan Air Luas kawasan yang terkena genangan (Ha)
terkena genangan (Ha) x 100%
Luas kawasan
keseluruhan (Ha)

b. Ketidaktersediaan
4. Kondisi Drainase
Panjang Drainase Ideal (m) -
Drainase Panjang Drainase Ideal (m) − Panjang Drainase Eksisting (m) X
Panjang Drainase Eksisting (m) 100%
Lingkungan
Panjang Drainase Ideal (m)

c. Kualitas Konstruksi
Drainase Panjang Drainase yang
Panjang Drainase yang buruk buruk
(m) X 100%
Panjang Drainase Ideal

POB Pendataan Permukiman Page 19


ASPEK KRITERIA PARAMETER

Jumlah KK dg sistem
a. Sistem Pengelolaan Jumlah KK dengan sistem air limbah air limbah tdk sesuai
Air Limbah Tidak tidak sesuai standar teknis standar teknis
Sesuai Standar Teknis X 100%
Jumlah KK
keseluruhan

5. Kondisi
Pengelolaan Air
Jumlah KK dg sarpras air
Limbah b. Prasarana dan
Jumlah KK dengan sarpras air limbah limbah tdk sesuai
Sarana Pengelolaan
tidak sesuai persyaratan teknis persyaratan teknis
Air Limbah Tidak X 100%
Sesuai dengan Jumlah KK keseluruhan
Persyaratan Teknis

ASPEK KRITERIA PARAMETER

a. Prasarana dan Jumlah KK dengan sarpras


Sarana Persampahan
Jumlah KK dengan sarpras pengolahan
pengolahan sampah yang tdk
Tidak Sesuai dengan sampah yang tidak sesuai persyaratan sesuai persyaratan teknis
persyaratan Teknis teknis X 100%
6. Kondisi Jumlah KK Keseluruhan
Pengelolaan
Persampahan

b. Sistem Pengelolaan Jumlah KK dg sistem


Jumlah KK dengan sistem pengolahan sampah tdk
Persampahan yang
pengolahan sampah tidak sesuai sesuai standar teknis X
tidak sesuai Standar 100%
Teknis
standar teknis Jumlah KK keseluruhan

ASPEK KRITERIA PARAMETER

Jumlah bangunan tidak


a. Ketidaktersediaan Jumlah bangunan tidak terlayani terlayani prasarana proteksi
Prasarana Proteksi prasarana proteksi kebakaran (unit) kebakaran (unit)
Kebakaran X 100%
Jumlah bangunan
7. Kondisi keseluruhan (unit)
Proteksi
Kebakaran Jumlah bangunan tidak
b. Ketidaktersediaan Jumlah bangunan tidak terlayani terlayani sarana
Sarana Proteksi proteksi kebakaran
sarana proteksi kebakaran (Unit) X 100%
Kebakaran Jumlah Bangunan
keseluruhan (unit)

POB Pendataan Permukiman Page 20


Lampiran 5 : Daftar Pertanyaan Rumah Tangga Untuk Pendataan Permukiman Kumuh

FORMAT A. DAFTAR PERTANYAAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDATAAN PERMUKIMAN KUMUH

INFORMASI UMUM
A.
Provinsi :.......................................... Nama Kepala Rumah Tangga : ..........................................
Kab/Kota :.......................................... Jumlah Kepala Keluarga : ..........................................
Kelurahan/Desa :.......................................... Status Rumah Tangga : MBR/Non MBR

Tanggal Pendataan :.......................................... Jumlah Anggota Rumah Tangga : ………………………….jiwa

Laki-laki: …………..jiwa Perempuan: ………jiwa

Difabel:…………..…jiwa

KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN


A.1
1 Apakah bangunan hunian memiliki AKSES
LANGSUNG ke jalan dan tidak terhalang oleh
bangunan lain? a Ya b Tidak

2 Apakah POBISI MUKA bangunan hunian


menghadap jalan ? a Ya b Tidak

3 Apakah POBisi bangunan hunian langsung


menghadap sungai/laut/rawa/danau dan/atau
TIDAK berada di atas sungai/laut/rawa/danau?
Tidak ada
a b Ya c Tidak
sungai/laut/rawa/danau

POB Pendataan Permukiman Page 21


4 Apakah bangunan hunian berada di atas lahan
sempadan sungai/laut/rawa/danau?
Tidak ada
a b Tidak c Ya
sungai/laut/rawa/danau

5 Apakah bangunan hunian berada di daerah


buangan limbah pabrik atau di bawah jalur listrik
tegangan tinggi (sutet)?
a Tidak b Ya

KELAYAKAN BANGUNAN HUNIAN


A.2
6 Berapa luas lantai bangunan hunian? : (a) Panjang: ………m (b.) Lebar: ………..m (c.) Jumlah Lantai: ………

7
Berapa jumlah penghuni bangunan hunian? : ………………… jiwa

8
Berapa luas lantai bangunan hunian/ jiwa? a > 7,2 meter2/ jiwa b < 7,2 meter2/ jiwa

9 Bagaimana kondisi atap terluas? a Tidak Bocor b Bocor

10 Bagaimana kondisi dinding terluas? a Baik b Rusak

11 Apakah jenis lantai terluas? a Bukan Tanah b Tanah

A.3 AKSES AIR MINUM

12 Darimana sumber utama AIR MINUM, MANDI, a Ledeng Meteran/SR b Ledeng Tanpa Meteran c Sumur Bor/Pompa
CUCI didapat? - pilih salah satu dari pilihan
jawaban.
(jika jawaban c, d, e, maka lanjut ke no. 13) d Sumur Terlindung e Mata Air Terlindung f Air Hujan

POB Pendataan Permukiman Page 22


g Air Kemasan/ air isi ulang h Sumur tak terlindungi i Mata Air tak Terlindung

j Sungai/Danau/Kolam k tangki/mobil/ gerobak air

13

Bila jawaban No. 12 di atas sumur bor, sumur


terlindung atau mata air terlindung, maka berapa
a ≥ 10 m b < 10 m
jarak ke penampungan tinja/kotoran terdekat
(termasuk milik tetangga)?

14 Apakah kebutuhan air minum, mandi, cuci


terpenuhi sepanjang tahun? Tercukupi/terpenuhi sepanjang Tercukupi hanya pada bulan
a b c Tidak pernah tercukupi
tahun tertentu

A.4 PENGELOLAAN SANITASI


15 Dimana biasanya anggota rumah tangga Buang
Air Besar?
(jika jawaban c, maka lanjut ke nomor 18) Jamban umum (jika
Jamban sendiri/ bersama (maks
a b digunakan >5 KK dan/atau c Tidak di jamban
5 KK untuk 1 jamban bersama)
membayar)

16 Apakah jenis kloset yang digunakan?


Bukan leher angsa
a Leher angsa b (plengsengan/ cemplung/
cubluk/dll)

17 Dimana limbah tinja dibuang?


a Septictank pribadi/komunal/IPAL b Bukan septictank/IPAL

A.5 PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA

POB Pendataan Permukiman Page 23


18 Dimana tempat pembuangan sampah rumah
tangga? Tempat sampah komunal/
a Tempat sampah pribadi b c Dalam Lubang/dibakar
(jika jawaban c, d, e maka lanjut ke no. 20) TPS/TPS-3R

Sungai/Saluran
ruang terbuka/ lahan kosong/
d e Irigasi/Danau/Laut/ Drainase
jalan
(Got/Selokan)

19
Berapa kali pengangkutan sampah dari rumah ke
a ≥ 2x seminggu b < 1x seminggu
TPS/TPA?

A.6 DATA NON-FISIK

A.6.1 PENDAPATAN RUMAH TANGGA


20 Apa mata pencaharian utama rumah tangga?
pertanian, perkebunan,
a b Perikanan/ nelayan
kehutanan, peternakan

c Pertambangan/ galian d Industri/ pabrik

e Konstruksi/ bangunan f Perdagangan/ jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll)

g Pegawai pemerintah

21 Berapa daya Listrik yang digunakan dalam a <450 b 900 c 1300


bangunan hunian (Watt)?

menumpang ke tetangga/ tidak


d >2200 e
punya meteran sendiri/ dll

A.6.2 PELAYANAN FASILITAS SOSIAL


22 Apa jenis fasilitas kesehatan yang paling sering
digunakan rumah tangga? a Rumah Sakit b Prakter Dokter/ Poliklinik c Puskesmas/ Pustu

POB Pendataan Permukiman Page 24


d Dukun/ pengobatan tradisional e Bidan/mantri f Tidak Pernah

23 Di mana lokasi/ letak fasilitas kesehatan yang


sering digunakan rumah tangga?
Di dalam kelurahan/ kecamatan
a b Di luar kecamatan c Di kota lain
yang sama

24 Jika ada anggota rumah tangga usia wajib belajar


(9 tahun), di mana lokasi SD/ sederajat dan SMP / Di dalam kelurahan/ kecamatan
a b di luar kecamatan c di kota lain
yang sama
sederajat terdekat yang digunakan?

d Tidak sekolah e tidak ada anggota rumah tangga usia wajib belajar

A.6.3 ASPEK PENGUASAAN BANGUNAN DAN LAHAN

25 Apakah status bangunan hunian?


a Milik sendiri b Sewa/Kontrak c Numpang/milik pihak lain

26
Apakah status legalitas bangunan hunian? a Memiliki IMB b Tidak/belum memiliki IMB

27
Apakah status lahan bangunan hunian? a Milik sendiri b Sewa/Kontrak c Numpang/milik pihak lain

28 Apakah status legalitas lahan bangunnan hunian?


SHM/ HGB/ Surat yang diakui Milik pihak lain/ surat perjanjian Milik pihak lain tanpa surat
a b c
pemerintah lainnya (termasuk surat adat) perjanjian

d Tidak ada / tidak tahu

POB Pendataan Permukiman Page 25


Lampiran 6: Daftar Pertanyaan Permukiman Kumuh Berbasis Lingkungan

FORMAT B. DAFTAR PERTANYAAN PENDATAAN 100-0-100 BERBASIS WILAYAH

B. INFORMASI UMUM
Provinsi :...................................................... Kelurahan/Desa : ............................................
Kab/Kota :...................................................... RT/RW/Dusun : ............................................
Kecamatan :................................................ Tanggal Pendataan : ............................................

B.1 KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN


1 Berapa luas wilayah RT/RW/dusun*? : ………………... Ha

2 Berapa luas wilayah permukiman? : ………………... Ha

3 Berapa jumlah total bangunan di wilayah RT/RW/dusun*? : ………………... Unit

4 Berapa persentase luas kawasan permukiman yang terletak di


wilayah dengan kemiringan lebih dari 15%?
: ………%

B.2 JALAN LINGKUNGAN


5 Berapa panjang total jaringan jalan lingkungan yang telah
ada/eksisting? : ………………... Meter

Berapa panjang jalan lingkungan eksisting dengan lebar ≥ 1,5


6
meter? : ………………... Meter

POB Pendataan Permukiman Page 26


Berapa panjang jalan lingkungan eksisting dengan lebar ≥ 1.5
7
meter yang permukaannya diperkeras? : ………………... Meter

8 Berapa Panjang Kebutuhan Jalan baru diluar eksisting sehingga


melayani permukiman seluruhnya? (Jawaban sesuai hasil
perencanaan, bila ada) : ………………... Meter

9 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1,5 meter yang


permukaannya diperkeras dan tidak rusak? : ………………... Meter

10 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1,5 meter yang


permukaannya tanah dan tidak rusak? : ………………... Meter

11 Berapa panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang


permukaannya diperkeras dan tidak rusak? : ………………... Meter

12 Panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang


permukaannya tanah (tidak diperkeras) dan tidak rusak? : ………………... Meter

13 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar ≥ 1,5 meter yang


dilengkapi saluran samping jalan? : ………………... Meter

14 Berapa panjang jalan lingkungan dengan lebar < 1,5 meter yang
dilengkapi saluran samping jalan? : ………………... Meter

B.3 DRAINASE LINGKUNGAN

POB Pendataan Permukiman Page 27


Berapa tinggi genangan
Tidak pernah terjadi Tinggi genangan < 30
15 rata-rata (jika jawaban a, a b c Tinggi genangan >30 cm
genangan cm
maka langsung ke no. 15)?

Berapa durasi genangan air/ Lama genangan < 2


16 a b Lama genangan >2 jam
banjir rata-rata? jam

Berapa frekuensi genangan


17 a Terjadi < 2 kali/tahun b Terjadi >2 kali/tahun
air/ banjir?

Berapa luas area genangan


: ...................................
18 air/ banjir dalam
Ha
permukiman?

Apa sumber genangan air/ Limpasan air hujan/ air


19 a Rob/Pasang air laut b Air sungai/danau/rawa c
banjir? buangan rumah tangga

Berapa panjang total drainase yang telah ada (eksisting)


20
dipermukiman? : ………………... Meter

Periksa Daftar Usulan/Siteplan Peningkatan Kualitas Drainase sd


21 2020. Apakah ada usulan drainase baru untuk melayani a Ya b Tidak
permukiman?

Jika Ya, Berapa panjang kebutuhan drainase baru tersebut


22 sehingga permukiman terlayani jaringan drainase seluruhnya. : ………………... Meter
(Jawaban sesuai hasil perencanaan)

POB Pendataan Permukiman Page 28


23 Berapa Panjang saluran drainase yang bersih dan tidak bau ? : ………………... Meter

24
Berapa Panjang drainase dengan kondisi fisik baik/tidak rusak ? : ………………... Meter

B.4 SANITASI LINGKUNGAN


25 Apakah buangan limbah
cair rumah tangga terpisah a Ya b Tidak
dengan saluran drainase?

B.5 PENGELOLAAN SAMPAH


26 Apakah ada prasarana
pengelolaan sampah yang
melayani permukiman a Ya b Tidak
(TPS/TPS-3R/TPST)?

27 Apakah ada sarana


pengangkutan sampah yang
melayani permukiman a Ya b Tidak
(Gerobak/Motor/Mobil)?

B.6 PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN


28 Berapa frekuensi kejadian Tidak pernah terjadi
kebakaran di lingkungan a kebakaran dalam 5 b 1-2 kali dalam 5 tahun
permukiman? tahun

POB Pendataan Permukiman Page 29


c > 2 kali dalam 5 tahun

29 Apa penyebab kejadian Tungku/kompor


a b Konsleting listrik
bencana kebakaran? masak

Kebakaran
c d Pembakaran sampah e Lainnya
hutan/ilalang

30 Apakah ada sarana POB/Stasiun Hidran air/Tangki Air/sumber


a b
pencegahan bahaya pemadam kebakaran air lain yang terbuka
kebakaran?
Mobil/motor
c pemadam kebakaran/ d Tidak ada
APAR

31 Apakah tersedia jalan


dengan lebar minimal 3,5
meter di lingkungan a Ada b Tidak
permukiman dengan radius
rumah terjauh kurang dari
100 m?

B.7 DATA NON FISIK (jawaban bisa lebih dari 1)


32 Apakah tersedia fasilitas Prakter Dokter/
a Rumah Sakit b c Puskesmas/ Pustu
kesehatan di dalam Poliklinik
lingkungan RT?
Dukun/ pengobatan
d e Bidan/ mantri f Tidak ada
tradisional

POB Pendataan Permukiman Page 30


33 Apakah tersedia fasilitas a TK/ PAUD b SD/sederajat c SMP/sederajat
pendidikan di dalam
lingkungan RT? d SMA/SMK/sederajat e Perguruan tinggi f Tidak ada

B.8 PERTIMBANGAN LAIN (Pilih salah satu)


34 Apakah lokasi berada pada
fungsi strategis Kab/Kota? a Ya b Tidak

35 Tingkat Partisipasi
Masyarakat dalam a Tinggi b Sedang c Rendah
mendukung Pembangunan?

36 Apakah Lokasi memiliki


Potensi Sosial, ekonomi,
budaya untuk a Ya b Tidak
dikembangkan?

Ket: * pilih yang sesuai

POB Pendataan Permukiman Page 31


Lampiran 7: Tata Cara Pengisian Format Isian FGD (Wawancara)
tingkat RT

1. Aspek Kondisi Bangunan Gedung


Upadate data terkait keteraturan Bangunan dikarenakan adanya review untuk
mengabaikan lebar jalan > 1,5 meter.
RT : RT02/RW09
Tanggal Pendataan :.......................................... DATA UPDATE DATA EXSISITING RUMUS UPDATE
(DATA BARU) (DATA AWAL 2015) (DGN DATA BARU)
A.1 KETERATURAN BANGUNAN HUNIAN
Apakah bangunan
Posisi muka Menghadap langsung Di daerah buangan
hunian memiliki
Posisi muka Akses langsung ke bangunan hunian sungai/laut/rawa/danau limbah pabrik/ di
Akses langsung ke Di atas sempadan
bangunan hunian jalan dg lebar min menghadap ke jalan dan/atau TIDAK berada di bawah jalur listrik SKOR A.1
jalan dan tidak sungai/laut/rawa/danau
menghadap ke jalan > = 1,5 m dgn lebar min atas tegangan tinggi
terhalang oleh
NOMOR INDUK > = 1,5 m sungai/laut/rawa/danau (sutet)
NO NAMA KEPALA RUMAH TANGGA bangunan lain KETERATURAN
KEPENDUDUKAN
1 2 1 (Awal) 2 (Awal) 3 4 5 BANGUNAN
a b a b a b a b a b c a b c a b

Tdk ada Tdk ada


Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk sungai Ya Tdk sungai Tidak Ya Tidak Ya
dll dll

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20]
1 Oey Sian Lie 1 1 1 1 1 1 1 1
2 Sutarno 1 1 1 1 1 1 1 1
3 Endang Sunarto 1 1 1 1 1 1 1 0

Keterangan:
Mengisi Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada kolom [3] dari nama
a.
kepala keluarga
Ketentuan Penilaian SKOR A.1 Keteraturan Bangunan Hunian
(Kolom [20]):
1 = Jika semua Kolom [4], [6], [18], dijawab 1, DAN Jika Kolom [12]
atau [13], dan Kolom [15] atau [16] dijawab 1
0= Jika salah satu dari Kolom [5], [7], [14],
[17], [19] dijawab 1
Persentase Skor: Jumlah Sub-total dibagi Jumlah Total dikali 100
Kolom [8] s/d [11] adalah Data Exisiting (tidak digunakan dalam
perhitungan Skor)

Tips: Lakukan verifikasi ulang semua Data Baseline Awal yang nama Kepala Rumah
Tangganya pada Kolom [9] dan [11] bernilai 1. Pada contoh diatas, yaitu Endang
Sunarto. Lalu jawablah pertanyaan seperti yang tertera di Daftar Pertanyaan
(DP-RT) No. 1 dan No. 2 seperti berikut:
1. Apakah bangunan hunian memiliki AKSES LANGSUNG ke jalan dan tidak
terhalang oleh bangunan lain? Jika jawabannya Ya, Tuliskan 1 pada Kolom
[4], jika tidak tuliskan 1 pada kolom [5].
2. Apakah POBISI MUKA bangunan hunian menghadap jalan? Jika
jawabannya Ya, Tuliskan 1 pada Kolom [6], jika tidak tuliskan 1 pada kolom
[7].

POB Pendataan Permukiman Page 32


2. Kepadatan Bangunan Hunian (B.1)

B1.KEPADATAN BANGUNAN HUNIAN

Kepadatan Bangunan Hunian

Kawasan
Luas
Luas Jml Total permukman yg
RT/RW/ Status
Permukiman Bangunan terletak di wil. Kepadatan
Dusun Kepadatan
Kemiringan >15% Bangunan
Bangunan

1 2 3 4
(Ha) (Ha) (Unit) (%) (Unit/Ha)
[3] [4] [5] [6] [7]=[5/4] [8]

1,01 10,00 70 0% 7 Rendah

Keterangan Penilaian/Analisis B1. Kepadatan Bangunan:


a. Kepadatan Bangunan Hunian (Kolom [7]) diisi: (Kolom [5]) dibagi (Kolom
[4])
b. Status Kepadatan Bangunan Hunian (Kolom [8]) diisi: salah satu status
"Rendah/Sedang/Tinggi" sesuai hasil perbandingan nilai (Kolom [7])
dengan Ketentuan kepadatan bangunan yang ditetapkan menurut Kota
Metro/Besar dan Kota Sedang/Kecil.

Kategori Perkotaan berdasarkan UU No 26 tahun 2007 tentang Penataan


Ruang:
Jumlah Penduduk Kota (jiwa):
Kota Metro: > 1.000.000
Kota Besar: 500.001 - 1.000.000
Kota Sedang: 100.001 – 500.000
Kota Kecil: < 100.000
Status Kepadatan Bangunan Kota:
Kota Metro dan Besar:
Kepadatan bangunan Tinggi: ≥ 300 unit/Ha
Kepadatan bangunan Sedang: 250-300 unit/Ha
Kepadatan bangunan Rendah: ≤ 250 unit/Ha

POB Pendataan Permukiman Page 33


Kota Sedang dan Kecil:
Kepadatan bangunan Tinggi: ≥ 250 unit/Ha
Kepadatan bangunan Sedang: 200-250 unit/Ha
Kepadatan bangunan Rendah: ≤ 200 unit/Ha
Diisi oleh TIPP
Data/Nilai Indikator/parameter di tingkat basis/RT yang selanjutnya akan
dimasukan ke format "Logbook"

3. Aspek Kondisi Jalan Lingkungan (B.2)


B2. AKSESIBILITAS LINGKUNGAN

1. Jangkauan Jaringan Jalan

Panjang Panjang jalan Panjang jalan


Panjang jalan Panjang jalan Persentase
kebutuhan Jalan lingkungan lingkungan
Total Panjang jalan lingkungan lingkungan Panjang jalan Panjang jalan Panjang Jalan
Panjang baru diluar dgn lebar ≥1,5 dgn lebar <1,5 Total panjang
Jaringan lingkungan dgn Panjang dgn lebar ≥1,5 dgn lebar <1,5 lingkungan dgn lingkungan dgn Lingkungan
jalan eksisting untuk JANGKAUAN meter yang meter yang keseluruhan Jalan
Jalan lebar ≥ 1.5 meter Jaringan meter yang meter yang lebar ≥1,5 lebar <1,5 yang
lingkungan melayani JARINGAN JALAN permukaannya permukaannya Lingkungan yang
Lingkungan yang Jalan permukaannya permukaannya meter yang meter yang permukaannya
dgn lebar ≥ permukiman? LINGKUNGAN tanah (tidak tanah (tidak permukaannya
yang telah permukaannya Lingkungan diperkeras diperkeras dilengkapi sal. dilengkapi sal. tidak rusak
1,5 meter (Jawaban sesuai diperkeras) diperkeras)
ada/eksisting diperkeras Ideal dan tidak dan tidak samping jalan samping jalan tidak rusak (sesuai (sesuai
hasil dan tidak dan tidak persyaratan teknis)
rusak rusak persyaratan
perencanaan) rusak rusak
teknis)
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
(meter) (meter) (meter) (meter) (meter) % (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) (meter) %
[9] [10] [11] [12] [13]=[9+12] [14]=[9/13]x100 [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21]=[15+16+17+18] [22]=[21/9]x100

476.4 476.4 476.4 0 476.4 100% 391 466 391 82%

Jangkauan Jaringan jalan Panjang jalan lingkungan yang


lingkungan yang layak diisi: permukaannya tidak rusak diisi:
(Kolom [9]) dibagi (Kolom (Kolom [21]) dibagi (Kolom [13])
[13]) dikali 100. dikali 100.

Keterangan:
1. Jawablah Pertanyaan sesuai Daftar Pertanyaan Lingkungan (DP-Lingkungan) sesuai
Nomor Pertanyaannya (No.8, 10, 11, 12 dan 14)
2. Pertanyaan No. 8/Kolom [12]: Jawaban pertanyaan dengan melihat dokumen hasil
perencanaan penanganan kawasan kumuh tersebut. Bila ada rencananya maka diisi sesuai
panjang yang ada diperencanaan sedangkan jika tidak ada rencana jalan baru maka diisi
nol. Jalan Baru bukan merupakan Jalan eksisiting atau Jalan yang pada pendataan
sebelumnya belum ada/diperhitungkan.
3. Panjang Jalan Ideal/Kolom [13]: diisi dengan jumlah panjang jalan eksisiting kolom [9]
ditambah panjang kebutuhan jalan baru kolom [12];

POB Pendataan Permukiman Page 34


4. Aspek Kondisi Drainase Lingkungan (B.3)
B3. DRAINASE LINGKUNGAN

Kesesuaian dgn
Kejadian Genangan/Kemampuan Mengalirkan Air limpasan Sumber genangan Kondisi Fisik Drainase Eksisting dipermukiman Genangan Yg Dipersyaratkan
Persyaratan Teknis

Periksa Daftar Usulan/Siteplan


Luas Area
Peningkatan Kualitas Drainase sd
Tinggi Genangan Durasi/lama genangan Frekuensi genangan Genangan Panjang kebutuhan Panjang
2020. Apakah ada usulan drainase Persentase Persentase
(dalam Panjang baru untuk melayani permukiman? drainase baru Panjang drainase
Rob/ sehingga permukiman saluran Kejadian Luas tidak ada Panjang drainase
permukiman) Sungai/ Limpasan total dengan
pasang terlayani jaringan drainase yang tidak ada Genangan dengan kondisi
Tidak danau/ rawa air hujan drainase drainase seluruhnya? bersih dan
kondisi fisik
Tinggi Tinggi air laut Genangan dalam fisik baik/tidak
Pernah ≤ 2 Kali per > 2 Kali per eksisting (Jawaban sesuai hasil tidak bau baik/tidak
genanga genanga ≤ 2 Jam > 2 Jam Ya Tidak permukiman rusak
Terjadi tahun tahun perencanaan) rusak
n ≤ 30 cm n > 30 cm
Genangan

15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
a b c a b a b (Ha) a b c (meter) a b (meter) (meter) (meter) (%) (%)
[23] [24] [25] [26] [27] [28] [29] [30] [31] [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38] [39] [40] [41] [42]=[39/34]

1 1 1 1,01 1 466 120 0 90% 26%

Keterangan:
1. Kejadian tidak ada Genangan yang dipersyaratkan (Kolom [40]) diisi:
a. Skor=0, Jika (Kolom [25] dan (Kolom [27] dan (Kolom [29] masing-masing memiliki diisi
nilai = 1.
b. Skor=1, Jika tidak sesuai poin a).
2. Persentase Luas tidak ada Genangan dalam permukiman (Kolom [41]) diisi:
a. Nilai 100%, jika kejadian tidak ada genangan (Kolom [40]) memiliki skor=1,
b. Hasil pengurangan dari 100% dikurangi ((Kolom 30) dibagi (Kolom 4) dikali 100).
3. Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir = Luas Permukiman (Kolom
4) dikurangi Luas Genangan (Kolom 30)
4. Jawaban pertanyaan no. 22: dengan melihat dokumen hasil perencanaan penanganan
drainase dikawasan kumuh tersebut. Bila ada rencana baru maka diisi sesuai panjang yang
ada diperencanaan tsb sedangkan jika tidak ada rencana drainase baru maka diisi nol.
Drainase Baru bukan merupakan drainase eksisiting atau drainase yang pada pendataan
sebelumnya belum ada/diperhitungkan.
5. Jawaban pertanyaan No. 23: Drainase penghubung eksisting dengan sistem drainase
Perkotaan adalah panjang drainase penghubung eksisting ke sistem kota (Sistem Kota
dapat meliputi Drainase Sekunder/Primer/Sungai/Danau/Laut) → Dihilangkan sesuai
dengan Permen no. 14 tahun 2018
6. Panjang Drainase Baru dihitung meliputi Drainase Baru sesuai dengan usulan di
perencanaan
7. Panjang Drainase Ideal (Kolom 42), diisi: Panjang Drainase Eksisting (Kolom 34) +
Keseluruhan Drainase Baru (Kolom 37) Dihilangkan sesuai dengan Permen no. 14
tahun 2018

5. Aspek Sanitasi

B.4 SANITASI LINGKUNGAN

Apakah buangan limbah cair rumah tangga


terpisah dengan saluran drainase?

Ya Tidak

25
a b
[43] [44]

100% 0%

POB Pendataan Permukiman Page 35


6. Aspek Kondisi Pengelolaan Persampahan (B.5)

B.5 PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Ketersediaan Prasarana & Sarana Pengelolaan Persampahan sesuai


persyaratan teknis

Apakah ada prasarana pengelolaan Apakah ada sarana pengangkutan


sampah yang melayani permukiman sampah yang melayani permukiman
Persentase
(TPS/TPS-3R/TPST)? (Gerobak/Motor/Mobil)?
Prasarana
dan Sarana
Persampahan
Sesuai
dengan
Ya Tidak Ya Tidak
persyaratan
Teknis

26 27
a b a b (%)
[46] [47] [48] [49] [50]

1 1 100%

a. Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan persyaratan


Teknis diisi 100% jika pertanyaan no 26 dan no 27 dijawab a dan
b. Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan persyaratan
Teknis diisi 0% jika salah satu pertanyaan no 26 atau no 27 dijawab b.

Keterangan:
Jawaban Pertanyaan No 26 dan 27 terkait dengan pelayanan sehingga ketersediaan
sarana & prasarana tidak harus ada dilokasi basis/RT tersebut. Bila suatu basis/RT
telah dilayani meskipun lokasi ketersediaan sarana-prasarana tidak dilokasi tersebut
tetap dijawab telah terlayani.
Pemeliharaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan dihilangkan sesuai
dengan Permen no. 14 tahun 2018

POB Pendataan Permukiman Page 36


7. Aspek Kondisi Proteksi Kebakaran (B.6)

B6. PENGAMANAN BAHAYA KEBAKARAN

Kejadian kebakaran Penyebab Kejadian Bencana Kebakaran Prasarana/Sarana Pencegahan Bahaya Kebakaran

KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN
PRASARANA SARANA
Tidak Hidran Ketersediaan jalan
PROTEKSI PROTEKSI
pernah Pos/ air/Tangki Mobil/ dgn lebar minimal 3,5
1-2 kali >2 kali Tungku/ Kebakaran Pembakar KEBAKARAN KEBAKARAN
terjadi Konsleting Stasiun Air/sumber Motor m di lingkungan
dalam 5 dalam 5 kompor hutan/ an Lainnya Tidak ada
kebakara Listrik Pemadam air lain Damkar/ permukiman dengan
tahun tahun masak ilalang sampah
n dalam 5 Kebakaran yang APAR jarak rumah terjauh <
tahun terbuka 100 m

28 29 30 31 {%) {%)
a b c a b c d e a b c d a b
[51] [52] [53] [55] [56] [57] [58] [59] [60] [61] [62] [63] [64] [65] [66] [67]

1 1 1 1 100% 0%

a. Persentase ketersediaan sarana proteksi kebakaran diisi 100% jika


pertanyaan no 30 poin a atau c ada
b. Persentase Ketersediaan sarana proteksi kebakaran diisi 0% jika
pertanyaan no 30 poin a atau c tidak ada

• Pertanyaan Pengamanan Bahaya Kebakaran adalah terkait dengan pelayanan sehingga Jawaban
ketersediaan sarana & prasarana tidak harus ada dilokasi basis/RT tersebut. Bila suatu basis/RT telah
dilayani meskipun lokasi ketersediaan sarana-prasarana tidak dilokasi tersebut tetap dijawab telah
terlayani.
• PERLINDUNGAN/PELAYANAN OLEH MOBIL DAMKAR PERKOTAAN BERJARAK 2,5KM DARI
POB TERDEKAT (WAKTU TANGGAP < 15 MENIT) ….. PERMEN PU No.25/PRT/M/2008 Tentang Ped.
Teknis Penyusunan RISPK

POB Pendataan Permukiman Page 37


8. Logbook SIM
A Provinsi DKI JAKARTA
B Kab/Kota KOTA JAKARTA UTARA
C Kecamatan PENJARINGAN
D Kelurahan PEJAGALAN
E RT/RW RT002/RW009
F Jumlah Kepala Rumah Tangga 70
G Jumlah Kepala Keluarga 127
Jumlah Kepala Rumah Tangga
H 53
MBR
Jumlah Kepala Rumah Tangga
I 17
Non MBR
J Jumlah Penduduk Laki-Laki 120
K Jumlah Penduduk Perempuan 199
L Jumlah Penduduk 319

No KRITERIA / INDIKATOR PARAMETER NILAI SATUAN SUMBER DATA


A FISIK
Jumlah Keteraturan Bangunan Hunian 68 unit rumah tangga
1 Keteraturan Bangunan Hunian A.1
Persentase Keteraturan Bangunan Hunian 97% persentase
Luas permukiman ….Ha 10,00 Ha
Jumlah total bangunan ……unit 70 Unit
2 Kepadatan Bangunan Hunian B.1
Tingkat kepadatan bangunan …..unit/Ha 7 Unit/Ha
Luas area dengan kepadatan tinggi Ha
3 Kelayakan Bangunan Hunian Jumlah Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang 21 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki luas lantai ≥ 7,2 m2 per orang 30% persentase
Jumlah Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 58 unit rumah tangga A.2

Persentase Bangunan hunian memiliki kondisi Atap, Lantai, Dinding sesuai persyaratan teknis 83% persentase
Panjang total Jaringan Jalan Lingkungan yg ada 476,4 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1,5 meter 476,4 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar > 1.5 meter yang permukaannya diperkeras 476,4 meter
Panjang kebutuhan Jalan baru diluar eksisting untuk melayani permukiman, termasuk
0 meter
penghubung dengan sistem jalan perkotaan. (Jawaban sesuai hasil perencanaan)
Persentase panjang kebutuhan Jalan baru diluar eksisting untuk melayani permukiman,
0%
termasuk penghubung dengan sistem jalan perkotaan.
Panjang total Jaringan Jalan Lingkungan yang Ideal 476,4 meter
Jangkauan Jaringan Jalan Lingkungan 100% persentase
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang permukaannya diperkeras dan tidak
391 meter
4 Aksesibilitas Lingkungan rusak B.2
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang permukaannya tanah (tidak diperkeras)
0 meter
dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang permukaannya diperkeras dan tidak
0 meter
rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar <1,5 meter yang permukaannya tanah (tidak diperkeras)
0 meter
dan tidak rusak
Panjang jalan lingkungan dgn lebar ≥ 1,5 meter yang dilengkapi sal. samping jalan 466 meter
Panjang jalan lingkungan dgn lebar < 1,5 meter yang dilengkapi sal. samping jalan 0 meter
Total Panjang keseluruhan jalan lingkungan yang permukaannya tidak rusak 391 meter
Jalan Sesuai Persyaratan Teknis 82% persentase
Luas Area permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 8,99 ha
Persentase Kawasan permukiman tidak terjadi genangan air/banjir 90% persentase
Panjang Total Drainase Eksisting 466 meter
Panjang kebutuhan drainase baru sehingga permukiman terlayani jaringan drainase
0 meter
seluruhnya. Jawaban sesuai hasil perencanaan
Persentse panjang kebutuhan drainase baru sehingga permukiman terlayani jaringan drainase
0% persentase
5 Drainase Lingkungan seluruhnya. B.3
Panjang drainase Ideal 466 meter
Panjang drainase yang bersih dan tidak bau 0
Persentase panjang drainase yang bersih dan tidak bau 0%
Panjang Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas tidak
120 meter
rusak/berfungsi baik
Persentase Kondisi jaringan drainase pada lokasi permukiman memiliki kualitas minimum
26% persentase
memadai
Jumlah Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan
67 unit rumah tangga
atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Persentase Masyarakat terlayani Sarana Air Minum untuk minum, mandi, dan cuci (perpipaan
6 Pelayanan Air Minum 96% persentase A.3
atau non perpipaan terlindungi yang layak)
Jumlah Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 11 unit rumah tangga
Persentase Masyarakat terpenuhi kebutuhan air minum, mandi, cuci (minimal 60liter/org/hari) 16% persentase
Jumlah Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 64 unit rumah tangga
Persentase Masyarakat memiliki akses jamban keluarga / jamban bersama (5 KK/jamban) 91% persentase
A.4
Jumlah Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher
67 unit rumah tangga
7 Pengelolaan Air Limbah angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Persentase Jamban keluarga/jamban bersama sesuai persyaratan teknis (memiliki kloset leher
96% persentase
angsa yang terhubung dengan septic-tank)
Saluran pembuangan air limbah rumah tangga terpisah dengan saluran drainase lingkungan 100% persentase B.4
Jumlah Kepala Keluarga dengan Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan
127 Kepala Keluarga
persyaratan Teknis B….
Persentase Prasarana dan Sarana Persampahan Sesuai dengan persyaratan Teknis 100% persentase
8 Pengelolaan Persampahan Jumlah Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA min.
66 unit rumah tangga
dua kali seminggu
A.5
Persentase Sampah domestik rumah tangga di kawasan permukiman terangkut ke TPS/TPA
94% persentase
min. dua kali seminggu
Jumlah Bangunan Hunian memiliki prasarana proteksi kebakaran 70 unit rumah tangga B.5
Persentase Kawasan permukiman memiliki prasarana proteksi kebakaran 100% persentase
9 Pengamanan Bahaya Kebakaran
Jumlah Bangunan Hunian dengan kawasan permukiman memiliki sarana proteksi kebakaran 0 unit rumah tangga
Persentase sarana proteksi kebakaran 0% persentase B.5

B NON FISIK
Jumlah Bangunan hunian memiliki IMB 13 unit rumah tangga
Persentase Bangunan hunian memiliki IMB 19% persentase
1 Legalitas pendirian bangunan A.6.3
Jumlah Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah 14 unit rumah tangga
Persentase Lahan bangunan hunian memiliki SHM/ HGB/ Surat yang diakui pemerintah 20% persentase
Kepadatan penduduk …..jiwa/Ha (=jumlah penduduk dibagi luas wilayah RT) 317 jiwa/Ha
2 Kepadatan penduduk Jumlah penduduk 319 jiwa A.6.1
Luas wilayah RT 1,01 Ha B.1
Pertanian,perkebunan, kehutanan, peternakan 2
Perikanan/nelayan 0
Pertambangan/galian 0
3 Mata pencarian penduduk Industri/pabrik 18 rumah tangga A.6.1.
Konstruksi/bangunan 16
Perdagangan/jasa (guru, tenaga kesehatan, hotel, dll) 31
Pegawai pemerintah 3
<450 Watt 9
900 Watt 38
4 Penggunaan Daya Listrik 1300 Watt 21 rumah tangga A.6.1
≥ 2200 Watt 2
Menumpang/tidak punya meteran sendiri/dll 0
Rumah Sakit 0
Praktik dokter/poliklinik 19
Puskesmas/Pustu 51
5 Fasilitas Pelayanan Kesehatan rumah tangga A.6.2
Dukun/Pengobatan tradisional 0
Bidan/mantri 0
Tidak pernah 0
Dalam kelurahan/kecamatan yang sama 37
Luar kecamatan 0
6 Fasilitas Pelayanan Pendidikan Di kota lain 0 rumah tangga A.6.2
Tidak sekolah 6
Tidak ada anggota rumah tangga usia wajib belajar 27
Pertimbangan Fungsi Strategis Lokasi "berada" pada fungsi strategis Kab/Kota 1
7
Lokasi Lokasi "tidak" berada pada fungsi strategis Kab/Kota yang 0
Partisipasi Masyarakat dalam mendukung Pembangunan "Tinggi" 1
Tingkat Partisipasi Masyarakat
8 Partisipasi Masyarakat dalam mendukung Pembangunan "Sedang" 0 rumah tangga A.6.2
dalam mendukung Pembangunan
Partisipasi Masyarakat dalam mendukung Pembangunan "Rendah" 0
Potensi Sosial, ekonomi, budaya Lokasi "memiliki" Potensi Sosial, ekonomi, budaya untuk dikembangkan 1
9
untuk dikembangkan Lokasi "tidak" memiliki Potensi Sosial, ekonomi, budaya untuk dikembangkan 0

POB Pendataan Permukiman Page 38


Lampiran 8: Contoh Profil Kumuh
DATA ISIAN INDIKATOR DAN PARAMETER KEKUMUHAN
KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN TA 2016
DATA UMUM KAWASAN
Kawasan : GALUR Luas SK : 4,53 Ha
Kelurahan : GALUR Luas Verifikasi : 4,53 Ha
Kecamatan : JOHARBARU Jumlah Bangunan : 504 Unit
Kab/Kota : KOTA JAKARTA PUSAT Jumlah Penduduk : 1568 jiwa
Propinsi : DKI JAKARTA Jumlah KK : 573 KK

DATA NUMERIK PARAMETER KEKUMUHAN


a. Ketidakteraturan bangunan ▪ Jumlah bangunan tidak memiliki keteraturan 105 Unit
b. Tingkat Kepadatan Bangunan ▪ Luas Kawasan memiliki kepadatan tidak sesuai ketentuan - Ha
c. Ketidaksesuaian dengan Persyaratan Teknis
Bangunan ▪ Jumlah bangunan tidak memenuhi persyaratan teknis 148 Unit

a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan ▪ Panjang jalan ideal 4.522,00 m'


▪ Panjang jalan eksisting 4.522,00 m'
b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan ▪ Panjang jalan dengan permukaan rusak 553,00 m'
a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum ▪ Jumlah KK tidak terakses air minum aman 16,00 KK
b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum ▪ Jumlah KK tidak terpenuhi kebutuhan Air Minum minimalnya 21,00 KK
a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air ▪ Luas kawasan yang terkena genangan 2,20 Ha
b. Ketidaktersediaan Drainase ▪ Panjang drainase ideal 6.722,10 m'
▪ Panjang saluran drainase eksisting 6.722,10 m'
c. Kualitas Konstruksi Drainase ▪ Panjang saluran drainase rusak 3.536,1 m'
Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
▪ Jumlah KK tidak terakses sistem air limbah sesuai standar teknis 0 KK
a. Standar Teknis
Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah ▪ Jumlah KK dengan sarpras air limbah tdk sesuai persyaratan teknis
b 30 KK
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak ▪ Jumlah KK dengan sarpras pengolahan sampah yang tdk sesuai 399 KK
Sesuai dengan persyaratan Teknis persyaratan teknis

b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak Jumlah KK dg sistem pengolahan sampah tdk sesuai standar teknis 62 KK
sesuai Standar Teknis

a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi ▪ Jumlah bangunan tidak terlayani prasarana proteksi kebakaran - Unit
Kebakaran
b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran ▪ Jumlah bangunan tidak terlayani sarana proteksi kebakaran - Unit

POB Pendataan Permukiman Page 39


Lampiran 9: Contoh Perhitungan tingkat Kekumuhan
PERHITUNGAN TINGKAT KEKUMUHAN
AKHIR/PERHITUNGAN OUTCOME PENINGKATAN
KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH
Provinsi : DKI JAKARTA 4,53 Ha Luas SK
Kab/Kota : KOTA JAKARTA PUSAT 4,53 Ha Luas Verifikasi
Kecamatan : JOHARBARU 504 Unit Jumlah Bangunan
Kawasan : GALUR 1.568 Jiwa Jumlah Penduduk
573 KK Jumlah Bangunan

KONDISI AWAL (BASELINE)


ASPEK KRITERIA
VOLUME SATUAN PROSEN (%) NILAI

a. Ketidakteraturan Bangunan 105,00 Unit 20,83% 0


1. KONDISI BANGUNAN
b. Kepadatan Bangunan - Ha 0,00% 0
GEDUNG
c. Ketidaksesuaian dengan Persy Teknis
148,00 Unit 29,37% 1
Bangunan
Rata-rata Kondisi
9,79%
Bangunan Gedung

2. Kondisi Jalan a. Cakupan Pelayanan Jalan Lingkungan - Meter 0,00% 0


Lingkungan b. Kualitas Permukaan Jalan lingkungan 553,00 Meter 12,23% 0
Rata-rata Kondisi Jalan
0,00%
Lingkungan

3. Kondisi Penyediaan Air a. Ketersediaan Akses Aman Air Minum 16,00 KK 2,79% 0
Minum b. Tidak terpenuhinya Kebutuhan Air Minum 21,00 KK 3,66% 0
Rata-rata Kondisi
0,00%
Penyediaan Air Minum

a. Ketidakmampuan Mengalirkan Limpasan Air 2,20 Ha 48,57% 1


4. Kondisi Drainase
Lingkungan
b. Ketidaktersediaan Drainase - Meter 0,00% 0

c. Kualitas Konstruksi Drainase 3.536,10 Meter 52,60% 3


Rata-rata Kondisi Drainase
20,23%
Lingkungan
a. Sistem Pengelolaan Air Limbah Tidak Sesuai
- KK 0,00% 0
5. Kondisi Pengelolaan Air Standar Teknis
Limbah b. Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah
30,00 KK 5,24% 0
Tidak Sesuai dengan Persyaratan Teknis
Rata-rata Kondisi
0,00%
Penyediaan Air Limbah
a. Prasarana dan Sarana Persampahan Tidak
399,00 KK 69,63% 3
6. Kondisi Pengelolaan Sesuai dengan persyaratan Teknis
Persampahan b. Sistem Pengelolaan Persampahan yang tidak
62,00 KK 10,82% 0
sesuai Standar Teknis
Rata-rata Kondisi
23,21%
Pengelolaan
a. Ketidaktersediaan Prasarana Proteksi
7. Kondisi Proteksi - Unit 0,00% 0
Kebakaran
Kebakaran b. Ketidaktersediaan Sarana Proteksi Kebakaran - Unit 0,00% 0
Rata-rata Kondisi Proteksi
0,00%
Kebakaran
BATAS AMBANG NILAI TINGKAT KEKUMUHAN 8
TOTAL NILAI
60 -80 : KUMUH BERAT
35 - 59 : KUMUH SEDANG TIDAK
TINGKAT KEKUMUHAN
16 - 37 KUMUH RINGAN KUMUH
< 16, DINYATAKAN TIDAK KUMUH RATA2 KEKUMUHAN SEKTORAL 7,60%
KONTRIBUSI PENANGANAN 0,00%

POB Pendataan Permukiman Page 40


Lampiran 10: Kuesioner Rumah Tangga Untuk Pengukuran Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT

SDG101 Provinsi 

SDG102 Kabupaten/Kota *) 

SDG103 Kecamatan 

SDG104A Desa/ Kelurahan *) 

SDG104B RT/RW

Klasifikasi Desa/ Perkotaan…................................................................1


SDG105
Kelurahan Perdesaan …......................................................2

Nomor Urut Sampel


SDG106 ••
Rumah Tangga

NAMA KEPALA RUMAH


SDG107
TANGGA

SDG108 NO. TELP.

ALAMAT (NAMA JALAN/


SDG110
GANG, RT/ RW/ DUSUN)

A. Latitude
Koordinat Lokasi Rumah
SDG111
Tangga
B. Longitude

BLOK II KETERANGAN PENCACAHAN


Tanda
Uraian Nama Jabatan Waktu
Tangan
Tanggal /
SDG201 Surveyor TIPP/ Pendataan Bulan
  
Tanggal/
SDG202 Pengawas Senior Pendataan Bulan
  
Blok III. RINGKASAN

BANYAKNYA ANGGOTA RUMAH TANGGA


SDG301 
(TOTAL)

POB Pendataan Permukiman Page 41


BLOK IV. KETERANGAN LUAS BANGUNAN

BERAPAKAH LUAS LANTAI


RUMAH BANGUNAN TEMPAT
SDG401 …............. m2 (bulatkan dalam meter)
TINGGAL?
(Bulatkan Dalam Meter Persegi)

BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH

Beton …......................................... 1
Genteng …............................................ 2
Asbes ............................................ 3
APAKAH BAHAN BANGUNAN Seng ......................................................4
SDG501
UTAMA ATAP TERLUAS? Bambu ............................................5
Kayu/ Sirap............................................ 6
Jerami/ ijuk/ daun-daunan/ rumbia....7
Lainnya ..................................................8

Tembok......................….................. 1
Plesteran anyaman bambu/ kawat ........ 2
APAKAH BAHAN BANGUNAN Kayu/ papan .................................... 3
SDG502 UTAMA DINDING RUMAH Anyaman Bambu .................................... 4
TERLUAS? Batang kayu..................................... 5
Bambu .................................................... 6
Lainnya (tuliskan) ............................ 7

Marmer/ granit …............................. 1


Keramik …............................................... 2
Parket/ vinil/ karpet ...........................3
APAKAH BAHAN BANGUNAN Ubin/ tegel/ teraso .................................. 4
SDG503 UTAMA LANTAI RUMAH Kayu/ papan ..................................... 5
TERLUAS? Semen/ bata merah ................................ 6
Bambu............................................... 7
Tanah ..................................................... 8
Lainnya .............................................9

POB Pendataan Permukiman Page 42


BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Air kemasan bermerk.................. 1


Air isi ulang …...................................... 2
Leding.......................................... 3
Sumur bor/pompa ............................... 4
Sumur terlindung ......................... 5
A. APA SUMBER AIR UTAMA
Sumur tak terlindung........................... 6
SDG601 YANG DIGUNAKAN RUMAH
Mata air terlindung ........................7
TANGGA UNTUK MINUM?
Mata air tak terlindung ......................... 8
Air permukaan seperti (sungai/ danau/ waduk/
kolam/ irigasi) ...............................9
Air hujan ............................................. 10
Lainnya. ........................................11

B. JIKA SDG601A = 4,5,6,7,8,


(sumur, pompa, mata air)
< 10m………………………………….1
BERAPA JARAK KE TEMPAT
≥ 10m………………………………………2
PENAMPUNGAN LIMBAH/
Tidak tahu……………………………..8
KOTORAN/ TINJA
TERDEKAT?

Air kemasan bermerk.................... 1


Air isi ulang .......................................... 2
Leding........................................... 3
Sumur bor/pompa ............................... 4
APA SUMBER AIR UTAMA Sumur terlindung ......................... 5
YANG DIGUNAKAN RUMAH Sumur tak terlindung............................ 6
SDG602
TANGGA UNTUK MASAK/ Mata air terlindung ........................7
MANDI/ CUCI DLL? Mata air tak terlindung ......................... 8
Air permukaan seperti (sungai/ danau/ waduk/
kolam/ irigasi) ................................9
Air hujan ............................................. 10
Lainnya. .......................................11

A. DIMANAKAH LOKASI Di rumah/ kawasan dalam pagar


SDG603 SUMBER/ FASILITAS AIR rumah............................................ 1
MINUM TERSEBUT? Di luar kawasan pagar rumah ….......... 2
B. BERAPA LAMA WAKTU
YANG DIBUTUHKAN UNTUK
…................... Menit
SDG604 MENGAMBIL AIR KE SUMBER/
Tidak tahu …......................................... 998
FASILITAS AIR SAMPAI
KEMBALI LAGI KE RUMAH?

POB Pendataan Permukiman Page 43


BAGAIMANAKAH KONDISI Ya Tidak
FISIK SUMBER AIR UTAMA A. Keruh …………………….1 5
UNTUK MINUM MENURUT B. Berwarna …………………1 5
SDG605
ANDA? C. Berasa…………………….1 5
(Jawaban boleh lebih dari 1. D. Berbusa …………………..1 5
Jawaban dibacakan satu persatu) E. Berbau …………………… 1 5

DALAM SETAHUN TERAKHIR,


Ya……………………………………….1
APAKAH RUMAH TANGGA
SDG606 Tidak ………………………………………….5
PERNAH MENGALAMI
Tidak tahu………………………………8
KESULITAN AIR?

Ya Tidak
C. Januari ……………………..1 5
D. February ……………………1 5
E. Maret ………………………..1 5
F. April ………………………….1 5
PADA BULAN APA SAJA G. Mei …………………………..1 5
SDG607 RUMAH TANGGA MENGALAMI H. Juni …………………………..1 5
KESULITAN AIR? I. Juli ……………………………1 5
J. Agustus ………………………1 5
K. September …………………..1 5
L. Oktober
M. November
N. Desember

BLOK VII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Ada, digunakan hanya ART sendiri … 1


Ada, digunakan bersama ART rumah tangga
APAKAH MEMILIKI FASILITAS tertentu......................................................... 2
TEMPAT BUANG AIR BESAR Ada di MCK umum/ siapapun
SDG701
DAN SIAPA SAJA YANG menggunakan ............................................................
MENGGUNAKAN? 3
Ada, ART tidak menggunakan .................... 4
Tidak ada fasilitas ............................... 5

Leher angsa......................................... 1
(JIKA 701= 1 ATAU 2), APAKAH
Plengsengan dengan tutup.......................... 2
SDG702 JENIS KLOSET YANG
Plengsengan tanpa tutup...................... 3
DIGUNAKAN?
Cemplung/cubluk ........................................ 4

Tangki septik ....................................... 1


IPAL. ........................................................... 2
A. DIMANAKAH TEMPAT Kolam/sawah/sungai/danau/laut ......... 3
SDG703
PEMBUANGAN AKHIR TINJA? Lubang tanah............................................... 4
Pantai/tanah lapang/kebun .................. 5
Lainnya ........................................................ 6

POB Pendataan Permukiman Page 44


B. DALAM 5 TAHUN TERAKHIR,
____ kali (Isikan 6, jika 6 kali atau lebih)
BERAPA KALI TANGKI SEPTIK
Tidak pernah......................................... 7
INI DIKOSONGKAN/
Tidak tahu ............…………..................…… 8
DILAKUKAN PENYEDOTAN?

Lampiran 11: Pedoman Pemilihan Responden dan Pengisian


Kuesioner SDGs.

Pedoman Pemilihan Responden.


1. Responden dipilih dari daftar nama Kepala Rumah Tangga di Rukun Tetangga (RT)
Kumuh.
2. Setiap RT, dipilih 10 Rumah Tangga secara random/ acak
3. Pemilihan dapat dilakukan menggunakan program SPSS atau Excel atau secara manual
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan kertas HVS sebanyak 5 – 10 lembar
b. Buat potongan kertas kecil ukuran 2 cm x 2 cm sebanyak jumlah Rumah Tangga dalam
Lampiran 8.
c. Tuliskan nomor 1 – nomor terakhir dalam daftar yang ada
d. Gulung semua kertas yang sudah berisi nomor, lalu lipat dengan gulungan dan lipatan
yang seluruhnya sama.
e. Letakkan semua kertas yang sudah digulung ke dalam mangkuk lalu aduk-aduk.
f. Ambil 10 gulung secara acak lalu buka semua gulungan.
g. Nomor-nomor yang terpilih adalah nomor Rumah Tangga dalam daftar Lampiran 8
yang terpilih menjadi responden.
Catatan: Pemilihan Responden dengan Metode Random Sampling menggunakan
program SPSS/ Excel/ Manual ini memiliki tingkat kesahihan yang sama.

Pedoman Pengisian Kuesioner SDGs


Dalam pengisian kuesioner, perlu diperhatikan aturan pengisian sebagai berikut:
1. Kuasai konsep, definisi, maksud dan tujuan survey
2. Siapkan alat tulis (Pensil 2B, penghapus yang baik, rautan pensil dan papan jalan/ alas
untuk menulis)
3. Siapkan HP Android yang dilengkapi dengan aplikasi geolocation dan sudah diaktifkan.
4. Tulis semua isian dengan pensil hitam dengan jelas, dengan menggunakan huruf kapital
(huruf besar) agar mudah dibaca dan pada tempat yang telah disediakan.
5. Surveyor/ enumerator harus meneliti/ memeriksa seluruh isian kuesioner dan memperbaiki
setiap kesalahan sebelum kuesioner diserahkan kepada pengawas.
6. Perhatikan dan patuhi tanda-tanda atau alur pertanyaan yang tertera dalam daftar isian.
7. Pertanyaan atau pilihan jawaban yang dicetak dengan huruf kapital jarus dibacakan,
sedangkan pertanyaan atau pilihan jawaban yang dicetak dengan huruf kecil tidak perlu
dibacakan.
8. Kode pilihan jawaban yang menggunakan huruf kapital seperti A,B,C dan seterusnya boleh
dilingkari lebih dari satu, sedangkan pilihan jawaban yang menggunakan angka seperti 1,
2, 3 dst hanya boleh dilingkari salah satu.
9. Blok 1 tentang pengenalan tempat (kecuali nama Kepala Rumah Tangga dan Alamat
Rumah) diisi sebelum petugas ke lapangan.
10. Jika pemberi informasi terlihat tidak memahami pertanyaan atau tidak dapat menjawab
pertanyaan secara spontan, maka surveyor/ enumerator boleh melakukan probing tanpa
menghilangkan maksud dan tujuan rinci pertanyaan.

POB Pendataan Permukiman Page 45


Cara Pengisian Kuesioner:
1. Menuliskan nama/ keterangan di tempat yang tersedia, kemudian membubuhkan kode
nama/ keterangan yang dimaksud pada kotak yang tersedia

2. Melingkari kode jawaban kemudian menuliskan ke kotak yang tersedia.

3. Mengisikan jawaban responden pada tempat yang disediakan

4. Membiarkan jawaban tidak terisi, apabila suatu pertanyaan tidak perlu diisi karena aturan,
misalnya karena harus dilewati

5. Contoh cara penulisan informasi luas lantai menggunakan format rata kanan

6. Contoh melingkari kode pilihan jawaban yang menggunakan huruf kapital seperti A,B,C dan
seterusnya ➔ responden boleh memilih lebih dari satu.

7. Contoh melingkari pilihan jawaban yang menggunakan angka seperti 1, 2, 3 dst ➔


responden hanya boleh memilih satu jawaban.

Petunjuk Pengisian Per Nomor Pertanyaan:

BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT


1. SDG 101 – SDG 105. Identitas Tempat
Tuliskan nama dan kode provinsi, Kabupaten/ Kota, Kecamatan, Desa/ Kelurahan,
Klasifikasi Desa dan Kelurahan dan RT/RW

2. SDG 106A. Nomor Urut Sampel Rumah Tangga.

POB Pendataan Permukiman Page 46


Isian nomor urut sampel Rumah Tangga terdiri dari 2 digit, dari 01 – sampai 10

3. SDG 106B. Nomor Urut Daftar Rumah Tanngga


Isian nomor Urut Daftar Rumah Tangga diambil dari nomor urut Rumah Tangga tersebut
dalam Daftar By Name By Address (Lampiran XXX)

4. SDG 107. Nama Kepala Rumah Tangga


Tanyakan dan tuliskan nama kepala rumah tangga dari rumah tangga sampel.

5. SDG 108. Nomor Telepon.


Tanyakan dan tuliskan nomor telpon kepala rumah tangga sampel.

6. SDG109. Alamat (Nama Jalan/ Gang, RT/RW/ Dusun)


Tanyakan dan Tuliskan alamatrumah tangag terpilih secara jelas, nama jalan/ gang,
RT/RW, dusun, nomor rumah dll.

7. SDG110.Koordinat Lokasi Rumah Tangga


Tuliskan koordinat lintang dan bujur lokasi rumah tangga dengan menggunakan aplikasi
geolokasiyang biasa digunakan seperti open camera, dalam format degree munites
seconds (DMS). Sebelum menentukan koordinat lokasi ruamh tangga, surveyor/
enumerator hendaknya menunggu beberapa saat (proses loading) sampai memperoleh
kondisi ideal untuk mendapatkan lokasi yang akurat.
Catatan: Jika surveyor/ enumerator dan pengawas tidak memiliki HP android, maka beri
tanda “-“ pada SDG110.

BLOK II. KETERANGAN PENCACAHAN


1. SDG201. Surveyor/ Enumerator:
Isikan nama surveyor/ enumerator. Isikan juga tanggal dan bulan dilaksanakannya survey
serta tanda tangan surveyor/ enumerator
2. SDG202. Pengawas
Isikan nama pengawas survey. Isikan juga tanggal dan bulan dilakukannya pengawasan
dan tanda tangan pengawas.

BLOK III. RINGKASAN


1. SDG301. Banyaknya anggota rumah tangga
Tanyakan banyaknya anggota rumah tangga kepada Kepala Rumah Tangga. Isian terdiri
dari 2 digit. Untuk jawaban antara 1-9, tambahkan angka 0 di depannya. Contoh: 05

BLOK IV. KETERANGAN LUAS BANGUNAN RUMAH


1. SDG401. BERAPAKAH LUAS LANTAI RUMAH BANGUNAN TEMPAT TINGGAL?
- Pertanyaan ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai kecukupan luas
lantai.
- Luas lantai rumah bangunan tempat tinggal adalah luas lantai yang ditempati dan
digunakan untuk keperluan sehari-hari sebatas atap rumah.
- Tidak termasuk lumbung padi, kandang ternak, lantai jemur dan warung.
- Untuk bangunan bertingkat maka dihitung jumlah luas dari semua tingkat yang ditempati.
- Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih dari 1 rumah tangga, maka luas lantai hunian
setiap ruamh atngga adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai besamadibagi
banyaknya ruamh tangga, ditambah dengan luas lantai pribadi ruah atngga yang
bersangkutan.
- Taman yang memiliki atap menyatu dengan atap rumah (berada di dalam rumah)
maupun taman yang berada di samping rumah, namun berada di bawah atap rumah dan
merupakan satu kesatuan struktur, maka taman dihitung luas lantainya.

POB Pendataan Permukiman Page 47


BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH
1. SDG501. APAKAH BAHAN BANGUNAN ATAP TERLUAS?
- Atap adalah penutup bangain atas suatu bangunan sehingga kepala Rumah Tangga
atau Anggota Rumah Tangga yang mendiaminya terlindung dari terik matahari, hujan
dsb.
- Pada bangunan bertingkat, atap adalah bagian teratas dari bangunan tersebut.
- Kode 1: Beton adalah atap yang terbuatdari campuran semen kerikil dan pasir yang
dicampur dengan air dan dilengkapi dengan rangka.
- Kode 2: Genteng adalah atap yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar,
terasuk genteng keramik, tanah liat atau fiber/ polycarbonate.
- Kode 3: Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen.
Umumnya atap asbes berbentuk gelombang.
- Kode 4: Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng yang dapat berbentuk seng
rata, seng gelombang termasuk decrabond (seng yang dilapisi epoxy atau acrylic) dan
garvalum.
- Kode 5: Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di
batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur dan
eru.
- Kode 6: Kayu/ Sirap adalah atap yang terbuat dari potongan batang pohon yang
disusun dengan pola tertentu.
- Kode 7: Jerami/ Ijuk/ Daun-daunan/ rumbia adalah atapyang terbuat dari serat pohon
aren/ enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam.
- Kode 8: Lainnya adalah jenis atap selain yang tersebut di atas, misalnya kardus, kaca
dll. Tuliskan isian lainnya pada tempat yang disediakan.

2. SDG502. APAKAH BAHAN BANGUNAN UTAMA DINDING RUMAH TERLUAS


- Dinding adalah sisi luar/ batas dari suatu bangunan aatu penyekat dengan bangunan
fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu jenis dinding yang
luasnya sama, maka bahan/ jenis dinding terluas adalah bahan/ jenis dinding terluas
yang bernilai lebih tinggi.
- Kode 1: Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata/ hebel/ batako dan
dilapisi/ tidak dilapisi plesteran semen.
- Kode 2: Plesteran anyaman bambu/ kawat adalah dinding dari anyaman bambu atau
kawat dengan luas kurang lebih 1m x 1 m yang dibingkai dengan balok kemudian
dipelster dengan campuran semen dan pasir.
- Kode 3: Kayu/ papan adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya
berumur lebih dari 5 tahun. Bagian ini bisa merupakan batang utama, cabang atau
ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasanya dipakai untuk bahan
bangunan. Termasuk dalam kategori ini adalah papan dan tripleks dari kayu.
- Kode 4: Anyaman bambu, yaitu babu yang diiris tipis-tipis kemudian dirajut seperti kain
dan berbentuk lebar.
- Kode 5: Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat) tanpa dibelah
terlebih dahulu.
- Kode 6: Bambu adalah adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan
ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh,
aur dan eru. Termasuk dalam kategori ini adalah
- Kode 7: Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas, misalnya seng,
kardus dll. Tuliskan isian lainnya pada tempat yang disediakan.

3. SDG503.APAKAH BAHAN BANGUNAN UTAMA LANTAI RUMAH TERLUAS?


- Lantai adalah bagian bawah/ dasar/ alas suatu ruangan.
- Kode 1: Marmer atau granit adalah batu gamping yang telah mengalami metamorfosis
dan dapat dipakai untuk lantai, dinding dsb. Marmer disebut juga batu pualam.

POB Pendataan Permukiman Page 48


Granit adalah batuan keras yang berwarna keputih-putihan, bila digunakan sebagai
bahan laintai dapatbertahan lebih lama dibandingkan marmer atau keramik.
- Kode2: Keramik adalah tanah liat yang dibakar, dicampur dengan mineral lain.
- Kode 3: Parket/ vinil/ karpet adalah material pelapis lantai yang terbuat dari bahan
sintesis. Parket terbuat dari bahan kayu asli; Vinyil terbuat dari PVC atau Polyvinyl
Chloride; sedangkan karpet dapat terbuat dari tekstil atau plastik.
- Kode 4: Ubin/ tegel/ teraso adalah campuran pasir/ semen. Teraso adalah jenis lantai
yang terbuat dari batu alam kecil-kecil, diaduk dengan kapur pasir, dituang di atas dasar
batu, lalu digiling.
- Kode 5: Kayu/ papan (penjelasan sama dengan SDG 502).
- Kode 6: Semen/ Bata Merah adalah campuran semen dengan pasir dan air. Bata
merah adalah lantai yang terbuat dari bata merah yang disusun dengan pola tertentu
atau bata merah yang dihancurkan.
- Kode 7: Bambu (penjelasan sama dengan SDG502).
- Kode 8: Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain di
atasnya.
- Kode 9: Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atas.

BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM


1. SDG601. APA SUMBER AIR UTAMA YANG DIGUNAKAN RUMAH TANGGA UNTUK
MINUM?
- Sumber air minum adalah sumber air yang digunakan untuk minum sehari-hari. Jika
responden menggunakan air minum yang berasal dari beberapa sumber air, maka pilih
salah satu sumber air yang volume airnya paling banyak digunakan oleh rumah tangga.
- Kode 1: Air Kemasan Bermerk adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh
suatu perusahaan dalam kemasan botol (termasuk galon) dan kemasan gelas; antara
lain air kemasan bermrk Aqua, Vit dsb.
- Kode 2: Air Isi ulang adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan
biasanya tidak memiliki merk.
- Kode 3: Leding (perpipaan) adalah air yang diproduski melalui proses penjernihan dan
penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu instalasi berupa saluran
air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM atau BPAM, dan dikelola oleh
pemerintah atau swasta.
- Kode 4: Sumur Bor/ Pompa adalah air tanah yang pengambilannya dengan poma
tangan, pompa listrikatau kincir angin, termasuk sumur artesis (sumur pantek)
- Kode 5: Sumur Terlindung adalah sumur galian bila lingkar sumur atau perigi tersebut
dilindungi oleh tembok paling sediit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter ke bawah tanah,
serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur/ perigi.
- Kode 6: Sumur Tak Terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat sebagai
sumur terlindung.
- Kode 7: Mata Air Terlindung adalah sumber air permukaan tanah dimana air timbul
dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata ar tersebut terlindung dari
air bekas pakai, bekas mandi, mencuci atau lainnya.
- Kode 8: Mata Air Tak Terlindung adalah sumber air permukaan tanah dimana air
timbul dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai tak terlindung bila mata air tersebut
tidak terlindung atau tercemar dari air bekas pakai, bekas mandi, mencucui dan lainnya.
- Kode 9: Air Permukaan (sungai, danau, waduk/ kolam/ irigasi) adalah apabla rumah
tangga menggunakan air darisungai, danau, waduk, kolam atau irigasi sebagai sumber
utama air minum.
- Kode 10: Air Hujan adalah apabila rumah tangga menggunakan air hujan sebagai
sumber utama air minum.
- Kode 11: Lainnya adalah sumber air selain air tersebut di atas seperti air suling.

POB Pendataan Permukiman Page 49


2. SDG602. APA SUMBER AIR UTAMA YANG DIGUNAKAN RUMAH TANGGA UNTUK
MASAK/ MANDI/ CUCI DLL?
- Jika rumah tangga menggunakan lebih dari satu sumber air untuk mandi/ cuci dll. Pilih
sumber air dengan volume yang terbanyak digunakan.
- Penjelasannya sama dengan SDG 601

3. SDG603. DIMANAKAH LOKASI SUMBER/ FASILITAS AIR MINUM ITU?


- Pertanyaan ini merupakan salah satu pendekatan dari ladder 5 SDGs target 6.1 indikator
6.1.1 © yaitu akses air aman dan berkelanjutan pada aspek keterjangkauan )safe and
affordable drinking water)
- Di rumah/ kawasan dalam pagar rumah . Lokasi sumber/ fasilitas air minum terletak
di dalam bangunan tempattinggal, atau di depan, belakang atau sapingrumah dan masih
dalam satu pekarangan. Contohnya keran air yang letaknya di dalam rumah, sumur air
yang letaknya di halaman rumah dsb.
- Di luar kawasan pagar rumah. Lokasi sumber/ fasilitas air minum terletak di luar batas
pekarangan rumah, misalnya membeli air isi ulang di toko di luar rumah, mengambil air
dari danau dsb.

4. SDG604. BERAPA LAMA WAKTU YANG DIBUTUHKAN UNTUK MENGAMBIL AIR KE


SUMBER/ FASILITAS AIR SAMPAI KEMBALI LAGI KE RUMAH?
- Pertanyaan ini ditanyakan apabila lokasi sumber/ fasilitas air minum di luar kawasan
pagar rumah yaitu SGD603 berkode 2 (dua).
- Waktu yang dicatatkan adalah waktu yang biasanya digunakan untuk mengambil air
minum pulang pergi, baik menggunakan alat transportasi maupun tidak; dalam hal ini
termasuk waktu menunggu/ antri. Jika dalam satu hari dilakukan berkali-kali
pengambilan air, maka waktu yang dicatat adalah waktu ketika satu kalli pengambilan.
- Jika responden menggunakan air minum kemasan/ air isi ulang dengan cara membeli
melalui pemesanan via telepon, maka lama waktu yang dicatat adalah lama waktu dari
mulai memesan hingga air minum kemasan/ isi ulang tersebut tiba (diantar) sampai ke
rumah.
- Jika responden tidak tau lama waktu yang dibutuhkan untuk mengambil air maka lingkari
kode 998.

5. SDG 605. BAGAIMANAKAH KONDISI FISK AUMBER AIR UTAMA UNTUK MINUM
MENURUT ANDA?
- Kode A: Keruh. Air minum keruh, tidak jernih/ tidak bening
- Kode B: Berwarna. Air minum terlihat berwarna seperti kekuningan, kemerahan,
kecoklatan atau warna lainnya.
- Kode C: Berasa. Air minum terasa asam, manis, pahit atau asin, misalkan ketika
digunakan untuk berkumur. Rasa asam disebabkan oleh adanya asam organik atau
anorganik, sedangkan rasa asin disebabkan oleh adanya garam yang larut dalam air.
- Kode D: Berbusa. Air minum mengeluarkan busa, baik saat diaduk maupun tidak.
- Kode E: Berbau. Air minum yang berbau jika dicium. Air berbau busuk bila mengandung
bahan organik yang mengalami dekomPOBisi (penguraian) oleh mikroorganisme air.
- Lingkari satu atau beberapa jawaban pada huruf A, B, C, D atau E sesuai jawaban
responden.

6. SDG606. DALAM SETAHUN TERAKHIR, APAKAH RUMAH TANGGA RESPONDEN


PERNAH KEKURANGAN AIR?
- Rumah Tangga dikatakan mengalami kesulitan air untuk kebutuhan sehari-hari
(minum/mandi/cuci/masak dll), apabila tidak mampu memenuhi kebutuhan air sebanyak
20 liter/ ART/ hari.

7. SDG607. PADA BULAN APA SAJA RUMAH TANGGA MENGALAMI KESULITAN AIR?

POB Pendataan Permukiman Page 50


- Lingkari kode A – L pada bulan-bulan rumah tangga mengalami kesulitan air.
- Pilihan jawaban dapat lebih dari 1.

BLOK VII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH


1. SDG701. APAKAH RUMAH TANGGA MEMILIKI FASILITAS TEMPAT BUANG AIR
BESAR DAN SIAPA SAJA YANG MENGGUNAKAN?
- Kode 1: Ada, digunakan hanya ART sendiri, bila rumah tangga memiliki fasilitas
tempat buang air besar dan hanya digunakan oleh rumah tangga responden saja.
- Kode 2: Ada, digunakan bersama ART rumah tangga lain, bila fasilitas tempat buang
air besar digunakan oleh rumah tangga responden bersama dengan beberapa rumah
tangga tertentu. Fasilitas tempat buang air besar dimiliki oleh salah satu rumah tangga
tersebut.
- Kode 3: Ada, di MCK komunal. MCK komunal merupakan fasilitas pengolahan air
limbah domestik bersama dimana bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) berada di satu
lokasi. MCK komunal melayani warga di suatu area permukiman, dimana warga
yangtidak memiliki jamban di rumah masing-masing akan datang secara mandiri ke
lokasi MCK. Bagunan bawah/ unit pengolahan dari MCK komunal biasanya berupa
tangki septik komunal ataupun IPAL Komunal.
- Kode 4: Ada, di MCK umum/ siapapun menggunakan. Bila rumah tangga
menggunakan MCK yang merupakan salah satu sarana fasilitas umum yang digunakan
oleh siapapun untuk keperluan mandi, mencuci dan buang air di lokasi permukiman
tertentu yang dinilai berpenduduk cukup padatdengan tingkat kemampuan ekonomi
rendah.
- Kode 5: Ada, ART tidak menggunakan. Bila rumah tangga responden mempunyai
fasiltas tempat buang air besar, tetapi responden tidak pernah menggunakannya dengan
alasan tertentu.
- Kode 6: Tidak ada fasilitas. Bila rumah tangga responden tidak mempunyai fasilitas
tempat buang air besar.

2. SDG702. (JIKA 701=1 ATAU 2), APAKAH JENIS KLOSET YANG DIGUNAKAN?
- Kode 1: Leher angsa, adalah kloset kloset yang dibawah dudukannya terdapat saluran
berbentuk U (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air agar bau tinja tidak
keluar.
- Kode 2: Plengsengan dengan tutup adalah kloset plengsengan yang ditutup bila tidak
digunakan dan dibuka bila digunakan.
Kloset plengsengan adalah jamban/ kakus yang dibawah dudukannya terdapat saluran
rata yang dimiringkan ke tepat pembuangan kotoran.
- Kode 3: Plengsengan tanpa tutup adalah kloset plengsengan yang tidak
menggunakan tutup.
- Kode 4: cemplung/ cubluk adalah jamban/ kakus yang di bawah dudukannya tidak ada
saluran sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/ penampungan akhirnya.

3. SDG703A. DIMANAKAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR TINJA?


- Kode 1: Tangki septik
Tangki dengan dasar semen yaitu tempat pembuangan akhir yang berupa bak
penampungan, biasanyaterbuat dari pasagan bata/ batu/ beton di semua sisinya, juga
bagian dasarnya. Beberapa jenis jamban/ kakus yang disediakan di tempat umum/
keramaian, seperti di taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang
terbuat dari logam/ kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk diangkut ke
tempat pembuangan. Dalam hal demikian, tempat pembuangan akhir dari jamban/
kaksu ini diaggap sebagai tangki dengan dasar semen.
Tangki tanpa dasar semen adalah tempat pembuangan akhir yang berupa bak
penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/ batu atau beton di semua sisinya.
Kecuali bagian dasarnya.

POB Pendataan Permukiman Page 51


- Kode 2: IPAL/ SPAL
IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)/ SPAL (Saluran Pengolahan Air Limbah)
adalah sebuah struktur yang dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi
dari air sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas lain. Pada
IPAL, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah
semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatutempat pengolahan limbah cair. Di
tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa (dengan teknologi
tertentu sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur dan air. Air hasil pengolahan
ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau badan air (sungai/ danau/ laut).
Termasuk di sini daerah permukiman yang mempunyai IPAL terpadu yang dikelola oleh
pemerintah kota.
- Kode 3: Kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut, apabila limbah dibuang ke kolam/ sawah/
sungai/ danau/ laut.
- Kode 4: Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke lubang tanah yang tidak diberi
pembatas/ tembok (tidak kedap air). Termasuk lubang tanah yaitu (1) bekas galian
lubang kapur yang dipakai untuk penampungan tinja, (2) Tanah berbatu yang terbuat
dari lubang untuk pembuangan akhir tinja (semua sisi dari lubang merupakan batu-
batuan.
- Kode 5: Pantai/ Tanah Lapang/ Kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau
tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun.
- Kode 6: Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat lain selain yang disebutkan di atas.

4. SDG703B. DALAM 5 TAHUN TERAKHIR, BERAPA KALI TANGKI SEPTIK INI


DIKOSONGKAN/ DILAKUKAN PENYEDOTAN?
- Pertanyaan ini merupakan salah satu komponen penyusun indikator akses sanitasi
aman dari indikator SDGs.
- Isikan 1, 2, 3, 4 , 5 atau 6 jika dilakukan pengosongan/ penyedotan sebanyak 1 - 6 kali
atau lebih.
- Kode 7: Jika responden tidak pernah melakukan pengosongan/ penyedotan.
- Kode 8: Jika responden tidak mengetahui berap kali tangki septik dikosongkan/
dilakukan penyedotan.

POB Pendataan Permukiman Page 52


Lampiran 12 : Form Entri Data SDGs

POB Pendataan Permukiman Page 53


Lampiran 13. Petunjuk Entri Data Kuesioner SDG’s

BLOK 1. KETERANGAN TEMPAT


Tuliskan nama Provinsi dengan lengkap. Dalam hal nama Provinsi
SDG101 terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa tanda hubung.
Contoh: Sumatera Utara

Tuliskan Kode Provinsi dalam 2 digit.


Contoh untuk Sumatera Utara adalah: 12
Kode SDG101 Acuan: Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 3 tahun 2019
tentang Perubahan Atas Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor
90 tahun 2018 Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik tahun
2018

Tuliskan Nama Kabupaten/ Kota dengan lengkap. Dalam hal nama


Kabupaten/ Kota terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa tada hubung.
SDG102 Untuk nama Kota, sertakan frasa ‘Kota’
Contoh1: Deli Serdang
Contoh 2. Kota Medan
Tuliskan Kode Kabupaten/ Kota dalam 2 Digit
Kode SDG 102 Contoh untuk Deli Serdang adalah 12
Acuan = Kode SDG 101
Tuliskan Nama Kecamatan dengan lengkap. Dalam hal nama
SDG103 Kecamatan terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa ada hubung.
Contoh1: Gunung Meriah
Tuliskan Kode Kecamatan dalam 3 digit
Kode SDG 103 Contoh untuk Gunung Meriah adalah 010
Acuan = Kode SDG 101
Tuliskan Nama Kelurahan dengan lengkap. Dalam hal nama
SDG104A Kelurahan terdiri dari 2 kata, tuliskan tanpa tada hubung.
Contoh1: Marjanji Pematang
Tuliskan Kode Kelurahan dalam 3 digit
Kode SDG 104A Contoh untuk Gunung Meriah adalah 012
Acuan = Kode SDG 101

Tuliskan masing-masing dalam 2 digit.


Dalam hal di wilayah tersebut tidak ada RT/RB, tuliskan sesuai
SDG104B penomoran unit permukiman terkecil yang ada di wilayah tersebut.
Contoh 1: 13/03
Contoh 2: DS001-00000
Tuliskan kode 1 atau 2 sesuai klasifikasi Desa/ Kelurahan yang
SDG105
disurvey.

POB Pendataan Permukiman Page 54


Acuan: Peraturan Kepala BPS no 37 tahun 2010 tentang
Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia
Contoh: 2
Tuliskan nomor urut sampel sebanyak 2 digit
SDG106
Contoh: 07

Tuliskan Nama Kepala Rumah Tangga


SDG107
Contoh: Siapa Saja

Tuliskan nomor telpon responden.


SDG108
Contoh: 0811234567

Tuliskan alamat lengkap responden sampai tingkat RW atau Dusun


SDG110
Contoh: Gang Khayalan no 314, RT13/ RW 03

Tuliskan koordinat latitude rumah responden dalam format Derajat,


SDG111A decimal menit
Contoh: 8° 24' 34.2648''

Tuliskan koordinat longitude rumah responden dalam format


SDG111B
Contoh: 115° 11' 20.1084''

BLOK II KETERANGAN PENCACAHAN


Tuliskan Nama Surveyor
SDG201_K2
Contoh: Yuliani
Tuliskan tanggal dan bulan pencacahan dalam format DD/MM
SDG201_K4
Contoh: 08/03
Tuliskan Nama Pengawas
SDG202_K2
Contoh: Agustus
Tuliskan tanggal dan bulan dilakukannya pemeriksaan oleh
SDG202_K4 pengawas
Contoh: 08/03

Blok III. RINGKASAN


Tuliskan banyaknya anggota rumah tangga, termasuk responden,
SDG301 dalam 2 digit.
Contoh: 08

BLOK IV. KETERANGAN LUAS BANGUNAN

Tuliskan sesuai isi kuesioner, bulatkan dalam meter persegi. Cukup


SDG401 angkanya saja.
Contoh: 32

POB Pendataan Permukiman Page 55


BLOK V. KETERANGAN KOMPONEN BAHAN BANGUNAN RUMAH

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5
SDG501
Apabila pilihan jawaban adalah 8, tuliskan isian jawaban nomor 8 ke
dalam kolom SDG501_8
Contoh: Kaca

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5
SDG502
Apabila pilihan jawaban adalah 7, tuliskan isian jawaban nomor ke
dalam kolom SDG502_7
Contoh: Tanah lempung
Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5
SDG503
Apabila pilihan jawaban adalah 9, tuliskan isian jawaban nomor ke
dalam kolom SDG503_9
Contoh: Apaya

BLOK VI. PENYEDIAAN AIR MINUM

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5
SDG601
Apabila pilihan jawaban adalah 11, tuliskan isian jawaban nomor ke dalam
kolom SDG601_11
Contoh: Laut

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


Contoh: 5
SDG602
Apabila pilihan jawaban adalah 11, tuliskan isian jawaban nomor ke dalam
kolom SDG602_11
Contoh: Laut

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG603
Contoh: 2

Tuliskan dalam satuan menit, tanpa menuliskan frasa ‘menit’


Contoh 1: 120
SDG604
Contoh 2: 998

POB Pendataan Permukiman Page 56


Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
SDG605A
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG605B
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG605C
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG605D
Contoh: 5
Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
SDG605E
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG606
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG607A
Contoh: 5
SDG607B Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5
SDG607C Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5
SDG607D Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5
SDG607E Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5
SDG607F Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5
SDG607G Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG607H
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG607I
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG607J
Contoh: 5
Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih
SDG607K
Contoh: 5

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG607L
Contoh: 5

POB Pendataan Permukiman Page 57


BLOK VII. PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG701
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG702
Contoh: 1

Tuliskan kode dari jawaban yang dipilih


SDG703A
Contoh: 1

Tuliskan isian dari jawaban


SDG703B
Contoh: 2

POB Pendataan Permukiman Page 58

Anda mungkin juga menyukai