Anda di halaman 1dari 13

KAWASAN INDUSTRI HASIL

TEMBAKAU
OVERVIE
W

LATAR BELAKANG KIHT PROSES BISNIS KIHT

2 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
LATAR BELAKANG KIHT
KONSIDERAN KAWASAN
IHT
1. Mengatasi
peredaran ilegal

5. Memudahkan 2. Pembinaan IKM


(mendekatkan
Pengawasa produsen ke pasar)
n

4. Menumbuhkan 3. Mengoptimalkan
industri penggunaan DBH CHT
pendukung

4 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Sumber: Kementerian Keuangan RI
SURVEY ROKOK ILEGAL
(1)
6,1% 8,0% 11,7% 12,1% 10,9% 7,0% 3,0%

2010 2012 2014 2016 2017* 2018 2019*


POLOS PALSU BEKAS SALTUK SALSON

Sumber : survey rokok illegal nasional – UGM (2010-2016, 2018), survey rokok illegal DJBC (2017, 2019), diolah

5 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Sumber: Kementerian Keuangan RI
PENGGUNAAN DBH
CHT
UU No. 39 Tahun 2007, Pasal 66A ayat 1
PMK No. 215/PMK.07/2021 Pengganti PMK No. 206/PMK.07/2017 Pasal 2
Digunakan untuk mendanai
Program pembinaan industri

Pasal 6 ayat (1)


program/kegiatan:
Pasal 2

a. peningkatan kualitas bahan untuk mendukung bidang


baku; penegakan hukum meliputi
b. pembinaan industri; kegiatan pembangunan,
c. pembinaan lingkungan sosial; pengelolaan, dan
d. sosialisasi ketentuan di pengembangankawasan industri
bidang cukai, tertentu hasil tembakau (KIHT)
dan/atau
e. pemberantasan barang
kena cukai ilegal.
• Untuk menanggulangi dampak negatif rokok, dampak kebijakan CHT, dan/atau
dampak kebijakan pertembakauan nasional dgn sasaran prioritas petani tembakau
dan/atau tenaga kerja pabrik rokok
• Disinkronisasikan dengan kegiatan yang didanai dari APBD

6 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Sumber: Kementerian Keuangan RI
PROSES BISNIS KIHT
KONSEP
KIHT
Kawasan Industri Hasil Tembakau adalah kawasan tempat
pemusatan kegiatan industri hasil tembakau yang dilengkapi
dengan prasarana, sarana serta fasilitas penunjang industri hasil
tembakau yangdisediakan, dikembangkan, dan dikelola, oleh
pengusaha kawasan industri hasil tembakau.

Pengusaha Kawasan : merupakan pengusaha yang


melakukan kegiatan mengelola dan
mengembangkan Kawasan Industri Hasil Tembakau
Pengusaha industri BKC/IHT merupakan Pengusaha
yang melakukan kegiatan menghasilkan BKC berupa
SUBJEK KIHT hasil tembakau dalam bentuk batangan dan/atau
(PELAKU USAHA) mengemas BKC berupa hasil tembakau dalam kemasan
untuk penjualan eceran dan pelekatan pita
Pengusaha industri pendukung IHT: menghasilkan
barang selain barang kena cukai dan / atau jasa
penunjang Industri Hasil Tembakau

8 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
PROSES BISNIS
KIHT

Pengelolaan dan Menghasilkan BKC


Pengembangan KIHT HT Batangan

Pengemasan BKC HT utk Produksi Barang non


Penjualan Eceran dan BKC dan/atau jasa
Pemitaan Pita Cukai Penunjang KIHT

9 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI
KEMUDAHAN DI KAWASAN
IHT
Kerja sama pelintingan

Pengecualian luas pabrik HT

Jangka waktu penundaan 90 hari

Lahan disediakan dan diatur oleh


pengelola

Industri HT dan industri


pendukung
berada dalam satu kawasan
10 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
Sumber: Kementerian Keuangan RI
PROSES PRODUKSI
SIGARET
Primary Secondary
1 2

Pencampuran Pelintingan
BB

3
7
Pengemasan Pengemasan
(Bungkus/Pack)
WAJIB NPPBKC
(Box)

Pengemasan Pelekatan TAX PERSON


(Bal) Pita Cukai
6 Pengemasan
(OPP) 4

5
*Kegiatan angka 2, 3, dan 4, harus dilakukan di dalam Kawasan IHT

11 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Sumber: Kementerian Keuangan RI
LAYOUT KAWASAN
IHT
PENGUSAHA
BKC KEMAS
INDUSTRI INDUSTRI
OPP/BAL/BOX BLENDING
LEKAT
NPPBK
C
MEREK &
PR A
TARIF
KEMA
OUT BKC SCK-
4P3C

CK-
PR B PR D 1
PABRIK M
IN BAHAN BAKU
LE
PENGUSAHA
KA MESIN
BKC
T
NPPBK
PC
PR C C
HANGGAR BC
INDUSTRI INDUSTRI INDUSTRI
FILTER
KARTON
PENUNJAN
*PR = Pabrik Rokok G

12 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Sumber: Kementerian Keuangan RI
TERIMA
KASIH

39 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai


Kementerian Keuangan RI

Anda mungkin juga menyukai