Anda di halaman 1dari 48

A

Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

EMBUNG PAKEL
KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Sebagai tanggapan terhadap usulan masyarakat Desa Karangsari, Kecamatan Semin,


Kabupaten Gunung Kidul, pada Tahun Anggaran 2004 Proyek Irigasi Andalan Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta mengadakan pekerjaan survei, investigasi dan detail desain untuk
membangun kembali Embung Pakel beserta jaringan irigasinya yang pernah dibangun di
lokasi tersebut pada tahun 1982. Satu tahun setelah konstruksi, embung tersebut diterjang
banjir dan hancur total. Sejak saat itu suplai air irigasi untuk DI Pakel berhenti sama sekali.
Selama tiga tahun terakhir petani Desa Karangsari bahkan mengalami kegagalan panen
akibat kekurangan air.
Penelusuran jaringan irigasi yang dilakukan dalam menunjukkan Embung Pakel pada
awalnya direncanakan untuk mengairi areal sawah seluas 59 Ha di Dusun Kweni dan
Badongan, Desa Karangsari. Sisa-sisa jaringan irigasi lama sudah tidak dapat difungsikan
kembali. Pengukuran topografi yang dilakukan berhasil mengidentifikasi rencana areal
fungsional seluas 118,12 Ha dari seluruh areal potensial di Desa Karangsari seluas 254 Ha.
Kendala topografi dan perkembangan pemukiman beserta prasarana fisiknya telah
membatasi luasan areal fungsional tersebut. Inventarisasi jaringan irigasi menunjukkan
perlunya desain baru secara menyeluruh terhadap bangunan utama (embung), saluran
pembawa dan bangunan-bangunan pelengkap supaya jaringan irigasi Pakel dapat berfungsi
secara optimal.
Embung Pakel direncanakan untuk menampung air permukaan dari DAS Kali Pakel
(atau Kali Plalar - nama setempat) seluas 4 km 2. Kali Pakel adalah anak Kali Oyo, yang
merupakan sungai utama di Kabupaten Gunung Kidul. Dari analisa ketersediaan air DAS
Pakel diketahui bahwa besarnya curah hujan tahunan rerata adalah 1929 mm, hujan bulanan
rerata tertinggi bulan Januari sebesar 357,2 mm, terendah bulan Juli sebesar 1,5 mm.
Perhitungan debit andalan menunjukkan basflow yang kecil; debit aliran bulanan antara
bulan Mei sampai Desember kurang dari 0,010 m3/detik. Potensi air permukaan yang dapat
dimanfaatkan adalah sekitar 1 juta m3 dalam satu tahun. Pemilihan embung sebagai
bangunan utama lebih tepat dibandingkan dengan bendung, mengingat baseflow dan volume
tahunan yang kecil. Target perencanaan sistem adalah untuk menjamin terpenuhinya
kebutuhan air pada musim tanam pertama dan kedua, dan cukup cadangan air darurat untuk
musim tanam ketiga.
Desain embung mengacu kepada pemenuhan kebutuhan air untuk areal fungsional
seluas 118,12 Ha dengan pola tanam padi-padi-palawija. Dari optimasi tampungan embung,

B
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

didapatkan volume tampungan kotor sebesar 127.752 m3 dan tampungan efektif sebesar
107.163 m3 dengan tinggi embung 15 m di atas dasar sungai. Tampungan mati direncanakan
sebesar 20.589 m3 untuk usia guna waduk selama 30 tahun. Kondisi geologi batuan pondasi
berupa breksi dengan pelapukan yang cukup tebal; sedangkan material konstruksi yang
banyak tersedia di sekitar lokasi embung adalah lempung merah. Dari hasil investigasi
geoteknik pondasi dan jenis material konstruksi yang tersedia maka dipilih konstruksi tipe
urugan tanah homogen. Hasil analisa stabilitas lereng timbunan dengan program CAPSS
menyimpulkan kemiringan lereng hulu sebesar 1 : 2,5 dan lereng hilir 1 : 3 aman terhadap
bahaya longsoran. Puncan embung berada pada elevasi + 235 m dpl.
Sistem pengelak aliran sungai selama tahap konstruksi direncanakan dengan
cofferdam setinggi 6 meter dan diversion channel berupa box culvert berdimensi 1,60 m x
1,60 m sepanjang 110 m. Kapasitas saluran pengelak tersebut didisain berdasarkan debit
banjir kala ulang 25 tahun sebesar 30.14 m3 . Puncak cofferdam direncanakan pada elevasi +
226 m dpl, inlet saluran pengelak ditempatkan pada elevasi + 220 m dpl, sedangkan
outletnya pada elevasi + 219,75 m dpl.
Bangunan pelimpah didisain tipe pelimpah frontal; mbang pelimpah tipe ogee tanpa
pintu dengan lebar bersih 12 m, puncak pelimpah pada elevasi +232,50 m direncanakan
mampu mengalirkan debit banjir kala ulang 1000 tahun sebesar 46,45 m3/dt. Tinggi jagaan
di atas ambang pelimpah dikontrol dengan debit banjir PMF sebesar 88,80 m 3/dt. Kecepatan
datang aliran air di saluran pengarah adalah 2,37 m/det saat banjir Q 1000, dan 3,26 m/det
pada saat banjir QPMF.Elevasi muka air banjir yang terjadi adalah + 233,97 m pada saat
banjir Q1000, dan + 234,77 m pada saat banjir Q PMF. Saluran peluncur direncanakan
berpenampang segiempat dengan dimensi lebar 4 m, terdiri dari dua ruas yaitu peluncur
landai dan peluncur terjal; panjang masing-masing ruas 35 m dan 10 m, kemiringan dasar
saluran masing-masing 0,086 m/m dan 0,300 m/m. Saluran transisi atas didisain penampang
segiempat, dengan lebar hulu 12 m dan lebar hilir 4m, panjang 20m. Saluran transisi bawah
pada ujung peluncur terjal didisain berpenampang segiempat, lebar hulu 4 m dan lebar hilir
6 m. Bangunan peredam energi direncanakan kolam olak USBR tipe III berpenampang
segiempat, lebar 6 m dan panjangnya 12 m. Kolam olak mampu meredam aliran air dari
saluran transisi bawah dengan kecepatan datang 12,96 m/dt dengan bilangan Froude 5,35
menjadi aliran keluar dengan kecepatan 1,82 m/dt dengan bilangan Froude 0,28. Elevasi
dasar kolam olak direncanakan +220 m dpl, sedangkan ambang ujung + 220,78 m dpl.
Konstruksi bangunan pengambilan terdiri dari bangunan intake dan saluran
pembawa. Bangunan intake direncanakan tipe menara, inletnya berpenampang bujursangkar
dan berdimensi 1 m x 1 m; dasar inlet ditempatkan pada elevasi +226 m dpl. Saluran
pembawa berupa pipa beton berpenampang lingkaran berdiameter 40 cm, panjangnya 50 m,
ditempatkan pada elevasi +226,00 m dpl. Kapasitas debit pengambilan 0,159 lt/det.

C
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Desain jaringan irigasi terdiri dari jaringan pembawa dan sistem jaringan drainase.
Saluran Primer Pakel akan membawa air irigasi untuk daerah layanan seluas 118,12 Ha
dengan debit rencana 160 lt/det. Saluran didisain berbentuk segiempat berdimensi 0,8 m x
0,8 m dengan konstruksi pasangan batu disiar. Panjang saluran primer adalah 120 m.
Saluran Sekunder Pakel Kiri melayani DI Pakel Kiri seluas 49,64 Ha, dengan debit
rencana 67,31 lt/det. Saluran didisain berbentuk segiempat dengan dimensi 0,6 m x 0,6 m
dengan konstruksi pasangan batu disiar. Panjang saluran dari bangunan bagi sampai sadap
akhir 1958 m. Bangunan pengatur terdiri dari 2 buah bangunan sadap yang dilengkapi
dengan alat ukur dan 3 buah corongan; bangunan pelengkap lainnya terdiri dari 7 buah
talang pembawa, 7 buah pelimpah samping, 3 buah terjunan, dan 5 buah gotrong-gorong.
Saluran Sekunder Pakel Kanan melayani DI Pakel Kanan dengan luas areal layanan
sebesar 68,48 Ha, dengan debit rencana 92,86 lt/det. Saluran didisain berbentuk segiempat
dengan dimensi 0,6 m x 0,6 m dengan konstruksi pasangan batu disiar. Panjang saluran
adalah 2108 m. Bangunan pengatur terdiri dari 2 buah bangunan sadap yang dilengkapi
dengan alat ukur dan 6 buah corongan; bangunan pelengkap lainnya terdiri dari 8 buah
talang pembawa, 8 buah pelimpah samping, 4 buah terjunan, dan sebuah gotrong-gorong.
Sistem Drainase yang dipilih adalah saluran drainase gendong yaitu saluran tanah
yang ditempatkan sejajar dengan trase saluran pembawa, fungsinya untuk memotong aliran
permukaan dari lereng bukit dan mengalirkannya menyamping secepat mungkin ke saluransaluran alam. Hasil perhitungan drainage modul (Dm) diperoleh angka Dm = 5,59 lt/det/ha.
Desain saluran drainase dibuat lebih besar dengan patokan Qd = 9,05 lt/det/ha.
Operasi Waduk. Mengingat volume tampungan Embung Pakel relatif kecil, maka
pemberian air waduk untuk irigasi harus direncanakan secara teliti dengan menerapkan
konsep supply-oriented water management. Pola operasi sebaiknya mengacu kepada rasio
ketersediaan air terhadap kebutuhan air (Faktor K). Bilamana air tersedia berlebih,
faktor K > 1, air waduk dilepaskan secara kontinyu; bila air berkurang, faktor K < 1,
diterapkan cara pengaturan air tidak kontinyu dengan mengatur debit (Q), perioda (T) dan
durasi (d).
Biaya Konstruksi. Total biaya konstruksi embung adalah 12,38 milyar rupiah dengan
perincian biaya persiapan dan land clearing 0,52 milyar, relokasi jalan 0,43 milyar,
konstruksi embung dan bangunan pelengkapnya 7,36 milyar, konstruksi jaringan irigasi 2,95
milyar, dan PPN 10% sebesar 1,12 milyar rupiah.
Analisa Kelayakan Ekonomi Proyek. Dengan asumsi usia guna waduk 30 tahun, akan
diperoleh kenaikan manfaat bersih dengan adanya proyek sebesar 2,75 milyar (harga
finansial) dan 2,88 milyar rupiah (harga ekonomi). Tanpa memperhitungkan pembebasan
lahan, nilai IRR finansial proyek adalah 11,37 % dengan BCR sebesar 0,95; nilai IRR ekonomi
proyek adalah 13,53 % dan BCR sebesar 1,13. Dengan hasil analisa ini, maka dapat

D
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

disimpulkan pembangunan Embung Pakel beserta jaringan irigasinya secara ekonomi layak
(feasible) untuk dilaksanakan.

1
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 1. PENDAHULUAN
L ATAR B EL A K A N G

1.1.

Kabupaten Gunung Kidul terletak di bagian Timur Propinsi DI Yogyakarta, berjarak


sekitar 42 km dari ibukota propinsi. Daerah pegunungan dan dataran tinggi ini terkenal
sebagai daerah minus, dimana tanahnya berbatu-batu dan kurang menghasilkan komoditas
tanaman pangan. Di sisi lain, sebagian wilayahnya

sebenarnya berpotensi tinggi untuk

pengembangan lahan pertanian. Masalahnya sistem irigasi di daerah ini belum sempurna.
Salah satu potensi pengembangan irigasi berada di daerah Pakel, Desa Karangsari, Kecamatan
Semin, dengan rencana luas potensial kurang lebih 245 Ha.
Rencana pengembangan DI Pakel diprakarsai usulan masyarakat petani setempat untuk
memperbaiki dan mengembalikan fungsi irigasi Embung Pakel yang pernah dibangun Dinas
Kehutanan pada tahun 1982. Setahun sejak selesainya konstruksi, tubuh embung runtuh;
bangunan utamanya patah, terguling dan tergeser dari kedudukan semula, sedangkan
pelimpah dan sebagian tanggul di

sandaran kanan masih tersisa. Sejak saat itu fungsi

irigasinya sudah tidak berjalan. Pembangunan Embung Pakel diharapkan akan mengatasi
kekeringan dan kegagalan panen yang terjadi selama tiga tahun berturut-turut.

1.2.

MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud makalah Embung Pakel adalah : 1) Mengembalikan potensi tampungan air


irigasi yang pernah ada melalui perencanaan Embung Pakel, dan 2) Meningkatkan fungsi
irigasi tradisional menjadi irigasi teknis, sedapat mungkin tanpa mengubah sistem irigasi
tradisional eksisting.
Sedangkan tujuan pekerjaan makalah Embung Pakel adalah : 1) Melaksanakan Survai,
Pengukuran, Sistem Planning dan Desain Rinci berikut BOQ, RAB dan Dokumen Lelang untuk
Pelaksanaan Konstruksi pembangunan embung, serta menyiapkan petunjuk O & P embung,
dan 2) Mendapatkan gambar perencanaan detail Embung Pakel beserta bangunan utama dan
bangunan penunjang.

1.3.

LOKASI PERENCANAAN

Lokasi Embung Pakel berada di

Padukuhan Nganjir,

Desa Karangsari,

Kecamatan

Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Propinsi DIY. Untuk sampai ke lokasi proyek dapat ditempuh
dengan kendaraan roda 2 atau roda 4 dengan waktu tempuh + 1,5 jam dari Kantor Proyek
Irigasi Andalan DIY, melewati jalan propinsi dan jalan desa.

2
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 2. GAMBARAN WILAYAH


2.1.

TOPOGRAFI

Kondisi topografi Desa Karangsari, yang merupakan lokasi pembangunan Embung Pakel
adalah daerah berbukit dengan kemiringan curam dan termasuk kategori lereng Kelas III
(kemiringan antara 16%-40%). Perbukitan ini termasuk bagian dari Pegunungan Panggung
Massif yang merupakan daerah hulu dari DAS Sungai Oyo, sungai utama di Gunung Kidul.
Dengan kondisi topografi yang curam maka perlu perencanaan yang matang untuk bangunan
embung maupun jaringan irigasinya supaya dapat berfungsi secara baik dan tidak cepat
rusak.
Sungai utama di wilayah perencanaan dikenal dengan nama Kali Plalar oleh penduduk
setempat, sedangkan pada peta topografi (peta RBI th. 2002) disebut sebagai Kali Patran.
Istilah Embung Pakel mengacu pada lokasi as embung berada, yang disebut alas Pakel (hutan
Pakel). Sungai utama mengalir dari selatan ke utara, sepanjang 6 km. Anak-anak sungainya
mengalir relatif sejajar dengan sungai utama, membentuk daerah tangkapan air Embung
Pakel berbentuk bulu burung memanjang ke utara, seluas 4 km2.

2.2.

GEOLOGI

Geologi Regional. Daerah perencanaan termasuk dalam Zona Pegunungan Panggung


Massif, yang tersusun oleh batuan berumur Tersier dari Formasi Kebo-Butak dan Formasi
Semilir. Jenis batuannya terdiri dari selang-seling batulempung, serpih dan batulanau
berumur Miosen Bawah dan urutan breksi batuapung batupasir tufan batulanau tufan
berumur Miosen Tengah. Struktur batuan terpotong oleh sesar-sesar dan kekar-kekar yang
intensif. Tanah pelapukan yang terbentuk memiliki ketebalan tidak merata; beberapa zona
batuan yang mengalami alterasi telah membentuk tanah pelapukan kaolinite yang memiliki
ketebalan sapai lebih dari 5 meter; di bagian lain soil penutupnya sangat tipis.
Geologi Daerah Aliran Sungai Pakel. Formasi Semilir mendominasi susunan batuan di
wilayah DAS Pakel; menutupi Formasi Kebo-Butak yang tersingkap di bagian hilir. Jenis
batuannya terdiri dari breksi batuapung, batupasir tufan dan batulanau tufan; sifat fisik
kompak, agak keras, semi impermeable; tanah pelapukannya berupa lempung merah
kecoklatan yang cukup tebal. Formasi Kebo Butak tersingkap hanya sedikit di dasar sungai
bagian hilir; tersusun oleh batulanau dan serpih kompak dan keras; fragmentasi intensif dan
sebagian besar batuan telah mengalami alterasi hidrotermal; tanah pelapukannya berwarna
putih sampai kuning kecoklatan, ketebalannya bisa mencapai lebih dari 5 m.

3
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

IKLIM

2.3.

Data iklim daerah perencanaan diperoleh dari Stasiun Klimatologi Playen (+ 200 m)
data tahun 1993 2002. Secara umum termasuk daerah iklim tropis dengan dua musim yaitu
kemarau dan penghujan. Suhu udara rerata bulanan adalah 27,35%, tertinggi bulan Maret
28,88 C sedangkan terendah bulan Juli 25,78 C. Kelembaban relatif rerata bulanan adalah
91,52%, terendah 87,97% pada bulan Oktober dan tertinggi 94,19% bulan April. Kecepatan
angin rerata bulanan di stasiun klimatologi Playen berkisar antara 21,69 61,17 km/hr,
dengan rerata kecepatan 39,10 km/hr. Lama penyinaran matahari rerata bulanan berkisar
antara 35,36% 79,64%, dengan nilai rerata 55,60%.
Tabel 1. Data iklim daerah perencanaan
Jan

Feb

Ma
r

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

T (oC)

25,86

25,99

28,88

27,54

28,30

27,40

25,78

25,68

27,23

27,71

28,80

28,11

27,35

RH (%)

92,43

92,87

92,80

94,19

91,41

92,25

92,47

90,59

90,03

87,97

90,10

91,08

91,52

W
(km/hr)

28,10

29,82

25,45

21,69

21,75

26,92

38,99

53,94

70,18

61,17

50,06

41,15

39,10

43,02

38,03

46,13

51,89

61,08

67,83

65,75

79,64

77,25

57,91

43,32

35,36

55,60

Rad (%)

Rerat
a

Sumber : hasil analisa konsultan dari data iklim stasiun Playen 1993-2002

2.4.

HIDROLOGI

Data Hujan. Data hujan untuk perancangan Embung Pakel diambil catatan hujan
harian stasiun hujan terdekat yaitu Stasiun Semin, tahun 1970 sampai 2003.
Curah Hujan Rerata Daerah. Jumlah hujan rerata tahunan DTA Embung Pakel adalah
1929 mm, hujan bulanan rerata tertinggi bulan Januari sebesar 357,2 mm, terendah bulan
Juli sebesar 1,5 mm.

Sumber : hasil analisa konsultan dari data hujan stasiun Semin 1970 2003

4
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Gambar 1.

Curah hujan rerata DTA Embung Pakel

Curah Hujan Rancangan DTA Embung Pakel dihitung menggunakan metode distribusi
Log Pearson Type III yang sudah diuji memenuhi parameter kesesuaian distribusi dengan uji
Smirnov-Kolmogorov dan uji Chi-Square.
Tabel 2.

Curah hujan rancangan DTA Embung Pakel

Kala ulang (th)


CH desain (mm)

10

25

50

100

500

1000

128,86

145,87

166,43

181,20

195,55

221,36

242,14

Sumber : hasil analisa konsultan dari data hujan stasiun Semin 1970-2003

Curah Hujan Maksimum yang Mungkin Terjadi (PMP). Dari data set yang sama,
dihitung curah hujan maksimum yang mungkin terjadi dengan hasil PMP = 422,73 mm.

2.5.

DEMOGRAFI

Jumlah penduduk Kecamatan Semin berdasarkan data Tahun 2002 adalah sebanyak
54.938 jiwa, terdiri dari 27.083 pria dan 27.855 wanita dengan tingkat kepadatan penduduk
696 jiwa/km2 dan rata-rata anggota rumah tangga 5 jiwa/KK. Dengan angka pertumbuhan
penduduk rata-rata sebesar 0,1 % maka pada tahun 2020 diperkirakan jumlah penduduk
Kecamatan Semin sebanyak 56.029 jiwa.
Tabel 3.

No.

Curah hujan rancangan DTA Embung Pakel


Desa

Pria

Wanita

Total

1.

Kalitekuk

1889

2012

3901

2.

Kemejing

1756

1878

3634

3.

Semin

5033

4792

9825

4.

Pundungsari

1959

2185

4144

5.

Karangsari

3344

3306

6650

6.

Rejosari

2966

3160

6126

7.

Bulurejo

1721

1770

3491

8.

Bendung

1940

1989

3929

9.

Sumberejo

3070

3114

6184

10.

Candirejo

3405

3649

7054

27.083

27.855

54.938

Total
Sumber :Kecamatan Semin dalam Angka, 2002

5
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

2.6.

EKONOMI

Kecamatan Semin memiliki lahan sawah seluas 1942,2 Ha; terluas dibandingkan dengan
kecamatan lain di Kabupaten Gunung Kidul. Sebanyak 80% penduduknya adalah petani,
walaupun tingkat kepemilikan lahan rata-rata kurang dari 0,5 Ha. Dapat dikatakan sektor
pertanian merupakan pondasi perekonomian di Kecamatan Semin. Namun karena lahan
pertanian tidak bisa ditanami secara intensif, banyak petani yang memiliki pekerjaan
sambilan di kota sebagai buruh kasar atau pedagang kecil-kecilan. Migrasi keluar desa bukan
hal yang asing bagi penduduk Kecamatan Semin pada umumnya.
Kegiatan ekonomi di luar sektor pertanian adalah perdagangan lokal, industri
kerajianan rumah tangga berupa anyaman bambu peralatan rumah tangga, kerajinan dari
bahan galian batu giring yang dibuat menjadi berbagai produk seperti ornamen tembok,
lantai, dan souvenir seperti guci, patung, dan lain-lain, kerajinan anyaman tikar dari akar
wangi (loro setu) yang mempunyai bau harum dan baunya tidak pernah hilang, usaha sektor
pertambangan dari bahan galian batu paras dan batu blorok yang dijadikan sebagai bahan
ornamen, dan penambangan bahan kaolin khusus di dusun Jetak Desa Karangsari.

2.7.

S O SI A L

Kondisi alam yang tidak bersahabat telah membentuk struktur sosial dan ekonomi
Kecamatan Semin sulit berkembang, dan menjadikan sebagian besar penduduknya tergolong
dalam keluarga miskin atau sangat miskin. Berdasarkan catatan BKKBN Kabupaten Gunung
Kidul terdapat jumlah keluarga miskin dan sangat miskin 47 % dari jumlah keluarga yang ada.
Untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik, banyak penduduk Kecamatan Semin yang
melakukan migrasi keluar dari desa, baik migrasi menetap, musiman, atau nglaju.

2.8.

B U D AYA

Kegiatan seni budaya di Kecamatan Semin tergolong dinamis, terbukti dengan


banyaknya kelompok kesenian yang ada. Terdapat lebih dari 200 perkumpulan dan kegiatan
seni budaya berupa ketoprak,

wayang kulit, wayang orang, dalang; seni reyog, jathilan,

doger, tayub, rodat, jluntur, karawitan, keroncong, angklung, rebana, kulintang, band,
siteran, yang tersebar merata di seluruh desa. Di Desa Karangsari sendiri, grup kesenian yang
ada terdiri dari 1 grup kethoprak, 1 kelompok musik, dan 5 grup tarian tradisional.
Pembangunan Embung Pakel diharapkan juga sebagai tujuan lokasi pariwisata. Dengan
bertambahnya sarana pariwisata, maka kegiatan seni dan budaya akan semakin berkembang
seiring dengan datangnya para wisatawan.

6
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

2.9.

PENGGUNAAN LAHAN

Penggunaan Lahan. Lahan di Kecamatan Semin kebanyakan dimanfaatkan untuk lahan


pertanian, hutan, bangunan, sebagian lagi berupa tanah kering. Berikut ini data tentang
penggunaan lahan di Kecamatan Semin.
Tabel 4.

No.

Penggunaan Lahan di Kecamatan Semin


Desa

Tanah
Sawah

Tanah
Kering

Bangunan

Hutan

Lainnya

1.

Kalitekuk

40.4

327.1

207.2

123.5

24.3

2.

Kemejing

61.3

216.0

145.1

17.3

3.

Semin

397.3

525.4

256.8

22.3

4.

Pundungsari

216.1

296.4

119.9

95.6

5.

Karangsari

220.5

512.1

176.0

29.0

6.

Rejosari

235.0

462.5

207.4

46.9

7.

Bulurejo

86.7

154.2

160.3

9.6

8.

Bendung

76.8

200.8

189.8

29.1

9.

Sumberejo

343.6

306.6

173.9

66.6

10.

Candirejo

264.5

490.6

324.6

32.4

1942.2

3491.8

1960.9

123.5

373.4

Total

Sumber :Kecamatan Semin dalam Angka, 2002

Potensi sawah irigasi. Sampai saat ini sawah yang terdapat di Desa Karangsari, di
sekitar calon lokasi Embung Pakel masih berupa sawah tadah hujan. Lokasi sawah berada di
Dukuh Jetak, Wates, Kweni, Badongan, Payaman, dan Karang.
Tabel 5.

No.

Luas areal potensial di Desa Karangsari


Dukuh

Luas lahan (Ha)

1.

Jetak

47,93

2.

Wates

56,73

3.

Kweni

53,04

4.

Badongan

47,84

5.

Payaman

9,18

6.

Karang

31,5

Jumlah areal sawah


Sumber :Kecamatan Semin dalam Angka, 2002

246,22

7
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 3. SURVEI INVESTIGASI


Untuk dapat merencanakan pembangunan Embung Pakel berikut jaringan irigasinya
secara baik, telah dilakukan kegiatan survei investigasi yang meliputi : pengumpulan data
hidrologi dan hidrometri, pengukuran topografi embung, daerah irigasi dan trase jaringan
irigasi, investigasi geoteknik, survei sosial ekonomi dan sosialisasi kepada masyarakat Desa
Karangsari. Hasil-hasil survei investigasi selanjutnya dianalisa sesuai lingkupnya.

I N V E N TAR I S A S I D A E R A H I R I G A SI P A K E L

3.1.

Penelusuran Jaringan Irigasi. Di Desa


Karangsari semua sawah masih berupa sawah
tadah hujan karena sampai saat ini belum ada
jaringan irigasi yang permanen. Pada tahun
1981-1982 pernah dibangun Embung Pakel di
Dusun Nganjir oleh Dinas Kehutanan yang
membendung Sungai Plalar. Setahun kemudian
tubuh embung ambrol akibat banjir yang
datang secara tiba-tiba. Yang tersisa hanyalah

Foto 1. Reruntuhan bangunan Embung


Pakel

bekas pelimpah dan saluran peluncur, serta


bekas saluran irigasi yang sekarang sebagian
besar

menjadi

tertimbun

tanah,

tertutup

tumbuhan liar, menjadi lahan baru dan jalan


setapak.
- Bangunan utama : Rusak berat
- Saluran sekunder : Tertimbun tanah
- Bangunan irigasi : Tidak lengkap
Kondisi

areal

sawah

yang

Foto 2. Tapak Saluran Sekunder Pakel

berbukit-bukit

mendorong penataan lahan sawah berbentuk


terasiring. Sehingga dalam perencanaan saluran
irigasi

nanti

perlu

diperhitungkan

faktor

kemiringan dasar saluran yang cukup tajam


supaya saluran tidak cepat rusak dan ambrol
terkena aliran air yang cukup deras.
Foto 3. Sisa bangunan intake Embung Pakel

8
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Jenis Tanaman dan Pola Tanam.


Lahan sawah di Desa Karangsari pada Musim
Tanam (MT-I) umumnya ditanami padi sawah,
kemudian MT-II ditanami palawija berupa
jagung dan kedelai atau kacang tanah; MT-III
kebanyakan bero. Sedangkan pada lahan
kering atau tegal pada Musim Tanam I petani
menanam padi gogo atau jagung, kedelai,
kacang tanah, ketela rambat, dan ubi kayu

Foto 4. Sawah yang kekeringan pada MT-2.

yang ditanam 2 musim dan dipanen saat

Pada tanah tegalan, MT-1 ditanami padi

musim kemarau untuk dibuat gaplek. Ubi

gogo, kalau air masih mencukupi, biasanya

kayu ditanam tumpang sari dengan kedelai

menanam palawija MT-II; MT-III

atau kacang.

bero sambil menanti musim hujan.

dibiarkan

Data Pendukung Operasi dan Pemeliharaan. Dari hasil wawancara dengan petani,
jenis tanaman dan pola tanam eksisting untuk areal potensial DI Pakel adalah sebagai
berikut: MT-1 : Padi,

MT-2 : Padi / Palawija, MT-3 : Bero. Awal tanam padi pertama

sekitar bulan November Desember, ditentukan dari perhitungan musim tradisional.


Areal Tanam.
Data areal tanam

Embung Pakel
S. Plalar

yang diperoleh dari


kelompok tani Dusun
Kweni digambarkan
dalam sketsa

Saluran sekunder
1300 m

Kweni
31 Ha

Badongan
28 Ha

berikut.
Intensitas Tanam. Data intensitas tanam dari instansi pemerintah tidak tersedia,
mengingat DI Pakel bukan lahan irigasi teknis. Dari hasil wawancara dengan petani setempat,
diperoleh data intensitas tanam padi 3 tahun terakhir sbb.:
Tabel 6.

Intensitas Tanam DI Pakel konsisi eksisting

Musim Tanam

Padi

Palawija

Rendeng (MT-1)

70% - 95%

0%

Gadu (MT-2)

0% - 15%

60% - 70%

Labuh (MT-3)

0%

0%

Rata-rata / tahun

90%

65%

Sumber :Wawancara dengan petani Desa Karangsari, 2004

9
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Produktivitas Padi dan Palawija. Produksi padi sawah, padi ladang dan kacang tanah
di Desa Karangsari lebih rendah daripada produksi rata-rata di Kecamatan Semin. Sedangkan
untuk jagung dan kedelai produktivitasnya hampir sama.
Tabel 7.

Produksi Padi dan Palawija Desa Karangsari

Jenis tanaman

Desa Karangsari
(ton/Ha)

Rerata Kec. Semin


(ton/Ha)

padi sawah

2,89

4,21

padi ladang

3,04

3,45

Jagung

1,88

1,81

kacang tanah

0,58

0,92

Kedelai

1,10

1,10

Sumber : Kecamatan Semin dalam Angka tahun 2003

Analisa Permasalahan. Berdasarkan uraian permasalahan di muka, dapat dirangkum


bahwa daerah Irigasi Pakel memiliki tiga permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Penggunaan sumber air yang belum optimal
Selama ini petani melakukan budidaya tanam hanya mengandalkan curah hujan
padahal ada potensi sumberdaya air permukaan yang belum dimanfaatkan yaitu
Sungai Plalar
2. Belum ada prasarana jaringan irigasi
Belum ada bangunan pengambilan dari sungai (bendung/waduk) dan jaringan irigasi
pembawa untuk menyalurkan air dari sumber air Sungai Plalar ke petak-petak
sawah.
3. Belum ada mekanisme O/P yang terencana
Oleh karena jaringan teknis belum dibangun, maka perencanaan O/P irigasi pun
belum ada demikian pula dengan organisasi P3A belum terbentuk. Selama ini
pengaturan pola tanam diatur oleh perangkat desa dan dusun.
4. Intensitas tanam yang rendah
Ketergantungan terhadap curah hujan menyebabkan seringnya padi mengalami
gabug (bulirnya tidak berisi) atau mati kering. Dalam tiga tahun terakhir, padi
musim tanam kedua selalu mengalami kegagalan panen sehingga intensitas tanam
keseluruhan rendah dan petani banyak mengalami kerugian.
5. Produktivitas padi belum optimal
Ketergantungan terhadap curah hujan juga menyebabkan tingkat produksi padi
sawah dan padi ladang lebih rendah jika dibandingkan dengan daerah lain yang
memiliki jaringan irigasi teknis, misalnya produksi padi sawah rata-rata Kecamatan
Ponjong 6,57 ton/ha dan Karangmojo 5,39 ton/ha.

10
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

3.2.

PENGUKURAN TOPOGRAFI

Untuk dapat merencanakan bangunan embung da jaringan irigasi DI Pakel secara teliti
dan tepat, telah dilakukan pengukuran topografi, dengan rincian: 1) pengukuran daerah
genangan, skala 1 : 2000; 2) pengukuran site survey as embung, skala 1 : 500; 3) pengukuran
situasi daerah irigasi, skala 1 : 5000; 4) pengukuran trase saluran irigasi, skala 1 : 2000; 5)
pengukuran penampang memanjang dan melintang sungai; 6) pengukuran penampang
memanjang dan melintang trase saluran irigasi. Sebagai titik tetap referensi geodetik adalah
BM Bendung Payaman yang berjarak 600 m sebelah hilir lokasi embung.
Dari hasil pegukuran situasi daerah irigasi, dapat diketahui luas areal fungsional yang
dapat diairi secara gravitasi dari embung Pakel adalah 118,12 Ha.

3.3.

INVESTIGASI GEOTEKNIK

Investigasi geoteknik yang telah dilakukan untuk pekerjaan Embung Pakel ini meliputi :
1) Penyelidikan geologi daerah tangkapan air skala 1 : 25.000, 2) Penyelidikan geologi daerah
genangan embung skala 1 : 1000; 3) Pemetaan geologi lokasi as embung skala 1 : 500; 4)
Pemboran geoteknik as embung dengan total kedalaman 100 m; 5) Pengujian SPT tanah
pondasi; 6) Pengujian permeabilitas batuan pondasi; 7) Penyelidikan geoteknik material
konstruksi; dan 8) Pengujian laboratorium material pondasi dan konstruksi. Hasil-hasil
investigasi dilaporkan dalam buku Laporan Investigasi Geoteknik.
Geologi Daerah Genangan Embung. Daerah genangan Embung Pakel berbentuk
memanjang pada arah utara-selatan, menempati areal seluas sekitar 7 ha. Topografinya
tergolong terjal dengan kemiringan lereng umumnya > 25%, menempati elevasi antara 220 m
sampai 235 meter. Susunan batuan penyusun terdiri dari dua formasi, yaitu Formasi Kebo
Butak dan Formasi Semilir. Formasi Kebo Butak yang lebih tua, terdiri dari batupasir,
batulanau, batulempung, serpih, tuf dan aglomerat, pada bagian bawah sedangkan bagian
atas berupa perselingan batuapasir, batulempung dan lapisan tuf asam. Kondisi fisik
batuannya keras dan kompak, memiliki sifat kedap air sebab tersusun oleh butiran-butiran
yang sangat halus. Struktur geologi pada batuan ini adalah sesar geser berarah utara-selatan
dan kekar-kekar atau retakan yang intensif. Formasi Semilir terdiri dari tuf, breksi batuapung
dasitan, batupasir tufan dan serpih. Kondisi batuan kompak dan agak keras, tergolong batuan
semi kedap air. Struktur batuan lebih sedikit mengandung retakan atau sesar dibandingkan
Formasi Kebo Butak.
Geologi Lokasi Embung. Dari hasil-hasil penyelidikan geologi teknik, kondisi geologi di
dasar palung sungai Plalar tersusun oleh breksi batuapung dan batulanau Formasi Kebo-Butak,
bersifat kompak dan keras dengan nilai SPT N > 60. Batuan ini berbutir halus dan tersemen
baik, sehingga kekedapannya tinggi dengan nilai koefisien rembesan 1,15 X 10 -5 2,98 X 10-5
cm/detik. Namun pada kedua sisi sandarannya dijumpai lapisan tanah pelapukan yang cukup

11
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

tebal dan memiliki nilai N yang bervariasi antara 10 - 48. Pada sisi sandaran kiri, embung
akan bertumpu diatas lapisan breksi batuapung lapuk ringan dengan nilai SPT N = 48 dan
koefisien permeabilitas 6 X 10-5 cm/detik.
Pada sandaran kanan dijumpai lapisan tanah pelapukan breksi dan tanah bekas
timbunan embung lama dengan ketebalan berkisar antara 2 - 6 m. Lapisan tanah lunak ini
perlu dikupas sampai elevasi batuan di bawahnya, yaitu lapisan breksi batuapung lapuk
ringan, kompak dan cukup keras dengan nilai SPT pada elevasi rencana galian N = 36 39 dan
koefisien permeabilitas 3,67 X 10-5 1,64 X 10-5 cm/detik.
Batuan dasar sungai terdiri dari breksi
polimik yang bersifat kompak, keras dan
kedap air (Foto 5). Susunan batuan di sebelah
hilir dari as embung lama berupa batulanau,
batulempung, serpih dan aglomerat dari
Formasi Kebo Butak. Struktur batuannya
tersayat kuat, terpotong oleh sesar dan
retakan-retakan yang intensif (Foto 6).
Di sebelah hulu dari Embung Pakel

Foto 6. Singkapan sesar pada batulempung

lama, formasi batuan terdiri dari tuf, breksi


batuapung
serpih

dari

dasitan,

batupasir

Formasi

tufan

Semilir.

dan

Walaupun

terpotong oleh sesar dan retakan-retakan,


namun intensitas retakannya kurang rapat
jika

dibandingkan

dengan

batulempung

Formasi Kebo-Butak (Foto 7 dan Foto 8).


Foto 7. Singkapan serpih berlaminasi

Foto 5. Singkapan breksi polimik

Foto 8. Singkapan breksi terpotong sesar

12
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Material Konstruksi. Penyelidikan material konstruksi dilakukan dengan pemetaan


geologi permukaan, pembuatan test pit, pengambilan sampel tanah dan pengujian sifat fisik
dan mekanika tanah di labotatorium.
Bahan tanah kedap air Embung Pakel dapat diambilkan dari lokasi borrow area yang
telah ditentukan. Kualitas maupun kuantitas endapan lanau pasiran dan lanau lempungan
tufan pada borrow area tersebut memadai untuk konstruksi bahan inti.
Tabel 8.

Sifat fisik dan mekanika tanah material konstruksi Embung Pakel

Bahan pasir dan kerikil harus didatangkan dari luar lokasi Embung Pakel, karena
volume endapan pasir kerikil yang ada di sekitar lokasi embung tidak memenuhi kebutuhan
konstruksi. Lokasi alternatif pengambilan adalah penambangan sirtu di Kali Woro, pada
lereng tenggara Gunung Merapi.
Bahan batu sebaiknya diambilkan dari penggalian dua lokasi alternatif untuk quarry
bahan batu, yaitu lokasi pengambilan sirtu di Kali Woro dan penambangan batu andesit di
Dusun Watugajah.

Bab 4. SYSTEM PLANNING


4.1.

PERHITUNGAN KETERSEDIAAN AIR

Karakteristik Hidrologi DAS. Perhitungan ketersediaan air DAS Embung Pakel


menggunakan metode transformasi data hujan menjadi limpasan permukaan, dengan metode
FJ Mock modifikasi. Hal ini dilakukan karena tidak ada data pengukuran debit yang tersedia,
baik data sekunder maupun data primer dari Dinas Pengairan Gunung Kidul. Parameter DAS
yang digunakan dalam proses transformasi adalah sebagai berikut:
Kelengasan tanah (m)

30%

Kapasitas kelembaban tanah (SMC)

100 mm

Luas daerah tangkapan air (DTA)

4 km2

Koefisien infiltrasi

0,10

Faktor resesi aliran air tanah (k)

0,97

Penyimpanan awal (IS)

58

Faktor aliran hujan lebat (RF)

30

Perhitungan Debit Andalan. Dari hasil analisa transformasi data hujan tersebut
diperoleh besaran debit andalan metode basic month dan peluang keandalan 80%.
Berdasarkan perhitungan tersebut, potensi sumber air sungai Plalar yang dapat diandalkan
untuk pengembangan Embung Pakel adalah sekitar 1 juta m3 setahun.
Tabel 9.
Jan

Debit andalan bulanan Embung Pakel (Probabilitas terpenuhi 80%)


Feb Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Satuan
m3/det

0,121 0,153

0,046

0,023

0,010

0,007

0,005

0,005

0,004

0,004

0,006

0,007

120,5 152,9

45,58

22,78

9,88

6,94

5,37

5,06

4,18

3,64

6,43

6,95

Liter/det

Sumber : hasil analisa data hujan sta Semin 1970 2003 dan data iklim stasiun Playen 1993-2002

Gambar 2.

Debit andalan Embung Pakel

P E R H I T U N G A N K E B U T U H A N A I R I R I G A SI

4.2.

Perhitungan kebutuhan air irigasi didasarkan pada beberapa faktor penting terutama
klimatologi, jenis tanah, jenis tanaman dan pola tata tanam yang berlaku setempat. Hasil
perhitungan evapotranspirasi DTA Embung Pakel dengan metode Pennman dari FAO dapat
diringkasas di sini:
Tabel 10. Ringkasan Perhitungan Evapotranspirasi (Eto) DTA Embung Pakel
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

4,6
1

4,38

4,36

3,73

3,71

3,62

3,56

4,86

5,91

5,58

4,98

4,51

143

123

135

112

115

108

110

151

177

173

149

140

Satua
n
mm/hr
mm/bl
n

Sumber : hasil analisa konsultan dari data iklim stasiun Playen 1993-2002

Hasil perhitungan Eto tersebut digunakan untuk menghitung kebutuhan air di sawah
untuk padi dan polowijo, menurut pola tanam yang biasa dilakukan masyarakat yaitu padipadi-bero atau padi-polowijo-bero. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi selengkapnya
dapat dilihat pada Laporan Final System Planning, ringkasannya dalam Tabel 11.

4.3.

N E R A C A A I R I R I G A SI E K S I S T I NG

Kondisi eksisting daerah irigasi Pakel merupakan sawah tadah hujan dimana
pemenuhan kebutuhan air tanaman sepenuhnya menggantungkan dari curah hujan. Oleh
karena itu neraca air eksisting disusun dari perimbangan antara curah hujan dan kebutuhan
air tanaman dalam satuan mm/hari.
Dalam perhitungan neraca air eksisting dikaji tiga kemungkinan awal musim tanam
yaitu 1 Oktober, 1 November dan 1 Desember. Besarnya kebutuhan air diperhitungkan dari
pola tanam padi-padi-palawija yang diinginkan oleh petani; padi dipilih varietas unggul
Nedeco/Prosida sedangkan palawija dipilih jagung varietas unggul yang biasa ditanam oleh
petani setempat. Besarnya ketersediaan air diambil dari tiga kondisi berbeda yaitu curah
hujan tahun kering (R80), tahun normal (R50) dan tahun basah (R20).
Berdasarkan perhitungan neraca air eksisting tersebut, diperoleh gambaran pemenuhan
kebutuhan air saat ini adalah sbb: 1) Dari semua kondisi awal musim tanam dan curah hujan
yang dikaji, neraca air dalam satu tahun selalu menunjukkan defisit air; 2) Jika musim tanam
diawali 1 Oktober, defisit air yang besar terjadi pada awal MT-1, akhir MT-2 dan keseluruhan
MT-3; 3) Jika musim tanam diawali 1 November, defisit air cukup besar pada awal MT-1, akhir
MT-2 dan separuh lebih MT-3; 4) Jika musim tanam diawali 1 Desember, MT-1 secara umum
surplus air, defisit air dialami sepanjang MT-2 dan separuh MT-3. Gambar 3 menunjukkan
gambaran neraca irigasi eksisting.

15

15

Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Tabel 11. Kebutuhan Air Irigasi D I Pakel pada berbagai awal musim tanam

Sumber : hasil analisa konsultan dari data iklim stasiun Playen 1993-2002

PT. Rancang Semesta Nusantara


PT. Rancang Semesta Nusantara
engineering consultant
engineering consultant

16

16
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Sumber : hasil analisa konsultan

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

17

17
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Gambar 3.

Neraca air irigasi DI Pakel, kondisi eksisting

K O N S E P P E N G E M B A NG A N I R I G A S I

4.4.

Pengembangan irigasi DI Pakel memiliki tujuan utama yaitu mengatasi defisit air pada
areal fungsional rencana seluas 118,12 Ha dengan sasaran pola tata tanam Padi-PadiPalawija. Konsep dasar pengembangan adalah menyediakan jaringan irigasi lengkap terdiri
dari bangunan utama, saluran irigasi dan bangunan pelengkap untuk memenuhi kriteria:
Mampu menjamin kepastian awal musim tanam 1 (padi) tepat waktu dan
menjamin kecukupan kebutuhan air sampai saat panen
Memperoleh luas tanam optimal dan cadangan air yang cukup untuk musim tanam
2 (padi)
Memiliki cadangan air cukup untuk palawija pada musim tanam 3.
Perencanaan kebutuhan air menggunakan jenis tanaman komoditas padi dan
palawija varietas unggul
Perencanaan ketersediaan air menggunakan debit aliran permukaan dengan
probabilitas terpenuhi 80%
Pola operasi jaringan irigasi mudah dilaksanakan oleh petani dan petugas
pengairan di lapangan

4.5.

P E N E N T U A N J E N I S B A NG U N A N U TAM A

Untuk memulihkan fungsi irigasi embung lama yang sudah rusak, telah dikaji dua
kemungkinan jenis bangunan utama untuk menyadap air permukaan dari Kali Plalar, yaitu
bendung dan embung. Sebagai acuan awal dipakai patokan elevasi bangunan pengambilan +
226 m, yaitu elevasi optimum dari hasil penelusuran jaringan irigasi eksisting. Pemilihan jenis
bangunan utama untuk dilanjutkan dengan detail desain dilakukan dengan simulasi
kemampuan masing-masing bangunan utama menyediakan air irigasi sepanjang tahun. Hasil
simulasi menunjukkan bahwa:
Dengan bendung, intensitas tanam maksimum yang mungkin dicapai adalah
124,94% atau luas tanam total satu tahun 147,58 Ha;
Dengan embung, intensitas tanam maksimum yang mungkin dicapai adalah 300%
atau luas tanam total satu tahun 354,36 Ha.
Berdasarkan hasil simulasi tersebut maka dipilih bangunan utama jenis embung untuk
dilanjutkan ke tahap detail desain.Pemilihan embung sebagai bangunan penangkap air
permukaa dinilai sesuai dengan keadaan DAS K Plalar yang tidak terlalu luas, curah hujan
sedang dan kondisi baseflow yang rendah. Embung dapat menyimpan kelebihan curah hujan
pada musim penghujan untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Rencana pengaturan

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

18

18
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

pemberian air pun harus dibuat ketat, dengan melakukan penjatahan air, atau pemberian air
secara giliran. Dengan embung hal ini sangat mungkin dilakukan.

4.6.

K A PAS I TAS E M B U N G

Ada dua faktor pembatas untuk menentukan kapasitas embung yaitu topografi dan
potensi hidrologi. Embung sendiri memiliki kriteria batasan yaitu tinggi maksimum 15 m dan
volume maksimum 500.000 m3. Dari simulasi optimasi tampungan embung yang telah
dilakukan, untuk tinggi embung maksimum 15 m di atas dasar sungai; volume tampungan
kotor 127.752 m3, tampungan mati 20.589 m3 dan tampungan efektif 107.163 m3.

Sumber : hasil analisa konsultan

Gambar 4.

Kurva luas genangan dan volume tampungan Embung Pakel

4.7.

S O SI A L I S A S I

Sosialisasi pertama. Agenda sosialisasi tahap pertama adalah penyampaian rencana


kegiatan Embung Pakel. Sosialisasi dihadiri oleh pihak konsultan, proyek diwakili oleh direksi
pekerjaan, perwakilan masyarakat petani, pemerintah daerah diwakili oleh Kaurbang
Kecamatan Semin dan Lurah Desa Karangsari dan dinas/instansi terkait diwakili oleh Bappeda
Kabupaten Gunung Kidul dan Asisten Perencanaan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunung
Kidul. Dalam pertemuan pertama ini ditampung masukan dari instansi daerah dan masyarakat
setempat, untuk mendukung perencanaan yang akan menghasilkan manfaat optimal dan
kendala seminimal mungkin.
Sosialisasi kedua. Dalam pertemuan yang kedua disampaikan konsep system planning
hasil kajian konsultan setelah melakukan serangkaian pekerjaan survei investigasi dan
pekerjaan analisa hidrologi, geologi, hidrolika, pertanian dan sosial ekonomi. Dalam

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

19

19
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

pertemuan pertama dicapai kesepakatan bersama antara perencana dengan pengguna jasa,
masyarakat dan instansi terkait mengenai gambaran perencanaan final meliputi seluruh
aspek baik teknis maupun non teknis.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

20

20
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 5. DETAIL DESAIN


Desain Embung Pakel berikut jaringan irigasinya mengacu kepada hasil-hasil survei
investigasi dan penyusunan system planning yang telah disepakati bersama-sama dengan
direksi pekerjaan, instansi terkait dan masyarakat petani di lokasi perencanaan.

5.1.

PERHITUNGAN DEBIT BANJIR

Curah Hujan Netto. Hujan netto merupakan hujan total yang menghasilkan limpasan
langsung yang terdiri dari aliran permukaan dan interflow. Hujan netto bisa dinyatakan
sebagai hasil perkalian antara koefisien pengaliran dengan intensitas curah hujan. Koefisien
pengaliran DTA Embung Pakel diambil 0,75 mengacu karakteristik topografinya berupa daerah
pegunungan. Untuk keperluan desain, diambil hujan netto kala ulang 25 tahun, 1000 tahun
dan PMF, masing-masing sebesar 110,04 mm, 180,21 mm dan 351,54 mm.
Hidrograf Satuan. Untuk menghitung ordinat satuan hidrograf satuan DTA Embung
Pakel digunakan metode GAMA-1. Input perhitungan hidrograf satuan diambil dari karakter
geometris DTA dari peta topografi skala 1 : 25.000. Hasil perhitungan hidrograf satuan
selengkapnya dapat dilihat pada Laporan Desain Note.
Debit Banjir Rancangan. Berdasarkan hidrograf satuan yang telah dihitung dengan dua
metode tersebut, dapat dihitung besarnya debit banjir rancangan untuk DTA Embung Pakel:
Tabel 12. Debit banjir rancangan DTA Embung Pakel
Peride ulang

Debit puncak banjir

(tahun)

Metode GAMA-1 (m3/det)

15,75

21,73

10

25,52

25

30,14

50

33,49

100

36,75

1000

47,45

Sumber : hasil analisa konsultan

Penguunaan dalam desain. Debit banjir kala ulang 25 tahun digunakan untuk desain
sistem pengelak, debit kala ulang 1000 tahun untuk perencanaan dimensi bangunan
pelimpah. Sedangkan debit banjir PMF untuk mengontrol tinggi jagaan embung dan kapasitas
pelimpah.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

21

21
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Gambar 5.

Hidrograf banjir rancangan DTA Embung Pakel

5.2.

P E R H I T U N G A N S E D I M E N TAS I

Perkiraan besarnya sedimentasi Embung Pakel didekati dengan rumus perhitungan


kehilangan tanah universal (USLE) yang memasukkan faktor curah hujan, kemiringan dan
panjang lereng, crop factor, dan konservasi lahan yang dilakukan. Besarnya laju sedimentasi
hasil perhitungan tersebut adalah 3995 m 3 per tahun. Berdasarkan simulasi operasi waduk
untuk memperkirakan jumlah sedimen yang mengendap di dalam waduk, diperlukan
tampungan sedimen sebesar 20.589 m3 supaya embung dapat berfungsi selama 30 tahun.
Tampungan mati berada pada elevasi + 226 m dpl atau 6 meter di atas dasar sungai. Elevasi
ini diambil sebagai acuan rencana dasar bangunan pengambilan.

5.3.

DESAIN SISTEM PENGELAK

Konstruksi bangunan pengelak terdiri dari bendungan pengelak (cofferdam) dan saluran
pengelak (diversion channel). Bendungan pengelak nantinya akan menjadi satu kesatuan
dengan tubuh embung.

a. Cofferdam
a) Tipe konstruksi

Urugan tanah homogen

b) Tinggi

6m

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

22

22
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

c) Lebar puncak

3m

a) Tipe konstruksi

box culvert beton

b) Elevasi inlet

+ 220,00 m dpl

c) Elevasi outlet

+ 219,75 m dpl

d) Dimensi inlet

1,60 m X 1,60 m

e) Kapasitas saluran

30,14 m3 (Q25)

f) Panjang saluran pengelak

110 m

g) Kemiringan dasar saluran

0,00273 m/m

b. Diversion channel

5.4.

DESAIN TUBUH EMBUNG

Data pokok desain bangunan utama tubuh Embung Pakel adalah sebagai berikut:

a. Bendungan Utama
b.

Tipe embung

Urugan tanah homogen

c.

Elevasi puncak

+ 235,00 m dpl

d.

Elevasi dasar sungai

+ 220,12 m dpl

e.

Elevasi dasar galian pondasi

+ 218,00 m dpl

f.

Tinggi di atas dasar sungai

14,88 m

g.

Tinggi di atas galian

17,00 m

h.

Lebar puncak

6m

i.

Panjang puncak

96 m

j.

Volume tubuh embung

33.275,99 m3

b. Genangan Waduk

c.

a.

Elevasi muka air banjir

+ 234,05 m dpl

b.

Elevasi muka air normal

+ 232,50 m dpl

c.

Elevasi muka air rendah

+ 226,00 m dpl

d.

Luas genangan (MAB)

3,04 Ha

Volume Tampungan Waduk

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

23

23
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

a. Muka air banjir (El. 234,05)

181.073 m3

b. Muka air normal (El. 232,50)

127.751 m3

c.

20.589 m3

107.163 m3

Muka air rendah (El. 226,00)

d. Tampungan efektif
5.5.

D E S A I N B A NG U N A N P E L I M PAH

Konstruksi bangunan pelimpah terdiri dari saluran pengarah, lantai hulu, bangunan
pengatur (ambang pelimpah), saluran transisi, saluran peluncur dan bangunan peredam
energi. Panjang bangunan keseluruhan adalah 107,70 meter mulai dari lantai hulu (apron)
sampai ujung hilir peredam energi. Garis besar perencanaan konstruksi sebagai berikut:

a. Saluran pengarah dan lantai hulu (apron)


a) Elevasi saluran pengarah

+ 231,00 m dpl

b) Lebar saluran pengarah

12 m

c) Elevasi apron

+ 230,00 m dpl

d) Tipe konstruksi

pasangan batu lantai beton

e) Lebar apron

12 m

f) Panjang lantai apron

10,59 m

a) Tipe pelimpah

Ogee tanpa pintu

b) Kapasitas pelimpah

46,45 m3/dt, banjir desain Q1000

b. Bangunan pengatur

88,80 m3/dt, banjir desain QPMF

c.

c) Tipe konstruksi

pasangan batu lantai beton

d) Elevasi puncak pelimpah

+ 232,50 m dpl

e) Lebar pelimpah

12 m

f) Kemiringan lereng hilir

1 : 1,40

g) Elevasi lantai hilir

+ 230,00 m dpl, datar

h) Lebar lantai hilir

12 m

i) Panjang lantai hilir

6m

j) Jembatan pelayanan

beton bertulang

k) Lebar jembatan

6m

+ 230,00 m dpl

Saluran transisi hulu


a) Elevasi hulu saluran

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

24

24
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

b) Elevasi hilir saluran

+ 229,00 m dpl

c) Panjang saluran

20 m

d) Kemiringan dasar saluran

0,050 m/m ( 1 : 20 )

e) Lebar hulu saluran

12 m

f)

4m

g) Bentuk penampang

segiempat

h) Tipe konstruksi

pasangan batu lantai beton

a) Elevasi hulu saluran

+ 229,00 m dpl

b) Elevasi hilir saluran

+ 226,00 m dpl

c) Panjang saluran

35 m

d) Kemiringan dasar saluran

0,086 m/m (1 : 11,66)

e) Lebar hulu saluran

4m

f)

4m

g) Bentuk penampang

segiempat

h) Tipe konstruksi

pasangan batu lantai beton

a) Elevasi hulu saluran

+ 226,00 m dpl

b) Elevasi hilir saluran

+ 223,00 m dpl

c) Panjang saluran

10 m

d) Kemiringan dasar saluran

0,300 m/m (1 : 3,33)

e) Lebar hulu saluran

4m

f)

4m

g) Bentuk penampang

segiempat

h) Tipe konstruksi

pasangan batu lantai beton

a) Elevasi hulu saluran

+ 223,00 m dpl

b) Elevasi hilir saluran

+ 220,00 m dpl

c) Panjang saluran

10 m

d) Kemiringan dasar saluran

0,300 m/m (1 : 3,33)

e) Lebar hulu saluran

4m

f)

6m

g) Bentuk penampang

segiempat

h) Tipe konstruksi

pasangan batu

Lebar hilir saluran

d. Saluran peluncur landai

Lebar hilir saluran

e. Saluran peluncur terjal

f.

g.

Lebar hilir saluran

Saluran transisi hilir

Lebar hilir saluran

Bangunan peredam energi

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

25

25
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

a) Tipe peredam energi

kolam olak USBR type III

b) Tipe konstruksi

pasangan batu

c) Elevasi dasar kolam olak

+ 220,00 m dpl

d) Kecepatan air masuk

12,96 m/dt, Fr = 5,35

e) Kecepatan air keluar

1,83 m/dt, Fr = 0,28

f)

12 m

g) Lebar kolam olak

6m

h) Tinggi dinding kolam olak

5 m, termasuk tinggi jagaan 0,77 m

i)

Bentuk penampang kolam

segiempat

j)

Tinggi gigi pemencar (hulu)

0,60 m; jumlah 5 buah

k) Tinggi gigi halang (tengah)

0,93 m; jumlah 4 buah

l)

0,78 m

Panjang kolam olak

Tinggi ambang ujung (hilir)

5.6.

D E S A I N B A NG U N A N P E N G A M B I L A N

Konstruksi bangunan pengambilan terdiri dari bangunan intake dan saluran pembawa.
Panjang konstruksi keseluruhan adalah 50,00 meter mulai dari intake sampai outlet.
Perencanaan konstruksi masing-masing bagian secara garis besar adalah sebagai berikut:

a. Bangunan intake
a) Tipe bangunan intake

Menara

b) Tipe konstruksi

Beton bertulang

c) Dimensi inlet

bujursangkar 1 m X 1 m

d) Elevasi dasar inlet

+ 226,00 m dpl

e) Dimensi pintu intake

1mX1m

f) Jembatan pelayanan

rangka baja, L = 9,50 m

a) Tipe

pipa di bawah timbunan

b) Konstruksi

beton bertulang

c) Bentuk, dimensi

lingkaran, 40 cm

d) Panjang saluran

50 m

e) Elevasi dasar inlet

+ 226,00 m dpl

f)

+ 226,00 m dpl

0,159 m3/dt

b. Saluran Pembawa

Elevasi dasar outlet

g) Kapasitas rencana

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

26

26
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

5.7.

D E S A I N J A R I NG A N I R I G A S I

Jaringan irigasi DI Pakel terdiri dari jaringan pembawa dan jaringan drainase. Jaringan
pembawa berfungsi mengalirkan air irigasi dari outlet embung ke petakpetak tersier; terdiri
dari sebuah saluran primer yang kemudian dibagi menjadi dua saluran sekunder. Jaringan
drainase berfungsi mengalirkan aliran air permukaan ke arah saluran-saluran pembuangan
alamiah supaya tidak masuk ke dalam jaringan pembawa pada saat hujan deras; jaringan ini
terdiri dari saluran gendong yang diletakkan sejajar dengan trase saluran pembawa. Desain
jaringan irigasi DI Pakel secara garis besar adalah sebagai berikut:
Saluran Primer Pakel. Saluran Primer Pakel adalah saluran irigasi yang bermula dari
bangunan outlet pengambilan Embung Pakel sampai ke bangunan bagi. Saluran primer Pakel
akan membawa air irigasi untuk daerah layanan seluas 118,12 Ha dengan debit rencana 160
lt/det. Saluran didisain berbentuk segiempat berdimensi 0,8 m x 0,8 m dengan konstruksi
pasangan batu disiar. Panjang saluran primer adalah 120 m.
Saluran Sekunder Pakel Kiri. Melayani DI Pakel Kiri seluas 49,64 Ha, dengan debit
rencana 67,31 lt/det. Saluran didisain berbentuk segiempat dengan dimensi 0,6 m x 0,6 m
dengan konstruksi pasangan batu disiar. Panjang saluran dari bangunan bagi sampai ke sadap
terakhir 1958 m. Bangunan pengatur terdiri dari 2 buah bangunan sadap yang dilengkapi
dengan alat ukur dan 3 buah corongan; bangunan pelengkap lainnya terdiri dari 7 buah talang
pembawa, 7 buah pelimpah samping, 3 buah terjunan, dan 5 buah gotrong-gorong.
Saluran Sekunder Pakel Kanan. Daerah Irigasi Pakel Kanan dengan luas areal layanan
sebesar 68,48 Ha, dengan debit rencana 92,86 lt/det. Saluran didisain berbentuk segiempat
dengan dimensi 0,6 m x 0,6 m dengan konstruksi pasangan batu disiar. Panjang saluran dari
bangunan bagi sampai ke sadap terakhir 2108 m. Bangunan pengatur terdiri dari 2 buah
bangunan sadap yang dilengkapi dengan alat ukur dan 6 buah corongan; bangunan pelengkap
lainnya terdiri dari 8 buah talang pembawa, 8 buah pelimpah samping, 4 buah terjunan, dan
sebuah gorong-gorong.
Sistem Drainase. Saluran pembawa direncanakan dengan dimensi seperlunya saja
untuk mengalirkan debit air sesuai kebutuhan maksimum dari daerah layanan ditambah
dengan tinggi jagaan. Selama musim hujan, dimungkinkan terjadi penambahan debit air ke
dalam saluran yang berasal dari air hujan dan surface runoff. Tambahan air dalam jumlah
secukupnya akan sangat menguntungkan, namun jika jumlahnya terlalu besar - sehingga
melebihi kapasitas saluran pembawa - dapat menyebabkan kerusakan tanggul dan
mendatangkan masalah sedimentasi pada saluran pembawa.
Masuknya air permukaan secara berlebih ke dalam saluran pembawa perlu dicegah
dengan cara membuat sistem drainase. Sistem drainase yang dipilih adalah saluran drainase
gendong yaitu saluran-saluran tanah yang ditempatkan sejajar dengan trase saluran

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

27

27
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

pembawa. Fungsi saluran untuk memotong aliran permukaan dari lereng bukit dan
mengalirkannya menyamping secepat mungkin ke arah saluran-saluran alam. Dari hasil
perhitungan drainage modul (Dm) diperoleh angka Dm = 5,59 lt/det/ha. Desain saluran
drainase dibuat lebih besar dengan patokan Qd = 9,05 lt/det/ha. Saluran drainase didisain
berupa saluran tanah berbentuk trapesium dengan lebar dasar 0,50 m.
Selain dari masalah tersebut, hujan lebat juga dapat menyebabkan sawah mengalami
penggenangan melebihi kebutuhan. Air ini juga harus dibuang secepat mungkin ke arah
saluran-saluran alam terdekat. Daerah irigasi Pakel yang memiliki bentuk topografi berbukitbukit dan sistem penataan sawah berteras-teras. Kondisi topografi ini memudahkan untuk
membuang kelebihan air di sawah secara gravitasi, sehingga tidak memerlukan desain saluran
pembuang secara khusus.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

28

28
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 6. PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN


Keberhasilan sistem irigasi yang sudah didisain tergantung dari tiga hal, yaitu: kualitas
konstruksi, cara pengoperasian dan pemeliharaan yang benar, dan dukungan sumberdaya
manusia yang memadai. Berikut disampaikan beberapa pedoman pokok mengenai operasi dan
pemeliharaan Embung Pakel dan jaringan irigasinya.

6.1.

PEDOMAN OPERASI

Prosedur Operasi. Agar dapat berjalan dengan baik, pengelolaan waduk dan jaringan
irigasi menuntut keterlibatan, kerjasama dan koordinasi berbagai pihak mulai dari petani
melalui P3A dan Gabungan P3A; Mantri Pengairan, Ranting / Cabang Dinas Pengairan, dan
Panitia Irigasi tingkat Kabupaten. Kegiatan-kegiatan perencanaan operasi harus disepakati
pada awal musim tanam, meliputi: 1) Memperkirakan debit tersedia, 2) Menghitung
kebutuhan air total, dan 3) Mencocokkan usulan kelompok tani / P3A dengan debit tersedia
dan pengaturan pemberian air. Struktur organisasi, prosedur perencanaan operasi dan
pedoman

pelaksanaan

dapat

dilihat

dalam

buku

Laporan

Pedoman

Operasi

dan

Pemeliharaan. Contoh rencana tata tanam diberikan di sini untuk sistem 2 golongan (Tabel
13).
Operasi Waduk. Mengingat volume tampungan Embung Pakel relatif kecil, maka
pemberian air waduk untuk irigasi harus direncanakan secara teliti. Setiap kali akan memulai
musim tanam, perlu direncanakan pola tata tanam selama satu tahun dan dihitung besarnya
kebutuhan air irigasi dari waktu ke waktu. Berikut disampaikan pedoman umum operasi
waduk selama satu tahun untuk pola tata tanam padi-padi-palawija sistem dua golongan,
waktu tanam diawali tanggal 1 November / 15 November (Tabel 14 dan Gambar 6).
Operasi Jaringan Irigasi. Setelah jadwal pemberian air irigasi dari waduk ditetapkan,
selanjutnya perlu direncanakan pengaturan pemberian air ke petak-petak tersier melalui
saluran sekunder dan bangunan-bangunan pengaturnya. Sebagai contoh pedoman operasi
jaringan disampaikan di sini untuk kondisi debit kering, Q 80 (Tabel 15).
Pedoman Pemberian Air. Pedoman pemberian air di tingkat petak tersier didasarkan
atas besarnya Faktor K yaitu perbandingan antara besarnya debit yang tersedia terhadap
debit yang dibutuhkan. ian di lapangan akan menjumpai hal-hal seperti berikut : 1) Untuk
kondisi K1, berarti ketersediaan air cukup, 2) Untuk kondisi K<1, berarti ketersediaan air
kurang. Dalam kondisi pertama, air bisa diberikan secara kontinyu; sedangkan untuk kondisi
kedua, ada dua pilihan pemberian air, yaitu : 1) pemberian secara kontinyu, jika K > 0,70; 2)
pemberian secara giliran jika K< 0,70. Pemberian air secara giliran dapat dilakukan melalui

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

29

29
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

tiga cara, yaitu : 1) giliran di dalam petak tersier (K = 0,50 0,70), 2) giliran antar petak
tersier (K = 0,25 0,50) dan giliran antar blok petak tersier (K < 0,25).

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

30

30
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Tabel 13. Rencana Tata Tanam DI Pakel Terpilih (Alternatif 1 : tata tanam 2 golongan)

Pola tanam

Padi-Padi-Palawija

Jadual tanam

1 November - 16 November

Tata tanam

2 golongan

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

31

31

Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Tabel 14. Pedoman Pengoperasian Embung Pakel

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

32

32

Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Gambar 6.

Rule Curve (Kurva Pengaturan) Operasi Embung Pakel

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

33

33
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Tabel 15. Pengaturan Pemberian Air Jaringan Irigasi DI Pakel berdasarkan debit inflow Q-80 (Operasi Waduk Zona-1)

Pola tanam

Padi-Padi-Palawija

Jadual mulai tanam

1 Nov - 16 Nov

Tata tanam

2 golongan

Debit

Debit Q-80

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

34

34
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

6.2.

PEDOMAN PEMELIHARAAN

Pemeliharaan Rutin. Pemeliharaan sehari-hari terhadap jaringan irigasi dan drainase


disebut pemeliharaan rutin. Pekerjaan semacam ini cukup dikerjakan oleh petugas setempat,
seperti perbaikan kecil saluran dan bangunan, membersihkan peralatan ukur, membuang
sampah terapung pada saluran dan memberikan pelumas pada pintu.
Pemeliharaan berkala. Pemeliharaan berkala dimaksudkan pemeliharaan terhadap
jaringan yang tidak menyebabkan jaringan tidak berfungsi. Pekerjaan pemeliharaan seperti itu
misalnya, perkuatan tanggul dan atau bangunan, penggalian endapan di saluran, pemotongan
rumput dan pengecatan. Pekerjaan seperti ini dapat dikerjakan dengan swakelola atau
dikontrakkan. Pemeliharaan seperti ini

dimaksud untuk mengembalikan fungsi saluran atau

bangunan sesuai perencanaan.


Pemeliharaan khusus. Pekerjaan pemeliharaan yang dimaksud ialah pekerjaan
perbaikan terhadap kerusakan besar akibat banjir atau gempa bumi. Kerusakan semacam ini
tidak dapat diduga, meskipun demikian untuk menghindarinya dapat dilakukan tindakan
perlindungan seperti tanggul banjir atau perencanaan yang memperhitungkan kekuatan gempa.
Di lokasi demikian perlu disediakan anggaran bencana alam yang dapat digunakan sewaktuwaktu. Pekerjaan pemeliharaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1) Embung, 2) Jaringan
Irigasi, 3) Jalan Inspeksi, 4) Sistem Drainase, dan 5) Bangunan Pelengkap.
Peralatan Monitoring. Perencanaan dan pemantauan peralatan bendungan urugan
tanah, mendapat perhatian besar pada bagian penurunan pondasi, seepage dan tekanan pori.
Pemantauan dan pencatatan data menjadi wewenang Dinas Pengairan Propinsi, untuk
dilaporkan ke Dinas Pengairan Propinsi yang akan melakukan evaluasi. Peralatan yang
diperlukan sebagai berikut : 1) Peralatan cross arm settlement untuk memonitor daya dukung
tanggul; 2) Peralatan Hydraulic leveling, untuk mengukur penurunan tanggul, 3) Inclinometer,
untuk mengukur penurunan dan gerakan horisontal, 4) Linier extensometer, untuk mengukur
gerakan yang sederhana dan hasilnya dapat diandalkan, 5) Standpipe

Piezometer, untuk

mengukur tekanan air pori yang ditempatkan menyebar di dalam tubuh bendungan urugan, 6)
Sumur Pengamat, untuk mengukur kedalaman muka airtanah di hilir embung, untuk mendeteksi
adanya rembesan. Sebagai catatan, pabrik peralatan memberi buku petunjuk tentang
bagaimana memakai dan merawat alat tersebut dan petunjuk yang ada harus diikuti.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

35

35
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 7. ANALISA EKONOMI


7.1.

ASUMSI DASAR

Asumsi dasar yang digunakan dalam Analisa Ekonomi adalah sebagai berikut: 1) Umur
ekonomis embung 30 tahun, 2) Tingkat suku bunga 12%, 3) Harga ekonomi didasarkan atas
harga konstan yang berlaku tahun 2004, 4) Analisis perhitungan didasarkan atas nilai rupiah
murni, 5) Nilai tukar valuta asing 1 US$ = Rp. 9.250,- 6) Manfaat irigasi dimulai pada tahun ke4, sedangkan full development (pengembangan penuh) pada tahun ke-8; 7) Manfaat perikanan
dimulai pada tahun ke-5, mulai berproduksi tahun ke-6, dan full development pada tahun ke10; 8) Luas perikanan karamba 0,26 Ha, dengan asumsi produksi 1.359.594,00 Kg/Ha/Th; dan
9) Biaya OP untuk embung/ dam pada tahun ke-10 dan ke-20 akan naik menjadi 500%.

7.2.

B I AYA P R O Y E K

Biaya Konstruksi. Total biaya konstruksi embung termasuk PPn 10% adalah 12,38
milyar rupiah dengan perincian biaya persiapan dan land clearing 0,52 milyar, relokasi jalan
0,43 milyar, konstruksi embung dan bangunan pelengkapnya 7,36 milyar, konstruksi jaringan
irigasi 2,95 milyar, dan PPN 10% sebesar 1,12 milyar rupiah.
Biaya Finansial. Total biaya finansial embung termasuk biaya administrasi, jasa dan
kontingensi harga adalah 15,38 milyar rupiah dengan penjadwalan alokasi tahun pertama 3,64
milyar, tahun kedua 7,62 milyar dan tahun ketiga 4,11 milyar. Total biaya pembebasan tanah
sebesar 1,98 milyar rupiah. Total biaya O & M untuk embung dan jaringan irigasi sebesar 82,80
juta rupiah per tahun.
Biaya Ekonomi. Total biaya ekonomi embung termasuk biaya administrasi, jasa dan
kontingensi harga adalah 13,41 milyar rupiah; dengan penjadwalan alokasi dana pada tahun
pertama 3,17 milyar; tahun kedua 6,65 milyar dan tahun ketiga 3,59 milyar rupiah. Total
biaya pembebasan tanah sebesar 1,98 milyar rupiah. Total biaya O & M untuk embung dan
jaringan irigasi sebesar 72,04 juta rupiah per tahun.

7.3.

M A N FAAT P R O Y E K

Manfaat Finansial. Tanpa adanya Embung Pakel, total manfaat finansial tanpa proyek
per tahun adalah 427,89 juta rupiah dari sektor pertanian; dengan adanya proyek total
manfaat menjadi 3,17 milyar rupiah per tahun, yang berasal dari sektor pertanian (2,11
milyar rupiah) dan sektor perikanan (1,06 milyar rupiah). Dengan demikian terdapat kenaikan
manfaat finansial dari proyek Embung Pakel sebesar 2,75 milyar rupiah per tahun.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

36

36
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Manfaat Ekonomi. Manfaat ekonomi tanpa embung total per tahun adalah 250,81 juta
rupiah dari sektor pertanian; dengan adanya proyek total manfaat meningkat menjadi 3,13
milyar rupiah yang berasal dari sektor pertanian 2,07 milyar dan sektor perikanan 1,06 milyar
per tahun. Dengan demikian diperoleh kenaikan manfaat ekonomi bersih dari proyek Embung
Pakel sebesar 2,88 milyar rupiah per tahun.

A N A L I S A K EL AYAK A N P R O Y E K

7.4.

Bertolak pada asumsi-asumsi diatas, berikut disampaikan rekapitulasi hasil analisa


kelayakan proyek untuk setiap kondisi yang ditinjau. Perhitungan secara lengkap disajikan
dalam buku Laporan Analisa Ekonomi. Adapun keadaan yang ditinjau adalah sebagai berikut:

Keadaan 1

Normal

Keadaan 2

Biaya proyek naik 10%, manfaat normal

Keadaan 3

Biaya proyek normal, manfaat turun 10%

Keadaan 4

Biaya proyek naik 10%, manfaat turun 10%

Keadaan 5

Pelaksanaan Konstruksi mundur 2 Tahun

Keadaan 6

Biaya proyek normal, manfaat naik 10%

Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Analisa Kelatakan Finansial Proyek Embung Pakel

Analisa finansial tanpa pembebasan lahan


KEADAA
N

TOTAL INVESTASI ( Juta Rp. )

IRR

BCR

24.415,89

11,37%

0,95

-688,56

25.953,92

10,36%

0,87

-1.914,37

24.415,89

10,13%

0,85

-1.969,06

25.953,92

9,17%

0,78

-3.194,87

24.250,29

9,91%

0,82

-2.140,66

24.415,89

12,53%

1,04

591,94

TOTAL INVESTASI ( Juta Rp. )

IRR

BCR

22.078,93

10,09%

0,84

-1.906,10

23.814,85

8,59%

0,73

-3.530,14

22.078,93

8,98%

0,76

-2.911,41

23.814,85

8,07%

0,69

-4.055,85

21.913,33

8,74%

0,72

-3.088,01

NPV ( Juta Rp. )

Analisa finansial dengan pembebasan lahan


KEADAA
N

NPV ( Juta Rp. )

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

37

37
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

22.078,93

11,12%

0,92

-900,78

Tabel 17. Rekapitulasi Hasil Analisa Kelatakan Ekonomi Proyek Embung Pakel

Analisa finansial tanpa pembebasan lahan


KEADAA
N

TOTAL INVESTASI ( Juta Rp. )

IRR

BCR

21.181,64

13,53%

1,13

1.506,64

22.522,51

12,41%

1,03

437,96

21.181,64

12,17%

1,01

165,91

22.522,51

11,12%

0,93

-902,77

21.037,57

11,73%

0,98

-257,78

21.181,64

14,80%

1,24

2.847,37

TOTAL INVESTASI ( Juta Rp. )

IRR

BCR

19.493,79

11,96%

1,00

-37,35

21.032,56

10,95%

0,91

-1.056,52

19.493,79

10,79%

0,90

-1.097,58

21.032,56

9,82%

0,82

-2.116,75

19.349,72

10,46%

0,86

-1.389,49

19.493,79

13,06%

1,10

1.022,88

NPV ( Juta Rp. )

Analisa finansial dengan pembebasan lahan


KEADAA
N

7.5.

NPV ( Juta Rp. )

KESIMPULAN

Rekapitulasi hasil analisa kelayakan proyek dalam keadaan normal adalah sbb:
No

Analisa

Usia Guna

Investasi

IRR

(Tahun)

(Juta Rp)

(%)

BCR

NPV
(Juta Rp)

Finansial tanpa lahan

30

24.415,89

11,37

0,95

-688,56

Finansial dengan lahan

30

22.078,93

10,09

0,84

-1.906,10

Ekonomi tanpa lahan

30

21.181,64

13,53

1,13

1.506,64

Ekonomi dengan lahan

30

19.493,79

11,96

1,00

-37,35

Dari harga IRR, BCR, NPV (kondisi normal) di atas, maka dapat disimpulkan Embung Pakel di
Kabupaten Gunung Kidul secara ekonomi layak (FEASIBLE) untuk dilaksanakan.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

38

38
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

7.6.

SARAN

Agar pembangunan Embung Pakel dapat memberikan manfaat secara ekonomi maka
disarankan:
1. Pembangunan Embung Pakel dilaksanakan sesuai jadwal (tepat waktu).
2. Daerah Irigasi Pakel harus dikelola dengan baik
3. Untuk memperpanjang usia guna embung perlu adanya pengendalian erosi di daerah
tangkapan air dengan cara Konservasi lahan yaitu menggalakkan penghijauan,
pembuatan cek dam di anak sungai dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

ii

ii
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................. i
Daftar Isi ................................................................................................... ii
Daftar Gambar............................................................................................ iv
Daftar Tabel................................................................................................ v
Daftar Lampiran..........................................................................................vi

Bab 1.

Pendahuluan...........................................................................................A

1.1.
1.2.
1.3.

Latar Belakang...........................................................................................1
Maksud dan Tujuan.....................................................................................1
Lokasi Perencanaan.....................................................................................1

Bab 2.

Gambaran Wilayah.................................................................................2

2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
2.6.
2.7.
2.8.
2.9.

Topografi..................................................................................................2
Geologi.....................................................................................................2
Iklim........................................................................................................3
Hidrologi...................................................................................................3
Demografi.................................................................................................4
Ekonomi....................................................................................................5
Sosial.......................................................................................................5
Budaya.....................................................................................................5
Penggunaan Lahan......................................................................................6

Bab 3.

Survei Investigasi...................................................................................7

3.1.
3.2.
3.3.

Inventarisasi Daerah Irigasi Pakel..................................................................7


Pengukuran Topografi................................................................................10
Investigasi Geoteknik.................................................................................10

Bab 4.

System Planning...................................................................................13

4.1.
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
4.6.
4.7.

Perhitungan Ketersediaan Air......................................................................13


Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi................................................................14
Neraca Air Irigasi Eksisting.........................................................................14
Konsep Pengembangan Irigasi......................................................................17
Penentuan Jenis Bangunan Utama................................................................17
Penentuan Kapasitas Embung......................................................................18
Sosialisasi................................................................................................18

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

iii

iii
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

Bab 5.

Detail Desain........................................................................................19

5.1.
5.2.
5.3.
5.4.
5.5.
5.6.
5.7.

Perhitungan Debit Banjir............................................................................19


Perhitungan Sedimentasi............................................................................20
Desain Sistem Pengelak..............................................................................20
Desain Tubuh Embung................................................................................21
Desain Bangunan Pelimpah.........................................................................22
Desain Bangunan Pengambilan....................................................................24
Desain Jaringan Irigasi...............................................................................24

Bab 6.

Pedoman Operasi dan Pemeliharaan....................................................26

6.1.
6.2.

Pedoman Operasi......................................................................................26
Pedoman Pemeliharaan..............................................................................31

Bab 7.

Analisa Ekonomi...................................................................................32

7.1.
7.2.
7.3.
7.4.
7.5.
7.6.

Asumsi Dasar............................................................................................32
Biaya Proyek............................................................................................32
Manfaat Proyek........................................................................................32
Analisa Kelayakan Proyek...........................................................................33
Kesimpulan..............................................................................................34
Saran......................................................................................................35

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

iv

iv
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.

Curah hujan rerata DTA Embung Pakel...............................................3

Gambar 2.

Debit andalan Embung Pakel.........................................................13

Gambar 3.

Neraca air irigasi DI Pakel, kondisi eksisting.......................................16

Gambar 4.

Kurva luas genangan dan volume tampungan Embung Pakel....................18

Gambar 5.

Hidrograf banjir rancangan DTA Embung Pakel....................................20

Gambar 6.

Rule Curve (Kurva Pengaturan) Operasi Embung Pakel...........................29

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

v
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

DAFTAR TABEL

Tabel 1.

Data iklim daerah perencanaan.........................................................3

Tabel 2.

Curah hujan rancangan DTA Embung Pakel............................................4

Tabel 3.

Curah hujan rancangan DTA Embung Pakel............................................4

Tabel 4.

Penggunaan Lahan di Kecamatan Semin...............................................6

Tabel 5.

Luas areal potensial di Desa Karangsari................................................6

Tabel 6.

Intensitas Tanam DI Pakel konsisi eksisting............................................8

Tabel 7.

Produksi Padi dan Palawija Desa Karangsari...........................................9

Tabel 8.

Sifat fisik dan mekanika tanah material konstruksi Embung Pakel...............12

Tabel 9.

Debit andalan bulanan Embung Pakel (Probabilitas terpenuhi 80%)..............13

Tabel 10.

Ringkasan Perhitungan Evapotranspirasi (Eto) DTA Embung Pakel.................14

Tabel 11.

Kebutuhan Air Irigasi D I Pakel pada berbagai awal musim tanam...............15

Tabel 12.

Debit banjir rancangan DTA Embung Pakel............................................19

Tabel 13.

Rencana Tata Tanam DI Pakel Terpilih.................................................27

Tabel 14.

Pedoman Pengoperasian Embung Pakel................................................28

Tabel 15.

Pengaturan Pemberian Air Jaringan Irigasi DI Pakel berdasarkan Q-80............30

Tabel 16.

Rekapitulasi Hasil Analisa Kelatakan Finansial Proyek Embung Pakel.............33

Tabel 17.

Rekapitulasi Hasil Analisa Kelatakan Ekonomi Proyek Embung Pakel..............34

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

vi

vi
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.

Peta Lokasi Pekerjaan

Lampiran 2.

Gambar Desain : Tata Letak Embung

Lampiran 3.

Gambar Desain : Potongan Memanjang, Melintang dan Detail Embung

Lampiran 4.

Gambar Desain : Denah dan Potongan Bangunan Pengelak

Lampiran 5.

Gambar Desain : Denah dan Potongan Bangunan Pelimpah

Lampiran 6.

Gambar Desain : Denah dan Potongan Bangunan Pengambilan

Lampiran 7.

Gambar Desain : Peta Instrumentasi

Lampiran 8.

Gambar Desain : Peta Daerah Irigasi

Lampiran 9.

Gambar Desain : Skema Bangunan dan Jaringan Irigasi Rencana

Lampiran 10. Pedoman Operasi Jaringan Irigasi

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

i
Embung Pakel Kabupaten Gunung Kidul

KATA PENGANTAR

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dan kewajiban sebagai persyaratan
Sertifikat Keahliah Sumber Daya Air.
Makalah ini menyajikan gambaran ringkas mengenai keseluruhan survey investigasi dan
desain Embung Pakel .
Isi Makalah secara garis besar adalah sebagai berikut:
BAB 1.

PENDAHULUAN

BAB 2.

GAMBARAN UMUM WiLAYAH

BAB 3.

SURVEI DAN INVESTIGASI

BAB 4.

SYSTEM PLANNING

BAB 5.

DETAIL DESAIN

BAB 6.

PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB 7.

ANALISA EKONOMI

Akhir kata Penulis berharap Makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

PT. Rancang Semesta Nusantara


engineering consultant

Anda mungkin juga menyukai