Anda di halaman 1dari 34

1.

DRAINASE
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna
memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
(perencanaan infrastruktur khususnya). Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian
bangunan airyang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu
kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.
Drainase juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan salinitas, dimana drainase merupakan suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah, serta cara-cara penangggulangan akibat yang ditimbulkan oleh
kelebihan air tersebut.
Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang
dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih,
dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air
(sumber air permukaan dan bawah permkaantanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga
berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki
daerah becek, genangan air dan banjir.
Kegunaan saluran drainase antara lain :
 Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
 Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
 Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
 Mengendalikan air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada
dikenal dengan istilah sistem drainase perkotaan. Drainase perkotaan didefinisikan sebagai ilmu
drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan
kondisi lingkungan sosial-budaya yang ada di kawasan kota.
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan
yang meliputi :
a. Permukiman.
b. Kawasan industri dan perdagangan.
c. Kampus dan sekolah.
d. Rumah sakit dan fasilitas umum.
e. Lapangan olahraga.
f. Lapangan parkir.
g. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi.
h. Pelabuhan udara.

Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota


Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :
1. Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota.
2. Sistem Drainase Lokal
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota.
3. Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air permukaan
atau air limpasan.
4. Sistem Gabungan
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air
genangan atau air limpasan yang telah diolah.

Sasaran penyediaan sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :


1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi maupun
rehabilitasi saluran guna menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap genangan,
luapan sungai, banjir kiriman, maupun hujan lokal. Dari masing-masing jaringan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer
(dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder,
berupa plesteran, pipa dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya
scenario pengembangan kota untuk kawasan andalan dan menunjang sektor unggulan yang
berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang Kota.
Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :
 Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
 Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
 Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
 Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
 Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.
 Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Sistem Jaringan Drainase
Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu :
 Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari
suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini
disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer.
Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase
primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai
dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografiyang detail mutlak
diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
 Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung
dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam
sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar
bangunan, gorong-gorong, saluran drainasekota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat
ditampungnya tidak terlalu besar.
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10
tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman
lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
Jenis-jenis Drainase
1. Menurut sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami dan
tidak ada unsur campur tangan manusia.
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase,
untuk menentukan debit akibat hujan, dan dimensi saluran.
2. Menurut letak saluran
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas
permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya
merupakan analisa open channel flow.
b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan
mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipa-pipa),
dikarenakan alasan-alasan tertentu. Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan
sepak bola, lapangan terbang, taman, dan lain-lain.
3. Menurut konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung
dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi
sebagai saluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak diberi lining
(lapisan pelindung). Akan tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton,
pasangan batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan. Siste
ini cukup bagus digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan penduduk
yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik secara
bercampur maupun bergantian.

Arahan Dalam Pelaksanaan Penyediaan Sistem Drainase


Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase adalah :
a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Pengklasifikasian Saluran Drainase
Macam saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan menjadi :
1. Saluran Air Tertutup
a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang
diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak
(saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini
mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa
menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
2. Saluran Air Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air
terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun
bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut .

Pola Jaringan Drainase


Pola jaringan drainase terdiri dari enam macam, antara lain:
1. Siku
Digunakan pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi daripada sungai. Sungai
sebagai saluran pembuangan akhir berada di tengah kota.
2. Paralel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan kota,
saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
3. Grid iron
Digunakan untuk daerah dengan sungai yang terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran
cabang dikumpulkan dahulu pada saluran pengumpul.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.
5. Radial
Digunakan untuk daerah berbukit, sehingga pola saluan memencar ke segala arah.
6. Jaring-jaring
Mepunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah
dengan topografi datar.
Pola jaring-jaring terbagi lagi menjadi 4 jenis :
1. Pola perpendicular
Adalah pola jaringan penyaluran air buangan yang dapat digunakan untuk sistem terpisah dan
tercampur sehingga banyak diperlukan banyak bangunan pengolahan.

2. Pola interceptor dan pola zone


Adalah pola jaringan yang digunkan untuk sistem tercampur.

3. Pola fan
Adalah pola jaringan dengan dua sambungan saluran / cabang yang dapat lebih dari dua saluran
menjadi satu menuju ke sautu banguan pengolahan. Biasanya digunakan untuk sistem terpisah.

4. Pola radial
Adalah pola jaringan yang pengalirannya menuju ke segala arah dimulai dari tengah kota
sehingga ada kemungkinan diperlukan banyak bangunan pengolahan.

Bangunan-bangunan Sistem Drainase dan Pelengkapnya


1. Bangunan-bangunan Sistem Saluran Drainase
Bangunan-bangunan dalam sistem drainase adalah bangunan-bangunan struktur dan bangunan-
bangunan non struktur.
Bangunan Struktur
Bangunan struktur adalah bangunan pasangan disertai dengan perhitungan-perhitungan kekuatan
tertentu. Contoh bangunan struktur adalah :
- bangunan rumah pompa
- bangunan tembok penahan tanah
- bangunan terjunan yang cukup tinggi
- jembatan
Bangunan Non struktur
Bangunan non struktur adalah bangunan pasangan atau tanpa pasangan, tidak disertai dengan
perhitungan-perhitungan kekuatan tertentu yang biasanya berbentuk siap pasang. Contoh
bangunan non struktur adala :
- Pasangan (saluran Cecil tertutup, tembok talud saluran, manhole/bak control ususran Cecil,
street inlet).
- Tanpa pasangan : saluran tanah dan saluran tanah berlapis rumput.
2. Bangunan Pelengkap Saluran Drainase
Bangunan pelengkap saluran drainase diperlukan untuk melengkapi suatu sisem saluran untuk
fungsi-fungsi tertentu. Adapun bangunan-bangunan pelengkap sistem drainase antara lain :
Catch Basin/Watershed
Bangunan dimana air masuk ke dalam sistem saluran tertutup dan air mengalir bebas di atas
permukaan tanah menuju match basin. Catch basin dibuat pada tiap persimpangan jalan, pada
tepat-tempat yang rendah, tempat parkir.
Inlet
Apabila terdapat saluran terbuka dimana pembuangannya akan dimasukkan ke dalam saluran
tertutup yang lebih besar, maka dibuat suatu konstruksi khusus inlet. Inlet harus diberi saringan
agar sampah tidak asuk ke dalam saluran tertutup.
Headwall
Headwall adalah konstruksi khusus pada outlet saluran tertutup dan ujung gorong-gorong yang
dimaksudkan untuk melindungi dari longsor dan erosi
Shipon
Shipon dibuat bilamana ada persilangan dengan sungai. Shipon dibangun bawah dari penampang
sungai, karena tertanam di dalam tanah maka pada waktu pembuangannya harus dibuat secara
kuat sehingga tidak terjadi keretakan ataupun kerusakan konstruksi. Sebaiknya dalam
merencanakan drainase dihindarkan perencanaan dengan menggunakan shipon, dan sebaiknya
saluran yang debitnya lebih tinggi tetap untuk dibuat shipon dan saluran drainasenya yang dibuat
saluran terbuka atau gorong-gorong.
Manhole
Untuk keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran diberi manhole
pertemuan, perubaan dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang
manhole dibuat sekecil mungkin supaya ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang
dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm dengan tutup dari besi tulang.
Gorong-gorong
Bangunan terjun
Bangunan got miring
Bentuk Saluran
Trapesium
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar.
Sifat alirannya terus menerus dengan fluktuas kecil.
Bentuk saluran ini dapat digunakan pada daerah yang masih cukup tersedia lahan .

Kombinasi trapesium dan segi empat


Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar dan
kecil.
Sifat alirannya berfluktuasi besar dan terus menerus tapi debit minimumnya measih cukup besar.

Kombinasi trapezium dengan setengah lingkaran


Fungsinya sama dengan bentuk (2), sifat alirannya terus menerus dan berfluktuasi besar dengan
debit minimum keil. Fungsi bentuk setengah lingkaran ini adalah untuk menampung dan
mengalirkan debit minimum tersebut.

Segi empat
Berfungsi untuk menampung dan menyalurkan limpasan air hujan dengan debit yang besar. Sifat
alirannya terus menerus dengan fluktuasi kecil.

Kombinasi segi empat dengan setengah lingkaran


Bentuk saluran segi empat ini digunakan pada lokasi jalur saluran yang tidak mempunyai lahan
yang cukup/terbatas. Fungsinya sama dengan bentuk (2&3)

Setengah lingkaran
Berfungsi untuk menyalurkan limbah air hujan untuk debit yang kecil. Bentuk saluran ini umum
digunakan untuk saluran-saluran ruah penduduk dan pada sisi jalan perumahan padat.

Diposting 17th April 2012 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
2.
JAN

20

Mekanika Rekayasa
Mekanika teknik atau dikenal juga sebagai mekanika rekayasa atau analisa struktur merupakan
bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu tersebut adalah
mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja padanya. Perilaku struktur tersebut
umumnya adalah lendutan dan gaya-gaya (gaya reaksi dan gaya internal). Dalam mempelajari
perilaku struktur maka hal-hal yang banyak dibicarakan adalah: - Stabilitas - keseimbangan gaya -
kompatibilitas antara deformasi dan jenis tumpuannnya elastisitas Dengan mengetahui gaya-gaya
dan lendutan yang terjadi maka selanjutnya struktur tersebut dapat direncanakan atau diproporsikan
dimensinya berdasarkan material yang digunakan sehingga aman dan nyaman (lendutannya tidak
berlebihan) dalam menerima beban tersebut. 2. Gaya luar Adalah muatan dan reaksi yang
menciptakan kestabilan atau keseimbangan konstruksi. Muatan yang membebani suatu kontruksi
akan dirambatkan oleh kontruksi ke dalam tanah melalui pondasi. Gaya-gaya dari tanah yang
memberikan perlawanan terhadap gaya rambat tersebut dinamakan reaksi. · Muatan adalah beban
yang membebani suatu konstruksi baik berupa berat kendaraan, kekuatan angin, dan berat angin.
Muatan-muatan tersebut mempunyai besaran, arah, dan garis kerja, misalnya: - Angin bekerja tegak
lurus bidang yang menentangnya, dan diperhitungkan misalnya 40 kN/m2, arahnya umum
mendatar. - Berat kendaraan, merupakan muatan titik yang mempunyai arh gaya tegak lurus bidang
singgung roda, dengan besaran misalnya 5 tN. - Daya air, bekerja tegak lurus dinding di mana ada
air, besarnya daya air dihitung secara hidrostatis, makin dalam makin besar dayanya. Berdasarkan
pengertian tersebut muatan-muatan dapat dibedakan atas beberapa kelompok menurut cara
kerjanya. 1. Ada muatan yang bekerjanya sementara dan ada pula yang terus-menerus (permanen).
Mutan yang dimaksud adalah: 1.1. Muatan mati, yaitu muatan tetap pada konstruksi yang tidak
dapat dipindahkan atau tidak habis. Misalnya: Ø Berat sendiri konstruksi beton misalnya 2200
kN/m3 , dan Ø Berat tegel pada pelat lantai misalnya 72 kN/m2. 2. Ada muatan yang garis kerjanya
dianggap suatu titik, ada yang tersebar. Muatan yang dimaksud adalah: 2.1. Muatan titik atau
muatan terpusat. Yaitu muatan yang garis kerjanya dianggap bekerja melalui satu titik, misalnya: Ø
Berat seseorang melalui kaki misalnya 60 kN dan Ø Berat kolom pada pondasi misalnya 5000 kN;
Muatan terbagi ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Ø Muatan terbagi rata, yaitu muatan terbagi
yang dianggap sama pada setiap satuan luas. Ø Muatan terbagi tidak rata teratur, yaitu muatan
yang terbagi tidak sama berat untuk setiap satuan luas. 3. Muatan momen, yaitu muatan momen
akibat dari muatan titik pada konstruksi sandaran. Gaya horizontal pada sandaran menyebabkan
momen pada balok. 4. Muatan puntir, suatu gaya nonkoplanar mungkin bekerja pada suatu balok
sehingga menimbulkan suatu muatan puntir, namun masih pada batas struktur statik tertentu. 5.
Dalam kehiduypan sehari-hari sering dijumpai muatan yang bekerjanya tidak langsung pada
konstruksi, seperti penutup atap ditumpu oleh gording dan tidak langsung pada kuda-kuda. ·
Perletakan Perletakan adalah suatu konstruksi direncanakan untuk suatau keperluan tertentu.
Tugas utama suatu konstruksi adalah mengumpulkan gaya akibat muatan yang bekerja padanya
dan meneruskannya ke bumi. Untuk melaksanakan tugasnya dengan baik maka konstruksi harus
berdiri dengan kokoh. Rosenthal menyatakan bahwa semua beban diteruskan ke bumi melalui
sesingkat-singkatnya. Kondisi yang harus dipertimbangkan? Pertama yang harus dipertimbangkan
adalah stabilitas konstruksi. Suatu konstruksi akan stabil bila konstruksi diletakkan di atas pondasi
yang baik. Pondasi akan melawan gaya aksi yang diakibatkan oleh muatan yang diteruskan oleh
konstruksi kepada pondasi. Gaya lawan yang ditimbulkan pada pondasi disebut: Reaksi. Dalam
kasus ini pondasi digambarkan sebagai perletakan. Berikut ini diuraikan tiga jenis perletakan yang
merupakan jenis perletakan yang umum digunakan. Yaitu perletakan yang dapat menahan momen,
gaya vertikal dan gaya horizontal.dan ada maca-macam perletakan yang perlu dipahami yaitu: Ø
Perletakan sendi, yaitu perletakan terdiri dari poros dan lubang sendi. Pada perletakan demikian
dianggap sendinya licin sempurna, sehingga gaya singgung antara poros dan sendi tetap normal
terhadap bidang singgung, dan arah gaya ini akan melalui pusat poros. Ø Perletakan geser, yaitu
perletakan yang selalu memiliki lubang sendi. Apabila poros ini licin sempurna maka poros ini hanya
dapat meneruskan gaya yang tegak lurus bidang singgung di mana poros ini diletakkan. Ø
Perletakan pendel, yaitu suatu perletakan yang titik tangkap dan garis kerjanya diketahui. Ø
Perletakan jepit, perletakan ini seolah-olah dibuat dari balok yang ditanamkan pada perletakannya,
demikian sehingga mampu menahan gaya-gaya maupun momen dan bahkan dapat menahan torsi.
3. Gaya Dalam Gaya dalam adalah gaya rambat yang diimbangi oleh gaya yang berasal dari bahan
konstruksi, berupa gaya lawan, dari konstruksi. Analisis hitungan gaya dalam dan urutan hitungan ini
dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut: 1. Menetapkan dan menyederhanakan konstruksi
menjadi suatu sistem yang memenuhi syarat yang diminta. 2. Menetapkan muatan yang bekerja
pada konstruksi ini. 3. Menghitung keseimbangan luar. 4. Menghitung keseimbangan dalam. 5.
Memeriksa kembali semua hitungan. Dengan syarat demikian konstruksi yang dibahas akan
digambarkan sebagai suatu garis sesuai dengan sumbu konstruksi, yang selanjutnya disebut
Struktur maka dapat diketahui dalam konstruksi tersebut timbul gaya dalam. Apabila konstruksi
dalam keadaan seimbang, maka pada suatu titik X sejauh x dari B akan timbul gaya dalam yang
mengimbangi P. Gaya dalam yang mengimbangi gaya aksi ini tentunya bekerja sepanjang sumbu
batang sama besar dan mengarah berlawanan dengan gaya aksi ini. Gaya dalam ini disebut Gaya
normal (N). Bila gaya aksi berbalik arah maka berbalik pula arah gaya normalnya. Nilai gaya normal
di titik X ini dinyatakan sebagai Nx. Gambar 3.3 menggambarkan gaya P yang merambat sampai
titik X dan menimbulkan gaya sebesar P’ dan M’. Apabila struktur dalam keadaan seimbang maka
tiap-tiap bagian harus pula dalam keadaan seimbang. Selanjutnya gaya P’dan M’ harus pula
diimbangi oeh suatu gaya dalam yang sama besar dan berlawanan arah, yaitu gaya dalam Lx dan
Mx. Gaya tersebut merupakan sumbangan dari bagian XA yang mengimbangi P’M’. Gaya dalam
yang tegak lurus sumbu disebut Gaya lintang, disingkat LX dan momen yang menahan lentur pada
bagian ini disebut Momen Lentur disingkat MX. Dari uraian di atas, gaya-gaya dalam dibedakan
menjadi tiga : Gaya normal (N), yaitu gaya dalam yang bekerja searah sumbu balok. Gaya lintang
(L), yaitu gaya dalam yang bekerja tegak lurus sumbu balok. Momen lentur (F), yaitu gaya dalam
yang menahan lemtur sumbu balok Gaya dalam bekerja pada titik berat sepanjang garis struktur.
Untuk menghitung gaya dalam ini diperlukan pengertian tanda. Menurut perjanjian tanda yang lazim
digunakan di dalam Mekanika Rekayasa seperti terlukis pada gambar 4.3. Gaya Normal diberi tanda
positif (+) apabila gaya itu cenderung menimbulkan gaya tarik pada batang dan diberi tanda negatif
(-) apabila gaya itu cenderung menimbulkan sifat desak. Gaya lintang diberi tanda positif (+) apabila
gaya itu cenderung menimbulkan patah dan putaran jarum jam, dan diberikan tanda negatif (-)
apabila gaya itu cenderung menimbulkan kebalikannya. Momen lentur diberi tanda positif (+) apabila
gaya itu menyebabkan sumbu batang cekung ke atas dan diberi tanda negatif (-) apabila gaya itu
menyebabkan sumbu batang cekung ke bawah. 4. Hubungan antara Muatan, Gaya Lintang, dan
Momen Untuk membahas pertanyaan tersebut, harus mempelajari suatu struktur sederhana yang
dibebani muatan penuh terbagi rata. Gaya dalam di m dapat dihitung sebesar: Mm = Va.x – ½ qx2 =
½ qlx – ½ qx2...................(1.1) Lm = ½ ql – qx............................(1.2) Gaya dalam di n dapat dihitung
sebesar: Mn = Va (x + dx) – 1/2q (x + dx)2............(1.4) Ln = ½ qL – q (x + dx)............................(1.5)
Persamaan (1.4) dan (1.5) tersebut dapat ditulis Pula sebagai: Mn = Mm + dM = Mm + Lm.dx –
q.dx.1/2 dx..............(1.6) Ln = Lm + dL = Lm – q.dx........................(1.7) Persamaan tersebut setelah
diselesaikan didapat: dM/dx = Lx..............................................(1.8) dL/dx = -
q...............................................(1.9) Kiranya perlu ditambahkan bahwa perubahan nilai beban ditiap
titik adalah tetap, yang berarti dq/dx = 0 Dengan demikian memang terbukti adanya hubungan
antara muatan, gaya lintang dan momen. Hubungan itu tampak pula pada persamaan-persamaan di
atas, yaitu: gaya lintang merupakan fungsi turunan dari momen , dan beban merupakan fungsi
turunan dari gaya lintang, atau sebaliknya gaya lintang merupakan jumlah integrasi dari beban, dan
momen merupakan jumlah integrasi dari gaya lintang. Satuan Konversi untuk Pembebanan 1 mpa =
1000 kpa = 1 ksi 1 mpa = 1 n/mm2 = 10 kg/cm2 = 100t/m2 1 mpa =100t/m2 = 100.000kg/m2 1 kpa =
100kg/m2 1 mpa = 1000 kpa 1 kpa =1kn /m2 1kn =100kg/m2 fc beton ( mutu beton) missal k 225
kg/cm2 dibagi 10 = 22,5 mpa fy main ( mutu baja pokok ) = 400 mpa = 40.000t/m2 fy sec ( mutu baja
sengakang = 240 mpa = 24000t/m) Satuan Konversi untuk Gaya N = 0.001 kN [KN] = 1 kN MN =
1000 kN lb (pon) = 0044482 kN klb (kilopon) = 4.4482 kN
Diposting 20th January 2012 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
3.
DEC

28

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia adalah sesuatu yang
diberikan oleh Tuhan dari sejak lahir. Hak merupakan sesuatu yang layak di terima oleh setiap
manusia. Seperti mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak memeluk agama, dan hak
untuk mendapat pengajaran. Hak selalu beriringan dengan kewajiban-kewajiban, ini merupakan
sesuatu yang harus kita lakukan bagi bangsa, negara, dan kehidupan sosial. 1.2 Identifikasi
Masalah Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah-masalah sebagai berikut : 1.2.1
Pengertian Hak dan Kewajiban 1.2.2 Pemahaman Hak dan Kewajiban 1.2.3 hak dan kewajiban
dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan 30 1.3 Batasan Masalah Dalam makalah ini penulis hanya
akan membahas Pemahaman hak dan kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27,
28, dan 30. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Hak dan Kewajiban Setiap warga negara memiliki
hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali. Persamaaan antara manusia selalu
dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan sosial yang dapat memicu berbagai
permasalahan di kemudian hari. Namun biasanya bagi yang memiliki banyak uang atau tajir bisa
memiliki tambahan hak dan pengurangan kewajiban sebagai warga negara kesatuan republik
Indonesia, padahal sebenarnya hal seperti sungguh sangat tidak dibenarkan. Hak adalah kuasa
untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau dilakukan melulu oleh pihak
tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara
paksa olehnya. Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan. Hak dan Kewajiban merupakan
sesuatu yang tidak dapat dipisahkan. Jika kita ingin mendapatkan hak kita, terlebih dahulu kita harus
menjalankan kwajiban kita. Begitu pula hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara Indonesia. 2.2
Contoh Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia A. Contoh Hak Warga Negara Indonesia
1.Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum 2.Setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak 3.Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama
di mata hukum dan di dalam pemerintahan 4.Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk
dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai 5.Setiap warga negara
berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran 6.Setiap warga negara berhak mempertahankan
wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh 7.Setiap warga negara memiliki
hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan
tulisan sesuai undang-undang yang berlaku B. Contoh Kewajiban Warga Negara Indonesia 1.Setiap
warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan
kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh 2.Setiap warga negara wajib membayar pajak
dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda) 3.Setiap
warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa
terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya 4.Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk
dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia 5.Setiap warga negara
wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang
dan maju ke arah yang lebih baik. 2.3 Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Menurut UUD
1945 Hak Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945: 1.Hak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak : “Tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2). 2.Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang
berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A). 3.Hak
untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah (pasal 28B
ayat 1). 4.Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang” 5.Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya
dan berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1) 6.Hak untuk
memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat,
bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2). 7.Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1). 8.Hak
untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan
pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, 9.hak untuk diakui sebagai
pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah
hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1). Kewajiban
Warga Negara Indonesia Menurut UUD 1945 : 1.Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27
ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2.Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan :
setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. 3.Wajib
menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan : Setiap orang wajib
menghormati hak asai manusia orang lain 4.Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.” 5.Wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.” Kita
akan bahas salah satu dari pasal-pasal diatas yaitu Pasal 27 ayat 2 : “Tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Menurut Pasal ini setiap warga
Indonesia berhak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak, namun pada kenyataannya
masih banyak sekali warga Negara Indonesia yang tidak mendapatkan pekerjaan dan penghidupan
yang layak. Masih banyak waraga Negara yang hidup dalam kemiskinan. Sedangkan para pejabat
dan wakil rakyat malah semakin kaya dan menikmati penghaasilan mereka yang besar tanpa
memperdulikan rakyat yang kurang mampu. Maka seharusnya kita lebih memperdulikan orang-
orang yang kurang beruntung daripada kita. Mulailah dari diri kita sendiri, baru kita mengomentari
bahkan berdenmo sekalipun untuk menuntut Hak untuk waraga Negara Indonesia ini. Sedangkan
untuk kewajiban kita akan membahas Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi : segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Jadi sesuai Pasal yang tersebut setiap warga
Negara Indonesia tanpa terkecuali baik dia Presiden, Menteri, Pejabat, orang kaya juga rakyat biasa
wajib menaati hukum. Semua mempunyai kedudukan yang sama untuk memperoleh keadilan
dibidang hukum. Namun pada nyatanya kini hal seperti itu sudah tidak seperti itu lagi, contohnya
pada kasus Gayus. Tersangka pada kasus mafia pajak ini memperoleh keistimewaan pada bidang
hukum, yang seharusnya sangat tidak harus terjadi. Gayus seharusnya mentaati hukum tanpa
keistimewaan sama sekali karena dia juga termasuk warga Negara Indonesia. Namun pada
nyatanya hal seperti ini sangat sering terjadi, orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan
dapat memperoleh keistimewaan pada bidang hukum, yang sungguh sangat tidak benar
seharusnya. Oleh karena itu, kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik, marilah kita taati
hukum yang berlaku, agar Negara kita Indonesia oun akan terus maju dan lebih baik. BAB III
PENUTUP 1.3.1 Kesimpulan Setiap warga Negara Indonesia harus dan wajib melakukan semua
kewajiban sebagai waga Indonesia, juga berhak mendapatkan hak-hak sebagai warga Indonesia
yang tercantum dalam UUD 1945 yaitu pasal 26, 27, 28, dan 30. 2.3.2 Saran Agar Hak kita
terpenuhi sebagai warga Negara Indonesia, terlebih dahulu marilah kita melaksanakan kewajiban
sebagai warga Negara Indonesia.
Diposting 28th December 2011 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
4.
NOV

PENGANTAR TEORI GEMPA BUMI Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang
seismik. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi
suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. moment magnitudo adalah skala yang
paling umum di mana gempa bumi terjadi untuk seluruh dunia.skala rickter adalah skala yang di
laporkan oleh observatorium seismologi nasional yang di ukur pada skala besarnya lokal 5
magnitude. kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. gempa 3 magnitude atau
lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan besar nya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan
serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa. Gempa bumi terbesar bersejarah
besarnya telahvlebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa bumi besar terakhir
besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0 magnitudo gempa di Jepang pada tahun 2011 (per Maret
2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur
pada modifikasi Skala Mercalli . Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat
adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya
semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya
gempabumi. Gempa bumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Gempa bumi
tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang
sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran
gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan
oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya
gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara
batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik) menjelaskan
bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan
hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya
gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan menyempit, yakni
mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang menyusun kerak bumi. Dalam ilmu
kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan
fenomena gempa bumi tektonik yang melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan
batas pertemuan lempeng tektonik. Contoh gempa vulkanik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta,
Indonesia pada Sabtu, 27 Mei 2006 dini hari, pukul 05.54 WIB, Gempa bumi tumbukan ; Gempa
bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi, jenis gempa bumi ini
jarang terjadi Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun
pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Gempa bumi buatan ;
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti
peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. Kebanyakan gempa bumi
disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan
yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan
dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa
bumi akan terjadi. Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut.
Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer
yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km. Beberapa gempa
bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti
itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang
namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam
Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi
cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di
Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini
dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi
[sunting] Sejarah gempa bumi besar pada abad ke-20 dan 21 11 Maret 2011, Gempa bumi di
Jepang, 373 km dari kota Tokyo berskala 9,0 Skala Richter yang sebelumnya di revisi dari 8,8 Skala
Richter, gempa ini juga menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang 26
Oktober 2010, Gempa bumi di Mentawai berskala 7.2 Skala Richter, korban tewas ditemukan
hingga 9 November ini mencapai 156 orang. Gempa ini kemudian juga menimbulkan tsunami. 16
Juni 2010, Gempa bumi 7,1 Skala Richter menggguncang Biak, Papua. 7 April 2010, Gempa bumi
dengan kekuatan 7.2 Skala Richter di Sumatera bagian Utara lainnya berpusat 60km dari Sinabang,
Aceh. Tidak menimbulkan tsunami, menimbulkan kerusakan fisik di beberapa daerah, belum ada
informasi korban jiwa. 27 Februari 2010, Gempa bumi di Chili dengan 8.8 Skala Richter, 432 orang
tewas (data 30 Maret 2010). Mengakibatkan tsunami menyeberangi Samudera Pasifik yang
menjangkau hingga Selandia Baru, Australia, kepulauan Hawaii, negara-negara kepulauan di Pasifik
dan Jepang dengan dampak ringan dan menengah. 12 Januari 2010, Gempa bumi Haiti dengan
episenter dekat kota Léogâne 7,0 Skala Richter berdampak pada 3 juta penduduk, perkiraan korban
meninggal 230.000 orang, luka-luka 300.000 orang dan 1.000.000 kehilangan tempat tinggal. 30
September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat merupakan gempa tektonik yang berasal dari
pergeseran patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,6 Skala Richter (BMG Indonesia) atau 7,9
Skala Richter (BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman, Indonesia. Menyebabkan sedikitnya
1.100 orang tewas dan ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan. 2 September 2009,
Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa hingga
Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa masih belum diketahui jumlah pastinya karena
terjadi Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat. Kerusakan akibat gempa bumi di
San Francisco pada tahun 1906 Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta
pada tahun 1989 3 Januari 2009 - Gempa bumi berkekuatan 7,6 Skala Richter di Papua. 12 Mei
2008 - Gempa bumi berkekuatan 7,8 Skala Richter di Provinsi Sichuan, China. Menyebabkan
sedikitnya 80.000 orang tewas dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal. 12 September 2007 -
Gempa Bengkulu dengan kekuatan gempa 7,9 Skala Richter 9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5
Skala Richter 6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi Sumatera Barat,
Indonesia. Laporan terakhir menyatakan 79 orang tewas [1]. 27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik
kuat yang mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang
lebih pukul 05.55 WIB selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
United States Geological Survey melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang tewas,
dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat tinggal. 8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar
berkekuatan 7,6 skala Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih dari 1.500 orang
tewas. 26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0 skala Richter mengguncang
Aceh dan Sumatera Utara sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera Hindia.
Bencana alam ini telah merenggut lebih dari 220.000 jiwa. 26 Januari 2004 - Gempa bumi dahsyat
berkekuatan 7,7 skala Richter mengguncang India dan merenggut lebih dari 3.420 jiwa. 26
Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan
menyebabkan lebih dari 41.000 orang tewas. 21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada
skala Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas. 26 Januari 2001 - India, berukuran
7,9 pada skala Richter dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah korban mencapai
13.000 orang. 21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala Richter, menyebabkan 2.400
korban tewas. 17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala Richter dan merenggut
17.000 nyawa. 25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan merenggut 1.171 nyawa.
30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan ukuran 6,9 pada skala Richter
menyebabkan sekitar 5.000 orang tewas. 17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2
skala Richter dan merenggut 6.000 nyawa. 30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0
pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang. 12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia
berukuran 7,9 pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang. 21 Juni 1990 - Di barat laut Iran,
berukuran 7,3 pada skala Richter, merengut 50.000 nyawa. 7 Desember 1988 - Barat laut Armenia,
berukuran 6,9 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian. 19 September 1985 - Di
Mexico Tengah dan berukuran 8,1 pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa. 16
September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada skala Richter dan menyebabkan 25.000
kematian. 4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4 SR, menelan sekitar 1.570
korban jiwa, diantaranya seorang aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan sebagian
besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti). 28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8
pada skala Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh. 4 Februari 1976 - Di Guatemala,
berukuran 7,5 pada skala Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh. 29 Februari 1960 - Di barat
daya pesisir pantai Atlantik di Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-kira
12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota Agadir. 26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan,
Turki pada ukuran 7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas. 24 Januari 1939 - Di Chillan, Chili
dengan ukuran 8,3 pada skala Richter, 28.000 kematian. 31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada
ukuran 7,5 skala Richter dan menewaskan 50.000 orang. 1 September 1923 - Di Yokohama,
Jepang pada ukuran 8,3 skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa. Akibat Gempa
Bumi Bangunan roboh Kebakaran Jatuhnya korban jiwa Permukaan tanah menjadi merekat dan
jalan menjadi putus Tanah longsor akibat guncangan Banjir akibat rusaknya tanggul Gempa di dasar
laut yang menyebabkan tsunami Tips Menghadapi Gempa Bumi
Bila berada didalam rumah: Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja
atau tempat tidur. Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya. Jauhi rak
buku, lemari dan jendela kaca. Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda
yang tergantung di dinding dsb. Bila berada di luar ruangan: Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing
terjal, pusat listrik dan tiang listrik, papan reklame, pohon yang tinggi, dsb. Usahakan dapat
mencapai daerah yang terbuka. Jauhi rak-rak dan jendela kaca. Bila berada di dalam ruangan
umum: Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi orang. Jauhi benda-
benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari dan jendela kaca dsb. Bila sedang mengendarai
kendaraan: Segera hentikan di tempat yang terbuka. Jangan berhenti di atas jembatan atau
dibawah jembatan layang/jembatan penyeberangan. Bila sedang berada di pusat perbelanjaan,
bioskop, dan lantai dasar mall: Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan Ikuti
semua petunjuk dari pegawai atau satpam Bila sedang berada di dalam lift: Jangan menggunakan
lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih baik menggunakan tangga darurat Jika anda
merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol Ketika lift
berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah Jika anda terjebak dalam lift, hubungi
manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia Bila sedang berada di dalam kereta
api: Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta Salah
mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan Bila
sedang berada di gunung/pantai: Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah
langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan
getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi. Beri
pertolongan: Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang akan cedera saat terjadi gempabumi
besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke
tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada di
sekitar anda. Evakuasi: Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.
Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempabumi. Pada prinsipnya, evakuasi
dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan petugas polisi atau instansi pemerintah. * * *
Bawalah barang-barang secukupnya. Dengarkan informasi: Saat gempabumi besar terjadi,
masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap
tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi
yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi
orang yang tidak jelas.
Diposting 8th November 2011 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
5.
OCT

27

Kata-kata Motivasi
Tuhan tidak menurunkan takdir begitu saja. Tuhan memberikan takdir sesuai dengan apa yang kita
lakukan. Jika kita maju dan berusaha, Tuhan akan memberikan takdir kesuksesan. Jika kita lengah
dan malas, maka Tuhan akan memberikan takdir kegagalan. Kepada orang bodoh sekalipun
TUHAN mengirimkan keberuntungan, kepada orang gila sekalipun TUHAN memberikan rejeki
kehidupan. Saat kita menatap ke belakang sesungguhnya kita telah tertinggal dengan orang yang
merangkak ke depan. Sesungguhnya masa lalu adalah guru bagi kita untuk menatap dan
membangun masa depan. Hal tersulit dalam kehidupan ini bukanlah untuk melampaui orang lain,
tetapi melampaui ego dan diri kita sendiri. Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak
Menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu. Duri dalam
kaki sulit ditemukan, Apalagi duri dalam hati. Jika ada orang yang melihat duri di hatinya, mana
mungkin kesedihan akan berkuasa? Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasang pasangan.Ada
tangan kanan,ada tangan kiri.Ada yang pintar,ada yang bodoh.Jangan bilang kau tak pernah
mengecap manisnya keberhasilan,jangan bilang kau gak pernah mengecap pahitnya
kegagalan.Tapi biarlah semua seperti air mengalir dan lakukanlah yang terbaik didalam
keseharianmu Jika kamu takut melangkah, lihatlah bagaimana seorang bayi yang mencoba
berjalan. Niscaya akan kau temukan, bahwa setiap manusia pasti akan jatuh. Hanya manusia
terbaik lah yang mampu bangkit dari ke jatuhannya. Tuhan adalah sebagaimana yang kamu
pikirkan, Jika kau berpikir Tuhan itu Baik, maka Tuhan akan baik padamu. Namun jika kamu pikir
Tuhan itu Buruk, maka Tuhan akan memperlakukan mu dengan Buruk. Jika kamu tidak suka apa
yang ada di sekeliling mu, ubahlah, setidaknya ubahlah dirimu sendiri. Ingat, kamu bukan sebatang
pohon. Manusia terbaik adalah yang selalu berusaha membuat orang lain senang. Lakukanlah
walaupun kamu harus meninggalkan mereka dan sendirian. Kelebihan kita adalah, kita mampu
memulai, dan kita juga mampu untuk MENGAKHIRI. Kita Selalu punya pilihan tiap hari. Tinggal kita
memilih, memulai niat baik yang kemarin, ataukah menunggu dan mendapatkan rasa penyesalan
besok. Jika kamu melihat dunia, maka lihatlah kebawah, karena jika kau menengadah, maka yang
kau dapatkan adalah sakit leher dan mata yang berkunang-kunang. Hidup ibarat menaiki sepeda,
agar tidak terjatuh dari sepeda dan menjaga keseimbangan, kita harus terus bergerak, dan
mengayuhkan kaki. Sebaik-baiknya perdagangan, adalah menjual amal baik untuk ditukarkan
dengan surga. Yang terbaik adalah : "Aku telah mencobanya", dan yang terburuk adalah : "Aku akan
mencobanya" Kadang kita lupa, bahwa untuk melihat diri kita, jalan terbaik adalah melalui mata
orang lain. Ingatlah, kepedihan kita hari ini akan terasa indah dan manis saat kita mengingatnya
kelak. Kumpulkanlah kesalahan saat ini, karena kelak kumpulan kesalahan yang bernama
pengalaman itu akan membawamu kepada puncak ke suksesan. Tuhan sebenarnya tengah
bermain catur dengan kehidupan kita. Dia menggerakkan bidak-bidaknya bernama tantangan,
cobaan dan godaan, kemudian duduk kembali melihat reaksi kita. Jadi buatlah langkah terbaik
sebelum Tuhan memberi kita Skak Mat. Perlakukanlah setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa
hormat yang tulus, meski mereka berlaku buruk padamu.lngatlah bahwa penghargaan pada orang
lain bukan karena siapa mereka, tapi karena siapakah dirimu. Burung Hantu dijadikan simbol
kebijakan, karena Seekor burung hantu yang bijaksana duduk di sebatang dahan. Semakin banyak
ia melihat, semakin sedikit ia berbicara. Semakin sedikit ia bicara, semakin banyak ia mendengar.
Mengapa kita tidak mencoba menjadi seperti burung hantu yg bijaksana itu? Berduka, berkabung
dan menyesali tak kan pernah mampu mengubah keadaan. Hanya bergerak, melangkah dan
berbuatlah yang bisa menggantikan kedukaan menjadi kebahagiaan. Berbuatlah dan jalankan
semua impianmu, karena sebenarnya dalam dirimu telah terdapat energi dan kemampuan untuk
melakukan apapun. Kesalahan kita yang paling buruk adalah terlalu sibuk mengamati dan
mengurusi kesalahan orang lain. Orang yang gagal selalu mencari jalan untuk menghindari
kesulitan, sementara orang yang sukses selalu menerjang kesulitan untuk menggapai kesuksesan.
Sebenarnya kegagalan kita bukanlah karena adanya kesulitan yang menghambat langkah kita,
Tetapi karena ketidak beranian untuk melawan rasa takut dalam diri. Jadilah manusia yang pada
saat kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tapi hanya kamu sendiri yang menangis. Dan pada
saat kematianmu semua orang menangis sedih, tapi hanya kamu sendiri yang tersenyum. Bila
kegagalan itu bagai hujan, dan keberhasilan bagaikan matahari, maka butuh keduanya untuk
melihat pelangi. Anda bisa memiliki apa pun yang Anda inginkan, jika Anda mampu menghilangkan
keyakinan bahwa anda tidak akan mendapatkan yang anda inginkan. Jika Anda menginginkan
sesuatu yang belum anda miliki, maka Anda akan harus melakukan sesuatu yang belum pernah
anda lakukan.
Diposting 27th October 2011 oleh Simon Situmorang
0
Tambahkan komentar
6.
AUG

15

Peranan & Fungsi Jalan


Jalan disini adalah jalan yang dapat berfungsi sebagai penghubung antar desa/kelurahan atau ke
lokasi pemasaran, atau berfungsi sebagai penghubung hunian/perumahan, serta juga berfungsi
sebagai penghubung desa/kelurahan ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya
(kecamatan/kab/kota).
Jalan dibangun atau ditingkatkan untuk membangkitkan manfaat-manfaat bagi masyarakat, seperti :
Membuka isolasi; Mempermudah pengiriman sarana produksi;
Mempermudah pengiriman hasil produksi ke pasar, baik yang di desa maupun yang diluar, dan
Meningkatkan jasa pelayanan sosial, termasuk kesehatan, pendidikan dan penyuluhan.
Jenis-jenis konstruksi jalan dibedakan atas 3, yaitu Jalan Tanah, Jalan Diperkeras dan Jalan
Beraspal.
Jalan Tanah, merupakan badan jalan tanah yang tidak diberikan lapis perkerasan sebagai penutup
dan dipadatkan. Jalan ini dapat merupakan jalan tanah didaerah galian atau didaerah timbunan.
Untuk dapat melindungi badan jalan dari pengaruh lalu lintas atau perubahan alam, maka diatas
badan jalan diberi lapisan perkerasan (Jalan Diperkeras dan Jalan Beraspal). Jenis lapis perkerasan
yang umum dipergunakan dalam pembangunan jalan adalah :
Jalan Beraspal :
1. Lapis Permukaan Buras (Pelaburan Aspal), merupakan hasil penyiraman/penyomprotan aspal
diatas permukaan jalan, kemudian ditabur dengan pasir dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
2. Lapis Penetrasi Makadam (Lapen), dimana bahan perkerasan terdiri dari susunan batu pokok (3-
5cm), batu pengunci (1-2cm) dan batu penutup (pasir) dan campuran aspal panas sebagai pengikat
diantara tiap lapisan dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
3. Lapis Asbuton Agregat (Lasbutag), dimana bahan perkerasan terdiri dari campuran agregat kasar
(batu 3-5cm), agregat halus (batu 2-3cm), bahan pelunak/peremaja dan aspal buton yang dicampur
secara dingin sebagai pengikat dan dipadatkan sebagai lapis penutup.
Lingkup pekerjaan Pembangunan Jalan Beraspal dibatasi dengan prioritas (1). Perbaikan jalan
beraspal yang telah ada (2). Peningkatan jalan Diperkeras yang telah ada.
Jalan Diperkeras :
4. Perkerasan sirtu/kerikil (pasir campur batu), dimana bahan perkerasan Sirtu terdiri dari campuran
pasir batu yang langsung diambil dari alam (sungai) atau campuran antara kerikil ukuran 2 – 5 cm
dengan pasir urug. Ketebalan minimum perkerasan Sirtu ini adalah 10 cm.
5. Perkerasan batu belah (telford), terdiri atas pasir urug, batu belah, batu pengisi dan batu tepi.
Batu belah disusun sesuai dengan spesifikasi diatas alas pasir urug dengan ketebalan 20 cm.
Badan jalan harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pasir dihamparkan. Perkerasan
Telford harus bebas dari akar, rumput atau sampah dan kotoran lain. Untuk ketebalan pasir urug
minimal 3 cm.
6. Perkerasan Makadam Ikat Basah (Waterbound Macadam), bahan perkerasan Makadam terdiri
atas agregat pokok ukuran 3 - 5 cm, agregat pengunci dengan ukuran 1 – 2 cm dan pasir penutup.
7. Perkerasan Beton Tumbuk (Rabat Beton), dibuat dari bahan semen pasir dan kerikil dengan
perbandingan campuran 1 semen : 3 pasir : 5 kerilil/batu pecah. Perkerasan ini dipergunakan untuk
jalan lingkungan/permukiman atau di daerah yang tanah dasarnya labil, mudah pecah, lembek, pada
turunan/tanjakan dan diatas singkapan batu. Tebal perkerasan rabat beton ini minimal 7 cm.
Bangunan Pelengkap Jalan
Infrastruktur Bangunan Pelengkap Jalan dapat berupa (1). Gorong-gorong yang berfungsi untuk
mengalirkan air yang melewati badan jalan dan (2) Penahan Lereng/Tebing Jalan yang berfungsi
untuk menahan terjadinya kelongsoran tanah ke badan jalan atau kelongsoran badan jalan dan (3).
saluran samping jalan.
Penjelasan lebih detail system dan spesifikasi Jalan mengacu pada Pedoman Sederhana
Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan, Puslitbang Jalan- Dep. PU, 1996.
DRAINASE
Kegiatan drainase disini dapat meliputi saluran pembuangan air hujan di permukiman, termasuk
sumur resapan.

JEMBATAN
Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi di atas sungai atau jurang yang digunakan sebagai
prasarana lalu lintas darat.
Tujuan dari pembangunan jembatan di perdesaan adalah untuk sarana penghubung pejalan kaki
atau lalu-lintas kendaraan ringan di perdesaan. Konstruksinya sederhana dengan
mempertimbangkan sumberdaya setempat (tenaga kerja, material, peralatan, teknologi) sehingga
mampu dilaksanakan oleh masyarakat setempat.
Jenis jembatan dikembangkan antara lain terdiri dari : (1). Jembatan Beton,
Pelimpas/Bronjong/Batu; Jembatan Gantung; Jembatan Gelagar Besi; Jembatan Kayu, dll.
Penjelasan lebih detail system dan spesifikasi Jembatan mengacu pada Pedoman Sederhana
Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan, Puslitbang Jalan- Dep. PU Tahun 1996 .

Survai Teknis Perencanaan Jalan


Langkah-langkah pelaksanaan survey teknis-nya adalah sebagai berikut :
a. Pemasangan Patok Bench Mark (BM), meliputi;
Patok BM dibuat dari kayu kasau (5 x 7) cm panjang 1 (satu) meter.
Patok BM ditanam sedalam 50 cm di dalam tanah dan 50 cm berada di atas tanah.
Identitas patok BM dengan di beri nomor (BM No: 1,2, dst…), dan patok BM tersebut harus jelas
tertera di dalam gambar peta ukur dengan disebutkan nomor BMnya.
b. Pengukuran Teknis
Cara Pengukuran Jalan dapat dilakukan secara sederhana yaitu dilakukan dengan cara Survai
Antar Patok (SAP), VAP, MAP yang sudah disediakan formulirnya (lihat Lampiran 1-2) terdiri dari :
Survai antar patok untuk informasi dasar.
Volume antar patok untuk meghitung volume kegiatan.
Prakiraan tenaga kerja untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja.
Dalam melakukan survai lapangan untuk jalan desa yang dilakukan oleh masyarakat maka kegiatan
survey cukup dilakukan tanpa menggunakan alat-alat ukur sederhana yang ada dan dapat
digunakan oleh masyarakat desa, seperti pita ukur, selang air, dll.
Contoh Format Survey Jalan sebagaimana form : ST1s/ ST3, terlampir.

Survai Teknis Prasarana Jembatan


Memilih Lokasi jembatan sebaiknya pada :
Bentang sungai/jarak terpendek
Daerah sungai yang lurus
Lokasi tanah keras
Di tebing sungai yang tidak terlalu tinggi/curam
Lurus dengan atau pada jalan yang ada
Mengumpulkan informasi jembatan yang akan dibangun :
Lebar dan kedalaman sungai
Situasi dan kondisi disekitar calon jembatan
Mengukur tinggi muka air normal dan tinggi muka air banjir, didapat dari informasi penduduk sekitar
lokasi.
Kriteria desain pembangun jalan yang perlu diperhatikan :

1. Jalan Aspal (Buras/Lapen/Lasbutag) :


Lebar badan jalan minimal 2,50 m;
Lebar bahu jalan / berm minimal 0,50 m (kiri + kanan = 1,00m)
Kemiringan tanjakan / menurun jalan maximal 12 %
Panjang tanjakan / turunan maximal 150 Mtr
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
Harus sudah ada Lapis Pondasi Bawah (LPB) minimal 1 tahun;

2. Jalan Tanah/Kerikil (Sirtu) :


Lebar badan jalan minimal 2,50 m;
Lebar bahu jalan / berm minimal 0,50 m (kiri + kanan = 1,00m)
Kemiringan tanjakan / menurun jalan maximal 12 %
Kemiringan Punggung Jalan minimum 3%
Kemiringan Bahu Jalan minimum 3-6%
Panjang tanjakan / turunan maximal 150 Mtr
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)

3. Jalan Telford / Macadam :


Lebar badan jalan minimal 2,50 M
Lebar badan jalan / berm minimal 0,50 M (kiri + kanan = 1,00 Mtr)
Memakai batu tepi
Kemiringan tanjakan /menurun jalan maximal 12 %
Panjang tanjakan / turunan maximal 150 M
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
Catatan : dijalan menurun / tanjakan kemiringan yang lebih dari 12 % dapat diberi konstruksi
beton/aspal.

4. Jalan Rabat Beton :


Lebar badan jalan minimal 1,50 M
Kemiringan tanjakan /menurun jalan maximal 12 %
Tebal rabat minimal 7 CM (kondisional)
Permukaan rabat dibuat kasar/tidak licin;
Memakai saluran kiri dan kanan (kondisional)
Untuk pembangunan gorong-gorong dapat digunakan bahan dari pasangan batu kali atau buis
beton dengan memperhatikan kriteria :
Diameter minimal 30 CM
Ada dinding pengaman pondasi minimal 1,00 Mtr
Ada buick dinding minimal 0,80 Mtr
Ada Bak kontrol (Inlet/outlet )
Ada bangunan pelimpah (kondisional khusus outlet)
Catatan : apabila diameter <30 CM maka diganti dengan konstruksi plat beton (plat duicker) Kriteria
desain pembangun jembatan yang perlu diperhatikan : 1. Jembatan Beton : Panjang bentang bersih
maximal 6 M Dilengkapi dinding pengaman pondasi Perlu pengawasan lebih intensif Posisi
jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan sungai Catatan : apabila usulan >6M
maka design harus mendapat persetujuan dari KMW

2. Jembatan Gantung :
Panjang bentang bersih maximal 60 M
Lebar lantai bersih maximal 1,20 M
Menggunakan kabel seling pengaman yang cukup;
Posisi jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan sungai
Catatan : apabila usulan >60Mtr maka design harus mendapat persetujuan dari KMW

3. Jembatan Gelagar Besi/Jembatan Besi :


Memakai lantai kayu, tebal minimal : 10 CM
Panjang bentang bersih maximal 10 Mtr;
Jumlah gelagar besi minimal 3 ruas
Memakai landasan roda
Posisi jembatan tidak berada di tanjakan/turunan jalan dan tikungan sungai
Bila tidak diberi perlindungan lantai (permukaan lantai ditutup aspal + grosok) maka harus ada
landasan untuk roda kendaraan;
Catatan : apabila usulan >10Mtr maka design harus mendapat persetu
Diposting 15th August 2011 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
7.
AUG

Demokrasi
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan pemerintahannya berasal dari
rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui perwakilan (demokrasi perwakilan).
Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία – (dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang dibentuk
dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang
muncul pada pertengahan abad ke-5 dan ke-4 SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena,
menyusul revolusi rakyat pada tahun 508 SM. Demokrasi memberikan kebebasan berpendapat bagi
rakyat, namun pada masa awal terbentuknya di Athena hanya laki-laki saja yang dapat
menyuarakan pendapat mereka. Sementara itu, wanita, budak, mereka yang lahir di luar Athena dan
penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak memiliki hak untuk itu.

Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang
demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
pemerintahan di dunia publik. Sedang demokrasi adalah keputusan berdasarkan suara terbanyak.
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara demokrasi yang
berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis.
Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti terbukanya peluang kepada semua
orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari orang yang bersangkutan untuk mengatur
hidupnya, sesuai dengan apa yang dia ingini. Jadi masalah keadilan menjadi penting, dalam arti dia
mempunyai hak untuk menentukan sendiri jalan hidupnya, tetapi harus dihormati haknya dan harus
diberi peluang dan kemudahan serta pertolongan untuk mencapai itu.
Diposting 2nd August 2011 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
8.
AUG

1
Definisi dan Jenis-jenis Aspal
Definisi Aspal

Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan
terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada
campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal
berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang berasal dari minyak bumi).
Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.

Aspal atau bitumen adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan
sedikit mengandung sulfur, oksigen, dan klor. Aspal sebagai bahan pengikat dalam perkerasan
lentur mempunyai sifat viskoelastis. Aspal akan bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila
dipanaskan. Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia belum dikarakterisasi
dengan baik. Kandungan utama aspal adalah senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan
aromatic yang mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain hidrogen dan
karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa atom lain.
Secara kuantitatif, biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hydrogen, 6% belerang, dan
sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik besi, nikel, dan vanadium. Senyawa-senyawa ini
sering dikelaskan atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa molekulnya
besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25% aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal
adalah senyawa polar.

Fungsi Aspal

Fungsi aspal antara lain adalah sebagai berikut:


a.) Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing,
protect terhadap erosi)
b.) Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c.) Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis
pondasi sebelum lapis berikutnya.
d.) Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal
sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
e.) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.

Jenis Aspal

Aspal yang digunakan sebagai bahan untuk jalan pembuatan terbagi atas dua jenis yaitu:

1. Aspal Alam

Menurut sifat kekerasannya dapat berupa:


a. Batuan = asbuton
b. Plastis = trinidad
c. Cair = bermuda
Menurut kemurniannya terdiri dari :
a. Murni = bermuda
b. Tercampur dengan mineral = asbuton + Trinidad

2. Aspal buatan

Jenis aspal ini dibuat dari proses pengolahan minya bumi, jadi bahan baku yang dibuat untuk aspal
pada umumnya adalah minyak bumi yang banyak mengandung aspal. Jenis dari aspal buatan
antara lain adalah sebagai berikut:

--> Aspal Keras

Aspal keras igunakan untuk bahan pembuatan AC. Aspal yang digunakan dapat berupa aspal keras
penetrasi 60 atau penetrasi 80 yang memenuhi persyaratan aspal keras. Jenis-jenisnya :
1. Aspal penetrasi rendah 40 / 55, digunakan untuk kasus: Jalan dengan volume lalu lintas tinggi,
dan daerah dengan cuaca iklim panas.
2. Aspal penetrasi rendah 60 / 70, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas sedang
atau tinggi, dan daerah dengan cuaca iklim panas.
3. Aspal penetrasi tinggi 80 / 100, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas sedang /
rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume lalu lintas rendah,
dan daerah dengan cuaca iklim dingin.

--> Aspal Cair

Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat) digunakan aspal cair jenis
MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis CMS, MS. Untuk keperluan lapis pengikat
(tack coat) digunakan aspal cair jenis RC – 70, RC – 250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS.

3. Aspal emulsi

aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya
dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel aspal yang bermuatan listrik positif
(kationik), negatif (anionik) atau tidak bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah:

--> Aspal emulsi anionik

Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya
dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion-negatif.

--> Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)

aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat setelah kontak
dengan agregat.

--> Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)

Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih cepat setelah kontak
dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1): Mengikat lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).

--> Aspal emulsi jenis mantap sedang

Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.

--> Aspal emulsi kationik

Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam air atau sebaliknya
dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga partikel-partikel aspal bermuatan ion
positif.

--> Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat setelah kontak dengan
agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)

Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat setelah kontak
dengan agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih cepat setelah kontak
dengan agregat.

--> Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)


Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang setelah kontak
dengan agregat.

--> Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)


Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak dengan
aggregat.

--> Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)


Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah kontak dengan
aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya memisah dengan cepat dari air setelah
kontak dengan udara.
Diposting 1st August 2011 oleh Simon Situmorang

0
Tambahkan komentar
9.
AUG

LAPORAN KERJA PRAKTEK PEKERJAAN PEMBUATAN JALAN


BARU
By Simon Situmorang
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian,
mengingat kondisi sarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan baik yang diakibatkan oleh
faktor alam maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan, sehingga perlu diadakan perbaikan
dan peningkatan guna memenuhi kebutuhan lalu lintas yang lebih tinggi. Dalam proses
perencanaan sebagai dasar untuk pelaksanaannya perlu diperhatikan faktor kenyamanan,
keamanan lingkungan serta faktor lain yang mendukung rencana detail yang mantap.
Berbagai peristiwa yang menimpa Provinsi Aceh selama ini telah menghambat proses
pembangunan di wilayah tersebut secara umum. Gangguan keamanan, gempa bumi dan tsunami
telah menyebabkan terpuruknya perekonomian daerah. Hal ini menyebabkan berbagai perencanaan
dan program menjadi tertunda dan tidak terlaksana, salah satu faktor yang sangat penting dalam
menggerakkan kembali roda perekonomian Aceh adalah Infra struktur. Perbaikan, peningkatan
akses jalan dan pembukaan jalan baru diyakini sangat bermanfaat untuk menggerakkan
perekonomian, karena akan mempermudahkan dan mempercepat mobilisasi penduduk, barang dan
jasa dari satu tempat ke tempat lain, bahkan membuka daerah – daerah yang terisolir.
Dalam rangka program rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh khususnya memperlancar arus
transportasi di wilayah Aceh, maka kegiatan pembangunan dan pengembangan jalan perlu
dilakukan. Untuk mendukung pengembangan jalan tersebut, maka pemerintah provinsi Aceh
merencanakan mengembangkan salah satu proyek pembangunan jalan yaitu Pekerjaan
pembangunan jalan Pribu-Karak.

1.2. Lokasi Proyek

Lokasi proyek berada di Woyla Barat Pribu-Karak ( Aceh Barat ) dari STA 0 + 00 s/d STA 3+ 300
yang terletak di sebelah Barat Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh yang dapat di tempuh dengan
transportasi darat.
Dengan batas-batasnya sebagai berikut :
Timur berbatasan dengan Desa Karak
Barat berbatasan dengan Pribu
Utara berbatasan dengan Desa Alu Jeut
Selatan berbatasan dengan Cot Lagan

1.3. Keadaan Tanah

Setelah dikeluarkan hasil test DCP (Dynamic Cone Penetration) keadaan tanah di Woyla Barat
kurang mendukung untuk pembangunan jalan karena pembangunan jalan yang lama hanya
menggunakan batu susun dan aspal goreng tidak ada pekerjaan urugan pilihan.
1.4. Keadaan Alam dan Lingkungan

Keadaan alam disekitar lokasi umumnya merupakan daerah permukiman, pengunungan dan sungai
dimana daerah tersebut masih terjaga lingkungan alamnya. Tidak dijumpai pencemaran fisik, baik
lingkungan tanah, udara dan air.
1.5. Tujuan Kegiatan

Maksud dan tujuan pembangunan proyek ini adalah untuk meningkatkan sarana jalan sebagai
transportasi darat juga untuk meningkatkan jasa pelayanan pada masyarakat pemakai jalan yang
meningkat.
Pembangunan jalan ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat dalam hal memperlancar arus
lalu lintas sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi masyrakat akan meningkat, dengan lancarnya
arus lalu lintas memberi efesieni waktu yang sangat berarti.

1.6. Sumber Dana

Dana untuk pembangunan jalan Pribu Karak ( Aceh Barat ) ini berasal dari dana Otonomi Khusus
(OTSUS) dengan nomor kontrak : 36/SPKK/PBJ/DBC/OTSUS/VI/2010, tanggal 17 Juni 2010 dan
biaya sebesar Rp. 5.760.118.000,00 (lima milyar tujuh ratus enam puluh juta seratus delapan belas
ribu rupiah) dengan panjang penanganan 3000 m, pemilik proyek ini adalah Dinas Bina Marga dan
Cipta Karya Provinsi Aceh diwakili oleh kegiatan pembangunan jalan dan pengawasannya
dipercayakan kepada PT.Tuwie Bunta Group sedangkan pelaksananya adalah PT. Tata Karya
Utama.
1.7. Tujuan Kerja Praktek

Sesuai dengan kurikulum pada Fakultas Teknik Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan, maksud
dan tujuan kerja praktek ini adalah untuk melihat, mengamati dan menganalisa secara nyata
serangkaian kegiatan pada pelaksanaan sebuah konstruksi di lapangan serta membandingkan
dengan teori yang diterima di bangku kuliah. Berdasarkan surat pengantar dari Ketua Jurusan
Teknik Sipil nomor 033/MU.M5/FT/VIII/2010 yang ditujukan kepada PT. Tuwie Bunta Group untuk
mengikuti Kerja Praktek selama lebih kurang 2 bulan dan ditetapkan sebagai mahasiswa Kerja
Praktek di lapangan terhitung mulai tanggal 06 Agustus 2010 sampai dengan 06 Oktober 2010.

BAB II
ORGANISASI KEGIATAN

Pembangunan suatu kegiatan perlu pengorganisasian yang terkoordinasi secara efektif dan
sistematis. Dalam pelaksanaan kegiatan perlu adanya suatu pengaturan struktur organisasi.
Organisasi kegiatan ini dibutuhkan untuk mempelancar pelaksanaan dan keberhasilan
pembangunan sehingga hasil yang diperlukan lebih maksimal dan sesuai dengan rencana. Untuk
tercapainya sasaran pelaksanaan sebagai mana diharapkan, maka setiap unsur yang terlibat harus
dapat berinteraksi dengan baik dan saling menunjang antara satu dengan yang lainnya sesuai
dengan wewenang dan fungsinya masing-masing. Agar semua pekerjaan berjalan lancar maka
unsur yang terkait ini telah membuat dan menyepakati suatu rencana kerja dan syarat – syarat,
kontrak kerja dan gambar bestek.

2.1. Struktur Organisasi

Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan segala ketentuan yang ditetapkan dan
tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan-badan hukum dan susunan struktur organisasi
pembangunan jalan dan jembatan Provinsi Aceh Dinas Bina Marga dan Cipta Karya, dimana unsur-
unsur yang terlibat langsung dalam menangani kegiatan tersebut adalah :
1. Pelaksana kegiatan (bouwheer/owner);
2. Konsultan perencana (consultant/designer);
3. Konsultan pengawas (direksi/supervisor);
4. Pelaksana (contractor).
Semua unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing yang
berbeda-beda, tetapi dalam pelaksanaannya saling terkait satu sama lainnya, sehingga dalam
pelaksanaan pekerjaan akan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.

2.1.1. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana Kegiatan (bouwheer/owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk membangun,
baik secara perorangan (individu) atau badan hukum seperti wakil dari suatu perusahaan atau
organisasi swasta maupun wakil suatu dinas atau jabatan.
Pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi jalan Provinsi Aceh adalah pemerintah
Republik Indonesia yang diwakilkan kepada Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi Aceh
Dinas Bina Marga dan Cipta Karya. Untuk memudahkan urusan administrasi dan kelancaran proyek,
maka ditunjuk seorang Pejabat Pelaksanaan Teknis Kegiatan.
Dalam menjalankan kewajiban, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiata (PPTK) mempunyai tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
1. Membentuk panitia lelang yang bertugas membantu pemimpin kegiatan dalam pelaksanan
pelelangan, misalnya menentukan konsultan perencana, konsultan pengawas dan pelaksana
kegiatan;
2. Menunjuk konsultan perencana untuk merencanakan jalan yang akan dibangun;
3. Mengadakan ikatan perjanjian atas nama pemilik kegiatan dengan konsultan perencana,
konsultan pengawas dan pelaksana disertai penandatanganan naskah serah terima;
4. Bertanggung jawab atas segi administrasi, keuangan dan pelaksanaan fisik kegiatan yang
dipimpinnya sesuai dengan petunjuk operasional;
5. Memutuskan pemenang tender yang diusulkan oleh panitia lelang berdasarkan surat keputusan
dari pejabat atau instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan;
6. Menyetujui dan menetapkan pembayaran termin sesuai dengan pekerjaan yang telah
dilaksanakan;
7. Bertanggung jawab atas selesainya kegiatan tepat pada waktunya, sesuai dengan ketentuan dan
perjanjian yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
2.1.2. Pengawas (Direksi/Supervisor)

Konsultan pengawas adalah pihak perorangan atau badan hukum yang ditunjuk dan diberi kuasa
penuh oleh pemilik kegiatan untuk mengawasi dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapangan
agar tercapai hasil kerja sesuai dengan persyaratan yang ada atau berdasarkan petunjuk-petunjuk
dalam Aanwijzing. Adanya pengawasan dari direksi diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat
berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil sesuai dengan perencanaan yang diharapkan.
Dalam pelaksanaan tugasnya, pengawas bertanggung jawab kepada pelaksana kegiatan.
Pengawas berhak memberikan saran dan petunjuk kepada pelaksana (pemborong/kontraktor) jika
dirasa perlu, agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan didalam
RKS. Petunjuk yang diberikan mencakup bidang teknis dan admin. Pelaksanaan pengawasan pada
kegiatan ini dilakukan oleh PT. Tuwie Bunta Group.
Dalam mengawasi pelaksanaan pekerjaan pengawas mempunyai tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
1. Mengawasi jalannya kegiatan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari setiap item pekerjaan;
2. Mengawasi pemakaian bahan agar mutunya sesuai dengan bestek;
3. Mengawasi pekerjaan dari program kerja yang telah disetujui;
4. Mengawasi dan meneliti perubahan-perubahan serta penyesuaian-penyesuaian yang telah terjadi
selama pelaksanaan pekerjaan dan telah mendapat persetujuan dari pimpinan kegiatan;
5. Membuat buku laporan harian, mingguan dan bulanan terhadap kemajuan pekerjaan dan
mengatur pembayaran per-tahap kepada kontraktor untuk kemudian diteruskan kepada pemimpin
kegiatan;
6. Bertangguang jawab terhadap waktu pelaksanaan kegiatan;
7. Mengevaluasi setiap laporan kerja yang dibuat oleh kontraktor;
8. Mengawasi ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal waktu pelaksanaan
(time schedule).
Dapat dilihat pada Struktur Organisasi (Struktur organisasi pengawas di lapangan terlampiran).

2.1.3. Pelaksana (Kontraktor)

Pelaksana (kontraktor) adalah suatu organisasi berbadan hukum yang dipercaya untuk
melaksanakan pembangunan suatu kegiatan dan memiliki suatu usaha yang bergerak di bidang
jasa konstruksi sesuai dengan keahlian dan kemampuannya serta mempunyai tenaga ahli teknik
dan sarana peralatan yang cukup. Pelaksana juga disebut sebagai rekanan yang bertugas
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian pekerjaan yang telah dibuat. Pelaksana
pada kegiatan ini dipercayakan kepada PT. Tata Karya Utama.
Adapun tugas dan tanggung jawab pelaksana adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan sarana penunjang untuk kelancaran kerja;
2. Menyediakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan pada kegiatan sesuai
dengan persyaratan yang tercantum didalam bestek;
3. Menyediakan tenaga kerja yang berpengalaman dan peralatan yang diperlukan pada saat
pelaksanaan;
4. Melaksanakan seluruh pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya yang sesuai dengan gambar
bestek dan memenuhi peraturan yang tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS);
5. Laporan tingkat kemajuan pekerjaan dan persiapan pengambilan termin;
6. Menyelesaikan dan menyerahkan pekerjaan tepat pada waktunya seperti yang telah ditetapkan
dalam kontrak;
7. Mengadakan pemeliharaan selama kegiatan tersebut masih dalam tanggung jawab pelaksana.

2.2. Hubungan Kerja Antar Unsur-unsur Organisasi Kegiatan

Dalam pelaksanaan sebuah Proyek, masing – masing unsur mempunyai wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan fungsinya. hubungan kerja antara unsur-unsur dari organisasi yang terlibat
dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Hubungan kerja secara Teknis.
2. Hubungan kerja secara Hukum.
2.2.1. Hubungan Kerja Secara Teknis

Hubungan kerja secara teknis merupakan hubungan tanggung jawab antara berbagai pihak yang
terlibat dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Hubungan kerja antara pemilik kegiatan, perencana,
pengawas dan pelaksana adalah hubungan segitiga. Dalam hal ini semua masalah teknis
perencana diserahkan oleh pemimpin kegiatan kepada perencana. Berdasarkan penunjukan
pengawas oleh pemimpin kegiatan, maka seluruh teknis pengawasan diserahkan kepada
pengawas. Jika ada masalah teknis yang perlu dibicarakan, maka menurut peraturan umum pemilik
kegiatan tidak dapat berhubungan langsung dengan pelaksana tetapi harus melalui pengawas.
Dalam pelaksanaan dilapangan pengawas berkuasa penuh untuk menegur pelaksana jika pekerjaan
yang dilaksanakannya bertentangan atau menyimpang dari bestek yang ada, baik secara lisan
maupun tulisan sesuai dengan wewenangnya. Apabila teguran-teguran tersebut tidak diindahkan
oleh pelaksana, baik untuk sementara waktu maupun seterusnya.
Berbeda halnya dengan perencana, ia tidak dapat menegur atau memerintahkan pelaksana secara
langsung di lapangan tanpa melalui pengawas. Hal ini disebabkan karena diantara perencana dan
pelaksana/kontraktror tidak ada hubungan kerja, sebaliknya antara perencana dan pengawas
terdapat hubungan garis konsultasi.

2.2.2. Hubungan Kerja Secara Hukum

Kedudukan masing-masing pihak secara hukum adalah sama dan terikat dalam kontrak. Oleh
karena itu seluruh pihak harus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati bersama
Pelaksanaan Pelelangan

Pelelangan adalah suatu sistem penawaran yang memberikan kesempatan kepada rekanan yang
diundang untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan yang ditawarkan. Melalui persaingan yang
sehat, maka diperoleh rekanan yang benar-benar mampu serta memenuhi syarat administrasi,
teknis dan financial (keuangan) untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Penentuan pelaksanaan kegiatan pada dasarnya dapat dilakukan dengan cara:


1. Pelelangan umum, yaitu pelangan yang diumumkan melalui media massa atau publikasi lainnya;
2. Pelelangan terbatas, yaitu pelelangan yang hanya diundang beberapa pemborong yang dianggap
mampu ; dan
3. Pemilihan Langsung.¬¬
4. Penunjukan Langsung.
Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara
luas melalui media massa atau papan pengumuman resmi untuk penerangan umum, sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dapat mengikutinya.
Pelelangan terbatas adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang dilakukan antara
pemborong/rekanan yang dipilih dari pemborong /rekanan yang tercatat dalam Daftar Rekanan
Mampu (DRM) sesuai dengan bidang usaha ruang lingkupnya atau klasifikasi kemampuannya.
Pemilihan langsung adalah pelaksana pekerjaaan pembangunan maupun pengadaan barang/jasa
oleh rekanan tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan terbatas, yang dilakukan dengan
membandingkan sekurang-kurangnya tiga penawar yang tercantum dalam Daftar Rekanan Mampu
(DRM) dan dilakukan negosiasi penawaran secara teknis dan administratif serta perhitungan harga
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Penunjukan langsung adalah pelaksana pelelangan yang hanya mengundang satu rekanan yang
dianggap mampu untuk mengajukan penawaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaan suatu pelelangan, panitia lelang mempunyai tugas dan kewajiban sebagai
berikut :
a) Menetapkan syarat-syarat pelelangan;
b) Mengadakan pengumuman yang akan diadakan;
c) Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat kerja serta berita acara;
d) Menetapkan tata cara penilaian pelelangan;
e) Melaksanakan pelelangan;
f) Mengadakan penilaian dan penetapan calon pemenang;
g) Membuat laporan dan pertanggu jawaban kepada kegiatan.
Penetapan pelaksana pekerjaan pada kegiatan ini dilakukan melalui pelelangan. Sebagai tahap
awal, Dinas Bina Marga dan Cipta Karya membentuk panitia pengadaan jasa konstruksi yang
bertujuan untuk melaksanakan segala proses pelelangan.

2.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada proyek ini merupakan tenaga kerja yang didatangkan dari jawa dan tenaga kerja
lokal yang berasal dari daerah Aceh yang disediakan oleh kontraktor. Dalam melaksanakan
pekerjaannya mereka diklasifikasikan menurut keahlian dalam bidang masing – masing. Dalam
menjalankan kewajibannya, mereka dikepalai oleh seorang kepala tukang, untuk menjamin
kelancaran melaksanakan pekerjaan kontraktor juga menyediakan tempat pemondokan bagi
pekerjanya yang berada di sabang yang tidak jauh dari lokasi proyek
Jadwal Jam kerja pada kegiatan ini untuk setiap harinya ditentukan, yaitu:
- Pagi mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB;
- Sore mulai pukul 14.00 WIB sampai dengan pukul 17.00 WIB;
Pembayaran upah kerja dilakukan setiap sebulan sekali, kecuali bagi pekerja lepas diberikan upah
kerja harian dan bulanan.

2.4. Time Schedule ( Jadwal Pelaksanaan )

Time schedule adalah jadwal pelaksanaan kegiatan. Bila kegiatan yang dikerjakan lebih lama dari
time schedule yang direncanakan maka kontraktor diwajibkan membayar denda keterlambatan
sesuai dengan pasal-pasal yang tercantum dalam kontrak kerja yang telah disepakati.

2.5. Kedudukan Penulis

Kedudukan penulis sebagai mahasiswa yang mengambil tugas Kerja Praktek pada proyek tersebut
berdasarkan surat pengantar dari ketua Jurusan Teknik Sipil STTHarapan Medan tanggal 02
Agustus 2010 yang ditujukan kepada Direktur PT. Tuwie Bunta Group, maka penulis ditempatkan di
lapangan hanya sebagai mahasiswa Kerja Praktek (KP) selama 2 bulan terhitung mulai 06 Agustus
2010 sampai dengan 06 Oktober 2010.

BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pada pelaksanaan suatu kegiatan, pelaksanaan perlu menentukan dan mengatur langkah-langkah
setiap jenis pekerjaan diawal hingga selesainya pekerjaan. Hal ini menyangkut dengan penentuan
rencana kerja yang disusun berdasarkan jenis dan volume pekerjaan. Sehingga dapat menghasilkan
mutu pekerjaan yang sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati.

Adapun ruang lingkup pekerjaan jalan Pribu-Karak dari awal proyek sampai akhir pekerjaan meliputi
:
1. Pekerjaan Umum;
2. Pekerjaan Drainase;
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5. Prekerasan Berbutir
6. Perkerasan Aspal
7. struktur

3.1 Pekerjaan Umum

Pada pekerjaan umum ini meliputi beberapa jenis pekerjaan yaitu :


1. Mobilisasi
2. Kantor lapangan (Direksi Ket)
3. Penetapan titik ukuran
4. pekerjaan pembersihan

3.1.1 Mobilisasi

Mobilisasi merupakan kegiatan yang menyangkut penyediaan peralatan, gudang, bengkel dan lokasi
tempat tinggal pekerja serta fasilitas-fasilitas yang berhubungan dengan konstruksi dalam kegiatan
proyek.

3.1.2 Kantor Lapangan

Kantor lapangan merupakan bangunan sebagai fasilitas untuk menunjang kelancaran aktifitas di
lapangan. Kantor lapangan adalah pusat berlangsungnya semua kegiatan proyek baik administrasi
maupun teknis.

3.1.3 Penetapan Titik Pengukuran

Penetapan titik pengukuran di lapangan adalah untuk menentukan ketinggian dan batas-batas
konstruksi. Penentuan titik-titik ketinggian dan batas-batas konstruksi tersebut sangat penting
artinya pada saat pekerjaan dengan alat-alat berat, karena jika terjadi kesalahan dalam penempatan
material akan sangat sukar untuk memindahkannya. Kegunaan lainnya adalah sebagai penunjang
batas ketinggian dari tebal material yang ditebar sesuai dengan gambar bestek. Pekerjaan ini
biasanya dilakukan dengan menggunakan theodolit, waterpass, meteran plastik dan peralatan
ringan lainnya.

3.1.4 Pekerjaan Pembersihan


Pekerjaan pembersihan di lapangan meliputi pembersihan lokasi dari segala pepohonan, batu-
batuan, akar pepohonan, rerumputan dan lain-lain. Pekerjaan pembersihan di lapangan dapat
dilakukan dengan menggunakan buldozer dan greader.

3.2 Pekerjaan Drainase

Pada pekerjaan drainase ini meliputi :


1. Pekerjaan galian untuk selokan dan saluran air
2. Pekerjaan pasangan batu dengan mortal

3.3 Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah meliputi pekerjaan galian biasa, timbunan biasa, timbunan pilihan, penyiapan
badan jalan.

3.3.1 Galian Biasa

Galian biasa mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan galian perkerasan aspal. Pekerjaan ini
bertujuan untuk memperbaiki elevasi tanah arah memanjang dan arah melintang, juga untuk
mendapatkan tinggi tanah dasar yang sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan ini dilakukan pada
tempat yang memerlukan galian. Alat yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah excavator.

3.3.2 Timbunan Biasa

Sebelum penimbunan dikerjakan terlebih dahulu dipersiapkan dasar timbunan tersebut yang dalam
hal ini adalah tanah dasar (asli), dimana tanah asli ini akan menjadi dasar lapisan penimbunan.
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan dasar timbunan menjadi lemah antara lain : air, baik air
tanah ataupun rembesan, bahan dasar timbunan yang jelek dan lereng yang curam.
Pekerjaan pemadatan dilakukan sepanjang bahu jalan dan badan jalan. Pemadatan dilakukan dari
daerah terendah (pinggir) ke daerah yang tinggi (tengah), dengan menggunakan motor greader
untuk meratakan dan menggunakan vibrator compactor roller untuk memadatkan, setelah lapisan
pertama dipadatkan kemudian disiram dengan menggunakan water tank agar permukaan menjadi
padat begitu pula untuk lapisan kedua sampai memperoleh kemiringan 2% untuk badan jalan dan
4% untuk bahu jalan.

3.3.3 Timbunan Pilihan

Timbunan pilihan digunakan sebagai lapis penopang (capping layer) untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan lokasi serupa di mana bahan plastis
sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk stabilitas lereng atau
pekerjaan pelebaran.
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan tanah atau batu
yang memenuhi semua ketentuan yang telah ditentukan dan memiliki CBR paling sedikit 10%.
Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan jenuh atau
banjir yang tidak dapat dihindari haruslah pasir atau kerikil atau bahan bakar berbutir bersih lainnya
dengan Indeks Plastis maksimum 6%.
3.3.4 Penyiapan Badan Jalan

Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar. Untuk
jalan kerikil pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dan motor greader untuk perbaikan
bentuk dengan atau tanpa penggaruan.

3.4 Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

Pekerjaan ini harus terdiri dari pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan bahan
bahu jalan pada tanah dasar yang telah disiapkan atau permukaan lainnya yang disetujui. Untuk
Lapis Pondasi Agregat Kelas B harus digunakan di bawah bahu jalan tanpa laburan aspal.

3.5 Perkerasan Berbutir

Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan, penghamparan, pembasahan dan


pemadatan agregat pecah di atas permukaan yang telah disiapkan, pekerjaan ini meliputi :

3.5.1 Lapis Pondasi Agregat Klas A

Pondasi agregat kelas A adalah mutu lapis pondasi atas untuk suatu lapisan di bawah beraspal.

3.6 Perkerasan Aspal

Perkerasan aspal (lapisan permukaan) merupakan lapisan yang terletak di atas permukaan lapisan
base course dan merupakan lapisan teratas dan konstruksi lapisan perkerasan jalan raya.
Pekerjaan ini meliputi lapis resap pengikat (prime coat), lapis pengikat aspal beton (AC-BC).

3.6.1 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

Lapis ini merupakan aspal cair yang disemprotkan melalui Asphalt Sprayer ke atas yang merupakan
lapisan pengikat antara lapisan perkerasan dengan lapisan pondasi atas.
3.6.2 Lapis Pengikat Aspal Beton (AC-BC)

Lapisan ini merupakan campuran aspal yang digunakan sebagai lapisan perkerasan yang terletak
pada lapisan atas dari suatu badan jalan.

3.7 Pasangan Batu

Pasangan batu digunakan hanya struktur seperti dinding penahan tanah, gorong-gorong, saluran
mortal, bangunan peluncur, pasangan batu kosong dan bak control.

3.8 Pekerjaan Harian

Operasi-operasi yang dilaksanakan menurut Pekerjaan Harian dapat terdiri dari pekerjaan jenis
apapun dan dapat mencakup pekerjaan tambahan dari Drainase, Galian, Timbunan, Struktur atau
pekerjaan lainnya.

3.9 Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemeliharaan rutin perkerasan, pemeliharaan rutin bahu jalan dan
pekerjaan pemeliharaan rutin selokan, saluran air, galian dan timbunan.
BAB IV
KEGIATAN YANG DIIKUTI

Dalam melaksanakan kegiatan praktek Proyek Pembangunan Jalan Pribu-Karak Paket


BANG/01/ABR/0 (STA 0+000 – 3+300). Lokasi Proyek tepatnya Jalan Lintas Barat yang
menghubungkan Desa Pribu menuju Karak Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh

Dalam Proyek ini Penulis hanya mengikuti beberapa Item pekerjaan, seperti :
1. Pekerjaan Perkerasan Berbutir
2. Pekerjaan Perkerasan Aspal
4.1 Pekerjaan Perkerasan Berbutir

Pekerjaan ini meliputi pemasukan, pemprosesan, pengangkatan, penghamparan, pembasahan dan


pemadatan agregat pecah di atas permukaan yang telah disiapakan, pekerjaan ini meliputi :

4.1.1 Lapis Agregat Kelas A (Base A)

Lapis agregat kelas A adalah lapisan perkerasan yang terletak diantara lapisan bawah dengan
lapisan permukaan. Lapisan ini dibuat untuk menyempurnakan kapasitas daya dukung beban.
Material yang digunakan untuk lapisan ini adalah yang cukup kuat dan memiliki CBR > 90%. Bahkan
yang digunakan untuk lapisan ini dapat berupa batu pecah, kerikil pecah, yang merupakan material
kelas A baik yang berdiameter ¾ dan ⅜.
Lapisan ini dirancang sedemikian rupa sehingga akhirnya diperoleh kestabilan struktur yang
diperlukan untuk dapat menahan gaya vertikal dan horizontal yang terjadi, disamping itu lapisan ini
juga dibuat dengan kepadatan yang cukup agar dapat menahan proses konsolidasi yang dapat
menyebabkan terjadinya keretakan pada badan jalan.
Pada tiap-tiap lapisan harus segera dipadatkan pada seluruh lebar hamparan dengan menggunakan
alat Vibratory Roller dengan lebih kurang 8 passing dimana satu passing sama dengan satu kali
pulang pergi pada bagian yang lurus, tebal dari agregat kelas A ini adalah 20 cm, agar kepadatan
yang diinginkan dapat tercapai sesuai dengan yang telah disyaratkan.

Tahapan :
Pelaksanaan Lapis Pondasi agregat Kelas A meliputi:
Volume, Waktu, Peralatan, Tenaga kerja Lapisan Klas A adalah sebagai berikut:
- Volume = 702,00 M3
- Waktu = 15 Hari

Peralatan yang dibutuhkan :


- Motor Grader = 1 Unit
- Compactor Roller = 1 Unit
- Water Tank = 1 Unit
- Dump Truck = 6 Unit

Tenaga kerja yang dibutuhkan :


- Mandor = 1 Orang
- Kepala Tukang = 1 Unit
- Operator = 6 Orang
- Pembantu Operator = 6 Orang
- Supir Dump Truck = 6 Orang
- Pekerja = 3 Orang
- Mekanik = 2 Orang

4.2 Perkerasan Aspal

Perkerasan aspal adalah lapisan yang berupa campuran aspal yang berfungsi sebagai penahan
beban roda diatasnya secara langsung. Campuran aspal yang digunakan terdiri dari agregat kasar
yang memenuhi gradasi dan terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah, agregat halus dan pasir serta
material aspal.

Kegiatan yang penulis ikuti pada pekerjaan lapisan permukaan ini meliputi :
1. Lapis Resap Pengikat (prime coat)
2. Lapis Aus Asphalt Beton (AC-BC)

Alat-alat yang digunakan dalam pekerjaan lapisan permukaan ini meliputi sebagai berikut :
1. Air Compressor, yang digunakan untuk membersihkan debu-debu dan material yang lepas diatas
pondasi atas, agar pengaspalan lapisan permukaan menjadi bagus dan tidak mudah mengalami
kerusakan. Pekerjaan pembersihan debu ini berjalan sesuai dengan yang diharapkan tanpa ada
suatu kendala, dalam pekerjaan ini Air Compressor di perlukan sebanyak 1 unit.
2. Asphalt Sprayer, digunakan sebagai prime coat yang menghamparkan aspal cair bersuhu 160°C
sampai dengan 180°C kebadan aspal. Asphalt Sprayer digunakan dalam proyek ini sebanyak 1 unit.
3. Dump Truck, digunakan untuk mengangkut material dari lokasi pengambilan material ke lokasi
perkerasan. Jumlah dump truck yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah 6 unit.
4. Asphalt Finisher, digunakan untuk menghamparkan dan meratakan agregat aspal di lokasi
penghamparan. Banyaknya Asphalt Finisher yang digunakan sebanyak I unit.
5. Tandem Roller dan PTR, digunakan untuk memadatkan agregat aspal.

4.2.1 Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)

Lapis resap pengikat adalah lapisan penghubung antara lapisan pondasi atas dengan lapisan AC.
Pekerjaan ini dilakukan jika pemadatan dan daya dukung lapisan pondasi atas telah memenuhi
syarat atau hasil dari pengujian CBR tidak boleh kurang dari 80%. Konstruksi perkerasan
dibersihkan dengan menggunakan air compressor dan dilakukan prime coat dengan asphalt sprayer
sehingga tidak terdapat lagi sesuatu yang dapat mengurangi hasil maksimal yang diharapkan.

Tujuan dari prime coat ini yaitu :


1. Mengisi lubang-lubang kecil pada bagian pondasi atas.
2. Menutup atau melapiskan partikel yang terlepas sehingga permukaan menjadi lebih keras.
3. Membantu membersihkan ikatan yang baik antara lapisan pondasi atas dengan lapisan AC yang
akan dihamparkan.

Sehingga memberikan suatu sifat yang kedap air dari permukaan pondasi atas agar tidak dapat
masuk yang dapat mengakibatkan hancurnya lapisan tanah dasar pada saat lapisan permukaan
belum dilapisi.
Sebelum pekerjaan prime coat dimulai, terlebih dahulu debu-debu dan material yang lepas diatas
pondasi atas dengan menggunakan masin air compressor. Pembersihan dinyatakan cukup apabila
permukaan base course telah bersih sehingga permukaan agregat telah jelas terlihat. Setelah
lapisan permukaan pondasi atas bersih, barulah diberi lapisan prime coat.
Aspal panas prime coat dihasilkan dengan memanaskan aspal penetrasi 60/70 sebanyak 30% dari
keseluruhan campuran. Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat Asphalt Sprayer
distributor dengan kapasitas 150 m2/jam. Alat ini memiliki pemanas sendiri, dimana setelah
pemanasan mencapai 160oC sampai dengan 180oC aspal cair baru bisa disemprotkan melalui pipa.
Proses penyemprotan prime coat dilakukan bertahap yaitu dengan memulainya setengah dari lebar
badan jalan terlebih dahulu agar lalu lintas tidak terganggu, kemudian baru dilanjutkan pada
setengah lebar badan jalan tersisa.

Pekerjaan prime coat dinyatakan selesai setelah memenuhi syarat-syarat antara lain:
1. Penyiraman yang merata, sehingga tidak ada tempat yang kelihatan lapisan base.
2. Tidak ada lapisan prime coat yang lepas akibat dilalui kendaraan atau orang yang berjalan kaki.
3. permukaan prime coat tidak kotor oleh debu atau kotoran lain.

Permukaan pondasi yang telah dilalui lapisan prime coat secara merata sebenarnya tidak boleh
dilalui oleh kendaraan atau pejalan kaki selama 24 jam setelah di prime coat karena akan
menyebabkan aspal panas prime coat tersebut diabaikan, tetapi saat pengaspalan, prime coat yang
telah kering harus di compressor lagi agar debu, air yang ada pada badan jalan hilang.

4.2.2 Laston-lapis Aus Aspal Beton (AC-BC)

Lapisan Aus Aspal Beton (AC-BC) adalah lapisan yang berada pada bagian teratas dari pondasi
atas.
Tujuan dari pemberian lapisan AC-BC adalah :
1. Untuk memberikan suatu kedap air sehingga air hujan yang jatuh diatasnya tidak meresap
kelapisan bawahnya yang akan melemahkan lapisan-lapisan tersebut.
2. Suatu lapisan yang dapat menyebarkan beban kelapisan kebawahnya sehingga dapat dipikul
oleh lapisan lain.
3. Sebagai lapisan pembentuk pondasi jika dipergunakan pada pekerjaan peningkatan atau
pemeliharaan jalan.

Agregat Aspal untuk lapisan AC-BC dihasilkan oleh AMP (Asphalt Mixing Plant) yang berlokasi di
Jeuram (KM.80), pengaspalan oleh PT.Tuwie Bunta Group dan diangkut oleh 7 dump truck.
Pekerjaan lapisan AC-BC dimulai dengan diangkutnya aspal dari AMP dan suhu sewaktu dibawa
dari AMP antara 140oC -160oC. Setibanya di lapangan secara perlahan-lahan diruangkan ke bak
mekanis Asphalt Finisher untuk dihamparkan pada permukaan base course yang telah diprime coat
sebelumnya. Suhu aspal sewaktu penghamparan antara 140oC-150oC, dengan tebal
penghamparan 6.2 cm (biasanya penyusutan 20%-25%) untuk mencapai ketebalan aspal 5 cm.
Ketebalan penghamparan dapat diukur dengan penyetelan yang terdapat pada bagian samping
belakang dari Asphalt Finisher. Penghamparan dilakukan searah dengan sumbu memanjang jalan
dan kecepatan jalan Asphalt Finisher 90 m/jam.
Pemadatan tahap pertama (break down rolling) dapat dilakukan setelah agregat aspal yang telah
dihamparkan temperaturnya turun antara 110oC-125oC. Saat pemadatan pertama dilihat bagian
penghamparan yang tidak rata atau kekurangan aspal, jika ada maka aspal dapat ditambah dengan
menggunakan sekrop. Pemadatan tahap pertama dilakukan dengan tandem roller (kapasitas 8-10
ton) sebanyak 1 passing dengan kecepatan 5,8 km/jam.
Pemadatan tahap kedua (secondary rolling) dilaksanakan setelah pemadatan tahap pertama
selesai. Pemadatan tahap kedua dimulai pada temperatur hamparan yang sudah digilas pada tahap
pertama telah menurun antara 80oC-90oC. Penggilasan tahap kedua dengan PTR (yang beratnya
10-20 ton), dengan kecepatan 5-8 km/jam, sebanyak 16 passing. Untuk pemadatan pertama dan
tujuan dilakukan searah dengan sumbu memanjang jalan, dimulai pada bagian tepi dan akhirnya
kebagian tengah.
Pemadatan tahap ketiga (finisher rolling) dilakukan setelah setelah pemadatan tahap kedua selesai.
Penghamparan tahap ketiga dilakukan dengan tandem roller (kapasitas 8-10 ton) sebanyak 2
passing dengan kecepatan 5-8 km/jam.
Ketika pemadatan berlangsung roda alat gilas harus selalu basah agar tidak terjadi lekatan antara
aspal dengan kendaraan. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah temparatur penggilasan yang
kira-kira dapat dapat menutup keadaan cuaca, sebab harus memenuhi syarat yang telah ditetapkan
maka kekuatan yang diinginkan.

Pada pelaksanaan pekerjaan lapisan AC-BC ini ada beberapa hal yang perlu dikontrol yaitu :
1. Tebal penghamparan Aspal, ketebalan penghamparan rata-rata 6,2 cm setelah pemadatan akan
diharapkan menjadi 5 cm. Berdasarkan literatur faktor pemadatan dari lepas kepadat adalah 1,2 cm,
dengan demikian faktor pemadatan sebesar 1,2 cm ditambah tebal pemadatan 5 cm, maka didapat
penghamparan sebelum dipadatkan 6,2 cm. Dengan demikian penebaran memenuhi persyaratan.
Pemeriksaan ketebalan pada saat dilakukan dengan cara menusuk-nusuk aspal segera setelah
penghamparan oleh asphalt finisher, dengan tongkat besi yang distel ujungnya 6,2 cm. Pemeriksaan
terhadap kestabilan dan flow pada AC-BC setelah pemadatan dilakukan melalui pengeboran
dengan alat core drill. Pemeriksaan atau pengambilan sample dilakukan setiap jarak 50 meter.

2. Kemiringan tranversal (kemiringan Melintang Jalan), kemiringan tranversal diatur melalui alat
penyetel yang berada pada bagian samping belakang asphalt finisher. Akan tetapi harus diperiksa
kembali oleh petugas dengan menggunakan waterpass. Caranya adalah dengan menggunakan
mistar yang panjang dan kemiringan disesuaikan dengan lebar dan kemiringan melintang jalan.
Volume, Waktu, Peralatan, Tenaga kerja Lapisan AC-BC adalah sebagai berikut :
- Volume = 134.00 M2
- Waktu = 4 Hari
Peralatan yang dibutuhkan :
- Asphalt Finisher = 1 Unit
- Compactor Roller = 1 Unit
- Water Tank = 1 Unit
- Asphalt Sprayer = 1 Unit
- Air Compressor = 1 Unit
- Tandem Roller = 1 Unit
- PTR = 1 Unit
- Dump Truck = 7 Unit
Tenaga kerja yang dibutuhkan :
- Mandor = 1 Orang
- Kepala Tukang = 1 Orang
- Operator = 5 Orang
- Supir Dump Truck = 7 Orang
- Pekerja = 12 Orang
- Mekanik = 2 Orang

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kerja praktek dilakukan pada proyek Pembangunan Jalan Pribu-Karak Paket BANG/01/ABR/0 Aceh
Barat (0+000 - 3+300) dengan menggunakan anggaran OTSUS (Otonomi Khusus) tahun 2010.
Dalam melakukan kerja praktek (KP) ini penulis, telah banyak memperoleh pengetahuan dan
pengalaman serta dapat menghubungkan dengan materi perkuliahan. Dalam situasi tertentu dapat
diambil beberapa kebijaksanaan antara konsultan pengawas dengan pelaksana yang dapat
dipertanggung jawabkan tanpa melewati batas toleransi. Berdasarkan kegiatan proyek yang diikuti,
dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pengamatan langsung di
lapangan serta keterangan yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat pada pelaksanaan proyek.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pemantauan di lapangan selama melaksanakan kerja praktek ini, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan :
1. Mekanisme pekerjaan yang tertera pada perencanaan tidak seluruhnya bekerja sesuai dengan
perencanaaan yang telah dibuat baik itu masalah taktik pekerjaan maupun time schedule pekerjaan.
2. Time Schedule yang telah disusun untuk pelaksanaan proyek ini ternyata tidak seluruhnya dapat
diikuti. Hal ini sangat dipengaruhi oleh cuaca buruk berupa hujan, juga adanya perubahan gambar
rencana sehingga pelaksana tidak dapat bekerja seoptimal mungkin.
3. Pelaksana prime coat dilakukan setelah dipanaskan aspal penetrasi 60/70 sebanyak 70% dan
minyak korosin (minyak Tanah) sebanyak 30% dari seluruh campuran dan disemprot dengan
menggunakan Asphalt Sprayer, penyemprotan tidak boleh tertumpuk karena akan melekat pada ban
kendaraan pada saat panas terkena sinar matahari yang akan menyebabkan terkelupasnya lapisan
aspal. Pada pelaksanaan aspal AC-BC, pemadatan pertama dilakukan dengan Tandem Roller
sebanyak 1 passing, pemadatan kedua dilakukan dengan menggunakan PTR (Pneumatic Tire
Roller) sebanyak 16 passing, dan ketiga dilakukan dengan menggunakan Tandem Roller sebanyak
12 passing.
4. Dari hasil pelaksanaa kelas A ternyata pada pekerjaan proyek ini sesuai dengan literatur dan
spec yang diisyaratkan oleh pemilik proyek. Dari pemeriksaan CBR laboratorium (kelas A)
dihasilkan sebesar 92%, yang mana telah memenuhi persyaratan spesifikasi >90%.

5.2 Saran-saran

Adapun beberapa saran yang dapat diberikan sebagai masukan khususnya kepada pelaksana
proyek dan pada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan pelaksanaan proyek sebagai
berikut :
1. Sebaiknya pada waktu melaksanakan pemadatan terutama pada daerah yang mudah mengalami
penurunan, dilakukan pemadatan dan pengawasan yang lebih baik agar dapat menghasilkan
kualitas jalan seperti yang diharapkan.
2. Hendaknya semua pihak yang berperan dalam suatu pelaksanaan proyek lebih disiplin
melaksanakan tugasnya masing-masing, sehingga dapat diperoleh hasil seperti yang direncanakan.
3. Sebaiknya pada saat pengendalian terhadap mutu kepadatannya dilakukan secara lapis demi
lapis, sehingga akan menghasilkan kualitas yang lebih baik dan tahan lama seperti yang
diharapkan.
4. Kepada pihak pengawas agar lebih memperketat pengawasan di lapangan, sehingga proyek
yang dilaksanakan dapat selesai sesuai jadwal yang sudah direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Perpustakaan Fakultas Teknik, 2003, Laporan Kerja Praktek program sarjana (S1), Universitas
Muhammadiyah Aceh, Banda Aceh.
2. B.R.E, Dalimin, 1982, Pengaspalan Jalan Raya, Edisi Bandung.
3. B.R.E, Dalimin, 1981, Pelaksanaan Pembangunan Jalan, Penerbit : Lestari, Jakarta.
4. Soedarsono, D.U, 1979, Konstruksi Jalan Raya, Badan Penerbit Pekerjaan Umum.
5. Departemen PU. 1995, Paduan Pipa Baja Bergelombang, Penerbit Direktorat Jenderal Bina
Marga Direktorat Bina Program Jalan Subdit Perencanaan Teknik Jembatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai